• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ASUPAN BUBUR KACANG KEDELAI DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR LDL KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ASUPAN BUBUR KACANG KEDELAI DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR LDL KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

THE EFFECT OF SOYBEAN INTAKE AND MODERATE INTENSITY EXERCISE TOWARD LDL-CHOLESTEROL CONTENT OF WHITE RATS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR MALE THAT HAS BEEN

HIGH-FAT DIET

By

MARTIA RAHMAWATI

Excessive fat consumption can increase infected venous and heart diseases. Blood cholesterol levels that increase can be lowered through a system and good lifestyle, one with moderate intensity exercise and eating soybeans. Moderate intensity exercise more than 1 hour can degrade soybean fat as energy, which contains lecithin to be able to stabilize the LDL-cholesterol are at levels can be tolerated by the body. It needs to be tested in order to obtain clear facts to prove.

(3)

5.17) and group D (63.60 ± 5.17 to 62.60 ± 5.98) in rats fed high-fat diet. Based on these results it can be concluded that the soy bean porridge intake given to test animals is accompanied by moderate intensity exercise is more effective in lowering LDL-cholesterol levels in rats, compared with test animals are given only soybean porridge intake, moderate-intensity exercise and control groups.

(4)

PENGARUH ASUPAN BUBUR KACANG KEDELAI DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR LDL KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR YANG

DIBERI DIET TINGGI LEMAK

Oleh

MARTIA RAHMAWATI

Konsumsi lemak berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya penyakit pembuluh darah dan jantung. Kadar kolesterol dalam darah yang meningkat dapat diturunkan melalui pola dan gaya hidup yang baik, salah satunya dengan latihan intensitas sedang dan mengkonsumsi kacang kedelai. Latihan intensitas sedang pada durasi lebih dari 1 jam, dapat mendegradasi lemak sebagai energi kacang kedelai, yang mengandung lesitin kemungkinan mampu menstabilkan agar LDL-kolestrol berada pada kadar yang dapat ditolerir oleh tubuh. Untuk membuktikan hal tersebut, perlu diuji coba agar diperoleh fakta yang jelas.

(5)

kelompok perlakuan dan kontrol.

Dari hasil penelitian didapatkan penurunan kadar LDL kelompok A (66,60±3,9 menjadi 60,8±4,91), kelompok B (67,80±3,70 menjadi 64,0±3,53), kelompok C (66,2±3,89 menjadi 63,60±5,17) dan kelompok D (63,60±5,17 menjadi 62,60±5,98) Pada tikus yang diberi diet tinggi lemak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa asupan bubur kacang kedelai yang diberikan pada hewan uji disertai dengan latihan intensitas sedang lebih efektif menurunkan kadar LDL kolesterol pada tikus, dibandingkan dengan hewan uji yang hanya diberikan asupan bubur kacang kedelai, latihan intensitas sedang dan kelompok kontrol.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola dan gaya hidup modern seperti mengkonsumsi makanan siap saji, semakin menjadi budaya di dalam masyarakat. Fenomena ini menyebabkan kecenderungan yang dapat merugikan, karena konsumsi lemak berlebihan dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya penyakit pembuluh darah dan jantung (Chapman, 2006).

Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh, selain menjadi cadangan makanan dan pelarut vitamin A, D, E, K, lemak juga dibutuhkan dalam proses pembuatan hormon steroid, menjaga keseimbangan temperatur tubuh dan melindungi organ-organ tubuh. Tetapi kadar lemak jenuh yang berlebihan akan membahayakan tubuh karena akan merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol (Rackley CEet al., 2004).

(11)

sebagai ester kolesterol yang menyebabkan penurunan transkripsi gen reseptor High Density-Lipoprotein (HDL) dan meningkatkan sintesis LDL. Hal ini menyebabkan kadar LDL-Kolesterol di dalam sirkulasi akan semakin meningkat (Mayeset al., 2003).

Salah satu penyebab hiperkolesterol adalah pola dan gaya hidup yang merupakan faktor risiko yang bisa diubah. Kadar kolesterol dalam darah yang sebelumnya meningkat dapat diturunkan melalui pola dan gaya hidup yang baik. Hasil penelitian menemukan bahwa, dengan menurunkan total kolesterol sebanyak 10% dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) sebanyak 15% dan penurunan risiko kematian sebanyak 11% (Soutaret al., 2010).

