• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Jumlah Angkatan Kerja Di Kota Medan Pada Tahun 2010-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Jumlah Angkatan Kerja Di Kota Medan Pada Tahun 2010-2015"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA MEDAN

PADA TAHUN 2010-2015

TUGAS AKHIR

RIZKY AMALIA

082407036

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA MEDAN

PADA TAHUN 2010-2015

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

RIZKY AMALIA

082407036

PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA

DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2010-2015

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RIZKY AMALIA

Nomor Induk Mahasiswa : 082407036

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui/Disetujui oleh Pembimbing Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Djakaria Sebayang, M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19511227 198503 1 002

(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH ANGKATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2010-2015

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(5)

PENGHARGAAN

Assalamualaikum Wr.Wb

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, dengan limpahan karunia-NYA akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir ini merupakan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak sehubungan dengan hal tersebut, penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen FMIPA USU, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua Dosen dan Pegawai pada Departemen Matematika FMIPA USU.

2. Bapak Drs. Djakaria Sebayang, M.Si. sebagai pembimbing saya pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas, padat dan professional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyeleaikan tugas ini.

3. Terkhusus penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda H.M.Haryanto dan Ibunda Tercinta Hj.Yunismar Lbs karena dengan dorongan dan motivasinya sehingga terselesaikannya Tugas Akhir ini, begitu juga dengan abang dan kakak M.hadi Syahputra, Winda Octarina Amd, dan Marda Tillah S.Sos serta seluruh keluarga yang telah mendukung penulis. 4. Buat sahabat-sahabat choupink gita, nidya, dewi, dyan, tati, eva, rani terima

kasih atas perhatian dan kerjasamanya.

5. Buat yongkongtong terima kasih atas kelucuan, kritik, saran dan kebocorannya bersama kalian kuliah serasa lebih berwarna.

6. Buat teman-teman khususnya STAT A dan umumnya STAT B dan C stambuk 2008.

Semoga Allah SWT membalas segala budi baik Bapak, Ibu dan saudara-saudara sekalian. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan sederhana baik dalam penulisan maupun dalam tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu Statistik..Amin.

Medan. Juni 2011

(6)

DAFTAR ISI

1.3 Identifikasi Masalah 5

1.4 Batasan Masalah 6

1.5 Metode Penelitian 6

1.6 Landasan Teori 7

1.7 Sistematika Penulisan 8

Bab 2 Tinjauan Teoritis 10

2.1 Pengertian - pengertian 10

2.1.1 Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan kerja 10 2.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 12

2.1.3 Jenis / Jabatan Pekerjaan 13

2.1.4 Lapangan Pekerjaan / Usaha 14

2.1.5 Status Kedudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja 15

2.2 Landasan Teori 16

2.2.1 Peramalan jumlah angkatan kerja 16

2.2.1.1 Peramalan tingkat partisipasi angkatan kerja 16

(7)

Bab 3 Tinjauan Umum Badan Pusat Statistika 19

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 23

3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 23

3.3 Visi dan Misi 25

3.4 Struktur Organisasi BPS 26

3.5 Tugas dan Wewenang Masing-masing Bagian di Badan Pusat Statistik 31

Bab 4 Analisa Dan Pembahasan 37

4.1 Pengumpulan Data 37

4.1.1 Angkatan Kerja 37

4.2 Pengolahan Data 38

4.2.1 Peramalan Jumlah Angkatan Kerja 38

4.2.2 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja 43

4.2.3 Tingkat Parisipasi Angkatan Kerja 48

Bab 5 Implementasi Sistem 51

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 51

5.2 Pengaktifan Excel 51

5.3 Metode Trend Linier 52

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 56

6.1 Kesimpulan 56

6.2 Saran 56

Daftar Pustaka

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 : Jumlah angkatan kerja menurut jenis kelamin 37 Tabel 4.2 : Peramalan Jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan

Di Kota Medan 34

Tabel 4.3 : Angkatan Kerja di kota Medan tahun 2004 s/d 2015 42

Tabel 4.4 : Jumlah Penduduk Usia Kerja 43

Tabel 4.5 : Peramalan Penduduk Usia Kerja 43

Tabel 4.6 : Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja dan Angktan Kerja

Di Kota Medan 48

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota 27

Gambar 3.2 : Struktur Organisasi BPS Provinsi 28

Gambar 5.1 : Tampilan Jendela Microsoft Excel 52

Gambar 5.2 :

Tampilan Data Angkatan Kerja 53

Gambar 5.3 :

Tampilan Menu Data Analisis 54

Gambar 5.4 :

Tampilan Menu Regression 54

Gambar 5.5 :

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang peranan penting, tanpa data tersebut tidaklah mungkin program pembangunan dapat direncanakan dan dilaksanakan. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor kekuatan manusia merupakan unsur yang penting dalam pembangunan. Di Indonesia, dewasa ini dibutuhkan sekali data mengenai jumlah tenaga kerja dari aspek kualitas maupun kuantitas.

(11)

Masalah angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah akan mengalami peningkatan jumlah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang telah memasuki usia kerja. Penduduk Indonesia termasuk kedalam golongan struktur umur muda yaitu sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur yang membutuhkan pekerjaan, dimana pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat dengan pesat. Persebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan persebaran angkatan kerja yang tidak merata pula, yaitu sebagian besar berada di pulau Jawa dan Madura. Pesebaran angkatan kerja yang tidak merata, tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja yang memadai sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja di pulau Jawa tidak seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang terus bertambah sehingga jumlah pengangguran di daerah lain ataupun pedesaan khususnya semakin meningkat bersamaan pertambahan penduduk tiap tahun.

(12)

Dengan menganggap bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja keseluruhan akan relatif konstan selama dasawarsa mendatang kita bisa menduga tingginya tingkat pertumbuhan angkatan kerja setidak-tidaknya sampai akhir tahun 1980-an dan sangat mungkin pada tahun 2000-an ini angkatan kerja akan menjadi berlipat dua dibandingkan angkatan kerja pada tahun 1971, hanya pada akhir abad ini penurunan fertilitas sejak sekitar pertengahan 1970-an akan mulai memberikan dampak terhadap jumlah orang yang hendak masuk angkatan kerja setiap tahun. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa tekanan suplai tenaga kerja terhadap penciptaan kesempatan kerja akan terus menjadi masalah selama replita IV.

Salah satu persoalan yang dihadapi dibidang ketenagakerjaan dewasa ini antara lain adalah masih rendahnya kualitas (mutu) tenaga kerja Indonesia ditinjau dari segi pendidikan, keahlian maupun keterampilan. Hasil sensus 1980 memberikan gambaran yang kurang menggembirakan dimana 88,2% angkatan kerja berpendidikan minimal SD, 5,2% berpendidikan SLTP, 5,7% berpendidikan SLTA dan hanya 0,9% akademis / perguruan tinggi. Mutu tenaga kerja yang rendah memberikan indikator rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibidang sumber daya alam dan jumlah tenaga kerja, tetapi keunggulan yang komparatif ini belum menjadi kekuatan efektif karena mutu tenaga kerja yang rendah.

Mutu tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui 3 ( tiga ) jalur utama :

(13)

dikembangkan kepribadian, bakat, sikap mental, pengetahuan, kecerdasan, kreatifitas dan daya analisa.

2. Jalur latihan kerja merupakan subsistem dari sistem pendidikan yang menekankan pada keterampilan atau profesionalisme dan yang selalu berkaitan dengan dunia kerja dan persyaratan kerja.

3. Jalur pengalaman kerja merupakan tenaga kerja bermutu yang siap pakai bagi suatu perusahaan hanya dapat dihasilkan dan dikembangkan pada perusahaan itu sendiri melalui pengalaman kerja setelah terlebih dahulu melalui pendidikan formal dan latihan kerja untuk pembinaan profesionalisme.

Disamping peningkatan kualitas tenaga kerja dan penduduk umumnya melalui ketiga jalur tersebut diatas, pemerintah juga berusaha meningkatkan motivasi, disiplin dan etika kerja, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi dan kesehatan pemukiman.

Oleh karena itu, Peramalan Jumlah Angkatan kerja diperlukan untuk dapat menyusun perencanaan ketenagakerjaan serta untuk dapat menanggulangi masalah pengangguran, dimana proyeksi angkatan kerja ini tidak bisa terlepas dari perkembangan jumlah penduduk.

(14)

1.2. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalah yang telah dipaparkan tersebut, maka maksud darinpenulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma 3 Statistika dan menerapkan ilmu yang diperoleh penulis selama berada di bangku perkuliahan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Sebagai masukan kepada Pemerintah Kota Medan di Bidang ketenagakerjaan dalam mengatasi masalah pengangguran.

3. Dapat membandingkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dengan lapangan kerja yang ada dan dapat dijadikan sebagai landasan dalam mencapai sasaran pembangunan.

Adapun tujuannya adalah :

1. Untuk meramalkan jumlah angkatan kerja di Kota Medan pada tahun 2010-2015.

2. Untuk mengetahui tingkat partisipasi angkatan kerja dari jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di Kota Medan.

1.3. Identifikasi Masalah

(15)

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk).

Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

Yang menjadi masalah di Kota Medan adalah berapa angkatan kerja, karena Kota Medan khususnya penduduknya berada dalam golongan struktur umur muda yang sudah harus membutuhkan pekerjaan. Oleh karena itu, pentingnya data mengenai angkatan kerja sehingga perencanaan program pembangunan dapat dilaksanakan, maka diperlukan untuk memproyeksikan angkatan kerja tersebut. Peramalan ini dipergunakan bertujuan agar data yang telah diperoleh dapat membuat pembangunan berjalan dengan lancar yaitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru dimana penduduk yang berada pada golongan angkatan kerja sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya, sehingga dengan kata lain pemerintah telah mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dan tujuan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai.

1.4. Batasan Masalah

(16)

1.5. Metode Penelitian

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa langkah dalam metode penelitian, yaitu :

1. Lokasi Penelitian

Tempat melakukan penelitian atau pengumpulan data dilakukan di Badan Pusat Statistik ( BPS ).

2. Penelitian Kepustakaan

Yaitu suatu cara penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, refrensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Tugas Akhir ini.

3. Penelitian Lapangan

Yaitu suatu cara penelitian yang dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang sesungguhnya. Data pada Tugas Akhir ini bersumber dari data skunder yang diperoleh dari BPS Sumatera Utara.

1.6. Landasan Teori

Untuk mengetahui proyeksi angkatan kerja maka dipergunakan rumus : 1. Trend Linier

Y = a + bX

(17)

X = waktu

a dan b = bilangan konstan 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

TPAK =

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi masalah, batasan masalah, metode penelitian dan landasan teori serta sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini diuraikan dan dibahas mengenai pngertian-pengertian yang menyangkut masalah angkatan kerja dan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan Tugas Akhir.

BAB 3 : GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

Pada bab ini dibahas secara ringkas mengenai sejarah BPS, tugas dan fungsi, struktur organisasi yang menjabarkan uraian tugas BPS dan struktur organisasi.

BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pembahasan tentang metode penghitung angkatan kerja, pengumpulan data dan meramalkan jumlah angkatan kerja di Kota Medan pada tahun 2010-2015.

(18)

Pada bab ini dijelaskan dan diperlihatkan cara penggunaan rumus-rumus yang dipakai dalam program Excel.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian – pengertian

2.1.1. Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu Negara / masyarakat dapat dijabarkan jika diketahui mengenai komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya, komposisi jenis pekerjaan dan fakta-fakta lain mengenai angkatan kerja. Misalnya : apakah para penduduk muda ( young population ) berusia terlalu muda untuk memasuki angkatan kerja, hingga belum bisa mendapatkan pendidikan yang relatif cukup tinggi. Kemudian berapa banyak penduduk tua ( old population ) dipaksa untuk tetap tinggal dalam angkatan kerja setelah usia pensiun.

