SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
YOGI ADAM PANDANA 060503223
PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi
Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas
dan benar adanya.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 5 Maret 2014
Penulis,
YOGI ADAM PANDANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas segala hikmat dan anugerah kasihNya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu peneliti selama menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum., S.E., M.Ec., Ak., selaku Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS., Ak. dan Drs. Hotmal Jafar, S.E., M.M., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, S.E., MM., Ak., selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak. selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibunda Peneliti, Diana Lestari yang tidak henti-hentinya memberikan support dan kasih sayang kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, 5 Maret 2014
Penulis,
YOGI ADAM PANDANA
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Pengelolaan modal kerja menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Secara parsial, variabel perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel perputaran piutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
ABSTRACT
ANALYSIS THE IMPACT OF WORKING CAPITAL TURNOVER AND FIRM SIZE TO PROFITABILITY ON FOOD AND BEVERAGES
COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Working capital management determine the financial position of the company so that need balance in terms of supply and use. In connection with the description of the problem that want be investigated is the influence of inventory turnover, receivables turnover and Firm Sizeto the profitability of the company. The hypothesis of this study is whether inventory turnover, receivables turnover and firm size has influence simultaneously and partially on the profitability of the company.
The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).
The results showed that institutional inventory turnover, receivables turnover and firm size has effect on corporate profitability. Partially, inventory turnover variables affect the profitability of the company. Variable receivables turnover and firm size does not affect profitability.
DAFTAR ISI
2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 15
2.1.2 Struktur Modal ... 16
2.1.2.1Pengertian Struktur Modal ... 16
2.1.3 Ukuran Perusahaan ... 17
2.1.4 Profitabilitas ... 18
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
2.3Kerangka Konseptual ... 20
2.4Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1Jenis Penelitian ... 24
3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
3.3Sumber Data dan Metode Pengambilan Data ... 26
3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
3.5Alat Analisis Data ... 28
3.5.1 Statistik Deskriptif ... 28
3.5.2 Pengujian Normalitas Data ... 28
3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 29
3.5.3.1 Multikolinearitas ... 29
3.5.3.3 Heteroskedastisitas ... 31
3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 32
3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ... 32
3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda ... 32
3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 33
3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1Deskripsi Data ... 35
4.2Pengujian Normalitas Data ... 36
4.3Pengujian Asumsi Klasik ... 39
4.3.1.Multikolinearitas ... 39
4.3.2.Autokorelasi ... 40
4.3.3.Heteroskedastisitas ... 41
4.3.4.Pengujian Hipotesis ... 42
4.3.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) .... 43
4.3.4.2. Pengujian Regresi Berganda ... 43
4.3.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 45
4.3.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) ... 46
BAB V PENUTUP ... 48
5.1Kesimpulan ... 48
5.2Keterbatasan Penelitian ... 49
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
3.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 26
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Halaman
1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 52 2 Output SPSS ... 53ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Pengelolaan modal kerja menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Secara parsial, variabel perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel perputaran piutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
ABSTRACT
ANALYSIS THE IMPACT OF WORKING CAPITAL TURNOVER AND FIRM SIZE TO PROFITABILITY ON FOOD AND BEVERAGES
COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Working capital management determine the financial position of the company so that need balance in terms of supply and use. In connection with the description of the problem that want be investigated is the influence of inventory turnover, receivables turnover and Firm Sizeto the profitability of the company. The hypothesis of this study is whether inventory turnover, receivables turnover and firm size has influence simultaneously and partially on the profitability of the company.
The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).
The results showed that institutional inventory turnover, receivables turnover and firm size has effect on corporate profitability. Partially, inventory turnover variables affect the profitability of the company. Variable receivables turnover and firm size does not affect profitability.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal.
Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta
memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Namun
dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan
tersebut tidak mudah untuk dicapai. Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat
mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan lebih efektif dan efisien serta
dapat menghasilkan keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
Informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan oleh pemakai. Salah satu informasi yang paling banyak
mendapatkan perhatian adalah laba. Struktur akuntansi saat ini memaknai laba
sebagai selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual (Suwardjono,
2005). Sugiarto (2003) berpendapat bahwa Informasi laba merupakan komponen
laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka
panjang, meramalkan laba, menaksir resiko dalam berinvestasi. Laba merupakan
alat ukur kinerja sebuah perusahaan secara periodik. Informasi akan laba dinilai
manajemen, laba menunjukkan kemampuan dalam mengelola sumber daya
pemilik. Bagi investor laba merupakan kenaikan kekayaan baik ditahan maupun
dibagi dalam bentuk dividen. Bagi pemerintah laba menunjukkan potensi
penerimaan negara dari sektor pajak.
Wijayanti (2006) menyatakan bahwa informasi tentang laba (earnings)
mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu
perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba
sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan
pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi ataukinerja manajemen, dan
dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu laba menjadi pusat
perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah.
Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba
(sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan
aliran kasnya.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai
operasinya sehari-hari. Modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva
lancar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari hari misalnya untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, membayar
upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya. Pengelolaan modal kerja
menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan
dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam
ekonomis, tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang
diperlukan untuk beroperasi.
Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar
secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi
menguntungkan bagi kreditur jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian
bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi sehingga hutang akan
segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan
tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup
dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula
yaitu kas dan piutang. Namun, adakalanya perputaran modal kerja yang tinggi bukan
berarti efektif akan tetapi sebagai akibat perusahaan kekurangan modal kerja
sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat
perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak
dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat
penjualan yang rendah.
Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu perusahaan
harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti
harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan
bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi
secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah keuntungan
(laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan keuntungan yang
meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai profitabilitas
suatu perusahaan. Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok
ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang
dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur
prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan
tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang.
Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja
secara efisien dan memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan
mengalami kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Tingkat perputaran modal kerja yang
tinggi diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang
ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat
perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin
besar. Laba yang tinggi dipengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.
Penelitian mengenai modal kerja sebelumnya dilakukan oleh Yanthi Ruth
Pasaribu dan Seprina Ruleta. Hasil penelitian Yanthi (2009) menunjukkan bahwa
secara simultan berpengaruh signifikan akan tetapi jika secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Namun, penelitian yang dilakukan
oleh Ruleta (2008) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak
Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan tingkat pertumbuhan aset merupakan
sinyal yang baik yang menunjukkan potensi peningkatan profitabilitas perusahaan.
Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan memberikan
dampak positif bagi perusahaan yaitu meningkatnya laba dimasa depan. Apabila
keputusan investasi yang dilakukan manajer tepat, maka aliran kas masa depan
perusahaan juga tinggi karena return atas investasi tersebut. Sehingga apabila
tingkat pertumbuhan aktiva perusahaan tinggi, investor akan merespon hal
tersebut dengan memberikan nilai yang tinggi kepada perusahaan karena berarti
akan akan potensi keuntungan dimasa depan yang tinggi pula. Semakin tinggi
tingkat pertumbuhan aset semakin tinggi pula laba yang dihasilkan yang berarti
semakin tinggi juga profitabilitas perusahaan.
Fairfield et al.(2002) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Komponen laba
perusahaan berupa akrual dan arus kas dapat digunakan untuk menilai prospek
kinerja perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan akan dipengaruhi oleh
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva yang
besar memiliki banyak dana yang digunakan untuk melakukan investasi baru.
Investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan akan dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan dimasa depan. Hal inilah yang mendasari pemikiran
bahwa ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan
dimasa depan.
Alasan pemilihan perusaahaan makanan dan minuman adalah karena
persediaan produk-produk makanan dan minuman sesuai dengan selera,
kebutuhan dan kebiasaan masing-masing rumah tangga. Setiap hari masyarakat
tidak terlepas dari produk tersebut, dan selalu membutuhkannya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan demikian diharapkan perusahaan
makanan dan minuman memiliki prospek yang menguntungkan sekarang dan
masa yang akan datang. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun penelitian adalah
2009-2011.
Tabel 1.1
Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
NO
2. Dikti
Dari tabel tersebut dapat terlihat perbedaan antara penelitian milik penulis dengan
penelitian terdahulu, baik dari objek penelitian, variabel dependen dan jangka
waktu penelitian..
Perbedaan penelitian antara milik penulis dengan penelitian milik
Nurhasanah yaitu ada pada variabel independen. Nurhasanah dalam penelitiannya
menggunakan variabel independen yaitu Perputaran persediaan, DER, dan umur
perusahaan, sedangkan variabel indenpenden milik penulis yaitu perputaran
persediaan, perputaraan piutang dan ukuran perusahaan.
Perbedaan penelitian antara milik penulis dengan penelitian milik Dikti
Kusmeidi yaitu:
1. Objek penelitian Dikti Kusmaedi yaitu perusahaan CV Dandy Craft
Tasikmalaya sedangkan objek penelitian penulis adalah perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
2. Periode penelitian Dikti Kusmeidi antara tahun 2003-2010 sedangkan
3. Variabel independen penelitiannya adalah Modal Kerja sedangkan
penelitian milik penulis adalah persediaan, perputaraan piutang dan ukuran
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:
“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut :
1. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?
2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?
4. Apakah perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran
modal kerja dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun
2009-2011?
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan (emiten)
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
beberapa variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan
sehingga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan dan
memaksimalkan tingkat profitabilitasnya.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi
pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat mengembangkannya dalam taraf
yang lebih lanjut dengan topik sejenis.
3. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan struktur modal
terhadap profitabilitas, sehingga nantinya dapat menjadi bahan
pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis
4. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dan
informasi tambahan agar penelitian selanjutnya dapat memperoleh hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Kerja
2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja
Menurut Brigham (2006), “modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi“. Menurut Martono (2001), ”modal kerja adalah dana
yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.
Modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan
seluruh aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan
persediaan dimana aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam
bentuk semula atau dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat.
Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross
working capital ).
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah
aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan
jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja
bersih (net working capital).
Modal kerja bersih merupakan selisih dari aktiva lancar (current
assets) dan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar adalah aktiva
yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau
satu siklus operasi. Contoh umum adalah kas, piutang dagang dan wesel
tagih, investasi dalam efek, persediaan dan beban dibayar dimuka.
Komponen dibayar dimuka memiliki arti yang sedikit berbeda dengan aktiva
lancar lain, yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi
menjadi kas dalam waktu satu tahun.
Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang pelunasannya
memerlukan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya selama
satu siklus operasi. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan
akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan
kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban
diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan maka dklasifikasikan
sebagai kewajiban lancar.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari
aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka
(unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan akrual beban operasi
lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan,
meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh
3. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana
yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk
menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan.
2.1.1.2 Jenis-Jenis Modal Kerja
Menurut jenisnya dapat digolongkan modal kerja sebagai berikut:
1. Modal Kerja Permanen
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal
kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen dibedakan menjadi:
a. Modal kerja primer yaitu modal kerja minimal yang harus ada dalam
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang dinamis.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu
Modal kerja ini di bedakan menjadi:
a. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena adanya fluktuasi musiman.
b. Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya.
2.1.1.3 Fungsi Modal Kerja
Pentingnya modal kerja bagi perusahaan yang sedang beroperasi secara
efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah:
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
dari aktiva lancar
2. Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya
3. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan
keuangan yang terjadi
4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja, yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar
a. ukuran perusahaan, perusahaan kecil cenderung memiliki modal kerja
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi
mungkin karena perusahaan besar menjadi semakin intensif
menggunakan modal, mempunyai skala ekonomi atau aliran kas yang
relatif stabil, dan mempunyai akses yang lebih baik ke pasar uang,
b. aktivitas perusahaan, semakin tinggi penjualan akan semakin besar aktiva
lancar perusahaan,
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar
a. faktor eksternal dari industri real estate dan properti
b. faktor internal, manajemen yang agresif akan menggunakan utang yang
lebih tinggi karena akan memberikan profitabilitas yang tinggi, meskipun
2.1.2 Struktur Modal
2.1.2.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal (capital Structure) berkaitan dengan penentuan bauran
(mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai
pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan (financial Structure).
Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. “Struktur
keuangan merupakan kombinasi bauran dari segenap pos yang termasuk
dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur
modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang
yang digunakan perusahaan” (Warsono, 2003).
Struktur modal memberikan gambaran tentang pendanaan perusahaan.
Pemenuhan pendanaan berasal dari internal perusahaan dan eksternal
perusahaan. Pendanaan internal perusahaan berasal dari modal sendiri dan
eksternal perusahaan berasal dari pinjaman. Weston dan Copeland (dalam
Situmorang, 2010) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan
permanen utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas pemegang
saham. Nilai buku modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal
disetor dan akumulasi laba ditahan. Jika perusahaan memiliki saham preferen,
saham akan ditambahkan ke ekuitas pemegang saham. Menurut Gitman
(dalam Situmorang, 2010), “definisi struktur modal adalah campuran dari
utang jangka panjang dan ekuitas yang harus dipertahankan oleh perusahaan".
Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka
Warsono (2003), “struktur modal adalah perbandingan antara utang
perusahaan dengan total aset”.
2.1.3 Ukuran Perusahaan
Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar
cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan
besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya.
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva atau jumlah penjualan, rata-rata total penjualan
dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran
yang lebih besar cenderung memiliki akses yang lebih besar untu memperoleh
sumber dana dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari
kreditur pun akan lebih mudah karena memiliki profitabilitas lebih besar untuk
lebih unggul dalam persaingan atau bertahan dalam industri Pada sisi lain
perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi
ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap
perubahan yang sifatnya mendadak.
Almilia (2005) menyatakan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan
berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan
bahwa semakin besar suatu perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan
dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang semakin besar
pula. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan
yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan
berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Bagi investor kebijakan perusahaan akan berimplikasi
terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi
regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan
diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat
secara umum. Lebih lanjut, Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan bahwa
perusahaan besar memiliki aktiva yang besar yang digunakan untuk
melakukan investasi. Kebutuhan dana untuk melakukan investasi akan dapat
dicukupi dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru karena
umumnya perusahaan yang besar mendapatkan kepercayaan yang besar dari
pemilik modal. Dengan investasi yang besar diharapkan perusahaan akan
memiliki aset yang besar yang merupakan prospek tentang profitabilitas
perusahaan dimasa yang akan datang.
2.1.4 Profitabilitas
Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh
perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghosh,et. al., 2000). Profitabilitas
mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor
nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap
profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total
aset.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO
Nama Penulis Judul Penelitian Variabel yang
Estate dan modal kerja dan rasio hutang berpengaruh
terhadap rentabilitas
4 Deesomsak, R. and Paudyal, K. and Pescetto, G. (2009)
Debt maturity structure and the 1997 Asian jatuh tempo utang, sedangkan peluang pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap struktur jatuh tempo utang
2.3 Kerangka Konseptual
H1
Perputaran Persediaan (X1)
Ukuran Perusahaan (X3)
Perputaran Piutang
(X2)
Profitabilitas
Kerangka pemikiran adalah tahapan-tahapan berisi informasi tentang
objek yang diteliti untuk menganalisis data secara akurat dan kemudian
diinterpretasikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
agar keputusan yang di ambil dapat lebih efektif. Dari gambar di atas dapat
dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen (X) yaitu
perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan sedangkan
variabel dependen (Y) yang digunakan adalah profitabilitas perusahaan.
Pada umumnya return on asset merupakan salah satu dari rasio
profitabilias yang digunakan sebagai alat ukur pengendalian modal kerja di
dalam suatu perusahaan, karena dengan peningkatan laba saja masih belum
cukup sebagai ukuran bahwa perusahaan telah menggunakan modal kerja
secara efisien. Oleh karena itu perusahaan umumnya lebih mengarahkan
usaha untuk mendapatkan return on asset maksimal daripada laba maksimal.
Modal kerja merupakan kekuatan intern untuk menggerakkan kegiatan
bisnis perusahaan, yaitu untuk membiayai kegiatan operasi rutin dan untuk
membayar semua utang yang jatuh tempo atau dapat dikatakan sebagai modal
kerja kuantitatif. Konsep modal kerja kuantitatif (modal kerja bruto)
merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Pengawasan terhadap
sumber dan penggunaan modal kerja merupakan hal yang penting bagi
perusahaan yang ingin mempertahankan tingkat profitabilitasnya (ROA), hal
ini dapat tercapai selama modal kerja yang tersedia dikelola secara efektif
Berdasarkan uraian diatas, dikatakan bahwa modal kerja merupakan
salah satu unsur aktiva milik perusahaan yang bisa mempengaruhi tingkat
profitabilitas perusahaan (return on asset). Menurut Djarwanto (2001:141)
mengemukakan bahwa perputaran modal kerja (working capital turn over)
adalah rasio antara penjualan dengan modal kerja, perputaran modal kerja
yang tinggi menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba melalui penjualan dan akhirnya akan meningkatkan return
on asset. Apabila modal kerja dapat dikelola dengan baik atau secara efesien,
maka return on asset perusahaan bisa mengalami peningkatan, namun bila
sebaliknya pengelolaan modal kerja kurang baik atau tidak efisien maka akan
memperkecil tingkat return on asset. Pengelolaan modal kerja harus dikelola
dengan baik terutama pada perusahaan dagang dimana antara penjualan
dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik,
maka investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkatkan modal kerja
yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas (ROA).
Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar
cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan bisa dilihat dari
total asset perusahaan. Menurut Astuti dan Zuhrotun 2007 dalam Basir 2003,
perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan
perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2008) adalah preposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan
atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenaranya
mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi
fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang
prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.
Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1: Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
2. H2: Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
3. H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI
4. H4: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan empirical research yang menguji hipotesis
dengan aplikasi teori dalam memecahkan masalah yang diteliti dan
mengadakan interpretasi tentang hubungan tertentu, pengaruh, atau perbedaan
antar kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam suatu
objek yang diteliti (Sularso, 2003). Penelitian ini bersifat survey data
sekunder perusahaan dan berupa kejadian sesungguhnya yang terjadi sesuai
fakta. Data perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
dimuat dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini,
penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa
perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen berupa profitabilitas perusahaan.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian
Menurut Djarwanto (2000) “populasi adalah jumlah dari keseluruhan
obyek (satuan-satuan / indvidu-individu) yang karakteristiknya hendak
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009–2011
yang berjumlah perusahaan.
b. Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2000) “Sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability
sampling dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam
pengambilan sampel adalah:
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun
2009–2011.
2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2009- 2011.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel
1 2 3 Indonesia Tbk
MLBI √ √ √ Sampel 7
Sejahtera Food Tbk
AISA √ √ √ Sampel 11
14 PT Ultra Jaya Milk ULTJ √ √ √ Sampel 12
15 PT Nippon Indosari Corpindo
ROTI x x x -
Sumber : Factbook dari IDX yang telah diolah
3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data-data sekunder yang dilakukan dengan
studi panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat historis karena
merupakan kejadian atau kenyataan yang diperoleh dari laporan keuangan
tahun penelitian yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data
sekunder tersebut merupakan data yang dikeluarkan perusahaan yang
bersangkutan selama periode penelitian yang berupa data perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari
2009 sampai dengan 31 Desember 2011.
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian melibatkan 5 variabel yang terdiri atas 1 variabel dependen dan 4
variabel independen. Variabel independen tersebut adalah : perputaran
persediaan, perputaran piutang dan struktur modal. Sedangkan variabel
dependennya adalah profitabilitas.
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Pengukuran
Profitabilitas laba dari total aktiva yang
Perputaran Piutang Variabel Independen
Rasio antara total penjualan kredit atau besarnya aset
yang dimiliki perusahaan
3.5 Alat Analisis Data 3.5.1 Statistik Deskriptif
Menurut Jogiyanto (2005) “Statistik deskriptif merupakan statistik
yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui
karakteristik distribusinya”. Statistik deskriptif bertujuan untuk
menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean,
standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.
3.5.2 Pengujian Normalitas Data
Menurut Priyanto (2008) “Uji normalitas dibutuhkan untuk
menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak”.
Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal sehingga dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Informasi terhadap variasi
variabel dependen yang tidak dapat diterangkan pada regresi akan
(2006) “untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi
apakah melanggar asumsi atau tidak maka digunakan analisis residual”.
Setelah mendapatkan nilai residual tersebut maka selanjutnya
dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov_Smirnov
dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05 atau sebesar 5%.
Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang
diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila
p-value ³ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang terdistribusi normal (Priyatno, 2008). Selain itu juga digunakan
Histogram DisplayNormal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT.
Pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data
dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan
yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan
ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness
mendekati 0 (Nugroho, 2005). Sedangkan pengujian dengan kurva
normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran
titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti
garis diagonal (Nugroho, 2005).
3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik 3.5.3.1 Multikolinearitas
Menurut Gujarati (1999) “Uji Multikolinearitas digunakan untuk
antara variabel-variabel independen yang menjelaskan dari model regresi
(Gujarati, 1999)”. Menurut Nugroho (2005) “Bila terjadi hubungan linear
yang “sempurna” pada beberapa atau semua variabel independen maka
terdapat korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen”.
Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:
1) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan
nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model
yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas.
2) Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen
tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari
multikolinieritas, dan sebaliknya.
3) Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square di atas 0,60 tetapi
tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel
dependen maka dapat dikatakan bahwa model terkena
multikolinieritas.
3.5.3.2 Autokorelasi
Menurut Gujarati (1999) “Autokorelasi didefinisikan sebagai
korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu atau ruang”. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur
gangguan pada observasi lain. Autokorelasi sering terjadi pada sampel
untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi adalah menggunakan pengujian
Durbin- Watson. Penentuan nilai Durbin-Watson dibantu dengan tabel dl
dan du. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan
nilai Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0 dan 4 (Uyanto, 2009).
Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar
dari tiga maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat
independen atau terjadi autokorelasi.
3.5.3.3 Heteroskesdastisitas
Heteroskesdastisitas diartikan sebagai penyebaran titik data regresi
yang tidak sama (hetero). Heteroskedastisitas muncul apabila residual
dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu
observasi ke observasi lain (Kuncoro, 2001). Metode yang digunakan
untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai
residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :
1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
3.5.4 Pengujian Hipotesis
3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Pengujian secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (X1, X2, X3,...) secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno,
2008). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Hasil F-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara
bersamasama terhadap variabel dependen jika p-value yang terletak pada
kolom Sig. < dari level of significant yang ditentukan, atau bila F-hitung
pada kolom F menunjukkan nilai yang lebih besar dari tabel. Nilai
F-hitung dapat diF-hitung dengan cara df1= k-1, dan df2= n-k, dimana k
merupakan jumlah variabel dependen dan independen.
3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk menguji
hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1,
X2, X3,...) terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008). Model
persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a +
b
1RTO +
b
2ITO +
b
3Size + e
Keterangan:
Y = Profitabilitas
a = Konstanta
RTO = Perputaran Piutang
ITO = Perputaran Persediaan
Size = Ukuran Perusahaan
e = Standar Error
3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar
sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen.
Dalam model regresi linier berganda digunakan R-Square karena
disesuaikan dengan banyaknya variabel independen yang digunakan
sebagai indikator untuk mengetahui pengaruhnya di antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Nilai R-Square dikatakan baik
bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai
1 (Nugroho, 2005). Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar
variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika
koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Menurut Priyatno (2008) Pengujian koefisien regresi secara parsial
Hasil pengujian ini dapat dilihat pada output SPSS melalui tabel
Coeffisienta dengan melihat nilai p-value (pada kolom Sig.) dari
masing-masing variabel independen. Jika nilai p-value lebih kecil dari level of
significant sebesar 5% atau nilai hitung (pada kolom t) lebih besar dari
t-tabel yang didapat dari perhitungan α = 5% dengan derajat kebebasan (df)
n-k-1 maka menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap
variabel dependen dan Ho diterima bila –t hitung > t- tabel atau t-hitung <
t-tabel. Kondisi ini berarti bahwa variabel independen secara parsial
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen terhadap struktur modal perusahaan sebagai variabel dependen.
Variabel-variabel independen tersebut berupa perputaran modal kerja dan ukuran
perusahaan. Pada bab IV ini akan dilakukan analisis data dan pembahasan hasil
pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
Seluruh data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan SPSS (Statistical
Product and Service Sollution) version 19.0 for windows. Hasil pengolahan
tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen
berupa profitabilitas perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-20011. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 15 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 12 perusahan dengan total pengamatan yang digunakan sebanyak 36
amatan (12 x 3 tahun). Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ITO 36 1.58 17.75 5.7345 3.24843
RTO 36 .67 1.64 1.0659 .20613
Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292
ROA 36 .02 .41 .1068 .09772
Valid N (listwise) 36
Variabel Inventory Turnover (ITO) memiliki nilai minimum 1.58, nilai
maksimum 17.75, nilai mean (nilai rata-rata) 5.73 dan standart deviation
(simpangan baku) variabel ini adalah 3.25. Variabel Receivable Turnover (RTO)
memiliki nilai minimum 0.67, nilai maksimum 1.64, nilai mean (nilai rata-rata)
1.07 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.21. Variabel
ukuran perusahaan (Size) memiliki nilai minimum 10.61, nilai maksimum 16.23,
nilai mean (nilai rata-rata) 13.5663 dan standart deviation (simpangan baku)
variabel ini adalah 1.37292. Variabel Profitabilitas (ROA) memiliki nilai
minimum 0.02, nilai maksimum 0.41, nilai mean (nilai rata-rata) 0.11 dan
standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.10.
4.2. Pengujian Normalitas Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji
Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, Histogram
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov terhadap nilai residual
seluruh variabel untuk meghindari adanya variasi variabel dependen yang tidak
nampak pada regresi tetapi akan termuat pada nilai residualnya. Dengan kriteria,
apabila nilai p value hasil pengujian lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan
terdistribusi normal. Untuk pengujian dengan Histogram Display Normal Curve,
data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang
seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah
dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho,
2005:20). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan
terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis
diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:24).
Hasil pengujian normalitas data disajikan dalam tabel 4.2, gambar 4.1dan
gambar 4.2 sebagai berikut:
TABEL 4.2
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ASymp. Sig. (2 Tailed)
.943
.166 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Gambar 4.1
Uji Normalitas Histogram
Gambar 4.2
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov_Smirnov pada tabel 4.2, di atas
menunjukkan bahwa nilai residual memiliki p-value > 0,05 yaitu sebesar 0,166
yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini
telah terdistribusi normal. Demikian halnya dengan hasil perhitungan SPSS untuk
uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada gambar
4.1variabel ProfitabilitasRegresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram
mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk gambar 4.2 P-P Plot terlihat bahwa
nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari
garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal,
yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari
hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua
Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. 4.3. Pengujian Asumsi Klasik
4.3.1. Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara variabelvariabel
independen yang menjelaskan dari model regresi. Pengujian ini dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance atau nilai Varian Inflation Factor (VIF).
Model dapat dikatakan terhindar dari asumsi klasik multikoliearitas jika nilai
Tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil
Pengujian multikolinearitas, nilai Tolerance dan nilai VIF untuk
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Tolerance VIF Interpretasi Hasil
ITO 0,798 1,253 Tidak terjadi multikolinearitas
RTO 0,963 1,139 Tidak terjadi multikolinearitas
Size 0,941 1,163 Tidak terjadi multikolinearitas
Variabel dependen: ROA
Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 3
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang ditunjukkan pada
tabel 4.3 di atas maka dapat terlihat bahwa seluruh variabel independen yang
digunakan dalam tiga model regresi memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1
dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model
regresi dalam penelitian ini terhindar dari multikolinearitas.
4.3.2. Autokorelasi
Pengujian autokorelasi perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan
dengan observasi lain. Cara yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi
autokorelasi adalah dengan menggunakan metode Durbin Watsontest. Metode
ini menyatakan bahwa data yang digunakan dalam model tidak terjadi
autokorelasi jika nilai Durbin Watson berkisar antara 0 sampai dengan 4 yaitu
terletak diantara du dan (4-du) (Priyanto, 2008:48). Bila nilai uji statistik
Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga yaitu dw lebih
berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi. Hasil pengujian
Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 seperti berikut: TABEL 4.4
HASIL PENGUJIAN AUTOKORELASI
n k dl du dhitung Interpretasi Hasil
36 4 1,312 1,561 1,665 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan tabel hasil pengujian asumsi klasik autokorelasi pada tabel
4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson terletak diantara du dan
(4-du) yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu berada di sekitar angka 2
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini terhindar dari autokorelasi (Nugroho, 2005:60).
4.3.3. Heteroskedastisitas
Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel
dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :
1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
GAMBAR 4.3
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan
titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi tidak menjukkan adanya
heteroskedastisitas.
4.3.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian normalitas telah membuktikan bahwa seluruh variabel dalam
penelitian ini telah terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian
selanjutnya yakni pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
menguji apakah hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dapat
4.3.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F) ini digunakan
untuk mengetahui apakah variabel independen (ITO, RTO dan Size) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (ROA). Hasil uji F
menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen jika F-hitung pada kolom F lebih besar dari F-tabel.
TABEL 4. 5
HASIL UJI F (KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN)
Tabel 4.5 di atas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 5,621 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang berarti probabilitas < α 0,05%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini signifikan, karena
memiliki signifikansi kurang dari alpha 5% serta dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini pada variabel dependen berupa profitabilitas
perusahaan.
4.3.4.2. Pengujian Regresi Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien
setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .018 3 .006 5.621 .007a
Residual .316 32 .010
Total .334 35
a. Predictors: (Constant), DER, RTO, ITO
variabel independen secara simultan. Persamaan regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a +
b
1ITO +
b
2RTO +
b
3Size + e
Keterangan:
Y = Profitabilitas
a = Konstanta
b
1,b
2,b
3 = Koefisien regresiITO = Perputaran Persediaan
RTO = Perputaran Piutang
Size = Ukuran Perusahaan
e = Standar Error
TABEL 4. 6
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .049 .092 .528 .023
ITO .006 .006 .214 1.111 .015 .798 1.253
RTO .046 .083 .097 .551 .585 .963 1.039
Size .010 .061 .026 .160 .874 .941 1.163
Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis dan regresi (tabel 4.6) di
atas maka persamaan regresi berganda menjadi:
Y
= 0,049 + 0,006
ITO
+ 0,046
RTO
+ 0,10
Size
+
e
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan
untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
berupa profitabilitas sebagai berikut:
Nilai konstanta sebesar 0,049 menunjukkan bahwa jika nilai variabel
perputaran persediaan, perputaran piutang dan struktur modal adalah nol
maka rata-rata profitabilitas bernilai positif sebesar 0,049.
Variabel perputaran persediaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,006. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan sebesar 1% akan menaikkan profitabilitas sebesar 0,006 satuan atau sebesar 0,6%.
Variabel perputaran piutang memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,046. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1% akan menaikkan profitabilitassebesar 0,006 satuan atau sebesar 4,6%.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0, 10. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan 1 satuan akan berpengaruh menurunkan ROAsebesar 0, 10 satuan atau sebesar 10 %.
4.3.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar sumbangan
variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil
TABEL 4. 7
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)
Model Summaryb
Model
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
dimension0
1 ,235a ,055 ,243 ,09935 1,665
a. Predictors: (Constant), ITO, RTO, Size
b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.7 menunjukkan nilai adjusted R-Square sebesar 0,243. Nilai
tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan
dalam penelitian ini (perputaran persediaa, perputaran piutang dan struktur
modal) mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar
24,3% sedangkan sisanya sebesar 75,7% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak digunakan dalam model.
4.3.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) TABEL 4. 8
HASIL UJI KOEFISIEN PARSIAL (UJI t)
Coefficientsa
Variabel
t Signifikansi
Hasil
ITO .818 .015 Ha diterima
RTO 1.622 .585 Ha diterima
Size .160 .874 Ha ditolak
a. Dependent Variable: ROA
Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan jika bergerak secara parsial,
perputaran persediaan (ITO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,015 ( < 0,05),
sedangkan perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh terhadap ROA
dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,585 ( > 0,05). Ukuran
Perusahaan (Size) juga tidak berpengaruh terhadap ROA dengan tingkat
signifikansi variabel independen 0,459. Hal ini berarti secara parsial,
semakin tinggi ITO maka akan semakin tinggi pula ROA. Sedangkan RTO
dan Size tidak berpengaruh terhadap ROA. Penelitian ini secara parsial
sejalan dengan penelitian Marselina Sinaga (2008) yang menyatakan bahwa
perputaran persediaan (ITO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Mariance Sitanggang (2006) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan
berpengruh secara signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat perputaran persediaan (ITO) menunjukkan bahwa
semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya.
Berarti laba yang didapat perusahaan semakin besar pula, besarnya laba
yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset
yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset (ROA) yang
diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah modal kerja dalam arti
perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO) dan struktur modal
(DER) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Perputaran persediaan
(ITO), perputaran piutang (RTO) dan ukuran perusahaan (Size) sebagai variabel
independen, profitabilitas di ukur dengan Return on Assets (ROA) sebagai
variabel dependen. Sampel yang dipilih sebanyak 12 perusahaan sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, pengujian hipotesis dilakukan
dengan metode statistik uji-F, uji-t dan koefisien determinasi setelah
sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian yang
dibahas pada bab sebelumya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Secara simultan, perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO) dan
ukuran perusahaan (Size) berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini mengindikasikan bahwa
H0 ditolak, dan Ha sebagai hipotesis alternatif diterima.
2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran
persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA)