• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD)MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI (PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD)MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI (PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI

(PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012) Oleh

Bambang Sriyanto

Berdasarkan hasil observasi pada saat pelajaran IPA biologi yang berlangsung di

kelas VIId SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu, diketahui bahwa aktivitas

dan penguasaan konsep siswa masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatan aktivitas (visual, mental, oral) dan penguasaan konsep siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan

media charta.

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan dan terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus

terdiri dari 2 kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan memiliki alokasi

waktu sebanyak 90 menit. Aspek yang diamati dalam penelitian kali ini adalah

penguasaan konsep dan aktivitas siswa (visual, mental, oral). Teknik pengambilan

data dilakukan dengan observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan test

(2)

dengan mencari nilai rata-rata dari setiap aspek yang diteliti dari kelas

eksperimen.

Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa per

siklus mengalami peningkatan dari siklus pertama sebesar 62 %, naik di siklus

kedua sebesar 69 %, dan pada siklus ketiga sebesar 78 %. Untuk penguasaan

konsep siswa, siklus pertama sebesar 68 %, pada siklus kedua naik menjadi 72 %

dan siklus ketiga menjadi 79 %. Sedangkan pengelolaan pembelajaran, pada

siklus pertama mendapatkan rata-rata sebesar 55 %, naik pada siklus kedua

menjadi 69 % dan pada siklus ketiga menjadi 84,4 %. Setelah melalui proses

pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan

konsep Biologi pada siswa kelas VII SMP N 1 Gading Rejo.

(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISION (STAD)MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI

(PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012) (Skripsi)

Oleh

BAMBANG SRIYANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pemikiran ... 8

2. Siklus penelitian tindakan dalam Hopkins ... 25

3. Grafik peningkatan aktivitas siswa ... 57

4. Grafik peningkatan ketuntasan penguasaan konsep ... 60

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Aktivitas Belajar ... 8

B. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 11

C. Penguasaan Konsep ... 15

D. Media Pembelajaran ... 17

E. Media Charta ... 21

F. Hipotesis Tindakan ... 23

III. METODE PENELITIAN ... 24

A. Subyek Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian ... 24

C. Faktor Yang Diteliti ... 25

(6)

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

G. Indikator Kinerja ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil ... 36

1. Siklus I ... 36

a. Perencanaan ... 36

b. Pelaksanaan... 37

c. Evaluasi ... 38

d. Refleksi Siklus I ... 42

e. Rekomendasi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus II ... 43

2. Siklus II ... 44

a. Perencanaan ... 44

b. Pelaksanaan ... 44

c. Evaluasi ... 46

d. Refleksi Siklus II ... 50

e. Rekomendasi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus III ... 50

3. Siklus III ... 51

a. Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan ... 52

c. Evaluasi ... 53

d. Refleksi Siklus III ... 56

B. Pembahasan ... 57

1. Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa ... 60

2. Deskripsi Penguasaan Konsep Siswa ... 62

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN 1. Silabus ... 72

2. RPP siklus 1 pertemuan ke-1 ... 76

(7)

4. RPP siklus 1 pertemuan ke-2 ... 80

5. LKS siklus 1 pertemuan ke-2 ... 83

6. Tes Formatif siklus 1 ... 85

7. RPP siklus 2 pertemuan ke-1 ... 87

8. LKS siklus 2 pertemuan ke-1... 90

9. RPP siklus 2 pertemuan ke-2 ... 92

10. LKS siklus 2 pertemuan ke-2 ... 95

11. Tes Formatif siklus 2 ... 96

12. RPP siklus 3 pertemuan ke-1 ... 98

13. LKS siklus 3 pertemuan ke-1... 101

14. RPP siklus 3 pertemuan ke-2 ... 103

15. LKS siklus 3 pertemuan ke-2 ... 106

16. Tes Formatif siklus 3 ... 108

17. Daftar nilai sebelum siklus ... 110

18. Peringkat siswa sebelum siklus ... 112

19. Pembagian kelompok ... 114

20. Kisi-kisi angket afektif ... 116

21. Format lembar analisis penguasaan konsep siswa ... 122

22. Lembar analisis data aktivitas siswa ... 124

23. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 126

24. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 129

25. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 132

26. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 1 ... 135

27. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 2 ... 137

28. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 3 ... 139

29. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 1 ... 143

30. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 2 ... 144

31. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 3 ... 145

32. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 146

33. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 147

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintak pembelajaran STAD dengan media charta ... 28

