• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI (PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI (PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI

(PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012) Oleh

Bambang Sriyanto

Berdasarkan hasil observasi pada saat pelajaran IPA biologi yang berlangsung di kelas VIId SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu, diketahui bahwa aktivitas dan penguasaan konsep siswa masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan aktivitas (visual, mental, oral) dan penguasaan konsep siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta.

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

(2)

dengan mencari nilai rata-rata dari setiap aspek yang diteliti dari kelas eksperimen.

Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa per siklus mengalami peningkatan dari siklus pertama sebesar 62 %, naik di siklus kedua sebesar 69 %, dan pada siklus ketiga sebesar 78 %. Untuk penguasaan konsep siswa, siklus pertama sebesar 68 %, pada siklus kedua naik menjadi 72 % dan siklus ketiga menjadi 79 %. Sedangkan pengelolaan pembelajaran, pada siklus pertama mendapatkan rata-rata sebesar 55 %, naik pada siklus kedua menjadi 69 % dan pada siklus ketiga menjadi 84,4 %. Setelah melalui proses pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep Biologi pada siswa kelas VII SMP N 1 Gading Rejo.

(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIVEMENT DIVISION (STAD)MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI

(PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012) (Skripsi)

Oleh

BAMBANG SRIYANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan kerangka pemikiran ... 8

2. Siklus penelitian tindakan dalam Hopkins ... 25

3. Grafik peningkatan aktivitas siswa ... 57

4. Grafik peningkatan ketuntasan penguasaan konsep ... 60

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Aktivitas Belajar ... 8

B. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 11

C. Penguasaan Konsep ... 15

D. Media Pembelajaran ... 17

E. Media Charta ... 21

F. Hipotesis Tindakan ... 23

III. METODE PENELITIAN ... 24

A. Subyek Penelitian ... 24

B. Setting Penelitian ... 24

C. Faktor Yang Diteliti ... 25

(6)

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

G. Indikator Kinerja ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil ... 36

1. Siklus I ... 36

a. Perencanaan ... 36

b. Pelaksanaan... 37

c. Evaluasi ... 38

d. Refleksi Siklus I ... 42

e. Rekomendasi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus II ... 43

2. Siklus II ... 44

a. Perencanaan ... 44

b. Pelaksanaan ... 44

c. Evaluasi ... 46

d. Refleksi Siklus II ... 50

e. Rekomendasi Perbaikan Rencana Tindakan Siklus III ... 50

3. Siklus III ... 51

a. Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan ... 52

c. Evaluasi ... 53

d. Refleksi Siklus III ... 56

B. Pembahasan ... 57

1. Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa ... 60

2. Deskripsi Penguasaan Konsep Siswa ... 62

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN 1. Silabus ... 72

2. RPP siklus 1 pertemuan ke-1 ... 76

(7)

4. RPP siklus 1 pertemuan ke-2 ... 80

5. LKS siklus 1 pertemuan ke-2 ... 83

6. Tes Formatif siklus 1 ... 85

7. RPP siklus 2 pertemuan ke-1 ... 87

8. LKS siklus 2 pertemuan ke-1... 90

9. RPP siklus 2 pertemuan ke-2 ... 92

10. LKS siklus 2 pertemuan ke-2 ... 95

11. Tes Formatif siklus 2 ... 96

12. RPP siklus 3 pertemuan ke-1 ... 98

13. LKS siklus 3 pertemuan ke-1... 101

14. RPP siklus 3 pertemuan ke-2 ... 103

15. LKS siklus 3 pertemuan ke-2 ... 106

16. Tes Formatif siklus 3 ... 108

17. Daftar nilai sebelum siklus ... 110

18. Peringkat siswa sebelum siklus ... 112

19. Pembagian kelompok ... 114

20. Kisi-kisi angket afektif ... 116

21. Format lembar analisis penguasaan konsep siswa ... 122

22. Lembar analisis data aktivitas siswa ... 124

23. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 126

24. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 129

25. Data aktivitas siswa siklus 1 ... 132

26. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 1 ... 135

27. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 2 ... 137

28. Analisis penguasaan konsep siswa siklus 3 ... 139

29. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 1 ... 143

30. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 2 ... 144

31. Lembar Observasi Pembelajaran siklus 3 ... 145

32. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 146

33. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 147

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintak pembelajaran STAD dengan media charta ... 28

2. Data pengamatan aktivitas siswa ... 30

3. Data aktivitas siswa ... 32

4. Klasifikasi penilaian aktivitas ... 32

5. Data penguasaan konsep siswa ... 33

6. Klasifikasi penilaian penguasaan konsep berdasarkan KKM ... 34

7. Hasil observasi pengelolaan pembelajaran ... 34

8. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I... 39

9. Hasil Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Siklus I ... 40

10. Persentase Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran siklus 1 ... 41

11. Persentase Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II ... 46

12. Hasil Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Siklus I ... 47

13. Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 49

14. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus III ... 53

15. Persentase Penguasaan Konsep Siswa Siklus III ... 54

16. Data Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 55

(9)

MOTTO

Dimana ada sebuah kesulitan, pasti ada jalan

(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Arwin Achmad, M.Si. ………

Sekretaris :Rini Rita Marpaung, M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003

(11)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:

Nama : Bambang Sriyanto

NPM : 1013112001

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Alamat : Bulu Karto rt 07/rw 07, kecamatan Gading Rejo, kabupaten Pringsewu.

