• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi program bimbingan pribadi dan social di SMK Pustek Serpong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi program bimbingan pribadi dan social di SMK Pustek Serpong"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

LUCI OKTAVIANI

NIM: 1110018200024

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 10 informan, yaitu kepala sekolah, koordinator guru bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan konseling, 5 siswa.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaannya bimbingan pribadi dan sosial tidak terjadwal, bimbingan diberikan kepada siswa apabila ada pelajaran yang kosong. Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama. Dalam penelitian ini implementasi program bimbingan pribadi dan sosial ini terdapat tiga unsur yaitu : perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Untuk itu disarankan membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, teknik yang digunakan dalam bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa. Hendaknya meningkatkan implementasi bimbingan pribadi dan sosial untuk mencapai tujuan bimbingan yang efektif.

(8)

ii

Management Study Program, Faculty of Tarbiya Science and Teaching Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

This study aims to find out the implementation of private and social mentoring program in SMK (Vocational High School) PUSTEK Serpong. The method in this study is descriptive analysis with qualitative approach. The used of data collecting techniques in this study are observation, interview, and study documentation. Interview is implemented to 10 informants, they are: the headmaster, the coordinator of mentoring teacher and counseling, 3 mentoring teacher and counseling, 5 students.

This study indicates that private and social mentoring program has work quiet effective just in the implementation of private and social mentoring program is not scheduled, mentoring is given to student if there was an empty class. The implementation of private and social mentoring program, the facilities and infrastructure is insufficient to support program implementation and there are some that is incomplete like technique using socio-drama and psycho-drama. In this study the implementation of private and social mentoring consist of three elements, they are: planning, implementation, and evaluation.

For it, it is suggested to create private and social mentoring schedule, complete the school facilities and infrastructures, appropriate techniques in mentoring based on students development. It should improve the private and social mentoring to reach effective mentoring aims.

(9)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

izin-Nya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM

BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL DI SMK PUSTEK SERPONG ini

dapat penulis selesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,

namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Sofyan Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik

yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan

baik.

4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap

ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.

6. Drs. H. Mathodah S, M. Si., Kepala SMK PUSTEK SERPONG yang telah

(10)

iv baik.

8. Mama dan Papa (Nafrita dan Safrial), terima kasih banyak atas segala

dukungan baik mora maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang

serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik- adikku (Revi novianti dan Deri Saputra), terima kasih untuk dukungan

moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung,

terutama MP A , dan penulis ucapakan terima kasih, untuk Dewi Arianti dan

Monica Bramel Ari Azizah (Best Friend), Qnel Hidayatullah, Andin semoga

persahabatan kita akan terus terjalin.

Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam

penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat

mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam

penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh

Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna

oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga

karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada

umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis

kembalikan.

Jakarta, Juni 2015

(11)

v

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Program Bimbingan ... 9

1. Pengertian Bimbingan... 9

2. Penyusunan Program ... 12

3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling ... 14

4. Evaluasi Bimbingan dan Konseling ... 15

B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 16

1. Bimbingan Pribadi... 16

a. Pengertian Bimbingan Pribadi... 16

b. Tujuan Bimbingan Pribadi ... 18

c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi ... 19

d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi ... 21

e. Teknik Bimbingan Pribadi ... 24

2. Bimbingan Sosial ... 28

a. Pengertian Bimbingan Sosial ... 28

b. Tujuan Bimbingan Sosial ... 29

(12)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 42

B. Metode Penelitian ... 43

C. Sumber Data ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data... 43

E. Instrumen Pengumpulan Data... 45

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong ... 48

2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong ... 49

3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong... 51

4. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong ... 52

5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong ... 54

6. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong ... 55

B. Deskripsi Data ... 56

1. Perencanaan Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 56

2. Implementasi Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 61

3. Evaluasi Bimbingan Pribadi dan Sosial... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

(13)

vii

2. Tabel 3.1 Waktu Penelitian ...47

3. Tabel 3.2 Kisi- Kisi Wawancara ...50

4. Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong ...57

5. Tabel 4.2 Data Sarana Prasarana Bimbingan dan Konseling

(14)

x

Lampiran 2 Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong

Lampiran 3 Hasil wawancara Siswa SMK PUSTEK Serpong

Lampiran 4 Silabus RPP Bimbingan Pribadi

Lampiran 5 Silabus RPP Bimbingan sosial

Lampiran 6 Silabus Bimbingan dan Konseling

Lampiran 7 Program Kerja Bulanan

Lampiran 8 Program Kerja Tahunan

Lampiran 9 Laporan Kunjungan Rumah

Lampiran 10 Kartu Izin Konseling & Bimbingan Kelompok

Lampiran 11 Form Datar Kasus BP

Lampiran 12 Form Laporan Bulanan Bimbingan dan Konseling

Lampiran 13 Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Lampiran 14 Penilaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling

Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

(15)

1

Perkembangan zaman modern di era globalisasi menuntut sumber

daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas dan

menguasai teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Pendidikan

merupakan hal yang sangat penting untuk semua manusia, karena dengan

pendidikan seseorang dapat mengangkat harkat dan martabat serta tidak

dipandang sebelah mata dan juga untuk memajukan kehidupan yang lebih

baik dimasa yang akan datang.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1 Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia maka pendidikan

harus di prioritaskan sebaik-baiknya dan sebagai yang utama, maka di

dalamnya terdapat komponen yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang

profesional, karena pada dasarnya guru memiliki peran penting dalam

kemajuan pendidikan. Pendidikan formal merupakan interaksi antara guru dan

siswa dalam proses belajar mengajar, akan tetapi dalam pelaksanaanya banyak

masalah - masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, banyak siswa

yang mengalami masalah yang dapat menggangu konsentrasi belajarnya.

