ABSTRAKSI
FJ dn p p g
h W Q
a
3 2
g
2
2
g 03 " " 3 I YAKS1 BELANING PRATI WI, Pernberdayaan Ketornpok Tani Untuk
2 X X m .
a a a d Meningkatkan Kecukupan Pangan Petani (Studi Kasus di Long Midang r " 5 5 Q
3 $ 9 5 Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Propinsi Kaiimantan Timur). Di bimbing
;;as: oleh SOERYO ADIWIBOWO dan SAHARUDDIN
a m
5
."g
a 2 " P. -*
Q P . 5 9
g
2
g r o ( D - 5 Kabupaten Nunukan merupakan daerah perbatasan dan lnenjadi pintugerbang yang menghubungkan antar Negara baik dalam bidang ekonomi maupun B ; P e g
3 ,
L
;s
5
O s o s i a l budaya. Mayoritas sumber rnata pencaharian penduduk adalah pertanian.*
s z a
92
2 Q=
Surnberdaya pertanian rnerupakan modal sangat berharga dan dapat diandalkan Q a s 5 30
,
,4 untuk menopang ketahanan pangan. ' C Q = ' Q C C )8 ' 2 2 s
.o Sejak tahun 2004 pemerintah rnempunyai program meningkatkan"
'
b s
9
kesejahteraan petani rnelalui program " Peningkatan Produktivitas Padi dan b'z s g z4.
-5
:.3.
Perluasan Areal Tanam dan Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU)", secara umum2
8..
2.- 2 C program ini mernberikan bantuan modal secara bergulir kepada kelompok.
$ i j g s f
r P E Z m Tujuan utama kajian ini adalah menganaiisa kinerja kelompok tani,
g 9 3 .=? mengidentifikasi masalah yang dihadapi kelompok tani dan menyusun strategi
5
i $
pemberdayaan klornpok tani. Dalam kajian ini yang diteliti adalah lima5 S Q
a
5 3
kelompok di Long Midang yaitu kefompok tani Apa Kubilang, Mandiri, Masa.2
.-,. 9 3r a
Tunas Muda dan Maju Jaya dijadikan unit analisa kajjan dengan rneode kualitatif=
$ 3a
melalui studi kasus. Data primer dan sekunder dikumpulkan. rnetode yang "'x g
-.
2. = s P) 2. dilakukan adalah wawancara, diskusi kelompok terfokus, survei, pengamatan
Q
I.
3 J langsung terhadap kelompok tani dan individu rumah tangga. Data dianalisa9 2
dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data.id
5
(CI Hasil kajian tnenunjukkan bahwa: 1) motivasi dalam memajukan4
a 3 5
g
z $
kelompok masih rendah 2) kurangnya pemahaman terhadap pentingnya ketompok.T
Q Z E 3) pengetahuan dan keterampilan yang masih kurang 4) belum rnemanfaatkan
w Q
;$
teknologi pertanian modem 5) rendahnya sumberdaya manusia yang dimiliki 6)z
B J belum memahami tugas dan fungsi dalam kelompok 7) dana bergulir belumg
.$
dikelola dengan baikX
-.
P
Permasalahan yang ada dari hasil kajian terhadap lima kelompok tani di3
%
L Long Midang terhadap motivasi, keterampilan, pengetahuan dan partisipasiB
g
pengurus dan anggota kelompok menunjukkan bahwa: 1) kepentingan pribadim 1.
e. masih dominan 2) pengelolaan administ~asi kelompok belum transparansi 3)
r anggota kurang disiplin daiam pengembalian bantuan 4) kepercayaan anggota
3
s terhadap pengurus kelompok rnasih kurang 5) kurang efektifnya kornunikasi antar
g
-. anggota 6) keiompok tani baru dibentuk karena adanya bantuan pinjaman
0
langsung rnasyarakat 7) penyelenggaraan pelatihanlpenyuluhan tidak disesuaikan9 -5 dengan kebutuhan peserta 8) pendampingan dan monitoring terhadap kegiatan
E
4 yang hanya dilakukan di atas meja tanpa ada peninjauan langsung kelapangan.
r
ca
3 1. Program pemberdayaan kelompok tani disusun berdasarkan kebutuhan: 1)
i
O
keberlan-jutan kelompok tani 2) dapa? meningkatkan jejaring keiompok baikh
7 secara vrnikal maupun horizontal dan 3) meningkatkan komunikasi antar anggota
kelom pok.
i
i
!
S E K O U H
PASCASARJANA
lNSTlTUT
PERTANlAN
BOGOR
BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir kajian pengembangan
masyarakat dengan judul "Pemberdayaan Kelompok Tani Untuk Meningkatkan
Ketahanan Pangan Petani Studi kasus di Long Midang Kecamatan Krayan Kabupaten
Nunukan Propinsi Kalimantan Timur", adalah karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan daiam Daftar Pustaka di bagian
aM~ir tugas akhir kajian ini.
Bogor, Desember 2006
ABSTRAKSI
YAKS1 BELANING PRATIWI, Pemberdayaan Kelompok Tani Untuk Meningkatkan Kecukupan Pangan Petani (Studi Kasus di Long Midang Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur). Di bimbing oleh SOERYO ADIWIBOWO dan SAHARUDDIN
Kabupaten Nunukan merupakan daerah perbatasan dan ~nenjadi pintu gerbang yang menghubungkan antar Negara baik dalam bidang ekonomi rnaupun sosial budaya. Mayoritas sumber mata pencaharian penduduk adalah pertanian. Sumberdaya pertanian merupakan modal sangat berharga dan dapat diandalkan untuk menopang ketahanan pangan.
Sejak tahun 2004 pemerintah mempunyai program meningkatkan kesejahteraan petani melalui program " Peningkatan Produktivitas Padi dan
Perluasan Areal Tanam dan Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU)", secara umum program ini memberikan bantuan modal secara bergulir kepada kelompok.
Tujuan utama kajian ini adalah menganalisa kinerja kelompok tani, mengidentifikasi masalah yang dihadapi kelompok tani dan menyusun strategi pemberdayaan kelompok tani. Dalam kajian ini yang diteliti adalah lima kelompok di Long Midang yaitu kelompok tani Apa Kubilang, Mandiri, Masa. Tunas Muda dan Maju Jaya dijadikan unit analisa kajian dengan meode kualitatif melalui studi kasus. Data primer dan sekunder dikumpulkan. metode yang dilakukan adalah wawancara, diskusi kelompok terfokus, survei, pengamatan langsung terhadap kelompok tani dan individu rumah tangga. Data dianalisa dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data.
Hasil kajian tnenunjukkan bahwa: I) motivasi dalam memajukan kelompok masih rendah 2) kurangnya pemahaman terhadap pentingnya kelompok 3) pengetahuan dan keterampilan yang masih kurang 4) belum memanfaatkan teknologi pertanian modern 5) rendahnya sumberdaya manusia yang dimiliki 6 )
belum memahami tugas dan fungsi dalam kelompok 7) dana bergulir belum dikelola dengan baik
Permasalahan yang ada dari hasil kajian terhadap lima kelompok tani di Long Midang terhadap motivasi, keterampilan, pengetahuan dan partisipasi pengurus dan anggota kelompok menunjukkan bahwa: 1) kepentingan pribadi masih dominan 2) pengelolaan administrasi kelompok belum transparansi 3) anggota kurang disiplin dalam pengembalian bantuan 4) kepercayaan anggota terhadap pengurus kelompok masih kurang 5) kurang efektifnya komunikasi antar anggota 6) kelompok tani baru dibentuk karena adanya bantuan pinjaman langsung masyarakat 7) penyelenggaraan pelatihan/penyuluhan tidak disesuaikan dengan kebutuhan peserta 8) pendampingan dan monitoring terhadap kegiatan yang hanya dilakukan di atas meja tanpa ada peninjauan langsung kelapangan.
ABSTRAC
YAKS1 BELANING PRATIWI, Making eficient use of the group of farmers to raise adequate supply food for Farmer (Case Study in Long Midang Krayan Subdistrict Nunukan Regency East Borneo Province). Guidance by SOERYO ADlWlBOWO and SAHARUDDiN
Located in the border o f Indonesia and Malaysia, Nunukan Regency linking both countries in terms o f economic, social a s well a s cultural aspects. Agriculture is the livelihood of most of the people in rural areas of Nunukan Regency. Therefore, agriculture became the important pillar for food security for rural peoples.
Since 2004, the local government o f Regency initiated the "Intensification and Extensification of Paddy Rice Field and Potato Development" (Peningkalan Produkrivi~as Padi dun Perluasan Areal Tanant dun Pengen~bangan Ubi Kayu
-
P3PATPU). The objective of the program is to increase the agriculture productivity by revolving agriculture fund and intensifying agriculture extension to farmer groups.
The objective of this study is, first to identity to problems and to analyze the performance of farmer groups, and, second, to develop the strategy for empowering them. Five farmer groups were observed i.e the group o f Apa Kuhilang, Mandiri. Masu, Tunas Mztdn and Maju JUJJU. The primary data were collected through survey (structured interview), focus group discussion, direct observations. The secondary data collected from various local government agencies ofNunukan. Data, then. computed, analyzed, inferred, and verified.
The results show that eiyht types o f problems are contributed to the performance o f t h e farmer groups. First, individual interest o f t h e farmer leaders is dominance. Second. weak transparency of the management o f the farmer groups. Third, low sustainability of the revolving fund due to not properly managed. Fourth. low trust rise between farmer members and its leader. Fifth, low intensity of communication among farmer members in regards to agriculture intensification. Sixth, most the groups were established not because o f the need of the farmers, but due to the delivery o f revolving fund. Seven, agriculture extension were not design appropriate to the need and problems of the farmers. Eight, the last, technical assistance and monitoring by agriculture o f i c e of Nunukan are conducted from the office rather than in the field.
O Hak cipta milik Institut Pcrtanian Bogor, tahun 2006 Hak Cipta dilindungi
Dilurung mengufi/~ dun nte?npel-hanjlak lunpu izin ler1~ili.~. durj
Ins~itzrf Perlanian Bogor, sebagiun aluu seluruhnya dalam
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TAN1 UNTUK
MENINGKATKAN KECUKUPAN PANGAN PETANI
(STUD1 KASUS
DI
LONG MIDANG KECAMATAN KRAYAN KABUPATEN NUNUKAN PROPINSI KALIMANTAN TIMUR)YAKS1 BELANING PRATIWI
Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat
SEKOLAH PASCASARJANA
iNSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tugas Akhir : Pemberdayaan Kelompok Tani Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Petani
(Studi Kasus di Long Midang Kecarnatan Krayan Kabupaten Nunukan Propiilsi Kalimantan Timur)
Narna : Yaksi Belaning Pratiwi NRP : A. 154050235
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS Ketua
Ir. Saharuddin. MS Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Magister Profesional pengembangan Mas
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih adalah pemberdayaan kelompok tani, dengan judul Pemberdayaan Kelompok Tani Untuk Meningkatkan Kecukupan Pangan Petani, Studi Kasus di Long Midang Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur. Sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Sekolah Pascasajana Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kcpada Bapak Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS sebagai ketua komisi pembimbing, Bapak Ir. Saharuddin, MS sebagai anggota komisi pembimbing, Bapak Mu'man Nuryana, MSc, PhD, Bapak Drs. Tommy Narun, MSi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Nunukan, Bapak Ir. Suwono Thalib, M.Si Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan, Bapak Servianus, S.Ip Camat Krayan yang banyak memberikan saran dan masukan. Serta Gerald, Dodo, Melda dan rekan-rekan yang banyak memberikan dikungan bagi penyelesaian tugas akhir ini.
Bogor, Desember 2006
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Malang Jaws Timur pada tanggal 1 Agustus 1968 dari ayah Soeryadi dan ibu Suci Rahayu. Penulis mempakan putri ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 1987 penulis lulus SMA Katolik Cor Jesu Malang dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke Universitas Widya Gama Malang Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Keuangan dan lulus pada taun 1992.
Tahun 1998 Penulis diangkat menjadi CPNS Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur. Tahun 1999 Penulis di n~utasi ke Kabupaten Nunukan sebagai hasil pemekaran Kabupaten Bulungan. Tahun 2000 penulis diangkat sebagai Kepala Sub Bagian Mutasi dan Kepangkatan pada Bagian Kepegawaian. Tahun 2003 penulis diangakat sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Halaman
DAFTAR TABEL
...
xiiDAFTAR GAMBAR
...
xiiiDAFTAR LAMPIRAN
...
xivPEDAHULUAN Latar Belakang
. . .
.
.
.
. . .
. .
.
.
.
.
.
. .
. . .
. .
. . . .
.
.
. . .
.
.
.
.
. . .
. . .
. . .
.
. . .
.
. . .
.
. . .
I Rumusan Kajian. . .
.
.
.
.
. . .
.
.
.
. .
. . .
.
.
.
. . .
.
. . .
.
.
.
.
.
. . . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
. . .
.
.
. .
.
.
.
.
3Tujuan dan Kajian
...
4Kagunaan Kajian
. . .
.
.
.
. . . .
.
.
.
.
. . . .
. . .
.
. . .
.
.
. . . .
.
.
.
. . .
.
.
.
.
. .
.
.
.
.
.
.
.
. . .
.
. . . .
.
.
. . .
.
. . . .
.
4KERANGKA KAJIAN Pemberdayaan Masyarakat
...
5Kapital Sosial
...
6Kelompok Tani Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat
...
8Konsep Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat
...
9Program Peningkatan Produktivitas Padi dan Perluasan Areal Tanam dan Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU)
...
10Kerangka Pemikiran
...
I I METODE KAJIAN Batas-batas Kajian...
14. ..
Strategl Kaj Ian...
14Tempat dan Waktu Kajian
...
14Metode Pengumpulan Data
...
16Analis8 Data
...
18PETA SOSIAL LONG MIDANG
Lokasi
...
...
KependudukanPerekonomian
...
...
Struktur Komunitas...
Kelembagaan dan Organisasi Sosial...
Sumber Daya LokalPROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PAD1 DAN
PERLUASAN AREAL TANAM DAN PENGEMBANGAN UBI KAYU (P3PATPU) DI LONG MIDANG
Diskripsi Program Peningkatan Produktivitas Padi dan Perluasan Areal
Tanam dan Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU)
...
...
Tujuan Program P3PATPU dalam Aspek Ekonomi dan SosialPengembangan Modal Sosial
...
ANALISA KELOMPOK TANI
Kapasitas Kelompok Tani
Kinerja Kelompok Tani
...
...
Harapan yang diinginkan anggota Kelompok TaniPROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI
Penyusunan Rencana Program
...
Latar Belakang
...
Proses Penyusunan Program
...
Program Pemberdayaan Kelompok Tani
...
Tujuan
...
...
SasaranKagiatan Perencanaan Program
...
...
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
...
Kesirnpulan 73
...
Rekornendasi 74
DAETAR PUSTAKA
...
76...
DAFTAR
TABEL
Halaman
...
1 Jadwal Pelaksanaan Kajian
...
2 Topik. Sub Topik. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data3 Kornposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
...
...
4 Penggunaan Tanah di Long Midang...
5
Pengembalian Bantuan Pinjarnan Langsung Masyarakat...
6 Tingkat Pendidikan Pengurus Kelompok Tani
...
7 Tingkat Pendidikan Anggota Kelompok Tani
...
8 Kepemilikan Lahan Anggota Kelompok Tani di Long Midang...
9
Jumlah. Lokasi dan Alokasi Dana Kelompok Tani di Long Midang...
10 Rencana Program Penguatan Struktur Kelompok...
11 Rencana Program Penguatan Ekonomi KelompokDAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Skema Kerangka Pemikiran Kajian
...
132 Piramida Penduduk Long Midang
...
243 Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
...
25DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Peta Kabupaten Nunukan
...
78...
2 Peta Lokasi Kajian 79
...
3
Pedoman Pengamatan Berperanserta 80...
4 Pedoman Pelaksanaan FGD 81
...
5 Pelaksanaan Kegiatan 82
...
6 Wawancara Responden 85
PENDAHULUAN
D i era reformasi, peran pemerintah telah bergeser dari fungsi sebagai
penggerak menjadi penyeimbang dan fasilitator pembangunan. Di sisi lain, peran masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan menjadi ha1 penting untuk
mencapai keberlanjutan. Pentingnya menempatkan masyarakat sebagai pelaku
utama dalam pembangunan menunjukkan pergeseran perubahan paradigma
pembangunan dari pendekatan pertumbuhan kepada pendekatan kemandirian
(Adi: 2001).
Pembangunan yang sentralistik berdampak pada ketergantungan masyarakat
yang sangat besar terhadap pemeritah. Perencanaan, pengawasaan serta
pengcndalian program-program pembangunan yang selalu ditentukan pemerintah
pusat menyebabkan masyarakat tidak dapat berpartisipasi aktif dalam peran yang
bukan saja sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pengupaya, penilai
sekaligus pemelihara keberlanjutan pembangunan. lmplikasi dari ha1 ini adalah
pemberian otonomi yang lebih luas kepada daerah untuk merencanakan dan
melaksanakan pembangunan.
Kabupatcn Nunukan merupakan daerah perbatasan yang masih terting~al.
Daerah perbatasan merupakan prioritas pembangunan karena menjadi pintu
gerbang yang menghubungkan antar negara baik dalam bidang ekonomi maupun
dalam sosial budaya. Di Kabupaten Nunukan terdapat issu yang kompleks dan
kmsial. Issu-issu tersebut adalah: 1) kesenjangan ekonomi dengan negara
tetangga, 2) arus tenaga kerja Indonesia ilegal, 3) kerusakan hutan lindung, 4)
penggeseran patok perbatasan di wilayah Indonesia, 5 ) lemahnya sarana dan
prasarana pengawasan kepabeanan (penyelundupan kayu, ilegal logging, tenaga
kerja dan kendaraan bermotor) dan 6) lemahnya prasarana wilayah yang mengakibatkan terisolirnya daerah-daerah perbatasan. Dalani rangka
menzantisipasi issu-issu tersebut pemerintah Kabupaten Nunukan
Kabupaten Nunukan sebagai kawasan pengembangan ekonomi terpadu perbatasan
atau lebih dikenal dengan KAPET perbatasan.
Krisis ekonomi pada tahun 1997 membawa dampak terhadap
perekonomian, terutama pada sektor industri. Sementara sektor pertanian masih
tetap mengalami pertumbuhan positif rata-rata diatas 3 %. Sumber daya pertanian
merupakan modal yang sangat berharga dan dapat diandalkan untuk menopang
ketahanan pangan. Seringkali kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kurang
menguntungkan petani sebagai komunitas terbesar dalam negara agraris.
(Mangunwidjaja, 2005)
Kabupaten Nunukan mempunyai tujuh kecamatan, enam kecamatan yang
berbatasan dengan Sabah dan Serawak Malaysia Timur yaitu Kecamatan Nunukan
Sebatik, Lumbis, Sebuku, Krayan dan Kecamatan Krayan Selatan. Mayoritas
sumber mata pencaharian penduduk di Kecamatan Krayan adalah sektor
pertanian. Fungsi mendasar dalam sektor pertanian dalam arti luas mencakup
pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan
adalah sebagai pendukung ketahanan pangan dan penyerapan tenaga kerja.
Di Long Midang, sektor pertanian mempunyai potensi yang besar untuk
meningkatkan kecukupan pangan keluarga. Lahan pertanian masih terbuka luas
dan tingkat kesuburannya juga memungkinkan untuk pengembangan tanaman
pangan, selain itu masih kuatnya hubungan kekerabatan pada masyarakat. Namun
demikian, keterbatasan kemampuan penduduk untuk mengelola lahan pertanian
dengan teknologi pertanian, serta kurang kesungguhan pemerintah dalam
menangani sektor pertanian menyebabkan potensi tersebut belum dapat
dimanfaatkan. Hal ini terlihat dari pengelolaan pertanian yang tradisional dan
dilakukan secara turun temurun, seperti tidak melakukan pengolahan lahan,
pemupukan dan pemeliharaan tanaman, kurangnya petugas PPL pertanian yang
ditempatkan, serta kesulitan petani dalam memperoleh modal. Maka hasil-hasil
pertanian juga masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan pangan penduduk
setempat.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Pemerintah
Kabupaten Nunukan mengembangkan program Peningkatan Produktivitas Padi
ini secara umum memberikan bantuan modal bergulir kepada kelompok tani. Di
Long Midang, terdapat lima kelompok tani yang mendapatkan bantuan modal dari
program tersebut. Kenyataannya, program ini belum dapat berfungsi secara
maksimal. Kendala yang dihadapi adalah rendahnya motivasi anggota kelompok,
kurangnya kesadoran bahwa program tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan
petani, keterbatasan informasi tentang program P3PATPU dan keterbatasan
manejemen pengelolaan kelompok, sosialisai terhadap program P3PATPU kurang
dilakukan, pendampingan terhadap kelompok tani yang masih kurang, serta
kerjasama antar instansi yang masih kurang sehingga menyebabkan program-
program pemeberdayaan masyarakat tidak saling mendukung.
Peranan kelompok tani dalam meningkatkan kecukupan pangan di Long
Midang sangat diharapkan. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa
keberadaan kelompok ini kurang berperan dalam meningkatkan produktivitas
padi. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji agar dapat diketahui pennasalahan dan
faktor penyebabnya. Harapannya adalah dapat disusun strategi pengembangan
kelo~npok sebagai upaya meningkatkan kecukupan pangan keluarga. Sehubungan
dengan ha1 tersebut maka kajian pengembangan masyarakat di fokuskan kepada
pemberdayaan kelompok tani yang berorientasi kepada pemberdayaan
masyarakat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana dikemukakan dalam latar belakang kajian
terhadap pemberdayaan kelompok tani dibatasi dengan pertanyaan kajian sebagai
berikut :
I . Bagaimana kinerja Kelompok Tani Long Midang untuk meningkatkan
kecukupan pangan keluarga ?
2. Masalah apa saja yang dihadapi kelompok tani untuk meningkatkan kecukupan
pangan keluarga ?
Tujuan Kajian
Tujuan kajian ini adalah mengembangkan strategi melalui perencanaan aksi
program pemberdayaan kelompok tani, yang mencakup :
1. Menganalisa kinerja kelompok tani untuk meningkatkan kecukupan pangan
keluarga.
2. Mengidentifikasi masalah yang diliadapi kelompok tani untuk meningkatkan kecukupan pangan keluarga.
3. Menyusun strategi pemberdayaan kelompok tani untuk meningkatkan kecukupan pangan keluarga.
Kegunaan Kajian
Manfaat yang diharapkan dari kajian ini adalah :
1 . Memberikan masukan tentang model pengembangan kelompok tani kepada
pemerintah desa di Long Midang dan Kantor Kecamatan Krayan.
2. Memberikan masukan kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Nunukan tentang model dan strategi penguatan
Pemberdayaan Masyarakat
Konsep pemberdayaan dalam pengembangan pembangunan masyarakat
seringkali dihubungkan dengan konsep kemandirian, partisipasi, jaringan kerja,
dan keadilan (Adimihardja, 2004). Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada
kekuatan tingkat individu dan sosial. Pemberdayaan juga diartikan sebagai
pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol individu terhadap keadaan sosial,
kekuatan politik, dan hak-haknya menurut undang-undang (Rappopont,l987)
dalam Suharto (2005). Dengan demikian, pemberdayaan mencakup upaya untuk
meningkatkan kemandirian, partisipasi, memperbaiki jaringan kerja, dengan
tujuan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan praktis (ekonomi) dan
menentukan pilihan (melakukan kontrol).
Pemberdayaan menunjuk pada upaya peningkatan kemampuan orang atau
kelompok yang lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar, melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sumber-sumber lain untuk mencapai kemandirian. Dengan
kemampuan dan kekuatannya mereka mampu menjangkau sumber-sumber
produksi yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan
memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang mereka inginkan.
Berdasarkan Jim Ife (1995), pemberdayaan mempunyai tujuan yaitu
menambah kekuasaan bagi yang tidak beruntung. Strategi pemberian kekuasaan
yang ada dalam pemberdayaan adalah :
1. Kekuasaan terhadap piiihan pribadi dan kesempatan untuk hidup
2. Kekuasaan terhadap kebutuhan
3. Kekuasaan terhadap pemikiran 4. Kekuasaan terhadap lembaga
5. Kekuasaan terhadap sumber
Pemberdayan mempakan gerakan yang dirancang untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat melalui partisipasi aktif atas dasar prakarsa komunitas.
