GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA SUDAH MENIKAH TENTANG KEBERSIHAN VAGINA
DI KOTA KUCHING, SARAWAK, MALAYSIA PADA TAHUN 2010
Oleh :
SITI NURUL AIN BINTI JAMIL 070100414
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA SUDAH MENIKAH TENTANG KEBERSIHAN VAGINA
DI KOTA KUCHING, SARAWAK, MALAYSIA PADA TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
SITI NURUL AIN BINTI JAMIL 070100414
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Sudah Menikah Tentang
Kebersihan Vagina Di Kota Kuching, Sarawak, Malaysia
Pada Tahun 2010
Nama : Siti Nurul Ain binti Jamil
NIM : 070100414
Pembimbing / Penguji III Penguji I
(dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc.) (dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.Kes) NIP : 197001091997022001 NIP : 197008191999032001
Penguji II
(dr. Rina Amelia, M.A.R.S.)
NIP : 197604202003122002
Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orang tua kita sejak kita masih kecil. Tetapi, karena orang tua sering kali tidak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka.Organ kewanitaan atau vagina adalah sangat penting bagi wanita. Selain sebagai alat reproduksi, organ wanita juga digunakan sebagai alat untuk melakukan kegiatan seksual dengan pasangan. Karena itu, sebaiknya vagina selalu dijaga kebersihannya. Ditemukan bahwa sedikit dari wanita yang tahu cara yang benar untuk membersihkan vagina itu. Pada vagina terdapat bakteri Lactobacillius sp. yang berfungsi sebagai sistem alami untuk menjaga kebersihan, kelembaban, dan keasaman area vagina. Jadi perlu dijaga agar kondisi pH pada labia minor tetap seimbang, sebagai perlindungan alami yang mampu menjaga keasaman area vagina dan mencegah gangguan pada vagina.
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Pengambilan sampel pula dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita sudah menikah di kawasan perumahan Taman Hussein di Kuching Sarawak tentang Kebersihan Vagina.
Dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap Kebersihan Vagina mayoritas berada dalam kategori baik yaitu sebesar 71,7%, kategori sedang diperoleh sebesar 28,3%, dan kategori kurang tidak diperoleh yaitu 0%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wanita sudah menikah di kawasan perumahan Taman Hussein berada pada kategori baik. Masukan kepada penduduk kawasan perumahan Taman Hussein adalah mengekalkan cara hidup yang sehat di samping sentiasa mencegah diri dari penyakit-penyakit pada vagina.
ABSTRACT
Health and hygiene topics are commonly discussed in our community. These are basically taught by our parents since childhood. However , as most parents are uncomfortable discussing on sexual matters, the health and hygiene that are discussed are only limited to general issues, so sexual health are always left behind. Female reproductive organ or vagina is very important to women. Not only as a reproductive organ, it is also used to perform sexual activities with their partners which is why it is extremely important to keep its cleanliness and health in top condition. Literatures have shown that only few women know the correct ways to clean their vagina. Lactobacillus sp. bacteria acts as a natural protective mechanism to keep the cleanliness, moisture, and acidity of the vagina. Therefore it is important to keep the pH condition in the major labia well balanced to act as a natural protective system that can maintain the acidity inside of the vagina and to avoid any diseases of the vagina.
This research is done by interview methods and questionnaires filling. This is a descriptive research method with a Cross Sectional Approach and the sample withdrawal is done by using a purposive sampling technique.
The aim of this research is to obtain the knowledge among the married women residing in Taman Hussein, about the Cleanliness of Vagina.
With the total sample of 60 people, the results showed that the majority of respondent’s knowledge towards the Cleanliness of a Vagina is good which is 71,7%, the average category is 28,3%, and the less category is none, which is 0%. From the results mentioned above, we can conclude that the married women in Taman Hussein have a good knowledge about the Cleanliness of Vagina. By doing this research, hopefully this will be an input to the residents of Taman Hussein so that they will maintain their healthy lifestyle and keeping their genital parts clean, besides avoiding any diseases of the vagina.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
pemilik segala ilmu pengetahuan. Berkat rahmat dan hidayahNya saya selaku
penulis dapat menyelesaikan laporan proposal penelitian ini hingga selesai.
Penulisan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang
harus dipenuhi untuk menyelesai perkuliahan di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis memilih judul: “Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Sudah Menikah Tentang Kebersihan Vagina Di Kota
Kuching Sarawak, Malaysia Pada Tahun 2010”.
Penulis selama melakukan penelitian ini telah memperoleh bantuan moral
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Tetty Aman Nasution, M.Med.Sc selaku dosen
pembimbing atas segala bimbingan dan arahan yang diberikan dalam menyusun
penelitian ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis tujukan kepada
dosen-dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat yang sudah membimbing selama
perkuliahan, serta keluarga dan teman-teman yang telah membantu dan
mendukung saya dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Sebagai manusia biasa, penulis tidak pernah luput dari kesalahan dan
kekhilafan. Sebagai mahasiswa, penulis masih berada di tahap pembelajaran yang
ingin tetap belajar memperbaiki kesalahan. Untuk itu, penulis mohon maaf
sebesar-besarnya. Semoga bisa lebih baik lagi untuk ke depannya.
Penang, Desember 2010
DAFTAR ISI
2.1.3. Vaginal Douching atau Bilas Vagina………...…………....11
2.1.4. Hubungan Douching pada Penyakit pada Vagina………....13
2.1.5. Beberapa Hal yang perlu Dihindari dalam Perawatan Vagina………...…..16 2.1.6. Penyakit pada Vagina………...………17
2.1.7. Cara Menghindari Infeksi pada Vagina…….………...18
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL...……….20 3.1. Kerangka Konsep Penelitian………..………...…..20 4.3. Populasi dan sampel penelitian………...…...………….22 4.3.1. Populasi………22
4.4. Teknik pengumpulan data………..……….24
4.4.1. Data Primer………...25
4.4.2. Data Sekunder………..25
4.4.3. Uji Validitas………..25
4.4.4. Uji Reliabilitas………..26
4.5. Pengolahan dan Analisa Data………..27
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..28
5.1. Hasil penelitian………...………….28
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..28
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………..28
5.1.3. Hasil Analisa Data………30
5.2. Pembahasan……….32
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………37
6.1. Kesimpulan……….37
6.2. Saran………...…37
DAFTAR PUSTAKA……….………..38
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Lampiran 3. Informed Consent
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1. Skor Pertanyaan pada Kuesioner Pengetahuan………..21 Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk
Tiap Pertanyaan dalam Kuesioner……….26
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan
Jenjang Usia………...29
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan
Jenjang Tingkat Pendidikan………...30
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada
Variabel Pengetahuan……….31
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Vagina Bagian Luar ...6
Gambar 4.1. Area Kawasan Perumahan Taman Hussein,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Informed Consent
ABSTRAK
Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orang tua kita sejak kita masih kecil. Tetapi, karena orang tua sering kali tidak merasa nyaman membicarakan masalah seksual, biasanya masalah kesehatan dan kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja, sedangkan urusan kesehatan organ seksual jarang kita dapatkan dari mereka.Organ kewanitaan atau vagina adalah sangat penting bagi wanita. Selain sebagai alat reproduksi, organ wanita juga digunakan sebagai alat untuk melakukan kegiatan seksual dengan pasangan. Karena itu, sebaiknya vagina selalu dijaga kebersihannya. Ditemukan bahwa sedikit dari wanita yang tahu cara yang benar untuk membersihkan vagina itu. Pada vagina terdapat bakteri Lactobacillius sp. yang berfungsi sebagai sistem alami untuk menjaga kebersihan, kelembaban, dan keasaman area vagina. Jadi perlu dijaga agar kondisi pH pada labia minor tetap seimbang, sebagai perlindungan alami yang mampu menjaga keasaman area vagina dan mencegah gangguan pada vagina.
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Pengambilan sampel pula dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita sudah menikah di kawasan perumahan Taman Hussein di Kuching Sarawak tentang Kebersihan Vagina.
Dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap Kebersihan Vagina mayoritas berada dalam kategori baik yaitu sebesar 71,7%, kategori sedang diperoleh sebesar 28,3%, dan kategori kurang tidak diperoleh yaitu 0%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wanita sudah menikah di kawasan perumahan Taman Hussein berada pada kategori baik. Masukan kepada penduduk kawasan perumahan Taman Hussein adalah mengekalkan cara hidup yang sehat di samping sentiasa mencegah diri dari penyakit-penyakit pada vagina.
ABSTRACT
Health and hygiene topics are commonly discussed in our community. These are basically taught by our parents since childhood. However , as most parents are uncomfortable discussing on sexual matters, the health and hygiene that are discussed are only limited to general issues, so sexual health are always left behind. Female reproductive organ or vagina is very important to women. Not only as a reproductive organ, it is also used to perform sexual activities with their partners which is why it is extremely important to keep its cleanliness and health in top condition. Literatures have shown that only few women know the correct ways to clean their vagina. Lactobacillus sp. bacteria acts as a natural protective mechanism to keep the cleanliness, moisture, and acidity of the vagina. Therefore it is important to keep the pH condition in the major labia well balanced to act as a natural protective system that can maintain the acidity inside of the vagina and to avoid any diseases of the vagina.
This research is done by interview methods and questionnaires filling. This is a descriptive research method with a Cross Sectional Approach and the sample withdrawal is done by using a purposive sampling technique.
The aim of this research is to obtain the knowledge among the married women residing in Taman Hussein, about the Cleanliness of Vagina.
With the total sample of 60 people, the results showed that the majority of respondent’s knowledge towards the Cleanliness of a Vagina is good which is 71,7%, the average category is 28,3%, and the less category is none, which is 0%. From the results mentioned above, we can conclude that the married women in Taman Hussein have a good knowledge about the Cleanliness of Vagina. By doing this research, hopefully this will be an input to the residents of Taman Hussein so that they will maintain their healthy lifestyle and keeping their genital parts clean, besides avoiding any diseases of the vagina.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang:
Alat genital wanita yaitu vagina, adalah sedikit berbeda berbanding alat
genital pria. Kulit dan jaringan mukosanya yang lebih bervariasi menyebabkan ia
menjadi lebih sensitif. Daerah vulva (bagian luar vagina) sangat mudah teriritasi
oleh sabun, detergen dari pakaian, dan produk pembersih kewanitaan.
Kebanyakan spesialis kesehatan vulvovaginal merekomendasikan hanya air biasa
yang diperlukan untuk mencuci alat kelamin wanita.
Namun sebenarnya, bagaimanakah pengetahuan wanita tentang daerah
genital? Secara umumnya, alat kelamin wanita terdiri daripada lipatan kulit (luar
dan dalam), clitoral hood, clitoris, dan bukaan untuk uretra dan vagina. Tampak seperti banyak yang harus dibersihkan, tetapi sebenarnya tidak. Vagina
mempunyai kaedah pembersihan yang tersendiri (self-cleaning), maka sering
dipertikaikan sama ada kita seharusnya hanya patut membiarkan keadaan alami
tersebut, ataupun melakukan cara pembersihan tambahan.
Di Indonesia, tindakan bilas vagina umumnya dilakukan setelah buang air
kecil atau seteleh hubungan seksual. Cairan yang digunakan biasanya hanya air
atau air dengan sabun. Ada bahan tradisional yang digunakan pada tindakan
tersebut, tetapi umumnya dilakukan oleh para ibu setelah melahirkan. Lantas,
timbul pertanyaan mengapa perempuan melakukan bilas vagina, apa pengaruh
bilas vagina pada kesehatan, dan perlukah bilas vagina pada keputihan? Pada
dasarnya vagina memiliki mekanisme alamiah untuk membersihkan sendiri
melalui cairan yang diproduksinya dalam jumlah kecil setiap hari. Proses
pembersihan ini juga dibantu oleh bakteri-bakteri komensal (bakteri-bakteri yang
memang hidup di vagina) yang menjaga dari infeksi kuman lain.
Ini karena bilas vagina dapat membuat pH (tingkat keasaman) dalam
Ketidakseimbangan pH ini akan menyebabkan bakteri-bakteri komensal menjadi
mati sehingga vagina dapat terserang bakteri dari luar. Apalagi ini terjadi bisa
menyebabkan penjalaran infeksi ke organ lebih atas lagi dan menyebabkan
penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Keadaan ini dapat
menyebabkan perempuan mengalami sakit pada saat menjelang haid dan bisa juga
mengalami kesulitan hamil (mandul). Dan bila hamil pun, risiko kehamilan di luar
kandungan cukup besar. Dilaporkan pada perempuan yang melakukan bilas
vagina paling sedikit 1 kali seminggu mempunyai risiko 2 kali menderita
kehamilan di luar kandungan. Risiko tersebut akan meningkat menjadi 4,4 kali
jika menggunakan bahan bilas vagina komersial. Bukan itu saja, tindakan bilas
vagina juga akan mendorong mikroorganisme di vagina dan leher rahim masuk ke
dalam rongga rahim (kavum uteri), saluran telur (tuba falopii), dan indung telur
(ovarium). (Pribakti, 2010).
Alat kelamin adalah kompleks, serta mempunyai banyak fungsi. Ilmu
pengetahuan merupakan faktor utama untuk membina perilaku yang sehat tentang
tubuh dan menyadari bahwa daerah intim tersebut bukanlah „kotor‟ dan sebenarnya hanya salah satu dari bagian tubuh. Memahami fungsi daerah peribadi
ini membolehkan seseorang merasa lebih nyaman dan percaya diri dengan tubuh
masing-masing dan sentiasa sehat.
1.2. Rumusan Masalah:
Bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita yang sudah menikah tentang
kebersihan vagina mereka?
1.3. Tujuan Penelitian: 1.3.1. Tujuan umum:
Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita
1.3.2. Tujuan khusus:
Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita
sudah menikah tentang kebersihan vagina berdasarkan tingkat usia
dan tingkat pendidikan
1.4. Manfaat Penelitian:
1.4.1. Manfaat kepada masyarakat:
Untuk menjadi bahan atau dasar untuk melakukan penyuluhan
tentang kepentingan menjaga kebersihan vagina
1.4.2. Manfaat kepada individu (peneliti):
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai infeksi
yang mungkin didapat jika tidak menjaga kebersihan vagina
dengan cara yang benar
1.4.3. Manfaat kepada subjek penelitian:
Untuk meningkatkan kualitas kebersihan vagina mereka dengan
cara memberikan edukasi mengenai penjagaan kebersihan vagina
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vagina
Vagina adalah organ yang berbentuk tubulus, 10 sentimeter, terdiri dari
kanal fibromuskular panjang yang dilapisi oleh membran mukus yang bermula
dari bagian eksterior tubuh hingga ke serviks uterus. Ia merupakan tempat
keluarnya aliran darah menstruasi, jalan untuk melahirkan anak, dan juga
penerima penis sewaktu hubungan seksual. Terletak di antara kantung kemih dan
rektum, vagina bersambung dengan uterus dari arah superior dan posterior.
(Tortora, 2009)
2.1.1. Vagina Bagian Luar
Gambar 2.1: Vagina Bagian Luar
Secara garis besar, organ reproduksi wanita dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu bagian luar (genitalia eksterna) dan bagian dalam (genitalia interna).
