• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PELAK PENYALAHGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK BERDASARKAN UNDANGUNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PELAK PENYALAHGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK BERDASARKAN UNDANGUNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PELAK PENYALAHGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Oleh Rusdiyan Nas

(2)

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan situs jejaring sosial facebook adalah Penyebaran foto-foto yang tidak sopan, Perceraian, Menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan hal nyata dan tidak nyata, Menyebabkan gejala kenarsisan dan juga Kurangnya waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas, Kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain dan lingkungan, Membuat lupa waktu sehingga pola hidup tidak teratur, Masyarakat terbiasa melalukan hal-hal dengan praktis, sehingga tidak termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sulit, Pola finansial yang terkesan membuang-buang uang. Sedangkan Penyalahgunaan Situs Jejaringan FaceBook yang merupakan Tindak Pidana dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah perbuatan yang dilarang termuat pada pasal 27-37, sedangkan ketentuan pidana pada pasal 45-52, sedangkan ketentuan pidana yang dapat menjerat pelaku tindak pidana cybercrime yaitu : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Pasal 378, Pasal 335, Pasal 311, Pasal 282 dan 311), Undang-Undang Nomor 11 Tahun2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka Institusi penegak hukum perlu merekomendasikan dan melaksanakan dengan baik produk hukum tentang Cyber Crime yaitu Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik. Selain itu perlu diberikan pelatihan-pelatihan khusus kepada penegak hukum perihal dunia maya oleh pakar yang memang sudah berkompeten di bidangnya.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya revolusi teknologi informasi dewasa ini dan masa depan tidak hanya membawa dampak pada perkembangan teknologi itu sendiri, akan tetapi juga akan mempengaruhi aspek kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan bangsa dan negara. Jaringan informasi global atau internet saat ini telah menjadi salah satu sarana untuk melakukan kejahatan baik domestik maupun internasional. Internet menjadi medium bagi pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan dengan sifatnya yang mondial, internasional dan melampaui batas ataupun kedaulatan suatu negara. Semua ini menjadi motif dan modus operandi yang amat menarik bagi para penjahat digital.

(4)

berinteraksi dengan pengguna lainnya. Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar.

Berkaitan dengan itu perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan kominikasi agar dapat berkembang secara optimal. Maka dikeluarkan dan diberlakukannya pengaturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik maka pengelolaan, penggunaan, dan pemanfaatan informasi dan transaksi elektronik harus terus dikembangkan melalui infrastruktur hukum dan pengaturan sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan secara aman untuk mencengah penyalahgunaannya.

Ketentuan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik menyatakan : Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Bagi setiap user/member facebook yang memberikan gambar-gambar senonoh atau memberikan jasa penjualan seks komersial sebagai tempat transaksi akan dapat dikenakan dalam pasal ini. Walaupun pengertian porno masih sangat kabur dan tidak dapat dinterpretasikan dengan jelas. Ataupun gambar tersebut dikategorikan sebagai unsur seni fotografi. Jadi diperlukan prosedur dan pemahaman dari para penyidik dan hakim.

Ketentuan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan: Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

(5)

situs yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik juga dapat dijerat juga memenuhi unsur ketiga pasal tersebut. Karena itu mungkin dapat dipahami mengapa sebagian orang melihat pasal tersebut sebagai ancaman serius bagi pengguna internet pada umumnya. Walaupun di sisi lain, dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik juga dinyatakan bahwa suatu informasi/dokumen elektronik tidak dengan serta-merta atau otomatis akan menjadi suatu bukti yang sah. Pasalnya, untuk menentukan apakah informasi/dokumen eletronik dapat menjadi alat bukti yang sah masih memerlukan suatu prosedur tertentu yaitu harus melalui sistem elektronik yang diatur berdasarkan undang-undang tersebut.

Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang ITE ini tidak peduli bagi siapapun yang memberikan suatu informasi yang memiliki unsur penghinaan. Salah satu kasus yang dapat kita soroti adalah Farah yang pada saat itu secara tidak sengaja menuliskan status dipost kawannya, yang ternyata status yang telah dibuat oleh Farah tanpa sengaja telah menyinggung perasaaan orang tersebut dengan cara telah menghinanya dan tanpa disadari juga bahwa status atau pernyataan tersebut dapat dibaca oleh orang banyak sehingga nama orang yang menjadi korban status atau pernyataan tersebut menjadi merasa tercemar dan kemudian oleh sikorban Farah dituntut ke pengadilan.

Oleh karena pernyataannya yang telah mencemar nama baik sikorban maka farah melanggar pasal 27 ayat (3) UU Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi Elektronik,

Adapun isi pasal 27 ayat (3) UU Nomor 11 tahun 2008 adalah sebagai berikut :

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan

(6)

Beberapa contoh kasus tersebut menunjukkan bahwa kemudahan yang diberikan media jejaring sosial dalam hal ini facebook tanpa disadari menjadi sarana pelaku kejahatan untuk menyalahgunakan media jejaring sosial tersebut.Guna lebih mendalami dan memahami pelaksanaan Undang-Undang tersebut di masa datang maka perlu adanya penelitian dan studi kebijakan tentang “ AnalisisKriminologi Terhadap Pelaku Penyalahgunaan Situs Jejaring Sosial Face Bookberdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian singkat diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah

a. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya Penyalahgunaan Situs Jejaring SosialFace Book? b. Apakah penyalahgunaan Situs Jejaring sosial FaceBook yang merupakan tindak pidana

dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ?

2. Ruang Lingkup

Berdasarkan dengan permasalahan diatas maka ruang lingkup penelitian penulis ini adalah Ilmu Hukum Pidana, serta objek dari penelitian ini adalah perbuatan dalam situs jejaringan facebook yang diatur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan sebab penyalahgunaan situs jejaringanfacebook.

(7)

1. Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan oleh Penulis bertujuaan untuk mengetahui :

a. Faktor-faktor penyebab terjadinya Penyalahgunaan Situs Jejaring SosialFace Book

b. Untuk mengetahui penyalahgunaan situs jejaringanFaceBookyang merupakan tindak pidana dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Sebagai hasil karya ilmiah di bidang ilmu hukum penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi pihak yang berkepentingan ingin memahami dari sisi akademis mengenai bagaimana pertanggungjawaban pidana pelaku penyalahgunaan Situs Jejaringan Facebook

b. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat lebih mengetahui dan memahami tindak pidana yang diatur secara khusus, berkaitan dengan pertanggungjawaban pelaku penyalahgunaan Situs Jejaringan Facebook, sehingga diharapkan sebagai suatu bentuk sumbang saran dan pemikiran Penulis di masyarakat.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual

(8)

Kerangka teoritis adalah konsep yang merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang diianggap relevan oleh peneliti (Soerjono Soekanto, 1986 : 124).

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).

2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.

Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu

1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.

(9)

yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.

3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. 4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa

kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.

5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang.

Menurut Simons, dalam merumuskan pengertian tindak pidana, beliau memberikan Unsur-unsur tindak pidana dapat dikatagorikan sebagai berikut :

a. Perbuatan manusia (positif atau negatif, berbuat atau membiarkan) b. Diancam dengan pidana

c. Melawan hukum

d. Dilakukan dengan kesalahan

(10)

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau akan diteliti yang merupakan arti berkaitan dengan istilah yang akan diteliti atau diketahui (Soerjono Soekanto, 1986 : 124).

a. Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

b. Kriminologi adalah sebagai ilmu pengetahuan ilmiah tentang peruusan sosial pelanggaran hukum, penyimpangan sosial, kenakalan, dan kejahatan serta kedudukan dan korban kejahatan dalam hukum dan masyarakat (Muhammad Mustofa, 2007:14).

c. Pelaku adalah mereka yang melakukan,yang menyuruh melakukan,yang turut serta melakukan,dan mereka yang sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan perbuatan.(KUHP dirumuskan dalam pasal 55 ayat 1)

d. Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan; penyelewengan yang telah melanggar aturan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

e. Situs jejaring sosial adalah struktur social yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sapai dengan keluarga.(Istilah ini diperkenalkan oleh Profesor J.a. Banes pada 1954)

(11)

menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.

g. Undang-Undang diartikan sebagai ketentuan dan peraturan negara yg dibuat oleh pemerintah (menteri, badan eksekutif, dsb), disahkan oleh parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Legislatif, dsb), ditandatangani oleh kepala negara (Presiden) dan mempunyai kekuatan mengikat.(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

h. Informasi adalah sebagai pemberitahuan, kabar atau berita.( Kamus Besar Bahasa Indonesia)

i. Transaksi Elektronik adalah sebagai perbutan hukum ysng dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.(Pasal 1 Ayat (2) UU No 11 Tahun 2008)

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan pendekatan pemikiran mengenai hal-hal apa saja yang menjadi fokus pembahasan dalam skripsi ini Penulisan menyusun ini terdiri dari 5 (lima) BAB, yaitu:

I . PENDAHULUAN

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang isinya meliputi tentang Kejahatan Dunia Maya, Globalisasi, Konsep Penegakan Hukum, Kemajuan Teknologi Informasi, Upaya pemerintah dalam mengantisipasi dan mengatasi Pelaku Penyalahgunaan Situs Jejaringan Sosial Face Book

III. METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang berisi metode penelitian, spesifikasi penelitian, metode pengumpulan data, lokasi penelitian dan analisis data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang disertai dengan uraian mengenai hasil penelitian yang merupakan paparan uraian atas permasalahan yang ada.

V. PENUTUP

(13)
(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.SejarahFacebook

berawal ketika Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High Schoolmembuat situs jejaring sosial facebook. Yang pada mulanya pengunaannya hanya diperuntukkan bagi mahasiswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.

(15)

Pada akhirnya, langkah yang diambil zuckerberg tersebut sangatlah tepat karena facebook terus berkembang dan pada 2007 terdapat penambahan 200 ribu account baru perharinya. Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya. Sampai pada 2009, penghasilan facebook mencapai nominal 800 juta US dollar. Malahan di tahun 2010 ini ditaksir angka itu akan melambung mencapai lebih dari 1 Milyar US dollar, wow. Yang mana sumbernya ditaksir dari hasil periklanan.

1. Kelebihan Face Book

a. Desain situs yang simple, clean, dan uncustomizeable. tidak seperti social network lain yang mengizinkan usernya meng-customize css yang malah membuat tampilan profile dengan warna yang menusuk mata, facebook tidak – atau belum – mengizinkan usernya merubah tampilan profile. isiwebsitepun jadi lebih seimbang.

b. Facebook Application. Menggandeng developer pihak ketiga untuk membuat applikasi merupakan ide brilian dan edan. mendatangkan ide cemerlang secara cuma–cuma. membuat perkembangan pesat dalam waktu singkat. simbiosis yang gila. lihat bagaimana beragamnya applikasi facebook.

c. Kecenderungan user facebook yang mengisi profile mereka dengan informasi yang tepat adanya. Tidak seperti friendster yang berisikan profile – profile mencolok mata yang centil dengan display ID samaran dengan Hu12Uf b315Ar K3c1L seperti ini.

d. Privacy Setting. Anda bisa mengeset siapa yang diperbolehkan mengakses informasi di profile anda, siapa yang tidak. Mungkin hal ini yang menyebabkan banyak public figure nyaman memilikiaccount facebookdengan namanya sendiri.

(16)

messangernya. Hasil dari aplikasi ini, bisa chat dengan Eno Netral kemarin. hoho, lumayan lah, bisa nanya2 mengenai racerkids.

f. Sistem anti SPAM-nya. captcha nya dengan efektif membuat spammer tidak berkutik disana. baangkan dengan tetangga sebelah dengan link–link dan message spam nya.

g. Dan banyak lagi. groupnya, fitur video nya, photo taggingnya, people who may you know-nya yang sangat membantu menemukan teman lama, baknow-nyak lagi. sangat baknow-nyak.

h. Namun dasar buatan manusia, selalu saja ada hal yang kurang berkenan. manusiawi memang. Namun sedikit mereview saja. poin–poin kelebihanfacebook.

i. Tampilan profile yang uncustomizeable. dua mata pisau memang. di satu sisi, menguntungkan, karena membuat tampilan menjadi clean.Untuk beberapa orang yang menyukai engekspresian diri via tampilan, hal ini sangat menyebalkan.

j. Facebook aplication yang sangat banyak. Saking banyaknya, jadi kurang berminat meluangkan waktu untuk mempelajari kegunaan aplikasinya satu persatu.

Tampilan situs yang berat, karena banyaknya aplikasi. bagi user facebook aktif yang doyan menambah aplikasinya, tampilan profilenya pasti akan menjadi berat dan sangat meriah.

B. PengertianFacebook

(17)

bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.

Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serika, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.

Bagi para remaja, facebook juga difungsikan sebagai ajang narsis biar eksis. Diantaranya dengan mengupload koleksi foto pribadinya yang biasanya tak jarang merupakan hasil editan. Bagi yang tak suka narsis dan eksis biasanya lebih suka menggunakan avatar atau gambar binatang lucu untuk foto profilnya. Sekedar info, untuk mengedit foto secara online ataupun membuat avatar silahkan anda kunjungi halaman berikut daftar situs edit foto online.

C. Pengertian Kriminologi

(18)

Sue Titus Reid dalam Crime and Criminology, menunjukkan bahwa publikasi-publikasi P. Topinard tampil pada tahun 1879. Dalam abad ke 19 dan awal abad ke 20 tulisan-tulisan kriminologi ditekankan pada pembaharuan Hukum Pidana. Dua pembaharu utama yakni Cesare Beccaria dan Jeremy Benthammenulis alasan-alasan kemanusiaan mengenai hal itu yang belum dapat dikategorikan sebagai alasan-alasan ilmiah.

Pengertian kriminologi di atas belum dapat memberikan penjelasan yang dapat dimengerti, dan kalau kita periksa literatur kriminologi baik dari negara-negara Eropah Kontinental maupun Anglo Saxon akan kita jumpai berbagai macam definisi tentang kriminologi yang pada prinsipnya mengandung arti yang sama, hanya variasi-variasi sesuai dengan penelitian khas dari masing-masing kriminolog yang mengemukakan definisi tersebut.

Karena banyaknya definisi tersebut maka dalam rangka lebih mendekati pengertian kriminologi, perlu diketengahkan rumusan kriminologi menurut kriminolog Indonesia Paul Moedikdo Moeliono yang telah banyak berjasa melahirkan kriminolog-kriminolog muda Indonesia. Rumusannya adalah : “Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang ditunjang oleh berbagai ilmu,

yang membahas kejahatan sebagai masalah manusia”. Dari rumusan tersebut nyatalah bahwa kriminologi dalam mempelajari kompleks perbuatan-perbuatan manusia yang disebut kejahatan, ditunjang oleh hasil-hasil penelitian berbagai ilmu pengetahuan; dapat disebut umpamanya sosiologi, psychology, antropologi, ilmu alam, ilmu statistik dan lain-lain.

(19)

ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa kriminologi itu bukan merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.

Edwin H. Sutherland adalah sarjana yang menyatakan kriminologi bukan sebagai ilmu pengetahuan. Dalam bukunya Principles of Criminology mengatakan, bahwa : “Criminology is the body knowledge regarding crime as a social phenomenon”. Artinya kriminologi adalah keseluruhan pengetahuan yang membahas kejahatan sebagai gejala sosial.

Edwin H. Sutherland dan Donald R. Cressey, Principles of Criminology, Sixth Edition, J.B. Lippincott, New York, 1960, hlm. 3.

Termasuk ke dalam skope pembahasan ini proses-proses pembuatan undang-undang (the processes of making laws), pelanggaran undang-undang (processes of breaking laws), dan reaksi terhadap pelanggaran undang- undang (processes of reacting toward the breaking of laws). Proses-proses ini adalah meliputi adalah meliputi tiga aspek yang merupakan satu kesatuan hubungan-hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi.

