• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG

SKRIPSI

Oleh :

DEWI SUSANTI SAPUTRI

NIM. 07060063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

PERAN FUNGSI SOSIAL TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

DI PANTI WERDHA PANGESTI LAWANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

DEWI SUSANTI SAPUTRI

NIM. 07060063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Peran Fungsi Sosial terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang” ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi

mata kuliah skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat. selaku dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Ririn Harini, S.Kep, Ns. selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Edi Purwanto, S.Kep, Ns. selaku wali kelas VIII B Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom. selaku pembimbing I mata

kuliah skripsi dan pembantu dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Rohmah Susanto, S.Kep, Ns selaku pembimbing II mata kuliah skripsi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik berupa moral

maupun materiil.

(7)

Dalam penyelesaian skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Penulis

mengucapkan terima kasih dan penulis mengharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pada pembaca umumnya.

Malang, Juli 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman judul...i

Lembar pengesahan... ...ii

Lembar pernyataan keaslian...iii

Kata pengantar... ...iv

Abstract... ...vi

Abstrak... ...vii

Daftar isi ...viii

Daftar tabel...xi

Daftar skema...xii

Daftar lampiran...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar belakang...1

1.2 Rumusan masalah...4

1.3 Tujuan penelitian...5

1.3.1Tujuan umum...5

1.3.2Tujuan khusus...5

1.4 Kegunaan penelitian...5

1.5 Keaslian penelitian...5

1.6 Definisi istilah...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... ...7

2.1 Fungsi sosial pada lansia...7

2.1.1 Adaptasi...8

2.1.2 Partnership...10

2.1.3 Pertumbuhan...11

2.1.4 Afeksi...12

2.1.5 Resolve...14

2.2 Depresi pada lansia...19

2.2.1 Pengertian depresi...19

2.2.2 Teori depresi...21

2.2.3 Gejala depresi...22

2.2.3.1 Keadaan perasaan (sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna)...23

2.2.3.2 Perasaan bersalah...23

2.2.3.3 Bunuh diri...23

2.2.3.4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) ...23

2.2.3.5. Gangguan tidur (middle insomnia) ...24

2.2.3.6 Gangguan pola tidur (late insomnia) ...24

2.2.3.7 Kerja dan kegiatan – kegiatannya...24

2.2.3.8 Kelambanan (lambat dalam berpikir, berbicara, gagal berkonsentrasi, dan aktivitas motorik menurun) ...24

2.2.3.9 Kegelisahan (agitasi)...25

2.2.3.10 Kecemasan (ansietas somatik) ...25

2.2.3.11 Kecemasan (ansietas psikis) ...25

2.2.3.12 Gejala somatik (pencernaan) ...25

2.2.3.13 Gejala somatik (umum) ...26

(9)