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 26 Oktober 2012 Yang Menyatakan,

(12)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan

lembaran-lembaran penuh suka duka ini kepada:

Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan semua yang mereka punya untuk membesarkan, mendidik, mendo’akan, memotivasi agar penulis bisa

mewujudkan cita-citanya. Amin.

Istri dan anak-anaku tetrcinta, serta ibu dan bapak mertua. yang telah memberikan dukungan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Buluk Karto, kabupaten Pringsewu pada tanggal 14 April 1961, sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara dari pasangan bapak Sudarto dan ibu Yati.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Buluk Karto, dan tamat pada tahun 1975. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Pringsewu dan tamat pada 1979. Setelah itu, penulis melanjutkan

pendidikanya di SMA Yogyakarta dan tamat pada tahun 1982. Penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa diploma I di Universitas Lampung dan tamat pada tahun 1984. Terakhir penulis menempuh pendidikan diploma III di Universitas Terbuka

(14)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan rahmat-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA

CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.

3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

(15)

6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan motivasi dan bimbinganya selama penyusunan skripsi ini.

7. Para dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Biologi dan Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Umi Kursiyati S. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

9. Puspito, S.Pd., selaku guru mitra SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

10. Para guru serta Staf SMP Negeri 1 Gading Rejo, Pringsewu.

11. Istri saya tercinta yang senantiasa menemani dan membantu dalam suka maupun duka.

12. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lampung.

13. Kepada semua pihak yang telah memberikan segala bentuk bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, 26 Oktober 2012

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU Sisdiknas No. 20 tentang pendidikan menerangkan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

(17)

2

Hasil observasi awal pada siswa kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo,

didapatkan bahwa aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA Biologi masih rendah. Hal ini dapat terlihat ketika pembelajaran berlangsung banyak siswa yang melakukan kegiatan tidak relevan terhadap proses pembelajaran. Umumnya siswa tidak membaca buku atau modul yang telah dipinjamkan oleh pihak

sekolah, maka hanya ada sedikit siswa yang mampu menjawab atau menanggapi pertanyaan yang diajukan. Dari 30 orang siswa, hanya sekitar 6 orang yang termasuk ke dalam kategori aktif dalam pembelajaran atau hanya sekitar 20%.

Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hamalik(2004: 15), “Hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas”.Dari definisi tersebut, terlihat jelas bahwa hasil belajar juga dipengaruhi dari pola perbuatan atau lebih kepada aktivitas siswa di dalam melakukan sebuah pembelajaran.Ketidak-tertarikan siswa terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung dilatar belakangi oleh metode yang digunakan oleh guru yaitu metode

ceramah. Siswa cenderung pasif karena hanya mendengarkan paparan materi yang

disampaikan oleh guru, padahal pembelajaran yang berbasis pada siswa(student

centered)merupakan pembelajaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan

pembelajaran yang berbasis pada guru(teacher center)akibatnya pengkomunikasian

yang hanya terjadi satu arah sangat membatasi siswa dalam mengeksplorasi kemampuan

analisanya, sehingga akan menjadi sesuatu yang sangat kurang menarik. Akibat dari

minat siswa terhadap pembelajaran sangat rendah, dan berimbas buruk kepada hasil

(18)

3

orang siswa yang mampu melewati kriteria tersebut. Hal ini menjadi salah satu indikator

dari kurang maksimalnya proses pemahaman konsep dari para siswa terhadap pelajaran

biologi. Dari kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan usaha yang dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa.Sardiman (1994:98) bahwa “Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Untuk itu aktivitas

dalam pembelajaran turut andil besar dalam hal mempengaruhi hasi belajar dari pada

siswa. Dalam hal membangun aktivitas belajar yang ideal maka salah satu pilihan yang

dipakai dalam penelitian kali ini adalah dengan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan media charta.

Dikutip dari Slavin (1997:284) bahwa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa akan diberikan sebuah pembelajan yang dilakukan dengan anggota kelompok kecil yang heterogen. Diharapkan kinerja siswa baik individu atau kelompok pada pembelajaran STAD akan dievaluasi pada akhir

pembelajaran. Dengan begitu, ketika pembelajaran selesai didapatkan kelompok atau individu siswa yang melakukan pembelajaran dengan baik. Indikator yang diambil untuk kelompok atau siswa terbaik diambil dari hasil belajar dan pengamatan aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Kelompok atau siswa terbaik akan diberikan sebuah penghargaan atauachievementagar motivasi belajar mereka bertambah.

(19)

4

gambar dua dimensi yang akan memudahkan siswa dalam mempelajari hal nyata dalam kehidupan sehari-hari pada pelajaran biologi. Media charta sendiri adalah media visual dua dimensi yang disertai dengan keterangan lengkap. Heinich, Molenda dan Russel (Wijaya, 2010:24) menyatakan bahwa media dalam

aktivitas pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi, dimana gambar adalah salah satu bentuk penyampaian informasi yang efektif dalam mempelajari materi ekosistem. Dengan begitu, maka dengan adanya gambar siswa akan diajak untuk melakukan pembelajaran tanpa harus berimajinasi dengan materi yang disampaikan karena sudah terdapat gambar.

