• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup Berdasarkan Suhu Dan Waktu Pencelupan Di Kota Medan 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup Berdasarkan Suhu Dan Waktu Pencelupan Di Kota Medan 2013"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KANDUNGAN KLORIN PADA AIR TEH CELUP

BERDASARKAN SUHU DAN WAKTU PENCELUPAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

SKRIPSI

Oleh :

SAURMA ERNI SELVITA SILABAN NIM 101000306

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS KANDUNGAN KLORIN PADA AIR TEH CELUP

BERDASARKAN SUHU DAN WAKTU PENCELUPAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

SAURMA ERNI SELVITA SILABAN NIM 101000306

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi masyarakat baik dingin maupun panas, Salah satu produk teh yaitu teh celup. Teh celup merupakan teh yang dibungkus kertas berpori-pori halus dan tahan panas. Pada umumnya kertas menggunakan klorin sebagai pemutih dalam pembuatannya sehingga perlu dilakukan penelitian analisis kandungan klorin pada air teh celup.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorin pada air teh celup berdasarkan suhu dan waktu. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif. Objek penelitian ini adalah air teh celup yang berasal dari pencampuran teh celup dengan air minum kemudian diperiksa di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas I Medan dengan menggunakan metode spektrofotometri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kandungan klorin pada air teh celup pada suhu 400-1000C dengan waktu pencelupan 1 menit, 3 menit dan 5 menit. Hasil penelitian juga diketahui bahwa kandungan klorin meningkat seiring dengan peningkatan suhu dan waktu. Dimana pada suhu 900C dan waktu pencelupan 3 menit jumlah kandungan klorin adalah 1.35 mg/250 ml dan 0.2817 mg/250 ml untuk suhu 800C dan waktu 3 menit.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin bertambahnya suhu dan waktu maka akan terjadi peningkatan klorin pada air teh celup sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar klorin pada air minum adalah 1.25 mg/250 ml air minum.

Disarankan bila sering mengkonsumsi teh sebaiknya menggunakan teh seduh.

(5)

ABSTRACT

Tea is the most consumed beverage either cold or hot. One kind of them is bag tea products. Tea bag is wrapped in smooth porous paper and heat resistant. In general, the paper uses chlorine as a bleach, it is the reason for necessary to study the chlorine content in water of tea bag.

The purpose of this study was to determine the chlorine content in water of tea bag based on temperature and time. The kind of this study is descriptive survey. The object of study is the water of tea bag mixing in drinking water then examined in laboratorium of Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas I Medan by using spectrophotometric method.

The survey results showed that, there is the chlorine content of tea bag water at 400-1000C with immersion time respectively 1 minutes, 3 minutes and 5 minutes. The survey results also revealed that the chlorine content increased by the increasing of temperature and time. The chlorine content is 1.35 mg/250 ml in temperature of 900c with 3 minutes immersion and chlorine content 0.2817 mg/250 ml in temperature of 800c with 3 minutes.

Hence, it is concluded that the increasing of temperature and time will increase the chlorine in the tea bag water. It can be harmful health both in short and long term. According to Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 that chlorine levels in drinking water is 1.25 mg/250 ml.

It is suggested for frequent consumption of tea using brewed tea.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Saurma Erni Selvita Silaban.

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 September 1983.

Agama : Kristen Protestan.

Status Perkawinan : Menikah.

Jumlah Anak : 2 (dua) orang

Alamat Rumah : Jl. Tuamang No 2F Lk II Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 05 Jakarta : Tahun 1989-1995.

2. SMP Negeri 99 Jakarta : Tahun 1995-1998. 3. SMA Tunas Markatin Jakarta : Tahun 1998-2001. 4. Poltekkes Jakarta III Persahabatan : Tahun 2001-2004. 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU : Tahun 2010-2013.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Analisis Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup Berdasarkan Suhu Dan Waktu Pencelupan Di Kota Medan Tahun 2013 “, guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini. Dalam penulisannya penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr.Drs.Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Prof.Dr.Dra.Irnawati Marsaulina,MS selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(8)

4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen dan staf di Departemen Kesehatan Lingkungan.

5. Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Medan beserta staf yang membimbing selama peneliian.

6. Khusus buat orang-orang tercinta Papa dan Mama dan adik-adikku serta Suami tercinta Tua Raja Simbolon serta anak-anakku Kyrie Trinity Manuella dan Maxwell Alexander Eleison serta seluruh keluarga besar yang telah mencurahkan kasih sayang dan mendoakan penulis selama pendidikan dan selesainya skripsi ini.

7. Teman-teman satu angkatan Ekstensi FKM USU 2010 teristimewa kepada Srianna, Jenny Siswi, Teguh, Vero, Netty marpaung, dan seluruh rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu-persatu terima kasih atas kebersamaan, doa dan motivasi selama ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan kepada pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1 Teh ... 5

2.1.1 Sejarah Teh ... 5

2.1.2 Definisi Teh ... 6

2.1.3 Jenis Teh Berdasarkan Pengolahannya... 6

2.2 Kertas ... 13

2.2.1 Sejarah Kertas ... 13

2.2.2 Pengertian Kertas ... 13

2.3 Klorin ... 14

2.3.1 Definisi Klorin dan Klor ... 14

2.3.2 Sumber klor ... 15

2.3.3 Sifat Klorin... 15

2.3.4 Jenis-jenis Klorin... 16

2.3.5 Reaksi Klorin Dengan Air ... 17

2.3.6 Kegunaan Klorin ... 18

2.3.7 Nilai Ambang Batas Klorin ... 20

2.3.8 Toksisitas Klorin ... 20

2.3.9 Dampak Klorin Bagi Kesehatan ... 22

2.4 Air ... 23

2.4.1 Pengertiaan Air... 23

2.4.2 Persyaratan Air Minum ... 24

(10)

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Objek Penelitian ... 27

3.4 Cara Pengambilan Sampel ... 27

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5.1 Data Primer ... 28

3.6 Defenisi Operasional ... 28

3.7 Teknik Analisa Data ... 29

3.7.1 Prosedur Kerja Pemeriksaan Klorin ... 29

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 31

4.1. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Klorin Pada Air Teh Celup ... 31

BAB 5 PEMBAHASAN ... 35

5.1 Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup Yang Diukur Pada Suhu 400C, 500C, 600C, 700C, 800C, 900C, 1000C Dengan Lama Waktu Perendaman 1 menit, 3 menit, 5 menit ... 35

5.2. Klorin Pada Air Teh Celup ... 36

5.3 Dampak Klorin Bagi Kesehatan ... 37

5.4 Dampak Klorin Bagi Lingkungan Industri ... 38

5.5 Alternatif Pengganti Klorin ... 38

BAB 6 KESIMPULAN ... 40

6.1. Kesimpulan ... 40

6.2. Saran ... 41

(11)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif

mengandung klorin pada waktu 1 menit……… 31

2 Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif

mengandung klorin pada waktu 3 menit……… 32

3 Tabel 4.3 Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian di Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Medan.

Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup.