2. Data pengamatan aktivitas siswa ... 30

3. Data aktivitas siswa ... 32

4. Klasifikasi penilaian aktivitas ... 32

5. Data penguasaan konsep siswa ... 33

6. Klasifikasi penilaian penguasaan konsep berdasarkan KKM ... 34

7. Hasil observasi pengelolaan pembelajaran ... 34

8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I... 39

9. Hasil Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Siklus I ... 40

10. Persentase Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran siklus 1 ... 41

11. Persentase Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 46

12. Hasil Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Siklus I ... 47

13. Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 49

14. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus III ... 53

15. Persentase Penguasaan Konsep Siswa Siklus III ... 54

16. Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 55

(9)

MOTTO

Dimana ada sebuah kesulitan, pasti ada jalan

(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………

Sekretaris :Rini Rita Marpaung, M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(11)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Bambang Sriyanto

NPM : 1013112001

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA

Program Studi : Pendidikan Biologi

Alamat : Bulu Karto rt 07/rw 07, kecamatan Gading Rejo,

kabupaten Pringsewu.

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 26 Oktober 2012 Yang Menyatakan,

(12)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan

lembaran-lembaran penuh suka duka ini kepada:

Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan semua yang mereka punya untuk membesarkan, mendidik, mendo’akan, memotivasi agar penulis bisa

mewujudkan cita-citanya. Amin.

Istri dan anak-anaku tetrcinta, serta ibu dan bapak mertua. yang telah memberikan dukungan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Buluk Karto, kabupaten Pringsewu pada tanggal 14 April

1961, sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara dari pasangan bapak

Sudarto dan ibu Yati.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Buluk Karto,

dan tamat pada tahun 1975. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP

N 1 Pringsewu dan tamat pada 1979. Setelah itu, penulis melanjutkan

pendidikanya di SMA Yogyakarta dan tamat pada tahun 1982. Penulis diterima

dan terdaftar sebagai mahasiswa diploma I di Universitas Lampung dan tamat

pada tahun 1984. Terakhir penulis menempuh pendidikan diploma III di

Universitas Terbuka

Pada tahun 1986 penulis diangkat sebagai pegawai negeri sipil dan bertugas guru

IPA di SMP Negeri 1 Gading Rejo . Pada tahun 2010, penulis mengikuti program

penyetaraan S 1 dalam jabatan program studi pendidikan biologi FKIP Universitas

(14)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan

rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA

CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI”sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas

Lampung.

3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan

selama penyusunan skripsi ini.

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Si, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesedian

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan

(15)

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan motivasi dan

bimbinganya selama penyusunan skripsi ini.

7. Para dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Biologi dan Jurusan

Pendidikan MIPA.

8. Umi Kursiyati S. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu

atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Puspito, S.Pd., selaku guru mitra SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu atas

bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

10. Para guru serta Staf SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu.

11. Istri saya tercinta yang senantiasa menemani dan membantu dalam suka

maupun duka.

12. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Lampung.

13. Kepada semua pihak yang telah memberikan segala bentuk bantuan dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 26 Oktober 2012

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999.Pendidikan Bagi Anak kesulitan Belajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, S. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Z. 2007.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama Widya. Bandung.

As’ari. 2005.Model Pembelajaran Kooperatif.Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Diyanto. 2006.”Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe Tgt (Teams Games Tournaments) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII6 MTS Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat.”Skripsi. Jurusan Matematika. Universitas Negeri Semarang. http://digilib.unnes.ac.id. Diunduh pada tanggal 26 september 2010.

Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hopkins, D. 1993. A Teachers Guide to Classroom Research. Open University Press. Philadelphia.

Ibrahim, M. 2000.Model Pembelajaran Kooperatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning. PT. Grasindo. Jakarta.

Mustolih. 2007. http://mustolihbrs.wordpress.com/2007/12/04/multi-media-dalam-pembelajaran/. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2011

Rohani, A.2004.Pengelolaan Pengajaran.Rineka Cipta. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2002.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slavin, R. E. 1997.Cooperative Learning, Research and Practice. 3rd Edition. Allyn & Bacon. Boston USA.

(17)

melalui Implementasi Metode Pembelajaran dengan Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar”.Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNNES. http://digilib unnes.ac.id. Diunduh pada tanggal 26 September 2010.

Wahid, D.H. 2011.Pengertian Media Pembelajaran.

http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html. diunduh pada tanggal 1 April 2011

(18)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Pada

saat proses pembelajran berlangsung, tentu banyak sekali aktivitas yang terjadi di

dalamnya. Aktivitas belajar sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Rohani (2004: 6)

mengungkapkan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam

aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Dari definisi tersebut, dapat

diketahui bahwa ada katerkaitan erat antara aktivitas dengan pembelajaran. Baik

berupa aktivitas fisik seperti melakukan demonstrasi atau percobaan atau

membuat konstruksi model dan aktivitas psikis seperti mengamati, meneliti,

memecahkan masalah, merupakan hal-hal yang sangat dasar ketika siswa dalam

proses belajar. Menurut Sardiman (1994:98) bahwa :

“Belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan

belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri atau dengan kata lain siswa

berpusat pada proses pembelajaranstudent centereddimana siswa tidak hanya

(19)

9

proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan yanng menyenangkan dalam

proses belajar itu sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri

melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan

tenaga pengajar. Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar supaya

prestasi belajar siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan

prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemanto (1983:85)

“Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang

dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajar itu baik jika anak tidak melakukan belajar karena tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran”

Berdasarkan definisi diatas terlihat bahwa aktivitas belajar memiliki peranan

penting dalam sebuah kegiatan pembelajaran agar siswa dapat memiliki hasil

belajar atau output yang tinggi. Karena mustahil bagi seseorang yang tidak pernah

melakuan aktivitas akan suatu perihal dan kemuudian menjadi bisa melakukan hal

tersebut. Oleh karena itu, guru merupakan faktor penting dalam mendampingi

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Untuk dapat mencapainya,

guru harus merancang aktivitas yang tepat bagi siswa agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. S alah satunya dengan memberikan pengalaman langsung

berinteraksi dengan lingkungan sekitar siswa sebagai salah satu sumber belajar.

Dienrich yang dikutip oleh Hamalik (2001:172) menggolongkan aktivitas yang

melibatkan fisik dan mental sebagai berikut:

a. Kegiatan visual, yang didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

(20)

10

c. Kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik dan pidato.

d. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

e. Kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik peta dan diagram.

f. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun dan berternak.

g. Kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan cara mengambil keputusan. h. Kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

indikator kinerja yang harus diamati oleh seorang guru dalam melakukan sebuah

pembelajaran dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan sebuah aktivitas sisa.

Aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran sangat diperlukan atau

perlu ditunjukkan oleh siswa sebagai implementasi dari proses pembelajaran.

Piaget dalam Rohani (2004: 7), berpendapat bahwa

”seorang anak berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru timbul setelah individu berpikir pada taraf perbuatan.”

Dengan begitu, siswa mengalami proses berfikir ketika mereka melakukan

sebuah aktivitas. Maka aktivitas yang relevan dengan pembelajaran akan

menuntun mereka ke dalam sebuah pemikiran tentang pembelajaran yang sedang

berlangsung atau yang mereka lalukan. Pada kegiatan tersebut siswa akan

berpikir untuk menyelesaikan masalah yang timbul dalam rangka respon dari

stimulus yang diberikan. Hal ini akan dapat terjadi jika guru memberikan

(21)

11

mempertimbangkan segala aspek sebelum pada akhirnya menentukan aktivitas

belajar yang akan diberikan kepada siswa. Guru diharapkan mampu menyiapkan

kegiatan belajar yang dapat membangkitkan aktivitas peserta didik, baik jasmani

maupun rohani.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD(Student Teams Achievement Division) Pembelajaran kooperatif adalah pemeblajaran yang memberikan kesempatan

kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas yang

terstruktur. Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar di dalam kelompok

kecil, saling membantu dalam memahami materi pembelajaran, dan

menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang

didalamnya terdapat elemen-elemen terkait. Adapun elemen dalam pembelajaran

kooperatif menurut Lie (2002: 30) adalah:

a) saling ketergantungan positif,

b) tanggung jawab individual,

c) tatap muka,

d) komunikasi antar anggota dan

e) Evaluasi proses kelompok.

