• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakter-Karakter Morfologis Dan Hubungan Kekerabatan Salak Sumatera Utara (Salacca Sumatrana) Di Beberapa Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Identifikasi Karakter-Karakter Morfologis Dan Hubungan Kekerabatan Salak Sumatera Utara (Salacca Sumatrana) Di Beberapa Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KARAKTER-KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN SALAK SUMATERA UTARA (Salacca sumatrana)

DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

SKRIPSI

Oleh:

HILDA MEI YENI HARAHAP 080307005

PEMULIAAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

IDENTIFIKASI KARAKTER-KARAKTER MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN SALAK SUMATERA UTARA (Salacca sumatrana)

DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

SKRIPSI

Oleh:

HILDA MEI YENI HARAHAP 080307005

PEMULIAAN TANAMAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Judul Penelitian : Identifikasi Karakter-karakter Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana) di Beberapa Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan

Nama : Hilda Mei Yeni Harahap

NIM : 080307005

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh : komisi pembimbing

(Ir. Eva Sartini Bayu, MP) (Luthfi A. M Siregar, SP. MSc. Ph.D

) Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Mengetahui

(

(4)

i ABSTRAK

Hilda Mei Yeni Harahap : Identifikasi karakter-karakter morfologis dan hubungan kekerabatan Salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana) di beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Dibimbing oleh Eva Sartini Bayu dan Luthfi A. M. Siregar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakter-karakter morfologis dan hubungan kekerabatan dalam menentukan sifat yang unggul

untuk menyusun deskripsi varietas yang baku Salak (Salacca sumatrana) di beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian dilaksanakan di

beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu Desa Sibio-bio Kecamatan Angkola Timur dengan ketinggian tempat + 1100 mdpl, Desa Siamporik Kecamatan Angkola Selatan dengan ketinggian tempat + 900-1100 m dpl, dan Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat dengan ketinggian tempat + 1200 m dpl mulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan Agustus 2012. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif kemudian dilanjutkan metode cluster untuk melihat hubungan kekerabatan antar salak di beberapa desa di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil penelitian dari tiga desa diperoleh beberapa karakter morfologis yang cirinya sama antara lain bentuk batang, bentuk daun, warna daun, warna pelepah daun, warna duri, warna bunga jantan dan hermafrodit dan warna seludang bunga. Bedasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan salak yang dilakukaan di tiga desa di Kabupaten Tapanuli Selatan diketahui bahwa pada tingkat kemiripan 63,77% sampel dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok. Tingkat kemiripan tertinggi pada salak desa Parsalakan yaitu pada sampel C6 dengan C9 sebesar 98,65%, sedangkan tingkat

kemiripan terendah pada salak desa Sibio-bio yaitu pada sampel A1 dengan A2

sebesar 63,77%.

(5)

ii ABSTRACT

Hilda Mei Yeni Harahap : Identification morphological charaters and the reletionship Salacca Sumatera Utara

The objective of the research was to

(Salacca sumatrana) in some areas Tapanuli Selatan. Supervised by Eva Sartini Bayuand Luthfi A. M. Siregar

identify morphological characters and phylogenetic relationship and determining the nature of superior varieties to develop a standarlized description Salacca Sumatera Utara (Salacca sumatrana)

in Tapanuli Selatan. The research carried out in Tapanuli Selatan were the village Sibio-bio Angkola Timur with altitude of + 1100 meters above sea

level, the village Siamporik Angkola Selatan with altitude of + 900-1100 meters above sea level, and the village Parsalakan Angkola Barat with altitude of + 1200 meters above sea level, from Juny 2012 to Agustus 2012. In this study, the method to use descriptive method and the continued cluster method and to see reletionship Salacca Sumatera Utara in some areas Tapanuli Selatan. The results obtained from the three villages were simililarity morphological characters such as caulis form, folium form, folium color, vagina color, spina color, flos malculus color and hermafroditus and sphata color. From dendogram reletionship Salacca Sumatera Utara in three villages Tapanuli Selatan the similarity is 63,77% which grouped into 2 groups. That higest similarity from village Parsalakan sampel C6 with C9 equal to 98,65%,, while that lowest similarity from village Sibio-bio sampel A1 with A2 equal to 63,77%.

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Hilda Mei Yeni Harahap dilahirkan di Aek Kanopan, 24 Mei 1990. Anak

kelima dari lima bersaudara, putri dari pasangan Hasan Basri Harahap dan Siti Bonur Siregar.

Menamatkan pendidikan SD Negeri 118434 Teluk Panji tahun 2002, SMP Negeri 2 Kampung Rakyat tahun 2005, SMA Negeri 1 Kampung Rakyat tahun 2008. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara, Medan pada Fakultas Pertanian program studi Agroekoteknologi minat Pemuliaan Tanaman tahun 2008, melalui jalur PMP.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul penelitian ini adalah ”Identifikasi Karakter - karakter

Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana) di Beberapa Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan”.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Eva Sartini Bayu, MP selaku ketua komisi pembimbing dan

Luthfi A. M. Siregar, SP. MSC. PhD selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Hasan Basri Harahap dan Ibunda Siti Bonur Siregar kasih sayang, dukungan dan doanya, serta kepada alm. kakak saya dan abang-abang saya yang banyak memberikan bantuan juga doanya. Terima kasih kepada bapak Suparman Rambe, S.Pd, Irwan Ependi dan Mara Gokkon Harahap yang telah bersedia bahwa kebunnya digunakan sebagai lahan penelitian saya. Kepada sahabat dan adik-adik terbaik saya yang telah memberikan saya semangat dan telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis megucapkan terima kasih semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang memerlukan.

Medan, Januari 2013

(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 7

Iklim ... 7

Tanah ... 8

Jenis Salak dan Penyebarannya ... 9

Karakteristik Salak ... 10

Penyusunan Deskripsi ... 13

BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 15

Tempat dan Waktu ... 15

Kondisi Umum dan Lokasi Penelitian ... 15

Bahan dan Alat ... 15

Metode Penelitian ... 16

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 19

Penentuan Lokasi ... 19

Pengambilan Sampel ... 19

Pengamatan Parameter ... 19

Wawancara Langsung ... 19

Morfologi Batang ... 19

Tinggi Tanaman ... 19

Bentuk Batang ... 20

Morfologi Daun ... 20

(9)

vi

Ukuran Daun (cm) ... 20

Warna Daun ... 20

Warna Pelepah Daun ... 20

Panjang Pelepah Daun ... 20

Warna Duri ... 20

Morfologi Bunga ... 21

Bunga ... 21

Warna Bunga ... 21

Kedudukan Bunga ... 21

Panjang Tongkol Bunga (cm) ... 21

Jumlah Tongkol Bunga Per Tandan ... 21

Warna Seludang Bunga ... 21

Panjang Seludang Bunga (cm) ... 22

Morfologi Buah ... 22

Jumlah Tandan (Tanaman) ... 22

Bentuk Buah ... 22

Berat Buah (gram) ... 22

Warna Kulit Buah ... 22

Warna Daging Buah ... 22

Rasa Daging Buah ... 23

Warna Biji Tua ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

Hasil ... 24

Karakter-Karakter Morfologis ... 24

Salak Desa Sibio-bio ... 25

Salak Desa Siamporik ... 25

Salak Desa Parsalakan ... 35

Hubungan Kekerabatan ... 42

Pembahasan ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

Kesimpulan ... 56

Saran ... 56

(10)

vii

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Analisis Data Umum Kuesioner Pemilik Lahan dan Karakter

Lahan... 24

2. Karakter-karakter Morfologis Batang Salak Desa Sibiobio... 25

3. Karakter-karakter Morfologis Daun Salak Desa Sibio-bio... 26

4. Karakter-karakter Morfologis Bunga Salak Desa Sibio-bio... 27

5. Karakter-karakter Morfologis Buah Salak Desa Sibio-bio... 28

6. Karakter-karakter Morfologis Batang Salak Desa Siamporik... 30

7. Karakter-karakter Morfologis Daun Salak Desa Siamporik... 31

8. Karakter-karakter Morfologis Bunga Salak Desa Siamporik... 32

9. Karakter-karakter Morfologis Buah Salak Desa Siamporik... 33

10. Karakter-karakter Morfologis Batang Salak Desa Parsalakan... 35

11. Karakter-karakter Morfologis Daun Salak Desa Parsalakan... 36

12. Karakter-karakter Morfologis Bunga Salak Desa Parsalakan... 37

13. Karakter-karakter Morfologis Buah Salak Desa Parsalakan... 38

14. Keragaman karakter kuantitif salak di tiga desa berdasarkan perbandingan nilai keragaman dengan standar deviasi... 41

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Karakter morfologis buah salak desa Sibio-bio ... 29

3. Karakter morfologis buah salak desa Siamporik ... 34

4. Karakter morfologis buah salak desa Parsalakan ... 39

5. Ciri Karakter Morfologis Batang, Daun, Bunga, Buah, dan Biji ... 40

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Peta lokasi Tapanuli Selatan ... 60