Lampiran 3. Permenkes RI No 492/Menkes/Per/IV/2010

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

(13)

ABSTRAK

Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi masyarakat baik dingin maupun panas, Salah satu produk teh yaitu teh celup. Teh celup merupakan teh yang dibungkus kertas berpori-pori halus dan tahan panas. Pada umumnya kertas menggunakan klorin sebagai pemutih dalam pembuatannya sehingga perlu dilakukan penelitian analisis kandungan klorin pada air teh celup.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorin pada air teh celup berdasarkan suhu dan waktu. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif. Objek penelitian ini adalah air teh celup yang berasal dari pencampuran teh celup dengan air minum kemudian diperiksa di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas I Medan dengan menggunakan metode spektrofotometri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kandungan klorin pada air teh celup pada suhu 400-1000C dengan waktu pencelupan 1 menit, 3 menit dan 5 menit. Hasil penelitian juga diketahui bahwa kandungan klorin meningkat seiring dengan peningkatan suhu dan waktu. Dimana pada suhu 900C dan waktu pencelupan 3 menit jumlah kandungan klorin adalah 1.35 mg/250 ml dan 0.2817 mg/250 ml untuk suhu 800C dan waktu 3 menit.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin bertambahnya suhu dan waktu maka akan terjadi peningkatan klorin pada air teh celup sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa kadar klorin pada air minum adalah 1.25 mg/250 ml air minum.

Disarankan bila sering mengkonsumsi teh sebaiknya menggunakan teh seduh.

(14)

ABSTRACT

Tea is the most consumed beverage either cold or hot. One kind of them is bag tea products. Tea bag is wrapped in smooth porous paper and heat resistant. In general, the paper uses chlorine as a bleach, it is the reason for necessary to study the chlorine content in water of tea bag.

The purpose of this study was to determine the chlorine content in water of tea bag based on temperature and time. The kind of this study is descriptive survey. The object of study is the water of tea bag mixing in drinking water then examined in laboratorium of Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular Kelas I Medan by using spectrophotometric method.

The survey results showed that, there is the chlorine content of tea bag water at 400-1000C with immersion time respectively 1 minutes, 3 minutes and 5 minutes. The survey results also revealed that the chlorine content increased by the increasing of temperature and time. The chlorine content is 1.35 mg/250 ml in temperature of 900c with 3 minutes immersion and chlorine content 0.2817 mg/250 ml in temperature of 800c with 3 minutes.

Hence, it is concluded that the increasing of temperature and time will increase the chlorine in the tea bag water. It can be harmful health both in short and long term. According to Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 that chlorine levels in drinking water is 1.25 mg/250 ml.

It is suggested for frequent consumption of tea using brewed tea.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan

bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa

bahan baku untuk makanan dan minuman yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup

masyarakat Indonesia. Hasil pengolahan bahan minuman yang bersumber dari sektor

pertanian sangat diperlukan masyarakat untuk membantu dalam proses metabolism tubuh,

penghilang dahaga serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satu jenis minuman yang

populer dimasyarakat adalah teh. Teh paling banyak dikonsumsi masyarakat setelah air putih

yang biasa dinikmati baik dingin maupun panas. (Thomas, 2007).

Masyarakat memiliki kebiasaan meminum teh setiap harinya. Berbagi kalangan usia

menggemari minuman teh dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk

kesehatan, untuk menurunkan berat badan, atau untuk sekedar menambah kesegaran.

Berdasarkan bentuk kemasaannya, teh dibedakan menjadi beberapa jeni antara lain teh celup

dan teh seduh. (Wikipedia,2011)

Sebagian masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi,

konsumen lebih memilih sesuatu yang mudah dan peraktis begitu pula dengan pola konsumsi

teh. Sekarang ini banyak sekali kita jumpai industri pengolahan teh dengan menghasilkan

berbagai macam produk akhir seperti halnya teh kering (seduh), teh celup dan bahkan teh

(16)

untuk minum teh secara peraktis. Menurut Sari (2003), konsumen lebih menyukai teh celup

dari pada teh seduh karena membutuhkan waktu lama untuk menyeduhnya.

Teh celup merupakan bubuk teh yang dibungkus kertas berpori-pori halus dan tahan

panas. Penggunaan teh celup sangat mudah karena konsumen hanya tinggal mencelupkan teh

yang telah dikemas tersebut ke dalam air panas sampai warna air berubah. Seringkali

konsumen berlama-lama mencelupkan teh celupnya ke dalam air panas dengan asumsi bahwa

semakin lama kantong teh celup dicelupkan dalam air panas maka semakin banyak khasiat

teh tertinggal didalam minuman.(Kompas, 2005)

Menurut Fulder (2004), waktu penyeduhan yang lebih lama (4-8 menit) tidak lagi

memiliki efek menenangkan karena daun teh sudah tidak lagi mengandung komposisi apapun

yang dianggap menenangkan. Tetapi yang harus diwaspadai dari penggunaan teh celup

adalah adanya bahan kimia dalam pembungkus teh celup. Menurut Fadlie (2007), Pada

umumnya kertas dibuat dari pulp (bubur kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur ini

berwarna coklat tua, untuk membuat serat pulp itu berwarna putih, digunakan sejenis bahan

kimia pemutih yang terbuat dari senyawa klorin yang sangat pekat. Sayang dalam prosesnya,

klorin ini tetap tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan karena

biayanya sangat tinggi. Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan sebagai kantong

teh celup.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Arianto F di

Surakarta, bahwa terjadi kenaikan kadar klorin seiring dengan bertambahnya suhu. Namun

Arianto tidak menjelaskan pada suhu berapa klorin mulai terlepas dari kertas pembungkus teh

celup dan lamanya pencelupan. Sehingga dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti

(17)

No. 492/Menkes/Per/IV/2010, bahwa kadar maksimum klorin yang diperbolehkan pada air

minum adalah 5 mg/l air minum.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahui

bagaimana kandungan klorin pada pembungkus teh celup berdasarkan suhu dan waktu

lamanya pencelupan yang aman dapat dilakukan dimasyarakat.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar klorin pada teh

celup yang berasal dari pembungkus teh celup yang ada di masyarakat Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pada suhu berapa jumlah klorin yang sesuai dengan baku mutu

pada teh celup.

2. Untuk mengetahui lama waktu pencelupan teh yang aman pada saat dicelupkan.

3. Untuk mengetahui kualitas berdasarkan kadar klorin pada bahan pembungkus

beberapa merek teh celup..

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat peminum teh dan Industri kertas di kota

Medan dalam upaya pencegahan, pengurangan dan penanggulangan penggunaan

klorin khususnya pada pembuatan kertas.

2. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi masyarakat yang

(18)

3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian kadar klorin pada kertas teh celup dalam

kaitannya dengan kesehatan.

4. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan kegiatan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh

2.1.1 Sejarah Teh

Sebelum masehi, Cina dipercaya sebagai tempat lahirnya tanaman teh pada tahun 2737 SM oleh seorang kaisar bernama Shen Nung. Kemudian tahun 1500-1600 teh mulai masuk ke Eropa melalui misionaris Jasper de Cruz melalui Portugal, lalu menyebar ke Prancis, Belanda, hingga Negara Baltik. Pada saat itu harga teh masih mahal. Lalu pada tahun 1600 an mulai masuk ke Inggris sebagai minuman Nasional. Sedangkan di Indonesia, teh mulai dikenal pada tahun 1686, ketika seorang dari Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia yang pada saat itu penggunaannya hanya sebagai tanaman hias.

