• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK

MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I Oleh

Mujiyono ABSTRAK

Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, pengembangan bahan ajar cukup penting dilakukan. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester Ganjil.

Penelitian ini menggunakan model Research and Development Research (R&D) yang diadaptasi menjadi Sembilan langkah, yaitu 1) studi pendahuluan; 2) membuat rancangan (desain) produk; 3) mengembangkan bentuk produk awal; 4) melakukan uji coba terbatas; 5) melakukan revisi produk hasil uji coba terbatas; 6) melakukan uji coba luas; 7) melakukan revisi produk dari uji coba luas; 8) melakukan uji efektifitas; 9) melakukan revisi dan pembuatan produk akhir. Revisi produk pengembangan dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari setiap penilaian atau uji yang dilakukan agar menghasilkan produk bahan ajar yang layak dan siap untuk dilakukan uji efektivitas. Uji efektivitas dilakukan dengan mengimplementasikan produk pada pembelajaran di MTs Hasanuddin Bandarlampung kelas VIII semester I.

Perbandingan rata-rata skor pretest dan posttest menunjukkan terjadinya peningkatan, analisis indeks gain menunjukkan kategori sedang, dan melalui analisis statistic T-Test Paired Sampel SPSS 7.0 menghasilkan perbedaan yang signifikan. Hasil wawancara dengan guru dan siswa juga mengungkapkan bahwa siswa termotivasi dalam belajar, terlibat aktif, antusias, dan menampakkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai karakter Islam.

Produk akhir dalam penelitian ini dapat berguna bagi guru MTs Hasanuddin sebagai bahan rujukan dalam membuat perencanaan pelaksanan pembelajaran dan keperluan pengembangan bahan ajar lebih lanjut. Bagi siswa MTs Hasanuddin, produk akhir dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian kompetensi menulis di kelas VIII semester I.

(2)

THE DEVELOPMENT OF WRITING TEACHING MATERIALS BASED ON ISLAMIC VALUES CHARACTERS FOR GRADE VIII OF MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG IN THE FIRST SEMESTER

by Mujiyono ABSTRACT

Developing teaching materials is quite important to create effective learning process. Therefore, the purpose of this research is to produce writing teaching materials based on Islamic values character for grade VIII students of MTs Hasanuddin Bandarlampung in the first semester which capable to improve the quality of teaching and learning activities by integrating Islamic values character to the students.

This study uses Research and Development (R&D), which was adapted into ninesteps, namely 1) a preliminary study; 2) creating a product design; 3) developing the initial product form; 4) Conducting limited trials; 5) revising the product resulting from limited trials; 6) conducting extensive trials; 7) revising product from extensive trials; 8) conducting effectivity test; 9) revising and creating the final product. The revision of development product was carried out based on the input of each assessment or test conducted to produce adequate teaching materials and were ready for effectivity test. The effectivity test of the product was carried out by implementing the product in learning activities in grade VIII of MTs Hasanuddin Bandarlampung in the first semester.

Comparison of the average score of pretest and posttest showed an increase, the gain of index analysis showed moderate category, and through statistical analysis of Paired Samples T-Test SPSS 7.0 resulted in a significant difference. Results of interviews with teachers and students also revealed that students are motivated to learn, to engage and to show enthusiasm in the teaching-learning activities, and their attitudes reflect the values of the Islamic character.

The final product of this research can be useful for teachers of MTs Hasanuddin as a reference in making lesson plan and developing further teaching materials. For students of MTs Hasanuddin, the final product of this research can be used to support their writing competence achievement in the first semester of grade VIII.

(3)

BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG

KELAS VIII SEMESTER I

(Tesis)

Oleh MUJIYONO

-PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(4)

BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG

KELAS VIII SEMESTER I

Oleh MUJIYONO

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

vi

Penulis dilahirkan di Sumberrejo Lampung Kecamatan Punggur Lampung Tengah, 16 November 1969, merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Bapak bernama Diman dan ibu bernama Shinto Toerah.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan SD Negeri 01 Sumberrejo Kecamatan Punggur pada tahun 1983, SMP Negeri di Kota Gajah pada tahun 1986, SPG Negeri Metro diselesaikan pada tahun 1989, dan jenjang pendidikan S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung tahun 2006 pada Jurusan Bahasa dan Seni, program studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(9)

vii

penulis meraih juara 1 lomba teater Metroval's 1993.

Selain itu, penulis menjadi ketua tim penulis buku EvaluasiPRIMA dan Pelajaran Bahasa Lampung untuk Sekolah Dasar kelas III sampai VI yang diterbitkan oleh penerbit Kesaint Krakatau Indah tahun 2006. Pada tahun 2007, penulis menulis buku Panduan Kegiatan Bulan Ramadan yang diterbitkan oleh Kesaint Krakatau Indah (Lampung) dan Surya Kencana (Bengkulu). Tahun 2001, penulis pernah menerbitkan tabloid pendidikan Kreatif Plus. Tahun 2003, penulis menjadi redaktur pada Surat Kabar MingguanMedia ReformasidanBaturaja Post sampai tahun 2004. Tahun 2004, penulis diterima sebagai CPNS dan diangkat sebagai PNS tahun 2005 pada Kantor Departemen Agama Kota Bandarlampung sebagai tenaga pendidikan di MTs Hasanuddin Bandarlampung.

(10)

viii

اْﻮُـﺒَﻫَذ ْﻢُﻬُـﻗ َﻼْﺧَأ ْﺖَﺒَﻫَذ اْﻮُﻤُﻫ ْنِﺈَﻓ

ْﺖَﻴِﻘَﺑ ﺎَﻣ ُق َﻼْﺧَْﻷا ُﻢَﻣُْﻷا ﺎَﻤﱠﻧِإ

Setiap bangsa hanya akan tegak selama masih terdapat akhlak.

Jika akhlak telah hilang, maka hancurlah bangsa itu. (Ibnu Rusyid)









ِﷲا











َﷲا













َﷲا





Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab: 21)

Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.

(11)

ix Kupersembahkan karya ini kepada

1. Ibuku dan Mertuaku yang telah memberikan cinta dan kasih kepada seluruh keluarga;

2. Istriku tercinta, Ani Pujiastuti, yang selalu member motivasi dan setia mendampingiku dalam suka dan duka;

3. Keempat permata hatiku, Aulia Ahmad Nabil, Dzakiy Ahmad Fadli,

Muthia Raida, dan Adinda Muthia Hanifah, yang menjadi inspirasi dan harapanku;

4. Kakak-kakakku dan keponakanku di kampung halaman;

5. Kawan-kawan seperjuangan di MTs Hasanuddin Bandarlampung yang memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi dan tesis ini;

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekaliku berbagai ilmu pengetahuan; 7. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

(12)

xi

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Berbasis Nilai-nilai Karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Kelas VIII Semester I”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Prof. Sugeng Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Lampung;

3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Lampung, 4. Dr. Hi. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

(13)

xii

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dengan bijaksana dan penuh kesabaran telah memberikan kritik, masukan, saran-saran, dan motivasi hingga terselesaianya tesis ini;

6. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku pembimbing utama dan Sekretaris Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung yang dengan bijaksana dan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan, saran-saran, kritik, dan motivasi dari pembuatan proposal tesis sampai dengan penyelesaian tesis;

7. Dr. Hi. Karomani, M.Si., selaku dosen pembahas dan dosen penguji yang telah membantu selama perkuliahan dengan ilmu, kritik, dan sarannya kepada penulis dalam menyelesaikan tesis;

8. Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua, pembimbing akademik, dan dosen penguji yang dengan kesabaran dan kepeduliannya telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan masukan untuk perbaikan dalam penyelesaian tesis;

9. bapak dan ibu dosen Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu, bimbingan, arahan, dan motivasi selama mengikuti perkuliahan;

(14)

xiii yang penulis butuhkan;

11. H. Janim, S.Pd.I, selaku Kepala MTs Hasanuddin Bandarlampung yang telah memberikan dukungan dan izin kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian;

12. Dr. Wahono, M.Pd., selaku ahli pembelajaran dan teknologi pembelajaran yang telah memberikan kritik, saran, dan masukannya untuk perbaikan bahan ajar dalam penelitian ini;

13. temam-teman guru, staf tata usaha, siswa, dan siswi MTs Hasanuddin Bandarlampung, terima kasih atas segala kerja sama dan bantuannya;

14. teman-teman seperjuangan mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atas kerja sama, kritik, saran, motivasi, serta dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan tesis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, saudara, teman-teman, adik-adik, serta orang-orang yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu namanya. Harapan penulis karya ini bermanfaat bagi semua, khususnya dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah.

Bandarlampung, Januari 2015 Penulis,

(15)

xiii

ABSTRAK………... i

HALAMAN JUDUL………... iii

HALAMAN PERSETUJUAN………. iv

HALAMAN PENGESAHAN………. v

LEMBAR PERNYATAAN………. vi

RIWAYAT HIDUP………. vii

MOTO………..………. ix

PERSEMBAHAN…………...………. x

SANWACANA………...………. xi

DAFTAR ISI……… xiii

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM..……….. xvi

I. PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah ……….……… 9

C. Tujuan Penelitian……… 10

D. Manfaat Penelitian ……… 10

E. Spesifikasi Produk Pengembangan……… 10

F. Pentingnya Pengembangan……… 11

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ……… 12

1. Asumsi ……… 12

2. Keterbatasan Pengembangan ……….. 12

H. Definisi Operasional ………. 13

II. LANDASAN TEORI A. Bahan Ajar ……….. 15

1. Pengertian Bahan Ajar……….. 15

2. Karakteristik Bahan Ajar……… 16

3. Prinsip-prinsip Penyusunan Bahan Ajar…..………. 18

4. Bentuk Bahan Ajar……… 19

5. Bahan Ajar Cetak……….. 20

B. Keterampilan Menulis………. 21

1. Hakikat Menulis……… 22

2. Tujuan Menulis………. 24

3. Manfaat Menulis……… 25

C. Pembelajaran Menulis ……… 27

1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Menulis ………. 27

(16)

xiv

1. Pembelajaran Menulis dengan tujuh KomponenCTL …………. 36

2. Keunggulan Pembelajaran Menulis denganCTL ………. 50

E. Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter……… 51

F. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran………… 55

1. Tahap Perencanaan ……….……….. 57

2. Tahap Pembelajaran………..……… 60

3. Tahap Evaluasi Pembelajaran………..………. 61

G. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam ………. 65

H. Dasar-dasar Nilai-nilai Karakter Islam……….……….. 68

I. Ruang Lingkup Nilai-nilai Karakter Islam………. 69

1. Akhlak Terhadap Allah ……… 70

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ………. 70

3. Akhlak Terhadap Lingkungan ………. 72

III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ……….... 76

B. Prosedur Pengembangan………. 78

1. Studi Pendahuluan………. 81

2. Pengembangan Produk ………. 84

3. Uji Efetivitas………. 87

C. Data, Instrument, Subjek, dan Analisis Data Penelitian………. 88

1. Sumber Data ………. 89

2. Instrumen ………. 89

3. Subjek……… 90

4. Analisis Data………. 90

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahap Pertama ……….………... 92

1. Gambaran Umum MTs Hasanuddin………. 90

2. Pembelajaran di MTs Hasanuddin……… 98

3. Analisis Kebutuhan……… 106

4. Hasil Analisis Kebutuhan ………. 117

B. Tahap Pertama(Rancangan/Desain Produk Awal)…...………... 121

1. Topik dan Kompetensi Dasar ……… 125

2. Pendahuluan…….………. 126

3. Pemodelan ……… 127

4. Uraian/Pemaparan….……… 127

5. Pelatihan/Kegiatan….………... 128

6. Evaluasi……….……… 128

7. Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Islam ….………. 128

8. Pendektan CTL………. 129

9. Aspeks Menulis ……… 129

10. Kebahasaan ……….. 130

C. Tahap Ketiga (Pengembangan Produk Awal) ……… 131

1. Penilaian Teman Sejawat……….. 131

2. Revisi Pertama……….. 133

(17)

xv

D. Tahap Keempat (Uji Coba Terbatas)………..……… 144

1. Pelaksanaan Uji Coba Terbatas ……… 145

2. Interpretasi Hasil Uji Coba Terbatas ……… 149

E. Tahap Kelima (Revisi Produk Hasil Uji Coba Terbatas) ..…………. 152

F. Tahap Keenam (Uji Coba Luas) ……… 154

1. Pelaksanaan Uji Coba Luas ……… 155

2. Intepretasi Hasil Uji Coba Luas ……….. 159

G. Tahap Ketujuh (Revisi Hasil Uji Coba Luas) ……… 161

H. Tahap Kedelapan (Uji Efektivitas Produk)……….… 156

1. HasilPretest……….. 163

2. HasilPosttest……….. 164

3. Perbandingan HasilPretestdanPosttest ……….. 165

4. UjiT-Test Paired Sample ………. 166

5. Interpretasi Hasil Uji Efektivitas Produk ………. 172

I. Tahap Kesembilan (Revisi dan Produk Akhir) ……….… 173

1. Revisi Akhir Produk Pengembangan ……….. 173

2. Produk Akhir Pengembangan……… 174

J. Pembahasan………. 174

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………. 181

B. Saran……… 183

DAFTAR PUSTAKA……….. 187

(18)

xiv

Halaman

Tabel 1 : Subjek Penelitian 90

Tabel 2 : Daftar Tenaga Pendidik di MTs Hasanuddin

Bandarlampung 97

Tabel 3 : Jumlah Siswa dan Rombel MTs Hasanuddin

Tahun Ajaran 2013/2014 97

Tabel 4 : Rekapitulasi Analisis Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Responden Guru 107

Tabel 5 : Rekapitulasi Analisis Angket Kebutuhan Bahan Ajar

Responden Siswa 109

Tabel 6 : Komulasi Rata-rata Analisis Kebutuhan Pembelajaran

denganCTL 112

Tabel 7 : Komulasi Rata-rata Analisis Kebutuhan Nilai-nilai

Karakter Islam dalam Bahan Ajar 115

Tabel 8 : Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Menulis Kelas VIII Semester I 125

Tabel 9 : Hasil Penilaian Teman Sejawat Produk Awal Bahan Ajar 132 Tabel 10 : Hasil Belajar Siswa pada Uji Kelompok Luas 152 Tabel 11 : Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan CTL 152 Tabel 12 : Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Islam 152 Tabel 13 : Komentar dan Masukan untuk Bahan Ajar

