PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS XI SMA NEGERI 4 KISARAN T.P 2015/2016
Oleh:
Afrina Sari Br Rambe 4123321002
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS XI SMA NEGERI 4 KISARAN T.P 2015/2016
AFRINA SARI BR RAMBE (4123321002) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Semester genap SMA Negeri 4 Kisaran yang terdiri dari empat kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yang ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas XI-IPA2 sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan XI-IPA3 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes kemampuan berpikir kritis yakni tes uraian yang terdiri dari 10 item yang telah divalidkan oleh validator. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians satu jalur.
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran Konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 86,48 dan kelas kontrol 81,63. Hasil penelitian diperoleh αhitung<αtabel = 0,012<0,05. Dengan demikian, adanya pengaruh yang signifikan kemampuan berfikir kritis siswa menggunakan model pembelajaran pembelajaran Inquiry Training lebih baik dari pada kemampuan berfikir kritis siswa dengan menggunakan pembelajaran Konvensional pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi
berjudul “Pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 4
Kisaran T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Winsyahputra Ritonga, S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan
kepada bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si,
dan Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu Dr. Rita Juliani, M. Si selaku
dosen pembimbing Akademik dan Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua
jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi
pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan
pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd
selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Kurnia Sari, S.Pd
selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 4 Kisaran yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan terima kasih kepada
ibu Nellinasari Daulay, S.Pd, MM selaku Wakil Kepala sekolah bidang akademik
dan bapak Drs. Wini, MM selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Kisaran atas ijin
penelitian yang diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Saiful
Wahid Rambe, dan Ibunda Rosmaniar Siregar yang selalu memberikan kasih
v
menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa kepada adik – adikku Fitri Sarah
Aryani Rambe, Annis Ade Khairani Rambe dan Zavira Cahya Ningtyas Rambe
yang selalu memberi semangat kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini. Juga teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada teman terdekat
dikelas Adel (di panggil emak sekaligus sekretaris dikelas), Eyak, Nisa (ibu
bendahara dikelas), Ipeh, Dina, Anju, Gea, Felisa, Dulas (bapak dan komting
dikelas), yang telah memberikan kesan terindah dan terburuk selama perkuliahan,
semua teman-teman kelas Fisika Pendidikan Ekstensi A 2012 yaitu Aisyah, Andi,
Astrid, Dahniati, Desi, Dewi Ratna, Dewi Sartika, Dewi Novita, Evi, Edi, Hana,
Laina, Irma, Irene, Joan, Juni dan Fadli yang selalu memberi semangat serta
masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini
dan telah berjuang bersama dalam menyelesaikan pendidikan di UNIMED.
Ucapan terima kasih kepada teman – teman sebimbingan skripsi Fitrah
Yani Pasaribu, Meutia Sandra Deanika, dan Hariadi yang sama – sama berjuang
menyelesaikan skripsi kita. Terima kasih juga untuk Ria (teman sekamar dikosan
selama 4 tahun di Medan), Ringgit, Topik, Rosita, Nisa Girsang (teman gila,
teman jalan, teman yang hobbinya makan) kak Mita (kakak sepupu terkece).
Terima kasih juga semua teman-teman seperjuangan PPLT SMAN 4 Kisaran dan
khususnya kamar 03 yang terdiri dari Melinda, Nisrina, Eyak, dan Sri dan
teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.
