• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL (Studi Kasus Pada KPP Madya Semarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL (Studi Kasus Pada KPP Madya Semarang)"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DALAM

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL

(Studi Kasus Pada KPP Madya Semarang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Rudy Yulianto NIM 7250407092

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 8 Agustus 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tarsis Tarmudji, MM Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si NIP.19491121197603 1 002 NIP.19791208200604 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 6 September 2011

Penguji

Drs. Sukirman, M.Si.

NIP. 196706111991031003

Anggota I Anggota II

Drs. Tarsis Tarmudji, MM Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si NIP.19491121197603 1 002 NIP.19791208200604 2 002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar- benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik dengan sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 26 agustus 2011

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI PEGAWAI PAJAK TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI

INFORMASI PADA KINERJA INDIVIDUAL (STUDI KASUS PADA KPP

MADYA SEMARANG)” guna memenuhi syarat menyelesaikan program S-1 pada program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Selama proses penelitian sampai disusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari peranan banyak pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah membimbing, membantu dan memberikan semangat kepada penulis. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar dan bijaksana dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini.

(7)

vii sampai akhir penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Sukirman, M.Si., Dosen Penguji yang memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.

7. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Tengah I yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang.

8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang dan para pegawai yang telah membantu dan meluangkan waktunya dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

10.Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan Allah SWT memberikan balasan terhadap segala budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Semarang, Agustus 2011

(8)

viii

SARI

Yulianto, Rudy. 2011. Persepsi Pegawai Pajak dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus Pada Kpp Madya Semarang)”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.. Pembimbing I Drs.Tarsis Tarmudji, M.M .Pembimbing II Rediana Setyani,S.Pd. M.Si.

Kata Kunci : Kinerja Individual, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Faktor Sosial,

Affect, Komplektisitas, Kesesuaian Tugas, Konsekuensi Jangka Panjang, Kondisi yang Memfasilitasi.

Adanya kesenjangan hasil dari beberapa penelitian yang berbeda tentang faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi yang mempengaruhi kinerja individual secara parsial serta masih jarangnya penelitian dilakukan pada instansi pelayanan publik, mendorong peneliti untuk meneliti kembali pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pada pajak KPP Madya Semarang. Adapun permasalahan dalam penelitian ini apakah faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi teknologi berpengaruh terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang baik secara simultan maupun secara parsial?

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pajak di KPP Madya Semarang berjumlah 99 pegawai. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47 pegawai. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Variabel penelitian yang dikaji yaitu kinerja individual, pemanfaatan teknologi informasi yang dipengaruhi oleh faktor sosial, affect, komplektisitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan cara menyebarkan kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi positif dan signifikan terhadap kinerja individual secara simultan. Secara parsial pengaruh faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif signifikan sedangkan pengaruh kompleksitas menunjukan adanya pengaruh negatif namun tidak signifikan hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas terhadap kinerja individual.

(9)

ix

ABSTRACT

(10)

x

DAFTAR ISI

... Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

(11)

xi

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Teori Dasar Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 12

2.1.1 Theory of Reasoned Action ... 12

2.1.2 Theory of Attitude and Behavior ... 15

2.2 Technology Acceptance Model (TAM) ... 15

2.3 Persepsi ... 17

2.4 Kinerja Individual ... 19

2.5 Model Hubungan Teknologi dan Kinerja ... 20

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Populasi dan Sampel ... 41

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.3 Definisi Operasional Variabel... 42

3.3.1 Variabel Dependen ... 42

3.3.2 Variabel Independen ... 43

3.3.2.1 Faktor Sosial ... 43

3.3.2.2.Affect ... 44

3.3.2.3 Komplektisitas ... 44

3.3.2.4 Kesesuaian Tugas ... 44

3.3.2.5 Konsekuensi Jangka Panjang ... 45

3.3.2.6 Kondisi yang Memfasilitasi ... 45

3.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 46

3.4.1 Uji Validitas ... 46

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 47

3.5 Metode Analisis Data ... 48

3.5.1 Analisis Deskriptif ... 48

3.5.2 Analisis Regresi Berganda ... 54

3.5.2.1 Uji Prasyarat Analisis ... 54

3.5.2.1.1 Uji Normalitas ... 54

3.5.2.1.2 Uji Linieritas ... 55

3.5.2.1.3 Uji Multikolinieritas ... 55

(13)

xiii

3.5.2.2 Model Analisis Regresi Berganda ... 56

3.5.2.3 Uji Hipotesis ... 57

3.5.2.3.1 Uji Statistik F ... 57

3.5.2.3.2 Uji Satistik t ... 57

3.5.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2)... 58

3.5.2.3.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... `58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60

4.1.1 Deskripsi objek Penelitian ... 60

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 63

4.1.2.1 Analisis Deskriptif Kinerja Individual ... 63

4.1.2.2 Analisis Deskriptif Faktor Sosial ... 64

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Affect ... 65

4.1.2.4 Analisis Deskriptif Kompleksitas ... 66

4.1.2.5 Analisis Deskriptif Kesesuaian Tugas ... 67

4.1.2.6 Analisis Deskriptif Konsekuensi Jangka Panjang ... 68

4.1.2.7 Analisis Deskriptif Kondisi yang Memfasilitasi ... 69

4.1.3 Analisis Regresi Berganda ... 70

4.1.3.1 Uji Prasyarat Analisis ... 70

1) Uji Normalitas ... 70

2) Uji Linieritas ... 71

(14)

xiv

4) Uji Heteroskedastisitas ... 76

4.1.3.2 Model Analisis Regresi Berganda ... 77

4.1.3.3 Uji Hipotesis ... 78

4.1.3.3.1 Uji Statistik F ... 78

4.1.3.3.2 Uji Statistik t... 79

4.1.3.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 81

4.1.3.3.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 82

4.2 Pembahasan ... 85

4.2.1 Pengaruh Pemanfaatan Teknolgi Informasi terhadap Kinerja Individual ... 85

4.2.2 Pengaruh Faktor Sosial dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual... 89

4.2.3 Pengaruh Affect dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual... 90

4.2.4 Pengaruh Komplektisitas dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual ... 91

4.2.5 Pengaruh Kesesuaian Tugas dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual ... 93

4.2.6 Pengaruh Konsekuensi Jangka Panjang dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Individual ... 94

(15)

xv

BAB V PENUTUP ... 97

5.1 Kesimpulan ... 97

5.2 Saran ... 98

5.3 Keterbatasan ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

... Halaman

Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action Model... 14

Gambar 2.2 Model Hubungan dan Kinerja yang Berfokus pada Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 21

