• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS LAYANAN JASA MENURUT KONSUMEN PADA PENYEWAAN LAPANGAN BIRU FUTSAL DI SAWOJAJAR MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KUALITAS LAYANAN JASA MENURUT KONSUMEN PADA PENYEWAAN LAPANGAN BIRU FUTSAL DI SAWOJAJAR MALANG"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS LAYANAN JASA MENURUT

KONSUMEN PADA PENYEWAAN LAPANGAN BIRU FUTSAL

DI SAWOJAJAR MALANG

SKRIPSI

OLEH :

ERWIN SETIWAN

201110160311309

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)
(3)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur kehadirat Allah Subhanahu

Wata’ala atas Nikmat serta Karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISI KUALITAS

LAYANAN JASA MENURUT KONSUMEN PADA PENYEWAAN LAPANGAN BIRU FUTSAL DI

SAWOJAJAR MALANG”.

Maksud dan tujuan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulisan skripsi ini tidak akan lancar tanpa adanya bantuan, dukungan, serta

bimbingan dari beberapa pihak baik langsung maupun tidak langsung yang sangat

besar artinya. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terimakasih kepada:

1. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. H. Nazaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Marsudi, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Dosen Pembimbing 1 yang telah

(4)

xii

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Dra. Sri Nastiti Andharani, M.M. selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu, membagikan ilmu, nasehatnya, serta kesabarannya dalam

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Dr. RD. Djatmiko, MM selaku Dosen Wali kelas F angkatan 2011 Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Malang.

6. Kedua orang tua, Chusen, dan Susmiati beserta kedua kakak saya yang

tercinta Zainal Abidin S,E dan Hanif Handriansyah. S,E yang telah terus –

menerus memberikan doa, dukungan, dan kasih saying sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan..

7. Teman – teman keluarga “Nukfi Zakaria, Mustajab, Hendra Gunawan, Moch.

Chairuddin sekeluarga, yang terus memberikan dorongan kepada peniliti agar

tercapainya “Sarjana”.

8. Kepada semua pihak yang tidak bias disebutkan satu per satu yang telah

berkenan memberikan nasehat, dan dukungan kepada penulis.

Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat, dan

(5)

xiii

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya atas

segala perhatian yang telah diberikan.

WassalamualaikumWr. Wb.

Malang, November 2015

(6)

xiv

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI ... viii

DAFTAR PERUBAHAN DRAFT ... ix

2. Perilaku Konsumen Jasa ... 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 12

4. Jasa ... 15

C. Jenis Sumber Data dan Penelitian ... 26

(7)

xv

E. Teknik Pengambilan Sampel... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Teknik Pengukuran Data ... 28

H. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 29

I. Uji Instrumen Penelitian ... 32

J. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden ... 36

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

C. Deskripsi Jawaban Responden ... 41

D. Hasil Analisis Rentang Skala dan Pembahasan ... 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

(8)

xvi DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

xvii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pengguna Lapangan Biru Futsal Tahun 2014 (Tim) ... 7

Tabel 3.1 Penilaian Skala Likert ... 29

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 36

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 37

Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Bukti Fisik (X1) ... 38

Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Kehandalan (X2) ... 39

Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Daya tanggap (X3) ... 39

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Jaminan (X4)... 40

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Empati (X5) ... 40

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 41

Tabel 4.9 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Bukti Fisik (X1) ... 41

Tabel 4.10 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kehandalan (X2) ... 44

Tabel 4.11 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Daya tanggap (X3) ... 46

Tabel 4.12 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Jaminan (X4) ... 48

Tabel 4.13 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Empati (X5) ... 50

Tabel 4.15 Hasil Analisis Rentang Skala Tentang Bukti fisik (X1) ... 52

(10)

xviii

Tabel 4.17 Hasil Analisis Rentang Skala Tentang Daya tanggap (X3) ... 57

Tabel 4.18 Hasil Analisis Rentang Skala Tentang Jaminan (X4) ... 59

Tabel 4.19 Hasil Analisis Rentang Skala Tentang Empati (X5) ... 62

(11)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner

2. Skor Jawaban Responden

3. Distribusi Jawaban Responden

4. Hasil Uji Validitas

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin. 1989. „Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian‟. Dalam Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Ed.), Metode PenelitianSurvai. Hal 122. Edisi Revisi. Jakarta: LP3ES Simanora, Bilson, 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.

Akbar, Rasyid. Purnomo Setiyadi, dan Usman, Husaini, 2006. Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Bumi Aksara. Jakarta

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Edisi. Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Foedjiawati dan Hatane Samuel (2007). Pengaruh Sikap, Persepsi Nilai dan Peluang Keberhasilan Terhadap Niat Menyampaikan Keluhan. Jurnal Manajemen Pemasaran. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Husein, Umar 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia Indonesia

Haryono, Tulus. 2006. Telaah Persepsi Kualitas Pelayanan Jasa Serta Penerapannya di Sektor Publik Dalam Memasuki Era Reformasi. Disertasi Profesor. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tidak dipublikasikan.

Lamb, Charles W; Joseph F. Hair dan Carl Mc. Daniel. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Machfoed Mahmud.2005.Perilaku konsumen. Jilid 1, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan.Yogyakarta.

___________, 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi VIII. Jakarta. Erlangga.

___________, 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 3, Jakarta, Penerbit indeks.

___________, 2005, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.

___________. 2009, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi 13. Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta: Prehallindo.

(13)

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi1. Jakarta : Salemba Empat.Griffin, Jill. 2002. Customer Loyality. Jakarta : Erlangga.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.

Sutisna, (2002), Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Swastha, Basu. 2000. Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. Jogjakarta. Liberty.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Cetakan Pertama. UII Press. Yogyakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

_______. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung

Swastha, Basu dan Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi I, BPFE Yogyakarta

Simanora, Bilson, 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.

Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi :Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Keempat. Andi. Yogyakarta.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Baru. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Yuningsih Rahayu, 2008, Analisis Kualitas Pepelayanan Jasa Asuransi Marine Cargo Pengangkutan Ekspor Impor (Studi tentang Persepsi Konsumen PT.

Asuransi Jasa Indonesia Kantor Cabang X), Skripsi Universitas

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan adanya perkembangan teknologi dan kemajuan zaman ditambah lagi di era

globalisasi ini mengakibatkan perilaku konsumen berubah dalam segi pemenuhan kebutuhan

dari keinginan konsumen sehingga terjadi persaingan bisnis bagi para pengusaha di bidang

industri produk ataupun jasa, bisa kita lihat dengan semakin beragamnya macam jenis barang

ataupun jasa yang ditawarkan memberi peluang pada kita untuk memilih produk atau jasa

yang sesuai dengan keinginan kita, akan tetapi perkembangan yang demikian itu bisa

dirasakan sebagai sebuah beban bagi para pelaku bisnis. Mereka tidak bisa lagi menjalankan

bisnisnya tanpa perhitungan dan perencanaan yang matang, karena semakin bertambahnya

pelaku bisnis dalam industri dapat berarti semakin bertambahnya pesaing dan meningkatkan

tingkat persaingan. Mereka harus mampu merebut hati pasar sasaranya untuk mencapai

volume penjualan tertentu agar tetap bertahan, setiap perusahaan menghadapi sejumlah besar

pesaing.

Layanan kepada konsumen menjadi sesuatu hal penting karena persepsi konsumen

atas kualitas layanan akan menentukan niat berperilakunya di masa mendatang. Dengan

persepsi konsumen, perusahaan dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan

atau kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk yang dipasarkan. Hal ini karena

persepsi konsumen merupakan salah satu faktor internal konsumen yang mempengaruhinya

dalam mengambil keputusan.

Pentingnya persepsi konsumen dalam perusahaan jasa yaitu untuk menciptakan atau

meningkatkan kualitas produk. Persepsi merupakan salah satu dari berbagai faktor yang

(15)

2

termotivasi tentang suatu produk telah siap untuk melakukan pembelian. Salah satu

keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur melalui persepsi konsumen karena dengan

adanya persepsi konsumen dapat meningkatkan kepercayaan perusahaan dalam menciptakan

suatu produk sehingga mereka mempunyai keinginan membeli yang sangat besar terhadap

produk tersebut . Perusahaan sebagai individu dalam suatu sistem memfokuskan kegiatan

kepada pelanggan sebagai konsumen jasa, agar dapat lebih efektif dan efisien dalam

menjalankan kegiatan dan memberikan atau menyediakan jasa maupun produk yang

berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan. Dilain pihak, perusahaan sebagai suatu sistem

juga harus membahagiakan pelanggan internal, dalam hal ini adalah karyawan (produsen

jasa). Tujuannya agar dapat menghasilkan layanan yang berkualitas sesuai dengan harapan

pelanggan eksternal.

Saat ini perusahaan jasa berada pada lingkungan bisnis yang semakin sengit dengan

adanya globalisasi. Perusahaan yang mempunyai kualitas yang baik akan memberi rasa puas

kepada konsumen sehingga mereka mempresepsikan secara positif terhadap apa yang mereka

terima. Tanggapan konsumen terhadap suatu hal mengenai sebuah layanan sebenarnya

tergantung dari layanan yang diterima oleh si konsumen. Persepsi positif pelanggan mengenai

mutu suatu jasa dan kepuasan yang menyeluruh dari seorang konsumen dapat dilihat dari cara

ia mengatakan hal - hal yang baik atau melalui senyumanyang dilontarkan (Sutisna, 2002:44)

Kualitas layanan sangat penting pada industri jasa, kualitas layanan terbaik

merupakan suatu profit strategi untuk meningkatkan lebih banyak pelangan baru,

mempertahankan pelanggan yang ada, menghindari kaburnya pelanggan, dan menciptakan

keunggulan khusus yang tidak hanya bersaing dari segi harga. Apabila layanan yang diterima

atau dirasa sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan, maka kualitas layanan dapat

(16)

3

Kualitas layanan sangat dipengaruhi oleh harapan konsumen yang bervariasi dari

konsumen satu dengan konsumen yang lainya walaupun layanan yang diberikan konsisten.

Adapun lima dimensi untuk mengukur kualitas layanan, yaitu Tangibles atau bukti fisik yang

meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi, Reliability atau

kehandalan yaitu merupakan kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat dan memuaskan, Responsiveness atau dayatanggap yaitu merupakan keinginan

para staf untuk membantu para konsumen dan memberikan layanan dengan tanggap,

Assurance atau jaminan yaitu merupakan pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat

dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan dan

Emphaty yaitumerupakan kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para konsumen (Parasurahman dalam Tjiptono,

2006:70).

Usaha di bidang jasa pada saat ini berkembang dengan sangat pesat terutama jasa

bengkel perbaikan dan perawatan kendaraan, karena para pelaku bisnis dibidang jasa ini

melihat bahwa pangsa pasar pada sektor jasa akan bertahan lebih lama jika dibandingkan

dengan industri manufaktur. Dengan semakin banyaknya pesaing dalam bisnis sejenis,

pelanggan mempunyai banyak pilihan dalam menggunakan jasa bengkel perbaikan dan

perawatan tersebut. Hal tersebut menciptakan iklim persaingan yang semakin ketat, sehingga

membuat para pelaku bisnis diharuskan untuk memiliki keunggulan dalam bersaing selain hal

tersebut, perusahaan yang bergerak di bidang jasa bengkel perbaikan dan perawatan harus

dapat menjalankan konsep pemasaran yang tepat, salah satunya adalah memberikan layanan

yang terbaik dan berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan bahkan melebihi harapan

pelanggan sehingga dapat memberikan kepuasan maksimal kepada pelanggan, karena

kepuasan pelanggan merupakan faktor penting yang dapat membentuk kesetiaan atau

(17)

4

Fasilitas yang ditawarkan oleh perusahaan juga mempunyai pengaruh yang besar

terhadap keputusan konsumen, yang berarti bahwa semakin lengkap fasilitas yang disediakan

dan didukung oleh desain yang menarik maka semakin banyak pula konsumen yang tertarik

sehingga memutuskan untuk menggunakan jasa pada perusahaan tersebut, karena jika

fasilitas yang diberikan lengkap dan menarik maka permintaan akan jasa juga akan

meningkat yang berarti akan mempengaruhi konsumen dalam memilih perusahaan jasa yang

ditawarkan sebagai tempat membeli/menggunakan jasa dan dengan sendirinya akan tertanam

di benak pelanggan akan kualitas jasa pada perusahaan tersebut.

Fasilitas merupakan suatu faktor yang sangat penting dan sangat menunjang dalam

suatu perusahaan memasarkan produk jasa kepada konsumen Pengguna jasa. Fasilitas yang

ditawarkan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen yang berarti bahwa fasilitas

menjadi salah satu pertimbangan yang digunakan oleh pelanggan. Tugas pokok dari fasilitas

adalah untuk melindungi operasi – operasi manufakturing dan layanan operasi. Kata-kata

tersebut berarti bahwa dengan adanya fasilitas yang baik dan memadai pada industri jasa

maka akan memberi doktrin positif di benak konsumen.

Futsal sebagai olah raga alternatif kini menjadi salah satu olah raga yang paling

digemari di Indonesia. Di sejumlah arena futsal hampir selalu padat dengan jadwal tim – tim

yang akan berlaga ataupun latihan. Bahkan tidak sedikit arena futsal yang membuka jam

operasi hingga menjelang subuh. Antusiasme masyarakat dari kaum remaja hingga dewasa

untuk bermain futsal makin dimanjakan dengan semakin seringnya diadakan kompetisi –

kompetisi baik tingkat kelompok, daerah, sampai nasional. Futsal merupakan pengembangan

dari olah raga sepakbola yang dimainkan oleh2(dua) tim, yang masing – masing

beranggotakan 5(lima) orang pemain termasuk penjaga gawang. Futsal diciptakan di

(18)

5

mainkandiruangan tertutup (Indoor) dengan ukuran lapangan panjang = 25-42 m, lebar =

15-25 m.

Futsal masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun 1998-1999. Lalu pada tahun

2000-an, futsal mulai dikenal masyarakat. Pada saat itulah futsal mulai berkembang di

Indonesia. Futsal di Indonesia saat ini berkembang. Akan tetapi, sampai saat ini olahraga

futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum menjadi sebuah olahraga profesional. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi konsumen lebih memilih bermain futsal dari pada bermain sepak

bola. Futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki aturan tegas tentang kontak fisik.

Sliding tackle (menjegal dari belakang), body charge (benturan badan), dan aspek kekerasan

lain seperti permainan sepak bola tidak diizinkan dalam futsal. Kekerasan yang sering

mewarnai dalam permainan sepak bola selama ini jarang ditemukan dalam futsal. Ini menjadi

suatu alasan mengapa futsal ini digemari banyak orang. Olahraga futsal bukan hanya sebagai

olahraga, tetapi sudah menjadi trend dan gaya hidup. Futsal dapat dimainkan semua kalangan

baik anak sekolah, mahasiswa serta karyawan yang ingin bugar selepas beraktivitas.

Olahraga futsal juga memiliki kenikmatan tersendiri, disamping hanya untuk

menyalurkan hobi dan bakat, futsal juga dapat digunakan sebagai media untuk menjaga

kesehatan dan juga sudah menjadi hidup masyarakat pecinta olahraga futsal. Selain itu

olahraga futsal juga dapat melatih kekompakan karena setiap tim bekerja sama dalam

mencetak gol ke gawang lawan, dapat melatih ketangkasan, kecerdikan, kecepatan dan

kelincahan karena setiap pemain harus bergerak cepat dalam setiap drible dan menendang

bola, karena ukuran lapangan futsal termasuk kecil bila dibandingkan dengan lapangan sepak

bola.

Keberadaan jasa ini sangat dibutuhkan masyarakat secara umumnya dan pecinta bola

pada khususnya. Selain gaya hidup dan hobi bermain futsal, lomba-lomba dan turnamen

(19)

6

penyewaan lapangan futsal untuk berlatih menjelang perlombaan. Kini semakin

menjamurnya arena – arena futsal di berbagai daerah membuat persaingan dalam bisnis ini

juga semakin menggairahkan. Tidak hanya line futsal sebagai arena bermain futsal saja yang

dikembangkan, namun fasilitas pendukung di setiap tempat tersebut juga semakin lengkap.

Kini para pengelola arena futsal mulai menggabungkan sport, foodcourt and soft drink dan

leisure dalam penyediaan fasilitas pendukung. Fenomena tersebut menjadikan kalangan

orang yang gemar berinvestasi mulai mengotak - atik rencana bisnis, lalu menyulapnya

menjadi lahan bisnis.

Berdasarkan hasil dari penelitian awal, lapangan Biru Futsal di Sawojajar Malang

merupakan salah satu usaha baru yang bergerak di bidang jasa Futsal. Meski baru berjalan

yaitu tepatnya pada Januari 2012 lapangan Biru Futsal mampu bersaing dengan usaha jasa

Futsal yang lain nya. Salah satu keunggulan Biru Futsal sehingga mampu bersaing dengan

jasa Futsal lain nya yaitu mampu memberikan fasilitas lapanganberkualitas standart

internasional FIFA pertama di Malang. Tidak hanya itu saja, daya tarik yang sangat kuat

dengan adanya layanan yang baik dengan diberikannya seperti penyambutan kepada

konsumen, jadwal pertandingan, begitu juga konsmen akan mendapatkan air mineral gratis

setiap bermain di lapangan Biru Futsal. Selain itu para pengelola jasa penyewaan lapangan

Biru Futsal juga menyediakan fasilitas seperti tempat parkir, kamar ganti / toilet, dan lighting

yang memadai bila bermain di malam hari. Disamping itu didukung dengan lokasi yang

strategis dengan keramaian.Kondisi ini menjadikan lapangan BiruFutsal menjadi salah satu

pilihan untuk menjadi tempat oleh raga yang favorit di Kota Malang, hal ini ditunjukkan

dengan adanya peningkatan jumlah pengguna fasilitas lapangan futsal tersebut. Data jumlah

(20)

7

ditawarkan oleh lapangan BiruFutsal menjadi pertimbangan dalam menggunakan fasilitas

lapangan BiruFutsal. Peneliti tertarik untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas

layanan pada usaha jasa penyewaan lapangan BiruFutsal, maka pihak manajemen harus

menyesuaikan harapan konsumennya. Sehingga berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas,

maka dirasakan perlu untuk membahas lebih mengenai,”Analisis Kualitas Layanan Jasa

Menurut Konsumen Pada Penyewaan Lapangan Biru Futsal di Sawojajar Malang ”.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah riset ini adalah:

1. Bagaimana kualitas layanan jasa menurut konsumen pada penyewaan lapangan

Biru Futsal di Sawojajar Malang ?

2. Dari kelima variabel kualitas layanan, variabel apa yang terbaik menurut

konsumen?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan persepsi konsumen

(21)

8

1. Mengetahui kualitas layanan jasa menurut konsumen yang dilihat dari bukti fisik,

kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati pada penyewaan lapangan biru futsal.

2. Mengetahui lima dimensi layanan jasa terbaik menurut konsumen pada penyewaan

lapangan biru futsal.

D.Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

terkait yaitu:

1. Bagi pengusaha jasa lapangan Biru Futsal dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan lebih lanjut dalam bersaing di pasar, yang berdampak pada

peningkatan pengunjung dan sebagai masukan dalam menciptakan sebuah jasa

penyewaan lapangan futsal yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2. Sebagai tambahan pemikiran bagi para peneliti selanjutnya untuk melakukan

pengembangan ilmiah lebih lanjut yang menyangkut tentang tanggapan konsumen

(22)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penelitian Terdahulu

Yuningsih Rahayu pada (2008) dengan penelitian berjudul Analisis Kualitas Layanan

Jasa Asuransi Marine Cargo Pengangkutan Ekspor Impor (Studi tentang Persepsi Konsumen

PT. Asuransi Jasa Indonesia Kantor Cabang X). Tujuan Penelitian adalah mengetahui

gambaran persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan jasa asuransi Marine Cargo ditinjau

dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles serta menjelaskan

kondisi kesenjangan antara persepsi dan harapan penerima layanan terhadap kelima dimensi

kualitas layanan. Hasil penelitian menyatakan bahwa penilaian lebih dari separuh pelanggan

terhadap kualitas layanan dipersepsikan dengan kriteria setidaknya sudah baik sementara

selebihnya mempersepsikan belum baik. Penetapan persepsi tersebut didasarkan pada hasil

skor kuisioner yang telah diisi oleh pelanggan

Ahmad Taufik pada tahun 2002. Tesis ini berjudul Analisis Kualitas Layanan Jasa

Keprotokolan pada Biro Protokol Sekretariat Presiden. Tujuan Penelitian adalah untuk

mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan jasa keprotokolan pada Biro

Protokol Sekretariat Presiden ditinjau dari dimensi reliability, responsiveness, assurance,

empathy dan tangibles serta menjelaskan tingkat perbedaan harapan penerima layanan

terhadap kelima dimensi kualitas layanan. Disamping itu juga ingin mengetahui tingkat

perbedaan harapan penerima layanan terhadap kelima dimensi kualitas layanan serta ingin

mengetahui penilaian Biro Protokol terhadap aspek kualitas layanan menurut Model 7’S

Mckinsey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,11% penerima layanan menilai konerja

petugas protokol sudah baik dengan tingkat kesesuaian antara harapan penerima layanan dan

(23)

11

perbedaan penilaian penerima layanan terhadap kelima dimensi Servqual. Dalam menyiapkan

diri menghadapi tuntutan stakeholdernya, Biro Protokol dengan segenap sumber daya yang

dimiliki memandang Shared vision and values, Strategy, skill, structure, system, style dan

staff sebagai aspek-aspek penting dalam penilaian kualitas layanan sesuai dengan pendapat

McKinsey dengan The 7’S-nya.

2. Perilaku Konsumen Jasa

Tujuan utama pengusaha jasa adalah melayani dan memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Oleh karena itu, pengusaha tersebut perlu memahami bagaimana

perilaku konsumen dalam memuaskan kebutuhan dan keinginannya.

Perilaku konsumen adalah Suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai

alternatif sesuai dengan kepentingan kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan

yang dianggap paling menguntungkan (Kotler, 2005:183).

Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan orang dalam pembelian dan

pemanfaatan suatu produk (Machfoedz 2005:37)

Perilaku konsumen (consumen behavior) dapat di definisikan sebagai

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan

barang – barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut (Swasta & Handoko 2000:10)

Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk

tertentu. Beberapa peranan seseorang dalam mempengaruhi sebuah keputusan pembelian

(Kotler, 2005: 201)

1. Pencetus adalah orang yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan

membeli produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam

(24)

12

3. Pengambil keputusan adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar

atau keseluruhan keputusan membeli: apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana

membeli, atau dimana membeli.

4. Pembeli (buyer):adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user): adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai

produk dan jasa yang bersangkutan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dilihat bahwa perilakukonsumen

berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk menggunakan barang atau jasa

untuk memuaskan kebutuhannya dan selalu bertindak rasional. Para konsumen akan berusaha

memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan finansialnya memungkinkan. Mereka

memilki pengetahuan tentang alternatif produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka.

Selama utilitas marjinal yang diperoleh dari pembelian produk masih lebih besar atau sama

dengan biaya yang dikorbankan, konsumen akan cenderung membeli produk yang

ditawarkan. Pada hakekatnya kebutuhan konsumen akan mengalami perubahan dalam

hidupnya sejalan dengan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi dimana mereka

hidup. Perubahan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu dalam mengambil

keputusan pembelian atau penggunaan suatu produk barang atau jasa.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Para konsumen membuat keputusan tidak dalam sebuah tempat yang terisolasi dari

lingkungan sekitarnya. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor faktor kebudayaan, sosial,

pribadi dan psikologi (Kotler 2005:202).

Sebagian besar faktor ini tak terkendalikan oleh pemasar, namun harus

diperhitungkan. faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

(25)

13

Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku pembelian

konsumen dalam faktor kebudayaan ini terdapat beberapa komponen antara lain: Budaya,

budaya merupakan faktor penentu yang paling mendasar dari segi keinginan dan perilaku

seseorang karena kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. kebudayaan

adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku konsumen.

Sub-budaya, sub budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting,dan pemasar sering

merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka

(Kotler 2005:224)

2. Sosial

Faktor SosialSelain faktor budaya,perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan,keluarga,serta peran dan status. Kelompok

acuan, kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.Kelompok acuan juga

mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseorang.kelompok acuan menciptakan

tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan

produk dan merek aktual seseorang. Keluarga, keluarga merupakan organisasi pembelian

konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi obyek penelitian

yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh.pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak. Peran dan status, peran meliputi

kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseoang. masing-masing peran

menghasilkan status, sebagai contoh manajer penjualan memiliki status yang lebih tinggi

(26)

14

3. Pribadi

Faktor Pribadi merupakan cara mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan

reaksi seorang individu terhadap situasi yang sedang terjadi. Perilaku seseorang dalam

membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kepribadian dari konsumen yang

bersangkutan. Faktor pribadi menggabungkan antara tatanan psikologis dan pengaruh

lingkungan. Termasuk watak, dasar seseorang, terutama karakteristik dominan mereka.

Meskipun kepribadian adalah salah satu konsep yang berguna dalam mempelajari perilaku

konsumen, beberapa pemasar percaya bahwa kepribadian mempengaruhi jenis-jenis dan

merek-merek produk yang dibeli (Lamb 2001:221).

4. Psikologi

Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu:

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Motivasi, konsumen

memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, beberapa kebutuhan bersifat biogenis.

Persepsi, seseorang konsumen yang termotivasi akan siap untuk bertindak, bagaimana

seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi

tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh konsumen untuk memilih,

mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada

rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan

sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan (Kotler 2005:197)

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku konsumen yang timbul dari

pengalamannya, sehingga saat konsumen bertindak pengetahuannya pun akan bertambah.

Teori pembelajaran mengajarkan bahwa para pemasar dapat membangun permintaan sebuah

produk dengan mengaitkannya pada dorongan yang kuat, dan memberikan penguatan yang

(27)

15

Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut konsumen tentang suatu

hal. Melalui tindakan dan belajar konsumen mendapatkan keyakinan dan sikap, keduanya

mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan,

pendapat, atau kepercayaan (faith). Keyakinan konsumen akan membentuk citra produk dan

merek, serta konsumen akan bertindak berdasarkan citra tersebut.

Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan serta bertahan lama dari seseorang terhadap

suatu obyek atau gagasan. Sebaiknya perusahaan menyesuaikan produknya dengan sikap

yang telah ada dari pada berusaha untuk mengubah sikap konsumen, karena untuk merubah

sikap dibutuhkan biaya yang besar.

4. Jasa

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan adalah jasa yang tidak dapat dilihat

penggunaannya tetapi akan dapat dirasakan layanannya. Dalam bidang pemasaran, jasa juga

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dapat dipertukarkan mengenai sesuatu yang akan

dibeli dan dijual di pasar atau lebih dikenal dengan jasa pertukaran. Beberapa penulis

mengungkapkan definisi jasa sebagai berikut :

Jasa yaitu setiap kegiatan yang dapat diberikan manfaat oleh suatu pihak kepada pihak

lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud fisik (intangible product) dan tidak memberikan

dampak kepemilikan akan sesuatu (Kotler 2003:84). Jasa adalah tindakan atau kinerja yang

menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam

diri atau atas nama penerima (Lovelock dalam Haryono 2006:5)

Kemudian Kotler juga membedakan produk menjadi empat kategori yaitu sebagai

berikut, (Kotler, 2003:84) :

a. Barang nyata murni, yang dapat dilihat dan tidak terdapat jasa yang mendampingi produk

(28)

16

b. Barang murni dengan jasa tambahan, yang terdiri atas barang yang didampingi oleh satu

atau lebih jasa untuk menambah daya tarik seperti misalnya pemberian asuransi pada

perusahaan mobil.

c. Jasa utama dengan disertai barang atau jasa tambahan, seperti misalnya penumpang

pesawat udara yang tidak mengeluarkan sesuatu ongkos apapun jika telah sampai di

tempat tujuan.

d. Murni jasa, yang hanya terdiri atas sebuah jasa saja seperti jasa yang diberikan oleh

psikiater dengan elemen hanya kantor atau tempat praktek

Sedangkan karakteristik dari jasa pada umumnya memiliki empat ciri (Kotler,

2006:375), yaitu sebagai berikut:

a. Tidak berwujud (itangibility), yaitu jasa yang tidak dapat dirasakan, dilihat, dicium,

didengar, diraba atau dikonsumsi.

b. Tidak terpisahkan (inseparability), yaitu jasa yang umumnya dijual terlebih dahulu

kemudian baru diproduksi dan dikonsumsi bersama-sama.

c. Bervariasi (variability), yaitu jasa merupakan non standardized output dimana terdapat

variasi bentuk, kualitas dan servis, namun tergantung pada siapa, dimana dan kapan jasa

dihasilkan.

d. Mudah musnah (perisability), yang berarti jasa adalah komoditas yang tidak bertahan lama

dan tidak dapat disimpan dengan permasalahan yang ada pada saat permintaan

berfluktuasi.

Kemudian jasa sendiri oleh Swastha (2000:318) dapat digolongkan menjadi dua

golongan yaitu sebagai berikut:

a. Jasa Industri, yang disediakan untuk organisasi dalam bentuk luas termasuk pengolahan,

(29)

17

b. Jasa Konsumen, yaitu jasa yang banyak dipergunakan secara luas dalam masyarakat

seperti:

1. Jasa Konvinien

Yaitu jasa konsumsi yang pembeliannya sering terjadi dan masyarakat membelinya

dengan melakukan usaha minimal. Disini lokasi merupakan unsur variabel pemasaran

yang penting bagi konsumen. Dalam hal ini harga bukan merupakan faktor yang

penting dalam pembelian jasa konvinien.

2. Jasa Shoping

Merupakan jasa konsumsi yang dipilih atau dibeli masyarakat sesudah mengadakan

perbandingan kualitas, harga dan reputasi. Disini konsumen sangat membutuhkan

informasi untuk membandingkan jasa shopping sehingga komunikasi lebih penting

dari pada lokasi sebagai variabel pemasaran.

3. Jasa Spesial

Termasuk pula sebagai jasa konsumsi yang dalam pembeliannya, pembeli harus

melakukan usaha pembelian khusus dengan cara tertentu atau dengan melakukan

pembayaran yang lebih besar. Titik berat dalam jasa ini diletakkan pada

pengembangan produksi dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Pengembangan

produk dalam jasa ini berarti pula memberikan waktu dan perhatian kepada pelanggan.

Harga dan lokasi secara relatif hanya merupakan faktor sekunder dalam pemasaran

jasa spesial sehingga walaupun lokasinya jauh dan harga yang ditawarkan tinggi,

orang tetap akan mencarinya. Karena bagi perusahaan yang melakukan pemasaran

seperti ini yang paling penting adalah memberikan kepuasan bagi konsumen serta

(30)

18

5. Kualitas Layanan

Layanan yang baik merupakan salah satu syarat kesuksesan perusahaan jasa. Layanan

didefinisikan yaitu kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak

lain yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak pula berakibat pemilihan sesuatu (Kotler,

2005:46).

Jadi layanan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kinerja yang menciptakan

manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas

nama penerima. Sehingga layanan itu sendiri memiliki nilai tersendiri bagi pelanggan dalam

hubungannya dengan menciptakan nilai-nilai pelanggan. Hal ini akan semakin membuat

semakin sulit untuk mempertahankan konsumen lama, karenanya kualitas layanan harus

ditingkatkan semaksimal mungkin.

Kualitas layanan dipandang sebagai salah satu komponen yang perlu diwujudkan oleh

perusahaan karena memiliki pengaruh untuk mendatangkan konsumen baru dan dapat

mengurangi kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah ke perusahaan lain. Dengan

semakin banyaknya pesaing maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen untuk

menjatuhkan pilihan. Ada empat faktor yang mempengaruhi kualitas layanan, yaitu :

1. Menjaga dan memperhatikan, bahwa pelanggan akan merasakan karyawan dan sistem

opersional yang ada dapat menyelesaikan problem mereka.

2. Spontanitas, dimana karyawan menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan masalah

pelanggan.

3. Penyelesaian masalah, karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan harus

memiliki kemampuan untuk menjalankan tugas berdasarkan standar yang ada, termasuk

pelatihan yang diberikan untuk dapat memberikan layanan yang lebih baik.

4. Perbaikan, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan harus mempunyai personil yang

(31)

19

Dari definisi-definisi tentang kualitas layanan tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa kualitas layanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna

memenuhi harapan konsumen. Layanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang

disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan

dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan layanan

untuk kepuasan konsumen. Kualitas layanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

membandingkan persepsi para konsumen atas layanan yang nyata-nyata mereka terima

/peroleh dengan layanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap

atribut-atribut layanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh

melebihi dari waktu pembelian ke layanan purna jual, kekal abadi melampaui masa

kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani

dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada

perusahaan agar dapat terus hidup.

Adapun lima dimensi kualitas layanan yang diidentifikasikan oleh (Tjiptono 2006:70)

meliputi:

1. Berwujud (tangible) yaitu penampilan fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi.

2. Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang disajikan

dengan tepat dan terpercaya.

3. Daya Tanggap (responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu para konsumen dan

memberikan layanan dengan sebaik mungkin.

4. Jaminan (assurance) yaitu pengetahuan dan kesopansantunan para pegawai perusahaan

serta kemampuan menumbuhkan rasa percaya diri konsumen terhadap perusahaan.

5. Empati (empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

(32)

20

Dari penjelasan mengenai kualitas layanan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

layanan yang dirasakan oleh satu orang dengan lainnya pasti berbeda, disesuaikan dengan

perasaan psikis orang tersebut dalam merasakan layanan yang diberikan.

6. Fasilitas Layanan

Fasilitas merupakan segala sesuatu yang sengaja disediakan oleh penyedia jasa untuk

dipakai serta dinikmati oleh konsumen yang bertujuan memberikan tingkat kepuasan yang

maksimal. Fasilitas merupakan segala sesutau yang bersifat peralatan fisik yang disediakan

oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen (Kotler, 2009: 45).

Desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya dengan pembentukan presepsi

pelanggan. Sejumlah tipe jasa, presepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan

dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan (Tjiptono,

2006: 43)

Pemberian fasilitas memegang peranan yang penting dalam perkembangan

perusahaan, dimasa-masa yang akan datang. Karenanya perusahaan jasa perlu memberikan

fasilitas yang sebaik- baiknya kepada konsumennya. Tujuan dari fasilitas adalah untuk

mecapai tingkat kepuasan konsumen dan diharapkan konsumen akan mau untuk mengulangi

lagi membeli jasa yang disediakan oleh perusahaan. Dengan begitu perusahaan telah

membentuk suatu kesan yang baik terhadap konsumen sehingga mendorong mereka agar mau

berhubungan dengan perusahaan setiap kali mereka membutuhkan jasa yang ada pada

perusahaan.

Suatu barang atau fasilitas secara alami dan sejalan dengan waktu akan menjadi rusak

secara perlahan dan bertahap, akan tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan

melakukan pemeliharaan. Pemeliharan dilakukan untuk menjaga agar fasilitas dapat

(33)

21

Beberapa unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas jasa, (

Mudie dan Cottam 1993 dalam Tjiptono 2006:46) yaitu :

1. Pertimbangan atau perencanaan parsial

Aspek- aspek seperti proposi, tekstur dan lain- lain perlu dipertimbangkan,

dikombinasikan dan dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun

emosional dari pemakai atau orang yang melihatnya.

2. Perancang ruang

Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur seperti penempatan perabotan dan

perlengkapan dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lain- lain. Seperti penempatan

uang pertemuan perlu diperhatikan selain daya tampungnya, juga perlu diperhatikan

penempatan perabotan atau perlengkapan.

3. Perlengkapan atau perabotan

Perlengkapan berfungsi sebagai sarana pelindung barang- barang berharga, sebagai tanda

penyambutan bagi para konsumen.

4. Tata Cahaya

Yang perlu diperhatikan dalam tata cahaya adalah warna, jenis dan sifat aktivitas yang

dilakukan dalam ruangan serta suasana yang diinginkan.

5. Warna

Warna dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan rileks, serta

mengurangi tingkat kecelakaan.Warna yang dipergunakan untuk interior fasilitas jasa

perlu dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih.

6. Pesan- pesan yang disampaikan secar grafis

Aspek penting yang terkait dalam unsur ini adalah penampilan visual, penempatan,

pemilihan bentuk fisik, pencahayaan dan pemilihan bentuk perwajahan lambing atau tanda

(34)

22

Banyak hal yang perlu disiapkan untuk memenuhi fasilitas lapangan futsal, fasilitas

utama dan fasilitas pendukung.

A.Fasilitas utamanya antara lain:

1. Jenis lapangan

Pada dasarnya terdapat beberapa jenis bahan yng digunakan untuk lapangan futsal

diantaranya karpet, kayu triplek, rumput sintetis dan sport court.

2. Gawang

Terdapat 2 macam jenis gawang yang digunakan yaitu gawang permanen dan gawang

non permanen ( bias dipindahkan).

3. Bola

Bola yang digunakan untuk bermain futsal ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan

bola yang digunakan untuk bermain sepak bola, yaitu ukuran 1, keliling 62- 64cm,

lambungan 55- 65 cm pada pantulan pertama, bahan kulit atau bahan yang cocok

lainnya ( yaitu bahan tak berbahaya).

4. Batas lapangan

Batas lapangan digunakan agar bola tidak keluar dari arena lapangan, biasanya

digunakan jarring untuk membatasi.

B.Fasilitas pendukung antara lain :

1. Toilet

Selain digunakan untuk buang air, toilet juga digunakan untuk tempat berganti

pakaian.

2. Loker

(35)

23

3. Kantin

Kantin digunakan untuk membeli makanan dan minuman ringan sebelum atau sesudah

menyewa lapangan futsal.

4. Lighting ( penerangan lampu)

Lighting sangat diperlukan jika ada penyewa yang bermain di malam hari, hal ini akan

membuat terang lapangan. Ini membuat betapa pentingnya penerangan di lapangan

pada malam hari.

5. Tribun penonton

Digunakan untuk penonton yang melihat para penyewa bermain atau sambil

menunggu keluarga atau teman yang sedang bermain futsal.

6. Televisi

Televisi hanya sebagai fasilitas tambahan, agar para penyewa yang sedang menunggu

tidak merasa bosan.

Keuntungan yang dimiliki usaha ini adalah olahraga futsal sangat diminati oleh

banyak kalangan sehingga dalam jenis usaha ini setidaknya akan ada banyak orang yang

berkeinginan untuk menjadi konsumennya. Ini adalah salah satu keuntungan tersendiri dari

usaha yang akan didirikan ini dengan fasilitas dan layanan yang disediakan antara lain

adalah:

a. Lapangan futsal dengan rumput sintetis dan ukuran lapangan yang standar nasional.

b. Toko perlengkapan dan aksesoris untuk futsal.

c. Toilet dan ruang ganti yang cukup besar, supaya costumer lebih leluasa dalam

menggunakannya.

d. Mushola.

e. Ruang tunggu yang menghadap ke lapangan, supaya costumer yang menunggu dapat

(36)

24

f. Kotak kritik dan saran sebagai media apabila adaide atau keluhan dari costumer.

Fasilitas yang harus disediakan penyedia jasa lapangan futsal untuk memenuhi

kebutuhan konsumen selagi menikmati jasa inti yang di sediakan yaitu: seperti, toilet, ruang

tunggu, kantin, penitipan barang, bisa juga di tambahkan fasilitas wifi dan televisi. Dengan

tersedianya fasilitas tersebut pasti konsumen atau para pemain bola yang menuggu giliran

mereka unutk bermain tidak akan merasa jenuh karena mereka dapat menggunakan fasilitas

yang telah disediakan pihak lapangan sesuai kemauan yang dibutuhkan. Selain itu dalam

berbisnis lapangan futsal kita tidak akan mengeluarkan uang lebih untuk perawatan lapangan

karena biasanya hanya bola dan jaring gawang yang biasanya mudah rusak, selain itu tidak

ada lagi. Maka pihak perusahaan juga harus mencari pekerja yang dapat merawat fasilitas

lapangan futsal dengan baik agar kenyamanan lapangan futsal tetap terjaga.

7. Kerangka Pikir

Konsumen lapangan biru futsal tentu memiliki harapan – harapan terhadap layanan

yang diberikan perusahaan. Dengan kualitas layanan yang baik maka apa yang dirasakan oleh

konsumen telah sesuai dengan apa yang mereka harapkan, maka konsumen akan merasa puas

dan keinginan untuk menggunakan jasa lapangan biru futsal akan semakin tinggi.

Pada intinya masalah layanan bukanlah suatu hal yang sulit dan rumit. Apabila

layanan kurang mendapatkan perhatian maka ini akan menjadi suatu masalah yang sulit dan

rumit. Bila masalah layanan timbul maka pihak biru futsal yang memberikan layanan yang

akan bertanggung jawab.

Kualitas layanan didasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu tangibility, reliability,

responsiveness, assurance dan emphaty. Tangibility, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan

pegawai dan sarana komunikasi. Reliability, yaitu kemampuan perusahan untuk memberikan

layanan yang dijanjikan dengan tepat waktu dan memuaskan. Responsiveness, yaitu

(37)

25

tanggap. Assurance, mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Dan terakhir Emphaty,

mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami

kebutuhan para pelanggan.

Kualitas Layanan yang ditawarkan oleh perusahan dapat ditingkatkan melalui unsur

kualitas jasa (Service Quality element) Adapun dimensi kualitas jasa menurut Parasuraman

dalam Tjiptono (2006:70) adalah sebagai berikut :

1. Bukti fisik (Tangible) Yaitu : Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan,

dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

2. Kehandalan (Reliable) Yaitu : Kemanpuan staf memberikan layanan yang dijanjikan

dengan handal dan akurat.

3. Daya Tanggap (responssiveness) Yaitu : kemampuan para karyawan untuk membantu para

pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan

diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

4. Empati (empathy) Yaitu : berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para

pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Jaminan (assurance) Yaitu : perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan

pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para

pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan

menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap

(38)

26

Apabila layanan yang diberikan perusahaan telah sesuai dengan harapan konsumen

tentu akan menimbulkan tingkat kepuasan yang maksimal bagi konsumen. Adapun kerangka

penelitian yang akan dikembangkan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber : (Zeithaml, Berry, Parasuraman dalam Tjiptono 2006:59)

Tanggapan Konsumen 1 Sangat Tidak Baik 2 Tidak Baik

3 Netral 4 Baik

5 Sangat Baik Dimensi Kualitas

Layanan:

 Bukti Fisik

 Kehandalan

 Daya Tanggap

 Jaminan

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pengguna Lapangan BiruFutsal

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan literature review yang telah dilakukan, diketahui bahwa customer experience merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi keinginan konsumen untuk

Tim pengabdian masyarakat dan warga sekitar mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada DKM Masjid Al Ikhlas beserta segenap jajarannya atas waktu dan tempat

Berdasarkan penjelasan di atas, siswa SMPN 7 Salatiga diketahui memiliki self-esteem tinggi maka ia mempunyai pengalaman dan proses hubungan yang positif tentang

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

o ζ = 0,5 – 0,8 lebih cepat mencapai steady state daripada sistem overdamped atau critically damped. o Sistem tanpa osilasi, sistem critically

Graduate certificate and graduate diploma are used for purpose such as continuing professional development, changing a field of training or expertise and as entry qualification to

Selanjutnya dengan memperhatikan ketentuan Pasal 13 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah dengan diberlakukannya UU PPh yang baru (UU No. 36 Tahun 2008) membawa dampak