2. Analisis data umum kuesioner Desa Sibio-bio ... 61

3. Analisis data umum kuesioner Desa Siamporik ... 62

4. Analisis data umum kuesioner Desa Parsalakan ... 63

5. Panduan 6. Skoring penilaian rasa daging buah di tiga desa Kabupaten Tapanuli Selatan ... 67

identifikasi karakter tanaman ... 64

7. Skoring Karakter Morfologi Salak Desa Sibio-bio ... 68

8. Skoring Karakter Morfologi Salak Desa Siamporik ... 69

9. Skoring Karakter Morfologi Salak Desa Parsalakan ... 70

10. Hasil Pengamatan Parameter Karakter Morfologi Salak Desa Sibio-bio ... 71

11. Hasil Pengamatan Parameter Karakter Morfologi Salak Desa Siamporik .... 72

12. Hasil Pengamatan Parameter Karakter Morfologi Salak Desa Parsalakan .... 73

13. Deskripsi Salak Desa Sibio-bio ... 74

14 Deskripsi Salak Desa Siamporik ... 75

15. Deskripsi Salak Desa Parsalakan ... 76

16. Gambar tanaman salak desa Sibio-bio ... 77

17. Gambar tanaman salak desa Siamporik ... 78

18. Gambar tanaman salak desa Parsalakan ... 79

19. Hasil analisis sofware menggunakan minitab 16 ... 80

(13)

i ABSTRAK

Hilda Mei Yeni Harahap : Identifikasi karakter-karakter morfologis dan hubungan kekerabatan Salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana) di beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Dibimbing oleh Eva Sartini Bayu dan Luthfi A. M. Siregar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakter-karakter morfologis dan hubungan kekerabatan dalam menentukan sifat yang unggul

untuk menyusun deskripsi varietas yang baku Salak (Salacca sumatrana) di beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian dilaksanakan di

beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu Desa Sibio-bio Kecamatan Angkola Timur dengan ketinggian tempat + 1100 mdpl, Desa Siamporik Kecamatan Angkola Selatan dengan ketinggian tempat + 900-1100 m dpl, dan Desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat dengan ketinggian tempat + 1200 m dpl mulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan Agustus 2012. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif kemudian dilanjutkan metode cluster untuk melihat hubungan kekerabatan antar salak di beberapa desa di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil penelitian dari tiga desa diperoleh beberapa karakter morfologis yang cirinya sama antara lain bentuk batang, bentuk daun, warna daun, warna pelepah daun, warna duri, warna bunga jantan dan hermafrodit dan warna seludang bunga. Bedasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan salak yang dilakukaan di tiga desa di Kabupaten Tapanuli Selatan diketahui bahwa pada tingkat kemiripan 63,77% sampel dapat dikelompokkan kedalam 2 kelompok. Tingkat kemiripan tertinggi pada salak desa Parsalakan yaitu pada sampel C6 dengan C9 sebesar 98,65%, sedangkan tingkat

kemiripan terendah pada salak desa Sibio-bio yaitu pada sampel A1 dengan A2

sebesar 63,77%.

(14)

ii ABSTRACT

Hilda Mei Yeni Harahap : Identification morphological charaters and the reletionship Salacca Sumatera Utara

The objective of the research was to

(Salacca sumatrana) in some areas Tapanuli Selatan. Supervised by Eva Sartini Bayuand Luthfi A. M. Siregar

identify morphological characters and phylogenetic relationship and determining the nature of superior varieties to develop a standarlized description Salacca Sumatera Utara (Salacca sumatrana)

in Tapanuli Selatan. The research carried out in Tapanuli Selatan were the village Sibio-bio Angkola Timur with altitude of + 1100 meters above sea

level, the village Siamporik Angkola Selatan with altitude of + 900-1100 meters above sea level, and the village Parsalakan Angkola Barat with altitude of + 1200 meters above sea level, from Juny 2012 to Agustus 2012. In this study, the method to use descriptive method and the continued cluster method and to see reletionship Salacca Sumatera Utara in some areas Tapanuli Selatan. The results obtained from the three villages were simililarity morphological characters such as caulis form, folium form, folium color, vagina color, spina color, flos malculus color and hermafroditus and sphata color. From dendogram reletionship Salacca Sumatera Utara in three villages Tapanuli Selatan the similarity is 63,77% which grouped into 2 groups. That higest similarity from village Parsalakan sampel C6 with C9 equal to 98,65%,, while that lowest similarity from village Sibio-bio sampel A1 with A2 equal to 63,77%.

(15)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Salak merupakan komoditas asli Indonesia. Sebagai tanaman buah yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian

lebih dari 800 meter di atas permukaan laut, namun pasokan buah salak yang berkualitas masih sangat terbatas. Sedangkan permintaan pasar modern,

olahan maupun ekspor terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga peluang agribisnis komoditas buah salak mempunyai prospek yang cukup baik

(Sutoyo dan Suprapto, 2010).

Pada umumnya Salacca sumatrana berasal dari Tapanuli Selatan, namun sentra produksinya terkenal di daerah Sidimpuan. Salak ini dibudidayakan sudah lama, yaitu mulai sekitar tahun 1930. Masyarakat di daerah setempat mempercayai bahwa salak ini dapat menambah nafsu makan. Buahnya berbentuk bulat telur terbalik cenderung ke bulat. Kulit buahnya bersisik besar dan berwarna cokelat kehitaman. Uniknya, daging buahnya yang tebal berwarna kuning tua dan bersemburat merah. Rasanya manis bercampur asam, berair, dan tidak terasa sepatnya. Bijinya berukuran relatif besar dan berwarna cokelat muda. Ukuran buahnya bervariasi dari kecil sampai besar (Admin, 2007).

(16)

Permasalahan yang dihadapi pemerintah pada pengembangan produksi buah-buahan adalah keterbatasan varietas unggul. Sampai saat ini masih terus dilakukan upaya untuk mendapatkan varietas unggul namun belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Program pemuliaan salak untuk mendapatkan varietas unggul baru hasil perakitan dari ragam genetik salak yang ada di daerah-daerah masih sangat terbatas. Beberapa varietas baru yang telah dilepas pemerintah pada umumnya adalah hasil pemutihan varietas lokal dan bukan merupakan hasil pemuliaan yang terprogram. Di dalam program pemuliaan tanaman diperlukan informasi tentang keragaman dan klasifikasi karena dapat menunjukkan kedudukan atau kekerabatan antar kultivar yang digunakan sebagai dasar seleksi tanaman. Terdapat dua macam klasifikasi tanaman. Klasifikasi fenetik merupakan cara klasifikasi berdasarkan kesamaan morfologi dan klasifikasi filogenetik adalah klasifikasi berdasarkan kekerabatan genetik (dasar filogeni). Klasifikasi tanaman berdasarkan karakter morfologi menggunakan sifat-sifat yang dapat diamati (wujud = fenotipa) yang merupakan gabungan sifat genotipa dan faktor lingkungan serta interaksi antara faktor genotipa dan lingkungan. Pada pengelompokan tanaman secara fenetik diduga terdapat pengaruh lingkungan dan fase tanaman yang dapat menyebabkan ketidak tepatan hasil klasifikasi fenetik (Nandariyah, 2008).

(17)

banyak kelemahannya karena adanya pengaruh faktor lingkungan, perbedaan umur tanaman dan jaringan tanaman (Khanujaet et al, 2005). Identifikasi tanaman yang hanya berdasarkan morfologi juga sulit diterapkan pada fase bibit karena tanaman salak pada masa bibit tidak menunjukkan adanya perbedaan yang tegas pada penilaian visual.

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter kuantitatif dan kualitatif yang disusun menurut prosedur tertentu sehingga dapat mencirikan suatu varietas. Mengingat bahwa karakter-karakter dalam deskripsi varietas akan digunakan sebagai acuan dalam uji kebenaran varietas, tentunya pemahaman tentang penulisan istilah-istilah dalam deskripsi harus sama. Salah satu parameter yang harus dicantumkan dalam deskripsi adalah keunggulan suatu varietas.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter-karakter morfologis dan hubungan kekerabatan salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana) di beberapa daerah di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kegunaan Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Salak dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ordo : Spadiciflorae, Famili : Palmae, genus : Salacca, spesies : Salacca edulis. Menurut Mogea (1991) spesies salak Sumatera Utara adalah Salacca sumatrana.

Tanaman salak berakar serabut dan menyerupai pohon palem yang seolah-olah tidak berbatang, rendah dan tegak dengan tinggi tanaman salak antara

1,5 – 7 meter, tergantung dari jenisnya (Harsoyo, 1999).

Pohon salak relatif pendek, batangnya pendek dan tidak lama berdiri tegak. Kalau batang salak sudah mencapai ketinggian 50-75 cm, akan roboh secara alami dan sejajar di permukaan tanah. Sekali pun demikian tanaman ini tidak mati, karena pada bagian bawah daun tumbuh akar-akar baru, kemudian ujung tanaman tumbuh tegak kembali secara perlahan (Ashari, 1995).

Perbedaan morfologi antara jenis-jenis salak terkadang terlihat mencolok, misalnya mengenai bentuk dan ukuran daunnya. Ada daun salak yang susunan

anak daunnya menyirip dan ada daun salak yang bentuknya seperti kipas. Suatu jenis yang dikenal dengan salak berdaun kipas ialah Salacca flabellate

(Mogea, 1980) mempunyai ukuran yang kecil, panjang daunnya antara 70-100 cm.

Tanaman salak berbunga banyak, tersusun dalam tandan rapat dan bersisik dengan tandan bunga jantan dan tandan bunga betina terletak pada pohon yang berlainan, sebagian tandan bunga terbungkus oleh seludang atau tongkol yang

(19)

seludang. Panjang seludang bunga jantan hingga 50-100 cm sedangkan bunga betina 20-30 cm (Ashari, 1995). Purnomo (2001) melaporkan bahwa bunga jantan pada tanaman salak pondoh berwarna coklat kemerahan, sekelompok bunga jantan terdiri dari 4-12 malai, satu malai terdiri dari ribuan serbuk sari, panjang

bunga jantan setiap malai kira-kira 4-15 cm dan bunga jantan mekar selama 1-3 hari. Bunga betina berwarna hijau kekuningan, berbintik merah dan mempunyai 3 petal. Panjang satu malai 7-10 cm dan bunga mekar selama 1-3 hari. Tanda bunga yang siap diserbuki adalah bunga berwarna merah dan

mengeluarkan aroma harum. Waktu penyerbukan yang baik adalah pada hari ke -2 bunga mekar.

(20)

Duri tersebar tidak merata, sangat banyak pada pangkal tangkai daun dan tersebar jarang di ventral tangkai. Duri juga terdapat di seluruh permukaan buah salak dan tepi helaian daun. Warna duri pada tangkai daun hampir sama yaitu coklat sampai kehitaman (Suskendriyati, dkk, 2000).

Tandan buah salak tumbuh diantara pelepah daun dan batang pohonnya. Tandan dapat memiliki 1-2 cabang. Buah-buah dalam tandan tersusun sedemikian sehingga menghasilkan bentuk tandan bulat memanjang. Menurut Sumarto (1976) tiap tanaman salak dapat menghasilkan 1-5 tandan dan tiap tandan terdiri dari 10-25 buah. Untuk setiap satu kilogram buah salak terdiri dari 10-14 buah.

Kulit buah salak tersusun seperti genteng, dengan warna bervariasi. Pada varietas hijau berwarna coklat kehitaman, pada varietas merah hijau berwatna merah kehitaman, pada varietas kuning berwarna coklat, pada varietas hitam berwarna hitam, pada varietas merah-kuning berwarna merah dan pada varietas merah-hitam berwarna hitam. Sedang pada varietas manggala berwarna hitam dengan lorek, sehingga disebut salak lorek. Pada varietas gading warnanya sangat mencolok, yaitu kuning cerah. Berbagai variasi warna kulit buah ini sering digunakan untuk mempermudah identifikasi (Suskendriyati, dkk, 2000).

Dari segi rasa, buah salak memiliki rasa khas sepat. Namun ada beberapa

salak varietas unggul memiliki rasa manis dan tidak sepat sama sekali. Sebagai buah segar, salak mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dari beberapa

(21)

Biji salak yang masih muda berwarna pucat dan lunak, sedangkan setelah matang berwarna kuning hingga kehitaman dan keras, dan dalam setiap buah terdapat satu sampai tiga biji (Budagara, 1998).

Tanaman salak berbunga dan berbuah sepanjang tahun, tetapi masa pembungaan yang paling baik adalah pada bula Agustus – Oktober dan akan mengasilkan buah pada bulan januari – April. Biasanya panen raya buah salak antara bulan Januari – April. Di Tapanuli Selatan, kebiasaan ini sudah berubah sejak tahun 2003 tidak terjadi panen raya di 4 kecamatan penghasil salak tersebut diatas. Hal ini diakibatkan perubahan iklim yang disebabkan oleh kerusakan hutan, dimana saat ini sedang terjadi konversi lahan hutan maupun kebun rakyat kepada tanaman monokultur kelapa sawit, dan untuk menuju konversi lahan itu tentunya ada proses land clearing dengan cara membakar hutan sehingga terjadi peningkatan pemanasan suhu udara dan asap yang berlebih (Kaputra, 2012).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata–rata mencapai 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Menurut Verheij dan Coronel (1997) tipe tanah di sentra produksi antara lain podzolik dan regosol.

(22)

Salak merupakan tumbuhan khas daerah tropis, karena itu juga salak kurang toleran dengan kisaran suhu harian yang rendah (Dwi, 2006).

Tanah

Tanaman salak dapat tumbuh dengan baik apabila punya tanaman penaung apalagi pada masa awal pertumbuhannya. Petani di Tapanuli Selatan biasanya menanam salak di bawah pohon karet yang sudah tua usianya (sudah tersedia pelindung) namun tidak meremajakan karetnya lagi. Sebagian lagi menanam pada hutan dengan cara terlebih dahulu menebang pilih kayu-kayu yang ada di atas lahan. Setelah laha semangkin jauh kepedalaman, maka sebagian petani mencoba melirik lahan kritis, tetapi dekat keperkampungan. Lahan kritis ini di tanami terlebih dahulu dengan pohon karet, kemiri bahkan kayu hutan yang mudah tumbuh dengan memberi pupuk kandang. Setelah pohon penaung berumur 2 - 3 tahun barulah tanaman salak ditanam (Kaputra, 2012).

Salak tumbuh subur di dataran rendah tropik. Tanaman salak dapat tumbuh baik pada tanah-tanah gembur dari dataran rendah sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Produksi yang baik diperoleh dari tanaman salak yang ditanam lebih rendah dari 300 meter di atas permukaan laut (Ochse, 1961). Batas toleransi ketinggian yang masih memungkinkan adalah 900 meter di atas permukaan laut. Apabila ketinggian tempat diatas 900 meter, maka pohon salak akan sulit untuk berbuah.

(23)

Sedangkan unsur hara yang kurang dapat ditambah dengan pupuk anorganik yang mengandung unsur hara lebih tinggi dibandingkan pupuk organik (Dwi, 2006).

Menurut Hanafiah (2005), temperatur (suhu) adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan juga terhadap kelembaban, aerasi, struktur, aktivitas microbial dan enzimatik, dekomposisi serasah/sisa tanaman dan ketersediaan hara-hara tanaman. Temperatur tanah sangat mempengaruhi aktivitas microbial tanah. Aktivitas ini sangat terbatas pada temperature dibawah 10oC, laju optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada temperatur 18o-30o

Jenis Salak dan Penyebarannya

C, seperti bakteri pengikat pada tanah berdrainase baik.

Marga Salacca terdiri dari 22 jenis dan 4 varietas yang tersebar mulai Birma, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Jenis salak yang terdapat di Indonesia adalah Salacca acehensis, S. affinis var. affinis, S. palembanica, S. sumatrana

terdapat di Sumatra, S. affinis var. borneensis, S. dransfieldiana, S. vermicularis

(Mogea, 1991).

Salak Sidempuan adalah buah yang cukup dikenal di Sumatera bahkan di Jawa. Rasanya yang manis, kelat (antara asam dan manis), asam dan legit membuatnya berbeda dengan salak pondoh dan jenis lain. Pertanian salak di Tapanuli Selatan terdapat di Kec. Padangsidempuan Barat, Padangsidempuan Timur, Batangtoru dan Siais (Kaputra dan Harahap, 2004).

(24)

sesuai dengan pohon asal. Bibit salak yang berasal dari biji biasanya hanya 40% betina dari yang ditanam, sehingga petani sering kecewa. Sedangkan proses pertumbuhan bibit dari tunas adalah cukup rumit. Tanaman jantan akan menghasilkan bunga jantan, sedangkan tanaman betina akan menghasilkan bunga betina. Tanaman salak yang ditanam dari biji akan berbunga setelah berumur 4 tahun, dan sebaliknya, tanaman salak akan berbunga 2–3 tahun jika ditanam dari tunasnya (Kaputra dan Harahap, 2004).

Karakteristik Salak

Perbedaan salak mungkin dipengaruhi oleh sifat polen penyerbukan. Secara keseluruhan, karakter tanaman hasil silang apabila dibandingkan dengan salak Sumatera terdapat perbedaan yang nyata, terutama arsitektur tanaman. Salak Sumatera umumnya mempunyai arsitektur tinggi besar, ukuran pohon, pelepah, daun dan duri (Sudjijo, 2009).

Salak Sidimpuan cocok tumbuh di daerah beriklim basah, tapi tidak tahan dengan genangan air serta memerlukan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik. Penyerbukan berlangsung secara alami dan tidak

perlu dibantu oleh petani. Seperti salak lainnya, Salak Sidimpuan berakar serabut dengan penyebaran akar tidak luas, dangkal, akar malah mengejar

tumpukan pelepah yang sudah tua dan telah dipotong-potong di permukaan tanah (Kaputra dan Harahap, 2004).

(25)

tanaman salak yang sudah dikelompokkan atas dasar sistem klasifikasi/taksonomi,

masih menunjukkan keanekaragaman di antara anggota setiap populasi (Sofro, 1994).

Parameter yang diamati meliputi komponen bunga (tipe, warna, bentuk seludang, panjang seludang dan panjang bunga, dilakukan pada bunga mekar penuh), komponen buah (jumlah, umur panen, warna daging, panjang, diameter, warna kulit, bobot dan jumlah juring) dilakukan saat buah telah dipanen umur 165 hari setelah persarian (Sudjijo, 2002).

Jumlah bunga, masa reseptif, dan persarian yang tepat akan mempengaruhi nilai buah jadi. Allard dan Bradshaw (1964), Akihima dan Omura (1986) menyatakan bahwa pembentukan buah dipengaruhi oleh faktor dalam (genetis) dan luar seperti lingkungan, hara, dan air, termasuk proses persarian. Kedudukan bunga terletak pada ketiak daun, berpasangan, dan tersusun rapat seperti genteng. Bunga berwarna merah jambu, beraroma tidak kuat, dan tersusun pada tandan buah.

Kriteria mutu mengadopsi standarisasi salak (SNI 01-30167-1992) yang telah disusun berdasarkan karakteristik buah, meliputi keseragaman varietas,

tingkat ketuaan, ukuran buah dan kebersihannya. Ukuran buah ditentukan dengan mengikuti klasifikasi sebagai berikut : buah kecil mempunyai bobot < 32 gram/buah, buah sedang mempunyai bobot sekitar 33 – 60 gram, dan buah besar > 61 gram (BLP, 1995).

(26)

Menurut Balitbu (2011) bentuk biji pada buah salak dipengaruhi oleh jumlah biji per buah, sebagai berikut : Apabila jumlah biji/buah: 1, maka bentuk biji bulat. Apabila jumlah biji/buah : 2, maka bentuk biji satu sisi datar dan satu sisi cembung. Apabila jumlah biji/buah : 3, maka bentuk biji dua sisi datar dan satu sisi cembung.

Perbedaan ukuran buah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perlakuan agronomis dan penyerbukan (Baswarsiati et al, 1993). Penelitian terdahuli menyatakan ukuran tebal daging buah dipengaruhi oleh polen yang membuahinya (Nandariyah et al, 2000).

Menurut penelitian yang dilakukan Sudjijo (2008) menyatakan bahwa sifat masir dan manis (tidak sepat) menjadi penting karena kedua sifat tersebut menjadi salah satu idiotipe buah salak bermutu baik dan banyak diminati para konsumen. Pernyataan yang sama diungkapkan oleh Anas (2004) bahwa ukuran besar, bentuk agak lonjong, rasa manis, daging buah tebal merupakan citra buah salak yang disukai konsumen.

Genotipe yang berasal dari salak S. sumatrana (salak Sidimpuan) umumnya ukuran lebih besar (tinggi tanaman, panjang tangkai, dan lebar anak daun pucuk), tetapi jumlah daun relatif sedikit dibandingkan dengan genotipe lainnya (Hadiati, et al, 2008).

(27)

varietasnya. Dalam satu buah terdapat 1-3 biji. Biji keras, berbentuk dua sisi, sisi dalam datar dan sisi luar cembung (Steenis, 1975).

Penyusunan Deskripsi

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter penciri varietas yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengenalan varietas yang dimaksud, pembanding dalam uji kebenaran varietas, serta acuan pengamatan morfologi tanaman dalam proses sertifikasi atau pemurnian varietas. Tiap karakter yang tercantum didalam deskripsi varietas merupakan hasil pengamatan dari uji keunggulan varietas yang dilaksanakan dalam bentuk adaptasi atau observasi. Mengingat bahwa karakter varietas untuk setiap komoditas tanaman berbeda, sehingga untuk memudahkan dalam penyusunan deskripsi perlu dibuat standar minimal parameter yang harus dicantumkan dalam deskripsi masing-masing komoditas.

(28)

Salah satu pendeteksi keragaman genetik adalah pencirian varietas. Pada umumnya pencirian kultivar berdasarkan atas asal daerah, warna kulit buah, warna daging buah, aroma dan rasa. Penggunaan karakter morfologi merupakan metode yang mudah dan cepat, namun kendala yang timbul adalah adanya faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil karakterisasi secara visual.

Keragaman varietas akan terus berkembang sejalan dengan sistem perkembangbiakan salak secara kawin silang dan penggunaan biji sebagai bahan tanaman. Namun informasi tentang keragaman genetik salak masih sangat kurang (Sudaryono et al, 1993).

Varietas baru dapat muncul karena faktor lingkungan dan variasi genetis, misalnya akibat penyerbukan silang (Heywood, 1967). Perbedaan dan persamaan kemunculan morfologi luar spesies suatu tanaman dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan (Suskendriyati et al, 2000).

(29)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di desa Sibio-bio Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ketinggian tempat + 1100 mdpl, desa Siamporik Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ketinggian tempat + 900-1100 mdpl, dan desa Parsalakan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan dengan ketinggian tempat + 1200 mdpl . Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2012.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Secara geografis Kabupaten Tapanuli Selatan terletak pada garis 0o58’35” - 2o07’33” Lintang Utara dan 98o42’50” - 99o34’16” Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Tapanuli Utara. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal

dan juga Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah 4,367.05 Km2

Bahan dan Alat Penelitian

. Sedangkan ketinggiannya berkisar antara 0 – 1.925,3 m diatas permukaan laut (BPS, 2011).

(30)

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Camera Kodak 14 Mega Pixel, gunting, parang, pisau, ember, buku lapangan, meteran, pulpen, spidol, kertas karton, plastik dan label untuk menandai tanaman.

Metode Penelitian

Penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter-karakter salak yang ada di beberapa wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Pengambilan sampel diambil menggunakan metode purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu setelah mengetahui karakteristik populasinya (Subali, 2011).

Penelitian daritiga desa di Kabupaten Tapanuli Selatan tersebut diketahui terdiri dari beberapa sampel yaitu :

Salak desa Sibio-bio (A) terdiri dari 12 sampel, yaitu :

A1 A4 A7 A

A

10

2 A5 A8 A

A

11

3 A6 A9 A

Salak desa Siamporik (B) terdiri dari 12 sampel, yaitu :

12

B1 B4 B7 B

B

10

2 B5 B8 B

B

11

3 B6 B9 B

Salak desa Sibio-bio (A) terdiri dari 12 sampel, yaitu :

12

C1 C4 C7 C

C

10

2 C5 C8 C

C

11

(31)

Jumlah sampel / desa : 12 sampel Jumlah sampel keseluruhan : 36 sampel

Analisis data fenotipe pada karakter kuantitatif dilakukan untuk melihat keragaman yang ada pada populasi. Analisis perbandingan keragaman juga dilakukan dengan melihat perbandingan keragaman fenotipe dengan standar deviasi keragaman fenotipe.

Nilai keragaman fenotipe dihitung menurut Steel dan Torrie (1995) yaitu sebagai berikut:

σ2

p x

= keragaman phenotype

i

x = nilai rata-rata sampel ke-i = nilai sampel ke-i

N = jumlah populasi yang diuji

Selanjutnya standar deviasi keragaman phenotype dihitung berdasarkan rumus:

Sdσ2p = standar deviasi keragaman phenotype N = jumlah populasi yang di uji

Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman ditentukan berdasarkan Darajat (1987) dalam Mansyah dkk (2003) sebagai berikut:

• Apabila σ2

p> Sdσ2

• Apabila σ

p berarti bahwa keragaman luas (beragam)

2

p < Sdσ2

Data kualitatif dan kuantitatif yang telah distandarisasi diolah menggunakan program Minitab 16 dengan analisis gerombol (cluster) untuk

(32)
(33)

PELAKSANAAN PENELITIAN Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi di koordinasi dengan beberapa pihak petani yang dilakukan untuk mendapatkan data karakter morfologi dari kebun salak petani tersebut. Berdasarkan hasil kordinasi dengan petani maka lokasi yang diperoleh tiga desa untuk melakukan pengamatan adalah pada desa “Sibio-bio Kecamatan Angkola Timur”, “Siamporik Kecamatan Angkola Selatan”, dan “Parsalakan Kecamatan Angkola Barat”.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang diambil menggunakan metode purposive

sampling, pengambilan sampel diambil untuk lokasi dan tanaman.. Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 jumlah tanaman

yang diamati pada tanaman salak adalah 10 + (1% x jumlah tanaman dalam populasi).

Pengamatan Parameter Wawancara Langsung

Dari penentuan lokasi tersebut kemudian dilakukan wawancara langsung kepada petani dengan mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, cara pemeliharaannya, berapa jumlah populasi tanaman, asal tanamannya dan cara perbanyakan serta jumlah produksi (Lampiran 2, 3 dan 4).

Morfologi Batang Tinggi Tanaman (m)

(34)

Bentuk Batang

Pengamatan bentuk batang dilakukan dengan cara visual sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan (Lampiran 5).

Morfologi Daun Susunan Anak Daun

Susunan anak daun diamati dengan mengamati karakteristik daun tersebut sesuai dengan kriteria susunan anak daun (Lampiran 5).

Ukuran Daun (cm)

Ukuran daun di ukur pada bagian tengah helaian daun yang terlebar dengan menggunakan alat ukur penggaris/meteran.

Warna Daun

Warna daun diamati dengan cara visual yaitu mengetahui warna bagian atas dan bagian bawah daun (Lampiran 5).

Warna Pelepah Daun

Warna pelepah daun diamati adalah dengan cara visual dengan mengetahui warna pelepah pada tanaman (Lampiran 5).

Panjang Pelepah Daun (m)

Panjang pelepah daun diukur dengan menggunakan meteran dari pangkal pelepah sampai ujung.

Warna Duri

(35)

Morfologi Bunga Bunga

Pengamatan bunga pada tanaman diamati dengan mengetahui bentuk dan jenis bunga pada tanaman salak tersebut sesuai dengan karakteristik pedoman yang telah ditentukan.

Warna Bunga

Pengamatan warna bunga dilakukan dengan cara visual dengan mengetahui warna kelopak, mahkota, kepala putik dan benang sari (Lampiran 5). Kedudukan Bunga

Pengamatan pada kedudukan bunga salak dilakukan dengan mengamati secara visual dengan melihat letak atau posisi bunga yang terdapat pada ketiak pelepah pada tanaman salak tersebut (Lampiran 5).

Panjang Tongkol Bunga (cm)

Panjang tongkol bunga salak dengan meluruskan tongkol bunga dan di ukur dengan menggunakan penggaris dari bawah tongkol bunga sampai ujung tongkol bunga.

Jumlah Tongkol Bunga Per Tandan

Pengamatan jumlah tongkol bunga dilakukan dengan menghitung jumlah tongkol bunga per tandan pada tanaman salak setiap sampel.

Warna Seludang Bunga

(36)

Panjang Seludang Bunga (cm)

Panjang seludang bunga salak dengan meluruskan seludang bunga yang membungkus bunga salak yang akan berbuah, kemudian di ukur dengan menggunakan penggaris dari bawah seludang bunga sampai ujung seludang bunga.

Morfologi Buah

Jumlah Tandan (Tanaman)

Jumlah tandan dihitung berdasarkan tandan yang terdapat pada setiap tanaman sampel.

Bentuk Buah

Bentuk buah diamati secara visual sesuai dengan karakteristik buah salak dapat dilihat pada (Lampiran 5).

Berat Buah (gram)

Pengukuran berat buah salak dilakukan dengan menggukan timbangan pada masing-masing buah salak.

Warna Kulit Buah

Warna kulit buah salak diamati secara visual sesuai dengan warna kulit salak (Lampiran 5).

Warna Daging Buah

(37)

Rasa Daging Buah

Rasa buah salak dengan mengambil beberapa sampel pada masing-masing jenis salak, kemudian dilakukan survey dengan meminta beberapa masyarakat untuk mencicipi rasa buah tersebut. Survey yang dilakukan pada buah yang muda dan tua dan sesuai dengan karakteristik pedoman (Lampiran 5).

Warna Biji Tua

(38)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

[image:38.595.119.512.445.637.2]

Karakter-karakter Morfologis Salak Sumatera Utara (Salacca sumatrana) Dari hasil survei yang dilakukan dalam tiga kecamatan masing-masing kecamatan diambil satu desa yang tiap desa merupakan daerah yang umum ditanam salak oleh masyarakat. Tanaman salak di Kabupaten Tapanuli Selatan ini tidak diketahui jenis atau varietas salak yang ditanam oleh masyarakat, sehingga masyarakat memberi nama salaknya dengan menggunakan nama desa/tempat hasil pertanaman salak tersebut. Dengan demikian diperoleh tiga jenis salak yang dilakukan penelitian pada tiga desa yang berbeda kecamatannya adalah sebagai berikut : Salak desa Sibio-bio, Salak desa Siamporik, dan Salak desa Parsalakan. Dari masing-masing desa tersebut dianalisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakteristik lahannya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan

Uraian Desa Sibio-bio Desa Siamporik Desa Parsalakan

Nama Suparman Rambe Irpan Ependi Mara Gokkon Hrp

Pekerjaan Dosen Petani Petani

Alamat Lahan Desa Sibio-bio Jae,

Kec. Angkola Timur

Desa Siamporik, Kec. Angkola Selatan

Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat

Luas Lahan 2 Ha 1 Ha 1,5 Ha

Umur Tanaman + 25 Tahun + 25 Tahun + 30 Tahun

Ketinggian Tempat + 1100 mdpl + 900-1100 mdpl + 1200 mdpl

Jumlah Tanaman 210 tanaman 200 tanaman 200 tanaman

Nama Varietas Salak Sibio-bio Salak Siamporik Salak Parsalakan

Cara Perbanyakan Secara Generatif Secara Generatif Secara Generatif

Asal Tanaman Bibit hasil generatif Bibit hasil generatif Bibit hasil generatif Hasil Panen Dijual ke tengkulak Dijual ke tengkulak Dijual sendiri

(39)

yaitu berumur + 25 tahun, dan pada salak desa Parsalakan yaitu berumur + 30 tahun. Tanaman salak pada masing-masing desa diperoleh dari bibit hasil genaratif.

Penyusunan deskripsi dari masing-masing jenis salak berdasarkan karakter-karakter morfologis yang diamati pada tiga desa yaitu salak desa Sibio-bio, salak desa Siamporik dan salak desa Parsalakan yang dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

1. Salak Desa Sibio-bio

[image:39.595.115.510.375.586.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis batang salak desa Sibio-bio dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Karakter-karakter morfologis batang

Sampel Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (meter) Bentuk Batang

A1 7,42 Bulat

A2 6,64 Bulat

A3 7,63 Bulat

A4 6,32 Bulat

A5 6,90 Bulat

A6 7,81 Bulat

A7 6,95 Bulat

A8 7,23 Bulat

A9 7,54 Bulat

A10 6,98 Bulat

A11 7,12 Bulat

A12 7,17 Bulat

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Sibio-bio pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi

tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel A6 sebesar 7,81 meter, sedangkan tinggi

tanaman yang terendah yaitu pada sampel A4 sebesar 6,32 meter. Dan pada

(40)

pada tanaman salak desa Sibio-bio yaitu berbentuk bulat. Gambar pada karakter morfologis batang salak desa Sibio-bio dapat dilihat pada Lampiran 16.

[image:40.595.113.514.206.557.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis daun salak desa Sibio-bio dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Karakter-karakter morfologis daun

Sampel Pengamatan Parameter

Susunan daun Ukuran Daun(cm) Warna Daun Atas/Bawah Warna Pelepah Panjang Pelepah(m) Warna Duri A1 Menyirip 62,0 x 5,8 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,33 Coklat

A2 Menyirip 61,4 x 4,2 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,34 Coklat

A3 Menyirip 63,4 x 4,9 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,52 Coklat

A4 Menyirip 62,5 x 4,5 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,26 Coklat

A5 Menyirip 61,6 x 4,3 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,52 Coklat

A6 Menyirip 65,0 x 5,5 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,63 Coklat

A7 Menyirip 61,8 x 3,9 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,72 Coklat

A8 Menyirip 63,2 x 4,7 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,13 Coklat

A9 Menyirip 62,9 x 5,2 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,41 Coklat

A10 Menyirip 62,7 x 4,3 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,85 Coklat

A11 Menyirip 64,9 x 4,4 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,10 Coklat

A12 Menyirip 64,3 x 5,2 Hijau Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,23 Coklat

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Sibio-bio pada karakter morfologis daun diketahui bahwa parameter susunan anak daun yaitu daun tersusun berbentuk menyirip. Pada parameter ukuran daun yang tertinggi yaitu pada sampel A6 sebesar 65,0 cmx 5,5 cm, sedangkan ukuran daun

yang terendah yaitu pada sampel A2 sebesar 61,4 cm x 4,2 cm. Pada pengamatan

(41)

diketahui bahwa pelepah daun setiap sampel berwarna hijau keabuan. Sedangkan

pada parameter panjang pelepah tertinggi yaitu pada sampel A6 sebesar

5,63 meter, dan panjang pelepah terendah pada sampel A2

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis bunga salak desa Sibio-bio dapat dilihat pada tabel berikut ini :

[image:41.595.115.516.293.529.2]

sebesar 4,34 meter. Dan pada pengamatan parameter warna duri tanaman salak desa Sibio-bio diketahui bahwa duri pada tanaman salak desa Sibio-bio yaitu berwarna coklat.

Tabel 4. Karakter morfologis bunga Sampel

Pengamatan Parameter Warna

Bunga/ Kepala putik

Kedudukan Bunga

Panjang Tongkol Bunga

Jumlah Tongkol (Tandan)

Warna Seludang

Bunga

Panjang Seludang

Bunga

A1 Merah Putih Diketiak pelepah 11,2 cm 5 Coklat 29,5 cm

A2 Merah Putih Diketiak pelepah 7,3 cm 4 Coklat 26,8 cm

A3 Merah Putih Diketiak pelepah 9,4 cm 4 Coklat 27,3 cm

A4 Merah Putih Diketiak pelepah 8,6 cm 4 Coklat 27,6 cm

A5 Merah Putih Diketiak pelepah 12,5 cm 5 Coklat 29,3 cm

A6 Merah Putih Diketiak pelepah 9,7 cm 4 Coklat 26,5 cm

A7 Merah Putih Diketiak pelepah 9,8 cm 4 Coklat 26,8 cm

A8 Merah Putih Diketiak pelepah 9,2 cm 4 Coklat 26,7 cm

A9 Merah Putih Diketiak pelepah 9,0 cm 4 Coklat 26,2 cm

A10 Merah Putih Diketiak pelepah 8,3 cm 2 Coklat 25,5 cm

A11 Merah Putih Diketiak pelepah 7,4 cm 3 Coklat 24,2 cm

A12 Merah Putih Diketiak pelepah 8,3 cm 4 Coklat 26,5 cm

Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Sibio-bio pada karakter morfologis bunga diketahui bahwa parameter warna bunga yaitu berwarna merah dengan kepala putik berwarna putih. Pada parameter kedudukan bunga diketahui bahwa bunga berada diketiak pelepah. Pada parameter panjang tongkol bunga yang tertinggi yaitu pada sampel A1 sebesar 12,5 cm, sedangkan

panjang tongkol bunga yang terendah yaitu pada sampel A2 sebesar 7,3 cm. Pada

pengamatan parameter jumlah tongkol tertinggi pada sampel A1 dan A5 sebesar

(42)

sebesar 2 tandan per tanaman.. Pada parameter warna seludang bunga diketahui bahwa warna seludang bunga setiap sampel berwarna coklat. Dan pada parameter panjang seludang bunga tertinggi yaitu pada sampel A1 sebesar 29,5 cm,

sedangkan panjang seludang bunga terendah pada sampel A2

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis buah salak desa Sibio-bio dapat dilihat pada tabel berikut ini :

[image:42.595.112.514.265.596.2]

sebesar 24,2 cm.

Tabel 5. Karakter morfologi buah

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Tandan Bentuk Buah Berat Buah (g) Warna Kulit Buah Warna Daging Buah Rasa Daging Buah Tekstur Daging Buah Warna Biji Tua

A1 5 Lonjong 100 Coklat Putih Susu Manis

Sepat

Berserat Kasar

Hitam

A2 4 Lonjong 80 Coklat Putih Susu Manis

Sepat

Berserat Halus

Hitam

A3 4 Lonjong 80 Hitam Putih Susu Manis

Asam

Berserat Halus

Coklat

A4 3 Bulat 80 Hitam Putih

Kemerahan

Manis Berserat

Halus

Coklat

A5 2 Bulat 100 Hitam Putih

Kemerahan Manis Sepat Berserat Halus Coklat

A6 3 Bulat 90 Coklat Putih Manis

Asam

Berserat Halus

Coklat

A7 3 Bulat 90 Coklat Putih

Kemerahan Manis Asam Berserat Halus Coklat

A8 4 Bulat 80 Coklat Putih

Kemerahan

Manis Berserat

Halus

Coklat

A9 4 Lonjong 80 Hitam Putih

Kemerahan Manis Asam Berserat Halus Hitam

A10 4 Lonjong 70 Hitam Putih Manis

Sepat

Berserat Halus

Coklat

A11 4 Bulat 70 Hitam Putih

Kemerahan

Asam Berserat

Halus

Coklat

A12 5 Bulat 90 Coklat Putih

Kemerahan Manis Asam Berserat Halus Coklat

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Sibio-bio pada karakter morfologis buah diketahui bahwa parameter jumlah tandan yang tertinggi yaitu pada sampel A1 dan A12 sebesar 5 tandan, sedangkan jum lah

tandan terendah yaitu pada sampel A5 sebesar 2 tandan. Pada parameter bentuk

(43)

sedangkan pada sampel A4, A5, A6, A7, A8, A11, dan A12 buah berbentuk bulat.

Pada parameter berat buah tertinggi yaitu pada sampel A1 dan A5 sebesar 100 g,

sedangkan berat buah terendah yaitu pada sampel A10 dan A11 sebesar 70 g. Pada

pengamatan parameter warna kulit buah pada sampel A1, A2, A6, A7, A8 dan A12

kulit berwarna coklat, sedangkan pada sampel A3, A4, A5, A9, A10 dan A11 kulit

berwarna hitam. Pada parameter warna daging buah pada sampel A1, A2, dan A9

berwarna putih susu, pada sampel A4, A5, A7, A8, A9, A11 dan A12 berwarna putih

kemerahan, sedangkan pada sampel A6 dan A10 h berwarna putih. Pada parameter

rasa daging buah dilakukan secara organoleptik pada sampel A1, A2, A5 dan A10 buah

rasa manis sepat, sedangkan pada sampel A3, A6, A7, A9 dan A12 buah rasa manis

asam, dan pada sampel A4 dan A8

Dari hasil penelitian salak desa Sibio-bio gambar karakteristik buah salak dapat dilihat pada Gambar 1, adalah sebagai berikut :

buah rasa manis. Diketahui bahwa salak desa Sibio-bio lebih dominan dengan rasa manis asam, hasil ini dapat dilihat pada skoring rasa

[image:43.595.116.511.498.712.2]

daging buah salak desa Sibio-bio (A) Lampiran 6.

(44)

2. Salak Desa Siamporik

[image:44.595.113.514.182.396.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis batang salak desa Siamporik dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Karakter-karakter morfologi batang

Sampel Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (m) Bentuk Batang

B1 6,54 m Bulat

B2 6,83 m Bulat

B3 6,72 m Bulat

B4 7,52 m Bulat

B5 6,94 m Bulat

B6 7,32 m Bulat

B7 7,12 m Bulat

B8 7,56 m Bulat

B9 6,73 m Bulat

B10 7,31 m Bulat

B11 7,25 m Bulat

B12 7,43 m Bulat

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Siamporik pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel B8 sebesar 7,56 m, sedangkan tinggi

tanaman yang terendah yaitu pada sampel B1

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis daun salak desa Siamporik dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(45)
[image:45.595.113.513.98.449.2]

Tabel 7. Karakter-karakter morfologis daun

Sampel Pengamatan Parameter

Susunan Daun Ukuran Daun Warna Daun Atas/Bawah Warna Pelepah Panjang Pelepah(m) Warna Duri

B1 Menyirip 62,2 x 5,0 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,2 m Coklat

B2 Menyirip 61,4 x 5,8 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,4 m Coklat

B3 Menyirip 61,0 x 4,9 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,1 m Coklat

B4 Menyirip 64,6 x 6,1 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,7 m Coklat

B5 Menyirip 62,5 x 5,2 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,7 m Coklat

B6 Menyirip 62,8 x 5,4 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,9 m Coklat

B7 Menyirip 62,7 x 5,9 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,7 m Coklat

B8 Menyirip 63,0 x 6,7 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

5,5 m Coklat

B9 Menyirip 62,1 x 6,3 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,2 m Coklat

B10 Menyirip 63,7 x 7,2 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,9 m Coklat

B11 Menyirip 62,6 x 5,8 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,8 m Coklat

B12 Menyirip 62,4 x 6,1 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,8 m Coklat

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Siamporik pada karakter morfologis daun diketahui bahwa parameter susunan anak daun yaitu daun tersusun berbentuk menyirip. Pada parameter ukuran daun yang tertinggi yaitu pada sampel B4 sebesar 64,6 cm x 6,1 cm, sedangkan ukuran

daun yang terendah yaitu pada sampel B2 sebesar 61,0 cm x 4,9 cm. Pada

pengamatan parameter warna daun atas yaitu berwarna hijau tua, sedangkan warna daun bawah yaitu berwarna hijau keabuan. Pada parameter warna pelepah daun diketahui bahwa pelepah daun setiap sampel berwarna hijau keabuan. Sedangkan pada parameter panjang pelepah tertinggi yaitu pada sampel B4

sebesar 5,7 meter, dan panjang pelepah terendah pada sampel B3

(46)

desa Siamporik diketahui bahwa duri pada tanaman salak desa Siamporik yaitu berwarna coklat.

[image:46.595.114.524.207.447.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis bunga salak desa Siamporik dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8. Karakter morfologi bunga

Sampel Pengamatan Parameter

Warna Bunga/ Kepala putik

Kedudukan Bunga

Panjang Tongkol Bunga

Jumlah Tongkol (Tandan)

Warna Seludang

Bunga

Panjang Seludang

Bunga

B1 Merah Putih Diketiak pelepah 10,2 cm 4 Coklat 27,2 cm

B2 Merah Putih Diketiak pelepah 9,3 cm 4 Coklat 28,3 cm

B3 Merah Putih Diketiak pelepah 8,5 cm 6 Coklat 26,1 cm

B4 Merah Putih Diketiak pelepah 13,2 cm 3 Coklat 29,7 cm

B5 Merah Putih Diketiak pelepah 11,5 cm 5 Coklat 28,4 cm

B6 Merah Putih Diketiak pelepah 11,6 cm 5 Coklat 28,9 cm

B7 Merah Putih Diketiak pelepah 12,5 cm 5 Coklat 28,7 cm

B8 Merah Putih Diketiak pelepah 13,4 cm 3 Coklat 29,5 cm

B9 Merah Putih Diketiak pelepah 9,8 cm 5 Coklat 26,8 cm

B10 Merah Putih Diketiak pelepah 12,3 cm 5 Coklat 28,6 cm

B11 Merah Putih Diketiak pelepah 10,5 cm 5 Coklat 27,9 cm

B12 Merah Putih Diketiak pelepah 12,7 cm 4 Coklat 28,8 cm

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Siamporik pada karakter morfologis bunga diketahui bahwa parameter warna bunga yaitu berwarna merah dengan kepala putik berwarna putih. Pada parameter kedudukan bunga diketahui bahwa bunga berada diketiak pelepah. Pada parameter panjang tongkol bunga yang tertinggi yaitu pada sampel B8 sebesar 13,4 cm,

sedangkan yang terendah yaitu pada sampel B3 sebesar 8,5 cm. Pada pengamatan

parameter jumlah tongkol tertinggi pada sampel B3 sebesar 6 tandan per tanaman,

sedangkan pada sampel B4 dan B8 sebesar 3 tandan per tanaman. Pada parameter

warna seludang bunga diketahui bahwa seludang bunga berwarna coklat. Dan

(47)

29,7 cm, sedangkan panjang seludang bunga terendah pada sampel B3

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis buah salak desa Siamporik dapat dilihat pada tabel berikut ini :

[image:47.595.112.516.209.541.2]

sebesar 26,1 cm.

Tabel 9. Karakter morfologi buah

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Tandan Bentuk Buah Berat Buah (g) Warna Kulit Buah Warna Daging Buah Rasa Daging Buah Tekstur Daging Buah Warna Biji Tua

B1 4 Bulat 60 Hitam Putih

Kemerahan Asam Sekali Berserat Halus Hitam

B2 6 Bulat 80 Coklat Putih Manis Berserat

Halus

Coklat

B3 5 Bulat 50 Coklat Putih

Kemerahan Manis Sekali Berserat Halus Coklat

B4 4 Bulat 100 Coklat Putih Susu Manis Berserat

Halus

Coklat

B5 4 Bulat 80 Coklat Putih Susu Manis

Sepat

Berserat Halus

Coklat

B6 5 Bulat 90 Coklat Putih Susu Asam

Sepat

Berserat Halus

Coklat

B7 4 Bulat 80

Coklat Putih

Kemerahan Manis Asam Berserat Halus Coklat

B8 4 Bulat 100 Coklat Putih

Kemerahan

Manis Berserat

Halus

Coklat

B9 4 Bulat 60 Hitam Putih

Kemerahan

Asam Berserat

Halus

Hitam

B10 4 Bulat 90 Coklat Putih Manis Berserat

Halus

Coklat

B11 5 Bulat 80 Coklat Putih Susu Manis Berserat

Halus

Coklat

B12 5 Bulat 90 Coklat Putih

Kemerahan Agak Manis Berserat Halus Coklat

Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Siamporik pada karakter morfologis buah diketahui bahwa parameter jumlah tandan yang tertinggi yaitu pada sampel B2 sebesar 6 tandan, sedangkan jumlah

tandan terendah yaitu pada sampel B1, B4, B5, B7, B8, B9 dan B10 sebesar 4

tandan. Pada parameter bentuk buah yaitu pada sampel B1, B5, B6, B10, dan B12

buahnya berbentuk bulat, sedangkan pada sampel B2, B3, B4, B7, A8, B9, dan B11

(48)

sampel B4 dan B8 sebesar 100 g, sedangkan berat buah terendah yaitu pada

sampel B3 yaitu sebesar 50 g. Pada pengamatan parameter warna kulit buah pada

sampel B1 dan B9 yaitu kulit buah berwarna hitam, sedangkan pada sampel B2,

B3, B4, B5, B6, B7, B8, B10, B11 dan B12 yaitu kulit buah berwarna coklat. Pada

parameter warna daging buah pada sampel B4, B5, B6 dan B11 yaitu daging buah

berwarna putih susu, pada sampel B1, B3, B7, B8, B9 dan B12 yaitu daging buah

berwarna putih kemerahan, sedangkan pada sampel B2 dan B10 yaitu daging buah

berwarna putih. Pada parameter rasa daging buah dilakukan secara organoleptik pada sampel B5 yaitu daging buah memiliki rasa manis sepat, sedangkan pada sampel

B7 yaitu daging buah memiliki rasa manis asam, pada sampel B2, B3, B4, B8, B10,

B11 dan B12 yaitu daging buah memiliki rasa manis, pada sampel B1 dan B9 yaitu

daging buah memiliki asam, dan pada sampel B6

Dari hasil penelitian salak desa Siamporik gambar karakteristik buah salak dapat dilihat pada Gambar 2, adalah sebagai berikut :

yaitu daging buah memiliki rasa asam

[image:48.595.115.511.526.730.2]

sepat. Diketahui bahwa salak desa Siamporik lebih dominan dengan manis, hasil ini dapat dilihat pada skoring rasa daging buah salak desa Siamporik (B) Lampiran 6.

(49)

3. Salak Desa Parsalakan

[image:49.595.113.515.182.396.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis batang salak desa Parsalakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Karakter-karakter morfologi batang

Sampel Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (m) Bentuk Batang

C1 7,25 m Bulat

C2 6,82 m Bulat

C3 7,41 m Bulat

C4 7,21 m Bulat

C5 6,93 m Bulat

C6 7,63 m Bulat

C7 6,96 m Bulat

C8 7,61 m Bulat

C9 7,52 m Bulat

C10 7,42 m Bulat

C11 7,33 m Bulat

C12 7,34 m Bulat

Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Parsalakan pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel C6 sebesar 7,63 m, sedangkan tinggi

tanaman yang terendah yaitu pada sampel C2

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis daun salak desa Parsalakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(50)
[image:50.595.110.514.97.446.2]

Tabel 11. Karakter-karakter morfologis daun

Sampel Pengamatan Parameter

Susunan Daun Ukuran Daun(cm) Warna Daun Atas/Bawah Warna Pelepah Panjang Pelepah(m) Warna Duri

C1 Menyirip 61,4 x 4,3 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,52 m Coklat

C2 Menyirip 61,5 x 4,8 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,63 m Coklat

C3 Menyirip 61,3 x 4,4 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,26 m Coklat

C4 Menyirip 62,7 x 4,9 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,71 m Coklat

C5 Menyirip 61,2 x 3,8 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,42 m Coklat

C6 Menyirip 63,2 x 5,6 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,83 m Coklat

C7 Menyirip 61,4 x 4,7 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,54 m Coklat

C8 Menyirip 58,8 x 3,2 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

3,92 m Coklat

C9 Menyirip 62,7 x 5,7 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,85 m Coklat

C10 Menyirip 55,8 x 4,9 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,16 m Coklat

C11 Menyirip 62,0 x 4,8 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,51 m Coklat

C12 Menyirip 61,7 x 4,6 Hijau

Tua

Hijau Keabuan

Hijau Keabuan

4,37 m Coklat

Pada tabel 11 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Parsalakan pada karakter morfologis daun diketahui bahwa parameter susunan anak daun yaitu daun tersusun berbentuk menyirip. Pada parameter ukuran daun yang tertinggi yaitu pada sampel C6 sebesar 63,2 cm x 5,6 cm, sedangkan ukuran

daun yang terendah yaitu pada sampel C5 sebesar 61,2 cm x 3,8 cm. Pada

pengamatan parameter warna daun atas yaitu berwarna hijau tua, sedangkan warna daun bawah yaitu berwarna hijau keabuan. Pada parameter warna pelepah daun diketahui bahwa pelepah daun setiap sampel berwarna hijau keabuan. Sedangkan pada parameter panjang pelepah tertinggi yaitu pada sampel C9

sebesar 4,85 meter, dan panjang pelepah terendah pada sampel C8

(51)

desa Parsalakan diketahui bahwa duri pada tanaman salak desa Parsalakan yaitu berwarna coklat.

[image:51.595.110.524.207.445.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis bunga salak desa Parsalakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12. Karakter morfologi bunga

Sampel Pengamatan Parameter

Warna Bunga/ Kepala putik

Kedudukan Bunga

Panjang Tongkol Bunga

Jumlah Tongkol (Tandan)

Warna Seludang

Bunga

Panjang Seludang

Bunga

C1 Merah Putih Diketiak pelepah 12,3 cm 5 Coklat 28,1 cm

C2 Merah Putih Diketiak pelepah 11,0 cm 4 Coklat 26,2 cm

C3 Merah Putih Diketiak pelepah 11,7 cm 5 Coklat 27,3 cm

C4 Merah Putih Diketiak pelepah 12,9 cm 5 Coklat 29,3 cm

C5 Merah Putih Diketiak pelepah 11,2 cm 4 Coklat 26,4 cm

C6 Merah Putih Diketiak pelepah 12,5 cm 4 Coklat 28,9 cm

C7 Merah Putih Diketiak pelepah 12,0 cm 5 Coklat 28,3 cm

C8 Merah Putih Diketiak pelepah 11,8 cm 4 Coklat 27,4 cm

C9 Merah Putih Diketiak pelepah 12,0 cm 4 Coklat 28,6 cm

C10 Merah Putih Diketiak pelepah 11,7 cm 5 Coklat 27,9 cm

C11 Merah Putih Diketiak pelepah 11,6 cm 5 Coklat 27,7 cm

C12 Merah Putih Diketiak pelepah 12,8 cm 5 Coklat 28,8 cm

Pada tabel 12 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Parsalakan pada karakter morfologis bunga diketahui bahwa parameter warna bunga yaitu berwarna merah dengan kepala putik berwarna putih. Pada parameter kedudukan bunga diketahui bahwa bunga berada diketiak pelepah. Pada parameter panjang tongkol bunga yang tertinggi yaitu pada sampel C4 sebesar 12,9 cm,

sedangkan panjang tongkol bunga yang terendah yaitu pada sampel C2 sebesar

11,0 cm. Pada pengamatan parameter jumlah tongkol tertinggi pada sampel C1, C3,

C4, C7, C10, C11 dan C12 sebesar 5 tandan per tanaman, sedangkan jumlah tongkol

terendah pada sampel C2, C5, C6, C8 dan C9 sebesar 4 tandan per tanaman. Pada

(52)

yaitu pada sampel C4 sebesar 29,3 cm, sedangkan panjang seludang bunga

terendah pada sampel C2

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis buah salak desa Parsalakan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

[image:52.595.112.519.208.542.2]

sebesar 26,2 cm.

Tabel 13. Karakter morfologis buah

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Tandan Bentuk Buah Berat Buah (g) Warna Kulit Buah Warna Daging Buah Rasa Daging Buah Tekstur Daging Buah Warna Biji Tua

C1 4 Bulat 70 Coklat Putih Manis Berserat

Halus

Coklat

C2 4 Lonjong 60 Coklat Merah Manis Berserat

Halus

Coklat

C3 4 Lonjong 70 Hitam Putih

Kemerahan Manis Asam Berserat Halus Hitam

C4 3 Lonjong 80 Coklat Putih Asam Berserat

Halus

Coklat

C5 3 Lonjong 60 Coklat Putih Susu

Kemerahan Manis Sepat Berserat Halus Coklat

C6 5 Bulat 80 Coklat Putih Manis

Asam

Berserat Halus

Coklat

C7 4 Lonjong 70 Hitam Putih Manis Berserat

Halus

Coklat

C8 3 Lonjong 70 Hitam Putih Manis

Asam

Berserat Halus

Coklat

C9 4 Bulat 80 Coklat Putih Asam Berserat

Halus

Coklat

C10 3 Bulat 70 Coklat Putih

Kemerahan Asam Sepat Berserat Halus Coklat

C11 5 Bulat 70 Coklat Putih

Kemerahan

Asam Berserat

Halus

Coklat

C12 4 Bulat 80 Coklat Putih

Kemerahan Manis Asam Berserat Halus Coklat

Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa dari hasil penelitian salak desa Siamporik pada karakter morfologis buah diketahui bahwa parameter jumlah tandan yang tertinggi yaitu pada sampel C6 sebesar 5 tandan, sedangkan terendah

yaitu pada sampel C4, C5, C8 dan C10 sebesar 3 tandan. Pada parameter bentuk

buah yaitu pada sampel C1, C6, C9, C10, C11 dan C12 berbentuk bulat, sedangkan

pada sampel C2, C3, C4, C5, C7 dan C8 berbentuk lonjong. Pada parameter berat

(53)

terendah yaitu pada sampel C2 dan C5 yaitu sebesar 60 g. Pada pengamatan

parameter warna kulit buah pada sampel C3, C7 dan C8 yaitu berwarna hitam,

sedangkan pada sampel C1, C2, C4, C5, C6, C9, C10, C11 dan C12 yaitu berwarna

coklat. Pada parameter warna daging buah pada sampel C5 yaitu berwarna putih

susu, pada sampel C3, C10, C11 dan C12 yaitu berwarna putih kemerahan,

sedangkan pada sampel C1, C4, C6, C7, C8 dan C9 yaitu berwarna putih, dan pada

sampel C5 yaitu daging buah berwarna merah. Pada parameter rasa daging buah

dilakukan secara organoleptik pada sampel C5 yaitu daging buah memiliki rasa manis

sepat, sedangkan pada sampel C3, C6, C8 dan C12 yaitu daging buah memiliki rasa

manis asam, pada sampel C1 dan C7 yaitu daging buah memiliki rasa manis, pada

sampel C2, C4, C9 dan C11 yaitu daging buah memiliki asam, dan pada sampel C10

Dari hasil penelitian salak desa Siamporik gambar karakteristik buah salak dapat dilihat pada Gambar 3, adalah sebagai berikut :

yaitu daging buah memiliki rasa asam sepat. Diketahui bahwa salak desa Parsalakan lebih

dominan dengan rasa manis asam, hasil ini dapat dilihat pada skoring rasa daging

[image:53.595.114.510.516.715.2]

buah salak desa Parsalakan (C) Lampiran 6.

(54)
[image:54.595.114.514.306.650.2]

Diketahui beberapa karakter morfologis terdapat karakter yang sama pada tiga desa yang diamati yaitu bentuk batang, susunan anak daun, warna daun, warna pelepah daun, warna duri, warna bunga jantan dan bunga hermafrodit serta warna seludang bunga dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan pada tanaman jantan yang diamati diperoleh hasil karakter morfologi dan ciri-ciri yang sama seperti tanaman salak hermafrodit, yang membedakan salak jantan dengan salak hermafrodit adalah ciri-ciri bunga. Tanaman salak jantan hanya menghasilkan bunga yang fungsinya sebagai penyerbuk untuk tanaman salak hermafrodit.

Gambar 4. Ciri-ciri karakter mofologis batang, daun, bunga, dan biji Keterangan gambar :

a. Tanaman salak hermafrodit (umur + 30 tahun) f. Bunga hermafrodit

b. Tanaman salak jantan (umur + 30 tahun) g. Seludang bunga dan buah c. Pelepah daun salak dan durinya h. Buah per tandan

d. Daun salak i. Biji buah

e. Bunga jantan salak

i b

d

g a

h

f e

(55)
[image:55.595.118.516.264.416.2]

Hasil analisis tujuh karakter fenotipe yang diukur secara kuantitatif yang dianalisis dengan perbandingan nilai keragaman dengan standar deviasi disajik

Gambar

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan
Tabel 2. Karakter-karakter morfologis batang
Tabel 3. Karakter-karakter morfologis daun
Tabel 4. Karakter morfologis bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait

DFD Level 2 terlihat pada gambar 4.5 berikut : Admin Calon Santri Data Admin Data Login Info Admin Info Login Data Pendaftar Info Pendaftar Info Bayar Data Bayar Bendahara Petugas

Umur batuan dihitung sejak batuan tersebut mengkristal (walaupun masih berwujud magma), perhitungan menggunakan metode K/Ar. Waktu letusan dihitung lewat bangkai makhluk hidup

Siklus akan dihentikan jika nilai yang diperoleh siswa dalam menulis laporan dengan menggunakan metode karya wisata telah mencapai beberapa kriteria keterlaksanaan

Bila mu- tu warga belajar paket C meningkat, da- pat diharapkan peringkat kelulusan da- lam program tersebut akan lebih baik; (3) memberikan alternatif bagi Dinas

Sebagai penutup hasil penelitian yang mengkaji hubungan antara kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian dengan kinerja guru Pendidikan Agama Islam SDN Kecamatan

In data mining, model building consists of several tasks such as result visualization, model diagnostics, residual diagnostics, ROC curves, etc.. In this section,

Ini berbeda dengan Linux, karena aplikasi- aplikasi Linux dikembangkan dan dibuat oleh banyak programmer dari seluruh dunia, maka rilis-rilis patch terbaru akan selalu tersedia

Standar Kompetensi : Memahami dan menguasai konsep teoretis tentang pengaruh otak dan sistem syaraf terhadap perilaku2. Kompetensi Dasar : Mampu menyebutkan,