PRA RANCANGAN PABRIK
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN VINIL ASETAT
DARI ASETILEN DAN ASAM ASETAT DALAM FASA GAS
DENGAN KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
SETO PRAMANA
080405079
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Pra
Rancangan Pabrik Pembuatan Vinil Asetat Dari Asetilen dan Asam Asetat
Dalam Fasa Gas Dengan Kapasitas 40.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini
dikerjakan sebagai syarat untuk kelulusan dalam sidang sarjana.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis begitu banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Taslim, MSi sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ibu Ir. Netti Herlina, MT sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Ibu Ir. Renita Manurung, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Kimia FT USU.
4. Bapak Dr. Ir. Irvan, MSi sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik
Kimia FT USU.
5. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani
studi.
6. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan di Deparetemen Teknik
Kimia.
7. Dan yang paling istimewa Orang tua penulis yang tidak pernah lupa memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Teman seperjuangan Halim Cahjadi sebagai partner penulis dalam penyelesaian
Tugas Akhir ini.
9. Buat seorang yang special MJ yang selalu mendukung ku.
10.Teman-teman ’08 dan Adik-adik junior stambuk ’09 dan ’10.
11.Seluruh Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga turut
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 2 September 2010
Penulis,
INTISARI
Vinil asetat diperoleh melalui reaksi fasa gas antara asetilen dan asam asetat
dengan bantuan suatu katalis zinc asetat dan karbon di dalam reaktor packed bed
pada temperatur dan tekanan yang tidak terlalu tinggi.
Pabrik pembuatan vinil asetat ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 40.000 ton/tahun dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Kawasan Industri Panca Puri di Jln. Raya Anyer Km.
123 Desa Ciwandan, Kotamadya Cilegon, Propinsi Banten, dengan luas areal 9500
m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 130 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem
garis dan staf.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan vinil asetat ini adalah sebagai
berikut:
Modal Investasi : Rp 319.437.462.616,-
Biaya Produksi : Rp 331.775.166.061,-
Hasil Penjualan : Rp 416.668.893.325,-
Laba Bersih : Rp 84.893.727.264,-
Profit Margin : 20,27 %
Break Even Point : 45,20 %
Return on Investment : 18,51 %
Return on Network : 30,85 %
Pay Out Time : 5,40 tahun
Internal Rate of Return : 28,81 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
Vinil Asetat dari Asetilen dan Asam Asetat dalam Fasa Gas ini layak untuk
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan masalah ... I-2
1.3 Tujuan Perancangan Pabrik ... I-2
1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1
2.1 Etilena ... II-1
2.2 Asam Asetat ... II-2
2.3 Vinil Asetat Monomer (VAM) ... II-4
2.4 Katalis untuk Vinil Asetat Monomer(VAM) ... II-5
2.5 Sifat-sifat Bahan Baku dan Produk ... II-5
2.5.1 Sifat-sifat Bahan Baku ... II-5
2.5.2 Sifat-sifat Bahan Pembantu ... II-6
2.5.3 Sifat-sifat Hasil Utama ... II-6
2.6 Proses Pembuatan Vinil Asetat ... II-7
2.7 Deskripsi Proses ... II-8
BAB III NERACA MASSA ... III-1
3.1 Vaporizer (V-201) ... III-1
3.2 Mixing Point I (M-201) ... III-1
3.3 Reaktor (R-201) ... III-2
3.4 Blower (BL-201) ... III-2
3.5 Separator (SP-301) ... III-2
3.6 Absorber (AB-301) ... III-3
3.7 Mixing Point II (M-301) ... III-3
3.9 Menara Distilasi (MD-301) ... III-4
3.10 Kondensor (CD-301) ... III-4
3.11 Akumulator (AC-301) ... III-4
3.12 Reboiler (RB-301) ... III-5
BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1
4.1 Vaporizer (V-201) ... IV-1
4.2 Reaktor (R-201) ... IV-1
4.3 Heater 1 (HE-201) ... IV-1
4.4 Heater 2 (HE-202) ... IV-2
4.5 Heater 3 (HE-203) ... IV-2
4.6 Cooler 1 (HE-204) ... IV-2
4.7 Kondensor Parsial (CD-201) ... IV-2
4.8 Destilasi (T-201) ... IV-3
4.8.1 Kondensor Sub Cooler (CD-301) ... IV-3
4.8.2 Reboiler (RB-301) ... IV-3
4.9 Cooler 2 (HE-301) ... IV-3
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1
5.1 Tangki Penyimpanan Asetilena (TK-101) ... V-1
5.2 Tangki Penyimpanan Asam Asetat (TK-102) ... V-1
5.3 Tangki Penyimpanan Asam Asetat (TK-103) ... V-2
5.4 Tangki Penyimpanan Vinil Asetat (TK-201) ... V-3
5.5 Tangki Pencampur I (V-101) ... V-3
5.6 Tangki Pencampur II (V-201) ... V-4
5.7 Akumulator (V-202) ... V-4
5.8 Kompresor I (C-101) ... V-5
5.9 Kompresor II (102) ... V-5
5.10 Kompresor III (C-201) ... V-6
5.11 Ekspander (JE-201) ... V-6
5.12 Blower (JB-201) ... V-6
5.13 Knock Out Drum (KO-201) ... V-7
5.14 Dekanter (D-201) ... V-7
5.16 Kolom Destilasi (T-101) ... V-9
5.17 Vaporizer 1 (E-101) ... V-9
5.18 Vaporizer 2 (E-102) ... V-10
5.19 Vaporizer 3 (E-103) ... V-10
5.20 Heater 1 (E-104) ... V-11
5.21 Cooler 1 (E-201) ... V-11
5.22 Heater 2 (E-202) ... V-11
5.23 Kondensor (E-203) ... V-12
5.24 Reboiler (E-204) ... V-12
5.25 Cooler 2 (205) ... V-12
5.26 Pompa Etilena (P-101) ... V-13
5.27 Pompa Oksigen (P-102) ... V-13
5.28 Pompa Asam Asetat (P-103) ... V-13
5.29 Pompa Asam Asetat (P-104) ... V-13
5.30 Pompa Recycle Asam Asetat (P-105) ... V-14
5.31 Pompa V-201 (P-201) ... V-14
5.32 Pompa Reboiler (P202) ... V-14
5.33 Pompa Refluks Distilat (P-203) ... V-15
5.34 Pompa Destilat (P-204) ... V-15
5.35 Pompa Dekanter (P-205) ... V-15
5.36 Pompa Recycle ... V-16
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-7
BAB VII UTILITAS ... VII-1
7.1 Kebutuhan Uap (Steam) ... VII-1
7.2 Kebutuhan Air ... VII-2
7.2.1 Screening ... VII-6
7.2.2 Sedimentasi ... VII-6
7.2.3 Koagulasi dan Flokulasi ... VII-6
7.2.4 Filtrasi ... VII-8
7.2.6 Deaerator ... VII-12
7.3 Kebutuhan Listrik ... VII-12
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-12
7.5 Unit Pengolahan Limbah ... VII-14
7.5.1 Bak Penampungan (BP) ... VII-16
7.5.2 Bak Ekualisasi (BE) ... VII-16
7.5.3 Bak Pengendapan ... VII-17
7.5.4 Bak Netralisasi ... VII-17
7.5.5 Pengolahan limbah dengan sistem Activated Sludge ... VII-18
7.5.6 Tangki Sedimentasi ... VII-22
7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-22
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-3
8.3 Perincian Luas Tanah ... VIII-5
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3
9.3 Bentuk Hukum dan Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-6
9.5 Sistem Kerja ... IX-8
9.6 Jumlah Karyawan dan tingkat Pendidikan ... IX-9
9.7 Sistem Penggajian ... IX-11
9.8 Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-12
BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/ Total Cost (TC) ... X-4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-5
10.4 Bonus Perusahaan ... X-5
10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5
10.6 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN A ... LA-1
LAMPIRAN B ... LB-1
LAMPIRAN C ... LC-1
LAMPIRAN D ... LD-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rumus Struktur Vinil Asetat ... II-5
Gambar 6.1 Instrumentasi pada Pra-rancangan Pabrik Pembuatan
Vinil Asetat ... VI-5
Gambar 8.1 Tata letak Pra-rancangan Pabrik Pembuatan Vinil Asetat ... VIII-6
Gambar LD.1 Sketsa sebagian bar screen ... LD-1
Gambar LD.2 Grafik Entalpi dan temperatur cairan dalam Cooling Tower ... LD-29
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Mixing Point I (M-101) ...III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Mixing Point II (M-102) ...III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Tangki Pencampur I (V-101) ...III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Reaktor (R-101) ...III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Knock Out Drum (KO-201) ...III-2
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Tangki Pencampur II (V-201) ...III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Kolom Destilasi (T-201) ...III-3
Tabel 3.8 Neraca Massa pada Kondensor (E-203) ...III-4
Tabel 3.9 Neraca Massa pada Reboiler (E-204)...III-4
Tabel 3.10 Neraca Massa pada Akumulator (V-202) ...III-4
Tabel 3.11 Neraca Massa pada Splitter I (SP-201) ...III-5
Tabel 3.12 Neraca Massa pada Dekanter (D-201) ...III-5
Tabel 3.13 Neraca Massa pada Splitter II (SP-202) ...III-6
Tabel 3.14 Neraca Massa pada Splitter III (SP-202) ...III-6
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Vaporizer 1 (E-101) ... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Energi pada Vaporizer 2 (E-102) ... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Energi pada Vaporizer 3 (E-103) ... IV-1
Tabel 4.4 Neraca Energi pada Heater 1 (E-104) ... IV-2
Tabel 4.5 Neraca Energi pada Reaktor (R-101) ... IV-2
Tabel 4.6 Neraca Energi pada Cooler 1 (E-201) ... IV-2
Tabel 4.7 Neraca Energi pada Heater 2 (E-202) ... IV-2
Tabel 4.8 Neraca Energi pada Kondensor (E-203) ... IV-3
Tabel 4.9 Neraca Energi pada Reboiler (E-204) ... IV-3
Tabel 4.10 Neraca Energi pada Cooler 2 (E-205) ... IV-3
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Vinil Asetat dari
Etilena, Asam Asetat dan Oksigen ... VI-7
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap pada 300 oC, 476 kPa ... VII-1 Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin pada Alat ... VII-2
Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Cidanau ... VII-4
Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik ... VII-12
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah ... VIII-5
Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift ... IX-9
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya... IX-10
Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-11
Tabel LA.1 Neraca Massa Kolom Splitter II (SP-202)... LA-3
Tabel LA.2 Neraca Massa Dekanter (D-201) ... LA-6
Tabel LA.3 Neraca Massa Kolom Destilasi (T-201) ... LA-9
Tabel LA.4 Neraca Massa Splitter I (SP-201) ... LA-11
Tabel LA.5 Neraca Massa Akumulator (V-202) ... LA-12
Tabel LA.6 Neraca Massa Kondensor (E-203) ... LA-13
Tabel LA.7 Neraca Massa Reboiler (E-204) ... LA-16
Tabel LA.8 Neraca Massa Tangki Pencampur II (V-201) ... LA-18
Tabel LA.9 Neraca Massa Knock Out Drum (KO-201) ... LA-22
Tabel LA.10 Neraca Massa Reaktor (R-101) ... LA-25
Tabel LA.11 Neraca Massa Splitter III (SP-203) ... LA-28
Tabel LA.12 Neraca Massa Tangki Pencampur II (V-101) ... LA-30
Tabel LA.13 Neraca Massa Mixing Point I (M-101) ... LA-31
Tabel LA.14 Neraca Massa Mixing Point II (M-102) ... LA-33
Tabel LB.1 Kapasitas Panas Cair ... LB-1
Tabel LB.2 Panas Laten ... LB-1
Tabel LB.3 Kapasitas Panas Gas ... LB-1
Tabel LB.4 Panas Reaksi Pembentukan Fasa Gas ... LB-2
Tabel LB.5 Tekanan Uap Antoine ... LB-2
Tabel LB.6 Neraca Energi pada Vaporizer 1 (E-101) ... LB-5
Tabel LB.7 Panas Masuk Vaporrizer 2 (E-102) ... LB-6
Tabel LB.8 Panas Keluar Vaporrizer 2 (E-102) ... LB-6
Tabel LB.9 Neraca Energi pada Vaporizer 2 (E-102) ... LB-7
Tabel LB.10 Panas Masuk Vaporrizer 3 (E-103) ... LB-8
Tabel LB.11 Panas Keluar Vaporrizer 3 (E-103) ... LB-9
Tabel LB.13 Panas Masuk Heater 1 (E-104) ...LB-11
Tabel LB.14 Panas Keluar Heater 1 (E-104) ...LB-11
Tabel LB.15 Neraca Energi pada Heater 1 (E-104) ...LB-12
Tabel LB.16 Panas Keluar Reaktor (R-101) ...LB-13
Tabel LB.17 Neraca Energi pada Reaktor (R-101) ...LB-15
Tabel LB.18 Panas Keluar Cooler 1 (E-201) ...LB-16
Tabel LB.19 Neraca Energi pada Cooler 1 (E-201) ...LB-17
Tabel LB.20 Panas Masuk Heater 2 (E-202) ...LB-18
Tabel LB.21 Neraca Energi pada Heater 2 (E-202) ...LB-19
Tabel LB.22 Data Perhitungan Dew Point ...LB-20
Tabel LB.23 Panas Masuk Kondensor (E-203) ...LB-21
Tabel LB.24 Panas Keluar Kondensor (E-203) ...LB-21
Tabel LB.25 Neraca Energi pada Kondensor (E-203) ...LB-22
Tabel LB.26 Data Perhitungan Suhu Operasi Reboiler ...LB-23
Tabel LB.27 Panas Masuk Reboiler (E-204) ...LB-23
Tabel LB.28 Panas Keluar Reboiler pada Alur 30 ...LB-24
Tabel LB.29 Panas Keluar Reboiler pada Alur 31 ...LB-24
Tabel LB.30 Neraca Energi pada Reboiler (E-204) ...LB-25
Tabel LB.31 Panas Masuk Cooler 2 (E-205) ...LB-26
Tabel LB.32 Panas Keluar Cooler 2 (E-205) ...LB-26
Tabel LB.33 Neraca Energi pada Cooler 2 (E-205) ...LB-27
Tabel LC.1 Data pada Alur 34 ...LC-10
Tabel LC.2 Data pada Tangki Pencampur I (V-101) ...LC-14
Tabel LC.3 Data pada Tangki Pencampur II (V-201) ...LC-17
Tabel LC.4 Data pada Akumulator (V-202) ...LC-20
Tabel LC.5 Komposisi Gas Pada Knock Out Drum ...LC-29
Tabel LC.6 Komposisi Bahan pada Alur Vd Kolom Destilasi T–201 ...LC-40
Tabel LC.7 Komposisi Bahan pada Alur Lb Kolom Destilasi T–201...LC-41
Tabel LC.8 Data pada Alur 6 ... LC-113
Tabel LC.9 Data pada Alur 30 ... LC-115
Tabel LC.10 Data pada Alur 21 ... LC-118
Tabel LC.12 Data pada Alur 27 ... LC-124
Tabel LC.13 Data pada Alur 26 ... LC-126
Tabel LC.14 Data pada Alur 32 ... LC-129
Tabel LC.15 Data pada Alur 35 ... LC-132
Tabel LD.1 Perhitungan Entalpi dalam Penentuan Tinggi Menara Pendingin LD-29
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya ... LE-1
Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-3
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-8
Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah ... LE-9
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ... LE-12
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai ... LE-15
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ... LE-17
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja... LE-18
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia
No.17 Tahun 2000 ... LE-20
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Sesuai UU RI
No. 17 Tahun 2000 ... LE-20
Tabel LE.11 Data Perhitungan BEP ... LE-28
INTISARI
Vinil asetat diperoleh melalui reaksi fasa gas antara asetilen dan asam asetat
dengan bantuan suatu katalis zinc asetat dan karbon di dalam reaktor packed bed
pada temperatur dan tekanan yang tidak terlalu tinggi.
Pabrik pembuatan vinil asetat ini direncanakan berproduksi dengan
kapasitas 40.000 ton/tahun dengan masa kerja 330 hari dalam satu tahun. Lokasi
pabrik direncanakan di daerah Kawasan Industri Panca Puri di Jln. Raya Anyer Km.
123 Desa Ciwandan, Kotamadya Cilegon, Propinsi Banten, dengan luas areal 9500
m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 130 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem
garis dan staf.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan vinil asetat ini adalah sebagai
berikut:
Modal Investasi : Rp 319.437.462.616,-
Biaya Produksi : Rp 331.775.166.061,-
Hasil Penjualan : Rp 416.668.893.325,-
Laba Bersih : Rp 84.893.727.264,-
Profit Margin : 20,27 %
Break Even Point : 45,20 %
Return on Investment : 18,51 %
Return on Network : 30,85 %
Pay Out Time : 5,40 tahun
Internal Rate of Return : 28,81 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pembuatan
Vinil Asetat dari Asetilen dan Asam Asetat dalam Fasa Gas ini layak untuk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia semakin
mengalami peningkatan, meskipun sempat dilanda krisis ekonomi. Oleh karena itu
permintaan akan bahan baku pun semakin tinggi, sehingga produksi dalam negeri
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut, Indonesia melakukan impor bahan baku. Namun, krisis ekonomi yang
melanda Amerika pada akhir tahun 2008 memberikan pengaruh terhadap
perekonomian dunia, termasuk Indonesia sebagai Negara berkembang. Sehingga
untuk mengatasi semakin memburuknya perekonomian negara, salah satu kebijakan
yang diambil pemerintah adalah mengurangi impor. Pengembangan industri dalam
memenuhi kebutuhan dalam negeri merupakan salah satu cara untuk mengurangi
impor. Sehingga dengan kebijakan ini, diharapkan industri dalam negeri akan
mengalami peningkatan.
Vinil asetat merupakan hasil industri kimia yang hingga saat ini masih belum
dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Penggunaan vinil asetat yang utama saat
ini adalah sebagai bahan intermediet untuk membuat polimer, pelapis, cat, film,
tekstil dan produk – produk akhir lainnya. Penggunaan vinil asetat yang terbesar
adalah untuk pembuatan polimer, seperti polyvinil asetat, polyvinil alkohol, polyvinil
butyral, etilen vinil alkohol, vinil klorida-vinil asetat kopolimer, dan sebagainya.
Berdasarkan data impor statistik tahun 2006-2008, kebutuhan vinil asetat di
Indonesia adalah sebagai berikut :
Tahun Kebutuhan (Kg)
2006 26.889.462
2007 30.315.766
2008 31.310.816
2009 37.193.841
(BPS Indonesia, 2010)
Dari data di atas terlihat bahwa kebutuhan vinil asetat terus mengalami
Pada tahun 2006 kebutuhan dunia akan vinil asetat adalah 1,17 juta ton, dan
diperkirakan akan terus meningkat sebesar 3,3 – 3,9% setiap tahunnya hingga tahun
2011.
Jadi jelaslah bahwa pendirian pabrik vinil asetat di Indonesia sangat diperlukan,
dengan alasan sebagai berikut:
• Memenuhi kebutuhan vinil asetat di dalam negeri.
• Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor vinil asetat untuk memenuhi kebutuhan vinil asetat dunia.
• Menambah lapangan kerja baru.
Dengan pertimbangan di atas, maka sangatlah tepat sekarang ini bagi para investor
untuk menanam modalnya guna mendirikan pabrik vinil asetat di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Kebutuhan bahan kimia vinil asetat mengalami peningkatan setiap tahun.
Melihat hal ini, Indonesia memiliki peluang untuk memproduksi vinil asetat dalam
pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Untuk tujuan tersebut, maka perlu adanya
pra-rancangan pabrik vinil asetat (monomer) dengan proses asetilen.
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Tujuan prarancangan pabrik pembuatan vinil asetat dari asetilen dan asam
asetat adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia, khususnya dibidang
prarancangan, proses, operasi teknik kimia dan evaluasi ekonomi pabrik sehingga
akan memberikan gambaran kelayakan prarancangan pabrik pembuatan vinil asetat.
1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Pra rancangan pabrik vinil asetat dapat bermanfaat untuk informasi awal bagi
para investor yang akan mendirikan pabrik tersebut. Karena dengan adanya pabrik
tersebut, dapat mengurangi tingkat impor Indonesia terhadap vinil asetat. Disamping
itu, juga untuk memanfaatkan sumber daya alam Indonesia dan memberikan nilai
tambah pada bahan baku. Manfaat lain yang ingin dicapai dengan didirikannya
meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan meningkatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asetilena
Asetilena (nama sistematis: etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong
kepada alkuna, dengan rumus C2H2. Asetilen (C2H2) adalah gas yang tidak
berwarna, mudah terbakar, dengan bau mirip bawang putih. Asetilen adalah gas
sintetis yang diproduksi dari reaksi kalsium Karbid dengan air, dan disimpan dalam
silinder yang berisi cairan aseton. Asetilen banyak digunakan untuk pemotongan
besi, pengelasan dan juga untuk mempercepat matangnya buah-buahan. Industri yang
menggunakan asetilen antara lain:
a. Metalurgi : Metalizing, Welding, Oxyfuel cutting, Heat treating
b. Elektrik dan Elektronik : Pembangkit listrik, Sumber energi, Pemanasan
c. Agrikultur : Pematangan buah
Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari
dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon terikat
melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki hibridisasi
orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom pada asetilena
terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
Asetilena ditemukan oleh Edmund Davy pada 1836, yang menyebutnya
karburet baru dari hidrogen. Nama asetilena diberikan oleh kimiawan Perancis
Marcellin Berthelot, pada 1860.
Bahan utama pembuatan asetilena adalah kalsium karbonat dan batubara.
Kalsium karbonat diubah terlebih dahulu menjadi kalsium oksida dan batubara
diubah menjadi arang, dan keduanya direaksikan menjadi kalsium karbida dan
karbon monoksida,
CaO + 3C → CaC2 + CO
Kalsium karbida (atau kalsium asetilida) kemudian direaksikan dengan air
dengan berbagai metode, menghasilkan asetilena dan kalsium hidroksida. Reaksi ini
ditemukan oleh Friedrich Wohler di 1862 (Anonim , 2010a).
Sintesis kalsium karbida memerlukan temperatur yang amat tinggi, ±2000
derajat Celsius, sehingga reaksi tersebut dilakukan di dalam sebuah tungku bunga api
listrik. Reaksi ini merupakan bagian penting dari revolusi di bidang kimia pada akhir
1800-an, dengan adanya proyek tenaga hidroelektrik di Air Terjun Niagara.
Asetilena juga dapat dihasilkan dengan reaksi pembakaran parsial metana
dengan oksigen atau dengan reaksi cracking dari hidrokarbon yang lebih besar
(Anonim, 2010a).
2.2 Asam Asetat
Asam asetat dengan rumus struktur CH3COOH dikenal juga dengan asam
etanoat merupakan bahan kimia organik, dinamakan cuka karena rasanya yang asam
dan baunya yang menyengat. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat
mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Asam
asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan
nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum,
yang berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam
asetat glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak
bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk kristal
mirip es pada 16.7°C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan yang paling sering
digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau
HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Dalam keadaan murni, asam
asetat bebas air (asam asetat glasial) merupakan cairan tidak berwarna yang
menyerap air dari lingkungan (bersifat higroskopis) dan membeku dibawah 16,7 oC (62 oF) menjadi sebuah kristal padat yang tidak berwarna. Asam asetat merupakan satu dari asam karboksilat yang paling sederhana (berikutnya adalah asam format),
merupakan regensia dan bahan kimia industri yang sangat penting yang dipakai
untuk memproduksi berbagai macam bahan (Anonim, 2010b).
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan
etanol. Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia
bisa melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun
asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti
air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam
asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui
fermentasi bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui
jalur alami, namun kebanyakan hukum yang mengatur bahwa asam asetat yang
terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses biologis. Dari asam asetat yang
diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui karbonilasi
metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternative.
Produksi total asam asetat dunia diperkirakan 5 juta ton per tahun,
setengahnya diproduksi di Amerika Serikat. Eropa memproduksi sekitar 1 juta ton
per tahun dan terus menurun, sedangkan Jepang memproduksi sekitar 0.7 juta ton per
tahun. 1.51 juta ton per tahun dihasilkan melalui daur ulang, sehingga total pasar
asam asetat mencapai 6.51 juta ton per tahun. Perusahan produser asam asetat
terbesar adalah Celanese dan BP Chemicals. Produsen lainnya adalah Millenium
Chemicals, Sterling Chemicals, Samsung, Eastman, dan Svensk Etanolkem (Safitra,
2008).
Asam asetat merupakan salah satu bahan kimia antara yang digunakan dalam
pembuatan vinil asetat monomer (VAM), asam tereptalik yang dimurnikan (PTA),
asetat anhidrat, asam monokloroasetat (MCA), dan ester asetat. Penggunaan terbesar
untuk asam asetat adalah sebagai bahan baku untuk memproduksi vinil asetat
monomer (VAM). Asam asetat juga digunakan untuk pembuatan asam tereptalik
yang dimurnikan (PTA), yang mana merupakan bahan antara penting untuk berbagai
aplikasi, termasuk serat poliester, botol untuk air dan minuman ringan, film
fotografis dan pita magnetik.
Penggunaan yang penting lainnya untuk asam asetat adalah dalam produksi
asetat anhidrat. Asetat anhidrat digunakan dalam aplikasi yang luas, satu yang utama
adalah dalam pembuatan asetat selulosa. Asetat selulosa digunakan untuk membuat
serat tekstil dan filter rokok. Aplikasi lain dari asetat anhidrat adalah plastik, bahan
kimia pertanian dan farmasi. Asam monokloroasetat (MCA) dibuat dari asam asetat
dan klorin. Pengguunaan utama dari MCA adalah karboksimetil selulosa (CMC).
tekstil. MCA juga digunakan untuk membuat herbisida pada pertanian. Asam asetat
digunakan untuk pembuatan berbagai macam ester asetat; yang paling penting adalah
etil asetat, n-butil asetat dan isopropil asetat.
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan
penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi dan juga dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah (Anonim, 2010b).
2.3 Vinil Asetat Monomer (VAM)
Vinil Asetat atau VAM (vinyl acetate monomer) adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia CH3COOCH=CH2, dan merupakan monomer dari polivinil
asetat. Senyawa ini merupakan cairan tak tak berwarna dengan rasa manis. Nama
sistematis dari senyawa ini adalah 1-asetoksietilena atau etenil asetat. Senyawa ini
biasanya dibuat melalui reaksi dari etilena, asam asetat, dan oksigen dengan katalis
paladium. Senyawa ini dapat dipolimerisasi sendiri membentuk polivinil asetat
(PVA), atau bersama monomer lain untuk membentuk kopolimer seperti etilen-vinil
asetat (Anonim, 2010c)
Gambar 2.1 Rumus Struktur Vinil Asetat
VAM merupakan senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan berbagai
macam produk industri, sebagai polivinil asetat digunakan untuk memproduksi cat,
bahan perekat, dan lapisan untuk bahan lunak. Polivinil alkohol digunakan untuk
memproduksi bahan perekat. Polivinil asetal digunakan untuk memproduksi isolasi
untuk kawat magnet. Etilena vinil asetat kopolimer digunakan untuk memproduksi
bahan perekat, pelapis, dan isolasi. VAM merupakan bahan baku utama untuk
pembuatan polivinil asetat (PVAc) dan polivinil alkohol (PVOH atau PVA). Hampir
80 persen dari total keseluruhan VAM yang diproduksi diseluruh dunia digunakan
untuk membuat kedua bahan kimia tersebut. VAM juga digunakan untuk membuat
polivinil butirat (PVB), etilena-vinil asetat (EVA) kopolimer, dan resin etilena vinil
2.4 Katalis untuk Vinil Asetat Monomer (VAM)
Hal penting yang menyebabkan adanya katalis karena katalis mempercepat
laju reaksi ke arah produk maupun ke arah pereaksi, sehingga menghasilkan
rendemen produk lebih cepat (rendemen produk tidak lebih banyak daripada reaksi
yang tanpa katalis)
Katalis terbagi menjadi dua jenis:
a. Katalis Homogen: yaitu zat berwujud gas, cair atau padat yang dapat larut dalam
campuran reaksi.
b. Katalis Heterogen: biasanya adalah zat padat yang berinteraksi dengan pereaksi
berwujud gas atau cair. Reaksi berlangsung di permukaan, sehingga semakin luas
permukaan katalis, reaksi berlangsung lebih efektif, lebih cepat.
Dalam proses produksi vinil asetat yang dihasilkan melalui reaksi antara
asetilena dan asam asetat digunakan katalis zinc asetat dan karbon. Katalis zinc asetat
yang digunakan berbentuk granul dengan ukuran 3-5 mm. Dan reaksi berlangsung
secara eksotermik. Penggantian katalis dilakukan setiap dua bulan dengan laju
produksi sebesar 400-500 metrik ton per bulan. Karena tidak mengandung bahan
yang sangat korosif maka material yang digunakan juga tidak perlu material yang
memiliki ketahan korosif yang baik (Sulaeman, 2008).
2.5 Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk
2.5.1 Sifat-sifat Bahan Baku
1. Asetilen
Kenampakan : gas tak berwarna
Rumus Molekul : C2H2
Berat Molekul : 26,0373 g/mol
Densitas : 1,0967 kg/m3 Titik didih : -80,8 oC Titik lebur : -84 oC
Wujud : gas (25OC, 1 atm) (Anonim, 2010a)
2. Asam Asetat
Rumus Molekul : CH3COOH
Berat Molekul : 60,05 g/mol
Densitas : 1,049 g/cm3 Titik didih : 391,2 K
Titik lebur : 289,6 K
Wujud : cair (25OC, 1 atm) (Anonim, 2010b)
2.5.2 Sifat-sifat Bahan Pembantu
1. Katalisator Zn-Asetat
Kenampakan : kristal putih
Rumus Molekul : Zn(C4COO)2.2H2O
Berat Molekul : 183,48 g/mol
Bentuk : bola
Diameter : 3-5 mm
(Anonim, 2010e)
2. Karbon
Kenampakan : butiran berwarna hitam
Rumus Molekul : C
Berat Molekul : 12 g/mol
Diameter : 0,25 inch
(Anonim, 2010f)
2.5.3 Sifat-sifat Hasil Utama
1. Vinil Asetat
Rumus Molekul : C4H6O2
Berat Molekul : 86,09 g/gmol
Densitas : 0,934 g/cm3
Titik didih : 72,7 oC Titik lebur : -93 oC
2.6 Proses Pembuatan Vinil Asetat
Vinil asetat pertama kali dikenal oleh Kettle pada tahun 1912 sebagai hasil
samping dari pembuatan ethylidiene diasetate dari asetilen dan asam asetat. Industri
vinil asetat sendiri baru berkembang tahun 1925 dan produksinya terus meningkat
sejak tahun 1950.
Cara pembuatan vinil asetat ada 3 macam yang dibedakan oleh jenis bahan
bakunya yaitu :
1. Proses Dasar Asetilen
Asetilen direaksikan dengan asam asetat baik dalam fasa gas maupun fasa cair.
Reaksi yang terjadi adalah :
2 3
) (
2 2 3
2
3 CH COOCHCH
H C COOH
CH + ZNCHCOOH→ ∆H298 = -118 kJ/mol
a. Reaksi Fasa Cair
Pada fasa cair, konversi terjadi pada temperatur rendah berkisar 60-80 OC dan tekanan rendah berkisar 0,1-0,2. 105Pa. Oleh karena itu, dibutuhkan katalis dengan tingkat keaktifan tinggi seperti garam-garam merkuri (oksida, sulfat, pospat dan
lain-lain). Reaksi ini tidak dijalankan secara komersial.
b. Reaksi Fasa Gas
Reaksi fasa gas terjadi pada suhu 180-210 OC dan berlangsung pada tekanan atmosfir, dan dibantu oleh garam metalik. Reaksi ini menggunakan asetilen dalam
jumlah besar dengan perbandingan molar 2 sampai 5 terhadap asam asetat. Yield
vinil asetat yang dihasilkan lebih dari 97% pada asam asetat dan 95% pada asetilen
(Anonim, 2010g).
2. Proses Dasar Etilen
Etilen direaksikan dengan asam asetat dan udara baik dalam fasa gas maupun fasa cair. Reaksi yang terjadi adalah :
O H COOCHCH CH
O COOH CH
H
C2 4 3 2 3 2 2
2 1
+ →
+
+ ∆H298 = -180 kJ/mol
a. Reaksi Fasa Cair
Reaksi dapat dijalankan dalam proses batch maupun kontinu dengan kondisi
memberikan keuntungan karena biaya investasi lebih besar 50 % jika dibandingkan
dengan proses asetilen pada fasa gas
b. Reaksi Fasa Gas
Reaksi dijalankan pada suhu operasi 160-180 OC, tekanan 0,5 – 0,8.105 Pa, menggunakan katalisator palladium. Proses ini juga tidak menguntungkan karena
investasinya besar.
3. Proses Asetaldehid – Asam Asetat Anhidrid
Reaksi dijalankan dalam fasa cair, mula-mula yang terbentuk adalah
etilidiene diasetat kemudian membentuk vinil asetat. Reaksi ini tidak
menguntungkan karena yield yang dihasilkan kecil.
Dari kelima proses diatas, pada pra rancangan vinil asetat dipilih proses dasar
asetilen fasa gas dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Investasi lebih murah jika dibandingkan dengan proses dasar etilen.
2. Kondisi operasi mendekati atmosfir, sehingga operasional pabrik lebih mudah
3. Yield vinil asetat dalam proses ini lebih tinggi.
2.7 Deskripsi Proses
Bahan baku yang digunakan adalah gas asetilen 99,9 % dan asam asetat
99,8%. Reaktan asam asetat cair yang sebelumnya digunakan sebagai solvent di
absorber, AB-301 dilewatkan di heat exchanger, HE-202 dialirkan ke menara
destilasi, MD-301dari recycle hasil bawah menara distilasi dipompa dengan pompa,
P-302 sampai tekanan 1,283 atm menuju vaporizer, V-201. Di dalam vaporizer
semua cairan asam asetat diuapkan, sehingga keluar dari vaporizer berupa uap jenuh
bersuhu 180OC. Umpan segar dicampur dengan gas asetilen recycle dari absorber, AB-301 menggunakan mixing point I, M-201 dinaikkan suhunya menjadi 180OC dengan steam di penukar panas HE-201 kemudian diturunkan tekanannya menjadi
1,283 atm dengan menggunakan expander JE-201.
Gas asetilen dan gas asam asetat masuk reaktor dengan perbandingan = 4:1.
Campuran gas diumpankan ke dalam reaktor, R-201. Reaktor yang dipakai adalah
reaktor fixed bed multitubular dengan menggunakan katalisator Zn-asetat yang
eksothermis. Oleh karena itu memerlukan pendinginan. Reaktor didinginkan dengan
Dowtherm-E yang mengalir searah dengan aliran umpan. Gas keluar reaktor berupa
gas asetaldehid, asetilen yang tidak bereaksi, gas hidrogen yang tidak bereaksi, air
yang tidak bereaksi dan produk berupa vinil asetat.
Kemudian campuran gas itu ditekan dengan menggunakan blower, JB-201
sehingga tekanannya menjadi 3 atm dan didinginkan dalam penukar panas HE-202
dan HE-203 sampai suhu uap jenuh yaitu 72,75OC. Campuran gas ini didinginkan di kondensor partial, CD-201 sampai suhunya mencapai 30OC. Campuran uap dan cairan ini selanjutnya dipisahkan dalam separator drum, SP-301. Gas yang masih
belum mengembun diserap dalam absorber, AB-301 dengan menggunakan pelarut
asam asetat. Gas yang tidak terserap dalam absorber, AB-301 (gas asetilen dan
hidrogen) dipisahkan dengan splitter sebagian di-recycle dan dicampur dengan gas
asetilen segar untuk umpan reaktor. Sebagian gas yang keluar dari splitter
dikeluarkan dari proses untuk mencegah akumulasi.
Cairan yang keluar dari separator, SP-301 bersama dengan cairan yang
keluar dari absorber diumpankan ke dalam menara distilasi. Sebelum diumpankan ke
menara distilasi, MD-01 umpan dipanaskan dalam HE-202 sampai suhu 87,78OC dan diturunkan tekanannya sampai 1 atm. Di dalam menara distilasi, MD-01 terjadi
pemisahan komponen berdasarkan pada perbedaan titik didihnya. Hasil atas MD-01
berupa campuran asetaldehid, air dan vinil asetat pada suhu 72,87OC dan ditampung dalam accumulator, AC-301, dan dipompa kembali ke MD-301 sebagai refluks dan
sebagian sebagai distilat MD-301. Distilat MD-301 dengan komposisi 99,95% vinil
asetat selanjutnya didinginkan dalam HE-301 dengan menggunakan air pendingin
sampai suhu 30OC dan selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpan, TP-301 sebagai hasil utama pabrik ini, sedangkan hasil bawah MD-301 yang sebagian besar
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan vinil asetat dengan
kapasitas produksi 40.000 ton/tahun adalah sebagai berikut :
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu kerja pertahun : 330 hari
Satuan operasi : kg/jam
Kapasitas per jam : 5555,5556 kg/jam
3.1 Vaporizer (V-201)
Tabel 3.1 Neraca Massa Vaporizer (V-201)
Komponen
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam)
Alur 9 Alur 10
Asetilen - -
Asam Asetat 3868,6 3868,6
Air 13,4 13,4
Vinil Asetat 56,6 56,6
Asetaldehid - -
Hidrogen - -
Total 3938,6 3938,6
3938,6 3938,6
3.2 Mixing Point I (M-201)
Tabel 3.2 Neraca Massa Mixing Point I (M-201)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 3 Alur 5 Alur 6
Asetilen 1929,3 4780,9 6710,2
Asam Asetat - - -
Air - - -
Vinil Asetat - - -
Asetaldehid - - -
Hidrogen 0,9 17,4 18,3
Total 1930,2 4798,3 6728,5
6728,5 6728,5
Tabel 3.3 Neraca Massa Reaktor (R-201)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 8 Alur 11 Alur 12
Asetilen 6710,2 - 5032,5
Asam Asetat - 3868,6 -
Air - 13,4 13,3
Vinil Asetat - 56,6 5602,7
Asetaldehid - - 0,3
Hidrogen 18,3 - 18,3
Total 6728,5 3938,6 10667,1
10667,1 10667,1
3.4 Blower (JB-201)
Tabel 3.4 Neraca Massa Blower (JB-201)
Komponen
Masuk
(kg/jam) Keluar (kg/jam) Alur 12 Alur 13 Alur 14 Asetilen 5032,5 3192,3 1840,2
Asam Asetat - - -
Air 13,3 8,4 4,9
Vinil Asetat 4376 2327,3 2048,7
Asetaldehid 0,29 0,19 0,10
Hidrogen 18,3 11,6 6,7
Total 9440,4 5539,9 3900,5 9440,4 9440,4
3.5 Separator (SP-301)
Tabel 3.5 Neraca Massa Separator (SP-301)
Komponen
Masuk
(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 18 Alur 19 Alur 21
Asetilen 5032,5 5032,5 -
Asam Asetat - - -
Air 13,2 - 13,2
Vinil Asetat 5602,7 - 5602,7
Asetaldehid 0,3 0,3 -
Hidrogen 18,3 18,3 -
Total 10667 5051,1 5615,9
10667 10667
3.6 Absorber (AB-301)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 4 Alur 19 Alur 20 Alur 22
Asetilen - 5032,5 - 5032,5
Asam Asetat 3868,6 - 3868,6 -
Air 0,6 - 0,6 -
Vinil Asetat - - - -
Asetaldehid - 0,3 0,3 -
Hidrogen - 18,3 - 18,3
Total 3869,2 5051,1 3869,5 5050,8
8902,3 8902,3
3.7 Mixing Point II (M-301)
Tabel 3.7 Neraca Massa Mixing Point II (M-301)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 20 Alur 21 Alur 23
Asetilen - - -
Asam Asetat 3868,6 - 3868,6
Air 0,6 13,2 13,8
Vinil Asetat - 5602,8 5602,8
Asetaldehid 0,3 - 0,3
Hidrogen - - -
Total 3869,5 5616 9845,5
9845,5 9845,5
3.8 Splitter (S-301)
Tabel 3.8 Neraca Massa Splitter (S-301)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 22 Alur 5 Alur 26
Asetilen 5032,5 251,6 4780,9
Asam Asetat - - -
Air - - -
Vinil Asetat - - -
Asetaldehid - - -
Hidrogen 18,3 0,9 17,4
Total 5050,8 252,5 4798,3
5050,8 5050,8
3.9 Kolom Destilasi (MD-301)
Komponen
Masuk
(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 25 Alur 33 Alur 30
Asetilen - - -
Asam Asetat 3868,5 5283,5 -
Air 13,8 13,3 0,5
Vinil Asetat 5602,7 56,6 5546,1
Asetaldehid 0,28 - 0,28
Hidrogen - - -
Total 9485,28 3938,4 5546,88
9485,28 9485,28
3.10 Kondensor (CD-301)
Tabel 3.10Neraca Massa pada Kondensor (CD-301)
Komponen
Masuk (kg/jam)
Keluar (kg/jam) Alur 27 Alur 28
Asetilen - -
Asam Asetat - -
Air 1,2 1,2
Vinil Asetat 15401,7 15401,7
Asetaldehid 0,7 0,7
Hidrogen - -
Total 15403,6 15403,6
3.11 Akumulator (AC-301)
Tabel 3.11 Neraca Massa Akumulator (AC-301)
Komponen
Masuk
(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 28 Alur 29 Alur 30
Asetilen - - -
Asam Asetat - - -
Air 1,2 0,8 0,4
Vinil Asetat 15401,7 9855,5 5546,2
Asetaldehid 0,7 0,5 0,2
Hidrogen - - -
Total 15403,6 9856,8 5546,8
3.12 Reboiler (RB-301)
Tabel 3.12 Neraca Massa Reboiler (RB-301)
Komponen
Masuk
(kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alur 31 Alur 32 Alur 33
Asetilen - - -
Asam Asetat 14391,3 10522,7 3868,6
Air 48,8 35,4 13,4
Vinil Asetat 210,7 154 56,7
Asetaldehid - - -
Hidrogen - - -
Total 14650,8 10712,1 3938,6
BAB IV
NERACA ENERGI
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Satuan operasi : kJ/jam
Temperatur basis : 25 oC
4.1 Vaporizer ( V-201 )
Tabel 4.1 Neraca Energi Pada Vaporizer (V-201)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 674099 -
Produk - 2593313
Steam 1919214 -
Total 2593313 2593313
4.2 Reaktor ( R-101 )
Tabel 4.2 Neraca Energi Pada Reaktor (R-101)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 5469079 -
Produk - 5666243
∆Hr 6878223 -
Dowtherm E - 6681059
Total 12347302 12347302
4.3 Heater I (HE-201)
Tabel 4.3 Neraca Energi Pada Heat Exchanger I (HE-201)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 619317 -
Produk - 2240943
Steam 1621626 -
4.4 Heater II (HE-202)
Tabel 4.4 Neraca Energi Pada Heater II (HE-202)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Aliran dingin 36477 -
- 2033464
Steam 1996987 -
Total 2033464 2033464
[image:35.595.114.482.6.823.2]4.5 Heat Exchanger (HE-203)
Tabel 4.5 Neraca Energi Pada Heat Exchanger (HE-203)
Alur masuk
(kJ/jam)
Alur keluar (kJ/jam)
Aliran dingin 81715
3138793
Aliran panas 3642733
585655
Total 3724448 3724448
4.6 Cooler I (HE-204)
Tabel 4.6 Neraca Energi Pada Cooler I (HE-204)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 3155043 -
Produk - 461299
Air pendingin - 2407636
Total 3155043 3155043
4.7 Kondensor Partial (CD-201)
Tabel 4.7 Neraca Energi Pada Kondensor Partial (CD-201)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 923249 -
Produk - 96890
Air pendingin - 826359
4.8 Destilasi ( T-201 )
4.8.1 Kondensor Sub Cooler ( CD-301 )
Tabel 4.8 Neraca Energi Pada Kondensor Sub Cooler (CD-301)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 7349472 -
Produk - 1367399
Air pendingin - 5982073
Total 7349472 7349472
4.8.2 Reboiler ( RB-301 )
Tabel 4.9 Neraca Energi Pada Reboiler (RB-301)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 1216449 -
Produk - 1944740
Steam 728291 -
Total 1944740 1944740
4.9 Coller II (HE-301)
Tabel 4.10 Neraca Energi Pada Cooler II (HE-204)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 492401 -
Produk - 50373
Air pendingin - 442028
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Tangki Penyimpanan Asetilena (TK – 101)
Fungsi : Menyimpan gas asetilena untuk kebutuhan 10 hari
Bahan konstruksi : Low alloy steel SA-353
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup elipsoidal
Jenis sambungan : Single welded butt joints
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 1871,42 m3 Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 °C
- Tekanan : 6,9 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 7,812 m
- Tinggi : 10,416 m
- Tebal : 1½ in
Tutup
- Diameter : 8,69 m
- Tinggi : 1,953 m
- Tebal : 1½ in
5.2 Tangki Penyimpanan Asam Asetat (TK – 102)
Fungsi : Menyimpan asam asetat untuk kebutuhan 20 hari
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan : Single welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1788,96 m3 Kondisi operasi :
- Tekanan : 1 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 9,6944 m
- Tinggi : 12,9258 m
- Tebal : 1 in
Tutup
- Diameter : 9,6944 m
- Tinggi : 2,4236 m
- Tebal : 1 in
5.3 Ekspander I (JE-101)
Fungsi : Menurunkan tekanan gas asetilen segar
Jenis : Centrifugal Expander
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Bahan konstruksi : baja karbon
Tekanan masuk : 6,9 atm
Tekanan keluar : 3 atm
Kapasitas : 367,1 m3/jam Daya yang dihasilkan : 24 hp
5.4 Static Mixer I (M-101)
Fungsi : Untuk mencampur asetilen segar dengan asetilen recycle.
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 27,2489 m3/jam Kondisi operasi :
- Temperatur : 25 °C
- Tekanan : 3 atm
• Pipa
- Diameter : 3,5 in
- Panjang : 0,19 m
5.5 Ekspander II ( JE-201)
Fungsi : Menurunkan tekanan gas aetilen segar dan asetilen
recycle
Jenis : Centrifugal Expander
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Bahan konstruksi : baja karbon
Tekanan masuk : 3 atm
Tekanan keluar : 1,283 atm
Kapasitas : 2198,81 m3/jam Daya yang dihasilkan : 93 hp
5.6 Absorber (AB-301)
Fungsi : Mengikat Asetaldehid pada hasil atas dari separator
(SP-301) dengan menggunakan asam asetat.
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup atas dan bawah elipsoidal
Bahan : Stainless Steel SS-63 Grade A
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 °C
- Tekanan : 3 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 0,845 m
- Tinggi : 21,194 m
5.7 Vaporizer (E – 101)
Fungsi : Menguapkan asam asetat cair dari tangki sementara menjadi
uap asam asetat.
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3938,6 kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 1 1/4 in square pitch
Jumlah tube : 45
Diameter shell : 12 in
5.8 Reaktor (R-201)
Fungsi : Tempat berlangsungnya reaksi pembentukan vinil asetat
Jenis : Reaktor fixed bed multitubular
Type Reaktor : Reaktor Packed Bed
Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : cabon steel SA-285 grade A
Jumlah : 1 unit
Volume reaktor : 23,777 m3 Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
- Temperatur masuk : 180 °C
- Temperatur keluar : 209,6 °C
- Tekanan operasi : 1,283 atm
Kondisi fisik :
- Silinder
- Diameter : 2,938 m
- Panjang : 7,2 m
- Tebal : 1/4 in
- Diameter : 2,938 m
- Tinggi : 0,734 m
- Tebal : 1/4 in
- Tube:
- Diameter : 0,04233 m
- Panjang : 7,2 m
- Pitch : 2,975 triangular pitch
- Jumlah : 2348
5.9 Blower (JB-101)
Fungsi : Untuk memindahkan produk yang dihasilkan dalam wujud
gas dari reaktor
Jenis : blower sentrifugal
Bahan konstruksi : carbon steel
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 8280,01 m3/jam Daya motor : 29 hp
5.10 Heater I (HE – 201)
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran gas sebelum masuk ke
reaktor (R–201).
Jenis : 1- 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 3938,6 kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 11/4 in square pitch
Jumlah tube : 76
5.11 Heater II (HE – 202)
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran gas sebelum masuk ke
reaktor (R–201).
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 6728,5 kg/jam
Diameter tube : 3/4 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 1 in square pitch
Jumlah tube : 52
Diameter shell : 12 in
5.12 Heat Exchanger (HE – 203)
Fungsi : Mentransfer panas yang berasal dari ouput blower ke input
destilasi sebelum masuk ke menara destilasi (MD–301).
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 6728,5 kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 8 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 11/4 in square pitch
Jumlah tube : 76
Diameter shell : 15,25 in
5.13 Cooler I (HE – 204)
Fungsi : Mendinginkan campuran gas ouput blower sebelum masuk
ke cooler (E–201).
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 11/4 in square pitch
Jumlah tube : 76
Diameter shell : 15,25 in
5.14 Kondensor Parsial (E – 201)
Fungsi : Mengkondensasikan uap vinil asetat dan air dari heat
exchanger sebelum masuk ke separator (SP–201).
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 10667kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 11/4 in square pitch
Jumlah tube : 252
Diameter shell : 25 in
5.15 Separator (SP-201)
Fungsi : Memisahkan campuran fasa gas dengan fasa cair
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Low alloy steel SA-353
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1691,396 m3 Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 °C
- Tekanan : 3 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Tinggi : 1,09 m
- Tebal : 1/4 in
Tutup
- Diameter : 2,31 m
- Tinggi : 0,26 m
- Tebal : 1/4 in
5.16 Static Mixer II (M-301)
Fungsi : Untuk mencampur cairan bawah separator SP-301 dengan cairan
bawah absorber AB-301.
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 11,046 m3/jam Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 °C
- Tekanan : 3 atm
Kondisi fisik :
Pipa
- Diameter : 2,5 in
- Panjang : 0,16952 m
5.17 Kolom Destilasi (MD-301)
Fungsi : Memisahkan vinil asetat, air dan asetaldehid dengan asam
asetat
Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : carbon steel SA-285 grade A
Jenis : Sieve – tray
Jumlah : 1 unit
Jumlah piring : 17 piring
Kondisi operasi :
- Temperatur : 87,78 °C
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 2,63 m
- Tinggi : 10,2 m
- Tebal : 1/4 in Tutup
- Diameter : 2,63 m
- Tinggi : 0,6571 m
- Tebal : 1/4 in
5.18 Kondensor (CD – 301)
Fungsi : Mengkondensasikan uap dari kolom destilasi (MD–301).
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 15403,6 kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 1 1/4 in square pitch
Jumlah tube : 460
Diameter shell : 33 in
5.19 Reboiler (RE – 301)
Fungsi : Menguapkan cairan dari kolom destilasi (MD–301).
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1620,83 kg/jam
Diameter tube : 1½ in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft
Pitch (PT) : 1 9/16 in square pitch
Diameter shell : 12 in
5.20 Akumulator (V-202)
Fungsi : Mengumpulkan destilat yang keluar dari kondensor
CD-301
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup ellipsoidal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 22,096 m3 Kondisi operasi :
- Temperatur : 72,48 °C
- Tekanan : 1 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 2,671 m
- Tinggi : 3,7842 m
- Tebal : ¼ in
Tutup
- Diameter : 2,671 m
- Tinggi : 0,6677 m
- Tebal : ¼ in
5.21 Cooler II (HE – 301)
Fungsi : Mendinginkan produk vinil asetat sebelum masuk ke
tangki penyimpanan (TK-301).
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 12070kg/jam
Diameter tube : 1 in
Jenis tube : 13 BWG
Panjang tube : 16 ft
Jumlah tube : 76
Diameter shell : 15,25 in
5.22 Tangki Penyimpanan Vinil Asetat (TK –301)
Fungsi : Menyimpan vinil asetat untuk kebutuhan 20 hari
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan : Single welded butt joints
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 1384,8685 m3 Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 °C
- Tekanan : 1 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 10,5538 m
- Tinggi : 14,0717 m
- Tebal : ¾ in
Tutup
- Diameter : 10,5538 m
- Tinggi : 2,6334 m
- Tebal : ¾ in
5.23 Tangki Penyimpanan Off Gas (TK –302)
Fungsi : Menyimpan off gas untuk kebutuhan 10 hari
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA –285 Grade C
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal
Jenis sambungan : Single welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi :
- Temperatur : 30 °C
- Tekanan : 3 atm
Kondisi fisik :
Silinder
- Diameter : 6,301 m
- Tinggi : 8,401 m
- Tebal : 1 in
Tutup
- Diameter : 6,301 m
- Tinggi : 1,575 m
- Tebal : 1 in
5.24 Ekspasion Valve (EV-301)
Fungsi : Menurunkan tekanan umpan destilasi
Jenis : Centrifugal Expander
Jumlah : 1 unit dengan 1 stages
Bahan konstruksi : baja karbon
Tekanan masuk : 3 atm
Tekanan keluar : 1 atm
Kapasitas : 80,374 m3/jam Daya yang dihasilkan : 4 hp
5.25 Pompa Asam Asetat (P-101)
Fungsi : Memompa asam asetat ke absorber (AB-301)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : commercial steel
5.26 Pompa Separator (P-301)
Fungsi : Memompa cairan dari separator (SP-301)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,0697 ft3/s Daya motor : ¼ hp
5.27 Pompa Bottom Destilasi (P-302)
Fungsi : Memompa asam asetat ke Vaporizer (V-201)
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : commercial steel
Kapasitas : 0,055 ft3/s Daya motor : ¼ hp
5.28 Pompa Refluks Destilati (P-303)
Fungsi : Memompa campuran dari Akumulator (AC-301) ke refluks
Destilasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Bahan Konstruksi : commercial steel
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Alat-alat instrumentasi dipasang pada setiap peralatan proses dengan
tujuan agar para teknisi dapat memantau dan mengontrol kondisi di lapangan.
Dengan adanya istrumentasi ini pula, para teknisi dapat segera melakukan tindakan
apabila terjadi kejanggalan dalam proses. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian
tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan (error)
yang paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Considine,
1985).
Tujuan pabrik secara keseluruhan adalah untuk mengkonversi bahan baku
tertentu menjadi produk yang diinginkan menggunakan sumber-sumber energi yang
tersedia, dengan cara yang paling ekonomis. Selama operasi ini, suatu pabrik kimia
harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan perancangnya dan
kondisi-kondisi teknis, ekonomi, serta sosial secara umum dengan adanya
perubahan-prubahan eksternal yang mempengaruhi (gangguan). Diantara
persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keamanan
2. Spesifikasi produk
3. Peraturan-peraturan yang berhubungan dengan lingkungan
4. Jenis peralatan yang digunakan
5. Ekonomi
Semua persyaratan yang disebutkan di atas memerlukan pengawasan yang kontinu
terhadap operasi di dalam pabrik kimia dan pengendalian eksternal untuk menjamin
tercapainya tujuan operasi pabrik. Hal ini dilakukan dengan suatu susunan peralatan
yang rasional (alat-alat ukur, valve, kontroler, komputer) yang disebut juga dengan
instrumentasi dan campur tangan manusia (perancang pabrik dan operator pabrik),
Peralatan Instrumentasi berfungsi sebagai pengontrol, penunjuk pencatat, dan
pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga
mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau
otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada
pertimbangan ekonomio dan system peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat
instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan dalam suatu ruang
kontrol yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis) (Timmerhaus
dkk, 2004).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol/diukur oleh instrumen
adalah (Considine,1985):
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH,
huiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel
lainnya.
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah (Considine,1985):
1. Untuk variabel temperatur:
• Temperature Controller (TC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati temperatur suatu alat. Dengan menggunakan Temperature
Controller, para teknisi juga dapat melakukan pengendalian terhadap
peralatan sehingga temperatur peralatan tetap berada dalam range yang
diinginkan. Temperature Controller kadang-kadang juga dapat mencatat
temperatur dari suatu peralatan secara berkala (Temperature Recorder).
• Temperature Indicator (TI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati temperatur dari suatu alat
2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan
• Level Controller (LC) adalah instumentasi yang digunakan untuk
mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat Dengan menggunakan Level
Controller, para teknisi juga dapat melakukan pengendalian ketinggian
cairan dalam peralatan tersebut.
• Level Indicator (LI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati
3. Untuk variabel tekanan
• Pressure Controller (PC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati tekanan operasi suatu alat. Para teknisi juga dapat melakukan
perubahan tekanan dari peralatan operasi. Pressure Controller dapat juga
dilengkapi pencatat tekanan dari suatu peralatan secara berkala (Pressure
Recorder).
• Pressure Indicator (PI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati tekanan operasi suatu alat.
4. Untuk variabel aliran cairan
• Flow Controller (FC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk
mengamati laju alir larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan bila
terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian.
• Flow Indicator (FI) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati
laju aliran atau cairan suatu alat.
Instrumentasi yang digunakan pada pabrik pembuatan vinil asetat adalah :
1. Instrumentasi tangki cairan
Instrumentasi pada tangki cairan mencakup level indicator (LI) yang berfungsi
untuk menunjukkan tinggi cairan di dalam tangki bahan baku. 2. Insrumentai pada vaporizer
Instrumentasi pada vaporizer mencakup temperature controller (TC).
Temperature controller (TC) berfungsi untuk mengatur temperatur vaporizer
dengan mengatur bukaan katup uap pemanas yang masuk.
3. Instrumentasi reaktor
Instrumentasi pada reaktor mencakup temperature indicator controller (TC) dan
pressure indicator (PI). Temperature indicator controller (TIC) berfungsi untuk
mengontrol temperatur dalam reaktor dengan mengatur bukaan katup uap cairan
pendingin. Pressure indicator (PI) berfungsi untuk menunjukkan tekanan dalam
reaktor.
4. Instrumentasi pada separator
Instrumentasi pada separator mencakup pressure indicator (PI) dan level
dalam separator. Level controller (LC) berfungsi untuk mengontrol tinggi cairan
yang ada di dalam separator dengan mengatur aliran umpan yang masuk.
5. Instrumentasi kolom distilasi
Instrumentasi pada kolom distilasi mencakup temperature indicator (TI),
pressure controller (PC), dan level controller (LC). Temperature indicator (TI)
berfungsi untuk menunjukkan temperatur dalam kolom distilasi. Pressure
controller (PC) berfungsi untuk mengontrol tekanan dalam kolom distilasi
dengan mengatur bukaan katup uap keluar ke kondensor. Level controller (LC)
berfungsi untuk mengontrol tinggi cairan dalam kolom distilasi dengan mengatur
bukaan katup cairan refluks ke kolom distilasi, yang bertujuan untuk
mengantisipasi terjadinya flooding (banjir) pada tray kolom distilasi.
6. Instrumentasi reboiler
Instrumentasi pada reboiler mencakup temperature controller (TC). Temperature
controller (TC) berfungsi untuk mengontrol temperatur dalam reboiler dengan
mengatur bukaan katup uap pemanas masuk.
7. Instrumentasi pompa
Instrumentasi pada pompa mencakup flow controller (FC) yang berfungsi untuk
mengatur laju alir bahan dalam pipa dengan mengatur bukaan katup aliran bahan.
8. Instrumentasi blower
Instrumentasi pada blower mencakup pressure controller (PC) yang berfungsi
untuk mengatur tekanan bahan dalam blower dengan mengatur bukaan katup
aliran bahan.
9. Instrumentasi ekspander
Instrumentasi pada ekspander mencakup flow controller (FC) dan pressure
controller (PC). Flow controller (FC) berfungsi untuk mengatur laju alir bahan
dalam pipa dengan mengatur bukaan katup aliran bahan. Pressure controller
(PC) berfungsi untuk mengatur tekanan bahan dalam pipa dengan mengatur
LC PI
TIC
PI
Dowtherm E
TI
PC
10. Instrumentasi heater
Instrumentasi pada heater mencakup temperature controller (TC) yang berfungsi
untuk mengatur temperatur bahan keluaran heater dengan mengatur bukaan katup
uap pemanas masuk.
FC
Pompa
Heat Exchanger / cooler / kondensor Air pendingin/
steam
B
a
h
a
n
m
a
su
k
B
a
h
a