• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Dtmf Sebagai Pengendali Alat-Alat Listrik Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler AT89S52.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Dtmf Sebagai Pengendali Alat-Alat Listrik Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler AT89S52."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN DTMF SEBAGAI PENGENDALI

ALAT-ALAT LISTRIK JARAK JAUH

BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S52

TUGAS AKHIR

GIAT FRANSISCO BATUBARA

062408032

DEPARTEMEN FISIKA

JURUSAN FISIKA INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PEMANFAATAN DTMF SEBAGAI PENGENDALI

ALAT-ALAT LISTRIK JARAK JAUH

BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S52

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

GIAT FRANSISCO BATUBARA 062408032

DEPARTEMEN FISIKA

JURUSAN FISIKA INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PEMANFAATAN DTMF SEBAGAI PENGENDALI ALAT-ALAT LISTRIK JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : GIAT FRANSISCO BATUBARA Nomor Induk Mahasiswa : 062408032

Program studi : DIPLOMA TIGA (D3) FISIKA INSTRUMENTASI Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, 15 juli 2009

Diketahui :

Ketua Program Studi Pembimbing

D3 Fisika Instrumentasi

Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc

(4)

PERNYATAAN

PEMANFAATAN DTMF SEBAGAI PENGENDALI ALAT-ALAT LISTRIK JARAK JAUH

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 15 juli 2009

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpah kurnia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada: Bapak Drs. Syahrul Humaidi, M.Sc. selaku dosen pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Fisika Bapak Dr. Marhaposan Situmorang dan Ibu Dra. Justinon, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Semua dosen dan pegawai di FMIPA USU, serta rekan-rekan FIN stambuk 2006, khususnya Micro Community ( Achong, Sony Cheng, Pak Uda, Anris BKP, Monic, Oranges, Ma Birin9 ).dan rekan-rekan di Menwa serta komunitas Pasar VII yang telah membantu dan memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Ucapan terima kasih yang tidak terlupakan untuk Ayahanda G. Batubara dan ibunda tersayang R. Br. Sitorus Pane atas doa, kasih sayang serta bantuan yang berupa materi maupun non materi yang telah diberikan pada penulis selama ini, buat adik-adikku tersayang Bellina dan Deri terima kasih buat doa dan dukungannya.

(6)

ABSTRAK `

(7)

DAFTAR ISI

1.5 Sitematika Penulisan 3

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1 Umum

2.2 Komponen-komponen pendukung 6

2.2.1 Resistor (tahanan) 6

2.2.2 Kapasitor 7

2.2.3 Dioda 10

2.2.4 Transistor 11

2.2.4.1 Transistor Sebagai Saklar 12

2.2.5 Integreated Circuit (IC) 16

2.2.5.1 IC Mikrokontroler AT89S51 17 2.2.5.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 17 2.2.5.1.2 Kontruksi Mikrokontroler AT89S51 19

2.2.6 Op – Amp 23

2.2.7 Gerbang Logika 24

2.3 Sensor 25

2.4 Motor Langkah (stepper) 26

BAB 3 PERANCANGAN ALAT 29

3.1 Diagram Blok Rangkaian 29

3.2 Perancangan Power Supply (PSA) 31

(8)

3.7 Perancangan Rangkaian Tombol Manual 39

3.8 Flowchart 40

BAB 4 Pengujian Alat dan Program 39

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA) 42 4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 42 4.3 Pengujian Rangkaian Sensor Gerak 45 4.4 Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper 46 4.5 Pengujian Rangkaian Saklar Batas 49 4.6 Pengujian Rangkaian Tombol Manual 50

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 52

5.1 Kesimpulan 52

5.2 Saran 53

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Simbol Resistor 7

Gambar 2.2 Pemberian Kode Warna Pada Resistor 8

Gambar 2.3 simbol kapasitor 9

Gambar 2.4 simbol diode dan jenisnya 10

Gambar 2.5 simbol transistor jenis NPN dan PNP 12 Gambar 2.6 Transistor Sebagai Saklar ON 13 Gambar 2.7 Karakteristik Daerah Saturasi Pada Transistor 14 Gambar 2.8 Transistor Sebagai Saklar OFF 15 Gambar 2.9 Contoh Transistor Sebagai Saklar ON 16

Gambar 2.10 IC Mikrokontroller AT89S51 21

Gambar 2.11 Simbol Op – Amp 24

Gambar 2.12 simbol gerbang logika 25

Gambar 2.13 Diagram Motor Langkah (Stepper) 27 Gambar 2.14 Pemberian Pulsa/data Pada Motor stepper 28

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 29

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supplay (PSA) 31 Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 32 Gambar 3.4 Rangkaian Pemancar Infra Merah 34 Gambar 3.5 Rangkaian Penerima Sinar Infra Merah 35 Gambar 3.6 Rangkaian Driver Motor Stepper 36

Gambar 3.7 Rangkaian Saklar Batas 38

(11)

ABSTRAK `

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring kemanjuan jaman saat ini semakin memaksa setiap individu untuk

meningkatkan mobilitasnya. Sering sekali dalam kehidupan sekarang ini kita harus

meninggalkan rumah untuk melakukan pekerjaan ataupun aktivitas lain dalam jangka

waktu yang cukup lama. Sehingga sering sekali aktivitas yang seharusnya di kerjakan

setiap hari di rumah terbengkalai, seperti harus menghidupkan lampu dimalam hari,

mematikan pendingin ruangan yang lupa dimatikan saat berpergian, menghidupkan

motor penggerak untuk suatu aplikasi rumah dan lain sebagainnya.

Untuk menjawab kebutuhan kita akan hal seperti ini maka diperlukan suatu

alat yang dapat membantu kita untuk mengontrol rumah kita dari tempat lain. Oleh

karena hal saya coba mengembangkan suatu sistem pengendalian alat-alat elektronik

jarak jauh yang memungkinkan kita untuk dapat merawat dan menjaga rumah kita dari

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka dalam tugas

akhir ini akan dirancang sebuah pengendali alat-alat elektronik otomatis yang dapat

dikendalikan melalui handphone. Jadi dengan menekan tombol-tombol tertentu yang

terdapat pada handphone, maka alat akan bekerja secara otomatis.

Untuk dapat megendalikan alat-alat listrik secara otomatis, maka diperlukan

rangkaian driver pengndali alat-alat listrik tersebut, dan untuk mengenali penekanan

tombol-tombol pada handphone diperlukan sebuah IC DTMF dan sebuah

mikrokontroler untuk membandingkan nilai-nilai yang dikirimkan oleh handphone.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari Tugas Ahir ini adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan mikrokontroler untuk mengenali nilai-nilai yang dikirimkan

oleh handphone.

2. Mengendalikan aliran listrik melalaui kontak relay.

3. Memanfaatkan transistor sebagai saklar

(14)

1.4 Batasan Masalah

Mengacu pada hal diatas, saya merancang sebuah kendali alat-alat listrik melalui

handphone dengan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S52.

2. Pemakaian relay untuk tegangan AC 220V.

3. Pengubah nada tombol pada hanphone menjadi kode biner (DTMF Dekoder)

4. Pemanfaatan motor sebagai pengerak.

5. Menggunakan bahasa pemprograman assembly

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari sebuah pengendali

alat-alat listrik jarak jauh yang dimana alat ini dikendalikan melalui handphone, maka

penulis menulis laporan ini sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

(15)

BAB 2. LANDASAN TEORI

Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori

pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S52 (hardware

dan software), bahasa program yang digunakan, serta cara kerja dari IC

DTMF decoder.

BAB 3. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram

blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan

diagram alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler

AT89S52.

BAB 4. ANALISA RANGKAIAN DAN SISTEM KERJA ALAT

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja

alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk

mengaktipkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan

ke mikrokontroler AT89S52.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari

pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah

(16)

perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja

(17)

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Telepon Dual Tone Multi Frequency (DTMF)

Dewasa ini hampir semua telepon yang ada sudah menggunakan tombol tekan yang

disebut pesawat Telepon Dual Tone Multi Frequency (DTMF).

Pada pesawat telepon jenis ini setiap tombol membangkitkan nada sebagai

pengganti pulsa dial. Nada ini dihasilkan dari kombinasi dua frequensi yang berbeda.

Kedelapan frekuensi ini dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok frekuensi rendah

dan kelompok frekuensi tinggi. Gambar 2.2 memperlihatkan keyset equitment dari

sebuah pesawat telepon DTMF.