Jalan masuk vagina disebut introitus, merupakan bagian dari vulva atau bagian
luar alat kelamin. Bagian luar dari sistem reproduksi wanita meliputi:
Labia mayora (bibir luar kemaluan). Bagian samping kanan atau kiri dari mons veneris disebut labia majora yang secara harfiah artinya bibir besar. Bagian
ini merupakan lipatan kulit luar vagina yang berambut. Bagian ini berfungsi untuk
menutupi organ-organ genitalia di dalamnya dan menjaga kelembapan vagina
bagian luar. Bagian ini akan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima
rangsangan seksual.
Labia minora (bibir dalam kemaluan). Di antara lipatan labia majora terdapat labia minora atau bibir kecil. Labia minora akan menebal karena terisi
darah selama terjadi senggama. Bagian ini merupakan lipatan kulit vagina yang
terletak di bagian dalam vagina dan tidak berambut. Fungsinya adalah untuk
menutupi organ-organ di dalamnya. Bagian ini merupakan bagian erotic yang
terdiri atas berbagai saraf sensorik dan sangat peka.
Clitoris. Bagian ini terletak di tengah labia minora, dan berupa lipatan kulit. Bagian ini sangat peka karena memiliki banyak serabut saraf. Inilah bagian
yang paling sensitif dalam menerima rangsangan seksual. Klitoris dibungkus oleh
sebuah lipatan kulit yang disebut preputium.
Lubang vagina. Bagian ini berupa rongga yang menghubungkan antara
rahim dan dunia luar. Bagian ini terletak di antara lubang saluran kencing dan
anus (dubur). Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh
bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil
di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar
Bartolin.
orang mengaitkan selaput dara dengan virginitas seorang wanita. Yang perlu
diketahui adalah selaput dara ini tidak hanya dapat robek akibat hubungan seks
saja, tetapi juga dapat disebabkan oleh hal-hal yang lain, misalnya terjatuh,
melakukan olahraga yang rumit, seperti senam lantai, berkuda, dan lain-lain. Saat
selaput dara robek, biasanya terjadi sedikit pendarahan, tetapi ada juga yang tidak.
Kondisi tersebut berhubungan dengan tingkat kekenyalan otot selaput dara.
Selaput dara ini sebenarnya tidaklah tertutup sama sekali, sehingga masih
memungkinkan sebuah jari atau tampon dimasukkan tanpa merobeknya. Pada
beberapa wanita, selaput dara ini bahkan sangat elastis sehingga masih tetap utuh
meskipun telah beberapa kali melakukan senggama. Bahkan setelah selaput dara
robek terkadang masih ada lapisan tipis yang tersisa di sekeliling lubang vagina.
Di belakang selaput dara ini terletak bagian dalam dari vagina. Pada seorang
wanita dewasa panjangnya mencapai 10,0-12,5 cm. pada seorang gadis yang
belum melewati masa pubertas, panjangnya hanya 2,5-5,0 cm yakni ketika
produksi hormon estrogen dimulai dan ukuran panjang vagina bertambah.
Pubic hair (rambut kemaluan). Bagian yang paling menonjol dari vulva disebut mons veneris atau bagian kelamin yang berambut. Bagian ini berupa
rambut yang tumbuh pada kulit yang menyelimuti tulang pubik (tulang
kemaluan). Rambut ini mulai tumbuh saat seorang perempuan memasuki masa
pubertas. Fungsinya adalah untuk menjaga kelembapan di sekitar vagina. Selain
itu, rambut tersebut juga berfungsi untuk menjaga kesehatan alat kelamin, yaitu
untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik. Bakteri tersebut dapat melawan
bakteri jahat. Rambut-rambut tersebut juga bermanfaat menghalangi masuknya
benda-benda asing kecil yang mungkin masuk ke dalam vagina dan dapat
menjaga alat kelamin agar tetap hangat. Rambut tersebut juga merupakan bantalan
saat berhubungan seksual, juga melindungi alat kelamin dari gesekan. Di sisi lain,
rambut kelamin tersebut dapat menjadi sarang kuman dan jamur. Oleh karena itu,
2.1.2. Vagina Bagian Dalam
Organ bagian dalam dari sistem reproduksi wanita pertama sekali
meliputi; vagina. Bagian ini berbentuk silinder dengan diameter dinding depan
kurang lebih 6,5 cm dan dinding belakang sekitar 9 cm, dan sangat elastis. Organ
ini berfungsi sebagai saluran menstruasi dan jalan lahir bayi. Dalam kondisi
normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan. Dengan
demikian, tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka.
Serviks (leher rahim). Bagian ini terletak di puncak vagina. Serviks
biasanya merupakan penghalang masuknya bakteri kecuali selama masa
menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam
serviks sangat sempit sehingga selama masa kehamilan janin tidak dapat
melewatinya. Akan tetapi, saluran ini dapat meregang pada saat persalinan, yang
memungkinkan janin dapat melewati saluran tersebut. Saluran serviks dilapisi
oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak ditembus oleh sperma
kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir
berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan
(fertilisasi). Pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir tersebut juga mampu
menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat
bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopi untuk membuahi sel
telur. Oleh kerana itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari
sebelum ovulasi dapat menyebabkan kehamilan. Vagina berakhir pada serviks
yakni leher rahim. Dinding vagina terdiri dari otot-otot yang halus dan
jaringan-jaringan ikat yang warnanya merah muda: dilapisi oleh lendir tebal yang
dinamakan epithelium. Biasanya, dinding-dinding ini saling bersentuhan.
Uterus (rahim). Bagian ini merupakan tempat pertumbuhan dan
perkembangan janin. Bentuknya seperti buah alpokat, agak gepeng. Bagian ini
memiliki berat normal 30-50 gram. Rahim bersifat elastis. Rahim akan membesar
pada saat seorang wanita mengalami kehamilan dan akan kembali mengecil
setelah bayi lahir. Rahim diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi dua
bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Selama masa reproduksi, panjang
yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding
ototnya akan mengerut. Dengan demikian, bayi terdorong keluar melalui serviks
dan vagina. Pada bagian dalam dari korpus terdapat lapisan yang disebut
endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal.
Endometrium tersebut akan dilepaskan sehingga terjadi pendarahan yang biasa
disebut menstruasi, jika tidak terjadi kehamilan.
Ovarium (indung telur). Bagian ini berfungsi mengeluarkan sel telur
(ovum). Letak ovarium tidak menempel pada tuba fallopi, tetapi menggantung
dengan bantuan sebuah ligamen. Sebulan sekali, indung telur kiri dan kanan
secara bergiliran melepaskan sel telur. Sel telur yang dikeluarkan adalah sel telur
yang telah matang dan siap untuk dibuahi sperma, sel telur tersebut akan
dikeluarkan bersama menstruasi. Saat seorang anak perempuan lahir, ovariumnya
mengandung sekitar setengah juta ova (cikal bakal telur). Setiap ova mempunyai
kemungkinan berkembang menjadi sel telur matang. Namun, hanya sekitar 400
ova saja yang berhasil menjadi sel telur matang selama wanita menjalani usia
produktif.
Fimbria (disebut juga umbai-umbai). Bentuknya yang mirip dengan jari
tangan berfungsi untuk menangkap telur (ovum) yang dikeluarkan indung telur.
Tuba Fallopi (saluran telur). Organ ini merupakan saluran yang terletak di
sebelah kanan dan kiri rahim. Organ ini berfungsi sebagai saluran sel telur matang
yang dilepaskan oleh indung telur. Tuba fallopi membentang sepanjang 5,0-7,6
cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Pada ujung-ujungnya membentuk corong
sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika
dilepaskan dari ovarium. Corong tersebut dinamakan fimbria.
Ligamentum. Organ ini berfungsi untuk mengikat atau menahan
organ-organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak
bergerak, dan berhubungan dengan organ sekitarnya. (Pribakti B, 2010)
Vagina bukanlah suatu saluran seperti pipa sebagaimana sering dikira
orang, tetapi suatu organ yang hanya dapat membuka kalau ada suatu yang masuk
ke dalamnya. Ia mempunyai kelenturan yang luar biasa; Pada waktu melahirkan
dinding vagina memungkinkannya menyesuaikan diri dengan apa pun yang ada di
dalamnya, apakah itu tampon, penis, ataupun seorang bayi yang cukup besar.
Pada dinding vagina terdapat sejumlah jaringan urat darah halus yang
disebut pembuluh darah rambut. Suatu cairan yang berasal dari plasma darah
secara teratur melewati dinding pembuluh darah rambut ini dan kemudian
menyerap melalui dinding-dinding vagina. Proses „berkeringat‟ ini menjaga vagina agar tetap bersih.
Hormon estrogen, yang paling banyak terdapat pada hari-hari sebelum
seorang wanita mengalami ovulasi membuat dinding vagina menjadi tebal dan
memperbanyak lendir pada leher rahim. Inilah sebabnya mengapa seorang wanita
paling banyak mengeluarkan lendir vagina pada pertengahan siklusnya. Ketika
cairan lendir ini mengalir melalui vagina, beberapa jenis bakteri yang hidup di situ
membuatnya menjadi asam. Lingkungan yang asam ini membantu
mempertahankan beberapa jenis bakteri vagina yang biasanya disebut flora dalam
keadaan seimbang yang sehat. Jika sesuatu mengganggu keseimbangan ini
misalnya saja beberapa jenis bakteri berkembang biak dan lebih kuat maka akan
terjadilah infeksi. (Ernawati, 2005).
2.1.3. Vaginal Douching atau Bilas Vagina
Umumnya, membasuh vagina kerap dilakukan setelah buang air kecil
dengan air, atau air dan sabun; umumya dilakukan untuk membersihkan alat
kelamin. Tindakan tersebut memasukkan cairan ke liang vagina. Tetapi bilas
vagina dalam hal ini bukan seperti kalau kita membasuh vagina setelah buang air
kecil atau buang air besar.
Bilas vagina adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan membersihkan
liang vagina dengan menyemprotkan vagina (biasanya ada alat khusus atau botol
yang menyemprotkan cairan ke vagina) yang banyak dijual bebas. Bahan yang
digunakan sebagian besar adalah bahan komersial yang mengandung zat asam,
bakteriostatik antimikrobial dan surfaktan lemah dengan berbagai surfaktan lemah
Bilas vagina dengan homemade dan solusi atau air yang didapati dari apotek (over-the-counter) merupakan perkara biasa di kalangan wanita di
Amerika. Lebih dari 60 juta wanita Amerika antara usia 15 hingga 44 tahun
melakukan douche, berdasarkan laporan Center for Disease Control Vital Statistics tahun 1995. Para dokter dan peneliti menyatakan bahwa douching bukan hanya tidak mendatangkan faedah, malah dapat membahayakan.
(Kopf, 1999)
Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi bila kita
kurang menjaga kebersihan vagina dan bila ada infeksi dapat menimbulkan bau
yang mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis. Untuk itu,
menjaga kebersihan vagina menjadi salah satu hal yang sangat penting. Adapun
salah satu alasan perempuan melakukan bilas vagina adalah karena mereka
terganggu dengan bau yang tidak sedap tersebut. Mereka menyemprot vagina
dengan bahan komersial atau ramuan tradisional agar vagina menjadi lebih kering,
lebih nyaman, mencegah infeksi, menghilangkan keputihan, membuat vagina lebih „rapet‟, membersihkan sisa darah setelah menstruasi, mencegah kehamilan, dan terhindar dari penyakit hubungan seksual. Menurut pakar kesehatan, sebisa
mungkin perempuan tidak usah melakukan bilas vagina untuk membersihkan
liang vagina, karena banyak penelitian melaporkan banyak ruginya daripada
untungnya.
Penelitian di Amerika membuktikan bahwa perempuan yang secara rutin
membilas vagina lebih besar kemungkinan terkena masalah kesehatan dari pada
perempuan yang tidak rutin melakukannya. Dilaporkan bahwa perempuan yang
melakukan bilas vagina 3 kali atau lebih dalam sebulan akan mempunyai risiko
3,6 kali menderita penyakit radang panggul dibandingkan dengan mereka yang
melakukannya kurang dari 1 kali sebulan. Sedangkan hubungan antara tindakan
bilas vagina dengan penyakit akibat hubungan seksual, dilaporkan perempuan
yang selalu menggunakan rebusan daun sirih akan mempunyai risiko jauh lebih
2.1.4. Hubungan Douching dengan Penyakit pada Vagina
Douching secara konsistennya berasosiasi dengan Bacterial vaginosis (BV), tetapi masih belum diketahui jika douching merupakan penyebab terjadinya penyakit tersebut. Namun begitu, asosiasi antara BV dengan perilaku
kesehatan vagina yang lain tidak dilakukan penelitian. (Klebanoff, 2010).
Kajian yang diterbitkan pada bulan Agustus dari Archives of Pediatrics
and Adolescent Medicine mengkonfirmasi bahwa douching berasosiasi dengan beberapa kondisi kesehatan yang serius seperti Bacterial Vaginosis (BV), Pelvic
Inflammatory Disease (PID), kehamilan ektopik (embrio berimplantasi di luar dari uterus), dan infertilitas. Maka douching tidak digalakkan di kalangan wanita usia
remaja dan juga wanita muda.
Menurut departemen Health and Human Services dari National Women’s Health Information Center, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang douching sebagai rutin harian cenderung mendatangkan masalah berbanding wanita yang
tidak douching atau jarang sekali douching. Penelitian juga menyatakan hubungan
antara douching secara regular dengan resiko yang meningkat untuk terjadi iritasi
vagina, pelvic inflammatory disease (PID), infeksi bakteri, infeksi menular seksual, berat badan lahir rendah, dan kehamilan ektopik. (Boyles, 2004)
Mekanisme di mana douching mempredisposisi kepada penyakit-penyakit
pada vagina adalah dengan perubahan flora normal pada vagina. Pada vagina yang
sehat, hidrogen peroksida dan Lactobacilli memproteksi dari bakteri endogen (seperti Bacteroides dan Prevotella, genital myoplasmata, dan Gardenerella vaginalis) dan patogen eksogen (Neisseria gonorrheae dan Chlamydia trachomatis) dengan memproduksi bakteriosin, hidrogen peroksida, dan asam laktat, yang menurunkan pH vagina menjadi kadar yang tidak memungkinkan
bakteri untuk hidup. Apabila flora terganggu, konsentrasi Lactobacilli yang memproduksi hidrogen peroksida menurun dan digantikan oleh bakteri aerobik
fakultatif dan anaerobik secara berlebihan. (Ness, 2002)
Pada prinsipnya, penggunaan bilas vagina yang tidak tepat dapat
menyebabkan vaginitis (peradangan vagina akibat ketidakseimbangan flora
premodifikasi pH vagina walau dalam pemakaian terbatas. Bahan bilas vagina
mengandung berbagai macam zat kimia yang mempunyai efek dalam
pemakaiannya.
Tindakan bilas vagina dapat bermanfaat apabila dilakukan sesuai dengan
indikasi. Namun jika sampai mengubah kondisi alamiah flora vagina maka besar
kemungkinan akan timbul infeksi vagina seperti Vaginitis Candida, Vaginosis
Bakterialis, dan Trikomoniasis Vagina. Vaginitis Candida sebagai vaginitis jamur sering disebabkan jamur akan berproliferasi pada respon sensivitas akibat alergen
seperti semen pria, spermisid, cairan pencuci vagina, penggunaan antibiotika, atau
bahkan infeksi jamur itu sendiri.
Pada Vaginosis Bakterialis, kondisi flora normal vagina berubah dari yang
seharusnya didominasi oleh Lactobacillus menjadi kuman-kuman anaerob. Hal ini
diperkirakan akibat tindakan bilas vagina dengan antiseptik. Sedangkan
Trichomoniasis Vagina disebabkan oleh multifaktor, namun faktor utamanya adalah pasangan yang berganti-ganti. (Pribakti, 2010).
Douching secara reguler mengubah keseimbangan kimiawi pada vagina dan mengakibatkan wanita lebih terpapar kepada infeksi. Douching memaparkan vagina kepada infeksi yang bisa menyebar naik ke atas ke serviks, uterus, dan
tuba fallopi. Para peneliti menemui bahwa wanita yang douching mendapat iritasi
pada vagina dan juga infeksi seperti Bacterial Vaginosis dan peningkatan bilangan
infeksi menular seksual. Selain itu, pelaku douching secara reguler berdepan dengan resiko yang tinggi terhadap penyakit Pelvic Inflammatory Disease (PID), yaitu kondisi yang bisa menyebabkan infertilitas, dan bisa juga kematian, jika
dibiarkan tanpa pengobatan. Bacterial Vaginosis dan PID dapat menyebabkan efek samping pada kehamilan termasuk infeksi pada bayi, gangguan sewaktu
kelahiran, dan kelahiran preterm.
Dengan alasan tersebut, douching tidak lagi direkomendasikan sebagai satu langkah yang selamat untuk membersihkan daerah vagina. Satu-satu cara
yang sehat untuk membersihkan daerah vagina adalah dengan membiarkan vagina
2.1.5. Beberapa Hal yang perlu Dihindari dalam Perawatan Vagina Untuk mengurangi kelembapan di sekitar daerah organ intim wanita,
memang sebaiknya penggunakan pantyliner. Namun, sebaiknya pantyliner hanya
digunakan saat mengalami keputihan saja sebab pantyliner sangat membantu untuk mengurangi rasa lembab dan basah pada celana dalam. Sama halnya seperti
pembalut, pantyliner pun sebaiknya tidak dipakai terus-menerus dari pagi hingga
sore hari. Sebaiknya pantyliner juga diganti siang hari meskipun sekilas terlihat kering dan bersih, karena bisa saja di permukaan pantyliner tersebut terdapat
cairan keputihan atau sisa air kemih yang menempel. Ini karena, bila tidak segera
diganti, maka bakteri dan kotoran akan kontak kembali dengan permukaan luar
vagina, sehingga mengakibatkan infeksi dan keputihan abnormal. Pemakaian
pantyliner terus-menerus tiap hari juga sangat tidak dianjurkan pada tidak dalam keadaan keputihan, karena pantyliner akan menutup aliran udara disekitarnya sehingga menyebabkan kondisi di sekitar vagina menjadi panas dan semakin
lembab. Pantyliner sebaiknya tidak digunakan pada saat haid tapi di luar waktu haid. Jenis apa yang akan dipilih tergantung selera dan ketahanan kulit
masing-masing wanita. Yang jelasa ada dua pilihan, yaitu yang mengandung parfum dan
non-parfum. (Pribakti, 2010)
Untuk membersihkan vagina dengan air sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan shower toilet. Semprotlah permukaan luar vagina dengan pelan dan
menggosoknya dengan tangan. Karena dengan menggosok diharapkan semua
kotoran akan terlepas dengan lebih baik. Sekali lagi untuk tisu sebaiknya
digunakan setelah membilas permukaan luar dari vagina dengan air dan tujuannya
hanyalah untuk mengeringkan. Dalam hal ini pakailah tisu yang tidak
mengandung parfum dan berwarna putih. Karena tisu yang demikian tidak
mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada vagina.
Terpenting kondisi organ intim wanita harus dalam keadaan kering. Sebab
kalau lembab atau basah bisa menjadi tempat bertumbuhnya jamur dan kuman.
2.1.6. Penyakit pada Vagina
Penyakit yang paling umum adalah Candidiasis, yang juga dikenal sebagai
Moniliasis atau infeksi jamur. Kumannya yang menyerupai jamur, yang disebut
Candida albicans itu, sewaktu-waktu dapat ditemukan di dalam vagina dan menimbulkan infeksi. Tetapi bila keadaan di sekitar vagina berkurang
keasamannya, maka organisme Candida ini dapat berkembang biak dengan cepat.
Jika hal ini terjadi, anda akan merasakan gatal-gatal di dalam vagina dan vulva,
dan mengeluarkan semacam lendir yang kental seperti keju muda yang berbau
agak harum. Baik buang air kecil maupun bersenggama dapat menimbulkan rasa
sakit.
Candidiasis biasanya cepat berkembang oleh sejenis antibiotika, atau melalui kontaminasi kotoran (yang diseka dari arah dubur ke vagina), melalui
hubungan seks, atau juga karena menurunnya daya tahan seseorang (mungkin
karena stress emosi, atau kurang gizi).
Pengobatan harus dilakukan oleh dokter, yang akan memberikan sejenis
obat anti jamur. Kortison atau sejenis salep anti peradangan dapat mengurangi
rasa perih pada vulva.
Jenis penyakit lain yang juga umum terdapat adalah Trichomoniasis (biasanya disebut dengan istilah trich). Dan jenis kuman ini yang paling sering ditularkan melalui hubungan seks. Trichomoniasis vaginalis, suatu organism yang
terdiri dari satu sel yang dapat bertahan hidup selama beberapa jam di handuk,
seprei, atau bahkan pada tempat duduk toilet, di mana-mana kuman ini tetap dapat
menimbulkan infeksi.
Gejalanya adalah keluarnya cairan yang berbusa dan berbau busuk, yang
kadang-kadang menimbulkan rasa gatal dan perih di sekitar vagina dan vulva.
Laki-laki juga dapat ketularan trich, tetapi tidak begitu jelas gejalanya.
Kuman Trichomoniasis ini tetap aktif di dalam organ reproduksi atau saluran kencing pria tersebut, dan secara tidak diketahui disalurkan kepada partnernya
ketika melakukan hubungan seks.
yang sering terjadi pada wanita dan mudah diobati. Gejala-gejalanya adalah ingin
kencing terus disertai rasa sakit waktu kencing. Hingga sekarang, pengobatan
yang paling manjur untuk menanggulangi trich adalah metronidazole (dijual di
apotik dengan nama Flagyl), yang biasanya diberikan oleh dokter. Meskipun obat
ini dapat menyembuhkan trich dalam waktu beberapa hari, pada beberapa wanita
obat ini dapat menimbulkan akibat sampingan, seperti rasa mual.
Penyakit vaginitis yang ini adalah Gardnerella, yang ditimbulkan oleh kuman Gardnerella (Hemophilus vaginalis). Gejala yang tampak adalah
keluarnya cairan kental keabu-abuan yang berbau sangat amis. Kadang-kadang
juga terasa gatal dan perih. Seperti pada Candidiasis, Gardnerella dapat berkembang dari perubahan-perubahan di sekitar vagina, yang dapat menciptakan
suatu tempat subur untuk bakteri-bakteri ini. Tetapi sebagaimana „trich‟, iapun sering ditularkan melalui hubungan seks, dan jika tidak diobati ia dapat
menimbulkan cystitis. Obatnya yang paling dianjurkan juga adalah Flagyl. (Ernawati, 2005)
2.1.7. Cara Menghindari Infeksi pada Vagina.
Jangan meninggalkan spons kontrasepsi, diafragma, dan tampon di dalam vagina lebih lama daripada yang ditentukan dalam aturan pemakaiannya.
Pakailah pakaian dalam dari bahan yang memungkinkan kulit tetap dapat bernafas, misalnya yang terbuat dari bahan katun.
Bersihkan vagina setiap hari dengan sabun lunak. Mandi di dalam bad-kuip lebih bersih bagi vagina.
Hindarilah pemakaian kertas toilet yang diberi wangi-wangian dan spray untuk vagina.
Cara membersihkan tinja harus selalu dari depan ke belakang, untuk menghindari penularan kuman-kuman.
Janganlah menggunakan handuk orang lain, apalagi masih basah. Hal ini juga berlaku bagi seprei. Banyak wanita mendapat gangguan vagina
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
WaWirijtiir
fffffffff
3.2. Definisi Operasional
Kebersihan vagina adalah cara atau usaha yang dilakukan untuk
memastikan bagian vagina sentiasa bersih, yang termasuk cara mencuci dan
menjaganya.
Tingkat pengetahuan wanita sudah menikah tentang kebersihan vagina
bermaksud kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan mengenai
kebersihan alat kelamin mereka.
Subjek diambil dari golongan usia sudah menikah yaitu di atas 18 tahun
karena menurut hukum Malaysia, usia minimal untuk menikah adalah 18 tahun
dengan persetujuan orang tua.
Cara untuk mengukur tingkat pengetahuan penelitian ini adalah dengan
cara wawancara. Alat ukur yang akan digunakan adalah kuesioner yang terdiri
dari pertanyaan mengenai identitas, usia, dan tingkat pendidikan responden, serta
8 pertanyaan mengenai pengetahuan responden tentang kebersihan vagina. Skala
yang digunakan pada kuesioner adalah skala ordinal.
3.3. Aspek Pengukuran
Pengukuran gambaran pengetahuan wanita sudah menikah di Taman
Hussein tentang kebersihan vagina dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan
yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner
dengan jumlah pertanyaan sebanyak 8 pertanyaan. Bila jawaban responden paling
benar akan diberi nilai 2, jawaban kurang benar diberi nilai 1, dan jawaban salah
diberi nilai 0. Sistem skoring yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah
seperti berikut:
Tabel 3.1.
Skor Pertanyaan pada Kuesioner Pengetahuan
No. Skor
1. A = 2 B = 0 C = 1
2. A = 0 B = 1 C = 2
3. A = 1 B = 2 C = 0
4. A = 2 B = 0 C = 1
5. A = 0 B = 2 C = 1
6. A = 1 B = 0 C = 2
7. A = 2 B = 1 C = 0
8. A = 2 B = 1 C = 0
Dengan memakai skala pengukuran menurut Pratomo (1990), yaitu:
Baik, jika jawaban responden yang benar >75%
Sedang, jika jawaban responden yang benar 40-75%
Kurang, jika jawaban responden yang benar <40%
Maka penilaian terhadap pengetahuan responden yaitu:
Skor 12-16 : baik
Skor 6-11 : sedang
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan desain cross-sectional (potong lintang). Ini merupakan
penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang
ditemukan, baik berupa faktor risiko maupun efek atau hasil (Sastroasmoro,
2008). Alasan jenis penelitian ini dipilih adalah karena sesuai untuk memenuhi
tujuan penelitian yang telah ditetapkan yaitu survei untuk mengetahui tentang
tahap pengetahuan wanita sudah menikah mengenai kebersihan vagina, di kota
Kuching, Sarawak, Malaysia.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan selama 10 bulan
(Februari – Oktober 2010). Tempat penelitian adalah di kota Kuching. Selain dari lokasi yang mudah dicapai oleh peneliti, kawasan perumahan di Taman Hussein
dipilih karena mempunyai populasi wanita menikah yang ramai, boleh dikatakan
hampir semua penghuni rumah diduduki oleh individu yang sudah
berumahtangga. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh populasi yang
memenuhi kriteria inklusi.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Yang menjadi populasi target pada penelitian ini adalah seluruh wanita
sudah menikah yang tinggal di kawasan perumahan Taman Hussein di kota
Kuching, Sarawak, Malaysia dalam tahun 2010. Jumlah populasi penduduk di
4.3.2. Sampel
Pada penelitian kali ini, cara penarikan sampel yang akan dilakukan adalah
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti tersendiri,
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
(Notoatmodjo, 2005). Teknik ini dipilih karena ia merupakan cara yang paling
mudah dan paling sesuai pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Pada
penelitian ini, akan diambil diambil sebagian subjek dari populasi untuk diteliti, di
mana dari jumlah populasi wanita sudah menikah di Taman Hussein di kota
Kuching yang diketahui, maka menurut (Notoatmodjo, 2005) rumus yang
digunakan untuk perhitungan sampel adalah:
n = N
1 + N (d²)
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan dalam penelitian ini
adalah 10% atau 0.1
Maka, n = 150
1 + 150 (0.1)²
= 60 orang
Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi pada
Taman Hussein di kota Kuching adalah berjumlah 150 orang, maka didapati besar
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1. Wanita yang sudah menikah yang tinggal di kawasan perumahan Taman
Hussein, Kuching, Sarawak, Malaysia
2. Berusia 18 tahun ke atas
3. Bersedia untuk mengikuti penelitian ini
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, yang ingin diuji adalah tingkat pengetahuan wanita
sudah menikah terhadap kebersihan vagina. Ini dapat diperoleh dengan cara
melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri
dari 8 pertanyaan yang akan memfokuskan kepada soalan mengenai pengetahuan
responden tentang kebersihan vagina. Terlebih dahulu diminta persetujuan yaitu
informed consent agar responden mendapat informasi yang cukup untuk sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan.
Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer yaitu
data yang diperoleh dari responden itu sendiri dengan menggunakan kuesioner.
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dijalankan terlebih dahulu pada 36 orang
sampel.
4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan
pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner.
4.4.2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari ketua kawasan perumahan
Taman Hussein yang berhubungan dengan jumlah penduduk.
4.4.3. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji
Kuesioner penelitian ini yang telah disusun sebelumnya dengan jumlah
pertanyaan kurang lebih sebanyak 12 pertanyaan, kemudian dilakukan uji
validitas dan didapati sebanyak 8 soal yang valid. Pengujian ini menggunakan
perangkat lunak SPSS 16.0. Sampel untuk uji validitas adalah 36 responden yang
diambil dari penduduk dari salah satu kawasan perumahan dari taman yang lain
di Kuching (Taman Rahmat). Uji validitas ini dijalankan pada bulan September
2010.
Uji validitas dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari
setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Setelah
semua korelasi untuk setiap pertanyaan dengan skor total diperoleh, nilai-nilai
tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai koefisien korelasi Pearson
dari suatu pertanyaan tersebut berada di atas nilai r tabel, maka pertanyaan
tersebut adalah valid.
4.4.4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Kuesioner yang telah selesai disusun
akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS 16.0.
Kuesioner penelitian ini yang disusun sebelumnya telah dilakukan uji
reliabilitas dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0. Sampel untuk uji
reliabilitas adalah 36 responden yang diambil dari penduduk dari salah satu
kawasan perumahan dari taman yang lain di Kuching (Taman Rahmat). Uji
reliabilitas ini dilaksanakan pada bulan September 2010.
Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan
koefisien Reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS 16.0. Jika nilai alpha lebih besar
Tabel 4.1.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Tiap Pertanyaan dalam Kuesioner
Variabel Nomor Total Status Alpha Status
Pertanyaan Pearson
Correlation
Pengetahuan 1 0.747 Valid 0.689 Reliabel
2 0.499 Valid Reliabel
3 0.639 Valid Reliabel
4 0.329 Valid Reliabel
5 0.533 Valid Reliabel
6 0.578 Valid Reliabel
7 0.744 Valid Reliabel
8 0.393 Valid Reliabel
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Pada penelitian ini, data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam
komputer oleh peneliti. Setiap ketidakkonsistenan atau ketidaklengkapan
informasi akan diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian. Analisis data
yang diperoleh dilakukan secara statistik deskriptif dan kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan SPSS versi 16.0
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan
menggunakan instrumen kuesioner dan menggunakan metode wawancara yang
telah diisi oleh peneliti sendiri di rumah setiap responden. Hasil kuesioner yang
telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil
penelitian dalam paparan di bawah ini.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Kuching, Sarawak, yang berlokasi di
kawasan perumahan Taman Hussein, Jalan Gamelan, Petra Jaya, 93050, Kuching.
Taman Hussein merupakan kawasan perumahan yang dibangunkan pada tahun
1982. Kawasan perumahan ini memiliki luas kawasan sekitar 100 ekar dan
terletak kira-kira 4 kilometer dari bandar Kuching. Taman Hussein diduduki oleh
kaum bumiputera sahaja, di mana kaum mayoritas terdiri daripada kaum Melayu
yang beragama Islam. Populasi penduduk di Taman Hussein adalah 150 orang.
Penduduk kawasan perumahan ini juga hampir kesemuanya merupakan individu
yang rata-ratanya sudah berumah tangga.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wanita sudah
menikah yang berusia 18 tahun ke atas. Total responden adalah sebanyak 60
orang.
Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai
karakteristiknya meliputi usia dan tingkat pendidikan. Data lengkap mengenai
Pada penelitian ini jumlah jenis kelamin dibatasi yaitu cuma jenis kelamin
perempuan sahaja yang diambil menjadi sampel. Karena dalam penelitian ini
peneliti hanya ingin melihat gambaran pengetahuan dari responden terhadap
kebersihan vagina wanita itu sendiri, maka peneliti tidak memerlukan gambaran
pengetahuan dari laki-laki.
Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner ada ditanyakan karakteristik
responden berdasarkan usia, karena seorang wanita sudah menikah yang berusia
atas 18 tahun dapat mempunyai usia yang berbeda. Usia adalah lama seseorang
hidup yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu usia <20 tahun, 20 - 35 tahun
dan > 35 tahun (Depdikbud, 1997).
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang Usia
Rentang Usia f (frekuensi) %
<20 0 0
20-35 23 38,3
>35 37 61,7
Jumlah 60 100
Dari tabel 5.1. dapat dilihat bahwa usia responden yang lebih muda adalah
lebih sedikit berbanding usia responden yang lebih tua, yaitu responden yang
berusia di antara 20-35 tahun sebanyak (38,33%), dan >35 tahun sebanyak
(61,17%).
Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner ada ditanyakan karakteristik
responden berdasarkan jenjang pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai
kebersihan vagina berdasarkan tingkat pendidikan seseorang dapat bervariasi.
Pengetahuan seseorang terhadap kebersihan vagina dapat dipengaruhi oleh
Tabel 5.2.
Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Jenjang Tingkat Pendidikan
Jenjang Pendidikan f (frekuensi) %
Sekolah Rendah 2 3,3
Sekolah Menengah 8 13,3
Diploma 35 58,3
Sarjana Muda 15 25,0
Jumlah 60 100
Dari tabel 5.2. dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan responden adalah
sangat bervariasi, yaitu sejak Sekolah Rendah (3,33%), Sekolah Menengah
(13,33%), Diploma (58,33%), dan Sarjana Muda (25,00%). Dari hasil tersebut
persentase terbesar responden adalah pada yang berpendidikan Diploma, dan
persentase terkecil adalah pada yang berpendidikan Sekolah Rendah.
5.1.3. Hasil Analisa Data
Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 8 pertanyaan
mengenai pengetahuan terhadap Kebersihan Vagina. Pertanyaan-pertanyaan yang
ada di dalam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap
Kebersihan Vagina. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan
Jawaban Responden
No. Pertanyaan/Pernyataan Benar Salah
f % f %
1. Maksud kebersihan vagina 36 60 24 40
2. Material sesuai untuk celana dalam 51 85 9 15
3. Cara penjagaan vagina yang benar 36 60 24 40
4. Penyakit yang timbul jika vagina 42 70 18 30
tidak dijaga dengan bersih
5. Seberapa kerap harus mengganti 45 75 15 25
pembalut wanita
6. Tujuan mengganti pembalut wanita 40 66,7 20 33,3
7. Kapan saja perlu menggunakan 29 48,3 31 51,7
pantyliner
8. Cara mencuci vagina 47 78,3 13 21,7
Berdasarkan tabel 5.3. pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab
dengan benar adalah pertanyaan pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 yaitu sebesar
60%, 85%, 70%, 75%, 66,7%, dan 78,3%. sedangkan pertanyaan yang paling
banyak dijawab dengan salah adalah pertanyaan nomor 7 yaitu sebesar 51,7%.
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik,
sedang, dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila mendapat skor
Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan wanita sudah menikah di
kawasan perumahan Taman Hussein dapat dikategorikan pada tabel 5.4.
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan F %
Baik 43 71,7
Sedang 17 28,3
Kurang 0 0
Total 60 100
Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori
kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 0%, tingkat pengetahuan yang
dikategorikan sedang sebanyak 28,3%, dan tingkat pengetahuan yang
dikategorikan baik memiliki persentase yang paling kecil yaitu sebesar 71,7%.
5.2. Pembahasan
Perilaku manusia dapat dibagikan kepada 3 yaitu pengetahuan, sikap dan
tindakan. Penelitian ini lebih memfokuskan kepada pengetahuan tentang
kebersihan vagina karena pengetahuan yang akan mempengaruhi sikap seseorang
dan seterusnya menentukan tindakannya dalam sehari-hari. Dalam penelitian ini
telah dilakukan pembagian kuesioner yang telah valid untuk mengukur
pengetahuan responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu.
Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 36 responden (60%) telah
menjawab dengan benar tentang maksud kebersihan vagina yang paling tepat
yaitu kondisi vagina dalam keadaan asam yaitu pH 3.8-4.5. Menurut Barad
(2010), pada wanita yang berusia reproduksi, Lactobacillus sp adalah bakteri yang
mempertahankan pH vagina dalam kadar yang normal yaitu pH 3.8-4.5, yang
akan mencegah pertumbuhan dari bakteri-bakteri yang patogenik. Selain itu, kadar
estrogen yang tinggi memelihara ketebalan vagina yang berperan sebagai
pertahanan lokal.
Sebanyak 51 responden (85%) telah menjawab dengan benar mengenai
jenis material yang paling sesuai untuk celana dalam wanita. Jawaban yang benar
adalah kapas, dan bukannya nilon atau satin. Menurut Sacks (2009), untuk
mencegah kegatalan pada vagina, gunakan celana dalam yang diperbuat daripada
kapas. Pemakaian celana dalam yang diperbuat daripada material sintetik haruslah
dielakkan. Pemakaian celana dalam yang diperbuat daripada kapas boleh
mengurangkan risiko mendapat infeksi jamur karena kapas menyerap kelembapan
dari kulit maka akan menghambat pertumbuhan jamur. Pemakaian celana dalam
yang diperbuat dari nilon, satin, dan material sintetik yang lain pula haruslah
dicegah karena ia memerangkap panas dan kelembapan, maka menyediakan
suasana yang baik untuk pertumbuhan jamur. Kapas dan material alami yang lain
mempunyai pengudaraan yang baik, membenarkan kelembapan untuk
berevaporasi. (Marcellin, 2009).
Di samping itu, sebanyak 36 responden (60%) mengetahui cara penjagaan
vagina yang benar yaitu cukup dengan hanya mencuci dengan air sahaja, tanpa
perlu menggunakan produk-produk yang dibeli di apotek, ataupun dengan cara
memasukkan bahan kimia ke dalam vagina (douching). Menurut Stoppler (2010),
walaupun wanita sering menggunakan douche untuk mencuci vagina setelah menstruasi atau berhubungan seksual, dokter tidak menggalakkan cara
pembersihan sedemikian. Vagina mempunyai mekanisme pembersihannya
sendiri. Cara douching akan mengeliminasi bakteri komensal (bakteri yang memang hidup di vagina) yang melapisi vagina. Jika vagina wanita tersebut
mengeluarkan sekresi yang abnormal, douching malah memperburuk kondisi vagina tersebut. Maka douche tidak disarankan tanpa pengetahuan dokter.
Sebanyak 42 responden (70%) yang mengetahui bahwa penyakit yang
yang ditemukan oleh Stoppler (2010) bahwa menurut teori, infeksi pada vagina
bermaksud inflamasi pada vagina yang mengakibatkan sekresi, bau, atau
kegatalan. Vagina mempunyai kondisi yang tersendiri dan mempertahankan
keseimbangannya dengan kehadiran bakteri komensal dan perubahan hormon
pada tubuh wanita itu sendiri. Inflamasi pada vagina berlaku apabila ekosistem
vagina diubah oleh obat-obat tertentu, hormon, douche, hubungan seksual,
penyakit menular seksual, stress, dan perubahan pasangan seksual. Tiga jenis
infeksi vagina yang paling sering adalah Bacterial vaginosis, Candidiasis, dan
Trichomoniasis. Simptom-simptom penyakit tersebut hampir sama tetapi pengobatannya adalah berlainan. Bacterial vaginosis adalah penyebab utama terjadinya vaginitis, yang disebabkan perubahan atau ketidakseimbangan
jenis-jenis bakteri yang merupakan flora normal pada vagina, yang kemudian
mengakibatkan pertumbuhan berlebihan oleh organisme seperti Gardnerella vaginalis. Faktor risikonya termasuk, kehamilan, penggunaan AKDR (alat kehamilan dalam rahim), dan douching. Penyebab kedua adalah infeksi jamur yaitu Candidiasis, yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur yang berlebihan pada vagina. Kejadian seperti ini mungkin disebabkan oleh penggunaan douche, perfumed feminine hygiene sprays, penggunaan steroid, kehamilan, dan lain-lain. Antara faktor risikonya adalah vagina yang tidak dijaga dengan bersih seperti
penggunaan seluar dalam yang terlalu ketat atau non-cotton karena ini akan meningkat temperatur, kelembapan, dan iritasi lokal.
Sebanyak 45 responden (75%) mengetahui bahwa pembalut wanita
seharusnya diganti 3 kali atau lebih dalam sehari. Menurut Cornforth (2009),
pembalut wanita harus diganti sekurang-kurangnya 4-8 jam sewaktu menstruasi
untuk mencegah penyakit pada vagina, misalnya penyakit Toxic Shock Syndrome
(TSS), yang merupakan penyakit yang jarang terjadi namun bisa mengakibatkan
kematian. Selain itu, wanita seharusnya menggunakan pembalut wanita yang
kadar penyerapan yang rendah karena penggunaan pembalut wanita yang kadar
penyerapannya sangat tinggi berpotensi untuk menyebabkan penyakit TSS.
Wanita yang paling berisiko untuk TSS adalah yang berusia di bawah 30 tahun,
Sebanyak 40 responden (66,7%) yang mengetahui bahwa tujuan
mengganti pembalut wanita adalah untuk mengelakkan bakteri bertumbuh, dan
bukannya untuk mengelakkan timbulnya bau atau untuk merasa lebih selesa.
Menurut kajian yang dilakukan oleh Shands (1998), penggunaan pembalut wanita
dan tampon pada waktu yang lama merupakan faktor risiko terjadinya penyakit
Toxic Shock Syndrome (TSS) pada wanita yang sedang menstruasi. Dari 64 wanita, 62 orang daripadanya dijumpai bakteri Staphylococcus aureus yang telah
diisolasi dari penyakit TSS, dan 7 orang daripada 71 kultur vagina dijumpai pada
kontrol yang sehat.
Sebanyak 29 responden (48,3%) yang mengetahui bahwa kita perlu
menggunakan pantyliner hanya sewaktu mengalami keputihan, dan bukannya setiap hari, ataupun tidak perlu menggunakan sama sekali. Menurut Pribakti
(2010), untuk mengurangi kelembapan di sekitar daerah organ intim wanita,
memang sebaiknya penggunakan pantyliner. Namun, sebaiknya pantyliner hanya
digunakan saat mengalami keputihan saja sebab pantyliner sangat membantu untuk mengurangi rasa lembab dan basah pada celana dalam. Pemakaian
pantyliner terus-menerus tiap hari juga sangat tidak dianjurkan pada tidak dalam keadaan keputihan, karena pantyliner akan menutup aliran udara di sekitarnya sehingga menyebabkan kondisi di sekitar vagina menjadi panas dan semakin
lembab. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Farage (1997), penggunaan
pantyliner yang mengandung parfum berbanding dengan yang non-parfum, tidak dijumpai peningkatan dari segi jumlah mikroba. Ini menunjukkan bahwa tiada
perbedaan di antara jenis-jenis pantyliner yang digunakan. Selain itu, penggunaan
pantyliner pada kelompok kontrol tidak menunjukkan peningkatan jumlah bakteri patogen.
Sebanyak 47 responden (78,3%) yang mengetahui bahwa cara yang betul
untuk mencuci vagina adalah dari arah depan ke belakang, dan bukannya dari
belakang ke depan. Menurut Canadian Women’s Health Network, untuk
mencegah iritasi vagina, cara yang betul untuk mencuci vagina adalah dari depan
ke belakang setelah membuang air untuk mencegah bakteri dari anus tersebar ke
Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 43 responden (71,7%) yang
berpengetahuan baik, 17 responden (28,3%) yang berpengetahuan sedang, dan
tiada responden (0%) yang berpengetahuan kurang. Dari hasil tersebut terlihat
bahwa mayoritas pengetahuan tentang kebersihan vagina pada wanita sudah
menikah di kawasan perumahan Taman Hussein berada pada tingkat baik.
Menurut asumsi peneliti, hal ini mungkin dikarenakan oleh mayoritas dari sampel
merupakan wanita yang beredukasi agak tinggi, yaitu taraf diploma, maka tingkat
pengetahuan dan kesedaran mereka mengenai hal-hal penjagaan kebersihan
adalah baik. Selain itu, kawasan perumahan Taman Hussein ini terletak di area
kota, dan bukannya di kawasan pedalaman. Ini mungkin mempengaruhi tingkat
pengetahuan sampel karena mereka mempunyai akses yang lebih luas untuk
mencari informasi-informasi tentang kebersihan vagina misalnya dari buku,
internet dan lain-lain.
Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa pengetahuan
wanita sudah menikah di Taman Hussein terhadap kebersihan vagina berada pada
kategori baik (71,7%). Menurut Notoadmodjo (2005), pengetahuan yang
diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap
terhadap objek yang diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan, yaitu:
Pengetahuan wanita sudah menikah di Taman Hussein tentang kebersihan vagina berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 43 responden (71,7%),
sedangkan pada kategori sedang sebanyak 17 responden (28,3%), dan
pada kategori kurang tidak ditemukan sebarang responden (0%).
6.2. Saran
Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti,
yaitu:
Masukan kepada penduduk kawasan perumahan Taman Hussein supaya: a. Mengekalkan atau meneruskan cara hidup yang sehat
b. Sentiasa mencegah diri dari penyakit-penyakit pada vagina
c. Sentiasa menggali informasi mengenai kesehatan dan kebersihan pada
vagina
d. Memberikan edukasi kepada golongan wanita lain yang belum