Medan, Agustus 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 8
1.4 Rumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 9
1.6 Manfaat Penelitian 9
1.7 Definisi Operasional 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 11
2.1.1 Pengertian Belajar 11
2.1.2 Pengertian Mengajar 13
2.1.3 Aktivitas Belajar 13
2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 15
2.1.5 Model Pembelajaran Inquiry Training 16
2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Training 16 2.1.5.2 Teori Belajar yang Mendukung Materi Pembelajaran 19
Inquiry Training
2.1.5.3 Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 21 2.1.5.4 Hasil Belajar Model Inquiry Training 23 2.1.5.5 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran 24
Inquiry Training
2.1.6 Pembelajaran Konvensional 25
2.1.6.1 Pengertian Pembelajaran Konvensional 25
2.1.7 Kemampuan Berpikir Kritis 25
2.1.7.1 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis 30
2.1.8 Materi Pembelajaran 30
2.1.8.1 Fluida 30
2.1.8.2 Fluida Statik 31
2.1.8.3 Massa Jenis 31
2.1.8.4 Tekanan 32
2.1.8.5 Tekanan Hidrostatik 32
vii
2.1.8.7 Hukum Archimedes 34
2.1.8.8 Keadaan Benda 35
2.1.8.9 Penerapan Hukum Archimedes 36
2.1.8.10 Viskositas Dan Hukum Stokes 36
2.1.8.11 Tegangan Permukaan 37
2.1.8.12 Gejala Kapilaritas 38
2.1.9 Peneleti Terdahulu 40
2.2 Kerangka Konseptual 42
2.3 Hipotesis Penelitian 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan 44
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 44
3.2.1 Populasi Penelitian 44
3.2.2 Sampel Penelitian 44
3.3 Variabel Penelitian 44
3.4 Jenis Dan Rancangan Penelitian 45
3.5 Prosedur Penelitian 46
3.6 Instrumen Penelitian 49
3.6.1 Tes Kemampuan Berpikir Kritis 49
3.6.2 Lembar Angket Siswa 51
3.6.3 Lembar Wawancara Guru 51
3.7 Validitas Isi 51
3.8 Teknik Analisis Data 52
3.8.1 Menghitung Nilai Rata – Rata Dan Simpangan Baku 52
3.8.2 Uji Normalitas Data 53
3.8.3 Uji Homogenitas 54
3.8.4 Uji Hipotesis 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 57
4.1.1 Deskripsi Data 57
4.1.1.1 Data Pretes KBK Kelas Eksperimen dan Kontrol 57 4.1.1.2 Data Postes KBK Kelas Eksperimen dan Kontrol 58 4.1.1.3 Data Hasil KBK Siswa Melalui Butir Soal 60 4.1.1.4 Data Tahapan KBK Siswa Masing-masing Kelas 68
4.1.2 Pengujian Analisa Data 74
4.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 74 4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 75
4.1.2.3 Pengujian Hipotesis 75
4.1.3 Perlakuan dalam Pelaksanaan Penelitian 77
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 83
5.2 Saran 83
DAFTAR PUSTAKA 85
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis Dan Perinciannya 28
Tabel 2.2 Massa Jenis Beberapa Zat 31
Tabel 2.3 Viskositas Beberapa Fluida 37
Tabel 2.4 Nilai Tegangan Permukaan Beberapa Zat Cair 38
Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu 40
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Hasil Belajar siswa 45
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ANAVA 1 Jalur 46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kemampuan Tes Berpikir Kritis 50 Tabel 3.4 Kriteria Persentase Rating Scale Kemampuan Berpikir Kritis 51
Tabel 3.5 Ringkasan Anava Satu Jalur 56
Tabel 4.1 Data Pretes KBK Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57 Tabel 4.2 Data Postes KBK Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58
Tabel 4.3 Kemampuan Menganalisis Argumen 69
Tabel 4.4 Kemampuan Bertanya dn Menjawab Pertanyaan 70
Tabel 4.5 Kemampuan Memfokuskan Pertanyaan 71
Tabel 4.6 Kemampuan Mengobservasi dan Mempertimbangkan Laporan 72 Observasi
Tabel 4.7 Kemampuan Mempertimbangkan Kredibilitas (Kriteria) 72 Suatu Sumber
Tabel 4.8 Kemampuan Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Induksi 73 Tabel 4.9 Kemampuan Mengidentifikasi Asumsi-Asumsi 73 Tabel 4.10 Kemampuan Berinteraksi Dengan Orang Lain Untuk 74
Menentukan Hasil Tindakan
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 75 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes 75 Tabel 4.13 Ringkasan Perhitungan Uji t dua pihak Pretes 76 Tabel 4.14 Ringkasan Perhitungan Uji Anava 1 Jalur 77
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Sintaks pembelajaran Inquiry Training 21 Gambar 2.2 Langkah – Langkah Pembelajaran Inquiry Training 23
Gambar 2.3 Tekanan Pada Fluida 32
Gambar 2.4 Prinsip Kerja Pengangkat Hidrolik 33
Gambar 2.5 Benda Terapung 35
Gambar 2.6 Benda Melayang 35
Gambar 2.7 Benda Tenggelam 36
Gambar 2.8 38
a. Seekor serangga yang mengapung di atas permukaan air b. Penjepit kertas yangmengapung di permukaan air c. Tegangan permukaan
Gambar 2.9 39
a. Cairan pada pipa kapiler yang memiliki gaya adesi lebih besar dari kohesi membentuk kelengkungan cekung dan sudut kontak yang terbentuk berupa sudut lancip
b. Cairan yang memiliki gaya kohesi lebih besar dari adesi
membentuk kelengkungan cembung dan sudut kontaknya berupa sudut tumpul.
Gambar 2.10 Sifat Kapilaritas Fluida Pada Pipa Kapiler 39
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian 48
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes KBK Kelas Eksperimen 57 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes KBK Kelas Kontrol 58 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes KBK Kelas Eksperimen 59 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes KBK Kelas Kontrol 59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 87 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 97 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 107
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I 116
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 119
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III 122
Lampiran 7 Kisi – Kisi Tes Berpikir Kritis siswa 125 Lampiran 8 Instrumen Tes Berpikir Kritis Siswa 138 Lampiran 9 Pedoman Penskoran Berfikir Kritis 142 Lampiran 10 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 145 Lampiran 11 Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen 148 Lampiran 12 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 151 Lampiran 13 Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol 154 Lampiran 14 Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 157 Lampiran 15 Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol 161 Lampiran 16 Perhitungan Nilai Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 165
Lampiran 17 Uji Normalitas 169
Lampiran 18 Uji Homogenitas 173
Lampiran 19 Uji Hipotesis 176
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian 179
Lampiran 21 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 182 Lampiran 22 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors 183 Lampiran 23 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F 184 Lampiran 24 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t 186
Lampiran 25 Validasi Soal 187
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi dari berbagai media massa, baik media cetak atau elektronika
sering dikemukakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah
terutama untuk hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil
survey keyataannya kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertingal bila
dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan data peringkat pendidikan dunia
yang dikeluarkan oleh Global School Rangkings 2015, pendidikan Indonesia
berada di peringkat ke-69 dari 76 negara. Hal ini di karenakan sistem pendidikan
di Indonesia masih bersifat teacher center artinya pendidikan yang masih
berorientasi pada guru dan bukan kepada siswanya.
Fisika sebagai ilmu bidang sains merupakan salah satu mata pelajaran
yang berhubungan dengan alam sehingga dalam pembelajarannya diperlukan
penyelidikan berupa pecobaan terhadap pengetahuan tersebut. Proses
pengembangan suatu bidang ilmu fisika diperlukan sarana dan prasarana yang
mendukung seperti laboratorium dengan peralatan dan alat-bahan percobaan yang
lengkap, perpustakaan yang cukup mengembangkan dasar berpikir siswa, dan
penunjang pembelajaran lainnya disekolah.
Proses pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung
memposisikan ilmu fisika sebagai informasi yang harus disampaikan dan
dihafalkan siswa. Guru merupakan pusat informasi yang bertugas
menginformasikan rumus-rumus dan hukum-hukum fisika kepada para siswanya.
Oleh karena itu proses pembelajaran yang seharusnya lebih menekankan pada
pentingnya belajar bermakna (meaningfull) dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran tidak tercapai. Kebanyakan pelajaran fisika yang disampaikan guru
berupa rumus-rumus seringkali hanya dihafal siswa tanpa mengetahui makna dan
tujuan rumus-rumus fisika tersebut, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa
2
Hasil pengalaman mengajar saat peneliti melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) tahun 2015 di SMA Negeri 4 Kisaran
Kabupaten Asahan, peneliti menemukan banyak siswa yang masih kurang aktif
selama proses pembelajaran, mereka tidak menyukai pelajaran fisika bahkan tidak
tertarik untuk belajar fisika, karena menurut mereka fisika itu pelajaran yang
serius dan sulit untuk di pahami, membutuhkan pemahaman konsep, penyelesaian
soal-soal dengan angka-angka yang cukup rumit. Maka siswa selalu beranggapan
bahwa hanya siswa yang pintarlah yang mampu mengerjakan soal fisika. Selain
itu, dalam proses belajar mengajar guru lebih dominan hanya menjelaskan materi
kemudian langsung memberikan contoh soal dan di tutup dengan memberikan
latihan atau tugas yang di kerjakan dirumah, tidak ada variasi dalam proses
mengajar yang membuat siswa jenuh dan bosan. Keterbatasan waktu juga
menjadi kendala dalam melakukan pratikum, sehingga siswa jarang sekali
melakukan pratikum oleh karena itu siswa kurang mampu memahami,
menerapkan dan menganalisis konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 23
Desember 2015 dengan cara menyebarkan menggunakan instrumen angket
kepada 38 orang siswa di SMA Negeri 4 Kisaran Kelas XI Semester I diperoleh
data sebagai berikut: 42% (16 siswa) menganggap bahwa pelajaran fisika biasa
saja, 50% (19 siswa) menyatakan suka dengan pelajaran fisika, 5,3% (2 siswa)
menyatakan tidak suka pelajaran fisika, dan 2,6% (1 siswa) menganggap tidak
suka sekali pelajaran fisika. Berdasarkan angket juga diperoleh 39,5% (15 siswa)
memilih mengerjakan soal dan diskusi kelompok, 39,5% (15 siswa) memilih
praktikum dan demostrasi, 13% (5 siswa) memilih belajar dan bermain, dan 8% (3
siswa) memilih hanya mendengarkan penjelasan dari guru. 68% (26 siswa)
menyatakan guru hanya mencatat dan mengerjakan soal dikelas, 24% (9
siswa)menyatakan guru hanya berdiskusi dan tanya jawab saat dikelas, 7,9% (3
siswa) menyatakan guru berceramah saat pembelajaran dikelas. Siswa juga jarang
menggunakan laboratorium hal ini terbukti dari data yakni 68% (26 siswa)
menyatakan tidak pernah menggunakan laboratorium saat pembelaran, 24% (9
3
sisiwa) menyatakan sering menggunakan laboratoium, dan 2,6% (1 siswa)
menyatakan kadang-kadang mengunakan laboratorium.
Hasil analisis terhadap angket siswa pengajaran fisika disajikan dengan
menonjolkan persaman-persamaan matematik dalam bentuk yang kurang menarik
dan terkesan sulit bagi siswa, sehingga siswa akan merasa jenuh saat
mempelajarinya. Selain faktor yang berhubungan dengan rendahnya hasil belajar
fisika yang diperoleh siswa, ternyata didapatkan infomasi mengenai rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran fisika dikelas. Hal ini
disebabkan karna guru kurang mampu mengelola kelas dan menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif. Kurangnya rasa ingin tahu, minat dan perhatian
siswa dalam belajar khususnya fisika serta tidak percaya diri, mudah putus asa
dalam belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari hanya beberapa orang siswa yang
mengikuti les tambahan pelajaran di luar kegiatan sekolah, hal tersebut mungkin
dikarenakan keterbatasan biaya mengingat siswa berasal dari keluarga yang
bermacam–macam, sedangkan yang lainnya lebih memilih mengembangkan bakat
dalam bidang seni seperti paduan suara atau melakukan latihan dalam bidang
olahraga seperti karate, basket, futsal dan sebagian lainnya tidak memiliki
kegiatan lain di luar sekolah.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 4
Kisaran, Ibu Kurnia Sari, S.Pd. mengemukakan bahwa hasil belajar fisika masih
kurang memuaskan, hanya 50% siswa yang berhasil mendapatkan nilai di atas
KKM. Terbukti dari nilai Ulangan Harian para siswa yang diperoleh dengan nilai
rata-rata hanya mencapai 68. Ibu Kurnia Sari, S.Pd. juga mengatakan bahwa bila
siswa diajarkan secara teori, maka minat siswa terhadap pelajaran fisika masih
kurang. Ditandai dengan adanya sebagian siswa bersemangat dan sebagian
lainnya kurang bersemangat. Adanya keterbatasan penyediaan alat-alat
laboratorium di sekolah membuat guru sulit untuk menciptakan pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Model pembelajaran yang paling sering
digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Menurut guru karena kurangnya
minat dan perhatian siswa serta kurangnya penyediaan media pendukung
4
guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dilakukan dengan
demonstrasi di kelas dengan menggunakan media sederhana pada materi–materi
tertentu, mengaitkan dengan kehidupan sehari–hari, berdiskusi serta
memanfaatkan teknologi internet untuk mencari bahan atau menyelesaikan
permasalahan dalam diskusi namun hal tersebut tetap kurang menarik minat dan
perhatian siswa. Siswa masih cenderung pasif di kelas hal tersebut dapat diketahui
dari kurangnya keingintahuan siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak
dimengerti kepada guru, siswa lebih suka bertanya pada teman. Alasannya karna
takut dimarahi guru dan lebih memilih teman yang juga belum tentu paham serta
siswa jarang mengemukakan pendapat.
Selain fisika termasuk pelajaran yang sulit dan membosankan peneliti juga
menemukan bahwa guru kurang menggunakan model-model pembelajaran dalam
proses pembelajaran serta metode pembelajaran yang digunakan guru kurang
bervariasi pada saat proses belajar-mengajar. Padahal kita ketahui bahwa
penggunaan metode yang bervariasi sangatlah diperlukan dalam meningkatkan
hasil proses pembelajaran. Penggunaan model dan metode dikelas yang bervariasi
merupakan salah satu cara untuk membangkitkan minat siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Setelah peneliti melakukan observasi di Sekolah SMA Negeri 4 Kisaran,
kenyataan yang dijumpai peneliti dilapangan siswa hanya dijadikan objek oleh
guru sebagai orang yang hanya disuruh untuk mengerjakan segala aktifitas
didalam pembelajaran dikelas, siswa hanya mencatat, mengerjakan soal dan
bertanya apabila ada perintah dari guru. Hal inilah yang menyebabkan
kemampuan berpikir kritis siswa tidak ada peningkatan, seharusnya siswa didalam
pembelajaran dikelas dijadikan subjek oleh guru yakni sebagai pelaku yang
bekerja sama dengan guru untuk menghidupkan proses pembelajaran didalam
kelas, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, mengutarakan pendapat pada
suatu masalah dan dapat mengerjakan soal tanpa adanya perintah dari guru mata
pelajaran sehingga kemampuan berpikir kritis siswa meningkat dan rasa
5
Berdasarkan permasalahan diatas, maka untuk mengatasinya diperlukan
suatu model dan metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk mau
mempelajari fisika dan membuat siswa paham mengenai konsep fisika. Model dan
metode tersebut juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi
pelajaran yang diajarkan.
Proses belajar juga dapat terjadi atau menjadi bertambah kuat apabila
didorong oleh lingkungan siswa. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan
beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar dan hasil
belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut adalah : 1) Guru sebagai pembina siswa,
2) Prasarana dan sarana pembelajaran seperti ; Gedung sekolah, ruang belajar,
buku pelajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, 3) Lingkungan sosial siswa
di sekolah, dan 4) Kurikulum Sekolah (Dimyati. 2009: 247-253).
Salah satu metode pembelajaran yang mampu memfasilitasi agar siswa
dapat memahami konsep fisika dengan metode eksperimen. Dalam metode
eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. (Sagala,
2012: 220)
Model pembelajaran yang juga dapat mengatasi permasalahan diatas
adalah model pembelajaran inquiry training. Inquiry training merupakan suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri. Pembelajaran inquiry training dirancang untuk mengajak siswa secara
langsung ke dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenker, dalam
Joice dan Weil menunjukkan bahwa latihan inquiry training dapat meningkatkan
pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif , dan siswa menjadi terampil
dalam memperoleh dan menganalisis informasi (Trianto, 2011: 166 – 167).
Dalam inquiry training, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan
(scientist), melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental
6
berpikir kritis dan berpikir deduktif yang diperlukan berkaitan dengan
pengumpulan data yang berkaitan dengan kelompok hipotesis. (Hamalik, 2010:
219 – 220).
Penjelasan diatas menerangkan bahwa model pembelajaran inquiry
training yang menerapkan metode eksperimen dapat membuat siswa dapat
berpikir kreatif dan logis. Fisher (2009: 10) mengatakan bahwa berpikir kritis
adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan
komunikasi, informasi dan argumentasi. Sehingga berpikir kritis sejalan dengan
model pembelajaran inquiry training dan metode eksperimen yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep – konsep fisika dan aktivitas
belajar siswa.
Penelitian mengenai model pembelajaran inquiry training sudah pernah
diteliti oleh peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya Umami (2013)
memperoleh penerapan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan SETS
untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan Fluida
Statis mendapat respon yang positif dari siswa pada pokok bahasan Fluida Statis
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Gedangan.
Simamora (2014) menggunakan inquiry training pada Materi Pokok
Fluida Statis di SMA Panca Budi Medan semester II di kelas X T.P. 2013/2014
diperoleh hasil rata-rata postes kelas P sebagai kelas eksperimen memperoleh nilai
rata-rata 76,7 dengan standar deviasi 10,9 dan variansnya 118,3. Sedangkan nilai
rata-rata postes kelas Q sebagai kelas kontrol 64,14 dengan standar deviasi 14,2
dan variansnya 201,9. Hasil uji normalitas untuk kedua sampel diperoleh bahwa
nilai pretes berdistribusi normal dimana Lhitung tidak melebihi Llabel dan berasal
dari populasi yang homogen. Hasil uji hipotesis untuk postes menggunakan uji t
satu pihak pada taraf signifikan = 0,05 diperoleh thitung > ttabel (3,357>1,676) yang
berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran inquiry training
terhadap hasil belajar siswa dan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
7
Kemampuan berpikir kritis dengan model pembelajaran inquiry training
juga sudah pernah diterapkan sebelumnya oleh Riyadi (2008) diperoleh hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa setelah proses belajar mengajar berlangsung,
kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan kegiatan laboratorium
inquiry traning memiliki kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran dengan kegiaan laboratorium verifikasi. Hasil perhitungan statistik
diperoleh peningkatan penguasaan konsep pada kelas kontrol dengan N-gain
sebesar 0,14 dan pada kelas eksperimen 0,36.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat
penelitian, sampel penelitian, materi penelitian, waktu pelaksanaan penelitian,
kombinasi model pembelajaran inquiry training dengan metode eksperimen dan
berpikir kritis siswa. Dimana pada penelitian ini menggunakan materi Fluida
Statis di SMA Negeri 4 Kisaran.
Dari uraian permasalahan diatas, penulis berkeinginan melakukan
penelitian untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa yang dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dan
bagaimana kaitannya dengan eksperimen didalam pembelajaran. Untuk dapat
mengetahui hal tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok fluida statis di kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P 2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1. Hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika masih rendah
2. Pembelajaran yang digunakan cenderung masih berpusat pada guru (Teacher
Centered)
8
4. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang jarang digunakan guru
dikelas
5. Penggunaan fasilitas sekolah seperti laboratorium yang kurang maksimal
dalam menunjang proses pembelajaran
1.3 Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
Training untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Konvensional untuk
kelas kontrol
2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI semester genap T.P 2015/2016 di
SMA Negeri 4 Kisaran
3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas XI semester II
yaitu materi pokok Fluida Statis
4. Hasil belajar yang akan diteliti yaitu kemampuan berpikir kritis siswa
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan
penerapan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida
statis di kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016?
2. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan
penerapan model pembelajaran Konvensional pada materi pokok fluida statis
di kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016?
3. Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiry Training terhadap
tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok fluida statis di
9
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini dilihat dari rumusan
masalah, adalah :
1. Mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan
penerapan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida
statis di kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016
2. Mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan
penerapan model pembelajaran Konvensional pada materi pokok fluida statis
di kelas XI SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016
3. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Inquiry Training
terhadap tingkat kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok fluida
statis di kelas XI di SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran
inquiry training pada materi fluida statis kelas XI semester II di SMA Negeri 4
Kisaran T.P. 2015/2016
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran
1.7 Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini, digunakan
istilah-istilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran inquiry training adalah rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2011:
10
2. Model pembelajaran konvensional (klasikal) adalah suatu model pengajaran
yang mencerminkan kemampuan utama guru (Sagala, 2012: 185).
3. Berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif
terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher, 2009:
10).
4. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental
(Sardiman, 2011-100).
5. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian – pengertian,
83 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
1. Kemampuan berfikir kritis siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA
Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes dengan tingkat kategori “cukup” dan nilai postes dengan tingkat kategori “sangat baik”.
2. Kemampuan berfikir kritis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
Konvensional pada materi pokok Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA
Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes dengan tingkat kategori “cukup” dan nilai postesdengan tingkat kategori “baik”.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji anava 1 jalur, kemampuan berfikir kritis
siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan berfikir kritis siswa
kelas kontrol, berarti ada pengaruh model pembelajaran Inquiry Training
terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI semester II pada materi
pokok fluida statis di SMA Negeri 4 Kisaran T.P. 2015/2016.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan bagi peneliti selanjutnya beberapa hal sebagai
berikut :
1. Jika ingin meneliti dengan model pembelajaran yang sama dan juga
menggunakan kemampuan berpikir kritis, ada baiknya bagi peneliti selanjutnya
menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi sebelum memulai
pembelajaran dan bereksperimen.
2. Peneliti selanjutnya hendaknya pandai mengatur posisi duduk siswa dengan
tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif dan lancar.
3. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan simulasi cara penggunaan alat
84
menguasai semua dan mengatur waktu untuk melaksanakan sintaks tersebut
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2007), Prosedur Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Arisa, Yeni., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis, Jurnal Inpafi Vol. 2, No. 4 hal: 54 - 60
Dimayati dan Mudjiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Fisher, A., (2009), Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Erlangga, Jakarta
Giancoli, D.C., (2001), Fisika Jilid 1, Erlangga, Jakarta
Handayani, S., (2009), Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta
Harahap, A.R., dan Sinuraya, J., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X SMA Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014, Jurnal Inpafi, Vol. 2, No. 3 hal: 1 – 10
Hassaubah, Z.I., (2004), Developing Creative and Critical Thingking Skils Cara Berpikir Kreatif dan Kritis, Nuansa, Bandung
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models Of Teaching: (terjemahan) Model-Model Pengajaran Fisika edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Juliani, R., dan Ginting, M.F., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 8 Medan T.P 2012/2013, Jurnal Inpafi Vol. 2 No. 1 hal: 122 – 131
Nurachmandani, S., (2009), Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Palupi, D.S., (2009), Fisika : untuk SMA dan MA Kelas XI, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Pujianto, (2013), Fisika Untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika Dam Ilmu Alam, Yudhistira, Jakarta
86
Riyadi, U., (2008), Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kegiatan Laboraturium Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pokok Bahasan Fluida Statis, Tesis, Semarang
Sagala, S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran, Kencana, Bandung
Sardiman, A.M., (2011), Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta Jakarta
Slavin, R.E., (2006), Educational Psycologi: Theory And Practice Eight Edition, Johns HopkinsUniversity, United States of America
Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung
Suprijono, A., (2010), Kumpulan Model Pembelajaran: Teori Dan Aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Suryosubroto, B., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, PT Rhineka Cipta, Jakarta
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan, Kencana, Jakarta
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Afrina Sari Br Rambe dilahirkan di Pulo
Jantan, Labuhan Batu Utara pada tanggal 18 April 1994. Ayah bernama Saiful
Wahid Rambe dan Ibu bernama Rosmaniar Siregar. Penulis merupakan anak
pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Swasta 047
Kebun Balam Kab. Rokan Hilir, Riau dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006, penulis melanjutkan ke SMP Swasta Tunas Bangsa Kebun Sei. Dua Kab.
Rokan Hilir, Riau dan lulus tahun 2009. Pada 2009, penulis melanjutkan sekolah
ke SMA Swasta Muhammadiyah 1 Pekanbaru, Riau dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus