PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI(Dracaena angustifolia Roxb)DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP
KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS GALUR WISTAR(Rattus Norvegicus) DENGAN DIET TINGGI LEMAK
( SKRIPSI)
Oleh
ADHITYA KUSUMA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
EFFECTS OF GIVING EXTRACT OF CHLOROPHYLL OFSUJILEAF (Pleomele angustifolia N.E.Brown) AND MODERATE INTENSITY EXERCISE AND CHOLESTEROL CONTENT OF WHITE RATS (Rattus
novergicus) WITH HIGH FAT DIET
By
ADHITYA KUSUMA
Consuming excess high fat and high cholesterol in food can increase blood cholesterol levels, so that the necessary efforts to reach cholesterol are at normal levels. In this study using chlorophyll that has hipo-cholesterolemic effects and anti-oxidative that can decreased cholesterol levels and improve lipid profile. The medium intensity exercise was decreased cholesterol levels by getting degrades fatty acids are the basic material forming the core of cholesterol sterols. The difference between the effects of giving extract of chlorophyll of suji leaf and medium intensity exercise was not yet known. Based on the description, so carried out research difference between influences of the moderate intensity exercise with the provision of extract of chlorophyll of suji leaf in each and a combination to Cholesterol in rats.
SUJIleaf), group II (Given 15 mg/kg weight of chlorophyll of suji leaf), group III (Moderate intensity exercise), and group IV(Control). Examination LDL-Cholesterol levels pre-test before treatment LDL-Cholesterol levels post-test after treatment. Test of homogeneity (Leven's test; p> 0.05) and test for normality (saphiro-wilk; p> 0.05). Paired t- test (p ≤ 0.05), and the One-Way Anova test on the three treatment and control groups.
The results showed there were decreased levels of Cholesterol( I= 117,40±5,079 vs ,108,00±4,743 mg/dL), (II = 110,60±10,090 vs ,107,40±9,127 mg/dL), (III = 111,80±6 ,205 vs ,110,60±2,302 mg/dL), and increased level of cholesterol control (118,20±5,675 vs 119,60±5,771 mg/dL)
Based on these results conclude that moderate intensity exercise and the provision of extract of chlorophyll of suji leaf decreased Cholesterol levels. Treatment of moderate intensity exercise and the provision of extract of chlorophyll of suji leaf more effective decreased Cholesterol levels in rats compared with moderate intensity exercise, extract of chlorophyll of suji leaf. Therefore it is recommended to people and athletes to consume extract of chlorophyll of suji leaf and moderate intensity exercise on a regular basis.
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI (Pleomele angustifoliaN.E.BROWN) DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)
DENGAN DIET TINGGI LEMAK
Oleh
ADHITYA KUSUMA
Mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga perlu upaya agar kadar kolesterol berada pada kadar normal. Pada penelitian ini menggunakan ekstrak klorofil daun suji yang memiliki kemampuan antioksidatif dan daya hipokolesterolmik. Latihan intesitas sedang menurunkan kadar kolesterol dengan cara mendegradasi asam lemak yang merupakan bahan dasar inti sterol pembentuk kolesterol. Perbedaan antara pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang secara kombinasi dan masing-masing belum diketahui. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian perbedaan antara pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (Rattus novergicus) dengan diet tinggi lemak.
lingkungan 7 hari, adaptasi latihan intensitas sedang 2 hari.Kelompok I (di beri ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kg BB dan latihan intensitas sedang), kelompok II (di beri ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kg BB), kelompok III (Latihan intensitas sedang), dan kelompok IV (kontrol). Pemeriksaan Kolesterol pre-test sebelum perlakuan dan Kadar kolesterol post- test setelah perlakuan. Uji homogenitas (Leven´s test ; p>0,05) dan uji normalitas (saphiro-wilk; p>0,05). Uji-t berpasangan (p≤ 0,05) dan uji One-Way Anova pada ketiga kelompok perlakuan dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukan terdapat penurunan kolesterol pada kelompok perlakuan ( I= 117,40±5 ,079 vs ,108,00±4,743 mg/dL), (II = 110,60±10,090 vs ,107,40±9,127 mg/dL), (III = 111,80±6 ,205 vs ,110,60±2,302 mg/dL), dan peningkatan kadar kolesterol pada kelompok Kontrol (118,20±5,675 vs 119,60±5,771 mg/dL)
Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang menurunkan kadar Kolesterol. Perlakuan pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang secara kombinasi lebih efektif menurunkan kadar Kolesterol pada tikus dibandingkan dengan latihan intensitas sedang dan pemberian ekstrak klorofil daun suji. Oleh karena itu dianjurkan pada masyarakat dan atlet untuk mengkonsumsi ekstrak klorofil daun suji serta berolahraga intensitas sedang secara teratur.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI(Dracaena angustifolia Roxb)DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP
KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS GALUR WISTAR(Rattus Norvegicus) DENGAN DIET TINGGI LEMAK
Oleh
ADHITYA KUSUMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi :PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI(Dracaena
angustifolia Roxb)PER ORAL TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS GALUR WISTAR(Rattus Norvegicus)YANG DIBERIKAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG DENGAN DIET TINGGI LEMAK
Nama Mahasiswa : Adhitya Kusuma
Nomor Pokok Mahasiswa : 0718011002
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
dr. Khairun Nisa Berawi, M.kes AIFO dr. Syazili Mustafa
NIP 197402262001122002 NIP 198307132008121003
2. Ketua Fakultas Kedokteran
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :dr. Khairun Nisa, M.Kes., AIFO ...
Sekretaris :dr. Syazili Mustofa ...
Penguji
Bukan Pembimbing :dr. Evi Kurniawaty, M.sc ...
2. Dekan Fakultas Kedokteran
Dr. Sutyarso, M.Biommed NIP. 195704241987031001
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 17 September 1989,
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Hi.Ir Untung Sugiyatno,MTA dan
Ibu Hj.Rina Ratnawaty
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 1995,
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Xaverius Metro diselesaikan pada tahun
2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 4 Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Negeri
10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.
Tahun 2007, Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Lampung melalui jalur PKAB. Selama menempuh pendidikan penulis
pernah menjadi anggota paskibra SLTP Negeri 4 Bandar Lampung, Anggota OSIS
bidang Kurikulum SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan selama menjadi mahasiswa
penulis pernah menjadi Anggota Divisi Pendidikan dan Pelatihan PMPATD PAKIS
Bismillahirohmanirrahim
Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam
majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
The Power Saving
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajat)-nya jika kamu
orang-orang yang beriman
(QS Ali Imran [3]: 139)
Carilah yang lima sebelum datang yang lima, yaitu
manfaatkanlah masa depanmu sebelum masa tuamu,
gunakanlah masa sehatmu sebelum masa sakitmu,
gunakanlah masa kayamu sebelum masa miskinmu,
gunakanlah masa hidupmu sebelum masa matimu,
gunakan masa senggangmu sebelum masa sempitmu.
(HR Dailami)
Sebuah persembahan untuk
SANWACANA
Segenap puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji (Dracaena
Angustifolia Roxb)dan Latihan Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol
Pada Tikus Galur Wistar( Rattus Norvegicus)dengan diet tinggi lemak” sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Universitas
Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR.Sutyarso, M. Biomed, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung;
2. Dr Khairun Nisa berawi, M.Kes AIFO selaku Pembimbing utama yang
dengan ikhlas dan sabar telah meluangkan waktu, memberikan
bimbingan, saran, kritik dan dorongan moril dalam menyelesaikan skripsi
ini
3. Dr. Syazili Mustafa selaku Pembimbung II atas semua saran, bimbingan
4. Dr. Evi Kurniawaty, Msc selaku Penguji yang telah memberikan saran dan
kritik dalam ujian skipsi, serta masukan sangat berarti dalam proses
penyelesain skripsi ini
5. Bapak dan Ibu Staff Administrasi PSPD Unila : bu Sofi, mas Bayu, mba
Yulis, dan yang lainnya. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya;
6. Orang tua tersayang yang telah membesarkanku, mengasuhku dan
mendidikku serta yang tak pernah henti-hentinya memberikan semangat,
dorongan, doa dan perhatian,
7. To my lovely sisters and brothers yang selalu memberikan spirit dalam
penyelesaian skripsi ini
8. Teman-Teman seperjuangan ( Fadli Rahmat, Adhein ayu) yang selalu
bersama-sama dalam melakukan penilitian
9. Serta seluruh teman-teman angkatan 2007 khususnya kepada saudara Hery
Gultom yang telah banyak membantu dalam proses pengolahan data serta
kepada semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas
semua kebersamaan, dukungan yang telah diberikan dan bantuannya
kepada Penulis.
10. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada mas Fren
A-LEAF atas waktu, serta tenaganya di dalam proses pengeditan sehingga
Penulis berdoa semoga semua jasa baik pihak-pihak yang telah memberi bantuan
kepada penulis selama ini akan mendapat balasan dari Allah SWT.
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2012
Penulis,
DAFTAR ISI 2.1. Tanaman Daun Suji (Pleomele angustifolia)... 11
2.1.1. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman... 11
2.1.2 Kandungan Daun Suji ... 13
2.2. Klorofil ... 16
2.3. Metabolisme klorofil ... 21
2.4. Tikus Galur Wistar ... 23
2.5 Kolesterol dan Biosintesis Kolesterol ... 25
2.6 Latihan Intensitas Sedang... 31
III. METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian... 34
3.1.1 Kriteria Inklusi ... 35
3.1.2. Kriteria Ekslusi ... 35
3.2 Metode Penelitian ... 36
3.2.1 Tipe Penelitian ... 36
3.2.2 Variabel Penelitian... 36
3.2.3 Definisi konsep dan definisi operasional variabel ... 37
3.2.4 Alat dan bahan penelitian... 37
3.2.5 Prosedur Penelitian ... 38
3.2.7 Tempat dan waktu penilitian... 42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian ... 43 4.1.1 Uji normalitas hasil pengukuran kadar kolesterol ... 44 4.1.2 Uji homogenitas hasil pengukuran kadar kolesterol ... 45 4.1.3 Efek pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan
intensitas sedang(kelompok I)... 45 4.1.4 Efek pemberian ekstrak klorofil daun suji
(kelompok II)... 47 4.1.5 Efek pemberian latihan intensitas sedang terhadap
(kelompok III)... 48 4.1.6 Kadar kolesterol pada tikus galur wistar pada
kelompok tanpa perlakuan (kelompok kontrol) ... 49 4.1.7 Perbedaanefek pemberian ekstrak klorofil daun
suji, latihan intensitas sedang secara masing-masing... 50 4.2 Pembahasan... 52 4.3 Pengujian Hipotesis... 57
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 60 5.2 Saran... 61
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kerangka teori pengaruh
pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (rattus norvegicus)yang diberi
diet tinggi lemak ... 9
2. Kerangka konsep pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (rattus norvegicus)yang diberi diet tinggi lemak ... 10
3. Klasifikasi dan deskripsi tanaman daun suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) (Ritariata, 2010) ... 12
4. Kadar kolesterol total... 28
5. Kadar trigliserid ... 28
6 Definisi konsep dan devinisi operasional variable ... 37
7. Diagram alur penilitian ... 40
8. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Pada Tikus Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok I, kelompok II, kelompok III dan pada kelompok IV (kontrol)... 44
9 UjiLevene’sHasil Pengukuran Kadar Kolesterol Pada Tikus 2 Minggu Sebelum dan 2 Minggu Sesudah Perlakuan Pada Kelompok I, II,III dan IV (Tanpa Perlakuan) ... 45
10 Hasil Uji t-Berpasangan Efek Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji dan Latihan Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol Pada Tikus ... 46
11 Hasil Uji t-Berpasangan Efek Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji Terhadap Kadar Kolesterol Pada Tikus ... 47
13. Hasil Uji t-Berpasangan Kadar Kolesterol Pada Tikus
Pada Kelompok Tanpa Perlakuan (kelompok IV) ... 50 14. Hasilujione-way anovaperbedaan pemberianekstrak
klorofil daun suji,latihan intensitas Sedang secara masing-masing dan kombinasi berdasarkan rata-rata penurunan kadar kolesterol serta
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Daun suji (Pleomele angustifolia)... 16
2. Struktur kimiawi molekul klorofil... 20
3. Metabolisme klorofil ... 23
4.Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) ... 24
5. Diagram penurunan kadar Kolesterol sebagai efek pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang selama 2 minggu... 46
6. Diagram penurunan kadar Kolesterol Sebagai efek Pemberian ekstrak klorofil daun suji... 47
7. Diagram penurunan kadar Kolesterol Sebagai efek pemberian latihan intensitas sedang ... 49
8. Diagram kenaikan kadar Kolesterol Sebagai efek pemberian diet tinggi lemak pada kelompok control ... 50
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang serba modern ini serta gaya hidup yang serba instan seperti
mengkonsumsi makanan siap saji, semakin menjadi budaya di dalam
masyarakat. Fenomena ini sebagai wujud kemajuan pembangunan dan
perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain kecenderungan ini dapat
merugikan, karena konsumsi lemak berlebihan dapat meningkatkan
terjangkitnya penyakit pembuluh darah dan jantung (Chapman MJ, 2006).
Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di
negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung
dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun
1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3.
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin
ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi,
merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya,
stress serta keturunan (Bahri Anwar, 2004).
Menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi PJK pada
2
kardiovaskuler, tahun 2002 diketahui sebanyak 4,4 juta kematian akibat
hiperkolesterol, dan pada tahun 2001 saja tercatat sebanyak 7,2 juta kematian
akibat PJK. PJK memiliki faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti usia,
yang mana semakin bertambah usia (di atas 60 tahun) maka risiko PJK
semakin besar. Di Indonesia penyakit ini peringkatnya meningkat menjadi
pembunuh nomor 3 setelah diare dan saluran napas (Oetoro S et al., 2007,
Soutaret al., 2010).
Sebenarnya lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain sebagai cadangan
makanan dan pelarut vitamin A, D, E dan K, lemak juga dibutuhkan dalam
proses pembuatan hormon steroid, isolasi dalam menjaga keseimbangan
temperatur tubuh dan melindungi organ-organ tubuh. Tetapi kadar lemak
jenuh yang berlebihan akan membahayakan tubuh karena kadar lemak yang
tinggi, merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol (Rackley CEet
al., 2004).
Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengendap pada dinding pembuluh
darah bagian dalam, dan selanjutnya akan menghambat aliran darah dan
oksigen sehingga mengganggu metabolisme sel otot jantung.14-17
Mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh menyebabkan
peningkatan kolesterol intrasel, dan akan disimpan sebagai ester kolesteril
yang menyebabkan penurunan transkripsi gen reseptor High
Density-Lipoprotein(LDL) dan menurunkan sintesis LDL. Hal ini menyebabkan kadar
LDL-Kolesterol di dalam sirkulasi akan semakin meningkat (Branwald E, et
3
Hasil penelitian menemukan bahwa diet lemak yang sangat jenuh
meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15% - 25%. Keadaan ini akibat
peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan
peningkatan jumlah asetil-KoA di dalam sel hati untuk menghasilkan
kolesterol.
Kolesterol memang tidak mengandung lemak, namun struktur dasar kolesterol
adalah inti sterol yang seluruhnya dibentuk dari gugus molekul asetil-KoA
berasal dari molekul lemak. Inti sterol dapat dimodifikasi dengan suatu rantai
samping untuk membentuk kolesterol. Semakin banyak mengkonsumsi
makanan berlemak dan disimpan di hati, semakin banyak inti sterol
dimodifikasi membentuk inti sterol, dan semakin meningkatkan pembentukan
kolesterol (Mayeset al., 2003).
Hiperkolesterol akibat pola dan gaya hidup termasuk faktor risiko yang bisa
diubah. Kadar kolesterol dalam darah yang sebelumnya meningkat dapat
diturunkan. Hasil penelitian menemukan bahwa, dengan menurunkan total
kolesterol sebanyak 10% dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner
(PJK) sebanyak 15% dan penurunan risiko kematian sebanyak 11% (Soutar
AKet al., 2010).
Selama ini, upaya pengobatan yang dilakukan untuk menurunkan kadar
4
cenderung harganya mahal dan memiliki efek samping bila dikonsumsi. Hal
tersebut mendorong berbagai usaha mencari alternatif lain.
Untuk mencapai kadar HDL berada pada kadar sehat, sangat perlu membatasi
asupan makanan berlemak dan berkolesterol. Upaya lain yang sangat
mendukung percepatan keseimbangan kadar HDL dan LDL adalah dengan
melakukan jenis latihan fisik yang sesuai dan konsumsi tanaman daun suji
yang dapat menurunkan kadar kolesterol (Mayo C., 2008, George A et al.,
2009).
Daun suji jenis minor (Pleomele angustifolia N.E.Brown) sebagai sumber
klorofil, dimana Klorofil yang terkandung di dalamnya menunjukkan
kemampuan antioksidatif secara In vitro dan ex vivo, serta daya
hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik
untuk menekan kejadian aterosklerosis.
Latihan anaerobik intermitten pada durasi lebih dari satu jam, kemungkinan
dapat mendegradasi lemak sebagai energi. Degradasi lemak diharapkan dapat
memberi efek mengurangi sintesis kolesterol yang berlebihan, sebab inti sterol
kolesterol dibentuk dari molekul asetil-KoA yang berasal dari lemak (LeBlanc
MJet al., 2003).
Konsumsi ekstrak daun suji yang disertai latihan fisik anaerobik intermitten
5
Untuk membuktikan hal tesebut, perlu di uji coba agar diperoleh fakta yang
jelas. Untuk uji coba ini diperlukan hewan coba yang banyak kemiripan
dengan manusia (Wang YMet al., 2010).
Tikus dapat dijadikan subjek penelitian, karena tikus merupakan salah satu
jenis hewan yang banyak memiliki kemiripan dengan manusia, baik struktur,
fungsi organ maupun pola mekanisme yang terjadi di dalam tubuh. Uji coba
yang berhubungan langsung dengan stamina sangat efektif menggunakan
tikus, karena tubuh tikus kuat dan tahan di dalam air, hewan ini dapat diuji
dengan berenang. Tikus juga mudah dikontrol pola makan dan pola
aktivitasnya.Perlakuan latihan anaerobik serta pemberian ekstrak daun suji,
dapat dilakukan pada tikus sebagai tolak ukur pembanding terhadap manusia
(Ibuke B, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian
mengenai “ Pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan
intensitas sedang terhadap kadar kolesterol pada tikus galur wistar dengan diet
tinggi lemak“
1.2 Rumusan masalah
Saat ini pola dan gaya hidup modern seperti mengkonsumsi makanan siap saji,
semakin menjadi budaya di dalam masyarakat, Namun, di sisi lain
kecenderungan ini dapat merugikan, karena konsumsi lemak berlebihan dapat
meningkatkan terjangkitnya penyakit kardiovaskular (Chapman MJ:2006).
6
Lipoprotein (HDL) dan juga penurunan sintesis Low Density Lipoprotein
(LDL) Daun suji mengandung klorofil yang mempunyai kemampuan
antioksidatif serta daya hipokolestrolemik, dimana kedua aktivitas ini sangat
baik untuk menekan kejadian aterosklerosis dan latihan intensitas sedang lebih
dari satu jam dapat melepaskan epinefrin dan norepinefrin oleh medula
adrenal sebagai pemecahan trigeliserida yang sebagai mana bahan untuk
pembentukan LDL kolesterol, namun belm ada penelitian yang
menggabungkan efek konsumsi ekstrak daun suji dan latihan intensitas sedang
untuk mengurangi kejadian aterosklerosis. Untuk membuktikan hal tersebut
perlu di uji coba agar diperoleh fakta yang jelas sehingga didapatkan rumusan
masalah :
“bagaimana pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan
intensitas sedang terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus
norvegicus)jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak “
1.3 Tujuan penelitian
Menganalisa pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan
intensitas sedang terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattu
7
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah tentang efek
ekstrak klorofil daun suji terhadap kadar kolesterol tikus galur wistar
yang diberikan latihan intensitas sedang.
1.4.2 Aspek praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
tentang manfaat ekstrak klorofil daun suji dari sumber alam dalam
menurunkan kadar kolesterol darah tikus galur wistar yang diberikan
latihan intensitas sedang.
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teori
Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif
lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi, akan
memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak
terbentuk secara berlebihan. (George AKet al., 2009).
Intensitas latihan menggambarkan besarnya upaya yang harus
dilakukan pada saat latihan, salah satunya adalah latihan intensitas
sedang, yang masih termasuk dalam latihan bersifat aerobik. Latihan
intensitas sedang juga merupakan bagian dari latihan cardio yang
dapat dilakukan dengan treadmill, (jalan dan lari), bersepeda, menaiki
anak tangga dengan mesin, renang, badminton, tennis, volly, jogging,
8
Pada proses ini degradasi lemak pengaruhtif terjadi pada latihan
intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara
kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya
pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama
aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim
lipase yang menyebabkan pemecahan trigiserida yang sangat cepat dan
mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan
aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di
dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi
di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam
lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat
meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan
ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Melalui mekanisme
inilah yang dapat menerangkan terjadinya penurunan LDL-Kolesterol,
oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL-Kolesterol berasal
dari trigliserida (Guytonet al., 2007, George AKet al., 2009).
Untuk mencegah risiko terserang penyakit jantung koroner, stroke,
atau penyakit yang berhubungan dengan lesi maupun sumbatan pada
pembuluh darah diperlukan upaya antara lain, dengan melakukan
olahraga seperti latihan intensitas sedang serta mengkonsumsi zat yang
mengandung klorofil seperti ekstrak klorofil daun suji.
Klorofil dan beberapa turunannya menunjukkan kemampuan
9
secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan
kejadian aterosklerosis. Aterosklorosis dipicu oleh kolesterol
lipoprotein berdensitas rendah (LDL/Low Density Lipoprotein) yang
teroksidasi. Ketersediaan klorofil di alam sangat besar, sehingga perlu
dilakukan kajian manfaat klorofil untuk kesehatan, khususnya dalam
menekan kejadian aterosklerosis.
Berdasarkan landasan teori maka variabel perlakuan yang digunakan
pada penelitian ini adalah latihan intensitas sedang ditambah asupan
ekstrak daun suji. Variabel respon penelitian ini adalah
kadar-Kolesterol tikus jantan galur wistar.
Kerangka Teori disajikan pada tabel 1.1
Gambar 1. Kerangka konsep pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak (Sadoso S, 2009)
10
1.5.2 Kerangka Konsep
Tabel 1.2. Kerangka konsep pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus
putih (rattus norvegicus)yang diberi diet tinggi lemak.
1.6 Hipotesis
Asupan klorofil dan latihan intensitas sedang berpengaruh terhadap kadar
kolesterol pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan galur wistar yang diberi
diet tinggi lemak
Ekstrak klorofil daun suji
Latihan intensitas sedang
Kadar kolesterol
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Daun Suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown)
2.1.1 Klasifikasi dan deskripsi tanaman
Suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) merupakan perdu tegak atau
pohon kecil dengan tinggi 6 - 8 m, sering bercabang banyak; daun
memita-melanset, menyempit di bawah dasar pelepah, sangat
meruncing; Pembungaan malai, bercabang, panjang lebih dari 75 cm;
bunga kekuning-kuningan - putih. Buah membulat dengan 3 cuping,
diameter 1,5-2,5 cm, jingga terang, 1-3 biji.
Suji tumbuh tersebar dari India, Birma (Myanmar), Indo-Cina, Cina
bagian selatan, Thailand, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku, New
Guinea dan Australia bagian utara. Suji tumbuh subur hingga
ketinggian 1000 m dpl., dan menyukai daerah pegunungan atau dekat
aliran air (sumur, sungai kecil). Tanaman ini sudah banyak ditanam di
12
ditanam sebagai pagar hidup, namun belum ditanam dalam skala besar
atau perkebunan.
Deskripsi lengkap dari tanaman suji adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Klasifikasi dan deskripsi tanaman daun suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) (Ritariata, 2010)
Sulawesi : Tawaang Im Bolai (Minahasa)
Maluku : Pendusta utan (Ambon), Ngose
kolotidi (Temate)
Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi 6-8 m
Batang : Tegak, berkayu, beralur melintang,
putih kotor
Daun : : Tunggal.berseling, lanset.ujung
meruncing,pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang16
20 cm, lebar 3-4 cm, pertulangan sejajar, hijau tua.
Bunga : Majemuk, di ujung cabang, bentuk
13
Daun suji (Pleomale angustifolia) banyak digunakan sebagai bahan
pewarna hijau pada makanan, kue-kue tradisional dan minuman seperti
untuk pewarna hijau pada es cendol. Selain memberikan pewarna hijau,
daun suji juga memberikan aroma harum yang khas.
Di Maluku, dekoksi dari akar tanaman suji digunakan untuk mengatasi
gonorhoe, daunnya digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi
beri-beri dan getah daun digunakan untuk menebalkan rambut. Daunnya
juga digunakan untuk mewarnai minyak sayur dan menghijaukan
makanan serta getah daunnya digunakan sebagai zat warna untuk
mengecat. pucuk yang direbus dari tanaman Pleomele angustifolia
dimakan sebagai sayuran. Tanaman ini terkenal sebagai tanaman hias
dan sebagai tanaman pagar.
Daun Pleomele angustifolia juga berkhasiat sebagai obat beri-beri dan
akarnya sebagai obat kencing nanah. Untuk obat beri-beri dipakai + 20
gram daun segar Pleomele angustifolia, dicuci, direbus dengan 1 gelas
air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum
sekaligus. ( ritariata, 2010)
2.1.2 Kandungan daun suji
Dalam penelitian ini digunakan daun suji jenis minor (Pleomele
angustifolia N.E.Brown) sebagai sumber klorofil. Klorofil alami
14
Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut akan
mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara
lain klorofilid dan klorofilin.
Salah satu penelitian mengenai ekstraksi daun suji adalah penelitian
oleh Sri Reihana (2009). Penelitian ini bertujuan perbaikan teknik
ekstraksi agar diperoleh ekstrak cair daun suji dengan kadar klorofil
yang tinggi, dan menguji kapasitas antioksidan dan daya
hipokolesterolemik ekstrak suji baik secara in vitro maupun in vivo
menggunakan tikus percobaan untuk informasi yang diperlukan
sebagai kandidat pangan fungsional. Penelitian dimulai dengan kajian
terhadap proses pembuatan ekstrak suji untuk memperoleh ekstrak
dengan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan yang tinggi. Perlakuan
yang diberikan difokuskan pada jenis larutan pengekstrak dan lama
inkubasi enzim. Larutan pengekstrak yang dicobakan yaitu NaHCO3
dan Na2CO3 masing-masing dengan konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5%,
Nasitrat 12 mM dan aquadest sebagai pembanding. Selain itu diamati
pula pengaruh penambahan Tween 80 kedalam larutan pengekstrak
terhadap ekstrak yang dihasilkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
penambahan Tween 80 sebesar 1% kedalam larutan pengekstrak
meningkatkan jumlah klorofil larut air dan kapasitas antioksidan
ekstrak.
Pengujian dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi Tween 80 yang
ditambahkan (yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75, 1%, b/v) dan proses inkubasi
15
diinkubasi pada 70-75C selama 0,30,60 menit). Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan dengan
menggunakan larutan pengekstrak 0,75% Tween 80 dalam Nasitrat 12
mM dan pemberian lama inkubasi selama 30 menit menghasilkan
ekstrak suji yang terpilih (kode:ESTS/Ekstrak Suji Tween Sitrat). Kadar
total klorofil dan kapasitas antioksidan ekstrak suji menurun selama
penyimpanan satu bulan pada suhu refrigerasi, namun total padatan
terlarut tidak mengalami perubahan. Meskipun penambahan
antioksidan asam akorbat 0,1% (b/v) ke dalam ekstrak suji
mengakibatkan menurunkan intensitas warna hijau, namun intensitas
warna hijau ekstrak ini lebih stabil selama penyimpanan dibandingkan
ekstrak suji tanpa penambahan asam akorbat. Kadar total klorofil juga
menunjukkan pola yang sama, sehingga diduga penambahan asam
askorbat dapat membantu mempertahankan kestabilan klorofil ekstrak
suji dalam perlakuan penyimpanan yang diberikan.
Pengamatan terhadap perubahan kadar klorofil dan kapasitas
antioksidan ESTS selama pencernaan dilakukan dengan menggunakan
simulasi kondisi pencernaan in vitro dikombinasikan dengan
penggunaan kantung dianalisis 6000-8000 MWCO (molecular weight
cut-off) untuk estimasi tingkat penyerapan klorofil. Penurunan kadar
klorofil dan kapasitas antioksidan ESTS selama pencernaan lebih besar
daripada larutan SCC (sodium copper chlorophyllin) sebagai
16
untuk ESTS (0,1 g/mL) dan 22% untuk larutan SCC 2,3 mM. Ekstrak
suji maupun larutan SCC menunjukkan kemampuan menghambat
penyerapan kolesterol secara in vitro. Jumlah kolesterol yang terdialisis
sebesar 0% untuk ekstrak suji dan 3,9% untuk larutan SCC 2,35mM.
sebagai pembanding yaitu pelarut ekstrak suji (Tween 80 0,75% dalam
Nasitrat 12 mM) menghasilkan 112% kolesterol yang terdialisis
(Chernomorsky, 1999).
Klorofil yang terkandung dalam daun suji juga menunjukkan
kemampuan antioksidatif secara In vitro dan ex vivo, serta daya
hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat
baik untuk menekan kejadian aterosklerosis.
Gambar 2.1: Daun suji (Pleomele angustifolia) (Mayo C, 2009)
2.2 Klorofil
Klorofil merupakan figmen hijau yang ditemukan pada tanaman. Ia
17
dunia menjadi energy kimiawi melalui fotosintesis serta tumbuhan membuat
karbohidrat dari CO2 dan air melalui fotosintesis ini. Akhirnya semua
makhluk hidup mendapat energi dari energi matahari melalui fotosintesis dan
menjaga tetap hidup. Sebagai bahan dasar yang terlibat dalam konduksi
energi matahari dan sintesis organism, klorofil merupakan elemen penting
untuk akar kehidupan makhluk (Peacock, 1999).
Klorofil merupakan suatu bentuk Kristal halus berwarna biru merah di dalam
lilin dengan ukuran 5 µ, yang membentuk khelat dengan Mg. sebagai suatu
turunan forbin yang dikombinasikan melalui cincin siklopentana pada
tetrapirol yang berbentuk cincin, suatu Mg dikoordinasikan di tengah cincin
tetrapirol esterified propionylic epyrrole atau parnesol dalam cincin pirol IV
(Peacocok, 1999)
Banyak macam klorofil dan analognya tersebar di alam. Klorofil
memancarkan fluoresensi di tempat gelap ketika diiradiasi dengan sinar
ultraviolet. Klorofil a dan b terdapat pada rasio 3 : 1 atau 3 : 2 pada tumbuhan
tingkat tinggi. Rumus molekul klorofil adalah:C55H72MgN4O6 dan
chlorophyll b, C55H72MgN4O6.
Klorofil alami maupun sintetis (komersial) seperti SCC (sodium copper
chlorophyllin) telah banyak teliti yang berkaitan dengan aktivitas biologisnya
antara lain dalam penyembuhan luka, sifat antiperadangan dan kontrol
kalsium oksalat dan deodorisasi internal. Termasuk juga dalam terapi kanker.
Baik penelitian-penelitian in vivo dan in vitro aktivitas biologis telah
18
aktivitas anti oksidan, anti mutagenik, modulasi enzim pemetabolisasi
xenobiotik, dan peninduksi apoptosis pada sel kanker (Ferruzzia, 2006).
Secara struktur klorofil merupakan suatu tetrapirol dengan ditengahnya
terikat atom magnesium. Di alam, klorofil a dan b mempredominasi tanaman
tingkat tinggi sedangkan klorofil c, d, dan e ditemukan pada alga dan diatomi
(Ferruzzia, 2006).
Klorofil dan turunannya menunjukkan kemampuan antioksidatif secara in
vitro dan ex vivo, serta daya hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua
aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis.
Aterosklerosis dipicu oleh kolesterol lipoprotein berdensitas rendah (LDL)
yang teroksidasi. Ketersediaan klorofil di alam sangat besar, sehingga perlu
dilakukan kajian manfaat klorofil untuk kesehatan, khususnya dalam
menekan kejadian aterosklerosis.
Pada penelitian digunakan daun suji jenis minor (Pleomele angustifolia
N.E.Brown) sebagai sumber klorofil dengan tujuan melakukan perbaikan
teknik ekstraksi agar diperoleh ekstrak cair daun suji dengan kadar klorofil
yang tinggi. Dalam pengujian kapasitas antioksidan secara in vivo digunakan
tikus putih Sparague dawley jantan sebanyak 3 kelompok, yaitu (1) kelompok
suji (ESTS), (2) kelompok SCC dan (3) kelompok kontrol. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa pemberian secara oral ESTS 0,14 g/mL maupun SCC 1
mM masing-masing sebanyak 2 ml selama 2 bulan tidak mengakibatkan
perbedaan berat organ hati, limpa dan ginjal tikus. pemberian ESTS secara
19
Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak) karena keberadaan gugus
fitolnya. Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut
akan mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara
lain klorofilid dan klorofilin. Secara in vitro, penyerapan klorofilin 6-9 kali
lebih besar dibandingkan dengan klorofil alami. Karena itu, konversi klorofil
menjadi bentuk yang larut air diharapkan dapat meningkatkan manfaat
biologisnya bagi kesehatan (Sri Raihanna, 2009).
Larutan pengekstrak yang dicobakan yaitu NaHCO3 dan Na2CO3
masing-masing dengan konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5%, Natium sitrat 12 mM dan
aquadest sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
penambahan Tween 80 sebesar 1% kedalam larutan pengekstrak
meningkatkan jumlah klorofil larut air dan kapasitas antioksidan ekstrak.
Pengujian dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi Tween 80 yang
ditambahkan (yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75, 1%, b/v) dan proses inkubasi yang
diberikan terhadap hancuran daun (yaitu tanpa diinkubasi dan diinkubasi pada
70-75C selama 0,30,60 menit). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
proses ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan larutan pengekstrak
0,75% Tween 80 dalam Nasitrat 12 mM dan pemberian lama inkubasi
selama 30 menit menghasilkan ekstrak suji yang terpilih (kode:ESTS/Ekstrak
Suji Tween Sitrat). Penurunan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan ESTS
selama pencernaan lebih besar daripada larutan SCC (sodium copper
chlorophyllin) sebagai pembanding. Jumlah klorofil yang terserap (terdialisis)
20
SCC disintesa dari ekstrak klorofil alami memakai metanolik sodium
hidroksida yang diikuti penggantian atom magnesium sentral tersebut dengan
tembaga (Cu); sehingga dihasilkan SCC yang larut-air (Feruzzia, 2006).
Pemberian SCC pada mencit dengan dosis 15 mg/kgBB secara cepat
didistribusikan ke dalam hati, jantung, dan paru-paru serta dalam darah
kadarnya mencapai 116g/ml. (Ferruzzia, 2006)
Gambar 2.2. Struktur kimiawi molekul klorofil ( Chlorophyll Theraphy Institute, 2006)
(1)Komponen utama klorofil
(a) Porfirin, merupakan suatu senyawa yang membentuk komponen
pigmen seperti haemoglobin, sitokhrom dan klorofil yang memegang
peran penting dalam redoks dalam tubuh. Struktur porfirin telah diteliti
dengan baik sehingga ditemukan jalur biosintesisnya secara lengkap.
Jika Mg di masukkan ke dalam pusat porfirin menjadi dasar klorofil,
jika Fe dimasukkan ke dalam pusat porfirin makan akan menjadi
21
b) Magnesium, magnesium terlibat didalam 300 metabolisme esensial
dan berperan penting pada struktur dan fungsi tubuh kita. Terdapat
25 Mg dalam tubuh orang dewasa. Magnesium dikenal membantu
pencegahan dan penyembuhan penyakit seperti tekanan darah tinggi,
pre-eklamsia, eklamsia (Leeuwenberg, 2001).
2.3 Metabolisme klorofil
Klorofil mempunyai perbedaan dari heme di antaranya yang paling nampak
adalah bahwa klorofil mempunyai sebuah magnesium di pusat sementara
heme mempunyai sebuah zat besi. klorofil mempunyai kemungkinan
hematopiesis dalam tubuh kita, karena hampir sama dengan hemin dalam
haemoglobin (Peacock, 1999).
Kesamaan kimiawi antara hemoglobin dan klorofil pertama dinyatakan oleh
Berdel pada tahun 1855dan secara lebih spesifik diperjelas pada tahun
1920-an. Dua puluh tahun kemudian penelitian-penelitian yang besar dilakukan
untuk mengetahui apakah dua struktur tersebut dapat dikonversikan satu sama
lain. Kesamaan diantara keduanya tidak terbatas pada penampilannya dan
fungsiya saja. Ahli kimia melaporkan bahwa sintesis heme pada
hewan-hewan mungkin terjadi dengan cara yang sama seperti pada tanaman.
Klorofil dalam makanan atau minimum dari klorofil yang dihaluskan dapat
meningkatkan regenerasi sel darah merah dalam sumsum tulang. Molekul
klorofil alami bukan secara langsung diabsorbsi kedalam aliran darah pada
22
tanaman hijau sangat meningkatkan produksi hemoglobin. Beberapa porfirin
sangat meningkatkan sintesis protein pada molekul hemoglobin. Sehingga
molekul klorofil dapat meningkatkan produksi globin dalam tubuh, yang
secara parsial bisa menjelaskan efek-efek klorofil pada sintesis hemoglobin
(Peacock, 1999).
Klorofilin merupakan turunan (derivat) yang diperoleh dari hidrolisis dengan
alkali dimana Mg di pusat cincin porfirin diganti dengan logam lain seperti
Cu, Fe atau Co. Klorofilin a dan klorofilin b dihasilkan dari masing-masing
klorofil a dan klorofil b. Klorofilin merupakan kristal mengkilap berwarna
hijau gelap dan mempunyai aksi bakterisidal dan hematopoiesis karena
strukturnya serupa dengan hemoglobin.
Klorofilin mempercepat pertumbuhan sel jaringan dan diketahui efeknya
yang luas dalam pembersihan permukaan luka bakar, proliferasi granulasi,
stimulasi pembentukan epidermis, dan deodorisasi organ respirasi atau tubuh.
Klorofilin hampir tidak toksik dan digunakan untuk pewarna sabun, balsam,
kosmetik atau makanan ringan.Karena klorofil alami tidak hanya sulit untuk
diekstraksi tapi juga tidak larut dalam air, klorofilin yang larut dalam air yaitu
SCC digunakan banyak dalam penelitian-penelitian mengenai efek biologis
23
Gambar 2.3. Metabolisme Klorofil ( Ferruzzia, 2006)
2.4 Tikus Galur Wistar
Tikus yang selama ini sering digunakan sebagai tikus percobaan merupakan
memiliki beberpa jenis atau galur. Tidak semua jenis tikus yang kita kenal
digunakan untuk melaksanakan penelitian. Tikus got yang bertubuh besar
(kadang bisa membuat kucing ketakutan) bukanlah hewan yang digunakan
sebagai tikus penelitian. Tikus laboratorium adalah spesies tikus Rattus
norvegicus yang dibesarkan dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus
laboratorium telah digunakan sebagai model hewan yang penting untuk
24
Gambar 2.4. Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) (Soutar AK, 2010)
Adalah tikus Wistar strain outbred tikus albino milik spesies Rattus
norvegicus. Jenis galur ini dikembangkan diInstitut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan penelitian medis, dan adalah terutama
galur tikus pertama dikembangkan sebagai model organisme pada saat
laboratorium terutama menggunakan Mus musculus (mencit), atau mencit
rumah. Lebih dari separuh dari semua strain tikus laboratorium adalah
keturunan dari koloni asli yang dikembangkan oleh Henry fisiologi
Donaldson, J. Milton administrator ilmiah Greenman, dan peneliti genetik /
embriologi Helen Dean King.
Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu yang strain tikus paling populer yang
digunakan untuk penelitian laboratorium. Hal ini ditandai oleh kepala lebar,
panjang telinga, dan memiliki ekor panjang yang selalu kurang dari panjang
25
tikus galus Wistar. Tikus Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus
Sprague dawley.
2.5 Kolesterol dan biosintesis kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen dari lemak dan lemak erupakan salah
satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh di samping zat gizi yang lain. Lemak
menjadi salah satu sumber energi yang memiliki kalori paling tinggi dan pada
lemak khususnya kolesterol berfungsi untuk membentuk dinding-dinding sel
dalam tubuh, dan kolesterol juga merupakan bahan utama dari pembentukan
hormon steroid.
Secara normal kolesterol dapat diproduksi oleh tubuh sesuai dengan
kebutuhan namun dapat meningkat karena makan yang kita makan
mengandung kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dapat membuat
penumpukan di pembuluh darah dan dapat menimbulkan penyempitan,
karena itulah dapat menyebabkan seseorang terserang stroke dan jantung.
Kolesterol diangkut oleh lipoprotein menuju sel-sel yang membutuhkan
termasuk jantung dan otak, sedangkan kelebihan kolesterol diangkut oleh
HDL (High Density Lipopretin) menuju hati yang kemudian diurai dan
masuk ke empedu sebagai asam empedu. LDL memiliki kandungan lemak
yang lebih banyak dibandingkan dengan dengan HDL. LDL dianggap lemak
yang jahat karena dapat menempel di dinding pembuluh darah sedangkan
HDL dianggap lemak yang baik karena ia membawa lemak yang berlebih
26
Kolesterol terdapat dalam diet, dan dapat diabsorbsi dengan lambat dari
saluran pencernaan ke dalam saluran limfe usus. Kolesterol sangat larut
dalam lemak, tetapi hanya sedikt larut dalam air. Kolesterol secara spesifik
mampu membentuk ester dengan asam lemak. Hampir 70% kolesterol dalam
lipoprotein plasma memang dalam bentuk ester kolesteril (Guyton et al.,
2007, Tarigan I, 2009, Mayes PA, 2003).
Selain kolesterol yang diabsorbsi setiap hari dari saluan pencernaan , yang
disebut kolesterol exogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk
dalam sel tubuh, disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol
endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi
semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai
dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel, sebagian
disusun dari zat ini (George AK et al., 2009).
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol seluruhnya dibentuk
dari molekul Acetyl-Coenzym A. Selanjutnya inti sterol dapat dimodifikasi
dengan berbagai rantai samping untuk membentuk kolesterol, asam kolat
yang merupakan dasar dari asam empedu yang dibentuk di hati, dan beberapa
hormon steroid penting yang disekresi oleh korteks adrenal, ovarium, dan
testis. Oleh karena itu semakin banyak mengkonsumsi makanan berlemak,
semakin banyak lemak disimpan di hati, semakin banyak inti sterol
dimodifikasi membentuk inti sterol, yang menyebabkan sintesis kolesterol
27
Kolesterol yang berlebihan diekskresi dari hati ke dalam empedu sebagai
kolesterol atau garam empedu. Sejumlah besar garam empedu diabsorbsi ke
dalam sirkulasi porta dan kembali ke hati sebagai bagian dari sirkulasi
enterohepatik (Mayes PA, 2003). Kenaikan kadar kolesterol yang terdapat
pada VLDL, IDL atau LDL berkaitan dengan penyakit atherosclerosis,
sedangkan kadar HDL yang tinggi mempunyai pengaruh protektif.
Banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol di dalam
jaringan. Pada tingkat jaringan berbagai proses dianggap mengendalikan
kesimbangan kolesterol pada sel (Mayes PA, 2003). Peningkatan terjadi
akibat (1) pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh
reseptor, misal, reseptor LDL atau reseptor scavenger; (2) pengambilan
kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke membran sel;
(3) sintesis kolesterol; (4) Hidrolisis ester kolesteril oleh enzim ester
kolesteril hidrolase (Mayes PA, 2003).
Penurunan terjadi akibat (1) aliran kolesterol keluar dari membran sel ke
lipoprotein yang potensial kolesterolnya rendah, khususnya HDL3 atau HDL
discoid, atau praβ-HDL, dan didorong oleh enzim Lecithin Cholesterol
Acyltransferase (LCAT); (2) esterifikasi kolesterol oleh enzim Acyl-Coenzym
A Cholesterol Acyiltransferase (ACAT); (3) penggunaan kolesterol untuk
sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon atau asam empedu, di hati
(Mayes PA:2003).
Kolesterol selalu dianggap sebagai penyebab utama penyakit jantung koroner
28
terjadi luka pada dinding pembuluh darah dapat memicu pembetukan bekuan
darah. Karena pembuluh darah sudah tersendat oleh kolesterol maka
keberadaan bekuan darah dapat menyumbat sepenuhnya aliran darah, kondisi
ini disebut aterosklerosis dan dapat terjadi di arteri pada jantung, otak ginjal
atau organ vital lainnya. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membuat darah
menjadi kental sehingga mengurangi oksigen dan gejalanya dapat dirasakan
seperti sakit kepala dan pegal-pegal, namun tidak sedikit yang tanpa gejala.
Cara jitu untuk mengontrol kolesterol adalah pola hdup yang sehat, 4S makan
sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan aktivitas sehat. (HealthyGuideNews,
2008). Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200
mg/dl berartiresiko untuk terjadinya PJK meningkat (Bahri Anwar, 2004)
Tabel 2.1Kadar kolesterol total
Kadar kolesterol Total
normal Sedang (Pertengahan) Tinggi
< 200 mg/dl 200-239 mg/dl >240 mg/dl
Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, lemak
tidak tunggal dan lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan
faktor resiko untuk terjadinya PJK.
Tabel 2.2Kadar Trigliserid total
Kadar Trigliserid
Normal Sedang Tinggi Sangat Tinggi
< 150 mg/dl 150–250 mg/dl 250-500 mg/dl >500 mg/dl
Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : Bila kadar kolesterol total >
29
keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas
(Bahri Anwar, 2004)
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma
adalah sebagai berikut: (Guyton et al., 2007, Mayes PA, 2003, Sadoso S,
2009).
1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit
meningkatkan konsentrasi plasma. Sehingga tersedia suatu sistem kontrol
umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi kolesterol
plasma yang berlebihan. Akibatnya konsentrasi kolesterol plasma biasanya
tidak berubah naik atau turun lebih dari 15 % dengan mengubah jumlah
kolesterol dalam diet, walaupun respon individu berbeda.
2. Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolesterol darah
15% - 25%. Keadaan ini akibat peningkatan penimbunan lemak dalam
hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlah Acetyl-CoA di
dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Oleh karena itu untuk
menurunkan konsentrasi kolesterol darah, mempertahankan diet rendah
lemak jenuh biasanya sama pentingnya dengan mempertahankan diet
rendah kolesterol.
3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi
biasanya menekan konsentrasi kolesterol dari jumlah sedikit sampai
sedang. Mekanisme dari pengaruh ini tidak diketahui, walaupun penelitian
mengenai pengaruh tersebut adalah dasar dari sebagian besar perencanaan
30
4. Kekurangan insulin atau hormon thyroid meningkatkan konsentrasi
kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan
konsentrasinya. Pengaruh ini kemungkinan disebabkan terutama oleh
perubahan derajat aktivitas enzim-enzim khusus yang bertanggung jawab
terhadap metabolisme zat lipid.
Sejauh ini manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain membentuk
membran adalah untuk membentuk asam kolat di hati. Sebanyak 80%
kolesterol dikonversi menjadi asam kolat. Kolesterol akan berkonjugasi
dengan zat lain untuk membentuk garam empedu, yang akan meningkatkan
pencernaan dan absorbsi lemak.
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: (Mayes PA, 2003)
1) Mevalonatyang merupakan senyawa enam-karbon, disintesis dari
Acetyl-CoA.
2) Unitisoprenoiddibentuk dari mevalonat dengan menghilangkanCO2.
3)Enam unitisoprenoidmengadakan kondensasi untuk membentuk
intermediate, skualen.
4) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawasteroid
induk, yaitulanosterol.
5) Kolesterol dibentuk darilanosterolsetelah melewati beberapa tahap
31
2.6 Latihan intensitas sedang
Intensitas latihan menggambarkan besarnya upaya yang harus dilakukan pada
saat latihan, salah satunya adalah latihan intensitas sedang, yang masih
termasuk dalam latihan bersifat aerobik. Latihan intensitas sedang juga
merupakan bagian dari latihan cardioyang dapat dilakukan dengantreadmill,
(jalan dan lari), bersepeda, menaiki anak tangga dengan mesin, renang,
badminton, tennis, volly, jogging, mendaki gunung, dan banyak lagi lainnya
(Sadoso S, 2009).
Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama
menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi, akan memperkecil
peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara
berlebihan (George AKet al., 2009).
Pada proses ini degradasi lemak pengaruhtif terjadi pada latihan intensitas
sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini
sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan
norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara
langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan
trigiserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam
lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi
peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk
pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik.
Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang
32
lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Melalui
mekanisme inilah yang dapat menerangkan terjadinya penurunan
LDL-Kolesterol, oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL-Kolesterol
berasal dari trigliserida (Guytonet al., 2007, George AKet al., 2009).
Degradasi dan oksidasi asam lemak hanya terjadi di mitokondria. Langkah
pertama pemakaian asam lemak adalah pengangkutan asam lemak ke dalam
mitokondria. Transport ini adalah proses yang diperantarai oleh karnitin
sebagai pembawa (carrier). Begitu berada di dalam mitokondria, asam lemak
berpisah dari karnitin dan kemudian asam lemak didegradasi dan dioksidasi.
Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria dengan melepaskan
segmen berkarbon dua secara progresif dalam bentuk Acetyl-Coenzym A
(Acetyl-CoA). Proses degradasi asam lemak ini disebut β-Oxydai (Guyton et
al., 2007,Sadoso S, 2004).
Penelitian menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan
kolesterol total sebesar 19 %, LDL-Kolesterol sebesar 11 %, trigliserida 8 %
serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 18 % (George AK et al.,
2009).
Hasil penelitian lainnya menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat
menurunkan kolesterol total sebesar 2 %. LDL-Kolesterol turun sebesar 3 %,
trigliseridaa turun 5 % serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 3
33
Penelitian lainnya juga telah menemukan bahwa pengaruh olahraga aerobik
yang dilakukan selama 4 minggu pada laki-laki berusia 18 tahun dapat
meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 9 %, menurunkan trigliseridaaa
11%, tanpa adanya penurunan LDL-Kolesterol signifikan (Hasil penelitian
lainnya menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan
kolesterol total sebesar 19 %, LDL-Kolesterol sebesar 11 %, trigliseridaa 8 %
serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 18 % (Cutler, 2003).
Penelitian lainnya menyebutkan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat
menurunkan kolesterol total sebesar 2 %, LDL-Kolesterol turun sebesar 3 %,
trigliseridaa turun 5 % serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar(Rattus Norvegicus), umur
8-12 minggu dengan berat badan 200-300 gr. Sampel penelitian dipilih
secaraSimple Random Sampling berjumlah 24 ekor tikus jantan galur wistar
yang dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6
ekor tikus jantan galur wistar. Selama penelitian selain perlakuan utama,
semua tikus tetap diberi makan campuran pelet dan gabah dan diberi minum
secukupnya.
Menurut Frederer, rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental adalah
t(n-1) > 15
Dimana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan jumlah
pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini akan
menggunakan 4 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel menjadi :
4(n-1) > 15
4n-4 > 15
4n > 19
35
Jadi sampel yang akan digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 6 ekor
(n > 4,75) dengan 1 tikus sebagai cadangan dan jumlah kelompok yang akan
digunakan adalah 4 kelompok sehingga penelitian ini akan menggunakan 24
ekor tikus dari populasi yang ada.
3.1.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1) Tikus jantan galur wistar
2) Berumur 8-12 minggu
3) Berat badan rata-rata 200-300 gram
4) Didapatkan dari tempat pembiakan yang sama, pakan yang
sama.
3.1.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah:
1) Terlihat sakit selama masa adaptasi (gerak tidak aktif, bulu
terlihat suram, kotoran cair, luka gigitan)
2) Penurunan berat badan selama adaptasi lebih dari 10%
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian meliputi tipe penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional variabel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, rancangan
36
3.2.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang
Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga yang dilanjutkan dengan
pemeriksaan darah. Eksperimen dilakukan di Eksperimen dilakukan di
Laboratorium FK UNILA dan laboratorium klinik duta medika. Adapun
tipe penelitian ini adalahpredanpost-test design.
Sebelum diberi latihan intensitas sedang, sebelum pemberian ekstrak
daun suji (pre tes), kadar kolesterol diperiksa. Sedangkan postes adalah
pengukuran kadar Kolesterol dilakukan setelah latihan intensitas
sedang, setelah pemberian ekstrak daun suji selama 14 hari. Intervensi
pada penelitian ini adalah latihan intensitas sedang, pemberian ekstrak
daun suji pada tikus jantan galur wistar. Tikus dibagi dalam 6
kelompok; kelompok I (Tikus yang latihan intensitas sedang dan diberi
ekstrak daun suji), kelompok II (Tikus yang diberi ekstrak daun suji),
kelompok III (Tikus yang latihan intensitas sedang), kelompok IV
adalah kontrol.
3.2.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri variabel perlakuan (independent) dan
variabel respon (dependent).
1) Variabel perlakuan adalah latihan intensitas sedang, pemberian
37
2) Variabel respon penelitian ini adalah kadar kolesterol tikus jantan
galur wistar
3.2.3 Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel
Untuk menjelaskan variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini
maka diberikan definisi konsep dan operasional sesuai konteks penelitian
Tabel 3.1:Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel ( Bahri Anwar, 2004, Feruzzia, 2006)
No. Variabel Definisi Hasil Ukur Jenis Variabel Keterangan
1 Latihan
1 menit 10 detik/hari Numerik 1 = diberikan
2 Ekstrak Klorofil Daun Suji
Daun suji yang telah di ekstraksi diberikan kepada tikus
15 mg/kg BB Kategorik 0 = tidak diberikan 1 = diberikan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Ekstrak daun suji
(2) Makanan Standar Tikus (pellet dan gabah)
(3) Aquabides
38
Alat yang dipakai pada penelitian ini adalah:
1) Tempat Berenang Tikus
2) Timbangan Tikus, Timbangan Analitik
3) Sonde untuk pemberian oral
4) Pipet Mikro (500 μ l; Reagen, 100 μ l; HDL)
5) Tik biru (untuk memindahkan Reagen) dan kuning (untuk
memindahkan Serum)
6) Sentrifuge.
7) Tabung Reaksi, Tabung sampel darah
8) Spektrofotometer Sumifin 1904-F (Semi Automatic)
9) Alat tulis
3.2.5 Prosedur Penelitian
Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang
Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga yang dilanjutkan dengan pemeriksaan
darah. Eksperimen dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas
kedokteran Universitas Lampung dan laboratorium klinik duta medika.
Adapun tipe penelitian ini adalahpredanpost-test design.
Pretes pada penelitian ini adalah pengukuran kadar Kolesterol sebelum
pemberian ekstrak daun suji, postes adalah pengukuran kadar Kolesterol
setelah pemberian ekstrak daun suji selama 1 minggu. Intervensi pada
penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun suji pada tikus jantan galur
39
pemberian ekstrak daun suji, kelompok B tikus jantan galur wistar hanya
diberi pakan pellet dan gabah tanpa pemberian ekstrak daun suji
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan intensitas sedang dan
pemberian ekstrak daun suji terhadap kadar Kolesterol pada tikus,
dilakukan perlakuan latihan intensitas sedang, pemberian ekstrak daun suji
pada tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok
I, II, III, dan IV. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus,
dengan total sampel 24 ekor.
Tikus dari kelompok I, II, III, dan IV dipelihara dalam kondisi yang sesuai
selama 7 hari dan diberi pakan pelet dicampur gabah dan minum yang
cukup. Kemudian diberi makan tinggi lemak dan kolesterol selama 14
hari. Pada hari ke 15 diambil darah dari ekor tikus (kelompok I, II, III, dan
IV) sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadar kolesterol (Pre tes).
Selanjutnya adalah perlakuan pada tikus jantan galur wistar selama 14 hari
pada kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok I (latihan intensitas
sedang dan diberi ekstrak daun suji 15 mg / bb, 2 kali sehari), kelompok II
(diberi ekstrak daun suji 15 mg / bb, 2 kali sehari), kelompok III (latihan
intensitas sedang), dan kelompok IV adalah kontrol.
Pada hari ke 15, diambil darah dari ekor tikus dengan cara memotong
bagian ujung ekor tikus (kelompok I, II, III, dan IV) sebanyak 2 cc untuk
pemeriksaan kadar kolesterol (Post tes). Kemudian data ditabulasi untuk
40
terhadap kadar kolesterol pada tikus yang diberi latihan intensitas sedang
dan selanjutnya hasil pemeriksaan ditabulasi dan dianalisis statistik.
Tabel 3.2. Diagram alur penelitian Tikus diberi diet tinggi lemak selama 14 hari
Periksa kadar kolesterol (pretest) pada hari ke14
Tikus diberi perlakuan selama 14 hari
Periksa kadarKolesterol(post test) pada hari ke14 perlakuan
Bandingkan kadarKolesterol pretestdanpostest
41
3.2.6 Rancangan Analisis Data
Analisis data penelitian diproses dengan programSPSS V. 17.0 for windows
dengan tingkat signifikasi p< 0.05, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Uji Normalitas Data (p> 0,05)
Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov z test
untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji
normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis
parametrik bila data berdistribusi normal atau non parametrik bila data
tidak berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas Data (p> 0,05)
Pengujian homogenitas data menggunakan Leven’s untuk mengetahui
data homogen atau tidak homogen. Hasil uji homogenitas ini untuk
menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data
homogen atau non parametrik bila data tidak homogen.
3) Uji Parametrik(Dependent t-test)
Untuk menguji pengaruh perlakuan pada kelompok I, kelompok II,
42
4) Uji Parametrik(One-Way Anova)
Untuk menguji perbedaan pengaruh kelompok I, kelompok II, kelompok
III, dan kelompok IV terhadap kadar Kolesterol pada tikus.
3.2.7 Tempat dan Waktu Penelitian
1) Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi FK UNILA dan
laboratorium klinik duta medika.