2.2.3.15 Hipokondiasis (keluahan somatik/ fisik yang berpindah –

pindah) ...26

2.2.3.16 Kehilangan berat badan ...26

2.2.3.17 Insigh (pemahaman diri) ...26

2.2.3.18 Variasi harian...27

2.2.3.19 Depersonalisasi (perasaan diri berubah) dan derealisasi (perasaan tidak nyata/ tidak realistis) ...27

2.2.3.20 Gejala – gejala paranoid...27

2.2.3.21 Gejala – gejala obsesi dan kompulsi...27

2.2.4 Penanganan depresi pada lansia...27

2.3 Hubungan fungsi sosial dan depresi pada lansia...29

2.4 Peran perawat lansia dalam memperbaiki fungsi sosial...31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS...33

3.1 Kerangka konsep...33

3.2 Hipotesis...34

BAB IV METODE PENELITIAN... ... ... ... ...35

4.1 Desain penelitian...35

4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling...35

4.3 Variabel penelitian...38

4.4 Definisi operasional...38

4.5 Tempat penelitian...44

4.6 Waktu penelitian ...44

4.7 Instrumen penelitian...44

4.7.1 Kisi – kisi kuesioner pada instrumen penelitian APGAR keluarga....46

4.7.2 Kisi – kisi kuesioner pada instrumen penelitian HRS-D (Hamilton Rating Scale for depression)...46

4.8 Prosedur pengumpulan data...48

4.9 Analisis data...48

4.9.1 Analisis data univariat...48

4.9.2 Analisis data bivariat ...49

4.10 Etika penelitian...50

4.10.1 informed consent...50

4.10.2 Anomity (tanpa nama) ...50

4.10.3 Kerahasiaan (confidentiality) ...51

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA...52

5.1 Karakteristik sampel...52

5.1.1 Karakteristik sampel berdasarkan umur...52

5.1.2 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, keberadaan keluarga, kunjungan keluarga ke panti werdha, orang atau institusi yang menyarankan untuk tinggal di panti werdha...53

5.2 Fungsi sosial di Panti Werdha Pangesti Lawang...56

5.3 Tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti Lawang...56

5.4 Peran fungsi sosial terhadap tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti Lawang... ... ...57

BAB VI PEMBAHASAN...59

6.1 Interpretasi hasil...59

6.1.1 Fungsi sosial di Panti Werdha Pangesti Lawang...59

(10)

6.1.3 Fungsi sosial dan tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti

Lawang...62

6.1.4 Peran fungsi sosial terhadap tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti Lawang...64

6.2 Keterbatasan penelitian...66

6.2.1 Keterbatasan pengambilan sampel...66

6.2.2 Keterbatasan pengumpulan data...66

6.3 Implikasi untuk keperawatan...66

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...68

7.1 Kesimpulan...68

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi operasional...38

Tabel 4.2 Kisi – kisi kuesioner pada instrumen penelitian APGAR keluarga...46

Tabel 4.3 Kisi – kisi kuesioner pada instrumen penelitian HRS-D (Hamilton Rating Scale for depression)...46

Tabel 5.1 Karakteristik sampel lansia berdasarkan umur di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan juni tahun 2011 (n=30) ...52

Tabel 5.2 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, ada atau tidaknya keberadaan keluarga, kunjungan keluarga ke panti werdha, orang atau institusi yang menyarankan untuk tinggal di panti werdha di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan juni tahun 2011 (n=30) ...53

Tabel 5.3 Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, keberadaan keluarga, kunjungan keluarga ke panti werdha, orang atau institusi yang menyarankan untuk tinggal di panti werdha, dan tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan juni tahun 2011 (n=30) ...55

Tabel 5.4 Fungsi sosial lansia pada 30 lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan juni tahun 2011 (n=30) ...56

Tabel 5.5 Tingkat depresi pada 30 lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang bulan juni tahun 2011 (n=30) ... ...56

(12)

DAFTAR SKEMA

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan responden

Lampiran 2 : Kuesioner fungsi sosial lansia

Lampiran 3 : Kuesioner depresi

Lampiran 4 : Fungsi sosial di Panti Werdha Pangesti Lawang

Lampiran 5 : Tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti Lawang

Lampiran 6 : Fungsi sosial dan tingkat depresi di Panti Werdha Pangesti Lawang

Lampiran 7 : SPSS korelasi spearman rho

Lampiran 8 : Permohonan ijin penelitian

Lampiran 9 : Surat keterangan telah melakukan kegiatan penelitian

Lampiran 10 : Lembar permintaan menjadi tim penilai

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. 2003. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Arya. 2010. Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. http://belajarpsikologi. com/perkembangan-psikososial-masa-dewasa-akhir/, diperoleh tanggal 21 november 2010 (online).

Dahlan M. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Darmojo R, Martono H. 2000. Geriatri. Jakarta : FKUI.

Dempsey P, Dempsey A. 2002. Riset Keperawatan. Jakarta : EGC.

Evy. 2008. Waspadai Depresi Pada Lansia. http://kesehatankompas.com/read/

2008/06/26/1912429/Waspadai. Depresi.pada.Lansia. , diperoleh tanggal 21 november 2010 (online).

Gardner W, Nutting P, dkk. 2000. Does the Family APGAR Effectively

Measure Family Functioning?. J Fam Pract 50: 1. , diperoleh tanggal 21 november 2010 (online).

Hegner B. 2003. Asisten Keperawatan. Jakarta : EGC.

Hidayat A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kaplan H, Sadock B, dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta : Binarupa Aksara.

Kuntjoro Z. 2010. Dukungan Sosial Pada Lansia. Http://www.e-psikologi.com/

epsi/Lanjutusia_detail.asp?id=183, diperoleh tanggal 21 november 2010 (online).

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika.

Lueckenotte A. 1997. Pengkajian Gerontologi. Jakarta : EGC.

Maramis W. 1995. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.

Mariani, Kadir S. 2007. Panti Werdha Sebuah Pilihan. http://subhankadir.wordpress.com/ 2007/08/20/panti-werdha-adalah-pilihan/, diperoleh tanggal 27 mei 2011

(15)

McGhie A. 1996. Penerapan Psikologi dalam Perawatan. Yogyakarta : Andi.

Niven, Neil. 2000. Psikologi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notosoedirdjo M. 2001. Kesehatan mental. Malang : UMM Press.

Nugroho W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC.

Nugroho W. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Pickett G, Hanlon J. 2008. Kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC.

Potter P, Perry A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Purwanto H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Semiun Y. 2006. Kesehatan memtal 1. Yogyakarta : Kanisius.

Sastroasmoro A. 1995. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.

Su’adah. 2005. Sosiologi Keluarga. Malang : UMM Press.

Sujianto A. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16. Jakarta : PT Prestasi Pustaka Raya.

Travis L, Lyness J. 2004. Social Support, Depression, and Functional Disability in

Older Adult Primary-Care Patients. American Journal of Geriatric Psychiatry. 12 : 265 – 271. , diperoleh tanggal 21 november 2010 (online).

Widayatun T. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta : CV Infomedika.

Williams L, Wilkins. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Fungsi sosial lansia meliputi adaptasi (adaptation), hubungan

(partnership), pertumbuhan (growth), afeksi (affection), dan pemecahan

(resolve). Fungsi sosial lansia meliputi hubungan lansia dengan keluarga

sebagai peran sentral pada seluruh tingkat kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Tingkat keterlibatan dan dukungan keluarga berperan besar pada lansia

(Kushariyadi, 2010).

Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan pesimis, yang

berhubungan dengan suatu penderitaan. Depresi dapat berupa serangan yang

ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam. Gejala depresi

antara lain keadaan perasaan sedih, perasaan bersalah, bunuh diri, gangguan

pola tidur, berkurangnya kerja dan kegiatan – kegiatannya, kelambanan,

kegelisahan, kecemasan, gejala somatik, gejala pada genital, hipokondriasis,

kehilangan berat badan, insight, perubahan variasi harian, depersonalisasi,

gejala paranoid, gejala obsesi dan kompulsi. Depresi di kalangan lansia dapat

terjadi karena penurunan relasi sosial dan peran – peran sosial. Peristiwa

kehilangan kawan – kawan seumur hidup, mobilitas yang terbatas, dan

pendapatan terbatas menyebabkan lansia terisolasi dari hubungan sosial. Teori

Freud menjelaskan tentang terjadinya kehilangan yang signifikan (kehilangan

objek) berkaitan dengan kemarahan dan agresi, mengarah ke dalam dan

(17)

depresi (Notosoedirdjo, 2001; Williams, Wilkins, 2004; Semiun, 2006;

Nugroho, 2008; Hidayat, 2008).

Individu yang berusia 65 tahun ke atas mempunyai insidensi depresi

mayor 10% sampai 15 %. Statistik ini menunjukkan bahwa depresi adalah

masalah yang signifikan bagi lansia. Karena terjadinya penurunan relasi sosial

dan peran – peran sosial dan kemungkinan adanya faktor genetik, depresi di

kalangan lansia sering terjadi. Prevalensi depresi pada lansia di dunia berkisar

8-15 % dan hasil metaanalisis dari laporan negara-negara di dunia

mendapatkan prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 % dengan

perbandingan wanita-pria 14,1: 8,6. Adapun prevalensi depresi pada lansia

yang menjalani perawatan di RS dan panti perawatan sebesar 30-45 %.

(Notosoedirdjo, 2001; Williams, Wilkins, 2004; Evy, 2008).

Depresi di kalangan lansia sering terjadi karena penurunan relasi sosial

dan peran – peran sosial. Fenomena yang terjadi pada penuaan adalah

menurunnya jumlah keluarga dan meningkatnya angka perceraian. Kematian

salah seorang dari pasangan hidup seringkali diikuti dengan makin

meningkatnya ketergantungan dan kebutuhan akan dukungan keluarga bagi

pasangan yang masih hidup. Lansia yang mengalami lebih dari satu perubahan

sensori maka akan mengganggu kemampuan lansia untuk berfungsi dan

berhubungan secara efektif di dalam lingkungan, lansia menjadi kehilangan

motivasi untuk terlibat dalam situasi sosial, sehingga efek jangka panjang

perubahan sensori pada lansia dapat mempengaruhi dinamika keluarga dan

keinginan untuk berperan aktif dalam masyarakat. Ketika seseorang menarik

diri dari interaksi maka berkembang menjadi kesepian yang sangat dalam

(18)

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi depresi pada lansia

karena fungsi sosial pada level individu, keluarga, atau masyarakat adalah

dengan menggunakan konsep dalam kesehatan jiwa masyarakat, yaitu bahwa

untuk jangka panjang seseorang harus mempunyai perbekalan (supply) yang

terus menerus, sesuai dengan taraf perkembangannya. Perbekalan (supply)

dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu perbekalan (supply) fisik, psikososial,

dan sosiobudaya. Perbekalan (supply) psikososial merupakan rangsangan

untuk perkembangan dalam bidang kemauan, perbuatan, dan perasaan.

Rangsangan ini datang dari pergaulan dengan orang – orang yang berarti bagi

individu, seperti keluarganya dan teman – teman. Manusia perlu merasakan

kepuasan dalam kebutuhan antar manusia, antara lain kebutuhan akan saling

berbagi rasa kasih sayang dan perasaan yang lain, kebutuhan akan pembatasan

dan pengawasan, kebutuhan akan ikut serta dalam usaha bersama (seperti

diberikan bantuan atau kebebasan dalam pekerjaannya). Perbekalan

psikososial akan terganggu apabila seseorang tidak mendapatkan kesempatan

untuk berhubungan dengan orang lain yang dapat memuaskan kebutuhannya,

atau orang yang berarti baginya tidak mengerti akan kebutuhannya (Maramis,

1995).

Dalam suatu masyarakat ada anak – anak dari lansia yang mengambil

inisiatif untuk menempatkan orang tua mereka di rumah jompo. Pemisahan

keluarga kemungkinan besar menyebabkan seseorang yang sudah lanjut usia

lepas dari anak sebagai anggota unit keluarga yang berfungsi. Lowenthal dan

Haven (1968) mewawancarai 280 lansia yang berusia 60 tahun dan lebih.

(19)

seseorang yang dekat dengan mereka (Niven, Neil. 2000; Su’adah, 2005;

(Pickett, Hanlon, 2008).

Panti Werdha merupakan suatu wadah atau sarana untuk menampung

orang lanjut usia dalam satu institusi. Panti werdha atau rumah jompo

merupakan institusi yang mensosialisasikan kembali orang lanjut usia. Di

Panti Werdha, lansia menemukan teman yang relatif seusia dengannya,

dimana mereka dapat berbagi cerita. Panti Werdha Pangesti Lawang terletak

di Lawang dan merawat sekitar 78 orang lansia. Lansia di Panti Werdha

Pangesti Lawang berinteraksi dengan lansia seusianya setiap hari, di sisi lain

terpisah dari keluarga. Lansia yang tinggal di Panti Werdha Pangesti Lawang

mendapatkan pelayanan dari pengurus panti werdha dan melakukan berbagai

aktivitas seperti kegiatan ibadah, makan bersama, dan berjemur bersama

lansia lainnya (Su’adah, 2005 ; Mariani, Kadir, 2007).

Terdapat beberapa pendapat tentang masa lanjut usia, bahwa lanjut

usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan

dewasanya. Badai dan goncangan kehidupan seakan akan telah berhasil

dilewati oleh lansia. Pada keadaan sebenarnya, sering ditemukan lansia stress,

terjadi kecemasan, kekhawatiran, dan depresi (Nugroho, 2008).

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tentang peran fungsi sosial

terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah peran fungsi sosial terhadap depresi pada lansia di Panti

Werdha Pangesti Lawang?

(20)

1.3.1. Tujuan umum

Untuk menganalisis peran fungsi sosial terhadap tingkat depresi pada

lansia.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengetahui karakteristik lansia (umur, jenis kelamin) di Panti Werdha

Pangesti Lawang.

2. Mengetahui fungsi sosial pada lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang.

3. Mengetahui tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Pangesti

Lawang.

4. Mengetahui peran fungsi sosial terhadap tingkat depresi pada

lansia di Panti Werdha Pangesti Lawang..

1.4. Kegunaan penelitian

Kegunaan penelitian adalah masyarakat mengetahui hubungan fungsi

sosial lansia terhadap tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Pangesti

Lawang. Lansia, keluarga lansia, dan masyarakat perlu mengetahui hubungan

fungsi sosial lansia terhadap tingkat depresi pada lansia sehingga dapat

menghindari kesalahan atau kekeliruan dalam melaksanakan perawatan pada

lansia.

1.5 Keaslian penelitian

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Lowenthal dan Haven

(1968) yang mewawancarai 280 lansia yang berusia 60 tahun dan lebih. Mereka

menemukan bahwa krisis kehidupan akan lebih mudah diatasi jika ada seseorang

(21)

1.6 Definisi istilah

- Fungsi sosial lansia meliputi adaptasi (adaptation), hubungan (partnership),

pertumbuhan (growth), afeksi (affection), dan pemecahan (resolve).

- Depresi adalah variasi dari perasaan murung yang ringan sampai melankolia

yang dalam serta putus asa.

- Undang – undang Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bab

1 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa yang dimaksud lanjut usia adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun

Referensi

Dokumen terkait

Dari semua peubah yang diamati, tinggi tanaman, jumlah anakan, dan produksi berat kering, jenis R2 memiliki nilai yang unggul, meskipun kadar nitrogen pada jenis

(2017) ‘Pengaruh Persepsi Kualitas , Citra Merek , Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi’,

Dalam mengikuti tes masuk perguruan tinggi terdapat 120 soal, ditetapkan bahwa setiap menjawab soal benar diberi skor 4, menjawab soal salah diberi skor –2

Pelaksanaan pembayaran klaim kepada Kreditur dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Tata Cara Pencairan Anggaran Pendapatan dan

Berbeda dengan perkataan Freudenthal (1981) yang menyatakan lebih menekankan proses dari pada produk dalam belajar matematika. Dari beberapa gambaran hasil pene- litian

Meskipun gagasan ini masih terlihat belum konkrit -sebab apakah mengacu pada sistem pendidikan terpadu dengan menggunakan kurikulum penuh atau hanya sekedar memberikan

Gambar 1. Lokasi kajian Kawasan Kesawan Medan.. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | B 047 Beberapa fragmen pemanfaatan ruang di sekitar kawasan Kesawan yang memerlukan olahan

Contoh kasus gambar 1b, saat sinyal input bernilai positif (mengarah ke atas) maka dioda akan berada dalam keadaan reverse bias sehingga tidak ada arus yang mengalir pada R,