(12)

mampu menstabilkan agar LDL-kolestrol berada pada kadar yang dapat ditolerir oleh tubuh. (Chen Qet al., 2009)

Selain mengkonsumsi tanaman yang berfungsi menurunkan kolestrol, Intensitas olahraga juga dapat berpengaruh untuk mengurangi kadar kolestrol dalam tubuh. Intensitas olahraga menggambarkan besarnya upaya yang harus dilakukan pada saat latihan. Latihan intensitas sedang juga merupakan bagian dari latihan kardiovaskular yang dapat dilakukan dengantreadmill (jalan dan lari), bersepeda, menaiki anak tangga, renang,jogging, mendaki gunung, dan sebagainya (Sumosardjuno, 2009). Latihan intensitas sedang pada durasi lebih dari 1 jam, dapat mendegradasi lemak sebagai energi (LeBlanc MJ et al., 2003).

Konsumsi kacang kedelai yang disertai latihan fisik intensitas sedang lebih dari 1 jam, kemungkinan dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL darah. Untuk membuktikan hal tersebut, perlu diuji coba agar diperoleh fakta yang jelas. Untuk uji coba ini diperlukan hewan coba yang banyak kemiripan dengan manusia (Wang YMet al, 2010).

(13)

pola aktivitasnya, sehingga dapat dilakukan perlakuan pada tikus sebagai tolak ukur pembanding terhadap manusia (Bogi, 2009).

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti ingin mengkaji secara mendalam mengenai “Pengaruh asupan bubur kacang kedelai terhadap kadar LDL Kolesterol pada tikus yang diberi latihan intensitas sedang”

B. Rumusan Masalah

Kedelai mengandung suatu sterol yang dikenal dengan Isoflavon. Isoflavon kedelai merupakan fitoestrogen yang mempunyai struktur yang mirip estrogen, sehingga bekerja menyerupai estrogen. Dalam prosesnya Isoflavon dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan jumlah kadar HDL dalam darah.

Latihan intensitas sedang pada durasi lebih dari satu jam, kemungkinan dapat mendegradasi lemak sebagai energi. Degradasi lemak diharapkan dapat memberi efek mengurangi sintesis kolesterol yang berlebihan, sebab inti sterol kolesterol dibentuk dari molekul asetil-KoA yang berasal dari lemak (Le Blanc MJet al, 2003).

Berdasarkan teori di atas maka dirumuskan suatu permasalahan yaitu

(14)

C. Tujuan Penelitian

Menganalisis pengaruh asupan bubur kacang kedelai (Glycine max) dan latihan intensitas sedang terhadap kadar LDL dalam darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah tentang pengaruh asupan bubur kedelai dan latihan intensitas sedang terhadap kadar LDL Kolesterol.

2. Manfaat Masyarakat

(15)

E. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Teori

(16)

Gambar 1 Kerangka Teori pengaruh asupan bubur kedelai (Glycine max) dan latihan intensitas sedang terhadap kadar LDL tikus putih (Rattus norvegicus)yang diberi diet tinggi lemak.

[image:16.595.133.476.91.350.2]

2. Kerangka konsep

Gambar 2 Kerangka konsep pengaruh asupan bubur kedelai (Glycine max) dan latihan intensitas sedang terhadap kadar LDL tikus putih (Rattus norvegicus)yang diberi diet tinggi lemak.

Variabel independen

Latihan intensitas sedang

Bubur kedelai

Variabel dependen

LDL BUBUR KEDELAI

ISOFLAVON

APOLIPOPROTE IN A-1

LDL

LATIHAN INTENSITAS

SEDANG

LPL

VLDL TG ENZIM LIPASE

[image:16.595.110.491.468.602.2]
(17)

F. Hipotesis

(18)

A. Latihan Intensitas Sedang

Berdasarkan pada kebutuhan energi utama (predominant), pelaksanaan olahraga dibedakan dalam 2 bagian yaitu olahraga anaerobik dan olahraga aerobik. Anaerobik adalah kegiatan olahraga yang secara umum tidak membutuhkan oksigen atau O2. Aerobik adalah kegiatan olahraga yang dilakukan secara berkesinambungan dalam waktu relatif lebih lama (diatas tiga menit) dan membutuhkan energi dari sistem oksigen (Sadoso, 2009).

Pada latihan intensitas dapat terlihat besarnya upaya yang harus dilakukan pada saat latihan, salah satunya adalah latihan intensitas sedang yang masih termasuk dalam latihan bersifat aerobik. Latihan cardiovaskular yang dapat dilakukan dengan treadmill (jalan dan lari), renang, jogging merupakan bagian dari latihan intensitas sedang. Pada intensitas sedang dalam waktu yang relatif lama dapat menyebabkan asam lemak dirubah menjadi sumber energi, sehingga dapat memperkecil peluang sintesis inti sterol, maka kolesterol tidak dapat terbentuk secara berlebihan (Georgeet al., 2006).

(19)

adrenal selama beraktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigliserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Mekanisme inilah yang dapat menerangkan terjadinya penurunan LDL kolesterol, oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL kolesterol berasal dari trigliserida (Guytonet al, 2007).

Menurut American College of Sport Medicine (ACSM) intensitas latihan aerobik harus mencapai target zone sebesar 60-90 % dari frekuensi denyut jantung maksimal atau Maximal Heart Rate (MHR). Intensitas latihan dikatakan ringan apabila mencapai 60-69% dari MHR, sedang apabila mencapai 70-79% dari MHR, dan tinggi apabila mencapai 80-89% dari MHR (Sadoso, 2009)

(20)

berkontraksi sehingga sebagai sumber energi utama untuk kontraksi otot adalah lemak. Adapun sumber energi pada senam aerobik intensitas sedang adalah karbohidrat dan lemak secara seimbang. Dalam penelitan senam aerobik intensitas ringan-sedang dapat menurunkan persentase lemak badan sebesar 20,46 % sedangkan senam aerobik intensitas tinggi hanya 4,63% setelah diberi perlakuan selama 6 minggu (George Aet al., 2006).

B. Kacang Kedelai

Berdasarkan klasifikasi botani, kedelai termasuk family Leguminosae. Kedelai termasuk tanaman berbiji ganda, berakar tunggal. Pada akhir tumbuh bintil-bintil akar yang berisi Rhizobium japonicum yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Rhizobium japonicum hidup bersimbiosis dengan kedelai dalam membantu sintesa protein kedelai (Benyamin, 2001).

(21)
[image:21.595.148.479.370.511.2]

Secara fisik setiap biji kedelai berbeda dalam hal warna, ukuran dan bentuk biji dan juga terdapat perbedaan dalam bentuk komposisi kimianya. Perbedaan sifat fisik dan kimia tersebut dipengaruhi oleh varietas dan kondisi dimana kedelai itu tumbuh (Pasaribuet al., 2001). Suatu percobaan oleh Usda (1942) pada 128 varietas kedelai yang dikenal di cina,Manchuria, Korea, Jepang, Siberia, Perancis, Italia dan Amerika, menyatakan jumlah biji tiap pound kedelai bervariasi dari 1.232-9.950 biji sedangkan kadar lemaknya bervariasi dari 13,9-23,2 persen (Mayo C, 2008). Hasil penelitian pada 41 orang yang diberi isolat protein kedelai ditemukan adanya penurunan kadar LDL-Kolesterol dan peningkatan HDL-Kolesterol (LeBlanc MJet al., 2003).

Gambar 3 kacang kedelai (Sumber: Mayo C, 2008)

C. Metabolisme Lemak

Transpor lemak (lipid) dalam aliran darah. Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam lemak bebas, dan lipoprotein.

Bentuk-bentuk lemak yang ditranspor dalam tubuh:

(22)

90% trigliserida, ditambah kolesterol, fosfolipid, dan selubung tipis protein. Setelah 4 jam maka sebagian besar kilomikron dikeluarkan dari darah oleh jaringan adiposa dan hati. Enzim lipoprotein lipase yang ditemukan dalam hati dan kapilar jaringan adiposa, menguraikan trigliserida dalam kilomikron untuk melepaskan asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol berikatan menjadi trigliserida (lemak netral) untuk disimpan dalam jaringan adiposa. Sisa kilomikron yang kaya kolesterol dimetabolisme oleh hati. Simpanan lemak akan ditarik dari jaringan adiposa jika diperlukan untuk energi. Enzim lipase sensitif hormon mengurai trigliserida kembali menjadi asam lemak dan gliserol. Jumlah simpanan lemak bergantung pada total asupan makanan. Jaringan adiposa dan hati dapat mensintesis lemak dari asupan lemak, karbohidrat, atau protein yang berlebihan.

2. Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terikat pada albumin, salah satu protein plasma. Bentuk bebas ini adalah bentuk asam lemak yang ditranspor dari sel-sel jaringan adipose untuk dipakai jaringan lain sebagai energi.

3. Lipoprotein adalah partikel kecil yang komposisinya serupa kilomikron. Lipoprotein terutama disintesis di hati. Lipoprotein dipakai untuk transpor dari sel-sel lemak antar jaringan dan bersirkulasi dalam darah pada tahap postabsorbsif setelah kilomikron dikeluarkan dari darah. Lipoprotein terbagi menjadi tiga kelas sesuai dengan densitasnya :

(23)

b. LDL (low density lipoprotein) mengandung hampir 50% kolesterol dan membawa 60% sampai 70% kolesterol plasma yang disimpan dalam jaringan adiposa dan otot polos. Konsentrasinya bergantung pada banyak faktor, tetapi terutama pada faktor asupan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh. Konsentrasi LDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi tinggi penyakit jantung koroner.

c. HDL (high density lipoprotein) mengandung 20% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida, dan 50% protein dari berat molekulnya. HDL penting dalam pembersihan trigliserida dan kolesterol dari plasma karena HDL membawa kolesterol kembali ke hati untuk proses metabolisme bukan untuk disimpan dalam jaringan lain. Konsentrasi HDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi rendah penyakit jantung koroner.

Lemak di dalam tubuh mempunyai berbagai fungsi:

(a) Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak

(b) Lapisan lemak dibawah kulit merupakan isolator sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal.

(c) Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata dan ginjal

(24)

D. Kolesterol

Kolesterol terdapat dalam diet dan dapat diabsorbsi dengan lambat dari saluran pencernaan ke dalam saluran limfe usus. Kolesterol sangat larut dalam lemak, tetapi hanya sedikt larut dalam air. Kolesterol secara spesifik mampu membentuk ester dengan asam lemak. Hampir 70% kolesterol dalam lipoprotein plasma memang dalam bentuk ester kolesteril (Guytonet al,2007, Tarigan I, 2009, Mayes PA, 2003).

Selain kolesterol yang diabsorbsi setiap hari dari saluan pencernaan, yang disebut kolesterol exogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh, disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel, sebagian disusun dari zat ini (George AKet al, 2009).

(25)

Sejumlah besar garam empedu diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan kembali ke hati sebagai bagian dari sirkulasi enterohepatik (Mayes PA, 2003).

Kenaikan kadar kolesterol yang terdapat padaVLDL, IDLatauLDLberkaitan dengan penyakit atherosclerosis, sedangkan kadar HDL yang tinggi mempunyai pengaruh protektif. Banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol di dalam jaringan. Pada tingkat jaringan berbagai proses dianggap mengendalikan kesimbangan kolesterol pada sel (Mayes PA, 2003).

Kolesterol selalu dianggap sebagai penyebab utama penyakit jantung koroner (PJK) karena kolesterol merupakan aspek fundamental terjadinya atherosclerosis. Bahkan penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Risiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol LDLdalam darah.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma adalah sebagai berikut:

(26)

2. Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15%-25%. Keadaan ini akibat peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlahAcetyl-CoAdi dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol, oleh karena itu untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah, mempertahankan diet rendah lemak jenuh biasanya sama pentingnya dengan mempertahankan diet rendah kolesterol. 3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi

biasanya menekan konsentrasi kolesterol dari jumlah sedikit sampai sedang. Mekanisme dari pengaruh ini tidak diketahui, walaupun penelitian mengenai pengaruh tersebut adalah dasar dari sebagian besar perencanaan diet saat ini.

4. Kekurangan insulin atau hormon tiroid meningkatkan konsentrasi kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan konsentrasinya. Pengaruh ini kemungkinan disebabkan terutama oleh perubahan derajat aktivitas enzim-enzim khusus yang bertanggung jawab terhadap metabolisme zat lipid (Guyton et al, 2007, Mayes PA, 2003, Sadoso S, 2009).

Manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain membentuk membran adalah untuk membentuk asam kolat di hati. Sebanyak 80% kolesterol dikonversi menjadi asam kolat. Kolesterol akan berkonjugasi dengan zat lain untuk membentuk garam empedu, yang akan meningkatkan pencernaan dan absorbsi lemak.

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:

(27)

2) Unitisoprenoiddibentuk dari mevalonat dengan menghilangkanCO2. 3) Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk

intermediate, skualen.

4) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitulanosterol.

[image:27.595.110.534.341.739.2]

5) Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut, termasuk menghilangkan tiga gugus metal (Mayes PA, 2003).

Tabel 1Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl).

Profil Lipid Interpretasi

Kolesterol Total <200 Optimal 200-230 Diinginkan >240 Tinggi Kolesterol LDL <100 Optimal

100-129 Mendekati optimal

130-159 Diinginkan

160-189 Tinggi

>190 Sangat tinggi

Kolesterol HDL <40 Rendah >60 Tinggi Trigliserid <150 Optimal 150-199 Diinginkan 200-499 Tinggi

(28)

E. Lipoprotein

Lipoprotein merupakan suatu komplek molekul lemak dan protein yang beredar dalam darah. Suatu makromolekul yang berbentuk bola dan bagian dalamnya terdiri dari lemak netral seperti trigliserida dan ester kolesterol dan dikelilingi oleh bagian permukaan yang lebih bersifat polar dan terdiri dari apolipoprotein, fosfolipid dan kolesterol bebas. Adanya komponen yang polar inilah yang menyebabkan lipoprotein dapat larut dalam plasma. Hampir semua lipoprotein dibentuk di hati, yang juga merupakan tempat sebagian besar kolesterol plasma, fosfolipid, dan trigliserida disintesis (Mayes PA, 2003).

Fungsi utama lipoprotein adalah pengangkutan komponen lipidnya di dalam darah. Lipoprotein yang berdensitas sangat rendah mengangkut trigliserida yang disintesis di dalam hati terutama ke jaringan, adiposa, sedangkan lipoprotein lainnya terutama penting dalam berbagai tahap transpor fosfolipid dan kolesterol dari hati ke jaringan perifer kembali ke hati.

(29)

Ada beberapa jenis lipoprotein yaitu : kilomikron, VLDL, IDL, LDL, HDL. Lipoprotein dapat diklasifikasikan berdasarkan diameter, kandungan protein, kolesterol, phospholipid dan triacylglycerol (Mayes PA, 2003).

F. LDL

LDL atau beta-2 lipoprotein merupakan lipoprotein densitas rendah yang termasuk golongan lipoprotein yang bervariasi dalam ukuran (diameter 18-25 nm) dan isi, serta berfungsi mengangkut kolesterol, trigliserida, dan lemak lain (lipid) dalam darah ke berbagai bagian tubuh. Secara lebih spesifik, fungsi utama dari LDL adalah untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan dengan menggabungkannya ke dalam membran sel. LDL seringkali disebut sebagai kolesterol jahat karena kadar kardiovaskuler, salah satunya adalah terjadinya penyumbatan arteri (pembuluh nadi). LDL terbentuk akibat endapan senyawa NEFA yang tidak terserap oleh FATP. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

(30)

Reseptor LDL manusia adalah salah satu anggota dari sebuah famili reseptor yang khusus untuk transportasi makromolekul ke dalam sel melalui endositosis di lubang-lubang berlapis klatrin. Reseptor ini adalah suatu molekul kompleks besar yang terbentuk dari suatu daerah kaya-sistein dari 292 residu asam amino yang mengikat LDL; suatu daerah dari sekitar 400 residu asam amino yang homolog untuk precursor factor pertumbuhan epidermis; suatu daerah 58 asam amino yang kaya serin dan treonin dan merupakan tempat untuk glikosilasi; suatu bagian berupa 22 residu asam amino hidrofobik yang merentang membran sel dan satu bagian dari 50 residu asam amino yang menonjol ke sitoplasma. Gen untuk protein ini mengandung 18 ekson, 13 diantaranya mengode rangkaian-rangkaian protein yang homolog dengan rangkaian diprotein-protein lain. Jadi, tampaknya reseptor LDL adalah suatu protein mosaik yang dibentuk oleh ekson-ekson yang mengode bagian protein-protein lainnya.

Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.

(31)

pengukuran kolesterol total, HDL, dan trigliserida. Hasil pengukuran LDL yang sehat umumnya berkisar antara angka optimal dan kisaran mendekati optimal. Berikut adalah salah satu patokan kisaran angka yang digunakan dalam pengukuran lab (Laboratorium yang berbeda memiliki kisaran nilai yang sedikit berbeda-beda):

• Optimal: kurang dari 100 mg/dL (kurang dari 70 mg/dL untuk individu

yang memiliki riwayat penyakit jantung atau memiliki risiko sangat tinggi terkena penyakit aterosklerosis.)

• Mendekati Optimal: 100 - 129 mg/dL, • Batas Tinggi: 130 - 159 mg/dL,

• Tinggi: 160 - 189 mg/dL,

• Sangat Tinggi: 190 mg/dL dan lebih tinggi.

Sebelum melakukan pemeriksaan LDL, penggunaan obat apapun harus dihentikan sementara dan tidak diperbolehkan makan-minum selama 9-12 jam. Darah akan diambil dari vena (pembuluh balik), umumnya pada bagian siku atau bagian belakang tangan. Untuk bayi dan anak kecil, dapat digunakan pisau bedah untuk membuat luka di kulit.

(32)

aterosklerosis. Apabila terdapat pembentukan clotting atau pembekuan dari sel-sel darah, maka hal ini akan menyebabkan sumbatan yang berakibat pada terjadinya serangan jantung atau stroke (Sadoso S, 2009).

Perubahan tertentu dalam gaya hidup dapat memiliki dampak positif pada peningkatan tingkat HDL dan penurunan LDL (Sadoso S, 2009)

1) Latihan aerobik 2) Berat badan

3) Penghentian merokok

4) Menghapus asam lemak trans dari makanan 5) Menghapus daging dari diet

6) Satu gelas alkohol per hari atau kurang menghasilkan lebih tinggi

tingkat HDL-C, lebih pada wanita daripada pria. HDL mengangkut kolesterol ke hati dan kolesterol diketahui memiliki efek perlindungan pada membran sel.

7) Menambahkan serat larut untuk diet

8) Menggunakan suplemen seperti minyak ikan omega-3 atau minyak rami 9) Meningkatkan asupan lemak tak jenuhcisdan kolesterol, mengurangi

asupan trans-lemak.

10) Menghindari suplemen yang mengandung minyak ikan omega-6

(33)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental murni, dengan menggunakanpredanpost-test design. Pre-testpada penelitian ini adalah pengukuran kadar LDL sebelum pemberian bubur kedelai dan latihan intensitas sedang, post-test adalah pengukuran kadar LDL setelah pemberian bubur kedelai dan latihan intensitas sedang selama 2 minggu.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan Laboratorium Duta Medika.

2. Waktu

Bulan Maret - April 2012

C. Populasi dan Sampel

(34)

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 24 ekor yang dipilih secara acak dan dibagi dalam 4 kelompok dengan pengulangan sebanyak 6 kali, sesuai dengan rumus Frederer.Menurut Frederer (1967), rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental adalah

t(n-1) > 15

Dimana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini akan menggunakan 4 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel menjadi :

4(n-1) > 15 4n-4 > 15

4n > 19 n > 4,75

Jadi sampel yang akan digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 6 ekor (n > 4,75) dan jumlah kelompok yang akan digunakan adalah 4 kelompok sehingga penelitian ini akan menggunakan 24 ekor tikus dari populasi yang ada.

1. Kriteria inklusi :

a. Tikus jantan galur wistar b. Berumur 8-12 minggu

c. Berat badan rata-rata 200-300 gram

d. Didapatkan dari tempat pembiakan yang sama, pakan yang sama 2. Kriteria Eksklusi :

a. Terlihat sakit selama masa adaptasi (gerak tidak aktif, bulu terlihat suram,kotoran cair, luka gigitan)

(35)

D. Alat Dan Bahan

1. Alat

a. Timbangan tikus, timbangan analitik b. Sonde untuk pemberian oral

c. Pipet Mikro

d. Tik biru (untuk memindahkan Reagen) dan kuning (untuk memindahkan serum)

e. Sentrifuge f. Tabung

g. Spektrofotometer Sumifin 1904-F (Semi Automatic) h. Alat tulis

i. Kolam air buatan (Latihan Intensitas Sedang)

2. Bahan

a. Bubur kedelai

b. Makanan Standar Tikus (pelet dan gabah) c. Aquades

d. Reagen untuk analisis LDL-Kolesterol

E. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel perlakuan adalah pemberian bubur kedelai (Glycine max) dan latihan intensitas sedang.

(36)

2. Definisi Operasional Variabel

[image:36.595.163.485.215.639.2]

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini maka diberikan definisi konsep dan operasional sesuai konteks penelitian.

Tabel 2 Definisi operasional variabel

No Variabel Definisi Jenis

Variabel 1 Bubur

Kacang Kedelai

Bubur yang dibuat dengan campuran air dan kacang kedelai yang direbus. Dengan perbandingan air berbanding kacang kedelai 4:1 saat merebus.

Setelah direbus kacang kedelai ditumbuk dan dicampur dengan air lagi dengan perbandingan air berbanding kacang kedelai 2:1.

Pada penelitian ini tikus diberi bubur kacang kedelai 0,5 gram/hari (konversi 28 gram per porsi pada manusia), 2 kali sehari (pagi dan sore) selama 14 hari.

Numerik

2 Latihan Intensitas Sedang

Tikus berenang dengan durasi 1 menit 10 detik/hari (konversi 1 jam pada manusia) dan diberi beban 6% dari berat badan

Numerik

3 LDL Pada penelitian ini kadarLDL diambil dari ekor (vena lateralis) tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) sebanyak 2 cc.

(37)

F. Prosedur Penelitian

1. Alur penelitian

Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang Ilmu Fisologi dan Kesehatan Olahraga yang dilanjutkan dengan pemeriksaan darah. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan intensitas sedang dan pemberian kacang kedelai terhadap kadar LDL kolesterol pada tikus, dilakukan perlakuan latihan intensitas sedang dan pemberian bubur kacang kedelai pada tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok A, B, C, dan D. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus, dengan total sampel 24 ekor.

Tikus dari kelompok A, B, C dan D dipelihara dalam kondisi yang sesuai selama 7 hari dan diberi pakan standar BR-2 dan minum yang cukup. Kemudian diberi makan tinggi lemak dan kolesterol selama 14 hari. Pada hari ke 15 diambil darah dari ekor tikus (kelompok A, B, C dan D) sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadarLDL(pre test), selanjutnya adalah perlakuan pada tikus jantan galur wistar selama 14 hari pada kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok A (latihan intensitas sedang dengan durasi 1 menit 10 detik /hari dan diberi bubur kacang kedelai 0.5 gr, 2 kali sehari), kelompok B (latihan intensitas sedang dengan durasi 1 menit 10 detik /hari ), kelompok C (diberi bubur kacang kedelai 0.5 gr, 2 kali sehari), kelompok D adalah kontrol.

(38)

ditabulasi untuk menganalisa secara statistik untuk mengetahui pengaruh pemberian kacang kedelai dan latihan intensitas sedang terhadap kadar LDL kolesterol tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.

[image:38.595.127.466.204.747.2]

A B C D

Gambar 4. Diagram alur penelitian

Kel.A Kel.B Kel.C Kel.D (kontrol)

LIS 1menit 10detik/hari + BKK 0,5gr 2kali/hari + PS + AQ

LIS 1menit 10detik/hari + PS + AQ

BKK 0,5gr 2kali/hari + PS + AQ

PS + AQ Tikus diberi diet tinggi lemak selama 14 hari

Periksa kadarLDL(pretest) pada hari ke15

Tikus diberi perlakuan selama 14 hari

Periksa kadarLDL(post test) pada hari ke 29

Bandingkan kadarLDL pretestdanpostest

Interpretasi hasil

(39)

Keterangan:

LIS : Latihan intensitas sedang BKK : Bubur kacang kedelai

PS : Pakan standar BR-2 (Pakan standar BR-2 mengandung air, abu, protein, dan serat kasar)

AQ : Aquadest

2. Prosedur pemberian diet tinggi lemak

Konsumsi lemak jenuh maksimal pada manusia per hari 15gr x konversi manusia pada tikus 0,018 = 0,27gr. Diet tinggi lemak diberikan dengan mencampurkan pakan standar BR-2 dengan mentega, dengan asupan mentega minimal 0,27gr/hari pada tiap tikus.

3. Perhitungan pemberian asupan kacang kedelai

Asupan pada manusia 28gr x konversi manusia pada tikus 0,018 =0,5gr Jadi diberikan bubur kacang kedelai pada tikus sebanyak 0,5gr 2kali/hari.

Kelompok tikus yang diberi kacang kedelai adalah sebanyak 12 ekor, jadi sehari digunakan 12gr kacang kedelai (Ngatidjan, 2001).

4. Prosedur pembuatan bubur kacang kedelai

(40)

Kelompok tikus yang diberi kacang kedelai adalah 12 ekor, jadi sehari digunakan 12gr kacang kedelai rebus yang dicampur dalam 24ml air. 5. Prosedur pemberian latihan intensitas sedang

Durasi pada manusia 1jam x konversi manusia ke tikus 0,018 = 1 menit 10 detik. Tikus berenang selama 1 menit 10 detik dan diberikan beban 6% dari rata-rata berat badan tikus, dengan ketentuan latihan intensitas ringan 3% dari berat badan, latihan intensitas sedang 6% dari berat badan, latihan intensitas tinggi 9% dari berat badan. Beban yang diberikan berupa batu yang sebelumnya telah ditimbang terlebih dahulu (6% dari rata-rata berat badan tikus) dan beban tersebut diikat di bagian ekor tikus (Agneset al, 2008).

6. Prosedur pengambilan darah tikus

Ekor tikus dibersihkan dari bulunya, lalu dilakukan sayatan pada bagian ekor (vena lateralis). Darah yang mengalir sebanyak 2cc ditampung pada tabung eppendorf.

Metode Pemeriksaan: Enzymatic Colorimetric 62,63,64

Prinsip: Serum + LDL separating reagent sentrifuge LDL fraksi (supernatant) + kilomikron,VLDL, HDL, fraksi

G. Rancangan Analisis Data

(41)

1) Uji Normalitas Data (p> 0,05)

Pengujian normalitas data menggunakan Shapiro Wilk test untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data berdistribusi normal atau non parametrik bila data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Data (p> 0,05)

Pengujian homogenitas data menggunakan Leven’s untuk mengetahui data homogen atau tidak homogen. Hasil uji homogenitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data homogen atau non parametrik bila data tidak homogen.

3) Uji Parametrik(Dependent t-test)

Untuk menguji pengaruh perlakuan pada kelompok A, kelompok B, kelompok C, dan kelompok D (kontrol) terhadap kadar LDL-Kolesterol pada tikus.

4) Uji Parametrik(One-Way Anova)

Untuk menguji perbedaan pengaruh kelompok A, kelompok B, kelompok C, kelompok D terhadap kadar LDL -Kolesterol pada tikus.

(42)

Braunwald E, Selwan AP. 2005.Ischemic Heart Disease KasperIn Harrison’s Principles of Internal. Ed 16th volume II. Mc Graw Hill Medical

Publishing Division. Hal:1434-1459.

Chapman MJ. 2006.Therapeutic Elevation of HDL Cholesterol to Prevent Atherosclerosis and Coronary Heart Disease.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16574234?itool=EntrezSys tem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_RVDocSu m&ordinalpos=14 Diunduh 28 februari 2012.

Chen Q, Gruber H, Catherine Pakenham C, Ratnayake WM, Kylie A, Scoggan KA. 2009.Dietary Phytosterols and Phytostanols alter the ex pression of Sterol Regulatory Genes in SHRSP and WKY inbred rats.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19851062?itool=EntrezSystem2.PEnt rez.Pubmed. Pubmed_ResultsPanel. Pubmed_R VDocSum&ordinalpos=12 Diunduh 3 maret 2012.

George A, Kelley, DA, FACSM, Kristi, Barry Franklin PhD. 2006.Aerobic Exercise and Lipids and Lipoprotein in Patients With Cardiovascular Disease. http://www3ProQuest..interscience.wiley.com/journal/107630589 /abstract?CRETRY=1&SRETRY=0 Diunduh 3 maret 2012.

Guyton & Hall. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. EGC. Jakarta. Bogi I. 2009.Uji pada Obat Modern. http://www.miisoline.org/2009/01/31/

Uji-pada-obat-modern/.

Tarigan I. 2009.Kendalikan kolesterol dengan Olahraga.

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/10/1 0/1714/5/Kendalikan.kolesterol.dengan.olahraga Diunduh 3 maret 2012. Kontush A, Chapman MJ. 2006.Functionally Defective high-density lipoprotein:

a new therapeutic target at the crossroads of dyslipidemia, inflammation, and atherosclerosisDiunduh 28 februari 2012.

LeBlanc MJ, Brunet S, Bouchard G, Lamireau T, Yousef IM, Gavino V, Levy E, Tuchweber B. 2003.Effects of Dietary Soybean Lecithin of Plasma Lipid Transport and Hepatic Cholesterol Metabolism in Rats.

(43)

Mayo C. 2008.Makanan Terbaik Penurun Kolesterol. http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/11/165

51354/makanan.terbaik.penurun.kolesterol Diunduh 28 februari 2012. Mayes PA, Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2003.Biokimia Harper.

EGC. Jakarta. Hal 254.

Rackley CE, Scblant RC. 2004.Prevention of Coronary Artery Disease. Ed 8th Toronto. Mc Graw Hill Inc. Hal:1205-22.

Rani, Aziz., Reksodiputro, Harryanto., Madjid., Tambunan, Sanusi., Nasution, R., adiwiyono., dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam: Jilid III. Jakarta: Departemen

Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Sadoso S. 2009.Aktif Bergerak Kurangi Risiko Jantung Koroner!. http://www.depkes.go.id/popups/articleswindow.ph

p?id=152&print=prin.kompas.com/data/photo/2008/06/11/170216p.jpg Diunduh 4 maret 2012.

Sloane, Ethel. 2003.Anatomi dan fisiologi. Jakarta. EGC.

Soutar AK. 2010.Rare Genetic Causes of Autosomal Dominant of Recessive Hypercholesterolemia.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20073037?itool=EntrezSystem2.PEnt rez.Pubmed.Pubmed_Results Pa nel.Pubmed_RVDocSum&ordinalpos= Diunduh 28 februari 2012.

Pasaribu, Askip. 2001. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max) terhadap

Herbisida dan Inokulasi Beberapa Strain Bradyrhizobium japonicum.Jurnal Penelitian Pertanian,14 (3): 128-136

Gambar

Gambar 2 Kerangka konsep pengaruh asupan bubur kedelai (Glycine max) danlatihan intensitas sedang terhadap kadar LDL tikus putih (Rattusnorvegicus) yang diberi diet tinggi lemak.
Gambar 3 kacang kedelai(Sumber: Mayo C, 2008)
Tabel 1 Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dantrigliserid menurut NCEP ATP III 2001 (mg/dl).
Tabel 2 Definisi operasional variabel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Refleksi: Siswa mampu menggali informasi tentang perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta membandingkan keunggulan dan kelemahan alat

(Augmented Reality) , yang lebih dekat ke sisi kiri, lingkungan bersifat nyata dan benda bersifat maya, sementara dalam augmented virtuality atau virtualitas tertambah,

Usaha dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia tersebar luas di berbagai pelosok negeri.Pemutusan sepihak Perjanjian

Dari hal-hal di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang memiliki self-efficacy tinggi memiliki ciri-ciri, antara lain : dapat menangani secara efektif situasi

• Secara umum steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain segala

This research was aimed to find out the effectiveness of draw label caption strategy (DLCS) for teaching writing descriptive text at the eight grade students of SMP Muhammadiyah 2

ANALISIS HUBUNGAN PENGUMUMAN DIVIDEN NAIK DAN TURUN DENGAN RETURN SAHAM Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Tahun

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor