ii ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF WRITING NARRATIVE COMPOSITION ABILITY BASED ON MIND MAPPING TECHNIQUE IN BAHASA INDONESIA TOWARDS THE FIFTH GRADER OF SD NEGERI 1
PAHOMAN By Yanti
The background of this research was the problem considering the students’ low
writing ability of the fifth grader in SD Negeri 1 Pahoman. Hence, this research aims to (1) compile the lesson plan for Bahasa Indonesia in writing narrative composition based on mind mapping technique, (2) describe the implementation
of Bahasa Indonesia’s learning process in writing narrative composition through students activities, (3) describe the evaluation system of Bahasa Indonesia’s
learning process in writing narrative composition based on mind mapping technique, and (4) describe the improvement of Bahasa Indonesia’s score in
writing narrative composition based on mind mapping technique.
The research methodology used was class action research which lasted in 3 cycles. In the 1st cycle, the researcher taught how to make an outline by using
mind mapping technique manually. In the 2nd cycle, the researcher taught how to make an outline by using mind mapping technique with interactive CD. In the 3rd cycle, the researcher taught how to make an outline by using mind mapping
technique with mind mapping software.
The conclusions of this research are: (1) the score of lesson plan based on APKG 1st cycle 1st meeting 3,6, 2nd meeting 3,55, 2nd cycle 1st meeting 3,8, 2nd meeting 3,6, and 3rd cycle 1st meeting 4,0, 2nd meeting 4,0. (2) In Va on 1st cycle 71% active students, 2nd cycle 48,4%, and 3rd cycle 71%. In Vb on 1st cycle 75,8% active students, 2nd cycle 87,9%, and 3rd cycle 84,8%. (3) The validity of test instrument 1st cycle, 3 items had superior validity, 1 item high validity, and 1 item very low validity. 2nd cycle, 1 item had superior validity, 3 items had high validity, and 1 item moderate validity. 3rd cycle, 3 items had superior validity, 1 item high validity, and 1 item moderate validity. (4) There is improvement in writing narrative composition ability after being conducted class action based on mind mapping technique. This can be shown with the increasing
ii ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK MIND MAPPING PADA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAHOMAN
Oleh Yanti
Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan rendahnya kemampuan menulis siswa kelas V SDN 1 Pahoman. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) menyusun RPP Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi melalui aktivitas siswa, (3) mendeskripsikan sistem evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping, dan (4) mendeskripsikan peningkatan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping.
Metode penelitian yang digunakan ialah PTK yang berlangsung 3 siklus. Siklus 1, peneliti membelajarkan cara membuat kerangka karangan dengan teknik mind mapping secara manual. Siklus 2, peneliti membelajarkan cara membuat kerangka karangan dengan teknik mind mapping secara audio visual menggunakan CD interaktif. Siklus 3, peneliti membelajarkan cara membuat kerangka karangan dengan teknik mind mapping secara visual menggunakan perangkat lunak mind mapping.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik mind mapping dalam pembuatan
kerangka karangan dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 1 Pahoman tahun
pelajaran 2010/2011 semester ganjil yang didukung dengan data-data sebagai
berikut:
a. Penyusunan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pelajaran
Bahasa Indonesia berdasarkan pembelajaran kemampuan menulis karangan
narasi dengan teknik mind mapping dengan menggunakan lembar penilaian
RPP diperoleh hasil nilai RPP siklus 1 pertemuan 1 sebesar 3,6 dan
pertemuan 2 diperoleh nilai sebesar 3,55 hal ini menunjukkan bahwa tujuan
penelitian yang pertama yakni kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran, pada siklus 1 masih belum mencapai indikator keberhasilan
penelitian. Pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh nilai sebesar 3,8 dan
pertemuan 2 sebesar 3,6, berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa di siklus
2 tujuan penelitian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran
dan pertemuan 2 masing-masing memperoleh nilai sebesar 4,0 sehingga
sudah sesuai dengan indikator keberhasilan RPP.
b. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan teknik mind mapping dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada siklus 1 peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas Va sebanyak
71% siswa aktif dan di kelas Vb sebanyak 75,8% siswa aktif, pada siklus 2
penurunan aktivitas belajar siswa terjadi di kelas Va hanya sebanyak 48,4%
siswa aktif, sementara itu di kelas Vb terjadi peningkatan aktivitas belajar
siswa sebanyak 87,9% siswa aktif, dan pada siklus 3 peningkatan aktivitas
belajar siswa di kelas Va sebanyak 71% siswa aktif dan di kelas Vb sebanyak
84,8% siswa aktif. Pada siklus 3 aktivitas belajar siswa telah mencapai
indikator keberhasilan, sehingga siklus dihentikan.
c. Sistem evaluasi mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan teknik
mind mapping melalui proses tes dalam bentuk uraian bebas terbatas, validitas
instrumen tes siklus 1 tiga soal memiliki validitas sangat tinggi, 1 soal
memiliki validitas tinggi, dan 1 soal memiliki validitas sangat rendah.
Sementara itu soal pada siklus 1 memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,6875.
Validitas instrumen tes siklus 2 ada 1 soal memiliki validitas sangat tinggi,
3 soal memiliki validitas tinggi, dan 1 soal memiliki validitas sedang.
Sementara itu soal pada siklus 2 memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,6516.
Validitas instrumen tes siklus 3 ada 3 soal memiliki validitas sangat
tinggi, 1 soal memiliki validitas tinggi, dan 1 soal memiliki validitas sedang.
Sementara itu soal pada siklus 3 memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,6907.
telah ditentukan, sehingga siklus dihentikan.
d. Pada tujuan penelitian peningkatan prestasi belajar siswa dikatakan mencapai
indikator keberhasilan apabila ketuntasan klasikal sebesar 75% siswa
mencapai nilai ≥ 62,5 (KKM). Pada kelas Va siklus 1 ketuntasan klasikal
sebesar 41,4% (12 siswa), tindakan di siklus 1 belum mencapai indikator
keberhasilan sehingga tindakan diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus 2. Pada
siklus 2 ketuntasan klasikal siswa sebesar 36,7% (11 siswa), tindakan di
siklus 2 masih belum mencapai indikator keberhasilan sehingga tindakan
diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus 3. Pada siklus 3 ketuntasan klasikal
sebesar 75% (21 siswa), tindakan di siklus 3 berhasil mencapai indikator
keberhasilan sehingga tindakan dihentikan. Pada kelas Vb siklus 1
ketuntasan klasikal sebesar 57,6% (19 siswa), tindakan di siklus 1 belum
mencapai indikator keberhasilan sehingga tindakan diperbaiki dan dilanjutkan
ke siklus 2. Pada siklus 2 ketuntasan klasikal sebesar 60,6% (20 siswa),
tindakan di siklus 2 masih belum mencapai indikator keberhasilan sehingga
tindakan diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus 3. Pada siklus 3 ketuntasan
klasikal sebesar 81,3% (26 siswa), tindakan di siklus 3 berhasil mencapai
indikator keberhasilan sehingga tindakan dihentikan.
Seluruh tujuan penelitian ini telah memenuhi indikator keberhasilan, maka
dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan
teknik mind mapping pada pembelajaran Bahasa Indonesia tampak ada
peningkatan perolehan nilai maksimum siswa, peningkatan perolehan nilai
minimum serta penilaian jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran pada
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diberikan saran-saran
sebagai berikut:
a. Bagi siswa SDN 1 Pahoman, agar mempraktekkan teknik mind mapping
dalam membuat kerangka karangan maupun dalam membuat catatan atau
ringkasan pelajaran, sehingga siswa SDN 1 Pahoman dapat meningkatkan
kemampuannya dalam prestasi belajar di sekolah.
b. Bagi guru kelas SDN 1 Pahoman, agar mempergunakan teknik mind mapping
untuk membelajarkan Bahasa Indonesia. Teknik mind mapping dapat
digunakan sebagai teknik dalam pembelajaran menulis karangan karena dari
hasil penelitian ini diketahui dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar dalam hal menulis karangan narasi dengan
menggunakan teknik mind mapping.
c. Kepada pimpinan SDN 1 Pahoman agar memberikan pelatihan tentang teknik
mind mapping kepada para guru sehingga para guru memahami dan dapat
mempraktekkan teknik mind mapping dalam pembelajaran dalam rangka
memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara
berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan
keterampilan berbahasa tertinggi yang dimiliki oleh peserta didik karena
keterampilan menulis merupakan akumulasi dari semua pengetahuan kebahasaan.
Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan
untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan
dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak
langsung(Rosidi,2009:2)
Memang harus diakui bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah,
tetapi jika sering berlatih, maka menulis akan menjadi suatu keterampilan yang
mudah. Banyak siswa yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi
tidak dapat menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan ditulis dan
bagaimana menuliskannya. Banyak pula siswa yang mengetahui banyak hal
untuk ditulis dan tahu pula menggunakan bahasa tulis, tetapi tidak dapat menulis
Seperti halnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa masih sering
mengalami kesulitan dalam meningkatkan kompetensi menulisnya. Mereka
merasa sulit untuk memulai menulis, sulit untuk mengatur ide yang ingin mereka
tuangkan dalam tulisan tersebut, dan setelah mendapatkan ide mereka merasa sulit
untuk mengembangkan ide tersebut.
Pada hakikatnya, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia
haruslah diarahkan pada hakikat bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
Sebagaimana diketahui bahwa saat ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari
penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan
pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi
pesan dalam suatu konteks atau situasi (Sampson dalam Depdiknas 2005:7).
Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan
keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan
untuk menunjukkan siswa terampil berbahasa yakni terampil mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai
dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni harus sering berlatih
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam pedoman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
SD/MI kelas V (BSNP, 2007: 6), dinyatakan bahwa salah satu tujuan mata
pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini dijabarkan secara lebih khusus
dalam standar kompetensi menulis, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan,
informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan,
dan dialog tertulis serta dalam kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan (BSNP,
2007: 8).
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Mengapa? Keterampilan menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa karena
dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan,
pendapat, pemikiran, dan perasaan yang mereka miliki serta memecahkan masalah
melalui bahasa tulis. Selain itu menulis juga dapat mengembangkan daya pikir
dan kreativitas siswa dalam menulis serta mengembangkan berbagai ilmu atau
pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel,
laporan ilmiah, cerita pendek, puisi, dan sebagainya.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta
memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis.
Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan,
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman merupakan suatu keterampilan yang
produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek
berbicara maupun keterampilan reseptif, yaitu aspek membaca dan
penggunaan ejaan dan tanda baca. Juga harus diiringi dengan pemahaman akan
berbagai jenis karangan dan pengembangannya.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa
tugas guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswa harus didorong
secara aktif berlatih menggunakan bahasa, khususnya keterampilan menulis.
Tugas seorang guru adalah menciptakan situasi dan kondisi supaya siswa dapat
belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang
diharapkan dapat tercapai. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis. Dengan standar kompetensi
mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan siswa dapat mengembangkan
potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya (BSNP, 2007:5).
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang
dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,
pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi
pembaruan pendidikan, guru berada di titik pusat untuk mengatur, mengarahkan,
dan menciptakan suasana kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan misi
pendidikan nasional. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih profesional,
inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Tabel 1.1 menunjukkan hasil prestasi belajar Bahasa Indonesia kelas V
semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa
siswa memperoleh nilai terendah dalam keterampilan menulis dibandingkan
Tabel 1.1 Nilai Rerata Bahasa Indonesia Semester 1 Siswa Kelas V b SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran 2009/2010
Keterampilan bahasa Indonesia Rerata KKM = 60
Berbicara 75,93 Memenuhi KKM
Mendengarkan 71,93 Memenuhi KKM
Membaca 64,37 Memenuhi KKM
Menulis 50,76 Tidak memenuhi KKM
Peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang keterampilan menulis,
khususnya menulis karangan narasi di SDN 1 Pahoman setelah mendapati rerata
skor standar kompetensi menulis tiga tahun berturut-turut, khususnya kompetensi
dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman.
Tabel 1.2 Nilai Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman kelas V SDN 1 Pahoman dari tahun ajaran 2007/2008 – 2009/2010
Tahun ajaran Nilai rerata menulis karangan narasi
2007/2008 46,00
2008/2009 56,00
2009/2010 38,53
Selama tiga tahun berturut-turut skor siswa untuk kompetensi dasar
menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi masih di bawah KKM.
Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan prates terhadap siswa kelas Vb dan
mendapatkan hasil prates siswa kelas Vb sebanyak 28 orang di tahun pelajaran
2010/2011. Hasil rerata prates menulis karangan narasi 57,87, skor untuk
indikator tata bahasa 56,43 dan untuk indikator isi cerita 59,30. Hasil prates ini
masih belum memenuhi KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 62,50.
Peneliti melakukan prates terhadap kemampuan menulis karangan narasi karena
ingin mengetahui entry behavior siswa kelas V di tahun pelajaran 2009/2010,
untuk memberi tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan keterampilan
Dalam standar kompetensi menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas
V semester 1, ada 3 kompetensi dasar yang dibelajarkan, yakni menulis karangan
narasi, menulis surat undangan, dan menulis dialog sederhana. Dari ketiga
kompetensi dasar ini prestasi belajar siswa untuk pembelajaran menulis karangan
narasi merupakan prestasi belajar terendah dibandingkan dua kompetensi dasar
lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 1.3 Nilai Rerata Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester 1 Kelas Vb SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran 2009/2010
Kompetensi dasar menulis Rerata KKM = 60
Menulis karangan narasi 38,53 Tidak memenuhi KKM
Menulis surat undangan 48,96 Tidak memenuhi KKM
Menulis dialog sederhana 64,80 Memenuhi KKM
∑ nilai rerata 50,76
Keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi
untuk dapat menulis karangan narasi. Agar dapat menulis siswa perlu diberikan
stimulus yang bertujuan untuk membantu mereka dalam proses menulis karangan,
terkadang siswa juga perlu dimotivasi dengan menggunakan teknik dan media
pembelajaran yang menarik. Untuk itu, peneliti perlu mencari upaya yang dapat
membuat siswa tertarik menulis dengan baik.
Keberhasilan pembelajaran menulis dipengaruhi oleh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Rencana pelaksanaan
pembelajaran yang tidak maksimal dan kurang terprogram dapat mengakibatkan
tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh karena itu, seharusnya guru
memilih metode, teknik, dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran,
guru agar lebih saksama melaksanakan program pengajaran serta memilih media
yang cocok dan menarik sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
Permasalahan ini diperburuk dengan keberadaan guru yang tidak
merencanakan dan mempersiapkan dengan baik skenario pembelajaran di kelas.
Seorang guru wajib merencakan atau merancang proses pembelajaran yang akan
berlangsung di kelas dengan terlebih dahulu membuat RPP sebelum
membelajarkan materi di kelas, karena di dalam RPP tertuang dengan jelas dan
detail skenario pembelajaran yang akan dilakukan. Tidak hanya itu, di dalam RPP
juga tertuang strategi/teknik/pendekatan apa yang akan diterapkan, media yang
digunakan, buku-buku yang digunakan, dan proses evaluasi setelah pembelajaran.
Ironisnya masih banyak guru yang tidak membuat RPP karena menganggap sudah
menguasai seluruh materi yang akan dibelajarkan kepada para siswa. Ada guru
yang menggunakan RPP yang sama dari tahun ke tahun. Namun, ada juga guru
yang membuat RPP, hanya sekadar membuat RPP sebagai syarat kelengkapan
administrasi dan ada yang benar-benar mempersiapkan RPP dengan baik.