Pada Uji Kelompok Luas 161

Tabel 14 : Data Skor HasilPretestSiswa pada Kelas Eksperimen 164 Tabel 15 : Data Skor HasilPosttestSiswa pada Kelas Eksperimen 165 Tabel 16 : Indeks Gain SekorPretestdanPosttest 166 Tabel 17 Paired Samples StatistikKelas VIII A 166 Tabel 18 Paired Samples CorrelationsKelas VIII A 167

Tabel 19 Paired Samples TestKelas VIII A 167

Tabel 20 Paired Samples StatistikKelas VIII B 168 Tabel 21 Paired Samples CorrelationsKelas VIII B 168

Tabel 22 Paired Samples TestKelas VIII B 169

Tabel 23 Paired Samples StatistikKelas VIII C 170 Tabel 24 Paired Samples CorrelationsKelas VIII C 170

(19)

xv

Halaman Lampiran 1 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran

Responden Guru

192 Lampiran 2 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran

Responden Siswa

194 Lampiran 3 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Siswa 197 Lampiran 4 : Kisi-kisi Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Siswa 198 Lampiran 5 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden

Guru

200 Lampiran 6 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden

Siswa

202 Lampiran 7 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan

Pendekatan CTL Responden Guru

204 Lampiran 8 : Kisi-kisi Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan

Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Islam Responden Guru

206

Lampiran 9 : Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Responden Guru

208 Lampiran 10 : Angket Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Responden

Siswa

211 Lampiran 11 : Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Guru 214 Lampiran 12 : Angket Evaluasi Bahan Ajar Responden Siswa 217 Lampiran 13 : Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden Guru 219 Lampiran 14 : Angket Kebutuhan Bahan Ajar Responden Siswa 221 Lampiran 15 : Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Pendekatan

CTL Responden Guru

223 Lampiran 16 : Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan

Mengintegrasikan Nilai-nilai Karakter Islam Responden Guru

225

Lampiran 17 : Instrumen Pedoman Wawancara Sumber Informasi Guru 228 Lampiran 18 : Instrumen Pedoman Wawancara Sumber Informasi

Siswa

230 Lampiran 19 : Instrumen Penilaian Pakar tentang Materi Bahan Ajar 231 Lampiran 20 : Instrumen Penilaian Pakar tentang Pengintegrasian

Nilai-nilai Karakter dalam Bahan Ajar

233 Lampiran 21 : Instrumen Penilaian Pakar tentang Pendekatan CTL

dalam Bahan Ajar

236 Lampiran 22 : Hasil Analisis Angket Evaluasi Pembelajaran

Responden Guru

(20)

xvi

Responden Siswa

Lampiran 24 : Hasil Analisis Angket Evaluasi Bahan ajar Responden Guru

242 Lampiran 25 : Hasil Analisis Angket Evaluasi Bahan ajar Responden

Siswa

243 Lampiran 26 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Bahan ajar

Responden Guru

244 Lampiran 27 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Bahan ajar

Responden Siswa

246 Lampiran 28 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan

Mengintegrasikan Nilai-nilai Karakter Islam Responden Guru

248

Lampiran 29 : Hasil Analisis Angket Kebutuhan Pembelajaran dengan Pendektan CTL Responden Guru

250 Lampiran 30 : Hasil Angket Penilaian Pakar tentang Materi Bahan Ajar 242 Lampiran 31 : Hasil Angket Penilaian Pakar tentang Pendekatan CTL

dalam Bahan Ajar 253

Lampiran 32 : Hasil Angket Penilaian Pakar tentang Pengintegrasian

Nilai-nilai Karakter Islam dalam Bahan Ajar 256 Lampiran 33 : InstrumenPretestMenulis Laporan 260 Lampiran 33 : InstrumenPretestMenulis Surat Dinas 261 Lampiran 34 : InstrumenPretestMenulis Bahasa Petunjuk 262 Lampiran 35 : InstrumenPretestMenulis Drama Satu Babak dengan

Keaslian Ide

263 Lampiran 36 : Instrumen PretestMenulis Drama Satu Babak dengan

Kaidah Penulisan

264 Lampiran 37 : InstrumenPosttestMenulis Laporan 265 Lampiran 38 : InstrumenPosttestMenulis Surat Dinas 266 Lampiran 39 : InstrumenPosttestMenulis Bahasa Petunjuk 267 Lampiran 40 : InstrumenPosttestMenulis Drama Satu Babak dengan

Keaslian Ide

268 Lampiran 41 : Instrumen PosttestMenulis Drama Satu Babak dengan

Kaidah Penulisan

269 Lampiran 42 : Komulasi Rata-rataPretestKelas VIII A 270 Lampiran 43 : Komulasi Rata-rataPretestKelas VIII B 271 Lampiran 44 : Komulasi Rata-rataPretestKelas VIII C 272 Lampiran 46 : Hasil Wawancara Persiapan dan Pelaksanaan

Pembelajaran Responden Guru

273 Lampiran 47 : Hasil Wawancara Pembelajaran Responden Siswa 276 Lampiran 48 : Hasil Wawancara Penggunaan Bahan Ajar Responden

Siswa

278 Lampiran 49 : Resume Tahap-tahap Penelitian Pengembangan 279

Lampiran 50 Lembar Hasil Pretest dan Postest 284

Lampiran 51 Bahan Ajar dan Petunjuk Penggunaan BahanAjar 290 Lampiran 52 Surat Permohanan Izin Penelitian

(21)

xvii

Halaman Gambar 1 : Langkah-langkah penggunaan MetodeResearch and

(22)

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dan satra Indonesia ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu di ataranya adalah faktor guru. Guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk menunjang keber-hasilan pembelajaran, guru perlu melakukan serangkaian persiapan, seperti merancang silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan sumber belajar yang sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik siswa, dan sekolah.

(23)

profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pemerintah memberikan

keleluasaan di masing-masing satuan pendidikan atau sekolah untuk

mengem-bangkan kurikulum sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik siswa, dan

sekolah/madrasah. Kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan

member keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan perangkat

pembelajar-an. Salah satu perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru

adalah bahan ajar.

Guru, sebagai pemegang peranan penting dalam pembelajaran, bukan hanya diberi keleluasaan untuk memilah dan memilih, tetapi juga merancang dan menentukan sendiri bahan ajar yang sesuai dengan kultur tempat ia mengajar. Keleluasaan ini tentu harus dilihat dari sisi pengembangan bahan ajar yang bertumpu pada tujuan yang telah digariskan pada kurikulum satuan pendi-dikannya. Oleh sebab itu, guru harus mandiri dan kreatif. Guru harus mampu menyeleksi atau mengembangkan bahan ajar yang digunakan dalam

pembel-ajaran sesuai kebutuhan yang didasarkan pada kurikulum satuan pendidikanya.

Terkait dengan pemilihan atau pengembangan bahan ajar dan media, guru dapat

memanfaatkan berbagai sumber, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi,

internet, dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu lokal, regional, nasional, dan

(24)

Proses belajar-mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Dalam proses ini, siswa membangun makna dan pemahaman dengan bimbingan guru. Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal-hal secara lancar dan termotivasi. Suasana pembelajaran yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif, kreatif, menyenangkan, dan bermakna. Suasana pembelajaran tersebut tentu harus didukung oleh kompetensi yang dimiliki guru dalam menyusun perangkat pembelajaran dan melaksanakan-nya dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam memilih metode pembelajaran, media, dan bahan ajar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, karakteristik siswa, dan sumber daya yang tersedia di sekolah/madrasah menjadi faktor yang penting dalam keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Hasanuddin Bandar-lampung, para guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan persiapan silabus dan RPP-nya yang cukup baik. Pelaksanaan pembelajaran pun dapat dikatakan cukup baik. Siswa cukup berperan aktif belajar. Dalam pembelajaran, guru menggunakan sumber belajar berupa buku ajar dan lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai sumber utama. Alasan penggunaan buku ajar dan LKS sebagai sumber utama adalah mudah digunakan dan praktis. Selain itu, penggunaan bahan ajar LKS, akan menghemat biaya, waktu, dan tenaga.

(25)

sebagai buku sumber berlajar utama ternyata memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain belum mampu memenuhi keragaman kebutuhan pembelajaran. Buku ajar yang baik adalah yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penggunannya, yaitu kebutuhan pembelajaran yang didasari oleh faktor geografis, etnogafis, dan karaktersitik madrasah itu sendiri.

Kurikukum MTs Hasanuddin dikembangkan sesuai dengan karakteristik madra-sah pada umumnya, yaitu adanya penanaman nilai-nilai karakter (akhlak mulia) dalam ajaran Islam (karakter Islam). Oleh sebab itu, silabus, RPP, dan proses pembelajaran didasari oleh nilai-nilai karakter Islam yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai karakter bangsa. Nilai-nilai karakter Islam yang didalamnya juga mencakup nilai-nilai karakter bangsa diinternalisasikan di semua elemen pendidikan dan semua kegiatan, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

Pembelajaran pada setiap mata pelajaran mempunyai potensi untuk menanamkan pemahaman siswa dalam mengembangkan nilai-nilai karakter. Pembelajaran bahasa Indonesia menyiapkan siwa agar dapat berpartisipasi dan berinteraksi dalam masyarakat modern dengan tatakrama yang baik dan bahasa yang santun.

(26)

Tetapi, pada buku-buku ajar untuk pelajaran umum, seperti pelajaran Bahasa Indonesia perlu disesuaikan dengan kurikulum MTs Hasanuddin yang berbasis pendidikan Islam. Buku-buku bahasa Indonesia dan buku umum lainnya yang ada di perpustakaan MTs Hasanuddin Bandarlampung selama ini, meskipun telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan buku ajar, yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika, akan tetapi substansinya masih belum sesuai dengan karakteristik pendidikan yang berbasis agama Islam. Misalnya, dalam bahan ajar ditampilkan gambar wanita yang tidak memakai jilbab. Gambar tersebut tidak sesuai karakteristik pendidikan Islam di madrasah yang mewajib-kan setiap siswa perempuan untuk berjilbab. Selain itu, pada langkah-langkah dan petunjuk kegiatan dalam materi buku ajar belum secara nyata membiasakan siswa melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan nilai-nilai karakter. Misalnya, dalam kerja kelompok siswa belum disarankan membantu temannya lemah (lambat belajar) atau yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran tertentu.

(27)

bersyukur kepada Allah atas ilmu yang diperolehnya, dan sebagainya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2003: 3) Keempat aspek tersebut, dua yang disebutkan pertama, yakni menyimak dan berbicara, marupakan aspek yang menyangkut bahasa lisan. Dua aspek terakhir menyangkut bahasa tulis, yaitu membaca dan menulis. Di antara ke empat aspek itu, yaitu menyimak dan membaca merupakan kemampuan reseptif karena berkenan dengan memahami bahasa. Sementara itu, kemampuan yang lain yaitu menulis dan berbicara merupakan kemampuan bahasa yang paling tinggi tingkatannya. Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Pada waktu menulis, seseorang dihadapkan pada masalah ejaan, morfologi, sintaksis, semantik maupun wacana. Secara umum, aspek menulis dan berbaicara diukur melalui kesesuaian judul dengan isi, alur kalimat, wacana, dan muatan isi.

(28)

sistematis dan logis. Tarigan (1986: 3) menyebutkan, bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Dengan menulis siswa dapat menuangkan gagasan atau pengalaman pribadinya yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dengan demikain, menulis dapat dikatakan sebagai alat atau wahana menyampaikan buah pikirannya. Menulis juga dapat dijadikan jalan untuk mengungkapkan gagasan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Menulis juga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan karakter siswa. Pendidikan karakter sebenarnya adalah mentransfer nilai-nilai luhur atau akhlak mulia (akhlakulkarimah) yang harus diberikan sejak dini. Melalui cerita, nilai-nilai tersebut secara tidak sadar dapat terinternalisasi. Kekuatan sastra sebenarnya adalah terletak pada kekuatan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai menghargai pendapat orang lain dapat dicerminkan melalui dialog antartokoh cerita.

Dalam pembelajaran menulis siswa dapat membangun karakter melalui ide-ide atau gagasan yang disampaikan. Pembangunan nilai-nilai karakter, baik karakter bangsa maupun karakter Islam dapat dilakukan selain pada substansi tulisan juga dapat melalui langkah-langkah atau kegiatan dalam pembelajarannya yang mengarah pada pembiasaan terbentuknyaakhlakulkarimah.

(29)

motivasi dan latihan siswa pada pembelajaran menulis. Rendahnya motivasi ini dapat disebabkan oleh guru, metode pembelajaran yang digunakan, bahan ajar, dan media. Guru dengan motivasi dan kemampuan mengajar yang rendah, tentu tidak akan menghasilkan pembelajaran yang baik. Pemilihan metode pembel-ajaran yang kurang tepat akan mengakibatkan siswa tidak mendapat kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung, nyata, dan bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, terutama karakter Islam untuk siswa MTs Hasanuddin dipandang perlu untuk menjawab permasalahan terjadinya degradasi moral generasi muda. Pengintegrasian nilai-nilai karakter tersebut dapat diinternalisasikan pada perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, RPP, bahan ajar, media. Salah satu perangkat pembelajaran berkarakter yang masih sulit dikembangkan oleh guru pada umumnya adalah bahan ajar, termasuk bahan ajar untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Bahan ajar merupakan salah satu bagian dari perangkat pembelajaran yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan kurikulum di sekolah atau madrasah. Oleh sebab itu, penting pengembangan bahan ajar berkarakter, salah satunya adalah bahan ajar pelajaran Bahasa Indonesia, penting dilakukan untuk mendukung tercapainya kurikulum.

(30)

menulis untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung dengan mengitegrasikan nilai-nilai Islam dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Menulis Berbasis Nilai-nilai Karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester I”.

Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan pem-belajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek menulis di MTs Hasnuddin Bandar-lampung yang efektif berbasis dengan mengitegrasikan nilai-nilai karate, khususnya karakter Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan salah satu aspeks keterampilan berbahasa Indonesia siswa, yaitu aspeks menulis sebagai salah satu aspeks dalam pembelajaran bahasa yang harus dikuasai siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternative model bahan ajar yang dapat meningkatkan nilai-nilai karakter Islam siswa sesuai KTSP MTs Hasanuddin Bandarlampung. Pada akhirnya, peningkatan kemahiran berbahasa pada aspeks menulis akan berimbas pada kemampuan berpikir, bernalar, bertindak, dan membentuk habituasi yang mencerminkan akhlak yang mulia.

B. Rumusan Masalah

Adapun, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(31)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk siswa MTs kelas VIII Semester I yang layak digunakan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester I.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah

1) tersedianya bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester I yang layak digunakan, 2) menjadi model pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan

nilai-nilai karakter, khususnya nilai-nilai-nilai-nilai karakter Islam untuk MTs Hasanuddin Bandarlampung Kelas VIII Semester I.

E. Spesifikasi Produk Pengembangan

(32)

F. Pentingnya Pengembangan

Pengembangan bahan ajar ini memiliki makna yang signifikan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Dari segi teoritis, pengembangan bahan ajar berbasis nilai-nilai karakter ini dapat memberikan kontibusi bagi teori pengembangan bahan ajar pada pelajaran umum dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Dari segi praktis, pentingnya penelitian pengembangan ini tampak pada sisi siswa, guru, penulis buku, dan pengembang kurikulum, khususnya kurikulum sekolah berbasis agama Islam atau madrasah. Pentingnya bagi siswa adalah bahan ajar dapat membantu siswa dalam proses belajar untuk mencapai kompe-tensi menulis yang diharapkan. Secara praktis juga dapat sebagai pedoman dan sumber belajar yang dapat membantu siapapun dalam pembelajaran menulis. Harapan penulis, bahan ajar produk pengembangan ini dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan dapat memfasilitasi proses pembelajaran, khususnya pada kompetensi dasar menulis di kelas VIII semester I.

(33)

khususnya MTs Hasanuddin patut mempertimbangkan hasil penelitian pengem-bangan ini.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi

Penelitian pengembangan ini didasarkan pada asumsi-asumsi berikut.

a) Bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam dapat dikembangkan untuk siswa MTs Hasanuddin.

b) Bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter Islam dapat meningkatkan prestasi pada kompetensi menulis sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter Islam pada siswa MTs Hasanuddin.

c) Pengintegrasian nilai-nilai karakter harus dilakukan pada semua proses pem-belajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bahan ajar meru-pakan bagian dari perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi.

d) Pendekatan contextual teaching learning (CTL) cocok digunakan untuk pembelajaran menulis. Oleh sebab itu, langkah-langkah kegiatan yang terda-pat pada materi bahan ajar mencerminkan langkah-langkah pendekatan CTL.

2. Keterbatasan Pengembangan

(34)

penilaian teman sejawat, uji ahli/pakar, uji kelompok kecil, uji kelompok besar, dan uji efektivitas produk. Dari tahapan-tahapan tersebut dihasilkan bahan ajar menulis berbasis nilai-nilai karakter yang layak. Bahan ajar tersebut layak digunakan untuk prestasi belajar pada kompetensi dasar menulis dan penanaman nilai-nilai karakter Islam di MTs Hasanuddin kelas VIII semester ganjil. Peningkatan prestasi belajar dan penanaman nilai-nilai karakter Islam pada siswa MTs Hasanuddin Bandarlampung bukan semata-mata disebabkan oleh implementasi bahan ajar produk pengembangan ini, tetapi juga disebabkan oleh faktor lain, seperti kompetensi dan keterampilan guru pembelajaran, tingkat kecerdasan siswa, faktor keturunan, latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan madrasah, dan kebijakan madrasah dan yayasan.

H. Definisi Operasional

Beberapa istilah dalam penelitian ini diberikan definisi operasional sebagai berikut.

(35)

2. Bahan ajar menulis adalah seperangkat materi ajar yang berisi komptensi-kompetensi dasar (KD) menulis, tujuan, pendahuluan, pemaparan materi, model dan contoh-contoh, kegiatan-kegiatan penugasan dan pelatihan, peni-laian, dan refleksi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi dasar menulis siswa.

3. Pengintegrasian nilai-nilai karakter Islam adalah pembauran nilai-nilai akhlaqulkarimah dalam materi bahan ajar yang tercermin pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Nilai-nilai karakter Islam meliputi karakter terhadap Allah, terhadap Rasulullah, terhadap diri sendiri, dalam keluarga, dalam masyarakat, dan terhadap alam sekitar.

(36)

A. Bahan Ajar

Pemahaman terhadap hakikat bahan ajar penting diperlukan sebelum melakukan kegiatan pengembangan. Teori-teori yang digunakan dalam bahan ajar antara lain adalah (1) pengertian bahan ajar, (2) karakteristik bahan ajar, (3) prinsip-prinsip penyusunan bahan ajar, (4) bentuk bahan ajar, dan (5) bahan ajar cetak.

1. Pengertian Bahan Ajar

Pannen (2001: 9) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran. Sementara itu, Prastowo (2011: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

(37)

seperang-kat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar sangat menentukan dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Bahan ajar harus dikuasai dan dipahami oleh siswa karena membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Karakteristik Bahan Ajar

Karakteristik bahan ajar menurut Widodo dan Jasmadi (2008:50), yaitu:

1) Self instructional, melalui bahan ajar siswa dapat membelajarkan dirinya sendiri. Di dalam bahan ajar harus memuat mengenai tujuan pembelajaran yang jelas agar siswa dapat mengukur sendiri pencapaian hasil belajarnya. 2) Self contained, di dalam bahan ajar harus berisi satu kesatuan materi yang

utuh.

3) Stand alone, bahan ajar yang dikembangkan bisa digunakan sendiri tanpa harus melibatkan bahan ajar yang lain.

4) Adaptive, bahan ajar hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada serta sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

(38)

Sebuah bahan ajar juga harus memenuhi standar kelayakan. Standar kelayakan tersebut dapat dilihat dari isi, sajian, bahasa, dan grafika. Menurut Muslich (2010) kelayakan isi memiliki tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu kesesuaian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan materi, dan materi pendukung pembelajaran. Kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Dalam hal kelayakan bahasa, ada beberapa indikator yang harus diperhatikan, yaitu kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa, pemakaian bahasa yang komunikatif, dan memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alur berpikir. Kelayakan kegrafikan meliputi bentuk, desain kulit, dan desain isi.

Bahan ajar dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar yang lainnya. Bahan ajar dalam penelitian ini digunakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa MTs Hasanuddin kelas VIII semester I. Bahan ajar disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari kurikulum yang berlaku, yaitu menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Tujuan dari penyusunan bahan ajar ini adalah agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dapat diukur melalui indikator-indikator yang dicapai.

(39)

bahan ajar ini hendaknya bisa mengarahkan guru dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran di kelas. Pola sajian bahan ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa sehingga mudah dipahami.

3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran harus memerhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Depdiknas 2006).

a. Prinsip Relevansi

Materi pembelajaran hendaknya relevan atau terdapat kaitan antara materi dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya dalam menyajikan konsep, definisi, prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan harus berkaitan dengan kebutuhan materi pokok yang terkandung dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga siswa dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengenali gagasan, menjelaskan ciri suatu konsep, dan memahami prosedur dalam mencapai suatu sasaran tertentu. b. Prinsip Konsistensi

Sebuah bahan ajar harus mampu menjadi solusi dalam pencapaian kompetensi. Dalam penyusunan bahan ajar yang harus diperhatikan adalah indikator yang harus dicapai dalam kompetensi dasar. Apabila terdapat dua indikator maka bahan yang digunakan harus meliputi dua indikator tersebut. c. Prinsip Kecukupan

(40)

boleh terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Apabila materi yang diberikan terlalu sedikit, maka siswa akan kurang dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Apabila materi yang diberikan terlalu banyak, maka siswa akan merasa bosan dan pembelajaran membutuhkan waktu yang banyak. Padahal yang dibutuhkan dalam pembelajaran adalah materi yang sesuai dengan kompetensi dasar baik dalam segi isi maupun banyaknya materi.

4. Bentuk Bahan Ajar

Ada beragam bahan ajar yang beredar di sekolah. Bahan ajar tersebut ada yang berbentuk buku, modul, maupun bahan ajar yang berbasis komputer. Lestari (2013) membedakan bahan ajar menjadi dua, yaitu bahan ajar cetak dan noncetak. Bahan ajar cetak berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja siswa. Bahan ajar noncetak meliputi 1) bahan ajar dengar (audio), seperti kaset, radio, piringan hitam, compact disc audio, 2) bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disc dan film, 3) multimedia interaktif, seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disc (CD) multimedia interaktif, dan bahan ajar berbasis web.

Berdasarkan bentuknya, Prastowo (2011:40) membedakan bahan ajar menjadi empat macam, yaitu (1) bahan ajar cetak, (2) bahan ajar dengar atau audio, (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan (4) bahan ajar interaktif.

(41)

5. Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar cetak disajikan dalam bentuk buku. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Secara umum buku dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut:

a. buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu

b. buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan, misalnya cerita, novel, dan lain sebagainya

c. buku pegangan, yaitu buku yang biasa dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran

d. buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai

Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis buku menurut Pusat Perbukuan Depdiknas (2004). Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: a) aspek isi atau materi, b) aspek penyajian materi, c) aspek bahasa dan keterbacaan, dan d) aspek grafika.

a. Aspek isi atau materi

(42)

pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, dan tes keterampilan maupun pemahaman.

b. Aspek penyajian materi

Aspek penyajian materi merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan dalam penyusunan buku, baik berkenaan dengan penyajian tujuan pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan bahan, maupun latihan dan soal.

c. Aspek bahasa dan keterbacaan

Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi kelompok atau tingkatan siswa.

d. Aspek grafika

Aspek grafika berkaitan dengan fisik buku, seperti ukuran buku, kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, ilustrasi, dan lain-lain. Pada umumnya penulis buku tidak terlibat secara langsung dalam mewujudkan grafika buku, namun bekerja sama dengan penerbit.

B. Keterampilan Menulis

(43)

1. Hakikat Menulis

Menulis adalah salah satu dari empat komponen dalam keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan (2008) komponen-komponen tersebut adalah menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills) dan menulis (writing skills).

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis didapatkan melalui proses belajar dan berlatih. Seseorang yang tidak pernah berlatih menulis akan mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan.

Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamiharja dkk. 1996: 2). Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berko-munikasi karena dalam pengertian tersebut muncul kesan adanya pengirim dan penerima pesan.

Menurut Wiyanto (2006: 1), menulis memiliki dua arti, yang pertama berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Arti menulis yang kedua adalah kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis.

(44)

memanfaatkan kosa kata. Keterampilan menulis dapat diperoleh jika sering melakukan latihan dan praktik yang teratur serta berkelanjutan.

Menulis seperti halnya keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menulis bukan pekerjaan yang sulit, namun juga bukan pekerjaan yang mudah. Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Dengan sering berlatih akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis.

Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan kosa kata yang baik dan benar. Sehingga, pembaca dapat memahami tulisan penulis. Selain itu, penulis juga harus terampil dalam pengembangan paragraf agar pembaca lebih mengerti inti dari pokok permasalahan.

Keterampilan menulis mempunyai tiga komponen penting, yaitu penguasaan ba-hasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis, penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehing-ga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan (Wagiran dan Doyin, 2009: 12).

(45)

2. Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Tulisan mengandung nada yang serasi dengan maksud dan tujuannya. Menulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud dan tujuannya.

Tarigan (2008: 23) mengemukakan bahwa setiap jenis tulisan mengandung bebe-rapa jenis tujuan, tetapi karena tujuan itu sangat beraneka ragam, maka bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori berikut ini: (1) memberitahu atau mengajar, (2) meyakinkan atau mendesak, (3) menghibur atau menyenangkan, dan (4) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.

Menurut Hartig (dalam Tarigan 2008: 24), tujuan menulis antara lain: (a) assigment purpose (tujuan penugasan), (b) altruistic purpose (tujuan altruistik), (c) persuasive purpose (tujuan persuasi), (d) information purpose (tujuan penerangan atau tujuan informasional), (e) self-exprtessive purpose (tujuan pernyataan diri), (f) creative purpose (tujuan kreatif), dan (g) problem-solving purpose(tujuan pemecahan masalah).

(46)

Tujuan menulis dalam penelitian ini mengacu pada tujuan menulis untuk memberi tahu, yaitu memberi tahu mengenai sesuatu berupa arahan agar dapat dilakukan oleh orang lain dengan baik dan benar. Tujuan tersebut mengacu pada kegiatan menulis petunjuk.

3. Manfaat Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengutarakan pikiran dan gagasan untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Jadi, menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.

Menurut Tarigan (2008: 22), menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Menulis juga dapat mendorong kita untuk berpikir kritis, memudahkan penulis memahami hubungan gagasan dalam tulisan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi dan mampu menambah pengalaman menulis.

(47)

Bernard Percy (dalam Nurudin 2010: 19) menyebutkan enam manfaat menulis antara lain, (1) sarana untuk mengungkapkan diri (a tool for self expression), (2) sarana untuk pemahaman (a tool for understanding), (3) membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, a feeling of self worth), (4) meningkatkan kesadaran dan dan penyerapan terhadap lingkungan (a tool for increasing awareness and perception of environment), (5) keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), dan (6) mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language).

Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis sangat bermanfaat dalam kehidupan. Menulis dapat membuat seseorang mengenali kemampuan dan potensi dirinya, mengembangkan berbagai gagasan, memperluas wawasan, menjelaskan permasalahan yang semula masih samar, menilai gagasannya secara lebih objektif, menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, dan membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib.

(48)

C. Pembelajaran Keterampilan Menulis

1. Prinsip-prinsip Pemelajaran Menulis

Menurut Parera dan Tasai (1995: 14) mengemukakan bahwa untuk dapat me-netralisir keluhan para guru bahasa, maka perlu diingatkan mereka dua fakta. Fakta yang pertama banyak sekali orang pandai sangat lemah dalam keterampilan menulis, fakta kedua, hanya sekelompok kecil orang yang dapat menulis dengan baik setelah lama berlatih di sekolah dan di luar sekolah. Walaupun demikian keterampilan menulis merupakan satu keterampilan yang harus diajarkan dan perhatikan dalam pembelajaran bahasa meskipun dalam bentuk sederhana.

Selanjutnya menurut Rivers dalam Parera dan Tasai (1995: 15) mengemukakan keterampilan menulis merupakan satu kebiasaan yang elegan dari para elite terdidik. Oleh karena itu, tujuannya tidak akan tercapai untuk tingkat sekolah me-nengah ke bawah. Keterampilan menulis menuntut penguasaan bahasa yang tinggi yang mungkin tidak dikuasai oleh semua orang. Untuk memenuhi keterampilan menulis yang baik jenjang menulis perlu diperhatikan. Belajar keterampilan menulis dilakukan secara berjenjang.

(49)

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran ke-terampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampiln menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, membaca. Menurut Pirera dan Tasai (1995:27) mengemukakan prinsip prinsip menulis adalah: (1) menulis tidak da-pat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi secara serempak, (2) pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pembe-lajaran menulis adalah pembepembe-lajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.

(50)

membentuk bagan, denah, grafik, dan tabel, dan (25) menulis karya ilmiah.

Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh siswa. Sebab dengan penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan. Badudu (1992: 17) mengemukakan yang perlu diper-hatikan dalam menulis, yaitu (1) menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna, (2) menggunakan kata dengan bentuk yang tepat, (3) menggunakan kata dalam distribusi yang tepat, (4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat, (5) menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat, (6) merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik, (7) menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, (9) membuat surat (macam-macam surat), (10) menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), (12) mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) mengubah wacana (wacana percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya).

2. Jenis-jenis Menulis

(51)

2.1 Mengarang Surat

Surat merupakan bentuk percakapan yang disajikan secara tertulis. Perbedaannya dengan percakapan biasa ialah karena dalam surat jawaban orangyang diajak berbicara tidak dapat diterima secara langsung. Oleh karena itu bentuk bahasa dalam surat dapat dikatakan mengarah-arah pada bahasa percakapan biasa.

Pada garis besarnya surat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (1) surat kekeluargaan dan (2) surat dinas. Yang dimaksud dengan surat kekeluargaan ialah surat yang dikirim dari dan kepada keluarga atau kenalan. Bentuk dan pemakaian bahasa dalam surat kekeluargaan sangat bebas, tidak terlalu terikat oleh pedoman yang tertentu, sedangkan surat dinas ialah surat yang dikirimkan dari dan kepada jawatan, lembaga atau organisasi secara resmi.

2.2 Mengarang Cerita Non Fiksi

Yang dimaksud dengan cerita non fiksi ialah cerita tentang sesuatu yang ada/terjadi sungguh-sungguh. Karangan non cerita fiksi menuliskan cerita yang berhibungan hal-hal yang ada di sekitarnya atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikain mengarang cerita non fiksi ialah menulis apa saja yang dilihat, apa saja yang diketahui, dan apa saja yang dialami.

2.3 Mengarang Cerita Fiksi

(52)

untuk mengisi waktu senggang dengan lamunan yang produktif, (2) menghi-dupkan fantasi dan daya kreasi, dan (3) mengembangkan bakat mengarang.

2.4 Mengarang Lukisan Keadaan

Yang dimaksud mengarang lukisan keadaan ialah karangan yang menggam-barkan suatu situasi secara tepat dengan menggunakan alat bahasa. Tujuan mengarang lukisan keadaan ialah membiasakan untuk menggambarkan sesuatu dengan pengamatan secra teliti melalui kata-kata secara tepat. Karangan lukisan keadaan didasarkan atas suatu kenyataan. Karean sebagai suatu lukisan, maka kemampuan mengimajinasikan kenyataan dalam bahasa yang indah dan mampu menyentuh perasaan sangat diperlukan.

2.5 Menulis Berita Aktual

Yang dimaksud menulis berita aktual ialah menyampaikan terjadinya suatu peris-tiwa dengan cara menuliskannya menurut tata tulis berita yang telah lazim diper-gunakan dalam persuratkabaran. Jadi berita aktual ialah suatu kejadian yang penting yang disampaikan oleh seseorang untuk orang banyak secara tertulis. Tujuan menulis berita aktual ialah (1) membiasakan agar dapat menyampaikan peristiwa yang penting secara lengkap dan teratur dengan gaya bahasa yang tepat dan (2) mengembangkan bakat kewartawanan.

2.6 Mengarang Puisi

(53)

meng-ungkap-kan perasan dengan lambang-lambang kata yang tepat, yang berarti mela-tih kemampuan berbahasa, (3) mengajar memberi kesibukan yang berguan untuk meng-isi waktu senggang dengan kepandaiannya, (4) mencoba secara tidak langsung memahami keadaan yang barang kali dapat dipergunakan untuk menolong meme-cahkan kesulitan yang dihadapi, dan (5) membantu memperkembangkan bakat.

2.7 Mengarang Esai

Yang dimaksud dengan esai ialah karangan tentang suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian seseorang penulis. Esai dapat mengenai masalah ilmu pengetahuan,keagamaan, filsafat, kebudayaan, kesenian, politik, dan masa-lah sosial. Tujuan mengarang esai iamasa-lah membiasakan untuk mampu menanggapi suatu masalah yang pada suatu saat menarik perhatian orang.

2.8 Mengarang Naskah Pidato

Yang dimaksud dengan pidato ialah berbicara di hadapan publik, yang ditujukan kepada seseorang, sekelompok orang, atau kepada publik itu sendiri. Suatu piadato yang resmi memerlukan persiapan. Oleh karena itu pidato disiapkan secara tertulis. Selanjutnya untuk melatih menyusun naskah pidato perlu memperhatikan pidato yang akan disampaikan. Berdasarkan yang disampaikan pidato dibedakan antara lain: (1) pidato penjelasan, (2) pidato sambutan, (3) pidato laporan, dan (4) pidato keilmuan.

D. Pembelajan Menulis dengan Pendekatan Kontekstual

(54)

(Contextual Teaching and Learning) yang sering disingkatCTL merupakan salah satu model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum. Dalam implement-tasinya, tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru, tetapi hal itu merupa-kan tanggung jawab bersama antara kepala sekolah, pengawas sekolah, bahmerupa-kan komite sekolah. Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia diharapkan siswa dapat berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan secara lancar dan akurat sesuai dengan konteks sosialnya. Bahasa terjadi dan hidup dalam konteks yang dapat berupa apa saja yang mempengaruhi, menentukan, dan terkait dengan pilihan-pilihan bahasa seseorang ketika menciptakan dan menafsirkan teks.

Tujuan pembelajaran kontekstual adalah membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan CTL dengan prinsip-prinsipnya bila dipahami dan dicermati dengan seksama sangat mungkin untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa. Menurut Candin (dalam Kasihani, 2003: 7) dalam pembelajaran bahasa, negosiasi makna perlu dilakukan dalam interaksi di kelas dan masyarakat sehingga guru perlu mene-kankan adanya konteks sosial dalam pembelajaran bahasa. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual sehingga memungkinkan pembelajaran bahasa dilakukan dengan pendekatan kontekstual.

(55)

atau Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Dalam KTSP tersebut, siswa diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Siswa belajar untuk meme-cahkan masalah yang mereka hadapi dengan berbahasa secara aktif, menghu-bungkan apa yang diperoleh di kelas dengan dunia nyata.

Konsep CTL dalam pembelajaran bahasa Indonesia menekankan kreativitas siswa, pembelajaran di dalam kelas bernuansa kontekstual, dan guru lebih banyak terlibat dalam strategi daripada memberikan informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama dengan siswanya untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Guru harus dapat mengatasi rasa bosan pada diri siswa dan membangkitkan kembali motivasi belajar mereka. Media dapat juga dijadikan sebagai alat agar siswa lebih mengerti atau memahami materi yang disampaikan, meningkatkan aktivitas, dan mengundang interaksi siswa dalam pembelajaran.

(56)

menulis laporan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar mereka mampu menerapkan keterampilan menulis laporan dalam konteks nyata. Latihan-latihan itu terdiri atas pelaksanaan observasi, mencari bahan rujukan di media masa maupun elektronik, dan sebaginya. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat melakukan kegiatan interaksi dan komunikasi dalam proses pembelajaran yang melibatkan empat keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Adapaun pelaksanaan pembela-jaran menulis berbasis kontekstual sebagai berikut.

Menurut Nurhadi (2002: 1) bahwa pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

(57)

bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Pembelajaran menulis berbasis pendekatan kontekstual memungkinkan siswa untuk menguatkan dan menerapkan keterampilan yang mereka peroleh dari berbagai mata pelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi. Bila CTL diterapkan dengan benar, diharapkan siswa akan terlatih untuk dapat menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan kehidupan nyata yang dialami yang ada di lingkungannya. Tugas guru sebagai fasilitator memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa sehingga pembelajaran keterampilan menulis berbasis kontekstual dapat diterapkan dengan benar agar siswa dapat belajar lebih efektif. Dalam hal ini tugas guru adalah membantu mencapai tujuan pembelajaran.

1. Pembelajaran Menulis dalam Tujuh KomponenCTL

Pendekatan CTL terdiri dari tujuh komponen, yaitu: constructivism, inquiry, questioning,learning community,modeling,reflection, danauthentic assessment. Berikut akan dipaparkan tujuh komponen pendekatan CTL dalam pembelajaran menulis.

(58)

(constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat bela-jar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).

1.1 Konstruktivisme (Constructivism)

Menurut Nurhadi (2004: 39) kontruktivisme (contructivism) merupakan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengeta-huan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dari konsep tersebut, siswa tidak akan mampu mendapatkan semua pengetahuan dalam waktu yang seketika. Oleh karena itu, siswa harus mengonstruksi pengeta-huan di benak mereka sedikit demi sedikit melalui pengalaman yang nyata. Dalam pembelajaran keterampilan menulis, siswa melakukan sesuatu dari yang sederhana, sedikit demi sedikit. Pengalamat-pengalaman yang sederhana dan sedikit itu dikonstruksi menjadi pengetahuab dan wawasan yang lebih kompleks untuk dimilikinya dan diaplikasikan dalam dunia nyata yang bermakna. Kete-rampilan menulis dapat berkembang dalam pengalaman. Kemampuan berbahasa berkembang makin ‘dalam’ apabila selalu diuji dengan pengalaman baru, pemodelan, dan dengan timbulnya rasa ingin tahu.

(59)

pengetahuan awal, dan gaya belajar tiap-tiap siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa apabila mereka mengalami kesulitan dalam upaya belajarnya. Jadi, yang ditekankan dalam paradigma pembelajaran kons-truktivisme adalah tingginya motivasi belajar siswa berdasarkan kesadaran akan pentingnya penguasaan pengetahuan yang sedang dipelajari, keaktifan dan keterlibatannya dalam merancang, melaksanakan, mengevaluasi kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang telah dimiliki serta disesuaikan dengan gaya belajar tiap-tiap siswa.

Menurut pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan meng-ingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: (1) menjadikan pengetahuan lebih bermakna dan relevan bagi siswa; (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan idenya sendiri; dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam kegiatan belajarnya.

Dalam pembelajaran menulis, konstruktivisme dapat kegiatan-kegiatan seperti berikut.

a) Siswa mencermati, bertanya, dan melakukan seperti contoh atau model di sajikan berdasarkan bagian-bagian atau pokok-pokoknya. Dari peoses ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan pengalaman-nya yang ditemukan sendiri.

(60)

dan menulis bagian-bagian pokok laporan, akan menjadi sebuah laporan yang lengkap.

1.2 Menemukan (Inquiry)

Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pembelajaran yang menggunakan inquiry menciptakan situasi yang memberikan kesempatan kepada siswa sebagai ilmuwan sehingga mereka betul-betul belajar. Siswa harus mampu mengamati dan mempertanyakan sebuah fenomena, mereka mencoba menjelaskan fenomena yang diamati, menguji kebenaran penjelasan mereka, kemudian menarik kesimpulan.

Kegiatan inquiri diawali dengan pengamatan, dilanjutkan dengan pertanyaan, baik oleh guru maupun oleh siswa. Berdasarkan pertanyaan yang muncul, siswa merumuskan semacam dugaan dan hipotesis. Untuk mengetahui apakah dugaan mereka benar, siswa mengumpulkan data yang akhirnya menyimpulkan hasilnya. Jika hasil kesimpulan belum memuaskan, mereka kembali ke siklus semula, mulai dari pengetahuan dan seterusnya. Inquiry memberikan kesempatan kepada guru untuk belajar memahami cara berpikir siswa mereka. Dengan pengetahuan yang mereka miliki, guru dapat menciptakan situasi pembelajaran yang sesuai dan mempermudah siswa memperoleh ilmu pengetahuan yang sudah ditargetkan dalam kurikulum.

(61)

hipotesis, pengumpulan data, dan penyimpulan. Selain itu, dalam inquiri digunakan dan dikembangkan keterampilan berpikir kritis.

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran CTL. Penge-tahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperang-kat fakta-fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri. Kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan sendiri dalam pembelajaran menulis berbasis pendekatan kontekstual dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Siswa mengamati objek: kegiatan mengamati objek yang menarik di

Gambar

Gambar 1: Langkah-l-langkah penggunaan Metode Research and De(R&D) menurut Borg dan Galld Development
gambar berikut.
Gambar 3: Desain Struktur Bahan Ajar
Tabel 1: Subjek Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar aplikasi diatas terlihat bahwa alternatif A5 (Calon Karyawan) yang memiliki nilai tertingi dengan nilai 6.03 sehingga bisa digunakan sebagai data

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui hubungan kepala desa dengan badan permusyawaratan desa dalam pengelolaan bantuan alokasi dana desa Kecamatan Sungai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan respon siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan penggunaan

Beberapa perusahaan sesudah akuisisi ada yang mengalami peningkatan pada rasio-rasio keuangannya, tetapi ada pula yang mengalami penurunan.Untuk Return on Investment

Dimana pada proses diagnosa terdapat data-data gejala beserta tahapan penggunaan narkoba berdasarkan metode Forward Chaining yang apabila user melakukan konsultasi maka

Dapat dilihat dari tabel yang menggambarkan nilai biaya operasional dan net profit margin, disitu dapat dilihat pada perusahaan Prima Alloy Steel (PRAS) bahwa biaya

Dari Tabel 3-2 diketahui bahwa sektor penerbangan atau pesawat udara yang meng- gunakan bahan bakar avtur akan menghasilkan emisi 71,5 kg CO2 dan 78 kg CHj untuk setiap 1000

Standar Yang digunakan Faktor yang mempengaruhi Permasalahan Pelayanan SKPD Internal (Kewenangan SKPD) Ekternal (Diluar Kewenangan SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sarana dan