(20)

1990). Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Angkatan kerja ( labour force ) secara demografis angkatan kerja bergantung dari tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja. Jadi, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang memproduksi barang dan jasa.

Kelompok angkatan kerja terdiri dari 2 ( dua ) golongan yaitu : 1. Angkatan kerja yang bekerja

a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.

b. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah pekerja tetap, petani-petani dan orang-orang yang bekerja dalam kealian.

2. Angkatan kerja yang mencari pekerjaan

a. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari / mendapatkan pekerjaan.

b. Mereka yang bekerja pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.

(21)

Bukan angkatan kerja ( not in the labour force ) adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan. Jadi, mereka bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari yaitu :

1. Sekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya bersekolah.

2. Mengurus rumah tangga adalah untuk mereka yang kegiatannya hanya mengurus rumah tangga mendapat upah.

3. Penerimaan pendapatan adalah untuk mereka tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiun, bunga simpanan, hasil persewaan dan sebagainya.

4. Lainnya adalah untuk mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain karena usia lanjut, lumpuh, dungu dan sebagainya.

2.1.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

(22)

Masalah yang lebih sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Setengah menganggur adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) diluar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya.

2. Pengangguran tidak kentara didalam angkatan kerja mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka adalah penganggur jika dilihat dari segi produktifitasnya.

3. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

2.1.3. Jenis / Jabatan Pekerjaan

(23)

Jenis / jabatan pekerjaan adalah macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja.

Jenis / jabatan pekerjaan ini dibagi dalam 8 (delapan) golongan yaitu : 1. Tenaga profesional, tekhnisi dan tenaga lain.

2. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.

3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha dan tenaga yang berhubungan dengan itu.

4. Tenaga penjualan. 5. Tenaga usaha.

6. Tenaga usaha pertanian.

7. Tenaga produksi dan sejenisnya, dan operator alat-alat pengangkutan. 8. Lain-lain.

2.1.4. Lapangan pekerjaan / usaha

Menurut Chris Manning (1983) analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja yang bekerja menurut sektor, trend perpindahan dan penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya.

Lapangan pekerjaan / usaha adalah kegiatan dari usaha / perusahaan / instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja.

Lapangan pekerjaan / usaha ini dibagi dalam 10 (sepuluh) golongan yaitu : 1. Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.

(24)

3. Industri pengolahan. 4. Listrik, gas dan air. 5. Bangunan.

6. Perdagangan, rumah makan dan hotel. 7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.

8. Keuangan, asuransi dan perdagangan tak bergerak. 9. Jasa-jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi. 10.Kegiatan yang tidak / belum jelas.

2.1.5. Status kedudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja

Klasifikasi status pekerjaan sejak tahun1971 tidak mengalami perubahan hingga tahun 2000 dan tampaknya untuk periode sterusnya dibandingkan dengan klasifikasi lapangan usaha maupun jenis pekerjaan yang selalu mengalami penyesuaian. Dengan demikian analisis perubahan atau status pekerjaan maupun pertumbuhannya mudah dilakukan.

Status / kedudukan dalam pekerjaan dari angkatan kerja dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu :

1. Pengusaha tanpa buruh adalah mereka yang melakukan usaha / pekerjaan atas resiko / tanggungan sendiri dan tidak memakai buruh yang dibayar atau hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.

(25)

3. Buruh / pekerja adalah mereka yang bekerja dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang.

4. Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Peramalan jumlah angkatan kerja

Masih tingginya tingkat pertumbuhan penduduk berarti masih tinggi pula pertumbuhan angkatan kerja. Diperkirakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk karena struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong muda.

Peramalan jumlah angkatan kerja adalah suatu perhitungan ilmiah mengenai angkatan kerja yang didasarkan pada asumsi dari komponen agar tahu dan dapat meramalkannya di tahun-tahun berikutnya dengan rumus trend linier yaitu :

Y = a + bx

2.2.1.1 Peramalan tingkat partisipasi angkatan kerja

(26)

Adapun perumusan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

TPAK =

2.2.2 Analisa angkatan kerja

Untuk menganalisa angkatan kerja maka diperlukan perumusan angka dari tahun-tahun sebelumnya agar diperoleh data untuk bisa menganalisa di tahun-tahun-tahun-tahun berikutnya. Adapun perumusan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

Y = a + bx

Dimana nilai a dan b sebagai konstanta belum diketahui, maka dipergunakan rumus sebagai berikut :

1. a =

2. b =

Keterangan :

Y = Nilai trend yang ditaksir a = Variabel konstanta b = Koefisien variabel

x = Jumlah dari variabel tahun y = Jumlah dari tenaga kerja

(27)
(28)

BAB 3

TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.

Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

1. Masa pemerintahan Hindia Belanda

(29)

Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasi data statistik.

Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.

2. Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu.

3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

(30)

Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah Kementrian Kemakmuran.

Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.

Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.

(31)

tidak sesuai lagi dengan kemajuan – kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

4. Masa Orde Baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.

(32)

3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja

BPS.

7. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.

3.2. Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

(33)

1. Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.

2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3. Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

(34)

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik 2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral

3.3.Visi dan Misi

1. Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

2. Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

(35)

3.4. Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.

(36)

1. BPS Kabupaten/Kota

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota

! ! "

!

#

(37)

2. BPS Provinsi

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi

(38)

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

(39)

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

1. Sub Bagian Urusan Dalam 2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian 5. Sub Bagian Bina Program

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :

1.Bidang Statistik Produksi

Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.

2.Bidang Statistik Distrubusi

(40)

3.Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.

4.Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5 .Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

3.5. Tugas dan Wewenangan Masing–Masing Bagian di Badan Pusat Statistik

Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh: seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi, perintah dan tugas serta menilai pelaksanaan kerja bawahannya.

(41)

1. Bagian Tata Usaha

1. Menyusun program kerja tahun bidang.

2. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.

3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat – surat penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung keamanan dan lingkungan serta perjalanan dinas maupun luar negeri. 4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang

meliputi penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.

5. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbankan, administrasi dan pembukuan.

6. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi tata laksana serta penyajian.

7. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu – waktu. 8. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis

(42)

2. Bidang Statistik Produksi

1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi.

3. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan dipusat pelatihan serta mengatur pencatahan pelatihannya.

4. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program pelatihan petugas lapangan.

5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan lapangan produksi.

6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi.

7. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

8. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi. 9. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan

dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 10.Membantu kepala kantor badan pusat statistik propinsi melakukan pembinaan

(43)

3. Bidang Statistik Distribusi

1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan satistik distribusi lainnya yang ditentukan.

2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik distribusi.

3. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk menyiapkan proyek tugas lapangan.

4. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pelatihan.

5. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan statistik distribusi.

6. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik distribusi.

7. Mengatur dan melaksananakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi.

8. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat.

9. Bersama- sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan statistik distribusi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

(44)

11.Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya ataupun di kecamatan.

4. Bidang Statistik Sosial

1. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga dan statistik kepedudukan lainnya.

2. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggrakan oleh statistik bidang penduduk.

3. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan.

4. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaran latihan tugas lapangan dipusat serta mengatur penjatahan pelatihannya.

5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas lapangan.

6. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan statistik kependudukan.

7. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang ditetapkan.

(45)

9. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

10.Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan sebagai bahan untuk penyempurnaan .

5. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

1. Menyusun program kerja tahunan.

2. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi.

3. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang diselenggarakan oleh badan pusat statistik dalam bidang pengolahan, penyajian dan pelayanan statistik.

4. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data.

5. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya.

(46)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Jumlah angkatan kerja berkembang sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk. Angkatan kerja ini didefenisikan sebagai penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Analisa dan pembahasan mengenai ketenagakerjaan ini disajikan meliputi komposisi angkatan kerja, jumlah penduduk usia kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja.

4.1.1 Angkatan kerja

Adapun data yang dipaparkan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah hasil survei Badan Pusat Statistik Kota Medan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan

Tahun Bekerja Pengangguran Jumlah angkatan Kerja

2004 682.380 164.574 846.954

2005 819.161 116.557 935.718

(47)

2007 729.892 123.670 853.562

2008 833.832 125.477 959.309

2009 824.250 137.160 961.410

Jumlah 4.645.397 800.908 5.446.305

Sumber : Badan Pusat Staistik Sumatera Utara

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Peramalan jumlah angkatan kerja

Tabel 4.2 Peramalan jumlahangkatan kerja menurut jenis kegiatan di kota

Medan

Tahun Tahun ( X) Angkatan Kerja ( Y ) XY

2004 1 846.954 846.954 1

2005 2 935.718 1.871.436 4

2006 3 889.352 2.668.056 9

2007 4 853.562 3.414.248 16

2008 5 959.309 4.796.545 25

2009 6 961.410 5.768.460 36

Jumlah 21 5.446.305 19.365.699 91

b =

(48)

=

Dari perhitungan diatas maka dapat digunakan sebagi persamaan baru untuk menentukan peramalan jumlah angkatan kerja tahun 2010 - 2015 di kota Medan sebagai berikut :

1. Angkatan kerja tahun 2010 Dimana X = 7, maka :

= 846.991,21 + 17.350,37 X = 846.991,21 + 17.350,37 (7) = 846.991,21 + 121.452,59 = 968.443,8

Ini artinya pada tahun 2010 jumlah angkatan kerja di kota Medan sebesar 968.444 orang.

(49)

= 846.991,21 + 17.350,37 X

3. Angkatan kerja tahun 2012 Dimana X = 9, maka :

4. Angkatan kerja tahun 2013 Dimana X = 10, maka :

5. Angkatan kerja tahun 2014 Dimana X = 11, maka :

(50)

= 846.991,21 + 17.350,37 (11) = 846.991,21 + 190.854,07 = 1.037.845,28

Ini artinya pada tahun 2014 jumlah angkatan kerja di kota Medan sebesar 1.037.846 orang.

6. Angkatan kerja tahun 2015 Dimana X = 12, maka :

Tabel 4.3 Angkatan kerja di kota Medan tahun 2004 s/d 2015

Tahun Jumlah Angkatan kerja

(51)

2013* 1.020.495

2014* 1.037.846

2015* 1.055.196

Keterangan : * = hasil peramalan

4.2.2 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja

Untuk mengetahui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) tiap tahunnya , maka terlebih dahulu mencari peramalan jumlah penduduk usia kerja sebagai berikut :

Tabel 4.4 Jumlah penduduk Usia kerja

Tahun Angkatan Kerja

Jumlah 5.446.305 3.333.448 8.779.753

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Tabel 4.5 Peramalan Jumlah Penduduk Usia Kerja

Tahun Tahun ( X )

Jumlah Penduduk

Usia kerja ( Y )

(52)

2004 1 1.407.576 1.407.576 1

2005 2 1.398.466 2.796.932 4

2006 3 1.429.494 4.288.482 9

2007 4 1.456.210 5.824.840 16

2008 5 1.532.871 7.664.355 25

2009 6 1.555.136 9.330.816 36

Jumlah 21 8.779.753 31.313.001 91

b

=

=

=

=

b

=

33.363,74

a

=

=

= 1.463.292 – 116.773,09 = 1.346.519,08

Maka = a + bX

(53)

Dari perhitungan diatas maka dapat digunakan sebagi persamaan baru untuk menentukan peramalan jumlah penduduk usia kerja tahun 2010 s/d 2015 di kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Penduduk usia kerja tahun 2010 Dimana X = 7, maka :

2. Penduduk usia kerja tahun 2011 Dimana X = 8, maka :

3. Penduduk usia kerja tahun 2012 Dimana X = 9, maka :

= 1.346.519,08 + 33.363,74 X = 1.346.519,08 + 33.363,74 (9) = 1.346.519,08 + 300.273,66

(54)

Ini artinya pada tahun 2012 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.646.793 orang.

4. Penduduk usia kerja tahun 2013 Dimana X = 10, maka :

= 1.346.519,08 + 33.363,74 X = 1.346.519,08 + 33.363,74 (10) = 1.346.519,08 + 333.637,40

= 1.680.156,48

Ini artinya pada tahun 2013 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.680.157 orang.

5. Penduduk usia kerja tahun 2014 Dimana X = 11, maka :

= 1.346.519,08 + 33.363,74 X = 1.346.519,08 + 33.363,74 (11) = 1.346.519,08 + 367.001,14

= 1.713.520,22

Ini artinya pada tahun 2014 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.713.521 orang.

6. Penduduk usia kerja tahun 2015 Dimana X = 12, maka :

= 1.346.519,08 + 33.363,74 X = 1.346.519,08 + 33.363,74 (12) = 1.346.519,08 + 400.364,88

(55)

Ini artinya pada tahun 2015 jumlah penduduk usia kerja di kota Medan sebesar 1.746.884 orang.

Tabel 4.6 Peramalan Jumlah penduduk usia kerja dan angkatan kerja di kota

Medan

Tahun Jumlah penduduk usia kerja Jumlah angkatan kerja

2004 1.407.576 846.954

2012* 1.646.793 1.003.145

2013* 1.680.157 1.020.495

2014* 1.713.521 1.037.846

2015* 1.746.884 1.055.196

Keterangan : * = peramalan

4.2.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh tingkat partisipasi angkatan kerja di kota medan tahun 2004 - 2015 adalah sebagai berikut :

(56)

TPAK =

Dengan menggunakan program excel maka diperoleh tabel sebagai berikut :

Tabel 4.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

(57)

perekonomian semakin membesar. Jumlah penduduk usia kerja yang semakin meningkat akan membawa konsekuensi dalam ketenagakerjaan. Sebagian penduduk usia kerja akan masuk dalam kategori angkatan kerja dan sebagian lainnya masuk dalam kategori bukan angkatan kerja.

(58)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi

Implementasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu persoalan sistem yang ada didalam sistem itu sendiri dengan cara menginstal dan memulai sistem baru tersebut.

Adapun tujuan dari implementasi sistem adalah untuk menyelesaikan suatu persoalan yang ada didalam sistem komputer dan untuk menguji hasil-hasil dari persoalan yang sedang dianalisis.

5.2 Pengaktifan Excel

Program excel merupakan suatu program spreadsheet yang paling mapan dewasa ini. Program excel mempunyai banyak fasilitas seperti kemampuan kalkulasi yang sangat mudah dengan formula dan fungsi kompleks dan fleksibel, fasilitas pengelolaan database yang sangat mapan, kemampuan membuat dan mengelola grafik dengan cepat, mudah dan menarik serta berbagai fasilitas lainnya.

Adapun cara pengaktifan excel adalah sebagai berikut : 1. Dari desktop klik start pada taskbar

(59)

3. Lalu pilih menu microsoft excel maka akan di tampilkan jendela utama program aplikasi excel pada layar komputer, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.1 Tampilan jendela microsoft Excel

5.3 Metode Trend Linier

Metode trend linier merupakan suatu metode analisa dengan menggunakan variabel yang akan diramalkan dengan satu variabel bebas yang mempengaruhi yaitu variabel waktu, dan sebagai variabel tidak bebas adalah variabel yang akan diramalkan, dimana dalam bentuk simbol yaitu X adalah variabel waktu dan Y adalah variabel yang akan diramalkan.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan trend linier dengan tujuan untuk mencari peramalan pada periode yang akan datang adalah sebagai berikut :

(60)

Gambar 5.2 Tampilan data angkatan kerja

(61)

Gambar 5.3 Tampilan menu data analysis

Gambar 5.4 Tampilan menu Regression

(62)

Sebagai output lalu tempatkan kotak tulisan diluar tabel, lalu klik ok maka akan muncul pada range output yang telah ditentukan, seperti ditampilkan pada gambar dibawah ini :

(63)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja di kota Medan mengalami peningkatan, menurut data proyeksi pada tahun 2010 sebesar 968.444, tahun 2011 sebesar 985.795, tahun 2012 sebesar 1.003.145, tahun 2013 sebesar 1.020.495, tahun 2014 sebesar 1.037.846 , dan tahun 2015 sebesar 1.055.196. 2. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk usia kerja di kota Medan mengalami

peningkatan, menurut data proyeksi pada tahun 2010 sebesar 1.580.066 ,tahun 2011 sebesar 1.613.429, tahun 2012 sebesar 1.646.793, tahun 2013 sebesar 1.680.157, tahun 2014 sebesar 1.713.521, dan tahun 2015 sebesar 1.746.884. 3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) berada di atas 50% ini artinya

peningkatan TPAK yang terjadi akan memberikan nilai positif bagi perekonomian dan pembangunan diwilayah kota Medan.

6.2. Saran

(64)

perdagangan dan perindusrtrian yang pekerjaannya sebagai buruh, agar mendapatkan kesempatan yang lebih mudah pada sektor kerja yang lain. 2. Selain itu pihak pemerintah atau swasta dapat memberikan pelatihan –

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2005. Sumatera Utara dalam angka 2004. Kota Medan. Badan Pusat Statistik. 2006. Sumatera Utara dalam angka 2005. Kota Medan. Badan Pusat Statistik. 2007. Sumatera Utara dalam angka 2006. Kota Medan. Badan Pusat Statistik. 2008. Sumatera Utara dalam angka 2007. Kota Medan. Badan Pusat Statistik. 2009. Sumatera Utara dalam angka 2008. Kota Medan. Badan Pusat Statistik. 2010. Sumatera Utara dalam angka 2009. Kota Medan. Arifin, Johan. 2008. Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta :

Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten/Kota
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi
Tabel 4.1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis kegiatan
Tabel 4.2 Peramalan jumlahangkatan kerja menurut jenis kegiatan di kota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bias residual dapat diestimasi menggunakan metode kwadrat terkecil pada selang waktu pengamatan tertentu dengan asumsi dalam selang waktu tersebut kondisi ionosfer dianggap tetap

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di apotek Ko pkar, yang mencakup persepsi pasien terhadap kecepatan pelayanan o bat,

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) penggunaan diksi pada lirik lagu Sheila On 7; (2) penggunaan gaya bahasa pada lirik lagu Sheila On 7; (3)

Individu dalam organisasi, dengan sedikit pengecualian, mengakui dan menerima wewenang dari atasan mereka sebagai cara yang dapat diterima untuk memecahkan

Tool Wear and Machining Performance of CBN TiN Coated Carbide Inserts and PCBN Compact Inserts in Turning AISI 4340 Hardened Steel.. Journal of materials

jenis gaya bahasa yang mendominasi dan gaya bahasa simile paling mendominasi; (2) penggunaan diksi dalam kumpulan cerpen Kesetiaan Itu ditemukan 4 jenis diksi yang

The company eliminates the risk of waste materials by selecting the good bottle and food tray waste from the bad ones.. The company preserves the stability of operations or

Dalam penyusunan tugas akhir ini tujuan yang hendak dicapai dalam Perancangan Website E-Commerce Fashion Second Branded ini adalah :.. Merancang sebuah website penjualan barang