PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DISALURKAN
TERHADAP LABA PADA PT. BANK SUMUT CABANG
MEDAN ISKANDAR MUDA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
MEIRIA PRIMSA BR SITEPU
122101111
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,
rahmat dan kasih yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga penulisan Tugas
Akhir ini dapat diselamatkan tepat pada waktunya.
Judul Tugas Akhir ini adalah Pengaruh Jumlah Kredit yang Disalurkan
terhadap Laba pada PT. BANK SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda.
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Depertemen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak memperoleh masukan, dukungan,
bimbingan dan pengarahan dari pihak PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar
Muda, Dosen Pembimbing, dan Dosen Pengajar Universitas Sumatera Utara yang
sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si sebagai Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si sebagai sekertaris Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan
4. Bapak Drs. Amlys Syahputra, Silalahi, M.Si sebagai Dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak masukan dan bantuan serta meluangkan waktu untuk
Iskandar Muda.
6. Seluruh staf/pegawai PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
7. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai L. Sitepu (Ayah) dan P. Br. Ginting
(Ibu), yang tidak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, perhatian, doa,
bimbingan, maupun dukungan moril dan materil kepada penulis
8. Abang, kakak, abang ipar, dan kakak ipar yang penulis sayangi Alfredo Ch
Sitepu, Santa P Sitepu, Elfrida Natalea Sitepu, Heppi L Ginting, Sry Juliana
Sembiring dan Oktora S Tarigan buat doa, perhatian, dukungan moril dan materil.
9. Prince N Maximilian Sitepu dan Atreya S Cristel Sitepu keponakan penulis yang
menjadi semangat penulis.
10.Seluruh teman kuliah di Grup B DIII Manajemen Keuangan, khususnya buat Siti
Nurbaya Sitohang, Florentina Surbakti dan Mauliani Sitorus yang telah
memberikan masukan dan dukungan, semoga kita menjadi orang sukses dan jadi
kebanggaan semua orang
11.Teman-teman PERMATA GBKP RG. Kabanjahe Kota yang telah memberi doa
kepada penulis.
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan Tugas Akhir ini. Namun besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 30 Juni 2015 Penulis,
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Laba yang Diperoleh PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
(Tahun 2012-2014) ... 33
Tabel 3.2 Penyebab Penurunan/Peningkatan Jumlah Kredit yang
Halaman
Gambar 2.1 Logo PT. Bank Sumut ... 8
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Bank Sumut Cabang Medan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah suatu organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan
sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank rangka melayani
kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik (Rivai,
2013). Pendapat lain mengatakan “Bank adalah suatu badan usaha yang
transaksinya berkaitan dengan uang, menerima simpanan (deposit) dari nasabah,
memberi kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan tersebut sampai
dibutuhkan untuk pembayaran kembali (Kasmir, 2012). Selanjutnya Faisal (2005)
mengatakan bahwa “bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang
diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat
penukaran uang berupa uang giral”.
Banyak bankers dan pakar mendefinisikan bank yang berbeda namun pada
dasarnya sepakat mengatakan bahwa bank sebagai usaha yang kegiatan utamanya
menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian mengalokasikan kembali untuk
memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa lalu lintas pembayaran
Menurut undang-undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam
Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah
kredit. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan
(profit) bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang
terhimpun dari simpanan banyak, menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena
itu pengolahan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya mulai dari
perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit,
analisis pemberian kredit sampai ke pengembalian kredit.
Pengelolaan kredit bagi sebuah perusahaan adalah suatu hal yang penting
untuk dilakukan agar kreditnya berjalan dengan baik dan meminimalkan hal-hal
yang mungkin terjadi di luar perhitungan. Melakukan pengelolaan kredit berarti
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, dimana dalam mengelola atau mengatur
kreditnya perlu dilakukan perencanaan yang matang. Kemudian setelah
direncanakan maka diorganisasikan, agar perencanaan tersebut lebih terarah.
Pelaksanaan pengelolaan kredit dapat meningkatkan keuntungan bagi
sebuah perusahaan. Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama
berdirinya suatu badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas (PT), yayasan
maupun bentuk-bentuk badan usaha lainnya.
Dalam hal ini Bank SUMUT mewujudkan salah satu tugas pokok perbankan
yaitu menyalurkan dana dalam bentuk kredit. Bagi Bank SUMUT, pemberian kredit
kepada masyarakat mempunyai keuntungan yang lebih besar dibandingkan
pemberian produk atau jasa perbankan lainnya. Oleh karena itu, sesuai dengan
tujuan setiap bank yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga kelangsungan
operasionalnya dengan efektif dan efesien dalam mengembangkan usahanya sebab
besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan laba bank.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa jumlah kredit yang disalurkan
kepada masyarakat dapat mempengaruhi laba atau tidak, maka dalam hal ini
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat masalah tersebut
sebagai Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Jumlah Kredit yang
Disalurkan terhadap Laba pada PT. BANK SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda”
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kredit yang disalurkan pada PT. Bank SUMUT Cabang
Medan Iskandar Muda.