(20)

2.1.2 Definisi Teh

Teh (Camellia Sinensis) yaitu suatu tanaman yang memiliki khasiat obat herbal (Ajisaka, 2012). Tanaman teh memiliki cirri-ciri batangnya tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun mudanya berambut halus. Tanaman teh memiliki daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berseling, helai daunnya kaku seperti kulit tipis, panjangnya 6-18 cm, lebarnya 2-6 cm, warnanya hijau, dan permukaan mengkilap (Ajisaka, 2012). Teh yang baik dihasilkan dari bagian pucuk (pecco) ditambah 2-3 helai daun muda, karena pada daun muda tersebut kaya akan senyawa polifenol, kafein serta asam amino. Senyawa-senyawa inilah yang akan mempengaruhi kualitas warna, aroma dan rasa dari teh. Kandungan senyawa kimia dalam daun teh terdiri dari tiga kelompok besar yang masing-masing mempunyaimanfaat bagi kesehatan, yakni polifenol, kafein dan essential oil (bmca-pusat, 2012). Selain itu didalam teh juga terdapat dalam teh antara lain vitamin A, vitamin C dan vitamin E. Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat mudah teroksidasi. Bila daun teh terkena sinar matahari, maka proses oksidasi pun terjadi. Adapun jenis teh yang umumnya dikenal dalam masyarakat adalah teh hijau,teh Oolong, teh hitam dan teh putih.

2.1.3 Jenis Teh Berdasarkan Pengolahannya

(21)

merupakan senyawa yang kaya antioksidan (Mulia, 1995). A. Teh Oolong

Teh Oolong adalah teh hasil semioksidasi enzimatis alias tidak bersentuhan lama dengan udara saat diolah. Teh Oolong terletak diantara teh hijau dan teh hitam. Fermentasi terjadi namun hanya sebagian (30-70%). Hasilnya, warna teh menjadi cokelat kemerahan. Teh Oolong mengalami beberapa tahapan proses yaitu :

1. Proses pemetikan

Proses ini dilakukan dengan tangan agar lebih selektif. Kalau dengan pemotong, misalnya ani-ani yang digunakan untuk memanen padi, batang keras pun kemungkinan besar akan ikut terpotong.

2. Proses pelayuan

Dilakukan dengan menggunakan sinar matahari selama 90 menit. Kemudian dipaparkan didalam ruangan untuk dilakukan kembali proses pelayuan selama 4-8 jam.

3. Proses pengeringan

Pada proses pengeringan dilakukan dengan Panning System, hal ini bertujuan untuk inaktivasi enzim agar fermentasi tidak sempurna atau fermentasi parsial.

4. Proses penggulungan

(22)

proses penggulungannya tidak sampai hancur seperti pada proses teh hitam ( pada bagian penggilingan ) (Sujayanto, 2008).

B. Teh Hijau

Teh hijau diolah tanpa mengalami oksidasi, tidak memberi kesempatan terjadinya fermentasi. Setelah layu daun teh langsung digulung, dikeringkan, dan siap untuk dikemas. Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan uap panas (steam) atau digoreng (pan frying) untuk menghentikan aktivitas enzim. Warna hijau tetap bertahan dan kandungan taninnya relative tinggi. Teh hijau dipercaya menurunkan bobot tubuh. Hal ini disebabkan kandungan polifenolnya tinggi. Teh hijau menjadi favorit masyarakat di Jepang dan Korea. Bahkan di Jepang terdapat beragam teh hijau seperti gyokuro, sencha, kabusecha dan konacha masing- masing dibedakan berdasarkan proses pembuatannya. Teh hijau pas dinikmati saat banyak aktivitas karena dipercaya meningkatkan konsentrasi, jadi tidak cocok diminum sebelum berangkat tidur (Sujayanto, 2008).

Sebelum menjadi teh hijau yang kering, teh hijau ini juga mengalami beberapa proses yaitu:

1. Proses Pemetikan

(23)

2. Proses Pelayuan

Proses ini bertujuan inaktivasikan enzim polifenol oksidase dan mengurangi kadar air hingga 60-70 %. Proses ini dilakukan dengan sistem rotary panner dengan panas 80-100° C selama 2-4 menit.

3. Prose Penggulungan

Proses ini dilakukan dengan system open top roller selama 15-17 menit. Tujuannya adalah untuk memecah sel daun sehingga menghasilkan rasa sepat. Tapi proses penggulungannya tidak sampai hancur seperti pada proses teh hitam (pada sebagian penggilingan).

4. Prose Pengeringan

Proses selanjutnya adalah pengeringan yang dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama dilakukan pada suhu 110-135°C selama 30 menit. Tahap berikutnya pemeriksaan 70-90°C dalam waktu 60-90 menit, selanjutnya proses sortasi dan pengemasan (Sujayanto, 2008).

C. Teh Hitam

(24)

Sebelum menjadi teh hitam yang kering daun-daun teh tersebut telah melewati berbagai proses yaitu :

1. Proses Pemetikan

Proses ini dilakukan dengan tangan agar lebih selektif. Kalau dengan alat pemotong misalnya ani-ani yang digunakan untuk memanen padi, batang keras pun kemungkinan besar akan ikut terpotong

2. Proses Pelayuan

Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga kandungan enzim dalam pucuk teh lebih kental. Proses ini dilakukan pada tempat pelayuan (withering trough) berupa kotak persegi panjang beralaskan kawat kasa. Dibawah kawat kasa ini terdapat blower penghembus udara kearah kasa. Pucuk daun teh disebarkan di atas withering trough dengan ketebalan 30 cm, bagian permukaannya harus rata agar pelayuan merata. Hembusan udara tadi dapat menerbangkan air dalam daun teh. Proses pelayuan berlangsung 7-24 jam. Untuk mencapai kadar air yang diinginkan maka dilakukan proses pembalikan. Langkah ini juga supaya pucuk daun teh dibongkar untuk dimasukkan kedalam caveyor (semacam corong yang dihubungkan dengan alat penggiling). Lalu teh dimasukkan kedalam tong plastik lalu diletakkan ke ban berjalan untuk dimasukkan keruang penggiling.

3. Proses Penggilingan

(25)

teh terpisahkan dari ulat, kerikil, pasir dan serpihan lain melalui perbedaan berat jenisnya, Pucuk teh tersebut masuk ke conveyor untuk mengalami proses penggilingan awal dengan mesin BLC (Barbora Leaf Conditioner), dimana pucuk teh dipotong menjadi serpihan kecil-kecil sebagai prakondisi untuk proses penggilingan selanjutnya menggunakan mesin Crush Tear dan Curl (CTC) dan agar fermentasi dapat berlangsung

dengan lancer. Out put yang dihasilkan adalah berupa buuk teh basah berwarna hijau.

4. Proses Fermentasi

Proses ini lebih tepat disebut oksidasi enzimatik. Mesin bekerja menebarkan bubuk daun teh basah hingga terpapar oksigen sehingga terjadi perubahan warna. Pada ujung fermentasi teh akan berwarna kecoklatan. Selain perubahan warna juga terjadi perubahan aroma, dari bau daun menjadi harum teh. Proses ini berlangsung selama 1-5 jam dengan suhu optimal 26-27°C.

5. Proses Pengeringan

(26)

saja di dalam teh, selanjutnya proses sortasi dan pengemasan (Sujayanto, 2008).

D. White Tea

Teh lain yang tak kalah isrimewa adalah white tea (teh putih). Disebut begitu karena saat diseduh warna air hanya sedikit brubah menjadi kekuningan. White tea dipercaya memiliki lebih banyak manfaat daripada teh hijau. Dari teh ini diambil dari pucuk daun yang masih menggulungn yang memiliki kandungan katekin dan kafein paling tinggi (Sujayanto, 2008).

