Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
LUCI OKTAVIANI
NIM: 1110018200024
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 10 informan, yaitu kepala sekolah, koordinator guru bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan konseling, 5 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaannya bimbingan pribadi dan sosial tidak terjadwal, bimbingan diberikan kepada siswa apabila ada pelajaran yang kosong. Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama. Dalam penelitian ini implementasi program bimbingan pribadi dan sosial ini terdapat tiga unsur yaitu : perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Untuk itu disarankan membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, teknik yang digunakan dalam bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa. Hendaknya meningkatkan implementasi bimbingan pribadi dan sosial untuk mencapai tujuan bimbingan yang efektif.
ii
Management Study Program, Faculty of Tarbiya Science and Teaching Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
This study aims to find out the implementation of private and social mentoring program in SMK (Vocational High School) PUSTEK Serpong. The method in this study is descriptive analysis with qualitative approach. The used of data collecting techniques in this study are observation, interview, and study documentation. Interview is implemented to 10 informants, they are: the headmaster, the coordinator of mentoring teacher and counseling, 3 mentoring teacher and counseling, 5 students.
This study indicates that private and social mentoring program has work quiet effective just in the implementation of private and social mentoring program is not scheduled, mentoring is given to student if there was an empty class. The implementation of private and social mentoring program, the facilities and infrastructure is insufficient to support program implementation and there are some that is incomplete like technique using socio-drama and psycho-drama. In this study the implementation of private and social mentoring consist of three elements, they are: planning, implementation, and evaluation.
For it, it is suggested to create private and social mentoring schedule, complete the school facilities and infrastructures, appropriate techniques in mentoring based on students development. It should improve the private and social mentoring to reach effective mentoring aims.
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
izin-Nya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM
BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL DI SMK PUSTEK SERPONG” ini
dapat penulis selesaikan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,
namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Sofyan Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik
yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan
baik.
4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap
ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.
6. Drs. H. Mathodah S, M. Si., Kepala SMK PUSTEK SERPONG yang telah
iv baik.
8. Mama dan Papa (Nafrita dan Safrial), terima kasih banyak atas segala
dukungan baik mora maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang
serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik- adikku (Revi novianti dan Deri Saputra), terima kasih untuk dukungan
moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung,
terutama MP A , dan penulis ucapakan terima kasih, untuk Dewi Arianti dan
Monica Bramel Ari Azizah (Best Friend), Qnel Hidayatullah, Andin semoga
persahabatan kita akan terus terjalin.
Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat
mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam
penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh
Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna
oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis
kembalikan.
Jakarta, Juni 2015
v
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 6
C. Pembatasan Masalah... 6
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Program Bimbingan ... 9
1. Pengertian Bimbingan... 9
2. Penyusunan Program ... 12
3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling ... 14
4. Evaluasi Bimbingan dan Konseling ... 15
B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 16
1. Bimbingan Pribadi... 16
a. Pengertian Bimbingan Pribadi... 16
b. Tujuan Bimbingan Pribadi ... 18
c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi ... 19
d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi ... 21
e. Teknik Bimbingan Pribadi ... 24
2. Bimbingan Sosial ... 28
a. Pengertian Bimbingan Sosial ... 28
b. Tujuan Bimbingan Sosial ... 29
vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 42
B. Metode Penelitian ... 43
C. Sumber Data ... 43
D. Teknik Pengumpulan Data... 43
E. Instrumen Pengumpulan Data... 45
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48
1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong ... 48
2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong ... 49
3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong... 51
4. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong ... 52
5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong ... 54
6. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong ... 55
B. Deskripsi Data ... 56
1. Perencanaan Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 56
2. Implementasi Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial ... 61
3. Evaluasi Bimbingan Pribadi dan Sosial... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
vii
2. Tabel 3.1 Waktu Penelitian ...47
3. Tabel 3.2 Kisi- Kisi Wawancara ...50
4. Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong ...57
5. Tabel 4.2 Data Sarana Prasarana Bimbingan dan Konseling
x
Lampiran 2 Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 3 Hasil wawancara Siswa SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 4 Silabus RPP Bimbingan Pribadi
Lampiran 5 Silabus RPP Bimbingan sosial
Lampiran 6 Silabus Bimbingan dan Konseling
Lampiran 7 Program Kerja Bulanan
Lampiran 8 Program Kerja Tahunan
Lampiran 9 Laporan Kunjungan Rumah
Lampiran 10 Kartu Izin Konseling & Bimbingan Kelompok
Lampiran 11 Form Datar Kasus BP
Lampiran 12 Form Laporan Bulanan Bimbingan dan Konseling
Lampiran 13 Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
Lampiran 14 Penilaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling
Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
Perkembangan zaman modern di era globalisasi menuntut sumber
daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting untuk semua manusia, karena dengan
pendidikan seseorang dapat mengangkat harkat dan martabat serta tidak
dipandang sebelah mata dan juga untuk memajukan kehidupan yang lebih
baik dimasa yang akan datang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1 Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia maka pendidikan
harus di prioritaskan sebaik-baiknya dan sebagai yang utama, maka di
dalamnya terdapat komponen yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang
profesional, karena pada dasarnya guru memiliki peran penting dalam
kemajuan pendidikan. Pendidikan formal merupakan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar, akan tetapi dalam pelaksanaanya banyak
masalah - masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, banyak siswa
yang mengalami masalah yang dapat menggangu konsentrasi belajarnya.
Dalam suatu lembaga pendidikan formal untuk memulai pelaksanaan
pendidikan dibutuhkan tenaga kependidikan karena salah satu penopang
1
keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari seorang tenaga pendidik yang
profesional.
Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak setelah keluarga.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang terpadu
tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan dan mencakup
seluruh kegiatan dan fungsi bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal
tersebut layanan bimbingan konseling maka hendaknya memungkinkan
peserta didik untuk mengenal dan memahami dirinya sendiri, mengenal
lingkungan dengan baik, mampu mengambil keputusan, dan mengarahkan dan
mewujudkan dengan efektif dan sesuai dengan orientasi masa depan, oleh
karena itu keberadaan bimbingan konseling sangat dibutuhkan dalam bidang
lembaga pendidikan.
Layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan yang
terprogram dan berkelanjutan. Hal ini mengandung makna bahwa layanan
bimbingan bukan kegiatan tanpa rencana dan seadanya, baik menyangkut
waktu layanan, isi kegiatan, saran dan parsarana, dan personilnya, akan tetapi
merupakan kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan pertimbangan
kebutuhan dan tuntutan yang ada dis ekolah agar tepat sasaran.
Berdasarkan SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan
No. 25 Tahun 1993 pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa guru bimbingan dan
konseling harus membimbing 150 orang siswa.2 Jadi dalam suatu sekolah wajib memiliki guru bimbingan dan konseling lebih dari satu orang karena
satu orang guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 siswa.
Maka dari itu guru bimbingan dan konseling harus memiliki kompetensi
untuk membimbing dan menangani masalah yang dihadapi siswa.
Permasalahan yang terjadi dalam dunia bimbingan dan konseling sekarang
2
tidak jauh berbeda dengan masalah yang terjadi pada masa yang lalu.
Program yang telah berjalan cenderung kurang diminati dan tidak di
pedulikan oleh peserta murid.
Dalam program bimbingan dan konseling terdapat bidang layanan
bimbingan diantaranya yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir. Dalam pembahasan ini berfokus pada bimbingan
pribadi dan sosial. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan pemahaman
dan pengembangan karakteristik, potensi, dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya, baik intelektual, sosial, fisik motorik maupun efektif emosional.
Dalam proses belajar mengajar siswa mengadapi berbagai situasi-situasi yang
bersangkutan dengan kehidupan pribadi dan sosialnya.
Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu perkembangan
kepribadian dan sosial seoptimal mungkin, dalam memberikan bantuan,
koselor harus memperhatikan bakat - bakat , potensi, latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial dan ekonomi, serta tututan perkembangan zaman.
Dalam Bidang bimbingan dan konseling bidang pribadi dan sosial merupakan
hal yang penting untuk membantu menghadapi dan mengatasi masalah siswa.
Program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu
pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang dihadapi,
serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama
oleh personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan
siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan
perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran dan mendukung
pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah.
Akan tetapi dalam keberhasilan implementasi program bimbingan
pribadi dan sosial di sekolah ini tidak hanya bergantung kepada kemampuan
konselor / guru pembimbing saja, melainkan juga tergantung kepada kerja
sama yang baik dari semua stake holder terkait di sekolah seperti, kepala
tersebut diharapkan dukungan dan kerja samanya untuk keberhasilan
implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah demi
kelancaran proses belajar dan mengajar sehingga tercapainya tujuan
pendidikan.
Layanan bimbingan pribadi dan sosial merupakan salah satu layanan
bimbingan yang diselenggarakan guna layanan tepat sasaran dan kebutuhan.
Melalui layanan bimbingan pribadi dan sosial diharapkan siswa mampu
mengenali dirinya seutuhnya, selain itu layanan ini bertujuan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyesuaian
dirinya dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu hendaknya sekolah
mempunya program.
Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam implementasi program
bimbingan pribadi dan sosial di sekolah seperti, keterbatasan jumlah guru BK
yang sangat minim tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah,
guru BK yang bukan berlatar belakang bidang bimbingan dan konseling,
belum optimalnya guru bimbingan dan konseling dalam implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial, kurangnya minta siswa dalam
pelayanan bimbingan, permasalah penurunan minat belajar, masalah
pergaulan, penyesuaian diri, pacaran, minuman keras, tawuran, obat terlarang,
sulit beradaptasi, konflik dengan guru, teman, dan lingkungan, pelanggaran
tata tertib, kurangnya tindakan preventif himbauan untuk menghadapi
permasalahan yang dihadapi individu maupun kelompok.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang bimbingan dan konseling
pribadi dan sosial lainnya meliputi kurang memiliki nilai ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,
dan masyarakat, kurang memiliki toleransi, selalu ingin menyendiri, cepat
bosan, agresif, kehilangan kepercayaan diri, kesulitan mencari teman, merasa
terasingi dengan pekerjaan kelompok, siswa kurang memahami potensi yang
siswa, serta kurangnya kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam
menjalankan program bimbingan pribadi dan sosial, namun hingga saat ini
layanan bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif diseluruh
sekolah. Sehingga implementasi program bimbingan pribadi dan sosial belum
berjalan dengan efektif. Tetapi tidak semua sekolah seperti itu masih ada
sekolah yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
pedoman bimbingan dan konseling.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih tempat penelitian
yaitu di SMK PUSTEK karena terdapat program bimbingan pribadi dan
sosial. Sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong menghadapi
berbagai macam permasalahan, berikut adalah persentase yaitu: penyesuaian
diri 10%, pelanggaran tata tertib 30%, pacaran 15%, kehadiran/ absensi1 10%,
pergaulan 20% , konflik dengan guru dan teman 15%.
Teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap seorang individu yang
mempunyai masalah program bimbingan pribadi, misalnya: bertatap muka/
(face to face) dalam penyelesaian masalah, pemanggilan individu dan
sebagainya, sedangkan bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang
dilaksanakan terhadap beberapa individu dalam memecahkan masalah,
misalnya: bimbingan kelompok, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan
kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, program home room,
pengajaran remedial,konsultasi, nasihat dll.
Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk meneliti
“Implementasi program bimbingan pribadi-sosial di SMK PUSTEK
B. Identifikasi Masalah
Bersadarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Program bimbingan dan konseling belum terlaksana secara efektif
2. Belum optimalnya upaya guru bimbingan dan konseling dalam
pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial
3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan
pribadi-sosial.
4. Belum maksimalnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.
5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah
penelitian pada “Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka masalah yang dapat penulia rumuskan yaitu : “Bagaimana implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin
dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
Implementasi Program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK
F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis
a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian
manajemen pendidikan tentang implementasi program bimbingan
pribadi dan sosial.
b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan
penelitian yang akan datang, terutama dalam pengembangan program
bimbingan pribadi dan sosial
c. Memperkaya kajian tentang implementasi program bimbingan pribadi
dan sosial
d. Memperkaya konsep manajemen bimbingan dan konseling terutama
tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial
2. Secara praktis
a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan dalam
hal yang berkenaan dengan implementasi program bimbingan pribadi
dan sosial di sekolah, sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang.
b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah dalam
implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.
3. Secara akademis
a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu
karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan
manajemen bimbingan dan konseling terutama implementasi program
bimbingan pribadi dan sosial.
b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam
memahami secara lebih komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh secara teori di lapangan. Selain itu, dapat
bimbingan dan konseling, khususnya terkait dengan impelementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.
c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap
pengembangan penelitian pada kajian yang sama.
9 A. Implementasi Program Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk
membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam
dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan
mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas
maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan
dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja“to guide” yang
mempunyai arti, menunjukan, membimbing, menuntun, atau
membantu.1 Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan membantu individu.
Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
Tohirin:
“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing
kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2
1
Hallen,Bimbingan dan Konseling(Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23 2
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Implementasi Program Bimbingan 1. Pengertian BimbinganSecara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu
para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu
individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi
tentang bimbingan.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“guidance” yang berasal dari kata kerja“to guide” yang mempunyai arti,
menunjukan ,membimbing, menuntun, atau membantu.1Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan
membantu individu.
Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin:
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2
1
Hallen,Bimbingan dan Konseling(Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23 2
Pengertian menurut Tohirin menekankan bahwa bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pembimbing
kepada individu agar mencapai kemandirian melalui interaksi sosial
pemberian nasihat kepada individu dan tetap berdasarkan ketentuan
yang berlaku yaitu norma dalam masyarakat.
Rahman Natawidjaja seperti di kutip di Winkel menyatakan
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambung, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.3
Berdasarkan pengertian yang diungkapkan dengan Rahman
Natawidjaya dapat disimpulkan bimbingan merupakan proses
memberikan bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar
individu dapat memahami dirinya sendiri agar dapat bertindak sesuai
dengan tuntutan keadaan keluarga dan ketentuan masyarakat.
Penjelasan Rahman yang mengutip Winkel selaras dengan
yang dikemukakan oleh Anas Salahudin yang mendefinisikan :
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu
dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun
3
rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.4
Dapat disimpulkan dari pernyataan bimbingan menurut Anas
Salahudin pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
seorang ahli kepada individu untuk memahami diri, lingkungan,
memilih dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri sesuai
dngan norma yang berlaku dimasyarakat.
Berdasarkan definisi yang diungkapan Anas Salahudin
Menurut Robert Tolbert dalam buku Fenti Hikmawati yang
mendefinisikan “Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada
membantu individu agar melakukan penyesuaian diri dalam semua
aspek kehidupannya sehari-hari”.5
Dapat disimpulkan bimbingan merupakan program dan
kegiatan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan untuk membantu
individu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan aspek dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu proses menunjukan, membimbing, menuntun, atau pemberian
bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar dapat
memahami diri, mengarahkan diri, bertindak wajar sesuai dengan
norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Bimbingan bantuan
yang diberikan kepada konselor dilakukan tidak secara kebetulan
tetapi secara terorganisir. Bimbingan di lakukan secara individual
maupun secara kelompok. Bimbingan yang dilakukan untuk
4
Anas Salahudin,Bimbingan dan Konseling(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h. 15 5
membantu individu menyelesaikan masalah secara mandiri, dengan
melakukan interaksi sosial yang baik, pemberian nasihat serta gagasan
yang bermanfaat dalam norma yang berlaku di masyarakat. Masih
banyak definisi dari pendapat lain namun pada dasarnya bimbingan
adalah pemberian bantuan kepada individu untuk mengembangkan
potensi diri, memahami diri, memberikan bantuan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi individu melalui para ahli yaitu
pembimbing untuk mencapai pengembangan diri secara optimal dan
dilakukan secara berkesinambungan.
2. Penyusunan Program
Penyusunan program hendaknya memperhatikan beberapa
pertimbangan, diantaranya:6
a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan
bimbingan disekolah, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin
dicapai.
b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, sifat
dan tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan yang
ingin dicapai.
c. Hendaknya diadakan inventarisasi sebagai fasilitas yang ada,
termasuk didalamnya petugas yang telah ada sebagai pelaksanan
program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat
dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan bimbingan di
sekolah.
d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis
dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah
yang secara mendesak harus ditangani.
6
e. Hendaknya ditentukan program kerja personalia, pembagian tugas dan
tanggung jawab yang merata dengan pertimbangan berbagai faktor,
yaitu kemampuan minat, kesempatan, dan bakat yang dimiliki oleh
staf sekolah yang ada.
f. Menentukan organisasi, termasuk didalamnya ialah cara kerja sama
dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfugsinya tim atau
personalia, serta hirarkinya.
g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunannya
mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat
dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang telah
direalisasikan.
h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan
yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan
penunjangnya.
Menurut H.M Surya program bimbingan yang baik yaitu program
bimbingan yang bila dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal diatas
memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan
kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan.
b. Kegiatan bimbingan diatur skala prioritas yang juga ditentukan
berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
c. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam
pelaksanaanya.
d. Menyediakan fasilitas yang memadai.
e. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah.7
7
3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling
Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada
beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan:
a. Personil
Untuk tahap permulaan pelaksanaan program bimbingan diperlukan
dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi konselor
senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga
yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk
tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau
sarjana psikologi dengan praktek bimbingan dan konseling. Untuk
tenaga muda setidaknya dari jenjang D3.
b. Fasilitas fisik
Ruang untuk konseling. ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang
bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, alat perlengkapan
meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.
c. Fasilitas teknis
Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti
tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya.
d. Anggaraan biaya
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah
perlu dana yang memadai, baik untuk personil. Pengadaan dan
pengembangan alat, dan lain sebagainya.8
8
4. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan implementasi
program pelayanan bimbingan pribadi dan sosial adalah ketercapaian
kompetensi serta keterpenuhan kebutuhan peserta didik. Dalam kegiatan
pelayanan bimbingan pribadi dan sosial penilaian diperlukan adanya
feedback atau umpan balik terhadap kefektifan pelayanan bimbingan
pribadi dan sosial. Adapun aspek yang dievaluasi dan langkah- langkah
dalam mengevaluasi program9:
a. Aspek Yang Dievaluasi
1) Kesesuaian program dengan pelaksanaan
2) Hambatan yang dijumpai
3) Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar
4) Respon masyarakat sekolah terhadap pelayanan
5) Perubahan dan kemajuan peserta didik dari pencapaian tujuan
pelayanan bimbingan.
b. Langkah-langkah evaluasi
1) Merumuskan masalah atau instrumentasi, maka konselor perlu
mempersiapkan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi
pada dasarnya terkait dengan dua aspek yaitu, tingkat
terlaksananya program/ pelayanan dan tingkat ketercapaian
tujuan.
2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data,
yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program.
3) Mengumpulkan dan menganalisa data, yaitu menelaah tentang
program apa saja yang telah terlaksana dan belum terlaksana
4) Melakukan tindakan lanjut (follow up), meliputi dua kegiatan
yaitu memperbaiki hal hal yang dipandang lemah dan
mengembangkan program yang dianggap dapat meningkatkan
kualitas program.
B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK 1. Bimbingan Pribadi
a. Pengertian Bimbingan pribadi
Di dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku
Thantawy “Bimbingan pribadi merupakan bidang pelayanan
bimbingan konseling yang membantu individu atau peserta
didik/siswa/mahasiswa dalam menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan mengembangkan pribadi yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri,
serta sehat jasmani dan rohani.”10
Jadi menurut Thantawy bimbingan pribadi merupakan
layanan untuk membantu seorang individu untuk menemukan jati
diri dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut Hibana Bimbingan pribadi adalah layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan
mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap
dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.”11
Maka dari pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi
Hibana tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Thantawy,
10
Thantawy,Kamus Bimbingan dan Konseling,(Jakarta: PT Pamantor,1997), h. 16 11
bimbingan pribadi merupakan bimbingan yang diberikan kepada
siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga
menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi
yang dimiliki oleh siswa.
Sedangkan Menurut Fenti Hikmawati bimbingan pribadi
adalah layanan pengembangan kemampuan mengatasi
masalah-masalah pribadi dan kepribadian berkenaan dengan aspek-aspek
intelektual, afektif, dan psikomotorik.12
Maka pengertian yang dapat disimpulkan dari pendapat Fenti
Hikmawati bimbingan pribadi merupakan layanan pengembangan
kemampuan untuk mengatasi masalah pribadi pada diri siswa
mengenai aspek - aspek yang dimiliki oleh seseorang yaitu tiga
aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat pengertian dapat
disimpulkan bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan
kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bimbingan pribadi dilakukan oleh konselor kepada individu untuk
membantu menemukan, mengembangkan jati diri, mampu
mengatasi masalah kepribadian, dan mampu mengoptimalkan
berbagai potensi yang dimiliki siswa dan berkenaan dengan apek
yang dimiliki siswa yaitu meliputi: aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Bimbingan pribadi berperan aktif untuk membimbing
dan menyelesaikan masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Maka
dari itu layanan bidang bimbingan pribadi sangat penting dalam
proses perkembangan dalam diri siswa agara siswa mampu
12
memahami diri dan memiliki keyakinan dalam beragama dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tujuan Bimbingan Pribadi
Menurut Depdikbud dalam buku Tohirin merumuskan tujuan
bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi
sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri
yang menyangkut keadaan batinnya sendiri.13
Jadi kesimpulan Depdikbud bimbingan pribadi bertujuan
agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap untuk
memecahkan masalah sendiri yang menyangkut ke dalam batinnya
agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa:
Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu anak mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya anak didik untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik, pribadi, sosial, seks, dan lain-lainnya.14
Dapat disimpulkan Menurut Y. Singgi D. Gunarsa dan
Singgih. D.Gunarsa Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu
peserta didik untuk mengatasi masalah pribadi yang dihadapi karena
kurangnya pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri terhadap masalah pribadi yang sedang dialami.
Dalam buku Koestoer Partowisastro berpendapat bahwa tujuan dari
bimbingan penyesuaian kepribadian mengandung hal berikut:
13
Tohirin, op.cit,h.125 14
1) Membantu murid untuk menyadari bahwa adalah normal untuk selalu tidak tenang.
2) Membantu murid yang memungkinkan dia dapat mengatasi tahap-tahap perkembangan fisik.
3) Membantu murid untuk masuk ke dalam aktivitas mental dengan perhatian dan kekuatan yang diperbaharui apabila ia mencapai kedewasaan.
4) Membantu murid menjadi murid yang baik dengan hubungan sosial dan dalam mentaati kewajiban-kewajibannya.
5) Membantu murid untuk dapat tahan kritik.
6) Membantu murid untuk menerima persahabatan yang diberikan kepadanya.
7) Membantu murid untuk bergerak secara bertingkat dari ketergantungan kepada orang lain, kebebasan dalam pendapat dan perbuatan.
8) Membantu murid untuk dapat bekerja sekeras-kerasnya. 9) Membantu murid untuk dapat mengontrol emosi.
10) Membantu murid untuk dapat berpartisipasi pada kehidupan sosial dengan ikut dalam klub-klub maupun aktivitas-aktivitas sekolah.
11) Membantu murid mengerti mengenai relasi anak-anak laki-laki, perempuan.15
Jadi tujuan bimbingan pribadi untuk membantu individu
dalam mengatasi masalah pribadi karena kurangnya penyesuaian diri
dengan aspek perkembangan. Bimbingan ini membantu siswa agar
menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalah sendiri tanpa
bergantung dengan orang lain dan menjadikan pribadi yang baik.
c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi,
yaitu pertama layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap
perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motorik,
bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas,
15
pengertian, moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan
informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup
informasi tentang: ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu
pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
Kedua, pengumpulan data. Data yang di kumpulkan
berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat, mencakup:
identitas lengkap individu seperti nama lengkap, nama panggilan,
jenis kelamin, tempat tinggal, agama, alamat, bahasa daerah, anak
ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat, minat,dan lain-lain.
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan
pribadi mencakup: suasana lembaga, dan objek pengembangan
pribadi seperti lembaga bakat, pusat kebugaran dan latihan
pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain
sebagainya .16
Dapat ditarik kesimpulan menurut Tohirin bentuk macam
bimbingan pribadi menjadi tiga bagian yaitu: layanan informasi,
pengumpulan data, dan orientasi.
Dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk
bimbingan ada dua yaitu :
1) Bentuk bimbingan individual
Bentuk bimbingan individual menunjukan pada
usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik
secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik
16
yang dihadapinya. Jenis bimbingan pribadi dan bimbingan
sosial kerap kali dilaksanakan dalam bentuk bimbingan
individual karena kebanyakan masalah bimbingan pribadi sosial
bersifat rahasia dan penaganannya melalui pertemuan konseling
individual.
2) Bentuk bimbingan kelompok
Bentuk bimbingan kelompok menunjukan pada
usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok
siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang
relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami
dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau mengadakan
penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok
yang mereka alami bersama.17
Dapat disimpulkan dari Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani
ada dua macam bentuk bimbingan pribadi yaitu bimbingan
individual yaitu usaha-usaha yang sistematis dan berencana
membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi
masalah khusus/unik yang dihadapinya. Sedangkan bimbingan
kelompok usaha yang sistematis dan terencana membantu
sekelompok siswa menghadapi masalah yang relatif sama dan
juga memecahkan masalah secara bersama-sama.
d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi
Dalam buku Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila
Kusmawati bentuk bimbingan pribadi :
17
1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulanganya.
5) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
6) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupu maupun jasmaniah.18
Didalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk
masalah pribadi :
Berlebihan dalam mengasingkan diri, keterampilan bergaul, sementara dirinya sangat ingin bergaul seperti teman lain; kecanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah belajar; dan lain-lain jenisnya.19
Dapat disimpulkan dari dalam buku Abu Ahmadi dan
Ahmad Rohani bentuk masalah pribadi adalah seorang
mengasingkan diri, keterampilan bergaul bergaul, kecanduan
minuman keras, tidak bisa melepaskan diri, ingin bebas, ketakutan
tidak lulus, malas belajar, dll.
18
Dewa ketut Sukardi dan Desak P.E,Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta ,2008), h.12
19
Menurut Amin Budiamin dan Setiawati dalam buku
bimbingan konseling direktorat jendral pendidikan islam
permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan pribadi yakni:
1) Ketakwaan kepada Allah SWT , mencakup:
a) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman
hidup;
b) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;
c) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia
diawasi oleh Tuhan;
d) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;
e) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
2) Perolehan sistem nilai, meliputi:
a) Masih memiliki kebiasaan berbohong;
b) Masih memiliki kebiasaan mencontek;
c) Kurang disiplin (khususnya memelihara kebersihan)
3) Kemandirian emosional, meliputi:
a) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku
kekanak-kanakan;
b) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara
ikhlas.
c) Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi (stress)
secara positif.
4) Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi :
a) Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan yang matang;
b) Masih suka melakukan sesuatu tanpa tanpa
mempertimbangkan baik-buruknya dan untung ruginya.
a) Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri;
b) Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain
yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih
cantik/ cakep).20
Jadi simpulan pendapat dari Amin Budiamin dan
Setiawati masalah bimbingan pribadi adalah mencakup
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perolehan sistem
nilai, kemandirian emosional, keterampilan bergaul,
pengembangan keterampilan intelektual, keinginan bergaul
seperti teman lain, kecaanduan minum-minuman keras, merasa
tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin
sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus,
sementara dirinya tak bergairah belajar, pengembangan
keterampilan intelektual dan menerima diri dan
mengembangkan secara efektif.
e. Teknik Bimbingan Pribadi
Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani berpendapat
bahwa teknik dalam menangani masalah pribadi adalah role playing,
khususnya psikodrama salah satu jenis bermain peran.21
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa metode dan
teknik dalam bimbingin pribadi adalah dengan metode role playing
dan psikodrama salah satunya bermain peran, dengan memerankan
suatu peranan prilaku tertentu memberi bantuan kepada masalah
psikis yang dialami oleh anak.
20
Amin Budiamin, Setiawati,Bimbingan Konseling,(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009),h.83-84
21
Dalam buku I Djumjur & Moh Surya, teknik bimbingan pribadi adalah bimbingan individual (individual counceling). Pada
umumnya ada tiga teknik yang terkenal dalam konseling individual
yaitu :22
1) Non directive. Metode ini menekankan pada kemampuan
manusia untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri dan mampu
mengembangkan dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
apa yang dilakukannya ciri-ciri hubungannon-direktif:
a) Hubungan non direktif ini menempatkan klien pada
kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk
mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah
b) konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta
situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang
sendiri.23
2) Directive counseling method. Metode ini menekankan konselor
lebih banyak berperan atau mengambil inisiatif, sehingga klien
tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor.
Ciri-ciridirective counseling,yaitu:
a) Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab
mengenai keputusan dan pemilihan untuk memecahkan
masalah konseling
b) Proses konseling dengan cara pendekatan yang sifatnya
langsung dan memimpin
c) Konselor mengumpulkan informasi mengenai masalah
konseling.24
22
I Djumhur & Moh Surya,Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu;2003), h. 110
23
3) Elective counseling method ini maksudnya menggabungkan
kedua teknik diatas dengan mengambil intisari dari penggunaan
keduanya.25
Metode ini digunakan oleh pembimbing dengan face to
face relationship antara pembimbing dengan yang dibimbing
mengenai masalah yang dihadapi oleh klien sifatnya pribadi,
Pembimbing hendaknya bersikap simpati dan empati terhadap
masalah yang dihadapi klien. Adapun tekniknya meliputi:
1) Percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog
langsung secara tatp muka dengan pihak yang dibimbing
2) Kunjungan rumah (home visit), yakni pembimbing
mengadakan dialog dengan kliennya, tetapi dilakukan di
rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien
dan lingkungannya.26
Bimbingan yang diberikan kepada individu dalam tingkat
Menegah Atas sebagian dapat disalurkan melalui bimbingan
kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang
dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antar lain tentang
konflik batin yang ditimbul dan tentang cara-cara bergaul
yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education,
yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula
corak pergaulan antara jenis kelamin.
24
Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto,Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1992), cet -1 h.119.
25
I Djumhur dan Moh Surya ,op.cit ,h.104. 26
2) Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang
semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain
apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu
pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.
3) Pengaturan dikusi kelompok mengenai kesulitan yang
dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya
menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah
daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat
merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temanya
mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan
memandang dirinya lagi orang yang abnormal. Diskusi
kelompok ini dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk
menghadapi ahli bimbingan, guna membicarakan suatu
masalah secara pribadi dalam wawancara konseling.
4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian
siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku,
latar belakang keluarga, dan keadaan kesehatan.27
Dari kutipan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
teknik bimbingan pribadi dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni:
non directive, directive counseling method , elective counseling
method. Teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi yakni
tatap muka (face to face) jadi bertatapan langsung antara guru
BK dan siswa mengenai masalh pribad, lalu dengan teknik home
visit yaitu mengunjungi rumah siswa yang bermasalah, guru BK
memberikan informasi mengenai fase tahapan perkembangan
yang dialami remaja, berdiskusi dengan siswa tentang masalah
27
apa yang sedang dihadapi, dan mengumpulkan tentang sifat,
kepribadian, latar belakang keluarga, kesehatan, dll.
2. Bimbingan Sosial
a. Pengertian Bimbingan Sosial
Dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku
Thantawy Bimbingan sosial adalah Bidang pelayanan bimbingan
konseling yang membantu individu atau peserta didik
/siswa/mahasiswa dalam mengenal lingkungan dan
mengembangkan diri dalam lingkungan hubungan sosial yang
dilandasi dengan budi.28
Dapat disimpulkan dalam kamus bimbingan dan konseling
Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan untuk membantu
individu mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dan
berinteraksi sosial dilandasi dengan budi pekerti dalam suatu
lingkungan.
Senada dengan dengan kamus bimbingan dan konseling
dalam buku Thantawy menurut Hibana mendefinisikan bahwa:
Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang
diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga
mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang
bertanggung jawab.29
Dapat disimpulkan dari pernyataan Hibana Bimbingan
sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa
28
Thantawy, op.cit., h.17. 29
mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dan menjadi
pribadi yang bertanggung jawab.
Menurut Fenti Hikmawati mendefinisikan bahwa
Bimbingan sosial adalah layanan pengembangan kemampuan dan
mengatasi masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan orang
dewasa ataupun dengan peserta didik yang lebih muda.30
Dapat disimpulkan dari pernyataan Fenti Hikmawati
bimbingan sosial merupakan layanan untuk mengembangkan
kemampuan mengatasi masalah sosial dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat bekerja sama dan berinteraksi baik dengan yang
lebih tua maupun lebih muda.
Jadi Bimbingan sosial adalah Bimbingan yang diberikan
kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan dan
mengenal lingkungan dengan cara bersosialisasi dengan baik
kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan sosial yang
dilakukan konselor kepada individu untuk mengatasi masalah
sosial yang dihadapi agar sesuai dengan norma atau ketentuan
yang berlaku dalam masyarakat.
b. Tujuan Bimbingan Sosial
Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih.
D.Gunarsa:
Bimbingan sosial bertujuan untuk membantu anak dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sosialnya,
30
sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial
dengan baik.31
Thohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah merumuskan tujuan bimbingan sosial
untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat
menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan
sosialnya.32
Dalam buku Koestoer Partowisastro bimbingan sosial
bertujuan untuk:
1) Membantu murid mengerti tanggung jawab sosial dan
kewarganegaraan.
2) Membantu murid mengerti aturan sosial.
3) Membantu murid ikut serta dalam aktivitas-aktivitas di luar
kelas.
4) Membantu murid dalam penyesuaiannya dengan orang lain.33
Jadi kesimpulannya tujuan bimbingan sosial untuk
membantu individu dalam mengatasi masalah sosial dan mampu
berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku didalam masyarakat.
c. Bentuk Bimbingan sosial
Menurut Tohirin bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :
ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa
31
Ny.Y.Singgih,op.cit.,h. 36 32
Tohirin,op.cit., h. 128 33
diberikan kepada para siswa disekolah atau madrasah.
Bentuk-bentuk layanan tersebut: pertama, layanan informasi yang
mencakup: informasi tentang keadaaan masyarakat dewasa ini; yang
pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan
lain-lain dan informasi tentang cara-cara bergaul.
Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting diberikan
kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu
berhubungan dengan orang. Dengan perkataan lain, individu
memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat
berhubungan dengan orang lain secara baik, individu dituntut untuk
mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya.
Kedua,orientasi. Layanan orientasi untuk bidang
pengembangan hubungan sosial adalah: suasana, lembaga dan
objek-objek pengembangan sosial seperti berbagai suasana
hubungan sosial antar individu dalam keluarga , organisasi atau
lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.34
Dalam buku Hallen bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :
1) Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi
baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
2) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan
berhubungan sosial, baik di rumah, disekolah maupun di
masyarkat dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan
santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan
yang berlaku.Pengembangan dan pemantapan hubungan
yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya,
34
baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah
maupun masyarakat pada umumnya.
3) Pengenalan, pemahaman, dan pemantapan tentang peraturan,
kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta
upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis
dan bertanggung jawab.
4) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan
pendapat serta argumentasi secara dinamis, kreatif dan
produktif.
5) Orientasi tentang hidup berkeluarga.35
Jadi bentuk bimbingan pribadi dan sosial ada dua yaitu
bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan
individual adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana
membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi
masalah khusus/unik yang dihadapinya. Bentuk bimbingan ini
bersifat rahasia dan di berikan dalam bentuk individu. Sedangkan
bimbingan kelompok adalah usaha-usaha yang sistematis dan
berencana membantu sekelompok siswa (biasanya) yang
menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka
dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan
masalah-masalah mereka, atau megadakan penyesuaian yang baik
terhadap masalah-masalah kelompok yang mereka alami
bersama.
d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial
Dalam buku Dewa Ketut Sukardi rincian bentuk bimbingan
sosial :
35
1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam
lisan maupun tulisan secara efektif.
2) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan
pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan
produktif.
3) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas
dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun, serat
nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang
berlaku.
4) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan
produktif dengan teman teman sebaya, baik di sekolah yang
sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di
masyarakat pada umumnya.
5) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta
upaya pelaksanaanya secara dinamis dan bertanggung jawab.
6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.36
Menurut Amin Budiaamin dan Setiawati dalam buku
Bimbingan Konseling Direktorat Jendral Pendidikan Islam
permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan sosial yakni:
1) Berprilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi:
a) Kurang menyenangi kritikan orang lain;
b) Kurang memahami tata krama (etika) pergaulan;
c) Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di
sekolah maupun dimasyarakat.
36
2) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
, meliputi ;
a) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
b) Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik
3) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi:
a) Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;
b) Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga.37
Jadi masalah bimbingan sosial adalah Pemantapan
kemampuan berkomunikasi, Pemantapan kemampuan menerima
dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara
dinamis, keratif dan produktif, Pemantapan kemampuan
bertingkah laku dan berhubungan sosial.
e. Teknik Bimbingan Sosial
Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik role
playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi
kelompok. Banyak masalah sosial yang lebih efektif dan efisien jika
ditangani melalui bentuk bimbingan kelompok38
Dapat disimpulkan Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik
bimbingan sosial adalah bimbingan kelompok karena bimbingan ini
menggunakan role playing (baik jenis sosiodrama maupun
psikodrama), dan diskusi kelompok. Pemecahan masalah sosial
diusahakan dalam memainkan suatu peranannya langsung
menghayati situasi masalah yang dihadapinya, setelah pementasan,
diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan persoalannya dan
37
Amin Budiamin, Setiawati,op.cit.,h.84 38
juga pemecahan masalah psikis yang dialami oleh anak dapat
diberikan melalui psikodrama.
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Cara ini dilakukan
untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada siswa tentang
masalah pendidikan, pemahaman pribadi, serta penyesuaian diri.
Pemberian informasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahanan diri sendiri (peserta didik) serta
pemahaman terhadap orang lain.
Menurut Gadza (1989) yang dikutip oleh Tatiek Romlah
mengemukanan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada
umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antar 20 sampai
35 orang.39
Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa jenis
metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan
bimbingan kelompok yaitu:
1) Program home room
2) Karyawisata
3) Diskusi kelompok
4) Kegiatan kelompok
5) Organisasi siswa
6) Sosiodrama
7) Psikodrama
8) Pengajaran remedial.40
39
Slameto,op.cit ,h. 139-140 40
Dalam buku Asep Suryana dan Suryadi Teknik yang digunakan dalam bimbingan sosial untuk membantu
perkembangan murid yaitu:
1) Konseling Individual
Konseling individual adalah merupakan batuan yang
sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap
dan prilaku murid. Konseling dilaksanakan melalui
wawancara langsung dengan murid. Konseling ditunjukan
kepada murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan
jiwa, melainkan hanya mengalami kesulitan dalam
penyesuaian diri dalam pendidikan, pekerjaan, dan
kehidupan sosial.
2) Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan
yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan
lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh
konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang
sebagai nasihat dari seorang profesial.
3) Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang
dapat diberikan oleh guru pemberi nasihat hendaknya
memperhatikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh
murid
b. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan
c. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat
dipilih oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilan
dan kegagalan.
d. Penentuan keputusan diserahkan kepada murid, alternatif
mana yang akan diambil.
e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggung
jawabkan keputusan yang diambilnya.
4) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap
murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Bimbingan kelompok yang dimaksud untuk mencegah
berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi
bimbingan terdiri atas penyampaian informasi ataupun
aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan
dalam bentuk pelajaran.
5) Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan
kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat
pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat
penyembuhan.
6) Pengajaran Remedial
Pengajaran Remedial dapat didefinisikan sebagai
upaya untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan
murid atau kelompok murid tertentu lebih mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat
memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan ,
terorganisasi, terkontrol dengan lebih memeperhatikan taraf
kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu
dan atau kelompok murid yang bersangkutan serta daya
dukung sarana dan lingkungannya.
7) Mengajar bernuansa bimbingan
Murid yang berhasil dalam belajar apabila guru
menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan
waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar
yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan
manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata
pelajaran yang dihadapi individu, penyelesaian tugas,
merencanakan masadepan,memberikan, fasilitas belajar,
memberikan kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.41 Jadi kesimpulannya metode dan teknik dalam
bimbingan pribadi dan bimbingan sosial adalah Bimbingan
kelompok adalah proses pemberian batuan yang diberikan
pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan di
dalamnya terdapat, program home room, karyawisata, diskusi
kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa ,sosiodrama,
psikodrama, pengajaran remedial.
41
C. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang relevan yang memiliki kesamaan subjek
penelitian yaitu bagian tata usaha yang diteliti oleh penulis, diantaranya:
1. Jazim Fauzi, skripsi yang berjudul “ Layanan bimbingan Pribadi -Sosial pada siswa kelas II MTSN Giriloyo Imogiri Bantul”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
bimbingan pribadi dan sosial. Dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, penemuan layanan bimbingan pribadi dan
sosial terdiri dari tiga pelayanan yaitu: layanan bimbingan secara
klasikal, secara kelompok, secara perseorangan. Serta menerapkan
berberapa metode yakni: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan
keteladanan. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini
cukup efektif tetapi belum terlaksana secara optimal..
2. Syahrul Alwan Sarwo Edi, skripsi yang berjudul “ Implementasi
bimbingan sosial-pribadi dalam lembaga pendidikan islam”.
Penelitian ini bertujuan untuk membina pribadi siswa agar
mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang ditempuhnya,
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Dari hasil penelitian ini bentuk kegiatannya adalah
pelayanan konseling perorangan, penanganan masalah dengan
menggunakan sistem skor dan pola bimbingan di madrasah yaitu
kegiatan bimbingan yang saling berhubungan dengan pelaksanaan
pendidikan .
3. Ismail Al Fatoni, skripsi yang berjudul “Evaluasi pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK Kristen 2 Klaten”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan,
pelaksanaan, dan hambatan dalam layanan bimbingan pribadi dan
kesenjangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan
(kombinasi) karena mempunyai komponen kuantitatif dan kualitatif.
Dari hasil penelitian ini pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di
sekolah ini dilakukan secara klasikal dan diluar kelas dengan media
MASALAH Belum maksimalnya Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.
SOLUSI
1. Hendak