2. Bagaimana tingkat perkembangan Kredit yang disalurkan pada PT. Bank
SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda.
3. Bagaimana tingkat perkembangan laba pada PT. Bank SUMUT Cabang
Medan Iskandar Muda.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kredit yang disalurkan terhadap laba pada PT.
Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda.
2. Untuk mengetahui tingkat perkembangan kredit yang disalurkan pada PT.
3. Untuk mengetahui tingkat perkembangan laba pada PT. Bank SUMUT
Cabang Medan Iskandar Muda.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi PT. Bank SUMUT Cabang Medan Iskandar Muda
Memberikan tambahan informasi tentang kredit yang disalurkan dan
pendapatan yang diperoleh sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan atau kebijakan keuangan dimasa depan agar lebih
efisien dalam mengelola kredit.
2. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang perbankan khususnya mengenai kredit.
3. Bagi Penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan
perbandingan dalam penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.
Khusunya mengenai pengaruh kredit yang disalurkan terhadap Laba
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PT. BANK SUMUT
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara disingkat BPDSU didirikan
di Medan Pada tanggal 04 November 1961 dalam bentuk Perusahaan Daerah (PD)
berdasarkan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dengan ebutan BPDSU. Pada tahun
1962 tentang ketentuan pokok Bank pembangunan daerah dan sesuai dengan
Peratuturan daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 5 tahun 1965 bentuk usaha
diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Modal dasar pada saat itu
sebesar Rp. 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Daerah tingkat I Sumatera Utara
dan Pemerintahan Daerah Tingkat II Sumatera Utara.
Sejalan dengan program Rekapitulisasi, bentuk hokum BPDSU tersebut
harus diubah dari perusahaan Daerah (PD) menjadi perseroan terbatas (PT) agar
saham Pemerintah Pusat dapat masuk untuk mengembangkan dan di kemudian
hari aham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD
Tingkat I Sumatera Utara, sehingga berdasarkan hal tersebut maka pada Tahun
1999, bentuk hukum BPDSU diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama
PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut
yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, JL. Imam Bonjol No. 18
Medan. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum
Nasution, S.H., dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dibawah Nomor C–8224 HT.01.01.TH99, serta diumumkan
dasar pada saat itu menjadi Rp. 400 Miliar yang selanjutnya dengan pertimbangan
kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali
ditingkatkan menjadi Rp. 500 Miliar.
Sesuai dengan akta No. 39 tanggal 10 Juni 2008 yang dibuat dihadapan H.
Marwansyah Nasution, SH, notaries di medan berkaitan dengan akta penegasan
no. 05, tanggal 10 November 2008 dan telah mendapat pengesahaan dari
Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam surat keputusan Nomor AHU-87927. AH. 01.02 tahun 2008
tanggal 20 November 2008 dan telah beberapa kali mengalami perubahan. Dan
telah diumumkan dalam tambahan berita Negara Republik Indonesia No. 10
tanggal 3 Februari 2009, maka modal dasar ditambahkan dari 500 miliar
menjadi Rp. 1 trilyun.
Anggaran dasar terakhir, sesuai dengan Akta No. 16, tanggal 29 Oktober
2010 akta notaries N.3 tanggal 6 Desember 2010 mengenai pernyataan keputusan
rapat, yang dibuat dihadapan Afrizal Aesad, SH, Notaris di Medan yang telah
mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan hak Asasi Manusia Nomor
AHU-AH 01-043350 tanggal 10 Februari 2011.
Anggaran dasar terakhir, sesuai dengan Akta No. 12 tanggal 18 Mei 2011
dari Notaris Afrizal Arsad Hakim, SH, mengenai pernyataan Keputusan Rapat PT.
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara. Perubahan anggaran dasar ini telah
memperoleh persetujuan dari menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keputusan No. AHU-33566.
AHU.01.02 Tahun 2011 tanggal 05 Juli 2011, dimana modal dasar mengalami
PT. Bank SUMUT awalnya merupakan Bank Non Devisa yang kantor
pusatnya pertama kali beralamatkan di JL. Palang Merah No. 62 (menyewakan
Ruko Milik Sultan Negara) pada tahun 1962, namun Bank SUMUT berdasarkan
persetujuan Bank Indoneia telah meningkatkan status menjadi Bank Umum
Devisa yang diresmikan (Launcing) pada tanggal 7 September 2012 oleh
pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara di Gedung Kantor Pusat Bank Sumut.
