• Tidak ada hasil yang ditemukan

1013079060

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1013079060"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang sudah ditetapkan pada Bab I Ketentuan Umum pada Pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(2)

Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Pendidikan merupakan pengembangan potensi dalam menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Tujuan dari penyelenggaraan sistem pendidikan nasional akan berpengaruh pada mutu peserta didik untuk mampu menghadapi tantangan di masa depan, menghadapi globalisasi pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai poerguruan tinggi, oleh karena itu proses pembelajaran yang baik akan dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

Ari Kunto (2003:2) Mengungkapkan, sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan lulusan yang berkualitas unggu; dalam bidang akademi, diumpamakan sebagai alat transfortasi yang mengubah “bahan mentah” mnenjadi produk yang diharapkan. Proses transfortasi yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran. Ada beberapa faktor penting yang berkaitan langsung dengan hasil dari proses pembelajaran yaitu (1) siswa, (2) guru, dan personil lain, (3) sarana dan prasarana, (4) Pengelolaan dan (5) lingkungan.

(3)

Upaya peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan, peningkatan ini hendaknya mencakup peningkatan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajran akan terlihat apabila hasil pembelajaran menunjukkan peningkatan baik secara individu, kelompok maupun klasikal.

Permasalahan pendidikan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan dasar dan menengah bahkan sampai perguruan tinggi. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seperti misalnya berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas pendidik khususnya guru. Perbaikan kurikulum, pengadaan buku dan alat peraga atau pelajaran berbagai sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen yang memadai.

Pembelajaran pada prakteknya terdiri dari beberapa mutu pelajaran yang berbeda-beda tentunya mempunyai perbedaan karakteristik dan konsep yang berbeda pula hal ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru yang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran IPA misalnya karakteristiknya sangat berbeda dengan pelajaran sosial, oleh karena itu guru dituntut mampu memahaminya sehingga pembelajaran yang diselenggarakan berhasil.

(4)

pelajar. Pengetahuan awal atau konsep tentang IPA (SAIN) yang ada pada diri siswa merupakan dasar pertimbangan dalam mengajarkan IPA agar konsep SAIN yang dipahami siswa dapat bermakna. Setelah memperoleh pembelajaran, keterampilan pengalaman lingkungan tentang IPA dengan makna Universal SAIN di transper kedalam pemahaman kognisi peserta didik merupakan tujuan pembelajaran IPA.

Sutarno (2007:8.19) Mengungkapkan kerangka konseptual atau sistem konseptual IPA biasanya terdiri dari konsep-konsep IPA dengan hubungan-hubungan bermakna antara konsep-konsep yang dipelajari yang telah ada. Pembentukan sistem konseptual IPA haruslah melalui hubungan kebermaknaan antara konsep yang dipelajari. Oleh karena itu pembelajaran IPA hendaknya mampu membangkitkan minat siswa untuk mencari makna konsep yang dimiliki sebelum belajar.

Pembelajaran IPA di SD dalam Standar Kompetensi Depdiknas (2003:1) ditetapkan bahwa fungsi dan tujuan Ilmu Pengetahuan Alam adalah mengembangkan dengan kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus Ilmu Pengetahuan Alam yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan aljabar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model Ilmu Pengetahuan Alam yang dapat berupa kalimat dan persamaan Ilmu Pengetahuan Alam diagram, grafik dan tabel.

(5)

proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran tidak membosankan selain itu sesuai dengan usia siswa SD yang pola pikirnya bersifat kongkret, pembelajaran harus dapat menghadirkan situasi yang merangsang siswa untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan konsep yang dimiliki menjadi pemahaman konsep, bahkan menjadi keterampilan konsep.

Namun kenyataan di lapangan pembelajaran IPA masih banyak disajikan secara konvensional, sehingga penanaman konsep, pemahaman konsep serta keterampilan konsep yang harus dimiliki siswa belum maksimal. Pembelajaran cenderung pada penguasaan materi untuk keperluan ujian akhir agar memperoleh nilai tinggi, sehingga pembelajaran lebih dominant kepada hafalan-hafalan.

