• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode LibQual Pada Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode LibQual Pada Universitas Negeri Medan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN

MENGGUNAKAN METODE LIBQUAL PADA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

Puspita Winda Misa

NIM: 110723012

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan

Metode LibQual Pada Universitas Negeri Medan

Oleh : Puspita Winda Misa

NIM : 110723012

Pembimbing I : Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

Pembimbing II : Himma Dewiyana, ST, M.Hum

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan

Metode LibQual Pada Universitas Negeri Medan

Oleh : Puspita Winda Misa

NIM : 110723012

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua Jurusan : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

______________________

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal :

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Unversitas Negeri Medan kepada mahasiwa yang diukur dengan menggunakan metode LibQual.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Perpustakaan Universitas Negeri Medan, berjumlah 17.137 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan rumus slovin sehinnga diperoleh sampel berjumlah 99 orang dengan responden yang tersebar di 7 fakultas. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan pada dimensi affect to service kepuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian pengetahuan pustakawan sebesar 66% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna sudah merasa puas dengan pengetahuan yang dimiliki pustakawan dalam memberikan pelayanan, dan ketidakpuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian keramahan pustakawan sebesar 77% hal ini menunjukan bahwa pada umumnya pengguna tidak puas dengan sikap pustakawan yang kurang ramah ketika memberikan layanan. Pada dimensi acces to information kepuasaan pengguna yang paling tinggi pada indikator penilaian ketiadaan hambatan dalam mendapatkan koleksi yang dibutuhkan sebesar 79% hal ini menunjukan bahwa pada umumnya pengguna merasa puas dengan penerapan automasi perpustakaan yang membuat proses peminjaman buku menjadi lebih cepat, dan ketidakpuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi sebesar 73% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna tidak puas dengan penataan buku di rak yang kurang rapi. Pada dimensi library as place kepuasaan pengguna paling tinggi berada pada indikator penilaian pemanfaatan ruang sebesar 62% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna merasa puas dengan pemanfaatan ruang yang ada di perpustakaan yang telah sesuai dengan fungsinya masing-masing, dan ketidakpuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian fasilitas fisik perpustakaan sebesar 53% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna kurang puas dengan ketersediaan fasilitas fisik yang dimiliki perpustakaan.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan

Metode LibQual Pada Universitas Negeri Medan” sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada

Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya

kepada Ayahanda Suwarso dan Ibunda Indrawati beserta kakak tercinta atas

segala doa dan dukungannya selama ini kepada penulis. Penulisan skripsi ini

dapat selesai karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib, selaku dosen pembimbing I yang

telah meluangkan waktunya dan senantiasa sabar membimbing serta

memberikan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang

telah membimbing dan memberikan nasehat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(6)

6. Seluruh staff pegawai Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya,

terima kasih.

Medan, Juli 2013

Puspita Winda Misa

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB IITINJAUAN LITERATUR ... 6

2.1 Kualitas Layanan Perpustakaan ... 6

2.2 Pengukuran Kualitas Layanan Perpustakaan ... 9

2.2.1 TQM (Total Quality Management) ... 13

2.2.2 ServQual ... 14

2.2.3 LibQual ... 16

2.3. Penelitian Sebelumnya Tentang LibQual ... 18

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 21

3.1 Metode Penelitian ... 21

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1 Populasi ... 21

3.3.2 Sampel ... 22

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.5 Jenis Sumber Data ... 23

3.6 Instrumen Penelitian ... 24

3.6.1 Kisi-Kisi Kuesioner ... 24

3.7 Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Kemampuan Sikap dan Mentalis Pustakawan (Affect of Service) ... 26

4.2 Ketersedian Koleksi yang Memadai dan Relevansi Koleksi (Acces to Information) ... 30

4.3 Perpustakaan Sebagai Sebuah Tempat (Library as Place) ... 34

4.4 Rangkuman Tingkat Kualitas ... 36

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 39

(8)

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41 Lampiran ... 44

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Anggota Perpustakaan ... 21

Tabel 3.2 Penentuan Sampel ... 23

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner ... 24

Tabel 4.1 Pengetahuan Pustakawan ... 26

Tabel 4.2 Keramahan Pustakawan ... 27

Tabel 4.3 Kepedulian Pustakawan ... 28

Tabel 4.4 Sikap Siap Tanggap Pustakawan ... 28

Tabel 4.5 Kemampuan Memberikan Harapan Dalam Pelayanan ... 29

Tabel 4.6 Ketersedian Koleksi yang Dimiliki ... 30

Tabel 4.7 Relevansi Koleksi ... 31

Tabel 4.8 Kemudahan Akses Koleksi ... 31

Tabel 4.9 Aktualitas Penggunaan Fasilitas Perpustakaan ... 32

Tabel 4.10 Waktu yang Dibutuhkan untuk Mendapatkan Informasi ... 33

Tabel 4.11 Ketiadaan Hambatan Dalam Mendapatkan Koleksi yang Dibutuhkan ... .33

Tabel 4.12 Kenyamanan ... 34

Tabel 4.13 Fasilitas Fisik Perpustakaan ... 35

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Unversitas Negeri Medan kepada mahasiwa yang diukur dengan menggunakan metode LibQual.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Perpustakaan Universitas Negeri Medan, berjumlah 17.137 orang. Teknik penentuan sampel menggunakan rumus slovin sehinnga diperoleh sampel berjumlah 99 orang dengan responden yang tersebar di 7 fakultas. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan pada dimensi affect to service kepuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian pengetahuan pustakawan sebesar 66% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna sudah merasa puas dengan pengetahuan yang dimiliki pustakawan dalam memberikan pelayanan, dan ketidakpuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian keramahan pustakawan sebesar 77% hal ini menunjukan bahwa pada umumnya pengguna tidak puas dengan sikap pustakawan yang kurang ramah ketika memberikan layanan. Pada dimensi acces to information kepuasaan pengguna yang paling tinggi pada indikator penilaian ketiadaan hambatan dalam mendapatkan koleksi yang dibutuhkan sebesar 79% hal ini menunjukan bahwa pada umumnya pengguna merasa puas dengan penerapan automasi perpustakaan yang membuat proses peminjaman buku menjadi lebih cepat, dan ketidakpuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi sebesar 73% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna tidak puas dengan penataan buku di rak yang kurang rapi. Pada dimensi library as place kepuasaan pengguna paling tinggi berada pada indikator penilaian pemanfaatan ruang sebesar 62% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna merasa puas dengan pemanfaatan ruang yang ada di perpustakaan yang telah sesuai dengan fungsinya masing-masing, dan ketidakpuasaan pengguna yang paling tinggi berada pada indikator penilaian fasilitas fisik perpustakaan sebesar 53% hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pengguna kurang puas dengan ketersediaan fasilitas fisik yang dimiliki perpustakaan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan kemajuan informasi

peran perpustakaan terasa semakin penting. Hal tersebut membuat perpustakaan

harus memasang strategi yang tepat sebagai penyedia informasi agar perpustakaan

tidak ditinggalkan oleh masyarakat pemakainya. Prasetyo (2012) menyatakan

dengan semakin transparannya batas antara negara dan wilayah maka suka atau

tidak suka perpustakaan harus menerima perkembangan teknologi informasi dan

mengaplikasikannya ke dalam layanan-layanan perpustakaan sehingga kualitas

layanan yang ada di perpustakaan akan meningkat. Membanjirnya informasi

mengharuskan perpustakaan untuk bisa selalu mengadopsi informasi-informasi

baru yang selalu berkembang untuk kepentingan pengguna. Haryani (2011)

menyatakan bahwa sebagai lembaga layanan informasi perpustakaan mempunyai

prospek yang cukup luas dalam pembangunan, perpustakan sebagai sumber

informasi diharapkan tidak hanya sekedar melayani masyarakat untuk

mendapatkan informasi ilmu pengetahuan saja akan tetapi perpustakaan

diharapkan dapat mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga layanan

informasi serta dapat meningkatkan kualitas.

Itmamudin (2011) menyebutkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi

merupakan perpustakaan yang bertugas sebagai suatu unit pelaksanaan teknis,

mengemban tugas mendukung tujuan lembaga induknya, yaitu memberikan

layanan kepada civitas akademika dan masyarakat pemakai di sekitarnya yang

relevan dengan program Tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan

pengajaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Kepala perpustakaan

biasanya bertanggung jawab langsung kepada Rektor sebagai penanggung jawab

perguruan tinggi. Dalam peraturan pemerintah No.30/1990 tentang pendidikan

tinggi disebutkan bahwa perpustakaan merupakan unsur penunjang Tridharma

perguruan tinggi, sebagai jantungnya perguruan tinggi perpustakaan harus

(14)

perpustakaan harus berbenah dan melakukan berbagai terobosan agar dapat

melakukan layanan yang berkualitas kepada pemustaka.

Layanan yang berkualitas dan bermutu tinggi berarti mampu memberikan

keseimbangan terhadap kebutuhan penggunannya, perpustakaan dituntut untuk

peka terhadap respon dan kebutuhan penggunannya, kemampuan perpustakaan

dalam menyajikan informasi yang relevan dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna

akan menentukan nilai terhadap layanan perpustakan. Hal tersebut akan dapat

terlaksana apabila didukung oleh pustakawan-pustakawan yang handal dan

profesional dalam memberikan layanan, koleksi bahan-bahan pustaka yang

dimiliki oleh perpustakaan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh

penggunanya dan fasilitas-fasilitas pendukung serta perlengkapan dari gedung

perpustakaan.

Itmamudin (2011) menyatakan bahwa dalam dunia perpustakaan kualitas

layanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diwujudkan karena

merupakan ujung tombak perpustakaan, karena baik dan buruknya citra

perpustakaan tergantung terhadap bagaimana layanannya, sebab pada bagian

layanan inilah yang secara langsung berhubungan dengan pengguna. Seperti yang

diungkapkan Haryani (2011) bahwa kegiatan dalam layanan perpustakaan harus

senantiasa memperhatikan kualitas layanannya, karena hal itu menjadi tolak ukur

dan first image bagi sebuah perpustakaan.

Banyak penelitian mengenai pengukuran jasa layanan perpustakaan yang

menempatkan tanggapan pengguna sebagai bagian dari penelitian evaluasi kinerja

perpustakaan secara keseluruhan. Seperti yang dinyatakan Xi dan Levy (2005)

bahwa salah satu metode yang khusus dikembangkan untuk mengukur kualitas

layanan perpustakaan adalah LibQual (Library Quality) pada tahun 1999 atas

prakarsa para pakar bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang tergabung

dalam ARL (Association Research Library) di Amerika Serikat bekerjasama

dengan Texas A&M University. LibQual dikembangkan dari ServQual yang

dirancang untuk mengukur kualitas layanan pada industri jasa, setelah melalui

(15)

hampir seluruh Perpustakaan di Amerika Serikat, Eropa, United Kingdom, dan

Australia (p. 266).

Cook (2001) menjelaskan bahwa kualitas layanan menurut LibQual adalah

selisih antara harapan dan persepsi , yang dimaksud dengan harapan adalah

tingkat layanan yang dibutuhkan atau diinginkan pengguna, sedangkan persepsi

adalah tingkat layanan yang diterima atau dirasakan pengguna. Terdapat tiga

dimensi dalam LibQual yang dijadikan indikator penilaian yaitu, affect of service

(kemampuan sikap dan mentalis pustakawan), acces to information (menyangkut

tentang ketersedian koleksi yang memadai, relevansi koleksi, kemudahan akses,

aktualitas, waktu, ketiadaan hambatan mendapatkan informasi dan kenyamanan),

library as place (perpustakaan sebagai sebuah tempat).

Perpustakaan Universitas Negeri Medan (UNIMED) dalam

perkembangannya berupaya untuk terus meningkatkan kualitas layanan secara

sistematis dan terencana seiring dengan kebutuhan penggunannya dalam

mengakses informasi secara tepat dan mudah. Perpustakaan UNIMED terus

meningkatkan layanan dalam berbagai bidang layanan untuk dapat memenuhi

kebutuhan informasi bagi pencari informasi. Pada perpustakaan UNIMED

terdapat 8 titik layanan bagi pengguna antara lain: Layanan sirkulasi, Layanan

referensi, Layanan internet, Layanan buku tandon, Layanan keanggotaan,

Layanan gray literature, Layanan terbitan berseri, dan layanan tempat penitipan

tas. Namun pada kenyataanya layanan tersebut belum dilakukan secara optimal

melihat dari indikator pengukuran kualitas layanan perpustakaan berdasarkan

metode pengukuran LibQual yang mana pada pengamatan awal di Perpustakaan

UNIMED ada 2 titik layanan yang jumlah penggunanya dapat dikatakan rendah,

yaitu pada layanan referensi yang pengguna per hari rata-rata 26 orang, dan

layanan internet pengguna per hari rata-rata 17 orang dibandingkan jumlah

mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota aktif perpustakaan 17.137 orang.

Tidak adanya standar pengukuran kualitas layanan perpustakaan dan belum

pernah dilakukannya pengukuran terhadap kualitas layanan perpustakaan

merupakan salah satu penyebab Perpustakaan UNIMED tidak mengetahui

(16)

perlu adanya evaluasi terhadap kualitas layanan perpustakaan dengan

menggunakan salah satu metode pengukuran kualitas layanan yaitu LibQual.

Evaluasi terhadap kualitas layanan perpustakaan dapat memberikan

gambaran serta untuk memberikan masukan dalam memprediksi dan memperbaiki

suatu layanan tertentu dalam pencapaian kualitas layanan yang lebih baik.

Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis memilih judul "Evaluasi Kualitas

Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode LibQual Pada Universitas Negeri

Medan ".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut pertanyaan dalam penelitian ini adalah

bagaimana kualitas layanan Perpustakaan UNIMED jika diukur dengan

menggunakan metode LibQual ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kualitas

layanan yang diberikan oleh Perpustakaan UNIMED kepada penggunanya

khususnya mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat menjadi bahan masukan terhadap Perpustakaan UNIMED dalam

mengambil kebijakan sehubungan dengan usaha meningkatkan kualitas

layanan perpustakan.

2. Sebagai hasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam hal peningkatan

kualitas layanan pada perpustakaan perguruan tinggi.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

4. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemahan bagi penulis

(17)

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah meliputi tiga dimensi LibQual

yang dijadikan variabel pengukuran, yaitu :

1. Affect of service, yaitu kemampuan sikap dan mentalis pustakawan

2. Acces to information, yaitu menyangkut tentang ketersedian koleksi yang

memadai, dan relevansi koleksi yang dimiliki.

(18)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kualitas Layanan Perpustakaan

Kualitas layanan pada perpustakaan dapat diartikan sebagai penilaian

pengguna terhadap layanan yang diterima dan dirasakan. Kualitas menurut ISO

9000 “degree to which a set of inherent characteristic fulfils requirement”. Kotler

(2007) mendefinisikan “Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk

atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatkan atau yang tersirat" (p. 49). Di sisi lain American

Society for Quality Control mendefinisikan kualitas: ”The totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given

needs”

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa kualitas merupakan

suatu usaha yang dilakukan penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan para

pengguna suatu jasa tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan

penggunanya.

Kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir yaitu jasa,

tetapi seperti yang diungkapkan Tjiptono (2011) yaitu: (1) kualitas meliputi

uasaha memenuhi atau melebihi harapan pengguna, (2) kulitas mencakup produk,

jasa, manusia, proses dan lingkungan, (3) kualitas mrupakan suatu kondisi yang

selalu berubah (p. 3). Menurut Ari (2001) mengungkapkan untuk dapat

melaksanakan peningkatan kualitas layanan di perpustakaan maka yang harus

dievaluasi adalah SDM, bentuk layanan yang diberikan, sarana dan prasarana

sebagai penunjang dan lingkungan yang mendukung untuk terciptanya suasana

yang menyenangkan di perpustakaan (p. 5).

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kualitas layanan perpustakaan

mengacu kepada kebutuhan pemustaka. Oleh sebab itu layanan yang baik adalah

layanan yang dapat memenuhi kebutuhan penggunanya, maka perpustakaan harus

melakukan evaluasi terhadap perpustakaan untuk mengetahui tingkat kualitas

(19)

Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1990) mendefinisikan: “service quality

is the extent of discrepancy between customer’s expectations or desires and their perceptions” (p.19). Menurut Wyckof yang dikutip Tjiptono (2001) menyatakan “Kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian

atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan” (p. 59).

Nasution (2004) menyatakan bahwa:

“Apabila layanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas layanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika layanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya bila layanan yang diterima lebih rendah daripada harapan pelanggan, maka kualitas layanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas layanan tergantung pada penyedia layanan dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten” (p. 47).

Dari pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa layanan dan kualitas

adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, aktivitas layanan yang diberikan

oleh perpustakaan akan bermuara kepada penilaian pengguna terhadap kualitas

perpustakaan.

Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990) menyatakan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi ekpektasi pengguna terhadap suatu layanan yang

ditawarkan sebagai berikut :

1. Enduring Service Intensifiers (Faktor ini merupakan faktor yang bersifat stabil dan

mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap

jasa yang diberikan).

2. Personal Need (Harapan pelanggan muncul dalam hal ini karena karakteristik dan kebutuhan dalam diri mereka.)

3. Transitory Service Intensifiers (Faktor ini merupakan faktor individual yang bersifat sementara yang

meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap faktor jasa)

4. Preceived Service Alternatives (Merupakan presepsi pelanggan terhadap terhadap tingkat atau derajat

pelayanan jasa lain yang sejenis.)

5. Situational Factors

(20)

6. Self- Service Role (Faktor ini merupakan presepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya.)

7. Explicit Service Promises

(Faktor ini merupakan pernyataan secara personal atau non personal oleh organisasi tentang jasanya kepada pengguna.)

8. Implicit Service Promise (Faktor ini merupakan petunjuk yang berkaitan dengan jasa yang

memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang bagaimana jasa yang seharusnya diberikan.

9.Word of Mouth Communication (Rekomendasi dari orang lain,faktor ini sangat signifikan

mempengaruhi harapan pengguna terhadap suatu layanan yang diberikan)

10.Past Experience (Faktor pengalaman sebelumnya sangat mempengaruhi pengguna untuk menggunakan jasa atau layanan tertentu.) (p. 19).

Keberhasilan perpustakaan sangat ditentukan oleh layanan yang diberikan

kepada penggunanya. Layanan perpustakaan akan semakin berkualitas jika tingkat

keterpakaian koleksi dan harapan yang diinginkan pengguna semakin meningkat.

Menurut Rahayuningsih (2007) karakteristik layanan perpustakaan yang

berkualitas dapat dilihat dari :

1. Koleksi

Adapun karakteristik koleksi adalah :

a. Kualitas berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

b. Kualitas berkaitan dengan mutu, kemutakhiran, kelengkapan koleksi.

2. Fasilitas

Karakteristik fasilitas yang baik adalah

a. Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya.

b. Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan petunjuk, ketersedian informasi,kebersihan dan lainnya. 3. Sumber daya manusia

Karakteristik sumber daya manusia yang baik adalah:

a. Kesopanan dan keramahan petugas memberi layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pemustaka.

b. Tanggungjawab dalam melayani pengguna perpustakaan

(21)

d. Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang berjiwa smart yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga dengan profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa.

4. Layanan perpustakaan

Karakteristik layanan yang baik adalah:

a. Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

b. Akurasi Layanan, Berkaitan dengan layanan yang meminimalkan kesalahan.

c. Kemudahan mendapatkan layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani,fasilitas pendukung seperti komputer (p. 86)

2.2 Pengukuran Kualitas Layanan Perpustakaan

Perpustakaan dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi

persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, kualitas dapat diukur berdasarkan sebuah

standar (acuan). Suparno (2012) menyatakan perpustakaan dapat dinilai baik jika

memiliki ukuran atau acuan penilaiannya, acuan penilaian pada umumnya berupa

aturan standar yang telah ditetapkan dan disepakati oleh lembaga independen

untuk dilaksanakan yang akan menjadi cara pengukuran untuk menentukan

kualitas perpustakaan.

Menurut Brophy yang dikutip Pool dan Boekhorst (2007)

mengklasifikasikan beberapa aspek yang menjadi acuan standar kualitas layanan

perpustakaan yaitu :

1. Performance, yaitu setiap layanan perpustakaan mempunyai tujuan sendiri.

2. Features, yaitu karakteristik tambahan yang melengkapi tujuan Perpustakaan.

3. Reliability, yaitu konsistensi perpustakaan dalam memberikan layanan. 4.Conformance, yaitu layanan perpustakaan ditetapkan berdasarkan

standar yang ada.

5. Durability, yaitu layanan berlangsung secara berkelanjutan dalam periode yang lama.

6. Service ability, yaitu ketersediaan sarana bantuan bagi pengguna dalam mengadukan ketidaknyamanan layanan.

7. Aesthetics, yaitu layanan perpustakaan didukung oleh tampilan infrastruktur perpustakaan yang baik.

8. Usability, yaitu kemudahan dalam mengakses layanan perpustakaan. 9. Assurance, yaitu kemampuan dan pengetahuan pustakawan dalam

(22)

10.Courtesy, yaitu keramahan sikap pustakawan dalam memberikan layanan.

11.Communication, yaitu kemampuan bicara pustakawan dalam

memberikan penjelasan kepada pengguna.

12.Speed, yaitu kecepatan dalam memberikan layanan.

13.Variety of services offered, yaitu pilihan ragam layanan perpustakaan yang diberikan.

14.Perceived quality, yaitu pendapat pengguna terhadap layanan (p. 14)

Siregar (2012) menyatakan bahwa salah satu standar berskala internasional

yang mungkin dirujuk atau di adopsi adalah standar yang dipublikasikan oleh

Association of College & Research Libraries (ACRL). Dokumen standar ini memberikan contoh-contoh untuk hasil dan ukuran (metrics) yang dimuat dalam

lampirannya, yang dimaksudkan sebagai saran bukan sebagai sesuatu persyaratan

untuk dipenuhi. ACRL dalam standarnya yang terbaru menetapkan sembilan

prinsip/standar yaitu: (1) efektifitas institusi, (2) nilai-nilai profesional, (3) peran

kependidikan, (4) Penemuan (discovery), (5) Koleksi, (6) Ruang, (7)

Manajemen/administrasi, (8) Personil, (9) Hubungan eksternal. Standar ini

dirancang untuk memandu perpustakaan akademik dalam meningkatkan dan

mempertahankan perannya sebagai mitra dalam pendidikan mahasiswa,mencapai

misi institusi induknya, dan memposisikan perpustakaan sebagai pemimpin dalam

asesman dan perbaikan berkelanjutan di kampus.