Manfaat dari minum teh sebagai anti kanker,meningkatkan metabolism tubuh, anti diabetes, kewaspadaan mental, system kekebalan, menghambat penurunan daya piker, menurunkan stress, memulihkan radang usus, mengatasi bau mulut, mengatasi kelebihan zat besi, efek terkait dengan kafein, anti stroke, kesehatan jantung, kesehatan gigi, arthritis rematik.

Ada pula yang harus diperhatikan saat minum teh agar zat yang berguna dalam tubuh tidak hilang, antara lain :

1. Jangan minum teh saat atau sesudah makan, karena zat yang terkandung dalam makanan dapat diserap oleh zat stimulant teh

2. Jangan minum teh saat perut kosong sebab dapat meningkatkan produksi asam lambung

3. Hindari minum teh dicampur dengan gula karena menyebabkan zat-zat yang dikandungnya menjadi berkurang

(27)

5. Hindari minum teh saat hamil dan menyusui, karena kafein dan zat stimulant pada teh bias merangsang kontraksi rahim. Selain itu untuk ibu menyusui akan mengganggu produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI (Anonimos, 2010)

2.2 Kertas

2.2.1 Sejarah Kertas

Pada masa peradaban Mesir kuno menyumbangkan papyrus sebagai media tulis menulis. Dari kata papyrus (papyrus) dikenal sebagai kata paper dalam bahasa inggris. Pada peradaban Cina Tsai Lun menemukan kertas dari bahan bamboo yang mudah didapat di seantero cina pada tahun 101 masehi. (Wikipedia, 2012)

2.2.2 Pengertian Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan mengandung selulosa dan semiselulosa. (Wikipedia, 2012)

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus. Urutan pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, mekanik atau limbah kertas), pemutih, pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. (PT. Pindo deli pulp dan paper mills, 2012)

2.3 Klorin

2.3.1 Definisi klorin dan klor

(28)

mengekspresikan keyakinannya bahwa itu adalah senyawa oksigen asam hidrolik dan menyebutnya sebagai agen bleching tetapi James Watt bertanggung jawab atas aplikasinya pada tahun 1810-1811 kemudian Sir.H.Davy telah membuktikan secara pasti bahwa itu adalah suatu elemen dan diberinya nama klorin. (Wikipedia, 2012)

Dalam wujud gas, klor berwarna kuning kehijauan, baunya sangat menyesakkan dan sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat, merupakan agen pengoksidasi, pelunturan yang sangat efektif. Klorin tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk garam) dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Pada suhu 10°C, satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume klor, sedangkan pada suhu 30°C hanya 1.77 volume. Ciri-ciri utama unsur klor merupakan unsur murni, mempuyai keadaan fisik berbentuk gas berwarna kuning kehijauan. (inspirehalogen, 2009)

Klorin hanya dapat larut dengan mudah di air,tetapi apabila kontak dengan uap adalah bentuk asam hipoklorus (HClO) dan asam hidroklorik (HCl). Ketidak stabilan asam hipoklorus (HClO) membuatnya dapat dengan mudah menghilang membentuk oksigen bebas. Karena reaksi ini, pada dasarnya air mempertinggi oksidasi klorin dan efek korosif (anonimos, 2007)

(29)

2.3.2 Sumber klor

Klor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia. Supaya bias dipakai, klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan kimia yang mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terkontaminasi dan persisten didalam tubuh makhluk hidup (Macdougall, 1994)

Klorin dihasilkan oleh elektrolisis sodium klorida. Itu adalah sepuluh kali lebih tinggi dari volume bahan-bahan kimia yang dihasilkan oleh United States, yang pada tahun 1998 menghasilkan lebih dari 14 juta ton. Klorin sangat penting digunakan sebagai pemutih dalam pabrik kertas dan pakaian. Klorin juga digunakan sebagai bahan kimia pereaksi dalam pabrik logam klorida, bahan pelarut klorinasi, pestisida, polimer, karet sintesis dan refrigerant. Sodium hipoklorit yang merupakan komponen/produk pemutih yang diperdagangkan, larutan pembersih dan desinfektan untuk air minum dan system penyaringan air/limbah dan kolam renang. (Anonimos, 2007)

2.3.3 Sifat klorin

(30)

karena kulit terluarnya belum mempunyai 8 elektron (oktet) untuk mendapatkan struktur gas mulia. Selain itu, sifat kimia klorin adalah larut dalam air, bersifat sebagai racun, tidak terbakar di udara melainkan bereaksi secara kimia. Pada suhu biasa, klorin secara langsung menyatu dengan banyak elemen-elemen lain. Beberapa sifat fisika dari klorin adalah berwarna kuning kehijauan, baunya merangsang, berat molekul 70,9 dalton, titik didihnya -34,7°C, titik bekunya 0,102°C, dengan gaya berat 1,56 pada titik didih tekanan uap air 20°C, berat jenis gas 2,5 dan daya larut dalam air 20°C, reaktif terhadap hydrogen logam - logam alkali dan korosif terhadap segala logam, bersifat oksidator kuat dan mudah meletus atau meledak bila bercampur H2.(Adiwisastra, 1989)

2.3.4 Jenis – jenis klorin

Klorin memiliki bayak jenis, yaitu: (Sutrisno, 2006) a. Gas klorin

Gas klorin berwarna kuning kehijau – hijauan dan mudah menguap. Bau yang dihasilkan bersifat merangsang atau menusuk serta bersifat toksik. Gas klorin 2,48 kali lebih berat dari udara. Gas klorin biasanya dikemas dalam tabung silinder kaasitas 40 kg, 100 kg, 1000 kg. Selain itu, kandungan klorin aktifnya sekitar 80%. Gas klorin menyebabkan rasa pedas pada kulit selaput lender, sistem pernafasan, dll.

b. Hypochlorite Compounds

(31)

kelembaban sehingga kadar klorinnya menurun dengan cepat. Kandungan klorin aktifnya sekitar 33 % sampai 37 %.

c. Calcium Hypochlorite

Calcium Hypochlorite biasanya berbentuk padat dan lebih dikenal dengan

nama kaporit. Sifatnya lebih mudah larut sempurna dalam air dengan daya larut 21,5 gr/100 ml, larutan bersifat korosif. Jenis klorin ini memiliki kekuatan dua kali lebih kuat dibandingkan bentuk lime dan dapat bertahan lebih dari 1 tahun bila disimpan pada kondisi normal. Jenis klorin ini tersedia dalam bentuk granul dan tablet sehingga sangat menguntungkan dalam penanganan. Bila kontak dengan kulit dan bagian tubuh lainnya terasa sakit/perih.

d. Sodium Hypochlorite

Sodium Hypochlorite (NaCl) berbentuk larutan medium, yang berwarna sedikit kekuningan, beraroma khas dan menyengat. Jenis klorin ini mudah larut dalam air dengan derajat kelarutan mencapai 100% dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan air (berat jenis air lebih dari satu) serta sedikit lebih basah. Klorin terdapat dalam rentang 15-17% dengan pH 11-11,12. 2.3.5 Reaksi klorin dengan air

