• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan: Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan: Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN PERATURAN BANK INDONESIA

NO.13/1/PBI/2011 TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA)

OLEH

Indah Jayanti Tampubolon 110503036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Penerapan Peraturan Bank

Indonesia No.13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan: Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“ adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015

(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN PERATURAN BANK INDONESIA NO. 13/ 1/PBI/2011 TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sa mpling dengan total sampel per tahun sebanyak 15 perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan sebagai price to book value (PBV) dan variabel independen yang digunakan adalah Peraturan Bank Indonesia yang terdiri atas 6 variabel, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, tata kelola perusahaan, rentabilitas, dan kecukupan modal yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP pada 25 Oktober 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu risiko pasar, rentabilitas, dan kecukupan modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan secara parsial. Sementara variabel risiko kredit, risiko likuditas, dan tata kelola perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan.

(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF BANK INDONESIA REGULATION NO . 13/1 / PBI / 2011 ON BANKING CORPORATE VALUES : EMPIRICAL STUDY ON BANKING COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine the effect of Bank Indonesia Regulation No. 13/1/PBI/2011 on the value of the company at banking companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2014. The data used are the financial statements of each sample company published through the website www.idx.co.id.

The analysis method used in this research is quantitative method with classic assumption test, as well as statistical analysis of multiple linear regression analysis. The sampling method used is purposive sampling per year with a total sample of 15 companies. The dependent variable used in this study is the value of a company that is proxied as price to book value (PBV) and the independent variables used are Bank Indonesia Regulation consisting of 6 variables, namely credit risk, market risk, liquidity risk, corporate governance, profitability, and the capital adequacy is calculated based on Bank Indonesia Circular Letter No.13/24/DPNP on October 25, 2011.

The results showed that the independent variables are market risk, profitability, and capital adequacy have a significant effect on the value of the company partially. While variable credit risk, liquidity risk, and corporate governance has no effect on the value of the banking company.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala hormat, pujian, dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat pribadi atas kasih dan berkat-Nya penulis dapat diberi kemudahan dalam proses penyelesaian skripsi ini yang berjudul “Analisis

Penerapan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai

Perusahaan Perbankan: Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya, dan diharapkan juga bermanfaat bagi para pembaca mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari dukungan berupa doa, motivasi, bimbingan, kerjasama dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terma kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, terutama :

(6)

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak. dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi banyak arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak. selaku dosen penguji dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. selaku dosen pembanding yang telah memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Kedua orang tua tercinta Bapak M. Tampubolon, SH dan Ibu P. Simamora

yang begitu tulus ikhlas mendidik, membimbing, memotivasi, dan membesarkan penulis. Tanpa dukungan dan doa dari mereka, penulis bukanlah apa-apa. Terima kasih Pa, Ma. Ada juga abangnda terkasih yang satu-satunya penulis miliki di dunia ini, Hendrik P.M Tampubolon, SE yang mungkin diam-diam menyelipkan nama penulis dalam doanya walaupun pada realitanya kita sering bertengkar.

(7)

selalu menyelipkan nama penulis dalam doa-doanya, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, dan yang selalu sabar menghadapi sifat penulis yang sering membuatnya jengkel. Terima kasih sudah menjadi teman yang lebih dari sekedar teman selama hampir 3 tahun ini. Bersyukur kepada Tuhan atas proses yang telah kita lewati bersama baik suka maupun duka. Semoga apa yang kita harapakan dan apa yang kita cita-citakan bisa tercapai dan terjadi menurut kehendak-Nya ya. Amin. 7. Sahabat-sahabat penulis sekaligus teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi. Ada Ima br Purba, Martha Sianipar, Ummu Khoiriah, dan Tiana Sitompul. Terima kasih teman-teman atas waktu, doa, dan persahabatan yang telah kita jalani selama 4 tahun ini. Penulis harap setelah ini, kita tetap menjaga persahabatan kita sampai tua nanti. Seperti sepenggal lagu yang pernah kita dengar “jika tua nanti kita t’lah hidup masing-ma sing, ingatlah hari ini”. Terkhusus buat Ima, terima kasih ya nang udah menjadi

teman baikku yang selalu menjadi pendengar setia curhatanku karena si abang ini dan si itu (you know what I mean –laugh–) serta problema-problema lainnya dan mau menjadi teman yang easy-going kalau diajak nongkrong kemana-mana selama 5 semester terakhir ini. Hehe. Semoga mimpi kita semua bisa tercapai ya teman-teman. Amin.

(8)

9. Teman-teman satu organisasi GMKI ada Andika, Defri, Rinto, Baginta, Cherry, Rudi, teman-teman, abang-abang, kakak-kakak, dan adik-adik lainnya dalam organisasi ini. Terima kasih pada Tuhan telah mengenal kalian satu per satu. Penuh gelak tawa karena naluri kehumorisan kalian. Tanpa organisasi ini mungkin penulis tidak mengerti bagaimana implementasi dari sebuah organisasi dan apa artinya sebuah pelayanan kepada jemaat Tuhan dan masyarakat.

10.Teman-teman dekat penulis, Emy Simamora yang sedang menjalankan studinya dan Andri Gunawan Sitorus yang sedang menikmati pekerjaannya yang sekaligus membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini serta teman-teman SD penulis yang sudah dilobi-lobi untuk hadir di sidang meja hijau nanti.