Keberadaan pembelajaran seperti yang digambarkan di atas, membuktikan bahwa guru cenderung hanya mempersiapkan anak didiknya untuk menyelesaikan materi pembelajaran yang tersedia dalam kurikulum dan juga cenderung mengejar penguasaan materi untuk keperluan lulus ujian dengan nilai yang baik saja

(6)

Pembelajaran berfokus kepada guru sehingga proses pembelajaran kurang bermakna, pembelajaran masih bersivat konvensional, pembelajaran umumnya dilaksanakan oleh guru menggunakan metode ceramah yang didalamnya menggunakan media buku paket saja, penugasan masih didomunasi oleh guru.

Guru belum menggunakan strategi pembejaran yang membuat siswa dapat mengaitkan pengetahuan awal yang dimilikinya untuk memperoleh pengetahuan baru dan dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang masih menemukan pemberian contoh-contoh secara lisan dan belum memperhatikan bagaimana siswa memperoleh sendiri pentehuannya, sehingga pembelajaran kurang menarik, membosankan dan siswa kurang aktivitas serta kurang tampil menerapkan pengetahuannya.

(7)

Tabel 1.1 Nilai Tes Sumatif Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 2 Tarahan Tahun Pelajaran 2010/2011

Rentang

Nilai Frekuensi Persentase

Kriteria Ketuntasan Minimal (60)

0-20 4 13,33 Belum Tuntas

21-30 4 13,33 Belum Tuntas

31-40 3 10,00 Belum Tuntas

41-50 6 20.00 Belum Tuntas

50-60 4 13.33 BelumTuntas

61-70 5 16,66 BelumTuntas

71-80 3 10,00 BelumTuntas

81-90 1 3.33 BelumTuntas

91-100 -- -- Belum

--Jumlah 30 100 Belum

--Sumber : Arsip SDN 2 Tarahan

Memperhatikan tabel di atas, siswa yang belum mencapai KKM atau belum tuntas adalah 17 orang atau sebesar 56,68% hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA Kelas IV di SD Negeri 2 Tarahan belum berhasil, karena jika dilihat dalam standar ketuntasan yang ditetapkan oleh Pemerintah bahwa pembelajaran di katakana berhasil jika tes siswa pada kelas tersebut minimal 75%.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, tentunya perlu suatu strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA. Salah satu pendekatan dan metode yang dapat memperdayakan siswa dengan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media belajar berupa KIT IPA SEQIP maka hasil belajar mata pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan yang semula 3,33 maka diharapkan setelah menggunakan media KIT IPA SEQIP ini meningkat.

(8)

kelas IV SD Negeri 2 Tarahan karena menggunakan media ini dianggap paling tepat untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA ini perlu dilakukan suatu tindakan yaitu dengan menggunakan media KIT IPA SEQIP dalam kegiatan belajar kelas IV SD Negeri 2 Tarahan.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul antaralain :

a. Hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan masih rendah b. Kurangnya minat siswa untuk bertanya pada guru

c. Penggunaan alat peraga masih kurang

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat diterapkan sebagai berikut :

a. Bagaimana meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan penggunaan Alat Peraga KIT IPA SEQIP pada Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan.

b. Bagaimana meningkatkan hasil prestasi belajar siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tarahan dalam pembelajaran IPA menggunakan alat peraga KIT IPA SEQIP.

3. Tujuan Penelitian

(9)

b. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Tarahan dalam pembelajaran IPA.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA.

b. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar, memperluas wawasan, meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan rasa percaya diri

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan konstribusi dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah sebagai informasi baru untuk ditindaklanjuti

d. Bagi Peneliti

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggungjawab guru. Jadi hakikatnya belajar adalah perubahan. Selain itu aktivitas belajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan, gurulah yang menciptakannya guru membelajarkan anak didik, dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan siswa, sedangkan kegiatan mengacu pada hal-hal yang berhubungan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

(11)

lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas di dominasikan oleh guru, sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern di dominasikan oleh siswa.

2.2 Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:54) prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, faktor intern dan faktor ekstern yang menjadi faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri siswa dan bisa mempengaruhi prestasi belajar seperti minat, semangat dan motivasi. Adapun faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri siswa dan bisa mempengaruhi prestasi belajar seperti lingkungan, teman, guru orang tuda dan fasilitas yang ada. Dari hal-hal tersebut makna guru hendaknya dapat membangkitkan semangat.