Di sisi lain Suparno (2012) menjelaskan bahwa acuan standar lainnya yang

dapat digunakan oleh perpustakaan adalah ISO 11620:2008: Information and

Documentation–Library Perfomance Indicators (sebelumnya ISO 11620:1998), di dalam ISO 11620:2008 terdapat indikator-indikator kinerja perpustakaan yang

dapat digunakan untuk mengukur kualitas perpustakaan, misalnya indikator

jumlah koleksi yang siap dipinjamkan kepada pengguna, indikator jumlah koleksi

yang harus disediakan oleh sebuah perpustakaan, dan indikator-indikator lainnya

yang dapat diterapkan oleh semua jenis perpustakaan. ISO 11620:2008 dapat

dijadikan sebagai acuan kinerja bagi perpustakaan-perpustakaan.

Di Indonesia Badan Standarisasi Nasional (BSN) mempublikasikan

beberapa standar nasional untuk bidang perpustakaan. Seperti yang dijelaskan

(23)

Indonesia (SNI) untuk bidang perpustakaan, BSN dalam SNI 7330: 2009

mencantumkan sepuluh standar untuk perpustakaan perguruan tinggi yaitu standar

: (1) Koleksi, (2) Pengorganisasian materi perpustakan, (3) Pelestarian materi

perpustakaan, (4) Sumber daya manusia, (5) Layanan perpustakaan, (6)

Penyelenggaraan perpustakaan, (7) Gedung, (8) Anggaran, (9) Teknologi

informasi dan komunikasi, (10) Kerjasama perpustakaan.

Selain SNI 7330: 2009, di Indonesia mulai dikenalkan Standar Nasional

Perpustakaan Perguruan Tinggi (SNP 010:2011), yang diuji publikkan pertama

kali pada tanggal 2 Oktober 2012 di Yogyakarta. Suparno (2012) menyatakan

bahwa SNP akan menjadi acuan pokok penyelenggaraan perpustakaan perguruan

tinggi di Indonesia sehingga perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia perlu

mencermatinya, agar dapat melaksanakannya SNP 010: 2011 memberikan 7

acuan pokok pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi, yang masing-masing

acuan dijabarkan ke dalam sub-sub acuan tujuh acuan pokok dan sub-acuan yang

ada di dalam SNP 010: 2011 adalah sebagai berkut :

1. Koleksi

a. Jenis dan jumlah koleksi b. Penambahan Koleksi c. Koleksi khusus

d. Bahan perpustakaan referensi

e. pengorganisasian bahan perpustakaan f. Cacah Ulang

g. penyiangan

h. Pelestarian bahan perpustakaan 2. Sarana dan prasarana

a. Gedung b. Ruang

c. Sarana

d. Lokasi perpustakaan 3. Layanan

a. Jam buka perpustakaan b. Jenis layanan perpustakaan c. Laporan kegiatan

4. Tenaga

a. Jumlah tenaga

(24)

a. Penyelenggaraan dan pendirian perpustakaan b. Nomor Pokok perpustakaan

c. Struktur Organisasi d. Program kerja 6. Pengelolaan

a. Visi perpustakaan b. Misi perpustakaan

c. Tujuan perpustakaan d. Kebijakan perpustakaan

e. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi 7. Teknologi informasi dan komunikasi

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa untuk dapat mengukur kualitas

layanan suatu perpustakaan, maka perpustakaan tersebut harus dapat memenuhi

standar-standar yang telah ditetapkan dengan mengikuti acuan dari standar

tersebut.

Brophy menyatakan yang dikutip Pool dan Boekhorst (2007) bahwa

pengukuran kualitas perpustakaan dapat dilakukan dengan mendeskripsikan

indikator-indikator berikut:

1. Informative, yaitu pustakawan harus dapat membantu pengguna menghadapi permasalahan dan melakukan tindakan yang perlu untuk

membantu.

2. Reliable, yaitu kualitas layanan perpustakaan harus dijalankan secara

konsisten. 3. Valid, yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek yang penting. 4. Appopriate, yaitu kesesuaian antara prosedur kerja perpustakaan dengan lingkungan kerja.

5. Practical, yaitu layanan perpustakaan harus dapat diakses secara

mudah dan dapat dipahami, sesuai dan masuk akal dengan usaha yang dilakukan oleh pustakawan, kualifikasi staf, biaya operasional dan waktu yang dihabiskan oleh pengguna dalam mengakses layanan. 6. Comparable, yaitu melakukan perbandingan antar perpustakaan berdasarkan kesamaan misi, dan karakteristik pengguna (p. 21).

Pengukuran pada kualitas layanan dapat dilakukan dengan menganalisis

harapan pengguna terhadap layanan yang diberikan oleh perpustakaan, pada

dasarnya penialaian kualitas layananan perpustakaan akan sangat berpengaruh

pada pendapat dari pengguna itu sendiri. Penilaian pengguna terhadap kualitas

merupakan unsur terpenting dalam mengetahui tingkat kualitas yang dimiliki

(25)

Menurut Nashihudin (2010) kualitas layanan perpustakaan perlu diukur

setidaknya karena tiga alasan yaitu:

1. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara sebelum dan sesudah terjadinya perubahan pada suatu perpustakaan.

2. Pengukuran diperlukan untuk menemukan letak permasalahan yang terkait dengan kualitas perpustakaan.

3. Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar kualitas layanan.

Thakuria (2007) menyatakan: “Measuring Qualities of Library Services the

important measuring tools and techniques are (1) TQM (Total Quality Management), (2) ServQual, (3) LibQual”.

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa untuk dapat mengukur kualitas

layanan perpustakan dapat digunakan teknik pengukuran seperti TQM, ServQual,

dan LibQual.

2.2.1 TQM (Total Quality Management)

Total quality management is “techniques used for the improvement and

maintenance of quality or performance of the library”. TQM betujuan untuk memberikan informasi yang tepat kepada pengguna yang tepat, waktu dan juga

biaya yang tepat, sebagaimana yang dinyatakan oleh Thakuria (2007).

Thakuria (2007) menjelaskan komponen penting pada TQM yang

diterapkan untuk mengukur kualitas perpustakaan adalah Benchmarking

(pembandingan), pengukuran kinerja dan pemantauan serta kualifikasi dan

pengalaman staff. Benchmarking adalah proses membandingkan operasi, produk

layanan perpustakaan dengan melaukan proses kualitas dan menawarkan produk

dan layanan berkualitas kepada pengguna. Pengukuran kinerja diperlukan untuk

mengidentifikasi masalah, jika ada dan menemukan cara baru untuk

meningkatkan produk atau jasa, hal ini membutuhkan data kualitatif dan

kuantitatif . Indikator kinerja yang utama dari fungsi Perpustakaan adalah: (a)

Akuisisi terdiri dari efisiensi, efektivitas, produktivitas dan biaya, (b) Klasifikasi

terdiri dari akurasi, faktor waktu, dan biaya, (c) Katalogisasi terdiri dari efisiensi,

(26)

produktivitas biaya (e) Manajemen Koleksi terdiri dari efisiensi, kemudahan,

aksesibilitas, dan efektivitas. Kualifikasi dan pengalaman staff adalah komponen

yang mempengaruhi kualitas layanan dari perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat di ketahui bahwa TQM adalah teknik

pengukuran yang menekankan pada tiga komponen yaitu pembandingan,

pengukuran kinerja dan pemantauan, serta kualifikasi dan pengalaman staff yang

dapat di jadikan suatu acuan untuk mengukur kualitas layanan suatu perpustakaan.