Berdasarkan pengertian tersebut, ternyata pembelajaran secara kelompok atau

kooperatif memiliki beberapa kelebihan yang dapat membantu di dalam proses

(22)

12

Saling ketergantungan positif yang diperoleh pada saat pembelajaran

memudahkan guru untuk memberikan sebuah permasalah dalam pembelajaran

tanpa khawatir siswa akan banyak tertinggal. Dengan pembelajaran kooperatif

siswa dalam satu kelompok akan saling membantu dalam memahami

permasalahan ataupeer teaching.Selain itu setiap individu akan memiliki

tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan kelompoknya, apalagi jika

diimplementasikan dengan pembelajaran tipe STAD, karena sudah menjadi

sebuah sifat manusiawi dimana seseorang pasti ingin menjadi yang terbaik, secara

individu atau kelompok. Namun perlu diingat bahwa pembentukan kelompok

pada pembelajaran kooperatif tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Lie

(2002: 40):

“Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajarancooperative learningbiasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang.”

Dengan begitu siswa yang memiliki kemampuan tinggi diharapkan mampu

menjadi tentor bagi sesama siswa dalam anggota kelompoknya. Siswa yang

memiliki kesulitan dalam memahami materi akan merasa lebih nyaman jika

mereka diberikan sebuah pengertian dari teman sebayanya. Dengan bahasa yang

mereka gunakan sehari-hari dan penjabaran seusia siswa akan sangat membantu

dalam memahami materi.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang

(23)

13

tipe STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi

kepada siswa .

Menurut Slavin (1997: 284):

“Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana siswa belajar dalam suatu kelompok kecil (4 sampai 5 orang) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di sekolah untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, yang terdiri dari lima komponen yaitu, presentasi kelas, kegiatan kelompok, evaluasi, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.”

Materi pelajaran disampaikan oleh guru pada saat presentasi kelas. Presentasi

kelas dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran langsung atau diskusi

siswa yang dibimbing oleh guru atau pengajar. Siswa harus memperhatikan

dengan baik selama presentasi kelas karena akan membantu siswa dalam kuis/tes.

Hasil kuis/tes mereka menentukan poin kelompok. Pada saat kegiatan kelompok,

siswa belajar dalam kelompok masing-masing. Siswa memahami materi dan

mengerjakan lembar kegiatan dengan diskusi dan saling membantu dalam

kelompoknya. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang yang heterogen.

Pembentukan kelompok dilakukan berdasarkan hasil dari tes awal.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD setiap kelompok harus bertanggung

jawab atas keberhasilan dari anggota kelompoknya. Selama belajar kelompok

tugas anggota kelompok adalah menguasai secara tuntas materi yang diajarkan

dan membantu anggota kelompok mereka me-nguasai secara tuntas materi

tersebut. Keberhasilan dan kegagalan anggota kelompok sangat mempengaruhi

(24)

14

Kuis atau tes diberikan disetiap akhir siklus pembelajaran. Pada saat kuis/tes

siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama lain dan harus

menger-jakan soal secara individu.

Pemberian skor individu dengan memberikan kepada siswa sasaran yang dapat

dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik

jika dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya. Setiap siswa diberi skor

awal yang diperoleh dari tes sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin

peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor tes awal

dan skor tes akhir).

Kemudian penghargaan kelompok dilakukan setelah memberikan skor

indivi-dual, dilakukan pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pemberian skor

kelompok jika rata-rata kelompok mereka melampaui kriteria yang telah

ditentukan.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajarancooperativetipe STAD merupakan pembelajaran yang

mengutamakan kerja sama dalam kelompok yang mana kelompok tersebut

merupakan kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari 5

orang siswa yang bersifat heterogen (campuran) dan diharapkan siswa dapat

(25)

15

C. Penguasaan Konsep

Pemahaman atau penguasaan konsep merupakan salah satu bentuk indikator

penilaian yang bersumber pada hasil belajar siswa. Pemahaman konsep,

mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif Depdiknas (2007: 60) yang

merupakan salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar

siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa

diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Abdurrahman (1999: 37)

menyatakan:

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dari siswa.“

Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan “Hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari

segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses

belajar”.Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut ilmu

yaitu suatu hasil yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti

program belajar mengajar dengan kurun waktu tertentu dan juga dengan

kurikulum yang telah ditentukan pula (Sutamin, 2007: 6). Sedangkan menurut

Hamalik (2004: 15), “Hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian

(26)

16

Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka

menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru. Bagi guru, hasil belajar dapat

digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode mengajar yang digunakan.

