• Tidak ada hasil yang ditemukan

POSISI EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POSISI EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerjasama internasional adalah hal yang penting dalam kebijakan dan politik luar negeri suatu negara. Melalui kerjasama internasional negara bisa mendapatkan manfaat dari peluang-peluang yang ditawarkan untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Dalam era globalisasi dan liberalisasi yang menjadi realita baru saat ini, kerjasama internasional tidak dapat dihindari dan dilakukan demi mencapai kepentingan nasional sebuah negara. Indonesia tergabung dalam kerjasama kawasan ASEAN yaitu kerjasama regional antar negara-negara kawasan Asia Tenggara. Pendirian ASEAN1 dilatar belakangi oleh ketidakstabilan ekonomi, persamaan nasib yang hampir semuanya mengalami penjajahan (kecuali Thailand) dan meminimalisasi konflik kepentingan yang terjadi antar negara dikawasan Asia Tenggara. ASEAN sebagai organisasi regional bekerjasama di bidang politik,ekonomi, sosial budaya dan bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan kedamaian Asia Tenggara.

Regionalisme yang menguat di kawasan Asia Tenggara saat ini tidak terlepas dari krisis keuangan 1997/1998 yang terjadi dan krisis dikawasan lain yang terjadi sebelumnya, adalah akibat dari kerentanan keuangan global. Dapat dikatakan jika krisis keuangan tersebut merupakan salah satu alasan dibentuknya integrasi ekonomi regional ASEAN. Sejak dibentuknya ASEAN telah dilakukan

1

(2)

berbagai kesepakatan dalam bidang ekonomi. Diawali dengan kesepakatan kerjasama Prefential Trading Arrangement/PTA (1977), ASEAN Free Trade Area (1992), ASEAN Framework,Agreement on Service/AFAS (1995), ASEAN

Investment Area/AIA (1998),ASEAN Vision 2020 (1997).2

Pada tahun 1997, para kepala negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision 2020 yang merupakan cikal bakal ASEAN Economic Community/ AEC yaitu untuk mewujudkan kawasan yang stabil, makmur dan berdaya saing tinggi dengan membangun ekonomi yang merata yang ditandai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi ASEAN dalam ASEAN Summit di Kuala Lumpur3. Kemudian pada tahun 2003 dalam Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di BAli Oktober 2003 dikenalkan dengan konsep ASEAN Economic Community (AEC) yang merupakan perwujudan dari pilar ASEAN Vision bersama

dengan dua pilar lainnya yaitu ASEAN Sosio-Cultural Community (ASCC) dan ASEAN Security Community (ASC). Pembentukan AEC dilakukan melalui empat

kerangka strategis, yaitu pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan perekonomian global 4. Pembentukan komunitas ASEAN ini merupakan upaya memperat integrasi ASEAN untuk mencapai posisi daya saing dan tawar ASEAN sebagai organisasi regional dan individu negara anggota.

Pada ASEAN Summit ke 12 ditanda tangani Cebu Declaration pada 13 januari 2007 oleh para pemimpin ASEAN yang juga menyepakati percepatan

2

Winanto.R dkk. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015.Jakarta:Elex Media Komputindo,2008 hal.4

3

Departemen Perdagangan Republik Indonesia,” Menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015”dalam

http://ditjenkpi.depdag.go.id/Umum/Setditjen/Buku%20Menuju%20ASEAN%20EmCONOMIC% 20COMMUNITY%202015.pdf hal 4 diakses tanggal 18 Agustus 2011.

(3)

pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 guna menghadapi kompetisi global terutama dari China dan India. Selanjutnya pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura, 20 November 2007 dilakukan penandatangan ASEAN Charter5 yang merupakan kerangka hukum dan komitmen dalam meningkatkan dan mendorong kerjasama negara-negara anggota ASEAN dan menyepakati ASEAN blue print6, sebagai pedoman bagi seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen AEC.7 Diawal ratifikasi ASEAN charter terjadi penolakan oleh DPR dikarenakan ASEAN Charter tidak begitu kuat landasan hukumnya dalam melindungi negara-negara anggotanya dan dikarenakan posisi ekonomi Indonesia yang lemah dan terjadi ketakutan apabila Indonesia hanya akan menjadi pangsa pasar bagi negara-negara ASEAN lainnya.

Jika dilihat dari kondisi seperti ini tantangan ada didepan mata bagi Indonesia. Persaingan antar negara anggota ASEAN akan semakin ketat dan Indonesia perlu mewaspadai hal ini. Seperti yang diketahui negara-negara ASEAN memiliki kesamaan basis produksi sehingga diperlukan strategi dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Singapura telah menunjukkan kesiapannya untuk melakukan integrasi ekonomi AEC 2015 dengan melakukan perbaikan iklim investasi. Indonesia, sebagai negara dengan potensi yang besar dari segi jumlah penduduk dan jumlah pekerja produktif, sumber daya

5

ASEAN charter bertujuan untuk mentransformasikan ASEAN dari sebuah asosiasi politik yang longgar menjadi organisasi internasional yang memiliki Legal Personality,berdasarkan aturan yang professional (ruled-based organization). ASEAN charter diadopsi pada KTT ASEAN ke 13 di Singapura November 2007 dan berlaku 15 Desember 2008.

