LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI APOTEK
di
APOTEK WAHYU
MEDAN
Disusun Oleh :
Emil Salim, S. Farm. 073202024
FAKULTAS FARMASI
Lembaran Pengesahan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI APOTEK
di
APOTEK WAHYU
MEDAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun oleh:
Emil Salim, S. Farm. 073202024
Apotek
Wahyu
Medan
Pembimbing,
Drs. H. Ismail, M. Si., Apt
NIP. 130 810 738
(Apoteker Pengelola Apotek)
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi di apotek Wahyu. Penulisan laporan ini berdasarkan teori dan hasil pengamatan dan pengembangan apotek.
Pelaksanaan Praktek Kerja profesi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Ismail, M. Si., Apt. sebagai pembimbing sekaligus Apoteker Pengelola Apotek.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi USU Medan.
3. Bapak Drs. Wiryanto, M. S., Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.
4. Seluruh Asisten apoteker dan karyawan Apotek Wahyu Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang berguna untuk menyempurnakan laporan ini. Pada akhirnya, penulis berharap Praktek Kerja Profesi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terutama dalam bidang perapotekan.
Medan, Maret 2008
DAFTAR ISI
2.2 Pengertian dan Fungsi Manajemen... 5
2.2.1 Sumber Daya Manusia... 6
2.2.2 Sarana dan Prasarana... 6
2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya... 7
2.3 Studi Kelayakan... 9
2.3.1 Survei dan Pemilihan Lokasi... 10
2.3.2 Analisis Perbelanjaan... 10
2.3.3 Target yang akan Dicapai... 13
2.4 Pengelolaan Obat/ Perbekalan Farmasi... 13
2.4.1 Pembelian... 14
2.4.2 Penyimpanan dan Penataan... 14
2.4.3 Penjualan/ Pelayanan... 15
2.4.4 Administrasi... 15
2.5 Perpajakan... 16
2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)... 17
2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)... 18
2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)... 18
III. TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU... 19
3.2. Strutur Organisasi... 20
3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu... 21
3.3.1 Pembelian (Pengadaan) perbekalan Farmasi... 21
3.3.2 Penyimpanan... 23
3.3.3 Penjualan (Pelayanan)... 24
3.3.4 Administrasi... 25
IV. PEMBAHASAN... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
5.1. Kesimpulan... 30
5.2. Saran... 30
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 FormulIr Surat Pemesanan... 32
2 Formulir Surat Pemesanan Narkotik... 33
3 Formulir Surat Pemesanan Psikotropik... 34
4 Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika... 35
5 Laporan Penggunaan Psikotropika... 36
6 Buku Pembelian dengan PPN... 37
7 Buku Pembelian Non-PPN... 38
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang
dimaksud dengan pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat adalah apotek, dimana mereka yang berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian di apotek, dinyatakan
bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada pelayanan
kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula
hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan
yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari
pasien.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan
interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi
dengan baik.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien di apotek,
seorang Apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja, tetapi
juga harus memiliki keahlian manajemen karena mengelola sebuah apotek sama
halnya dengan mengelola sebuah perusahaan. APA dituntut pengetahuannya
untuk dapat menguasai produk yang dijual dan teknis pelayanan kefarmasian serta
harus dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil
kinerja operasional. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai tanggung
jawab untuk menyeimbangkan dua fungsi tersebut demi terpeliharanya martabat
dan tradisi luhur profesi farmasi.
Dengan demikian, calon Apoteker perlu dibekali ketrampilan dan keahlian
dalam mengelola apotek melalui Praktek Kerja Profesi di apotek swasta agar
calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu
apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam
melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, sehingga kelak mampu melaksanakan
tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan
kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di
B. Tujuan
1. Agar calon apoteker dapat memberikan pelayanan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Agar calon apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung peran dan tugas
apoteker pengelola apotek (APA), sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan
fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan kode etik
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1. Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetik. Perbekalan farmasi adalah semua bahan selain obat dan
peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan
Menkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004).
Pengelolaan apotek menurut Permenkes nomor 1332/Menkes/SK/X/2002
yakni:
1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan
telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai
apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi
Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang
bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan
Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang profesional yang banyak
berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh
karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang
lengkap yang mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam
hal sumber informasi obat, seorang apoteker harus mampu memberi informasi
yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang
digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman
menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguh-
sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Selain memiliki fungsi sosial, sebagai tempat pengabdian dan
pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat dan perbekalan
farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek
memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan
usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional
kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis
kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.
2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang
dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan bantuan orang lain.
Prinsip-prinsip dasar manajemen dapat dipelajari tetapi hasil yang
perorangan. Manajemen yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan
sesuai harapan.
Berdasarkan Keputusan Menkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004,
Apoteker sebagai manajer atau pengelola apotek harus mempunyai kemampuan
sebagai pengelola apotek, apoteker harus memiliki kemampuan dalam mengelola :
1. Sumber daya manusia
2. Sarana dan prasarana
3. Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
4. Administrasi
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan
menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, dapat
mengambil keputusan yang tepat, kemampuan dalam berkomunikasi antar profesi,
menempatkan diri sebagai pimpinan yang multidispliner, kemampuan mengelola
SDM secara efektif, belajar sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan
dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada
halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek
harus dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.
Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari
aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal ini berguna untuk
penyerahan. Masyarakat harus diberi akses untuk memberi informasi dan
konseling tentang obat.
Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat
dan serangga. Memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari
pendingin.
Apotek harus memiliki :
1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien
2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan
brosur/materi informasi
3. Ruang racikan
4. Ruangan tertutup untuk mengadakan konseling yang dilengkapi dengan
meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medis pasien
5. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.
2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, meliputi : perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First in
First out) dan FEFO (First Expired First Out).
