• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI STRUKTUR SALISILAMIDA MENJADI N-HEKSANOIL SALISILAMIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI STRUKTUR SALISILAMIDA MENJADI N-HEKSANOIL SALISILAMIDA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FIRDHA ANITA YULIANTI

MODIFIKASI STRUKTUR SALISILAMIDA MENJADI

N-HEKSANOIL SALISILAMIDA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

i

SKRIPSI

FIRDHA ANITA YULIANTI

MODIFIKASI STRUKTUR SALISILAMIDA MENJADI

N-HEKSANOIL SALISILAMIDA

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(3)

Lembar Pengesahan

MODIFIKASI STRUKTUR SALISILAMIDA MENJADI

N-HEKSANOIL SALISILAMIDA

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh :

FIRDHA ANITA YULIANTI NIM : 09040084

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iii

Lembar Pengujian

MODIFIKASI STRUKTUR SALISILAMIDA MENJADI

N-HEKSANOIL SALISILAMIDA

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada 27 Juli 2013

Oleh :

FIRDHA ANITA YULIANTI NIM : 09040084

Disetujui Oleh :

Penguji I Penguji II

Dr. Bambang Tri Purwanto, Apt., MS. Engrid Juni Astuti, S. Farm., Apt. NIP. 19571006 198503 1 003 NIP.

Penguji III Penguji IV

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil‘alamiin puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia serta limpahan rahmat-Nya, sehingga saya diridhoi untuk dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Modifikasi Struktur Salisilamida Menjadi N-Heksanoil Salisilamida guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Perkenankanlah Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Bambang Tri Purwanto, MS., Apt. selaku pembimbing utama

atas seluruh kesabaran, kasih sayang, dan ketelatenan yang telah diberikan

untuk membimbing serta memberikan dorongan moril sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Engrid Juni Astuti, S. Farm., Apt. selaku pembimbing serta yang telah

tulus dan sabar membimbing serta memberikan dorongan moril sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen penguji yang telah tulus

ikhlas dan penuh kesabaran untuk membimbing dan memberikan

dorongan moril serta banyak masukan pada penulisan maupun saat

pengerjaan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan membangun untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Tri Lestari Handayani, S. Kep. Ners, Sp. Mat. selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang akan fasilitas yang

telah diberi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

6. Bapak ibu jajaran dosen dan staf karyawan Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan dukungan

serta memfasilitasi pengerjaan skripsi ini.

7. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt selaku Ketua Program Studi

(6)

v

telah memberikan fasilitas dan dukungan serta kesempatan untuk dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

8. Ibu Sovia Aprina Basuki, S. Farm., Apt. selaku kepala Laboratorium

Kimia Terpadu Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memfasilitasi dan memberikan kemudahan terselesaikannya skripsi ini.

9. Universitas Brawijaya Malang dan mas Tegar dari ITD Kampus C Unair

Surabaya akan bantuannya dalam pengujian IR dan H-NMR sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

10.Kedua orangtua saya yang paling saya sayangi dan hormati, khususnya

ibunda tercinta yang selalu menguntai doa, mengulurkan cinta & kasih

sayang, memberikan pengorbanan sepanjang hidup beliau, dan pastinya

perhatian, dorongan, juga semangat yang begitu kuat untuk anaknya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan penuh perjuangan. Untuk

yang tidak menemani tapi selalu tertanam dalam hati, karya ini adinda

persembahkan untukmu (Alm.) Ayahanda yang masih dan tetap akan

selalu kucinta.

11.Adikku satu-satunya tersayang, yang walaupun menjengkelkan, saya yakin

turut berupaya mendoakan agar skripsi ini terselesaikan dengan baik.

12.Teman-teman team skripsi kimia medisinal yang telah bekerja keras, jatuh

bangun bersama. We have to remember this moment guys! Onha, Artabah,

Aty, Gaya, Tika, Eka, Retno, Khair, Rezki, Rizal, dan Mirza.

13.For you FELOGA-AR- (Firdha/saya sendiri, Eka, Lita, Onha, Gaya, Aty,

Aminah, Rezki), terimakasih supportnya, kasih sayangnya, semua momen

yang tak terlupa, dan kebersamaannya. Thanks for everything.

14.Mas Muchlis terimakasih, pengajarannya tentang kimia organik,

farmakokinetik-farmakodinamik, kimed, dll, terimakasih pula atas kasih

sayangnya, kesabarannya menghadapi adinda.

15.Teman-teman angkatan 2009, terima kasih atas kebersamaan yang akan

(7)

16.Mbak Susi & Mas Ferdi selaku Laboran Kimia Terpadu PS. Farmasi atas

semua waktu yang sudah diluangkan untuk saya, segala bantuannya dalam

memfasilitasi pengerjaan skripsi ini.

17.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

membantu kelancaran skripsi ini.

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan segala kesalahan sepenuhnya

dari manusia. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis

mengharapkan masukan baik kritik maupun saran dari semua pihak. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan maupun para

pembaca.

Malang, 26 Juli 2013

(8)

vii

RINGKASAN

Modifikasi struktur kimia telah banyak dilakukan dengan tujuan diantaranya untuk mendapatkan senyawa dengan aktivitas yang lebih baik, keselektivan yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping yang sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih besar. Salisilamida merupakan salah satu golongan OAINS ini mula kerjanya cepat dan toksisitasnya juga relatif lebih rendah dibandingkan OAINS lainnya. Akan tetapi Salisilamida mengalami first past metabolism dalam mukosa usus sehingga hanya sedikit yang masuk kedalam sirkulasi sebagai zat aktif. Selain itu, durasinya pendek yang artinya Salisilamida cepat dimetabolisme dari tubuh sehingga efek pereda nyeri yang dihasilkan sangatlah singkat. Oleh karena alasan tersebut, diupayakanlah suatu modifikasi struktur Salisilamida yaitu dengan menambah suatu gugus asil kedalam struktur Salisilamida untuk meningkatkan aktivitasnya.

Modifikasi struktur Salisilamida dilakukan dengan cara mereaksikan Salisilamida dengan Heksanoil klorida melalui reaksi asilasi menggunakan reaksi

Schotten-Baumann yang dimodifikasi. Pertama gugus amin dari Salisilamida akan bertindak sebagai nukleofil kemudian menyerang gugus C karbonil dari Heksanoil klorida sehingga terbentuklah senyawa N-Heksanoil Salisilamida. Selanjutnya senyawa diuji kemurniannya yaitu dengan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Titik lebur, serta diidentifikasi strukturnya menggunakan instrument Spektrofotometer UV, IR, spektrometer 1H-NMR.

Senyawa hasil modifikasi yang diperoleh secara organoleptis berbentuk padat berupa kristal hablur, berwarna putih, dan tidak berbau dengan persentase hasil sebesar 0,68%. Berdasarkan uji kromatografi Lapis Tipis menggunakan tiga eluen yaitu Kloroform-Etil asetat (3:7), Heksan-Metanol-Aseton (6:1:3), dan N-Heksan-Metanol-Kloroform (6:1:3) terlihat noda tunggal dan berbeda nilai Rf antara senyawa hasil modifikasi dengan Salisilamida sebagai senyawa induk. Pada pemeriksaan Titik Lebur pemeriksaan jarak lebur menggunakan Meltingting Point Stuart didapatkan rentang jarak lebur 134-135°C yang juga berbeda dari senyawa induk. Identifikasi struktur menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapatkan puncak serapan maksimum pada pada panjang gelombang 297 & 231 nm, kemudian dengan spektrofotometer IR dapat dilihat gugus fungsi -C=O tampak pada bilangan gelombang 1679,88 dan 1614,31 cm-1, dan gugus fungsi N-H pada bilangan gelombang 3188,11 cm-1, dan terakhir identifikasi struktur menggunakan spektrometer 1H-NMR didapatkan bahwa senyawa memiliki 17 atom H.

(9)

ABSTRACT

Salicylamide is one of NSAID class that have weak therapeutic effect of analgesic and antipyretic. Therefore, a novel Salicylamide derivative was synthesized by modified Schotten-Baumann’s method on asilation reaction. Reaction between Salicylamide and Hexanoyl chloride for 2 hours to produce N-Hexanoyl Salicylamide. Target compound purified by recrystalisation. The purity was identified using Thin Layer Chromatography (TLC) & melting point test. The yield percentage of target compound was 0,68%. Purified compound characterized and identified by spectrometer 1HNMR, spectrofotometer FTIR KBr and UV. Product compound form white crystal with melting range about 134-135oC. Spectra of 1HNMR and FTIR KBr showed that pure N-Hexanoyl Salicylamide was successfully synthesized.

Keyword: Salicylamide, N-Heksanoyl Salicylamide, Schotten-Baumann

(10)

ix

ABSTRAK

Salisilamida merupakan salah satu golongan OAINS yang kerja analgesik-antipiretiknya lemah. Oleh karena itu, turunan Salisilamida, N-Heksanoil Salisilamida telah disintesis dengan menggunakan metode Schotten-Baumann yang dimodifikasi melalui reaksi asilasi. Salisilamida direaksikan dengan Heksanoil klorida untuk bisa mendapatkan senyawa N-Heksanoil Salisilamida. Senyawa hasil reaksi dimurnikan dengan rekristalisasi. Uji kemurnian dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji titik lebur. Persentase senyawa hasil yang didapat sebesar 0,68%. Senyawa hasil reaksi yang murni diidentifikasi dengan spektrometer 1HNMR, spektrofotometer FTIR KBr dan UV. Senyawa hasil berbentuk kristal berwarna putih dengan rentang titik lebur antara 134-1350C. Berdasarkan spektra dari 1HNMR dan FTIR KBr menunjukkan bahwa N-Heksanoil Salisilamida yang murni telah berhasil disintesis.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Umum Tentang Nyeri ... 5

2.1.1Definisi Nyeri ... 5

2.1.2Klasifikasi Nyeri ... 6

2.1.3Reseptor Nyeri ... 6

2.1.4Mediator Nyeri ... 7

2.1.5Mekanisme Penghantaran Nyeri ... 8

2.2 Terapi Nyeri ... 9

2.2.1 Terapi Non-Farmakologi... 10

2.2.2 Terapi Farmakologi ... 10

2.3 Tinjauan Senyawa Salisilamida ... 13

(12)

xi

2.5 Tinjauan Mekanisme Reaksi Asilasi ... 15

2.6 Tinjauan Uji Kemurnian & Identifikasi Struktur ... 15

2.6.1 Tinjauan Jarak Lebur ... 15

2.6.2 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis... 16

2.6.3 Tinjauan Spektrofotometer UV-Vis ... 16

2.6.4Tinjauan Spektrofotometer Inframerah (IR) ... 17

2.6.5Tinjauan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti (1H-NMR) ... 17

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

3. 1 Kerangka Konseptual penelitian ... 19

3. 2 Skema Kerangka Konseptual Penelitian ... 21

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN... 22

4.1 Bahan Penelitian ... 22

4.2 Alat Penelitian ... 22

4.3 Tempat Penelitian ... 22

4.4 Waktu Penelitian ... 23

4.5 Metode Penelitian ... 23

4.5.1Prosedur Modifikasi Struktur Salisilamida dan Heksanoil klorida ... 23

4.5.2Kerangka Operasional ... 24

4.5.3Analisis Senyawa Hasil Modifikasi ... 24

4.5.4Identifikasi Struktur Senyawa N-Heksanoil Salisilamida 25 BAB V HASIL PENELITIAN... 26

5.1 Senyawa Hasil Modifikasi ... 26

5.2 Analisis Senyawa Hasil Modifikasi ... 26

5.2.1 Pemeriksaan Organoleptis ... 26

5.2.2 Pemeriksaan Kemurnian Senyawa ... 26

5.3 Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Modifikasi ... 28

5.3.1 Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi dengan Spektrofotometer UV ... 28

(13)

Spektrofotometer IR ... 29

5.3.3 Identifikasi Senyawa Hasil Modifikasi dengan Spektrometer Resonansi Magnet Inti (1H-NMR) ... 31

BAB VI PEMBAHASAN ... 35

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

7.1 Kesimpulan ... 40

7.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(14)

xiii

[image:14.595.109.511.146.367.2]

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

V.1 Hasil pemeriksaan organoleptis senyawa hasil Modifikasi ... 26

V.2 Hasil pemeriksaan jarak lebur senyawa asetaminofen dan senyawa

hasil Modifikasi ... 26

V.3 Harga Rf senyawa asetaminofen dan hasil modifikasi dalam tiga

macam fase gerak ... 27

V.4 Panjang gelombang senyawa hasil modifikasi dalam pelarut metanol pada spektra ultraviolet ... 27

V.5 Karakteristik spektra inframerah senyawa Salisilamida dan senyawa

hasil modifikasi ... 31

V.6 Karakteristik spektra 1H-NMR senyawa Salisilamida ... 33

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema hantaran nyeri nosiseptif... 9

2.2 Jalur biosintesis prostaglandin & mekanisme penghambatan obatnya …... 12

2.3 Salisilamida... 13

2.4 Heksanoil klorida... 14

3.2 Skema kerangka konseptual... 21

4.1 Bagan kerangka operasional... 24

5.1 Spektrum ultraviolet senyawa induk (Salisilamida) dalam metanol 28 5.2 Spektrum ultraviolet senyawa hasil modifikasi dalam metanol…… 29

5.3 Spektrum inframerah Salisilamida dalam pellet KBr... 30

5.4 Spektrum inframerah senyawa hasil modifikasi dalam pellet KBr.. 30

5.5 Spektra 1H-NMR senyawa Salisilamida dengan pelarut DMSO-D6 32 5.6 Spektra 1H-NMR senyawa hasil modifikasi dengan pelarut DMSO-D6... 33

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Pernyataan... 43

2 Daftar Riwayat Hidup... 44

3 Perhitungan Persentase Hasil Modifikasi Senyawa Salisilamida

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Anonim, 2012. Material Data Sheet of Hexanoyl chloride. [online] ada di:

http://www.sigmaaldrich.com/ [diakses pada 02 Juni 2013].

Baumann, TJ. 2002. Pain Management. In: Dipiro, J.T., Talbert, R. L., Yee, G.C.,

Matzke, G.R., Wells B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy A

Pathophysiology Approach. 5th Edition. Book 2. New York: Mc Graw Hill

Companies, Inc. p. 1103

Bresnick, S. 2004. Intisari Kimia Organik. Jakarta: Hipokrates

Dewoto, HR. 2011. Analgesik Opioid dan Antagonis. Dalam: Ganiswarna, SG.

(Eds.). Farmakologi dan Terapi Edisi5. Jakarta: Bagian Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fessenden, RJ., Fessenden, JS. 1999. KiniaOrganik. Diterjemahkan oleh A. H.

Pudjatmaka. Jilid I, Edisi ke-3. Erlangga, Jakarta

Fields., Martin. 1995. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.

Ganong, WF. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Guyton, AC., Hall, JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteranedisi 11. Jakarta:

EGC.

Katzung, BG. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC.

Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat. Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,

Terj. Mathilda B dkk, Edisi ke-5, penerbit ITB, Bandung.

Neal, MJ. 2005. At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS edisi 5. Jakarta: Erlangga

Patrick, GL. 1995. An Introduction To Medicinal Chemistry. United States:

Oxford University Press.

Pine, SH. Hendricson, JB., Cram, DJ., and Hammond, GS. 1988. Kimia Organik

II. Terjemahan: Roehyati, J., Susanti, W., terbitan keempat. Bandung: ITB

(18)

xvii

Priyanto. 2008. Farmakologi Dasar: Untuk Mahasiswa Keperawatan dan

Farmasi. Depok: Lembaga Studi dan Konsultasi Farmakologi.

Prof. Nadendla., RR. 2005. Principles of Organic Medicinal Chemistry. New

Delhi: New Age International (P) Limited Publishers.

Pudjono., Joyce., Jung, C. 2002. Sintesis dibenzoil resorsinol dari benzoil klorida

dan resorsinol Melalui Modifikasi Metode Schotten-Baumann. 5 (1).

Yogyakarta: SIGMA.

Purwanto., Susilowati, R. 2000. Hubungan Struktur-Aktivitas Obat Analgetika.

Dalam: Siswandono., Soekardjo, B (Eds.). Kimia MedisinalEdisi 2.

Surabaya: Airlangga University Press.

Rohman, A., Gandjar, IG. 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan

Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Silverstein, RM., Kiemle, DJ. Webster FX. 2005 Spectrofotometric Identification

of Organik Compound. Seventh Edition. New York: John Willey and

Sons.

Siswandono. 2000. Metode Modifikasi Struktur Molekul Obat. Dalam:

Siswandono., Soekardjo, B (Eds.). Kimia Medisinal Edisi 1. Surabaya:

Airlangga University Press.

Smith, Janice. 2002. Organic chemistry. Taylor and francis group, LLC, Boca

Raton, FL,USA.

Sutrisno. 2010. Buku Ajar Instrumen Analisis Obat. Malang: UM Press.

Sweetman, SC. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference. Thirty-sixth

Edition. London: Pharmaceutical Press.

Tjay, TH., Kirana, R. 2002. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek

Sampingnya, Edisi Kelima. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Vogel, AI. 1986. A Text Book of Practical Chemistry Including Qualitative

Organic Analysis. 4th Ed. London: English Book Society and Longman

Green & Co Ltd.

Watson, DG. 2009. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta: Kedokteran Jakarta.

Wilmana, PF. 2011. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti Inflamasi Nonsteroid

(19)

Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang pasti pernah mengalami perasaan nyeri. Nyeri merupakan suatu gejala klinik yang berupa perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak

berkaitan dengan kerusakan jaringan. Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri,

contohnya saat seseorang dalam keadaan emosi dapat memperhebat rasa nyeri.

Setiap individu memiliki ambang toleransi nyeri yang berbeda-beda (Tjay &

Rahardja, 2002). Pada umumnya ketika terjadi nyeri ringan maupun sedang

digunakan analgesik untuk mengurangi perasaan nyeri.

Analgesik merupakan zat yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat

secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa menghilangkan

kesadaran. Berdasarkan mekanisme kerja pada tingkat molekul, analgesik dibagi

menjadi dua golongan yaitu analgesik narkotik dan non narkotik

(analgesik-antipiretik). Analgesik narkotik dapat menekan sistem saraf pusat secara selektif,

digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang sedang sampai berat seperti pada

penderita kanker, serangan jantung akut, paska operasi dan kolik usus ataupun

ginjal. Bekerja dengan menduduki nosiseptor dalam otak dan spinal chord,

rangsangan reseptornya juga bisa menimbulkan efek eforia dan perasaan

mengantuk. Analgesik non narkotik sering disebut analgesik-antipiretik atau obat

anti inflamasi non steroid (OAINS). Bekerja pada perifer dan sentral sistem saraf

pusat. Obat golongan ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang,

menurunkan suhu badan, dan sebagai antiradang (Purwanto & Susilowati, 2000).

Seperti kita ketahui bahwa golongan OAINS mempunyai beberapa efek

samping yang timbul bersamaan dengan penggunaan obat. Salisilat contohnya,

memiliki aktivitas analgesik-antipiretik dan antirematik. Tetapi, tidak digunakan

secara oral karena terlalu toksik (Purwanto & Susilowati, 2000). Guna

meningkatkan efek farmakologis dari salisilat dan mengurangi efek sampingnya,

dilakukan modifikasi struktur dari salisilat. Salah satunya adalah dengan

(21)

2

Contohnya adalah bentuk ester dari salisilat yang banyak dikenal dengan aspirin

(Acidum Salicylic Acid/ASA).

Modifikasi struktur kimia telah banyak dilakukan dan menghasilkan

berbagai senyawa turunan, dengan tujuan diantaranya untuk mendapatkan

senyawa dengan aktivitas yang lebih baik, keselektivan yang lebih tinggi,

toksisitas atau efek samping yang sekecil mungkin dan kenyamanan yang lebih

besar. Struktur kimia obat ternyata dapat menjelaskan sifat-sifat obat, dan

unit-unit struktur atau gugus molekul obat berkaitan dengan aktivitas biologisnya.

Salisilamida merupakan salah satu golongan OAINS turunan asam

salisilat. Berbeda dengan aspirin, salisilamida tidak terhidrolisis menjadi salisilat

dalam tubuh, mula kerjanya cepat, toksisitasnya juga relatif lebih rendah

dibandingkan OAINS lainnya. Akan tetapi, efek analgesik-antipiretiknya lemah

dibandingkan asamsalisilat karena Salisilamida mengalami first past metabolism

dalam mukosa usus sehingga hanya sedikit yang masuk kedalam sirkulasi sebagai

zat aktif, selain itu durasinya pendek yang artinya Salisilamida cepat

dimetabolisme dari tubuh sehingga lamanya waktu obat menghasilkan efek pereda

nyeri singkat (Wilmana & Gan, 2011). Oleh karena alasan tersebut dan dalam

rangka meningkatkan aktivitasnya, diupayakanlah suatu modifikasi struktur

Salisilamida yaitu dengan menambah suatu gugus senyawa kedalam struktur

Salisilamida.

Secara umum, aktivitas biologis suatu senyawa dipengaruhi oleh sifat

fisika kimianya. Sifat tersebut ditentukan oleh jumlah, macam, dan susunan atom

molekul obat. Sifat fisika kimia dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sifat

lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik terutama berkaitan dengan

kemampuan senyawa dalam menembus membran biologis. Sifat elektronik

berpengaruh pada penembusan obat dalam membrane biologis dan ikatan obat

reseptor. Sedangkan sifat sterik teruatama menentukan keserasian interaksi

molekul senyawa dengan reseptor dalam sel (Patrick, 1995).

Pada penelitian ini akan dilakukan reaksi asilasi gugus amin dari

Salisilamida dengan Heksanoil klorida menggunakan reaksi Schotten-Baumann

yang dimodifikasi. Proses ini mengikuti dasar hukum reaksi Substitusi

(22)

3

elektrofil. Pada struktur Salisilamida, gugus –OH fenolik dan gugus amin dapat

bereaksi dengan Heksanoil klorida karena keduanya merupakan suatu nukleofil

(gugus penyerang), tetapi karena gugus amin lebih kuat keelektronegativannya

dibandingkan dengan gugus –OH fenolik oleh sebab itu reaksi asilasi terjadi pada

gugus amin. Sebagai media pelarut digunakan aseton yang merupakan pelarut

semi polar dan mampu melarutkan senyawa organik, juga berbagai garam. Pelarut

ini berperan meningkatkan kereaktivan nukleofil anion, dan pada akhir proses

mudah dihilangkan karena sifatnya yang dapat bercampur dengan sebagian air

serta mudah menguap pada titik didih 670C (Fessenden & Fessenden, 1999).

Secara teoritis, penambahan gugus Heksanoil klorida pada struktur Salisilamida

akan meningkatkan lipofilitas Salisilamida yang berujung pada meningkatnya

aktivitas biologis.

Beberapa pengujian dilakukan untuk senyawa hasil preparasi ini

diantaranya uji kemurnian dengan penentuan titik lebur menggunakan alat Melting

Apparatus, uji kromatografi lapis tipis yaitu dengan tiga macam fase gerak, uji

identifikasi struktur dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS,

spektrofotometer inframerah (IR), dan spektrometer Nuclear Magnetic Resonance

(1H-NMR) (Silverstein, 2005).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah senyawa Salisilamida dapat dimodifikasi melalui reaksi asilasi

antara senyawa Salisilamida dengan Heksanoil klorida?

1.3 Tujuan Penelitian

Mendapatkan senyawa baru turunan Salisilamida, yaitu N-Heksanoil

Salisilamida yang dimodifikasi melalui reaksi asilasi antara senyawa

Salisilamida dengan Heksanoil klorida.

1.4 Hipotesis

Senyawa N-Heksanoil Salisilamida dapat dimodifikasi melalui reaksi

asilasi antara senyawa salisilamida denganHeksanoil klorida.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan dapat dihasilkan suatu senyawa baru turunan Salisilamida,

(23)

4

mendapatkan obat baru dengan aktivitas analgesik yang lebih baik dan

Gambar

Gambar
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam aplikasi ini adalah metode WP (Weighted product). Pelaksanaan Dalam pengembangan aplikasi digunakan metode Prototype. Hasil pengembangan

Pada umur 566 hari, mortar yang memiliki kuat tarik belah paling tinggi yaitu mortar rendam angkat air laut, mortar ail laut, mortar penambahan NaCl 2% dan yang

pengelola terminal secara terpadu dan terkoordinasi dengan baik, perlu segera meninjau kembali Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Daerah Tingkat II Banjar tanggal 25 Juli 1978Nomor

Akhmad T~, alumnusUni-.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Dari hasil pengaruh pementasan teater tradisi dan teater modern ini pula kemudian terlahir bentuk-bentuk baru teater modern yang berakar pada budaya daerah setempat.. Kelompok-kelompok

enhancing students’ speaking skill through gallery walk technique (a classroom action research at the first grade students of sma muhammadiyah (plus) salatiga in academic

Berdasarkan hasil tes Akhir/pos-test dengan menggunakan kegiatan bermain pancing menunjukan peningkatan yang signifikan setelah anak tunagrahita ringan diberi