Bila klorin (Cl2) ditambahkan dengan air yang murni secara kimia terbentuklah campuran antara sodium hypoclorite (HOCl) dan asam klorida (HCl). Reaksi klor di dalam air tijunjukkan oleh reaksi berikut : (Mulia, 2006)

a. Cl2 + H20 HOCl + H+ + Cl

(32)

b. HOCl OCl- + H+

ion hypoclorite

HOCl dan OCl- adalah merupakan klor aktif atau biasa disebut dengan klor bebas HOCl merupakan sisa klor paling efektif sebagai desinfektan dibandingkan dengan OCl- sebagai bentuk klor bebas yang kedua. Sedangkan Cl- adalah merupakan klor yang tidak aktif. Pada suhu air yang normal, reaksi tersebut telah selesai secara lengka hanya dalam beberapa detik saja. Pada larutan encer dimana pH sedikit sekali Cl2 yang berada dalam larutan. Asam hypoclorite terionisasi menjadi ion hydrogen dan ion hypoklorite. Reaksi reaksi yang terjadi adalah reaksi bolak-balik karena derajat diosiasinya sangat tergantung pada pH dan suhu. Asam hypoclorite merupakan asam lemah yang sukar terdisosiasi pada pH sekitar 6 atau lebih rendah. Karena itu klorin lebih banyak terdapat dalam bentuk HOCl dan pH rendah. (Mulia, 2006) 2.3.6 Kegunaan klorin

Klorin memiliki banyak kegunaan yaitu dapat berfungsi sebagai desinfektan atau pembunuh kuman, dapat juga digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp, dan tekstil, sebagai bahan pembuatan pestisida dan herbisida, untuk pendingin, obat farmasi, sebagai pembuatan kertas, pembuatan vynil (pipa PVC), pembuatan plastik, bahan pembersih dan untuk perawatan air dan air limbah serta digunakan sebagai pelarut. (Inspirehalogen, 2009)

(33)

Menurut Lembaga Aman Tirta (2007) dalam Anduyuni (2009), klorin memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai desinfektan, yaitu :

1. Kelebihan klorin

a. Pembasmi kuman (mikroorganisme) yang ampuh dalam air minum

b. Mengontrol rasa dan bau (seperti alga atau jamur, sulfur, bau-bau yang berasal dari tumbuhan, dll)

c. Mengontrol pertumbuhan Biological (bakteri dan kotoran-kotoran, jamur, ganggang) yang biasanya tumbuh di bak-bak penampungan air, didasar air atau di tempat penyimpanan air.

d. Mengontrol bahan-bahan kimia (menghancurkan hydrogen sulfide, memisahkan amonia, dan nitrogenous atau zat lemas) yang mengakibatkan bau yang tidak enak serta dapat memisahkan besi dan mangan dari air mentah

e. Menyediakan residual untuk melindungi dari terjadinya kontaminasi ulang dan untuk melindungi pertumbuhan bio-film pada sistem distribusi

f. Sangat cost-effective (murah) 2. kelemahan klorin

a. Masa kadaluarsanya terbatas

b. Berpotennsi untuk membentuk Disinfection byproduct seperti trihalometan

c. Dapat merusak beberapa material dan lebih sulit penyimpanannya dibandingkan dengan cairan kimia lainnya

(34)

Klorin sering digunakan sebagai desinfektan untuk menghilangkan mikroorganisme yang tidak dibutuhkan, terutama pada air yang digunakan untuk domestik. Beberapa alas an yang menyebabkan klorin sering digunakan sebagai desinfektan adalah sebagai berikut (Effendi,2007): a. Dapat dikemas dalam bentuk gas, larutan, dan bubuk )powder) b. Relatif murah

c. Memiliki daya larut yang inggi serta dapat larut pada kadar yang tinggi (7.000 mg/L)

d. Residu klorin dalam bentuk larutan tidak berbahaya bagi manusia, jika terdapat dalam kadar yang tidak berlebihan

e. Bersifat sangat toksik bagi mikroorganisme, dengan cara menghambat aktivitas metabolisme mikroorganisme tersebut.

2.3.7 Nilai ambang batas klorin

Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/20110 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kadar maksimum klorin sebagai desinfektan yang terdapat pada air minum adalah maksimal 5 mg/l air minum.

2.3.8 Toksisitas klorin

(35)

keracunan klorin pada mata menimbulkan mata pedih dan keluar air mata/lakrimasi karena terjadi inflamasi conjunctiva. Selain pada mata gas klorin juga dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan, yaitu menimbulkan iritasi pada membrane mukosa dan sering bermanifestasi sebagai beberapa keluhan saluran sesak nafas, sakit dada retrosternal, dada terasa terhimpit, rasa tercekik, rasa terbakar pada tenggorokan. Dengan konsentrasi yang lebih tinggi timbul sputum merah muda, sputum berbua, gelisah, gangguan pernafasan yang berat, cyanosis sentra suara kasar/stridor dengan mengi dan demam ringan (Anonimos, 2010)

Menurut MacDougall, (1994) mengatakan klorin, baik dalam bentuk gas maupun cairan mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin sangat pontesial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung, dan tract respiratory (saluran kerongkongan di dekat paru-paru). Klorin juga dapat membahayakan sistem pernafasan terutama bagi anak-anak dan orang dewasa. Dalam wujud gas, klor dapat merusak membrane mucus dan dalam wujud cair dapat merusak kulit. (Sinuhaji, 2009)

(36)

2.3.9 Dampak klorin bagi kesehatan

[image:36.612.111.538.206.605.2]

Berdasarkan hasil riset oleh U.S Bureau Mines dalam Adiwisstra (1989), gas klorin dapat menyebabkan kesehatan dalam beberapa konsentrasi seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3. Konsentrasi Klorin yang dapat membahayakan kesehatan No. Konsentrasi Klorin Bahaya Klorin Pada Kesehatan

1 3.5 ppm Dapat tercium baunya

2 15.1 ppm Menyebabkan rangsangan pada temggorokan 3 30.2 ppm Mengakibatkan batuk-batuk

4 40-60 ppm Mengakibatkan pneumonitis dan pulmonary edema 5 100 ppm Mengakibatkan kematian mendadak di tmpat Sumber : Hasil Riset oleh U.S Bureau Mines (1989)

Orang yang menghirup gas klor akan merasakan sakit dan rasa panas/pedih di tenggorokan, hal ini disebabkan pengaruh rangsangan/iritasi terhadap selaput lender (mucus membrane) yang menimbulkan batuk-batuk kering (kosong) yang terasa pedih panas, waku menarik napas terasa sakit dan sukar bernapas, waktu bernapas terdengar suara desing seperti penderita asma/bronchitis. (Adiwisastra, 1989)

Bahaya keracunan yang dapat ditimbulkan klorin dapat dibedakan menjadi bahaya akut dan bahaya kronis: (Adiwisastra, 1989)

1. Keracunan Akut

(37)

pada kulit bila klorin cair tumpah mengenai kulit sehingga menimbulkan luka bakar kulit kemerah-merahan dan bengkak. (Adiwisastra, 1989)

Gejala-gejala keracunan klorin yaitu (Adiwisastra, 1989) : a. Tenggorokan terasa gatal, pedih atau panas

b. Batuk terus-menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap reflex alat pernapasan yang menyebabkan orang tidak dapat menahan batuk

c. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak d. Muka kelihatan kemerah-merahan

e. Mata terasa perih akibat rangsangan terhadap selaput lender conjunctiva f. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah yang hebat

g. Penghisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terhentinya pernapasan (asphyxia)

2. Keracunan Kronis

Dapat disebabkan karena menghirup gas klor dalam konsentrasi rendah tetapi terjadi berulang-ulang, sehingga dapat menyebabkan hilangnya rasa pada indera penciman, merusak gigi/gigi keropos. Keracunan kronis pada kulit karena tertumpah mengenai kulit akan menimbulkan luka bakar yang warna kulitnya kemerahan dan membengkak. Klor dengan konsentrasi tinggi (pekat) sangat merangsan mata yang menimbulkan rasa pedih. (Adiwisastra, 1989)

2.4 Air

2.4.1Pengertian Air

(38)

saja, tentunya akan sangat berbeda dengan ketika kita tidak makan selama beberapa hari. Pada tubuh manusia, air merupakan bagian terbesar dimana hamper semua reaksi pada tubuh manusia memerlukan cairan. (Kumalasari,Satoto, 2011)

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makan. Didalam tubuh manusia dewasa sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Menurut perhitungan WHO dinegara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan dinegara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. (Notoadmojo, 2003)

2.4.2Persyaratan Air Minum

Menurut PERMENKES NO. 492/MENKES/PER/IV/2010, kualitas air yang digunakan sebagai ai minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia dan mikrobiologi antara lain :

A. Persyaratan Fisik a. Tidak berwarna

b. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperature udara (200-260C) c. Rasanya tawar

d. Tidak berbau

e. Jernih atau tidak keruh

(39)

B. Persyaratan kimia a. pH netral

b. tidak mengandung bahan kimia beracun c. tidak mengandung garam bahan kimia beracun d. kesadahan rendah

e. tidak mengandung bahan organik C. Persyaratan mikrobiologi

(40)

2.5 Kerangka Konsep

Analisis kandungan klorin pada air teh celup yang diminum berdasarkan suhu dan waktu perendaman dikota Medan

Analisis kandungan klorin air teh celup Suhu : 400, 500, 600,

700, 800, 900, 1000C Waktu : - 1 menit

- 3 menit - 5 menit

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kadar klorin pada air teh celup berdasarkan suhu dan waktu rendaman dengan melakukan pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL &PPM) Kelas I Medan. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2013.

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah air teh celup yang berasal dari pencampuran teh celup dengan air minum yang ada dimasyarakat.

3.4 Cara Pengambilan Sampel

(42)

3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari pemeriksaan sampel dilaboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL & PPM) Kelas I Medan terhadap klorin pada teh celup berdasarkan suhu dan waktu rendaman. 3.6 Definisi Operasional

1. Air adalah bahan baku air minum yang dibutuhkan untuk membuat teh

2. Klorin adalah suatu zat yang digunakan sebagai bahan desinfektan pada kertas 3. Teh celup adalah teh yang dibungkus dengan kertas tipis yang direndam

dengan air panas

4. Pemeriksaan kadar klorin adalah jumlah klorin yang terkandung dalam air teh celup setelah dilakukan pengukuran secara kuantitatif dengan menggunakan metode spektrofotometer di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL & PPM) kelas I Medan

5. Suhu adalah besarnya suhu yang dibutuhkan untuk merendam teh celup 6. Waktu adalah lamanya proses perendaman teh celup

(43)

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Prosedur kerja Pemeriksaan Klorin 1. Alat

 Spektrofotometri

 Beaker glass

 Tabung reaksi dan rak reaksi  Pipet

 Thermometer

 Kompor

 Jam / stop watch  Ceret

2. Bahan

 Sampel air minum

 Teh celup

 Reagent Cl

-3. Cara Kerja Pemeriksaan klorin secara kuantitatif

(44)

Pemeriksaan klorin pada teh celup dilakukan dengan : Sampel + reagent Cl-

Apabila positif mengandung klorin akan tertera angka di layar. 4. Cara kerja Pemeriksaan klorin secara kuantitatif

Pengukuran klor aktif secara spektrofotometri 1. Pilih program analisa untuk free chlorine

2. Masukkan AutoSelector ke dalam tempat untuk tabung sel bundar 3. Masukkan 10 ml air teh celup ke dalam tabung reaksi

4. Tambahkan 1 spon biru reagent Cl- kedalam air teh celup yang berada ditabung reaksi

5. Aduk campuran reagent Cl- dengan air teh celup selama 1 menit 6. Tuang campuran reagent Cl- dan air teh celup ke sel rektangular 7. Kemudian masukkan sel rectangular ke lubang pembaca

8. Kemudian konsentrasi klor bebas akan terbaca dilayar 3.8 Pengolahan Dan Analisis Data

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Klorin Pada Air Teh Celup

Pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup dilakukan pada 2 (dua) merek teh celup yang positif mengandung klorin. Adapun hasil pemeriksaan kandungan klorin pada air teh celup tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif mengandung klorin pada waktu 1 menit Tahun 2013 di Medan

No Sampel

teh celup

Konsentrasi klorin (mg/250ml) pada air teh celup pada suhu Baku mutu

air minum

400 500 600 700 800 900 1000

1 Merek A 0.098 0.115 0.1535 0.219 0.2417 0.4827 1.01

1.25 mg/250

ml* 2 Merek B 0.0762 0.0997 0.1692 0.1227 0.1675 0.3387 0.28

Ket : * Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang air minum pada klorin maksimal 5 mg/l = 1.25 mg/250 ml

[image:45.612.115.533.221.579.2]
(46)

0.1692 mg/ml, pada suhu 700C sebesar 0.1227 mg/ml, pada suhu 800C sebesar 0.1675 mg/250 ml, pada suhu 900C sebesar 1.3387 mg/250 ml, pada suhu 1000C sebesar 0.28 mg/250 ml. Semakin tinggi suhu maka bertambah meningkat klorin pada air teh celup. Kandungan klorin pada air teh celup dalam waktu 1 menit masih sesuai berdasarkan Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang air minum disebutkan bahwa klorin digunakan sebagai desinfektan dalam air minum maksimal 5 mg/l = 1.25 mg/250 ml.

Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif mengandung klorin pada waktu 3 menit Tahun 2013 di Medan

No Sampel

teh celup

Konsentrasi klorin (mg/250ml) pada air teh celup pada suhu Baku mutu

air minum

400 500 600 700 800 900 1000

1 Merek A 0.14 0.17 0.1657 0.2422 0.2817 1.35 1,44 1.25 mg/250

ml* 2 Merek B 0.0842 0.1077 0.1917 0.3027 0.2942 0.366 0.319

Ket : * Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang air minum pada klorin maksimal 5 mg/l = 1.25 mg/250 ml

[image:46.612.116.531.198.584.2]
(47)

sebesar 1.44 mg/250 ml. Sedangkan pada merek B dengan suhu 400C sebesar 0.0842 mg/250 ml, pada suhu 500C sebesar 0.1077 mg/250 ml, pada suhu 600C sebesar 0.1917 mg/250 ml, pada suhu 700C sebesar 0.3027 mg/250 ml, pada suhu 800C sebesar 0.2942 mg/250 ml, pada suhu 900C sebesar 0.366 mg/250 ml, pada suhu 1000C sebesar 0.319 mg/250 ml. Kandungan klorin pada air teh celup dalam waktu 3 menit dengan suhu 900- 1000C pada merek A tidak sesuai dengan Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang air minum disebutkan bahwa klorin digunakan sebagai desinfektan dalam air minum maksimal 5 mg/l = 1.25 mg/250 ml. Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif

mengandung klorin pada waktu 5 menit tahun 2013 di Medan

No Sampel

teh celup

Konsentrasi klorin (mg/250ml) pada air teh celup pada suhu Baku Mutu

Air Minum

400 500 600 700 800 900 1000

1 Merek A 0.1415 0.207 0.178 0.254 0.304 1.145 1.34 1.25 mg/250

ml* 2 Merek B 0.1162 0.1212 0.223 0.3287 0.3877 0.5182 0.3907

Ket : * Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang air minum pada klorin maksimal 5 mg/l = 1.25 mg/250 ml

[image:47.612.108.535.192.580.2]
(48)
(49)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Kandungan Klorin Pada Air Teh Celup Yang Diukur Pada Suhu 400C, 500C, 600C, 700C, 800C, 900C, 1000C Dengan Lama Waktu Perendaman 1 menit, 3 menit, 5 menit

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa terjadi peningkatan kandungan klorin yang diukur pada suhu 400C, 500C, 600C, 700C, 800C, 900C, 1000C dengan lama waktu perendaman 1 menit, 3 menit dan 5 menit. Dari pengamatan perlakuan kenaikan suhu dengan waktu pencelupan tetap pada masing-masing sampel menunjukkan peningkatan kandungan klorin pada teh celup. Begitupula dengan pengamatan perlakuan peningkatan waktu pencelupan dengan suhu tetap pada masing-masing sampel menunjukkan peningkatan kandungan klorin pada teh celup.

(50)

No.492/Menkes/Per/IV/2010 adalah mulai suhu diatas 900C pada waktu mulai 3 menit keatas.

Menurut WHO (1998,a) nilai terbaru TDI (Tolerable Daily Intake) berada pada interval 1-4 picogram/kilogram berat badan. WHO juga mengeluarkan keputusan terbaru nilai terendah ADI (Acceptable Daily Intake) adalah 1-4 pq/kg/bb untuk Negara maju, sedangkan untuk Negara berkembang 2-6 pq/kg/bb. Sehingga disarankan untuk mengurangi paparan hingga tingkat terendah. (WHO, 1998b)

Misal konsumsi klorin yang dibutuhkan per hari oleh tubuh atau yang disebut ADI (Acceptable Daily Intake) pada seseorang yang mempunyai berat badan 60 kg mengkonsumsi teh maka klorin yang dapat dikonsumsi didalam tubuh sekitar 1,2 x 10-7 mg/kg/bb. Bila seseorang mengkonsumsi teh pada suhu 400C dengan waku pencelupan 1 menit maka jumlah klorin dalam air teh adalah 0.098 mg/250 ml. Dari hasil penelitian tersebut maka jumlah klorin didalam tubuh melebihi batas Acceptable Daily Intake (ADI) pada sesorang dengan berat badan 60 kg.

Dengan demikian teh celup tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam tubuh karena tidak sesuai dengan kebutuhan ADI adalah 1- 4 picogram/kg bb untuk negara maju dan 2- 6 picogram/kg bb untuk Negara berkembang.

5.2 Klorin Pada Air Teh Celup

(51)

Pada umumnya kertas dibuat dari pulp ( bubur kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur ini berwarna coklat tua, untuk membuat kertas pulp berwarna putih , digunakan sejenis bahan kimia pemutih yang terbuat dari senyawa klorin yang sangat pekat. Sayang dalam prosesnya, klorin ttap tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan yang disebabkan biaya tinggi. Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan sebagai kantong teh celup. ( Muawiah, 2009)

Penelitian klorin yang dilakukan pada air teh celup karena mengingat bahaya klorin terhadap kesehatan dan berdasarkan Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang air minum, disebutkan bahwa klorin digunakan sebagai desinfektan dalam air minum maksimal 5 mg/l. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa kandungan klorin mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan suhu dan waktu. Hal ini sesuai dengan sifat klorin yang dapat larut dengan mudah di dalam air. (Anonimos, 2007). Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suyitno (1989) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah waktu, dimana semakin lama waktu kontak maka makin banyak zat yang dapat larut dalam air.

5.3 Dampak Klorin Bagi Kesehatan

(52)

Menurut Morris (2000) bahwa orang yang meminum air yang mengandung klorin dalam jangka waktu lama kemungkinan lebih besar untuk kena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran premature atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati. (Mahardika,2011)

Berdasarkan efek tersebut maka pemerintah mengatur dalam Permenkes RI No.492/Menkes/PER/IV/2010 tentang air minum, disebutkan bahwa penggunaan klorin pada air minum maksimal 5 mg/l.

5.4 Dampak Klorin Bagi Lingkungan Industri

Berbagai industri yang menggunakan klorin dalam proses kegiatannya akan menghasilkan limbah yang mengandung klorin. Limbah tersebut dapat berupa padat, cair maupun gas. Salah satu industri yang menggunakan klorin antara lain industri kertas dan industri air minum. Limbah yang mengandung klorin tersebut bila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu akan mencemari lingkungan. Menurut Hasan (2006), sifat klorin yang sangat reaktif akan sangat mudah bereaksi dengan senyawa lain dan membentuk senyawa-senyawa baru seperti senyawa organoklorin yang merupakan senyawa toksik dan dapat menimbulkan efek karsinogen bagi manusia. 5.5 Alternatif Pengganti Klorin

(53)

hydroshulpite mulai diterapkan pada industri kertas sebagai pengganti klorin.

(54)

BAB VI KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis kandungan klorin pada air teh celup berdasarkan suhu dan waktu pencelupan di kota Medan, maka diperoleh kesimpulan bahwa baku mutu air minum untuk merek A terjadi pada suhu kurang atau sama dengan 800C pada waktu kurang dari 3 menit. Sedangkan untuk merek B masih memenuhi baku mutu air minum hingga suhu kurang atau sama dengan 1000C untuk waktu pencelupan hingga 5 menit.

Dari hasil pengamatan konsentrasi klorin yang didapat pada merek A umumnya lebih besar dari merek B pada perlakuan suhu dan waktu pencelupan. Dengan demikian dapat dikatakan merek B mengandung klorin lebih sedikit dibandingkan merek A.

Berdasarkan WHO (1998,a) nilai terbaru TDI (Tolerable Daily Intake) berada pada interval 1-4 picogram/kilogram berat badan. WHO juga mengeluarkan keputusan terbaru nilai terendah ADI (Acceptable Daily Intake) adalah 1-4 pq/kg/bb untuk Negara maju, sedangkan untuk Negara berkembang 2-6 pq/kg/bb. Sehingga disarankan untuk mengurangi paparan hingga tingkat terendah. (WHO, 1998b)

(55)

6.2. Saran

1. Bila sering mengkonsumsi teh sebaiknya menggunakan teh seduh dalam mengkonsumsi minuman teh walaupun sedikit repot namun terhindar dari konsumsi klorin.

2. Kepada perusahaan yang mengkelolah kertas untuk lebih memperhatikan kesehatan lingkungan dengan menghindari penggunaan klorin dalam pemutihan kertas.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2007. Chlorine. Diakses 1 Juli 2011 dari http://www.atsdr.cdc.gov

Anonimous. 2010. Dampak Klorin Terhadap Kesehatan. Diakses 4 Mei 2010 dari http://www.twyfils.blogspot.com/2010/05

Anonimous, 2010. Manfaat Teh Bagi Kesehatan. Diakses 24 Januari 2011 dari http://www.twyfiles.blogspot.com/2010/05

Adiwisastra, A. 1989. Sumber, Bahaya serta Penanggulangan Keracunan. Penerbit Angkasa. Bandung.

Ajisaka. 2012. Teh Dasyat Khasiatnya. Penerbit Stomata, Surabaya.

Andayuni, D. 2009. Pengaruh Karakteristik Inovasi dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat di Tingkat Rumah Tangga di Kota Medan. Tesis Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM USU.

Bmca, P. 2010. Manfaat Teh. Diakses tanggal 20 Juli 2012 dari http://www.bmca.pusat.com/component/artikel-bmca/76-manfaat-teh.html

Cotton, F. A dan Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. ( Terjemahan: Sahati Suharto). Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolahan Sumber Daya Lingkungan Perairan. Cetakan ke-5. Kanisius. Yogyakarta.

Effedy, 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi. Jilid 1. Bayumedia Publishing. Malang.

Fadlie. 2007. Bahaya Teh Celup. Diakses 4 Februari 2012 dari http://www.fadlie.web.id

Fardiaz, S. 1987. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. IPB. Bogor.

(57)

Hanum, F. 2002. Proses Pengolahan Air Sungai Untuk Keperluan Air Minum. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

Hasan, A. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. P3 Teknologi konversi dan konservasi Energi Deputi Teknologi Informasi, Energi, Material Dan Lingkungan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi.

Inspirehalogen. 2009. Klorin. Diakses 24 Januari 2011 dari http://www.inspirehalogen.wordpress.com/2009/11/10/klorin

Irma, D. 2007. Ketika Klorin Mengancam Beras Kita. Diakses 24 Januari 2011 dari http://pr.qiandra.net.id

Kompas. 2005. Kadar Klorin Dalam Teh Celup. Diakses 4 Februari 2012 dari http://www.kompas.com/kesehatan/news.html

Kumalasari, F dan Satoto, Y. 2011. Teknik Praktis Mengelolah Air Kotor Menjadi Air Bersih Hingga Layak Diminum. Laskar Aksara. Jawa Barat.

MacDougall, J.A. 1994. Ekspose Pencemaran di Sumut. Diakses 2 Februari 2012 dari http://www.library.ohiou.com

Mahardika. 2011. Analisis Air (Oksigen Terlarut dan Klorin). Diakses 10 Juli 2011 dari http://mahardika-duniaku.blogspot.com/2011/07/analisis-air-oksigen-terlarut-dan

Morris, D. 2000. Health Effects of Chlorine in Drinking Water. Diakses 8 juni 2013 dari http://www.pure-earth.com/chlorine.html

Mulia, R. 2006. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Muawiah, A. 2009. Ternyata Teh Celup Berbahaya. Diakses 2 Juli 2013 dari http://al-atsariyah.com

Notoadmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

(58)

PT Pindo Deli Pulp dan Paper Mins. 2011. Pulp. Diakses 10 Juli 2011 dari http://www.energyeffiencyasia.org

Sari, D, Y. 2003. Teh Celup Pemicu Kanker. Diakses 10 Februari 2012 dari http://www.kompas.com/kesehatan/news/0302/12/232807

Sinuhaji, Dian Novita. 2009. Perbedaan Kandungan Klorin (Cl2) Pada Beras Sebelum dan Sesudah Dimasak Tahun 2009. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sujayanto, G. 2008. Khasiat Teh Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Flona Serial hal 34-38. Jakarta : ITB.

Suyitno,dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Rekayasa Pangan. Yogyakarta: Pau Pangan dan Gizi UGM.

Sosro. 2011. Sejarah Teh. Diakses 6 November 2011 dari http://www.sosro.com

Sutrisno, dkk. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta.

Thomas, S. 2007. Minum Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Diakses 10 Februari 2012 dari http://www.sinarharapan.co.id

World Health Organisation (WHO). 1998a. Assessment Of The Health Risk Of Dioxins : Reevaluation Of The Tolerable Daily Intake (TDI). WHO European Centre For Environment and Health. International Programme on Chemical Safety. 25-29 May. Geneva. Switzerland.

World Health Organisation (WHO). 1998b. Experts Re-Evaluate Health Risks From Dioxins. Press Release. WHO/45. June 3.

Wikipedia. 2012. Kertas. Diakses 12 Oktober 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/klorin

Wikipedia. 2012. Teh. Diakses 10 Juli 2012 dari http://id.wikipedia.org/wiki/teh

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)

Lampiran 4

[image:103.612.116.528.135.372.2] [image:103.612.115.530.407.647.2]

Dokumentasi Penelitian

Gambar Lampiran 1 : Salah satu jenis merek teh celup

(104)
[image:104.612.114.531.83.340.2] [image:104.612.115.530.402.661.2]

Gambar Lampiran 3 : Proses pencelupan teh celup

(105)
[image:105.612.116.529.84.332.2] [image:105.612.117.527.395.676.2]

Gambar Lampiran 5 : Alat ukur klorin dengan spectrofotometri Anova

(106)

Lampiran 5. Perhitungan Klorin per 250 ml dan ADI

Baku mutu klorin menurut Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 5 mg/l, bila di konversikan kedalam 1 gelas (250 ml) maka :

Baku mutu klorin dalam 1 liter air = 5 mg/l 1 liter = 1000 ml

¼ liter = 250 ml

Bila dalam 1 l air kadar klorin = 5 mg/l maka dalam 250 ml air kadar klorin = ¼ x 5 mg

= 1.25 mg/250 ml

Jadi baku mutu klorin menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dalam 250 ml adalah 1.25 mg/250 ml.

Contoh sampel klorin pada teh celup :

Bila pemeriksaan klorin pada waktu 3 menit dengan suhu 800c jumlah klorin adalah 1.127 mg/l,maka jumlah klorin dalam 1 gelas (250 ml) adalah?

= ¼ x 1.127

= 0.2817 mg/ 250 ml

Jadi dalam 1 gelas air teh celup terdapat 0.2817 mg/250 ml klorin sehingga aman dikonsumsi berdasarkan baku mutu Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 1.25 mg/250 ml.

Nilai ADI klorin menurut WHO yaitu 2-6 picogram/ kg bb (1 picogram = 10-12 gr = 10-9 mg)untuk Negara berkembang

Misalkan, ada seseorang mengkonsumsi teh celup dengan berat badan 60 kg maka jumlah klorin yang aman untuk dikonsumsi sebesar : 60 x 2 x 10-9 = 120 x 10-9 mg/kg bb = 1.2 x 10-7 mg/kg bb

Gambar

Tabel 3. Konsentrasi Klorin yang dapat membahayakan kesehatan
Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif
Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif
Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan kuantitatif klorin pada air teh celup yang positif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pemeriksaan kadar klorin sebaiknya dilakukan dalam waktu yang singkat setelah pengambilan sample, karena kadarnya akan menurun bila kontak dengan sinar matahari atau

Telah dilakukan analisa penentuan kadar klorin dan pH pada air kolam renang di daerah Kota Medan dengan metode spektrofotometri yaitu berdasarkan pembentukan warna merah jingga

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) pada air sumur gali masyarakat akibat limbah

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Perubahan Kadar Theaflavin dan Thearubigin, Kadar Air dan Aktivitas Air Teh Hitam yang Dikemas

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Perubahan Kadar Theaflavin dan Thearubigin, Kadar Air dan Aktivitas Air Teh Hitam yang Dikemas

DAN LAMA WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN SENYAWA ALKALOID PADA TEH CELUP DAUN SIRSAK( Annona muricata L.) ” ,ini tidak terdapat karya

Hasil tersebut jika dibandingkan dengan persen kadar air simplisia daun gaharu dalam ketiga jenis kemasan (teh celup, aluminium foil dan plastik polietilen) memiliki kadar air

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pengeringan menghasilkan teh bit terbaik pada perlakuan (A1) dengan suhu pengeringan 60 0 C selama 19 jam dengan kadar air 8,7%, rendemen