Menurut Aziz (2010) penerapan TQM pada perpustakaan memiliki beberapa

keuntungan yaitu:

1. Memfokuskan pada pentingnya tim antar bidang perpustakaan

2. Menyokong perbaikan pengorganisasian perpustakaan secara berkelanjutan.

3. Meningkatkan tingkat kepuasan eksternal pengguna. 4. Menghemat biaya perpustakaan secara nyata.

5. Memperbaiki komitmen, moral, dan motivasi pustakawan.

6. Sebuah cara baru dalam memanajemen perpustakaan secara akuntabel.

2.2.2 ServQual

Metode ServQual diperkenalkan dan dikembangkan oleh Zeithaml, Berry

dan Parasuraman yang didesain untuk mengukur kualitas layanan. Nashihuddin

(2010) menyatakan bahwa Metode ServQual adalah suatu kuesioner yang

digunakan untuk mengukur kualitas jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada

tahun 1980-an dan telah digunakan dalam mengukur berbagai kualitas jasa

termasuk perpustakaan, Dengan kuesioner ini, dapat diketahui seberapa besar

kesenjangan yang ada di antara persepsi pengguna dan ekspektasi pengguna

terhadap perpustakaan. Metode ServQual merupakan metode yang digunakan

untuk mengukur kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga

akan diperoleh nilai kesenjangan yang merupakam selisih antara persepsi

pengguna terhadap layanan yang telah diterima dengan harapan terhadap yang

akan diterima.

ServQual didesain untuk mengukur kualitas layanan dalam lima dimensi,

menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman yang di kutip Lupiyoadi (2001) yaitu:

(27)

2. Reliability (Kehandalan), yaitu meliputi kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Responsiveness (Daya Tanggap), yaitu meliputi keinginan para staff

untuk membantu penggunadan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Assurance (Jaminan), yaitu meliputi pengetahuan, kemampuan,

kesopanan dan sifat dipercaya yang dimiliki staff, bebas dari bahaya dan keragu-raguan.

5. Emphaty (Empati) yaitu, meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan, komunikasi yang baik, perhatian, pribadi dan memenuhi kebutuhan para pelanggan (p. 148).

Nashihudin (2010) menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan

untuk mengukur dimensi-dimensi kualitas layanan dengan metode ServQual,

antara lain dengan menentukan variabel dan dimensi yang akan diukur.

Metode ini mencakup analisis terhadap 5 kesenjangan yang berpengaruh

terhadap kualitas layanan, Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman yang

dikutip oleh Lupiyoadi (2001) kesenjangan tersebut adalah:

1. Kesenjangan persepsi manajemen 2. Kesenjangan spesifikasi kualitas 3. Kesenjangan penyampaian pelayanan 4. Kesenjangan komunikasi

5. Kesenjangan dalam pelayanan yang dirasakan (p. 150)

Model ServQual menekankan arti penting harapan pengguna dengan

persepsi pengguna yang diterimanya, Penilaian kualitas layanan dengan

menggunakan model ServQual ini meliputi perhitungan perbedaan antara skor

persepsi pengguna terhadap layanan dengan skor harapan pengguna.

Menurut Sari (2013) kelebihan ServQual jika digunakan dalam

pengukuran kualitas layanan perpustakaan yaitu:

1. Dapat diketahui nilai kesenjangan (nilai kualitas layanan perpustakaan) dari setiap atribut kebutuhan.

2. Dapat diketahui bagaimana harapan dan bagaimana kepuasan konsumen atas layanan perpustakaan yang diberikan.

3. Dapat diketahui atribut mana yang harus menjadi fokus untuk perbaikan layanan perpustakaan selanjutnya.

4. Berbagai riset menunjukkan bahwa metode ServQual valid untuk berbagai konteks layanan

5. Kuesioner ServQual adalah reliabel, artinya pertanyaan-pertanyaan

(28)

2.2.3 LibQual

Berkembangnya penelitian mengenai pengukuran kualitas layanan

perpustakaan telah mengembangkan instrumen atau alat pengumpul data yang

lebih baik untuk diaplikasikan. Xi dan Levy (2005) menyatakan bahwa salah satu

metode yang khusus dikembangkan untuk mengukur kualitas layanan

perpustakaan adalah LibQual, penelitian yang diprakarsai oleh ARL (Association

Research Library) berkolaborasi dengan Texas A&M University (TAMU) pada tahun 1999, Penelitian ini pada awalnya bertujuan menguji serta mengkaji

instrumen ServQual secara kualitatif melalui beberapa rangkaian wawancara

dengan pengguna perpustakaan, penelitian ini kemudian menghasilkan metode

pengukuran kualitas layanan perpustakaan, setelah melalui kajian yang lama

metode ini dianggap paling mutakhir dan kini digunakan oleh hampir seluruh

Perpustakaan di Amerika Serikat, Eropa, United Kingdom, dan Australia

(p. 266).

Efrizon (2009) menyatakan bahwa metode LibQual diadaptasi dari

item-item ServQual yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan lingkungan

perpustakaan, LibQual adalah salah satu pengukuran tingkat layanan perpustakaan

yang digunakan untuk mengumpulkan, memahami, dan bertindak sesuai dengan

pendapat pengguna menganai kualitas layanan. (p. 91). Menurut Cook dan Heath

(2001) yang mendasari LibQual adalah “only customers judge quality, all others

judgments are essentially irrelevant”.

Cook dan Heat (2001) menjelaskan terdapat tiga dimensi dalam LibQual

yang dapat dijadikan indikator penilaian yaitu :

1. Affect of service, yaitu kemampuan, sikap dan mentalitas petugas perpustakaan dalam melayani pengguna, yang meliputi: a) Assurance, yaitu pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan pustakawan/petugas perpustakaan dalam melayani pengguna, dengan pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan tersebut membuat pengguna menaruh rasa percaya kepada layanan perpustakaan.

(29)

2. Access to Information yaitu menyangkut tentang ketersediaan koleksi yang memadai, kekuatan koleksi yang dimiliki, cakupan isi (scope of content), kemudahan akses untuk menemukan koleksi, kemudahan navigasi (ease of navigation), aktualitas (timeliness), waktu yang dibutuhkan dalam mendapatkan informasi, ketiadaan hambatan dalam mengakses informasi pada saat dibutuhkan, peralatan (equipment), kenyamanan, dan kemandirian (self reliance).

3.Library as Place, yaitu perpustakaan sebagai sebuah tempat, ini diambil dari konsep tangibles dalam ServQual, yaitu kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik (physical fasilities), dan bagaimana perpustakaan dalam memanfaatkan ruang (utilitarian space), sebagai simbol dan tempat perlindungan.

Metode ini digunakan untuk mengukur kualitas layanan perpustakaan berdasarkan

penilaian pengguna.

Tujuan dari LibQual meliputi :

1. Mendorong sebuah budaya unggul dalam memberikan layanan perpustakaan.

2. Membantu pengguna perpustakaan agar lebih memahami presepsi dari kualitas layanan.

3. Mengumpulkan dan menafsirkan masukan pengguna Perpustakaan secara sistematis dari waktu ke waktu.

4. Memberikan penilaian Perpustakaan dengan informasi dari rekan lembaga lain sebagai pembanding.

5. Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik dalam pelayanaan perpustakaan.

6. Meningkatkan keterampilan analitis staf perpustakaan dan kemampuan untuk menginterpretasi terhadap data.

Menurut Efrizon ( 2009) kegunaan LibQual bagi perpustakaan adalah:

1. Data institusional dan laporan yang memungkinkan kita memperkirakan apakah pelayanan perpustakaan telah sesuai dengan ekspektasi pengguna.

2. Kumpulan data dan laporan yang mengizinkan untuk membandingkan performa perpustakaan dengan institusi pemakai (p. 92).

Sedangkan kegunaan LibQual bagi pengguna perpustakaan menurut

Efrizon (2009) adalah :

(30)

Diterapkannya konsep LibQual di perpustakaan dapat mengetahui kualitas

layanan yang telah diberikan perpustakaan kepada pengguna, manajemen

perpustakaan mempunyai pandangan yang jelas terhadap target-target pencapaian

layanan yang ditetapkan oleh pemustaka dan selalu berusaha untuk melakukan

perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. LibQual

berguna sebagai sarana untuk mendengarkan suara pengguna apa yang mereka

anggap penting serta bagaimana pengalaman mereka terhadap kemampuan

perpustakaan dalam memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan mereka, serta

berguna untuk mengetahui layanan mana yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

2.3.Penelitian Sebelumnya Tentang LibQual

Penelitian tentang kualitas layanan perpustakaan sudah sering dilakukan,

tetapi sebagian penelitian tersebut menilai kualitas layanan perpustakaan dilihat

dari sudut pandang pengguna perpustakaan. LibQual merupakan suatu alat

(metode) yang dapat digunakan perpustakaan untuk mengukur kualitas

layanananya berdasarkan penilaian pengguna terhadap kualitas layanan yang

diterima atau dirasakan, dengan LibQual dapat diketahui sampai sejauh mana dan

seberapa baik perpustakaan memberikan pelayanan kepada penggunanya. LibQual

merupakan metode pengukuran yang telah disesuaikan dengan lingkungan

perpustakaan sehingga metode LibQual sering digunakan dalam penelitian

terhadap kualitas layanan perpustakaan.

Salah satu penelitian yang dilakukan pada Perpustakaan Institute Pertanian

Bogor oleh Suparman tahun 2007 yang berjudul “Kajian kepuasaan pengguna

terhadap kualitas layanan Perpustakaan Institute Pertanian Bogor”. Penelitian ini

menggunakan metode LibQual dengan menggunakan dimensi LibQual sebagai

indikator penilaian dalam mengukur kualitas layanananya, dalam penelitian ini

responden diminta untuk menilai 21 pernyataan dari angket penelitan. Temuan

penelitian menunjukan bahwa pengguna merasa cukup puas terhadap layanan

Perpustakaan IPB dengan walaupun kinerja yang diberikan masih belum

(31)

yang dinilai oleh 207 sampel. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa IPB

yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan.

Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja layanan perpustakaan yang

dirasakan pengguna rendah, akan tetapi responden merasa puas dengan adanya

katalog dan petunjuk yang jelas untuk menggunakan. Adanya peralatan modren

yang memudahkan pengguna dalam mengakses informasi. Adanya susunan buku

di rak yang memudahkan pengguna dalam pencarian buku. Tempat yang nyaman

untuk belajar dan tempat yang nyaman untuk berkonsentrasi. Dari hasil penelitian

172 responden merasa puas, 12 responden merasa sangat puas dan 23 responden

merasa tidak puas. Saran yang paling banyak diberikan responden guna

peningkatan kualitas layanan Perpustakaan IPB adalah penambahan jumlah

koleksi buku, saran perlu adanya penambahan jumlah komputer dan kerapihan

jajaran koleksi.

Selain itu penelitian mengenai kualitas layanan perpustakaan

menggunakan metode LibQual yaitu penelitian yang dilakukan pada Perpustakaan

IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang diteliti oleh M.Farid Wajdi yang

berjudul “Kualitas Layanan Menurut Dosen : Studi Kasus di Perpustakaan IAIN

Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data

dimana indikator kuesioner tersebut berdasarkan 3 dimensi LibQual yaitu Acces to

information, Affect of service dan Library as place yang terdiri dari 26 butir pernyataan dan populasinya adalah seluruh dosen IAIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten dengan sampel 20 orang yang dipilih berdasarkan yang paling

sering melakukan peminjaman buku dan memanfaatkan layanan perpustakaan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa kualitas layanan

Perpustakaan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten belum baik. Hal ini

ditunjukan dengan presepsi responden terhadap layanan perpustakaan lebih kecil

dari harapan pengguna dengan nilai kesenjangan yang negatif. Hasil penelitian

juga menunjukan sebagian besar layanan yang ada di perpustakaan belum

memuaskan responden baik layanan sirkulasi, referensi dan internet sehingga

(32)

belum baik oleh dosen, jumlah komputer untuk layanan internet yang kurang

memadai, koleksi buku dan majalah yang kurang memadai, tidak tersedianya

ruang khusus diskusi yang nyaman, kemampuan dan jumlah petugas yang masih

terbatas, jam buka layanan perpustakaan yang terlalu singkat dan kurangnya

petunjuk yang memudahkan pengguna untuk mencari informasi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka responden memberikan beberapa

masukan kepada perpustakaan guna meningkatkan kualitas layanan perpustakaan

yaitu agar koleksi buku, termasuk koleksi referensi, dan jurnal/majalah yang

terbaru sebaiknya ditingkatkan dan perlu adanya pelatihan khusus terhadap

kemampuan pustakawan terutama penguasaan terhadap teknologi informasi dan

kemampuan dalam memberikan bimbingan evaluasi informasi serta pencarian

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan suatu gejala atau fenomena tanpa

membandingkan dengan variabel lain. Menurut Newman (1997) penelitian

deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan detail khusus dari suatu

keadaan, situasi sosial atau hubungan sosial (p.329).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan pada Perpustakaan Universitas Negeri Medan

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya” (p.90).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNIMED yang dertaftar sebagai anggota

aktif Perpustakaan UNIMED yaitu 17.137 orang yang terdiri dari 7 fakultas

[image:33.595.190.433.558.749.2]

seperti yang terlihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jumlah Anggota Aktif Perpustakaan UNIMED Tahun 2012

No Fakultas Jumlah

1 Bahasa dan Seni 3.410

2 Ilmu Keolahragaan 2.572

3 Ilmu Sosial 949

4 Teknik 2.472

5 Ekonomi 2.277

6 Ilmu Pendidikan 2.249

7 MIPA 3.208

(34)

3.3.2 Sampel

Mengingat jumlah penelitian yang besar, maka penulis membatasi jumlah

populasi untuk dijadikan sampel. Sampel adalah sebahagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan jumlah

sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin, yaitu :

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Standar error, sebesar 10%

n = 99

Penelitian ini menggunakan proportionate stratified random sampling

karena populasi berstrata.Sugiyono(2006)menyatakan “Proportionate stratified

random sampling digunakan apabila kondisi populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional” (p. 93).

Penentuan ukuran sampel untuk populasi yang berstrata pada Perpustakaan

(35)
[image:35.595.159.462.134.328.2]

Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian berdasarkan Strata/Stratum

No Fakultas Sub Populasi Sampel

1 Bahasa dan Seni 3.410 20

2 Ilmu Keolahragaan 2.572 15

3 Ilmu Sosial 9.49 5

4 Fakultas Teknik 2.472 14

5 Ekonomi 2.277 13

6 Ilmu Pendidikan 2.249 13

7 MIPA 3.208 19

Jumlah 17.137 99

Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna yang sedang menggunakan

jasa perpustakaan pada saat peneliti melakukan penelitian di Perpustakaan

UNIMED

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung

ke Perpustakaan UNIMED untuk melihat keadaan perpustakaan

secara keseluruhan.

2. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar

pertanyaan kepada responden .

3. Studi kepustakaan dan berkas, yaitu mengumpulkan buku,

jurnal,majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

3.5 Jenis Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini terdiri dari data primer, yaitu data yang

langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner dan data sekunder yaitu data

(36)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data

yang tergantung dari sifat penelitiannya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan

kuesioner sebagai instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2006) ”kuisioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang dia

ketahui”(p. 150).

3.6.1 Kisi-kisi Kuesioner

Penelitian mencakup kisi-kisi pertanyaan yang meliputi tiga dimensi

kualitas layanan dalam metode LibQual yang dijadikan indikator penilaian.

Tabel 3.3: Kisi-Kisi Kuesioner Berdasarkan 3 Dimensi Metode LibQual

Indikator Sub Indikator Nomor

Item kuesioner

Jumlah Item

1. Affect Of Service

1. Assurance (pengetahuan, dan keramahan pustakawan) 2. Emphaty (kepedulian dan perhatian )

3. Responsiveness (sikap Siap / Tanggap pustakawan)

4. Reliability ( kemampuan memberikan harapan dalam pelayanan) 1, 2 3 4 5 2 1 1 1

2. Acces to information

1. kelengkapan, dan relevansi koleksi.

2. kemudahan akses koleksi, dan aktualitas.

3.waktu yang dibutuhkan

untuk mendapatkan informasi. 4. ketiadaan hambatan dalam Mendapatkan informasi/ koleksi yang dibutuhkan. 5. kenyamanan 6, 7 8, 9 10 11 12 2 2 1 1 1

3. Library as Place

1. Physical Fasilities (fasilitas fisik perpustakaan)

(37)

3.7 Analisis Data

Sehubungan dengan penelitian yang berbentuk deskriptif, maka dalam

menganalisis data penulis menggunakan teknik analisis deskriptif berdasarkan

persentase. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan

metode deskriptif. Data yang diperoleh ditabulasi untuk mengetahui persentase,

selanjutnya dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk deskriptif.

adapun rumus dalam menghitung persentase data menurut Hadi (2001)

sebagai berikut:

P = f x 100 % n

Keterangan : P = Persentase

f = Jawaban yang diperoleh n = Sampel (p. 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang di dapat dari tabulasi, maka

penulis menggunakan metode penafsiran berdasarkan Supardi (1979) adalah:

1 – 25 % Sebagian Kecil

26 – 49 % Hampir Setengah

50% Setengah

51–75% Sebagian Besar

76 – 99 % Pada Umumnya

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian, hasil dan

pembahasan tersebut merupakan penjelasan penulis secara nyata berdasarkan data

yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian di

Perpustakaan UNIMED. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas

layanan Perpustakaan UNIMED berdasarkan tiga dimensi LibQual yang dijadikan

indikator penilaian yaitu: 1. Affect of service menyangkut mengenai pengetahuan,

keramahan, kepedulian, sikap siap tanggap pustakawan dan kemampuan

memberikan harapan dalam pelayanan. 2. Acces to information menyangkut

ketersedian koleksi yang memadai, relevansi koleksi, kemudahan akses koleksi,

aktualitas, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi, ketiadaan

hambatan dalam mendapatkan informasi dan kenyamanan. 3. Library as place

menyangkut fasilitas fisik perpustakaan dan pemanfaatan ruang perpustakaan.

4.1. Kemampuan Sikap dan Mentalis Pustakawan (Affect of Service)

Dimensi pertama yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas layanan

Perpustakaan UNIMED adalah Affect of service, dimensi ini mencakup assurance

(pengetahuan, dan keramahan pustakawan), emphaty (kepedulian), responsiveness

(sikap siap/tanggap pustakawan), dan reliability (kemampuan memberikan

harapan dalam pelayanan). Pembahasan mengenai affect of service ini dapat

[image:38.595.118.507.589.745.2]

dilihat pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.5

Tabel 4.1 : Pengetahuan pustakawan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

1 Menurut saudara apakah pustakawan memiliki pengetahuan sesuai dengan bidangnya ketika memberikan layanan ?

a. Sangat memiliki 3 3

b. Memiliki 65 66

c. Kurang memiliki 31 31

d. Tidak Memiliki 0 0

(39)

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 3%

responden menyatakan pustakawan sangat memiliki pengetahuan dibidangnya,

sebagian besar 66% responden menyatakan memiliki, dan hampir setengah 31%

responden menyatakan kurang memiliki. Berdasarkan keterangan tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden puas dengan pengetahuan

yang dimiliki pustakawan sesuai dengan bidangnya bekerja ketika memberikan

[image:39.595.118.505.297.447.2]

layanan.

Tabel 4.2 : Keramahan pustakawan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

2 Apakah pustakawan bersikap ramah saat memberikan layanan kepada saudara ?

a. Sangat Ramah 5 5

b. Ramah 9 9

c. Kurang Ramah 76 77

d. Tidak Ramah 9 9

Jumlah 99 100

Dari data di di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 5%

responden menyatakan pustakawan sangat ramah dalam memberikan layanan,

sebagian kecil 9% responden menyatakan ramah, pada umumnya 77% responden

menyatakan kurang ramah dan sebagian kecil 9% responden menyatakan tidak

ramah. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap

pustakawan UNIMED kurang ramah pada saat memberikan layanan sehingga

pada umunya responden kurang puas dengan sikap pustakawan dalam

memberikan layanan dan merupakan salah satu penyebab responden tidak

(40)
[image:40.595.118.506.130.291.2]

Tabel 4.3 : Kepedulian pustakawan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

3 Menurut saudara apakah pustakawan selalu memberikan bimbingan ketika menggunakan fasilitas penelusuran online di perpustakaan ?

a. Selalu 6 6

b. Sering 14 14

c. Kadang-kadang 61 62

d. Tidak Pernah 18 18

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 6%

responden menyatakan selalu mendapatkan bimbingan pada saat menggunakan

fasiltas penelusuran online, sebagian kecil 14% responden menyatakan sering

mendapatkan bimbingan, sebagian besar 62% responden menyatakan

kadang-kadang mendapatkan bimbingan dan sebagian kecil 18% responden menyatakan

tidak pernah mendapatkan bimbingan. Berdasarkan keterangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden kurang puas dengan layanan yang

diberikan pustakawan karena responden hanya kadang-kadang mendapatkan

bimbingan oleh pustakawan ketika menggunakan fasilitas penelusuran online

yaitu jika responden meminta bantuan kepada pustakawan.

Tabel 4.4 : Sikap siap/tanggap pustakawan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

4 Apakah pustakawan tanggap untuk membantu saudara ketika menemukan kesulitan dalam mencari bahan kuliah di

pepustakaan ?

a. Sangat Tanggap 4 4

b. Tangap 23 23

c. Kurang Tanggap 62 63

d. Tidak Tanggap 10 10

[image:40.595.120.505.544.731.2]
(41)

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 4%

responden menyatakan pustakawan sangat tanggap membantu ketika menemukan

kesulitan mencari informasi yang dibutuhkan, sebagian kecil 23% responden

menyatakan tanggap, sebagian besar 63% responden menyatakan kurang tanggap

dan sebagian kecil 10% responden menyatakan tidak tanggap. Berdasarkan

keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan pustakawan untuk

memberikan bantuan kepada responden ketika mencari informasi di perpustakaan

masih rendah sehingga sebagian besar responden masih kurang puas dengan sikap

pustakawan yang kurang tanggap membantu pengguna yang kesulitan mencari

[image:41.595.117.505.347.500.2]

informasi.

Tabel 4.5 : Kemampuan memberikan harapan dalam pelayanan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

5 Apakah pustakawan memahami kebutuhan informasi yang saudara perlukan ?

a.Sangat Memahami 1 1

b. Memahami 39 39

c. Kurang Memahami 54 55

d. Tidak Memahami 5 5

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 1%

responden menyatakan pustakawan sangat memahami kebutuhan informasi yang

diperlukan, hampir setengah 39% responden menyatakan memahami, sebagian

besar 55% responden menyatakan kurang memahami dan sebagian kecil 5%

responden menyatakan tidak memahami. Berdasarkan keterangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden kurang puas terhadap kemampuan

pustakawan memberikan harapan dalam pelayanan karena pustakawan kurang

memahami dan mengerti dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan sehingga

responden harus menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan tanpa bantuan

(42)

4.2. Ketersediaan Koleksi yang Memadai dan Relevansi Koleksi yang Dimiliki (Acces to Information)

Dimensi kedua yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas layanan

Perpustakaan UNIMED adalah Acces to information, dimensi ini mencakup

ketersedian koleksi yang memadai, relevansi koleksi, kemudahan akses koleksi

dan aktualitas, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi, ketiadaan

hambatan dalam mendapatkan informasi/koleksi yang dibutuhkan, dan

kenyamanan. Pembahasan mengenai acces to information ini dapat dilihat pada

[image:42.595.121.506.319.468.2]

Tabel 4.6 sampai dengan Tabel 4.12.

Tabel 4.6 : Ketersedian Koleksi yang Dimiliki

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

6 Apakah koleksi yang dimiliki perpustakaan sudah memadai untuk disiplin ilmu saudara ?

a.Sangat Memadai 3 3

b. Memadai 29 29

c. Kurang Memadai 62 63

d. Tidak Memadai 5 5

Jumlah 99 100

Data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 3% responden

menyatakan koleksi yang dimiliki perpustakaan sangat memadai untuk disiplin

ilmunya, hampir setengah 29% responden menyatakan memadai, sebagian besar

63% responden menyatakan kurang memadai dan sebagian kecil 5% responden

menyatakan tidak memadai. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden kurang puas dengan ketersediaan koleksi yang

dimiliki perpustakaan karena belum cukup memadai dengan disiplin ilmu mereka

(43)
[image:43.595.118.505.131.282.2]

Tabel 4.7 : Relevansi Koleksi

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

7 Apakah koleksi yang ada di perpustakaan membantu saudara dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah ?

a.Sangat Membantu 12 12

b. Membantu 70 71

c. Kurang Membantu 16 16

d. Tidak Membantu 1 1

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah 12%

responden menyatakan koleksi yang ada di perpustakaan sangat membantu

responden dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah, sebagian besar 71% responden

menyatakan membantu, sebagian kecil 16% responden menyatakan kurang

membantu dan sebagian kecil 1% responden menyatakan tidak membantu.

Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa koleksi-koleksi yang

dimiliki Perpustakaan UNIMED sudah relevan dengan kebutuhan penggunanya

dan sebagian besar responden sudah puas dengan koleksi yang dimiliki

perpustakaan karena relevan dengan kebutuhan dan membantu mereka dalam

[image:43.595.121.506.540.700.2]

mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Tabel 4.8 : Kemudahan akses koleksi

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

8 Dengan adanya fasilitas katalog online/OPAC apakah membantu saudara dalam

penelusuran koleksi di perpustakaan ?

a.Sangat Membantu 17 17

b. Membantu 58 59

c. Kurang Membantu 20 20

d. Tidak Membantu 4 4

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 17%

(44)

membantu dalam melakukan penelusuran koleksi perpustakaan, sebagian besar

59% responden menyatakan membantu, sebagian kecil 20% responden

menyatakan kurang membantu dan sebagian kecil 4% responden menyatakan

tidak membantu. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden merasa puas terhadap fasilitas katalog online/OPAC

yang disediakan perpustakaan karena memudahkan responden untuk menemukan

[image:44.595.118.506.284.451.2]

koleksi/buku yang dibutuhkan dan mengetahui buku yang tersedia atau di pinjam .

Tabel 4.9 : Aktualitas penggunaan fasilitas perpustakaan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

9 Menurut saudara apakah petunjuk dan panduan untuk menggunakan fasilitas layanan perpustakaan sudah jelas ?

a.Sangat Jelas 9 9

b. Jelas 62 63

c. Kurang Jelas 26 26

d. Tidak Jelas 2 2

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 9%

responden menyatakan petunjuk dan panduan yang dibuat perpustakaan untuk

menggunakan fasilitas layanan perpustakaan sangat jelas, sebagian besar 63%

responden menyatakan jelas, hampir setengah 26% responden menyatakan

kurang jelas dan sebagian kecil 2% responden menyatakan tidak jelas.

Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden merasa puas dengan petunjuk dan panduan penggunaan fasilitas yang

disediakan dan dibuat perpustakaan karena memudahkan mereka dalam

(45)
[image:45.595.117.514.124.295.2]

Tabel 4.10 : Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

10 Apakah penataan koleksi buku di rak memudahkan saudara dalam menemukan koleksi yang diperlukan ?

a.Sangat Memudahkan 9 9

b. Memudahkan 14 14

c. Kurang Memudahkan 72 73

d. Tidak Memudahkan 4 4

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterpretasikan sebagian kecil 9% responden

menyatakan penataan buku di rak sangat memudahkan dalam menemukan koleksi

yang diperlukan, hampir setengah 14% responden menyatakan memudahkan,

sebagian besar 73% responden menyatakan kurang memudahkan dan sebagian

kecil 4% responden menyatakan tidak memudahkan. Berdasarkan keterangan

tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden kurang puas dengan

susunan buku di rak dikarenakan keadaan susunan buku yang kurang rapi

sehingga terdapat letak buku yang tidak sesuai dengan klasifikasinya dan tidak

memudahkan responden untuk menemukan buku yang dibutuhkan atau dicari.

Tabel 4.11 : Ketiadaan hambatan dalam mendapatkan koleksi yang diperlukan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

11 Menurut saudara apakah dengan adanya

automasi perpustakaan menjadikan proses peminjaman menjadi lebih cepat ?

a.Sangat Cepat 6 6

b. Cepat 78 79

c. Kurang Cepat 13 13

d. Tidak Cepat 2 2

[image:45.595.119.515.131.297.2]
(46)

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian kecil 6%

responden menyatakan dengan adanya automasi perpustakaan menjadikan proses

peminjaman menjadi sangat cepat, pada umumnya 79% responden menyatakan

cepat, sebagian kecil 13% responden menyatakan kurang cepat dan sebagian kecil

2% responden menyatakan tidak cepat. Berdasarkan keterangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya responden sudah puas dengan penerapan

automasi perpustakaan pada Perpustakaan UNIMED karena tidak perlu membuat

mereka antri dalam melakukan peminjaman buku sehingga waktu mereka pun

[image:46.595.119.510.318.464.2]

lebih efisien.

Tabel 4.12 : Kenyamanan

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban Responden

f %

12 Apakah saudara merasa nyaman ketika berada di ruang baca

perpustakaan ?

a.Sangat Nyaman 13 13

b. Nyaman 60 61

c. Kurang Nyaman 23 23

d. Tidak Nyaman 3 3

Jumlah 99 100

Dari data di atas dapat diinterp

Gambar

Tabel 3.1. Jumlah Anggota Aktif  Perpustakaan UNIMED Tahun 2012
Tabel 3.2. Penentuan Sampel Penelitian berdasarkan Strata/Stratum
Tabel 4.1 : Pengetahuan pustakawan
Tabel 4.2 : Keramahan pustakawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

petugas perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Pada. perpustakaan UMI I Medan, terdapat layanan referensi namun koleksi

Perpustakaan umummerupakan tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi buku, bahan tercetak serta terekam untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum dapat di artikan

Menurut pemustaka laki-laki terdapat delapan indikator yang terdiri dari sepuluh item dalam dimensi LibQUAL+TM dari hasil evaluasi kualitas layanan Perpustakaan IAILM yang terletak

Penilaian yang ketiga yaitu penilaian responden terhadap kualitas layanan berdasarkan dimensi Personal Control, untuk nilai AG diperoleh sebesar 0.85 sedangkan untuk nilai

Pd, selaku Ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan waktu

Dimensi kualitas layanan perpustakaan tersebut adalah: (1) Sikap Petugas dalam Melayani (Affect of Service) yang dijabarkan dalam 8 indikator, yaitu: berpenampilan

terhadap Satisfaction sehingga pengguna beranggapan bahwa indikator yang terdapat dalam Usability merupakan hal penting yang dapat meningkatkan kepuasaan pengguna dalam

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa 1 kualitas layanan berdasarkan dimensi Service Affect, pemustaka cukup puas dengan kinerja pustakawan yang