• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI APOTEK

di

APOTEK WAHYU

MEDAN

Disusun Oleh :

Emil Salim, S. Farm. 073202024

FAKULTAS FARMASI

(2)

Lembaran Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI APOTEK

di

APOTEK WAHYU

MEDAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

Disusun oleh:

Emil Salim, S. Farm. 073202024

Apotek

Wahyu

Medan

Pembimbing,

Drs. H. Ismail, M. Si., Apt

NIP. 130 810 738

(Apoteker Pengelola Apotek)

Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi di apotek Wahyu. Penulisan laporan ini berdasarkan teori dan hasil pengamatan dan pengembangan apotek.

Pelaksanaan Praktek Kerja profesi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Ismail, M. Si., Apt. sebagai pembimbing sekaligus Apoteker Pengelola Apotek.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi USU Medan.

3. Bapak Drs. Wiryanto, M. S., Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

4. Seluruh Asisten apoteker dan karyawan Apotek Wahyu Medan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang berguna untuk menyempurnakan laporan ini. Pada akhirnya, penulis berharap Praktek Kerja Profesi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terutama dalam bidang perapotekan.

Medan, Maret 2008

(4)

DAFTAR ISI

2.2 Pengertian dan Fungsi Manajemen... 5

2.2.1 Sumber Daya Manusia... 6

2.2.2 Sarana dan Prasarana... 6

2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya... 7

2.3 Studi Kelayakan... 9

2.3.1 Survei dan Pemilihan Lokasi... 10

2.3.2 Analisis Perbelanjaan... 10

2.3.3 Target yang akan Dicapai... 13

2.4 Pengelolaan Obat/ Perbekalan Farmasi... 13

2.4.1 Pembelian... 14

2.4.2 Penyimpanan dan Penataan... 14

2.4.3 Penjualan/ Pelayanan... 15

2.4.4 Administrasi... 15

2.5 Perpajakan... 16

2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)... 17

2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)... 18

2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)... 18

III. TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU... 19

(5)

3.2. Strutur Organisasi... 20

3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu... 21

3.3.1 Pembelian (Pengadaan) perbekalan Farmasi... 21

3.3.2 Penyimpanan... 23

3.3.3 Penjualan (Pelayanan)... 24

3.3.4 Administrasi... 25

IV. PEMBAHASAN... 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

5.1. Kesimpulan... 30

5.2. Saran... 30

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 FormulIr Surat Pemesanan... 32

2 Formulir Surat Pemesanan Narkotik... 33

3 Formulir Surat Pemesanan Psikotropik... 34

4 Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika... 35

5 Laporan Penggunaan Psikotropika... 36

6 Buku Pembelian dengan PPN... 37

7 Buku Pembelian Non-PPN... 38

(8)

RINGKASAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang

dimaksud dengan pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk

pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan

distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan

lainnya kepada masyarakat adalah apotek, dimana mereka yang berhak melakukan

pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian di apotek, dinyatakan

bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada pelayanan

kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula

hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan

yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari

pasien.

Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan

interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah

(10)

penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi

dengan baik.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien di apotek,

seorang Apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja, tetapi

juga harus memiliki keahlian manajemen karena mengelola sebuah apotek sama

halnya dengan mengelola sebuah perusahaan. APA dituntut pengetahuannya

untuk dapat menguasai produk yang dijual dan teknis pelayanan kefarmasian serta

harus dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil

kinerja operasional. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai tanggung

jawab untuk menyeimbangkan dua fungsi tersebut demi terpeliharanya martabat

dan tradisi luhur profesi farmasi.

Dengan demikian, calon Apoteker perlu dibekali ketrampilan dan keahlian

dalam mengelola apotek melalui Praktek Kerja Profesi di apotek swasta agar

calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu

apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam

melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, sehingga kelak mampu melaksanakan

tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan

kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di

(11)

B. Tujuan

1. Agar calon apoteker dapat memberikan pelayanan yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Agar calon apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung peran dan tugas

apoteker pengelola apotek (APA), sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan

fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan kode etik

(12)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1. Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya

kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat

tradisional dan kosmetik. Perbekalan farmasi adalah semua bahan selain obat dan

peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan

Menkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004).

Pengelolaan apotek menurut Permenkes nomor 1332/Menkes/SK/X/2002

yakni:

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi

lainnya

3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan

telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai

apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi

Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang

bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan

(13)

Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang profesional yang banyak

berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh

karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang

lengkap yang mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam

hal sumber informasi obat, seorang apoteker harus mampu memberi informasi

yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang

digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman

menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguh-

sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Selain memiliki fungsi sosial, sebagai tempat pengabdian dan

pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat dan perbekalan

farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek

memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan

usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional

kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis

kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.

2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang

dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan bantuan orang lain.

Prinsip-prinsip dasar manajemen dapat dipelajari tetapi hasil yang

(14)

perorangan. Manajemen yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan

sesuai harapan.

Berdasarkan Keputusan Menkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004,

Apoteker sebagai manajer atau pengelola apotek harus mempunyai kemampuan

sebagai pengelola apotek, apoteker harus memiliki kemampuan dalam mengelola :

1. Sumber daya manusia

2. Sarana dan prasarana

3. Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

4. Administrasi

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan

menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, dapat

mengambil keputusan yang tepat, kemampuan dalam berkomunikasi antar profesi,

menempatkan diri sebagai pimpinan yang multidispliner, kemampuan mengelola

SDM secara efektif, belajar sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan

dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

2.2.2 Sarana dan Prasarana

Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada

halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek

harus dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.

Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari

aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal ini berguna untuk

(15)

penyerahan. Masyarakat harus diberi akses untuk memberi informasi dan

konseling tentang obat.

Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat

dan serangga. Memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari

pendingin.

Apotek harus memiliki :

1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien

2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan

brosur/materi informasi

3. Ruang racikan

4. Ruangan tertutup untuk mengadakan konseling yang dilengkapi dengan

meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medis pasien

5. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.

2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya

Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan

sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, meliputi : perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First in

First out) dan FEFO (First Expired First Out).

Apoteker sebagai seorang pengelola apotek harus juga memiliki kemampuan

dalam 4 hal yaitu:

1. Perencanaan (planning)

Sebelum menjalankan suatu usaha sebaiknya dibuat suatu perencanaan,

baik itu rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa

(16)

Perencanaan ini mencakup pemilihan lokasi, studi kelayakan, perhitungan

sumber modal dan waktu Return on Investment (ROI), serta rencana

anggaran belanja.

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah fungsi yang mempersatukan sumber-sumber daya

pokok dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu

pola yang harmonis sehingga mereka dapat melaksanakan

aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Kemampuan mengorganisir meliputi pembagian aktivitas-aktivitas pada

setiap karyawan, penentuan tugas tiap-tiap kelompok, pemilihan

orang-orang sesuai dengan tingkat pendidikan, pendelegasian wewenang,

pemberian tanggung jawab pengkoordinasian macam-macam aktivitas,

hubungan-hubungan dan tanggung jawab manusia-manusianya secara

sadar.

3. Kepemimpinan (actuating)

Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan pelaksanaan tindakan-

tindakan bawahannya agar mereka bekerja atas kesadaran sendiri tanpa

merasa dipaksa. Dalam hal ini diperlukan bakat kepemimpinan dan

kewibawaan sehingga dapat mengaktifkan semua karyawan untuk bekerja

sesuai dengan bidangnya.

4. Pengawasan (controlling)

Agar fungsi di atas berjalan lancar dan efektif perlu adanya pengawasan.

Pengawasan adalah proses pengamatan, penelitian, penilaian dari

(17)

untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari

pengawasan adalah memastikan apakah semua sudah berjalan dengan

memuaskan sesuai dengan arah tujuan

2.3. Studi Kelayakan

Studi Kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan

yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan

keputusan investasi yang mengawali resiko yang belum jelas. Melalui studi

kelayakan berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat

diantisipasi lebih awal.

Dalam mengelola suatu apotek kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai

tahap yaitu pada saat pendirian apotek atau pada saat apotek melakukan kegiatan.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu

apotek antara lain :

- APA tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan

- Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang

diperkirakan

Kegagalan suatu apotek pada saat melakukan kegiatan dapat disebabkan

minimnya masyarakat yang datang ke apotek sehingga kapasitas kerja jauh

melebihi pekerjaan yang ada sehingga kegiatan berlangsung tidak efisien. Selain

faktor diatas, dapat juga disebabkan oleh kesulitan likuiditas akibat gagalnya

(18)

2.3.1. Survei dan Pemilihan Lokasi

Sebelum mendirikan suatu apotek, sangat penting untuk terlebih dahulu

melakukan survei dan pemilihan lokasi. Lokasi sangat mempengaruhi kemajuan

suatu usaha apotek dan merupakan pemikiran awal yang paling penting, oleh

karena itu pemilihan lokasi harus benar-benar diperhitungkan sebelum apotek

berdiri. Agar usaha apotek dapat hidup secara berkesinambungan, apotek harus

berada pada lokasi yang memungkinkan untuk memperoleh pelanggan yang terus

bertambah. Dengan kata lain, lokasi apotek harus strategis sehingga menjadi

pilihan konsumen.

Lokasi yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria diantaranya terjamin

keamanannya, ramai, mudah terjangkau, dekat dengan tempat pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter, klinik dan tempat pelayanan

kesehatan lainnya Dengan lokasi yang demikian diharapkan apotek sebagai

tempat usaha akan dapat terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya.

2.3.2. Analisis Perbelanjaan

a. Modal minimal

Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan

sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal

minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya

awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan

baik di tangan maupun di bank.

b. Sumber modal

Kesulitan modal merupakan masalah yang sangat sering dijumpai

(19)

seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk

mengusahakan modal dari berbagai sumber.

Sumber-sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari:

1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu

pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.

2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur)

kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan

kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan

sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber

modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang

umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving.

Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:

1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap

misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.

2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat

berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang

muka.

c. Analisis impas

Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk

mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Melalui analisis

impas, dapat diketahui berapa omset yang harus dicapai agar suatu usaha

dapat hidup dengan layak atau agar suatu usaha dapat mencapai laba

tertentu. Secara umum suatu kegiatan dikatakan impas atau omsetnya berada

(20)

dirugikan. Apabila kegiatan itu merupakan proses jual beli maka si penjual

akan merasa impas apabila nilai penjualan = nilai pembelian + biaya yang

dikeluarkan atau apabila laba = biaya yang telah dikeluarkan.

Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah:

Titik impas

barang yang tidak terjual

BV : Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah

barang yang terjual. Untuk apotek BV adalah nilai pembelian dari

barang yang terjual

Penjualan : Nilai penjualan dari barang yang terjual. Nilai penjualan adalah nilai

pembelian + margin keuntungan

HPP : Harga pokok penjualan yaitu nilai pembelian dari barang yang terjual

pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga

pokok dari persediaan awal + pembelian barang pada kurun waktu

tertentu – persediaan barang akhir

(21)

2.3.3. Target yang akan dicapai

Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita

dalam suatu usaha ataupun sasaran (target) yang akan dicapai. Untuk menjaga

kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian

target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya

pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil,

pengadaan perbekalan farmasi, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin,

memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.

2.4. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi

Masalah pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah

pada dapatnya dijamin ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan

kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber

daya manusianya.

Perencanaan pengadaan obat/perbekalan farmasi lainnya, akan dapat lebih

terarah dan efisien bila dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang didukung oleh

wawasan-wawasan ilmu yang terkait. Dilapangan, perencanaan pengadaan perlu

didukung oleh data analisis pasar antara lain jumlah penduduk, susunan

demografi, kondisi sosial ekonomi dan geografis, masalah kesehatan di

lingkungan sekitar, persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan pola penggunaan

(22)

Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi

kelengkapan, harga, pelayanan dan persediaan obat serta keuangan yang pada

akhirnya akan menentukan citra suatu apotek.

2.4.1. Pembelian

Secara umum komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat

kesehatan yang pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian

perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan

penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah

terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang

tidak mengalami hambatan.

Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang

diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan

tersebut tentunya adalah dari visi farmasis yakni pengadaan yang mengarah pada

terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun

kuantitasnya.. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas,

pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.

2.4.2. Penyimpanan dan penataan

Untuk kegiatan penyimpanan tentunya difokuskan pada tujuan agar tetap

terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai

yang ditetapkan. Jelas hal ini juga memerlukan wawasan pendukung yang

memadai serta tenaga yang cukup terlatih.

Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan

memperhatikan sistem First In First Out (FIFO), First Expired First Out (FEFO),

(23)

Penataan dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi

pelayanan, pembagian farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan seringkali

bisa disiasati dengan optimalisasi penggunaan ruang yang ada serta

menyederhanakan jalur pelayanan.

2.4.3. Penjualan/pelayanan

Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep dan penjualan

obat bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada

konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Kelengkapan obat, obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya

tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan

konsumen baik obat bebas, bebas terbatas maupun obat keras.

2. Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di

apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar

apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat

dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

3. Pelayanan, pelayanan yang baik dari apotek terhadap konsumen sangat

diperlukan dan keadaan tempat yang mendukung penjualan dari suatu apotek

seperti kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan faktor

lain yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek

tersebut menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan obat.

2.4.4. Administrasi

Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang

dilakukan oleh suatu perusahaan, seperti juga sistem usaha lain kegiatan

(24)

tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat

diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi

yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker

pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana

dengan mantap sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik.

Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi:

1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai

arus uang dan barang meliputi buku kas, bank, pembelian penjualan dan

lain-lain

2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup

obat-obat narkotika dan psikotropika.

2.5. Perpajakan

Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak adalah suatu

kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya atau

penghasilannya (hasil pendapatan) kepada negara menurut peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan

masyarakat.

Jenis-jenis pajak di apotek antara lain :

1. Pajak yang dipungut oleh daerah yaitu :

• Pajak Reklame/Iklan (papan nama apotek)

• SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha)

2. Pajak yang dipungut oleh negara (pemerintah pusat) yaitu :

(25)

• Pajak Penghasilan (PPh)

• Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)

Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honorarium, imbalan jasa dan

kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi kerja

(majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan,

jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia. Besarnya Penghasilan

Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk wajib pajak orang pribadi berdasarkan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 21 tahun 2005 adalah sebagai berikut:

a. Rp 12.000.000,00 untuk Wajib Pajak.

b. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.

c. Rp 12.000.000,00 tambahan untuk seorang isteri, yang diberikan apabila ada

penghasilan isteri yang digabung dengan penghasilan suami.

d. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga

semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan

sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga

Sedangkan penghasilan kena pajak didasarkan pada tarif pajak penghasilan

menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 17 UU PPh dapat dilihat

(26)

Tabel 1. Penghasilan kena pajak didasarkan kepada tarif pajak penghasilan.

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 25.000.000,00 5%

Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 10%

Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00

Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00

Di atas Rp 200.000.000,00

15%

25%

35%

2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)

Pajak penghasilan badan pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari perusahaan

atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan

pada penghasilan bersih.

2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

Menurut Undang-Undang PPn tahun 1984 bahwa tarif pajak secara umum

adalah 10% untuk semua Barang Kena Pajak (BKP). PPn yang harus disetor ke kas

negara oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan

dengan pajak keluaran.

Jika pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka selisih

merupakan kelebihan pajak yang terhutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta

kembali. Tetapi apabila pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan maka

selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-selambatnya

(27)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU

3.1 Letak dan Luas Bangunan

Apotek Wahyu terletak di Jl. Pinang Baris No. 5 Kampung Lalang Medan,

luas bangunan 9 x 16 m2 bertingkat dua terdiri dari ruang tunggu, bagian

penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan, gudang dan kamar mandi/WC.

Denah bangunan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan

Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan

A

B

D

C

E

F

H

G

E

I

J

(28)

Keterangan:

A = Halaman parkir F = Ruang peracikan = Lemari obat ethical B = Praktek Dokter G = Gudang = Etalase obat bebas C = Ruang tunggu H = Tempat pencucian = Lemari buku D = Kasir I = Ruang Apoteker/Administrasi = Meja peracikan E = Penjualan bebas J = Kamar mandi = Meja Apoteker

Lokasi Apotek Wahyu sangat strategis yaitu terletak di pemukiman yang

sangat ramai, di persimpangan jalan yang ramai dilalui oleh kendaraan umum dan

mudah dijangkau, selain itu di lingkungan sekitar apotek terdapat beberapa tempat

praktek dokter.

3.2 Struktur Organisasi

Apotek Wahyu didirikan pada tahun 1983 dengan No. SIA: 1525/SIA/1983

oleh Drs. Ismail, M.Si, Apt. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus

sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). Apotek Wahyu berdiri berdasarkan atas

keberanian dan kemauan, dimana modal diperoleh dari pinjaman bank, perbekalan

farmasi dari apotek teman sejawat dan modal sendiri. Struktur organisasi Apotek

Wahyu adalah sebagai berikut:

APOTEKER PENGELOLA APOTEK (APA)/ PEMILIK SARANA APOTEK (PSA)

ADMINISTRASI KASIR

ASISTEN APOTEKER (shift pagi)

ASISTEN APOTEKER (shift sore)

(29)

Dalam melaksanakan kegiatan apotek ini dibuka setiap hari mulai pukul

08.00 hingga pukul 22.00 WIB. Kegiatan dibagi dua shift yakni pagi dan sore.

Pertukaran shift dilakukan pada pukul 15.00 WIB. Tenaga kerja di Apotek Wahyu

sebanyak 8 orang dengan perincian sebagai berikut:

• Apoteker = 1 orang

• Asisten apoteker = 3 orang

• Penjualan obat bebas = 1 orang

• Kasir = 2 orang

• Kebersihan = 1 orang

3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu

3.3.1. Pembelian (Pengadaan) Perbekalan Farmasi

Proses pembelian/pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan,

pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian.

c Perencanaan Pembelian Perbekalan Farmasi

Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah

barang yang akan dibeli dengan memperhatikan kebutuhan, menentukan

pemasok dengan mempertimbangkan kecepatan pelayanan, potongan

harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang dibayarkan.

(30)

1. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam

buku kosong yang diketahui dari pemeriksaan rutin setiap hari terhadap

resep dan penjualan bebas.

2. Dicek apakah ada atau tidak stok barang di gudang.

3. Menetapkan jumlah barang yang akan dibeli sesuai dengan laku atau

tidaknya barang di apotek.

4. Barang yang sudah dipastikan untuk dibeli dicatat dalam buku

pemesanan.

c Pengadaan barang

Pada pagi hari salesman datang ke apotek untuk memilih

barang-barang yang terdapat dalam buku pemesanan dan diparaf oleh asisten

apoteker. Pada sore hari salesman datang membawa obat yang dipesan,

bila ada barang dalam buku pemesanan yang tidak diambil oleh

salesman maka asisten apoteker menghubungi melalui telepon.

Khusus untuk pembelian narkotik pemesanan dilakukan langsung ke

Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Medan dengan

menggunakan surat pesanan narkotik (Formulir N-9) rangkap 5 yang

ditandatangani oleh APA. Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan

oleh apoteker.

c Pemantauan hasil pembelian

Pemantauan hasil pembelian dilakukan sebagai berikut:

1. Memeriksa jenis, jumlah, kondisi fisik barang dan tanggal kadaluarsa

(31)

2. Memeriksa faktur-faktur yang diterima dari pemasok terhadap

kelengkapan barang yang sudah dipesan dan kebenaran

harga/potongan harga yang telah disepakati.

3. Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga/potongan harga

tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta untuk segera dikoreksi.

Apabila barang ada yang tidak dikirim maka diminta penjelasan

dari pemasok tersebut bila perlu membatalkannnya agar bisa dipesan

dari pemasok lain.

3.3.2. Penyimpanan

Apotek Wahyu mempunyai gudang yang berfungsi untuk menyimpan

perbekalan farmasi sebelum disalurkan ke ruang peracikan dan penjualan obat

bebas. Gudang berada didalam ruang peracikan dibuat tersendiri, penyimpanan

barang dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis serta dibedakan antara

obat bebas dan obat di ruang peracikan.

Penyimpanan barang dagangan di ruang peracikan dan di ruang etalase

depan disusun berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan prinsip FIFO

(first in first out) yaitu barang yang lebih dulu masuk akan keluar lebih dulu.

Barang dagangan yang terdapat di etalase depan adalah obat-obat yang

dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan

alat-alat kesehatan. Pada ruang peracikan obat-obat ditempatkan pada kotak obat

dimana tertulis nama dan harga obat.

Untuk obat narkotik dan psikotropik disimpan di lemari khusus sedangkan

(32)

es. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan etiket

yang jelas.

3.3.3. Penjualan (pelayanan)

Penjualan (pelayanan) di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara melayani

pasien yang memerlukan obat bebas maupun obat yang ditebus dengan resep

dokter. Kegiatan penjualan perbekalan farmasi di apotek ini berupa pelayanan

resep dan penjualan bebas.

a. Pelayanan resep

Pelayanan resep di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas penjualan bebas menerima resep dari pasien.

2. Resep diberikan ke petugas peracikan kemudian petugas peracikan

memeriksa kelengkapan obat yang terdapat dalam resep, jika lengkap

maka resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien.

3. Jika pasien setuju dengan harga yang telah ditetapkan maka pasien diberi

nomor resep untuk pengambilan obat. Kemudian obat dan etiket

disiapkan oleh petugas peracikan.

4. Obat yang telah siap diperiksa kembali, kemudian obat diserahkan pada

pasien dengan memanggil nama pasien dan diberikan informasi

seperlunya mengenai pemakaian obat. Kopi resep dan kuitansi dapat

diberikan pada pasien jika diperlukan.

5. Pasien setelah menerima obat, langsung membayar di kasir.

6. Resep asli disimpan dan diarsipkan.

7. Resep yang mengandung narkotik harus diperhatikan kelengkapan resep

(33)

atau paraf dokter yang bersangkutan serta nama, umur dan alamat pasien

yang lengkap. Resep diarsipkan tersendiri untuk memudahkan

pembuatan laporan tentang pemakaian narkotik setiap bulannya.

b. Pelayanan penjualan bebas

Pelayanan penjualan bebas di Apotek Wahyu dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker menerima permintaan

barang dari pasien dan menginformasikan harga.

2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dan pasien membayarnya

dikasir.

3. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker mencatat barang yang

dijual pada buku khusus penjualan bebas.

3.3.4. Administrasi

Kegiatan administrasi di Apotek Wahyu meliputi:

a. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan pembelian dan penjualan

terdiri dari:

1. Kartu stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat

sehingga dapat diketahui berapa sisa obat dan berapa obat yang

harus dipesan. Kartu stok obat ada dua yaitu kartu stok obat yang

mencatat obat-obat yang ada di gudang dan kartu stok obat yang

mencatat obat-obat yang ada di ruang peracikan.

2. Buku pemesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk

dipesan ke distributor.

(34)

• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor

dengan faktur yang disertai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor

dengan faktur yang tidak disertai PPN.

• Mencatat semua barang-barang yang diterima dari toko obat.

4. Buku laporan penjualan, mencatat semua penjualan barang setiap

hari baik dari resep, barang bebas depan dan belakang sehingga

dapat diketahui jumlah totalnya setiap harinya.

b. Administrasi pelaporan

Untuk obat-obat golongan narkotik, pelaporan dilakukan sekali

sebulan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya sedangkan

untuk psikotropika, pelaporan dilakukan setahun sekali dan laporan

(35)

BAB IV

PEMBAHASAN

Ditinjau dari lokasinya, Apotek Wahyu tergolong strategis karena dekat

dengan daerah pemukiman, praktek dokter, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.

Jumlah apotek yang berada di sekitar Apotek Wahyu relatif banyak sehingga

mengakibatkan persaingan dalam memperoleh pelanggan. Dalam hal ini, APA

tuntut untuk menjalankan fungsi manajemen dengan baik agar dapat

meningkatkan mutu pelayanan demi kelangsungan operasional apotek. Salah satu

tanggung jawab dari apoteker di apotek adalah memberikan informasi obat kepada

pasien mau pun kepada profesi kesehatan lainnya. Di apotek Wahyu hal ini belum

dilaksanakan secara optimal. Pemberian informasi obat biasanya dilaksanakan

oleh asisten apoteker.

Hasil pengamatan yang dilakukan di Apotek Wahyu Medan, pelayanan

sudah baik meliputi penyiapan resep yang cepat dan tepat, harga obat bersaing,

karyawan yang cukup ramah, dan keadaan apotik yang bersih dengan susunan

obat yang cukup teratur. Pelayanan resep dan kelengkapan obat di Apotek Wahyu

sudah baik walaupun kadang-kadang ditemukan obat yang tidak ada tapi hal ini

dapat diatasi dengan membeli obat pada apotek relasinya. Kerjasama ini juga

dibutuhkan khususnya pada kondisi saat ini dimana harga obat-obatan melonjak

tinggi yang menimbulkan kesulitan bagi apotek untuk menyediakan seluruh item

obat karena memerlukan biaya yang besar.

Untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pelayanan kefarmasian saat ini.

(36)

ke orientasi pasien yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical

care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada

pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya

kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu,

apoteker dalam menjalankan praktek, harus sesuai standar yang ada untuk

menghindari terjadinya hal tersebut. Apoteker harus mampu berkomunikasi

dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung

penggunaan obat yang rasional.

Pengadaan dan penjualan obat-obatannya telah terkoordinasi dengan baik.

Dalam pengadaan obat lebih diutamakan obat-obat yang fast moving sehingga

mencegah penumpukan obat dan kadaluarsa. Setiap penjualan obat tercantum

dalam buku penjualan dan penataan obat di etalase khususnya obat-obat di ruang

peracikan dan gudang dilengkapi kartu stok.

Pembelian perbekalan farmasi di Apotek Wahyu dilakukan oleh apoteker

pengelola apotek dan dibantu oleh asisten apoteker melalui salesman yang datang

ke apotek ataupun langsung dipesan ke PBF. Apoteker menetapkan jumlah

pembelian dan menentukan pemasok. Harga jual dipengaruhi oleh perbedaan

harga antara pembelian tunai dengan kredit dan pembelian jumlah besar dengan

jumlah kecil. Khusus untuk pembelian narkotika, pemesanan dilakukan langsung

ke PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pemesanan narkotika

yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Untuk pembelian

(37)

dipesan oleh petugas pembelian akan diantarkan ke apotek siang atau sore

harinya.

Di Apotek Wahyu penyimpanan obat sudah cukup baik. Obat disimpan

dan disusun berdasarkan bentuk sediaan, efek farmakologi dan diurutkan

berdasarkan abjad dengan sistim FIFO (First In First Out) dan FEFO (First

Expire First Out). Obat-obat di ruang peracikan ditampatkan pada kotak-kotak

yang mencantumkan nama obat dan harga obat. Obat-obat yang termostabil

seperti suppositoria, vaksin, serum disimpan dalanm lemari pendingin. Obat-obat

golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

Penjualan/pelayanan di Apotek Wahyu meliputi pelayanan resep, obat bebas,

kosmetika, alat-alat kesehatan, suplemen makanan dan susu.

Hubungan yang baik antar karyawan dan APA sangat menunjang kegiatan

apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Manajemen Apotek Wahyu telah berjalan dengan baik sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

2. Pelayanan yang dilakukan di apotek Wahyu mencakup pelayanan resep,

penjualan obat bebas, kosmetik, alat kesehatan, suplemen makanan, dan

susu.

3. Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pada pasien belum

maksimal dilaksanakan dan perlu ditingkatkan.

4. Hubungan antar karyawan, apotek relasi, dokter, dan APA sudah terjalin

dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat pada pasien dapat

berjalan secara efektif dan efisien.

5.2SARAN

1. Untuk meningkatkan pelayanan informasi obat kepada pasien diharapkan

supaya Apotek Wahyu melaksanakan KIE.

2. Bagi mahasiswa yang melaksanakan LKP diharapkan memanfaatkan waktu

dengan baik untuk berdiskusi dengan karyawan atau APA sehingga lebih

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M.. (1995). Manajemen Farmasi. Edisi I, Penerbit Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Kesehatan No. 23

Tahun 1992.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan No.

1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

Apotek.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia. Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun

1980 Tentang Tugas dan Fungsi Apotik.

Martono, W, dkk. (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 40. Ikatan

Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.

Pemerintah RI. (2000). Lima (5) Undang-Undang Tahun 2000 Tentang

Perpajakan. PT. Mitra Info, Jakarta.

Swastha, B., dan Sukkotjo, W. (1995). Pengantar Bisnis Modern. Edisi III.

Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Wahyu, U, (1999). Pengelolaan Apotek Oleh Apoteker, Harapan, Kendala dan

(40)

Lampiran 1. Surat Pemesanan

APOTEK WAHYU

No. SIA : PO. 00. 02. 5. 2709

Nama APA : Drs. H. Ismail MSi, Apt

No SIK : 276/SU

Alamat : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan

Telp : 8451217

Kepada Yth:

Pimpinan PBF

di

...

Dengan Hormat,

Bersama ini kami memesan obat sbb:

No Nama Obat Satuan Jumlah Keterangan

Demikian dan terima kasih atas perhatian saudara.

Medan,

Apoteker Pengelola Apotek

(41)

Lampiran 2. Surat Pemesanan Narkotika

Rayon :

No. SP : Model N 9

Lembar ke 1/2/3/4/5

SURAT PEMESANAN NARKOTIK

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Drs. H. Ismail MSi, Apt

Alamat : Jl. Pinang Baris No 5 Medan

Jabatan : Apoteker Apotek Wahyu

Mengajukan permohonan kepada:

Nama distributor :

Alamat & No Telp :

Sebagai berikut :

Narkotik tersebut akan dipergunakan untuk keperluan:

Apotek

Lembaga………

Medan,

Pemesan

Drs. H. Ismail, MSi, Apt

(42)

Lampiran 3. Surat Pemesanan Psikotropika

NAMA SARANA : APOTEK WAHYU

NO. SURAT IZIN : PO. 00. 02. 5. 2709

ALAMAT & TELP : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan & 8451217

Nomor :

SURAT PEMESANAN PSIKOTROPIKA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Drs. H. Ismail MSi, Apt

Alamat : Jl. Pinang Baris No 5 Medan

Jabatan : Apoteker Apotek Wahyu

Mengajukan permohonan kepada:

Nama Perusahaan :

Alamat :

Jenis Psikotropika sebagai berikut:

Untuk keperluan Pedagang Besar Farmasi/ Apotek/ Rumah Sakit/

Puskesmas/ Balai Pengobatan/ Sarana Penyimpanan Sediaan Farmasi

Pemerintah/ Lembaga penelitian dan/atau Lembaga Pendidikan.

Nama : Apotek Wahyu

Alamat : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan

Medan,

Penanggung Jawab

Drs. H. Ismail, MSi, Apt

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

Lampiran 8. Kartu Stok Obat

Stok Obat Apotek Wahyu

Jl. Pinang Baris 5 Kp. Lalang

Nama Obat :

Tgl Ket + - Sisa Tgl Ket + - Sisa

(48)
(49)
(50)

KASUS 1

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

pasien menderita radang gigi dan gusi.

3. THREE PRIME QUESTION

Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak

mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat

lain? Dokter memberikan obat Clindamisin sebagai antibiotik diminum 3 x sehari,

dokter juga memberikan obat Eflagen sebagai mengurangi radang dan rasa sakit

diminum 1 x sehari dan terakhir Megazing sebagai suplemen vitamin dan mineral

untuk meningkatkan daya tahan tubuh diminum 1 x sehari, semoga ibu cepat

sembuh, terima kasih

4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

1. Klindamisin Klindamisin HCl

300 mg

Reclisin®

(Heroic)

(51)

2. Eflagen®

(Sanbe

Farma)

Kalium Diklofenak

50 mg

Kegunaan: Infeksi saluran nafas, tulang, kulit dan jaringan lunak.

Bentuk obat: tablet.

Cara pemakaian: 3 x sehari 1 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Obat dikonsumsi sampai habis

- Minum obat ini setengah sampai 1 jam setelah makan dan obat diminum

secara teratur.

Keterangan :

Klindamisin memiliki sifat bakteriostatis terutama terhadap kuman gram

positif dan anaerob. Khasiatnya ± 4 x lebih kuat dibanding linkomisin.

Reabsorbsinya juga jauh lebih baik, sampai 90 %, juga pada lambung terisi.

Banyak digunakan secara topikal pada jerawat karena efek penghambatannya

(52)

b. Eflagen®

Kegunaan: Analgetik-antiinflamasi.

Bentuk obat: tablet.

Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

− Efek samping yang ditimbulkan kadang mual, muntah, diare, sakit kepala.

− Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin karena dapat menyebabkan pusing.

− Hati-hati penggunaan obat pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, dan gangguan saluran pencernaan.

− Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

c. Megazing®

Kegunaan: Defisiensi vitamin dan mineral sera meningkatkan metabolisme.

Bentuk obat : kaplet.

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Bila suplementasi tidak diperlukan lagi, hentikan penggunaan.

(53)
(54)

KASUS II

1. RESEP

Dokter : Dr. Rudianto

R/ Vosedon Tab X

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

pasien menderita tukak lambung.

3. THREE PRIME QUESTION

Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak

mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat

lain? Dokter memberikan obat Vosedon untuk mengurangi gejala mual dan

muntah diminum 3 x sehari ½ jam sebelum makan, dokter juga memberikan obat

Lapraz obat antitukak diminum 1 x sehari pada malam hari, dan terakhir Lagesil

syrup untuk melindungi lambung dari asam serta menetralkan asam lambung

diminum 2 x sehari 2 sendok teh 2 jam setelah makan, semoga ibu cepat sembuh,

terima kasih

4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol. Khasiat

1 Vosedon®

(Sanbe

Farma)

Domperidon 10 mg Vomitas®

(Kalbe

Farma)

K Mengurangi

gejala mual

(55)

2. Lapraz®

(Sanbe

farma)

Lansoprazole 30 mg Inhipraz®

(Bernofarm)

5. PELAYANAN INFORMASI

a. Vosedon®

Kegunaan : Mengurangi gejala mual dan muntah akut

Bentuk obat : Tablet.

Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet ½ jam sebelum makan

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Obat diminum sebelum makan.

Pemakaian obat dihentikan bila mual dan muntah sudah hilang.

Keterangan :

Vosedon mengandung domperidon yaitu golongan benzamid yang dapat

bekerja sebagai antiemetik. Domperidon bekerja secara selektif mengatur

gerakan gastrointestinal (stimulasi gerakan peristaltik dan pengosongan

lambung), juga berkhasiat sebagai antiemetik dengan perintangan resepor

dopamin di CTZ oleh karena itu sangat tepat digunakan pada pengobatan

terhadap gangguan gastrointestinal.

b. Lapraz ®

Kegunaan : Anti tukak lambung.

Bentuk obat : kapsul.

(56)

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

− Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan hati, usia lanjut.

− Tidak dianjurkan pemberian pada wanita menyusui, karena Lansoprazole diekskresikan ke dalam air susu, bila pemberian sangat

diperlukan, maka menyusui harus dihentikan.

− Penggunaan pada wanita hamil sebaiknya dihindarkan. Antasida dan sukralfat akan mempengaruhi bioavailabilitas lansoprazole dan

sebaiknya dapat diberikan 1 jam atau lebih setelah minum

Lansoprazole.

Keterangan :

Obat ini mengurangi sekresi asam dengan jalan menghambat enzim

H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal.

c. Lagesil ®

Kegunaan : Untuk perut kembung, hiperasiditas lambung.

Bentuk obat : suspensi.

Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh 2 jam sesudah makan.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Kocok dahulu sebelum diminum.

Pada penggunaan yang lama dapat meyebabkan diare dan konstipasi.

Keterangan :

Antasida adalah obat yang mengembalikan pH lambung ke keadaan pH

normal lambung. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang

(57)
(58)

KASUS III

1. RESEP

Dokter : Dr. Rudianto

R/ Sumagesic Tab XII

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

pasien menderita pilek disertai demam.

3. THREE PRIME QUESTION

Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu

mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat

lain? Dokter memberikan obat Sumagesic sebagai penurun suhu tubuh diminum 4

x sehari, dokter juga memberikan Enerplus untuk mengurangi kelelahan fisik

diiminum 3 x sehari, dan terakhir Imunos yang membantu meningkatkan daya

tahan tubuh diminum 1 x sehari pada malam hari, semoga ibu cepat sembuh,

terima kasih.

4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

(59)

2. Enerplus®

5. PELAYANAN INFORMASI

a. Sumagesic®

Kegunaan: analgesik-antipiretik.

Bentuk obat: kaplet.

Cara Pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

− Pemakaian dihentikan jika demam sudah turun.

− Jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama.

− Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal dan hati.

− Obat disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

b. Enerplus®

Kegunaan: Mengurangi kelelahan.

Bentuk obat: Tablet.

(60)

c. Imunos®

Kegunaan: Suplemen membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

Bentuk obat : tablet.

Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

(61)
(62)

KASUS IV

1. RESEP

Dokter : Dr. Rudianto

R/ Tremenza Tab VI

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

pasien menderita pilek disertai demam.

3. THREE PRIME QUESTION

Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu

mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat

lain? Dokter memberikan obat Tremenza untuk mengobati flu karena alergi

diminum 2 x sehari, dan Cerini sebagai antialergi diminum 1 x sehari pada malam

hari, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih.

4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

(63)

5. PELAYANAN INFORMASI

a. Tremenza ®

Kegunaan: Obat flu karena alergi saluran napas atas.

Bentuk obat: tablet.

Cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

− Hati-hati bila mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin. Bila demam belum turun dalam waktu 2 hari, konsultasikan ke

dokter.

− Hentikan penggunaan obat bila terjadi sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.

− Selama minum obat ini, jangan minum minuman yang mengandung alkohol, obat penenang dan obat lain yang menyebabkan rasa kantuk.

b. Cerini®

Kegunaan: Antihistamin.

Bentuk obat : tablet.

Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Menjaga agar rmah tetap bersih dan bebas alergen setiap saat.

- Jangan mengemudi kendaraan atau mengoperasikan mesin.

Keterangan:

Obat ini memblokir resepor H1 dengan menyaingi histamin pada

reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian

(64)
(65)
(66)

KASUS V

Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

pasien menderita hipertensi.

3. THREE PRIME QUESTION

Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu

mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat

(67)

4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

K Angina pectoris

(68)

insiden penyakit

jantung pada

pasien dengan

hiperkolesterole

mia

7 Simvastatin Simvastin Cholestat®

(Kalbe

5. PELAYANAN INFORMASI

a. Becombion®

Kegunaan: Kekurangan vitamin B

Bentuk obat: Tablet.

Cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.

b. Glibenklamid

Kegunaan: Mengobati DM Tipe 2

Bentuk obat : tablet

Cara Pemakaian: 1 tablet pada siang hari dan 1 tablet pada malam hari.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

- Hentikan sementara jika terjadi hipoglikemik

Keterangan:

Merupakan golongan sulfonilurea bekerja dengan menstimulasi sel – sel

beta pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan.

c Diamicron®

Kegunaan: Mengobati DM tipe 2

Bentuk obat: Tablet.

(69)

Keterangan :

Mengandung gliklazid yang merupakan golongan sulfonilurea bekerja

dengan menstimulasi sel – sel beta pulau langerhans, sehingga sekresi

insulin ditingkatkan.

d. Tensivask®

Kegunaan: Hipertensi, Angina

Bentuk obat : tablet

Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Harus diminum teratur, jangan berhenti menkonsumsi dengan tiba – tiba,

karena dapat menyebabkan kondisi semakin buruk.

Keterangan:

Mengandung Amlodipine besylate yang merupakan antagonis Ca.

e. Adalat OROS®

Kegunaan: Angina pectoris kronik stabil, angina pektoris pasca infark

(pasca operasi), hipertensi

Bentuk obat: Tablet.

Cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

− Jangan menghentikan konsumsi obat secara tiba – tiba, ada kemungkinan timbul rasa pusing, kesadaran berkurang, rasa letih

terutama bila bangkit secara mendadak dari posisi berbaring.

− Maka bangunlah secara perlahan – lahan, bertahap.

− Jangan minum alkohol karena dapat menimbulkan penurunan tekanan darah secara mendadak.

− Bila mau olahraga konsultasikan dulu kepada dokter.

Keterangan:

(70)

f. Cholespar®

Kegunaan: Memperlambat terjadinya aterosklerosis koroner, menurunkan

insiden penyakit jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia

Bentuk obat : tablet

Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

Keterangan :

Mengandung Pravastatin Na yang bekerja dengan cara menghambate nzim

HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan membentuk kolesterol.

g. Simvastatin

Kegunaan: Menurunkan kadar kolesterol.

Bentuk obat : tablet

Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

Keterangan :

Bekerja dengan cara menghambate nzim HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan

membentuk kolesterol.

h. Lasix®

Kegunaan: Hipertensi

Bentuk obat : tablet

Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pagi hari.

Hal-hal yang perlu diinformasikan:

Akan banyak berkemih, jangan dimakan sewaktu mau tidur, jauhkan dari

jangkauan anak.

Keterangan :

Mengandung furosemida bekerja pada lengkungan henle nefron dengan

cara menghambat transpor Cl- dan reabsorbsi Na+.Pengeluaran K juga

(71)

SWAMEDIKASI

Kasus 1

Seorang pasien wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala

dan pusing. Berdasarkan keluhan pasien tersebut maka obat yang diberikan

Panadol®Kaplet.

1. Spesialite Obat

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

2. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Meringankan sakit kepala, sakit pada gigi, nyeri sendi dan

nyeri otot

2. Bentuk obat : Kaplet

3. Cara pemakaian : 3 - 4 kali sehari 1- 2 Kaplet

4. Hal yang perlu diinformasikan :

− Obat diminum setelah makan

− Jangan dipakai terus-menerus dari 10 hari.

− Kalau sakit sudah hilang sebaiknya dihentikan

− Bila rasa sakit tidak sembuh selama 5 hari segera periksakan ke dokter

− Obat dihentikan jika terjadi kemerah-merahan pada kulit

(72)

Kasus 2

Seorang ibu bersama dengan anaknya berumur 4 tahun datang ke apotek

dengan keluhan anak tidak nafsu makan, sering menagis, menggaruk-garuk dubur.

Berdaarkan keluhan tersebut, maka si anak diberi obat cacing Combantrin®

tablet.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

Combantrin®

3. Cara pemakaian : 1 tablet dalam waktu 6 bulan

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Sebaiknya digunakan setiap 6 bulan sekali.

− Pemberian obat hanya 1 tablet sekali minum

− Sebaiknya digunakan pada waktu malam sebelum tidur.

− Jika tinja berwarna merah tidak perlu dikhawatirkan.

(73)

Kasus 3

Seorang pria dewasa mengalami badan letih, lesu dan loyo Obat yang

diberikan Fatigon® .

1. Spesialite obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Fatigon®

(Kalbe Farma)

Vit B1 100 mg, vit

B6 50 mg, Vit B12

100 mcg, Vit E 30

iu, K l-aspartate 10

mg, Mg l-aspartat

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Gunakan sesuai aturan pakai.

(74)

Kasus 4

Seorang ibu mengeluh sukar buang air besar. Berdasarkan keluhan

tersebut, obat yang diberikan adalah Dulcolax® tablet.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Dulcolax®

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Sebaiknya diminum malam hari sebelum tidur untuk mendapatkan hasil evaluasi pada keesokan paginya.

− Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya dan jangan diminum bersama susu atau antasida.

− Jangan digunakan setiap hari dan lebih dari satu minggu.

− Jangan meminum obat ini bila terjadi nyeri pada perut, mual, dan muntah kecuali atas petunjuk dokter.

− Penggunaan pada anak-anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil harus berdasarkan anjuran dokter.

− Jangan diberikan pada wanita yang menyusui.

− Sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi seperti sayuran, olahraga secara teratur, dan mengkonsumsi air minimal 8-10

(75)

Kasus 5

Seorang pria dewasa mengalami pilek dan bersin terus menerus, hidung

tersumbat, disertai sakit kepala. Obat yang diberikan Decolgen FX.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Decolgen

2. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala,

hidung tersumbat dan bersin-bersin

2. Bentuk obat : tablet

3. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Gunakan sesuai dosis dan indikasi

− Jangan mengendari kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin.

(76)

Kasus 6

Seorang pria dewasa datang ke Apotek dengan keluhan mencret (diare)

obat yang diberikan adalah Neoenterostop.

1. Spesialite Obat

Nama obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Neoenterostop

(Kalbe Farma)

New Diatabs

(Medifarma)

Attapulgid koloid

aktif 650 mg,

pectin 50 mg

B Antidiare

2. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Antidiare

2. Bentuk obat : Tablet

3. Cara pemakaian : 2 tablet tiap Buang air besar

4. Hal – hal yang perlu diiformasikan:

− Gunakan sesuai dosis dan indikasi

− Kalau diare sudah sembuh sebaiknya dihentikan

− Jauhkan dari jangkauan anak dan jangan diberikan pada anak-anak < 8 tahun

(77)

Kasus 7

Seorang wanita dewasa mengalami rasa perih di lambung, lambung terasa

perih, mual, dan perut kembung. Obat yang diberikan Mylanta.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Mylanta

2. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan

asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus.

2. Bentuk obat : tablet

3. Cara pakai : 3 – 4 kali 1 – 2 tablet sehari.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Tablet harus dikunyah dahulu sebelum ditelan.

− Obat diminum saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 1 – 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.

− Penggunaan bersama obat lain harus dihindari karena dapat mengganggu penyerapan obat tersebut, seperti tetrasiklin dan simetidin

(78)

Kasus 8

Seorang pasien dewasa datang keapotek keluhan gatal pada tenggorokan

dan frekuensi batuk yang tinggi tanpa dahak, maka obat yang diberikan adalah

Vicks Formula 44.

1. Kegunaan : meredakan batuk kering, melegakan gangguan

tenggorokan, mengurangi bersin dan hidung berair karena flu dan filek

yang menyertainya.

2. Bentuk Obat : Sirup

3. Cara pemakaian : 2 sendok 3-4 kali sehari

4. Hal – hal yang perlu diinformasikan :

− Sirup diminum langsung jangan sampai diencerkan, dan sebaiknya setelah minum sirup ini jangan minum air

(79)

Kasus 9

Seorang pria dewasa mengalami keluhan gatal-gatal di sela-sela jari kaki

akibat kutu air. Obat yang diberikan Fungiderm.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Fungiderm

(Konimex)

Canesten (Bayer)

Neo Ultrasiline

(Henson Farma)

Klotrimazol 1% T Fungisid

2. Pelayanan informasi

1. Kegunaan : mengatasi dermatomikosis kulit karena dermatofilia, ragi

kapang dan penyakit kulit karena infeksi sekunder oleh jamur.

2. Bentuk obat : krim

3. Cara pakai : dioleskan pada daerah yang terinfeksi jamur

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Hanya untuk obat luar.

− Sebelum dioleskan sebaiknya bagian yang hendak dioleskan dibersihkan terlebih dahulu.

− Hindari kontak dengan mata.

(80)

Kasus 10

Seorang remaja putri datang ke apotek meminta obat untuk mencegah mual

dan muntah selama perjalanan. Berdasarkan keluhan pasien, maka obat yang

dianjurkan adalah Antimo® tablet.

1. Spesialite Obat

Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Antimo®

(Phapros)

Dramamine®

(Searle)

Tiap tablet :

Dimenhydrinat 50

mg

T Antiemetikum

2. Pelayanan Informasi

1. Kegunaan : Mencegah mual dan muntah selama perjalanan.

2. Bentuk obat : Tablet.

3. Cara pemakaian : 1 tablet, 30 menit sebelum bepergian.

4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

− Obat diminum 30 menit sebelum perjalanan, bila perlu dapat diulang tiap 4 jam 1 tablet.

(81)

Lampiran 4. Surat Laporan Penggunaan Narkotika

LAPORAN PENGGUNAAN SEDIAAN JADI NARKOTIKA

Gambar

Gambar
Tabel 1. Penghasilan kena pajak didasarkan kepada tarif pajak penghasilan.
Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan
Gambar 2. Struktur Organisasi Apotek Wahyu

Referensi

Dokumen terkait

Di Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat 1 kawasan Taman Nasional yaitu Taman Nasional Gunung Rinjani dengan beragam flora dan fauna endemik kawasan Gunung Rinjani, namun

Kesimpulan: berdasarkan hasil uji idependen Mann-Whitney menunjukan efektifitas kompres air hangat dan kompres jahe dengan metode eksperimen ada pengaruh yang

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi

Hal ini terlihat bahwa t hitung t tabel yaitu 2,62 2,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan metode

aliran sungai (Metode F.J. Mock) dari tahun 1999 sampai dengan 2013 pada Pos AWLR Belencong diperoleh besarnya debit yang dihasilkan oleh Model Mock lebih kecil

Hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap penggunaan prinsip kesantunan berbahasa dalam kegiatan jual-beli di Pasar Mandalika, dapat disimpulkan

dengan judul ” Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) oleh warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan kelas

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Pringgabaya mulai dari tanggal 22 Mei sampai tanggal 31 Mei 2017, penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, Penelitian Tindakan Kelas