Dari gambar 2.2. memperlihatkan sebuah ascilator yang mempunyai delapan

frekuensi kerja. Frekuensi kerja oscilator disesuaikan dengan tombol telepon yang

(18)

EC

Gambar 2.1 Keyset Equitment Telepon DTMF

2.2 Transistor Sebagai Saklar

Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar (switching)

dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah penyumbatan (cut off)

yang ada pada karakteristik transistor.

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara

ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung (short). Keadaan

ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi

pada kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor

(19)

Gambar 2.2. Transistor sebagai Saklar ON

Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan

untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah :

Rc

Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :

(20)

Jika tegangan VB telah mencapai BE

saturasi, dengan Ic mencapai maksimum.

Gambar 2.2.2 dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud dengan VCE (sat) adalah

harga VCE pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya ditentukan pada

lembar data. Biasanya VCE (sat) hanya beberapa perpuluhan volt, walaupun pada arus

kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian dibawah knee pada gambar 2.2.2

dikenal sebagai daerah saturasi.

Gambar 2.2.2. Karakteristik daerah saturasi pada transistor

Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal

sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka (open).

(21)

arus bocor dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar,

transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.2.3.Transistor Sebagai Saklar OFF

Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis (VB) sama dengan

tegangan kerja transistor (VBE) sehingga arus basis (IB) = 0 maka :

hfe I

I C

B = ………(2.19)

IC = IB . hfe ….………(2.20)

IC = 0 . hfe ………..………(2.21)

IC = 0 ………..(2.22)

Hal ini menyebabkan VCE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus :

Vcc = Vc + VCE ………..………(2.23) Saklar Off

Vcc Vcc

IC R

RB

VB

IB VBE

(22)

VCE = Vcc – (Ic . Rc) ..………(2.24)

VCE = Vcc ..………(2.25)

2.3Arsitektur Mikrokontroler AT89S825

Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer,

hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi

baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak

namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara missal (dalam

jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor).

Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontelor hadir untuk memenuhi selera industri dan

para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu dan mainan yang lebih

canggih.

Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam

penggunaan mikrokontroler adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan yang

saat ini terkenal di Indonesia. Jika kita sudah selesai bermain, maka akan diberikan

suatu nilai, nilai inilah yang menentukan berapa jumlah tiket yang bisa diperoleh dan

jika dikumpulkan dapat ditukar dengan berbagai macam hadiah. Sistem tiket ini

ditangani dengan mikrokontroler, karena tidak mungkin menggunakan computer PC

yang harus dipasang disamping (atau di belakang) mesin permainan yang

(23)

Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam

bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri. Misalnya

pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman

jika dipasang suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar

dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya.

Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akuisisi data

sekaligus system pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu

bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

Tidak seperti system komputer, yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM. Pada system computer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna

disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka

perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada

mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program

control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang

ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat

penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada

(24)

2.3.1 Kontruksi AT89S52

Mikrokontrol AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm

dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini

AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan

frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi

rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja

mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.

Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan

catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori

penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori progam.

Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu

daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai

untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah

baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC

mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler

mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang

(25)

Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan

setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S52 adalah Flash

PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat

bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM Programmer.

Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 128 byte,

meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah

cukup.

Sarana Input/Ouput yang disediakan cukup banyak dan bervariasa. AT89S52

mempunyai 32 jalur Input/Ouput. Jalur Input/Ouput paralel dikenal sebagai Port 1

(P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

AT89S52 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter)

yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data

seri (RXD dan TXD) diletakan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1 di kaki nomor 2 dan

3, seningga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu. Clock

penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang

diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5,

sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan

T1 dipakai.

(26)

AT89S52 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya

adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini

berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur

input/output parelel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.

Port1 dan 2, UART, Timer 0,Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register

yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Functoin

Regeister (SFR).

(27)

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52 :

VCC (Pin 40)

Suplai tegangan

GND (Pin 20)

Ground

Port 0 (Pin 39-Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun

penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini

dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai

input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.

Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, por ini akan mempunyai

internal pull up.

Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat

verifikasi program.

Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat

(28)

mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull

up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini

dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Nama pin Fungsi

P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)

P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)

P3.2 (pin 12) INTO (interrupt 0 eksternal)

P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)

P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori)

(29)

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG)

selama memprogam Flash.

PSEN (pin 29)

Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.

EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika

kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada

memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12

Volt.

XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18)

(30)

2.4 IC MT8870

IC MT8870 merupakan IC penerima DTMF yang didalamnya terdapat dua fungsi

sekaligus, yaitu sebagai filter band pass dan penerjemah data digital (digital decoder).

Pada bagian filternya menggunakan tehnik switch dari kapsitor untuk kelompok filter

high pass dan filter low pass. Pada bagian dekodernya menggunakan tehnik

penghitungan digital untuk mendeteksi dan menerjemahkan 16 pasangan nada DTMF

menjadi 4-bit kode. IC MT 8870 ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Gambar 2.4 IC MT8870

IC MT8870 ini akan menterjemahkan sinyal yang ada diberikan pada

inputnya, yang merupakan sinyal DTMF, menjadi 4 bit data digital pada outputnya

2.5Motor Langkah (Stepper)

Motor langkah (stepper) banyak digunakan dalam berbagai aplikasi, dipergunakan

apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan sebagian dari putaran

motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk proses pembacaan

(31)

tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk head tersebut di

hubungkan dengan sebuah motor langkah.

Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang

industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan

suatu alat mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan,

misalnya, dalam proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi

pengeboran, dalam hal ini di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan ketepatan

posisi dalam gerakan lengannya dan lain-lain.

Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah

(stepper).

Gambar 2.5 Diagram motor langkah (stepper)

Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila

kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet dan

rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus ke

kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut suatu

sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan motor langkah

(32)

yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan sudut perputaran

motor.Jika pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan berhenti pada posisi terakhir.

Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka slip akan dapat dihindari.

Sehingga tidak di perlukan umpan balik (feedback) pada pengendalian motor langkah.

Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase (pole atau kutub),

pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan secara

bergantian, masing-masing 4 data (sesuai dengan jumlah phase-nya), sebagian di

tunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar.2.5.1 Pemberian data/pulsa pada motor stepper

Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 (dua)

masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 (high), atau dengan kata

lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 (satu) sedangkan lainnya

bernilai 0 (nol)

C

D A

(33)

2.6 PERANGKAT LUNAK

2.6.1 Bahasa Assembly MCS-51

Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah

bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa

ini hanya ada 51 instruksi. Dari 51 instruksi, yang sering digunakan orang hanya 10

instruksi. Instruksi –instruksi tersebut antara lain :

1. Instruksi MOV

Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register

tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.

Contoh pengisian nilai secara langsung

MOV R0,#20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.

Contoh pengisian nilai secara tidak langsung

MOV 20h,#80h

...

(34)

MOV R0,20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20

Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah

alamat.

2. Instruksi DJNZ

Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk

mengurangi nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil

pengurangannya belum nol. Contoh ,

MOV R0,#80h

Loop: ...

...

DJNZ R0,Loop

...

R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan

(35)

3. Instruksi ACALL

Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :

...

ACALL TUNDA

...

TUNDA:

...

4. Instruksi RET

Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin

pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,

ACALL TUNDA

...

TUNDA:

...

(36)

5. Instruksi JMP (Jump)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,

Loop:

...

...

JMP Loop

6. Instruksi JB (Jump if bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

dimaksud berlogika high (1). Contoh,

Loop:

JB P1.0,Loop

...

7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

dimaksud berlogika Low (0). Contoh,

(37)

JNB P1.0,Loop

...

8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register

dengan suatu nilai tertentu. Contoh,

Loop:

...

CJNE R0,#20h,Loop

...

Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin

Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan

instruksi selanjutnya..

9. Instruksi DEC (Decreament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang

dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h

(38)

DEC R0 R0 = R0 – 1

...

10.Instruksi INC (Increament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang

dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h

...

INC R0 R0 = R0 + 1

...

(39)

2.6.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah

editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya seperti di bawah

ini.

Gambar 2.6.2 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble

(di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika

masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan

perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu

sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke

dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.

(40)

2.6.3 Software Downloader

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan

software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet.

Tampilannya seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.6.3 ISP- Flash Programmer 3.a

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil

file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk

(41)

H a n d

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Secara garis besar, perancangan pengendalian alat-alat elektronik jarak jauh

(42)

Penguat op-amp, DTMF dekoder, driver relay, driver kipas,driver motor stepper .

Diagram blok dari alat ini ditunjukkan pada gambar 3.1 diatas.

1. Power supplay berfungsi sebagai sumber tegangan dari seluruh system agar

system dapat bekerja.

2. AT89S8252 merupakan pusat kendali dari seluruh rangkaian. Dimana

mikrokontroler akan mengambil data yang dikirimkan oleh DTMF dekoder

kemudian membandingkannya dengan nilai yang benar dan juga mengecek

sinyal yang dikirimkan oleh saklar batas, kemudian mengendalikan motor

stepper.

3. Driver relay berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan lampu yang di

Kontrol melalui mikrkontroler.

4. Driver kipas berfungsi untuk saklar dimana menggunakan Transistor TIP 122

sebagai komponen utamanya.

Driver motor stepper befungsi untuk mengendalikan perputaran dari motor

stepper, sehingga dengan demikian perputaran dari motor stepper dapat

dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi rumah tangga seperti membuka dan

menutup gerbang, menggerakkan mesin penyiram taman otomatis dll.

(43)

Vreg

6. DTMF dekoder berfungsi untuk menterjemahkan sinyal DTMF yang

dikirimkan oleh HP menjadi 4 bit data biner agar dapat dikenali oleh

mikrokontroler.

3.2 Perancangan Power Supplay (PSA)

Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari tiga keluaran, yaitu (+) 5 volt, (+) 12 volt dan

(–) 12 volt. Keluaran (+) 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian,

keluaran (+) 12 volt digunakan untuk menghidupkan relay dan keluaran (-) 12 volt

untuk mensupplay tegangan negatip Op-Amp. Rangkaian tampak seperti gambar di

bawah ini:

(44)

Trafo merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan

dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 15 volt AC akan disearahkan dengan

menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 15 volt DC akan diratakan oleh kapasitor

2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digu nakan agar keluaran yang

dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED

hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini

berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian,

sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh

arus yang cukup besar. Tegangan (+) 12 volt DC langsung dihasilkan oleh regulator

tegangan LM7812. Dan tegangan (-) 12 volt dihasilkan oleh regulator tegangan

LM7912.

3.3 Perancangan Rangkain µC AT89S8252

Rangkaian µC AT89S8252 pada penelitian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari

seluruh sistem. Rangkaian mikrokontroler AT89S8252 ini akan menunggu pengiriman

sinyal dari kedua saklar batas ketika sedang membuka/menutup pintu gerbang. Sinyal

yang ditunggu adalah sinyal low. Jadi dalam keadaan normal, maka masing-masing

saklar akan terus-menerus mengirimkan sinyal high. Ketika terjadi pengiriman sinyal

low dari salah satu saklar, maka rangkaian mikrokontroler AT89S8252 ini akan

melihat saklar mana yang mengirimkan sinyal low tersebut kemudian rangkaian

mikrokontroler AT89S8252 memerintahkan motor untuk berhenti berputar. Rangkaian

(45)

5V

Selain mengecek sinyal yang dikirimkan oleh saklar batas, mikrokontroler ini

juga melihat data yang dikirimkan oleh DTMF dekoder dan membandingkannya

dengan data yang benar.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S8252.

Kapasitor 10 µF dan resistor K ohm bekerja sebagai “ power on reset” bagi

mikrokontroler AT89CS8252 dan kristal 12 MHZ bekerja sebagai penentu nilai clock

kepada mikrokontroler, sementar kapasitor 30 µF bekerja sebagai resenator terhadap

kristal.

Pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED.

Ini dilakukan hanya untuk menguji apakan rangkaian minimum mikrokontroller

AT89S8252 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada

(46)

bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja

sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap

digunakan. Namun setelah seluruh rangkaian disatukan, LED yang terhubung ke in 17

ini tidak digunakan lagi.

3.4 Perancangan Rangkaian Penguat

Rangkaian penguat ini berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima oleh HP

(kabel speaker pada hansfree). Karena sinyal yang diterima oleh HP sangat kecil,

sehingga dibutuhkan penguat. Rangkaian penguat dapat dilihat pada gambar berikut

ini :

(47)

Vc

Komponen utama dari rangkaian ini adalah Op Amp 741, yang merupakan IC

penguat. Pada rangkaian ini terjadi penguatan sebesar :

220.000

3.5 Perancangan Rangkaian DTMF Dekoder.

Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah nada tone yang diterima menjadi 4 bit data

biner. Rangkaian DTMF decoder datunjukkan oleh gambar berikut ini :

(48)

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC MT8870. IC ini merupakan IC

DTMF decoder. IC ini akan merubah tone yang ada pada inputnya menjadi 4 bit data

biner. Jika tone yang diterimanya tone 1, maka output dari rangkaian ini adalah 0001,

tone yang diterimanya tone 2, maka output dari rangkaian ini adalah 0010, demikian

seterusnya.

Input rangkaian ini akan dihubungkan dengan penguat sehingga sinyal (tone)

yang berasal dari HP akan diinputkan ke pin 2 dari IC ini.

Output dari rangkaian ini akan dihubungkan ke mikrokontroler sehingga

mikrokontroler dapat mengenali data yang dikirimkan oleh rangkaian ini untuk

kemudian diolah oleh mikrokontroler untuk melaksanakan instruksi selanjutnya.

3.6 Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper

Untuk mengendalikan perputaran motor stepper dibutuhkan sebuah driver. Driver ini

berfungsi untuk memutar motor stepper searah dengan jarum jam atau berlawanan

arah dengan jarum jam. Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat

masukan dan empat keluaran, dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan

mikrokontroler AT89S52 dan keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian

ini akan bekerja memutar motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian

(49)

Gambar 3.6 Rangkaian Driver Motor Stepper

Rangkaian ini terdairi dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing

transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S52.

Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus

yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan yang terdapat pada

motor stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt.dan

emitor dihubungkan ke ground.

Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122

mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan

terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke

kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini

akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan

(50)

Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip

dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet

pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang

terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih

kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high

diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper

akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.

3.7 Rangkaian relay pengendali lampu

Untuk mengendalikan lampu tidak dapat langsung dikendalikan mikrokontroler tetapi

terlebih dahulu harus melalui driver, dimana driver ini berupa rangkaian realay. Relay

akan memutus dan menyambungkan arus AC untuk supplay tegangan yang

dibutuhkan lampu.

Keluaran dari mikrokontroler akan masuk ke basis transistor NPN C945,

sehingga jika keluaran mikrokontroler high maka transistor akan saturasi, sehingga

arus akan mengalir dari Vcc masuk ke colector dan diteruskan ke emiter. Ketika relay

(51)

Gambar 3.7 Gambar rangkaian relay pengendali lampu

Transistor C945 dalam keadaan saturasi jika IB(Sat) = 15 mAmp. Keluaran dari

DATA tegangannya sebesar 5 V (High) dengan arus sebesar:

5 0, 7

4, 3 mA 1000

B

I = − =

Maka IB = 4,3 mA sehingga IB > IB(Sat), dan transistor akan saturasi ketika data

bernilai high, dan arus akan mengalir pada kumparan relay, dioda 1N4004 berfungsi

menahan tegangan balik dari relay ketika keadaan berubah dari aktif menuju tidak

(52)

3.8 Rangkaian Pengendali Kipas

Alat ini secara otomatis akan mematikan kipas apabila temperatur yang terdeteksi oleh

alat ini di atas atau sama dengan 360C dan akan meghidupkan kipas jika temperatur

yang terdeteksi oleh alat ini di bawah atau sama dengan 330C. Rangakaian pengendali

kipas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.8 Rangkaian Pengendali Kipas

Kipas yang digunakan adalah kipas 12volt DC. Kipas jenis ini hanya

membutuhkan tegangan 12 volt DC untuk menghidupkannya. Pada rangkaian di atas

transistor berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat menghidupkan dan

mematikan kipas. Dari gambar dapat dilihat bahwa negatip kipas dihubungkan ke

kolektor dari transistor NPN (TIP122), ini berarti jika transistor dalam keadaan aktip

maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung terhubung ke

ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini akan

(53)

terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini

menyebabkan kipas mati.

Transistor yang digunakan dalam rangkaian di atas adalah transistor jenis

NPN, transistor jenis ini akan aktip apabila tegangan pada basis lebih besar dari 0,7

volt. Resistor 4,7 Kohm pada basis berguna untuk membatasi arus yang masuk pada

basis agar transistor tidak rusak. Dengan memberikan tahanan sebesar 4,7 Kohm

berarti arus yang masuk ke basis sebesar 5 0, 001 1 4.700

V volt

A mA

R = ohm= = .

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa transistor jenis NPN akan aktip apabila

tegangan pada basis lebih besar dari 0,7 volt, dimana basis dihubungkan dengan P2.7

AT89S52. P2.7 akan memiliki tegangan sebesar 5 volt jika diset high (1) dan memiliki

tegangan 0 volt jika diset low (0). Dengan demikian kita sudah dapat mengendalikan

(54)

BAB 4

PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA)

Pengujian pada bagian rangkaian catu daya ini dapat dilakukan dengan mengukur

tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Dari

hasil pengujian diperoleh tegangan keluaran pertama sebesar + 4,9 volt. Sedangkan

tegangan keluaran kedua adalah sebesar +11,9 volt. Dan tegangan keluaran ketiga

sebesar – 12,1 volt.

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S8252

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S8252 telah bekerja

dengan baik, maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan

memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT89S8252. Programnya

(55)

Loop:

Setb P3.7

Acall tunda

Clr P3.7

Acall tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov r7,#255

Tnd: Mov r6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,tnd

Ret

Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P3.7

selama ± 0,13 detik kemudian mematikannya selama ± 0,13 detik secara terus

menerus. Perintah Setb P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika high yang menyebabkan

transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda akan menyebabkan LED ini

(56)

yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall

tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop

akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut

tampak berkedip.

Lamanya waktu tunda dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :

Kristal yang digunakan adalah kristal 12 MHz, sehingga 1 siklus mesin

membutuhkan waktu = 12 1

12 MHz = mikrodetik.

Mnemonic Siklus Waktu Eksekusi

MOV Rn,#data 2 2 x 1 µd = 2 µd

DJNZ 2 2 x 1 µd = 2 µd

RET 1 1 x 1 µd = 1 µd

Tunda:

mov r7,#255

Tnd: mov r6,#255

(57)

djnz r7,loop3

djnz r2,loop8

ret

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan program di atas adalah

130.059 µdetik atau 0,130059 detik dan dapat dibulatkan menjadi 0,13 detik.

Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S8252, kemudian

mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian

minimum mikrokontroller AT89S8252 telah bekerja dengan baik.

4.3 Pengujian Rangkaian Penguat

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan cara mengukur tegangan pada input dari Op-Amp dan tegangan pada outputnya. Dari hasil pengukuran didapat nilai tegangan sebagai berikut :

Kondisi Input Output

Tidak ada sinyal 0,9 mV 172,2 mV

Ada sinyal 18,3 mV 1,93 V

(58)

4.4 Pengujian Rangkaian DTMF Dekoder

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan mengubungkan input dari

rangkaian ini ke rangkaian penguat, kemudian menghubungkannya dengan kabel

speaker pada HP. Selanjutnya tombol pada HP ditekan dan dilihat outpunya. Dari

hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut :

Tombol LED1 LED2 LED3 LED4

1 ON OFF OFF OFF

2 OFF ON OFF OFF

3 ON ON OFF OFF

4 OFF OFF ON OFF

5 ON OFF ON OFF

6 OFF ON ON OFF

7 ON ON ON OFF

8 OFF OFF OFF ON

9 ON OFF OFF ON

0 OFF ON OFF ON

* ON ON OFF ON

# OFF OFF ON ON

4.5 Pengujian Rangkaian Driver motor stepper

Pengujian pada rangkaian driver motor stepper ini dilakukan dengan menghubungkan

(59)

AT89S8252 dan menghubungkan output dari rangkaian driver motor stepper ini

dengan motor stepper, kemudian memberikan program sebagai berikut:

Loop:

dari driver motor stepper, dimana input dari jembatan masing-masing dihubungkan ke

P0.0,P0.1, P0.2 dan P0.3. Dengan program di atas maka motor akan bergerak searah

dengan arah putaran jarum jam (menutup pintu). Untuk memutar dengan arah

sebaliknya, maka diberikan program sebagai berikut :

(60)

Clr P0.0

perputaran motor akan semakin lambat, dan sebaliknya.

(61)

Gambar 4.6 Pengendali Driver Lampu

Untuk mengendalikan driver lampu membutuhkan program yang dapat menghasilkan

sinyal high (5 Volt) untuk mengaktifkan driver lampu dan sinyal low (0Volt) untuk

me-nonaktifkan driver lampu. Program tersebut adalah :

Cjne a,#4,ulang

Setb p0.0

Cjne a,#0,ulang

Clr p0.0

Pada penggalan program diatas port0.0 adalah pin mokrokontroler yang

(62)

akumulator 4 maka driver relay akan menyalakan lampu, tetapi apabila akumulator

bernilai low maka p0.0 akan bernilai low dan driver relay akan mematikan lampu.

4.7Pengujian Driver Kipas

Untuk melakukan pengujian terhadap rangkaian driver kipas kita dapat

menghubungkannya dengan mikrokontroler secara langsung. Dengan memberikan

program sebagai berikut akan menunjukkan driver kipas bekerja dengan baik atau

tidak

Cjne a,#1,ulang Setb p2.7 Cjne a,#2,ulang Clr p2.7

Gambar 4.7 Rangkaian Pengendali Kipas

Penggalan program tersebut menerangkan apabila akumulator bernilai 1 maka p2.7

(63)

Apabila akumulator bernilai 2 maka p2.7 akan bernilai low dan transistor TIP 122

(64)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem

maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:

1. Sinyal DTMF yang dikirimkan oleh handphone dapat diterjemahkan menjadi data

biner oleh IC DTMF decoder.

2. Motor Stepper tidak dapat dikendalikan langsung oleh mikrokontroler,karena

untuk menggerakkan motor stepper dibutuhkan tegangan sebesar 12V dan

tegangan keluaran dari mikrokontroler hanya 5V, sehingga dibutuhkan rangkaian

(65)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran

untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:

1. Sebaiknya jenis capasitor yang digunkan pada rangkaian DTMF decoder adalah

jenis capasitor milar karena capasitor ini lebih baik untuk rangkaian yang

menggunakan frekuensi.

2. Dalam pengambilan data dari DTMF decoder oleh mikrokontroler sebaiknya

mengubah pembacaan data 8 bit menjadi data 4 bit, karena data keluaran DTMF

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto, Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit:

Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002.

Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi, Edisi Kedua,

Penerbit: Gava Media, Yogyakarta, 2004

Andi, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler

AT89C51, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta 2003

Malvino, Albert paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 1 & 2, Edisi Pertama,

Penerbit: Salemba Teknika, Jakarta, 2003.

Suhata, Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronik via Line

Gambar

Gambar 2.1 Keyset Equitment Telepon DTMF
Gambar  2.2. Transistor sebagai Saklar ON
Gambar 2.2.2. Karakteristik daerah saturasi pada transistor
Gambar 2.2.3.Transistor Sebagai Saklar OFF
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh server telepon selular nilai ini (misal 100000) akan dikirim ke server PLN dan dilakukan pengolahan data yang selanjutnya hasil pengolahan data tersebut..

Namun, dengan keaktifan mereka dalam kegiatan-kegiatan gereja, ada juga pemuda-pemudi melakukan banyak hal yang dianggap gereja menentang dan melanggar apa yang

Kajian yang dijalankan melibatkan proses pengumpulan dan penganalisaan data berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Kaedah pertama, data kajian dikumpul melalui satu set

Menghitung besarnya pendapatan dengan menjumlahkan seluruh pengeluran yang dilakukan oleh suatu unit ekonomi. Pendekatan perhitungan pendapatan yang dilakukan dalam

Bertitik tolak pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bidang biro perjalanan (travel) terutama pada jasa pelayanannya, karena kualitas

Penggunaan kat a sangat dan sekal i dalam kalimat it u t idak t epat kar ena keduanya sudah menunj ukkan penekanan. J ika akan digunakan dalam kalimat pilih salah sat u saj

[r]

Alamat Penyedia : Palugon RT.02 RW.01, Majingklak, Wanareja, Cilacap Harga Penawaran Terkoreksi : Rp. TERATAI INDAH Alamat Penyedia