• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Waspada Online Terhadap Pengetahuan Politik Pembacanya (Studi Korelasi Pada Komunitas Waspada Online )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Waspada Online Terhadap Pengetahuan Politik Pembacanya (Studi Korelasi Pada Komunitas Waspada Online )"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WASPADA ONLINE TERHADAP PENGETAHUAN POLITIK PEMBACANYA

(Studi Korelasi Pada Komunitas Waspada Online )

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1)

Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dsusun oleh:

Kiki Safitri

080922029

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI EKSTENSI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudu l Pengaruh Waspada Online Terhadap Pengetahuan Politik Pembacanya (Studi Korelasi Pada Komunitas Waspada Online ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berita politik di Waspada Online dalam meningkatkan pengetahuan komunitasnya. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Internet, Pengetahuan dan Tori Jarum Hipodermik.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable – variable penelitian yaitu variabel X (Berita Pilitik di Waspada Online)dan variabel Y (Tingkat Pengetahuan Komunitas Waspada Online).

Populasi dalam penelitian ini adalah Komunitas Waspada Online yang berjumlah 2280 orang, dan menggunakan rumus Taro Yamane presesi 10% maka diperoleh sampel sebanyak 95 orang. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel menggunakan stratified propotional

sampling dan purposive sampling. Lalu penelitian menggunakan pengumpulan data di lapangan

dan kepustakaan. Dalam menganalisis data penelitian digunakan table tunggal dan table silang, sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan tes statistic spearman melalui SPSS (Statistical Product Service Solution) 16.00.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar kesarjanaan.

Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada kedua orang tuaku, Bapak Teuku Azhar Abidin dan Ibu Sri Subarni yang selalu menjaga, mendoakan, member nasehat, semangat serta dukungan moral dan materi. Sungguh tiada kata yang bisa tergambarkan betapa berharganya kedua orang tua bagi peneliti.

Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arif Nasution, selaku Dekan FISIP USU.

2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Bapak Drs. Amir Purba, MA

3. Bapak Hendra Harahap S.Sos, selaku dosen pembimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra Fatmawardi Lubis selaku dosen wali saya yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing saya.

5. Terima kasih buat para dosen departemen ilmu komunikasi yang telah memberikan ilmu kepada peneliti. Terimakasih buat semangat, nasehat, motivasi dan arahannya selama proses belajar mengajar.

6. Untuk para responden yang sudah bersedia mengisi kuisioner.

(4)

8. Terkhusus untuk suami saya Hirwan Syahputra yang bersedia meluangkan waktunya dalam membantu dan mensuport saya.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, sebab tidak ada yang sempurna selain Yang Kuasa. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Juli 2010

(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR BAGAN ………... ix

DAFTAR TABEL ………... x

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ………... 5

1.3. Pembatasan Masalah ……… 5

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 6

1.5. Kerangka Teori ……… 6

1.6. Kerangka Konsep ……… 11

1.7. Model Teoritis ……… 13

1.8. Variabel Operasional ……… 13

1.9. Hipotesis ……… 15

BAB II URAIAN TEORITIS ……… 16

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa ……… 16

II.1.1. Komunikasi ………... 16

II.1.1.1. Pengertian Komunikasi ……… 16

II.1.1.2. Unsur- Unsur Komunikasi ……… 20

II.1.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi ……… 22

(6)

II.2. Komunikasi Massa ………. 24

II.1.2.1. Pengertian Komuniaksi Massa ………. 24

II.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa ………. 26

II.1.2.3. Fungsi Komunikasi Massa ………. 29

II.1.2.4. Efek Komunikasi Massa ………. 31

II.2. Media Online ……… 32

II.2.1. Perkembangan Media Online di Indonesia ……… 33

II.2.2. Kekuatan Media Online ……… 34

II.2.3. Pro dan Kontra Media Online ……… 35

II.2.4. Karakteristik Media Online ……… 36

II.2.5. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan ……… 37

II.3. Pengetahuan ……… 38

II.4. Teori Peluru ……… 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 43

III.1. Metodologi Penelitian ……… 43

III.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 43

III.2. Populasi dan Sampel ……… 43

III.2.1. Sejarah Waspada Online ……… 43

III.2.2. Profil Waspada Online ……… 44

III.2.3. Berita Politik di Waspada Online ……… 45

III.2.4. Populasi ……… 49

III.2.5. Sampel……… 51

III.2.6. Teknik Penarikan Sampel ……….... 51

III.2.7. Devinisi Opersional Variabel ……… 52

(7)

III.4. Metode Pengukur ……….. 53

III.4.1. Tingkat Pengukuran ……….. 53

III.5. Metode Analisis Data ……….. 54

III.6. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan ……….. 56

III.7. Teknik Pengolahan Data ……….. 57

III.8. Analisis Tabel Tunggal ……….. 58

III.8.1. Karakteristik Responden Usia dan Jenis Kelamin ………….. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 61

IV.1. Analisis Data ………..……….. 61

IV.1.1. Karakteristik Pendidikan Responden ……….. 61

IV.1.2. Intensitas Membaca Berita Politik di Waspada Online …... 62

IV.1.3. Penilaian Tentang Berita Pilkasa di Waspada Online …… 64

IV.1.4. Tingkat Pengetahuan Komunitas Waspada Online ……… 67

IV.2. Pembahasan ……….. 74

BAB V PENUTUP ……….. 75

V.1. Kesimpulan ………... 75

V.2. Saran ……… 76 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Variabel Operasional ……… 14

Tabel 2 Populasi ……… 50

Tabel 3 Sampel……… 51

Tabel 4 Jenis Kelamin ……… 59

Tabel 5 Usia ………... 59

Tabel 6 Pendidikan Responden ……… 61

Tabel 7 Membaca Berita Politik di Waspada Online Setiap Hari ……… 62

Tabel 8 Intensitas Membaca Berita Politik Waspada Onlene ……… 62

Tabel 9 Penilaian Tentang Berita Pilkada di Waspada Online ……… 64

Tabel 10 Format Penulisan Berita, Analisis Konten Berita, Editorial, Dan Ketajaman Berita Politik di Waspada Online……… 65

Tabel 11 Penerapan Kode Etik Jurnalistik, Independensi berita, penggambaran situasi / peristiwa yang sebenarnya dalam berita politik di Waspada Online …… 66

Tabel 12 Pemahaman isi / materi dalam berita politik di Waspada Online …… 67

Tabel 13 Kertarikan pada pemberitaan politik di Waspada Online ……… 68

Tabel 14 Topik Yang Dibahas Dalam Berita Politik Waspada Online Menambah Pengetahuan ……… 69

Tabel 15 Pengaruh Berita Politik Di Waspada Online Terhadap Peningkatan Pengetahuan ……… 70

(9)

Tabel 17 Berita Politik Di Waspada Online Dapat Dijadikan Accuan Untuk Mendalami Berbagai Peristiwa Politik Yang Ada ……… 72

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudu l Pengaruh Waspada Online Terhadap Pengetahuan Politik Pembacanya (Studi Korelasi Pada Komunitas Waspada Online ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berita politik di Waspada Online dalam meningkatkan pengetahuan komunitasnya. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Internet, Pengetahuan dan Tori Jarum Hipodermik.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable – variable penelitian yaitu variabel X (Berita Pilitik di Waspada Online)dan variabel Y (Tingkat Pengetahuan Komunitas Waspada Online).

Populasi dalam penelitian ini adalah Komunitas Waspada Online yang berjumlah 2280 orang, dan menggunakan rumus Taro Yamane presesi 10% maka diperoleh sampel sebanyak 95 orang. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel menggunakan stratified propotional

sampling dan purposive sampling. Lalu penelitian menggunakan pengumpulan data di lapangan

dan kepustakaan. Dalam menganalisis data penelitian digunakan table tunggal dan table silang, sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian digunakan tes statistic spearman melalui SPSS (Statistical Product Service Solution) 16.00.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan media masa saat ini merupakan kebutuhan, dalam mendukung berbagai aktifitas masyarakat urban. Dalam era global saat ini teknologi yang berkembang, kian memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi secara cepat dan mengikuti perkembangan . Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya (Rivers, 2004: 27).

Kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat saat ini , dimanfaatkan oleh berbagai media massa dalam perannya menyampaikan informasi, edukasi, opini, dan ilmu pengetahuan kepada para pembacanya. Dalam mencukupi kebutuhan khalayak tersebut, media massa umumnya selalu aktif dalam memproduksi informasi yang cepat, hangat dan orisinil.

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yakni media massa cetak dan media massa elektronikm (Ardianto 2004:98). Media massa diyakini memiliki kekuatan yang maha dasyat dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media massa dengan mudah dapat mengarahkan masyarakat membentuk opini akan suatu peristiwa yang selanjutnya akan terjadi. Media massa mampu mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi kehidupan di masa kini dan dimasa mendatang (Nurudin, 2009: 255).

(12)

memperburuk sisi kemanusiaan seseorang (dehumanisasi) atau memperkuat dan menajamkan

sence of humanity (humanisasi).

Di Indonesia ada lebih dari 10 media massa online yang telah lama melakukan kegiatan produksi berita seperti, LKBN Antara, Detikom, Inilah.com, Kaskus, Inilah.com, Okezone, Vivanews.com, Media Indonesia, Analisa Daily, Jawa Pos, Medan Punya.com, Madani Online, Star Berita dan Waspada Online. Seluruh portal berita tersebut berlomba untuk menghadirkan berita-berita yang menarik, cepat, actual serta memberikan kepuasan bagi para pembacanya dengan memberikan berita yang ekslusif.

Seluruh portal berita ini menunjukkan bagaimana tingkat kemajuan khalayak dalam memilih masing-masing portal berita yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Selain itu seluruh portal berita saling bersaing dalam menghadirkan program berita yang dekat dengan masyarakat, hal ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat untuk memilih portal berita mana yang dipilih untuk mengakses informasi terkini.

Waspada Online sebagai portal berita yang memfokuskan dalam tiga wilayah yakni Medan Sumatera Utara, dan Aceh, memiliki divisi berita yang beraneka ragam. Portal Waspada Online pertama kali diluncurkan pada tanggal 11 Januari 1997 saat masa jabatan Bima Said selaku Co-founder & Technical Advisor, saat itu portal ini hanya merupakan suatu “adaptasi” online dari berita-berita yang telah diterbitkan oleh Harian Waspada. Setelah mengalami berbagai revisi, pada tanggal 24 Juni 2009 Waspada Online kembali diresmikan oleh Mantan Wakil Prediden RI Yusuf Kalla dan disaksikan oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin.

(13)

persen brita lokal dan 30 % persen berita kutipan. Waspada Online membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian karikatur sesuai dengan format dan posisioning-nya.

Berita Politik yang terangkum di Waspada Online, bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada pembacanya tentang masalah politik serta isu-isu yang berkembang saat ini, baik dalam skala nasional maupun skala daerah. Berita politik ini di manage oleh seorang redaktur yang bertugas untuk mengarahkan para reporter serta fotografer dilapangan dalam mencari berita serta topik apa saja yang diprediksi akan memiliki nilai tersendiri bagi pembacanya. Setiap harinya Waspada Online memproduksi berita Nasional Politik sebanyak 35 berita, namun berbagai kendala yang dihadapi dilapangan seperti reporter tidak memenuhi quota berita per hari dapat diminimalisir dengan kebijakan redaktur yang bersangkutan. Adapun cara yang efektif dalam mencukupi kuota berita bagi para reporternya yakni minimal 9 (berita) per hari dengan menghubungi berbagai narasumber yang merupakan analis dari kalangan Universitas.

Pada bulan Maret ini, dimana kampanye politik Pilkada mulai gencar, Waspada Online secara khusus menjadi wadah bagi para Bakal Calon Walikota Medan, yang berada dalam pemberitaan Warta – Pilkada – Medan 2010.

Metode penyajian yang menarik, pembahasan materi yang jelas, serta peng-edit-an berita yang rapi menjadikan informasi politik ini memiliki kedekatan tersendiri dengan khalayak (pembacanya) serta didukung oleh realita dan fakta yang ada menjadikan berita tersebut mudah dipahami dan menambah pengetahaun politik (Pilkada) bagi khalayak.

(14)

Dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambillokasi penelitian pada Komunitas Waspada Online melalui situs jejaringan social facebook, dengan alasan masalah kampanye politik Pilkada ini sedang hangat diperbincangkan serta memberika kritikan yang sifatnya membangun. Warta – Pilkada – Medan 2010 memiliki informasi yang dapat mendukung serta menambah pengetahuan bagi pembacanya.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta mengevaluasi pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan politik pembacanya.

2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “bagaimana pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan politik pembacanya?”

3. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian difokuskan kepada pemberitaan politik di Waspada Online.

2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan pengetahuan politik pembacanya.

(15)

4. Objek penelitian adalah pembaca Waspada online yang tergabung dalam Komunitas Waspada Online.

4. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN 4.1 Tujuan Penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Waspada Online terhadap pengetahuan politik pembacanya.

4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan menambah khasanah penelitian di bidang komunikasi

2. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman mengenai media massa online.

(16)

Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang dipilih akan disoroti (Nawawi 1995:40).

Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Glaxy: The

making of Typographic Man menjadi dasar munculnya technological determinism theory. Ide

dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi (yang kebanyakan dipengaruhi komunikasi massa) akan membentuk keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berfikir, berprilaku, dalam bermasyarakat.

Bauer (Ardianto, 2004:60) mengatakan khalayak secara aktif mencari yang diinginkannya dari media massa. Jika menemukannya maka mereka melakukan interpretasi sesuai dengan predisposisi dan kebutuhan mereka “prinsip keperluan” (the principle of

necessarity). Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian adalah teori Jarum Suntik

Hipodermik.

5.1 Cyber Media

Seiring berkembangnya teknologi internet (Nurudin, 2009: 141) menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif sehingga telah menyimpan jauh dari misi awal nya. Internet telah tumbuh menjadi kebutuhan utama manusia sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat di abaikan.

(17)

internet dalam menyebarkan beritanya. Menurut Nurudin dalam bukunya Jurnalisme Masa Kini (2009 : 17), Jurnalisme online semakin memperketat deadline (tenggat waktu) penulisan berita. Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan meyebarkan secara cepat menjadi tantangan tersendiri bagi Jurnalisme tradisional.

5.2 Efek Komunikasi Massa

Berbagai penelitian tentang efek komunikasi massa telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi. Merka berusaha mencari dan menemukan media yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Adapun efek komunikasi massa menuru (Ardianto, 2004 :51), antara lain:

1. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini media massa dapat membantu khalayak mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

(18)

itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Gambaran berupa suasana atau perasaan yang kita rasakan setelah membaca, mendengar ataupun melihat sesuatu.

5.3 Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (2001:992) kata “tahu” berarti mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Sedangkan arti dari pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui serta kepandaian. Dalam hal ini, dapat dikatakan efektif bila penerima pesan dapat memperoleh pengetahuan yang didapatnya dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal (disiplin ilmu).

Dalam komunikasi massa, penyebaran informasi juga sering menjadi tujuan utama. Mereka yang berkecimpung dalam media massa harus mempu mengembangkan keahlian komunikasi mereka sehingga mereka dapat mengatur, menyajikan, dan menafsirkan informasi dengan cara meningkatkan pemahaman.

5.4 Teori Peluru (Hypodermic needle Theory)

Teori Peluru (Hypodermic needle Theory) ini merupakan konsep awal dari efek komunikasi massa oleh para pakar komunikasi pada tahun 1970-an. Teori Peluru ini ditampilkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran CBS di Amerika berjudul The Invation From

Mars (Effendy, 1993:264-265).

(19)

komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif). Pengaruh media sebagai hypodermic injection (jarum suntik) didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945).

Teori peluru yang dikemukankan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1950-an itu kemudian dicabut kembali pada tahun 1970-an, dengan meminta kepada pendukungnya untuk menganggap teori ini tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak passif. Pernyataan Schramm ini didukung oleh Paul Lazarsfled dan Raymond Bauer (Ardiant, 2004:60).

Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, merka tidak jatuh terjerembab, karena kadang – kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Seringkali pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer menyatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka secara aktf mencari yang diinginkannya dari media massa. Jika menemukannya, mereka melakukan interpretasi sesuai dengan presdisposisi dan kebutuhan mereka.

Sejak ahun 1960-an banyak penelitian yang dilakukan para pakar komunikasi yang ternyata tidak mendukung teori peluru yang disebutkan diatas. Erapkan dalam penelitian eksperimental. Peneliti memanipulasikan variabel-variabel komunikasi, kemudian mengukur variabel-variabel antara dan efek. Variabel-variabel komunikator ditunjukkan dengan kreadibilitas, daya tarik dan kekuasaan (Rahmat, 2004:63).

(20)

kejujuran dioperasionalkan sebagai persepsi komunikan tentang sejauh mana komunikator bersikap tidak memihak dalam menyampaikan pesannya. Daya tarik diukur dengan kesamaan, familiaritas dan kesukaan. Sedangkan Kekuasaan dioperasionalisasikan dengan tanggapan komunikan tentang kemampuan komunikator untuk menghukum atau memberi ganjaran (perceived control), dan kemampuan untuk meneliti apakah komunikan tunduk atau tidak (perceived secrutiny).

6. KERANGKA KONSEP

Sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang di capai. Kerangka konsep dapat berupa teori baru yang akan di uji atau pemgembanggan dari teori yang sudah ada ataupun hipotesa dari hasil penelitian dari kehidupan nyata. Kerangka konsep dalam penelitian harus membuktikan kebenarannya sacara teoritis adapun penyusunannya adalah menggunakan prespektif atau paradigma yang digunakan , (Birowo, 2004 : 117) .

Dalam penelitian ini ditetapkan konsep dalam kelompok-kelompok variabel sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (x)

(21)

2. Variabel terikat (y)

Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 1995: 57) variabel terikat dalam penelitian yakni pengetahuan politik pembaca Waspada Online.

3. Variabel Antara (z)

(22)

7. MODEL TEORITIS

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibetuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

8. VARIABEL OPERASIONAL

Operasional Variabel berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam melakukan penelitian. Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasioanal adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun,1995:46)

Variabel Bebas (x) Waspada Online

Variabel Bebas (y) Pengetahuan politik

pembaca

(23)

Dalam penelitian ini akan diuraikan konsep indikator-indikator yang akan diteliti yaitu: Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Pemberitaan Politik di Waspada Online

a. Frekuensi Berita

b. Berkaitan dengan pemimpin negara

c. Penting d. Aktualitas e. Konflik f. Analisis Variabel Bebas (y)

sikap mahasiswa terhadap informasi

a. Komponen Kognitif b. Identitas Personal

Variabel Antara (z) karakteristik responden

a. Jenis Kelamin b. Usia

c. Pendidikan

(24)

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bias ditinggalkan karena ia merupakan istrumen kerja dari teori (Singarimbun 1995:43). Hipotesis merupakan pernyataan bersifat dugaan mengenai hubungan antara dua variable atau lebih.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh waspada online terhadap pengetahuan politik pembacanya.

(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1 KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA

II.1.1. KOMUNIKASI

II.1.1.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI

(26)

hubungan tersebut, maka terjadilah interakasi sosial (social interaction). Interaksi sosial ini disebabkan oleh Interkomunikasi (intercommunication).

Dari pengertian komunikasi tersebut, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen-komponen berikut adalah sebagai berikut:

a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan

b. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang c. Komunikan : orang yang menerima pesan

d. Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau benayak jumlahnya.

e. Efek : dampak/ pengaruh dari pesan.

Komunikasi massa merupakan kom sunikasi yang dilakukan melalui media, seperti surat kabar, film, radio, internet dan televisi. Menurut Everett M. Roger selain media massa modern, ada juga media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun, dan lain- lain. Menurut (Effendy, 2004: 50), komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca informasi melalui media cetak surat kabar tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sefatnya “satu arah” (one way trafic).

Ciri-ciri komunikasi massa, diantaranya:

(27)

c. Sifat pesan

d. Sifat komuniaktor e. Sifat efek

Manusia merupakan makhluk heterogen yang tidak bias hidup sendirian. Manusia harus hidup bersama manusia lain, baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Tepatnya, manusia harus hidup bermasyarakat. Semakin besar suatu masyarakat maka semakin banyak manusia yang dicakup dan cenderung akan semakin banyak konflik yang ada.

Manusia, dalam beradaptasi satu sama lain , dengan beraneka ragam, suku dan budaya akan terjadi interaksi, saling mempengaruhi demi keuntungan dan kepentingan pribadi masing-masing. Oleh karena hal tersebut, maka terjadilah saling mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam bentuk percakapan (conversation).

Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia, yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2003: 27-28).

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin

communicati, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut

dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik . Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama

makna, yaitu semua makna mengenal satu hal.

(28)

sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi telah berlangsung. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi antar mereka merupakan hubungan yang komunikatif. Sebaliknya, jika tidak dimengerti, maka komunikasi tidak berlangsung (hubungan antar orang tersebut tidak komunikatif).

Di antara definisi tersebut, salah satu definisi komunikasi adalah proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (reciver), melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise). Dalam definisi ini, komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) serta membawa perubahan (Mufid, 2005: 1-2).

Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. “Says What In

Which Channel To Whom With What Effect?”,dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa

komunikasi meliputi 5 (lima) unsure penting yakni, who (siapa), Says What (berkata apa), in Which Channel (melalui efek apa) (Effendy, 2004:29).

a. Who (siapa) : komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi, bisa dalam bentuk perorangan ataupun lembaga atau instansi.

b. Says What (berkata apa) : pernyataan umum adalah dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan, dan sikap yang sangat erat kaitannya dengan pesan yang disampaikan.

(29)

d. To Whom (kepada siapa) : komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi adalah kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkautan dengan si penerima pesan/ khalayak.

e. With What Efeect (dengan efek apa) : hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum tersebut kepada sasaran / khalayak yang dituju.

II.1.1.2, Unsur-Unsur Komunikasi

Widjaja (2002, 11-20), mengklasifikasikan sejumlah komponen dan unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:

a. Sumber (source)

Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Dalam hal ini, perlu di perhatikan kepercayaan (kreadibilitas terhadap sumber ) yang bersifat baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila terjadi kesalahan dalam pengambilan sumber maka kemungkinan, komunikasi yang kita lakukan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.

b. Komunikator

(30)

komunikan juga, bahkan sebaliknya, komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Syarat yang perlu diperhatikan oleh komunikator adalah, memiliki kreadibilitas (kepercayaan) yang tinggi dalam komunikasinya, keterampilan berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas, sikap dan memiliki daya tarik dalam arti ia memiliki kemempuan untuk melakukan perubahan sikap atau penambahan pengetahuan bagi komunikan ataupun diri sendiri.

c. Pesan

Pesan merupakan keseluruhan isi daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya memiliki inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun yang perlu diperhatikan dan diarahkan adalah kepada tujuan ahir dari komunikasinya.

d. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi selalu mempunyai pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 (dua) saluran yaitu saluran formal atau yang bersifat resmi, yang mengikuti garis wewenang dari suatu organisasi .Sedangkan saluran informal atau yang bersifat tidak resmi berupa desas-desus, issu, kabar angin dan kabar burung yang tidak terbukti kebenarannya.

e. Komunikan

(31)

hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu). Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan.

f. Effect (hasil)

Effect atau hasil akhir dari suatu komunikasi, merupakan sikap dan tingkah laku individu, sesuai atau tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Jika sikap dan tingkah laku individu tersebut sesuai, maka komunikasi dapat dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya.

II.1.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Tujuan komuniaksi (Effendy: 2003 : 55) yaitu:

a. To change attitude (Mengubah sikap)

b. To change the opinion (Mengubah opini/ pendapat/ pandangan) c. To change the behavior (Mengubah prilaku)

d. To change the society (Mengubah masyarakat)

Sedangkan fungsi komuniaksi (Effendy, 2003: 55) yaitu:

a. To inform (Menginformasikan)

b. To educate (Mendidik)

c. To entertain (Menghibur)

(32)

II.1.1.4. Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi ialah proses komunikasi ditinjau dari segi jumlah komunikan, berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka dapat diklasifikasikan menjadi bentuk sebagai berikut (Effendy, 2003: 57):

a. Komunikasi pribadi (personal communication) yang tersiri dari komunikasi intra pribadi dan komunikasi antar pribadi seperti halnya tukar pikiran.

b. Komunikasi kelompok (group communication) yang terdiri dari komunikasi kelompok kecil (ceramah, symposium, diskusi panel, seminar dan lain-lain) dan komunikasi kelompok besar.

c. Komunikasi massa (mass communication) yang terdiri dari komunikasi media massa cetak, pers seperti surat kabar dan majalah. Komunikasi massa elektronik seperti radio, televisi, film dan lain-lain.

II.1.2. Komunikasi Massa

II.1.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Rahmat (2004), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentakdan sesaat. Seseorang yang menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasi perlu mengetahui bahwa terdapat empat karakteristik komunikasi massa (Effendy, 2003: 81-83) yaitu:

(33)

c. Media massa menimbulkan keserempakan

d. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat pribadi

Komunikasi massa kita adopsi dari istilah Bahasa Inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated” . Poll (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi

interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan

komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa seperti surat kabar, majalah, radio, film, atau televise (Wiryanto, 2000: 1-3).

Drfinisi lain tentang komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi tentang komunikasi massa pada dasarnya komunikasi massa adaalh komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab pada awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media komunikasi massa elektronika adalah internet, radio siaran, dan televise. Sedangkan Surat kabar dan majalah sebagai media cetak. Salah satu definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner (1967) “Mass communication is the technologically and

institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flows of

messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang

berlandaskan teknologi dan lemabaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Ardianto, 2004: 3-4).

(34)

diharapkansejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan dan dikonsumsi oleh audience (Nurudin, 2009: 11).

Definisi komunikasi massa yang dikemukakan Wright nampaknya merupakan definisi yang lengkap, yang dapat menggambarkan karakteristik komunikasi massa dengan jelas. Menurut Wright bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama, karna memiliki karakteristik yang utama yaitu diarahkan pada khalayak relatif besar, heterogen, dan anonim, pesan yang disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas, komunikator cenderung berada atau bergerak dalamn organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (Ardianto, 2004: 5).

II.1.2.2. Karakteristik Komunikasi Massa

Kita sudah mengetahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa (Ardianto, 2004:7-12), antara lain sebagai berikut:

a. Komunikator Terlambangkan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah internet, tentu akan melibatkan orang seperti IT (Informasi Teknologi) yang berkaitan dengan keamanan jaringan, data entry, fotografer, reporter, editor, redaksi dan lain sebagainya.

(35)

Komunikasi massa itu bersifat terbuka artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat bersifak fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi si sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, bahkan lebih baik lagi bila penting sekaligus menarik bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikasi Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunkasi massa adalah heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

d. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banayak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama juga. Effendy (Effendy, 2003: 28) mengartikan keserempakann mediamassa itu adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

(36)

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan , komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

g. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Dalam komuniaksi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis komunikasi massa. Pada surat kabar dan majalah, pembacanya harus melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan Balik Tertunda (delayed)

(37)

komunikan. Umpan balik ini bersifat langsung (direct feedback) atau umpan balik yang bersifat segera (immediate feedback).

II.1.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, faakta, dan ide. Karena itu (Effendy, 2003: 27-28) menyebutkan komunikasi massa dapat berfungsi untuk:

a. Informasi

Yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, penyebaran data, gambar, fakta dan pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Yakni penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

(38)

Yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat dalam cakupan jangka panjang ataupun jangka pendek untuk mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya serta mendorong individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan diskusi

Yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyengkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional dan lokal.

e. Pendidikan

Yakni pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Yakni penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

(39)

Yakni penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

h. Integrasi

Yakni menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dang mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.

II.1.2.4. Efek Komunikasi Massa

(40)

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena hal tersebut, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi massa (Effendy, 2003: 318-319) dapat diklasifikasikan sebagai:

a. Efek Kognitif (Cognitive effect)

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tidak tidak mengerti menjadi mengerti dan bingung menjadi jelas. Contoh pesan yang menimbulkan efek kognitif anatara lain berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan dan lainnya.

Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini akan membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

b. Integratif Personal

Kebutuhan untuk memperkuat kreadibilitas seseorang, rasa percaya diri, stabilitas dan status. Bagaimana suatu tayangan dapat berpengaruh kepada setiap individu.

II.2. Media Online

(41)

kecepatan penyebaran pesannya. Sebuah kejadian yang ditulis di internet beberapa detik kemudian telah tersebar ke seluruh dunia. Misalkan, Peristiwa penangkapan makelar kasus Gayus Tambunan, beberapa saat kemudian hasilnya bisa diakses pengguna internet di seluruh dunia. Sementara untuk media harian, baru beberapa jam atau satu hari berikutnya. Media elektronik juga membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyiarkannya.

Disamping itu, dengan media canggih memungkinkan munculnya variasi pemberitaan disertai gambar-gambar ekslusif yang menarik. Gambar-gambar tersebut disajikan jernih seperti orang melihat gambar-gambarnya di komputer.

Melalui pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa media online merupakan suatu wadah yang berfungsi menyampaikan pesan informasi kepada khalayak dengan tenggat waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan media massa cetak maupun televisi.

II.2.1. Perkembangan Media Online di Indonesia

Perkembangan digitalisasi produksi berita dan kemampuan menyebarkan secara cepat akan menjadi tantangan tersendiri bagi para jurnalis media online. Diawali dari munculnya citizen jurnalism (jurnalisme warga negara) melalui blog-blog pribadi yang dapat di gunakan gratis, perlahan-lahan secara tidak langsung kegiatan pemberitaan melalui internet mulai di lakukan, meskipun susunan serta kajian yang dibahas tidak selalu konsisten dengan waktu dan kejadian, namun hal ini dinilai sebagai awal munculnya media online.

(42)

LKBN Antara merupakan suatu website berita milik negara yang pertama kali membuat kantor biro di Medan. Berawal dari hal tersebut, Waspada Online mulai mencoba peruntungannya dalam menyajikan berita-berita melalui website: dari peng-adopsian berita pada Harian Waspada sejak tahun 1997, saat ini Waspada Online dapat berdiri sendiri dan memiliki armadanya sendiri.

II.2.2. Kekuatan Media Online

Kehadiran media massa pada masyarakat negara berkembang mempunyai arti yang sangat penting. Terlebih lagi bagi negara kepulauan Indonesia. Jarak psikologis dan jarak geografis semakin kecil dan sempit. Media massa terbagi atas dua bagian yaitu: (1) media massa elektronik (televisi, radio dan online) (2) media massa cetak (koran, majalah, dan sejenisnya). Setiap media massa mempunyai kekuatan masing-masing. Tetapi pada prinsipnya media massa merupakan ssatu institusi yang melembaga dan bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak sasaran agar tahu informasi (well informed).

Ada beberapa unsur pentign dalam media massa, yaitu:

(43)

Dari lima komponen diatas, maka terciptalah proses komunikasi antara pemilik isi sumber pesan (sumber informasi) dengan penerima pesan melalui saluran informasi (media). Proses komunikasi ini dimaksudkan untuk mencapai kebersamaan terhadap isi pesan yang disampaikan. Dalam menjalankan fungsinya, media massa menghadapi berbagai macam khalayak sasaran yang berbeda status sosial ekonominya.

Media massa online, sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis. Bersama dengn jalannya proses penyampaian pesan media online kepada khalayaknya, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi khalayak. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam.

Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pembaca (khalayak) berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pembaca pada saat membaca berita di media online.

II.2.3. Pro Kontra Media Online

Media online merupakan salah satu terobosan di dalam dunia jurnalisme. Hal ini dapat dikatakan baru, meskipun prakteknya sudah memakan waktu tak kurang dari sepuluh tahun terkhir. Media online yang berkembang saat ini umumnya lebih memacu seorang jurnalis dalam “mencari” berita, berbeda dengan jurnalisme tradisional yang selama ini hanya menunggu informasi dari Humas suatu lembaga atau siaran pers lalu menyiarkannya. Atau menunggu penugasan dari atasan untuk meliput atau mewawancarai narasumber (Nurudin, 2009: 201).

(44)

peristiwa, hal ini yang membuat Media Online memiliki jumlah kata dalam berita-nya sangat minim (informasi yang teramat singkat namun jelas dan akurat dapat terpublikasi).

Meskipun media online memiliki keunggulan dalam kecepatan publikasi berita, tak jarang media online dinilai sebagai suatu penyebab semakin berkurangnya jumlah khalayak yang membaca surat kabar, dan ahirnya secara perlahan media cetak mulai gulung tikar.

II.2.4. Karakteristik Media Online

Menurut Yayan Sopian 2001 (Nurudin, 2009: 18), seorang peneliti muda dari majalah

Pantau, Jakarta, dalam sebuah workshop media online pernah mengklasifikasikan karakteristik

media online antara lain:

a. Kemudahan bagi pengakses untuk mengalihkan waktu pengaksesan. Artinya, penerbit media online misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai dari jam 1 dini hari seperti yang tersaji dari media cetak yang juga mempunyai media online. Meskipun ada juga yang baru beberapa jam kemudian, bahkan 1 hari kemudian . Ini sangat tergantung pada kemampuan media.

b. Real time, Langsung bisa disajikan. Pengelola website dapat menulis setiap saat. Sehingga (user) pembaca dapat menerima berita setiap waktu.

c. Unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya. Sajiannya tidak klasik seperti media cetak (e-paper dalam versi online-nya). Ada banyak fitur, serta ilustrasi tampilan yang amat menarik pembaca.

(45)

II.2.5. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan

Setelah membahas mengenai karakteristik suatu peristiwa (fakta dan opini) yang baik menjadi berita yakni bahwa fakta dan opini tersebut harus mengandung unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan lainnya yang bertujuan menghibur. Tetapi pesan yang akan disampaikan melalui media televisi, memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan (Nurudin, 2009: 271) , antara lain:

a. Media seharusnya menekankan prinsip peliputan dua sisi yang berbeda secara seimbang (cover both sides). Dalam hal ini peliputan haruslah bersifat adil, akurat dan seimbang dari seluruh pihak yang terlibat dalam sebuah isu. Misalkan konflik yang melandan Eksekutif-Legislatif dikatakan tidak adil jika,diwawancarai pihak eksekutif adalah presiden sementara pihak legislatif diwakili oleh DPRD.

b. Media, dalam publikasinya tidak perlu memberikan label yang tidak adil, cenderung emosional, sebagai bias kepentingan terhadap objek berita. Misalnya pemberian label “provokator” , “pemberontak , “penjajah” dan sebagainya.

(46)

d. Sebaiknya media dalam penyajian berita yang menyangkut etnis yang bersifat global dan konflik dapat dikelola sedemikian rupa, untuk menghindari perasaan antipati, media seharusnya memfokuskan kepada kenyataan yang sebenarnya. Hal ini penting guna menghindari tuduhan bahwa media adalah agen kekerasan dan konflik.

e. Media dan jurnalis seharusnya bertanggung jawab dan tidak hanya memprovokasi peristiwa semata. Ini sering terjadi pada peliputan konflik dan perang, jurnalisme damai merupakan prinsip yang seharusnya diadopsi guna menerpa anggapan bahwa media massa yang selalu identik dengan pemicu kebrutalan, kesadisan, dehumanisasi dan chaos.

II.3. Pengetahuan

Pada dasarnya berita ditujukan untuk mencuri perhatian khalayak, pengetahuan merupakan elemen penting dalam melihat suatu berita guna menambah referensi atau pengalaman pembaca berita (khalayak). Untuk d apat memahami acara yang disajikan sehingga menimbulkan keinginan dalam diri manusia untuk memilih suatu berita yang ingin dinikmatinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:992) kata “tahu” berarti mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Arti pokok pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui serta kepandaian. Dalam hal ini, dikatakan efektif bila penerima pesan dapat memperoleh pengetahuan yng didapat dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal (mata pelajaran).

(47)

dengan cara meningkatkan pemahaman. Namun, karena terbatasnya umpan balik, sulit untuk menilai pemahaman para pembacanya.

Pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan merupakan determinan utama dalam pemahaman. Kategori stimulus sangat bergantung pada pengetahuan. Pengetahuan juga meningkatkan kemampuan khalayak dalam memahami suatu pesan. Efek yang menguntungkan pemahaman ini akan disertai berkurangnyakesalahpahaman. Pengetahuan juga dapat membantu konsumen mengenali logika yang salah dan kesimpulan yang keliru dan menghindari penafsiran yang tidak benar. Orang yang berpengetahuan juga lebih mungkin mengelaborasi klaim suatu pesan. Sedangkan khalayak yang tidak berpengetahuan mungkin memfokuskan diri pada isyarat nonklaim misalnya musik atau latar belakang dalam pesannya (Wiryanto, 2000:70)

II.4. Teori Peluru (Hypodermic needle Theory)

Teori Peluru (Hypodermic needle Theory) ini merupakan konsep awal dari efek

komunikasi massa oleh para pakar komunikasi pada tahun 1970-an. Teori Peluru ini ditampilkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran CBS di Amerika berjudul The Invation From

Mars (Effendy, 1993:264-265).

(48)

Teori peluru yang dikemukankan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1950-an itu kemudian dicabut kembali pada tahun 1970-an, dengan meminta kepada pendukungnya untuk menganggap teori ini tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak passif. Pernyataan Schramm ini didukung oleh Paul Lazarsfled dan Raymond Bauer (Ardianto, 2004:60).

Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, merka tidak jatuh terjerembab, karena kadang – kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Seringkali pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer menyatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka secara aktf mencari yang diinginkannya dari media massa. Jika menemukannya, mereka melakukan interpretasi sesuai dengan presdisposisi dan kebutuhan mereka.

Sejak ahun 1960-an banyak penelitian yang dilakukan para pakar komunikasi yang ternyata tidak mendukung teori peluru yang disebutkan diatas. Erapkan dalam penelitian eksperimental. Peneliti memanipulasikan variabel-variabel komunikasi, kemudian mengukur variabel-variabel antara dan efek. Variabel-variabel komunikator ditunjukkan dengan kreadibilitas, daya tarik dan kekuasaan (Rahmat, 2004:63).

(49)

(perceived control), dan kemampuan untuk meneliti apakah komunikan tunduk atau tidak (perceived secrutiny).

Dalam teori Jarum Hipodermik, variable pesan terdiri dari struktur pesan, gaya pesan, appeals pesan.

a. struktur pesan : ditunjukkan dengan pola penyimpulan (tersirat atau tersurat), yang meliputi:

1. Pola urutan argumentasi : mana yang terlebih dahulu, argumentasi yang disenangi atau yang tidak disenangi.

2. Pola objektivitas : meliputi satu atau dua sisi.

b. gaya pesan :menunjukkan variasi linguistic dalam penyampaian pesan (perulangan, kemudahdimengertian, dan perbendaharaan kata).

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian, metode yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu metode yang

bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rahmat, 2004:27). Kelebihan menggunakan metode korelasiaonal adalah dapat mengukur hubungan di antara berbagai variabel, meramalkan variabel tidak bebas dan memudahkan untuk membuat pandangan penelitian eksperimen. Sedangkan kelemahannya adalah korelasi tidak selalu menunjukkan kualitas, walaupun kadang-kadang yang tinggi menunnjukkan hubungan sebab akibat.

(51)

Peneliti melakukan penelitian pada Komunitas Waspada Online di jejaringan sosial

facebook dimana kumpulan dari pembaca Waspada Online berkumpul dan mengeluarkan

pendapat melalui comment.

III.2. Populasi dan Sampel

III.2.1. Sejarah Waspada Online

Waspada Online sebagai portal berita yang berada di Jl Brigjen Katamso No. 1 Medan, saat ini dipegang oleh Hj Ida Tumengkol. Portal Waspada Online pertama kali diluncurkan pada tanggal 11 Januari 1997 saat masa jabatan Bima Said selaku Co-founder & Technical Advisor, saat itu portal ini hanya merupakan suatu “adaptasi” online dari berita-berita yang telah diterbitkan oleh Harian Waspada.

Saat ini Waspada Online telah berhasil berdiri sendiri, setelah mengalami berbagai revisi sebelumnya. Pada tanggal 24 Juni 2009 Waspada Online kembali diresmikan oleh Mantan Wakil Prediden RI Yusuf Kalla dan di saksikan oleh Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin .

III.2.2. Profil Waspada Online

Waspada Online saat ini telah memiliki sumberdaya manusia yang memadai, meskipun sumberdaya tersebut datang dilih berganti, Waspada Online terus mencoba membuktikan keseriusannya dalam mengolah informasi yang memfokuskan dalam tiga wilayah yakni Medan Sumatera Utara, dan Aceh.

(52)

Berita Sumut, dan Berita Aceh. Dalam portal Waspada Online memiliki 70 % persen brita lokal dan 30 % persen berita kutipan. Waspada Online membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian karikatur sesuai dengan format dan posisioning-nya.

Setiap harinya Waspada Online memproduksi berita Nasional Politik sebanyak 35 berita, namun berbagai kendala yang dihadapi dilapangan seperti reporter tidak memenuhi quota berita per hari dapat diminimalisir dengan kebijakan redaktur yang bersangkutan. Adapun cara yang efektif dalam mencukupi kuota berita bagi para reporternya yakni minimal 9 (berita) per hari dengan menghubungi berbagai narasumber yang merupakan analis dari kalangan Universitas seperti; Muhammad Arif Nasution (Political Communications Analyst), Iskandar Zulkarnain (Political Analyst), Syaifoel Nazly Rachman (Religious Affairs Analyst), Ivan Iskandar (Business

Analyst), Hendra Okem (Media Analyst), Rahmadani Hidayatin Sukatendel (Psychologic &

Youth Analyst), Irna Minauli (Psychologic & Relationship Analyst), Majda El Muhtaj (Human

Rights Analyst), dan Eka Sariza Sihombing (Law Analyst)

Dalam portal berita Waspada Online memiliki divisi dan subdivisi sebagai klasifikasi berita yang disuguhkan kepada pembacanya:

a. Top Fokus : Top fokus merupakan pemberitaan yang menjadi headline dimana ini merupakan kumpulan berita-berita ekslusif yang diterima oleh redaksi setiap harinya.

(53)

c. Medan : Merupakan kumpulan berita yang terjadi di Medan, umumnya meliputi berita politik, kriminal, kesehatan dan ceremonial yang terjadi di Medan.

d. Sumut : Merupakan kumpulan berita yang terjadi di kawasan Sumatera Utara, seperti Deli Serdang, Labuhan, Binjai, dan sebagainya.

e. Aceh : Merupakan kumpulan berita dan segala kejadian yang ada di Aceh dan sekitarnya.

f. Ekonomi dan bisnis : Ekonomi dan bisnis merupakan kumpulan berita yang lebih mengarah pada nilai mata uang, pangan, peternakan, kegiatan usaha serta valas dan IHSG. g. Nasional Politik : Merupakan berita-berita mengenai berbagai kasus politik baik yang

terjadi di dalam negeri.

h. English Division : Meupakan suatu divisi khusus yang menangani mengenai pengelolaan berita indonesia menjadi berita dalam bahasa Inggris.

i. Internasional : Merupakan divisi berita yang bertanggung jawab dalam publikasi berita di luar negeri, menyangkut isu politik, koalisi, perang, agresi militer dan sebagainya, termasuk ekspansi-ekspansi militer yang terjadi di kawasan lahan konflik.

j. Sport : Merupakan divisi berita yang menghadirkan berbagai hilight seputar olahraga, prediksi serta pemantauan seputar olahraga secara langsung.

k. Ragam : Dalam divisi ini mencakup banyak sekmen seperti gaya hidup,musik, film, seks, kuliner, perempuan, kesehatan dan teknologi.

(54)

Berita politik yang terangkum dalam Waspada Online selama kurun waktu lebih dari satu tahun telah dipegang oleh salah seorang Redaktur Nasional Politik Nora Deliana Lumbangaol S.S. Dalam proses pemberitaannya ia memiliki beberapa anak buah (reporter) yang menduduki beberapa wilayah yang setiap minggu-nya selalu mengalami pergantian. Adapun lokasi-lokasi penempatan yang dilakukan seperti di Poltabes, Kejaksaan, DPRD, Kantor Walikota, Kantor Gubernur dan diberbagai lembaga-lembaga pemerintahan nasional dan internasional.

(55)

SBY TAK MUNGKIN UNGKAP CENTURY

(Penulis: Agus Zulhamidi, Editor: Nora Deliyana Lumbangaol, Warta - Nasional & Politik)

MEDAN – Memasuki masa setahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, banyak kalangan yang menilai SBY dan pemerintahannya gagal, terlebih dalam menangani mega kasus Bank Century.

Pasalnya, SBY dinilai tidak akan melanjutkan kasus dana talangan Century tersebut, karena akan sangat mempengaruhi kinerja kabinet dan citranya, apabila sampai terkuak.Bahkan diduga, kasus-kasus yang belakangan menghiasi media massa seperti kasus mantan kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji, yang memaparkan kebobrokan korpsnya terkait masalah makelar kasus (markus), dinilai sebagai trik pemerintah untuk mengalihkan perhatian masyarakat dan menimbun kasus Century.

“SBY sengaja membuat masalah Century menjadi seperti mengambang, namun perlahan dia akan mencoba untuk menimbun masalah ini, sehingga hal ini tidak langsung menghilang dari permukaan,” ujar Warjio.

Dijelaskan dosen USU ini, cara SBY untuk meredam kemarahan masyarakat atas kasus Century ialah dengan memunculkan isu-isu baru yang lebih panas, dan memanas-manasinya, sehingga masyarakat akan lebih fokus untuk menyaksikan isu baru tersebut.

(56)

Dicontohkannya juga kasus penggelapan pajak negara senilai Rp25 miliar yang dilakukan oleh anggota Direktorat Pajak Kementerian Keuangan, Gayus Tambunan, yang saat ini sedang heboh menghiasi media massa dan menjadi perbincangan publik. Tak pelak, turut menenggelamkan kasus Century.

“Walaupun SBY telah mensiasati hal ini, namun ini kembali lagi ke publik. Jika masyarakat dan media masih mengekspos, serta menuntut agar hal ini segera diusut, mau tidak mau kasus ini akan dibuka lagi oleh pemerintah, karena hingga saat ini belum ada kejelasan status mengenai kebijakan bailout Century,” tandas Warjio.

Ditegaskannya, masyarakat dan media seharusnya melakukan pressure (tekanan-red) terhadap pemerintah mengenai proses hukum kasus Century yang bertele-tele. “Dengan begitu, kemungkinan untuk kembali disidangkannya kasus Century akan sangat terbuka lebar,” kata Warjio menutup pembicaraan.

Sumber:

III.2.3.4. Populasi

Dalam metode penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan kelompok unsur-unsur komprehensif dan telah ditentukan (perangkat universal) yang berhubungan dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian (Bulaeng, 2004:136). Selain itu populai dapat juga diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2001: 100).

(57)

karena Komunitas Waspada Online yang aktif memberi komentar, adalah responden yang aktif mengikuti perkembangan berita di Waspada Online atau-pun sekurang-kurangnya pernah membaca berita di Waspada Online.

[image:57.612.177.436.256.475.2]

Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, jumlah Komunitas Waspada Online yang masih memiliki account aktif sebanyak 2280.

Tabel 2

Populasi

No Friend classified

Populasi Pria/Wanita

1. Friend in common 2226

2. Mutual Friend 54

Total 2280

Sumber: (Komunitas Waspada Online. Maret 2010 )

Menurut Nawawi (1995:141) populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.

(58)

Sampel adalah sebagian dari populasi yang di ambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1995 : 144). Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut:

Friend classified Populasi Penarikan Sampel Sampel

Mutual friend 54 2,26

Friend in Common

2226 93,44

TOTAL 95

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 91 orang.

III.2.3.6. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

a. Sampling Purposif (Purposif Sampling)

Dalam teknik ini sampel diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat pengumpulan data.

Dalam menyusun proposal penelitian, penulis menggunakan 2 sumber data yaitu : berdasarkan tujuan riset. Dalam penelitian ini kriteria responden telah ditentukan yaitu, sampel adalah Komunitas Waspada Online, yang pernah membaca berita politik di situs Waspada Online minimal satu – dua bulan kebelakang (Januari-Februari 2010).

(59)

Menurut Singarimbun (1995:46), definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membentu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

1. Variabel Bebas (Pemberitaan di Waspada Online) a. Frekuensi Berita

b. Penting c. Aktualitas d. Konflik e. Analisis.

2. Variabel Bebas (y) (sikap mahasiswa terhadap informasi) a. Komponen Kognitif

b. Identitas Personal

3. Variabel Antara (z) (karakteristik responden ) a. Jenis Kelamin

b. Usia c. Pendidikan

III.3. Teknik pengumpulan data

(60)

a. Studi Kepustakaan (Library Search)

Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei dilokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui:

a. Kuisioner yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulisyang harus pula dijawab oleh responden (Nawawi, 1995:117). Dalam hal ini kuisioner ditujukan kepada seluruh Komunitas Waspada Online yang terpilih menjadi sampel. b. Observasi atau pengamatan langsung yaitu pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi, 1995: 100).

III.4. Metode Pengukuran

III.4.1. Tingkat Pengukuran (Scales of Measurement)

Pengukuran adalaha penggunaan aturan untuk menetapkan bilangan pada objek atau peristiwa. Dalam penelitian, kita kenakan pengukuran pada variable yang ada. Dengan perkataan lain, pengukuran menandai nilai-nilai variabel dengan notasi bilangan. Notasi bilangan ini dilakukan secara sistematis dan taat asas. Peraturan penggunaan notasi bilangan dalam pengukuran disebut skala atau tingkat pengukuran (level of measurement) (Rahmat, 2004: 16). Ada empat skala pengukuran, antara lain:

(61)

b. Ordinal c. Interval d. Rasio

Kecermatan pengukuran dilakukan dengan mengukur reliabilitas dan validitas. Reliabilitas menunjukkan stabilitas, konsistensi, dan dependabilitas alat ukur. Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak kita ukur. Ada tiga maca validitas antara lain:

a. Validitas isi : menunjukkan bahwa pokok-pokok pada alat ukur mewakili sifat-sifat yang kita ukur .

b. Validitas prediktif : validitas sehubungan dengan kriteria

c. Validitas konstruk : menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mrngukur konstruk teorits tertentu.

III.5. Metode Analis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu:

a. Analisis Tabel Tunggal

(62)

awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom, yaitu kolom sejauh frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995: 266).

b. Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui veriabel yang satu memeiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Singarimbun, 1995:273).

c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah pengujian data dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang ditujukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hububungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka rumus korelasi Rank Order (Spearmen’s Rho Rank-Order-Corelations

Coefisien)

Keterangan:

Rho(Rs) = koefisien korelasi rank order

1 = angka satu, yaitu bilangan konstan

6 = perbedaan antara pasangan jenjang

d = perbedaan antara pasangan jenjang

(63)

N = jumlah individu dalam sampel (Kriyantono, 2008:176)

Selanjutnya, untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut (Kriyantono, 2008: 170-171):

Kurang dari 0, 20 = hubungan rendah sekali

0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti

0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi, kuat

Lebih dari 0,90 = hubungan yang sangat tinggi, kual sekali, dan dapat diandalkan.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variable X,Y, yaitu dengan rumus:

(Rakhmat, 2004:30)

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan

Pada saat melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Awal

(64)

Online yang tercatat masih aktif untuk dijadikan sampel pada penelitian ini dan untuk meminta pendukung lain yang diperlukan dalam penelitian ini.

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai dengan penyebaran kuisioner kepada para responden selama jangka waktu satu minggu, yakni dimulai sejak tanggal 10 April hingga tanggal 17 April 2010. Junlah kuisioner yang disebarkan adalah sebanyak 95 buah. Kuisioner ini diberikan kepada 3 orang Mutual Friend, dan 92 orang Friend in common dalam Komunitas Waspada Online.

Responden dipilih secara acak dalam penelitian ini. Pada saat pengisian kuisioner peneliti membimbing para responden dalam pengisian data. Ini dilakukan agar para responden dapat mengisi pertanyaan yang ada dikuisioner dengan baik.

III.6. Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data dari para responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuisioner yang telah siisi oleh para responden. Adapun tahapan-tahapan pengelolaan data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Penomoran kuisioner : Kuisioner yang telah diisi oleh para responden dikumpulkan, lalu diberi nomor urut sebagai tanda pengenal (01-89).

b. Editing :proses pengeditan jawaban para responden dengan tujuan untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data ke dalam kotak kode yang telah disediakan.

(65)

d. Inventarisasi Tabel :data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam Lembar Fortran Cobol (FC), sehingga memuat keseluruhan data dalam satu kesatuan.

Gambar

Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6 menunjukkan data tentang Pendidikan Responden. Dari tabel diatas dapat dilihat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Hakim Rika Mona Pandegirot S.H.M.H 5 yaitu faktor emosi anak yang belum stabil sangat mempengaruhi anak bisa sampai melakukan kejahatan karena

Seperti pembuktian terhadap sains, ilmu pengetahuan, dan penciptaan alam yang memiliki keterkaitannya dibalik semua itu tentu ada penciptanya, “Dialah Tuhan.”

Hal tersebut dapat dilihat pada tiga pola asuh, yaitu: otoritarian/otoriter, demokratis, dan persimisif; (2) program pola asuh orang tua dalam membentuk akhlak

(1) kemiskinan absolut: bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk

40 km 2 , t et api hanya sekit ar 22% dari luasan t ersebut yang dapat diperunt ukkan menj adi kawasan budi daya (pert anian dan non pert anian), permukiman, sert a unt uk

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya produksi industri alat angkutan lainnya sebesar 39,92 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan

Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, perkembanga Dayah di Aceh telah dirintis oleh ulama-ulama terdahulu, mereka memulai pendidikan dayah di rumah-rumah, lalu berkembang

(1) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas mengumpulkan dan mengkoordinasikan bahan penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan