• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARLINA BKI 3 C LAPORAN PENGAMATAN DAKWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MARLINA BKI 3 C LAPORAN PENGAMATAN DAKWA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENGAMATAN KEGIATAN DAKWAH

A. DESKRIPSI DAKWAH

Kegiatan dakwah yang saya teliti adalah kegiatan pengajian rutin yang diadakan oleh UKM LDM dan Habibi Comunity setiap dua minggu sekali di Masjid Iqomah UIN Bandung. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kamis dari pukul 17.00 s.d. 19.00 WIB. Nama kegiatan ini adalah kajian abad 21 yang bertemakan “Allah Is One (Allah dengan keimanan dan ketakwaan)”. Waktu itu ketika saya mengikuti kegiatan ini dainya adalah Faisal. Faisal ini adalah seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, semester akhir. Pemuda yang akrab di sapa Isal ini sejak awal masuk kuliah sudah mulai aktif di Organisasi dan Unit Kegiatan Mahasiswa atau yang biasa dikenal dengan istilah UKM, mulai dari UKM LDM (Lembaga Dakwah Mahasiswa) sampai organisasi Habibi Comunity.

Sejak mengikuti dua kegiatan tersebut banyak hal yang di pelajari Faisal, di UKM LDM dia diajarkan teknik dan metode cara berdakwah yang baik dan benar sedangkan di Habibi Comunity dia diajarkan cara menjadi publik speaking yang hebat dan dihargai. Berbekal pengalaman di organisasi tersebut membuat Faisal merasa yakin dan pada akhirnya mulai mencoba belajar menjadi seorang pendakwah yang baik, hebat dan dihargai. Itulah sepintas yang diceritakan oleh Faisal di awal perkenalannya.

(2)

B. METODE DAKWAH

Pada dasarnya metode dakwah yang digunakan adalah metode mauidzah al-hasanah, bi Lisan (ceramah), dan media visual.

1. Al- Mauidzah Al- Hasanah

Mauidzah hasanah atau nasihat yang baik, maksudnya adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang baik, dapat diterima, berkenaan di hati, menyentuh perasaan, lurus di pikiran, menghindari sikap kasar, dan tidak mencari atau menyebut kesalahan audiens sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah.1

Menurut Ali Musthafa Yakub, bahwa mau’izah hasanah, adalah ucapan yang berisi nasihat-nasihat baik dan bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya, atau argumen-argumen yang memuaskan sehingga pihak audiens dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh subjek dakwah.2

Seorang dai sebagai subjek dakwah harus mampu menyesuaikan dan mengarahkan pesan dakwahnya sesuai tingkah berpikir dan lingkup pengalaman dari objek dakwahnya, agar tujuan dakwah sebagai ikhtiar untuk mengaktualisasikan nilai ajaran-ajaran Islam ke dalam kehidupan pribadi atau masyarakat dapat terwujud.

2. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan. Metode ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang banyak diwarnai oleh ciri-ciri karakteristik bicara seorang dai pada suatu aktivitas dakwah. Metode ini harus diimbangi dengan kepandaian khusus tentang retorika, diskusi, dan faktor-faktor lain yang membuat pendengar membuat simpatik dengan ceramahnya.3

Metode ceramah atau muhadarah atau pidato ini telah dipakai oleh semua Rasul Allah dalam menyampaikan ajaran Allah. Sampai sekarang pun masih merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para dai sekalipun alat komunikas modern telah tersedia. Tidak terikat oleh aturan yang ketat. Umumnya, ceramah diarahkan kepada sebuah publik, lebih dari seorang.

Dalam dakwah dengan lisan, Faisal dalam menyampaikan ceramahnya menggunakan bahasa yang lemah lembut, tutur kata yang sopan dan kemasan kata serta kalimat yang

1Samsul Munir Amin. 2013. Ilmu Dakwah. (Jakarta: Amzah). Hlm. 99-100.

(3)

digunakannya sederhana, membuat materi yang disampaikannya mudah di pahami oleh mad’u. Selain itu juga, beliau dalam menyampaikan gagasan, ceramah atau pidato dilakukannya secara komunikatif, humoris, mampu memberi petuah tanpa menyinggung perasaan orang.

Dalam hal ini peran bahasa sangat penting dalam menyampaikan materi dakwah. Bahasa yang dimaksud adalah “bahasa” dalam arti yang seluas-luasnya. Karena bahasa merupakan media yang paling banyak dipergunakan oleh umat manusia dan hanya bahasa yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini; baik mengenai hal yang konkrit maupun abstrak.4

Selain itu, dakwah yang disampaikan sangat fleksibel, mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta waktu yang tersedia. Jika waktu yang tersedia sedikit bahan dipersingkat dan sebaliknya jika waktunya memungkinkan dapat disampaikan bahan yang banyak dan mendalam.

3. Media Visual

Media visualyaitu kegiatan dakwah yang dilakukan dengan melalui alat-alat yang dapat dilihat dan dinikmati oleh mata manusia sepeti infokus. Jadi matalah yang paling berperan dalam pengembangan dakwah. Media komunikasi yang berwujud alat yang menggunakan penglihatan sebagai pokok persoalannya terdiri dari jenis alat komunikasi yang sangat komplit.

Dalam penyampaiannya beliau menggunakan metode visual yaitu dengan power point. Dan metode ini merupakan salah satu kelebihan yang terletak pada kemasan media itu sendiri yaitu dengan menggunakan laptop dan infokus. Sesuai dengan materi yang aktual dan berkembang dimasyarakat yang dalam penyampaiannya lebih besar menggunakan metode ceramah bervariasi tentunya hasil timbal balik dari mad’u akan lebih baik dan efektif.

C. MENGANALISIS ASAL-USUL METODE DAKWAH

Metode dakwah adalah suatu cara dalam melaksanakan dakwah, menghilangkan rintangan atau kendala-kendala dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan

(4)

efisien. Dalam penyampaian suatu pesan dakwah, metode sangat penting peranannya, suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan (mad’u). Ketika membahas tentang metode dakwah pada umunya merujuk pada Al-Quran surat An-Nahl ayat 125:







 









































































“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Berdasarkan ayat tersebut terdapat metode dakwah yang akurat dalam melaksanakan atau melakukan seruan dan ajakan menuju jalan Allah (Islam). Kerangka dasar tentang metode dakwah yang terdapat pada ayat tersebut adalah bi al-hikmah, mauizatul hasanah,

dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan.5 Metode ini harus diaplikasikan melalui pendekatan bi ahsan al-qawl dan bi ahsan al-amal. Pendekatan ini didasarkan pada Al-quran surat Fushshilat ayat 33, yang artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh, dan berkata: sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”

Dalam perspektif al-quran, bi ahsan al-qawl akan terkait dan memberi petunjuk mengenai prinsip dan etika berkomunikasi dalam menyampaikan ajaran Islam yang secara spesifik memberikan urgen dalam proses khithabah, yakni sebuah upaya membangkitkan semangat manusia untuk melakukan segala sesuatu yang berguna bagi urusan kehidupannya di dunia dan di akhirat.6

Paradigma dakwah adalah cara pandang seseorang dalam merumuskan dakwah yang dianggapnya paling optimal mencapai tujuan-tujuan dakwah. Ada dua macam paradigma dakwah yang berkembang, yaitu paradigma dakwah tabligh, dan paradigma dakwah kultural. Dalam perakteknya dakwah dapat dilaksanakn secara bersamaan dalam dua atau tiga paradigma. Perumusan paradigma ini dimaksudkan memberi wacana teoritis pada tataran kajian ilmiah, tentang bagaimana dakwah sebaiknya dilaksanakan.

5Nurul Badruttamam. 2005. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu). Hlm. 148).

(5)

Pertama, paradigma dakwah sebagai tabligh berporos pada dakwah dalam bentuknya menyampaikan, mengajak, membuat pemaparan, membuat narasi dan mengajarkan pesan-pesan dakwah agar orang mengikuti ajaran Islam dan mengamalkan sesuai syar’i. Kedua, paradigma dakwah kultural berproses pada pengembangan masyarakat pada wilayah sosial, keilmuan, dan sebagainya. Satu hal dia tidak berkutat pada bidang politik, melainkan berdakwah dengan tujuan antara meningkatkan taraf hidup umat Islam secara langsung.

D. MENGANALISI KEBERHASILAN METODE DAKWAH

Bahwa aktifitas dakwah yang pertama adalah dengan mauidzah yang mengarah kepada pentingnya manusiawi dalam segala aspeknya. Sikap lemah lembut (affection) menghindari sikap egoisme adalah warna yang tidak terpisahkan dalam cara seseorang melancarkan ide-idenya untuk mempengaruhi orang lain secara persuasive dan bahkan memaksa. Caranya dengan mempengaruhi obyek dakwah atas dasar pertimbangan psikologis dan rasional. Maksudnya sebagai subyek dakwah harus memperhatikan semua determinan psikologis dari obyek dakwah berupa frame of reference (kerangka berpikir) dan field experience (lingkup pengalaman hidup dari obyek dakwah dan sebagainya). Dalam hal ini Nabi memberikan petunjuk melalui sabdanya:7

.مهلوقع ردق يلع سانلا اوبط اخ

“Berbicaralah dengan mereka (manusia) itu sesuai dengan kemampuannya”.

Penyampaian pesan dakwah melalui kata-kata lisan yang dilakukan oleh da’i kepada mad’u menggunakan kaidah-kaidah bahasa lisan. Masyarakat berbudaya lisan cenderung bersifat monolitik, yang berbuat segala sesuatu dengan cara tanpa tanya dan ‘menulis’ melalui mitos, sejarah, yang digabung satu sama lain.

Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan menggunakan indra penglihatan dalam menangkap datanya. Media visual tersebut meliputi: film slide, OHP, gambar foto diam, dan laptop. Metode dakwah yang digunakan Faisal berhasil, karena ia menyampaikan pesan dakwahnya yang memang sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa, dan memiliki daya tarik personal yang menyebabkan mahasiswa menerima pesan dakwahnya.

Faktor-faktor yang menjadikan dakwahnya berhasil adalah: 1. Beliau memiliki kemampuan dalam ilmunya,

(6)

2. Memiliki persiapan yang cukup,

3. Memiliki kemampuan dalam menggunakan metode dakwah, dan

4. Mengetahui kondisi mad’u sebelum ia memberikan ceramahnya, karena dengan cara inilah beliau dapat mengetahui metode apa yang harus digunakan.

Itulah keempata faktor pendukung keberhasilan dakwah yang dilakukan oleh Faisal. Seorang da’i tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, melainkan ia harus memikirkan kondisi mad’u, materi dakwah, media apa yang akan membantunya dalam berdakwah, serta metode apa yang sekiranya tepat digunakan pada kondisi mad’u tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2013. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.

Badruttamam, Nurul. 2005. Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu.

Enjang AS dan Aliyudin. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjajaran. M. Munir. 2009. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi komando, Sistem ekonomi pasar, maupun Sistem ekonomi campuran. Sisten ekonomi yang diterapkan

persampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara yang meliputi kesediaan masyarakat membayar retribusi,

dasar, atau Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/ pengurus koperasi. yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA ANTAR ANGGOTA GABUNGAN KELOMPOK TANI LEMBANG AGRI DESA

National Household Health Survey (NHHS) 1995, and extended analysis of data Core and Module National Socio Economy Survey (SUSENAS) 1998. The information was about

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul Tahun 2010 telah diuraikan capaian kinerja baik keberhasilan maupun kegagalan

Nelayan Bangka Jaya Tidak Lulus Teknis dikarenakan Tidak mencantumkan jadwal pelaksanaan dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.. Evaluasi Harga dan

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh protektif pemberian minyak zaitun murni atau Extra Virgin Olive Oil (EVOO) dan