6

Blue print merupakan pedoman, perencanaan, indikator kinerja yang telah dilakukan menuju pencapaian tujuan dari AEC yang akan meningkatkan kredibilitas proses integrasi ASEAN 7 Departemen Perdagangan Republik Indonesia,” Menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015”dalam

(4)

mineral, pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan-kelautan, teknologi dan industri serta wilayah yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, berada dalam posisi yang seharusnya menguntungkan untuk mendapat manfaat yang sebesar-besarnya dari proses integrasi ekonomi kawasan ini. Manfaat yang ditawarkan oleh Blue print tersebut dapat terwujud bila masing-masing negara anggota ASEAN termasuk Indonesia dapat segera melakukan penyesuaian, persiapan dan perbaikan, baik secara kolektif maupun individual. Namun seperti yang diketahui Indonesia masih belum mampu dan belum melakukan perbaikan-perbaikan mendasar dalam negeri.

Permasalahan pertama kesinambungan pertumbuhan serta stabilitas makro dan mikro ekonomi adalah hal yang sangat diperlukan untuk bisa masuk dalam sistem perdagangan bebas. Indonesia belum mampu untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi biaya ekonomi tinggi yang juga merupakan tujuan utama pemerintah dalam program komprehensif reformasi di berbagai bidang, seperti di bidang perpajakan, kepabeanan, investasi dan birokrasi, membuat iklim investasi yang bagus, menurunkan suku bunga kredit, penyederhanaan prosedur usaha, penyediaan informasi bisnis, penguatan kapasitas koperasi, usaha kecil dan menengah. Pengangguran juga masih menjadi soal yang pelik di negara ini yaitu 7,14% dan itu jumlah yang besar jika dibandingkan dengan Singapura 2,20% atau Malaysia 3,20%.8 Pemerintah harus pula mempertimbangkan untuk dapat meminimalisasi kesejangan perekonomian yang lebar antara Indonesia dengan negara ASEAN yang lainnya.

8

(5)

http://www.tradingeconomics.com/unemployment-rates-Kedua adalah kendala prasarana fisik infrastruktur didalam negeri yang masih terpusat pada kota-kota besar, sedangkan daerah lain juga merupakan penghasil bahan baku yang penting untuk kegiatan ekonomi ataupun mempunyai tujuan pariwisata yang akan mampu mendatangkan keuntungan bagi negara tetapi mempunyai akses jalan yang sulit sehingga sulit dikembangkan. Belum lagi akses jalan menuju pelabuhan yang merupakan sentra yang penting dalam kegiatan ekspor impor. Pembuatan jalan tol dan jalan-jalan baru yang masih kurang dan tidak merata keseluruh daerah. Penyediaan energi dan pasokan listrik,gas dan bahan bakar minyak (bbm) yang masih tetap menjadi persoalan sampai saat ini. Serta kurang meratanya pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia tentu saja mempengaruhi sumber daya yang lain. Hal ini seharusnya menjadi skala prioritas yang harus dibenahi semenjak dulu.

(6)

Dalam interaksi perdagangan yang dilakukan dengan negara anggota ASEAN, Indonesia menujukkan hasil yang meningkat presentasenya antara tahun 2006 – 2010 namun masih mengalami minus terhadap beberapa negara di sektor non migas seperti terhadap Singapura pada 2010 migas US$-1.675.985,4 dan nonmigas US$-207.196,1juta.9 Pendapatan perkapita Indonesia dengan ±150juta penduduk adalah urutan ke-5 sebesar 3,039 US$ pada statistik 2010 dibawah Thailand dengan 4,679US$.10

Persaingan atau kompetisi sudah pasti akan berakhir dengan adanya pihak yang menang dan yang kalah. Negara-negara maju dengan kemampuan teknologi yang lebih tinggi akan mampu menghasilkan barang yang berkualitas baik dan akan menjadi pemenang,sementara negara-negara berkembang akan berada pada posisi sebaliknya. Sementara seluruh instrument perlindungan terhadap barang impor berupa tariff dan non tariff dihapuskan sebagai komitmen terhadap FTA. Hal ini jelas akan berdampak terhadap industri domestik. Pada akhirnya pemerintah perlu mengkaji implikasi dari penerapan percepatan AEC 2015 ini terhadap rencana, kebijakan, strategi dan peraturan perundang-undangan di berbagai bidang atau sektor. Mengingat besarnya tantangan yang dihadapi, pemerintah harus mempersiapkan kebijakan, strategi dan rencana aksi untuk melaksanakan komitmen Cetak-Biru sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia. Diperlukan pemahaman yang mendalam dan strategi yang handal di setiap sektor agar dapat disusun pedoman yang tepat untuk memasuki Era Baru

9

Perdagangan Indonesia dengan ASEAN” www.depdag.go.id diakses pada 18 agustus 2011 pukul 10.30

10

(7)

kerjasama ekonomi ASEAN ini dan menjadikan Indonesia sebagai key regional player.11.

1.2 Rumusan Masalah

Partisipasi Indonesia dalam percepatan integrasi ASEAN dari tahun 2020 menjadi 2015 yang dilakukan dengan penandatanganan ASEAN Charter menjadi hal yang menarik karena keputusan ini dilakukan pada saat Indonesia belum mempunyai stabilitas ekonomi politik dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu kemudian muncul pertanyaan berupa: “Bagaimana posisi

ekonomi Indonesia diantara negara anggota ASEAN lainnya dalam

penerapan AEC 2015?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan rumusan masalah diatas adalah: 1. Mengemukakan dan menjelaskan kebijakan luar negeri Indonesia dalam

menghadapi percepatan Integrasi ASEAN 2015.

2. Mendeskripsikan posisi ekonomi Indonesia diantara negara anggota ASEAN lainnya dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

11

(8)

1. Dapat mengetahui tentang kebijakan ekonomi Indonesia dalam menghadapi percepatan Integrasi ASEAN 201serta mendeskripsikan bagaimana posisi ekonomi Indonesia dibandingkan negara anggota ASEAN lainnya.

2. Secara akademis manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan suatu informasi dan data-data pendukung bagi jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

1.5 Kajian Pustaka

1.5.1 Literature Review.

Ulasan – ulasan tentang kesepakatan ASEAN untuk mengintegrasikan ekonominya sudah lama ada dan terdapat pada beberapa buku.

1 Syamsul Arifin, dkk.” Menuju ASEAN Economic Community 2015”.

Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008

(9)

Community), Ekonomi (ASEAN Economic Community) dan Sosial Budaya

(ASEAN Sosio – Culture Community) .

Pembentukan ASEAN economic community dilakukan dengan integrasi ekonomi kawasan yang berdasar pada Asean Economic Community (AEC) blueprint yang merupakan pedoman bagi negara-negara anggota ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015. Dalam buku ini fokus hanya pada pilar pertama yang memuat aspek utama dan mendasar dari komponen integrasi ekonomi, dalam buku ini juga diuraikan beberapa peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini dan masa depan dengan dilaksanakanny AEC Blueprint. Juga terdapat beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan daya saing agar dapat manfaat yang nyata dalam menumbuhkan perekonomian.

Berdasarkan pada sumber literatur tersebut penulis mendapat inspirasi untuk melihat permasalahan lebih mendasar yaitu aspek eksternal dan aspek internal. Dengan begitu diharapkan dapat lebih menjelaskan keseluruhan fenomena apabila penelitian melihat aspek intersection dari kebijakan yang diambil. Politik luar negeri adalah kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan untuk mencapai kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah, serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan dan memajukan kepentingan nasional dan dalam hal ini adalah kepentingan nasional Indonesia dalam memajukan ekonomi dalam negerinya.12

12

(10)

Dalam analisa faktor eksternal, penelitian dimulai dengan langkah yang dilakukan Indonesia dengan ASEAN yaitu pencapaian ASEAN Economic Community (AEC) untuk berperan aktif dalam ekonomi global dan

meningkatkan daya saing ASEAN sebagai organisasi regional untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan dari segi internal adalah respon, kesiapan dan tantangan yang akan di hadapi oleh Indonesia dalam mencapai AEC dan pengimplentasian Blueprint.

2 Bank Indonesia” Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012 Integrasi

Ekonomi ASEAN dan Prospek Perekonomian Nasional”,Bank Indonesia,

Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter,

2008.

(11)

dengan total penduduk mencapai 567,6 juta jiwa dan total GDP mencapai sekitar US$1,1 triliun. Konsep integrasi ekonomi ASEAN yang menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi Negara-negara di dalamnya, diantaranya melalui pembukaan akses pasar yang lebih besar, dorongan mencapai efisiensi dan daya saing ekonomi lebih tinggi, termasuk terbukanya peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar. Prospek ekonomi Indonesia 2008-2012 yang didasarkan pada perkembangan ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia dan optimisme Indonesia akan kemajuan perekonomian meskipun dihadapkan pada tantangan di sektor eksternal terutama dari tingginya harga minyak dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.

3 Departemen Perdagangan Republik Indonesia,” Menuju ASEAN

Economic Community 2015”, Direktorat Kerjasama Perdagangan

Internasional, Departemen Perdagangan.

(12)

1.6Landasan Konseptual

1.6.1 Konsep kerjasama ekonomi regional.

Ekonomi regional tidak lagi menjadi merupakan fenomena eropa, setelah dekade 1980-an kerjasama ekonomi regional dapat ditemukan di semua kawasan. Bahasan mengenai kerjasama ekonomi regional ASEAN harus dibedakan dengan integrasi ekonomi. Kerjasama (cooperation) meliputi tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mengurangi perbedaan, sedangkan integrasi (integration) berisikan peralatan-peralatan yang mengakibatkan segala perbedaan dapat dihilangkan.13 Kawasan (region) di definisikan sebagai sekumpulan negara yang memiliki kedekatan geografis karena berada dalam suatu wilayah tertentu. Kerjasama regional bukan merupakan tujuan atas kepentingan sendiri tetapi sebagai alat pencapaian kepentingan-kepentingan bersama.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kerjasama regional dibedakan antara kerjasama regional yang menggunakan perangkat-perangkat kerjasama (instrument of cooperation) dan kerjasama regional yang bersifat longgar (loose), yang tidak menggunakan perangkat kerjasama menuju integrasi ekonomi tetapi hanya menghimpun negara-negara anggotanya unutk mengadakan koordinasi dalam suatu kerjasama ekonomi (economic cooperation).14

Kerjasama regional yang menuju integrasi ekonomi ditandai dengan penerapan setidak-tidaknya tiga perangkat teknik kerjasama yaitu:

13

Robert Jackson & George Sorenson, “Pengantar Studi Hubungan Internasional”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.

14

(13)

1. Melalui suatu perjanjian melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan integrasi pasar dan perekonomian (market and economic integration) dari negara-negara anggota.

2. Pengalihan beberapa unsur kekuasaan, pengambilan keputusan (decision making) atau kedaulatan dari negara-negara anggota kepada suatu organ pusat

bersama (common centre organ). Kemampuan dari organ pusat ini untuk melaksanakan wewenangnya, melalui pengambilan keputusan-keputusan yang mengikat negara-negara anggotanya.

3. Melaksanakan teknik-teknik kerjasama bagi mewujudkan integrasi pasar dan perekonomian negara-negara anggota tersebut diatas.

Adapun bentuk-bentuk integrasi ekonomi adalah Free Trade Area, Custom Union, Common Market, Economic Union dan Complete Economic Integration. Sedangkan kerjasama regional yang tidak bertujuan untuk langsung mengintegrasikan pasar dan perekonomian negara-negara anggotanya adalah merupakan organisasi kerjasama ekonomi regional (regional economic cooperation).15

Berdasar pada pemahaman konsep diatas makan penulis melihat tigkatan kerjasama regional ASEAN sampai ASEAN Charter dapat dianalisa dengan konsep tersebut. Pembentukan ASEAN Charter berlandaskan kepentingan bersama dan saling ketergantungan dari Negara-negara anggotanya walaupun mempunyai latar belakang yang beragam dengan tujuan menciptakan kawasan yang terintegrasi secara ekonomi, politik-keamanan, social dan budaya. ASEAN Charter meupakan perangakat institusi yang memiliki aturan, norma, prinsip dan

15

(14)

prosedur yang mengikat masing-masing negara anggota ASEAN secara hokum dan ASEAN Charter dapat menjadi barometer keberhasilan maupun kegagalan visi dan tujuan yang dicita-citakan kerjasama ASEAN tersebut.

1.6.2 Teori ketergantungan (Dependence Theory)

Pada dasanya teori dependency hendak menjelaskan persoalan kemunduran negara-negara bekas jajahan di Dunia ke-3 dengan melihatnya dalam konteks global. Sementara teorititsi modern menduga bahwa penyebab kemunduran itu bersifat internal dan cultural (seperti kurangnya “ motivasi berprestasi”, despotisme, korupsi dan sebagainya), teori dependencia ingin

menunjukkan bahwa penyebab kemunduran itu berasal dari eksternal dan struktural. Tetapi, teoritisi ini juga berbeda dengan teoritisi imperialisme; melihat hubungan antara negara kuat dan lemah itu dari perspektif negara penjajah (Eropa dan Amerika Utara), teoritisi dependencia memandang persoalannya dari perspektif negara terjajah16

Inti dari teori dependencia adalah penetrasi asing dan ketergantungan eksternal yang kemudian menyebabkan timbulnya distorsi besar-besaran dalam struktur ekonomi “pinggiran”(periphery), yang pada gilirannya menimbulkan

konflik sosial dan akhirnya mendorong timbulnya penindasan negara-negara industri maju atau negara-negara “pusat” terhadap negara berkembang. Andre Gruder Frank dan teoritisi lainnya berargumen bahwa

16Mohtar Mos’ed,

(15)

“perdagangan memungkinkan terjadinya ketergantungan wilayah dan negara

pinggiran pada negara-negara industri di wilayah inti. Sementara sektor-sektor tertentu ekonomi wilayah inti berkembang pesat, kondisi politik dan ekonomi rakyat di wilayah pinggiran semakin memburuk dan “underdeveloped” (frank, 1970).17

Ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara tertentu dipengaruhi oleh ekspansi dari ekonomi negara lain. Hubungan antara negara maju dan negara berkembang tidak sehat karena adanya kecenderungan ekploitasi yang dilakukan oleh negara maju terhadap negara berkembang untuk kepentingan pembangunan di negara sendiri.

Teori ini juga menunjukkan bahwa ketimpangan dalam distribusi pendapatan nasional itu cenderung menimbulkan konfllik, karena beberapa kelompok atau kelas lain memperoleh bagian yang semakin besar sedangkan mereka sendiri memperoleh bagian yang lebih sedikit atau merosot. Dalam masyarakat yang sangat inegaliter, setiap perubahan (baik positif maupun negatif) dalam pendapatan nasional keseluruhan akan merangsang konflik sengit tentang bagaimana kue yang membesar atau mengecil itu harus dibagi. Konflik seperti ini menjadi semakin gawat pada masa ekonomi mengalami kemerosotan.18

Keterbelakangan ekonomi negara dunia ketiga cenderung disebabkan oleh terintegrasinya mereka terhadap ekonomi global dimana terjadi monopoli modal dan investasi terhadap negara dunia ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos

17Mohtar Mas’oed, Perdagangan dalam perspektif Ekonomi Politik Internasional

. 1998. Ilmu hubungan Internasional FISIPOL, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hal.15

18

(16)

terdapat tiga model ketergantungan di negara dunia ketiga sebagai akibat dari ekspansi modal dan pasar yang dilakukan oleh negara-negara maju terhadap negara berkembang.

1)Ketergantungan kolonial.

Terjadi ketergantungan politik karena dominasi negara pusat terhadap negara pinggiran. Penentuan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan negara berkembang ditentukan oleh keinginan negara pusat. Tidak ada legitimasi kedaulatan yang dimiliki oleh negara pinggiran ketika bekerjasama dengan negara pusat dalam rangka melakukan pembangunan. Kemampuan intervensi tersebut terjadi karena sangat berpengaruhnya investor negara maju dalam upaya melindungi investasinya di negara terbelakang. Investor dan birokrat negara maju mampu menentukan kebijakan dari birokrat negara berkembang, sehingga kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk melindungi kepentingan investasi luar negeri di negara Dunia Ketiga.

2)Ketergantungan Finansial – Industri

(17)

kerja dalam negeri tidak mampu melakukan persaingan dengan tenaga ahli luar negeri yang didatangkan oleh pemilik modal luar negeri. Ketimpangan ini juga membawa ketimpangan upah yang diterima oleh pekerja domestik, sehingga upah pekerja tersebut tidak mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.

Tidak hanya itu, konsumsi barang-barang mewah dari masyarakat negara berkembang juga semakin meningkat.Ekspansi pasar yang dilakukan negara maju memaksa penduduk negara berkembang melakukan pola konsumsi barang-barang mewah yang berbeda dengan kondisi sebelum terjadinya industrialisasi, padahal gaji atau pendapatan penduduk negara berkembang jauh berada dibawah pendapatan penduduk di negara maju. Ini membawa jenis konsumsi barang mewah yang tinggi, dengan gaji atau pendapatan yang rendah.

3)Ketergantungan Teknologi- Industri

Munculnya perusahaan industri di negara satelit yang didirikan oleh pengusaha lokal, namun teknologi-industrialnya dikuasai oleh negara pusat, yang akhirnya terjadi monopoli surplus industri. Industri lokal di negara pinggiran akan mengimpor teknologi industri yang dibutuhkan untuk menjalankan roda industrialisasinya dari negara pusat, sehingga masih tetap terjadi ketergantungan dalam hal teknologi. Ketergantungan inilah yang menjadikan negara berkembang lambat dalam mencapai kemajuan

(18)

negara-negara maju sebagai imbas dari munculnya pasar bebas dari sistem globalisasi. Karena globalisasi memaksa negara-negara dunia ketiga untuk menyamakan kedudukannya dengan negara-negara maju atau paling tidak berada tepat dibelakangnya. Pada umumnya negara maju yang mempunyai kemampuan politik, ekonomi dan militer cenderung memaksa dan menekan negara lain yang dianggap lebih lemah.

(19)

Indonesia yang tergolong masih lemah dibanding beberapa negara ASEAN untuk dapat bersaing dan mengandalkan mekanisme liberalisasi sektor produksi.

1.7Alur Pemikiran

gambar 1.1

1.8.Metode Penelitian.

1.8.1 Variabel Penelitian.

Unit analisa atau disebut juga variabel dependen yang diangkat penulis dalam memandang fenomena ini adalah posisi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Sedangkan unit eksplanasi atau variabel independen adalah tentang posisi ekonomi Indonesia di ASEAN.

1.8.2 Tipe Penelitian.

(20)

1.8.3 Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui studi pustaka dan sumber-sumber berita yang terkait dengan objek penelitian. Dimana dalam hal ini pengumpulan data-data berasal dari buku-buku,artikel dan tulisan yang berkaitan dengan objek penelitian. Penulis melakukan penelitian secara tidak langsung yang berarti bahwa data-data pengamatan terhadap objek yang diteliti dapat diperoleh melalui jurnal-jurnal, buku ilmiah, literatur, artikel atau buletin, situs-situs internet dll. Pencarian data dilakukan sesuai dengan topik penelitian dan mengkategorikannya.

1.8.4 Tingkat Analisa Data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Analisa data yang menyangkut kegiatan reduksi,penyajian data dan menarik kesimpulan. Langkah melakukan reduksi data meliputi kegiatan memilih data yang relevan dengan tujuan dan tema penelitian, menyederhanakan data dengan tanpa mengurangi makna atau membuang data yang sekiranya memang tidak dibutuhkan. Data terpilih kemudian akan dipahami dan kemudian akan dijelaskan melalui pemahaman intelektual yang logis.

1.8.5 Batasan Masalah.

(21)

1.9 Asumsi dasar.

 Tingginya kompetisi regional menjadikan para pemimpin ASEAN untuk

mempercepat integrasi ekonomi dari 2020 menjadi 2015.

 Pemerintah Indonesia berkeyakinan bahwa AEC merupakan peluang bagi

Indonesia dengan diratifikasinya ASEAN Charter.

 Kemampuan daya saing, permasalahan mendasar dan posisi ekonomi

Indonesia yang masih belum sepenuhnya mampu bersaing dengan negara anggota ASEAN lainnya.

1.10 Struktur Penulisan.

BAB I merupakan pendahuluan. Bab ini berfungsi sebagai pendahuluan yang memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan aturan-aturan dalam penyusunan makalah yaitu, latar belakang masalah, perumusan masalah, kajian terdahulu, teori/konsep, metodologi dan asumsi dasar.

BAB II merupakan bab yang akan berusaha memaparkan gambaran mengenai ASEAN Charter, ASEAN Blueprint, ASEAN Economic Community, Tantangan ASEAN dalam pembentukan AEC 2015 dan Indonesia dalam Implementasi

BAB III Posisi ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya dan kebijakan strategis Indonesia terkait AEC 2015.

(22)

SKRIPSI

POSISI EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC

COMMUNITY 2015

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

PATIM HAYU NUR CAHYANTI NIM : 06260009

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(23)

LEMBAR PERSETUJUAN SRIPSI

Nama : Patim Hayu nur cahyanti

NIM : 06260009

Jurusa : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : POSISI EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015.

Disetujui, DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Tonny Dian Effendi, M.Si Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si

Mengetahui

Dekan Ketua Jurusan

FISIP UMM Hubungan Internasional

(24)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Patim Hayu nur cahyanti NIM : 06260009

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : POSISI EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada : Selasa Tanggal : 29 Mei 2012 Tempat : Ruang Dosen Fisipol

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1. Victory Pradhitama, M.Si ( )

2. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc. Sc ( )

3. Tonny Dian Effendi, M.Si ( )

(25)

PERYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Patim Hayu nur cahyanti. Nim : 0620009

Jurusan : Hubungan Internasional. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Menyatakan bahwa karya tulisan ilmiah (skripsi) dengan judul:

POSISI EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015

adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 5 juni 2012 Yang menyatakan,

(26)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

11-11-2010 11-11-2010 ACC Judul

05-01-2011 05-01-2011 Pengajuan

BAB I

10-11-2011 10-11-2011 ACC Seminar

Proposal

12-01-2012 12-01-2012 Pengajuan

BAB II

19-02-2012 19-02-2012 ACC BAB II

23-02-2012 23-02-2012 Pengajuan

BAB III

27-04-2012 27-04-2012 ACC BAB III

01-05-2012 01-05-2012 Pengajuan

BAB IV

11-05-2012 11-05-2012 ACC Ujian

Skripsi

(27)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi ALLAH SWT atas segala limpahan

rahmat, nikmat dan pertolongan-Nya serta Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penelitian dengan judul “ POSISI

EKONOMI INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

2015” ini dapat peneliti selesaikan. Peneliti menyampaikan apresiasi dan

terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Tonny Dian Effendi, M.Si dan Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si yang telah membimbing peneliti dengan sangat bijaksana selama proses penelitian ini. Peneliti juga menucapkan terima kasih banyak kepada tim penguji Bapak Victory Praditama, M.Si dan Ibu Ayusia Sabhita Kusuma, M.Soc.Sc atas saran dan sumbangan ide-idenya yang sangat berharga.

Terima kasih kepada segenap dosen HI yang lain, untuk bimbingan dan pengajaran beliau semua adalah investasi yang mulia bagi peneliti. Semoga bernilai ibadah di mata ALLAH SWT. Amien. Akhir kata, peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi serta manfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional, Amien

Wassalamua’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

(28)

HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 MAN JADDA WA JADA “siapa yang bersungguh

sungguh akan berhasil”..just do the best with ur

imaan said Bismillah and full confidence to ALLAH

and see what happen then..!!!

 If you stand for a reason, be prepared to stand like

a tree. If you fall on the ground, fall like a seed

that grows back to fight again!!

 Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang saya cintai

yaitu Ayah saya H.Soegianto dan Ibu Tri Ismilah serta nenek saya Siti Fatimah terimakasih banyak buat supportnya selama ini dan untuk setiap doa yang kalian panjatkan buat saya. Semoga ALLAH senantiasa memberkahi hidup kalian…amienn ya robbal alaminn.

 Buat Kakak-kakak saya Mas Eko Hayu nurcahyonoS.T dan Mbak dewi

Nuriyana S.T dan khususnya buat Mas Dwi Hayu nur cahyanto S.T dan Mbak Dhani Ika Yudhaningrum S.E buat semua supportnya dan ketegasannya untuk selalu mengingatkan agar segera terselesaikan kuliahnya…(Finally im Done mas) and my little niece’s with their smile as

my mood booster Icha, Reza, Keira, Kak Vira and Nino *keep smile sayank,,guys u re the rainbow *

 Buat teman-teman seperjuangan Putri, Ervin. Dian ,khususnya buat my

(29)

much learn from it* buat temen-temen di jurusan Hubungan Internasional khususnya angkatan 2006 dan yang lagi ngerjain skripsi *semangat rekk…jangan males!!!bisa kok!!*

 Buat temen-temen kos di Revolusi yang ruamee dan berisik banget *klo

(30)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Kajian Pustaka ... 8

1.5.1 Literature Review ... 8

1.6 Landasan Konseptual ... 12

1.6.1 Konsep Kerjasama Ekonomi Regional ... 12

1.6.2 Teori Ketergantungan (Dependence Theory) ... 14

1.7 Alur Pemikiran ... 19

(31)

1.8.1 Variabel Penelitian ... 20

1.8.2 Tipe Penelitian ... 20

1.8.3 Teknik Pengumpulan Data ... 20

1.8.4 Tingkat Analisa Data ... 21

1.8.5 Batasan Masalah ... 21

1.9 Asumsi Dasar ... 21

1.10 Struktur Penulisan ... 22

BABII ASEAN CHARTER, ASEAN BLUEPRINT, ASEAN ECONOMIC COMMUNITY, TANTANGAN ASEAN DALAM PEMBENTUKAN AEC DAN INDONESIA DALAM IMPLEMENTASI 2.1 Piagam ASEAN (ASEAN Charter) dan ASEAN Blueprint.. 23

2.2 ASEAN Economic Community (AEC) ... 32

2.3 Tantangan ASEAN dalam pembentukan AEC 2015 ... 38

2.4 Indonesia dalam implementasi ASEAN Charter dan ASEAN Blueprint ... 41

BABIII POSISI EKONOMI INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA ASEAN LAINNYA DAN KEBIJAKAN STRATEGIS INDONESIA TERKAIT AEC 2015 3.1 Posisi Ekonomi Indonesia ... 49

(32)

3.1.2 SDM, GDP dan Ekspor Impor Intra dan Extra

ASEAN ... 54

3.1.3 Teknologi Informasi dan Teknologi (TIK) ... 64

3.1.4 Investasi Asing ... 67

3.1.5 UKM (Usaha kecil Menengah) ... 70

3.2 Kebijakan Strategis Indonesia terkait AEC 2015 ... 74

3.2.1 Reformasi Birokrasi dan Regulasi ... 77

3.2.2 Reformasi Investasi ... 78

3.2.3 Upaya Peningkatan Daya Saing Ekonomi ... 79

3.2.4 Perbaikan Infrastruktur ... 80

3.2.5 Kebijakan Persaingan Usaha ... 82

3.2.6 Kebijakan Perlindungan Konsumen ... 83

3.3 Ketergantungan Indonesia terhadap negara-negara di ASEAN ... 84

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 90

4.2 Saran ... 92

(33)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

TABEL

Tabel 2.1 : Negara-negara yang meratifikasi ASEAN Charter ... 27 Tabel 3.1 : Tabel Perbandingan Infrastruktur logistik dari negara-negara

ASEAN ... 49 Tabel 3.2 : Pendapatan Perkapita/ Gross Domestic Product ... 55 Tabel 3.3 : Ekspor Nonmigas Indonesia beberapa golongan barang HS 2

digit januari-maret 2012 ... 57 Tabel 3.4 : Ringkasan Perkembangan Ekspor Indonesia Januari-Maret

2012 ... 58 Tabel 3.5 : Peringkat daya saing negara anggota ASEAN ... 60 Tabel 3.6 : Jumlah Pekerja Migran di negara ASEAN dari negara

ASEAN lainnya ... 63 Tabel 3.7 : Aliran FDI yang masuk dan keluar dalam negara ASEAN ... 68 Tabel 3.8 : Ekspor Impor pertanian Indonesia menurut sub sector

November- Desember 2011 ... 85 Tabel 3.9 : Ringkasan perkembangan Impor Indonesia

Januari-November 2010-2011 ... 88

GAMBAR

Gambar 1.1 : Alur pemikiran ... 19 Gambar 2.1 : Skema menuju AEC, Upaya pencapaian masing-masing

kerangka tersebut dilakukan melalui berbagai elemen dan

(34)

Gambar 2.3 : AEC dalam piagam ASEAN ... 36

Gambar 3.1 : Peringkat Indonesia dalam keseluruhan indeks infrastruktur ... 52

Gambar 3.2 : Kinerja keseluruhan indeks infrastruktur ... 52

Gambar 3.3 : Kualitas jalan daerah di Indonesia ... 53

Gambar 3.4 : Permasalahan Infrastruktur di Indonesia ... 54

Gambar 3.5 Network Readiness Index ... 66

(35)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar negara ASEAN beserta indikator ekonomi.

a) Brunei Darussalam ... I b) Kamboja. ... III c) Indonesia ... V d) Philiphina. ... VII e) Vietnam ... IX f) Singapura ... XI g) Malaysia. ... XII h) Thailand ... XV 2. Tabel 1 ICT-OI nilai-nilai dan sub indeks: jaringan,

keterampilan, pengambilan dan intensitas dan ICT OI

(36)

14. Tabel 5: Comparison logistic infrastructure of countries in

ASEAN ... XXV 15. Tabel 6: CPI (Consumer price indekx) and its selected

component in ASEAN 2005-2009 ... XXXVII 16. Tabel 7: Grafik LPI (Logistic Performa Index) ... XXXVIII 17. Tabel8: ASEAN Internet subscribers/user per 1000 person ... XXXIX 18. Tabel 9: Cellular/mobile phone density (number of units per

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Bella Ballasa, 1961. The Theory of Economic Integration,. Illinois: Richard D Irwin, Home wood.

Mos’oed, Mohtar. 1990 Ilmu Hubungan Internasional displin dan metodologi. Jakarta: LP3ES.

---. 1998 Perdagangan dalam perspektif Ekonomi Politik Internasional.Yogyakarta: Ilmu hubungan Internasional FISIPOL, Universitas Gadjah Mada.

Winanto.R dkk. Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015.Jakarta:Elex Media Komputindo,2008

Robert Jackson & George Sorenson. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Buku Elektronik :

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia ( BPPK Kemenlu-RI), “AEC Blueprint: Tindaklanjut dan Kesiapan Indonesia menuju implementasi AEC 2015”, Dalam http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1hi/206613002/bab3.pdf

Berita resmi statistic badan pusat statistik dalam” http://www.bps.go.id/brs_file/naker-05mei11.pdf

(38)

http://ditjenkpi.depdag.go.id/index.php?module=news_detail&news_content_id=5 87&detail=

Departemen Perdagangan Republik Indonesia,” Menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015”dalam http://ditjenkpi.depdag.go.id/Umum/Setditjen/ Buku%20Menuju%20ASEAN%20EmCONOMIC%20COMMUNITY%202 015.pdf

Informasi umum Masyrakat Ekonomi ASEAN dalam

http://ditjenkpi.depdag.go.id/website_kpi/Umum/Setditjen/Buku%20Masyarakat %20Ekonomi%20ASEAN/Buku%20Informasi%20Umum.pdf”

Laporan Bulanan Data Sosial Ekonommi dalam

http://dds.bps.go.id/download_file/IP_Januari_2012.pdf

Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025 dalam http://www.depkeu.go.id/ind/others/bakohumas/ BakohumasKemenKo/MP3EI_revisi-complete_(20mei11).pdf

Mencermati Pasar Tunggal ASEAN dalam http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf/ 2011/Tabloid%20Diplomasi% 20Nopember%202011.pdf

Migrant Worker’s Rights to social protection in ASEAN dalam http://www.fes-asia.org/media/publication/2012_MigrantWorkersRightsToSocialProtection InASEAN_Hall.pdf

Optimalisasi diplomasi ekonomi untuk meningkatkan ekonomi nasional dalam http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf/2011/Diplomasi%20Februari%202011 .pdf

Outlook ekonomi Indonesia 2008-2010 dalam http://gaikindo.or.id/download/ industry-policies/k-bank-indonesia/OEI-2008-2012.pdf

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia dalam” Buletin Kerjasama Perdagangan Internasional dalam

http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/28001 6-1309148084759/IEQ_June2011_IDN_25June2011.pdf

Tabloid diplomasi media komunikasi dan interaksi dalam

http://www.tabloiddiplomasi.org/pdf/2011/Tabloid%20Diplomasi%20Desember %202011.pdf

(39)

World Investment Report 2011 dalam http://www.unctad-docs.org/files/ UNCTAD-WIR2011-Full-en.pdf

Thitapha Wattanapruttipaisan. A Brief on ASEAN Economic Integration, dalam

http://www.aseansec.org/STU_Paper_07-2006-Brief_on_ASEAN_Economic_Integration.pdf

Internet :

ASEAN dalam http://www.kemlu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=6&l=id

Bijak mengatur pangan dalam http://www.dharmawangsa.ac.id/berita-571-bijak-mengatur-pangan.html

Defisit perdagangan makanan dan minuman nasional naik 2.291% dalam http://www.bisnis.com/articles/pasar-asean-defisit-perdagangan-makanan-and-minuman-naik-2-dot-291-percent

Doing Business dalam http://www.doingbusiness.org/rankings ICW: kerugian akibat penggundulan hutan dalam

http://jikalahari.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=145%3Ai cw-kerugian-akibat-penggundulan-hutan-rp-71-triliun&catid=37%3Aforest-news&Itemid=132&lang=id

Indikator ekspor dan impor pertanian berdasar subsector http://www.deptan.go.id/Indikator/tabel-9-ekspor-impor-pertanian.pdf Indonesia pimpin ASEAN dengan tiga prioritas ekonomi dalam

http://www.investor.co.id/home/indonesia-pimpin-asean-dengan-tiga-prioritas-ekonomi/2973

Institusionalisasi ASEAN dan Dilema Ketahanan Pangan Indonesia dalam “ http://politik.kompasiana.com/2011/10/20/institusionalisasi-asean-dan-dilema-ketahanan-pangan-indonesia/mplementasi AFTA: Tantangan dan Pengaruhnya terhadap Indonesia dalam http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/72105975_1829-8001.pdf

International Human Development Indicators dalam http://hdrstats.undp.org/en/ countries/profiles/THA.html

Investasi terhambat birokrai dan Infrastruktur dalam

http://www.beritaindonesia.co.id/berita-utama/investasi-terhambat-birokrasi-dan-infrastruktur/

(40)

Lonjakan impor minyak tekan NPI ketergantungan atas BBM impor naik dalam

http://www.migas.esdm.go.id/tracking/berita- kemigasan/detil/270382/0/Lonjakan-impor-minyak-tekan-NPI--Ketergantungan-atas-BBM-impor-naik

Meneropong Prospek Investasi Asing Langsung Sektoral dalam

http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/meneropong-prospek-investasi-asing-langsung-sektoral.php

Networked readiness: Individu dan bisnis siap, pemerintah gagap dalam http://egov-rank.gunadarma.ac.id/V2/egovmedia/page/33

Piagam ASEAN Sosio cultural community dalam

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/piagam_asean_asean_socio_cultural_community.p df hal5

Ringkasan Eksekutif dalam

http://www.kemlu.go.id/Documents/PPTM%202012/DIPLOMASI%202011.pdf Perkembangan teknologi dan informasi dalam http://bapsi.gunadarma.ac.id/

?p=203

RI Miskin Energi, Setop Ekspor Batubara dalam

http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/ri-miskin-energi-setop-ekspor-batubara/19295

Sebagai Ketua ASEAN 2011, Indonesia bertekad tingkatkan peran ASEAN di

Dunia dalam

http://www.deplu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=4214&l=id

Siaran Pers keketuaan Indonesia dalam

(41)

Siaran Pers dalam

http://ditjenkpi.depdag.go.id/index.php?module=news_detail&news_content_id=9 31&detail=true

The World Bank http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD Surplus Perdagangan Indonesia semakin menipis dalam

http://nasional.kontan.co.id/news/surplus-perdagangan-indonesia-makin-menipis 2012 cadangan Minyak Indonesia Turun dalam

http://www.tempo.co/read/news/2011/12/25/090373634/2012-Cadangan-Minyak-Indonesia-Turun

2012 Index of Economic Freedom dalam

Gambar

 gambar 1.1 ASEAN VISION 2020
TABEL Tabel 2.1 :  Negara-negara yang meratifikasi ASEAN Charter  .................
Tabel 1 ICT-OI nilai-nilai dan sub indeks: jaringan,

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil identifikasi risiko berdasarkan karakteristik sistem yang dibuat, teridentifikasi ada 11 risiko dan karena ada beberapa risiko menjadi agen risiko yang lain, maka

 Buku referensi lain.. KOMPETENSI DASAR PEMBELAJARAN MATERI POKOK/ PEMBELAJARAN KEGIATAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU BELAJAR SUMBER. daerahnya, batas

26 Herson Anwar, Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah, Nadwa, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. Saefullah, Manajemen, hlm.. alternatif

10 siswa membawa tongkat, 9 siswa membawa tali, dan 3 siswa tidak membawa keduanya, maka banyak siswa yang membawa tongkat dan tali adalah ..... Diketahui garis dengan

1) Di dalam UU Tentang PTUN masih terdapat klausul yang menakomodir Asas vermoden van rechtmatigheid atau asas Praesumtio iustae causae yang termaktub dalam Pasal

(4),Atau lain pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dapat Cipaharni ihngsung oleh pembaca Kalimat yang tidak padu pada teks tersebut ditandai.. Perhatikan kalimat

[r]

Namun, ini memakan waktu dan tidak sesuai untuk senyawa yang tidak stabil karena memerlukan waktu keseimbangan anterior substansial (3-24 jam) bergantung pada obat-obatan,