Gambar 2.3 Model Hubungan dan Kinerja yang Berfokus pada Kesesuaian Kerja ... 22

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 64

Gambar 4.2 Normal Probability Plot... 65

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

... Halaman

Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 41

Tabel 3.2 Tabel Deskriptif Frekuensi Kinerja Individual ... 49

Tabel 3.3 Tabel Deskriptif Frekuensi Faktor Sosial ... 49

Tabel 3.4 Tabel Deskriptif Frekuensi Affect ... 50

Tabel 3.5 Tabel Deskriptif Frekuensi Kompleksitas ... 51

Tabel 3.6 Tabel Deskriptif Frekuensi Kesesuaian Tugas ... 52

Tabel 3.7 Tabel Deskriptif Frekuensi Konsekuensi Jangka Panjang... 53

Tabel 3.8 Tabel Deskriptif Frekuensi Kondisi yang Memfasilitasi ... 54

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 61

Tabel 4.2 Profil Responden ... 62

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Kinerja Individual ... 63

Tabel 4.4 Tabel Deskriptif Frekuensi Kinerja Individual ... 64

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Faktor Sosial ... 64

Tabel 4.6 Tabel Deskriptif Frekuensi Faktor Sosial ... 65

Tabel 4.7 Hasil Analisis Deskriptif Affect ... 65

Tabel 4.8 Tabel Deskriptif Frekuensi Affect ... 66

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Kompleksitas ... 66

Tabel 4.10 Tabel Deskriptif Frekuensi Kompleksitas ... 67

Tabel 4.11 Hasil Analisis Deskriptif Kesesuaian Tugas ... 67

(18)

xviii

Tabel 4.13 Hasil Analisis Deskriptif Konsekuensi Jangka Panjang ... 68

Tabel 4.14 Tabel Deskriptif Frekuensi Konsekuensi Jangka Panjang... 69

Tabel 4.15 Hasil Analisis Deskriptif Kondisi yang Memfasilitasi ... 69

Tabel 4.16 Tabel Deskriptif Frekuensi Kondisi yang Memfasilitasi ... 70

Tabel 4.17 Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 71

Tabel 4.18 Hasil Tes for Linearity Kinerja Individual * Faktor Sosial ... 72

Tabel 4.19 Hasil Tes for Linearity Kinerja Individual * Affect ... 72

Tabel 4.20 Hasil Tes for Linearity Kinerja Individual * Kompleksitas ... 73

Tabel 4.21 Hasil Tes for Linearity Kinerja Individual * Kesesuaian Tugas .... 73

Tabel 4.22 Hasil Tes for Linearity Kinerja Individual * Konsekuansi Jangka Panjang ... 74

Tabel 4.23 Hasil Tes for Linearity Kinerja Individual * Kondisi yang Memfasilitasi ... 74

Tabel 4.24 Hasil Uji Multikolinieritas ... 75

Tabel 4.25Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 76

Tabel 4.26 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 77

Tabel 4.27 Hasil Uji Statistik F (Anova) ... 79

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik t ... 80

Tabel 4.29 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ... 81

Tabel 4.30 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 82

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

... Halaman

Lampiran 1 Keusioner Penelitian ... 104

Lampiran 2 Uji Validitas ... 110

Lampiran 3 Uji Reliabilitas ... 117

Lampiran 4 Profil Responden ... 124

Lampiran 5 Tabulasi Data ... 127

Lampiran 6 Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 142

Lampiran 7 Grafik dan Tabel Hasil Uji Normalitas ... 146

Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Linieritas ... 148

Lampiran 9 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas ... 154

Lampiran 10 Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 155

Lampiran 11 Tabel Hasil Analisis Regresi Berganda ... 157

Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian ... 163

Lampiran 13 Surat Jawaban atas Ijin Penelitian ... 164

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

(21)

kecakapan, pengalaman, serta keterampilan yang digunakan oleh individu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pencapaian kinerja juga berkaitan dengan kesesuaian antara sistem informasi yang diterapkan dengan tugas, kebutuhan dan kemampuan individu dalam organisasi tersebut. Tugas, kebutuhan dan kemampuan individu hendaknya dipertimbangkan dalam menerapkan suatu sistem informasi dalam organisasi (Astuti, 2008).

Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas manajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis (Kadir, 2003). Dengan kata lain, sistem informasi diadakan untuk menunjang aktivitas usaha pada semua tingkatan organisasi. Penggunaan sistem informasi mencangkup sampai ketingkat operasional untuk meningkatkan kualitas produktivitas operasi. Oleh karena itu, sistem informasi harus dapat diterima dan digunakan oleh seluruh karyawan dalam organisasi sehingga investasi yang besar untuk pengadaan sistem informasi akan diimbangi pula dengan produktivitas yang besar pula (Amalia, 2010).

(22)

Perkembangan teknologi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas (Astuti, 2008).

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi informasi sudah menjadi pilihan utama untuk menciptakan sistem informasi dalam suatu organisasi yang tangguh dan mampu melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat. Peranan teknologi informasi dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitikberatkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan cepat, tepat, relevan dan akurat. Penyelesaian suatu pekerjaan akan lebih cepat dan menghasilkan output yang relevan dan akurat terutama dalam hal pemrosesan dan pengolahan data yang berhubungan dengan kegiatan organisasi (Wilkinson dan Cerullo dalam Amalia, 2010).

(23)

Salah satu aspek penting untuk memahami pemanfaatan teknologi informasi adalah dengan mengerti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut. Al-Khaidi at al. (dalam Amalia, 2010) melakukan penelitian terhadap pengaruh dari sikap terhadap pemanfaatan teknologi informasi di Saudi Arabia dengan mengadopsi teori dari Triandis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dipengaruhi oleh sikap individual, karakteristik orang seperti pengalaman dalam menggunakan teknologi informasi, kondisi yang memfasilitasi seperti PC access dan faktor-faktor sosial.

Penelitian tentang indikator dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual telah banyak dilakukan di Indonesia. Tjhai (2003) meneliti faktor-faktor dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik termasuk dalam big five di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan kinerja individual, sedangkan affect memiliki hubungan positif dan tidak signifikan dengan kinerja individual. Hasil penelitiannya juga menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan antara konsekuensi jangka panjang dengan kinerja individual. Sebaliknya, kompleksitas, kesesuaian tugas, dan kondisi yang memfasilitasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan kinerja individual.

(24)

Pendapatan tingkat I dan II Propinsi Bali. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja individual, affect berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja individual, kompleksitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemanfaatan kinerja individual, kesesuaian tugas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja individual, konsekuensi jangka panjang berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja individual, kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja individual. Sedangkan secara simultan faktor-faktor dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja invidual.

Thompson dalam Handayani (2007) menyatakan terdapat hubungan yang positif antara faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dalam penggunaan sistem informasi terhadap kinerja individual serta terdapat hubungan negatif antara kompleksitas dalam penggunaan sistem informasi dan kinerja individual. Hasil penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang negatif dan lemah antara kondisi yang memfasilitasi pemakai dalam penggunaan sistem informasi. Siregar dan Suryanawa (2008) yang melakukan penelitian di KPP Pratama Denpasar Barat menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Sedangkan secara parsial menyatakan bahwa kesesuaian tugas dan konsekuensi jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual. Faktor sosial,

(25)

Amalia (2010) dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi, khususnya melalui penggunaan kinerja individual yang diadopsi dari penelitian Astuti (2008) pada KPP Pratama Tegal. Dimana hasil penelitian Amalia (2010) menunjukkan adanya hubungan yang positif namun tidak signifikan antara faktor sosial, perasaan pengguna (affect), konsekuensi jangka panjang dan kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual sedangkan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif signifikan serta hubungan yang negatif signifikan antara kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual.

Perkembangan teknologi informasi dalam bidang akuntansi telah banyak membantu dalam meningkatkan sistem informasi akuntansi. Dengan meningkatnya teknologi komputer, telah banyak mengubah pemrosesan data akuntansi secara manual menjadi secara otomatis. Otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan komputer dapat melakukan berbagai fungsi secara tepat dan cepat (Daljono, 1999).

Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial Accounting

(26)

pengetahuan luas di bidang teknologi dan akuntan yang memahami bagaimana teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai organisasi. Hal ini mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi atau sistem informasi dan hubungannya dengan akuntansi (Amalia, 2010). Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini mengambil objek penelitian para pegawai atau karyawan yang bekerja di bidang akuntansi yang bekerja dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya.

Oganisasi pelayanan publik sebagai fokus dalam ilmu administrasi negara yang selalu mengaitkan segala sumber daya yang cukup penting adalah informasi. Maka diperlukan penggunaan teknologi informasi yang baik di dalam perusahaan publik. Kecenderungan pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan (e-goverment) melalui berbagai situs pemerintah daerah yang cenderung hanya berfokus pada promosi berbagai potensi daerah guna menarik berbagai investor, melupakan berbagai upaya transparansi dan pelayanan online bagi masyarakat (http://forumsejawat.wordpress.com/). Disamping itu, konten dari situs tersebut sangat jarang sekali untuk di update mengenai info dan kegiatan terbaru. Hal ini dapat disebabkan pengelolaan yang kurang optimal, serta belum terintegrasinya berbagai situs lembaga yang ada di daerah tersebut ke dalam situs utama (pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/ kota). Sehingga, informasi tidak dapat tertata dan kurang menyeluruh mengenai perkembangan yang ada dalam pengelolaan pemerintahan di daerah tersebut

(27)

Perbedaan hasil pada penelitian-penelitian di atas serta masih jarangnya penelitian pada perusahaan yang melakukan pelayanan publik, mendorong peneliti untuk menguji kembali pengaruh faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang mengambil starting point penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia (2010) dimana penelitiannya menggunakan enam faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi, yaitu faktor sosial (social norm), perasaan pengguna (affect), kompleksitas (complexity), kesesuaian tugas (job fit),

konsekuensi jangka panjang (long–term consequences) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating condition). Adanya perbedaan hasil penelitian yang memfokuskan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang dilakukan oleh Siregar dan Suryanawa (2008) pada KPP Pratama Denpasar Barat serta Amalia (2010) pada KPP Pratama Tegal mendorong peneliti untuk meneliti kembali faktor-faktor pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang. Oleh karena itu, Peneliti ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul Persepsi Pegawai Pajak Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus pada KPP Madya Semarang).

1.2Rumusan Masalah

(28)

Pajak (KPP) Madya Semarang dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi teknologi berpengaruh positif terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara simultan?

2. Apakah terdapat pengaruh positif faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial?

3. Apakah terdapat pengaruh positif affect dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial?

4. Apakah terdapat pengaruh negatif kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial?

5. Apakah terdapat pengaruh positif kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial?

(29)

7. Apakah terdapat pengaruh positif kondisi yang memfasilitasi penggunaan

Personal Computer dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi teknologi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara simultan.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

3. Untuk mengetahui pengaruh affect dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial. 4. Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi

informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

(30)

6. Untuk mengetahui pengaruh konsekuensi jangka panjang dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

7. Untuk mengetahui pengaruh kondisi yang memfasilitasi penggunaan Personal Computer dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

1.4Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yaitu manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris mengenai bagaimana pengaruh faktor sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsenkuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi oleh pegawai pajak terhadap kinerja individual.

2. Manfaat Praktis

(31)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Teori Dasar Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi dipandang sebagai suatu alat yang digunakan oleh individu dalam menyelesaikan tugasnya. Teknologi dalam konteks sistem informasi menunjukkan sistem komputer (perangkat keras, perangkat lunak, dan data) dan dukungan bagi pemakai (training dan bantuan) yang disediakan untuk membantu pemakai dalam menjalankan tugas-tugasnya (Amalia, 2010). Teori yang mendasari pemanfaatan teknologi informasi yaitu Theory of Reasoned Action

(TRA) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1975) dan Theory of Atitudesand Behaviour yang dikembangkan oleh Triandis (1980) (Sunarta, 2005). 2.1.1 Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory of Reasoned Action atau teori tindakan beralasan dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1975). Teori ini mengasumsikan bahwa setiap individu terbiasa berpikir rasional dan sistematik dalam menggunakan ketersediaan informasi yang ada pada mereka. Masyarakat menganggap bahwa implikasi dari apa yang mereka lakukan sebelum mereka putuskan dipengaruhi oleh perilaku

(http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_reasoned_action). TRA menjelaskan

(32)

Berasal dari pengaturan psikologi sosial, TRA terbagi dalam tiga komponen yaitu niat perilaku, sikap dan norma subyektif. TRA menunjukkan bahwa niat perilaku seseorang tergantung pada sikap seseorang tentang perilaku dan norma subyektif. Jika seseorang berniat untuk melakukan perilaku maka kemungkinan bahwa orang tersebut akan melakukannya

(http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_reasoned_action). Secara bertahap,

perilaku diasumsikan oleh minat yang dijelaskan dalam bentuk sikap terhadap perilaku itu sendiri dan norma-sorma subjektif. Kemudian pertimbangan subjektif membentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuen suatu perilaku terhadap ekspektasi-ekspetasi normatif dari orang-orang yang relevan. Dengan demikian, perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan kepercayaan-kepercayaannya (Amalia, 2010).

Miller dalam Amalia (2010) mendefinisikan masing-masing dari tiga komponen teori ini sebagai berikut:

1. Sikap merupakan jumlah dari keyakinan tentang perilaku tertentu tertimbang oleh evaluasi dari kepercayaan.

2. Norma subyektif merupakan melihat pengaruh dari orang-orang di lingkungan sosial dan keyakinan orang dengan menghitung pentingnya pendapat mereka akan pengaruhi perilaku tersebut.

(33)

TRA dapat bekerja dengan baik apabila dalam penerapannya individu mempunyai pilihan atau kendali terhadap perilakunya (volitional control). Jika perilaku tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh individu karena adanya intervensi dari kondisi lingkungan kerja walaupun individu sangat termotivasi oleh sikap dan norma subjektif, individu secara aktual tidak dapat melaksanakan perilakunya tersebut (Amalia, 2010). Menurut Ajzen dan Fishbein (1975), TRA dinyatakan sebagai perilaku seseorang dipengaruhi oleh kendali dari seseorang itu sendiri untuk berperilaku secara objektif, seperti halnya minat dan tindakan individu yang dipengaruhi dari perilaku individu itu sendiri

(http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_reasoned_action).

Sikap dan perilaku manusia mengalami perkembangan dalam suatu organisasi. Beberapa sikap dan perilaku yang relevan dengan study of accountant

diantaranya adalah kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi dan profesional,

turnover, berbagi peran serta ketidakhadiran (Ivan dan Imam Ghozali dalam Amalia, 2010).

Gambar 2.1. Theory of Reasoned Action Model Sumber: Ajzen dan Fishbein dalam Amalia (2010)

Attitude toward Behavior

Behavioral

Intention Behavior

(34)

2.1.2 Theory of Attitude and Behavior

Teori sikap dan perilaku atau theory of attitudes and behavior

dikembangkan oleh Triandis (1980) menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh apa yang ingin mereka lakukan (sikap), apa yang mereka pikirkan akan mereka lakukan (aturan-aturan sosial), apa yang mereka biasa lakukan (kebiasaan) dan konsekuensi perilaku dari yang mereka pikirkan (Sunarta, 2005). Sikap merupakan sebuah tiang bangunan yang mewakili suatu gambaran individu mengenai suka atau tidak suka terhadap sesuatu (Amalia, 2010).

Triandis (1980) menyajikan suatu model perilaku interpersonal yang lebih komprehensif dengan menyatakan perasaan individu, faktor sosial dan konsekuensi yang dirasakan seseorang akan mempengaruhi tujuan perilaku dan sebaliknya. Perilaku dapat tejadi jika situsasinya (misalnya, kondisi yang memfasilitasi) memungkinkan. Jadi, jika seseorang bermaksud untuk menggunakan personal computer, kemudian dia mempunyai kemudahan atau mempunyai kesempatan untuk memperoleh dan menggunakannya, maka seseorang tersebut baru bisa merasakan manfaatnya (Sunarta, 2005).

2.2Technology Acceptance Model (TAM)

Model penerimaan teknologi atau yang disebut Theory Acceptance Model

(35)

Reasoned Action (TRA). TAM merupakan sebuah model teori sistem informasi yang menjelaskan bagaiman pengguna datang untuk menerima dan menggunakan teknologi. Model ini menunjukkan bahwa ketika pengguna disajikan dengan teknologi baru, terdapat sejumlah faktor akan mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan mereka akan menggunakan teknologi tersebut

(http://en.wikipedia.org/wiki/Technology_acceptance_model).

Menurut Mazhar (dalam Amalia, 2010), TAM menunjukkan manfaat atau kegunaan dan kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap niat individu dalam menggunakan teknologi informasi, secara determinant attitudional, yang diterapkan pada berbagai konteks penerimaan teknologi berupa komputer dipisahkan masing-masing menjadi perilaku pemakaian (usage) dengan dua perangkat variabel yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).

(36)

2.3Persepsi

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka dalam memberikan arti terhadap lingkungan di sekitar mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan (Robbins, 2008:175). Di mana teori yang menjelaskan tentang teori persepsi yaitu teori hubungan. Teori hubungan adalah usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan suatu hal disebabkan oleh faktor internal atau eksternal (http://www.wikipedia.com/).

Manusia sebagai makhluk sosial juga sekaligus makhluk individual, sehingga terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang senang akan suatu objek atau tidak. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya

(http://www.infoskripsi.com/Article/ Pengertian-Persepsi.html).

Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik (dalam http://www.infoskripsi.com/Article/

Pengertian-Persepsi.html).

(37)

individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang dalam mempersepsikan sesuatu (http://www.infoskripsi.com/Article/ Pengertian-Persepsi.html).

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interaksi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar'at, 1991) ada tiga yaitu:

1. Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek. Berdasarkan pengetahuan tersebut kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek tersebut.

2. Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang seseorang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimiliki seorang itu sendiri.

3. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek tersebut.

(38)

saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap objek tersebut. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi, secara internal terdapat pengorganisasian diantara ketiga komponen tersebut (http://www.infoskripsi.com/Article/ Pengertian-Persepsi.html).

2.4Kinerja Individual

Kinerja (performance) didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan seseorang di dalam melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaannya (Sunarta, 2005). Penilaian kinerja berhubungan dengan keberhasilan atau gagalnya penyelesaian tugas-tugas tertentu yang dicapai seseorang. Pencapaian ini juga perlu dikaitkan dengan perilaku dari pekerja selama proses penilaian. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi baik dari peningkatan efisiensi, efektifitas, produktivitas maupun peningkatan kualitas. Kinerja yang lebih baik akan tercapai apabila individu dapat memenuhi kebutuhan individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas (Goodhue dan Thompson, 1995).

Kinerja individu merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak yang berkepentingan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan suatu organisasi. Kinerja individu dapat menunjukkan dampak positif ataupun dampak negatif dari suatu kebijakan operasional suatu organisasi (Astuti, 2008).

(39)

mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas atau kualitas yang tinggi. Tingkat kesesuaian tugas-teknologi yang tinggi akan dapat meningkatkan dampak kinerja pemakai teknologi tanpa memperhatikan situasi pemanfaatan teknologi (sukarela atau terpaksa). Pada suatu tingkat pemanfaatan tertentu yang lebih besar dari nol, suatu teknologi yang memiliki tingkat kesesuaian tugas-teknologi yang tinggi lebih dapat memenuhi kebutuhan tugas individu sehingga mengakibatkan kinerja yang lebih baik karena adanya teknologi tersebut. Dengan demikian kinerja individu merupakan fungsi dari pemanfaatan teknologi dan kesesuaian tugas-teknologi (Amalia, 2010).

Penilaian kinerja seharusnya berdasarkan pada tugas-tugas tertentu yang dapat atau gagal dicapai oleh pekerja, dan apabila cocok, maka perlu dilakukan identifikasi perilaku pekerja dalam melakukan pekerjaan selama periode penilaian. Untuk dapat meningkatkan kinerja ke tingkat yang lebih tinggi maka aktivitas kerja harus dapat diidentifikasikan dan dianalisis (Amalia, 2010). Goodhue dan Thompson (1995) menyatakan bahwa ukuran variabel dampak kinerja dinyatakan dalam 2 (dua) elemen: (1) Persepsi dampak dari sistem dan pelayanan komputer terhadap keefektivan dan produktivitas; (2) Persepsi dampak dari sistem pelayanan komputer terhadap kinerja mereka.

2.5Model Hubungan Teknologi dan Kinerja

(40)

tugas-teknologi. Berikut ini uraian dari masing-masing aliran penelitian diatas (Amalia, 2010):

2.5.1 Penelitian Berfokus Pemanfaatan Teknologi

Penelitian yang memfokuskan pada pemanfaatan teknologi lebih banyak menggunakan variabel sikap dan keyakinan pemakai sistem (user) untuk memprediksi pemanfaatan sistem informasi (Thompson, et al. dalam Amalia, 2010). Namun penelitian tersebut memiliki kelemahan (Goodhue dan Thompson ,1995) yaitu: (1) Pemanfaatan teknologi informasi tidak selalu bersifat sukarela. Biasanya lebih difokuskan untuk berfungsinya rancangan sistem informasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan dibandingkan dengan kualitas yang dihasilkan; (2) Semakin tinggi pemanfaatan sistem informasi tidak secara otomatis berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja.

Gambar 2.2 Model Hubungan dan Kinerja yang Berfokus pada

Pemanfaatan Teknologi Informasi

Sumber: Goodhue dan Thompson (1995).

2.5.2 Penelitian berfokus Kesesuaian Tugas-Teknologi

Goodhue dan Thompson (1995) berargumentasi bahwa dampak kinerja dihasilkan karena kecocokan antara tugas dan teknologi yang digunakan, yakni apabila teknologi menyediakan sarana dan dukungan yang cocok dengan yang

(41)

diperlukan dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini penelitian akan lebih bermanfaat jika dikombinasikan dengan faktor-faktor yang berkaitan dengan pemafaatan teknologi dan dampaknya terhadap kinerja.

Gambar 2.3 Model Hubungan dan Kinerja yang Berfokus pada

Kesesuaian Kerja

Sumber: Goodhue dan Thompson (1995).

2.6Sistem Informasi Akuntansi

Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang mengintegrasikan bagian-bagiannya yang berfungsi untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Sedangkan informasi merupakan data-data yang diproses diolah sehingga mempunyai makna bagi pemakainya (Wilkinson dalam Amalia, 2010). Menurut Hall (2001:5) sistem merupakan serangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur sedemikian rupa untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi yang dihasilkan melalui sistem informasi akuntansi

Karakteristik Tugas

Kecocokan Tugas-Teknologi Karakteristik

Teknologi

(42)

kemudian dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pengambil keputusan dalam suatu organisasi. Sistem informasi akuntansi dapat diterapkan secara manual maupun secara komputerisasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1). Faktor desain sistem yang mencerminkan adanya pemisahan tanggung jawab fungsional yang tepat, sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik sangat dipengaruhi keberhasilan pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang telah dirancang (Amalia, 2010).

Sistem informasi akuntansi digunakan dalam suatu organisasi untuk mengidentifikasi, menganalisa, menyimpan, merangkum, dan menyampaikan informasi ekonomi yang relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak eksternal maupun pihak internal organisasi. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam suatu organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Di mana sistem informasi akuntansi akan lebih mudah diterapkan dengan adanya teknologi informasi (Astuti, 2008).

(43)

Sistem informasi tidak terbatas pada pembelajaran teori dan praktik saja, namun secara umum dapat dibagi menjadi pendekatan teknis, pendekatan perilaku, dan pendekatan gabungan dari keduanya (Laudon dalam Amalia, 2010). Pendekatan teknis pada sistem informasi menekankan pada model normatif yang bersifat matematis untuk mempelajarai sistem informasi, juga kecakapan teknologi secara fisik dan formal dari suatu sistem. Pendekatan perilaku diperlukan karena masalah-masalah perilaku seperti penggunaan sistem, implementasi sistem dan rancangan kreatif. Beberapa ahli sosiologi memfokuskan pada pengaruh sistem informasi pada kelompok, organisasi dan masyarakat. Sedangkan dalam ilmu psikologi berkaitan dengan respon individu terhadap sistem informasi dan model cognitive serta perilaku manusia. Dalam pendekatan perilaku tidak dapat mengabaikan teknologi, karena teknologi sistem informasi sering merupakan pendorong (stimulus) bagi munculnya masalah perilaku (Amalia, 2010).

Berdasarkan hal tersebut yang dikemukakan di atas maka diperlukan adanya pendekatan gabungan dengan menggunakan dua pendekatan sekaligus. Pendekatan gabungan yang biasa disebut dengan pendekatan sosioteknis yang merupakan gabungan antara pendekatan teknis dan pendekatan perilaku. Hal ini terjadi karena tidak ada satu pendekatan pun yang dapat mengungkapkan realitas sistem informasi secara sempurna (Amalia, 2010). Ada empat peranan penting sistem informasi dalam perusahaan secara umum (Alter dalam Kadir, 2003:8), yaitu:

(44)

b. Mengaitkan perencanaan, pengerjaan dan pengendalian dalam sebuah subsistem.

c. Mengkoordinasikan subsistem-subsistem. d. Mengintegrasikan subsistem-subsistem.

Wilkinson dalam Astuti (2008) menyatakan peranan teknologi informasi bagi akuntan dalam menerapkan sistem informasi akuntansi, meliputi:

a. Teknologi informasi membantu akuntan untuk menyelesaikan kewajiban mereka dengan lebih cepat, akurat, dan konsisten.

b. Beberapa teknologi informasi terbaru dapat membantu pengembangan dan pengintregasian file akuntansi, mengevaluasi pengawasan intern dalam sistem informasi akuntansi dan variasi aplikasi paket software.

c. Jaringan komputer menyalurkan data dan informasi, sehingga merupakan bagian integral dari sistem informasi akuntansi.

d. Jaringan komputer tertentu akan dikembangkan sehingga akan membantu pemakai dengan variasi informasi keuangan

Sebuah proyek pengembangan analisis sistem biasanya terdiri dari tiga fase yaitu analisis sistem, desain sistem dan implementasi sistem. Analisis sistem melibatkan penyusunan solusi dan evaluasi solusi untuk menyelesaikan masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan sistem secara keseluruhan. Dasar dari analisis ini adalah timbal balik antartujuan sistem (Amalia, 2010). Tujuan umum analisis sistem secara ringkas (Bodnar dan Hopwood, 2006:21) adalah sebagai berikut:

(45)

b. Untuk meningkatkan pengendalian internal. c. Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan.

Perkembangan sistem informasi dalam perusahaan, namun di sisi lain dapat menimbulkan beberapa permasalahan bagi pihak perusahaan, yaitu antara lain (Maharsi, 2000):

a. Untuk menerapkan sistem informasi dalam perusahaan memerlukan biaya yang besar.

b. Pengembangan sistem informasi tidak hanya memerlukan pengetahuan kemampuan teknis pada bidang pekerjaan tertentu saja tetapi pengetahuan tentang sistem informasi juga harus dikembangkan.

c. Sistem informasi yang diterapkan tersebut harus acceptable, artinya dapat diterima oleh semua orang yang akan menggunakannya.

d. Perkembangan sistem informasi juga memungkinkan hilangnya kesempatan kerja khususnya bagi karyawan tingkat bawah, karena sistem informasi dapat mengambil pekerjaan mereka.

e. Dengan semakin canggihnya sistem informasi akan memungkinkan munculnya kejahatan-kejahatan sistem informasi.

(46)

informasi dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang dan menunjukkan kelemahan sistem lama (Amalia, 2010).

2.7Sistem Informasi Direktorat Jendral Pajak

Pengembangan teknologi informasi Ditjen Pajak dimulai pada awal tahun 90-an, yaitu dengan penerapan NPCS yang berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak. Pada awal tahun 1994, mulai diperkenalkan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) untuk menggantikan NPCS yang berfungsi sebagai sarana pengawasan SPT sekaligus untuk mengawasi dan mengevaluasi pembayaran pajak, serta berperan sebagai sarana pendukung pengambilan keputusan. Sejak tahun 2004, DJP menerapkan aplikasi baru yang dinamakan Oracle, yaitu Relation Database Management System (RDBMS) untuk mengelola informasi secara terbuka, komprehensif dan terintegrasi. Server oracle menyediakan solusi yang efisien dan efektif karena kemampuannya dalam hal sebagai berikut: (Azan Fajri dalam Amalia, 2010).

a. Dapat bekerja di lingkungan client/server (pemrosesan tersebar). b. Menangani management space dan basis data yang besar. c. Mendukung akses data secara simultan.

d. Performa pemrosesan transaksi yang tinggi. e. Menjamin ketersedian yang terkontrol. f. Lingkungan yang tereplikasi.

(47)

biaya lebih rendah dari total kepemilikan dan meningkatkan fleksibilitas

pemasangan melalui standar berbasis teknologi oracle yang canggih pada mereka. Organisasi bisnis end-user dapat memiliki sistem dan beroperasi lebih cepat dan mulus serta meningkatkan daya kerja ke sistem terbaru (Amalia, 2010).

Menurut Nigel dalam Amalia (2010) program Oracle (yang mencangkup perangkat lunak dan dokumentasi) mengandung informasi milik perusahaan yang diberikan berdasarkan perjanjian lisensi yang berisi pembatasan pada penggunaan dan pengungkapan serta mencakup hak cipta, paten dan lainnya. Data dari kantor pelayanan pajak berasal langsung dari pusat Dirjen Pajak sehingga setiap kantor pajak dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien.

2.8Pemanfaatan Teknologi Informasi

Davis (dalam www.jstor.org) menyatakan bahwa pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya (Thompson et al. dalam Sunarta, 2005).

(48)

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendorong atau tidaknya individu memanfaatkan teknologi.

Penggunakan komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi pada setiap organisasi. Fungsi sistem informasi bertanggung jawab atas pemrosesan data yang merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling mendasar di setiap organisasi. Fungsi sistem informasi dalam organisasi telah mengalami evolusi yang diawali dengan struktur organisasi yang sederhana, yang hanya melibatkan beberapa orang hingga fungsi tersebut berkembang menjadi struktur yang kompleks yang melibatkan beberapa spesialis (Bodnar dan Hopwood, 2006:11).

Struktur departemen sistem informasi yang paling lazim adalah fungsi, yaitu pemberian wewenang dan tanggung jawab berdasarkan area keahlian teknis setiap staf. Semakin besar departemen sistem informasi, maka setiap fungsi dalam departemen tersebut akan cenderung semakin spesial (Bodnar dan Hopwood, 2006:12). Departemen sistem informasi dibagi menjadi lima fungsi utama yaitu: a. Fungsi analisis, bertugas mengidentifikasi masalah dan proyek untuk

mendesain sistem yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

b. Fungsi pemrograman, bertanggung jawab untuk mendesain, membuat kode, menguji, dan men-debug program komputer yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem yang telah dirancang oleh analis.

(49)

d. Fungsi technical support, bertanggung jawab dengan sistem operasi, perangkat lunak, desain database, pengolahan data, dan teknologi komunikasi. e. Fungsi user support, bertugas melayani pengguna, serupa dengan fungsi

technical support yang bertugas yang melayani personel di departemen sistem informasi.

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan sebagaimana penggunaan sistem informasi dapat mendukung dalam melaksanakan tugas individu, di mana pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan (Thompson et al. dalam Sunarta, 2005). Pemahaman, sikap yang positif dan dukungan yang baik terhadap teknologi informasi juga sangat penting bagi akuntan dalam pengolahan data khususnya data keuangan (Amalia, 2010).

Investasi yang besar dalam hal teknologi informasi tidak akan bermanfaat apabila teknologi tersebut tidak dapat diterima oleh anggota organisasi. Lucas and Spitter (1997) mengemukakan bahwa penting bagi tiap-tiap anggota untuk mengerti dan memprediksi kegunaan sistem agar teknologi informasi dapat dimanfaatkan secara efektif sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap kinerjanya.

2.9Indikator yang Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi

(50)

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi tersebut (Jackson et al. dalam Amalia, 2010).

Pemanfaatan teknologi juga berhubungan dengan perilaku menggunakan teknologi tersebut guna menyelesaikan tugas. Teori sikap dan perilaku (theory of attitudes and behaviour) dari Triandis (1980) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi (komputer) oleh pekerja akan dipengaruhi oleh faktor sosial dan perasaan individual (affect) terhadap penggunaan komputer, kebiasaan (habit)

sehubungan dengan penggunaan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequencies) dari penggunaan komputer dan kondisi yang memfasilitasi (facilitation conditions) dalam lingkungan yang kondusif dalam penggunaan komputer (Amalia, 2010).

Menurut model yang dikembangkan Thompson et al. dengan mengadopsi sebagian teori yang diusulkan oleh Triandis (1980). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi adalah sebagai berikut (Amalia, 2010):

2.8.1 Faktor sosial

(51)

sifnifikan terhadap pemanfaatan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi jika mendapat dukungan dari individu lainnya (Amalia, 2010).

2.8.2 Affect (perasaan individu)

Affect (perasaan individu) dapat diartikan bagaimana perasaan individu, apakah senang dalam melakukan pekerjaannya dengan menggunakan teknologi informasi atau tidak. Penelitian Thompson dalam Handayani (2007) dan Agus dalam Amalia (2010) membuktikan bahwa perasaan individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi sistem informasi. Hal ini berarti jika individu senang melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi, maka individu tersebut akan meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi (Amalia, 2010).

2.8.3 Kompleksitas

(52)

informasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kompleks teknologi informasi maka semakin rendah tingkat pemanfaatan teknologi informasi (Amalia, 2010).

2.8.4 Kesesuaian Tugas

Kesesuaian tugas dengan teknologi secara lebih spesifik menunjukkan hubungan pemanfaatan teknologi informasi dengan kebutuhan guna menyelesaikan tugas. Tugas diartikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input menjadi output. Karakteristik tugas mencerminkan sifat dan jenis tugas yang memerlukan bantuan teknologi. Thompson et. al. dalam Astuti (2008) serta Siregar dan Suryanawa (2008) memperoleh hubungan yang positif dan signifikan antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini menunjukkan bahwa individu akan meningkatkan pemafaatan teknologi informasi yang diterapkan sesuai dengan tugas mereka (Amalia, 2010).

2.8.5 Konsekuensi jangka panjang

(53)

memberikan keuntungan pada masa yang akan datang seperti peningkatan karier dan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih penting (Amalia, 2010).

2.8.6 Kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi

Triandis (1980) menyatakan bahwa kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi meliputi faktor objektifitas yang ada di lingkungan kerja yang mendukung pemakai dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi, kondisi yang memfasilitasi merupakan faktor penunjang individu dalam memanfaatkan teknologi. Penelitian yang dilakukan Astuti (2008) yang didukung oleh penelitian Amalia (2010) menyatakan bahwa kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Hal ini membuktikan bahwa kondisi yang mendukung merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi (Amalia, 2010).

2.10 Kerangka Berpikir

Mangkunegara dalam Astuti (2008), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pencapaian kinerja yang tinggi akan memberikan kepuasan bagi individu sehingga individu tersebut dapat termotivasi untuk selalu berusaha mencapai kinerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya.

(54)

kerja individu. Dimana kinerja dapat tercapai jika individu dapat memenuhi kebutuhan individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dan peningkatan efisiensi, peningkatan efektifitas, peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas (Goodhue dan Thompson, 1995).

Pencapaian hasil kerja secara individu tersebut dilihat dari pencapaian pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan kepada pekerja atas dasar penggunaan kecakapan, pengalaman, serta ketrampilan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pencapaian kinerja juga berkaitan dengan kesesuaian antara sistem informasi yang diterapkan dengan tugas, kebutuhan dan kemampuan individu dalam organisasi tersebut. Penerapan suatu sistem informasi dalam organisasi hendaknya didukung oleh tugas, kebutuhan dan kemampuan individu (Astuti, 2008).

Penelitian Goodhue dan Thompson (1995), pencapaian serangkaian tugas-tugas individu yang didukung dengan teknologi informasi yang ada dapat mencapai keberhasilan suatu kinerja. Karakteristik individual akan mengukur keahlian dan kemampuan masing-masing individu pada penggunaan teknologi oleh individu yang diterapkan oleh perusahaan atau organisasi dalam menyelesaikan tugas. Perkembangan teknologi diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas, hal ini dikarenakan berkaitan dengan meningkatnya pula suatu kinerja dan kemungkinan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat dengan adanya teknologi tersebut (Astuti, 2008).

(55)

perkembangan teknologi harus diikuti dengan keinginan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi tersebut (Astuti, 2008). Menurut Lucas & Spitler (1997), anggota harus dapat menggunakan teknologi tersebut secara efektif agar dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja. Oleh karena itu sangat penting bagi anggota organisasi untuk mengerti dan memprediksi kegunaan sistem dari teknologi tersebut.

Sunarta (2005) menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja invidual. Hasil penelitian yang sama menguji pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual juga dilakukan oleh Jumaili (2005), Sunarta (2005), Siregar dan Suryanawa (2008) serta Amalia (2010) yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi merupakan salah satu aspek penting untuk memahami pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual.

(56)

bahwa faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja individual.

Faktor kedua yaitu perasaan individu (affect) sehubungan dengan komputer, bagaimana tanggapan individu dalam dalam melaksanakan tugasnya sehingga berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Siregar dan Suryanawa (2008) serta Amalia (2010) menyatakan bahwa affect dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Namun hasil berbeda ditunjukkan melalui penelitian Sunarta (2005) yang menyatakan bahwa

affect berpengaruh negatif terhadap kinerja individual.

Faktor ketiga yaitu kompleksitas, yaitu tingkat kesulitan dalam menggunakan komputer yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. semakin kompleks inovasi yang diperoleh maka semakin sulit pegawai untuk menggunakan teknologi informasi sehingga berpengaruh negatif terhadap kinerja individual. Sunarta (2005) dan Amalia (2010) menyatakan bahwa kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negatif terhadap kinerja individual. Penelitian berbeda dilakukan oleh Siregar dan Suryanawa (2008) dengan hasil yang berbeda, di mana kompleksitas berpengaruh positif terhadap kinerja individual.

(57)

tugas berpengaruh positif terhadap kinerja individual namun penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Suryanawa (2008) serta Amalia (2010) menyatakan bahwa kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual.

Faktor kelima yaitu konsekuensi jangka panjang, dimana motivasi untuk menggunakan teknologi informasi dapat dihubungkan dengan rencana pada masa yang akan datang dan tidak hanya kebutuhan saat ini sehingga berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Sunarta (2005), Siregar dan Suryanawa (2008) serta Amalia (2010) menyatakan bahwa konsekuensi jangka panjang dalam pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Namun demikian penelitian Tjhai (2003) menyatakan bahwa konsekuansi jangka panjang berpengaruh negatif terhadap kinerja individual.

Faktor keenam yaitu kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi, bagaimana lingkungan kerja secara objektif memberikan dorongan dalam peningkatan pemanfaatan teknologi informasi sehingga berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Sunarta (2005) dan Amalia (2010) menyatakan bahwa kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual. Penelitian dengan hasil berbeda dilakukan oleh Thompson dalam Handayani (2007), Siregar dan Suryanawa (2008) dan Tjhai (2003) yang menyatakan bahwa kondisi yang memfasilitasi pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh negatif terhadap kinerja individual.

(58)

Pemanfaatan Teknologi Informasi

terhadap kinerja individual yang dapat digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

2.11 Hipotesis

Rumusan hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

H1:Terdapat faktor sosial, affect, komplesitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang dan kondisi yang memfasilitasi dalam pemanfaatan teknologi informasi pengaruh positif terhadap kinerja individual pegawai KPP Madya Semarang secara simultan.

Faktor Sosial (X1)

Affect (X2)

Kompleksitas (X3) Kesesuaian Tugas (X4) Konsekuansi Jangka Panjang (X5)

Kondisi yang Memfasilitasi (X6)

(59)

H2:Terdapat pengaruh positif antara faktor sosial dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

H3:Terdapat pengaruh positif antara affect dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

H4:Terdapat pengaruh negatif antara kompleksitas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

H5:Terdapat pengaruh positif antara kesesuaian tugas dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

H6:Terdapat pengaruh positif antara konsekuensi jangka panjang dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual Pegawai di KPP Madya Semarang secara parsial.

H7:Terdapat pengaruh positif antara kondisi yang memfasilitasi penggunaan

(60)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang yang berjumlah 99 pegawai.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, dimana sampel penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria tertentu yang dikehendaki peneliti dan kemudian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Karyawan yang bekerja sebagai pegawai tetap lebih dari satu tahun di KPP Madya Semarang;

b. Karyawan yang bekerja di bidang akuntansi;

c. Karyawan dalam melaksanakan tugasnya terikat dengan penggunaan teknologi informasi.

Proses pemilihan sampel ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah Pegawai

1. Karyawan yang bekerja sebagai pegawai tetap lebih dari satu tahun

99

2. Tidak bekerja di bidang akuntansi 31

3. Bekerja tidak dengan menggunakan teknologi informasi

4

4. Ketidakhadiran saat penelitian 8

Sampel akhir 56

(61)

Sampel dalam penelitian ini sejumlah 56 orang yang terdiri dari 27 pegawai yang bekerja di bidang fungsional dan 29 pegawai di bidang pengawasan dan konsultasi.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey yang digunakan adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dalam bentuk daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis. Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data yang berupa jawaban dari responden. Data kuesioner terdiri dari:

a. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, umur, jabatan, pendidikan terakhir dan lama bekerja.

b. Tanggapan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual.

Kuesioner yang diberikan sebanyak 56 keusioner sesuai dengan jumlah sampel pegawai pajak yang bekerja di bidang akuntansi dan menggunakan sistem informasi dengan diberikan jangka waktu pengembalian 1 minggu terhitung sejak kuesioner yang diterima oleh responden.

3.3 Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Dependen

(62)

dalam penelitian diukur dengan penghematan yang diperoleh pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, semisal hemat waktu, hemat tenaga, dan sebagainya. Efektivitas dalam penelitian ini diukur dengan tepat guna antara teknologi yang dipakai dengan tugas yang harus diselesaikan pegawai. Produktivitas dalam penelitian ini diukur dengan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi. Sedangkan kualitas dalam penelitian ini diukur dengan seberapa baik output yang dihasilkan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan teknologi informasi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan serta dinilai dengan skala likert 5 poin dengan cara mengukur bagaimana teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja karyawan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

3.3.2.1 Faktor Sosial

(63)

dengan menggunakan skala likert 5 poin dengan cara mengukur kondisi lingkungan tempat kerja, dukungan atasan dan organisasi atas pemanfaatan teknologi informasi dalam melaksanan pekerjaannya.

3.3.2.2 Affect

Affect (X2) merupakan perasaan individu apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam melakukan pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi. variabel ini diukur dengan menggunakan 5 item pertanyaan serta dinilai dengan skala likert 5 poin dengan cara mengukur sikap individu terhadap penggunaan teknologi informasi.

3.3.2.3 Kompleksitas

Kompleksitas (X3) adalah tingkat inovasi terhadap perkembangan teknologi informasi yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan sehingga individu menjadi lebih lama dalam menyelesaikan pekerjaannya. Variabel ini diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan serta dinilai dengan skala likert 5 poin dengan cara mengukur bagaimana tingkat kerumitan komputer berpengaruh terhadap sikap pengguna komputer seperti banyaknya data yang digunakan, istilah dalam komputer yang tidak dimengerti dan lain sebagainya.

3.3.2.4 Kesesuaian Tugas

Gambar

Gambar 2.1. Theory of Reasoned Action Model
Gambar 2.2 Model Hubungan dan Kinerja yang Berfokus pada
Gambar 2.3 Model Hubungan dan Kinerja yang Berfokus pada
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hal yang akan tetap bertahan untuk beberapa tahun ke depan adalah pentingnya membentuk kepuasan yang total bagi pelanggan.bukan saja agar pelanggan tidak kecewa, tetapi juga

Setelah membahas materi yang telah diuraikan mulai dari bab I hingga bab IV pada laporan ini, maka kesimpulan yang dapat diambil Klinik Duta Sehat Kabupaten

Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan Kartu Bergambar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Kepercayaan terhadap manfaat atribut adalah sikap percaya yang ditimbulkan terhadap manfaat atribut. Seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan

Tanbihul Muta’allim karangan Ahmad Maisur Sindi ini dengan tujuan untuk melatih dan mengetahui etika dalam pendidikan akhlak yang terkandung dalam.

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENGGUNAAN 2AWS UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS. Universitas Pendidikan

Pengaruh latar belakang keluarga terhadap kesiapan berwirausaha siswa SMK. Negeri