• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh :

FITRAH DEWINTA BR PURBA 090921032

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA

Nama : Fitrah Dewinta Br purba NIM : 090921032

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat

Medan, Maret 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Dra. Elita Dewi.M.SP.

196007041986012002 196401081991021001 M. Husni Thamrin, M.si

Dekan FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini

merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara Medan.

Adapun judul skripsi ini adalah ”Pengaruh Kepemimpinan Camat

Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai”

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Almarhum Sinarta Purba S.pd dan

Ibunda Almarhumah Juraidah Tanjung serta Keluarga terkasih yang sangat

penulis cintai, doa tulus suci yang senantiasa terucap dan turut hadir mewakili

dalam setiap keberhasilan yang penulis raih. Hal tersebut menjadi modal utama

bagi penulis dalam menghimpun kekuatan menuju terselesaikannya skripsi ini.

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Zakaria,MSP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.M. Husni Thamrin, M.si, selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan di masa

(4)

4. Ibu Dra. Elita Dewi M.SP, selaku Sekertaris Depatemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara,

Sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

bimbingan dan arahan dengan tulus dan sabar sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Terimakasih pula kepada seluruh Staf Pengajar FISIP USU yang telah

memberikan banyak bekal ilmu, nasehat, bimbingan serta arahan kepada

penulis, selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Terimakasi kepada bapak Camat dan kepada seluruh pegawai yang telah

banyak Salapian Kabupaten langkat membantu berlangsungnya proses

penelitian ini.

7. Terimakasih kepada kedua adikku Edi Putranta Purba dan Loviga Prananta Purba yang selalu menberi motivasi dan doa-doa buat penulis,

karna doa kedua adik-adik tersayang penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini dengan sebaik mungkin.

8. Terimakasi buat seluruh keluarga besar penulis keluarga purba margana terimakasih atas doa-doanya serta motivasi yg telah diberikan pada

saya itu sangat membantu saya dan mendorong saya menjadi lebih baik lagi

kedepannya.

(5)

10.Buat kawan-kawan alumni administrasi perpajakan abangnda adenan,

abangnda iwan cahyadi, abangda sutan, abangnda, mustari, abangda afrizal, abangnda penyu, kak husna, kak yanie, abangnda taufik, nuzul, gelex, hot, beby, ana, lasmi, fadly chebonk,agung dll, yang tak mungkin

saya sebutkan secara keseluruhan makasih banyak atas persaudaraan yang

telah terjalin di IKA AP dan terimakasih atas ilmu-ilmu yang telah dibagi

sehingga saya dapat pembelajaran yg banyak

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan dan kesempurnaan skipsi ini, serta berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan ini semua tidak terlepas dari keterbatasan waktu, bahkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan serta berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, mahasiswa, dan masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Administrasi Negara.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, Maret 2011

Penulis

(090921032)

(6)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori ... 6

1.5.1. Kepemimpinan ... 6

1.5.1.1. Pengertian Kepemmpinan ... 6

1.5.1.2. Fungsi Pemimpin ... 7

1.5.1.3. Syarat Pemimpin Yang ideal ... 13

1.5.2. Efektivitas Kerja Pegawai ... 15

1.5.2.1. Pengertian Efektivitas Kerja ... 15

1.5.2.2. Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kerja ... 16

1.5.3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai ... 18

1.6. Hipotesis ... 20

(7)

1.8 Defenisi Operasional ... 22

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 25

2.2 Lokasi Penelitian ... 25

2.3 Populasi dan Sampel ... 25

2.4 Teknik Pengumpulan Data... 26

2.5 Teknik Penentuan Skor ... 27

2.6. Teknik Analisa Data ... 29

BAB III DESKRIFSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Daerah ... 30

3.2. Kondisi Geografis... 32

3.2.1 Letak / Iklim... 33

3.2.2 Bentuk Permukaan Tanah ... 33

3.2.3 Gambaran Umum Demografis ... 33

3.3 Visi Dan Misi ... 37

3.3.1 Pengertian Visi ... 37

3.3.2 Tujuan Penetapan Visi ... 38

3.3.3 Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat ... 38

3.3.4 Misi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat... 39

3.4 Struktur Organisasi Kecamatan Salapian ... 40

(8)

3.4.2 Sekertaris Camat ... 41

3.4.3 Seksi Pemerintahan ... 42

3.4.4 Seksi Ketentraman dan Ketertiban ... 43

3.4.5 Seksi pembangunan ... 44

3.4.6 seksi kesejahteraan masyarakat...45

3.4.7 Seksi Umum ... 46

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Kriteria Responden ... 48

4.1.1 Indentitas responden menurut jenis kelamin ... 48

4.1.2 Kriteria Responden Berdasarkan umur ... 49

4.1.3 Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

4.1.4 Kriteria Responden Berdasarkan Masa kerja ... 50

4.1.5 Kriteria Responden Berdasarkan Golongan ... 51

4.2 Variabel Penelitian ... 51

4.2.1 Kepemimpinan (X) ... 52

4.2.2 efektivitas kerja pegawai sebagai variable terikat (Y) ... 58

BAB V ANALISA DATA 5.1 Analisa Data ... 67

5.1.1. Kepemimpinan (X) ... 67

5.1.2 Efektivitas Kerja Pegawai (Y)... 72

(9)

BAB VI PENUTUP

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Tabe 2 : Distribusi responden berdasarkan umur

Tabel 3 : Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan masa kerja Tabel 5 : Distribusi responden berdasarkan golongan

Tabel 6 : Distribusi responden tentang apakah pemimpin sering melakukan arahan dan petunjuk pada saat pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan

Tabel 7 : Distribusi responden tentang jawaban responden tentang frekuensi camat dalam memberikan penjelasan tugas kepada bawahan

Tabel 8 : Distribusi responden tentang pegawai dalam menjalankan perintah yang diberikan oleh camat

Tabel 9 : Distribusi responden tentang apakah camat sering meningkatkan kerjasama dan menyarankan agar tidak menyampurkan urusan pegawai lain

Tabel I0 : Distribusi responden tentang frekuensi apakah camat sering melibatkan seluruh pegawai untuk ikut serta dalam pelaksanaan program organisasi

Tabel 11 : Distribusi responden tentang frekuensi camat sering mengikutsertakan pegawai dalam mengambil keputusan

Tabel 12 : Distribusi responden tentang frekuensi dalam memberikan tanggungjawab tugas/pekerjaan kepada bawahan

Tabel 13 : Distribusi responden pemimpin dalam hal mengawasi pekerjaan bawahan

Tabel 14 : Distribusi responden kepedulian camat dalam menilai hasil kerja bawahan

Tabel 15 : Distribusi responden tentang kesuaian waktu yang telah diberikan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan bagi para bawahan

Tabel 16 : Distribusi responden tentang keampuan para bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

(11)

Tabel 18 : Distribusi responden tentang bawahan dalam menunda-nunda tugas / pekerjaan yang diberikan

Tabel 19 : Distribusi responden tentang kehadiran bawahan ditempat kerja pada saat jam kerja

Tabel 20 : Distribusi jawaban responden tentang kemampuan bawahan dalam mengerjakan tugas / pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan

Tabel 21 : Distribusi responden tentang merasa terbebani atas tuntutan hasil kerja sesuai dengan mutu yang diinginkan camat

Tabel 22 : Distribusi responden tentang tingkat frekuensi bawahan dalam menerima teguran terhadap hasil kerja yang tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh camat

Tabel 23 : Distribusi responden tentang ketersediaan peralatan dikantor apakah sudah memadai untuk membantu dalam menyelesaikan tugas / pekerjaan

(12)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat)

Nama : Fitrah Dewinta Br Purba

Nim : 090921032

Departemen : Ilmu Administrasi Negara (ekstension)

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Dra.Elita Dewi M.sp

Penelitian ini dilakukan pada kantor camat salapian kabupaten langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Camat kabupaten Langkat. Masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran Fungsi Kepemimpinan Seorang Camat, bagaimana gambaran efektivitas kerjaPegawai, dan seberapa besar pengaruh kepemimpinan camat Salapian Kabupaten langkat.

Aspek yang diteliti secara garis besar meliputi dua hal, yaitu kepemimpinan camat dan efektivitas kerja pegawai. Indikator yang digunakan untuk kepemimpinan camat adalah pengarahan, komunikasi, pengambilan keputusan, dan motivasi. Sedangkan indikator untuk efektivitas kerja pegawai adalah waktu, tugas, produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, pengawasan, lingkungan kerja, perlengkapan dan fasilitas.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui cara penyebaran angket, dan observasi. Dan ditunjang juga dengan sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi rank sperman dan untuk mengetahui persen besarnya pengaruh kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai digunakan rumus t-hitung. Data diambil dan diperoleh dari 21 responden yang dilakukan melalui penyebaran angket.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan positif antara kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai dan hubungannya ada pada kategori kuat. Berdasarkan hasil uji korelasi rank sperman diperoleh hasil 0,876 %. Kemudian berdasarkan hasil koefisien t-terhitung maka diperoleh kerja pegawai 7,787%. dipengaruhi oleh fungsi kepemimpinan sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain seperti gagi, system informasi dan intensif.

(13)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat)

Nama : Fitrah Dewinta Br Purba

Nim : 090921032

Departemen : Ilmu Administrasi Negara (ekstension)

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Dra.Elita Dewi M.sp

Penelitian ini dilakukan pada kantor camat salapian kabupaten langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Camat kabupaten Langkat. Masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran Fungsi Kepemimpinan Seorang Camat, bagaimana gambaran efektivitas kerjaPegawai, dan seberapa besar pengaruh kepemimpinan camat Salapian Kabupaten langkat.

Aspek yang diteliti secara garis besar meliputi dua hal, yaitu kepemimpinan camat dan efektivitas kerja pegawai. Indikator yang digunakan untuk kepemimpinan camat adalah pengarahan, komunikasi, pengambilan keputusan, dan motivasi. Sedangkan indikator untuk efektivitas kerja pegawai adalah waktu, tugas, produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, pengawasan, lingkungan kerja, perlengkapan dan fasilitas.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui cara penyebaran angket, dan observasi. Dan ditunjang juga dengan sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi rank sperman dan untuk mengetahui persen besarnya pengaruh kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai digunakan rumus t-hitung. Data diambil dan diperoleh dari 21 responden yang dilakukan melalui penyebaran angket.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan positif antara kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai dan hubungannya ada pada kategori kuat. Berdasarkan hasil uji korelasi rank sperman diperoleh hasil 0,876 %. Kemudian berdasarkan hasil koefisien t-terhitung maka diperoleh kerja pegawai 7,787%. dipengaruhi oleh fungsi kepemimpinan sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain seperti gagi, system informasi dan intensif.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas

kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan

keterampilan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas suatu organisasi.

Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan

dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang

efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan prilaku dan

teknik-teknik kepemimpinan efektif` organisasi, berbagai prilaku dan teknik

tersebut akan dapat dipelajari.

Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam

pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi

pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik

(Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan

merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.(Istianto,

2009: 2)

Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang

pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh

(15)

organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang

maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja

seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua

orang atau lebih. Baik yang di sebut organisasi ataupun kelompok, tujuannya

adalah untuk mencapai sesuatu. Jika sesuatu yang ingin dicapai itu bener dapat

diraih, maka tujuannya efektif. Efektivitas adalah ukuran sejauh mana tujuan

dapat dicapai. Efektivitas adalah suatu kontinum yang merentang dari efektif,

kurang efektif, sedang-sedang, sangat kurang, sampai tidak efektif. (Sigit,

2003:2).

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi

keberasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas adalah memfokuskan pada tingkat

pencapaian terhadap tujuan organisasi. selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan

waktu, maka efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan

tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah

dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat adalah suatu Instansi Pemerintah.

Camat adalah perangkat Pemerintah wilayah kecamatan yang menyelenggarakan

tugas pemerintahan umum di wilayah kecamatan. Kecamatan merupakan barisan

terdepan melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

(16)

tugas, fungsi dan wewenang kecamatan untuk pembangunan daerah adalah yang

paling dekat dengan masyarakat tersebut.

Pemerintahan kecamatan Salapian Kabupaten langkat, yang berkerja untuk

masyarakat sudah seharusnya memberi pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan yang demikian, pegawai kantor

kecamatan Salapian Kabupaten langkat harus efektif mungkin dalam

menjalankan pekerjaannya. Namun sayang pada prakteknya, sering kali

ditemukan pegawai yang tidak berkerja efektif sebagaimana mestinya. Misalnya

saja para pegawai sering kali datang terlambat masuk kerja dari jam kerja yang

telah ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Selain

itu fasilitas-fasilitas pendukung bagi para pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaan masih minim, sehingga terkadang mereka memberikan pelayanan yang

kurang memuaskan terhadap masyarakat. Disinilah dituntut kepemimpinan

seorang camat dalam mengelola para bawahannya agar lebih efektif dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya demi menciptakan aparatur

pemerintahan yang baik dan sehat.

Untuk mencapai efektivitas kerja yang diinginkan camat Salapian harus

menjalankan fungsi dan tugas dengan cara memotivasi para pegawainya dan juga

selalu berkomunikasi, agar para pegawainya menyadari bahwa mereka memang

dibutuhkan dan tidak dibeda-bedakan, sehingga mereka mengerjakan pekerjaan

mereka dengan sebaik-baiknya, demi kemajuan bersama. Camat juga dibutuhkan

untuk mengontrol kegiatan para pegawai apakah berjalan dengan tujuan yang

(17)

usaha pencapaian tersebut. Masing-masing dari mereka haruslah menyadari tugas

dan tanggungjawabnya. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji dan

meneliti masalah Kepemimpinan Camat yang dikaitkan dengn Efektivitas Kerja

Pegawai. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu

kajian ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut : “Pengaruh

Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat)”.

1.2 Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu : “Sejauhmana Pengaruh Fungsi

pemimpin Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai” pada Kantor Camat Salapian,

Kabupaten Langkat.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh fungsi pemimpin terhadap Efektivitas

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, penelitian

ini juga dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis

adalah:

1. Bagi penulis khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan

kemampuan penulis menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa

permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ada kaitannya dengan ilmu

yang di dapat didalam perkuliahan.

2. Bagi Instansi terkait, penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang

berguna bagi kemajuan instansi itu sendiri.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatra Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat

untuk melengkapi ragam penelitian yang telah dilakukan oleh para

mahasiswa serta dapat menjadi bahan masukan bagi Fakultas dan diharapkan

dapat menjadi salah satu referensi tambahan bagi mahasiswa dimasa yang

(19)

1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Kepemimpinan

1.5.1.1. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang

memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan dalam

satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama

melakukan aktifitas demi tercapainya suatu maksud dan beberapa tujuan (kartono,

2005:76).

Menurut (Rivai, 2004:64), Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai

pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang

dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati

dan orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau

kegiatan yang telah dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian dapat

dikatakan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain.

Umar (2008:38) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pengarahan

dan usaha mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota

kelompok.

Sedangkan Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara

seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau

(20)

Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen.

(Susanto A.B; Koesnadi Kardi, 2003:115), yakni :

1. Kepemimpinan merupakan proses ;

2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara

pimpinan dan bawahan;

3. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain

Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

secara umum pengertian pemimpin adalah suatu kewanangan yang disertai

kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakan

orang-orang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan yang

ditetapkan suatu organisasi.

1.5.1.2. Fungsi Pemimpin

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka

kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan

dengan hal tersebut, menurut nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan

berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok

masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan

berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam

situasi sosial kelompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari

(21)

1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan

dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan

orang-orang yang dipimpinnya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan

orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok

atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui

keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan dua dimensi tersebut, menurut Nawawi, secara

operasional dapat dibedakan dengan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :

1. Fungsi Instruktif

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi

perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,

melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan

perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang

yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Dalam hal ini fungsi orang yang

dipimpin adalah sebagai pelaksana perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang

ada kaitannya dengan perintah tersebut, sepenuhnya adalah merupakan fungsi

pemimpin, fungsi ini juga berarti bahwa keputusan yang ditetapkan pemimpin

tanpa kemauan para bawahannya tidak akan berarti. Jika perintah tidak

dilaksanakan juga tidak akan ada artinya. Intinya, kemampuan bawahan

menggerakan pegawainya agar melaksanakan perintah, bersumber dari keputusan

(22)

proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pencapaian tujuan organisasi.

2. Fungsi Konsultatif

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua

arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang

memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan

orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh

masukan berupa umpan balik (feed back), yang dapat dipergunakan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan

orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun

dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang

sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kesepakatan yang dijabarkan dari

tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar

berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia

yang efektif antara pemimpin dan orang yang dipimpin baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sekalipun memiliki

kesempatan yang sama bukan berarti setiap orang bertindak semaunya, tetapi

harus dilakukan dan dikerjakan secara terkendali dan terarah yang merupakan

(23)

Dengan demikian musyawarah menjadi hal yang sangat penting dalam

kesempatan berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak

sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, akan

tetapi pemimpin harus tetap dalam posisi sebagai pemimpin yang melaksanakan

fungssi kepemimpinan bukan sebagai pelaksana.

4. Fungsi Delegasi

Dalam melaksanakan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan

wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya

adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan

untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab.

Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan

kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh pemimpin seorang diri. Jika pemimpin

berkerja seorang diri, ia pasti tidak dapat berbuat banyak dan mungkin dapat

menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenang perlu

didelegasikan kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan

efisien.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus

mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkannya

(24)

melakukan kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya

kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam melaksanakan beban kerja

atau perintah dari pimpinannya.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diatas, diselenggarakan dalam

aktifitas kepemimpinan secara intergral. Aktifitas atau kegiatan kepemimpinan

yang bersifat intergral tersebut dalam hal pelaksanaannya akan berlangsung

sebagai berikut ;

a. Pemimpin berkewajiban mejabarkan program kerja yang menjadi keputusan

yang kongkrit untuk dilaksanakan sesuai dengan prioritasnya masing-masing

keputusan-keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan

kelompok/organisasi.

b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusan menjadi

intruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang

melaksanakannya. Setiap anggota yang melaksanakannya. Setiap anggota

harus mengetahui dari siapa intruksi diterima dan pada siapa di

pertanggungjawabkan.

c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan kebebasan

berpikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perorangan maupun

kelompok kecil. Pemimpin harus mampu menghargai gagasan, pendapat,

saran, kritik anggotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha

mengembangkan partisipasi anggota tidak sekedar ikut aktif dalam

(25)

untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemimpin dalam membuat dan

memperbaiki keputusan-keputusan.

d. Mengembangkan kerjasama yang harmonis, sehingga setiap anggota

mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dan bekerjasama dalam

mengerjakan sesuatu yang memerlukan kebersamaan. Pemimpin harus mampu

memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan, prestasi atau

kelebihan yang dimiliki setiap anggota kelompok/organisasinya.

e. Pemimpin harus membantu dalam mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan batas

tanggungjawab masing-masing. Setiap anggota harus didorong agar tumbuh

menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya, dengan

menghindari ketergantungan yang berlebihan dari pemimpian atau orang lain.

Setiap anggota harus dibina agar tidak menjadi orang yang selalu menunggu

perintah. Namun diharapkan setiap anggota/bawahan adalah orang yang

inisiatif artinya mampu berkerja dengan sendirinya karena kesadaran bahwa ia

(26)

1.5.1.3. Syarat Pemimpin Yang Ideal

Secara garis besar, seorang pemimpin idealnya memiliki tiga kategori

umum, yakni (Arep, 2002:241)

1. Kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan yang tepat. Ia harus

mampu menganalisa sesuatu masalah, situasi atau serangkaian keadaan

tertentu dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang tepat.

2. Kemampuan untuk menyusun suatu organisasi serta dapat menyeleksi dan

menempatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi jabatan dalam

organisasi yang bersangkutan.

3. Kemampuan untuk membuat sedemikian rupa, agar organisasi yang

bersangkutan berjalan lancar untuk menuju tujuan, cita-cita dan putusan dari

tingkat yang lebih tinggi kepeda bawahan-bawahannya, agar tujuan dan

putusan-putusan itu dapat diterima dengan baik.

Ketiga kemampuan tersebut, idealnya dimiliki oleh seseorang pemimpin

agar organisasi maju dan berkembang. Yang harus diingat, fungsi pemimpin juga

harus dapat memotivasi staf/pegawainya. Untuk itu, paling tidak ada 8 watak

atau sifat dari seseorang pemimpin yang efektif dalam memotivasi pegawai

untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Mampu untuk menimbulkan

kepercayaan pada diri orang lain. Untuk itu dibutuhkan sejumlah persyaratan

(27)

1. Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan

prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya, sehingga ia

dapat member petunjuk-petunjuk dalam mengoprasikan alat-alat setra

prosedur-prosedur yang diperlukan.

2. Pengetahuan dan pengertian tentang garis-garis besar kebijaksanaan organisasi

3. Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya.

Ia harus senantiasa menepati janjinya, jika ingin menanam kepercayaan

bawahannya.

4. Seorang pepemimpin harus mampu memberikan penilaian yang baik terhadap

semua permasalahan, baik yang bersifat kedinasan maupun yang bersifat

pribadi.

5. Tabah dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus

mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya.

Tegasnya ia harus tabah dan tekun untuk mencari cara-cara melakukan sesuatu

sampai mendapatkan yang paling tepat untuk mencapai tujuan organisasi.

6. Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah

pahaman dalam dalam menjelaskan/mengemukakan tujuan organisasi kepada

pihhak lain .

7. Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usul-usul

(28)

8. Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, atulus

terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.

9. Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya. Seorang pemimpin

harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun

sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian

rupa.

10.Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif

dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang

lain.

11.Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikapterus terang dan transparan. Ia

tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya ; “ia selalu ingin

12.rahasia dan tertutup”.

1.5.2. Efektivitas Kerja Pegawai

1.5.2.1 Pengertian Efektivitas Kerja

Setiap organisasi selalu dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumber

daya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumberdaya

manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumber daya

tersebut harus dikelola dengan baik sehingga dapat mencapai sasaran secara

efektif dan efesien. Secara sederhana efektivitas kerja dapat didefenisikan

(29)

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Selanjutnya dari aspek kecepatan

waktu, maka efektivitas tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat

pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang disediakan

untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam program yang telah disusun

sebelumnya.

Menurut komarudin (2000) “ Efektivitas adalah suatu keadaan dalam

mencapai tujuan. Manajemen yang efektif perlu disertai dengan manajemen yang

efisien. Tercapainya, tujuan mungkin hanya dapat dilakukan dengan

penghamburan dan, oleh karena itu manajemen tidak boleh hanya diukur dengan

efektifitas tetapi juga diperlukan efisiensi”.

Sedangkan menurut Susilo Maryoto (2000) “ Efektifitas adalah suatu yang

berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai misalnya pemain bola yang efektif

adalah angka rata-rata pukulan bolanya terbaik pada masa akhir pertandingan,

begitu juga pejabat pimpinan yang efektif adalah seseorang yang mencapai angka

tertinggi bila dinilai dari hasil-hasil yang dicapai”.

1.5.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Efektivitas yang diartikan sebagai keberhasilan melakukan program

dipengaruhioleh berbagai faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas kerja

Karyawan berhasil dilakukan dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh gaya

(30)

pemberitahuan (komunikasi) tentang pendelegasian tugas/tanggung jawab serta

adanya evaluasi kerja dari pimpinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas kerja dalam organisasi :

1. Waktu

Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor

utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin

banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas

kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.

2. Tugas

Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang

didelegasikan kepada karyawan

3. Produktivitas

Seorang karyawan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja

tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula

sebaliknya

4. Motivasi

Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan

tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja

(31)

5. Evaluasi Kerja

Manajer memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada

bawahan,sebaliknya bawahan harus melaksanakan tugas dengan baik dan

menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak

6. Pengawasan

Dengan adanya pengawasan maka kinerja karyawan dapat terus terpantau dan

hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

7. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh

suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan sewaktu bekerja.

8. Perlengkapan dan Fasilitas

Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja.

mFasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran karyawan dalam

bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh perusahaan akan

mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan atau hasil

yang diharapkan.

Dari seluruh penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

kerja adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh para pegawai yang

(32)

ketentuan yang dicapai sesuai dengan standart yang berlaku dengan organisasi

tersebut.

1.5.3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap efektivitas Kerja Pegawai

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian

sebagai usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai untuk

berkerja keras, memiliki semangat kerja yang tinggi dan memotivasi tinggi guna

mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur

hubungan antara individu atau kelompok dengan organisasi. Selain itu, fungsi

pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok yang

bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian tujuan

organisasi.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagai besar ditentukan oleh

pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap

dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dengan cara melakukan

suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang

bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini

merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu instansi

pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana pada hal ini

pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para

pegawainya yang berada pada kecamatan Salapian Kabupaten langkat.

Sedangkan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada

(33)

juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang dihasilkan. Artinya yaitu

seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah

ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditentukan, dan apakah

sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapainya pula tujuan individu

para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya

apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal

termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seseorang pegawai

akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam

dirinya bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat

tercapai.

Dalam hal ini dapat dilihat peran dan tugas seorang camat pada

pemerintahan Kecamatan Salapian Kabupaten langkat adalah berusaha untuk

mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk

terus berkerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai.

Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawainya

tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau

apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela

(34)

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Dengan kata lain hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empirik. (Sugiono, 2005:70).

Hipotesis nol : tidak ada hubungan antara X dan Y

Hipotesis alternative : terdapat hubungan antara X dan Y

Ho : p = 0 (berarti tidak ada hubungan )

Ho : p 0 (berarti ada hubungan) (Sugiono, 2005:187)

Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah

dipaparkan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “terdapatnya

pengaruh yang positif dan signifikan antara fungsi kepemimpinan Camat terhadap

efektivitas kerja pegawai.”

1.7. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:31) konsep adalah istilah atau definisi yang

(35)

generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari

terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan

balasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini

penulis mengemukakan definisi dari konsep yang akan dipergunakan :

1. Kepemimpinan

kepemimpinan adalah suatu cara seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya

sehingga bawahan berkerja dengan baik dan mau bekerja sama untuk mencapai

tujuan organisasi.

2. Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja pegawai adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah

ditetapkan oleh para setiap bagian yang ada didalam organisasi.

1.8. Definisi Oprasional

Definisi oprasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat

diketahui indikator-indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisa kedalam

variabel-variabel tersebut, singarimbun (1995:46).

1. Variabel (X)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, dengan

(36)

a. Pengarahan

Pemimpin memberikan pengarahan yang jelas dan dapat dimengerti oleh

pegawai dalam melakukan pekerjaan.

b. Komunikasi

Komunikasi sebagai cara yang dilakukan dalam proses pekerjaan sehingga

pegawai mau bekerjasama.

c. Pengambilan keputusan

memberikan wewenang dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan

kepada pegawainya dalam menyelesaikan pekerjaan.

d. Motivasi

memberikan bimbingan, dorongan dan pengawasan kepada bawahan dalam

pelaksanaan pekerjaan

2. Variable Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah efektivitas kerja

pegawai, dengan indikatornya adalah :

a. Waktu

Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor

utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin

banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas

(37)

b. Tugas

Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang

didelegasikan kepada pegawai

c. Produktivitas

Seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja

tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula

sebaliknya

d. Motivasi

Seorang pegawai dapat mendorong dirinya sendiri untuk dapat

menyelesaikan tugas/tanggujawabnya dengan sebaik mungkin sesuai dengan

kualitas yang diharapkan pimpinan

e. Evaluasi Kerja

Pimpinan menilai hasil kerja pegawai dengan cara mengevaluasi kinerja

pegawai apakah telah mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan

keahliannya dan sesuai dengan kualitas yang harapan pimpinan.

f. Pengawasan

Dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawai dapat terus terpantau dan

hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

(38)

Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh

suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang pegawai sewaktu bekerja.

h. Perlengkapan dan Fasilitas

Adalah suatu sarana dan peralatan yang mendukung oleh pemerintah dalam

bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran

pegawai dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh

perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam

(39)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskrifsi kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabele

independent (variabel bebas) dengan variable dependent (variabel terikat). Melalui

metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada.

2.2. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat.

2.3. Populasi Sampel

2.3.1. populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan, Sugoyono (2005:90).

Berdasarkan penjelasan tersebut, makanya menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pegawai yang terdapat pada Kantor Camat Salapian Kabupaten

(40)

2.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data. Dalam

penelitian ini, sampel diambil berdasarkan teknik sampel jenuh, dimana sampling

ini digunakan apabila semua populasi digunakan sebagai sampel yang didasarkan

atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan

penelitian. Dengan demikian maka sampel yang digunakan dalam peenelitian ini

adalah semua jumlah populasi terkucuali pemimpin atau camat tidak diikut

sertakan, yakni jumlanya 21 orang pegawai

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut

klarifikasinya jenis dan sumbernya, yaitu :

1. pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan

dengan instrument sebagai berikut :

a. Metode angket (kuisioner) yaitu pemberian daftar pertanyaan secara

tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternative

jawaban.

b.Metode observasi melakukan pengamatan secara langsung terhadap

(41)

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan

cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah dan dokumen/arsip yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2.5. Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan maka

ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat

kuantitatif. Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai

berikut ;

- Untuk jawaban alternatif “a” diberi skor 5

- Untuk jawaban alternatif “b” diberi skor 4

- Untuk jawaban alternatif “c” diberi skor 3

- Untuk jawaban alternatif “d” diberi skor 2

- Untuk jawaban alternatif “e” diberi skor 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden alternative

jawaban tergolong tinggi, sedang, sangat sedang, terlebih dahulu menentukan

(42)

Banyaknya Bilangan Skor Tertinggi – Skor Terendah

Maka diperoleh :

demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing

variabel dan subvariabel yaitu :

a. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21-5,00

b. Skor untuk kategori tinggi : 3,41-4,20

c. Skor untuk kategori sedang : 2,61-3,40

d. Skor untuk kategori rendah : 1,81-2,60

e. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00-1,80

Untuk dapat member interprestasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka

dapat digunakan pedoman sebagai berikuat : (Sugiyono, 2005:214)

Untuk dapat member interprestasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka

dapat digunakan pedoman sebagai berikut : (Sugiyono, 2005:214)

(43)

- Untuk interval 0,20 - 0,399, maka tingkat hubungannya rendah

- Untuk interval 0,40 - 0,599, maka tingkat hubungannya sangat rendah

- Untuk interval 0,60 - 0,799, maka tingkat hubungannya sangat redah

- Untuk interval 0,80 - 0,1000, maka tingkat hubungannya sangat rend

2.6. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel x terhadap variabel y,

digunakan rumus korelasi peringkat spearman (Uyanto, 2006:201)

Dimana : : koefisien korelasi spearman

n : Jumlah observasi

d : selisih pasangan peringkat (rank) ke -1

Untuk menguji apakah koefisien korelasi peringkat spearman yang

diperoleh signifikan digunakan rumus :

(44)

Dimana : : koefisien korelasi spearman

n : Jumlah observasi

(45)

BAB III

DESKRIFSI LOKASI PENELITIAN

3.1 GAMBARAN UMUM DAERAH

Kecamatan Salapian merupakan salah satu bahagian wilayah Kecamatan

di Kabupaten Langkat, yang pada masa lalu Pemerintah Kecamatan Salapian

berstatus Distrik dibawah Pemerintah Kajuruan Bahorok berkedudukan di Bandar

Muda dan dipimpin oleh seorang Raja Kecil (Kejuruan)bernama Datok Tengku

Bagi.

Dari cacatan sejarah setelah Indonesia Merdeka Tahun 1945, Pemerintah

Kejuran Muda terbagi menjadi dua Kecamatan yakni ;

1. Kecamatan Kuta Mbaru, berkedudukan di Maryke dan dipimpin oleh

seorang Assisten Wedana bernama RANGGUT SEMBIRING.

2. Kecamatan Salapian, berkedudukan di Tanjung Langkat dan dipimpin

oleh seorang Assisten Wedana bernama TERUS BANGUN.

Setelah penyerahan kedaulatan Tahun 1949 Kecamatan Kuta Mbaru dan

Kecamatan Salapian digabungkan menjadi satu Kecamatan menjadi Kecamatan

Salapian berkedudukan di Tanjung Langkat.

Selanjutnya pada tanggal 18 Pebruari 2008 secara resmi Kecamatan

Salapian dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kec.Salapian, Kec.Kuta

mbaru dan Kec.Sirapit yang peresmiannya dilakukan oleh Bupati Langkat Bapak

(46)

Pemberian nama kata “ SALAPIAN” diangkat dari nama Sungai yaitu

Sungai Piam, dimana letak geografis sungai Piam tersebut melintasi sebahagian

wilayah Ibukota Kelurahan Tanjung Langkat Kecamatan Salapian.

Pembentukan Pemerintah Kecamatan Salapian berdasarkan Peraturan

Daerah Kab.Langkat Nomor 39 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan

Tatakerja Pemerintah Kecamatan Kab.Langkat..

Menurut catatan data kepegawaian bahwa sampai saat ini sudah 21 orang

Camat yang ditugaskan untuk memimpin Pemerintah Kecamatan Salapian yaitu :

1. LOKO KEMBAREN bertugas sejak Tahun 1950 s/d 1955

2. TERUS BANGUN bertugas sejak Tahun 1955 s/d 1959

3. TUAN NAYO bertugas sejak Tahun 1959 s/d 1963

4. NAMPEKEN SEMBIRING bertugas sejak Tahun 1963 s/d 1965

5. TAREN NAMOAJI bertugas sejak Tahun 1965 s/d 1970

6. YACHMAN SITOMPUL bertugas sejak Tahun 1970 s/d 1975

7. DJUMAS BA bertugas sejak Tahun 1975 s/d 1978

8. MANSUR DAHLAN bertugas sejak Tahun 1978 s/d 1979

9. RAMBIO LUMBANGAOL bertugas sejak Tahun 1979 s/d 1982

10. GUS SOFYAN bertugas sejak Tahun 1982 s/d 1985

(47)

12. REH AMAN TARIGAN bertugas sejak Tahun 1989 s/d 1990

13. GUS SOFYAN bertugas sejak Tahun 1990 s/d 1993

14. H,SOFYAN NASUTION bertugas sejak Tahun 1993 s/d 1994

15. AMIRUDDIN HAMZAH bertugas sejak Tahun 1994 s/d 1995

16. ABDUL KARIM bertugas sejak Tahun 1995 s/d 1996

17. HAFLUR HASAN bertugas sejak Tahun 1996 s/d 1999

18. KHAIRUL AZHAR bertugas sejak Tahun 1999 s/d 2000

19. ZULKIFLI, BA bertugas sejak Tahun 2000 s/d 2004

20. SUTRISUANTO,S.Sos,MAP bertugas sejak Tahun 2004 s/d 2008

21. N G A D I, S.Sos bertugas sejak Tahun 2008 s/d

sekarang

3.2 KONDISI GEOGRAFIS

Wilayah Kecamatan Salapian terletak dijalur lintas tujuan wisata Bukit

Lawang Kecamatan Bahorok, dengan luas Wilayah Lebih kurang 22,33 Km bujur

sangkar ( 223,323 Ha) berbatasan :

- Sebelah U T A R A dengan Kecamatan Sirapit

- Sebelah T I M U R dengan Kecamatan Kuala

- Sebelah SELATAN dengan Kabupaten Karo

(48)

3.2.1 LETAK / IKLIM

- Ketinggian diatas permukaan laut = 40 Meter

- Lintang Uatara = 3º45-4º00

- Bujur Timur = 98º15 - 98º00

- Suhu Udara rata-rata = 27 * C s/d 29 * C

- Perkiraan curah hujan per tahun = 273 mm

3.2.2 BENTUK PERMUKAAN TANAH

-Datar sampai dengan berombak lebih kurang = 90,7 %

-Berombak sampai berbukit lebih kurang = 9,3 %

3.2.3 GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS

Menindaklanjuti Surat Keputusan Bupati Langkat Nomor 51 Tahun 2002

tentang Pendelegasian sabahagian kewenangan Bupati Langkat kepada

Kecamatan di Kabupaten Langkat diantaranya seperti tersebut pada Bagian Kedua

tentang Bidang Pemerintahan Desa.

a. DATA NAMA DESA DAN KELURAHAN

1. Desa Perkebunan Bandar Telu

(49)

3. Desa Perkebunan Tambunan

4. Desa Perkebunan Bandar Telu

5. Kelurahan Tanjung Langkat

6. Desa Naman Jahe

7. Desa Turangi

8. Desa Ujung Teran

9. Desa Pamah Tambunan

10. Desa Minta Kasih

11. Desa Ujung Bandar

12. Desa Lau Tepu

13. Desa Paranggguam

14. Desa Poncowano

15. Desa Adin Tengah

16. Desa Lau Lugur

(50)
(51)

c. DATA PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA

- Usia 0-4 Tahun = 1.390 Jiwa

- Usia 5-14 Tahun = 8.912 Jiwa

- Usia 15-19 Tahun = 5.117 Jiwa

- Usia 20-54 Tahun = 11.347 Jiwa

- Usia 55 Tahun Keatas = 6.583 Jiwa

Jumlah 33.349 Jiwa

d. DATA PENDUDUK MENURUT KELOMPOK AGAMA

- Islam = 25.390 Jiwa

- Kristen Protestan = 7.082 Jiwa

- Kristen Katolik = 654 Jiwa

- Budha = - Jiwa

- Hindu = - Jiwa

- Pemena = 223 jiwa

(52)

e. DATA PENDUDUK MENURUT SUKU BANGSA

- Karo = 14.806 Jiwa

- Jawa = 16.572 Jiwa

- Tapanuli = 720 Jiwa

- Minang = 137 Jiwa

- Melayu = 896 Jiwa

- Kalimantan = 166 Jiwa

- Lain-lain = 52 Jiwa

Jumlah 33.349 Jiwa

3.3 VISI DAN MISI

3.3.1 Pengertian Visi

Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana Instansi Pemerintah

harus dibawa agar dapat eksisi, antisipatif dan inovatif. Secara umum Visi adalah

(53)

Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat merupakan komitmen

murni Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat beserta unsur didalamnya

untuk berani melihat dan berbuat kedepan, karena masa depan dan periode lepas

landas pembangunan Kabupaten Langkat tahun 2006 – 2010 yang penuh

tantangan.

Dapat diartikan Visi dalam konteks pembangunan adalah cara pandang

untuk melihat inti persoalan atau wawasan yang jauh menerawang kedepan,

mutlak diperlukan dalam memberikan arah penyelenggara pemerintah dan

kegiatan yang dilaksanakan. Melalui penetapan Visi maka ada sesuatu yang

hendak dituju dalam melaksanakan seluruh aktivitas pembangunan.

3.3.2 Tujuan Penetapan Visi

Penetapan Visi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan

menjadi komitmen murni dari seluruh unsur di Kantor Camat Salapian

Kabupaten Langkat.Tujuan Visi adalah untuk mencerminkan apa yang akan

dicapai, memberikan arah dan fokus st rategis yang jelas, menjadi perekat dan

menyatukan gagasan yang strategik, memiliki orientasi terhadap masa depan,

mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi

dan mampu menjamin keseimbangan organisasi.

3.3.3 Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat

Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat dirumuskan dan

(54)

” Mewujudkan Kecamatan Salapian yang Maju dan Sejahtera ”

Penjelasan pengertian dari kata-kata yang terdapat dalam Visi ini adalah

sebagai berikut :

1. Maju mengandung arti bahwa sudah mampu bekembang merubah

pola kehidupan kea rah yang lebih baik dan dapat mengikuti

perkembangan zaman kea rah yang positif.

2. Sejahtera mengandung arti bahwa sudah mampu memenuhi segala

kebutuhan yang diperlukan untuk kehidupan yang layak dan

berkesinambungan.

3.3.4 Misi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi

sesuai visi yang ditetapkan, agar organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan

baik.

Misi merupakan fokus dari sasaran yang ingin dicapai, menjelaskan pola

dan strategi pencapaian sehingga seluruh aparatur dan masyarakat sebagai pelaku

(stake holder) dapat mengenal Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat

dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tantangan dan peluangnya,

mengetahui peran dan program serta yang diperoleh secara bertahap 5 (lima)

(55)

Dalam menyongsong perubahan kedepan dan mengingat letak geografis

yang strategis dan sumber daya alam yang potensial maka misi tersebut perlu

dipertajam dengan program strategis dan unggulan. Penajaman Misi dilakukan

dengan menerapakan prinsip pembangunan manusia yang lebih manusiawi dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mencapai hasil dari komitmen murni masyarakat dan Pemerintah

Kabupaten Langkat (Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat) dalam

mewujudkan langkah yang maju dan sejahtera sesuai dengan perkembangan yang

beroreintasi kedepan maka Misi yang ditetapkan Kantor Camat Salapian

Kabupaten Langkat sebagai berikut :

” Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan

Daerah. “

3.4 Struktur Organisasi Kecamatan Salapian

3.4.1 Camat

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana maksud diatas, Camat mempunyai Fungsi :

a. Penyusunan Program dan Kegiatan Kecamatan ;

b. Mengkoordinasikan Penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah

Kecamatan ;

c. Menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Ideologi Negara dan Kesatuan

(56)

d. Mengkoordinasikan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ;

e. Melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan terhadap kegiatan di Bidang

Ketentraman dan Ketertiban Umum ;

f. Melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan Bidang Ekonomi dan

Pembangunan;

g. Pelaksanaan Penatausahaan Kecamatan ;

h. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan Fungsinya.

3.4.2 Sekertaris Camat

Sekertaris camat mempunyai tugas membantu camat dibidang pembinaan

administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrative kepada seluruh

perangkat kecamatan. Untuk melaksanakan sebagaimana yang dimaksud ,

sekertaris kecamatan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kerja

b. Mengumpulkan, menghimpun, dan mengelola data serta informasi yang

berhubungan dengan bidang tugas

c. Melakukan pemantauan dan pengendalian program

d. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kearsipan kecamatan

e. Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan,

(57)

f. Membantu camat dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang

dilakukan oleh prangkat kelurahan dan kepala lingkungan

g. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan

bidang administrasi perangkat kecamatan serta menyiapkan bahan

petunjuk pemecahan masalah

h. Menyusun dan mengkajikan data statistic dan grafik atau visualisasi data

perangkat kecamatan

i. Melakukan pemeriksaan administrasi dan memberikan paraf untuk

kelanjutan proses penyelesaian surat menyurat

j. Mengevaluasi dan menyusun laporan bulanan, berkala, dan tahunan serta

mengkoordinasikannya dengan unit terkait

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat

3.4.3 Seksi Pemerintahan

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Menghimpun dan mengelola data yang berhubungan dengan bidang

pemerintahan

c. Mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan lingkungan dan

masyarakat

d. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang pemungutan pajak Bumi dan

(58)

e. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat dibidang

pemerintahan

g. Membantu menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan

antara lain dibidang pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu

Keluarga (KK), mencatat surat kematian/kelahiran, mencatat surat

pindah/mandah masuk dan keluar

h. Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi kecamatan

i. Membantu camat dalam kegiatan pembinaan kegiatan sosial politik,

ideologi Negara dan kesatuan bangsa

j. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan

bidang tugas dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah

k. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pemerintahan

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat

3.4.4 Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan

ketentraman dan ketertiban di kecamatan. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana yang dimaksud, seksi ketentraman dan ketertiban mempunyai fungsi

(59)

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan dengan bidang

ketentraman dan ketertiban umum

c. Mengumpul dan mengolah data yang berhubungan dengan bidang

ketentraman dan ketertiban umum

d. Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat dibidang ketentraman dan

ketertiban umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku

e. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan kepada

masyarakat dan melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan

bencana lainnya

f. Membantu mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan

kerukunan warga

g. Memberiakn pelayanan kepada masyarakat dibidang ketentraman dan

ketertiban

h. Membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi Pertahanan Sipil

i. Membina kegiatan siskamling

j. Melaksanakan pengamanan dan penerbitan terhadap pelanggaran

peraturan daerah serta peratuaran perundang-undangan lainnya yang

berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban umum serta

(60)

k. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang ketentraman dan

ketertiban

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh lurah

3.4.5 Seksi pembangunan

Seksi pembangunan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang

berkaitan dengan perekonomian dan pembangunan di wilayah kelurahan

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, seksi pembangunan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana kegiatan

b. Mengumpulkan, mengelolah, dan mengevaluasi data dibidang

perekonomian dan pembangunan

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap perkoprasian, pengusaha

ekonomi lemah, dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka

meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat

d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang perekonomian dan

pembangunan

e. Melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan

partisipasi untuk meningkatkan perekonomian dan pelaksanaan

(61)

f. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta

menjaga dan memeliahara sarana dan prasarana fisik dilingkungan

kelurahan

g. Melaksanakan administrasi perekonomian dan pembangunan di kelurahan

h. Membantu, membina, dan menyaiapkan bahan-bahan dalam rangka

musyawarah Lembaga ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)

i. Membina kelompok-kelompok industry, koprasi, dan pendidikan

j. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang perekonomian dan

pembangunan

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh lurah.

3.4.6 seksi kesejahteraan masyarakat

Seksi kesejahteraan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, maka seksi kesejahteraan

masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut ;

a. Menyusun rencana kegiatan

b. Memberiakan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan

(62)

c. Melaksanakan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan,

keluaga berencana, dan pendidikan masyarakat

d. Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan pemberdayaan dan

kesejahteraan keluarga (PKK), karang taruna, pramuka, dan

organisasi kemasyarakatan lainnya

e. Melakukan pembinaan dalam bidang kegiatan olah raga dan sosial

budaya

f. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/bantuan terhadap

korban bencana alam dan bencana lainnya

g. Membantu kegiatan mengumpulkan xakat, infaq, dan shadaqah

h. Membantu pelaksanaan pemungutan dana Palang Merah Indonesia

(PMI)

i. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang kesejahteraan

rakyat

3.4.7 Seksi Umum

Seksi umum mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang

pelayanan umum yang meliputi inventarisasi, kebersihan, serta sarana dan

prasarana umum.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka seksi umum mempunyai fungsi

(63)

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Menyusun program peningkatan pelayanan umum

c. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan pelayanan

kebersihan, keindahan, pertamanan, dan sanitasi lingkungan

d. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan sarana dan

prasarana fisik pelayanan umum

e. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan umum

f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat yang

memerlukan legalisasi lurah

g. Melakukan pembinaan kepada lingkungan tentang peningkatan

pelayanan umum

h. Memberikan penyuluhan kepada masyaratakat tentang prosedur

tetap pelayanan umum

i. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dan peraturan

daerah serta kebijakan pemerintah kepada seluruh perangkat

kelurahan maupun masyarakat

j. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas

sesuai dengan bidang tugas

Gambar

Tabel 18 : Distribusi responden tentang bawahan dalam menunda-nunda tugas /  pekerjaan yang diberikan
Tabel  2: Identitas responden berdasarkan Umur
Tabel 3 : Idetitas responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4 : Idetitas responden berdasarkan pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

(a) menyediakan catatan dalam buku-buku catatan pertama termasuk Buku Tunai (Jurnal Penerimaan Tunai dan Jurnal Pembayaran Tunai tidak diterima).

The University of Natural Resources and Life Sciences (BOKU) in cooperation with the National Drought Management Authority (NDMA) has setup an operational processing of MODIS images

Dengan ini, kemampuan mereka untuk bermandiri akan lebih terserlah kerana tidak bergantung kepada peluang pekerjaan yang disediakan oleh pihak lain.. Selama ini

HUBUNGAN KONSUMSI SUSU DENGAN TINGGI BADAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA/I DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 02 KAMPUNG DADAP

Mereka lebih suka latah membangun gedung-gedung dan mal-mal tanpa perencanaan yang matang, dan justeru sering menggusur bangunan bersejarah tersebut.Dari urian di

Pada penggunaan dataset Reuters metode yang diusulkan dengan menggunakan semantic word holonim mampu menghasilkan nilai overall f-measures yang lebih baik

untuk pertumbuhan tinggi badan yang optimal perkembangan

[r]