Dalam suatu lembaga pendidikan formal untuk memulai pelaksanaan

pendidikan dibutuhkan tenaga kependidikan karena salah satu penopang

1

(16)

keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari seorang tenaga pendidik yang

profesional.

Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak setelah keluarga.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang terpadu

tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan dan mencakup

seluruh kegiatan dan fungsi bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal

tersebut layanan bimbingan konseling maka hendaknya memungkinkan

peserta didik untuk mengenal dan memahami dirinya sendiri, mengenal

lingkungan dengan baik, mampu mengambil keputusan, dan mengarahkan dan

mewujudkan dengan efektif dan sesuai dengan orientasi masa depan, oleh

karena itu keberadaan bimbingan konseling sangat dibutuhkan dalam bidang

lembaga pendidikan.

Layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan yang

terprogram dan berkelanjutan. Hal ini mengandung makna bahwa layanan

bimbingan bukan kegiatan tanpa rencana dan seadanya, baik menyangkut

waktu layanan, isi kegiatan, saran dan parsarana, dan personilnya, akan tetapi

merupakan kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan pertimbangan

kebutuhan dan tuntutan yang ada dis ekolah agar tepat sasaran.

Berdasarkan SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan

No. 25 Tahun 1993 pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa guru bimbingan dan

konseling harus membimbing 150 orang siswa.2 Jadi dalam suatu sekolah wajib memiliki guru bimbingan dan konseling lebih dari satu orang karena

satu orang guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 siswa.

Maka dari itu guru bimbingan dan konseling harus memiliki kompetensi

untuk membimbing dan menangani masalah yang dihadapi siswa.

Permasalahan yang terjadi dalam dunia bimbingan dan konseling sekarang

2

(17)

tidak jauh berbeda dengan masalah yang terjadi pada masa yang lalu.

Program yang telah berjalan cenderung kurang diminati dan tidak di

pedulikan oleh peserta murid.

Dalam program bimbingan dan konseling terdapat bidang layanan

bimbingan diantaranya yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan

belajar dan bimbingan karir. Dalam pembahasan ini berfokus pada bimbingan

pribadi dan sosial. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan pemahaman

dan pengembangan karakteristik, potensi, dan kecakapan-kecakapan yang

dimilikinya, baik intelektual, sosial, fisik motorik maupun efektif emosional.

Dalam proses belajar mengajar siswa mengadapi berbagai situasi-situasi yang

bersangkutan dengan kehidupan pribadi dan sosialnya.

Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu perkembangan

kepribadian dan sosial seoptimal mungkin, dalam memberikan bantuan,

koselor harus memperhatikan bakat - bakat , potensi, latar belakang keluarga,

pendidikan, status sosial dan ekonomi, serta tututan perkembangan zaman.

Dalam Bidang bimbingan dan konseling bidang pribadi dan sosial merupakan

hal yang penting untuk membantu menghadapi dan mengatasi masalah siswa.

Program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu

pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang dihadapi,

serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama

oleh personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan

siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan

perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran dan mendukung

pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah.

Akan tetapi dalam keberhasilan implementasi program bimbingan

pribadi dan sosial di sekolah ini tidak hanya bergantung kepada kemampuan

konselor / guru pembimbing saja, melainkan juga tergantung kepada kerja

sama yang baik dari semua stake holder terkait di sekolah seperti, kepala

(18)

tersebut diharapkan dukungan dan kerja samanya untuk keberhasilan

implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah demi

kelancaran proses belajar dan mengajar sehingga tercapainya tujuan

pendidikan.

Layanan bimbingan pribadi dan sosial merupakan salah satu layanan

bimbingan yang diselenggarakan guna layanan tepat sasaran dan kebutuhan.

Melalui layanan bimbingan pribadi dan sosial diharapkan siswa mampu

mengenali dirinya seutuhnya, selain itu layanan ini bertujuan untuk membantu

siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyesuaian

dirinya dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu hendaknya sekolah

mempunya program.

Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam implementasi program

bimbingan pribadi dan sosial di sekolah seperti, keterbatasan jumlah guru BK

yang sangat minim tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah,

guru BK yang bukan berlatar belakang bidang bimbingan dan konseling,

belum optimalnya guru bimbingan dan konseling dalam implementasi

program bimbingan pribadi dan sosial, kurangnya minta siswa dalam

pelayanan bimbingan, permasalah penurunan minat belajar, masalah

pergaulan, penyesuaian diri, pacaran, minuman keras, tawuran, obat terlarang,

sulit beradaptasi, konflik dengan guru, teman, dan lingkungan, pelanggaran

tata tertib, kurangnya tindakan preventif himbauan untuk menghadapi

permasalahan yang dihadapi individu maupun kelompok.

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang bimbingan dan konseling

pribadi dan sosial lainnya meliputi kurang memiliki nilai ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,

dan masyarakat, kurang memiliki toleransi, selalu ingin menyendiri, cepat

bosan, agresif, kehilangan kepercayaan diri, kesulitan mencari teman, merasa

terasingi dengan pekerjaan kelompok, siswa kurang memahami potensi yang

(19)

siswa, serta kurangnya kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam

menjalankan program bimbingan pribadi dan sosial, namun hingga saat ini

layanan bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif diseluruh

sekolah. Sehingga implementasi program bimbingan pribadi dan sosial belum

berjalan dengan efektif. Tetapi tidak semua sekolah seperti itu masih ada

sekolah yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan

pedoman bimbingan dan konseling.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih tempat penelitian

yaitu di SMK PUSTEK karena terdapat program bimbingan pribadi dan

sosial. Sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya implementasi

program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong menghadapi

berbagai macam permasalahan, berikut adalah persentase yaitu: penyesuaian

diri 10%, pelanggaran tata tertib 30%, pacaran 15%, kehadiran/ absensi1 10%,

pergaulan 20% , konflik dengan guru dan teman 15%.

Teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap seorang individu yang

mempunyai masalah program bimbingan pribadi, misalnya: bertatap muka/

(face to face) dalam penyelesaian masalah, pemanggilan individu dan

sebagainya, sedangkan bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang

dilaksanakan terhadap beberapa individu dalam memecahkan masalah,

misalnya: bimbingan kelompok, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan

kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, program home room,

pengajaran remedial,konsultasi, nasihat dll.

Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk meneliti

“Implementasi program bimbingan pribadi-sosial di SMK PUSTEK

(20)

B. Identifikasi Masalah

Bersadarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permasalahan

yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Program bimbingan dan konseling belum terlaksana secara efektif

2. Belum optimalnya upaya guru bimbingan dan konseling dalam

pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial

3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan

pribadi-sosial.

4. Belum maksimalnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.

5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah

penelitian pada “Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka masalah yang dapat penulia rumuskan yaitu : “Bagaimana implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin

dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana

Implementasi Program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK

(21)

F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian

manajemen pendidikan tentang implementasi program bimbingan

pribadi dan sosial.

b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan

penelitian yang akan datang, terutama dalam pengembangan program

bimbingan pribadi dan sosial

c. Memperkaya kajian tentang implementasi program bimbingan pribadi

dan sosial

d. Memperkaya konsep manajemen bimbingan dan konseling terutama

tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial

2. Secara praktis

a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan dalam

hal yang berkenaan dengan implementasi program bimbingan pribadi

dan sosial di sekolah, sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk

meningkatkan keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang.

b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah dalam

implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.

3. Secara akademis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu

karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan

manajemen bimbingan dan konseling terutama implementasi program

bimbingan pribadi dan sosial.

b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam

memahami secara lebih komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh secara teori di lapangan. Selain itu, dapat

(22)

bimbingan dan konseling, khususnya terkait dengan impelementasi

program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.

c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap

pengembangan penelitian pada kajian yang sama.

(23)

9 A. Implementasi Program Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk

membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam

dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan

mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas

maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan

dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja“to guide” yang

mempunyai arti, menunjukan, membimbing, menuntun, atau

membantu.1 Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan membantu individu.

Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh

Tohirin:

“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing

kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

1

Hallen,Bimbingan dan Konseling(Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23 2

(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Implementasi Program Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan

Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu

para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu

individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk

memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi

tentang bimbingan.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

“guidance” yang berasal dari kata kerja“to guide” yang mempunyai arti,

menunjukan ,membimbing, menuntun, atau membantu.1Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan

membantu individu.

Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin:

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

1

Hallen,Bimbingan dan Konseling(Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23 2

(25)

Pengertian menurut Tohirin menekankan bahwa bimbingan

merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pembimbing

kepada individu agar mencapai kemandirian melalui interaksi sosial

pemberian nasihat kepada individu dan tetap berdasarkan ketentuan

yang berlaku yaitu norma dalam masyarakat.

Rahman Natawidjaja seperti di kutip di Winkel menyatakan

bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang

dilakukan secara berkesinambung, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat

bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta

masyarakat.3

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan dengan Rahman

Natawidjaya dapat disimpulkan bimbingan merupakan proses

memberikan bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar

individu dapat memahami dirinya sendiri agar dapat bertindak sesuai

dengan tuntutan keadaan keluarga dan ketentuan masyarakat.

Penjelasan Rahman yang mengutip Winkel selaras dengan

yang dikemukakan oleh Anas Salahudin yang mendefinisikan :

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu

dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman

tentang dirinya sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya

sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun

3

(26)

rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan

berdasarkan norma-norma yang berlaku.4

Dapat disimpulkan dari pernyataan bimbingan menurut Anas

Salahudin pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan

seorang ahli kepada individu untuk memahami diri, lingkungan,

memilih dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri sesuai

dngan norma yang berlaku dimasyarakat.

Berdasarkan definisi yang diungkapan Anas Salahudin

Menurut Robert Tolbert dalam buku Fenti Hikmawati yang

mendefinisikan “Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada

membantu individu agar melakukan penyesuaian diri dalam semua

aspek kehidupannya sehari-hari”.5

Dapat disimpulkan bimbingan merupakan program dan

kegiatan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan untuk membantu

individu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan aspek dalam

kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah

suatu proses menunjukan, membimbing, menuntun, atau pemberian

bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar dapat

memahami diri, mengarahkan diri, bertindak wajar sesuai dengan

norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Bimbingan bantuan

yang diberikan kepada konselor dilakukan tidak secara kebetulan

tetapi secara terorganisir. Bimbingan di lakukan secara individual

maupun secara kelompok. Bimbingan yang dilakukan untuk

4

Anas Salahudin,Bimbingan dan Konseling(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h. 15 5

(27)

membantu individu menyelesaikan masalah secara mandiri, dengan

melakukan interaksi sosial yang baik, pemberian nasihat serta gagasan

yang bermanfaat dalam norma yang berlaku di masyarakat. Masih

banyak definisi dari pendapat lain namun pada dasarnya bimbingan

adalah pemberian bantuan kepada individu untuk mengembangkan

potensi diri, memahami diri, memberikan bantuan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi individu melalui para ahli yaitu

pembimbing untuk mencapai pengembangan diri secara optimal dan

dilakukan secara berkesinambungan.

2. Penyusunan Program

Penyusunan program hendaknya memperhatikan beberapa

pertimbangan, diantaranya:6

a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan

bimbingan disekolah, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin

dicapai.

b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, sifat

dan tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan yang

ingin dicapai.

c. Hendaknya diadakan inventarisasi sebagai fasilitas yang ada,

termasuk didalamnya petugas yang telah ada sebagai pelaksanan

program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat

dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan bimbingan di

sekolah.

d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis

dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah

yang secara mendesak harus ditangani.

6

(28)

e. Hendaknya ditentukan program kerja personalia, pembagian tugas dan

tanggung jawab yang merata dengan pertimbangan berbagai faktor,

yaitu kemampuan minat, kesempatan, dan bakat yang dimiliki oleh

staf sekolah yang ada.

f. Menentukan organisasi, termasuk didalamnya ialah cara kerja sama

dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfugsinya tim atau

personalia, serta hirarkinya.

g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunannya

mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat

dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang telah

direalisasikan.

h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan

yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan

penunjangnya.

Menurut H.M Surya program bimbingan yang baik yaitu program

bimbingan yang bila dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal diatas

memiliki ciri-ciri antara lain:

a. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan

kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan.

b. Kegiatan bimbingan diatur skala prioritas yang juga ditentukan

berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.

c. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam

pelaksanaanya.

d. Menyediakan fasilitas yang memadai.

e. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah.7

7

(29)

3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling

Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada

beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan:

a. Personil

Untuk tahap permulaan pelaksanaan program bimbingan diperlukan

dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi konselor

senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga

yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk

tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau

sarjana psikologi dengan praktek bimbingan dan konseling. Untuk

tenaga muda setidaknya dari jenjang D3.

b. Fasilitas fisik

Ruang untuk konseling. ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang

bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, alat perlengkapan

meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.

c. Fasilitas teknis

Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti

tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya.

d. Anggaraan biaya

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah

perlu dana yang memadai, baik untuk personil. Pengadaan dan

pengembangan alat, dan lain sebagainya.8

8

(30)

4. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan implementasi

program pelayanan bimbingan pribadi dan sosial adalah ketercapaian

kompetensi serta keterpenuhan kebutuhan peserta didik. Dalam kegiatan

pelayanan bimbingan pribadi dan sosial penilaian diperlukan adanya

feedback atau umpan balik terhadap kefektifan pelayanan bimbingan

pribadi dan sosial. Adapun aspek yang dievaluasi dan langkah- langkah

dalam mengevaluasi program9:

a. Aspek Yang Dievaluasi

1) Kesesuaian program dengan pelaksanaan

2) Hambatan yang dijumpai

3) Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar

4) Respon masyarakat sekolah terhadap pelayanan

5) Perubahan dan kemajuan peserta didik dari pencapaian tujuan

pelayanan bimbingan.

b. Langkah-langkah evaluasi

1) Merumuskan masalah atau instrumentasi, maka konselor perlu

mempersiapkan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi

pada dasarnya terkait dengan dua aspek yaitu, tingkat

terlaksananya program/ pelayanan dan tingkat ketercapaian

tujuan.

2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data,

yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program.

3) Mengumpulkan dan menganalisa data, yaitu menelaah tentang

program apa saja yang telah terlaksana dan belum terlaksana

(31)

4) Melakukan tindakan lanjut (follow up), meliputi dua kegiatan

yaitu memperbaiki hal hal yang dipandang lemah dan

mengembangkan program yang dianggap dapat meningkatkan

kualitas program.

B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK 1. Bimbingan Pribadi

a. Pengertian Bimbingan pribadi

Di dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku

Thantawy “Bimbingan pribadi merupakan bidang pelayanan

bimbingan konseling yang membantu individu atau peserta

didik/siswa/mahasiswa dalam menemukan dan mengembangkan

pribadi yang beriman dan mengembangkan pribadi yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri,

serta sehat jasmani dan rohani.”10

Jadi menurut Thantawy bimbingan pribadi merupakan

layanan untuk membantu seorang individu untuk menemukan jati

diri dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Hibana Bimbingan pribadi adalah layanan

bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan

mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap

dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.”11

Maka dari pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi

Hibana tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Thantawy,

10

Thantawy,Kamus Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: PT Pamantor,1997), h. 16 11

(32)

bimbingan pribadi merupakan bimbingan yang diberikan kepada

siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga

menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi

yang dimiliki oleh siswa.

Sedangkan Menurut Fenti Hikmawati bimbingan pribadi

adalah layanan pengembangan kemampuan mengatasi

masalah-masalah pribadi dan kepribadian berkenaan dengan aspek-aspek

intelektual, afektif, dan psikomotorik.12

Maka pengertian yang dapat disimpulkan dari pendapat Fenti

Hikmawati bimbingan pribadi merupakan layanan pengembangan

kemampuan untuk mengatasi masalah pribadi pada diri siswa

mengenai aspek - aspek yang dimiliki oleh seseorang yaitu tiga

aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat pengertian dapat

disimpulkan bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan

kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan potensi yang

ada dalam dirinya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bimbingan pribadi dilakukan oleh konselor kepada individu untuk

membantu menemukan, mengembangkan jati diri, mampu

mengatasi masalah kepribadian, dan mampu mengoptimalkan

berbagai potensi yang dimiliki siswa dan berkenaan dengan apek

yang dimiliki siswa yaitu meliputi: aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Bimbingan pribadi berperan aktif untuk membimbing

dan menyelesaikan masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Maka

dari itu layanan bidang bimbingan pribadi sangat penting dalam

proses perkembangan dalam diri siswa agara siswa mampu

12

(33)

memahami diri dan memiliki keyakinan dalam beragama dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Tujuan Bimbingan Pribadi

Menurut Depdikbud dalam buku Tohirin merumuskan tujuan

bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi

sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri

yang menyangkut keadaan batinnya sendiri.13

Jadi kesimpulan Depdikbud bimbingan pribadi bertujuan

agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap untuk

memecahkan masalah sendiri yang menyangkut ke dalam batinnya

agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa:

Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu anak mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya anak didik untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik, pribadi, sosial, seks, dan lain-lainnya.14

Dapat disimpulkan Menurut Y. Singgi D. Gunarsa dan

Singgih. D.Gunarsa Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu

peserta didik untuk mengatasi masalah pribadi yang dihadapi karena

kurangnya pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk

menyesuaikan diri terhadap masalah pribadi yang sedang dialami.

Dalam buku Koestoer Partowisastro berpendapat bahwa tujuan dari

bimbingan penyesuaian kepribadian mengandung hal berikut:

13

Tohirin, op.cit,h.125 14

(34)

1) Membantu murid untuk menyadari bahwa adalah normal untuk selalu tidak tenang.

2) Membantu murid yang memungkinkan dia dapat mengatasi tahap-tahap perkembangan fisik.

3) Membantu murid untuk masuk ke dalam aktivitas mental dengan perhatian dan kekuatan yang diperbaharui apabila ia mencapai kedewasaan.

4) Membantu murid menjadi murid yang baik dengan hubungan sosial dan dalam mentaati kewajiban-kewajibannya.

5) Membantu murid untuk dapat tahan kritik.

6) Membantu murid untuk menerima persahabatan yang diberikan kepadanya.

7) Membantu murid untuk bergerak secara bertingkat dari ketergantungan kepada orang lain, kebebasan dalam pendapat dan perbuatan.

8) Membantu murid untuk dapat bekerja sekeras-kerasnya. 9) Membantu murid untuk dapat mengontrol emosi.

10) Membantu murid untuk dapat berpartisipasi pada kehidupan sosial dengan ikut dalam klub-klub maupun aktivitas-aktivitas sekolah.

11) Membantu murid mengerti mengenai relasi anak-anak laki-laki, perempuan.15

Jadi tujuan bimbingan pribadi untuk membantu individu

dalam mengatasi masalah pribadi karena kurangnya penyesuaian diri

dengan aspek perkembangan. Bimbingan ini membantu siswa agar

menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalah sendiri tanpa

bergantung dengan orang lain dan menjadikan pribadi yang baik.

c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi

Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi,

yaitu pertama layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap

perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motorik,

bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas,

15

(35)

pengertian, moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan

informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup

informasi tentang: ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu

pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.

Kedua, pengumpulan data. Data yang di kumpulkan

berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat, mencakup:

identitas lengkap individu seperti nama lengkap, nama panggilan,

jenis kelamin, tempat tinggal, agama, alamat, bahasa daerah, anak

ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan, riwayat

pendidikan, prestasi, bakat, minat,dan lain-lain.

Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan

pribadi mencakup: suasana lembaga, dan objek pengembangan

pribadi seperti lembaga bakat, pusat kebugaran dan latihan

pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain

sebagainya .16

Dapat ditarik kesimpulan menurut Tohirin bentuk macam

bimbingan pribadi menjadi tiga bagian yaitu: layanan informasi,

pengumpulan data, dan orientasi.

Dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk

bimbingan ada dua yaitu :

1) Bentuk bimbingan individual

Bentuk bimbingan individual menunjukan pada

usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik

secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik

16

(36)

yang dihadapinya. Jenis bimbingan pribadi dan bimbingan

sosial kerap kali dilaksanakan dalam bentuk bimbingan

individual karena kebanyakan masalah bimbingan pribadi sosial

bersifat rahasia dan penaganannya melalui pertemuan konseling

individual.

2) Bentuk bimbingan kelompok

Bentuk bimbingan kelompok menunjukan pada

usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok

siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang

relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami

dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau mengadakan

penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok

yang mereka alami bersama.17

Dapat disimpulkan dari Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani

ada dua macam bentuk bimbingan pribadi yaitu bimbingan

individual yaitu usaha-usaha yang sistematis dan berencana

membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi

masalah khusus/unik yang dihadapinya. Sedangkan bimbingan

kelompok usaha yang sistematis dan terencana membantu

sekelompok siswa menghadapi masalah yang relatif sama dan

juga memecahkan masalah secara bersama-sama.

d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi

Dalam buku Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila

Kusmawati bentuk bimbingan pribadi :

17

(37)

1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan

pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.

3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.

4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulanganya.

5) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.

6) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.

7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupu maupun jasmaniah.18

Didalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk

masalah pribadi :

Berlebihan dalam mengasingkan diri, keterampilan bergaul, sementara dirinya sangat ingin bergaul seperti teman lain; kecanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah belajar; dan lain-lain jenisnya.19

Dapat disimpulkan dari dalam buku Abu Ahmadi dan

Ahmad Rohani bentuk masalah pribadi adalah seorang

mengasingkan diri, keterampilan bergaul bergaul, kecanduan

minuman keras, tidak bisa melepaskan diri, ingin bebas, ketakutan

tidak lulus, malas belajar, dll.

18

Dewa ketut Sukardi dan Desak P.E,Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta ,2008), h.12

19

(38)

Menurut Amin Budiamin dan Setiawati dalam buku

bimbingan konseling direktorat jendral pendidikan islam

permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan pribadi yakni:

1) Ketakwaan kepada Allah SWT , mencakup:

a) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman

hidup;

b) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;

c) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia

diawasi oleh Tuhan;

d) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;

e) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

2) Perolehan sistem nilai, meliputi:

a) Masih memiliki kebiasaan berbohong;

b) Masih memiliki kebiasaan mencontek;

c) Kurang disiplin (khususnya memelihara kebersihan)

3) Kemandirian emosional, meliputi:

a) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku

kekanak-kanakan;

b) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara

ikhlas.

c) Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi (stress)

secara positif.

4) Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi :

a) Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan

pertimbangan yang matang;

b) Masih suka melakukan sesuatu tanpa tanpa

mempertimbangkan baik-buruknya dan untung ruginya.

(39)

a) Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri;

b) Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain

yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih

cantik/ cakep).20

Jadi simpulan pendapat dari Amin Budiamin dan

Setiawati masalah bimbingan pribadi adalah mencakup

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perolehan sistem

nilai, kemandirian emosional, keterampilan bergaul,

pengembangan keterampilan intelektual, keinginan bergaul

seperti teman lain, kecaanduan minum-minuman keras, merasa

tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin

sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus,

sementara dirinya tak bergairah belajar, pengembangan

keterampilan intelektual dan menerima diri dan

mengembangkan secara efektif.

e. Teknik Bimbingan Pribadi

Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani berpendapat

bahwa teknik dalam menangani masalah pribadi adalah role playing,

khususnya psikodrama salah satu jenis bermain peran.21

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa metode dan

teknik dalam bimbingin pribadi adalah dengan metode role playing

dan psikodrama salah satunya bermain peran, dengan memerankan

suatu peranan prilaku tertentu memberi bantuan kepada masalah

psikis yang dialami oleh anak.

20

Amin Budiamin, Setiawati,Bimbingan Konseling,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009),h.83-84

21

(40)

Dalam buku I Djumjur & Moh Surya, teknik bimbingan pribadi adalah bimbingan individual (individual counceling). Pada

umumnya ada tiga teknik yang terkenal dalam konseling individual

yaitu :22

1) Non directive. Metode ini menekankan pada kemampuan

manusia untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri dan mampu

mengembangkan dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas

apa yang dilakukannya ciri-ciri hubungannon-direktif:

a) Hubungan non direktif ini menempatkan klien pada

kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk

mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah

b) konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta

situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang

sendiri.23

2) Directive counseling method. Metode ini menekankan konselor

lebih banyak berperan atau mengambil inisiatif, sehingga klien

tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.

Ciri-ciridirective counseling,yaitu:

a) Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab

mengenai keputusan dan pemilihan untuk memecahkan

masalah konseling

b) Proses konseling dengan cara pendekatan yang sifatnya

langsung dan memimpin

c) Konselor mengumpulkan informasi mengenai masalah

konseling.24

22

I Djumhur & Moh Surya,Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu;2003), h. 110

23

(41)

3) Elective counseling method ini maksudnya menggabungkan

kedua teknik diatas dengan mengambil intisari dari penggunaan

keduanya.25

Metode ini digunakan oleh pembimbing dengan face to

face relationship antara pembimbing dengan yang dibimbing

mengenai masalah yang dihadapi oleh klien sifatnya pribadi,

Pembimbing hendaknya bersikap simpati dan empati terhadap

masalah yang dihadapi klien. Adapun tekniknya meliputi:

1) Percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog

langsung secara tatp muka dengan pihak yang dibimbing

2) Kunjungan rumah (home visit), yakni pembimbing

mengadakan dialog dengan kliennya, tetapi dilakukan di

rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien

dan lingkungannya.26

Bimbingan yang diberikan kepada individu dalam tingkat

Menegah Atas sebagian dapat disalurkan melalui bimbingan

kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta

mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang

dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antar lain tentang

konflik batin yang ditimbul dan tentang cara-cara bergaul

yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education,

yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula

corak pergaulan antara jenis kelamin.

24

Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto,Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1992), cet -1 h.119.

25

I Djumhur dan Moh Surya ,op.cit ,h.104. 26

(42)

2) Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang

semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain

apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu

pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.

3) Pengaturan dikusi kelompok mengenai kesulitan yang

dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya

menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah

daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat

merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temanya

mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan

memandang dirinya lagi orang yang abnormal. Diskusi

kelompok ini dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk

menghadapi ahli bimbingan, guna membicarakan suatu

masalah secara pribadi dalam wawancara konseling.

4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian

siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku,

latar belakang keluarga, dan keadaan kesehatan.27

Dari kutipan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

teknik bimbingan pribadi dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni:

non directive, directive counseling method , elective counseling

method. Teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi yakni

tatap muka (face to face) jadi bertatapan langsung antara guru

BK dan siswa mengenai masalh pribad, lalu dengan teknik home

visit yaitu mengunjungi rumah siswa yang bermasalah, guru BK

memberikan informasi mengenai fase tahapan perkembangan

yang dialami remaja, berdiskusi dengan siswa tentang masalah

27

(43)

apa yang sedang dihadapi, dan mengumpulkan tentang sifat,

kepribadian, latar belakang keluarga, kesehatan, dll.

2. Bimbingan Sosial

a. Pengertian Bimbingan Sosial

Dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku

Thantawy Bimbingan sosial adalah Bidang pelayanan bimbingan

konseling yang membantu individu atau peserta didik

/siswa/mahasiswa dalam mengenal lingkungan dan

mengembangkan diri dalam lingkungan hubungan sosial yang

dilandasi dengan budi.28

Dapat disimpulkan dalam kamus bimbingan dan konseling

Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan untuk membantu

individu mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dan

berinteraksi sosial dilandasi dengan budi pekerti dalam suatu

lingkungan.

Senada dengan dengan kamus bimbingan dan konseling

dalam buku Thantawy menurut Hibana mendefinisikan bahwa:

Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang

diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga

mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang

bertanggung jawab.29

Dapat disimpulkan dari pernyataan Hibana Bimbingan

sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa

28

Thantawy, op.cit., h.17. 29

(44)

mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dan menjadi

pribadi yang bertanggung jawab.

Menurut Fenti Hikmawati mendefinisikan bahwa

Bimbingan sosial adalah layanan pengembangan kemampuan dan

mengatasi masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan

masyarakat dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan orang

dewasa ataupun dengan peserta didik yang lebih muda.30

Dapat disimpulkan dari pernyataan Fenti Hikmawati

bimbingan sosial merupakan layanan untuk mengembangkan

kemampuan mengatasi masalah sosial dalam keluarga, sekolah

dan masyarakat bekerja sama dan berinteraksi baik dengan yang

lebih tua maupun lebih muda.

Jadi Bimbingan sosial adalah Bimbingan yang diberikan

kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan dan

mengenal lingkungan dengan cara bersosialisasi dengan baik

kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan sosial yang

dilakukan konselor kepada individu untuk mengatasi masalah

sosial yang dihadapi agar sesuai dengan norma atau ketentuan

yang berlaku dalam masyarakat.

b. Tujuan Bimbingan Sosial

Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih.

D.Gunarsa:

Bimbingan sosial bertujuan untuk membantu anak dalam

mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sosialnya,

30

(45)

sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial

dengan baik.31

Thohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling di

sekolah dan madrasah merumuskan tujuan bimbingan sosial

untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat

menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan

sosialnya.32

Dalam buku Koestoer Partowisastro bimbingan sosial

bertujuan untuk:

1) Membantu murid mengerti tanggung jawab sosial dan

kewarganegaraan.

2) Membantu murid mengerti aturan sosial.

3) Membantu murid ikut serta dalam aktivitas-aktivitas di luar

kelas.

4) Membantu murid dalam penyesuaiannya dengan orang lain.33

Jadi kesimpulannya tujuan bimbingan sosial untuk

membantu individu dalam mengatasi masalah sosial dan mampu

berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku didalam masyarakat.

c. Bentuk Bimbingan sosial

Menurut Tohirin bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :

ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa

31

Ny.Y.Singgih,op.cit.,h. 36 32

Tohirin,op.cit., h. 128 33

(46)

diberikan kepada para siswa disekolah atau madrasah.

Bentuk-bentuk layanan tersebut: pertama, layanan informasi yang

mencakup: informasi tentang keadaaan masyarakat dewasa ini; yang

pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan

lain-lain dan informasi tentang cara-cara bergaul.

Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting diberikan

kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu

berhubungan dengan orang. Dengan perkataan lain, individu

memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat

berhubungan dengan orang lain secara baik, individu dituntut untuk

mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya.

Kedua,orientasi. Layanan orientasi untuk bidang

pengembangan hubungan sosial adalah: suasana, lembaga dan

objek-objek pengembangan sosial seperti berbagai suasana

hubungan sosial antar individu dalam keluarga , organisasi atau

lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.34

Dalam buku Hallen bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :

1) Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi

baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.

2) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan

berhubungan sosial, baik di rumah, disekolah maupun di

masyarkat dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan

santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan

yang berlaku.Pengembangan dan pemantapan hubungan

yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya,

34

(47)

baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah

maupun masyarakat pada umumnya.

3) Pengenalan, pemahaman, dan pemantapan tentang peraturan,

kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta

upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis

dan bertanggung jawab.

4) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan

pendapat serta argumentasi secara dinamis, kreatif dan

produktif.

5) Orientasi tentang hidup berkeluarga.35

Jadi bentuk bimbingan pribadi dan sosial ada dua yaitu

bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan

individual adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana

membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi

masalah khusus/unik yang dihadapinya. Bentuk bimbingan ini

bersifat rahasia dan di berikan dalam bentuk individu. Sedangkan

bimbingan kelompok adalah usaha-usaha yang sistematis dan

berencana membantu sekelompok siswa (biasanya) yang

menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka

dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan

masalah-masalah mereka, atau megadakan penyesuaian yang baik

terhadap masalah-masalah kelompok yang mereka alami

bersama.

d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial

Dalam buku Dewa Ketut Sukardi rincian bentuk bimbingan

sosial :

35

(48)

1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam

lisan maupun tulisan secara efektif.

2) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan

pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan

produktif.

3) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan

sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas

dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun, serat

nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang

berlaku.

4) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan

produktif dengan teman teman sebaya, baik di sekolah yang

sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di

masyarakat pada umumnya.

5) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta

upaya pelaksanaanya secara dinamis dan bertanggung jawab.

6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.36

Menurut Amin Budiaamin dan Setiawati dalam buku

Bimbingan Konseling Direktorat Jendral Pendidikan Islam

permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan sosial yakni:

1) Berprilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi:

a) Kurang menyenangi kritikan orang lain;

b) Kurang memahami tata krama (etika) pergaulan;

c) Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di

sekolah maupun dimasyarakat.

36

(49)

2) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

, meliputi ;

a) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;

b) Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik

3) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi:

a) Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;

b) Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.37

Jadi masalah bimbingan sosial adalah Pemantapan

kemampuan berkomunikasi, Pemantapan kemampuan menerima

dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara

dinamis, keratif dan produktif, Pemantapan kemampuan

bertingkah laku dan berhubungan sosial.

e. Teknik Bimbingan Sosial

Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik role

playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi

kelompok. Banyak masalah sosial yang lebih efektif dan efisien jika

ditangani melalui bentuk bimbingan kelompok38

Dapat disimpulkan Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik

bimbingan sosial adalah bimbingan kelompok karena bimbingan ini

menggunakan role playing (baik jenis sosiodrama maupun

psikodrama), dan diskusi kelompok. Pemecahan masalah sosial

diusahakan dalam memainkan suatu peranannya langsung

menghayati situasi masalah yang dihadapinya, setelah pementasan,

diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan persoalannya dan

37

Amin Budiamin, Setiawati,op.cit.,h.84 38

(50)

juga pemecahan masalah psikis yang dialami oleh anak dapat

diberikan melalui psikodrama.

Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang

diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Cara ini dilakukan

untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada siswa tentang

masalah pendidikan, pemahaman pribadi, serta penyesuaian diri.

Pemberian informasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan

mengembangkan pemahanan diri sendiri (peserta didik) serta

pemahaman terhadap orang lain.

Menurut Gadza (1989) yang dikutip oleh Tatiek Romlah

mengemukanan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada

umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antar 20 sampai

35 orang.39

Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa jenis

metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan

bimbingan kelompok yaitu:

1) Program home room

2) Karyawisata

3) Diskusi kelompok

4) Kegiatan kelompok

5) Organisasi siswa

6) Sosiodrama

7) Psikodrama

8) Pengajaran remedial.40

39

Slameto,op.cit ,h. 139-140 40

(51)

Dalam buku Asep Suryana dan Suryadi Teknik yang digunakan dalam bimbingan sosial untuk membantu

perkembangan murid yaitu:

1) Konseling Individual

Konseling individual adalah merupakan batuan yang

sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap

dan prilaku murid. Konseling dilaksanakan melalui

wawancara langsung dengan murid. Konseling ditunjukan

kepada murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan

jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam

penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan, dan

kehidupan sosial.

2) Konsultasi

Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan

yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan

lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh

konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang

sebagai nasihat dari seorang profesial.

3) Nasihat

Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang

dapat diberikan oleh guru pemberi nasihat hendaknya

memperhatikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh

murid

b. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan

(52)

c. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat

dipilih oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilan

dan kegagalan.

d. Penentuan keputusan diserahkan kepada murid, alternatif

mana yang akan diambil.

e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggung

jawabkan keputusan yang diambilnya.

4) Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap

murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.

Bimbingan kelompok yang dimaksud untuk mencegah

berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi

bimbingan terdiri atas penyampaian informasi ataupun

aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah

pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan

dalam bentuk pelajaran.

5) Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan upaya bantuan

kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam

perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat

pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat

penyembuhan.

6) Pengajaran Remedial

Pengajaran Remedial dapat didefinisikan sebagai

upaya untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan

murid atau kelompok murid tertentu lebih mampu

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat

memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan ,

(53)

terorganisasi, terkontrol dengan lebih memeperhatikan taraf

kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu

dan atau kelompok murid yang bersangkutan serta daya

dukung sarana dan lingkungannya.

7) Mengajar bernuansa bimbingan

Murid yang berhasil dalam belajar apabila guru

menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan

waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar

yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan

manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata

pelajaran yang dihadapi individu, penyelesaian tugas,

merencanakan masadepan,memberikan, fasilitas belajar,

memberikan kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.41 Jadi kesimpulannya metode dan teknik dalam

bimbingan pribadi dan bimbingan sosial adalah Bimbingan

kelompok adalah proses pemberian batuan yang diberikan

pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan di

dalamnya terdapat, program home room, karyawisata, diskusi

kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa ,sosiodrama,

psikodrama, pengajaran remedial.

41

(54)

C. Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang relevan yang memiliki kesamaan subjek

penelitian yaitu bagian tata usaha yang diteliti oleh penulis, diantaranya:

1. Jazim Fauzi, skripsi yang berjudul “ Layanan bimbingan Pribadi -Sosial pada siswa kelas II MTSN Giriloyo Imogiri Bantul”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan

bimbingan pribadi dan sosial. Dalam penelitian ini menggunakan

metode kualitatif deskriptif, penemuan layanan bimbingan pribadi dan

sosial terdiri dari tiga pelayanan yaitu: layanan bimbingan secara

klasikal, secara kelompok, secara perseorangan. Serta menerapkan

berberapa metode yakni: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan

keteladanan. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini

cukup efektif tetapi belum terlaksana secara optimal..

2. Syahrul Alwan Sarwo Edi, skripsi yang berjudul “ Implementasi

bimbingan sosial-pribadi dalam lembaga pendidikan islam”.

Penelitian ini bertujuan untuk membina pribadi siswa agar

mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang ditempuhnya,

penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian

studi kasus. Dari hasil penelitian ini bentuk kegiatannya adalah

pelayanan konseling perorangan, penanganan masalah dengan

menggunakan sistem skor dan pola bimbingan di madrasah yaitu

kegiatan bimbingan yang saling berhubungan dengan pelaksanaan

pendidikan .

3. Ismail Al Fatoni, skripsi yang berjudul “Evaluasi pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK Kristen 2 Klaten”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan,

pelaksanaan, dan hambatan dalam layanan bimbingan pribadi dan

(55)

kesenjangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan

(kombinasi) karena mempunyai komponen kuantitatif dan kualitatif.

Dari hasil penelitian ini pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di

sekolah ini dilakukan secara klasikal dan diluar kelas dengan media

(56)

MASALAH Belum maksimalnya Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.

SOLUSI

1. Hendak

Referensi

Dokumen terkait

Bila Anda mengatakan “tidak” pada undangan teman bisnis maka Anda dapat menggunakan pendekatan perencanaan langsung atau tidak langsung, tergantung

Solusi eksternal terdiri dari: 1) Membatasi pihak eksekutif/legislatif dalam mengintervensi dengan peraturan Pemda, 2) Pemda mencari cara lain membantu keuangan BUMD

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan kinerja keuangan ISAT yang kurang baik selama tahun 2004 hingga tahun 2008.. Hasil kinerja likuiditas ISAT

[r]

Praktik mengajar dilakukan dengan tahap konsultasi materi pada guru kelas, dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk siswa yang

Kualitas peningkatan kemampuan komunikasi matematis pada kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran berbantuan software Matlab termasuk ke dalam kategori tinggi, sedangkan

Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung

[r]