Untuk posisi Desember 2013, Bank telah memiliki jaringan pelayanan
sebanyak 460 unit di seluruh daerah Sumatera Utara dan Jakarta yang terdiri dari :
1. Kantor Pusat 1 Unit
2. Cabang utama 1 Unit
3. Kantor Cabang Konvensional 30 Unit
4. Kantor Cabang Syariah 5 Unit
5. Kantor Cabang Pembantu Konvensional 103 Unit
6. Kantor Cabang Pembantu Syariah 17 Unit
7. Kantor Kas 12 Unit
8. ATM 233 Unit
9. Kas Mobil 23 Unit
10. Payment Point 5 Unit
Dari tahun ke tahun PT. Bank SUMUT mengalami peningkatan asset
sehingga untuk per 31 Desember 2013, asset PT. Bank SUMUT adalah sebesar
B. Makna dari logo PT. Bank SUMUT
Gambar 2.1 Logo PT Bank Sumut
Sumber :www.Banksumut.co.id
Kata kunci dari logo PT Bank Sumut adalah SINERGY yaitu kerjasama
yang erat sebagai langkah lanjut dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang
lebih baik, berbekal kemauan keras yang didasari dengan profesionalisme dan
memberikan pelayanan yang terbaik.
Bentuk Logo menggambarkan dua elemen dalam bentuk huruf"U" yang
saling berkait bersinergy membentuk huruf "S" yang merupakan kata awal
"SUMUT". Sebuah penggambaran bentuk kerjasama yang sangat erat antara
Bank Sumut dengan masyarakat Sumatera Utara sebagaimana visi Bank Sumut.
Warna Orange sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan
dengan energik yang dipadu dengan warna biru yang sportif dan professional
sebagaimana misi Bank Sumut
Warna Putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana
statement Bank Sumut. Jenis huruf "Platino Bold" sederhana dan mudah dibaca.
mengedepankan Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan
untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara.
C. Visi dan Misi PT Bank SUMUT 1. Visi
“Visi dari PT Bank SUMUT adalah menjadi bank andalan untuk membantu
dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala
bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
peningkatan taraf hidup rakyat”.
2. Misi
Misi dari PT Bank SUMUT adalah mengelola dana pemerintah dan
masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.
3. Statement Budaya Perusahaan pada PT Bank SUMUT
Statement Budaya Perusahaan atau sering dikenal dengan nama Motto dari
PT Bank SUMUT adalah “Memberikan Pelayanan TERBAIK”. Makna dari
TERBAIK yaitu:
a. Berusaha untuk selalu Terpercaya
b. Energik didalam melakukan setiap kegiatan
c. Senantiasa bersikap Ramah
d. Membina Hubungan secara Bersahabat
e. Menciptakan suasana yang Aman dan nyaman
f. Memiliki Integritas tinggi
D. Tujuan PT. Bank SUMUT
Adapun tujuan dari perusahaan PT. Bank SUMUT adalah :
1. Menghasilkan Laba
2. Meningkatkan pertumbuhan dikuasai daerah di berbagai bidang
3. Meningkatkan taraf hidup rakyat
4. Memenuhi fungsi sosial dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
5. Menyediakan produk dan layanan jasa yang kompetitif.
E. Fungsi PT. Bank SUMUT
Fungsi dari pendirian PT Bank Sumut adalah sebagai alat kelengkapan
otonomi daerah dibidang perbankan, PT Bank Sumut berfungsi sebagai penggerak
dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas
daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah, serta sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank
umum pada Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998.
F. Struktur Organisasi PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda digolongkan kepada
Kantor Cabang Kelas Dua. Struktur organisasi merupakan mekanisme yang
terformat dalam pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi
diantara fungsi bagian, status ataupun orang-orang yang menunjukkan
tanggung jawab dan wewenang yang berbeda dalam organisasi tersebut.
Struktur organisasi PT Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda dapat
dilihat pada Gambar 2.2 .
G. Uraian Pekerjaan
1. Pemimpin Cabang
a. Memimpin, mengkoordinir, membimbing, dan mengawasi serta melakukan
penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang.
b. Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah,
penggunaan teknologi Informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas
serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.
c. Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran
kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku
berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan
mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut.
d. Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka
menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada direksi dan selanjutnya
menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja
yang telah disetujui Direksi.
e. Melakukan evaluasi atas perfomance dan memberikan pengarahan dalam
penyusunan program-program untuk meningkatkan performance sesuai target
f. Menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama pemilik
dana dan pengusaha-pengusaha swasta, pemerintah dan yayasan-yayasan.
g. Memimpin kegiatan kelompok pemutus kredit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
h. Membimbing mengarahkan dan memonitor upaya-upaya penyelesaian kredit
non lancar.
i. Mengelola dan mengamankan kunci pintu kluis penyimpanan uang dan
penyimpanan surat berharga dan surat barang jaminan kredit serta seluruh
inventaris kantor.
j. Menyelenggarakan acara serah terima jabatan dan pengambilan sumpah
pejabat struktural di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.
k. Mengadakan rapat-rapat untuk meningkatkan performance Cabang, pelayanan
kepada nasabah, kebersihan dan kerapian kantor dan pengamanan seluruh
harta benda perusahaan.
l. Melakukan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas Kantor
Cabang.
m. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direksi tentang langkah-langkah
yang perlu diambil dibidang tugasnya.
2. Wakil Cabang
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dibagian tugasnya.
c. Membantu Pemimpin Cabang dalam membimbing dan mengawasi seluruh
pekerjaan staf dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang.
d. Membantu Pemimpin Cabang dalam mengevaluasi dan meningkatkan
performance Kantor Cabang.
e. Melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah.
f. Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang
dibawahi.
g. Sebagai salah satu Ketua atau anggota Komite Pemutus Kredit Kantor Cabang
sesuai dengan batas kewenangannya.
h. Mengkoordinir dan memeriksa pembuatan laporan-laporan, analisa serta
memberikan saran antisipasi untuk tindak lanjutnya.
i. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan
operasional Kantor Cabang termasuk Kantor Kas dan Kas Mobil.
j. Mengatur kebutuhan likuiditas Kantor Cabang setiap harinya.
k. Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan hubungan
dengan masyarakat terutama pemilik dana.
l. Mengawasi penggunaan seluruh harta benda yang berada dilingkungan Kantor
Cabang.
m. Memeriksa dan meneliti bilyet deposito dan sertifikat deposito serta surat
berharga sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Pemimpin Divisi Pengawasan
a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang
langkah-langkah yang perlu diambil di bidang tugasnya dengan tembusan
kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan.
b. Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan
pengawasan transaksi dan administrasi.
c. Melakukan pemeriksaan dan kebenaran transaksi dan verifikasi nota serta
memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Memberitahukan segera kesalahan transaksi atau kekurangan persyaratan
administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki atau dilengkapi.
e. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan transaksi
yang ditemukan untuk segera diambil pindahkan dengan tembusan kepada
Direksi cq. Divisi Pengawasan.
f. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional Kantor
Cabang kepada Pemimipin Cabang dengan tembusan kepada Direksi cq.
Divisi Pengawasan dan kepada Seksi Terkait.
g. Membuat catatan atas setiap kesalahan dan penyimpangan yang terjadi, baik
jenis maupun petugas dan pejabat yang melakukan dan secara rutin setiap
bulan dilaporkan kepada Pemimmpin Cabang dengan tembusan kepada
4. Pemimpin Seksi Operasional
a. Mengatur, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pegawai-pegawai di
seksinya dalam melaksanakan tugasnya.
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Wakil Pemimpin Cabang
tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.
c. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan
operasional Pelaksana Transfer/Inkasso/Pajak, Pelaksana Kliring, Pelaksana
Verifikasi, Pelaksana Akuntansi IT & Laporan, Pelaksana Umum &
Kepegawaian serta Pelaksana Administrasi Kredit.
d. Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program
untuk Seksi Operasional.
e. Memeriksa kebenaran, kelengkapan dan pencatatan dokumen transaksi
pengiriman uang, pembebanan biaya, test key, dan mensahkannya.
f. Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang
diinput ke komputer sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Menerima, memproses dan memeriksa bukti sehubungan dengan
transfer/inkasso/LLG (Lalu Lintas Giro)
h. Memeriksa warkat-warkat yang akan dkliringkan dan Daftar Warkat Kliring.
i. Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan dan pembayaran berkenaan
dengan rekening-rekening nasabah yang berhubungan dengan seksinya.
j. Mengadministrasikan daftar warkat yang akan di kliringkan dan daftar
k. Memeriksa surat keterangan penolakan warkat kliring.
l. Memeriksa dan mengawasi input data warkat-warkat kliring ke komputer
Sistem Otomasi Kliring Lokal (SOKL).
m. Memeriksa neraca kliring, laporan-laporan dan peralatan lainnya yang
berhubungan dengan tugasnya.
n. Melakukan verifikasi atas seluruh nota yang telah diinput ke komputer pada
hari yang sama sebelum bukti transaksi tersebut disampaikan ke Kontrol
Intern atau diarsipkan sesuai ketentuan yang berlaku.
o. Mengawasi dan memeriksa follow up surat-surat masuk dan keluar, baik dari
ekstern maupun intern.
p. Mengawasi dan mengatur tata ruang, perawatan, kebersihan
gedung/inventaris, dan keamanan kantor.
q. Mencetak rekap mutasi gabungan serta posisi Neraca dan Laba Rugi harian
untuk disampaikan ke unit yang memerlukan sesuai ketentuan yang berlaku.
r. Melakukan proses tutup hari transaksi dan mencetak rekap lampiran serta
mencocokkannya dengan Neraca.
s. Mencetak rekening giro/kredit dan seluruh data yang dibutuhkan untuk
keperluan laporan, pengarsipan dan lainnya serta mendistribusikannya ke
seluruh unit yang memerlukan.
t. Mengkoordinir pembuatan perhitungan ongkos yang masih harus dibayar
pada akhir tahun buku.
u. Menyusun laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan untuk
5. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah
a. Memelihara persediaan kas pada tingkat yang efisien sehingga likuiditas tidak
terganggu dalam rangka mengoptimalkan rentabilitas.
b. Mengelola dana Pemerintah Daerah dan menjaga agar tidak beralih ke bank lain.
c. Menjalin dan memelihara hubungan dengan masyarakat dan instansi pemilik
dana.
d. Mengawasi dana tunai yang dikuasai para teller agar tetap dalam batas yang
diizinkan oleh ketentuan yang berlaku.
e. Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Opersional
Prosedur di lingkungan kerja seksi pelayanan nasabah.
f. Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di lingkungan
seksi pelayanan nasabah.
g. Mengawasi pelaksanaan standar layanan Bank Sumut oleh pegawai di
lingkungan seksi pelayanan nasabah.
h. Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai di lingkungan seksi
pelayanan nasabah.
i. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris untuk seksi pelayanan
nasabah yang akan dituangkan ke dalam rencana kerja anggaran tahun bank.
j. Menyusun program kerja seksi pelayanan nasabah sehubungan dengan upaya
pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta
mengevaluasi pelaksanaannya.
k. Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksaan
l. Menindaklanjuti Pemeriksa Eksternal serta melaporkan tindak lanjut temuan
kepada Pemimpin Cabang.
m. Memeriksa status calon nasabah simpanan giro dalam daftar hitam Bank
Indonesia.
n. Mengadministrasikan pembukuan dan penutupan rekening serta membuat dan
memelihara buku register nasabah dan daftar hitam (black list).
o. Melayani penjualan blangko Cek dan Bilyet Giro dan membebankan biaya
yang berkenaan dengan hal tersebut serta biaya – biaya lainnya yang
berhubungan dengan pembukuan dan penutupan rekening.
p. Membuat referensi bank, dana blokir dan sejenisnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
6. Pemimpin Analisis Penyelamatan Kredit (APK)
a. Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di Seksi
Penyelamatan Kredit.
b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.
c. Membuat rencana kerja, anggaran tahunan dan action program dari Seksi
Penyelamatan Kredit.
d. Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegiatan yang
berhubungan dengan restrukturisasi kredit.
e. Melakukan wawancara investigasi dan negoisasi sehubungan dengan
f. Melakukan pemantauan terhadap kredit yang telah direstrukturisasi (dengan
menyusun laporan bulanan perkembangan usaha debitur yang memuat
perincian perkembangan usaha, pelaksanaan rencana kegiatan atau action plan
dan kemungkinan pembayaran kembali) guna memastikan kesanggupan
debitur untuk melakukan pembayaran kembali sesuai persyaratan dalam akad
kredit baru.
g. Mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan dan
menghitung kembali kerugian yang terjadi serta melaporkannya ke Divisi
Penyelamatan Kredit.
h. Menyusun jadwal kunjungan Tim Penyelamatan Kredit dan mengkoordinir
penagihan tunggakan kredit.
i. Mengupayakan jalan keluar penyelamatan dan pelunasan tunggakan kredit.
j. Membuat laporan hasil penagihan kredit non lancar dan laporan – laporan lain
yang sehubungan dengan seksi penyelamatan kredit.
k. Membuat surat peringatan dan surat panggilan kepada debitur kredit non
lancar.
l. Menata dan mengarsipkan dengan baik seluruh surat masuk dan surat keluar
sehubungan dengan Seksi Penyelamatan Kredit.
m. Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar diketahui
penyebab terjadinya kredit menjadi nonperforming.
n. Mempersiapkan surat pengajuan penagihan dan penyelamatan kredit
7. Pemimpin Seksi Pemasaran
a. Memasarkan produk dana, kredit, jasa dan layanan syariah (office channeling)
sesuai rencana kerja bank.
b. Melakukan analisa permohonan kredit dan bank garansi.
c. Meninjau lokasi usaha dan proyek yang akan dibiayai.
d. Memeriksa data calon debitur melalui Sistem Informasi Debitur.
e. Melaksanakan taksasi barang agunan.
f. Melakukan pemeriksaan keabsahan izin usaha, keaslian surat barang agunan
dan keaslian Surat Perintah Kerja (SPK) maupun kontrak kerja pada instansi
yang berwenang.
g. Membuat undangan rapat anggota pemutus kredit.
h. Membuat surat persetujuan dan penolakan pemberian kredit.
i. Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur di lingkungan seksi pemasaran.
j. Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di lingkungan
seksi pemasaran.
k. Mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Bank Sumut oleh pegawai di
lingkungan seksi pemasaran.
l. Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai dilingkungan seksi
pemasaran.
m. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris seksi pemasaran untuk
n. Menyusun program kerja seksi pemasaran sehubungan dengan upaya
pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta
mengevaluasi pelaksanaannya.
o. Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksa
Internak (SPI) serta melaporkantindak lanjut temuan kepada Pemimpin
Cabang.
p. Melakukan kunjungan kepada debitur yang menunggak sebagai usaha
pembinaan dan menggali informasi atas kendala yang dihadapi debitur untuk
mencari solusi pemecahannya.
q. Memberikan saran atau pertimbangan kepada Pemimipin Cabang tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya.
r. Memeriksa setiap proses pengambilan keputusan dan memastikan
resiko-resiko yang diambil atas setiap keputusan dalam batas toleransi yang tidak
merugikan bank baik saat ini maupun masa yang akan datang.
s. Membuat laporan terkait operasional seksi pemasaran sesuai ketentuan yang
PEMBAHASAN
A. Pengertian kredit
Istilah credit, berasal dari perkataan latin credo, yang berarti I believe, I
Trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan credo berasal dari
kombinasi perkataan latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi
tersebut menjadi bahasa latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing
menjadi credere dan creditum.
Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak
(kreditor/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain
(nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit
kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah di sepakati kedua belah pihak.
Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati (Muljono, 1996)
Menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perbankan, telah membedakan
definisi kredit (istilah bank konvensional) dengan pembiayaan (istilah bagi Bank
Syariah). Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
Bank dengan pihak lain dalam hal mana peminjam berkewajiban untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga. Pembiayaan
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain dalam hal mana peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
B. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi Bank tersebut didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut
(Kasmir, 2013) :
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepda nasabah.
Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup Bank. Jika Bank yang
terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan
dilikuidasi (dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut,
maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah
dengan menyebarkan pemberian kredit adalah sebagai berikut.
a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan Bank
b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha
baru atau perluasan usaha kredit membutuhkan tenaga kerja baru sehingga
dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar
kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang
beredar di masyarakat.
d. Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya
diimpor dan apabila sudah dapat di produksi di dalam negeri dengan fasilitas
kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa Negara.
e. Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk
keperluan ekspor.
Tujuan kredit mencakup lingkup yang luas. Pada dasarnya terdapat dua
fungsi yang saling berkaitan dari kredit, yaitu sebagai berikut (Rivai dan
Permata, 2007)
1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan
yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh nasabah. Oleh karena itu, bank
hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini
mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam faktor
kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus
tersebut saling berkaitan. Dengan demikian, keuntungan merupakan tujuan dari
pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar-benar-benar tercapai tanpa
hambatan yang berarti. Oleh karena itu, keamanan ini dimaksudkan agar prestasi
yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin
pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat
menjadi kenyataan.
Bank dalam menyalurkan kredit harus memperhatikan kedua tujuan di atas,
bank harus memperoleh keuntungan kredit yang merupakan tujuan umum
perusahaan tetapi bank harus senantiasa memperhatikan segi keamanan dari kredit
yang diberikan kepada debitur.
Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank sebagai
fasilitas kreditnya. Karena begitu dominannya pemberian kredit bank dapatlah kita
katakan bahwa tidak satu pun usaha bisnis di dunia yang tidak bebas dari kredit,
bahkan Negara kaya pun membutuhkan kredit dari lembaga-lembaga keuangan
internasional begitu juga dengan Negara-negara miskin dan berkembang.
Selain memiliki tujuan, pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi sebagai
berikut (Kasmir, 2013):
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
Maksudnya yaitu jika uang tersebut hanya disimpan saja tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna tetapi dengan diberikannya kredit uang
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya
sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit akan
mendapat tambahan uang di daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
memperoleh barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat.
4. Untuk meningkatkan peredaran barang
Dengan pemberian kredit dapat menambah jumlah barang yang beredar
karena pemberian kredit ini dapat memperlancar arus barang dari suatu
wilayah ke wilayah lain.
5. Untuk alat stabilitas ekonomi
Dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan diberikannya
kredit dapat menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat dan
kegiatan kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam maupun
luar negeri sehingga evia Negara bertambah.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Dengan adanya dana kredit maka akan menambah kegairahan berusaha
bagi debitur dalam berusaha terutama bagi debitur yang memiliki modal kerja
7. Untuk meningkatkan pemeratan pendapatan
Jika kredit yang diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut
membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran.
Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik dapat meningkatkan pendapatannya
seperti membuka warung, menyewakan rumah kontrakan atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan hubungan
saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan di pemberi kredit dan
juga dapat meningkatkan kerjasama di bidang lainnya.
C. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Dalam menyalurkan kredit, setiap lembaga keuangan harus berpedoman
pada prinsip-prinsip pemberian kredit agar resiko kredit macet dapat
diminimalisasi. Konsep yang sering digunakan adalah 6C yaitu (Abdullah,
2005)
1. Character
Sifat dan watak dari setiap orang yang mengajukan permohonan kredit
haruslah benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang
calon debitur baik dari segi pekerjaan maupun pribadi.
2. Capacity
Kemampuan debitur dalam menjalankan usaha dan menghasilkan
pendapatan. Kemampuan ini sangat penting diketahui karena turur menentukan
3. Capital
Untuk melihat kondisi keuangan perusahaan dan penggunaannya dalam
menjalankan usaha. Kondisi keuangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan
perusahaan dengan mengukur rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitasnya.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur sebagai pengaman atas
kredit tersebut. Besarnya nilai jaminan minimal sama dengan besarnya kredit yang
diberikan atau lebih baik jika nilai dari barang jaminan tersebut lebih besar dari
nominal kredit yang diberikan.
5. Condition of Economic
Dalam menilai suatu kredit juga harus memperhatikan berbagai situasi seperti
keadaan perekonmian, sosial budaya dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan
pemerintah pusat dan daerah. Apakah situasi tersebut dapat merangsang
perkembangan usaha calon debitur dan sebaliknya.
6. Constraint
Merupakan penilaian terhadap batasan-batasan untuk melakukan usaha di
suatu tempat. Misalnya pembangunan pabrik kelapa sawit hendaknya
memperhatikan daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan.
D. Laba
Perusahaan pada umumnya menginginkan laba yang optimal, karena
tersebut akan terus berjalan atau justru berhenti. Laba merupakan selisih lebih
pendapatan dikurangin biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut, laba biasanya dinyatakan dalam satuan uang.
Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh
perusahan itu sendiri dan laba merupakan factor penentu bagi kelangsungan
hidup peruahaan itu sendiri.
Mengenai pengertian laba itu sendiri, banyak orang memberikan
pendapatan yang berbeda, untuk lebih jelasnya penulis mengutip beberapa
pengertian laba menurut para ahli ekonomi. Laba adalah selisih lebih
pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha (Soemaro, 2005).
Gian (laba) merupakan favorable(asset yang diterima) yang tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan usaha yang normal (Tuanakotta, 2002).
Dari beberapa pengertian laba di atas dapat disimpulkan bahwa laba
merupakan suatu kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh perusahaan,
karena perusahaan suatu kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh
perusahaan, karena perusahaan yang bersangkutan telah melakukan
pengorbanan untuk pihak lain. Factor utama dalam mennentukan besar
kecilnya laba adalah pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba merupakan
indicator dalam berhasil atau tidaknya manajer dalam mengelola manajemen
perusahaan.
E. Jenis-jenis Laba
Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba ada 3, yaitu
1. Laba Kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan
harga pokok penjualan.
2. Laba dari Operasi
Yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
3. Laba Bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk
mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi beban lain-lain.
F. Kegunaan Laba
Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari
suatu peruahaan selama satu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu
perusahaan. Terutama tentang probabilitas yang dibutuhkan untuk mengambil
keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan
dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering kali digunakan untuk
memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva
yang disamakan dengan kas dimasa yang akan datang. Informasi tentang
kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini.
Laba merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu
memperoleh laba adalah tujuan utama setiap badan usaha. Informasi mengenai
laba perusahaan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak internal
maupun piahk eksternal perusahaan. Laba mempunyai peran yang sangat penting
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan pembayaran deviden kepada
pemegang saham
3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan
keputusan
4. Laba dijadikan dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya
5. Laba dijadikan dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi
G. Peranan Laba dalam Perusahaan
Laba juga merupakan alah satu factor untuk menarik pihak investor untuk
menanamkan modalnya kepada perusahaan. Peranan laba dalam perusahaan
adalah (Nafarin, 2000):
1. Manerapkan laba sebagai tujuan perusahaan yang paling utama untuk setiap
usaha dan sebagai dasar untuk menekan tingkat biaya, sehingga dapat
memaksimalkan laba penjualan karena dengan meminimalkan biaya produksi
maka laba yang maksimal akan tercapai.
2. Sebagai kompensasi dari yang ditanamkan perusahaan maupun oleh pihak
investor untuk melakukan kegiatan perusahaan baik dibidang produksi
ataupun penjualan.
3. Laba yang diterima dalam periode atau tahun sebelumnya dikembalikan dalam
bentuk dana usaha yang digunakan perusahaan untuk mengembankan
perusahaannya menuju ke arah kemajuan yang dapat bersaing dengan
4. Laba digunakan sebagai jaminan sosial untuk para karyawan yang mendukung
kegiatan kerjanya, agar mereka bekerja dengan tenang karena kesejahteraan
mereka telah dijamin oleh perusahaan dan mereka membalasnya dengan
produktivitas kerja.
5. Merupakan salah satu daya tarik untuk para investor baru untuk menanamkan
modalnya ke dalam perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan
perusahaan agar lebih maju dan lebih bersaing.
H. Pembahasan
Tabel 3.1
Perkembangan Jumlah Kredit yang Disalurkan dan Laba yang Diperoleh PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
(Tahun 2012-2014)
Tahun
Jumlah kredit disalurkan Perolehan Laba
(Rp Juta) Pertumbuhan
(%) (Rp Juta)
Sumber: Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa fluktuasi jumlah kredit yang disalurkan
tidak sejalan dengan dengan laba yang diperoleh oleh PT. Bank Sumut Cabang
Medan Iskandar Muda. Pada Tahun 2012 jumlah Kredit yang disalurkan adalah
sebesar Rp. 130.205 juta memperoleh laba sebesar Rp. 5.519 juta. Pada tahun
2013 jumlah kredit yang disalurkan sebesar Rp. 137.855 juta yang meningkat
sebesar Rp. 7.650 juta atau naik sebesar 5,87% dari tahun 2012. Pada tahun
2013 perolehan laba mengalami penurun dari tahun 2012 menjadi Rp. 5.084 juta
mengalami penurunan menjadi Rp. 125.129 juta yaitu menurun sebesar Rp.
12.726 juta atau 9.23% dari tahun 2013. Laba yang diperoleh pada tahun 2014
menurun menjadi Rp. 982 juta atau turun 119.31%.
Tabel 3.2
Penyebab Penurunan/Peningkatan Jumlah Kredit yang disalurkan dan laba yang diperoleh
(Tahun 2012-2014)
Sumber: Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda
Dari Tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 jumlah kredit
yang disalurkan meningkat sebesar Rp. 137.855 juta atau 5,88% dari jumlah
kredit yang disalurkan pada tahun 2012. Pendapatan bunga kredit meningkat
menjadi Rp. 18.912 juta 0,28% dari tahun 2012. Akan tetapi pendapatan pada
tahun 2013 menurun menjadi Rp. 32.409 juta atau menurun sebesar 9,98% dari
tahun 2012. Biaya mengalami penurunan menjadi Rp. 20.191 juta atau 32,60%
dari tahun 2012. Adapun laba pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.084 juta
mengalami penurunan sebesar 7,88% dari tahun 2012. Terjadinya penurunan
laba pada tahun 2013 disebabkan oleh menurunnya pendapatan sebesar 32,60%
dari tahun 2012.
Uraian 2012
(Rp Juta)
2013 2014
(Rp Juta) Pertumbuhan
Pada tahun 2014 terjadi penurunan pada jumlah kredit menjadi Rp. 125.129
juta sebesar 9,23% dari tahun 2013. Pendapatan bunga kredit tahun 2014 juga
menurun menjadi Rp. 17.711 juta atau turun sebesar 6,35% dari tahun 2013.
Biaya tahun 2014 meningkat signifikan dari tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 46.006
juta atau naik sekitar 127,85% yang mengakibatkan defisit pada laba (rugi)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dan sejalan dengan data
yang telah dikumpulakan mengenai penyaluran kredit, maka dapat disimpulkan
bahwa, selama periode 2012 sampai 2014 jumlah kredit yang disalurkan tidak
berpengaruh terhadap laba yang diperoleh PT. Bank Sumut Cabang Medan
Iskandar Muda.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka diberikan saran kepada
manajemen PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda agar:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pemasaran produk.
2. Menerapkan/memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, hal
ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi tingkat kredit macet dimasa yang
akan datang agar.
3. Meningkatkan kualitas penanganan kredit bermasalah.
4. Memberikan pengawasan dan pembinaan kredit yang disalurkan kepada
masyarakat.
5. Mengontrol biaya atau beban yang akan dibayarkan perusahaan misalnya
meminimalkan pada biaya yang dibayar dan beban Non Operasional yang
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Triandaru, S. Budiantoso, T. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Salemba Empat
Rivai, V. Veithzal, Ap. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rivai Veithzal et al. 2013. Commercial Bank Management. Jakarta: Rajawali Persada