Dari paparan di atas maka media pembelajaran yang berbasis visual (imageatau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar kali ini. Dengan penggunaan media visual diharapkan dapat memperlancar

pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) siswa dan memperkuat ingatan. Selain itu, media visual diharapkan pula dapat

menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Selanjutnya, agar pembelajaran menjadi lebih efektif, maka penggunaan media visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Dengan begitu, pembelajaran akan terkait langsung kepada

(20)

5

yang kemudian akan menjamin terjadinya suatu penanaman konsep yang semakin matang. Selain itu digunakan pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan pembelajaranya untuk menutupi beberapa kekurangan yang ada pada penggunaan media charta.

Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, diharapkan siswa akan berinteraksi tidak hanya dengan guru, tetapi juga mereka

mendiskusikan pokok permasalahan dengan sesama siswa. Akhirnya, tidak hanya aktivitas siswa yang meningkat, namun juga disertai dengan peningkkatan hasil belajar siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas kali ini adalah:

1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII.6?

2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan media charta dapat meningkatkan penguasaan konsep biologi oleh siswa kelas VII.6?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa biologi dengan

(21)

6

2. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep biologi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD dengan bantuan media charta pada siswa kelas VII.6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian kali ini antara lain:

1. Bagi guru: menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah atau inovasi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman kosep biologi siswa.

2. Bagi siswa: meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep terhadap pelajaran biologi sehingga akan berdampak pada keseluruhan hasil belajar siswa dan kemampuan berkomunikasi antar sesama siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Aktivitas belajar siswa adalah segala suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi aspek perilaku relevan terhadap kegiatan pembelajaran. Aktivitas yang diamati berupa kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(22)

7

3. Media charta adalah salah satu bentuk media visual atau berupa gambar dua dimensi yang tersaji lengkap dengan grafik atau keterangan yang memuat gambar tersebut.

4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran yang dibentuk dengan membuat kelompok-kelompok pada siswa dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan kerjasama dan komunikasi mereka dengan memberikanachievementatau penghargaan terhadap kelompok atau individu terbaik selama proses pembelajaran.

5. Materi pokok pada penelitian kali ini adalah ekosistem

6. Subjek penelitian merupakan siswa kelas VII.6 semester genap SMP Negeri 1 Gading Rejo.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang berlangsung menggunakan media charta sebagai alat bantu untuk memudahkan siswa dalam memahami pokok materi bahasan tentang ekosistem. Media charta adalah salah satu bentuk media visual yang bersifat dua dimensi. Media charta memuat gambar dan penjelasan yang terkait dengan gambar yang disajikan. Dengan menggunakan bantuan media charta, siswa akan diajarkan ke dalam sebuah pembelajaran yang konkrit. Sehingga pembelajaran yang berlangsung akan lebih berkesan dan memiliki repetisi yang kuat.

(23)

8

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dilatih dengan keterampilan khusus seperti menemukan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan sifat toleran kepada siswa lain. Siswa tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelompoknya melainkan semua individu dalam kelompok itu. Selain itu, belajar kooperatif akan menumbuhkan ketergantungan positif antar siswa dalam kelompoknya. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya.

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Peningkatan Aktivitas Kelompok siswa

1 2 3 4 5 6 7 8

Menyajikan Informasi awal

Presentasi hasil kegiatan berkelompok

Penghargaan

Peningkatan Motivasi Belajar Peningkatan Penguasaan Konsep

Pemberian Tes

Penguatan/Pembenahan Konsep Penyajian Media Charta

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Pada saat proses pembelajran berlangsung, tentu banyak sekali aktivitas yang terjadi di dalamnya. Aktivitas belajar sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Rohani (2004: 6) mengungkapkan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Dari definisi tersebut, dapat

diketahui bahwa ada katerkaitan erat antara aktivitas dengan pembelajaran. Baik berupa aktivitas fisik seperti melakukan demonstrasi atau percobaan atau

membuat konstruksi model dan aktivitas psikis seperti mengamati, meneliti, memecahkan masalah, merupakan hal-hal yang sangat dasar ketika siswa dalam proses belajar. Menurut Sardiman (1994:98) bahwa :

“Belajar adalah berbuat dan sekaligus proses yang membuat anak didik harus aktif. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”

(25)

9

proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan yanng menyenangkan dalam proses belajar itu sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan tenaga pengajar. Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar supaya prestasi belajar siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemanto (1983:85)

“Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang

dilakukan oleh anak itu sendiri, jadi tidak mungkin prestasi belajar itu baik jika anak tidak melakukan belajar karena tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran”

Berdasarkan definisi diatas terlihat bahwa aktivitas belajar memiliki peranan penting dalam sebuah kegiatan pembelajaran agar siswa dapat memiliki hasil belajar atau output yang tinggi. Karena mustahil bagi seseorang yang tidak pernah melakuan aktivitas akan suatu perihal dan kemuudian menjadi bisa melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, guru merupakan faktor penting dalam mendampingi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Untuk dapat mencapainya, guru harus merancang aktivitas yang tepat bagi siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. S alah satunya dengan memberikan pengalaman langsung berinteraksi dengan lingkungan sekitar siswa sebagai salah satu sumber belajar.

