ABSTRAK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI
(PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012) Oleh
Bambang Sriyanto
Berdasarkan hasil observasi pada saat pelajaran IPA biologi yang berlangsung di
kelas VIId SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu, diketahui bahwa aktivitas
dan penguasaan konsep siswa masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatan aktivitas (visual, mental, oral) dan penguasaan konsep siswa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan
media charta.
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan dan terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan memiliki alokasi
waktu sebanyak 90 menit. Aspek yang diamati dalam penelitian kali ini adalah
penguasaan konsep dan aktivitas siswa (visual, mental, oral). Teknik pengambilan
data dilakukan dengan observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan test
dengan mencari nilai rata-rata dari setiap aspek yang diteliti dari kelas
eksperimen.
Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa per
siklus mengalami peningkatan dari siklus pertama sebesar 62 %, naik di siklus
kedua sebesar 69 %, dan pada siklus ketiga sebesar 78 %. Untuk penguasaan
konsep siswa, siklus pertama sebesar 68 %, pada siklus kedua naik menjadi 72 %
dan siklus ketiga menjadi 79 %. Sedangkan pengelolaan pembelajaran, pada
siklus pertama mendapatkan rata-rata sebesar 55 %, naik pada siklus kedua
menjadi 69 % dan pada siklus ketiga menjadi 84,4 %. Setelah melalui proses
pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan
konsep Biologi pada siswa kelas VII SMP N 1 Gading Rejo.
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIVEMENT DIVISION (STAD)MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI
(PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012) (Skripsi)
Oleh
BAMBANG SRIYANTO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan kerangka pemikiran ... 8
2. Siklus penelitian tindakan dalam Hopkins ... 25
3. Grafik peningkatan aktivitas siswa ... 57
4. Grafik peningkatan ketuntasan penguasaan konsep ... 60
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
F. Kerangka Pikir ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Aktivitas Belajar ... 8
B. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 11
C. Penguasaan Konsep ... 15
D. Media Pembelajaran ... 17
E. Media Charta ... 21
F. Hipotesis Tindakan ... 23
III. METODE PENELITIAN ... 24
A. Subyek Penelitian ... 24
B. Setting Penelitian ... 24
C. Faktor Yang Diteliti ... 25
E. Instrumen Penelitian ... 29
F. Teknik Analisis Data ... 31
G. Indikator Kinerja ... 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Hasil ... 36
1. Siklus I ... 36
a. Perencanaan ... 36
b. Pelaksanaan... 37
c. Evaluasi ... 38
d. Refleksi Siklus I ... 42
e. Rekomendasi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus II ... 43
2. Siklus II ... 44
a. Perencanaan ... 44
b. Pelaksanaan ... 44
c. Evaluasi ... 46
d. Refleksi Siklus II ... 50
e. Rekomendasi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus III ... 50
3. Siklus III ... 51
a. Perencanaan ... 52
b. Pelaksanaan ... 52
c. Evaluasi ... 53
d. Refleksi Siklus III ... 56
B. Pembahasan ... 57
1. Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa ... 60
2. Deskripsi Penguasaan Konsep Siswa ... 62
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 66
A. Simpulan ... 66
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
LAMPIRAN 1. Silabus ... 72
2. RPP siklus 1 pertemuan ke-1 ... 76
4. RPP siklus 1 pertemuan ke-2 ... 80
5. LKS siklus 1 pertemuan ke-2 ... 83
6. Tes Formatif siklus 1 ... 85
7. RPP siklus 2 pertemuan ke-1 ... 87
8. LKS siklus 2 pertemuan ke-1... 90
9. RPP siklus 2 pertemuan ke-2 ... 92
10. LKS siklus 2 pertemuan ke-2 ... 95
11. Tes Formatif siklus 2 ... 96
12. RPP siklus 3 pertemuan ke-1 ... 98
13. LKS siklus 3 pertemuan ke-1... 101
14. RPP siklus 3 pertemuan ke-2 ... 103
15. LKS siklus 3 pertemuan ke-2 ... 106
16. Tes Formatif siklus 3 ... 108
17. Daftar nilai sebelum siklus ... 110
18. Peringkat siswa sebelum siklus ... 112
19. Pembagian kelompok ... 114
20. Kisi-kisi angket afektif ... 116
21. Format lembar analisis penguasaan konsep siswa ... 122
22. Lembar analisis data aktivitas siswa ... 124
23. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 126
24. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 129
25. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 132
26. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 1 ... 135
27. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 2 ... 137
28. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 3 ... 139
29. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 1 ... 143
30. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 2 ... 144
31. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 3 ... 145
32. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 146
33. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 147
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintak pembelajaran STAD dengan media charta ... 28
2. Data pengamatan aktivitas siswa ... 30
3. Data aktivitas siswa ... 32
4. Klasifikasi penilaian aktivitas ... 32
5. Data penguasaan konsep siswa ... 33
6. Klasifikasi penilaian penguasaan konsep berdasarkan KKM ... 34
7. Hasil observasi pengelolaan pembelajaran ... 34
8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I... 39
9. Hasil Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Siklus I ... 40
10. Persentase Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran siklus 1 ... 41
11. Persentase Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 46
12. Hasil Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Siklus I ... 47
13. Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 49
14. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus III ... 53
15. Persentase Penguasaan Konsep Siswa Siklus III ... 54
16. Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 55
MOTTO
Dimana ada sebuah kesulitan, pasti ada jalan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………
Sekretaris :Rini Rita Marpaung, M.Si. ………
Penguji
Bukan Pembimbing :Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama : Bambang Sriyanto
NPM : 1013112001
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA
Program Studi : Pendidikan Biologi
Alamat : Bulu Karto rt 07/rw 07, kecamatan Gading Rejo,
kabupaten Pringsewu.
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, 26 Oktober 2012 Yang Menyatakan,
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan
lembaran-lembaran penuh suka duka ini kepada:
Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan semua yang mereka punya untuk membesarkan, mendidik, mendo’akan, memotivasi agar penulis bisa
mewujudkan cita-citanya. Amin.
Istri dan anak-anaku tetrcinta, serta ibu dan bapak mertua. yang telah memberikan dukungan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Buluk Karto, kabupaten Pringsewu pada tanggal 14 April
1961, sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara dari pasangan bapak
Sudarto dan ibu Yati.
Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Buluk Karto,
dan tamat pada tahun 1975. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP
N 1 Pringsewu dan tamat pada 1979. Setelah itu, penulis melanjutkan
pendidikanya di SMA Yogyakarta dan tamat pada tahun 1982. Penulis diterima
dan terdaftar sebagai mahasiswa diploma I di Universitas Lampung dan tamat
pada tahun 1984. Terakhir penulis menempuh pendidikan diploma III di
Universitas Terbuka
Pada tahun 1986 penulis diangkat sebagai pegawai negeri sipil dan bertugas guru
IPA di SMP Negeri 1 Gading Rejo . Pada tahun 2010, penulis mengikuti program
penyetaraan S 1 dalam jabatan program studi pendidikan biologi FKIP Universitas
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan
rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA
DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA
CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI”sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas
Lampung.
3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan
selama penyusunan skripsi ini.
5. Rini Rita T. Marpaung, S.Si, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesedian
keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan
6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan motivasi dan
bimbinganya selama penyusunan skripsi ini.
7. Para dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Biologi dan Jurusan
Pendidikan MIPA.
8. Umi Kursiyati S. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu
atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
9. Puspito, S.Pd., selaku guru mitra SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu atas
bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
10. Para guru serta Staf SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu.
11. Istri saya tercinta yang senantiasa menemani dan membantu dalam suka
maupun duka.
12. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Lampung.
13. Kepada semua pihak yang telah memberikan segala bentuk bantuan dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 26 Oktober 2012
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 1999.Pendidikan Bagi Anak kesulitan Belajar.Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, S. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Aqib, Z. 2007.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama Widya. Bandung.
As’ari. 2005.Model Pembelajaran Kooperatif.Rineka Cipta. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Diyanto. 2006.”Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe Tgt (Teams Games Tournaments) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII6 MTS Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat.”Skripsi. Jurusan Matematika. Universitas Negeri Semarang. http://digilib.unnes.ac.id. Diunduh pada tanggal 26 september 2010.
Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hopkins, D. 1993. A Teachers Guide to Classroom Research. Open University Press. Philadelphia.
Ibrahim, M. 2000.Model Pembelajaran Kooperatif. Rineka Cipta. Jakarta.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. PT. Grasindo. Jakarta.
Mustolih. 2007. http://mustolihbrs.wordpress.com/2007/12/04/multi-media-dalam-pembelajaran/. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2011
Rohani, A.2004.Pengelolaan Pengajaran.Rineka Cipta. Jakarta.
Sardiman, A.M. 2002.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slavin, R. E. 1997.Cooperative Learning, Research and Practice. 3rd Edition. Allyn & Bacon. Boston USA.
melalui Implementasi Metode Pembelajaran dengan Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar”.Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNNES. http://digilib unnes.ac.id. Diunduh pada tanggal 26 September 2010.
Wahid, D.H. 2011.Pengertian Media Pembelajaran.
http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html. diunduh pada tanggal 1 April 2011
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Pada
saat proses pembelajran berlangsung, tentu banyak sekali aktivitas yang terjadi di
dalamnya. Aktivitas belajar sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Rohani (2004: 6)
mengungkapkan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam
aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Dari definisi tersebut, dapat
diketahui bahwa ada katerkaitan erat antara aktivitas dengan pembelajaran. Baik
berupa aktivitas fisik seperti melakukan demonstrasi atau percobaan atau
membuat konstruksi model dan aktivitas psikis seperti mengamati, meneliti,
memecahkan masalah, merupakan hal-hal yang sangat dasar ketika siswa dalam
proses belajar. Menurut Sardiman (1994:98) bahwa :
“Belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri atau dengan kata lain siswa
berpusat pada proses pembelajaranstudent centereddimana siswa tidak hanya
9
proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan yanng menyenangkan dalam
proses belajar itu sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri
melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan
tenaga pengajar. Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar supaya
prestasi belajar siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan
prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemanto (1983:85)
“Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang
dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajar itu baik jika anak tidak melakukan belajar karena tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran”
Berdasarkan definisi diatas terlihat bahwa aktivitas belajar memiliki peranan
penting dalam sebuah kegiatan pembelajaran agar siswa dapat memiliki hasil
belajar atau output yang tinggi. Karena mustahil bagi seseorang yang tidak pernah
melakuan aktivitas akan suatu perihal dan kemuudian menjadi bisa melakukan hal
tersebut. Oleh karena itu, guru merupakan faktor penting dalam mendampingi
siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Untuk dapat mencapainya,
guru harus merancang aktivitas yang tepat bagi siswa agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. S alah satunya dengan memberikan pengalaman langsung
berinteraksi dengan lingkungan sekitar siswa sebagai salah satu sumber belajar.
Dienrich yang dikutip oleh Hamalik (2001:172) menggolongkan aktivitas yang
melibatkan fisik dan mental sebagai berikut:
a. Kegiatan visual, yang didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
10
c. Kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik dan pidato.
d. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.
e. Kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik peta dan diagram.
f. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun dan berternak.
g. Kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan cara mengambil keputusan. h. Kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
indikator kinerja yang harus diamati oleh seorang guru dalam melakukan sebuah
pembelajaran dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan sebuah aktivitas sisa.
Aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran sangat diperlukan atau
perlu ditunjukkan oleh siswa sebagai implementasi dari proses pembelajaran.
Piaget dalam Rohani (2004: 7), berpendapat bahwa
”seorang anak berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru timbul setelah individu berpikir pada taraf perbuatan.”
Dengan begitu, siswa mengalami proses berfikir ketika mereka melakukan
sebuah aktivitas. Maka aktivitas yang relevan dengan pembelajaran akan
menuntun mereka ke dalam sebuah pemikiran tentang pembelajaran yang sedang
berlangsung atau yang mereka lalukan. Pada kegiatan tersebut siswa akan
berpikir untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam rangka respon dari
stimulus yang diberikan. Hal ini akan dapat terjadi jika guru memberikan
11
mempertimbangkan segala aspek sebelum pada akhirnya menentukan aktivitas
belajar yang akan diberikan kepada siswa. Guru diharapkan mampu menyiapkan
kegiatan belajar yang dapat membangkitkan aktivitas peserta didik, baik jasmani
maupun rohani.
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD(Student Teams Achievement Division) Pembelajaran kooperatif adalah pemeblajaran yang memberikan kesempatan
kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas yang
terstruktur. Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar di dalam kelompok
kecil, saling membantu dalam memahami materi pembelajaran, dan
menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang
didalamnya terdapat elemen-elemen terkait. Adapun elemen dalam pembelajaran
kooperatif menurut Lie (2002: 30) adalah:
a) saling ketergantungan positif,
b) tanggung jawab individual,
c) tatap muka,
d) komunikasi antar anggota dan
e) Evaluasi proses kelompok.
Berdasarkan pengertian tersebut, ternyata pembelajaran secara kelompok atau
kooperatif memiliki beberapa kelebihan yang dapat membantu di dalam proses
12
Saling ketergantungan positif yang diperoleh pada saat pembelajaran
memudahkan guru untuk memberikan sebuah permasalah dalam pembelajaran
tanpa khawatir siswa akan banyak tertinggal. Dengan pembelajaran kooperatif
siswa dalam satu kelompok akan saling membantu dalam memahami
permasalahan ataupeer teaching.Selain itu setiap individu akan memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan kelompoknya, apalagi jika
diimplementasikan dengan pembelajaran tipe STAD, karena sudah menjadi
sebuah sifat manusiawi dimana seseorang pasti ingin menjadi yang terbaik, secara
individu atau kelompok. Namun perlu diingat bahwa pembentukan kelompok
pada pembelajaran kooperatif tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Lie
(2002: 40):
“Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajarancooperative learningbiasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang.”
Dengan begitu siswa yang memiliki kemampuan tinggi diharapkan mampu
menjadi tentor bagi sesama siswa dalam anggota kelompoknya. Siswa yang
memiliki kesulitan dalam memahami materi akan merasa lebih nyaman jika
mereka diberikan sebuah pengertian dari teman sebayanya. Dengan bahasa yang
mereka gunakan sehari-hari dan penjabaran seusia siswa akan sangat membantu
dalam memahami materi.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang
13
tipe STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi
kepada siswa .
Menurut Slavin (1997: 284):
“Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana siswa belajar dalam suatu kelompok kecil (4 sampai 5 orang) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di sekolah untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, yang terdiri dari lima komponen yaitu, presentasi kelas, kegiatan kelompok, evaluasi, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.”
Materi pelajaran disampaikan oleh guru pada saat presentasi kelas. Presentasi
kelas dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran langsung atau diskusi
siswa yang dibimbing oleh guru atau pengajar. Siswa harus memperhatikan
dengan baik selama presentasi kelas karena akan membantu siswa dalam kuis/tes.
Hasil kuis/tes mereka menentukan poin kelompok. Pada saat kegiatan kelompok,
siswa belajar dalam kelompok masing-masing. Siswa memahami materi dan
mengerjakan lembar kegiatan dengan diskusi dan saling membantu dalam
kelompoknya. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang yang heterogen.
Pembentukan kelompok dilakukan berdasarkan hasil dari tes awal.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD setiap kelompok harus bertanggung
jawab atas keberhasilan dari anggota kelompoknya. Selama belajar kelompok
tugas anggota kelompok adalah menguasai secara tuntas materi yang diajarkan
dan membantu anggota kelompok mereka me-nguasai secara tuntas materi
tersebut. Keberhasilan dan kegagalan anggota kelompok sangat mempengaruhi
14
Kuis atau tes diberikan disetiap akhir siklus pembelajaran. Pada saat kuis/tes
siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama lain dan harus
menger-jakan soal secara individu.
Pemberian skor individu dengan memberikan kepada siswa sasaran yang dapat
dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik
jika dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya. Setiap siswa diberi skor
awal yang diperoleh dari tes sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin
peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor tes awal
dan skor tes akhir).
Kemudian penghargaan kelompok dilakukan setelah memberikan skor
indivi-dual, dilakukan pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pemberian skor
kelompok jika rata-rata kelompok mereka melampaui kriteria yang telah
ditentukan.
Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajarancooperativetipe STAD merupakan pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama dalam kelompok yang mana kelompok tersebut
merupakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari 5
orang siswa yang bersifat heterogen (campuran) dan diharapkan siswa dapat
15
C. Penguasaan Konsep
Pemahaman atau penguasaan konsep merupakan salah satu bentuk indikator
penilaian yang bersumber pada hasil belajar siswa. Pemahaman konsep,
mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif Depdiknas (2007: 60) yang
merupakan salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar
siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa
diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Abdurrahman (1999: 37)
menyatakan:
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dari siswa.“
Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan “Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari
segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar”.Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut ilmu
yaitu suatu hasil yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti
program belajar mengajar dengan kurun waktu tertentu dan juga dengan
kurikulum yang telah ditentukan pula (Sutamin, 2007: 6). Sedangkan menurut
Hamalik (2004: 15), “Hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian
16
Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru. Bagi guru, hasil belajar dapat
digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode mengajar yang digunakan.
Dengan demikian dapat dijadikan umpan balik pembelajaran. Sehingga proses
pembelajaran semakin baik dan optimal. Hasil belajar siswa dapat diketahui
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
Menurut Sudjana dalam Sutamin (2007: 7) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar, yang dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yang meliputi faktor
fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan
badan lemah, sakit atau kurangfit dan sebagainya, sedangkan faktor mental
psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan,
dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam,
fisik, lingkungan, sarana fisik, dan nonfisik, pengajar serta strategi
pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar
17
Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa berkat pengalaman
(melakukan eksperimen), memahami konsep, latihan serta mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui
keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar,
yaitu melalui evaluasi atau uji blok dan dinyatakan dalam angka. Tinggi
rendahnya hasil belajar dapat diketahui melalui pedoman penilaian menurut
Arikunto (2001: 245), yang menyatakan bahwa:
”Bila nilai siswa 66, maka dikatagorikan baik.
Bila 55 nilai siswa < 66, maka dikatagorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.”
Dengan demikian penguasaan konsep erat kaitanya dengan nilai yang diperoleh
dari siswa pada aspek kognitif. Dimana penilaian tersebut dilakukan dengan
memberikan tes kognitif pada setiap akhirsiklus pembelajaran. Maka, akan
diperoleh nilai yang valid dan selanjutnya untuk diamati apakah ada perbedaan
antara siklus sebelumnya.
D. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah,
perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk
menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Sardiman (2002:6) menyatakan bahwa :
18
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”
Media memiliki makna yang luas, baik dilihat secara terbatas maupun secara
luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam
sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association for Education and
Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002:2) memaknai media sebagai
segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA
(National Education Association) memaknai media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta
instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Raharjo dalam Mustolih
(2007:2) menyatakan bahwa beberapa pandangan tentang media, yaitu Gagne
yang menempatkan media sebagai komponen sumber, mendefinisikan media
sebagai “komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik yang dapat
merangsangnya untuk belajar.” Briggs berpendapat bahwa media harus didukung
sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses
belajar, yang mendefinisikan media sebagai wahana fisik yang mengandung
materi instruksional.
Heinich, Molenda dan Russel dalam Wijaya (2010:1) menyatakan bahwa media
dalam aktivitas pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
dosen dan mahasiswa. Klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu: (1) Media yang tidak di proyeksikan, (2) Media yang
19
Komputer, (6) Multimedia berbasis komputer. Latuheru dalam Wahid (2009:10)
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna
dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki
manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.
Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada
kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa ke arah
yang relevan dengan proses pembelajaran berlangsung. Menurut Sadiman
(2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.
Wijaya (2010:2) mengungkapkan bahwa ada beberapa ciri-ciri umum media
20
1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagaihardware(perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat,
didengar, atau diraba dengan panca indera.
2. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software(perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
4. Media pembelajaran memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik
di dalam maupun di luar kelas.
5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
6. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau
perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Tresna dalam Ali dalam Wijaya (2010:3) juga menjelaskan menjelaskan bahwa
peranan media dalam pembelajaran mempunyai pengaruh sebagai berikut: 1)
Media dapat menyiarkan informasi yang penting; 2) Media dapat digunakan
untuk memotivasi pembelajar pada awal pembelajaran; 3) Media dapat
menambah pengayaan dalam belajar; 4) Media dapat menunjukkan
21
ditunjukkan oleh guru; 6) Media dapat membantu belajar perorangan; dan 7)
Media dapat mendekatkan hal-hal yang ada di luar ke dalam kelas. Sedangkan
Latuheru berpendapat bahwa peran media dalam pembelajaran adalah: 1)
membangkitkan motivasi belajar pembelajar; 2) mengulang apa yang telah
dipelajari pembelajar; 3) merangsang pembelajar untuk belajar penuh semangat;
4) mengaktifkan respon pembelajar; dan 5) segera diperoleh umpan balik dari
pembelajar.
E. Media Charta
Media memiliki cakupan yang luas pada jenis atau ragamnya. Mustolih (2007:3)
berpendapat bahwa ada 4 jenis atau ragam dalam media yaitu: (1) media audio,
(2) media visual, (3) media audio visual, dan (4) media serba aneka. Media
charta adalah salah satu bentuk dari media visual. Dimana media charta
merupakan gambar yang berisi tentang suatu perihal tertentu dan dilengkapi
dengan keterangan dari gambar tersebut. Media charta adalah salah satu media
yang tersaji di dalam dua dimensi. Pemilihan media charta sebagai alat batu
dalam proses pembelajaran, berdasarkan kepada kemudahan pada saat
penggunaanya dan juga hasil yang diperolehnya.
Dengan media charta, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami, mengingat
dan merangkum materi yang disampaikan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Media charta yang disajikan akan dibuat semenarik mungkin
22
dan lain sebagainya. Maka ketertarikan siswa terhadap gambar atau media charta
tersebut akan berimbas pada aktivitas belajar mereka yang meningkat.
Wiryawan (1987:7) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan dari
penggunaan media. Kelebihan dari media charta antara lain :
1. Mudah disediakan, karena media ini hanya berupa gambar yang dapat
diperbanyak (copy).
2. Tidak mahal, karena tidak seperti media ict yang membutuhkan banyak
perangkat atau model patung yang mahal.
3. Dapat menggambarkan korelasi, karena hanya dengan beberapa gambar
yang dapat dipisahkan, kita bisa menggambarkan visualisasi hubungan
atau kaitanya dengan materi yang diperlukan.
4. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam benntuk yang lebih nyata
karena dengan gambar siswa hanya perlu melihat dan mengamati tanpa
harus berimajinasi denngan pola abstrak yang terbentuk hanya karena
penjelasan dari guru dan kemungkinan besar mengalami kesalahan.
5. Dapat digunakan untuk semua tingkat pengajaran dan bidang studi.
Selain beberapa kelebihan di atas, maka ada beberapa kelemahan yang terdapat
dalam penggunaan media charta. Beberapa kelemahan tersebut antara lain:
1. Hanya bisa digunakan pada siswa yang berjumlah sedikit.
2. Dapat menimbulkan kesalah pahaman karena hanya bersifat dua dimensi;
berbeda halnya dengan model patung dan sebagainya yang berbentuk 3
23
3. Anak tidak selalu bisa mengetahui bagaimana cara membaca
(menginterpretasikan) gambar.
Dari definisi di atas, tampat terlihat bagaimana kefektivitasan dari penggunaan
media charta. Kelebihan dari media tersebut sangat cocok jika diaplikasikan ke
dalam proses pembelajaran biologi kelas VII pada pokok materi ekosistem.
Sedangkan untuk kelemahan pada penggunaan media charta dapat diatasi dengan
cara pembelajaran kooperatif.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kerangka teoritis, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan bantuan media
charta dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep biologi oleh siswa
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU Sisdiknas No. 20 tentang pendidikan menerangkan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai upaya dilakukan agar tujuan
tersebut dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal. Namun ternyata ada
banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut, diantara faktornya adalah
metode yang di pakai oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Karena pada dasarnya pendidikan adalah proses belajar dan mengajar, maka pada
keberlangsungan proses tersebut akan terjadi beberapa interaksi. Khususnya
antara siswa dengan guru merupakan isyaratkan akan adanya aktivitas setiap
pihak. Aktivitas kedua pihak terjalin dalam bentuk kegiatan belajar mengajar
mengakibatkan adanya komunikasi tidak hanya berjalan satu arah, namun dalam
kegiatan belajar mengajar siswa dituntut berperan aktif demi lancarnya kegiatan
2
Hasil observasi awal pada siswa kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo,
didapatkan bahwa aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi masih
rendah. Hal ini dapat terlihat ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa
yang melakukan kegiatan tidak relevan terhadap proses pembelajaran. Umumnya
siswa tidak membaca buku atau modul yang telah dipinjamkan oleh pihak
sekolah, maka hanya ada sedikit siswa yang mampu menjawab atau menanggapi
pertanyaan yang diajukan. Dari 30 orang siswa, hanya sekitar 6 orang yang
termasuk ke dalam kategori aktif dalam pembelajaran atau hanya sekitar 20%.
Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hamalik(2004: 15), “Hasil belajar adalah
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan
abilitas”.Dari definisi tersebut, terlihat jelas bahwa hasil belajar juga dipengaruhi
dari pola perbuatan atau lebih kepada aktivitas siswa di dalam melakukan sebuah
pembelajaran.Ketidak-tertarikan siswa terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung dilatar belakangi oleh metode yang digunakan oleh guru yaitu metode
ceramah. Siswa cenderung pasif karena hanya mendengarkan paparan materi yang
disampaikan oleh guru, padahal pembelajaran yang berbasis pada siswa(student
centered)merupakan pembelajaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan
pembelajaran yang berbasis pada guru(teacher center)akibatnya pengkomunikasian
yang hanya terjadi satu arah sangat membatasi siswa dalam mengeksplorasi kemampuan
analisanya, sehingga akan menjadi sesuatu yang sangat kurang menarik. Akibat dari
minat siswa terhadap pembelajaran sangat rendah, dan berimbas buruk kepada hasil
3
orang siswa yang mampu melewati kriteria tersebut. Hal ini menjadi salah satu indikator
dari kurang maksimalnya proses pemahaman konsep dari para siswa terhadap pelajaran
biologi. Dari kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan usaha yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa.Sardiman (1994:98) bahwa “Aktivitas belajar merupakan prinsip
atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Untuk itu aktivitas
dalam pembelajaran turut andil besar dalam hal mempengaruhi hasi belajar dari pada
siswa. Dalam hal membangun aktivitas belajar yang ideal maka salah satu pilihan yang
dipakai dalam penelitian kali ini adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media charta.
Dikutip dari Slavin (1997:284) bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD, siswa akan diberikan sebuah pembelajan yang dilakukan dengan
anggota kelompok kecil yang heterogen. Diharapkan kinerja siswa baik individu
atau kelompok pada pembelajaran STAD akan dievaluasi pada akhir
pembelajaran. Dengan begitu, ketika pembelajaran selesai didapatkan kelompok
atau individu siswa yang melakukan pembelajaran dengan baik. Indikator yang
diambil untuk kelompok atau siswa terbaik diambil dari hasil belajar dan
pengamatan aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Kelompok atau
siswa terbaik akan diberikan sebuah penghargaan atauachievementagar motivasi
belajar mereka bertambah.
Selanjutnya, penggunaan metode yang dikombinasikan dengan media charta
diharapkan mampu menarik perhatian siswa dalam pembelajaran biologi, karena
4
gambar dua dimensi yang akan memudahkan siswa dalam mempelajari hal nyata
dalam kehidupan sehari-hari pada pelajaran biologi. Media charta sendiri adalah
media visual dua dimensi yang disertai dengan keterangan lengkap. Heinich,
Molenda dan Russel (Wijaya, 2010:24) menyatakan bahwa media dalam
aktivitas pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa
informasi dan pengetahuan dalam interaksi, dimana gambar adalah salah satu
bentuk penyampaian informasi yang efektif dalam mempelajari materi ekosistem.
Dengan begitu, maka dengan adanya gambar siswa akan diajak untuk melakukan
pembelajaran tanpa harus berimajinasi dengan materi yang disampaikan karena
sudah terdapat gambar.
Dari paparan di atas maka media pembelajaran yang berbasis visual (imageatau
perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar kali
ini. Dengan penggunaan media visual diharapkan dapat memperlancar
pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) siswa dan
memperkuat ingatan. Selain itu, media visual diharapkan pula dapat
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata.
Selanjutnya, agar pembelajaran menjadi lebih efektif, maka penggunaan media
visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus
berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses
informasi. Dengan begitu, pembelajaran akan terkait langsung kepada
5
yang kemudian akan menjamin terjadinya suatu penanaman konsep yang
semakin matang. Selain itu digunakan pembelajaran kooperatif dalam
pelaksanaan pembelajaranya untuk menutupi beberapa kekurangan yang ada
pada penggunaan media charta.
Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, diharapkan
siswa akan berinteraksi tidak hanya dengan guru, tetapi juga mereka
mendiskusikan pokok permasalahan dengan sesama siswa. Akhirnya, tidak hanya
aktivitas siswa yang meningkat, namun juga disertai dengan peningkkatan hasil
belajar siswa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas kali ini adalah:
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII.6?
2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta
dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi oleh siswa kelas VII.6?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa biologi dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dengan bantuan media
6
2. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep biologi dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif model STAD dengan bantuan media charta pada
siswa kelas VII.6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kali ini antara lain:
1. Bagi guru: menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah atau inovasi
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman kosep
biologi siswa.
2. Bagi siswa: meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep terhadap
pelajaran biologi sehingga akan berdampak pada keseluruhan hasil belajar
siswa dan kemampuan berkomunikasi antar sesama siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Aktivitas belajar siswa adalah segala suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi aspek perilaku
relevan terhadap kegiatan pembelajaran. Aktivitas yang diamati berupa
kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Penguasaan konsep adalah satu bentuk indikator penilaian yang bersumber
pada hasil belajar siswa dan mencakup semua sub ranah dalam ranah
7
3. Media charta adalah salah satu bentuk media visual atau berupa gambar dua
dimensi yang tersaji lengkap dengan grafik atau keterangan yang memuat
gambar tersebut.
4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang dibentuk
dengan membuat kelompok-kelompok pada siswa dengan tujuan untuk
mengembangkan kemampuan kerjasama dan komunikasi mereka dengan
memberikanachievementatau penghargaan terhadap kelompok atau
individu terbaik selama proses pembelajaran.
5. Materi pokok pada penelitian kali ini adalah ekosistem
6. Subjek penelitian merupakan siswa kelas VII.6 semester genap SMP Negeri
1 Gading Rejo.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran yang berlangsung menggunakan media charta sebagai alat bantu
untuk memudahkan siswa dalam memahami pokok materi bahasan tentang
ekosistem. Media charta adalah salah satu bentuk media visual yang bersifat dua
dimensi. Media charta memuat gambar dan penjelasan yang terkait dengan
gambar yang disajikan. Dengan menggunakan bantuan media charta, siswa akan
diajarkan ke dalam sebuah pembelajaran yang konkrit. Sehingga pembelajaran
yang berlangsung akan lebih berkesan dan memiliki repetisi yang kuat.
Pembelajaran kooperatif dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan
8
Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dilatih dengan keterampilan
khusus seperti menemukan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan sifat toleran
kepada siswa lain. Siswa tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelompoknya
melainkan semua individu dalam kelompok itu. Selain itu, belajar kooperatif
akan menumbuhkan ketergantungan positif antar siswa dalam kelompoknya.
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya.
Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Peningkatan Aktivitas Kelompok siswa
1 2 3 4 5 6 7 8
Menyajikan Informasi awal
Presentasi hasil kegiatan berkelompok
Penghargaan
Peningkatan Motivasi Belajar Peningkatan Penguasaan
Konsep Pemberian Tes
Penguatan/Pembenahan Konsep Penyajian Media Charta