Tindakan-tindakan/perbuatan-perbuatan tertentu yang tidak disetujui oleh organisasi masyarakat sebagai organisasi politik dianggap/diartikan sebagai kejahatan-kejahatan. Namun, walaupun berlaku tanggapan demikian, beberapa orang terus saja melakukan perbuatan-perbuatan itu dan dengan demikian melaksanakan kejahatan-kejahatan; organisasi masyarakat memberikan hukuman, penanggulangan atau pencegahan. Kesemua rangkaian kejadian-kejadian ini merupakan bahan garapan kriminologi.

(20)

kejahatan dan akibatnya, mempelajari cara-cara memperbaiki penjahat dan cara-cara kemungkinan timbulnya kejahatan.

Prof. W. A. Bonger (Inleiding to de Criminologie) seorang kriminolog Belanda merumuskan kriminologi sebagai berikut :3 “Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya”. Jika diartikan secara luas, juga lain-lain gejala dari pathologi sosial seperti kemiskinan, anak jadah, pelacuran, alkoholisme dan bunuh diri, yang satu sama lain ada hubungannya, kebanyakan mempunyai sebab yang sama atau bergandengan dan juga sebagian terdapat dalam satu etiologi termasuk dalam kriminologi.

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan dari padanya disamping itu disusun kriminologi praktis. Kriminologi teoritis adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan pengalaman yang seperti ilmu pengetahuan lainnya yang sejenis, memperhatikan gejala-gejala dan mencoba menyelidiki sebab-sebab dari gejala tersebut (etiologi) dengan cara-cara yang ada padanya. Apabila kita amati pendapat Edwin H Sutherland bahwa kriminologi itu belum merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena masih didukung dan terdiri dari sekumpulan ilmu pengetahuan. Sedangkan Bonger secara jelas menyatakan bahwa kriminologi itu merupakan ilmu pengetahuan karena telah memiliki syarat-syarat untuk adanya suatu disiplin ilmu pengetahuan.

W.A Bonger, Inleiding Tot De Criminologie diterjemahkan oleh R. A Koesnoen dengan judul Pengantar Tentang Kriminologi.PT. Pembangunan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, hlm. 25.

(21)

Suatu batasan tentang pengertian kriminologi dalam arti luas, secara tegas dikemukakan oleh Wolfgang, Savitr dan Johnston dalamThe Sociology of Crime and Delinquency sebagai berikut :4 “Kriminologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempergunakan metode-metode ilmiah dalam mempelajari dan menganalisa keteraturan, keseragaman pola-pola dan faktor-faktor sebab musabab yang berhubungan dengan kejahatan dan penjahat, serta reaksi sosial terhadap kedua-duanya”.

J. Michael dan M.J Adler (Crime, Law and Criminologie, 1911) berpendapat bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala tingkah laku dan sifat-sifat penjahat, keadaan sekitarnya dan cara bagaimana penjahat-penjahat itu secara resmi atau tak resmi diperlakukan oleh badan-badan kemasyarakatan dan warga-warga masyarakat. A. E Wood dalam bukunya “Crime and its Treatment, Social and Legal Aspects of Criminologie” berpendirian bahwa istilah

kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan berdasarkan teori atau pengalaman, yang bertalian dengan perbuatan jahat dan penjahat, termasuk di dalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para penjahat. Lihat dalam Romli Atmasasmita, Capita Selecta Kriminologi, Armico, Bandung, 1983, hlm. 48-49.

Prof. Stephan Hurwitz (Profesor of Penal Law and Criminology dari University of Copenhagen Denmark) dalam bukunya “Criminology” 1952 memandang kriminologi sebagai bagian dari Criminal Science yang dengan penelitian empirik atau nyata merusaha memberi gambaran tentang faktor-faktor kriminalitas(Etiology of Crime).

(22)

Pendapat yang agak ekstrem adalah dari Prof. Wilhelm Sauer (Profesor Universitat Munster Jerman) dalam bukunya ‘Criminologie als reine und angewandte Wissenschaft, 1950 Berlin,

(kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang murni dan praktis), merumuskan bahwa kriminologi merupakan ilmu pengetahuan tentang kejahatan yang dilakukan individu dan bangsa-bangsa yang berbudaya, sehingga objek penelitian kriminologi ada dua, yaitu 1. perbuatan individu (Tat und Tater) dan 2. perbuatan/kejahatan.

Pendapat yang lebih praktis adalah pendapat dari J. Constant (Element de Criminologie) yang memandang kriminologi sebagai ilmu pengetahuan empirik yang bertujuan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbuatan jahat dan penjahat (aetiologi). Untuk itu diperhatikannya, baik faktor-faktor sosial dan ekonomi maupun faktor-faktor individual dan psikologi.

M. P Vrijmerumuskan kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perbuatan jahat, pertama-tama mengenai apakah perbuatan jahat itu, tetapi selanjutnya juga mengenai sebab musabab dan akibat-akibatnya.

(23)

Nestapa yang dijatuhkan dengan sengaja kita kenal dengan istilah pidana. Van Bemmelen selanjutnya menyatakan bahwa kriminologi sesungguhnya mencari sebab dari kelakuan-kelakuan yang merugikan Asusila. Untuk menentukan unsur mana yang merugikan kita memakai petolongan ilmu ekonmi, sedangkan unsur yang a susila kita mencarinya pada ilmu etika, dan untuk membatasi kelakuan-kelakuan yang merugikan asusila, yang dapat dipandang sebagai : kejahatan kita memerlukan ilmu hukum. Sebab ilmu hukum ini menentukan perlu tidaknya suatu kelakuan yang sekaligus merugikan dan asusila diancam dengan suatu pidana atau tidak.

Asusila ditentukan oleh nilai-nilai etik masyarakat, dan arti merugikan ditentukan oleh keadaan ekonomi masyarakat tersebut yaitu apakah keadaan kemakmuran masyarakat terganggu atau tidak oleh kelakuan-kelakuan tersebut. Lebih makmur masyarakatnya, lebih kurang terasa pengaruh kelakuan yang merugikan; bila masyarakat ekonominya lemah, pengaruh kelakuan tersebut dirasakan sangat menggangu. Juga dikemukakan oleh van Bemmelen bahwa kriminologi mempelajari interaksi yang ada antara kejahatan dengan perujudan lain dari kehidupan masyarakat. Maka kriminologi merupakan bagian dari ilmu tentang kehidupan bermasyarakat, yaitu ilmu sosiologi dan ilmu biologi, karena manusia adalah makhluk hidup. Tidak mengherankan bila di Jerman ilmu tersebut disebut kriminalbiologie. Oleh karena itu, kriminologi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosiologi dan biologi yang normatif. Karena kejahatan merupakan suatu gejala dari kehidupan manusia, sama halnya seperti gejala profesi, perpindahan, kedudukan kriminologi merupakan bagian dari ilmu sosiologi.

(24)

penanggulangannya (treatment), sedangkan ahli kontinental menurut beliau hanya mencari sebab musabab kejahatan (etiology of crime) saja.

Akhir-akhir ini (lebih kurang 1970-an) kejahatan berarti perkosaan terhadap hak-hak asasi manusia (violations of human rights), pendapat dari dua ahli Eropah yaitu Julia Schwendiger dan W.H. Nagel. Maka menurut pendapat ini kejahatan dapat meliputi “state criminality againts population groups” (kejahatan negara terhadap golongan-golongan penduduk).

Prof. W. M. E Noach, salah satu pendiri Lembaga kriminologi UI seorang kriminolog yang dapat dikatakan sebagai peletak dasar pengajaran kriminologi di Indonesia, dalam bukunya Criminologie een Inleiding telah membagi kriminologi dalam arti luas (Criminologie in ruime zin) dalam dua bagian :

1.Criminologie in enge zin(kriminologi dalam arti sempit)

Ad. 1. Pengertian kriminologi dalam arti sempit dirumuskan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan dari bentuk-bentuk gejala, sebab musabab, dan akibat-akibat dari perbuatan jahat dan perilaku tercela (kriminalitas). Perlu dikaji lebih lanjut unsur-unsur dari bentuk-bentuk gejala, sebab musabab dan perilaku tercela, yang selanjutnya dapat dipakai dengan istilah Kriminalitas.

D. Sebab musabab (etiologi kriminil)

(25)

Sebagai pendapat yang paling berbeda, dapat dibedakan :

1. Mereka yang berpendapat bahwa kriminalitas timbul karena pengaruh faktor lingkungan. 2. Mereka yang berpendapat bahwa sebab musabab krimininalitas terdapat dalam struktur

kepribadian dari si penjahat, seperti yang ditentukan oleh bakatnya. Sementara ada yang berpendapat diantara keduanya di atas, yaitu :

3. Mereka yang berpendapat bahwa kriminalitas terjadi secara bersama atau saling mempengaruhi antara bakat dan lingkungan.

Lebih sulit dengan unsur kedua ini. Di sini unsur ini berhubungan dengan kriminalitas dan gejala-gejala lain dalam kehidupan pribadi, pergaulan hidup dan alam. Timbullah pertanyaan, yaitu sampai seberapa jauh harus ditelusuri hubungan-hubungan ini. Noach berpendapat bahwa pembatasan yang nyata sulit ditarik, dan cara kerja sudah termasuk bidang ilmu pengetahuan lain.

Menjelaskan hal ini diberikan satu contoh. Penelitian hubungan antara golongan dan kriminalitas akan menggunakan pengertian golongan dari sosiologi tanpa meneliti mengenai terjadinya dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam golongan. Jika perlu dipergunakan kembali hasil-hasil yang diperoleh sosiologi, yang pada gilirannya barangkali dapat memberikan petunjuk-petunjuk untuk bentuk-bentuk kriminalitas khusus dalam satu golongan tertentu atau perbedaan-perbedaan dalam kriminalitas pada berbagai golongan.

2.Criminalistiek(kriminalistik).

(26)

Dalam hubungan ini timbul pertanyaan, sampai seberapa jauh si tersangka dapat dijadikan objek dari penelitian kriminalistik. Jikalau memakai pangkal tolak dari apa yang telah diuraikan di atas, maka penyidikan terhadap si penjahat seluruhnya masuk bidang kriminalistik dan juga termasuk bidang ini pemeriksaan fisik si tersangka, yang selama ini penting untuk pembuktian (sidik jari dan ciri untuk penentuan identitas, penentuan golongan darah, penentuan kadar alkohol dalam darah, pemeriksaan terhadap luka atau ciri-ciri lain yang diperoleh pada atau akibat waktu melakukan perbuatan pidana. Akan tetapi pemeriksaan psikologis atau psikiatris tidak termasuk di sini. Memang dalam hal ini dapat diperoleh petunjuk-petunjuk yang paling penting dari pemeriksaan itu, apakah tersangka dapat melakukan perbuatan pidana itu.

Akan tetapi menurut pendapat dewasa ini dari banyak peneliti, petunjuk-petunjuk itu belum memberikan kepastian, yang biasanya diberikan oleh pemeriksaan ilmu alam dari ciri-ciri lain yang mempunyai hubungan dengan delik itu. Lain halnya dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mempergunakan “lie detector”. Alat-alat yang dipergunakan menurut

pelbagai sistem mempunyai satu persamaan dengan nama itu, yaitu dicatatnya sejumlah fungsi tubuh (misalnya, kedalaman dan frekuensi pernapasan, frekuensi debar jantung, keringat, gerakan otot yang tidak menentu, proses listrik dalam otak), sedangkan kepada orang yang sedang diperiksa diajukan banyak pertanyaan yang harus dijawab dengan mangatakan “ya” atau “tidak”.

(27)

Jika hal ini sungguh benar – dan berhadapan dengan mereka yang tanpa syarat menyetujuinya, ada juga orang-orang lain yang tidak begitu saja mau menerimanya, mengemukakan bahwa kebenaran dari hasil-hasil yang diperoleh dengan cara demikian harus dianggap sebagai sangat meragukan–maka dapatlah dikatakan di sini bahwa metode penelitian dengan ilmu pengetahuan alam, dapat menghasilkan suatu kepastian. Dengan demikian, pemeriksaan-pemeriksaan serupa itu dapat dimasukan dalam bidang kriminalistik.

Suatu pertanyaan yang sangat berbeda yang dapat dikemukakan di sini, yaitu apakah hasil-hasil pemeriksaan dengan “lie detector” itu dapat diterima sebagai bukti dalam perkara-perkara

pidana. Di Eropah Barat pertanyaan ini secara umum boleh dikatakan tidak memperoleh jawaban yang positif; peradilan di Amerika Serikat dalam hal ini terpecah belah, meskipun Peradilan Federal hingga kini menolak diterapkan sistem pemeriksaan yang demikian.

Kriminalistik, jika dibagi-bagi selanjutnya meliputi :

1. Ilmu Jejak : menyelidiki dan mengidentifikasi jejak-jejak yang ditinggalkan oleh si penjahat atau oleh alat-alat bantu yang telah digunakannya dalam melakukan delik itu.

2. Ilmu Kedokteran Forensik : penyelidikan mengenai sebab musabab kematian, luka-luka, darah dan golongan-golongan darah, sperma, kotoran manusia dan penyelidikan-penyelidikan selanjutnya yang berkaitan dengan tubuh manusia, yang berhubungan dengan kriminalitas.

3. Toksikologi Forensik : penyelidikan mengenai keracunan dan zat-zat racun yang berhubungan dengan kriminalitas.

(28)

bagian-bagian dari kriminalistik.Di samping pembagian kriminologi dalam arti sempit di atas, ada juga pembagian lain, misalnya dalam literatur di Jerman banyak dijumpai pembagian dalam biologi kriminil dan sosiologi kriminil (dan ada kalanya juga di samping itu phenomenologi kriminil).

Aschaffenburg, berdasarkan dua pembagian itu selanjutnya berbicara tentang sebab musabab umum dan sebab musabab individual dari kriminalitas. Seelig berpegang pada tiga pembagian yakni : biologi kriminil, sosiologi kriminil dan phenomenologi kriminil. Mezger, Erner dan sampai satu tingkat tertentu juga Sauer yang berpegang pada dua pembagian. Biologi kriminil mencakup sifat-sifat antropologis (dalam arti terbatas secara fisik) dan sifat-sifat psikologis dari si penjahat dan menjelaskan kriminalitas sebagai ungkapan hidup si penjahat. Sosiologi kriminil dalam dua pembagian ini mencakup kriminalitas sebagai gejala kemasyarakatan baik dalam satu pergaulan hidup maupun secara umum.

Hermann Mannheim dalam bukunya "Comparative Criminology" 1965 membedakan kriminologi dalam arti sempit dan dalam arti luas. Kriminologi dalam arti sempit, adalah mempelajari kejahatan. Sedangkan dalam arti luas, mempelajari penologi dan metoda-metoda yang berkaitan dengan kejahatan dan masalah prevensi kejahatan dengan tindakan yang bersifat non-punitip.

(29)

Gresham M. Sykes (University of Virginia) dalam bukunya “Criminology”, 1978 memaparkan tentang kriminologi modern, bahwa :

“Modern criminology is the study of the social origins of criminal law, the administration of criminal justice, the causes of criminal behavior, and the prevention and control of crime, including individual rehabilitation and modification of the social environment”.

Sehubungan dengan definisi Kriminologi tersebut Romli Atmasasmita mengatakan, bahwa kriminologi merupakan studi tentang tingkah laku manusia tidaklah berbeda dengan studi tentang tingkah laku lainya yang bersifat non-kriminil. Kriminologi merupakan ilmu yang bersifat inter dan multidisiplin dan bukan ilmu yang bersifat monodisiplin. Kriminologi berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan lainya. Perkembangan studi kejahatan telah membedakan antara kejahatan sebagai tingkah laku dan pelaku kejahatan sebagai subjek perlakuan sarana peradilan pidana. Kriminologi telah menetapkan dirinya sejajar dengan ilmu pengetahuan lainnya, tidak lagi merupakan bagian daripadanya.

E. Bentuk-Bentuknya Gejala (phenomenologi kriminil) :

(30)
(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang dipergunakan yaitu Statue Approach dan Conceptual Approach, yang berarti pendekatan permasalahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini dan dikaitkan dengan pendapat para sarjana dan kejadian-kejadian yang pernah terjadi di masyarakat. Tipe penelitian yang dipergunakan dalam proposal skripsi ini adalah tipe penelitian normatif kriminologis. Adapun yang dimaksud dengan penelitian normatif kriminologis adalah penelitian terhadap bahan kepustakaan, yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder mengenai kejahatan tindak pidana.

B. Sumber dan Jenis Data

Ada dua sumber atau bahan hukum yang dipergunakan dalam penulisan Proposal Skripsi ini, yaitu :

a. Bahan Hukum Primer

Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari : (a) Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu pembukaan UUD 1945 ; (b) Peraturan Dasar: mencakup diantaranya Batang Tubuh UUD 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat ; (c) Peraturan Perundang-undangan ; (d) Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti hukum adat ; (e) Yurisprudensi ; (f) Traktat ; (g) Bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku.

(32)

Yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan seterusnya. c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dab sekunder, contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks komulatif, dan sebagainya.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Penentuan populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga (Masri Singarimbun, 1987 :152). Sedangkan menurut (Hadari Nawari, 1987 :141) Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik didalam suatu penelitian.

2. Penentuan Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Hadari nawawi, 1987:141).

Untuk menentukan sampel dari populasi yang akan diteliti digunakan metode Proporsional Purposive Sampling, yang berarti menentukan sampel disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

(33)

1Pengguna Facebook :2 orang

2Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung :2 orang

Jumlah responden :4 orang

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data skripsi diperoleh dari studi kepustakaan,literatur, dan pendapat para Sarjana Hukum yang digunakan sebagai literatur dan dasar hukum dalam menganalisis permasalahan yang dikaji oleh penulis.

2. Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Identifikasi data, yaitu mengindentifikasi dan memeriksa data yang akan digunakan.

b. Seleksi data, yaitu pemeriksaan terhadap kebenaran,kelengkapan, dan ketepatan data yang digunakan.

c. Klasifikasi data, yaitu menempatkan data menurut kelompok-kelompok yang ditentukan.

d. Sistemasi data, yaiut penyusunan data berdasarkan urutan yang disusun secara sistematis sesuai dengan pokok bahasan.

(34)
(35)

1

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan terhadap data dan informasi yang diperoleh dalam penulisan, maka penulis mengambil kesimpulan antara lain :

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya Penyalahgunaan Situs Jejaring Sosial Face Book adalah Penyebaran foto-foto yang tidak sopan. Perceraian, karena dapat berteman dan berkomunikasi secara bebas, situs pertemanan seperti Facebook dapat menimbulkan kecemburuan dan perselingkuhan. Menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan hal nyata dan tidak nyata, yaitu gejala penyakit neurotik skizofrenia. Membuat seseorang menjadi ingin tahu urusan orang lain.Beredar banyak kata-kata kasar. Sering dijadikan ajang untuk membicarakan narkoba dan seks.

2. Penyalahgunaan Situs Jejaringan FaceBook Yang Merupakan Tindak kriminal Dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, antara lain :

a. mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau pengancaman.

(36)

2

yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA),

c. mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun, dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

d. melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, intersepsi atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan, dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sedang ditransmisikan.

(37)

3

f. melakukan tindakan apapun yang berakibat terganggunya sistem elektronik dan/atau mengakibatkan sistem elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.

g. melakukan manipulasi,penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.

B. Saran

Setelah melakukan pembahasan dan mengambil beberapa kesimpulan maka baiknya jika kita menggunakan facebook secara berebihan dan melihat fungsinya sebagai pelengkap untuk menambah pertemanan dan pergaulan di facebook. Selain itu, kita juga harus menjaga norma-norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakar dan Negara, sehingga kita dapat mempertanggung jawabkan setiap perilaku dan sikap kita difacebook.

(38)

ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PELAKU PENYALAHGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG

NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Oleh Rusdiyan Nas

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(39)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup... 5

1. Permasalahan... 5

2. Ruang Lingkup ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian... 5

2. Kegunaan Penelitian... 6

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 6

1. Kerangka Teoritis ... 6

2. Konseptual... 8

E. sistematika Penulisan ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Facebook... 12

B. Pengertian Facebook... 15

C. Pengertian Kriminologi ... 16

D. Sebab Musabab (Etiologi Kriminil) ... 24

(40)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah ... 30

B. Sumber dan Jenis Data... 30

C. Penentuan Populasi dan Sampel ... 31

D. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 32

E. Analisis Data... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden... 34

B. Dampak Negatif Terjadinya Penyalahgunaan Situs Jejaring Sosial Facebook... 35

C. Apa Saja Penyalahgunaan Situs Jejaring Facebook Yang Merupakan Tindak Pidana Dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik... 43

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 57

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Moeljatno, 1987. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana. Seksi Kepidanaan Fakultas Hukum UGM. Yogyakarta

Saleh. Roeslan. 1981. Perbuatan Pidana dan Pertanggung Jawaban Pidana. Aksara Baru. Jakarta

Mustofa. Muhammad. 2007.Kriminologi

Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen, 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka

Edwin H. Sutherland dan Donald R. Cressey, Principles of Criminology, Sixth Edition, J.B. Lippincott, New York, 1960

W.A Bonger, Inleiding Tot De Criminologie diterjemahkan oleh R. A Koesnoen dengan judul Pengantar Tentang Kriminologi. PT. Pembangunan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982

Romli Atmasasmita, Capita Selecta Kriminologi, Armico, Bandung, 1983

W.M.E. Noach, Kriminologi Suatu Pengantar, Diterjemahkan oleh J.E. Sahetapy, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992

Muhammad. Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum.Penerbit PT. Citra Aditya, Bandung

Saleh, Roeslan. 1981.Pengantar Penelitian Hukum.UI Press. Jakarta

Universitas Lampung. 2006 . Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung, Penerbit Universitar Lampung. Bandar Lampung

Chisik, Mihael dan Akistair Kelman, 2001.Electronc Commerce Law Practice. PT. Mizan Grafika Sarana, Bandung.

(42)

Sunarso, Siswanto. 2009.Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Undang-Undang :

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(43)

Judul Skripsi : ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PELAU PENYALAHGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Nama Mahasiswa :Rusdiyan Nas No. Pokok Mahasiswa : 0642011354

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Firganefi, S.H., M.H. Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H. NIP19631217 198803 2 003 NIP 19620817 198703 2 003

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

(44)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Diah Gustiniati M., S.H., M.H.

...

Sekretaris/Anggota :Firganefi, S.H., M.H.

...

Penguji Utama :Gunawan Jatmiko, S.H., M.H.

...

2. Pj. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 19621109 198703 1 003

(45)

RIWAYAT HIDUP

Rusdiyan Nas dilahirkan di Krui 15 Desember 1987, yang merupakan anak ke pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Naswar. B dan Ibu Rusnaini.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Al-Azhar pada tahun 1999, penulis menyelesaikan studinya di Sekolah Menengah Pertama di Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2002 dan Sekolah Menengah Atas di Al-Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2005. Dengan mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa akhirnya penulis diterima di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada Tahun 2006.

(46)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNYA, maka dengan ketulusan dan kerendahan hati serta setiap perjuangan dan jerih payahku,

aku persembahkan sebuah karya ini kepada :

Ayah dan Ibu yang kuhormati, kusayangi, dan kucintai

Terima kasih untuk setiap pengorbanan kesabaran, kasih sayang yang tulus serta do’a demi keberhasilanku

Tuti, Anto, Tari, Christine yang senantiasa menemaniku dengan keceriaan dan kasih sayang

Dosen-dosen

Semoga ilmu yang telah kalian berikan dapat berguna bagiku dan menjadi ladang amal bagimu

Sahabat-sahabatku yang selalu hadir menemaniku dalam suka maupun duka

(47)

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis

(48)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamien. Segala puji syukur hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh Alam yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleasaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung dengan judul : ANALISIS KRIMINOLOGIS TERHADAP PELAKU

PENYALAHGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Pj. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Ibu Diah Gustiniati Maulani, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung dan selaku Pembimbing II yang telah memberikan saran dan meluangkan waktunya sehingga proses penyelesaian skripsi dapat berjalan dengan baik.

(49)

4. Bapak Gunawan Jatmiko, S.H., M.H. sebagai Pembahas Pertama yang telah banyak memberikan kritikan, koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Rini Fathonah, S.H., M.H. selaku Pembahas II yang telah banyak memberikan kritikan, koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.. 6. Bapak Fx. Sumarja, S.H.,M.Hum selaku Pembimbing Akademik selama

penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

7. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tak bisa disebutkan satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh staf dan karayawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam proses akademis dan kemahasiswaan atas bantuannya selama penyusunan skripsi.

9. Ayahku Naswar. B dan Ibuku Rusnaini tercinta atas kasih sayang, pengorbanan serta doa tulus dari setiap sujudmu yang selalu mengiringi setiap langkahku dan menanti keberhasilanku.

10. Saudara-saudaraku: Julian Tuti, April Rusdiyanto, beserta seluruh keluarga besarku terimakasih atas dukungan dan do’a yang selam ini telah diberikan. 11. Sahabat-sahabatku: Erwin, Siddiq, Edi, Gigih, Tonang, Retno, Desi, Eko,

Bayu, Raynaldi dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas kebersamaan dan kekompakannya.

12. Kepada Ani Christiana yang telah member support dan doanya kepadaku. 13. Almamaterku tercinta yang sudah memberi banyak wawasan dan

(50)

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara, para mahasiswa, akademisi, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan terutama bagi penulis. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, jika penyusutan aset tetap memiliki nilai ekonomi lebih besar dari aset operasional (kas, piutang, persediaan dan lain sebagainya) maka berpotensi menjadi

Jangka waktu maksimal 95 tahun yang diberikan UUPM sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang investasi maka akan memberikan keuntungan bagi negara dalam hal

~llelalui kesempatan ini F raksi Karya Pembangunan Komisi II, sehubungan dengan hal tersebut di atas mengingatkan, bahwa latar belakang daerah Propinsi Irian Jaya

FALSAFAH TIONGHOA (TANJUNGPINANG) D ALAM EKSPRESI LUKISANKU. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

berkesimpulan sudah tidak mungkin lagi dapat meneruskan dan mempertahankan hidup rumah tangga bersama Tergugat walaupun Penggugat sudah berusaha untuk rukun kembali

Hasil uji aktivitas rebusan seduhan dan perasan daun sirsak gunung terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli setelah diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37˚C

Perilaku moralis Indonesia yang membiarkan lautnya dieksplorasi serta fakta bahwa laut Indonesia memiliki potensi sedemikian besar dinilai telah membuat Amerika Serikat

Penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh arterikoroner dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.. alam kondisi yang aliran darah ke