• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberdayaan Psikologi Sumber Daya Manusia Terhadap Komitmen Karyawan Di PT Kimia Farma (PERSERO) TBK. Plant Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberdayaan Psikologi Sumber Daya Manusia Terhadap Komitmen Karyawan Di PT Kimia Farma (PERSERO) TBK. Plant Medan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERDAYAAN PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN DI PT KIMIA

FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN

OLEH :

Bona Tua Siagian 090521084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Fenomena yang terdapat dalam penelitian ini yang diamati secara langsung seperti terjadinya penurunan produksi pabrik dari periode 2010-2011 sebesar 17% dan kurangnya disiplin pegawai yang rata-rata tingkat ketidak hadiran 17% per tahun di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberdayaan Psikologi Sumber Daya Manusia mempengaruhi komitmen karyawan di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara sensus. Data diproses dengan menggunakan SPSS Versi 16.00 for windo ws.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Psikologi Sumber Daya Manusia yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

(3)

ABSTRACT

The phenomenon which are being observed in this study directly such as the decline in plant production from 2010-2011 period by 17% and lack of discipline of employees that average absence of rate of 17% by years in PT Kimia Farma (Persero) Medan Plant.

The final assignment this study was to determine the extent of the influence of psychological empowerment of human resources affect the commitment of employees at PT kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

The used data in this study is the primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression. The population in this study were as many as 58 respondents as the study sample, the sampling technique is the census. Data on the process of using SPSS bersion 16.00 for windows.

The result showed that the Psychology of Human Resources consists of perceptions, attitudes, personality, learning and motivation in a positive and significant effect on employee commitment to the PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kemudahan, kekuatan dan penghimburan sehingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu peneliti akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan berbagai pihak.

Untuk Ayahanda Timbul Siagian dan Ibunda Juni Saragi peneliti mengucapkan terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan motivasinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4.Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

7. Buat adik Jakson di Unpad Bandung atas dukungannya dan Rikson Siagian terima kasih telah membantuku selalu sukses buat kalian juga.

8. Untuk tante Maria Anselina dan Matias Thanks untuk dorongan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.

9. Untuk Teman-teman Lae Robinson Silalahi, serta seluruh teman Manajemen Ekstensi stambuk 2009 Gel II. Terima kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan selama ini.

10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca dan mempelajarinya khususnya bagi diri peneliti.

Medan, Juli 2012

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemberdayaan ... 8

2.1.1 Pemberdayaan Psikologi SDM ... 8

2.2 Komitmen ... 17

2.2.1 Pengertian Komitmen ... 17

2.2.2 Jenis Komitmen... ... 19

2.2.3 Bentuk Komitmen... ... 21

2.2.4 Motif Komitmen... ... 23

2.3 Penelitian Terdahulu... 24

2.4 Kerangka Konseptual ... 25

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Defenisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.7 Jenis Data ... 33

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.10 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 42

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 42

4.1.2 Struktur Organisasi ... 51

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 52

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ... 53

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Masa Kerja... 53

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 54

4.2.2.1 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Persepsi ... 55

4.2.2.2 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Sikap... ... 56

4.2.2.3 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kepribadian ... 57

4.2.2.4 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Pembelajaran ... 58

4.2.2.5 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Motivasi ... 59

(8)

4.2.3 Metode Analisis Data ... 65

4.2.3.1 Uji Normalitas... 65

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 68

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 70

4.2.4 Koefisien Determinan (R2) ... 72

4.2.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 73

4.2.6 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)... 75

4.3 Hasil Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82

4.1 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Produksi ... 5

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29

Tabel 3.2 Skore Pendapat Responden ... 31

Tabel 3.3 Jumlah Karyawan ... 32

Tabel 3.4 Uji Validitas ... 35

Tabel 3.5 Uji Reabilitas... 37

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 55

Tabel 4.6 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Persepsi... ... 56

Tabel 4.7 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Sikap ... 57

Tabel 4.8 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kepribadian ... 58

Tabel 4.9 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Pembelajaran ... 59

Tabel 4.10 Jawaban Responden Terhadap Dimensi Motivasi ... 60

Tabel 4.11 Jawaban Responden Terhadap Variabel Komitmen Karyawan ... 61

Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda ... 71

Tabel 4.13 Koefisien Determinan (R2) ... 73

Tabel 4.14 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 75

(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Proses Perseptual ... 9

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Kimia Farma Tbk Plant Medan ... 52

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas Histogram ... 67

Gambar 4.3 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 68

(11)

ABSTRAK

Fenomena yang terdapat dalam penelitian ini yang diamati secara langsung seperti terjadinya penurunan produksi pabrik dari periode 2010-2011 sebesar 17% dan kurangnya disiplin pegawai yang rata-rata tingkat ketidak hadiran 17% per tahun di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberdayaan Psikologi Sumber Daya Manusia mempengaruhi komitmen karyawan di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 responden sebagai sampel penelitian, dengan teknik penarikan sampel secara sensus. Data diproses dengan menggunakan SPSS Versi 16.00 for windo ws.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Psikologi Sumber Daya Manusia yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

(12)

ABSTRACT

The phenomenon which are being observed in this study directly such as the decline in plant production from 2010-2011 period by 17% and lack of discipline of employees that average absence of rate of 17% by years in PT Kimia Farma (Persero) Medan Plant.

The final assignment this study was to determine the extent of the influence of psychological empowerment of human resources affect the commitment of employees at PT kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

The used data in this study is the primary data and secondary data. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linear regression. The population in this study were as many as 58 respondents as the study sample, the sampling technique is the census. Data on the process of using SPSS bersion 16.00 for windows.

The result showed that the Psychology of Human Resources consists of perceptions, attitudes, personality, learning and motivation in a positive and significant effect on employee commitment to the PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan pengembangan

perusahaan, perusahaan harus melaksanakan berbagai aktivitas pengelolaan

faktor produksi tersebut antara lain: produksi, pemasaran, pembelanjaan,

personalia, pengembangan dan penelitian, sistem informasi manajemen dan

lainnya. Segala aktivitas perusahaan saling berinteraksi satu dengan yang lain

untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat bertahan maka koordinasi di

dalam maupun di luar perusahaan harus dilaksanaakan dengan baik agar

mengarah pada pencapaian tujuan.

Kondisi yang diwarnai pesatnya perubahan tersebut menyebabkan tingkat

persaingan meningkat, baik dalam bidang penjulan produk maupun jasa. Dan

organisasi pun dituntut untuk lebih memperlihatkan sikap fleksibel,

memperlihatkan efisiensi, serta mampu beradaptasi terhadap kondisi yang

senantiasa berubah, agar dapat mempertahankan keberadaannya di dunia bisnis.

Melihat situasi seperti ini, kebanyakan organisasi berusaha untuk melakukan

sejumlah penyesuaian. Penyesuaian tersebut diantaranya adalah berubahnya

defenisi kerja dari pekerjaan (uraian pekerjaan, dengan tugas yang harus

(14)

pada kepuasan pelanggan serta meningkatnya penghargaan terhadap kreatifitas

individu.

Untuk itu, organisasi membutuhkan karyawan yang dapat mengikuti irama

perubahan, yaitu individu dengan fleksibilitas yang tinggi, dan mampu

menyeseuaikan diri dengan cepat berespon terhadap perubahan yang terjadi.

Namun yang terpenting, individu tersebut juga harus memiliki komitmen untuk

mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi, Komitmen karyawan tidak hanya

dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai

dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan

orang lain menurut Martin (2000:90). Kemampuan tersebut oleh Daniel Goleman

disebut dengan Emotional Intelligence atau kecerdasan emosi. Goleman (2000:75)

melalui penelitiannya mengatakan bahwa kecerdasan emosi menyumbang 80%

dari faktor penentu kesuksesan sesorang, sedangkan 20 % yang lain ditentukan

oleh IQ (Intelligence Quotient).

Orang mulai sadar pada saat ini bahwa tidak hanya keunggulan intelektual

saja yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan tetapi diperlukan sejenis

keterampilan lain untuk menjadi yang terdepan. Penelitian yang ditulis oleh

Boyatzis (2001:45) bahwa menemukan orang yang tepat dalam organisasi

bukanlah hal yang mudah, karena yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan bukan

hanya orang yang berpendidikan lebih baik ataupun orang yang berbakat saja.

Ada faktor-faktor psikologis yang mendasari hubungan antara sesorang dengan

organisasinya. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh pada kemampuan

(15)

sendiri, inisiatif, optimisme, kemampuan mengkoordinasi emosi dalam diri, serta

melakukan pemikiran yang tenang tanpa terbawa emosi.

Goleman (2001:77) menyatakan bahwa kecerdasan emosi adalah

kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta

menggunakan perasaan-perasaan tersebut untuk memandu pikiran dan tindakan,

sehingga kecerdasan emosi sangat diperlukan untuk sukses dalam bekerja dan

menghasilkan kinerja yang menonjol dalam pekerjaan. Hal ini senada dengan

yang dikemukakan oleh Patton (2000:115) bahwa orang yang memiliki

kecerdasan emosi akan mampu menghadapi tantangan dan menjadikan seorang

manusia yang penuh tanggung jawab, produktif, dan optimis dalam menghadapi

dan menyelesaikan masalah, dimana hal-hal tersebut sangat dibutuhkan di dalam

lingkungan kerja.

Kecerdasan emosi saat ini merupakan hal yang banyak dibicarakan dan

diperdebatkan. Banyak penelitian yang membahas dan menjawab persoalan

mengenai kecerdasan emosi tersebut di dalam lingkungan organisasi. Chermiss

(2001:89) pernah menulis dalam artikelnya berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya bahwa ada kemungkinan untuk dapat memperbaiki kemampuan

emosional dan sosial seorang karyawan. Selain itu dalam penelitian tersebut juga

ditemukan beberapa prinsip dalam mengaplikasikan EQ pada organisasi secara

(16)

Pengaruh kecerdasan emosional dengan komitmen sangat erat kaitannya.

Dalam mencapai komitmen organisasi harus didukung oleh para karyawan yang

cerdas baik dalam emosional dan intelijensi agar tujuan dari perusahaan bisa

tercapai secara maksimal. Kecerdasan emosional berupa faktor psikologis dari

para karyawan yang ada di perusahaan seperti persepsi, sikap, pembelajran dan

motivasi harus ada agar tercapai keselarasan dalam bekerja.

Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi

serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.

Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan

signifikan antara budaya kerja dengan komitmen karyawan menurut Robbins

(2008:150).

PT. Kimia Farma ( Persero) Tbk. Plant Medan merupakan perusahaan

yang bergerak dibidang Farmasi. Kimia Farma merupakan perintis dalam industri

farmasi Indonesia. Dimana pendiri perusahaan dapat ditelusuri kembali ke tahun

1917, pada saat pertama kali perusahaan farmasi didirikan di Hindia Timur.

Pada tanggal 28 juni 2001 PT. Kimia Farma (Persero) menjadi Perusahaan

Terbuka (Tbk) dengan nama PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dimana untuk

privatisasi tahap I saham yang lepas adalah sebanyak 9% dengan rincian 3%

untuk program Kepemilikan Saham Karyawan dan Manajemen (KSKM) PT.

(17)

Pada tanggal 4 januari 2003 PT. Kimia Farma membentuk 2 anak

perusahaan yaitu :

1. PT. Kimia Farma Health & Care

2. PT. Kimia Farma Trading & Distribution

Sedangkan pabrik sebagai Holding Company

Pada Tabel 1.1 terihat jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan terjadi

penurunan yang signifikan sampai akhir 2011. Baik dari produksi tablet dan

kapsul. Walupun ada terjadi peningkatan di produksi salep/krim untuk tahun

2011. Dari tabel terlihat adanya penurunan hasil produk dari PT Kimia Farma

(Tbk), Plant Medan. Beberapa karyawan juga menyatakan adanya masalah

internal diantara karyawan maupun eksternal yang kadang membuat proses

produksi jadi terganggu.

Tabel 1.1

Jumlah Produksi PT Kimia Farma (Tbk), Plant Medan 2010-2011

No Kegiatan Produksi

Target 2010 Realisasi 2010

Target 2011 Realisasi 2011

1 Produksi Tablet 350.000.000 butir 328.606.500 butir 350.000.000 butir 182.769.200 Butir 2 ProduksiTablet

Salut

- -

3 Produksi Kapsul 8.000.000 butir 6. 740.500 butir 8.000.000 butir 2.201.1750 Butir 4 Produksi Kapsul

Lunak

(18)

5 Produksi Sirup Kering

- -

6 Produksi Salep / Krim

40.000 kg 32.320 kg 50.000 kg 55.997 kg

Sumber : Adminitrasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Plant Medan 2012

Beberapa waktu terakhir pada awal tahun 2012 terjadi penurunan proses

produksi tahun 2010-2011 sebesar 17 % dari keseluruhan target PT Kimia Farma

(Persero) Tbk, Plant Medan yang didorong oleh dari faktor internal seperti

turunnya tingkat disiplin kerja dengan tingkat ketidakhadiran pegawai secara

keseluruhan sebesar 15% per tahun di tahun 2011 sebesar serta dari ekternal

terjadi penurunan pesananan dari pihak luar periode 2011.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh

pemberdayaan psikologi sumber daya manusia yang meliputi persepsi, sikap,

kepribadian, pembelajaran, motivasi terhadap Komitmen Karyawan di PT. Kimia

Farma (Persero),Tbk Plant Medan”.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

pemberdayaan psikologi sumber daya manusia terhadap komitmen karyawan di

(19)

1.4Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan perusahaan untuk dapat

memahami pengaruh antara pemberdayaan psikologi dengan komitmen

karyawan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai pengaruh pemberdayaan psikologis para karyawan dalam

organisasi.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat memberikan

perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama di

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberdayaan

2.1.1. Pemberdayaan Psikologi

Dalam hal pemberdayaan karyawan, Menurut Simamora dalam

Mangkunegara (2006:14), faktor psikologis Sumber Daya Manusia terdiri dari :

1. Persepsi

Persepsi adalah proses indera manusia menangkap kesan dan menilai

lingkungan sekitarnya yang pada akhirnya terjadi penafsiran. Menurut Robbins

(2008:175) mengatakan persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan

menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi

lingkungan mereka. Menurut Toha (2003:123) persepsi adalah proses kognitif

yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang

lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran,penghayatan,perasaaan

dan penciuman. Persepsi tidak hanya tergantung pada sensasi yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang

bersangkutan namun juga sensasiyang diterima melalui penglihatan, perasaaan,

(21)

Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisir

dan diinterprestasikan. Mengenai bagaimana stimuli ditangkap melalui indera

(sensasi) dan kemudian diproses oleh penerimaan stimuli (persepsi)

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Proses Perseptual

Sumber : Michael R Salomon dalam Sutrisna (2002:101)

Berdasarkan defenisi diatas, persepsi merupakan tanggapan dari interprestasi

indera manusia yang diterima melalui penglihatan, perasaaan, pendegaran,

penciuman dan sentuhan.

Sifat persepsi antara lain:

1. Persepsi adalah pengalaman, kita harus memiliki dasar melakukan

interprestasi.

2. Persepsi adalah selektif, ketika mempersepsikan hanya bagian tertentu.

3. Persepsi adalah penyimpulan, proses psikologi dari persepsi mencakup

penarikan kesimpulan STIMULI

-penglihatan -suara -Bau -Rasa -Tekstur

Indera Penerima Perhatian Interprestasi Tanggapan

PERSEPSI

SENSASI PEMBERI

(22)

4. Persepsi tidak akurat, akan mengandung kadar kesalahan untuk setiap

persepsi.

5. Persepsi adalah evaluatif, tidak pernah objektif karena ketika dilakukan

interprestasi berdasarakan pengalaman, merefleksikan sikap nilai dan

keyakinan pribadi.

2. Sikap / Attitude

Hornby dalam Ramdhani (2008:12) mendefinisikan sikap adalah cara

menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan

perilaku. Free online dictionary (www.thefreedictionary.com) mencantumkan

sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan

perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Pendapat tersebut

semakin diperkaya oleh Allport dalam Ramdhani (2008:92) bahwa sikap adalah

kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan

dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek

dan situasi yang terkait. Sikap diperolah dan dirubah melalui hasil belajar

seseorang dengan lingkungannya, yaitu dimulai semenjak ia lahir sampai proses

kehidupan berjalan.

Terdapat tiga komponen dalam sikap menurut Freedman (2002:28), yaitu:

1. Kognitif

Terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap

(23)

2. Afektif

Berhubungan dengan emosi atau perasaan (positif, negatif, suka tidak

suka), yang menyertai sebuah ide.

3. Tingkah laku

Berhubungan dengan kecenderungan atau kesiapan untuk suatu tindakan.

Sikap dibentuk melalui proses tertentu, melalui kontak sosial terus

menerus antara individu dengan individu lain di sekitarnya.

Interaksi Komponen-komponen Sikap

Para Ahli Psikologi Sosial banyak yang beranggapan bahwa interaksi

ketiga komponen ini (Kognitif, Afektif dan Konatif) adalah selaras dan konsisten.

Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak konsisten dengan yang lain,

maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme

perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali.

Menurut Freedman (2002:29) pembentukan sikap meliputi, Sikap sosial

terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Terjadi

hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing

individu sebagai anggota masyarakat.Interaksi sosial meliputi hubungan antara

individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman

pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi

atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri

(24)

Menurut Freedman (2002:30) faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya sikap adalah:

1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan, seperti selektivitas, yaitu memilih rangsang-rangsang mana

yang akan didekati dan mana yang harus djauhi. Pilihan ini ditentukan oleh

motif-motif dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri seseorang.

Karena harus memilih inilah kemudian orang menyusun sikap positif

terhadap suatu hal dan membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berada di luar individu, yaitu:

a. Sifat objek yang dijadikan sifat

b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap

c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut

d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap

e. Situasi pada saat sikap itu dibentuk

3. Kepribadian / Personality

Menurut Gordon dalam Yosep (2003:130) mendefinisikan kepribadian

adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang

menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Terjadinya

interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia. Maksud dinamis pada

pengertian tersebut adalah perilaku yang mungkin saja berubah-ubah melalui

proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward,

punishment, pendidikan, dan sebagainya. Pengertian di atas merujuk pada

(25)

cenderung menetap dalam merespon situasi atau stimulus lingkungan secara

spontan), emosi yang bersipat unik dari individu. Reaksi yang berbeda dari

masing-masing individu menunjukan perbedaan kepribadian.

Woodman (2004:20) menyebutkan bahwa salah satu ciri kepribadian yang

dihubungkan dengan kinerja kreatif individu dalam organisasi adalah

keterbukaan terhadap pengalaman. Dalam suatu organisasi pasti ada beberapa

individu yang mempunyai sikap terbuka dalam segala hal. Individu yang

terbuka tersebut cenderung lebih kreatif daripada anggota organisasi yang lain.

Karena itu keterbukaan menjadi bagian dari ciri-ciri kepribadian yang

mempunyai kinerja kreatif dalam organisasi. Selain keterbukaan terhadap

pengalaman, ciri kepribadian lain yang menjadi bagian dari 5 model utama

personalitas adalah ekstraversi, neurotisisme, daya terima, dan sifat

kehati-hatian. Dari 5 model utama tersebut, keterbukaan terhadap pengalaman

menjadi elemen penting untuk mencapai kreativitas kerja.

McCrae dalam Williams (2004:187) berpendapat bahwa keterbukaan

adalah kecenderungan untuk menjadi imajinatif, orisinil, berbeda, dan

independen. Individu yang terbuka cenderung mencari pengalaman baru dan

bervariasi pada saat mereka bekerja. Sebaliknya, individu yang tertutup pada

saat bekerja cenderung lebih konvensional, konservatif, dan tidak nyaman

dengan hal yang rumit. Mereka tidak tertarik dengan hal-hal yang imajinatif

dan kreatif. Individu yang tertutup cenderung melakukan pekerjaan yang

(26)

individu yang terbuka itu dalam bekerja, yaitu; divergen, fleksibel, rasa ingin

tahu, dan imajinatif.

McCrae dalam Williams (2004:190) melanjutkan, bahwa keterbukaan

terhadap pengalaman adalah pembeda antara individu yang lebih memilih

untuk mencari pengalaman atau mencari sesuatu yang lebih bervariasi atau

bermacam-macam dari apa yang biasa didapatkan, dibandingkan dengan orang

yang merasa sudah cukup nyaman dengan apa yang biasa didapatkan dan

merasa tidak perlu untuk mencari pengalaman yang lebih. Dalam hal ini, orang

yang memiliki keinginan besar untuk mencari pengalaman lebih mempunyai

nilai atau skor keterbukaan terhdap pengalaman (openness to experience) yang

lebih tinggi.

King dalam Williams (2004:204) berpendapat bahwa aspek motivasional

dari keterbukaan tersebut meliputi kebutuhan sepanjang varietas, kebutuhan

sepanjang kognisi, dan toleransi ambiguitas yang mana masing masingnya

dihubungkan dengan kreativitas dan inovasi dalam organisasi. Ketiga aspek

tersebut merupakan elemen penting pada setiap individu organisasi agar

menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan kinerjanya. Segala

sesuatu ide atau kinerja yang kreatif memang biasanya dianggap sebagai hal

yang aneh, ambigu, dan tidak biasa. Namun hal tersebut bisa ditoleransi karena

memang dengan cara seperti itulah performa kreatif bisa berjalan di dalam

(27)

4. Pembelajaran

Menurut Robbins (2008:69) dalam bukunya Organizational Behavior

yang diterjemahkan oleh Diana Angelica mengemukan bahwa: “pembelajaran

adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari

pengalaman”. Sedangkan menurut Kotler (2004:219) menyatakan “pembelajaran

adalah perubahan perilaku seseorang karena pengalaman”.

Menurut Kotler (2004:220), pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh

antara dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan penguatan. Dorongan adalah

stimulan internal kuat untuk yang membangkitkan keinginan untuk bertindak.

Dorongan berubah menjadi motif bila diarahkan ke objek stimulan yang khusus.

cues atau petunjuk adalah stimulan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan

bagaimana seseorang memberikan tanggapan. Penguatan akan timbul karena dari

tanggapan-tanggapan yang telah muncul.

5. Motivasi

Handoko (2002:9) mengartikan bahwa motivasi merupakan kegiatan

yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia.

Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut

definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Motivasi adalah

kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan

organisasi-organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk

memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Ada 3 unsur kunci dalam definisi

(28)

Maslow (2000:101) mengemukakan bahwa motivasi terbentuk karena

manusia memiliki kategori kebutuhan pokok. Kebutuhan-kebutuhan pokok

tersebut membentuk suatu hirarki. Hirarki kebutuhan tersebut yaitu,

1) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan paling pokok yaitu makanan, minuman, tempat tinggal,

dan istirahat.

2) Kebutuhan rasa aman

Kebutuhan akan jaminan keamanan, perlindungan dari mara bahaya

atau kehilangan sesuatu, dan keindependenan dari segala ancaman.

3) Kebutuhan sosial

Kebutuhan akan rasa dimiliki, berteman, berinteraksi, dan kasih sayang.

4) Kebutuhan Ego

Kebutuhan ego ditafsirkan McGregor sebagai:

1.Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan denagn kehormatan diri

seseorang; kebutuhan akan rasa yakin atas diri sendiri,

kemandirian, keberhasilan, pengetahuan, dan

2. Kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan reputasi

seseorang; kebutuhan akan status, pengakuan, penghargaan, atau

penghormatan dari orang lain.

5) Kebutuhan Perwujudan diri

Kebutuhan yang dimiliki semua orang untuk menjadi orang yang kita

rasa bahwa kita memiliki kemampuan untuk mewujudkannya;

(29)

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha memenuhi

kebutuhan yang lebih pokok dahulu sebelum berusaha memenuhi

kebutuhan yang lebih tinggi dan kebutuhan yang telah terpenuhi akan

berhenti daya motivasinnya. Teori motivasi memiliki tiga kategori yaitu

content theory, process theory dan reinforcement theory. Pertama adalah

content theory yang menekankan arti pentingnya pemahamnan

faktor-faktor yang ada di dalam individu yang menyebabkan mereka

bertingkah laku tertentu. Kedua adalah process theory atau teori

proses yang menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa setiap

individu dimotivasi. Dalam pandangan ini, kebutuhan hanyalah salah

satu elemen dalam suatu proses tentang bagaimana para individu

beringkah laku. Ketiga adalah reinforcement theory yang menjelaskan

bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu mempengaruhi

tindakan di masa yang akan dating dalam suatu siklus proses belajar.

Dalam pandangan teori ini individu bertingkah laku tertentu karena di

masa lalu mereka belajar bahwa perilaku tertentu akan berhubungan

dengan hasil yang menyenangkan, dan perilaku tertentu akan

menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan dalam Heidjrachman

(2000:35).

McGregor dalam Robbins (2008:115) mengemukakan dua pandangan

nyata mengenai manusia. McGregor menyimpulkan bahwa pandangan

manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok

(30)

1. Teori X, empat asumsi negatif yang dimiliki oleh manajer adalah:

· Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa

mungkin berusaha untuk menghindarinya.

· Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa,

dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.

· Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah

formal bila mungkin.

· Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain

terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

2. Teori Y, empat asumsi positif yang dimiliki oleh manajer adalah:

· Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan.

· Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk

mencapai berbagai tujuan.

· Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari

tanggunga jawab.

· Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang

diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang

(31)

2.2 Komitmen

2.2.1 Pengertian Komitmen

Komitmen digambarkan sebagai sikap yang memiliki keinginan kuat

untuk tetap berorganisasi tertentu, berusaha keras sesuai keinginan organisasi, dan

keyakinan terhadap penerimaan nilai dan tujuan organisasi Luthans (2006).

Menurut Panggabean (2004:132) komitmen adalah kuatnya pengenalan

dan keterlibatan seseorang dalam suatu organisasi tertentu. Dilain pihak komitmen

sebagai kecendrungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena

menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain (berhenti bekerja).

Menurut Sunarto (2005:25), komitmen adalah kecintaan dan kesetiaan,

terdiri dari: penyatuan dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan, keinginan untuk

tetap berada dalam organisasi, dan kesediaan untuk bekerja keras atas nama

organisasi.

Menurut Robbins (2008:99) Komitmen karyawan terhadap organisasi

organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan

dalam organisasi tertentu. komitmen kerja karyawan menentukan berhasil

tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan. Hal

ini berarti apabila setiap anggota organisasi memiliki komitmen yang tinggi maka

besar kemungkinan keberhasilan atau kesuksesan dapat tercapai. Keberhasilan

suatu organisasi akan berdampak baik bagi kelangsungan hidup organisasi atau

(32)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan mencakup unsur

loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi

terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi. Untuk mendapatkan hasil kinerja yang

diinginkan suatu perusahaan atau organisasi harus mengetahui motif dan tujuan

serta keanekaragaman dari perilaku dan komitmen karyawannya.

Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mempengaruhi kinerja seseorang

dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu organisasi, karena

dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan bersikap profesional dan

menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam organisasi,

yang fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap (attitude) yang dimiliki oleh karyawan.

Karena perusahaan meyakini bahwa tanpa komitmen karyawan yang tinggi maka

perusahaan tidak akan sukses.

2.2.2 Jenis - Jenis Komitmen

Jenis - jenis komitmen menurut Robbins (2008:101) adalah:

a. Komitmen afektif yaitu perasaan emosional untuk organisasi dan

keyakinan dalam nilai-nilainya.

b. Komitmen berkelanjutan yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan

dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan

organisasi tersebut.

c. Komitmen normatif yaitu komitmen untuk bertahan dengan organisasi

(33)

Jenis komitmen menurut Allen dalam Munandar (2004:75) terbagi atas

tiga komponen yaitu:

a. Komitmen afektif (affective commitment)

Berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di dalam

suatu organisasi. komitmen afektif merupakan proses perilaku dimana melalui hal

tersebut seseorang akan berfikir mengenai hubungan mereka dengan organisasi

dalam hal nilai dan kesatuan tujuan. Pada tingkat ini merupakan tingkat dimana

tujuan individu dan nilai menyatu dengan organisasi yang diperkirakan secara

langsung mempengaruhi keinginan individu untuk tetap tinggal dalam organisasi.

Sehingga karyawan dengan afektif tinggi masih bergabung dengan organisasi

karena keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi.

b. Komitmen normatif (normative commitment)

Merupakan perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus diberikan kepada

organisasi. Komponen normatif berkembang sebagai hasil dari pengalaman

sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki karyawan.

Keinginan karyawan untuk tinggal dalam organisasi berdasarkan pada tugas,

loyalitas, dan kewajiban moral. Tipe ini mungkin berasal dari kebudayaan

individu atau etik kerja, karena mereka merasa bertanggung jawab untuk tetap

tinggal dalam organisasi. Perasaan loyalitas dan tugas mendasari komitmen

normatif yang mempengaruhi individu untuk tetap tinggal dalam organisasi

karena itu memang kewajiban mereka. Komitmen ini juga menimbulkan perasaan

kewajiban kepada karyawan untuk memberikan balasan atas apa yang pernah

(34)

c. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment)

Berarti komponen yang berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang

akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi. Karyawan dengan dasar

organisasi tersebut disebabkan karena karyawan tersebut membutuhkan organisasi.

Hal ini juga dapat dilihat sebagai suatu keinginan untuk tetap tinggal dalam

organisasi karena pertimbangan biaya ketika mereka keluar. Biaya tersebut

ditunjukkan dalam dua cara yang berbeda :

1. Sebagai individu memperoleh kedudukan dalam organisasi, seiring dengan

bertambahnya masa jabatan mereka maka mereka telah memiliki keuntungan,

misalnya dalam bentuk rancangan pensiun, senioritas, spesialisasi keahlian, rasa

kesatuan, ikatan kekeluargaan, dan lain-lain.

2. Individu mungkina merasa mereka seharusnya tetap tinggal pada pekerjaannya

sekarang karena mereka tidak memiliki alternatif perkerjaan lain.

Kemudian Allen dalam munandar (2004:79) menyimpulkan bahwa karena

tidak adanya pilihan pekerjaan lain, maka karyawan dengan tingkat continuance

commitment yang tinggi akan tinggal dalam organisasi karena mereka merasa

memang seharusnya seperti itu. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi

dengan dasar afektif memiliki tingkah laku yang berbeda dengan pegawai dengan

dasar berklanjutan atau continuance. Karyawan yang memang ingin menjadi

anggota akan memiliki keinginan untuk berusaha yang sesuai dengan tujuan

organisasi. Sebaliknya karyawan yang terpaksa menjadi anggota organisasi akan

menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya

(35)

2.2.3 . Bentuk Komitmen Karyawan

Bentuk komitmen karyawan bisa diwujudkan antara lain dalam beberapa hal

sebagai berikut:

a. Komitmen dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi.

b. Komitmen dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja standar

organisasi.

c. Komitmen dalam mengembangkan mutu sumber daya manusia bersangkutan

dan mutu produk.

d. Komitmen dalam mengembangkan kebersamaan tim kerja secara efektif dan

efisien.

e. Komitmen untuk berdedikasi pada organisasi secara kritis dan rasional.

Komitmen = Confidence + Motivation

Confidence berarti ukuran keyakinan diri seseorang atau rasa mampu melakukan

sesuatu tugas dengan baik tanpa banyak diawasi. Motivation berarti minat dan

antusias seseorang untuk melakukan sesuatu tugas dengan baik.

Pada dasarnya melaksanakan komitmen sama saja maknanya dengan

menjalankan kewajiban, tanggung jawab, dan janji yang membatasi kebebasan

seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi karena sudah punya komitmen maka dia

harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan buat organisasinya ketimbang

untuk hanya kepentingan dirinya.

Di sisi lain komitmen berarti adanya ketaatan seseorang dalam bertindak

sejalan dengan janji-janjinya. Semakin tinggi derajat komitmen karyawan semakin

(36)

bentuk kesetiaan pengabdian pada organisasi. Namun dalam prakteknya tidak

semua karyawan melaksanakan komitmen seutuhnya. Ada komitmen yang sangat

tinggi dan ada yang sangat rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat

komitmen adalah faktor intrinsik dan ekstrinsik karyawan bersangkutan.

Faktor-faktor intrinsik karyawan dapat meliputi aspek-aspek kondisi sosial ekonomi

keluarga karyawan, usia, pendidikan, pengalaman kerja, kestabilan kepribadian,

dan gender. Sementara faktor ekstrinsik yang dapat mendorong terjadinya derajat

komitmen tertentu antara lain adalah keteladanan pihak manajemen khususnya

manajemen puncak dalam berkomitmen di berbagai aspek organisasi.

2.2.4. Motif yang mendasari Komitmen

Menurut Munandar (2004:75) ada dua motif yang mendasari seseorang untuk

berkomitmen pada organisasi atau unit kerjanya antara lain:

a. Side-best orientation

Hal ini memfokuskan pada akumulasi dari kerugian yang dialami atas segala

sesuatu yang telah diberikan oleh individu kepada organsasi apabila meninggalkan

organisasi tersebut. Dasar pemikiran ini adalah bahwa meninggalkan organisasi

akan merugikan karena takut kehilangan hasil kerja kerasnya yang tidak bisa

diperoleh dari tempat lain.

b. Goal-congruance orientation

Hal ini memfokuskan pada tingkat kesesuaian antara tujuan personal individu dan

organisasi sebagai hal yang menentukan komitmen pada organisasi. Pendekatan

ini menyatakan bahwa komitmen karyawan pada organisasi dengan

(37)

atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan untuk membantu organisasi,

keinginan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan, serta hasrat untuk

tetap menjadi anggota organisasi.

2.3 Penelitian Terdahulu

Chew (2005) dengan judul penelitian Dampak Psikologi Sumber Daya

manusia terhadap komitmen karyawan. Sebagai kesimpulan penelitian ini

menyediakan platform yang berguna untuk menguji masalah kompleks yang

mendasar melalui praktek-praktek psikologi SDM. Studi itu berjalan dengan

beberapa cara dalam meningkatkan komitmen karyawan terhadap organsisi.

Literatur ini melaporkan temuan-temuan dari studi di Australia yang meneliti

pengaruh psikologi sumber daya manusia dan retensi inti karyawan yang bekerja

di sembilan organisasi. Penelitian ini khusus, laporan pada sifat bersyarat dari

pengaruh psikologi sumber daya manusia dan organisasi dan komitmen. Temuan

penelitian ini memiliki implikasi penting. Penelitian ini mengungkapkan bahwa

dari semua variabel, delapan independen variabel seperti Intelektual, cara kerja,

persepsi, sikap, pembelajaran, kepribadian, motivasi, resposibilitas, memiliki

pengaruh positif dan signifikan dengan komitmen karyawan di organisasi. Nilai R

Adjsuted Square (R2) = 0,66.

Lew, (2009) dengan judul penelitian Pengaruh Praktek Psikologi Sumber

Daya Manusia dan Komitmen yang Tinggi. Karyawan ditekankan keinginan

untuk sebuah komitmen tenaga kerja dan peran sentral dari praktek HRM dalam

membangun dan memelihara komitmen karyawan serta memberi link psikologis

(38)

menurut teori pertukaran sosial yang menggarisbawahi hubungan HRM praktek

pada komitmen karyawan, terutama dalam konteks pendidikan tinggi di Malaysia.

Oleh karena itu, penelitian ini diperguruan tinggi di Sarawak, Malaysia. Secara

teoritis, itu mengadopsi teori pertukaran sosial dengan mengusulkan efek

kemungkinan dukungan organisasi yang dirasakan, kepercayaan dan keadilan

prosedural ke dalam hubungan di atas antara pemberdayaan psikologi sumber

daya manusia yang tinggi praktek (SDM) dan komitmen karyawan Nilai R

Adjsuted Square (R2) = 0,78.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa dari tinjauan teori dan penelitian

terdahulu yang mencerminkan keterikatan objek yang diteliti dan merupakan

tuntunan untuk memecahkan masalah dalam penelitian serta merumuskan

hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi data kualitatif.

Oleh karena itu berbagai definisi ditawarkan oleh para ahi psikologi sosial,

tidak hanya tetang apakah sikap itu, tetapi juga tentang bagaimana proses belajar,

memproses informasi, pembuatan keputusan, memory, dan seterusnya tentang

sikap. Yang seringkali dilakukan oleh para ahli psikologi adalah mereka ini

membuat batasan tentang sikap baik definisinya ataupun teori konsepnya.

Dalam membuat kerangka konseptual bagaimana tentang pengaruh

pemberdayaan psikologi sumber daya manusia (SDM) yang dapat mendorong

terciptanya komitmen di dalam organisasi menjadi lebih baik dalam di dorong

(39)

Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2009:14), faktor psikologi sumber

daya manusia (SDM) terdiri dari:

1. Persepsi

2. Sikap / Attitude

3. Kepribadian / Personality

4. Pembelajaran

5. Motivasi

Apabila akan melakukan observasi dan analisis tentang pemberdayaan

psikologi, dan performanya, maka perlu diperhatikan tiga kelompok variabel yang

secara langsung mempengaruhi atau apa yang dilakukan seseorang karyawan

(misalnya: menghasilkan output, ).

Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaan/organisasi/instansi

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat

kepuasan kerja karyawan. Situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas

dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan

sarana hubungan yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam menyelesaikan

tugas. Hubungan antar manusia ( human relation ) dalam perusahaan merupakan

hal yang penting karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama

(40)

Dengan upaya pemberdayaan psikologi diatas maka perbaikan komitmen

organisasi dalam perusahaan tersebut tidak akan dapat timbul maupun

berkembang, perlu adanya suatu usaha yang sungguh-sungguh agar komitmen

kerja karyawan dapat dikembangkan.

[image:40.595.98.527.227.424.2]

Sumber : Simamora (2009:14), faktor psikologi sumber daya manusia (SDM) (diolah)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan

rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis

Sugiono (2003:55). Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian

ini adalah bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan dalam pemberdayaan

psikologi sumber daya manusia melalui persepsi, sikap, kepribadian,

pembelajaran dan motivasi terhadap komitmen karyawan di PT Kimia Farma

(Persero), Tbk Plant Medan.

Komitmen Organisasi (Y):

1. Afektif

2. Normatif

3. Berkelanjutan Psikologi SDM (X):

1. Persepsi (X1)

2. Sikap (X2)

3. Kepribadian (X3)

4. Pembelajaran (X4)

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif dimana penelitian bertujuan

untuk mempelajari dan mendeskripsikan karakteristik responden melalui

kuesioner terhadap hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,

serta diukur dengan bantuan proses perhitungan secara statistik dengan hasil data

yang numerik.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan

JI. Raya Medan-Tanjung Morawa KM 9. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

April 2011 sampai dengan Juni 2012.

3.3 Batasan Operasional

Di dalam batasan operasional ini, penelitian ini memiliki variabel X

mengenai Psikologi SDM dan variabel Y mengenai komitmen karyawan PT.

(42)

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini

Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2009:14), adalah Variabel X

adalah Psikologi SDM

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya

tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel terikat

adalah komitmen karyawan. Indikatornya yaitu:

1. Komponen afektif (Affective Commitment)

2. Komponen normatif ( Normative Commitment)

3. Komponen berkelanjutan (Continuance Commitment)

[image:42.595.98.580.492.744.2]

Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Operasional

Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Psikologi SDM (X)

tentang bagaimana sumber daya manusia diberdayakan dengan psikologis.

1. Persepsi 1.Perhatian 2.Pemahaman

3.Penerimaan Likert

(43)

3. Kepribadian 1. Mudah akur atau bersepakat

2.Sifat berhati-hati 3.Stabilitas emosi 4. Pembelajaran 1.Petunjuk

2.Respon 3.Penguatan 5. Motivasi 1.Kebutuhan

2.Keinginan yang tidak dipenuhi 3.Dorongan Komitmen Kerja Karyawan (Y) sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan

organisasinya.

1.Afektif 1. Emosional. 2. Keterlibatan 3.Kesediaan bekerja 4.Kepercayaan karyawan 5.Partisipasi karyawan

Likert

2.Normatif 1. Sosialisasi. 2. Kekhawatiran.

3.Kewajiban melaksanakan pekerjaan

4.Tanggung jawab untuk tetap tinggal didalam suatu organisasi

(44)

3.Berkelanjutan 1. Kesetiaan. 2. Resiko.

3.Rasa nyaman terhadap kedudukan dalam suatu organisasi

4.Memaksimalkan Kinerja 5. Tidak memiliki Alternatif pekerjaan lain

Sumber: Thoha (2007), Mathis dan Jackson (2006) (diolah)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji,

setiap jawaban akan diberi skor Sugiono (2006:418).

Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka peneliti

memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan

[image:44.595.97.580.111.282.2]

skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini

Tabel 3.2 Skor Pendapat Responden

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

(45)

3.6 Populasi dan Sampel

[image:45.595.105.449.200.463.2]

Karyawan PT Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan terdiri dari:

Tabel 3.3

Jumlah karyawan pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Plant Medan Periode Januari-Desember 2011

No Bagian Divisi Karyawan Jumlah Karyawan

1. Bagian Produksi 22 Orang

2. Bagian Pengemasan 12 Orang

3. Bagian Penyimpanan 6 Orang

4. Bagian Lab 7 Orang

5. Bagian Perencanaan 3 Orang

6. Bagian Tehnik 3 Orang

7. Bagian Administrasi 4 Orang

8. Bagian Pembelian 1 Orang

Total Karyawan 58 Orang

Sumber : Adminitrasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Plant Medan 2012 a.Populasi

Menurut Sugiyono (2006:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Objek dalam penelitian ini adalah karyawan yang termasuk dalam kategori

manajemen menengah. Hal ini disebabkan pada level tersebut karyawan akan

berinteraksi secara langsung dengan pimpinan sehingga penerapan suatu gaya

kepemimpinan akan berdampak kepada kinerja karyawan. Adapun populasi dalam

(46)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiono, 2008:81). Teknik pengumpulan sampel menggunakan metode

sampling jenuh (sensus), dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 63 orang karyawan PT Kimia Farma

(Persero),Tbk Plant Medan.

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam dalam melakukan penelitian

untuk membantu memecahkan masalah, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara

langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai

variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori

yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data

sekunder dari literature, buku dan internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertayaan mengenai variabel yang diteliti di

(47)

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan

untuk mendapatkan masukan yang berhubungan dengan bidang yang

diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuisioner

layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa

nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. validitas

berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai

sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata

atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.

Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama

diperoleh hasil yang tidak berbeda dalam Jugiyanto (2004:120).

Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di

PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Cabang Medan yang berlokasi di Jalan Palang

Merah Medan. Uji validitas dan reliabilitas ini menggunakan alat bantu program

SPSS versi 16.0 for windows.

3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang et al.,

2010:73). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai

(48)

Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid

Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Situmorang (2010:72).

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada

30 orang karyawan PT Kimia Farma (Persero) Plant Medan di luar sampel

penelitian yaitu pada PT Kimia Farma Tbk Cabang jl Palang merah no 32 dengan

menggunakan program SPSS 16.

Pada tahap prasurvei, kuisioner yang berisi 30 pertanyaan yang

menyangkut variabel psikologi SDM melalui dimensi persepsi (X1), dimensi sikap

(X2), dimensi kepribadian (X3), dimensi pembelajaran (X4), dimensi motivasi (X5)

[image:48.595.117.531.502.756.2]

dan komitmen (Y) yang diberikan kepada 30 Responden diluar sampel penelitian.

Tabel 3.4 Uji Validitas Item-Total Statistics

Butir Pertanyaan

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Keterangan

VAR00001 132.3667 106.792 .562 .951 Valid

VAR00002 132.4333 106.392 .462 .951 Valid

VAR00003 132.7333 101.582 .689 .949 Valid

VAR00004 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

vVAR00005 132.7333 102.271 .627 .949 Valid

VAR00006 132.3333 106.989 .736 .950 Valid

VAR00007 132.4333 106.392 .462 .951 Valid

VAR00008 132.8667 104.809 .401 .952 Valid

VAR00009 132.7333 102.271 .627 .949 Valid

VAR00010 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

(49)

VAR00012 132.8667 102.464 .610 .950 Valid

VAR00013 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

VAR00014 133.0667 103.306 .534 .950 Valid

VAR00015 132.8667 102.464 .610 .950 Valid

VAR00016 132.8667 104.809 .401 .952 Valid

VAR00017 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

VAR00018 132.7000 101.114 .739 .948 Valid

VAR00019 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

VAR00020 133.0667 103.306 .534 .950 Valid

VAR00021 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

VAR00022 133.0667 103.306 .534 .950 Valid

VAR00023 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

VAR00024 132.4333 106.392 .462 .951 Valid

VAR00025 132.9667 104.654 .434 .951 Valid

VAR00026 132.9667 104.240 .420 .952 Valid

VAR00027 132.7000 99.803 .774 .948 Valid

VAR00028 132.7000 101.114 .739 .948 Valid

VAR00029 132.4333 106.392 .462 .951 Valid

VAR00030 132.7333 102.271 .627 .949 Valid

Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2012)

Tabel 3.4 menunjukan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai

corrected item correlation seluruh pertanyaan bernilai lebih besar atau sama

dengan r table 0,361 dan dapat dipergunakan dalam penelitian.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono

(2005:121). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari

[image:49.595.114.531.114.477.2]
(50)

validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows, dengan

ketentuan apabila r alpha positif > r tabel, maka pertanyaan reliabel atau handal.

Menurut Kuncoro (2008) butir pertanyaan sudah dinyatakan valid dalam

uji validitas akan ditemukan reliabilitasnya dengan kriteria yaitu Cronbachs alpha

> 0,80.

Tabel 3.5 Tabel Uji Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS ( 2012)

Pada 30 pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa

koefisien alpha adalah sebesar 0,951. Ini berarti 0,951 > 0,80 sehingga dapat

dinyatakan bahwa kuisioner tersebut telah realibel dan dapat disebarkan kepada

responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian ini.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(51)

3.10 Teknik Analisa

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Analisis Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan

dengan variabel lain. Penganalisaan data dengan cara menyusun data,

mengelompokkannya, selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga

diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

b. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat

perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik.

Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi,

yakni:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah

distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal

Situmorang (2010:91). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan

(52)

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji homoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika

varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada

homoskedastitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi

heteroskedastitas Situmorang (2010:95).

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser

dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel

dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual.

Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan

hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1,

X2, X3,X4,X5 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y

(53)

Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan

bantuan program SPSS.

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +b4X4+b5X4+ e

Keterangan :

Y = Komitemen Organisasi

a = Konstanta

X1 = Persepsi

X2 = Sikap

X3 = Kepribadian

X4 = Pembelajaran

X5 =Motivasi

b = Koefisien Regresi

e = Standar Error

Dalam analisis regresi linear berganda terdapat tiga jenis ketepatan, yaitu:

1. Uji Determinan (R2)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau

predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin

(54)

2. Uji F (Uji Secara Simultan)

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama

variabel independen psikologi SDM (Persepsi, Sikap, Kepribadian,

Pembelajaran, Motivasi) terhadap variabel dependen (Komitmen

Organisasi).

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

Ho : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap komitmen

organisai.

Ho : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh X terhadap komitemen organisasi.

Dengan kriteria pangambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

H1diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

3. Uji t (Uji secara parsial)

Uji T ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Ho : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap komitmen

organisasi.

Ho : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh X terhadap komitmen organisasi.

Dengan kriteria pangambilan keputusan:

Ho diterima jika t hitung < t table pada α = 5%

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. yang merupakan badan Usaha Milik

Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus

1971.Sejarah berdirinya PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. terdiri atas beberapa

periode, yaitu :

a. Periode I (1957-1959)

Pada periode ini pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi perusahaan

farmasi milik bangsa Belanda yang ada di Indonesia. Program nasionalisasi ini

dikoordinasi oleh Badan Pengambilalihan Perusahaan Farmasi (BAPHAR), yang

meliputi :s

1. NV. Rathkamp & NV. Bavosta di Jakarta.

2. NV. Bandoengsche Kinine Fabrick di Bandung.

3. NV. Ordeneming Iodium Watudakon di Mojokerto.

4. NV. Industri Tella di Surabaya.

(56)

6. Drogister Van Bellem dan NV. Sari Dele di Yogyakarta.

b. Periode II (1960-1968)

Pada periode ini dilakukan pembentukan Perusahaan Negara Farmasi (PNF) dari

perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasikan sebelumnya. Pembentukan

Perusahaan Negara Farmasi (PNF) berdasarkan PP. No. : 60/1961 dibawah

koordinasi Badan Pimpinan Umum Farmasi Negara sebagai peleburan BAPPHAR

yang bernaung dibawah Departemen Kesehatan. Perusahan-perusahaan yang

didirikan adalah :

1. PNF. Radja Farma (ex. Rathkamp) di Jakarta.

2. PNF. Nurani Farm a (ex. Van Gorkom) di Jakarta.

3. PNF. Nakula Farma (ex. Bavosta) di Jakarta.

4. PNF. Bhinneka Kina Farma di Bandung.

5. PN. Sari Husada (ex. Sari Delle) di Yogyakarta.

6. PN. Kassa Husada (ex. Varbanstaffen) di Surabaya.

7. PNF. Biofarma (ex. Pasteur Instute) di Bandung.

(57)

c. Periode III (1969-1970)

Pada periode ini pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden No. : 17/1967 untuk

meningkatkan efesiensi di setiap BUMN sehingga Departemen Kesehatan

melebur perusahaan-perusahaan milik negara tersebut kedalam Perusahaan

Negara Farmasi (PNF) dan Alat-Alat kesehatan Bhinneka Kimia Farma dan PNF.

Kassa Husada di Surabaya dirubah menjadi Perusahaan Umum dan Perusahaan

Daerah, kemudian PN. Sari Husada di Yogyakarta berdiri sendiri sebagai anak

perusahaan.

d. Periode IV (1971-2001)

Periode ini dimulai tahun 1971 ditandai dengan dikelurkannya PP No. : 116 tahun

1971 yang berlaku sejak tanggal 19 Maret 1971. Perusahaan Negara

Farmasi dan alat-alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma dinyatakan menjadi

Perseroan Terbatas (PT) setelah lulus mengikuti proses audit yang selanjutnya

disahkan pada tanggal 16 Agustus 1971 sebagai PT. Kimia Farma (Persero)

dengan Akta Notaris dan diumumkan dalam berita negara.

e. Periode V (Juni 2001 - sekarang)

Pada tanggal 28 Juni 2001 PT. Kimia Farma (Persero) menjadi perusahaan

(58)

privatisasi tahap I saham yang dilepas adalah sebanyak 9% dengan rincian 3%

untuk program Kepemilikan Saham Karyawan dan Manajemen (KSKM) dan

sisanya 6% untuk masyarakat umum.

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. didukung oleh 5 unit produksi farmasi

yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon-Jawa Timur dan

Tanjung Morawa-Medan dan 1 unit Riset dan Pengembangan di Bandung. Satu

unit Riset dan Pengembangan dan kelima pabrik yang telah memenuhi syarat Cara

Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) ini adalah :

1. Unit Riset dan Pengembangan di Bandung

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh

perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina

dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang

tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen

industri.

2. Plant Jakarta

Memproduksi sediaan , salut, , sirup kering, suspensi/sirup, tetes mata, antibiotika

dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang

mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika.

Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang

(59)

3. Plant Bandung

Memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampisin, obat asli

indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah

mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi ,

sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini

telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.

4. Plant Semarang

Memproduksi minyak jarak yang banyak dipakai dalam bidang kosmetika dan

indust

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Produksi PT Kimia Farma (Tbk), Plant Medan
Proses PerseptualGambar 2.2
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan.. Arsip Korespondensi : Penciptaan dan

Gambar 1.2 Penomoran definitif pada pembungks arsip.. Universitas

pembuatan penyajian dan pengemasan aneka olahan buah dan sayuran dari bahan alam ini. b) Guru menyampaikan pembelajaran pada pertemuan ke-5 yang akan datang yaitu pembuatan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W4, 2015 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Nomor 48, Tambahtrn Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502), sebagaimana teiah diubal: derrgarr Peraturan Pemcrintah Nomor 74 Tahun 2AI2 tentang Perubahan Atas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis bunga deposito Bank Mandri dengan bagi hasil deposito Bank Syariah Mandiri. Hasil perhitungan ini menyatakan bahwa nilai

[r]

[r]