Dienrich yang dikutip oleh Hamalik (2001:172) menggolongkan aktivitas yang melibatkan fisik dan mental sebagai berikut:

a. Kegiatan visual, yang didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

(26)

10

c. Kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian percakapan, diskusi, musik dan pidato.

d. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan menyalin.

e. Kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik peta dan diagram.

f. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun dan berternak.

g. Kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan cara mengambil keputusan. h. Kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

indikator kinerja yang harus diamati oleh seorang guru dalam melakukan sebuah pembelajaran dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan sebuah aktivitas sisa. Aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran sangat diperlukan atau perlu ditunjukkan oleh siswa sebagai implementasi dari proses pembelajaran. Piaget dalam Rohani (2004: 7), berpendapat bahwa

”seorang anak berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru timbul setelah individu berpikir pada taraf perbuatan.”

Dengan begitu, siswa mengalami proses berfikir ketika mereka melakukan sebuah aktivitas. Maka aktivitas yang relevan dengan pembelajaran akan

(27)

11

mempertimbangkan segala aspek sebelum pada akhirnya menentukan aktivitas belajar yang akan diberikan kepada siswa. Guru diharapkan mampu menyiapkan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan aktivitas peserta didik, baik jasmani maupun rohani.

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD(Student Teams Achievement Division) Pembelajaran kooperatif adalah pemeblajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas yang terstruktur. Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar di dalam kelompok kecil, saling membantu dalam memahami materi pembelajaran, dan

menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang

didalamnya terdapat elemen-elemen terkait. Adapun elemen dalam pembelajaran kooperatif menurut Lie (2002: 30) adalah:

a) saling ketergantungan positif, b) tanggung jawab individual, c) tatap muka,

d) komunikasi antar anggota dan e) Evaluasi proses kelompok.

(28)

12

Saling ketergantungan positif yang diperoleh pada saat pembelajaran

memudahkan guru untuk memberikan sebuah permasalah dalam pembelajaran tanpa khawatir siswa akan banyak tertinggal. Dengan pembelajaran kooperatif siswa dalam satu kelompok akan saling membantu dalam memahami

permasalahan ataupeer teaching.Selain itu setiap individu akan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan kelompoknya, apalagi jika diimplementasikan dengan pembelajaran tipe STAD, karena sudah menjadi sebuah sifat manusiawi dimana seseorang pasti ingin menjadi yang terbaik, secara individu atau kelompok. Namun perlu diingat bahwa pembentukan kelompok pada pembelajaran kooperatif tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Lie (2002: 40):

“Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajarancooperative learningbiasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok berkemampuan akademis kurang.”

Dengan begitu siswa yang memiliki kemampuan tinggi diharapkan mampu menjadi tentor bagi sesama siswa dalam anggota kelompoknya. Siswa yang memiliki kesulitan dalam memahami materi akan merasa lebih nyaman jika mereka diberikan sebuah pengertian dari teman sebayanya. Dengan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dan penjabaran seusia siswa akan sangat membantu dalam memahami materi.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang

(29)

13

tipe STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi kepada siswa .

Menurut Slavin (1997: 284):

“Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kooperatif yang paling sederhana siswa belajar dalam suatu kelompok kecil (4 sampai 5 orang) yang heterogen untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di sekolah untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, yang terdiri dari lima komponen yaitu, presentasi kelas, kegiatan kelompok, evaluasi, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.”

Materi pelajaran disampaikan oleh guru pada saat presentasi kelas. Presentasi kelas dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran langsung atau diskusi siswa yang dibimbing oleh guru atau pengajar. Siswa harus memperhatikan dengan baik selama presentasi kelas karena akan membantu siswa dalam kuis/tes. Hasil kuis/tes mereka menentukan poin kelompok. Pada saat kegiatan kelompok, siswa belajar dalam kelompok masing-masing. Siswa memahami materi dan mengerjakan lembar kegiatan dengan diskusi dan saling membantu dalam kelompoknya. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang yang heterogen. Pembentukan kelompok dilakukan berdasarkan hasil dari tes awal.

(30)

14

Kuis atau tes diberikan disetiap akhir siklus pembelajaran. Pada saat kuis/tes siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama lain dan harus menger-jakan soal secara individu.

Pemberian skor individu dengan memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya. Setiap siswa diberi skor awal yang diperoleh dari tes sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor tes awal dan skor tes akhir).

Kemudian penghargaan kelompok dilakukan setelah memberikan skor indivi-dual, dilakukan pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pemberian skor kelompok jika rata-rata kelompok mereka melampaui kriteria yang telah ditentukan.

(31)

15

C. Penguasaan Konsep

Pemahaman atau penguasaan konsep merupakan salah satu bentuk indikator penilaian yang bersumber pada hasil belajar siswa. Pemahaman konsep, mencakup semua sub ranah dalam ranah kognitif Depdiknas (2007: 60) yang merupakan salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Abdurrahman (1999: 37) menyatakan:

“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dari siswa.“ Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut ilmu yaitu suatu hasil yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar mengajar dengan kurun waktu tertentu dan juga dengan kurikulum yang telah ditentukan pula (Sutamin, 2007: 6). Sedangkan menurut Hamalik (2004: 15), “Hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian

(32)

16

Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru. Bagi guru, hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat dijadikan umpan balik pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran semakin baik dan optimal. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana dalam Sutamin (2007: 7) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yang dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yang meliputi faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah, sakit atau kurangfit dan sebagainya, sedangkan faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam, fisik, lingkungan, sarana fisik, dan nonfisik, pengajar serta strategi

(33)

17

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa berkat pengalaman (melakukan eksperimen), memahami konsep, latihan serta mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui

keberhasilan dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar, yaitu melalui evaluasi atau uji blok dan dinyatakan dalam angka. Tinggi rendahnya hasil belajar dapat diketahui melalui pedoman penilaian menurut Arikunto (2001: 245), yang menyatakan bahwa:

”Bila nilai siswa 66, maka dikatagorikan baik.

Bila 55 nilai siswa < 66, maka dikatagorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.”

Dengan demikian penguasaan konsep erat kaitanya dengan nilai yang diperoleh dari siswa pada aspek kognitif. Dimana penilaian tersebut dilakukan dengan memberikan tes kognitif pada setiap akhirsiklus pembelajaran. Maka, akan diperoleh nilai yang valid dan selanjutnya untuk diamati apakah ada perbedaan antara siklus sebelumnya.

D. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sardiman (2002:6) menyatakan bahwa :

(34)

18

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”

Media memiliki makna yang luas, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002:2) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Raharjo dalam Mustolih (2007:2) menyatakan bahwa beberapa pandangan tentang media, yaitu Gagne yang menempatkan media sebagai komponen sumber, mendefinisikan media sebagai “komponen sumber belajar di lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Briggs berpendapat bahwa media harus didukung sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar, yang mendefinisikan media sebagai wahana fisik yang mengandung materi instruksional.

Heinich, Molenda dan Russel dalam Wijaya (2010:1) menyatakan bahwa media dalam aktivitas pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara dosen dan mahasiswa. Klasifikasi media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) Media yang tidak di proyeksikan, (2) Media yang

(35)

19

Komputer, (6) Multimedia berbasis komputer. Latuheru dalam Wahid (2009:10) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa ke arah yang relevan dengan proses pembelajaran berlangsung. Menurut Sadiman (2002:16), media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

(36)

20

1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagaihardware(perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.

2. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software(perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

4. Media pembelajaran memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder). 7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu.

Tresna dalam Ali dalam Wijaya (2010:3) juga menjelaskan menjelaskan bahwa peranan media dalam pembelajaran mempunyai pengaruh sebagai berikut: 1) Media dapat menyiarkan informasi yang penting; 2) Media dapat digunakan untuk memotivasi pembelajar pada awal pembelajaran; 3) Media dapat

(37)

21

ditunjukkan oleh guru; 6) Media dapat membantu belajar perorangan; dan 7) Media dapat mendekatkan hal-hal yang ada di luar ke dalam kelas. Sedangkan Latuheru berpendapat bahwa peran media dalam pembelajaran adalah: 1) membangkitkan motivasi belajar pembelajar; 2) mengulang apa yang telah dipelajari pembelajar; 3) merangsang pembelajar untuk belajar penuh semangat; 4) mengaktifkan respon pembelajar; dan 5) segera diperoleh umpan balik dari pembelajar.

E. Media Charta

Media memiliki cakupan yang luas pada jenis atau ragamnya. Mustolih (2007:3) berpendapat bahwa ada 4 jenis atau ragam dalam media yaitu: (1) media audio, (2) media visual, (3) media audio visual, dan (4) media serba aneka. Media charta adalah salah satu bentuk dari media visual. Dimana media charta merupakan gambar yang berisi tentang suatu perihal tertentu dan dilengkapi dengan keterangan dari gambar tersebut. Media charta adalah salah satu media yang tersaji di dalam dua dimensi. Pemilihan media charta sebagai alat batu dalam proses pembelajaran, berdasarkan kepada kemudahan pada saat penggunaanya dan juga hasil yang diperolehnya.

Dengan media charta, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami, mengingat dan merangkum materi yang disampaikan pada saat proses pembelajaran

(38)

22

dan lain sebagainya. Maka ketertarikan siswa terhadap gambar atau media charta tersebut akan berimbas pada aktivitas belajar mereka yang meningkat.

Wiryawan (1987:7) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan dari penggunaan media. Kelebihan dari media charta antara lain :

1. Mudah disediakan, karena media ini hanya berupa gambar yang dapat diperbanyak (copy).

2. Tidak mahal, karena tidak seperti media ict yang membutuhkan banyak perangkat atau model patung yang mahal.

3. Dapat menggambarkan korelasi, karena hanya dengan beberapa gambar yang dapat dipisahkan, kita bisa menggambarkan visualisasi hubungan atau kaitanya dengan materi yang diperlukan.

4. Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam benntuk yang lebih nyata karena dengan gambar siswa hanya perlu melihat dan mengamati tanpa harus berimajinasi denngan pola abstrak yang terbentuk hanya karena penjelasan dari guru dan kemungkinan besar mengalami kesalahan. 5. Dapat digunakan untuk semua tingkat pengajaran dan bidang studi.

Selain beberapa kelebihan di atas, maka ada beberapa kelemahan yang terdapat dalam penggunaan media charta. Beberapa kelemahan tersebut antara lain:

1. Hanya bisa digunakan pada siswa yang berjumlah sedikit.

(39)

23

3. Anak tidak selalu bisa mengetahui bagaimana cara membaca (menginterpretasikan) gambar.

Dari definisi di atas, tampat terlihat bagaimana kefektivitasan dari penggunaan media charta. Kelebihan dari media tersebut sangat cocok jika diaplikasikan ke dalam proses pembelajaran biologi kelas VII pada pokok materi ekosistem. Sedangkan untuk kelemahan pada penggunaan media charta dapat diatasi dengan cara pembelajaran kooperatif.

F. Hipotesis Tindakan

(40)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gading Rejo kelas VII.6 semester

genap tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 18

siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa dikelompokkan menjadi 6

kelompok, dimana setiap kelompok beranggotakan 5 orang siswa.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII.6

SMP Negeri 1 Gading Rejo tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini

dilakukan sebanyak 3 siklus. Pembelajaran yang berlangsung dilakukan

dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan media

charta. Pengambilan nilai dilakukan setiap akhir siklus melalui tes tertulis

pilihan jamak. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini,

mengikuti rancangan penelitian model Hopkins yang ditunjukkan dalam bagan

(41)

25

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan dalam Hopkins (1993:48)

C. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas (visual, oral dan

mental) dan penguasaan konsep oleh siswa melalui pembelajaran kooperatif

dengan media charta.

D. Langkah-langkah Penelitian

Siklus penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur Hopkins (Aqib, 2007:

31) yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi dan refleksi. RENCANA 1

REFLEKTIF 1 PERBAIKAN RENCANA 2

TINDAKAN 2 EVALUASI 2

ANALISIS

REFLEKTIF 2 PERBAIKAN RENCANA 3

TINDAKAN 3

EVALUASI 3

(42)

26

1. Perencanaan

a. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

lembar kerja siswa (LKS) yang memuat media charta.

b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa untuk melihat aktivitas

siswa selama proses pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi aktivitas guru untuk melihat tindakan guru

peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Membuat instrumen evaluasi untuk mengetahui nilai tes penguasaan

konsep yang ingin dicapai pada setiap akhir siklus.

e. Membuat catatan lapangan tentang kinerja guru.

2. Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

bantuan media charta adalah sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Guru menyampaikan apersepsi tentang kehidupan sehari-hari kepada

siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran. Hal bertujuan untuk

mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran yang

akan disampaikan. Selanjutnya guru memberikan motivasi agar siswa

bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Sebelum memulai

pembelajaran guru mengungkapkan tujuan dari pembelajaran yang

(43)

27

b. Kegiatan Inti

Guru membuat kelompok kecil pada siswa. Kemudian guru

menyajikan masalah yang berhubungan dengan pembelajaran dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa untuk

memikirkan pemecahan masalah tersebut. Pada tahapan ini, Media

Charta mulai ditunjukkan kepada siswa sembari guru memberikan

penjelasan mengenai gambar tersebut. Kemudian, LKS diberikan

kepada siswa untuk membatasi diskusi agar tetap terarah. Setiap siswa

menyelesaikan masalah yang disajikan dalam LKS secara

berkelompok. Setelah itu siswa berdiskusi tentang pemecahan masalah

yang disajikan dalam kelompoknya. Guru membimbing siswa dalam

diskusi kelas. Guru menilai setiap aktivitas yang dilakukan oleh siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Penutup

Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari

pembelajaran yang telah dilakukan sehingga diperoleh suatu

pemahaman yang tepat. Setelah itu guru memberikan suatu

konsep-konsep penting sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk melengkapi

konsep awal siswa yang kurang relevan dengan teori yang ada.

Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa berupa soal-soal

latihan agar siswa lebih memahami konsep sekaligus mengukur

perolehan kemampuan mereka. Pada setiap akhir siklus dilakukan tes

formatif untuk mengambil data penilaian penguasaan konsep. Setelah

(44)

28

motivasi belajar siswa meningkat dan berimbas pada aktivitas dan

penguasaan konsep siswa.

d. Evaluasi

Guru melakukan evaluasi pada setiap siklus untuk mengetahui

penguasaan materi yang dimiliki siswa. Adapun sintak

pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sintak Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan media charta

No Kegiatan Tahapan 1. Persiapan Guru menyusun silabus dan

membuat RPP Pendahuluan memotivasi siswa dan

menyampaikan indikator pembelajaran

Guru memberikan motivasi dan menyampaikan indikator kepada siswa

2. Kegiatan inti

1. Membagi siswa dalam

kelompok belajar Guru membagi siswa ke dalam kelompok 2. Menyajikan masalah Guru memberikan permasalahan

kepada siswa

3. Menggunakan media charta Guru menginstruksikan siswa untuk menyelesaikan masalah yang disajikan secara berkelompok Guru menginstruksikan siswa mendiskusikan jawaban dengan kelompoknya

Guru meminta perwakilan

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 4. Memberikan informasi atau

pembenahan tentang materi Guru memberikan informasi yang benar tentang masalah yang disajikan

3. Kegiatan penutup

1. Memberikan post test Guru memberikan test tertulis kepada siswa

2. Memberikan penghargaan Guru memberikan penghargaan pada individu atau kelompok

(45)

29

3. Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi dari pelaksanaan tindakan

yang telah dilakukan berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dan

penilaian penguasaan konsep kognitif siswa.

4. Refleksi

Hasil evaluasi kegiatan pembelajaran tiap siklus, dianalisis yang kemudian

dimanfaatkan sebagai refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Refleksi digunakan untuk mengadakan revisi terhadap perencanaan yang

telah dilaksanakan dan memperbaiki kinerja guru serta membuat

perencanaan untuk siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

(1) Lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

yang di adaptasi dari Hamalik (2001:172)

(2) Lembar soal tes untuk mengetahui penguasaan materi (kognitif) siswa.

(46)

30

F. Data dan Metode Pengambilan Data

1. Data Penelitian

a. Data Kualitatif

Data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berupa daftar ceklist (√).

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa penguasaan konsep siswa pada aspek kognitif

yang diambil setiap akhir siklusnya.

2. Metode Pengambilan Data

a. Metode Pengambilan Data Aktivitas Siswa

Pengumpulan data aktivitas siswa dilakukan dengan memberi tanda

ceklist (√) pada setiap aspek aktivitas yang dilakukan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Untuk melihat aktifitas siswa

digunakan seperti Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Data pengamatan aktivitas siswa

No Nama Visual Aspek Aktivitas Yang Diamati Oral Mental a b c d a b c d a b c d 1

2 3

Aspek yang diamati yaitu perilaku yang relevan dengan kegiatan

pembelajaran antara lain:

A. Visual activities: a. Membaca

(47)

31

c. Memperhatikan penjelasan guru

d. Memperhatikan presentasi jawaban LKS

B. Oral activitie,: a. Bertanya

b. Memberikan saran c. Mengeluarkan pendapat d. Diskusi

C. Mental activities :

a. Menanggapi pertanyaan b. Menganalisa

c. Memecahkan soal d. Mengambil Keputusan

b. Metode Pengambilan Data Penguasaan konsep

Data kognitif berupa data penguasaan konsep biologi siswa yang

diambil dari hasil tes formatif siswa pada setiap akhir siklus.

c. Metode Pengelolaan Pembelajaran

Data pengelolaan pembelajaran diambil dari lembar ceklist yang

diamati pada saat persiapan proses pembelajaran, saat proses

berlangsung dan tindak lanjut setelah proses pembelajaran

berlangsung.

G. Teknik Analisis Data

1. Data aktivitas siswa

Data ini diambil dari setiap pertemuan dengan menggunakan lembar

observasi terhadap aktivitas siswa. Data aktivitas siswa yang dimunculkan

adalah dari perilaku yang relevan dengan pembelajaran. Data ini dianalisis

dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dari setiap

(48)

32

Tabel 3. Data aktivitas siswa

No Nama siswa Aspek yang diamati 1 2 ... Rerata Skor aktivitas Kategori %

Proses analisis untuk data aktivitas siswa:

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap

aspek aktivitas.

b. Persentasi setiap siswa diperoleh dengan rumus:

% aktivitas siswa =aspek aktivitas yang diperolehskor aktivitas maksimum × 100%

c. Nilai aktivitas setiap siswa

Nilai aktivitas setiap siswa = aktivitas

d. Nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus:

Nilai rata − rata aktivitas siswa =∑ nilai aktivitas setiap siswanilai maksimum

Selanjutnya dalam menentukan katagori aktivitas siswa digunakan

pedoman menurut Memes (2001: 36):

Tabel 4. Klasifikasi penilaian aktivitas

(49)

33

2. Data Penguasaan Konsep siswa

Data hasil belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif. Data kognitif siswa

diambil dengan memberikan tes kepada siswa setiap akhir siklus

pembelajaran berupa soal konsep dan aplikasinya yang mewakili tiap-tiap

indikator dan kemudian akan dianalisis seperti Tabel 6 berikut:

Tabel 5. Data penguasaan konsep siswa

No Nama Nilai Keterangan Tuntas/Belum tuntas

Jumlah Rata-rata

Proses analisis untuk data penguasaan konsep siswa adalah sebagai berikut:

1. Nilai prestasi belajar siswa adalah:

Nilai PB setiap siswa = PB

2. Nilai rata-rata penguasaan konsep siswa diperoleh dengan rumus:

siswa

Selanjutnya dalam menentukan kategori penguasaan konsep siswa

digunakan pedoman menurut Arikunto (2007: 245): Bila nilai siswa  66,

maka dikatagorikan baik. Bila 55  nilai siswa < 66, maka dikatagorikan

cukup baik. Bila nilai siswa < 55 maka dikatagorikan kurang baik.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka dikonversikan ke dalam kondisi KKM

yang telah ditetapkan. Ketuntasan penguasaan konsep berdasarkan pada

(50)

34

Tabel 6. Klasifikasi penilaian penguasaan konsep berdasarkan KKM No Skor Kategori

3. Data Pengelolaan Pembelajaran

Data pengelolaan pembelajaran diperoleh dari hasil observasi melalui

lembar observasi terfokus yang disesuaikan dengan tahap-tahap

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media charta. Kegiatan yang

sesuai dengan indikator diberi tanda ceklist (), seperti pada Tabel berikut:

Tabel 7. Lembar observasi pengelolaan pembelajaran

No Aspek yang Diamati Dilakukan

Ya Tidak

1. Persiapan:

1. Silabus 2. RPP

2. Kegiatan Pendahuluan:

1. Memotivasi siswa

2. Menyampaikan indikator pembelajaran 3. Kegiatan inti:

1. Membagi siswa dalam kelompok

2. Menyajikan media charta berdasarkan pada materi 3. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan

pembelajaran dalam bentuk LKS 4. Meminta perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas 5. Guru memimpin diskusi pada saat siswa

melakukan presentasi

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan

4. Kegiatan Penutup:

1. Guru memberikan informasi yang benar tentang masalah yang disajikan

2. Memberikan tugas kepada siswa (PR) 3. Tes evaluasi

4. Memberikan penghargaan

(51)

35

H. Indikator Kinerja

Indikator dari keberhasilan penelitian ini adalah :

1. Peningkatan rata-rata visual activities dari siswa menjadi 75%

2. Peningkatan rata-rata oral activities dari siswa menjadi 80%

3. Peningkatan rata-rata mental activities dari siswa menjadi 75%

4. Peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa yang melewati KKM

sebesar 100%.

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran dengan pendekatan Kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan di kelas VII SMPN 1 Gading Rejo dengan bantuan menggunakan media charta, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Penerapan model pembelajaran dengan pendekatan Kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan di kelas VII SMPN 1 Gading Rejo dengan

menggunakan bantuan media charta, dapat meningkatkan Penguasaan Konsep.

B. Saran

Berdasarkan hasil refleksi tiap siklus, penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD materi Ekosistem pada siswa kelas VII SMPN 1 Gading Rejo, maka peneliti menyarankan:

(53)

2. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini karena dapat meningkatkan aktivitas dan Penguasaan Konsep siswa. 3. Pengaturan alokasi waktu sangat membantu dalam pelaksanaan

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999.Pendidikan Bagi Anak kesulitan Belajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, S. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aqib, Z. 2007.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama Widya. Bandung. As’ari. 2005.Model Pembelajaran Kooperatif.Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Diyanto. 2006.”Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui

Tipe Tgt (Teams Games Tournaments) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII6 MTS Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat.”Skripsi. Jurusan Matematika. Universitas Negeri Semarang. http://digilib.unnes.ac.id. Diunduh pada tanggal 26 september 2010.

Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hopkins, D. 1993. A Teachers Guide to Classroom Research. Open University Press. Philadelphia.

Ibrahim, M. 2000.Model Pembelajaran Kooperatif. Rineka Cipta. Jakarta. Lie, A. 2002. Cooperative Learning. PT. Grasindo. Jakarta.

Mustolih. 2007. http://mustolihbrs.wordpress.com/2007/12/04/multi-media-dalam-pembelajaran/. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2011

Rohani, A.2004.Pengelolaan Pengajaran.Rineka Cipta. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2002.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slavin, R. E. 1997.Cooperative Learning, Research and Practice. 3rd Edition. Allyn & Bacon. Boston USA.

(55)

melalui Implementasi Metode Pembelajaran dengan Tutor Sebaya Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar”.Skripsi. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam. UNNES. http://digilib unnes.ac.id. Diunduh pada tanggal 26 September 2010.

Wahid, D.H. 2011.Pengertian Media Pembelajaran.

http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html. diunduh pada tanggal 1 April 2011

Gambar

Gambar 1. Bagan kerangka pikir
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan dalam  Hopkins (1993:48)
Tabel 1. Sintak Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan media    charta
Tabel 2. Data pengamatan aktivitas siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rumu- san masalah umum penelitian “A pakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis multimedia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pa- da siswa kelas

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dalam menumbuhkan antusiasme belajar dapat

Perencanaan tindakan meliputi membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

Perbedaan Efektivitas Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Ceramah Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Pdo (Alat

Trianto (2007:52) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan

Hasil analisis data respons siswa terhadap perangkat dan pelaksanaan pembelajaran matematika, pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran untuk tempat siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkatan kemampuan siswa yang berbeda,