(12)

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah :

1. Faktor-Faktor Internal

Yaitu Jasmani (kesehatan, cacat tubuh) psikologis (integrasi, perhatian, minat, bakat dan kelelahan)

2. Faktor-Faktor Eksternal

a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, keluarga, pengertian dari orang tua. latar belakang kebudayaan)

b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung metode belajar, tugas rumah)

c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mas media, teman bergaul untuk kehidupan masyarakat)

2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

(13)

Meskipun masih terkait dengan objek yang bersipat kongkrit . Dalam fase kongkrit pada Usia ini masih terkait objek kongkrit yang ditangkap oleh alat indra.

Sutarno (2007:8.34) mengungkapkan bahwa matapelajaran IPA memiliki karakteristik yang komplek dengan perpaduan antara konsep dasar SAIN dan pengalaman nyata yang telah dimiliki oleh setiap orang sejak lahir hingga pertumbuhannya menjadi dewasa. Perubahan pengalaman dan pemahaman konsep sering terjadi perbedaan antara konsep SAIN itu dengan makna konsep yang disepakati oleh ilmuan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa pelajaran IPA SD hendaknya mampu menjembatani antara pengetahuan awal yang dimiliki siswa yang berada pada fase kongrit tersebut menjadi pemahaman konseptual, dan menumbuhkan keterampilan konsep.

2.5 Model Pembelajaran

(14)

model ini peserta didik dan guru sama-sama aktif dan kreatif. Menarik peserta didik dan menyedangkan dalam tingkat penguasaan materti lebih optimal.

2.6 Media Pembelajaran

A. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam bahasa latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara hartiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus dapat di artikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima, alat peraga dapat dimasukkan sebagai bahan pembelajaran apabila alat peraga tersebut merupakan desain materi pembelajaran yang diperuntukkan sebagai bahan pembelajaran misalnya dalam pembelajaran klasikal. Guru menggunakan alat peraga yang berisikan materi yang akan dijelaskan dalam pembelajaran, jadi alat peraga yang digunakan tersebut memang berbentuk desain materi yang akan disajikan atau dijelaskan oleh guru.

B. Fungsi Media Pembelajaran

Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu diketahui. Fungsi pertama adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar, kedua fungsi utama tersebut dapat kita telaah dalam ulasan di bawah ini.

(15)

media pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPA. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apa bila materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.

2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.

2.7 Tujuan Pembelajaran IPA

Dalam standar isi 2006:157, matapelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberdaaan. Keindahan dan keteraturan akan ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(16)

2.8 Kelebihan dan Kelemahan Alat Peraga

Kelebihan dan Kelemahan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran menurut (Sutopo 2003 : 32) antara lain sebagai berikut:

1. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga

a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

b. Memperjelas konsep makna bahan sehingga siswa lebih mudah memahami.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa akan merasa bosan.

d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan

2. Kelemahan Penggunaan Alat Peraga a. Akan lebih banyak menuntut guru

b. Banyak waktu yang diperlukan oleh guru c. Perlu kesediaan berkorban secara materil

2.9 Hipotesis

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Prosedur

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (action research). Merupakan penelitian yang dirancang menggunakan metode penelitian tindayan yang bersipat repleksif. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk sporal (a spiral of steps), langkahnya yang terdiri dari empat tahap yaitu : (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan/observasi dan (d) refleksi (Kemmis dalam Wiraatmadja 2006 :66)

3.2 Setting Penelitian a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di SD Negeri 2 Tarahan Kecamatan Katibung Lampung Selatan.

b. Waktu Penelitian

(18)

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 2 Tarahan dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Teknis tes dalam penelitian ini adalah tes akhir pembelajaran, baik pada siklus I maupun siklus II. Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penguasaan siswa terhadap konsep pengetahuan yang dimiliki siswa setelah pembelajaran perbaikan dilakukan.

2. Observasi

(19)

3.4 Instrumen Pengamatan

Instrumen Pengamatan adalah suatu format yang disusun untuk merekam data-data hasil observasi. Wardhani dkk, (2006 : 3.31) mengungkapkan, bahwa format observasi telah banyak diciptakan oleh para ahli yang digunakan dalam penelitian, namun setiap penelitian boleh menentukan yang diinginkan dalam rangka untuk memperoleh data interaksi sosial dalam pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini format disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang akan dijadikan data penelitian.

Format yang dikembangkan dan digunakan adalah : (a) Instrumen Aktivitas Off Task (aktivitas yang tidak diinginkan), (b) Instrumen Aktivitas On Task (aktifitas yang dikehendaki), (c) Instrumen Lembar Pengamatan Kerja Guru, (d) Instrumen Prestasi Belajar.

a. Instrumen Aktivitas Off Task (Aktivitas yang tidak diinginkan)

Kompetensi dalam instrument ini adalah perilaku siswa yang tidak mendukung proses pembelajaran berlangsung pada setiap urutan waktu pembelajaran. Kompetensi tersebut adalah (1) Mengobrol, (2) Menggangu teman, (3) Keluar masuk kelas, (4) Melamun/Mengantuk, (5) Bermain.

b. Instrumen Aktivitas On Task (Aktivitas yang dikehendaki)

(20)

dapat memperagakan medua pelajaran, (3) bertanya pada guru mengenai materi, (4) menjawab pertanyaan guru, (5) aktif dalam diskusi kelompok (6) memberikan pendapat dalam diskusi, (7) menyelesaikan tugas yang diberikan guru, (8) ketepatan waktu mengumpulkan jawaban tes.

c. Instrumen Lembar Pengamatan Kerja Guru

Aspek yang dinilai dari kinerja guru adalah dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu (a) pendahuluan, (b) kegiatan inti. (c) Penutup.

d. Instrumen Prestasi Belajar

Memperhatikan landasan teori, bahwa prestasi belajar adalah bahwa prestasi belajar adalah hasil akhir atau nilai-nilai hasil pengukuran tingkat penguasaan dan pemahaman serta keterampilan siswa yang berupa angka-angka dan perubahan tingkah laku setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, maka untuk memperoleh data prestasi dilakukan tes formatif atau tes akhir pembelajaran dari setiap siklus.

(21)

3.5 Jenis Data

Data yang diperoleh selama penelitian terdiri dua macam yaitu: 1. Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah data yang diambil berdasarkan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Data Kualitatif berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif). Pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas tes siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar. Kepercayaan diri, atau motivasi belajar dan sejenisnya, (Arikunto. 2006:56) yang termasuk data kualitatif adalah data yang diperoleh dengan cara observasi dan kuesioner.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan cara membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dengan menggunakan instruments yaitu berupa tes formatif

3.6 Teknik Analisis Data

(22)

Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

[image:22.595.110.504.305.410.2]

Data kualitatif berbentuk prosentase yang diperoleh dari jumlah siswa yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu sesuai dengan lembar observasi. Untuk mengetahui kategori tingkat keaktifan siswa, maka digunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori Aktivitas Siswa

Rentang Persentase Kategori

85100 Sangat aktif

70< 84 Aktif

55< 69 Cukup aktif

40< 55 Kurang aktif

0< 40 Sangat kurang aktif Sumber : Waradhani (2006:3.30)

3.7 Prosedur Penelitian

(23)

Proses Penelitian Tindakan Kelas

(24)

Penelitian Tindakan Kelas (Siklus I dan II) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Siklus I

Kegiatan-kegiatan pada Siklus I yaitu : a. Perencanaan

1. Menentukan kelas dan menetapkan kompetensi dasar pada pelajaran IPA Kelas IV SD.

2. Menyusun Silabus dan RPP

3. Merancang kegiatan belajar mengajar dengan penekanan pada penggunaan KIT SEQIP dalam pembelajaran IPA.

4. Menyiapkan instrument yang digunakan, yaitu lembar observasi aktivitas siswa.

5. Menyiapkan alat dan media yang digunakan dalam materi.

b. Pelaksanaan

1. Melaksanakan observasi dan apersepsi, dengan membangkitkan dorongan siswa dengan menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya serta mengaitkan materi tersebut dengan materi berikutnya.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 3. Guru memberikan penjelasan materi seperlunya.

4. Membagi siswa dalam kelompok belajar, setiap kelompok beranggotakan antara 3-5 orang.

(25)

• Menemukan masalah

• Mengumpulkan data melalui observasi

• Menganalisis atau menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,

laporan, bagan tabel dan karya lainnya.

• Mengkomunikasikan baik lisan maupun tulisan atau

menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, atau audiensyang lain.

6. Siswa mengerjakan LKS

7. Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pelajaran 8. Tes terakhir pembelajaran dan tindak lanjut.

c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan mengenai aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh observer yang telah dipersiapkan. Selain observer mencatat kelebihan dan kekurangan mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai bahan diskusi dalam refleksi.

d. Refleksi

(26)

2. Siklus II

Tahap pelaksaan Siklus II adalah sebagai berikut : a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I. Apa yang menjadi kelemahan pada Siklus I diupayakan untuk tidak terjadi lagi pada Silkus II. Adapun rincian kegiatan pada tahap perencanaan Siklus II yaitu :

1. Menyusun RPP dan Perlengkapannya

2. Menyiapkan instrument yang digunakan yaitu lembar observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat tes

b. Pelaksanaan

1. Melaksanakan administrasi kelas, mengadakan apersepsi dengan membangkitkan dorongan siswa dengan menanyakan kesulitan materi yang sudah di pelajari sebelumnya serta mengaitkan materi tersebut dengan materi berikutnya.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 3. Guru memberikan penjelasan materi seperlunya.

4. Membagi siswa dalam kelompok belajar, setiap kelompok beranggotakan antara 3-5 orang.

5. Melakukan refleksi atau pembelajaran.

(27)

c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, diadakan pengamatan mengenai aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh observer yang telah dipersiapkan. Selain itu observer mencatat kelebihan dan kekurangan mengenai jalannya kegiatan belajar mengajar sebagai bahan diskusi dalam refleksi.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan bersama dengan observer. Bahan diskusinya adalah temuan-temuan selamaa pelaksanaan pembelajaran, baik kelebihan maupun kekurangannya. Temuan-temuan tersebut selama pembelajaran (Siklus) dianalisis untuk mendapatkan gambaran secara umum dari peneliti ini, sehingga akan didapatkan kesimpulan apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA SEQIP dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja dari penelitian ini adalah:

a. Meningkatkan aktivitas siswa dari siklu ke siklus hingga mencapai 60% b. Meningkatkan prestasi belajar dari siklus ke siklus hingga mencapai nilai

(28)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN 2 Tarahan

Kecamatan Katibung Lampung Selatan Tahun 2011/2012 Dapat disimpulkan

sebagai berikut :

4. Melalui pembelajaran penggunaan alat peraga Seqip pada mata pelajaran IPA

dengan menggunakan metode Pakem dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

5. Melalui moadal pemebalajran Pakem pada mata pelajaran IPA dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

6. Melalui penggunaan alat peraga Seqip dengan model pembelajaran PAKEM

pada mata pelajaran IPA dapat melibatkan siswa secara aktif dan kreatif serta

menumbuhkan motifasi belajar.

5.2 Saran

1. Bagi guru bahwa model pembelajaran Pakem sangat baik digunakan dalam

pembelajaran IPA,

2. Bagi sekolah pembelajaran melalui penggunaan alat peraga Seqip dengan

model pembelajaran Pakem, baik digunakan dalam pembelajaran IPA, karena

(29)

3. Bagi peneliti pembelajaran melalui penggunaan alat peraga Seqip dengan

model pembelajaran Pakem merupakan suatu strategi yang cocok untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa, namun harus didukung oleh

(30)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Sumantri Brojonegoro Gedungmeneng Bandarlampung

KARTU RENCANA STUDI Nama Mahasiswa :

NPM :

Program Studi : S1 PGSD PPKHB 2010

Beban Sks :

NO KOMAK NAMA MATA KULIAH SKS NILAI NAMA DOSEN

Semester 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Semester 2 8. 9. 10. 11. 12. 13. Semester 3 14. 15. 16. 17. 18. 19. Semester 4 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Bandar Lampung, 2012 Ketua Program Studi,

(31)

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Sumantri Brojonegoro Gedungmeneng Bandarlampung

KARTU RENCANA STUDI

Nama Mahasiswa : MARYANA. S

NPM : 1013079060

Program Studi : S1 PGSD PPKHB 2010 Beban Sks : 72

NO KOMAK NAMA MATA KULIAH SKS NILAI NAMA DOSEN

Semester 1

1. KPD-111 Perkembangan peserta didik 4 A Drs. H. Syaifuddin Latif, M.Pd 2. KPD-112 Belajar dan pembelajaran 4 A Dra. Riswanti Rini, M.SI 3. KPD-121 Tekno. Informasi dan Komunikasi 3 C Dr. Alben Ambarita, M.Pd

Pendidikan

4. KPD-125 Pengelolaan Lab IPA SD 2 A Drs. Supriyadi, M.Pd 5. KPD-213 Produksi dan Pemanfaatan

Media Pendidikan 3 A Dra. Herpratiwi, M.Pd

6. KPD-123 Kurikulum SD 3 B Dra. Een Hanelilah, M.Pd

Semester 2

7. KPD-214 Perencanaan Pembelajaran SD 3 B Dra. Lilik Sabda Ningtias, M.Pd 9. KPD-215 Pendidikan Matematika SD 1 4 C Drs. M. Cosa Mien, M.Pd 10. KPD-122 Statistik Pendidikan 3 D + Drs. M.Thoha.BS. Jaya, M.S 11. KPD-411 Manajemen Basis Sekolah 3 C Dra. Rsiwanti Rini, M.SI 12. KPD-212 Asesmen Pembelajaran 3 A Dra. Lilik Sabda Ningtias, M.Pd

13. KPD-211 Manajemen Kelas A Dr. Riswandi, M.Pd

Semester 3

14. KPD-413 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia 3 C Drs. Suwarjo, M.Pd Kelas Tinggi SD

15. KPD-324 Pendidikan IPA SD 4 B Drs. Arwin Ahmad, M.Pd 16. KPD-222 Pendidikan Kewarganegaraan 2 3 A Drs. Maman Surahman, M.Pd

17. KPD-499 PPL 4 A Drs. Siswantoro, M.Pd

18. KPD-311 Pendidikan Kewarganegaraan SD 3 B Drs. Sudirman, M.Pd

19. KPD-322 PTK 4 B Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd

Semester 4

20. KPD-323 Pendidikan IPS SD 4 B Dr. H. Darsono, M.Pd 21. KPD-416 Pembelajaran Terpadu 3 C Drs. Ngadimun.H, M.Pd 22. KPD-421 Profesi Kependidikan 3 B Dr. Supomo Kandar, MS

Bandar Lampung, 2012

Ketua Program Studi,

(32)

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEQIP DI SD NEGERI 2 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG

TAHUN 2011/2012

(SKRIPSI)

Oleh MARYANA. S

S1 PGSD DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Gambar

Tabel 3.1 Kategori Aktivitas Siswa

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Untuk mengetahui output dari proses perencanaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Achmad Mochtar Kota Bukittinggi yaitu terjaminnya persediaan obat yang memenuhi

Merupakan kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan

mysql &gt; CREATE TABLE anggota (Id int unsigned NOT NULL auto_increment primary key, nama varchar(10) NOT NULL, alamat varchar(15) NULL, telp varchar(15) NULL);8. Melihat

Jenis penelitian adalah survei dengan tipe explanatory (survey penjelasan). Populasi penelitian adalah 8 buah puskesmas dan SD di Kota Binjai. Sampel penelitian adalah 3

Berikan analisa kebutuhan, spesifikasi, asumsi dan desain dari fungsi open file pada program text editor (nilai 25)3. Gambarkan diagram use case, sequence dan class dari fungsi

Untuk meningkatkan dan memperkuat program pengendalian dalam mencegah dan menurunkan angka kesakitan tifoid di Indonesia, maka perlu dilakukan advokasi dan sosialisasi yang

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi menggunakan literatur paper yang berasal dari jurnal internasional yaitu IEEE, e-book yang diberikan oleh dosen

TEMPAT SAMPAH harus tersedia dalam jumlah yang cukup, ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau, dilengkapi dengan penutup, dan dibedakan tempat