PENGELOLAHAN RETRIBUSI PASAR KARANGKETUG
KOTA PASURUAN TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Strata-1
Oleh :
Alek Afitriyatno Prasetyo
NIM: 07230050
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo
NIM : 07230050
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Pengelolahan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011
Disetujui,
Pembimbing I
Drs. Krishno Hadi, MA.
Pembimbing II
Dr. Wahyudi, M.Si
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo NIM : 07230050
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal:
Dihadapan Dewan Penguji
1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si. (……….…)
2. Drs. Jainuri, M.Si. (………...)
3. Drs. Krishno Hadi, MA (...)
4. Dr. Wahyudi, M.Si (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo NIM : 07230050
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011 adalah bukan karya tulis ilmiah orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 10 Agustus 2012 Yang menyatakan
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Alek Afitriyatno Prasetyo NIM : 07230050
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Pengelolahan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011
Pembimbing : : 1. Drs. Krishno Hadi, MA 2. Dr. Wahyudi, M.Si
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Malang, 6 Agustus 2012 Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, nikmat, dan rahmatNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengelolan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan
tahun 2011” sebagai salah satu Tugas Akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sajana Strata Satu Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah Malang.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti tak lepas dari rintangan dan hambatan.
Banyak bantuan yang telah diberikan untuk membimbing peneliti menyelesaikan penelitian ini
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan rasa
terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayahnya, peneliti diberikan kesabaran
dan jalan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tuaku serta orang-orang terdekatku, karena pengorbanan dan motivasinya,
sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Krishno Hadi, MA, kepada beliau kami sampaikan terima kasih dan rasa
simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, kepada beliau juga kami sampaikan banyak terimakasi atas
pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses bimbingan skripsi.
5. Bapak Drs. Jainuri. M.Si, terima kasih atas telah telah memberikan masukan dan saran
yang sangat berharga sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
6. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih. M.Si, selaku kajur IP sekaligus Penguji terimakasih atas
7. Bapak Sutarto selaku bendahara penerima Diskoperindag Kota Pasuruan, bapak Is
Sutanuaji, S.E selaku kepala UPTD pasar Karangketug yang telah memberi kemudahan
dalam pembuatan skripsi ini.
8. Almamaterku dan teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2007.
9. My honey ku ( Jegeg / Eka yulianti ) serta teman-temanku antara lain: Aang, Boundeath,
Karno, Seger, Mitra, Ega, Mato.
10.Buat semua pihak yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
do’a dan bantuan kalian, hingga tugas ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian, amin.
Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang
membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan kalangan yang tertarik dengan
kajian politik.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Malang, 6 Agustus 2012
Skripsi ini saya persembahkan kepada keluargaku
Teruntuk BAPAK, IBU, MAK LIK, adik-adik dan orang yang sangat
aku cintai YAITU
JEGEG ( SI BONGAK kU )
Ketekunan dan kerja keras adalah hal
yang paling penting dalam menuju
MOTTO HIDUP
Ketekunan dan
kerja keras adalah
hal yang paling
penting dalam
menuju
DAFTAR ISI A. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah ………….. 16
B. Sumber- Sumber Keuangan Daerah ……… 19
C. Retribusi Daerah ………. 25
1. Retribusi Pelayanan Pasar ………. 32
D. Permasalahan Dalam Pengelolaan Retribusi Di Pasar Karangketug Kota Pasuruan ……… 34
BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Potensi Wilayah ……….. 36
1. Letak geografis Kota Pasuruan ………. 37
2. Kecamatan Gadingrejo ………. 39
B. Pasar Karangketug ………. 40
1. Kondisi Umum ………. 41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Mekanisme Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug
Di Kota Pasuruan Tahun 2011 ……….. 51 B. Permasalahan yang Timbul dalam Proses Pengelolaan
Retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan Tahun 2011 56 1. Adanya pemungut liar selain dari petugas pemerintah
atau petugas sah dari pemerintah ……….. 57 2. Kurangnya mutu SDM pemungut retribusi ………….. 60 3. Adanya penyelewengan laporan pertanggungjawaban 63 C. Upaya Optimalisasi Intensifikasi dan Ekstensifikasi yang
Seharusnya Dilakukan Oleh Pemerintah
Kota Pasuruan dalam Rangka Meningkatkan
Pendapatan Retribusi Pasar ……….. 66 BAB V PENUTUP
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan Di Kota Pasuruan
2. Tabel 2 Profil Kecamatan di Kota Pasuruan
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Peta Kota Pasuruan
2. Gambar 2 Pasar Karangketug
3. Gambar 3 UPT Pasar Karangketug Tahun 2011—2012
4. Gambar 4 Tabel Mekanisme Penarikan Retribusi Jasa Pelayanan Pasar
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
Dwiyanto, Agus. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik
dalam makalah disajikan pada Seminar Sehari Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarta : Fisipol UGM.
Hanafi & Mugroho. 2009. Kebijakan Keuangan Daerah (Reformasi & Model Pengelolaan Keuangan Daerah Di Indonesia). Malang: UB Press. Kaho, J. Riwu. 1988. Analisa Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah.
Jakarta : Bina Aksara
Mamesah, D. J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta : Gramedia.
Munawir, S. 1992. Perpajakan. Yogyakarta: Liberty
Nugroho, Trilaksono & Suhadak. 2007. Paradigma Baru Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Penyusunan APBD di Daerah Otonom. Malang: Banyu Media
Sunarto. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: AMUS&Citra Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
http://pasuruan.go.id/category/ekonomi/ Diuploade tanggal 18/12/11 jam 15.00
WIB
ilmupemerintahan.blogspot.com/ - Tembolok - MiripDiuploade 3 Maret 2011 pukul 16.00 WIB
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Peraturan Daerah Kota Pasuruan No.9 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pasar
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi daerah di Indonesia telah memacu tiap daerah baik di tingkat daerah
maupun pusat meningkatkan pendapatan daerah guna kesejahteraan wilayahnya.
Peningkatan pendapatan ini dengan agenda utama adalah untuk pembangunan
daerah masing-masing. Berbagai potensi digali untuk mewujudkan pendapatan
daerah yang maksimal.
Kaho menjelaskan bahwa “Penyelenggaraan otonomi daerah yang
benar-benar sehat akan tercapai bila sumber utama keuangan daerah berasal dari
Pendapatan Asli Daerah.” Ungkapan Kaho tersebut mempertegas bahwa
otonomi daerah memacu daerah untuk berupaya menggali potensi
sumber-sumber keuangan asli daerah karena kebijakan otonomi daerah itu sendiri
sebenarnya tersentral kepada kemandirian daerah, baik dalam hal
keuangan maupun kegiatan-kegiatan pembangunan dalam upaya memajukan
daerahnya sendiri.
Pada masa otonomi daerah saat ini tentunya menuntut kabupaten atau kota
menggali secara intensif dan bijaksana sumber-sumber pendapatan asli
daerah. Peluang memaksimalkan penerimaan pendapatan asli daerah di Kota
Pasuruan masih didominasi dari pajak dan retribusi.
Sebagai instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah, Anggaran
2
Daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menduduki posisi
sentral (central position) dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas
pemerintahan daerah. Pada hakekatnya, anggaran daerah merupakan salah satu
alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat sesuai dengan
tujuan dari otonomi daerah itu sendiri.
Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan
dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan
pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa-masa yang akan datang, sumber
pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk
memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai
unit kerja. Dalam kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran
hendaknya difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau
program yang menjadi prioritas dan preferensi daerah.
Salah satu Pendapatan Asli Daerah yang penting yaitu retribusi. Retribusi
daerah menurut Munawir sebagai “ I u r a n rakyat kepada Pemerintah
berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan mendapatkan jasa
balik atau kontra prestasi dari Pemerintah secara langsung dan dapat
ditunjuk.” Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa “Retribusi Daerah, yang
selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.”
Penggalian potensi sumber-sumber keuangan asli daerah ini beraneka
3
otonomi daerah. Akan tetapi, aneka praktik kecurangan seringkali muncul
untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Masuknya uang ke tangan pemerintah
melalui berbagai pintu birokrat pun tidak bisa dihindari lagi. Dalam kasus
retribusi ini, “the black hole” atau lubang hitam pemungutan dan pengelolaan
retribusi secara illegal seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merugikan
masyarakat, terutama para pedagang pasar, dan tentunya pemerintah sendiri.
Di lapangan masih banyak pungutan-pungutan liar yang tidak sesuai dengan
yang telah ditetapkan pemerintah dan adanya laporan palsu atau korupsi dana
pendapatan seperti contoh di atas. Baik pungutan dari anggota pemerintah sendiri
maupun „preman pasar‟. Dengan adanya praktik tidak sehat ini semakin mencekik
para pedagang pasar. Permasalahan ini menjadi semakin rumit, karena „preman
pasar‟ ini tidak akan dapat dibasmi, karena seringkali mendapat perlindungan
oleh petugas pasar setempat. Hal-hal tersebut tentu akan mengganggu dan
merusak citra pemerintah dalam rangka membangun daerahnya ke arah yang lebih
baik.
Retribusi pun menjadi salah satu andalan pendapatan utama di berbagai
daerah. Salah satu kota yang mengandalkan retribusi sebagai pendapatan terbesar
adalah Kota Pasuruan. Di Kota Pasuruan pendapatan dari retribusi pasar selama
ini dapat menyumbang pendapatan asli daerah hampir 30%-40%. Ini
membuktikan, bahwa salah satu penyumbang potensial adalah retribusi pasar.
Namun demikian penerimaan retribusi pasar menurut penentu kebijakan
masih kurang dari harapan karena rata-rata peningkatannya tidak lebih dari
4
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Ir. H. Sugiharto, MM, Kamis (8/12)
secara resmi membuka ”Sosialisasi Retribusi Pelayanan Pasar Tahun 2011” di
gedung KPRI PERGU Kota Pasuruan. Dalam kesempatan ini hadir, Ketua Komisi
II DPRD Kota Pasuruan, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset selaku narasumber dan peserta pengelola pasar di wilayah Kota Pasuruan.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan dalam sambutannya
mengungkapkan bahwa “Retribusi pelayanan pasar ini akan memberi peranan
yang besar terhadap pelaksanaan otonomi daerah dan realisasi pendapatan asli
daerah.” Adapun besarnya tarif retribusi pelayanan pasar untuk pasar kelas 1
yang terdiri dari Pasar Besar, Pasar Gadingrejo, Pasar mebel Bukir dan Randusari
untuk kios Rp.200 untuk m2/hr, bedak Rp.150 untuk m2/hr dan los Rp.100 untuk
m2/hr.
Namun sejalan dengan meningkatnya eksplorasi pendapatan asli daerah ini.
Godaan akan bisnis illegal oleh para birokrat semakin menggiurkan. Dengan
begitu banyak uang yang mengalir dalam kantong pemerintah daerah dan dapat
dikelola sendiri seringkali menyebabkan adanya kebijakan yang memungkinkan
adanya birokrasi yang tidak sehat.
Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, nampak bahwa kebijakan tersebut tidak hanya terbatas pada tindakan atau perilaku badan alternatif atau unit birokrasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan kepatuhan dari target grup. Namun lebih dari itu, juga berlanjut dengan jaringan kekuatan politik, sosial, ekonomi yang berpengaruh pada perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya terdapat dampak yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Pendapatan Daerah (Perda Nomor 4
5
pendapatan daerah sampai berakhirnya tahun anggaran 2008 ini. Dinas
Pendapatan Daerah (Dipenda) berkaitan langsung dengan upaya daerah
dalam menggali dan meningkatkan sumber pendapatan daerah, terutama
pemasukan yang berasal dari PAD. Selain itu Dipenda bertugas sebagai
koordinator pengelolaan pendapatan daerah, sehingga dapat dikatakan bahwa
Dipenda merupakan ujung tombak pelaksana otonomi daerah dalam mengurus
dan mengatur keuangan daerah.
Sejak tahun anggaran 2009, sesuai Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dipenda
berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Pasuruan yang merupakan penggabungan dari Dipenda, Bagian
Keuangan, dan Bagian Aset Daerah. Dinas baru ini tetap memegang peranan
penting dalam mengurus dan mengatur keuangan daerah khususnya di Kota
Pasuruan.
Pendapatan daerah yang salah satunya berasal dari retribusi daerah ini
nantinya akan membantu keberhasilan dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Dengan meningkatnya pendapatan daerah maka akan menunjang kelangsungan
pembangunan daerah tersebut menjadi lebih maju dan berkembang.
Melihat begitu besar fungsi dari retribusi daerah ini bagi pembangunan
kabupaten atau kota, maka di Indonesia mulai diadakan pengkajian dalam
pengaturan retribusi daerah. Penegakan sistematika yang baik dalam pengaturan
penarikan retribusi dan pengelolaannya terus dilakukan pemerintah. Salah satu
6
Adanya ketidaktranparasi laporan yang masuk dari pungutan retribusi oleh
petugas ke atasan memberikan keuntungan pada kantong pribadi. Namun, dalam
kasus ini yang sering terjadi adalah praktik pungutan di luar ketentuan yang
ditetapkan. Sebagai contoh tiap bedak telah ditentukan retribusi sebesar Rp.
500,-/hari, namun seringkali pungutan menjadi Rp. 750,- hingga Rp. 1000,- dengan
alasan tambahan uang keamanan. Namun, dalam laporan akhir yang diserahkan
kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Pasuruan jumlah
uang tidak bertambah.
Citra ‘preman pasar’ ini semua orang tentu mengtahuinya, bahkan pemerintah pun mengetahui meski terlihat samar keberadaannya, namun sebagian
besar petugas pasar mengetahui keberadaannya. Seolah mereka menggunakan
kacamata hitam hingga tak terlihat adanya ‘preman pasar’. Para ‘preman pasar’ ini seringkali disebut ‘bos pasar’. Mereka menyebut pungutan yang mereka minta adalah ‘uang keamanan’, karena mereka menganggap bertanggung jawab atas keamanan baik pedagang hingga kondisi lapak dari pihak-pihak luar, terlebih
untuk malam hari. ‘Uang keamanan’ ini biasanya sebesar Rp. 250,-/lapak dan uang jaga malam tergantung pada besarnya lapak yang dimiliki.
Dari kedua permasalahan di atas, dapat kita bayangkan berapa besar kerugian
yang harus ditanggung tiap pedagang, belum lagi jika dagangan mereka tak laku.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema retribusi pasar sebagai
skripsi. Peneliti ingin mengetahui faktor penyebab masih rendahnya peningkatan
realisasi penerimaan retribusi pasar, optimalisasi upaya intensifikasi dan
ekstensifikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka
7
strategi yang dapat dijalankan oleh Pemerintah Kota Pasuruan untuk
meningkatkan pendapatan retribusi pasar. Permasalahan tersebut diangkat dengan
judul Pengelolan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar penelitian ini memiliki
arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan
skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan pokok penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimanakah mekanisme pengelolaan retribusi Pasar Karangketug di
Kota Pasuruan tahun 2011?
2) Bagaimanakah permasalahan yang timbul dalam proses pengelolaan
retribusi Pasar Karangketug di Kota Pasuruan tahun 2011?
3) Bagaimanakah upaya optimalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi Pasar
Karangketug tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan mekanisme pengelolaan retribusi Pasar Karangketug di
Kota Pasuruan tahun 2011.
2) Mendeskripsikan permasalahan yang timbul dalam proses pengelolaan
8
3) Mendeskripsikan upaya optimalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan retribusi Pasar
Karangketug tahun 2011.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai
berikut.
1. Manfaat teoretis
Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang teori pengelolaan pendapatan daerah, khususnya dari hasil retribusi. Dapat
memberikan sumbangan pemikiran peningkatan pengawasan terhadap penarikan
dan pengelolaan retribusi daerah. Penelitian ini juga memberikan sumbangan
upaya dan saran agar mengedepankan kepentingan rakyat, terutama para
pedagang pasar yang seringkali mendapat pungutan liar dan adanya pembaharuan
pelayanan pemerintah untuk melayani masyarakat lebih baik lagi.
2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya
memperbaiki operasional pemungutan retribusi pasar. Hasil penelitian dapat
memberikan gambaran tentang permasalahan yang diakibatkan oleh adanya
pungutan liar. Penelitian ini bagi pemerintah terkait, dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan alternatif dan masukan dalam penentuan kebijakan serta
9
bertambah wawasannya, tak hanya sekadar berkata tahu, tetapi juga mengerti dan
memahami konflik yang diakibatkan pungutan liar dan upaya mengatasinya.
E. Definisi Konseptual
Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah mempermudah pemahaman dan
menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena
itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan
diteliti maka penulis mengemukakan definisi konseptual sebagai berikut:
1. Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal
yang terlibat di pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
2. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah.
3. Pengelolaan retribusi pasar adalah proses mengelola meliputi penarikan,
pengawasan, dan pemanfaatan pungutan daerah sebagai imbalan jasa atas
perijinan pendirian dan usaha dagang di tempat jual beli yaitu pasar dengan
jumlah pungutan ditetapkan oleh pemerintah pusat atau daerah setempat.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Suatu variabel dapat diukur dan dinilai melalui indikasi
10
Pasuruan ini seperti akar yang tak pernah mati, meski sudah diatur oleh
pemerintah, namun hingga saat ini masih tetap ada pungutan liar dan
penyelewengan dana retribusi.
Penyebab dan kaitan adanya permasalahan tersebut mencakup beberapa hal
sebagai berikut.
a. Mekanisme Pengelolaan Retribusi Pasar
Ketika proses penarikan retribusi berjalan, maka diperlukan hierarki atau
mekanisme yang baik dan terstruktur sehingga didapatkan hasil yang
maksimal baik untuk pemerintah juga masyarakat. Begitu pula dengan
pengelolaan, yaitu setelah iuran didapat dari lapak dengan harga yang telah
ditentukan oleh petugas terkait, maka pengelolaannya harus transparan dan
berguna bagi kepentingan masyarakat. Hal tersebut meliputi :
1) Organisasi penanggung jawab penarikan dan pengelolaan retribusi
pasar serta personal penarik retribusi pasar
2) Penetapan objek dan tarif dasar retribusi pasar
3) Pelaporan realisasi penerimaan pendapatan pasar
b. Permasalahan yang Timbul dalam Proses Pengelolaan Retribusi Pasar
meliputi :
1) Adanya pemungut liar selain dari petugas pemerintah atau petugas sah
dari pemerintah
2) Kurangnya mutu SDM pemungut retribusi
11
c. Upaya optimalisasi intensifikasi dan ekstensifikasi yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan pendapatan
retribusi pasar
1) Upaya intensifikasi yaitu,
a) Mengoptimalisasi pemberdayaan dan mutu petugas pengelola pasar
(retribusi), dan
b) Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pematuhan
peraturan retribusi serta melakukan pengawasan melekat.
2) Upaya ekstensifikasi yaitu,
a) Peningkatan pungutan
b) Memperluas jangkauan penarikan retribusi
G. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) pendekatan penelitian dan jenis
penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) data
dan sumber data, (5) lokasi peneliti, dan (6) analisis data. Hal-hal tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
ini memaparkan atau mendeskripsikan berupa kata-kata. Sedangkan jenis
penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian diskriptif kualitatif
dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai
kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di
12
permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang
kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68).
Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan
kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan
dan mendiskripsikan permasalahan dalam pengelolaan retribusi di Pasar Kota
Pasuruan.
2. Objek dan Subjek Penelitian
Objek yang diungkap pada penelitian ini merupakan permasalahan dalam
penarikan retribusi di Pasar Kota Pasuruan. Sedangkan subjek dalam penelitian ini
adalah pedagang, petugas penarik retribusi, pengelola pasar kota, dan pemerintah
Kota Pasuruan (dalam data terlampir). Dalam Ilmu Politik, pemaparan hasil
penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan dalam penarikan dan
pengelolaan retribusi guna meningkatkan pendapatan daerah seiring mewujudkan
otonomi daerah.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali
informasi mengenai permasalahan dalam pengurusan akta tanah di Pasar Kota
Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti sendiri (human instrument).
Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian
sebagai berikut.
1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
13
terwawancara yaitu pedagang dan pihak pemerintah di Pasar Kota Pasuruan
terkait penarikan retribusi pasar (dalam data terlampir).
2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan
diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel,
dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan pasar
Karangketug Kota Pasuruan.
4. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.
1) Data
Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai penarikan
dan pengelolaan retribusi di Pasar Kota Pasuruan.
2) Sumber Data
Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data
sekunder sebagai berikut:
a) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
14
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tertulis dari
UPTD, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
Pasuruan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, buku,
laporan, jurnal, dan lain-lain.
b) Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1)
metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi
(dokumentasi) dengan para narasumber yaitu petugas pasar, pedagang,
dan pemungut non-pemerintah.
5. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari
penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu
di Pasar Karangketug Kecamatan Gadingrejo di Kota Pasuruan. Lokasi penelitian
ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di
sini terdapat permasalahan pertanahan yang menarik untuk diangkat.
6. Analisis Data
Analisis data deskripsi kualitatif sifatnya tidak terlalu mengutamakan makna,
sebaliknya, penekanannya pada deskriptif sehingga menyebabkan format
15
memerhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data
ataupun makna data (Bungin,2007:146).
Secara umum Janice Mc Drury (1999) dalam Bungin (2007:145) menyatakan
tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagagasan
yang ada dalam data,
2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dari data.
3. Menuliskan „model‟ yang ditemukan.