Strategi pemberdayaan masyarakat secara partisipatif merupakan strategi yang
menjadi pusat perhatian dalam pembangunan karena kegagalan pembangunan
seringkali terkait dengan kurangnya partisipasi masyarakat. Dalam kondisi yang
demikian itu maka upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas masyarakat
merupakan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga mereka
dapat berpartisipasi aktif dalam peran yang tidak hanya terbatas sebagai penerima
manfaat, tetapi juga sebagai pengupaya, penilai dan pemelihara keberlanjutan
pembangunan.
Dalam pemberdayan masyarakat, pendekatan kelompok merupakan
pendekatan yang lazim digunakan. Kelompok dapat berperan dalam mengontrol
suatu keputusan maupun kebijakan yang berpengaruh langsung kepada kehidupan
komunitas. Pendekatan kelompok mempunyai kelebihan antara lain dapat
mempercepat proses adopsi, karena adanya interaksi sesama anggota kelompok
dalam bentuk saling mempengaruhi satu sama lain (Vitayala 1986). Sedangkan
Soekanto (2005), mengemukakan bahwa dalam kelompok terjadi hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling
tolong-menolong berdasarkan kesamaan nasib, kepentingan, dan tujuan sehingga
hubungan antara anggota bertambah erat.
Kapital Sosial
Di dalam pembahasan tentang pemberdayaan masyarakat dikenal suatu
konsep modal sosial, yang secara umum dipahami sebagai bentuk institusi, relasi,
dan n o m a - n o m a yang membentuk kualitas dan kuantitas dari interaksi sosial
dalam masyarakat.
Kapital sosial merupakan suatu sistem yang mengacu kepada atau hasil
dari organisasi sosial dan ekonomi, seperti pandangan umum (world view),
kepercayaan (trust). pertukaran timbal balik (reciprocity). pertukaran ekonomi dan
informasi (informational and economic exchange), kelompok-kelompok formal
melengkapi modal-modal lainnya (fjsik, manusiawi, budaya) sehingga
memudahkan terjadinya tindakan kolektif, pertumbuhan ekonomi, dan
pembangunan (Colletta dan Cullen, 2000).
Pandangan tersebut memberikan gambaran bahwa modal sosial dapat
dilihat dari organisasi sosial ekonomi yang dapat mewujudkan pengembangan
kapasitas lokal (locality capacity). Suatu kelompok akan menjadi modal sosial
suatu komunitas yang dapat diandalkan sebagai suatu kekuatan sosial dalam
bentuk energi yang tidak pernah habis dalam suatu komunitas (Rubin dan Rubin,
1992). Modal sosial yang merupakan suatu kesatuan sisten dalam organisasi atau
kelompok mengandung empat dimensi sebagai berikut : Pertama, interaksi (integration) yaitu merupakan ikatan yang kuat antar anggota komunitas. Kedua,
pertalian (linkage) merupakan ikatan dengan komunitas di luar komunitas asal.
Ketiga, integrasi organisasional (organizational integrity) yang merupakan
keefektifan dan kemampuan institusi negara untuk menjalankan fungsinya.
termasuk menciptakan kepastian hukum dan menegakkan peraturan. Keempat
adalah sinergi (sinergy) yang merupakan relasi antara pemimpin dan institusi
pemerintah dengan komunitas (state community relations).
Dengan demikian modal sosial merujuk pada seperangkat norma, jaringan,
dan organisasi yang orang akan memperoleh akses pada kekuasaan (power) dan
sumber daya yang merupakan sarana yang memungkinkan pegambilan keputusan
dan formulasi kebijakan. Coleman dalam Dasgupta (2000) mengatakan bahwa
modal sosial menekankan pada adanya struktur sosial yang ada pada masyarakat
tersebut.
Coleman dalam Dasgupta (2002) membagi modal sosial menjadi tiga
bentuk yaitu modal finansial, modal fisik, dan modal manusia. Sementara
Serageldin dan Grootraert dalam Dasgupta juga menyebutkan ada tingkatan
modal sosial yaitu pertama, semua hubungan kerjasama informal dan asosiasi
horizontal. Kedua. Asosiasi-asosiasi yang bersifat hurarki yang mencakup
berbagai entitas yang berlainan. Ketiga, mencakup lingkungan sosial dan politik
\ang memungkinkan norma-norma berkembang dan membentuk struktur sosial.
Tingkatan-tingkatan modal sosial memiliki karakteristik ?ang sama
serta memiliki kepercayaan yang sama bahwa relasi sosial mempengaruhi dan
dipengaruhi produk-produk ekonomis. Modal sosial memfokuskan pada relasi
antar agen-agen ekonomi dan cara-cara di mana organisasi formal dan informal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi ekonomi. Modal sosial mengimplikasikan
bahwa relasi-relasi dan institusi-institusi sosial memiliki pengaruh ekstemal yang
bersifat positif.
Kelompok Tani Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Kelompok dalam suatu komunitas mencerminkan adanya dinamika tindakan
kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Darmajanti (2004) menjelaskan bahwa
kelompok sebagai gambaran kehidupan berorganisasi suatu komunitas merupakan
refleksi dinamika tindakan kolektif warga dalam mengatasi masalah bersama,
termasuk peningkatan pendapatan rumah tangga di komunitas.
Pemberdayaan masyarakat akan lebih efektif jika dilakukan dengan
pendekatan kelompok karena dalam kelompok ada kebersamaan. kesamaan
kepcntingan serta tujuan sehingga keinginan yang diharapkan lebih cepat tercapai.
Adanya kekuatan dalam menolak keputusan serta kebijakan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan masyarakat akan lebih baik jika dilakukan dalam kelompok.
Keputusan yang diambil akan lebih menyeluruh sehingga mengurangi tingkat
kesenjangan antara masyarakat dengan pengambil kebijakan. Salah satu
kelompok yang dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat terutama
masyarakat petani adalah kelompok tani
Kelompok diartikan sebagai suatu sistem yang diorganisasikan dari dua
orang atau lebih yang saling berhubungan sehingga sistem tersebut melakukan
beberapa fungsi, memiliki seperangkat standar hukum, peranan antara anggotanya
dan mempunyai seperangkat norma yang mengatur fungsi kelompok dan masing-
masing anggotanya (Mc. David dan Karari dalam Effendi, 2001). Di dalam
kelompok terjadi suatu diulogicul encounrer yang menumbuhkan dan memperkuat kesadaran dan solidaritas kelompok. Anggota kelompok menumbuhkan identitas
Pemahaman terhadap kelompok bila diterapkan kepada kelompok tani
memberikan pengertian bahwa kelompok tani adalah sejumlah petani yang
mempunyai kaitan antar hubungan satu dengan yang lainnya atas dasar keserasian
dan kebutuhan yang sama, terikat secara informal dalam suatu wadah kelompok.
Pemberdayaan masyarakat petani adalah dengan pendekatan kelompok tani
sebagai forum interaksi petani.
Kelompok tani merupakan wujud konkrit kelembagaan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini dapat dilihat dari aspek produksi, distribusi
dan pcngolahan hasil. Walaupun aspek distribusi dan pengolahan hasil biasanya
dilakukan oleh pihak lain, namun untuk melnperkuat posisi tawar petani di dalatn
mengembangkan kemandirian petani maka kedua aspek tersebut selayaknya
dikelola petani dalam kelompoknya.
Dalam pemberdayaan kelompok tani kelembagaan masyarakat seperti
lembaga kemasyarakatan desa, kelembagaan pasar, kelembagaan permodalan.
maupun kelembagaan pemerintah akan berperan penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. lronisnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi
ketidakberdayaan petani sehingga menghambat produktivitas lahan penanian
yaitu keterbatasan modal, keterbatasan produksi, latar belakang pendidikan petani,
serta kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada petani.
Konsepsi Ketahanan Pangan d a n Ekonomi Masyarakat
World Bank memberikan pengertian ketahanan pangan (fbod security) sebagi akses semua orang pada setiap saat terhadap pangan yang cukup. Hal ini
memberikan batasan bahwa kunci utama ketahanan pangan adalah ketersediaan
pangan sepanjang waktu. Sementara itu dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan, diartikan bahwa ketahanan pangan sebagai kondisi
terpenuhinya pangan bagi setiap rumahtangga yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup baik dalam jumlah maupun mutunya, aman. merata dan
terjangkau. Berdasarkan pengertian tersebut pangan bukan berarti hanya beras
berasal dari tumbuhan dan hewan termasuk ikan, baik produk primer maupun
turunannya.
Walaupun demikian istilah pangan dalam ha1 ini adalah sebagai bahan
pangan pokok (staple food). Bahan pangan pokok yang banyak dikonsumsi masyarakat Long Midang adalah beras. Pada kerawanan pangan sementara,
konsistensi ketahanan pangan masyarakat dapat dibedakan kerawanan pangan
secara siklikal dan secara temporer. Kerawanan pangan dalam ha1 ini melekat erat
dengan masalah kemiskinan dan keterbelakangan, sehingga dalam program
pemberdayaan masyarakat tidak terlepas dari pengembangan ekonomi masyarakat
itu sendiri.
Ekonomi Masyarakat dimaksudkan sebagai kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh masyarakat baik dalam bentuk koperasi, usaha menengah, kecil
maupun gurem. Sebagai pelaku ekonomi, masyarakat menjaiankan usahanya
dalam bentuk usaha tradisional yang bersifat informal dan dalam skala usaha
kecil. Kelembagan pangan yang dibangun oleh masyarakat pada dasarnya
merupakan usaha ekonomi bersama.
Program Peningkatan Produktivitas Padi d a n Perluasan Areal T a n a m dan Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU)
Program Peningkatan Produktivitas Padi dan Perluasan Areal Tanam dan
Pengembangan Ubi Kayu (P3PATPU) merupakan komitmen pemerintah dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah perbatasan salah satunya dilakukan
dengan penguatan kelembagaan kelompok tani. Dewasa ini daerah perbatasan
merupakan tujuan pembangunan yang diprioritaskan, agar jarak ketertinggalan
antara daerah pantai dengan daerah pedalaman dapat dipersempit. Percepatan
pembangunan daerah perbatasan dilakukan melalui pembangunan ekonomi yang
ditunjang dengan pembangunan sumber daya manusia, infrastruktural, sehingga
sumber daya alam yang ada dapat dimanfaatkan secara bijaksana.
Program P3PATPU diarahkan untuk mendorong peningkatan produksi padi
dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. dengan pertimbangan lahan
untuk perluasan areal tanam masih sangat luas, banyaknya lahan tidur serta masih
Persiapan pemberdayaan ditujukan untuk mempersiapkan kondisi yang
kondusif bagi masyarakat Long Midang untuk melakukan transformasi teknologi
dan informasi sosial yang ditentukan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat. Tahap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan antara lain :
I . Persiapan pemberdayaan yaitu pemetaan sosial, penjajakan awal, studi
kelayakan, perencanaan dan penyusunan program
2. Pelaksanaan pemberdayaan yaitu pemberdayaan sumber daya m a n u s i ~ dan
lingkungan sosial
3. Monitoring dan evaluasi
Sumber dana kegiatan program P3PATPU dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Lingkup program P3PATPU adalah pemberian
bantuan berguiir kepada kelompok tani dimana dana tersebut akan digunakan
untuk :
I . Pembelian alat-alat pertanian
2. Pembelian bibit tanaman
3. Pembelian obat-obatan hama tanaman
4. Perbaikan pematang 5. Perluasan lahan pertanian
6. Pembelian mesin giling padi
7. Pembayaran upah pekerja
Kerangka Pemikiran
Pemberdayaan merupakan bagian dari strategi program pembangunan
kesejahteraan sosial. Pembanguan masyarakat dan pemberdayaan rakyat tidak
mungkin dapat dipisahkan dari arena dan konteks di mana ia berada. Untuk
meningkatkan kelompok tani menjadi berkembang, maju atau mandiri,
dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar. Di samping itu faktor dari dalam
juga sangat berpengaruh dalam pengembangan kelompok tani antara lain terdiri
dari kepengurusan/manajemen. nilai-nilai dan norma kepemimpinan. x n a
Kelompok akan baik jika dapat melaksanakan fungsi sesuai dengan tujuan
bersama. Keberfungsian kelompok dapat dilihat dari kinerja kelompok yang
mencakup kemampuan dalam penentuan tujuan dan aktivitas untuk mencapai
tujuan, pelaksanaan kegiatan kelompok dan dukungan finansial untuk operasional
sehari-hari. Dengan demikian, kinerja kelompok tani mencakup unsur
perencanaan partisipatif, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan dana bergulir.
Kelompok akan berfungsi jika didukung oleh kapasitas dan partisipasi baik
pengurus maupun anggota. Dalam kelompok tani, kapasitas pengurus mencakup
pengctahuan, keterampilan dan kematnpuan menjalin kerjasama. Eade dalam
Nasdian (2005) menyatakan bahwa bahwa pengembangan kapasitas mencakup
pengembangan pendidikan, pelatihan dan keterampilan, membangun kerja
kelompok dan pengembangan jejaring. Tidak jauh berbeda, Sumpeno (2002)
mengemukakan bahwa pengembangan kapasitas mencakup peningkatan
pengetahuan dan kemampuan individu dan organisasi agar terbangun sinergi antar
pelaku kelembagaan, sehingga tujuan dapat dicapai lebih efektif dan efisien. Dari
konsepsi tersebut dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur kapasitas sang harus
dimiliki pengurus sebagai pengelola kelompok meiiputi pengetahuan dan
keterampilan dalam manajemen dan pengembangan kemampuan membangun
kerjasama baik kerjasama dalam kelompok maupun pengembangan jejaring
dengan pihak luar.
Meskipun terdapat sumberdaya berupa luas dan kesuburan lahan pertanian.
hubungan kekerabatan yang masih kuat dan dukungan keuangan dari program
P3PATPU, tetapi kelompok tani belum memanfaatkan sumberdaya tersebut untuk
peningkatan kapasitas kelompok. Hal ini mengindikasikan ada faktor-faktor yang
mempengaruhi arah perilaku pengurus dan anggota. Faktor penting yang
mempengaruhi perilaku seseorang adalah motivasi, yaitu dorongan untuk
melakukan suatu tindakan. Motivasi menurut Gray dan Starke sebagaimana
dikutip oleh Pandjaitan. dkk (2005) menunjuk pada proses sang menimbulkan
antusiasme dan kemantapan untuk melakukan tindakan tertentu. Lebih lanjut
Pandjaitan (2005) menyatakan bahwa orang akan tcrmotivasi unruk menghasilkan
a h h i t a s )ang baik jika mereka dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan
pengurus akan berpengaruh terhadap antusiasrne untuk melakukan perubahan
tindakan dalam rneningkatkan kinerja kelompok tani.
Keberhasilan kelompok tani dapat dilihat dari kinerja kelompok yang dapat
dicapai melalui strategi pemberdayaan yaitu dengan melakukan penguatan
kapasitas pengurus dan anggota yang dapat dilakukan antara lain dengan
meningkatkan pendidikan dan keterampilan baik teknis maupun menejerial,
sehingga kebutuhan akan infonnasi serta pengetahuan yang diperlukan dalam
meningkatkan produktivitas padi dapat diperoleh.
Selain ha1 tersebut yang sangat menunjang keberhasilan sebuah kelompok
tani dalam meningkatkan produktivitas padi tersebut adalah adanya potensi lokal.
Potensi lokal ini sangat berpengaruh karena masih tersedianya lahan yang masih
luas, hubungan kekerabatan yang masih kental (masih mengadakan senguyun
-
gotong royong). Dengan strategi pemberdayaan tersebut diharapkan dapatmeningkatkan produktivitas lahan pertanian, sehingga dapat meningkatkan
kecukupan pangan keluarga. Secara lebih ringkas, alur pemikiran disajikan pada
Gambar I .
Gambar I Skema Kerangka Pemikiran Kajian Kapasitas Kelompok Tani:
Kepengurusan:
-
Motivasi-
Pengetahuan-
Keterampilan-
Anggota:
-
Motivasi pemberdayaan:-
Partisipasi dalam-
Penguatan pengelolaan kelompok Kinerja
Kecukupan pengurus
-
Penguatan Kinerja anggota Kinerja Kelompok Tani:-
Perencanaan- Pelaksanaan Kegiatan
-
Pengeiolaan bantuan [image:29.559.77.464.242.686.2]METODE KAJLAN
Batas-batas Kajian
Batas-batas kajian atau pemelitian menurut Spradly (dalam Sugiyono, 2005)
terdiri dari yang paling kecil, yaitu situasi sosial (single social siluation) sampai
masyarakat luas yang paling kompleks. Adapun yang menjadi batas-batas kajian
ini adalah sekelompok masyarakat, yaitu kelompok petani yang tinggal di Long
Midang Kecamatan Krayan.
Tipe kajian ini adalah kajian terapan deskriptif, yaitu berupaya untuk memahami
ciri-ciri dan sumber-sumber masalah manusia dan masyarakat, menyumbang
kepada teori yang dapat digunakan untuk merumuskan program dan intervensi
penanganan masalah. Adapun aras kajian yang digunakan adalah obyektif mikro,
yaitu membahas tentang pola perilaku, tindakan interaksi langsung antara praktek
dan anggota komunitas dalam suatu lingkungan masyarakat dalam rangka
pemberdayaan kelompok tani.
Strategi Kajian
Strategi yang digunakan pada kajian ini adalah berupa studi kasus instrumental
yang besifat deskreptif terhadap pennasalahan kelompok tani yang tinggal di
daerah perbatasan di Long Midang Kecamatan Krayan dan upaya untuk
memberdayakan mereka. Strategi ini dipilih karena dibandingkan dengan strategi
lainnya hasilnya lebih mudah dipahami dan bersifat lebih mendalam. Kajian ini
merupakiin penelitian yang dilakukan secara partisipatif dengan metode PRA
(Participatory Rural Appraisal).
Tempat dan Waktu Kajian
Kajian pengembangan masyarakat dilakukan di Long Midang Kecamatan
Krayan Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Timur. merupakan daerah
perbatasan dengan pertimbanganpertanla mempunyai komoditas unggulan kedua
merupakan kategori desa terpencil keliga lokasi merupakan daerah penerima
program P3PATPU yang sekarang telah berjalan selama dua tahun keenzpat lokasi
merupakan daerah hinterland.
Waktu kajian dilakukan secara bertahap dan telah diawali dengan pemetaan
sosial masyarakat Long Midang pada bulan Nopember 2005 dilanjutkan dengan
kegiatan evaluasi program pengembangan masyarakat yang berkenaan dengan
pemberdayaan kelompok tani pada bulan Pebruari 2006. Sedangkan kajian
mendalam tcntang pemberdayaan kelompok tani serta penyusunan program
kegiatan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2006 dengan jadwal
pelaksanaan kajian pengembangan masyarakat Long Midang Kecamatan Krayan
Kahupaten Nunukan (lihat tabel 1)
Metode Pengumpulan Data
Dalam kajian pengembangan masyarakat yang dilakukan dilokasi Long
Midang sebagai wilayah perbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia,
penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara diskusi kelompok,
wawancara disamping itu dilakukan juga pengumpulan data sekunder dengan
studi dokumentasi dan observasi lokasi. Pengumpulan data dilakukan memakai
pendekatan partisipatif yaitu melibatkan responden dan informan dalam
pcngumpulan dan analisis data. Dalam pengumpulan data ini, pengkaji
berinteraksi dengan masyarakat Long Midang sehingga dapat terkumpul data
sesuai dengan kondisi nyata lapangan.
Wawancara dilakukan kepada responden, yaitu pengurus dan anggota
kelompok tani dan informan yang terdiri dari ketua adat, masyarakat bukan
anggota, Camat Krayan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian. dan
Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan (Dispertanak). Peneliti
juga melakukan pengamatan berperan serta mengamati perilaku anggota
kelompok tani dalam melakukan kegiatan pertanian. Tujuannya adalah untuk
rnengetahui kapasitas kelompok dan kinerja kelompok tani.
Data yang dikumpuikan mencakup :
I . Kapasitas kelompok tani, meliputi kapasitas pengurus dan kapasitas anggota.
Kapasitas pengurus mencakup motivasi, pengetahuan dan keterampilan
pengelolaan kelompok. Kapasitas anggota, mencakup motivasi dan partisipasi
dalam pengelolaan kelompok.
2. Kinerja kelompok tani, meliputi penyusunan rencana secara partisipatif,
pelaksanaan kegiatan kelompok dan kemampuan mengelola dana bergulir.
3. Strategi pemberdayaan, mencakup penguatan kapasitas pengurus dan penguatan kapasitas anggota. Lebih rinci, data yang dikumpulkan dan teknik
Tabel 2 Topik, S u b Topik, Sumber Data d a n Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Sub Topik Surnber Data Wawancara
rnendalarn FGD
K a w i t a s Kapasitas Pengurus : Pengurus
I
I
Kinerja Kelompok Tani
Data dikumpulkan pada kajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Merumuskan stntegi pcrnberda?aan rnasyarakat
primer dikumpulkan dengan cara :
Rencana
I'elaksanaan Kegiatan Pengelolaan dana bcrgulir
a. Wawancara dengan tokoh masyarakat (formal dan informal), kelompok
tani, Penyuluh Pertanian, Pimpinan proyek P3PATPU, serta beberapa
pengualan kapasitas pengurus
pengualan kapasitas anggola
anggota kelompok yang mengetahui tentang stmktur kelompok, dinamika
Anggota kelompok PI'L Aparat Kecamatan Ketua adat
ekonomi dan sosial dan program-program pengembangan masyarakat.
b. Melaksanakan Focus Group Discution dari permasalahan hasil analisa
Masyarakat Anggota kelornpok PPL Aparat Kecamatan Ketua adat
data wawancara sebelumnya dnegan anggota-anggota kelompok tani yang d
\'
menjadi subyek penelitian. Kegiatan ini di tingkat kelompok tani
responden dan dilanjutkan di tingkat lokasi (gabungan desa). d
c. Melaksanakan suwei terhadap 15 anggota kelompok tani dari 5 kelompok
tani yang ada di Long Midang. Hal ini dilakukan karena banyak anggota
kelompok yang tidak berada di tempat, berdasarkan kepemilikan lahan.
tingkat pendidikan. kriteria anggota kelompok. Suwei ini dilakukan untuk
[image:33.564.83.477.48.353.2]tentang h a i l panen, struktur nafkah ganda serta berapa yang dapat
disisihkan untuk dijual
d. Pengamatan lapang yang ditujukan untuk mengumpulkan datadata
lainnya antara lain potensi ekonomi, lingkungan fisik dan dinamika
kelompok tani.
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisa. Data kuantitatif
(primer dan sekunder) disajikan dalam bentuk grafik, tabel. Data tersebut
selanjutnya diintreprestasikan untuk dapat menunjang dan saling melengkapi
dengan data kualitatif guna menjawab permasalahan-permasalahan dalam kajian.
Wawancara dilakukan secara terbuka, dimana para responden tahu bahwa
mereka sedang diwawancara dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu
serta sudah ditetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan
Seiuruh data primer dan sekunder beserta maknanya menurut subyek
penelitian atau informan dicatat dalam catatan lapangan. Selajutnya data disunting
untuk menentukan kelengkapan dan keabsahan data yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian.
Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi data, yaitu melakukan kategorisasi data. Kegiatan dalam reduksi data
ini adalah pemilihan, pemilahan dan penyederhanaan data. Pengkaji
menyeleksi data yang telah dikumpulkan, membuat ringkasan dan
mengkategorikan data berdasarkan tujuannya. Hasil katagori data tentang
permasalahan yang dikaji diljadikan konsep awal dalam diskusi kelompok.
Selanjutnya dilakukan tukar pendapat dengan anggota kelompok tani dan
informan untuk memperoleh katagori data yang sesuai dengan kondisi nyata
kelompok.
2. Penyajian data, yaitu mengkonstmksikan data dalam bentuk namsi dan gratik
atau bagan. sehingga memudahkan dalam analisis masalah. Data yang telah
3. Penarikan kesimpulan, yaitu menghubungkan suatu pernasalahan dengan
pernasalahan lain secara kualitatif melalui diskusi, sehingga ditemukan
pernasalahan yang sesuai dengan kondisi nyata kelompok. Alur penarikan
kesimpulan dimulai dari analisis perrnasalahan dalam program P3PATPU
yang mencakup kepengurusan, motivasi anggota dan kemitraan usaha. Hasil
analisis program P3PATPU dihubungkan dengan peluang-peluang kemajuan
dan dukungan pihak luar sebagai landasan penyusunan program. Pada tahap
akhir, analisis dilakukan dengan menghubungkan program pengembangan
pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan kelompok tani yang
mencakup aspek ekonomi dan sosial.
4. Verifikasi kesimpulan, yaitu pengkaji meninjau kembali kesimpulan yang
telah diperoleh, kemudian bertukar pendapat dengan anggota kelompok tani
dan informan.
Penyusunan Program
Perancangan strategi dan program dilakukan secara pertisipatif bersama
anggota kelompok tani dan masyarakat dengan menggunakan metode PRA.
Metode PRA (Participatory Rural Appraisal) menurut Daniel (2005) merupakan
suatu teknik untuk menyusun dan mengembangkan program yang operasional
dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini ditempuh dengan mobilisasikan
sumber daya manusia dan alam setempat, lembaga lokal guna mempercepat
peningkatan produktivitas pertanian, menstabilkan dan meningkatkan pendapatan
kelompok tani serta mampu pula melestarikan sumber daya setempat.
Pelaksanaan PRA di Long Midang dilakukan dengan Focus Grolrp
Discussion (FGD) yang melibatkan pengurus, anggota, pemuka adat, PPL, dan
pihak kecamatan. Program yang disusun mencakup program peningkatan
kapasitas pengurus dan program peningkatan kapasitas anggota dalam
pengelolaan kelompok tani. FGD dilakukan melalui tahapan penentuan masalah.
identifikasi sumber-sumber dan penyusunan rencana kegiatan. Secara teknis
a. Persiapan bahan perencanaan
Seluruh informasi hasil kajian dengan teknik-teknik partisipatif dikumpulkan
oleh peneliti dan dikaji bersama di masing-masing kelompok. lnformasi hasil
kajian yang disiapkan meliputi kapasitas pengurus dan anggota kelompok
meliputi motivasi, pengetahuan, keterampilan dan partisipasi dalam
pengelolaan kelompok.
b. Penyampaian seluruh hasil informasi
Semua hasil informasi disajikan oleh masing-masing kelompok tani dalam
bentuk rangkuman dan masaiah-masalah utama yang ditemukan dalam
kelompoknya serta potensi yang ada. Setiap penyajian didiskusikan bersama
oleh para peserta.
c. Pengorganisasian masalah
Masalah yang muncul sangat beragam topiknya. Untuk menangani masalah
yang berkaitan dengan kelembagaan pangan masyarakat maka dilakukan
seleksi dengan proses pengorganisasian masalah. Setelah penyampaian seluruh
kajian, masalah-masalah yang muncul pada masing-masing kelompok dan
individu rumahtangga petani dikumpulkan dan dikelompokkan menurut aspek
kajian. Masalah yang kurang ada kaitannya dengan pengembangan
kelembagaan diabaikan dalam kajian ini.
d. Penyusunan hubungan sebab akibat dan prioritas masalah
Setelah pengelompokan masalah, dilakukan kajian secara bersama terhadap
masalah-masalah mana yang menjadi penyebab masalah tersebut atau dari
masalah lain sehingga masyarakat dapat melihat permasalahan yang dihadapi
secara menyeluruh. Dalam penyusunan program maka disepakati beberapa
masalah yang paling utama yang meliputi kebutuhan mendesak, kepentingan
bersama, ada potensi lokal maupun lembaga. Masalah lain di luar kelompok
tetap dipertimbangkan dalam memilih prioritas.
e. Pembahasan alternatif kegiatan sesuai prioritas masalah
Berdasarkan prioritas masalah, penemuan diskusi mengembangkan gagasan
kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut selanjutnya
kebutuhan alat, keterampilan, pelatihan, pendanaan, sumberdaya yang ada,
tenaga kerja yang tersedia, waktu dan tempat.
f, Penyusunan rencana kegiatan program
Alternatif -alternatif kegiatan yang dipilih secara bersama. Rencana kegiatan
disusun dalam bentuk tabel program yang mencakup aspek-aspek masalah,
tujuan yang ingin diwujudkan bila masalah teratasi, kegiatan untuk mengatasi
masalah, pelaksana kegiatan, instansi pendukung, waktu dan tempat
pelaksanaan, mekanisme dan metode pelaksanaan serta fokus kelompok yang
PETA SOSIAL LONG MIDANG
Kondisi peta sosial Long Midang menggambarkan potensi sosial ekonomi
yang dimiliki sehingga dapat digunakan untuk mendukung upaya pemberdayaan
kelompok tani. Dalam kajian ini, kondisi peta sosial dijadikan sebagai bahan
untuk menganalisis aspek-aspek kehidupan yang mempengaruhi tingkah laku
masyarakat dalam pemberdayaan kelompok tani. Aspek-aspek yang dimaksud
meliputi lokasi desa, kependudukan, perekonomian, struktur komunitas,
organisasi dan kelembagaan dan sumber daya lokal.
Lokasi
Long Midang merupakan salah satu lokasi dari 28 lokasi yang ada di
Kecamatan Krayan. Penyebutan lokasi adalah hasil dari regrouping (penataan
desa) tahun 1970, dalam upaya penataan desa-desa terpencil dan terisolasi
menjadi satu kumpulan desa. Di dalam pelaksanaan regrouping penduduk dari
kampung atau desa lama umumnya tetap menjadi satu kesatuan administrasi di
lokasi baru tersebut, tetapi ada juga yang bergabung dengan penduduk kampung
atau desa lainnya. Long Midang sebagai salah satu lokasi yang berbatasan darat
antam Indonesia dengan Serawak
-
Malaysia, memiliki luas wilayah 141.24 Km2. Keadaan topografi bergelombang karena merupakan daerah perbukitan terjal yangmerupakan jalur pengunungan lban dan berada pada ketinggian 800 m
-
1.500 m di atas permukaan iaut, suhu udara berkisar antara 14O-
23O C dengan curah hujan merata sepanjang tahun.Batas wilayah sebelah utara adalah Serawak Malaysia, sebelah timur
berbatasan dengan Buduk Tumu, sebelah selatan berbatasan dengan Long Pasia,
dan sebelah barat berbatasan dengan Serawak Malaysia. Jarak Long Midang
dengan Ibukota Kecamatan adalah 7 km, lbukota Kabupaten 250 Km dan lbukota
Propinsi 530 Km.
Untuk mencapai Long Midang dari lbukota Kabupaten hanya dapat
dilakukan dengan jalur udara. Sedangkan untuk jalur damt sampai sekarang belum
penerbangan yaitu Dirgantara Air Service (DAS), Mission Avision Fellowship
(MAF) dan Borneo Air Transport (BAT), dimana setiap hari kecuali hari minggu
terdapat satu kali penerbangan dari Ibukota Kabupaten Nunukan serta dari Kota
Tarakan yang memakan waktu tempuh selama 1 sampai 1,5 jam. Sedangkan dari
lbukota Kecamatan (Long Bawan) ke Long Midang dapat dilakukan dengan jalan
kaki, ojek motor atau mobil angkutan umum. Pada musim kemarau dapat
ditempuh selama 1,5 jam sampai 2 jam, namun dalam musim penghujan hanya
dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 6 jam.
Pada saat musim hujan kondisi jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan
bemotor karena menjadi berlumpur dan licin. Hal ini sangat menyulitkan warga
yang akan menjual hasil pertanian dan industri rumah tangga, bahkan juga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dibanding daerah perbatasan lain, Long Midang
masih tergolong beruntung, karena untuk menjual hasil pertanian ke pasar Distrik
Bakalalan
-
Serawak hanya diperlukan waktu 4 jam berjalan kaki.Kependudukan
Penduduk Long Midang termasuk suku Dayak Londayeh yang tersebar di
Sabah dan Sarawak. Long Midang terdiri dari 5 Desa yaitu Pa' Rupai terdiri dari
20 KK, Pa' Nado terdiri dari 17 KK, Ba' Sikor terdiri dari 22 KK, Buduk
Kinangan terdiri dari 15 KK, dan Desa Liang Tuer terdiri dari 22 KK yang dihuni
oleh 231 laki-laki dan 167 perempuan, jumlah jiwa di Lokasi Long Midang adalah
398 jiwa dengan total kepala keluarga 95 KK.
Dalam satu wilayah desa, tidak semua penduduk adalah warga dimana
mereka bertempat tinggal tetapi mereka dapat menjadi warga desa yang lain. Hal
ini disebabkan batas wilayah antara satu desa dengan desa lain tidak jelas, serta
adanya kelompok-kelompok yang berdasarkan keturunan keluarga.
Jumlah tanggungan keluarga di Long Midang termasuk kategori besar.
Rata-rata keluarga mempunyai 2 sampai 4 orang anak, dan sebagian keluarga
masih menanggung orang tua atau saudara. Jumlah Penduduk Lokasi Lon2
Midang sampai dengan bulan Oktober 2005 tercatat sebagai berikut :
b. Jumlah Penduduk Laki-laki : 23 1 Jiwa c. Jumlah Penduduk perempuan : 167 Jiwa d. Total jumlah Penduduk : 398 Jiwa
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin digambarkan dala~n
bentuk piramida penduduk pada Garnbar 2:
Jumlah Penduduk
Ga~nbar 2 Pira~nida Penduduk Long Midang per 31 Oktober 2005
Dari Gambar 2 terlihat bahwa jurnlah usia muda (0 - 14 tahun keatas + 55
tahun keatas) adalah 190 jiwa. Kurangnya data kependudukan menyebabkan
analisa ko~nposisi penduduk sulit dilakukan, selain it11 data ~nengenai mortalitas,
fertilitas serta migrasi penduduk tidak terdapat di Puskesmas, Kantor Desa
maupun di Kantor Kecamatan. Berdasarkan bentuk piramida penduduk tersebut
dapat dijelaskan bahwa kelo~npok umur produktif yang relatif rata
menggalnbarkan ~nelilnpahnya tenaga kerja. Adapun jumlah penduduk pada usia
15 - 19 tahun menyusut. Disebabkan banyak yang melanjutkan sekolah di luar
Penduduk kelompok usia 20 - 24 jumlahnya meningkat. Faktor
penyebabnya adalah lnereka yang sudah lulus sekolah maupun yang tidak
menyelesaikan pendidikannya kembali ke kampung. Penduduk Long Midang
banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, karena
keterbatasan biaya.
Jumlah penduduk kelompok umur 25 - 29 mulai menurun baik perempnan
maupun laki-laki. I-lal ini disebabkan banyak penduduk yang melakukan migrasi
ke luar, karena menikah dengan penduduk dari luar Long Midang, mencari
pekerjaan, atau bekerja di luar Long Midang. Migrasi non perlnanen umumnya
dilakukan saat menunggu lnasa panen padi, dengan motif ~nendapatkan uang tunai
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Tabel 3 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Sumber : Laporan Kependudukan Lokasi Long Midang Nopember 2005
Gambar 3 Kornposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Dari Tabel 3 dan Gambar 3 terlihat bahwa struktur penduduk berdasarkan
mata pencaharian. Walau ada yang bekerja sebagai Pegawai Negeri SipilIABRI
dan lainnya, natnun dapal dikatakan hampir selnua penduduk juga melakukan
kegiatan pertanian. Dari jumlah penduduk 398 orang yang memiliki mata
pencaharian sejumlah 146 orang. Penduduk yang sepenuhnya sebagai petani
Jumlah 120 - 100 - 80 -
60
-
40 -
20
-
0 7
Jenls Pekerjailn
PNSirNl 'Paw Dagang I'emak Laln-la~n
7
[image:41.556.84.480.238.589.2]mencapai 97 orang atau 66.44 persen. Sedangkan sebanyak 33.56 persen lainnya
mernpunyai sumber penghasilan lain yaitu sebagai pedagang, peternak, membuka
bengkel dan sopir mobil angkutan umum.
Produktivitas padi relatif rendah dan beduktuasi karena ada beberapa
sebab yaitu luas sawah tidak konstan yang sangat trergantung dari penyediaan
bibit dari hasil panen tahun sebelumnya, dan petani hanya memanfaatkan tanah
rawa untuk dijadikan sawah tanpa menggunakan teknologi pertanian. Sehingga
produktivitas padi hanya mencapai 3 samapi 4 ton perhektar pertahun. Upaya warga untuk meningkatkan produktivitas padi dilakukan dengan membentuk
kelompok-kelompok tani.
Perekonornian
Perekonomian di Long Midang masih tergolong tradisional karena masih
menggunakan cara barter. Belum ada organisasi yang mengatur masalah distribusi
atau pemasaran. Demikian pula belum ada pasar desa sebagai media transaksi
beras adan dan garani gunung. Produksi garam gunung dilakukan ketika menunggu masa panen. Hasil panen pad; pada tahun 2005 meningkatan dari 3.2
tonha pada tahun 2004 menjadi 3.8 tonlha. Peningkatan produksi padi disebabkan oleh pembukaan lahan baru serta adanya program pemerintah bempa bantuan
bergulir untuk meningkatkan produktivitas padi.
Hasil pertanian d i Long Midang masih berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan pangan keluarga. Namun demikian, apabila mereka memerlukan uang
tunai atau memenuhi kebutuhan lain mereka menukar padi dengan barang
kebutuhan sehari-hari atau bahan bangunan, d i Sub Distrik Bakalalan. Selain
sebagai petani sawah, penduduk Long Midang juga memanfaatkan hasil hutan
non kayu, berburu, menambang garam serta beternak kerbau dan babi. Selama ini
penduduk Long Midang mencoba untuk beternak unggas tetapi tidak pemah
berhasil. Dalam mengisi waktu luang untuk menambah pendapatan keluarga
sebagian masyarakat membuat hasil kerajinan.
Sistem pertanian di Long Midang tidak seperti yang umumnya dijumpai di
pertanian menetap seperti di Jawa dan Bali. Pertanian di Long Midang tidak
menggunakan irigasiltadah hujan, tetapi memanfaatkan tanah rawa. Masa tanam
bulan Juli sampai Januari (6 bulan). Setelah panen sawah digunakan sebagai kolam ikan.
Alat-alat tradisional masih tetap digunakan misalnya parang, cangkul,
sedangkan dalam ha1 pemanfaatan teknologi pertanian belum dilakukan. Mereka
menggunakan chainsaw untuk menebang kayu sebagai bahan bakar dan
bangunan.
Sistem pengupahan tenaga kerja untuk mengerjakan sawah dibayar dengan
uang tunai atau padi. Pengupahan dihitung berdasarkan luas lahan yang
dikerjakan. Sistem tata niaga perdagangan hasil pertanian di Long Midang sangat
sederhana. Petani bertransaksi dengan melakukan pertukaran langsung atau barrer
dengan pedagang yang ada di pasar Sub Distrik Bakalalan. Hal ini dilakukan
karena jarak ke Distrik Bakalalan lebih dekat di banding ke lbukota Kecamatan.
Pendapatan penduduk Long Midang termasuk tinggi karena setiap kali
membawa hasil pertanian untuk dijual di 'pasar' Distrik Bakalalan akan diperhitungkan dengan Ringgit Malaysia (RM). Untuk 1 kaieng beras adan (12,5
-
15 kg) seharga Rp. 150.000ikaleng - Rp. 200.000ikaleng. Tingginya harga jual dikarenakan adanya perbedaan musim. Semakin mendekati musim tanam periodeberikutnya semakin mahal harga jual komoditas tersebut. Sedangkan jika
langsung menjual ke Brunai Darussalam harga yang diperolehnya jauh lebih
tinggi yaitu Rp. 40.000kg - Rp 60.000ikg. Biaya angkut dari Bakalalan ke Brunai
Darussalam adalah I 1 RM ( I RM = Rp.2300,-).
Struktur komunitas
Struktur komunitas sosial masyarakat dapat dapat dilihat dari pelapisan
sosial. Pelapisan sosial di Long Midang didasarkan pada keturunan dan kekayaan.
Warga yang dihormati di dalam masyarakat adalah yang masih mempunyai garis
turunan bangsawan dan orang kaya (Luticlok) dan bukan turunan budak
Midang tingkat pendidikan serta kekayaan tidak berpengaruh pada kedudukan
seseorang. Hal ini tampak ketika terjadi ikatan perkawinan. Punrr (denda atau mas
kawin) yang dibayar akan tinggi jika perkawinan tersebut dilakukan antara
Demulun dengan Lundok.
Masyarakat Long Midang membentuk berbagai lembaga sosial berdasarkan
pada kesamaan agama, profesi, pendidikan, kekayaan serta kesamaan sukulras,
serta rasa senasib sebagai warga pendatang (penduduk hasil regrouping).
Penduduk asli Long Midang adalah di Desa Pa' Nado dan Buduk Kinangan.
Kedua desa tersebut tidak mau membentuk kelompok dengan warga desa-des