Mind Mapping digunakan sebagai stimulus bagi siswa yang digunakan
dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Melalui penelitian ini, peneliti
mencoba satu pembaruan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi melalui penggunaan teknik Mind Mapping dalam tahap pra menulis
terutama pada saat siswa membuat kerangka karangan. Mind Mapping digunakan
terutama pada proses membuat kerangka karangan, sehingga diharapkan siswa
akan lebih mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan
Menurut Tony Buzan (dalam Olivia, 2008: 7) dengan memanfaatkan
gambar dan teks ketika seseorang mencatat atau mengeluarkan suatu ide yang ada
di dalam pikirannya, seseorang telah menggunakan dua belahan otak secara
sinergis. Apalagi jika dalam mind map itu kemudian ditambahkan warna-warna
dan gambar-gambar yang memperkuat emosi. Selain itu mind mapping juga bisa
digunakan untuk membuat catatan dengan cara membuat pengelompokan atau
pengkategorian setiap materi yang dipelajari. Setiap kategori dipastikan akan
lebih mudah diserap karena di dalam otak sudah terdapat bagian yang bertugas
menyimpan materi.
Barry Buzan (dalam Sindoro, 2004: 15) mengatakan bahwa mind mapping
adalah alat yang lebih ampuh untuk berpikir karena alat ini memungkinkannya
(dan juga para pengguna mind mapping) membuat sketsa ide utama (kerangka
karangan) dan melihat dengan cepat serta jelas bagaimana semua data saling
berkaitan. Mind mapping membekali penggunanya dengan tahap antara proses
berpikir dan benar-benar menuangkan kata-kata di atas kertas (tahap pra menulis).
Barry Buzan sampai pada suatu kesimpulan bahwa menggunakan teknik mind
mapping dalam menulis berarti menjembatani kesenjangan antara berpikir dan
menulis.
Peneliti memilih teknik mind mapping karena beberapa manfaat
menggunakan mind mapping (dalam Sindoro, 2004: 165 & 172), di antaranya
membantu pengguna mengembangkan pikiran dalam mengklasifikasi (membuat
kerangka karangan), mengkategorisasi, ketajaman, dan kejelasan suatu hal;
membuat pengguna dapat mengumpulkan data yang kompleks dalam bentuk yang
keputusan berdasarkan pada informasi dan analisis yang matang; sasaran belajar
dapat dicapai dengan jauh lebih cepat; menulis dengan mind mapping dapat
dengan cepat dan mudah diubah menjadi esai, presentasi, dan bentuk kreatif atau
komunikatif yang lain; kejelasan pikiran analitis yang semakin bertambah;
kesenangan yang semakin tumbuh karena mengakumulasikan pengetahuan; dan
dapat menjadi catatan permanen dan dapat diakses dengan mudah semua
pengalaman belajar yang signifikan.
Teknik mind mapping cocok digunakan untuk membelajarkan menulis
karangan, terutama pada tahap pramenulis, pada siswa kelas V di SDN 1 Pahoman
karena (1) siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar, belajar dengan menggunakan
mind mapping akan membantu siswa untuk berkonsentrasi dan lebih baik dalam
mengingat, (2) umumnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, belajar
dengan menggunakan mind mapping akan melatih inisiatif dan rasa ingin tahu
mereka, (3) siswa masih kurang kreatif, belajar dengan menggunakan mind
mapping akan meningkatkan kreativitas dan daya cipta siswa, (4) dalam menulis
karangan masalah utama siswa adalah sulit untuk memunculkan ide untuk ditulis
dalam karangan, belajar dengan menggunakan mind mapping akan membantu
siswa untuk mendapatkan atau memunculkan ide untuk ditulis dalam karangan,
serta membuat siswa tetap fokus pada ide utama maupun ide tambahan.
Teknik mind mapping diharapkan dapat mengenalkan, menunjukkan,
memotivasi, dan menarik minat siswa kelas V SDN 1 Pahoman dalam menulis
karangan narasi dan diharapkan kemampuan menulis karangan narasi siswa akan
meningkat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Mind Mapping Pada Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pahoman”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang
timbul berkaitan dengan rendahnya keterampilan menulis karangan narasi dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
(1) Pembelajaran menulis yang belum efektif;
(2) Guru belum menggunakan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan
teknik yang variatif dalam pembelajaran menulis;
(3) Guru belum menggunakan teknik yang variatif dalam pembelajaran menulis
karangan narasi;
(4) Guru belum menggunakan evaluasi yang tepat untuk mengevaluasi hasil dan
pembelajaran menulis karangan narasi;
(5) Guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional;
(6) Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan;
(7) Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis;
(8) Rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran menulis;
(9) Siswa belum mampu mengembangkan ide dalam menulis sehingga enggan
menulis;
(10) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis masih pasif; dan
(11) Nilai pembelajaran menulis narasi siswa kelas V selama tiga tahun berturut
turut di tahun pelajaran 2007/2008 sebesar 46, 2008/2009 sebesar 56, dan
Untuk mengatasi masalah yang terdapat pada guru, sebaiknya metode
atau teknik pembelajaran yang selama ini digunakannya diubah. Dalam hal ini,
sebaiknya guru menerapkan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis
karangan narasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Selain itu, guru lebih banyak berkomunikasi dengan siswa menanyakan hal-hal
yang belum dipahami serta memberikan kesempatan untuk bertanya. Sistematika
dan proses evaluasi juga perlu diperbaiki, sehingga guru dapat mengevaluasi hasil
tulisan siswa secara objektif dan sesuai dengan komponen-komponen yang perlu
dinilai dalam sebuah karangan.
Sementara itu, untuk mengatasi masalah pada siswa yang kurang berminat
mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, guru sebaiknya memberikan arahan dan
pengertian kepada siswa bahwa pentingnya pelajaran Bahasa Indonesia dalam
kehidupan mereka. Tak kalah pentingnya penggunaan teknik dan strategi yang
baru yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi
dan memudahkan siswa dalam menuangkan ide-ide dalam menulis.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) RPP belum menggunakan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis;
(2) Belum menerapkan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran menulis
karangan narasi, cara guru membelajarkan materi pelajaran kurang kreatif,
hanya menggunakan metode ceramah akibatnya siswa merasa jenuh belajar,
aktivitas belajarnya masih rendah, dan keterampilan siswa dalam menulis
(3) Belum adanya format evaluasi yang tepat dalam pembelajaran menulis narasi;
(4) Nilai pencapaian keterampilan menulis siswa masih rendah (di bawah KKM).
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang
dapat dirumuskan sebagai berikut ini.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran kemampuan menulis karangan
narasi dengan teknik mind mapping?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran kemampuan menulis karangan narasi
dengan teknik mind mapping dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran?
3. Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran kemampuan menulis karangan
narasi dengan teknik mind mapping?
4. Bagaimanakah peningkatan nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa
dengan menggunakan teknik mind mapping?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi
dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa dengan
menggunakan teknik mind mapping sebagai stimulus bagi siswa dalam
membuat kerangka karangan yang akan menjadi blue print karangan siswa.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada
kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi
3. Mendeskripsikan sistem evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia pada
kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi
siswa dengan teknik mind mapping.
4. Mendeskripsikan peningkatan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia pada
kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi
siswa dengan teknik mind mapping.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat
a. memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian
lebih lanjut berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam
usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar
mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi;
b. menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran
menulis karangan narasi; dan
c. menerapkan teori pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan teknik mind mapping.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
guru, dan sekolah.
a. Manfaat penelitian ini bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan
1. kemampuan menulis pada umumnya dan menulis karangan narasi pada
2. kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir serta menuangkannya ke
dalam tulisan.
b. Manfaat penelitian ini bagi guru, yaitu
1. untuk memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran
menulis;
2. untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan;
3. agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak
membosankan; serta
4. dapat mengembangkan keterampilan guru kelas dalam membelajarkan mata
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik mind mapping.
c. Manfaat penelitian ini bagi sekolah, yakni dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat
disampaikan dalam pembinaan untuk meningkatkan kualitas guru melalui
pelatihan tentang teknik mind mapping dalam pembelajaran.