Dengan demikian dapat dijadikan umpan balik pembelajaran. Sehingga proses

pembelajaran semakin baik dan optimal. Hasil belajar siswa dapat diketahui

setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang

tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana dalam Sutamin (2007: 7) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar, yang dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai

berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yang meliputi faktor

fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan

badan lemah, sakit atau kurangfit dan sebagainya, sedangkan faktor mental

psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan,

dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam,

fisik, lingkungan, sarana fisik, dan nonfisik, pengajar serta strategi

pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar

(27)

17

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa berkat pengalaman

(melakukan eksperimen), memahami konsep, latihan serta mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui

keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar,

yaitu melalui evaluasi atau uji blok dan dinyatakan dalam angka. Tinggi

rendahnya hasil belajar dapat diketahui melalui pedoman penilaian menurut

Arikunto (2001: 245), yang menyatakan bahwa:

”Bila nilai siswa 66, maka dikatagorikan baik.

Bila 55 nilai siswa < 66, maka dikatagorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.”

Dengan demikian penguasaan konsep erat kaitanya dengan nilai yang diperoleh

dari siswa pada aspek kognitif. Dimana penilaian tersebut dilakukan dengan

memberikan tes kognitif pada setiap akhirsiklus pembelajaran. Maka, akan

diperoleh nilai yang valid dan selanjutnya untuk diamati apakah ada perbedaan

antara siklus sebelumnya.

D. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah,

perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk

menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Sardiman (2002:6) menyatakan bahwa :

(28)

18

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”

Media memiliki makna yang luas, baik dilihat secara terbatas maupun secara

luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam

sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association for Education and

Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002:2) memaknai media sebagai

segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA

(National Education Association) memaknai media sebagai segala benda yang

dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta

instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Raharjo dalam Mustolih

(2007:2) menyatakan bahwa beberapa pandangan tentang media, yaitu Gagne

yang menempatkan media sebagai komponen sumber, mendefinisikan media

sebagai “komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik yang dapat

merangsangnya untuk belajar.” Briggs berpendapat bahwa media harus didukung

sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses

belajar, yang mendefinisikan media sebagai wahana fisik yang mengandung

materi instruksional.

Heinich, Molenda dan Russel dalam Wijaya (2010:1) menyatakan bahwa media

dalam aktivitas pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat

membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara

dosen dan mahasiswa. Klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yaitu: (1) Media yang tidak di proyeksikan, (2) Media yang

(29)

19

Komputer, (6) Multimedia berbasis komputer. Latuheru dalam Wahid (2009:10)

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna

dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki

manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran.

Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada

kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa ke arah

yang relevan dengan proses pembelajaran berlangsung. Menurut Sadiman

(2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

Wijaya (2010:2) mengungkapkan bahwa ada beberapa ciri-ciri umum media

(30)

20

1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagaihardware(perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat,

didengar, atau diraba dengan panca indera.

2. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software(perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

4. Media pembelajaran memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik

di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru

dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi),

kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau

perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).

7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

Tresna dalam Ali dalam Wijaya (2010:3) juga menjelaskan menjelaskan bahwa

peranan media dalam pembelajaran mempunyai pengaruh sebagai berikut: 1)

Media dapat menyiarkan informasi yang penting; 2) Media dapat digunakan

untuk memotivasi pembelajar pada awal pembelajaran; 3) Media dapat

menambah pengayaan dalam belajar; 4) Media dapat menunjukkan

(31)

21

ditunjukkan oleh guru; 6) Media dapat membantu belajar perorangan; dan 7)

Media dapat mendekatkan hal-hal yang ada di luar ke dalam kelas. Sedangkan

Latuheru berpendapat bahwa peran media dalam pembelajaran adalah: 1)

membangkitkan motivasi belajar pembelajar; 2) mengulang apa yang telah

dipelajari pembelajar; 3) merangsang pembelajar untuk belajar penuh semangat;

4) mengaktifkan respon pembelajar; dan 5) segera diperoleh umpan balik dari

pembelajar.

E. Media Charta

Media memiliki cakupan yang luas pada jenis atau ragamnya. Mustolih (2007:3)

berpendapat bahwa ada 4 jenis atau ragam dalam media yaitu: (1) media audio,

(2) media visual, (3) media audio visual, dan (4) media serba aneka. Media

charta adalah salah satu bentuk dari media visual. Dimana media charta

merupakan gambar yang berisi tentang suatu perihal tertentu dan dilengkapi

dengan keterangan dari gambar tersebut. Media charta adalah salah satu media

yang tersaji di dalam dua dimensi. Pemilihan media charta sebagai alat batu

dalam proses pembelajaran, berdasarkan kepada kemudahan pada saat

penggunaanya dan juga hasil yang diperolehnya.

Dengan media charta, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami, mengingat

dan merangkum materi yang disampaikan pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Media charta yang disajikan akan dibuat semenarik mungkin

(32)

22

dan lain sebagainya. Maka ketertarikan siswa terhadap gambar atau media charta

tersebut akan berimbas pada aktivitas belajar mereka yang meningkat.

Wiryawan (1987:7) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan dari

penggunaan media. Kelebihan dari media charta antara lain :

1. Mudah disediakan, karena media ini hanya berupa gambar yang dapat

diperbanyak (copy).

2. Tidak mahal, karena tidak seperti media ict yang membutuhkan banyak

perangkat atau model patung yang mahal.

3. Dapat menggambarkan korelasi, karena hanya dengan beberapa gambar

yang dapat dipisahkan, kita bisa menggambarkan visualisasi hubungan

atau kaitanya dengan materi yang diperlukan.

4. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam benntuk yang lebih nyata

karena dengan gambar siswa hanya perlu melihat dan mengamati tanpa

harus berimajinasi denngan pola abstrak yang terbentuk hanya karena

penjelasan dari guru dan kemungkinan besar mengalami kesalahan.

5. Dapat digunakan untuk semua tingkat pengajaran dan bidang studi.

Selain beberapa kelebihan di atas, maka ada beberapa kelemahan yang terdapat

dalam penggunaan media charta. Beberapa kelemahan tersebut antara lain:

1. Hanya bisa digunakan pada siswa yang berjumlah sedikit.

2. Dapat menimbulkan kesalah pahaman karena hanya bersifat dua dimensi;

berbeda halnya dengan model patung dan sebagainya yang berbentuk 3

(33)

23

3. Anak tidak selalu bisa mengetahui bagaimana cara membaca

(menginterpretasikan) gambar.

Dari definisi di atas, tampat terlihat bagaimana kefektivitasan dari penggunaan

media charta. Kelebihan dari media tersebut sangat cocok jika diaplikasikan ke

dalam proses pembelajaran biologi kelas VII pada pokok materi ekosistem.

Sedangkan untuk kelemahan pada penggunaan media charta dapat diatasi dengan

cara pembelajaran kooperatif.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada kerangka teoritis, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan bantuan media

charta dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep biologi oleh siswa

(34)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Sisdiknas No. 20 tentang pendidikan menerangkan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai upaya dilakukan agar tujuan

tersebut dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal. Namun ternyata ada

banyak faktor yang mempengaruhi proses tersebut, diantara faktornya adalah

metode yang di pakai oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Karena pada dasarnya pendidikan adalah proses belajar dan mengajar, maka pada

keberlangsungan proses tersebut akan terjadi beberapa interaksi. Khususnya

antara siswa dengan guru merupakan isyaratkan akan adanya aktivitas setiap

pihak. Aktivitas kedua pihak terjalin dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

mengakibatkan adanya komunikasi tidak hanya berjalan satu arah, namun dalam

kegiatan belajar mengajar siswa dituntut berperan aktif demi lancarnya kegiatan

(35)

2

Hasil observasi awal pada siswa kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo,

didapatkan bahwa aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi masih

rendah. Hal ini dapat terlihat ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa

yang melakukan kegiatan tidak relevan terhadap proses pembelajaran. Umumnya

siswa tidak membaca buku atau modul yang telah dipinjamkan oleh pihak

sekolah, maka hanya ada sedikit siswa yang mampu menjawab atau menanggapi

pertanyaan yang diajukan. Dari 30 orang siswa, hanya sekitar 6 orang yang

termasuk ke dalam kategori aktif dalam pembelajaran atau hanya sekitar 20%.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hamalik(2004: 15), “Hasil belajar adalah

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan

abilitas”.Dari definisi tersebut, terlihat jelas bahwa hasil belajar juga dipengaruhi

dari pola perbuatan atau lebih kepada aktivitas siswa di dalam melakukan sebuah

pembelajaran.Ketidak-tertarikan siswa terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung dilatar belakangi oleh metode yang digunakan oleh guru yaitu metode

ceramah. Siswa cenderung pasif karena hanya mendengarkan paparan materi yang

disampaikan oleh guru, padahal pembelajaran yang berbasis pada siswa(student

centered)merupakan pembelajaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan

pembelajaran yang berbasis pada guru(teacher center)akibatnya pengkomunikasian

yang hanya terjadi satu arah sangat membatasi siswa dalam mengeksplorasi kemampuan

analisanya, sehingga akan menjadi sesuatu yang sangat kurang menarik. Akibat dari

minat siswa terhadap pembelajaran sangat rendah, dan berimbas buruk kepada hasil

(36)

3

orang siswa yang mampu melewati kriteria tersebut. Hal ini menjadi salah satu indikator

dari kurang maksimalnya proses pemahaman konsep dari para siswa terhadap pelajaran

biologi. Dari kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan usaha yang dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa.Sardiman (1994:98) bahwa “Aktivitas belajar merupakan prinsip

atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Untuk itu aktivitas

dalam pembelajaran turut andil besar dalam hal mempengaruhi hasi belajar dari pada

siswa. Dalam hal membangun aktivitas belajar yang ideal maka salah satu pilihan yang

dipakai dalam penelitian kali ini adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media charta.

Dikutip dari Slavin (1997:284) bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD, siswa akan diberikan sebuah pembelajan yang dilakukan dengan

anggota kelompok kecil yang heterogen. Diharapkan kinerja siswa baik individu

atau kelompok pada pembelajaran STAD akan dievaluasi pada akhir

pembelajaran. Dengan begitu, ketika pembelajaran selesai didapatkan kelompok

atau individu siswa yang melakukan pembelajaran dengan baik. Indikator yang

diambil untuk kelompok atau siswa terbaik diambil dari hasil belajar dan

pengamatan aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Kelompok atau

siswa terbaik akan diberikan sebuah penghargaan atauachievementagar motivasi

belajar mereka bertambah.

Selanjutnya, penggunaan metode yang dikombinasikan dengan media charta

diharapkan mampu menarik perhatian siswa dalam pembelajaran biologi, karena

(37)

4

gambar dua dimensi yang akan memudahkan siswa dalam mempelajari hal nyata

dalam kehidupan sehari-hari pada pelajaran biologi. Media charta sendiri adalah

media visual dua dimensi yang disertai dengan keterangan lengkap. Heinich,

Molenda dan Russel (Wijaya, 2010:24) menyatakan bahwa media dalam

aktivitas pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa

informasi dan pengetahuan dalam interaksi, dimana gambar adalah salah satu

bentuk penyampaian informasi yang efektif dalam mempelajari materi ekosistem.

Dengan begitu, maka dengan adanya gambar siswa akan diajak untuk melakukan

pembelajaran tanpa harus berimajinasi dengan materi yang disampaikan karena

sudah terdapat gambar.

Dari paparan di atas maka media pembelajaran yang berbasis visual (imageatau

perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar kali

ini. Dengan penggunaan media visual diharapkan dapat memperlancar

pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) siswa dan

memperkuat ingatan. Selain itu, media visual diharapkan pula dapat

menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi

pelajaran dengan dunia nyata.

Selanjutnya, agar pembelajaran menjadi lebih efektif, maka penggunaan media

visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus

berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses

informasi. Dengan begitu, pembelajaran akan terkait langsung kepada

(38)

5

yang kemudian akan menjamin terjadinya suatu penanaman konsep yang

semakin matang. Selain itu digunakan pembelajaran kooperatif dalam

pelaksanaan pembelajaranya untuk menutupi beberapa kekurangan yang ada

pada penggunaan media charta.

Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, diharapkan

siswa akan berinteraksi tidak hanya dengan guru, tetapi juga mereka

mendiskusikan pokok permasalahan dengan sesama siswa. Akhirnya, tidak hanya

aktivitas siswa yang meningkat, namun juga disertai dengan peningkkatan hasil

belajar siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas kali ini adalah:

1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII.6?

2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta

dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi oleh siswa kelas VII.6?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa biologi dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dengan bantuan media

(39)

6

2. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep biologi dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif model STAD dengan bantuan media charta pada

siswa kelas VII.6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian kali ini antara lain:

1. Bagi guru: menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah atau inovasi

yang dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman kosep

biologi siswa.

2. Bagi siswa: meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep terhadap

pelajaran biologi sehingga akan berdampak pada keseluruhan hasil belajar

siswa dan kemampuan berkomunikasi antar sesama siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Aktivitas belajar siswa adalah segala suatu kegiatan yang dilakukan oleh

siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi aspek perilaku

relevan terhadap kegiatan pembelajaran. Aktivitas yang diamati berupa

kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Penguasaan konsep adalah satu bentuk indikator penilaian yang bersumber

pada hasil belajar siswa dan mencakup semua sub ranah dalam ranah

(40)

7

3. Media charta adalah salah satu bentuk media visual atau berupa gambar dua

dimensi yang tersaji lengkap dengan grafik atau keterangan yang memuat

gambar tersebut.

4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang dibentuk

dengan membuat kelompok-kelompok pada siswa dengan tujuan untuk

mengembangkan kemampuan kerjasama dan komunikasi mereka dengan

memberikanachievementatau penghargaan terhadap kelompok atau

individu terbaik selama proses pembelajaran.

5. Materi pokok pada penelitian kali ini adalah ekosistem

6. Subjek penelitian merupakan siswa kelas VII.6 semester genap SMP Negeri

1 Gading Rejo.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang berlangsung menggunakan media charta sebagai alat bantu

untuk memudahkan siswa dalam memahami pokok materi bahasan tentang

ekosistem. Media charta adalah salah satu bentuk media visual yang bersifat dua

dimensi. Media charta memuat gambar dan penjelasan yang terkait dengan

gambar yang disajikan. Dengan menggunakan bantuan media charta, siswa akan

diajarkan ke dalam sebuah pembelajaran yang konkrit. Sehingga pembelajaran

yang berlangsung akan lebih berkesan dan memiliki repetisi yang kuat.

Pembelajaran kooperatif dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan

(41)

8

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dilatih dengan keterampilan

khusus seperti menemukan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan sifat toleran

kepada siswa lain. Siswa tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelompoknya

melainkan semua individu dalam kelompok itu. Selain itu, belajar kooperatif

akan menumbuhkan ketergantungan positif antar siswa dalam kelompoknya.

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya.

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Peningkatan Aktivitas Kelompok siswa

1 2 3 4 5 6 7 8

Menyajikan Informasi awal

Presentasi hasil kegiatan berkelompok

Penghargaan

Peningkatan Motivasi Belajar Peningkatan Penguasaan

Konsep Pemberian Tes

Penguatan/Pembenahan Konsep Penyajian Media Charta

Gambar

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Aplikasi Perhitungan Dana…, Dian Listika, Fakultas Teknik UMP,

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Modus-modus yang dapat digunakan pada progresi akor lagu Blue Monk adalah modus mixolydian, mixolydian b13, mixolydian b9b13, lydian dominant dan super locrian pada akord

Tujuan : Untuk melakukan login terhadap aplikasi MSC transaksi layanan perbaikan agar bisa melakukan pengoperasian Aplikasi oleh pengguna sesuai dengan level. 2)