Apoteker sebagai seorang pengelola apotek harus juga memiliki kemampuan
dalam 4 hal yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Sebelum menjalankan suatu usaha sebaiknya dibuat suatu perencanaan,
baik itu rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa
Perencanaan ini mencakup pemilihan lokasi, studi kelayakan, perhitungan
sumber modal dan waktu Return on Investment (ROI), serta rencana
anggaran belanja.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah fungsi yang mempersatukan sumber-sumber daya
pokok dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu
pola yang harmonis sehingga mereka dapat melaksanakan
aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kemampuan mengorganisir meliputi pembagian aktivitas-aktivitas pada
setiap karyawan, penentuan tugas tiap-tiap kelompok, pemilihan
orang-orang sesuai dengan tingkat pendidikan, pendelegasian wewenang,
pemberian tanggung jawab pengkoordinasian macam-macam aktivitas,
hubungan-hubungan dan tanggung jawab manusia-manusianya secara
sadar.
3. Kepemimpinan (actuating)
Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan pelaksanaan tindakan-
tindakan bawahannya agar mereka bekerja atas kesadaran sendiri tanpa
merasa dipaksa. Dalam hal ini diperlukan bakat kepemimpinan dan
kewibawaan sehingga dapat mengaktifkan semua karyawan untuk bekerja
sesuai dengan bidangnya.
4. Pengawasan (controlling)
Agar fungsi di atas berjalan lancar dan efektif perlu adanya pengawasan.
Pengawasan adalah proses pengamatan, penelitian, penilaian dari
untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari
pengawasan adalah memastikan apakah semua sudah berjalan dengan
memuaskan sesuai dengan arah tujuan
2.3. Studi Kelayakan
Studi Kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan
yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan
keputusan investasi yang mengawali resiko yang belum jelas. Melalui studi
kelayakan berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat
diantisipasi lebih awal.
Dalam mengelola suatu apotek kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai
tahap yaitu pada saat pendirian apotek atau pada saat apotek melakukan kegiatan.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu
apotek antara lain :
- APA tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan
- Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang
diperkirakan
Kegagalan suatu apotek pada saat melakukan kegiatan dapat disebabkan
minimnya masyarakat yang datang ke apotek sehingga kapasitas kerja jauh
melebihi pekerjaan yang ada sehingga kegiatan berlangsung tidak efisien. Selain
faktor diatas, dapat juga disebabkan oleh kesulitan likuiditas akibat gagalnya
2.3.1. Survei dan Pemilihan Lokasi
Sebelum mendirikan suatu apotek, sangat penting untuk terlebih dahulu
melakukan survei dan pemilihan lokasi. Lokasi sangat mempengaruhi kemajuan
suatu usaha apotek dan merupakan pemikiran awal yang paling penting, oleh
karena itu pemilihan lokasi harus benar-benar diperhitungkan sebelum apotek
berdiri. Agar usaha apotek dapat hidup secara berkesinambungan, apotek harus
berada pada lokasi yang memungkinkan untuk memperoleh pelanggan yang terus
bertambah. Dengan kata lain, lokasi apotek harus strategis sehingga menjadi
pilihan konsumen.
Lokasi yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria diantaranya terjamin
keamanannya, ramai, mudah terjangkau, dekat dengan tempat pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter, klinik dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya Dengan lokasi yang demikian diharapkan apotek sebagai
tempat usaha akan dapat terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya.
2.3.2. Analisis Perbelanjaan
a. Modal minimal
Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan
sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal
minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya
awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan
baik di tangan maupun di bank.
b. Sumber modal
Kesulitan modal merupakan masalah yang sangat sering dijumpai
seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk
mengusahakan modal dari berbagai sumber.
Sumber-sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari:
1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu
pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.
2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur)
kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan
kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan
sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber
modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang
umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving.
Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:
1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap
misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.
2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat
berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang
muka.
c. Analisis impas
Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk
mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Melalui analisis
impas, dapat diketahui berapa omset yang harus dicapai agar suatu usaha
dapat hidup dengan layak atau agar suatu usaha dapat mencapai laba
tertentu. Secara umum suatu kegiatan dikatakan impas atau omsetnya berada
dirugikan. Apabila kegiatan itu merupakan proses jual beli maka si penjual
akan merasa impas apabila nilai penjualan = nilai pembelian + biaya yang
dikeluarkan atau apabila laba = biaya yang telah dikeluarkan.
Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah:
Titik impas
barang yang tidak terjual
BV : Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah
barang yang terjual. Untuk apotek BV adalah nilai pembelian dari
barang yang terjual
Penjualan : Nilai penjualan dari barang yang terjual. Nilai penjualan adalah nilai
pembelian + margin keuntungan
HPP : Harga pokok penjualan yaitu nilai pembelian dari barang yang terjual
pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga
pokok dari persediaan awal + pembelian barang pada kurun waktu
tertentu – persediaan barang akhir
2.3.3. Target yang akan dicapai
Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita
dalam suatu usaha ataupun sasaran (target) yang akan dicapai. Untuk menjaga
kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian
target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya
pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil,
pengadaan perbekalan farmasi, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin,
memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.
2.4. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi
Masalah pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah
pada dapatnya dijamin ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan
kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber
daya manusianya.
Perencanaan pengadaan obat/perbekalan farmasi lainnya, akan dapat lebih
terarah dan efisien bila dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang didukung oleh
wawasan-wawasan ilmu yang terkait. Dilapangan, perencanaan pengadaan perlu
didukung oleh data analisis pasar antara lain jumlah penduduk, susunan
demografi, kondisi sosial ekonomi dan geografis, masalah kesehatan di
lingkungan sekitar, persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan pola penggunaan
Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi
kelengkapan, harga, pelayanan dan persediaan obat serta keuangan yang pada
akhirnya akan menentukan citra suatu apotek.
2.4.1. Pembelian
Secara umum komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat
kesehatan yang pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian
perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan
penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah
terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang
tidak mengalami hambatan.
Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang
diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan
tersebut tentunya adalah dari visi farmasis yakni pengadaan yang mengarah pada
terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun
kuantitasnya.. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas,
pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.
2.4.2. Penyimpanan dan penataan
Untuk kegiatan penyimpanan tentunya difokuskan pada tujuan agar tetap
terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai
yang ditetapkan. Jelas hal ini juga memerlukan wawasan pendukung yang
memadai serta tenaga yang cukup terlatih.
Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan
memperhatikan sistem First In First Out (FIFO), First Expired First Out (FEFO),
Penataan dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi
pelayanan, pembagian farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan seringkali
bisa disiasati dengan optimalisasi penggunaan ruang yang ada serta
menyederhanakan jalur pelayanan.
2.4.3. Penjualan/pelayanan
Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep dan penjualan
obat bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada
konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Kelengkapan obat, obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya
tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan
konsumen baik obat bebas, bebas terbatas maupun obat keras.
2. Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di
apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar
apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat
dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.
3. Pelayanan, pelayanan yang baik dari apotek terhadap konsumen sangat
diperlukan dan keadaan tempat yang mendukung penjualan dari suatu apotek
seperti kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan faktor
lain yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek
tersebut menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan obat.
2.4.4. Administrasi
Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, seperti juga sistem usaha lain kegiatan
tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat
diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi
yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker
pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana
dengan mantap sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik.
Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi:
1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai
arus uang dan barang meliputi buku kas, bank, pembelian penjualan dan
lain-lain
2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup
obat-obat narkotika dan psikotropika.
2.5. Perpajakan
Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak adalah suatu
kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya atau
penghasilannya (hasil pendapatan) kepada negara menurut peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan
masyarakat.
Jenis-jenis pajak di apotek antara lain :
1. Pajak yang dipungut oleh daerah yaitu :
• Pajak Reklame/Iklan (papan nama apotek)
• SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha)
2. Pajak yang dipungut oleh negara (pemerintah pusat) yaitu :
• Pajak Penghasilan (PPh)
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)
Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honorarium, imbalan jasa dan
kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi kerja
(majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan,
jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia. Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk wajib pajak orang pribadi berdasarkan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 21 tahun 2005 adalah sebagai berikut:
a. Rp 12.000.000,00 untuk Wajib Pajak.
b. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
c. Rp 12.000.000,00 tambahan untuk seorang isteri, yang diberikan apabila ada
penghasilan isteri yang digabung dengan penghasilan suami.
d. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga
Sedangkan penghasilan kena pajak didasarkan pada tarif pajak penghasilan
menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 17 UU PPh dapat dilihat
Tabel 1. Penghasilan kena pajak didasarkan kepada tarif pajak penghasilan.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000,00 5%
Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 10%
Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00
Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00
Di atas Rp 200.000.000,00
15%
25%
35%
2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)
Pajak penghasilan badan pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari perusahaan
atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan
pada penghasilan bersih.
2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
Menurut Undang-Undang PPn tahun 1984 bahwa tarif pajak secara umum
adalah 10% untuk semua Barang Kena Pajak (BKP). PPn yang harus disetor ke kas
negara oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan
dengan pajak keluaran.
Jika pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka selisih
merupakan kelebihan pajak yang terhutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta
kembali. Tetapi apabila pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan maka
selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-selambatnya
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU
3.1 Letak dan Luas Bangunan
Apotek Wahyu terletak di Jl. Pinang Baris No. 5 Kampung Lalang Medan,
luas bangunan 9 x 16 m2 bertingkat dua terdiri dari ruang tunggu, bagian
penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan, gudang dan kamar mandi/WC.
Denah bangunan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan
Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan
A
B
D
C
E
F
H
G
E
I
J
Keterangan:
A = Halaman parkir F = Ruang peracikan = Lemari obat ethical B = Praktek Dokter G = Gudang = Etalase obat bebas C = Ruang tunggu H = Tempat pencucian = Lemari buku D = Kasir I = Ruang Apoteker/Administrasi = Meja peracikan E = Penjualan bebas J = Kamar mandi = Meja Apoteker
Lokasi Apotek Wahyu sangat strategis yaitu terletak di pemukiman yang
sangat ramai, di persimpangan jalan yang ramai dilalui oleh kendaraan umum dan
mudah dijangkau, selain itu di lingkungan sekitar apotek terdapat beberapa tempat
praktek dokter.
3.2 Struktur Organisasi
Apotek Wahyu didirikan pada tahun 1983 dengan No. SIA: 1525/SIA/1983
oleh Drs. Ismail, M.Si, Apt. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus
sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). Apotek Wahyu berdiri berdasarkan atas
keberanian dan kemauan, dimana modal diperoleh dari pinjaman bank, perbekalan
farmasi dari apotek teman sejawat dan modal sendiri. Struktur organisasi Apotek
Wahyu adalah sebagai berikut:
APOTEKER PENGELOLA APOTEK (APA)/ PEMILIK SARANA APOTEK (PSA)
ADMINISTRASI KASIR
ASISTEN APOTEKER (shift pagi)
ASISTEN APOTEKER (shift sore)
Dalam melaksanakan kegiatan apotek ini dibuka setiap hari mulai pukul
08.00 hingga pukul 22.00 WIB. Kegiatan dibagi dua shift yakni pagi dan sore.
Pertukaran shift dilakukan pada pukul 15.00 WIB. Tenaga kerja di Apotek Wahyu
sebanyak 8 orang dengan perincian sebagai berikut:
• Apoteker = 1 orang
• Asisten apoteker = 3 orang
• Penjualan obat bebas = 1 orang
• Kasir = 2 orang
• Kebersihan = 1 orang
3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu
3.3.1. Pembelian (Pengadaan) Perbekalan Farmasi
Proses pembelian/pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan,
pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian.
c Perencanaan Pembelian Perbekalan Farmasi
Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah
barang yang akan dibeli dengan memperhatikan kebutuhan, menentukan
pemasok dengan mempertimbangkan kecepatan pelayanan, potongan
harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang dibayarkan.
1. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam
buku kosong yang diketahui dari pemeriksaan rutin setiap hari terhadap
resep dan penjualan bebas.
2. Dicek apakah ada atau tidak stok barang di gudang.
3. Menetapkan jumlah barang yang akan dibeli sesuai dengan laku atau
tidaknya barang di apotek.
4. Barang yang sudah dipastikan untuk dibeli dicatat dalam buku
pemesanan.
c Pengadaan barang
Pada pagi hari salesman datang ke apotek untuk memilih
barang-barang yang terdapat dalam buku pemesanan dan diparaf oleh asisten
apoteker. Pada sore hari salesman datang membawa obat yang dipesan,
bila ada barang dalam buku pemesanan yang tidak diambil oleh
salesman maka asisten apoteker menghubungi melalui telepon.
Khusus untuk pembelian narkotik pemesanan dilakukan langsung ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Medan dengan
menggunakan surat pesanan narkotik (Formulir N-9) rangkap 5 yang
ditandatangani oleh APA. Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan
oleh apoteker.
c Pemantauan hasil pembelian
Pemantauan hasil pembelian dilakukan sebagai berikut:
1. Memeriksa jenis, jumlah, kondisi fisik barang dan tanggal kadaluarsa
2. Memeriksa faktur-faktur yang diterima dari pemasok terhadap
kelengkapan barang yang sudah dipesan dan kebenaran
harga/potongan harga yang telah disepakati.
3. Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga/potongan harga
tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta untuk segera dikoreksi.
Apabila barang ada yang tidak dikirim maka diminta penjelasan
dari pemasok tersebut bila perlu membatalkannnya agar bisa dipesan
dari pemasok lain.
3.3.2. Penyimpanan
Apotek Wahyu mempunyai gudang yang berfungsi untuk menyimpan
perbekalan farmasi sebelum disalurkan ke ruang peracikan dan penjualan obat
bebas. Gudang berada didalam ruang peracikan dibuat tersendiri, penyimpanan
barang dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis serta dibedakan antara
obat bebas dan obat di ruang peracikan.
Penyimpanan barang dagangan di ruang peracikan dan di ruang etalase
depan disusun berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan prinsip FIFO
(first in first out) yaitu barang yang lebih dulu masuk akan keluar lebih dulu.
Barang dagangan yang terdapat di etalase depan adalah obat-obat yang
dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan
alat-alat kesehatan. Pada ruang peracikan obat-obat ditempatkan pada kotak obat
dimana tertulis nama dan harga obat.
Untuk obat narkotik dan psikotropik disimpan di lemari khusus sedangkan
es. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan etiket
yang jelas.
3.3.3. Penjualan (pelayanan)
Penjualan (pelayanan) di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara melayani
pasien yang memerlukan obat bebas maupun obat yang ditebus dengan resep
dokter. Kegiatan penjualan perbekalan farmasi di apotek ini berupa pelayanan
resep dan penjualan bebas.
a. Pelayanan resep
Pelayanan resep di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Petugas penjualan bebas menerima resep dari pasien.
2. Resep diberikan ke petugas peracikan kemudian petugas peracikan
memeriksa kelengkapan obat yang terdapat dalam resep, jika lengkap
maka resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien.
3. Jika pasien setuju dengan harga yang telah ditetapkan maka pasien diberi
nomor resep untuk pengambilan obat. Kemudian obat dan etiket
disiapkan oleh petugas peracikan.
4. Obat yang telah siap diperiksa kembali, kemudian obat diserahkan pada
pasien dengan memanggil nama pasien dan diberikan informasi
seperlunya mengenai pemakaian obat. Kopi resep dan kuitansi dapat
diberikan pada pasien jika diperlukan.
5. Pasien setelah menerima obat, langsung membayar di kasir.
6. Resep asli disimpan dan diarsipkan.
7. Resep yang mengandung narkotik harus diperhatikan kelengkapan resep
atau paraf dokter yang bersangkutan serta nama, umur dan alamat pasien
yang lengkap. Resep diarsipkan tersendiri untuk memudahkan
pembuatan laporan tentang pemakaian narkotik setiap bulannya.
b. Pelayanan penjualan bebas
Pelayanan penjualan bebas di Apotek Wahyu dengan cara sebagai berikut:
1. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker menerima permintaan
barang dari pasien dan menginformasikan harga.
2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dan pasien membayarnya
dikasir.
3. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker mencatat barang yang
dijual pada buku khusus penjualan bebas.
3.3.4. Administrasi
Kegiatan administrasi di Apotek Wahyu meliputi:
a. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan pembelian dan penjualan
terdiri dari:
1. Kartu stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat
sehingga dapat diketahui berapa sisa obat dan berapa obat yang
harus dipesan. Kartu stok obat ada dua yaitu kartu stok obat yang
mencatat obat-obat yang ada di gudang dan kartu stok obat yang
mencatat obat-obat yang ada di ruang peracikan.
2. Buku pemesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk
dipesan ke distributor.
• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor
dengan faktur yang disertai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor
dengan faktur yang tidak disertai PPN.
• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari toko obat.
4. Buku laporan penjualan, mencatat semua penjualan barang setiap
hari baik dari resep, barang bebas depan dan belakang sehingga
dapat diketahui jumlah totalnya setiap harinya.
b. Administrasi pelaporan
Untuk obat-obat golongan narkotik, pelaporan dilakukan sekali
sebulan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya sedangkan
untuk psikotropika, pelaporan dilakukan setahun sekali dan laporan
BAB IV
PEMBAHASAN
Ditinjau dari lokasinya, Apotek Wahyu tergolong strategis karena dekat
dengan daerah pemukiman, praktek dokter, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.
Jumlah apotek yang berada di sekitar Apotek Wahyu relatif banyak sehingga
mengakibatkan persaingan dalam memperoleh pelanggan. Dalam hal ini, APA
tuntut untuk menjalankan fungsi manajemen dengan baik agar dapat
meningkatkan mutu pelayanan demi kelangsungan operasional apotek. Salah satu
tanggung jawab dari apoteker di apotek adalah memberikan informasi obat kepada
pasien mau pun kepada profesi kesehatan lainnya. Di apotek Wahyu hal ini belum
dilaksanakan secara optimal. Pemberian informasi obat biasanya dilaksanakan
oleh asisten apoteker.
Hasil pengamatan yang dilakukan di Apotek Wahyu Medan, pelayanan
sudah baik meliputi penyiapan resep yang cepat dan tepat, harga obat bersaing,
karyawan yang cukup ramah, dan keadaan apotik yang bersih dengan susunan
obat yang cukup teratur. Pelayanan resep dan kelengkapan obat di Apotek Wahyu
sudah baik walaupun kadang-kadang ditemukan obat yang tidak ada tapi hal ini
dapat diatasi dengan membeli obat pada apotek relasinya. Kerjasama ini juga
dibutuhkan khususnya pada kondisi saat ini dimana harga obat-obatan melonjak
tinggi yang menimbulkan kesulitan bagi apotek untuk menyediakan seluruh item
obat karena memerlukan biaya yang besar.
Untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pelayanan kefarmasian saat ini.
ke orientasi pasien yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical
care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu,
apoteker dalam menjalankan praktek, harus sesuai standar yang ada untuk
menghindari terjadinya hal tersebut. Apoteker harus mampu berkomunikasi
dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung
penggunaan obat yang rasional.
Pengadaan dan penjualan obat-obatannya telah terkoordinasi dengan baik.
Dalam pengadaan obat lebih diutamakan obat-obat yang fast moving sehingga
mencegah penumpukan obat dan kadaluarsa. Setiap penjualan obat tercantum
dalam buku penjualan dan penataan obat di etalase khususnya obat-obat di ruang
peracikan dan gudang dilengkapi kartu stok.
Pembelian perbekalan farmasi di Apotek Wahyu dilakukan oleh apoteker
pengelola apotek dan dibantu oleh asisten apoteker melalui salesman yang datang
ke apotek ataupun langsung dipesan ke PBF. Apoteker menetapkan jumlah
pembelian dan menentukan pemasok. Harga jual dipengaruhi oleh perbedaan
harga antara pembelian tunai dengan kredit dan pembelian jumlah besar dengan
jumlah kecil. Khusus untuk pembelian narkotika, pemesanan dilakukan langsung
ke PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pemesanan narkotika
yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Untuk pembelian
dipesan oleh petugas pembelian akan diantarkan ke apotek siang atau sore
harinya.
Di Apotek Wahyu penyimpanan obat sudah cukup baik. Obat disimpan
dan disusun berdasarkan bentuk sediaan, efek farmakologi dan diurutkan
berdasarkan abjad dengan sistim FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expire First Out). Obat-obat di ruang peracikan ditampatkan pada kotak-kotak
yang mencantumkan nama obat dan harga obat. Obat-obat yang termostabil
seperti suppositoria, vaksin, serum disimpan dalanm lemari pendingin. Obat-obat
golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
Penjualan/pelayanan di Apotek Wahyu meliputi pelayanan resep, obat bebas,
kosmetika, alat-alat kesehatan, suplemen makanan dan susu.
Hubungan yang baik antar karyawan dan APA sangat menunjang kegiatan
apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Manajemen Apotek Wahyu telah berjalan dengan baik sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
2. Pelayanan yang dilakukan di apotek Wahyu mencakup pelayanan resep,
penjualan obat bebas, kosmetik, alat kesehatan, suplemen makanan, dan
susu.
3. Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pada pasien belum
maksimal dilaksanakan dan perlu ditingkatkan.
4. Hubungan antar karyawan, apotek relasi, dokter, dan APA sudah terjalin
dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat pada pasien dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
5.2SARAN
1. Untuk meningkatkan pelayanan informasi obat kepada pasien diharapkan
supaya Apotek Wahyu melaksanakan KIE.
2. Bagi mahasiswa yang melaksanakan LKP diharapkan memanfaatkan waktu
dengan baik untuk berdiskusi dengan karyawan atau APA sehingga lebih
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M.. (1995). Manajemen Farmasi. Edisi I, Penerbit Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia. Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun
1980 Tentang Tugas dan Fungsi Apotik.
Martono, W, dkk. (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 40. Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.
Pemerintah RI. (2000). Lima (5) Undang-Undang Tahun 2000 Tentang
Perpajakan. PT. Mitra Info, Jakarta.
Swastha, B., dan Sukkotjo, W. (1995). Pengantar Bisnis Modern. Edisi III.
Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Wahyu, U, (1999). Pengelolaan Apotek Oleh Apoteker, Harapan, Kendala dan
Lampiran 1. Surat Pemesanan
APOTEK WAHYU
No. SIA : PO. 00. 02. 5. 2709
Nama APA : Drs. H. Ismail MSi, Apt
No SIK : 276/SU
Alamat : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan
Telp : 8451217
Kepada Yth:
Pimpinan PBF
di
...
Dengan Hormat,
Bersama ini kami memesan obat sbb:
No Nama Obat Satuan Jumlah Keterangan
Demikian dan terima kasih atas perhatian saudara.
Medan,
Apoteker Pengelola Apotek
Lampiran 2. Surat Pemesanan Narkotika
Rayon :
No. SP : Model N 9
Lembar ke 1/2/3/4/5
SURAT PEMESANAN NARKOTIK
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Drs. H. Ismail MSi, Apt
Alamat : Jl. Pinang Baris No 5 Medan
Jabatan : Apoteker Apotek Wahyu
Mengajukan permohonan kepada:
Nama distributor :
Alamat & No Telp :
Sebagai berikut :
Narkotik tersebut akan dipergunakan untuk keperluan:
Apotek
Lembaga………
Medan,
Pemesan
Drs. H. Ismail, MSi, Apt
Lampiran 3. Surat Pemesanan Psikotropika
NAMA SARANA : APOTEK WAHYU
NO. SURAT IZIN : PO. 00. 02. 5. 2709
ALAMAT & TELP : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan & 8451217
Nomor :
SURAT PEMESANAN PSIKOTROPIKA
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Drs. H. Ismail MSi, Apt
Alamat : Jl. Pinang Baris No 5 Medan
Jabatan : Apoteker Apotek Wahyu
Mengajukan permohonan kepada:
Nama Perusahaan :
Alamat :
Jenis Psikotropika sebagai berikut:
Untuk keperluan Pedagang Besar Farmasi/ Apotek/ Rumah Sakit/
Puskesmas/ Balai Pengobatan/ Sarana Penyimpanan Sediaan Farmasi
Pemerintah/ Lembaga penelitian dan/atau Lembaga Pendidikan.
Nama : Apotek Wahyu
Alamat : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan
Medan,
Penanggung Jawab
Drs. H. Ismail, MSi, Apt
Lampiran 8. Kartu Stok Obat
Stok Obat Apotek Wahyu
Jl. Pinang Baris 5 Kp. Lalang
Nama Obat :
Tgl Ket + - Sisa Tgl Ket + - Sisa
KASUS 1
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa
pasien menderita radang gigi dan gusi.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak
mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat
lain? Dokter memberikan obat Clindamisin sebagai antibiotik diminum 3 x sehari,
dokter juga memberikan obat Eflagen sebagai mengurangi radang dan rasa sakit
diminum 1 x sehari dan terakhir Megazing sebagai suplemen vitamin dan mineral
untuk meningkatkan daya tahan tubuh diminum 1 x sehari, semoga ibu cepat
sembuh, terima kasih
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
1. Klindamisin Klindamisin HCl
300 mg
Reclisin®
(Heroic)
2. Eflagen®
(Sanbe
Farma)
Kalium Diklofenak
50 mg
Kegunaan: Infeksi saluran nafas, tulang, kulit dan jaringan lunak.
Bentuk obat: tablet.
Cara pemakaian: 3 x sehari 1 tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Obat dikonsumsi sampai habis
- Minum obat ini setengah sampai 1 jam setelah makan dan obat diminum
secara teratur.
Keterangan :
Klindamisin memiliki sifat bakteriostatis terutama terhadap kuman gram
positif dan anaerob. Khasiatnya ± 4 x lebih kuat dibanding linkomisin.
Reabsorbsinya juga jauh lebih baik, sampai 90 %, juga pada lambung terisi.
Banyak digunakan secara topikal pada jerawat karena efek penghambatannya
b. Eflagen®
Kegunaan: Analgetik-antiinflamasi.
Bentuk obat: tablet.
Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
− Efek samping yang ditimbulkan kadang mual, muntah, diare, sakit kepala.
− Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin karena dapat menyebabkan pusing.
− Hati-hati penggunaan obat pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, dan gangguan saluran pencernaan.
− Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
c. Megazing®
Kegunaan: Defisiensi vitamin dan mineral sera meningkatkan metabolisme.
Bentuk obat : kaplet.
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Bila suplementasi tidak diperlukan lagi, hentikan penggunaan.
KASUS II
1. RESEP
Dokter : Dr. Rudianto
R/ Vosedon Tab X
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa
pasien menderita tukak lambung.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak
mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat
lain? Dokter memberikan obat Vosedon untuk mengurangi gejala mual dan
muntah diminum 3 x sehari ½ jam sebelum makan, dokter juga memberikan obat
Lapraz obat antitukak diminum 1 x sehari pada malam hari, dan terakhir Lagesil
syrup untuk melindungi lambung dari asam serta menetralkan asam lambung
diminum 2 x sehari 2 sendok teh 2 jam setelah makan, semoga ibu cepat sembuh,
terima kasih
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol. Khasiat
1 Vosedon®
(Sanbe
Farma)
Domperidon 10 mg Vomitas®
(Kalbe
Farma)
K Mengurangi
gejala mual
2. Lapraz®
(Sanbe
farma)
Lansoprazole 30 mg Inhipraz®
(Bernofarm)
5. PELAYANAN INFORMASI
a. Vosedon®
Kegunaan : Mengurangi gejala mual dan muntah akut
Bentuk obat : Tablet.
Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet ½ jam sebelum makan
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Obat diminum sebelum makan.
Pemakaian obat dihentikan bila mual dan muntah sudah hilang.
Keterangan :
Vosedon mengandung domperidon yaitu golongan benzamid yang dapat
bekerja sebagai antiemetik. Domperidon bekerja secara selektif mengatur
gerakan gastrointestinal (stimulasi gerakan peristaltik dan pengosongan
lambung), juga berkhasiat sebagai antiemetik dengan perintangan resepor
dopamin di CTZ oleh karena itu sangat tepat digunakan pada pengobatan
terhadap gangguan gastrointestinal.
b. Lapraz ®
Kegunaan : Anti tukak lambung.
Bentuk obat : kapsul.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
− Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan hati, usia lanjut.
− Tidak dianjurkan pemberian pada wanita menyusui, karena Lansoprazole diekskresikan ke dalam air susu, bila pemberian sangat
diperlukan, maka menyusui harus dihentikan.
− Penggunaan pada wanita hamil sebaiknya dihindarkan. Antasida dan sukralfat akan mempengaruhi bioavailabilitas lansoprazole dan
sebaiknya dapat diberikan 1 jam atau lebih setelah minum
Lansoprazole.
Keterangan :
Obat ini mengurangi sekresi asam dengan jalan menghambat enzim
H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal.
c. Lagesil ®
Kegunaan : Untuk perut kembung, hiperasiditas lambung.
Bentuk obat : suspensi.
Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh 2 jam sesudah makan.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Kocok dahulu sebelum diminum.
Pada penggunaan yang lama dapat meyebabkan diare dan konstipasi.
Keterangan :
Antasida adalah obat yang mengembalikan pH lambung ke keadaan pH
normal lambung. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang
KASUS III
1. RESEP
Dokter : Dr. Rudianto
R/ Sumagesic Tab XII
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa
pasien menderita pilek disertai demam.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu
mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat
lain? Dokter memberikan obat Sumagesic sebagai penurun suhu tubuh diminum 4
x sehari, dokter juga memberikan Enerplus untuk mengurangi kelelahan fisik
diiminum 3 x sehari, dan terakhir Imunos yang membantu meningkatkan daya
tahan tubuh diminum 1 x sehari pada malam hari, semoga ibu cepat sembuh,
terima kasih.
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
2. Enerplus®
5. PELAYANAN INFORMASI
a. Sumagesic®
Kegunaan: analgesik-antipiretik.
Bentuk obat: kaplet.
Cara Pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
− Pemakaian dihentikan jika demam sudah turun.
− Jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
− Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal dan hati.
− Obat disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
b. Enerplus®
Kegunaan: Mengurangi kelelahan.
Bentuk obat: Tablet.
c. Imunos®
Kegunaan: Suplemen membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Bentuk obat : tablet.
Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
KASUS IV
1. RESEP
Dokter : Dr. Rudianto
R/ Tremenza Tab VI
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa
pasien menderita pilek disertai demam.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu
mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat
lain? Dokter memberikan obat Tremenza untuk mengobati flu karena alergi
diminum 2 x sehari, dan Cerini sebagai antialergi diminum 1 x sehari pada malam
hari, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih.
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
5. PELAYANAN INFORMASI
a. Tremenza ®
Kegunaan: Obat flu karena alergi saluran napas atas.
Bentuk obat: tablet.
Cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
− Hati-hati bila mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin. Bila demam belum turun dalam waktu 2 hari, konsultasikan ke
dokter.
− Hentikan penggunaan obat bila terjadi sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.
− Selama minum obat ini, jangan minum minuman yang mengandung alkohol, obat penenang dan obat lain yang menyebabkan rasa kantuk.
b. Cerini®
Kegunaan: Antihistamin.
Bentuk obat : tablet.
Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Menjaga agar rmah tetap bersih dan bebas alergen setiap saat.
- Jangan mengemudi kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Keterangan:
Obat ini memblokir resepor H1 dengan menyaingi histamin pada
reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian
KASUS V
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa
pasien menderita hipertensi.
3. THREE PRIME QUESTION
Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu
mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat
4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP
K Angina pectoris
insiden penyakit
jantung pada
pasien dengan
hiperkolesterole
mia
7 Simvastatin Simvastin Cholestat®
(Kalbe
5. PELAYANAN INFORMASI
a. Becombion®
Kegunaan: Kekurangan vitamin B
Bentuk obat: Tablet.
Cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.
b. Glibenklamid
Kegunaan: Mengobati DM Tipe 2
Bentuk obat : tablet
Cara Pemakaian: 1 tablet pada siang hari dan 1 tablet pada malam hari.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
- Hentikan sementara jika terjadi hipoglikemik
Keterangan:
Merupakan golongan sulfonilurea bekerja dengan menstimulasi sel – sel
beta pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan.
c Diamicron®
Kegunaan: Mengobati DM tipe 2
Bentuk obat: Tablet.
Keterangan :
Mengandung gliklazid yang merupakan golongan sulfonilurea bekerja
dengan menstimulasi sel – sel beta pulau langerhans, sehingga sekresi
insulin ditingkatkan.
d. Tensivask®
Kegunaan: Hipertensi, Angina
Bentuk obat : tablet
Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Harus diminum teratur, jangan berhenti menkonsumsi dengan tiba – tiba,
karena dapat menyebabkan kondisi semakin buruk.
Keterangan:
Mengandung Amlodipine besylate yang merupakan antagonis Ca.
e. Adalat OROS®
Kegunaan: Angina pectoris kronik stabil, angina pektoris pasca infark
(pasca operasi), hipertensi
Bentuk obat: Tablet.
Cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
− Jangan menghentikan konsumsi obat secara tiba – tiba, ada kemungkinan timbul rasa pusing, kesadaran berkurang, rasa letih
terutama bila bangkit secara mendadak dari posisi berbaring.
− Maka bangunlah secara perlahan – lahan, bertahap.
− Jangan minum alkohol karena dapat menimbulkan penurunan tekanan darah secara mendadak.
− Bila mau olahraga konsultasikan dulu kepada dokter.
Keterangan:
f. Cholespar®
Kegunaan: Memperlambat terjadinya aterosklerosis koroner, menurunkan
insiden penyakit jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia
Bentuk obat : tablet
Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Keterangan :
Mengandung Pravastatin Na yang bekerja dengan cara menghambate nzim
HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan membentuk kolesterol.
g. Simvastatin
Kegunaan: Menurunkan kadar kolesterol.
Bentuk obat : tablet
Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.
Keterangan :
Bekerja dengan cara menghambate nzim HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan
membentuk kolesterol.
h. Lasix®
Kegunaan: Hipertensi
Bentuk obat : tablet
Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pagi hari.
Hal-hal yang perlu diinformasikan:
Akan banyak berkemih, jangan dimakan sewaktu mau tidur, jauhkan dari
jangkauan anak.
Keterangan :
Mengandung furosemida bekerja pada lengkungan henle nefron dengan
cara menghambat transpor Cl- dan reabsorbsi Na+.Pengeluaran K juga
SWAMEDIKASI
Kasus 1
Seorang pasien wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala
dan pusing. Berdasarkan keluhan pasien tersebut maka obat yang diberikan
Panadol®Kaplet.
1. Spesialite Obat
No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Meringankan sakit kepala, sakit pada gigi, nyeri sendi dan
nyeri otot
2. Bentuk obat : Kaplet
3. Cara pemakaian : 3 - 4 kali sehari 1- 2 Kaplet
4. Hal yang perlu diinformasikan :
− Obat diminum setelah makan
− Jangan dipakai terus-menerus dari 10 hari.
− Kalau sakit sudah hilang sebaiknya dihentikan
− Bila rasa sakit tidak sembuh selama 5 hari segera periksakan ke dokter
− Obat dihentikan jika terjadi kemerah-merahan pada kulit
Kasus 2
Seorang ibu bersama dengan anaknya berumur 4 tahun datang ke apotek
dengan keluhan anak tidak nafsu makan, sering menagis, menggaruk-garuk dubur.
Berdaarkan keluhan tersebut, maka si anak diberi obat cacing Combantrin®
tablet.
1. Spesialite Obat
Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat
Combantrin®
3. Cara pemakaian : 1 tablet dalam waktu 6 bulan
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Sebaiknya digunakan setiap 6 bulan sekali.
− Pemberian obat hanya 1 tablet sekali minum
− Sebaiknya digunakan pada waktu malam sebelum tidur.
− Jika tinja berwarna merah tidak perlu dikhawatirkan.
Kasus 3
Seorang pria dewasa mengalami badan letih, lesu dan loyo Obat yang
diberikan Fatigon® .
1. Spesialite obat
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Fatigon®
(Kalbe Farma)
Vit B1 100 mg, vit
B6 50 mg, Vit B12
100 mcg, Vit E 30
iu, K l-aspartate 10
mg, Mg l-aspartat
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Gunakan sesuai aturan pakai.
Kasus 4
Seorang ibu mengeluh sukar buang air besar. Berdasarkan keluhan
tersebut, obat yang diberikan adalah Dulcolax® tablet.
1. Spesialite Obat
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Dulcolax®
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Sebaiknya diminum malam hari sebelum tidur untuk mendapatkan hasil evaluasi pada keesokan paginya.
− Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya dan jangan diminum bersama susu atau antasida.
− Jangan digunakan setiap hari dan lebih dari satu minggu.
− Jangan meminum obat ini bila terjadi nyeri pada perut, mual, dan muntah kecuali atas petunjuk dokter.
− Penggunaan pada anak-anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil harus berdasarkan anjuran dokter.
− Jangan diberikan pada wanita yang menyusui.
− Sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi seperti sayuran, olahraga secara teratur, dan mengkonsumsi air minimal 8-10
Kasus 5
Seorang pria dewasa mengalami pilek dan bersin terus menerus, hidung
tersumbat, disertai sakit kepala. Obat yang diberikan Decolgen FX.
1. Spesialite Obat
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
Decolgen
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin-bersin
2. Bentuk obat : tablet
3. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Gunakan sesuai dosis dan indikasi
− Jangan mengendari kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin.
Kasus 6
Seorang pria dewasa datang ke Apotek dengan keluhan mencret (diare)
obat yang diberikan adalah Neoenterostop.
1. Spesialite Obat
Nama obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
Neoenterostop
(Kalbe Farma)
New Diatabs
(Medifarma)
Attapulgid koloid
aktif 650 mg,
pectin 50 mg
B Antidiare
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Antidiare
2. Bentuk obat : Tablet
3. Cara pemakaian : 2 tablet tiap Buang air besar
4. Hal – hal yang perlu diiformasikan:
− Gunakan sesuai dosis dan indikasi
− Kalau diare sudah sembuh sebaiknya dihentikan
− Jauhkan dari jangkauan anak dan jangan diberikan pada anak-anak < 8 tahun
Kasus 7
Seorang wanita dewasa mengalami rasa perih di lambung, lambung terasa
perih, mual, dan perut kembung. Obat yang diberikan Mylanta.
1. Spesialite Obat
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Mylanta
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan
asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus.
2. Bentuk obat : tablet
3. Cara pakai : 3 – 4 kali 1 – 2 tablet sehari.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Tablet harus dikunyah dahulu sebelum ditelan.
− Obat diminum saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 1 – 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.
− Penggunaan bersama obat lain harus dihindari karena dapat mengganggu penyerapan obat tersebut, seperti tetrasiklin dan simetidin
Kasus 8
Seorang pasien dewasa datang keapotek keluhan gatal pada tenggorokan
dan frekuensi batuk yang tinggi tanpa dahak, maka obat yang diberikan adalah
Vicks Formula 44.
1. Kegunaan : meredakan batuk kering, melegakan gangguan
tenggorokan, mengurangi bersin dan hidung berair karena flu dan filek
yang menyertainya.
2. Bentuk Obat : Sirup
3. Cara pemakaian : 2 sendok 3-4 kali sehari
4. Hal – hal yang perlu diinformasikan :
− Sirup diminum langsung jangan sampai diencerkan, dan sebaiknya setelah minum sirup ini jangan minum air
Kasus 9
Seorang pria dewasa mengalami keluhan gatal-gatal di sela-sela jari kaki
akibat kutu air. Obat yang diberikan Fungiderm.
1. Spesialite Obat
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
Fungiderm
(Konimex)
Canesten (Bayer)
Neo Ultrasiline
(Henson Farma)
Klotrimazol 1% T Fungisid
2. Pelayanan informasi
1. Kegunaan : mengatasi dermatomikosis kulit karena dermatofilia, ragi
kapang dan penyakit kulit karena infeksi sekunder oleh jamur.
2. Bentuk obat : krim
3. Cara pakai : dioleskan pada daerah yang terinfeksi jamur
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Hanya untuk obat luar.
− Sebelum dioleskan sebaiknya bagian yang hendak dioleskan dibersihkan terlebih dahulu.
− Hindari kontak dengan mata.
Kasus 10
Seorang remaja putri datang ke apotek meminta obat untuk mencegah mual
dan muntah selama perjalanan. Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang
dianjurkan adalah Antimo® tablet.
1. Spesialite Obat
Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat
Antimo®
(Phapros)
Dramamine®
(Searle)
Tiap tablet :
Dimenhydrinat 50
mg
T Antiemetikum
2. Pelayanan Informasi
1. Kegunaan : Mencegah mual dan muntah selama perjalanan.
2. Bentuk obat : Tablet.
3. Cara pemakaian : 1 tablet, 30 menit sebelum bepergian.
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :
− Obat diminum 30 menit sebelum perjalanan, bila perlu dapat diulang tiap 4 jam 1 tablet.
Lampiran 4. Surat Laporan Penggunaan Narkotika
LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI NARKOTIKA