(9)

DAFTAR ISI

2.2.TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU ... 29

2.3.KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 36

2.3.1. Kerangka Konseptual ... 36

2.3.2. Hipotesis ... 40

(10)

3.3.BATASAN OPERASIONAL ... 47

3.4.DEFINISI OPERASIONAL ... 47

3.4.1. Variabel Dependen ... 47

3.5. SKALA PENGUKURAN VARIABEL ... 52

3.6. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN ... 53

3.6.1. Populasi ... 53

c. Uji Heterokedastisitas ... 58

d. Uji Autokorelasi ... 59

3.9.2. Analisis Regresi Linier Berganda... 60

3.9.3. Pengujian Hipotesis ... 61

a. Uji Statistik F ... 61

b. Uji Statistik t ... 62

c. Uji Koefisien Determinasi R ... 62

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF ... 64

4.2. UJI ASUMSI KLASIK ... 65

4.2.1. Uji Asumsi Normalitas... 65

4.2.2. Uji Multikolinearitas ... 68

4.2.3. Uji Autokorelasi ... 69

4.2.4. Uji Heteroskedastisitas ... 70

4.3. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 71

4.3.1. Analisis Koefisien Determinasi � ... 71

(11)

4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Signifikansi

Koefisien Regresi Parsial secara Individu (Uji t) ... 73

4.3.3.1. Pengujian Pengaruh Credit Risk terhadap PBV ... 76

4.3.3.2. Pengujian Pengaruh Market Risk terhadap PBV ... 76

4.3.3.3. Pengujian Pengaruh Liquidity Risk terhadap PBV ... 77

4.3.3.4. Pengujian Pengaruh GCG terhadap PBV ... 78

4.3.3.5. Pengujian Pengaruh Profitability terhadap PBV ... 78

4.3.3.6. Pengujian Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap PBV ... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN ... 80

5.2. SARAN ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penilaian Tingkat GCG ... 27

Tabel 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1. Penilaian Tingkat GCG ... 51

Tabel 3.2. Skala Pengukuran Variabel ... 53

Tabel 3.3. Daftar Populasi dan Sampel ... 54

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif dari PBV, Credit Risk, Market Risk, Liquidity Risk GCG, Profitability, dan Capital Adequacy ... 64

Tabel 4.2. Uji Normalitas ... 66

Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas... 69

Tabel 4.4. Uji Autokorelasi ... 69

Tabel 4.5. Koefisien Determinasi ... 72

Tabel 4.6. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 73

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 39

Gambar 4.1. Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas ... 67

Gambar 4.2. Normalitas dengan Normal Probability Plot ... 68

Gambar 4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 71

Gambar 4.4. Menentukan Nilai F Tabel dengan Microsoft Excel ... 72

(14)

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN PERATURAN BANK INDONESIA NO. 13/ 1/PBI/2011 TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sa mpling dengan total sampel per tahun sebanyak 15 perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan sebagai price to book value (PBV) dan variabel independen yang digunakan adalah Peraturan Bank Indonesia yang terdiri atas 6 variabel, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, tata kelola perusahaan, rentabilitas, dan kecukupan modal yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP pada 25 Oktober 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu risiko pasar, rentabilitas, dan kecukupan modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan secara parsial. Sementara variabel risiko kredit, risiko likuditas, dan tata kelola perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan perbankan.

(15)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF BANK INDONESIA REGULATION NO . 13/1 / PBI / 2011 ON BANKING CORPORATE VALUES : EMPIRICAL STUDY ON BANKING COMPANIES LISTED IN

INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine the effect of Bank Indonesia Regulation No. 13/1/PBI/2011 on the value of the company at banking companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2014. The data used are the financial statements of each sample company published through the website www.idx.co.id.

The analysis method used in this research is quantitative method with classic assumption test, as well as statistical analysis of multiple linear regression analysis. The sampling method used is purposive sampling per year with a total sample of 15 companies. The dependent variable used in this study is the value of a company that is proxied as price to book value (PBV) and the independent variables used are Bank Indonesia Regulation consisting of 6 variables, namely credit risk, market risk, liquidity risk, corporate governance, profitability, and the capital adequacy is calculated based on Bank Indonesia Circular Letter No.13/24/DPNP on October 25, 2011.

The results showed that the independent variables are market risk, profitability, and capital adequacy have a significant effect on the value of the company partially. While variable credit risk, liquidity risk, and corporate governance has no effect on the value of the banking company.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum, bank yang sehat adalah bank yang menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Bank merupakan salah satu industri yang kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan dari masyarakat untuk mengelola dana dari masyarakat itu sendiri. Sebagai tempat menaruh kepercayaan nasabah untuk mengelola dananya, bank harus bisa menjaga kepercayaan nasabah penyimpan dananya dengan manajemen yang baik. Selain memelihara kepercayaan masyarakat, bank juga menjalankan fungsi intermediasi, membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut, diharapkan agar bank dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

(17)

ataupun menginvestasikan modalnya ke bank tersebut, dan ini berdampak pada timbulnya kekurangan atas dana yang dikelola untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, bank harus menjaga setiap kegiatannya demi meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu hal yang dilakukan bank untuk meningkatkan nilai perusahaannya adalah dengan memperhatikan tingkat likuiditas sehingga bank dapat memenuhi kewajibannya dan menjaga kinerjanya.

Sebagaimana layakanya manusia yang menganggap bahwa sehat itu penting, perbankan juga harus dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani nasabahnya. Penilaian kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi yang tujuannya untuk menilai apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai bank sentral yang mengawasi serta membina seluruh bank yang terdapat di Indonesia dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Penilaian kesehatan bank ini dilakukan setiap tahun dengan tujuan apakah tingkat kesehatannya meningkat atau bahkan menurun.

(18)

Indonesia merupakan regulator dalam menetapkan setiap peraturan perbankan Indonesia. Bank Indonesia dalam mengelola dan menyempurnakan peraturannya selalu memperhatikan beberapa hal, diantaranya adalah : (1) struktur dan kompetisi pasar, (2) keselamatan dan kesehatan, (3) perlindungan konsumen, (4) alokasi kredit, dan (5) pengendalian moneter (Greenbaum dan Anjan, 2007:443).

Semakin pesatnya perkembangan kondisi sektor perbankan baik lingkungan eksternal maupun internal seiring dengan perubahan kompleksitas usaha serta profil risiko bank yang semakin kompleks serta adanya perubahan metodologi dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional membuat kompleksitas risiko tersebut pada gilirannya akan meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola yang sehat (good coroporate governance) serta fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko bank yang berguna untuk tidak menimbulkan kerugian atas aktivitas usaha bank yang melebihi kemampuan bank.

(19)

Dalam menilai tingkat kesehatan bank, bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) atas tingkat kesehatan bank paling kurang tiap semester untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember. Self assessment ini sendiri dilakukan dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun konsolidasi dengan formulasi penilaian berdasarkan Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 (Susi dan Wahidatul, 2014:2). Cakupan faktor-faktor penilaian kesehatan bank yang termuat dalam pasal 6 PBI No. 13/1/PBI/2011 adalah: profil risiko (risk profile), good corporate governa ce (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). Untuk melakukan penilaian atas risk profile suatu bank, maka ada 8 jenis risko bank yang menjadi perhatian. Delapan jenis risiko ini telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam PBI No. 13/1/PBI/2011, diantaranya adalah: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategis, risiko reputasi, dan risiko kepatuhan. Namun, dalam penelitian ini hanya 3 risiko bersifat kuantitatif saja yang digunakan, yaitu risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas serta penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah penerapan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dengan nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebagai objek penelitian yang tertuang dalam skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan: Studi Empiris pada Perusahaan

(20)

digunakan dalam analisis ini adalah rentabilitas, risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, good corporate governance, kecukupan modal, dan nilai perusahaan. Dan perbedaan yang terdapat dengan penelitian terdahulu adalah tahun pengamatan. Tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari tahun 2012-2014.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan berupa pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh risiko kredit terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

2. Apakah terdapat pengaruh risiko pasar terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

3. Apakah terdapat pengaruh risiko likuiditas terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

4. Apakah terdapat pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

5. Apakah terdapat pengaruh rentabilitas terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

(21)

7. Apakah terdapat pengaruh risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, good corpora te governa nce, rentabilitas, dan kecukupan modal terhadap nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh variabel risiko kredit terhadap nilai perusahaan.

2. Untuk menganalisis pengaruh variabel risiko pasar terhadap nilai perusahaan.

3. Untuk menganalisis pengaruh variabel risiko likuiditas terhadap nilai perusahaan.

4. Untuk menganalisis pengaruh variabel good corporate governance terhadap nilai perusahaan.

5. Untuk menganalisis pengaruh variabel rentabilitas terhadap nilai perusahaan.

6. Untuk menganalisis pengaruh variabel kecukupan modal terhadap nilai perusahaan.

(22)

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan penulis mengenai penerapan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 bagi bank umum dan bagimana dampaknya terhadap nilai perusahaan perbankan.

2. Bagi perusahaan, untuk memberikan sumbangan penulisan mengenai kesehatan bank.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Teori Agensi

Teori agensi mengeskplorasi bagaimana kontrak dan insentif ada untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Dalam rangka memahami corporate governance digunakanlah dasar perspektif hubungan keagenan (teori agensi). Anthony dan Govindarajan yang diterjemahkan oleh Tjakrawala dan Krista (2005:269) hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi yang disebut principal adalah pemegang saham dan agen adalah manajer.

(24)

Dalam hal preferensi risiko, adanya perbedaan antara agen dengan prinsipal. Agen diasumsikan bersifat enggan menghadapi risiko (risk a verse) karena mereka tidak semudah itu mendiversifikasi risiko. Mereka menilai peningkatan dari investasi berisiko lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan nilai (nilai aktuarial) dari investasi tersebut. Sementara prinsipal (pemegang saham) mengurangi risiko mereka dengan mendiversifikasi kekayaan dan memiliki saham di beberapa perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham tertarik dengan perkiraan nilai dari investasi mereka dan bersifat netral terhadap risiko (risk neutral).

2.1.2. Teori Signaling

Signa ling theory merupakan tindakan yang dilakukan manajemen untuk memberikan informasi atau petunjuk mengenai bagaimana manajemen memandang prospek masa depan perusahaan. Menurut Arifin (2005:15) teori signaling dikembangkan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insiders) perusahaan memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat dibanding investor luar terkait kondisi mutakhir dan prospek perusahaan.

(25)

perusahaan perbankan tersebut memberi sinyal bad news maka perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja.

2.1.3. Pengertian Bank

Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Perbankan RI nomor 10 tahun 1998 tentang ketentuan umum bank, dijelaskan mengenai pengertian bank, yaitu: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Terlihat jelas dari pengertian di atas bahwa bank tidak lepas dari aktivitas keuangan. Oleh sebab itu, bank merupakan salah satu sistem keuangan yang pada dasarnya merupakan tatanan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan jasa-jasa keuangan (fiancial sevices) (Siamat, 2005:33).

2.1.4. Klasifikasi Bank

Menurut Irmayanto et al (2004:54), klasifikasi bank terdiri atas enam klasifikasi, diantaranya adalah klasifikasi berdasarkan fungsi, kepemilikan, transaksi valuta asing, struktur organisasi, tipe bisnis, dan geografi.

1) Klasifikasi bank berdasarkan fungsi

a. Bank Sentral

(26)

menjaga stabilitas ekonomi di negara tersebut. Menjaga stabilitas ekonomi dalam konteks ini yaitu menjaga stabilitas nilai mata uang negara tersebut terhadap nilai tukarnya, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank-bank yang terdapat di Negara tersebut.

Di Indonesia yang menjadi bank sentral adalah Bank Indonesia. Anonim (dalam www.bi.go.id) menyatakan bahwa

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua spek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan mata uang terhadap mata uang negara lain.

Bank Indonesia hanya memiliki satu tujuan yakni tujuan tunggal seperti yang telah disebutkan di atas. Namun, untuk mencapai tujuan tunggal tersebut, Bank Indonesia didukung dengan tiga pilar utama sebagai pendukung manajemen internalnya yaitu (Anonim, dalam www.bi.go.id) :

1. Menetapkan dan melakasanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Stabilitas sistem keuangan

b. Bank Umum

(27)

Bank umum sering disebut bank komersial (commercial ba nk) karena sifat yang diberikan bank umum dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada (Pardosi, 2013:11). Selain itu, wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah.

c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Dalam pasal 1 ayat 4 UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank perekreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegitan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berkebalikan dengan sifat dan ruang lingkup bank umum, BPR ruang lingkupnya lebih sempit. Artinya jangkauan wilayah operasi BPR tidak luas seperti bank umum serta jasa yang diberikan BPR tidak seluas jasa perbankan yang ada.

2) Klasifikasi bank berdasarkan kepemilikan

a. Bank Pemerintah Pusat

(28)

Bank persero di Indonesia sebelumnya ada 7 bank, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Dagang Negara, BTN, Bank BNI 46, BRI, dan Bank Ekspor Impor. Akan tetapi, 7 bank ini sendiri diperkecil menjadi 4 bank saja dimana Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Dagang Negara di merger menjadi Bank Mandiri sementara Bank Ekspor Impor sudah tidak beroperasi lagi. Kini yang menjadi bank persero di Indonesia yaitu Bank Mandiri, Bank Bni 46, BTN, dan BRI.

b. Bank Pemerintah Daerah

Pada umumnya, bank pemerintah daerah adalah bank pembangunan daerah. Pengertian bank pembangunan daerah menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 1962 pasal 1 ayat 4 adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini dan kedudukannya sebagai badan hukum diperoleh dengan berlakunya peraturan pendiriannya.

Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 1962 tersebut, disebutkan bahwa bank pembangunan daerah berkedudukan di Daerah Swatantra Tingkat I. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemda masing-masing tingkatan (Kasmir, 2012:22). Contoh bank pemerintah daerah adalah Bank Sumut, Bank BJB, Bank Aceh, BPD Bali, dan sebagainya.

c. Bank Swasta Nasional

(29)

nasional dimana akte pendiriannya dilakukan oleh pihak swasta serta pembagian keuntungannya pun dimiliki oleh pihak swasta.

Contoh bank swasta nasional yang ada di Indonesia diantaranya adalah: Bank Mega, Bank Danamon, Bank Central Asia, dan sebagainya.

d. Bank Asing

Bank asing ialah bank milik swasta ataupun milik pemerintah asing. Di Indonesia, bank asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri dimana kepemilikan sahamnya jelas dimiliki oleh pihak asing.

Contoh dari bank asing ini yang terdapat di Indonesia adalah: HSBC, Citibank, Bank of Tokyo, dan sebagainya.

e. Bank Campuran

Bank campuran adalah bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki sebagian oleh phak asing dan sebagian lagi dimiliki oleh pihak swasta nasional. Namun sebagian besar kepemilikan saham ini dimiliki oleh pihak swasta nasional.

Contoh bank campuran yang ada di Indonesia adalah: Bank UOB Indonesia, Bank OCBC NISP, ANZ Panin Bank, dan sebagainya.

3) Klasifikasi bank berdasarkan transaksi valuta asing

(30)

Menurut Kasmir (2012:24) bank devisa merupakan “bank

yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya”.

b. Bank Non Devisa

Berbeda dengan bank devisa, bank non devisa tidak dapat melakukan transaksinya keluar negeri dan hanya diperbolehkan di dalam negeri begitu pula dengan mata uang dalam transaksinya. Bank non devisa hanya dapat menggunakan satu mata uang dalam transaksi perbankan.

4) Klasifikasi bank berdasarkan struktur organisasi

a. Bank Unit

Bank unit atau biasa disebut sebagai kantor pusat bank merupakan kantor dimana seluruh kegiatan manajemen bank mulai dari perencanaan sampai pada pengawasan berpusat pada kantor ini. Cakupan bank unit lebih luas dimana hanya dapat melayani kantor cabangnya saja (bank branch) dan tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana yang dilakukan oleh bank branch.

b. Bank Cabang

(31)

langsung kepada masyarakat. Dengan kata lain, bank cabang merupakan bawahan dari kantor pusat bank (bank unit).

c. Holding Company Bank (HCB)

Menurut Irmayanto, dkk (2004:57) “holding company ba nk,

yaitu sebuah bank yang memiliki satu atau lebih bank. Di Amerika Serikat, tahun 1990 ada 6400 HCB, dan 5000 di antaranya dimiliki oleh satu bank”.

d. Multi Holding Company Bank (MHCB)

Multi holding company ba nk, yaitu sebuah bank yang memiliki beberapa perusahaan baik dalam sektor perbankan maupun non-perbankan.

5) Klasifikasi bank berdasarkan tipe bisnis

a. Bank Bisnis (Wholesale Bank)

Bank bisnis merupakan bank yang fokus sasaran pasarnya di sektor usaha menengah ke atas. Misalnya nasabah bank bisnis ini adalah pedagang, produsen atau pengusaha.

b. Bank Konsumen (Retail Bank)

Bank konsumen adalah bank yang pangsa pasarnya berfokus di sektor usaha kecil dan konsumen

c. Wholesale dan Retail Bank

(32)

6) Klasifikasi bank berdasarkan geografi

a. Bank Lokal (Local Bank)

Bank lokal adalah bank yang bank yang beroperasi hanya pada wilayah tertentu, misalnya wilayah desa.

b. Bank Regional (Regional Bank)

Bank regional adalah bank yang beroperasi di daerah perkotaan.

c. Bank Multinasional (Multinational Bank)

Bank multinasional adalah bank yang operasinya mencakup wilayah nasional maupun internasional.

7) Klasifikasi bank berdasarkan cara menentukan harga

a. Bank Konvensional

Bank konvensional adalah bank yang prinsip operasinya dibawa dari budaya barat dimana dalam menentukan harga dan mencari keuntungan dari nasabahnya, bank konvensional menggunakan dua metode, yaitu:

- Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk tabungan maupun pinjaman (kredit). Penentuan harga ini dikenal dengan istilah sprea d ba sed.

(33)

b. Bank Syariah

Bank dengan prinsip syariah menggunakan aturan perjanjian dalam hukum Islam kepada nasabahnya yang meminjam atau menyimpan dananya.

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan, bank syariah menggunkan prinsip sebagai berikut:

- Mudha ra ba h, yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil - Musya ra ka h, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal - Mura ba hah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh

keuntungan

- Ija ra h, yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

- Ija ra h wa iqtina, yaitu adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.

Sementara dalam menetukan biaya jasa bank lainnya, bank syariah menggunakan prinsip Syariah Islam dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

2.1.5. Fungsi dan Usaha Bank Umum

(34)

1) Fungsi Bank Umum

Menurut Siamat, fungsi pokok bank umum adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi

b. Menciptakan uang

c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain

2) Usaha Bank Umum

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan (dalam Siamat, 2005:276), kegiatan usaha bank adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual, atau menjamin surat-surat atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Surat-surat berharga tersebut antara lain adalah:

1) Surat-surat wesel, termasuk wesel yang diaskep oleh bank 2) Surat pengakuan utang

3) Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah 4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

(35)

6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun 7) Instrument surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

dengan 1 (satu) tahun

e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunkan surat, saran telekomunikasi, maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak (costudian)

j. Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya

(36)

m. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

n. Melakukan kegiatan lain, misalnya: kegiatan dalam valuta asing; melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan seperti: sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, dan asuransi; dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit

o. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang.

2.1.6. Tingkat Kesehatan Bank

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa “tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian

kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank”. Bank wajib

memelihara tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha.

(37)

Menurut Irmayanto, dkk (2004 : 92) “secara teoritis ada dua

macam pendekatan untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank yakni metode CAMEL, merupakan singkatan dari capital, asset, management, ea rning, liquidity dan metode EAGLES, merupakan singkatan dari earning, a bility, asset quality, growth, liquidity, equity, dan strategic management.

Namun standar penialaian kesehatan bank ini telah ditentukan oleh Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 dimana bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Ba nk Ra ting) dengan cakupan penialian terhadap faktor-faktor sebagai berikut:

a. Profil risiko (risk profile)

b. Good Corpora te Governa nce (GCG) c. Rentabilitas (earnings)

d. Permodalan (capital)

(38)

2.1.7. Nilai Perusahaan

Meryaty (2011) menyatakan bahwa tujuan jangka panjang dari perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan terkait dengan pengelolaan bisnis, kebijakan, kondisi lingkungan kerja, dan etika bisnis. Ada beberapa konsep nilai yang menjelaskan tentang nilai suatu perusahaan diantaranya adalah: nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsik, nilai buku, dan nilai likuidasi (Yulius dan Josua, 2007:3).

Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar-menawar di pasar saham. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung berdasarkan konsep akuntansi. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Sedangkan nilai intrinsik mengacu pada nilai riil suatu perusahaan karena konsep nilai ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konsep yang paling representatif untuk menentukan nilai perusahaan adalah pendekatan konsep nilai intrinsik (Yulius dan Josua, 2007:4).

(39)

variabel ini berbeda antar perusahaan yang satu dengan perusahaan lain serta penentuan nilai intrinsik juga memerlukan memprediksi arah kecenderungan yang akan terjadi di kemudian hari. Karena itulah, nilai pasar digunakan dengan alasan kemudahan data juga didasarkan pada penilaian yang moderat (Yulius dan Josua, 2007:4).

Dalam penelitian Jhojor (2009:10), ukuran nilai perusahaan dapat dibentuk melalui 2 pendekatan, yaitu pendekatan ekuitas dan pendekatan aktiva. Menurut pendekatan ekuitas, nilai perusahaan adalah nilai pasar ekuitas, yaitu jumlah ekuitas yang beredar dikali dengan harga pasar pada setiap akhir tahun buku dimana indikator dari variabel ini adalah Market Va lue of Equity (MVE). Sedangkan menurut pendekatan aktiva, nilai perusahaan adalah nilai pasar aktiva, yaitu nilai pasar ekuitas ditambah dengan jumlah hutang dimana indikator dari variabel ini adalah Market to Book Asset Ra tio (MBR).

Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Oleh sebab itu, peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer (Brealey, 2007:46). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, karena dengan nilai yang tinggi ini menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang tinggi pula.

(40)

PBV semakin tinggi maka harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi pula. Dan apabila kinerja suatu perusahaan baik, maka angka rasio PBV yang ditunjukkan biasanya di atas satu. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya (Ratnasari, 2003 dalam Galih, 2014).

2.1.8. Risiko Kredit

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban pada bank. Dalam SE BI No.13/24/DPNP risiko kredit umumnya terdapat pada seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung pada pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana (borrower).

(41)

2.1.9. Risiko Pasar

Menurut SE BI No. 13/24/DPNP “risiko pasar adalah risiko pada

posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option”. Sedangkan menurut Ali (2006:90) market risk adalah risiko kerugian yang diderita bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off ba la nce sheet bank, akibat terjadinya perubahan market price atas asset ba nk, interest ra te dan foreign exchange rate, market voltality dan market liquidity.

Identifikasi risiko pasar dilakukan untuk mengetahui risiko aktivitas bank yang dipengaruhi oleh pergerakan variabel pasar yang dapat memengaruhi nilai yang berpotensi merugikan bank (Arthesa dan Edia, 2009:205).

2.1.10. Risiko Likuiditas

Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP menjelaskan bahwa “risiko

(42)

2.1.11. Good Corporate Governance (GCG)

Ali (2006:334) menjelaskan corporate governace atau tata kelola perusahaan “mengandung pengertian mengenai pengaturan atas pembagian tugas dan tanggung jawab di antara para pihak atau para ‘key players’ yang

berpartisipasi dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda dalam perusahaan”. Para pihak yang berkepentingan ini adalah dewan direksi, para

manager, para pemegang saham, dan stakeholders.

Penilaian GCG dalam perbankan telah ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam PBI No. 13/1/PBI/2011. Dalam PBI No. 13, penilaian GCG menghasilkan skor atau nilai yang dihitung berdasarkan beberapa kriteria secara self assessment.

Tabel 2.1

Penilaian Tingkat GCG

Nilai Komposit Peringkat Komposit

Nilai Komposit < 1.5 Sangat baik 1.5 < Nilai Komposit < 2.5 Baik

(43)

2.1.12. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan umumnya dirumuskan dengan jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dibagi modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut (Soetjitro, 2008:11).

Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP menjelaskan bahwa

Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas. Penilaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas, Rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan kinerja peer group, baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun aspek kualitatif.

Dalam SE BI No. 13/24/DPNP juga menjelaskan bahwa adanya penetapan faktor rentabilitas yang dikategorikan menjadi 5 (lima) peringkat, yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor rentabilitas yang terkecil mencerminkan kondisi rentabilitas bank yang lebih baik.

2.1.13. Kecukupan Modal

(44)

Berdasarkan Surat Edaran dari Bank Indonesia No. 13/24/DPNP, dalam melakukan perhitungan permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum.

Penilaian kecukupan modal dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitaif terhadap trend, komposisi permodalan, aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan modal bank, kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan), rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

(45)

negatif terhadap kinerja keuangan dan Good Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Penelitian di atas juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Nursatyani (2011) mengenai Analisis Pengaruh Efisiensi Operasi, Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan dimana yang menjadi variabel independennya adalah efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), dan modal (CAR) dan variabel dependennya adalah kinerja keuangan (ROA). Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi berganda. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa efisiensi operasi dan risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan sementara modal dan risiko pasar memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

(46)

Penelitian Hutahaean (2012) mengenai Analisis Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Return on Asset (ROA) Bank Mandiri menggunakan risiko likuiditas yang terdiri dari Likuiditas Total Aset (LTA), Likuiditas Aset Deposit (LAD) dan Financial Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel independennya dan ROA sebagai variabel dependennya. Penelitian ini menggunakan alat analisis Ordinary Least Square (OLS), model kelambanan (lag), dan dummy musiman. Hasil penelitian ini ditemukan secara signifikan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu pada tingkat kepercayaan sebesar 1% dengan menggunakan alat analisis OLS. Semantara pada model kelambanan (la g) menunjukkan bahwa hanya FDR yang memiliki pengaruh signifikan pada tingkat probabilitas 5% dan 10% yaitu pada bulan Mei sampai November, Sedangkan LTA dan LAD tidak signifikan mempengaruhi. Dan dari hasil regresi dummy musiman diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan ketiga variabel bebas (LTA, LAD, dan FDR) terhadap ROA bank Mandiri, dimana dilihat dari tingkat probabilitas yang signifikan pada tingkat kepercayaan 1% dan 10%.

(47)

klasik (normalitas, multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas), pengujian fit and goodness (koefisien determinasi, uji statistik F, dan uji statistik t), dan pengujian hipotesis metode regresi berganda. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa variabel GCG berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol yaitu size dan leverage. Sedangkan variabel pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol yaitu size dan leverage.

Rompas (2013) melakukan penelitian mengenai Likuiditas Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Nilai Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya menggunakan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas sebagai variabel independen. Dan untuk variabel dependennya menggunakan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan alat anlisis yaitu analisis regresi berganda, ujia asumsi klasik, dan pengujian hipotesis secara simultan dan parasil. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(48)
(49)
(50)
(51)

Perusahaan

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.3.1. Kerangka Konseptual

(52)

menginvestasikan modalnya di bank. Apabila bank gagal dalam menjaga nilai perusahaannya maka kepercayaan dari nasabah pun akan berkurang. Untuk itu, bank harus menjaga setiap kegiatannya demi meningkatkan nilai perusahaannya. Nilai perusahaan diukur dengan price to book value (PBV).

Seiring dengan menjalankan kegiatannya sebagai fungsi intermediasi nasabah atas dana yang diberikan, bank diperhadapkan dengan risiko-risko yang akan mengancam menimbulkan masalah kedepannya. Untuk itu, risiko harus dikelola dengan baik dengan menerapkan manajemen risiko dan good corporate governace. Dengan menerapkan ini, bank lebih tahan dalam menghadapi krisis. Risiko yang dihadapi oleh bank sangat banyak, contohnya risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko kredit. Risiko pasar diproksikan dengan beta saham. Risiko likuiditas diproksikan sebagai likuiditas total aset (LTA), likuiditas aset deposit (LAD), dan fina ncia l deposit ra tio (FDR). Dan risiko kredit diproksikan sebagai non performing loa n (NPL).

Good Corpora te Governa nce (GCG) ada untuk menerapkan tata kelola yang baik pada perusahaan khususnya bank. Dengan menerapkan GCG pada bank, maka akan ditemukan seberapa besar skor GCG yang diperoleh bank dan ini membantu investor untuk menentukan investasinya. Semakin baik kinerja GCG maka investor akan merespon positif melalui kenaikan nilai perusahaan.

(53)

perusahaan. Rentabilitas tidak hanya pendapatan tetapi juga kemampuan perusahaan memperoleh laba secara terus-menerus. Rentabilitas diprosksikan dengan profit margin.

Kecukupan modal ada karena adanya pendapatan yang meningkat. Dengan adanya kecukupan modal akan berperan penting dalam kontribusi peningkatan nilai perusahaan. Kecukupan modal diproksikan dengan capital a dequa cy ra tio (CAR).

(54)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Risiko Kredit X1

Risiko Pasar

X2 H1 H2 Risiko Likuiditas

X3 H3

Nilai Perusahaan (PBV) Y

Good Corpora te H4 Governa nce

X4 H5

Rentabilitas H6 X5

Kecukupan Modal X6

(55)

2.3.2. Hipotesis

1. Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Nilai Perusahaan

Risiko kredit merupakan salah satu risiko yang diderita oleh bank karena debitur tidak dapat melunasi kreditnya kepada bank. Untuk itu, bank harus menjaga perusahaannya agar risiko kredit dapat dikurangi. Risiko kredit bank yang semakin kecil akan memberikan sinyal kepada investor bahwa bank dapat mengelola perusahaan dengan baik. Apabila kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur semakin besar, maka akan semakin banyak pendapatan bunga yang diperoleh bank dan hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan. Bank dikatakan baik jika bank itu sendiri memberikan sinyal good news atau bad news kepada investor mengenai risiko yang dimiliki oleh bank. Sinyal good news adalah penurunan nilai risiko kreedit bank sedangkan sinyal bad news merupakan peningkatan nilai risiko kredit yang dimiliki bank.

Dalam penelitian Ratih (2011) ditemukan bahwa adanya pengaruh negatif antara risiko kredit bank terhadap nilai perusahaan bank. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Nursatyani (2011) yang menemukan bahwa risiko kredit memiliki pengaruh negatif tehadap kinerja keuangan perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil risiko kredit maka akan semakin meningkat nilai perusahaan bank tersebut. Oleh karena itu dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

(56)

2. Pengaruh Risiko Pasar Terhadap Nilai Perusahaan

Suku bunga dan nilai tukar merupakan variabel pasar dimana dengan adanya pergerakan variabel ini akan menimbulkan risiko pasar sehingga dinilai dapat merugikan bank. Dengan adanya pengaruh dari pasar maka hal itu akan berdampak pada nilai perusahaan itu sendiri karena investor akan menginvestasikan dananya dengan menganalisa nilai perusahaan investasinya terlebih dahulu.

Dalam penelitian Setyawan (2012) ditemukan bahwa ada variabel beta saham sebagai proksi dari risiko pasar yang berpengaruh terhadap harga saham yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dari hasil ini dapat ditunjukkan bahwa factor risiko pasar yang dimiliki perusahaan dapat menjadi acuan investor dalam menentukan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Terda pa t penga ruh risiko pa sa r terha dap nila i perusa haan perbanka n

3. Pengaruh Risiko Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

(57)

Penelitian Hutahaean (2012) menemukan bahwa terdapat variabel likuiditas total aset (LTA), likuiditas aset deposit (LAD), dan financial deposit ra tio sebagai proksi dari risiko likuiditas yang yang berpengaruh terhadap return on asset. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi acuan bagi investor dalam menentukan nilai perusahaan jika terdapat faktor likuiditas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Terdapa t penga ruh risiko likuidita s terha da p nila i perusaha an perba nkan

4. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai

Perusahaan

(58)

premium lebih kepada perusahaan yang memberikan transaparansi atas pelaksanaan GCG dalam laporan tahunan mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H4 : Terda pa t penga ruh Good Corpora te Governa nce terha dap nila i perusa ha a n perba nka n

5. Pengaruh Rentabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Rentabilitas berbicara mengenai kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan serta laba bank tersebut. Pendapatan yang semakin meningkat akan menjadi salah satu aspek penting bagi investor dalam penilaiannya terhadap nilai perusahaan khususnya untuk melakukan investasi. Apabila tingkat pendapatan atau laba perusahaan semakin tinggi maka nilai perusahaan bank tersebut juga semakin meningkat.

(59)

Dalam penelitian Setyawan (2012) ditemukan bahwa adanya pengaruh positif antara rentabilitas terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan harga saham maka nilai perusahaan di pasar akan semakin baik.

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H5 : Terda pa t penga ruh renta bilita s terhada p nila i perusa haan perbanka n

6. Pengaruh Kecukupan Modal terhadap Nilai Perusahaan

Modal harus dikelola dengan baik oleh perusahaan karena modal adalah dana yang telah ditanamkan oleh pihak luar yaitu investor sendiri. Pengelolaan modal bank yang baik serta menjaga kecukupan modal merupakan cikal bakal kepercayaan kreditor dalam menilai perusahaan bank yang akan diinvestasikannya.

Kecukupan modal memberikan sinyal kepada investor apabila adanya peningkatan permodalan maka akan menunjukkan kemampuan bank yang baik dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba.

(60)

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H6 : Terda pa t penga ruh kecukupa n moda l terhada p nila i perusaha an perba nkan

7. Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, GCG,

Rentabilitas, dan Kecukupan Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan uraian yang telah telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka penelitian ini tergolong dalam penelitian kausatif (causative). Penelitian kausatif merupakan penelitian yang menggunakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan menguji hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Penelitian kausatif bertujuan seberapa besar pengaruh yang dimiliki antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.

Dalam penelitian ini diharpakan mampu menjelaskan pengaruh risiko kredit (X1), risiko pasar (X2), risiko likuiditas (X3), good corporate governance (X4), rentabilitas (X5), dan kecukupan modal (X6) terhadap nilai perusahaan (Y) perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesian (BEI).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan electronic research dan library research guna mendapatkan tambahan informasi lainnya melalui akses internet ke website BEI dan link lainnya yang relevan.

(62)

3.3. Batasan Operasional

Batasan masalah dalam penulisan penelitian ini terbatas pada rasio keuangan yang terdiri dari variabel risiko kredit yang diproksikan dengan credit risk, risiko pasar yang diproksikan dengan market risk, risiko likuiditas yang diproksikan dengan liquidity risik, tata kelola perusahaan yang diproksikan sebagai good corporate governance, rentabilitas yang diproksikan dengan profita bility, dan kecukupan modal yang diproksikan dengan capital adequacy dalam hubungannya terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to book va lue (PBV).

3.4. Definisi Operasional

Untuk menjaga kesalahpahaman dan untuk menjaga persepsi, maka perlu dikemukakan definisi operasional variabel penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel independen.

a. Nilai Perusahaan

Menurut Andri dan Hanung (2007) dalam Retno dan Denies (2012: 3) nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya.

(63)

terhadap laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Dalam penelitian ini menggunakan price to book value sebagai proksi nilai perusahaan yang formulanya dirumuskan sebagai berikut:

Pr ice to Book Va lue = � � ℎ

� ℎ

Sumber : Hasan (2011) dalam Juenda, Susi, dan Wahidatul (2013)

2. Variabel Independen

a. Risiko Kredit

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban pada bank.

Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi; (ii) kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan; (iii) strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan dana; dan (iv) faktor eksternal (SE BI No. 13/24/DPNP) dimana berpedoman pada Lampiran I.1.a SE BI No. 13/24/DPNP. Risiko kredit diproksikan sesuai Lampiran I.1.a SE BI No. 13/24/DPNP yang diformulasikan sebagai berikut:

Nila i risiko kredit = �

(64)

b. Risiko Pasar

Risiko pasar termasuk salah satu tipe risiko menurut Hitchner. Hitchner (2003 : 138) mendefiniskan risiko pasar yang,“rela tes to how

well the company is geogra phica lly diversified. If the compa ny opera tes within a loca l ma rketpla ce, cha nges in the loca l a rea ca n grea tly a ffect it. A more diversified geogra phica l ma rket ca n reduce the risk a ssocia ted with a compa ny”.

SE BI No. 13/24/DPNP menjelaskan mengenai penilaian risiko pasar bahwa:

Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) volume dan komposisi portofolio, (ii) kerugian potensial (potential loss) Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in Banking Book-IRRBB) dan (iii) strategi dan kebijakan bisnis. Bank dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar menggunakan parameter/indikator Risiko inheren dengan berpedoman pada Lampiran I.1.b.

Sebagai penilaian atas risiko pasar, maka penilaian risiko pasar dapat diformulasikan sebagai berikut:

Nila i risiko pa sa r = �

c. Risiko Likuiditas

Jorion (2002 : 342) mengungkapkan bahwa “ca sh-flow/funding

(65)

mengaitkan antara kecukupan aset dan kewajiban dalam sebuah perusahaan.

Menurut SE BI No. 13/24/DPNP, dalam menilai risiko likuiditas bank harus menggunakan parameter sebagai berikut:

a) Komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif;

b) Konsentrasi dari aset dan kewajiban;

c) Kerentanan pada kebutuhan pendanaan; dan d) Akses pada sumber-sumber pendanaan.

Sehingga nilai risiko likuiditas bank dapat diformulasikan sebagai berikut:

Nila i risiko likuidita s = �

� ℎ

d. Good Corporate Governance (GCG)

Ali (2006 : 334) mengungkapkan bahwa,”corpora te governa nce

atau tata kelola perusahaan adalah sistem yang dipergunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan”.

Dalam menetapkan peringkat faktor GCG, dapat dilakukan analisis atas:

a) Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank;

(66)

c) Informasi lain yang terkait dengan GCG;

d) GCG Bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan. GCG dikategorikan ke dalam 5 peringkat yang dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1

Penilaian Tingkat GCG

Nilai Komposit Peringkat Komposit

Nilai Komposit < 1.5 Sangat baik 1.5 < Nilai Komposit < 2.5 Baik

2.5 < Nilai Komposit < 3.5 Cukup Baik 3.5 < Nilai Komposit < 4.5 Kurang Baik 4.5 < Nilai Komposit < 5 Tidak Baik Sumber : SE BI No. 9/12/DPNP

e. Rentabilitas

Menurut Harahap (2006 : 304) rentabilitas disebut juga profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas modal, jumlah karyawan, jumlah karyawan, dan sebagainya.

(67)

Nila i Renta bilita s = �

� ℎ

f. Kecukupan Modal

Kecukupan modal (capital adequacy) merupakan faktor penting bagi bank dalam rangka penegmbangan usaha dan menampung risiko kerugian (Susilo dkk, 2000 : 27). Kecukupan modal atau permodalan didasarkan pada kewajiban penyertaan modal minimum bank.

Bank Indonesia menggunakan parameter/indikator dalam menilai permodalan perbankan yang didasarkan pada SE BI No. 13/24/DPNP, yaitu:

1. Kecukupan modal bank dilakukan secara komprehensif

2. Pengelolaan permodalan bank yang didasarkan kepada analisis terhadap manajemen permodalan dan kemampuan akses permodalan

Untuk menilai kecukupan modal pada bank, maka dapat diformulasikan sebagai berikut:

Nila i Kecukupa n Moda l = �

� ℎ

3.5. Skala Pengukuran Variabel

(68)

pengukuran variabel nilai perusahaan (PBV), risiko kredit (credit risk), risiko pasar (market risk), risiko likuiditas (liquidity risk), rentabilitas (profitability), dan kecukupan modal (capital adequacy) dinyatakan dalam rasio. Sedangkan skala pengukuran variabel GCG dinyatakan dalam interval.

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel No

.

Variabel Indikator Skala

1. Nilai

Likuiditas Nilai risiko likuiditas = T J

Rasio

5. GCG Peringkat Komposit Likert

6. Rentabilitas

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1. Populasi

Populasi menurut Ridwan dan Kuncoro dalam Erlina (2011 : 81), “adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang akan

(69)

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun pengamatan yaitu tahun 2012 sampai 2014 dengan jumlah populasi sebanyak 40 perusahaan perbankan yang telah go public.

3.6.2. Sampel

Proses pengambilan sampel merupakan proses yang penting dalam sebuah penelitian. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011 : 82). Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang digunakan berdasarkan perimbangan (judgement). Kriteria yang akan digunakan dalam pemilihan sampel ini yaitu bank yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit secara berturut-turut selama tahun pengamatan yaitu 2012 sampai 2014 dan jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah sebanyak

NAMA BANK KRITERIA KETERANGAN

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

(70)

8 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk.

 BS

9 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

 S4

10 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

 BS

11 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

 S5

12 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

 BS

13 BCIC Bank Mutiara Tbk  BS

14 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

18 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

 S8

22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk  BS

23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk  S9

(71)

33 MCOR Bank Windu Kentjana

37 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk. Data ini diperoleh dari laporan keuangan perbankan tahun 2012-2014 yang diterbitkan oleh ICMD dan BEI. Sumber data sekunder yang diperoleh adalah dari Indonesia n Capita l Ma rketDirectory, www.idx.co.id (Indonesia Stock Exchange), dan www.bi.go.id (situs Bank Indonesia).

3.8. Metode Pengumpulan Data

(72)

guna memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data yang diperoleh dari penelusuran Internet.

3.9. Teknik Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian, hipotesis, dan kerangka konseptual, maka analisis data ini bertujuan untuk mengetahui peran masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Sebelum melakukan analisis regresi, ada beberapa syarat pengujian yang harus dipenuhi untuk memastikan apakah model regresi digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Setelah itu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t.

3.9.1.Uji Asumsi Klasik

Pengukuran asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Referensi

Dokumen terkait

If we wanted every tmux session to start in the same default folder, or automatically open a split window, we could bake that right in to our default configuration, simply by using

Penelitian dengan judul “ Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri Daun ( Apium graveolens L. secalinum Alef .) Pada Pemberian Naungan dan Konsentrasi Pupuk

Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali. Angin

Oleh sebab itu, tujuan dari penulisan ini adalah menunjukkan bagiamana integrasi nilai-nilai Alquran dalam pembelajaran matematika materi peluang.. Kata

Cara Membuat Kerajinan Tangan Dari Kain Flanel Yang Lucu (Membuat Gantungan Kunci, Aksesoris Bunga, dan Menghias Kotak Tisu) - pada artikel postingan kali ini saya akan

Saat ini, kebanyakan Community College di negara ini dapat memberikan sertifikasi setingkat MQF tingkat 3, walaupun mulai banyak Community College yang mulai

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia..

Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: