• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK MIND MAPPING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAHOMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK MIND MAPPING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAHOMAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF WRITING NARRATIVE COMPOSITION ABILITY BASED ON MIND MAPPING TECHNIQUE IN BAHASA INDONESIA TOWARDS THE FIFTH GRADER OF SD NEGERI 1

PAHOMAN By Yanti

The background of this research was the problem considering the students’ low

writing ability of the fifth grader in SD Negeri 1 Pahoman. Hence, this research aims to (1) compile the lesson plan for Bahasa Indonesia in writing narrative composition based on mind mapping technique, (2) describe the implementation

of Bahasa Indonesia’s learning process in writing narrative composition through students activities, (3) describe the evaluation system of Bahasa Indonesia’s

learning process in writing narrative composition based on mind mapping technique, and (4) describe the improvement of Bahasa Indonesia’s score in

writing narrative composition based on mind mapping technique.

The research methodology used was class action research which lasted in 3 cycles. In the 1st cycle, the researcher taught how to make an outline by using

mind mapping technique manually. In the 2nd cycle, the researcher taught how to make an outline by using mind mapping technique with interactive CD. In the 3rd cycle, the researcher taught how to make an outline by using mind mapping

technique with mind mapping software.

The conclusions of this research are: (1) the score of lesson plan based on APKG 1st cycle 1st meeting 3,6, 2nd meeting 3,55, 2nd cycle 1st meeting 3,8, 2nd meeting 3,6, and 3rd cycle 1st meeting 4,0, 2nd meeting 4,0. (2) In Va on 1st cycle 71% active students, 2nd cycle 48,4%, and 3rd cycle 71%. In Vb on 1st cycle 75,8% active students, 2nd cycle 87,9%, and 3rd cycle 84,8%. (3) The validity of test instrument 1st cycle, 3 items had superior validity, 1 item high validity, and 1 item very low validity. 2nd cycle, 1 item had superior validity, 3 items had high validity, and 1 item moderate validity. 3rd cycle, 3 items had superior validity, 1 item high validity, and 1 item moderate validity. (4) There is improvement in writing narrative composition ability after being conducted class action based on mind mapping technique. This can be shown with the increasing

(2)

ii ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN TEKNIK MIND MAPPING PADA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAHOMAN

Oleh Yanti

Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan rendahnya kemampuan menulis siswa kelas V SDN 1 Pahoman. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) menyusun RPP Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi melalui aktivitas siswa, (3) mendeskripsikan sistem evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping, dan (4) mendeskripsikan peningkatan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia pada KD menulis karangan narasi dengan teknik mind mapping.

Metode penelitian yang digunakan ialah PTK yang berlangsung 3 siklus. Siklus 1, peneliti membelajarkan cara membuat kerangka karangan dengan teknik mind mapping secara manual. Siklus 2, peneliti membelajarkan cara membuat kerangka karangan dengan teknik mind mapping secara audio visual menggunakan CD interaktif. Siklus 3, peneliti membelajarkan cara membuat kerangka karangan dengan teknik mind mapping secara visual menggunakan perangkat lunak mind mapping.

(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik mind mapping dalam pembuatan

kerangka karangan dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi

siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN 1 Pahoman tahun

pelajaran 2010/2011 semester ganjil yang didukung dengan data-data sebagai

berikut:

a. Penyusunan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pelajaran

Bahasa Indonesia berdasarkan pembelajaran kemampuan menulis karangan

narasi dengan teknik mind mapping dengan menggunakan lembar penilaian

RPP diperoleh hasil nilai RPP siklus 1 pertemuan 1 sebesar 3,6 dan

pertemuan 2 diperoleh nilai sebesar 3,55 hal ini menunjukkan bahwa tujuan

penelitian yang pertama yakni kemampuan guru dalam merencanakan

pembelajaran, pada siklus 1 masih belum mencapai indikator keberhasilan

penelitian. Pada siklus 2 pertemuan 1 diperoleh nilai sebesar 3,8 dan

pertemuan 2 sebesar 3,6, berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa di siklus

2 tujuan penelitian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran

(4)

dan pertemuan 2 masing-masing memperoleh nilai sebesar 4,0 sehingga

sudah sesuai dengan indikator keberhasilan RPP.

b. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan teknik mind mapping dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa pada siklus 1 peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas Va sebanyak

71% siswa aktif dan di kelas Vb sebanyak 75,8% siswa aktif, pada siklus 2

penurunan aktivitas belajar siswa terjadi di kelas Va hanya sebanyak 48,4%

siswa aktif, sementara itu di kelas Vb terjadi peningkatan aktivitas belajar

siswa sebanyak 87,9% siswa aktif, dan pada siklus 3 peningkatan aktivitas

belajar siswa di kelas Va sebanyak 71% siswa aktif dan di kelas Vb sebanyak

84,8% siswa aktif. Pada siklus 3 aktivitas belajar siswa telah mencapai

indikator keberhasilan, sehingga siklus dihentikan.

c. Sistem evaluasi mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan teknik

mind mapping melalui proses tes dalam bentuk uraian bebas terbatas, validitas

instrumen tes siklus 1 tiga soal memiliki validitas sangat tinggi, 1 soal

memiliki validitas tinggi, dan 1 soal memiliki validitas sangat rendah.

Sementara itu soal pada siklus 1 memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,6875.

Validitas instrumen tes siklus 2 ada 1 soal memiliki validitas sangat tinggi,

3 soal memiliki validitas tinggi, dan 1 soal memiliki validitas sedang.

Sementara itu soal pada siklus 2 memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,6516.

Validitas instrumen tes siklus 3 ada 3 soal memiliki validitas sangat

tinggi, 1 soal memiliki validitas tinggi, dan 1 soal memiliki validitas sedang.

Sementara itu soal pada siklus 3 memiliki reliabilitas tinggi sebesar 0,6907.

(5)

telah ditentukan, sehingga siklus dihentikan.

d. Pada tujuan penelitian peningkatan prestasi belajar siswa dikatakan mencapai

indikator keberhasilan apabila ketuntasan klasikal sebesar 75% siswa

mencapai nilai ≥ 62,5 (KKM). Pada kelas Va siklus 1 ketuntasan klasikal

sebesar 41,4% (12 siswa), tindakan di siklus 1 belum mencapai indikator

keberhasilan sehingga tindakan diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus 2. Pada

siklus 2 ketuntasan klasikal siswa sebesar 36,7% (11 siswa), tindakan di

siklus 2 masih belum mencapai indikator keberhasilan sehingga tindakan

diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus 3. Pada siklus 3 ketuntasan klasikal

sebesar 75% (21 siswa), tindakan di siklus 3 berhasil mencapai indikator

keberhasilan sehingga tindakan dihentikan. Pada kelas Vb siklus 1

ketuntasan klasikal sebesar 57,6% (19 siswa), tindakan di siklus 1 belum

mencapai indikator keberhasilan sehingga tindakan diperbaiki dan dilanjutkan

ke siklus 2. Pada siklus 2 ketuntasan klasikal sebesar 60,6% (20 siswa),

tindakan di siklus 2 masih belum mencapai indikator keberhasilan sehingga

tindakan diperbaiki dan dilanjutkan ke siklus 3. Pada siklus 3 ketuntasan

klasikal sebesar 81,3% (26 siswa), tindakan di siklus 3 berhasil mencapai

indikator keberhasilan sehingga tindakan dihentikan.

Seluruh tujuan penelitian ini telah memenuhi indikator keberhasilan, maka

dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa melalui penggunaan

teknik mind mapping pada pembelajaran Bahasa Indonesia tampak ada

peningkatan perolehan nilai maksimum siswa, peningkatan perolehan nilai

minimum serta penilaian jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran pada

(6)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diberikan saran-saran

sebagai berikut:

a. Bagi siswa SDN 1 Pahoman, agar mempraktekkan teknik mind mapping

dalam membuat kerangka karangan maupun dalam membuat catatan atau

ringkasan pelajaran, sehingga siswa SDN 1 Pahoman dapat meningkatkan

kemampuannya dalam prestasi belajar di sekolah.

b. Bagi guru kelas SDN 1 Pahoman, agar mempergunakan teknik mind mapping

untuk membelajarkan Bahasa Indonesia. Teknik mind mapping dapat

digunakan sebagai teknik dalam pembelajaran menulis karangan karena dari

hasil penelitian ini diketahui dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

meningkatkan prestasi belajar dalam hal menulis karangan narasi dengan

menggunakan teknik mind mapping.

c. Kepada pimpinan SDN 1 Pahoman agar memberikan pelatihan tentang teknik

mind mapping kepada para guru sehingga para guru memahami dan dapat

mempraktekkan teknik mind mapping dalam pembelajaran dalam rangka

memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah.

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis. Di antara keempat keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan

keterampilan berbahasa tertinggi yang dimiliki oleh peserta didik karena

keterampilan menulis merupakan akumulasi dari semua pengetahuan kebahasaan.

Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan

seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan

untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan

dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak

langsung(Rosidi,2009:2)

Memang harus diakui bahwa menulis bukanlah keterampilan yang mudah,

tetapi jika sering berlatih, maka menulis akan menjadi suatu keterampilan yang

mudah. Banyak siswa yang menguasai bahasa Indonesia secara tertulis tetapi

tidak dapat menghasilkan tulisan karena tidak tahu apa yang akan ditulis dan

bagaimana menuliskannya. Banyak pula siswa yang mengetahui banyak hal

untuk ditulis dan tahu pula menggunakan bahasa tulis, tetapi tidak dapat menulis

(8)

Seperti halnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, siswa masih sering

mengalami kesulitan dalam meningkatkan kompetensi menulisnya. Mereka

merasa sulit untuk memulai menulis, sulit untuk mengatur ide yang ingin mereka

tuangkan dalam tulisan tersebut, dan setelah mendapatkan ide mereka merasa sulit

untuk mengembangkan ide tersebut.

Pada hakikatnya, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil

berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia

haruslah diarahkan pada hakikat bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

Sebagaimana diketahui bahwa saat ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari

penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan

pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi

pesan dalam suatu konteks atau situasi (Sampson dalam Depdiknas 2005:7).

Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan

keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia, pengetahuan bahasa diajarkan

untuk menunjukkan siswa terampil berbahasa yakni terampil mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa hanya bisa dikuasai

dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni harus sering berlatih

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Dalam pedoman Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

SD/MI kelas V (BSNP, 2007: 6), dinyatakan bahwa salah satu tujuan mata

pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

(9)

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini dijabarkan secara lebih khusus

dalam standar kompetensi menulis, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan,

informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan,

dan dialog tertulis serta dalam kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan

pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan (BSNP,

2007: 8).

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam

kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat

penting dalam kehidupan masyarakat. Mengapa? Keterampilan menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa karena

dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan,

pendapat, pemikiran, dan perasaan yang mereka miliki serta memecahkan masalah

melalui bahasa tulis. Selain itu menulis juga dapat mengembangkan daya pikir

dan kreativitas siswa dalam menulis serta mengembangkan berbagai ilmu atau

pengetahuan yang dimiliki dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel,

laporan ilmiah, cerita pendek, puisi, dan sebagainya.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta

memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis.

Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan,

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman merupakan suatu keterampilan yang

produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek

berbicara maupun keterampilan reseptif, yaitu aspek membaca dan

(10)

penggunaan ejaan dan tanda baca. Juga harus diiringi dengan pemahaman akan

berbagai jenis karangan dan pengembangannya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditegaskan bahwa

tugas guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswa harus didorong

secara aktif berlatih menggunakan bahasa, khususnya keterampilan menulis.

Tugas seorang guru adalah menciptakan situasi dan kondisi supaya siswa dapat

belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang

diharapkan dapat tercapai. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis. Dengan standar kompetensi

mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan siswa dapat mengembangkan

potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya (BSNP, 2007:5).

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang

dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,

pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian misi

pembaruan pendidikan, guru berada di titik pusat untuk mengatur, mengarahkan,

dan menciptakan suasana kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan misi

pendidikan nasional. Oleh karena itu, guru dituntut untuk lebih profesional,

inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Tabel 1.1 menunjukkan hasil prestasi belajar Bahasa Indonesia kelas V

semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Dari tabel ini dapat disimpulkan bahwa

siswa memperoleh nilai terendah dalam keterampilan menulis dibandingkan

(11)

Tabel 1.1 Nilai Rerata Bahasa Indonesia Semester 1 Siswa Kelas V b SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran 2009/2010

Keterampilan bahasa Indonesia Rerata KKM = 60

Berbicara 75,93 Memenuhi KKM

Mendengarkan 71,93 Memenuhi KKM

Membaca 64,37 Memenuhi KKM

Menulis 50,76 Tidak memenuhi KKM

Peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang keterampilan menulis,

khususnya menulis karangan narasi di SDN 1 Pahoman setelah mendapati rerata

skor standar kompetensi menulis tiga tahun berturut-turut, khususnya kompetensi

dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman.

Tabel 1.2 Nilai Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman kelas V SDN 1 Pahoman dari tahun ajaran 2007/2008 – 2009/2010

Tahun ajaran Nilai rerata menulis karangan narasi

2007/2008 46,00

2008/2009 56,00

2009/2010 38,53

Selama tiga tahun berturut-turut skor siswa untuk kompetensi dasar

menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi masih di bawah KKM.

Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan prates terhadap siswa kelas Vb dan

mendapatkan hasil prates siswa kelas Vb sebanyak 28 orang di tahun pelajaran

2010/2011. Hasil rerata prates menulis karangan narasi 57,87, skor untuk

indikator tata bahasa 56,43 dan untuk indikator isi cerita 59,30. Hasil prates ini

masih belum memenuhi KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 62,50.

Peneliti melakukan prates terhadap kemampuan menulis karangan narasi karena

ingin mengetahui entry behavior siswa kelas V di tahun pelajaran 2009/2010,

untuk memberi tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan keterampilan

(12)

Dalam standar kompetensi menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas

V semester 1, ada 3 kompetensi dasar yang dibelajarkan, yakni menulis karangan

narasi, menulis surat undangan, dan menulis dialog sederhana. Dari ketiga

kompetensi dasar ini prestasi belajar siswa untuk pembelajaran menulis karangan

narasi merupakan prestasi belajar terendah dibandingkan dua kompetensi dasar

lain. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3 Nilai Rerata Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Semester 1 Kelas Vb SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran 2009/2010

Kompetensi dasar menulis Rerata KKM = 60

Menulis karangan narasi 38,53 Tidak memenuhi KKM

Menulis surat undangan 48,96 Tidak memenuhi KKM

Menulis dialog sederhana 64,80 Memenuhi KKM

∑ nilai rerata 50,76

Keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi

untuk dapat menulis karangan narasi. Agar dapat menulis siswa perlu diberikan

stimulus yang bertujuan untuk membantu mereka dalam proses menulis karangan,

terkadang siswa juga perlu dimotivasi dengan menggunakan teknik dan media

pembelajaran yang menarik. Untuk itu, peneliti perlu mencari upaya yang dapat

membuat siswa tertarik menulis dengan baik.

Keberhasilan pembelajaran menulis dipengaruhi oleh Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru. Rencana pelaksanaan

pembelajaran yang tidak maksimal dan kurang terprogram dapat mengakibatkan

tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh karena itu, seharusnya guru

memilih metode, teknik, dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran,

(13)

guru agar lebih saksama melaksanakan program pengajaran serta memilih media

yang cocok dan menarik sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

Permasalahan ini diperburuk dengan keberadaan guru yang tidak

merencanakan dan mempersiapkan dengan baik skenario pembelajaran di kelas.

Seorang guru wajib merencakan atau merancang proses pembelajaran yang akan

berlangsung di kelas dengan terlebih dahulu membuat RPP sebelum

membelajarkan materi di kelas, karena di dalam RPP tertuang dengan jelas dan

detail skenario pembelajaran yang akan dilakukan. Tidak hanya itu, di dalam RPP

juga tertuang strategi/teknik/pendekatan apa yang akan diterapkan, media yang

digunakan, buku-buku yang digunakan, dan proses evaluasi setelah pembelajaran.

Ironisnya masih banyak guru yang tidak membuat RPP karena menganggap sudah

menguasai seluruh materi yang akan dibelajarkan kepada para siswa. Ada guru

yang menggunakan RPP yang sama dari tahun ke tahun. Namun, ada juga guru

yang membuat RPP, hanya sekadar membuat RPP sebagai syarat kelengkapan

administrasi dan ada yang benar-benar mempersiapkan RPP dengan baik.

Mind Mapping digunakan sebagai stimulus bagi siswa yang digunakan

dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Melalui penelitian ini, peneliti

mencoba satu pembaruan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan

narasi melalui penggunaan teknik Mind Mapping dalam tahap pra menulis

terutama pada saat siswa membuat kerangka karangan. Mind Mapping digunakan

terutama pada proses membuat kerangka karangan, sehingga diharapkan siswa

akan lebih mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan

(14)

Menurut Tony Buzan (dalam Olivia, 2008: 7) dengan memanfaatkan

gambar dan teks ketika seseorang mencatat atau mengeluarkan suatu ide yang ada

di dalam pikirannya, seseorang telah menggunakan dua belahan otak secara

sinergis. Apalagi jika dalam mind map itu kemudian ditambahkan warna-warna

dan gambar-gambar yang memperkuat emosi. Selain itu mind mapping juga bisa

digunakan untuk membuat catatan dengan cara membuat pengelompokan atau

pengkategorian setiap materi yang dipelajari. Setiap kategori dipastikan akan

lebih mudah diserap karena di dalam otak sudah terdapat bagian yang bertugas

menyimpan materi.

Barry Buzan (dalam Sindoro, 2004: 15) mengatakan bahwa mind mapping

adalah alat yang lebih ampuh untuk berpikir karena alat ini memungkinkannya

(dan juga para pengguna mind mapping) membuat sketsa ide utama (kerangka

karangan) dan melihat dengan cepat serta jelas bagaimana semua data saling

berkaitan. Mind mapping membekali penggunanya dengan tahap antara proses

berpikir dan benar-benar menuangkan kata-kata di atas kertas (tahap pra menulis).

Barry Buzan sampai pada suatu kesimpulan bahwa menggunakan teknik mind

mapping dalam menulis berarti menjembatani kesenjangan antara berpikir dan

menulis.

Peneliti memilih teknik mind mapping karena beberapa manfaat

menggunakan mind mapping (dalam Sindoro, 2004: 165 & 172), di antaranya

membantu pengguna mengembangkan pikiran dalam mengklasifikasi (membuat

kerangka karangan), mengkategorisasi, ketajaman, dan kejelasan suatu hal;

membuat pengguna dapat mengumpulkan data yang kompleks dalam bentuk yang

(15)

keputusan berdasarkan pada informasi dan analisis yang matang; sasaran belajar

dapat dicapai dengan jauh lebih cepat; menulis dengan mind mapping dapat

dengan cepat dan mudah diubah menjadi esai, presentasi, dan bentuk kreatif atau

komunikatif yang lain; kejelasan pikiran analitis yang semakin bertambah;

kesenangan yang semakin tumbuh karena mengakumulasikan pengetahuan; dan

dapat menjadi catatan permanen dan dapat diakses dengan mudah semua

pengalaman belajar yang signifikan.

Teknik mind mapping cocok digunakan untuk membelajarkan menulis

karangan, terutama pada tahap pramenulis, pada siswa kelas V di SDN 1 Pahoman

karena (1) siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar, belajar dengan menggunakan

mind mapping akan membantu siswa untuk berkonsentrasi dan lebih baik dalam

mengingat, (2) umumnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, belajar

dengan menggunakan mind mapping akan melatih inisiatif dan rasa ingin tahu

mereka, (3) siswa masih kurang kreatif, belajar dengan menggunakan mind

mapping akan meningkatkan kreativitas dan daya cipta siswa, (4) dalam menulis

karangan masalah utama siswa adalah sulit untuk memunculkan ide untuk ditulis

dalam karangan, belajar dengan menggunakan mind mapping akan membantu

siswa untuk mendapatkan atau memunculkan ide untuk ditulis dalam karangan,

serta membuat siswa tetap fokus pada ide utama maupun ide tambahan.

Teknik mind mapping diharapkan dapat mengenalkan, menunjukkan,

memotivasi, dan menarik minat siswa kelas V SDN 1 Pahoman dalam menulis

karangan narasi dan diharapkan kemampuan menulis karangan narasi siswa akan

meningkat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

(16)

Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Mind Mapping Pada Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pahoman”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang

timbul berkaitan dengan rendahnya keterampilan menulis karangan narasi dapat

diidentifikasi sebagai berikut.

(1) Pembelajaran menulis yang belum efektif;

(2) Guru belum menggunakan perencanaan pembelajaran dengan menerapkan

teknik yang variatif dalam pembelajaran menulis;

(3) Guru belum menggunakan teknik yang variatif dalam pembelajaran menulis

karangan narasi;

(4) Guru belum menggunakan evaluasi yang tepat untuk mengevaluasi hasil dan

pembelajaran menulis karangan narasi;

(5) Guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional;

(6) Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan;

(7) Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis;

(8) Rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran menulis;

(9) Siswa belum mampu mengembangkan ide dalam menulis sehingga enggan

menulis;

(10) Aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis masih pasif; dan

(11) Nilai pembelajaran menulis narasi siswa kelas V selama tiga tahun berturut

turut di tahun pelajaran 2007/2008 sebesar 46, 2008/2009 sebesar 56, dan

(17)

Untuk mengatasi masalah yang terdapat pada guru, sebaiknya metode

atau teknik pembelajaran yang selama ini digunakannya diubah. Dalam hal ini,

sebaiknya guru menerapkan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis

karangan narasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Selain itu, guru lebih banyak berkomunikasi dengan siswa menanyakan hal-hal

yang belum dipahami serta memberikan kesempatan untuk bertanya. Sistematika

dan proses evaluasi juga perlu diperbaiki, sehingga guru dapat mengevaluasi hasil

tulisan siswa secara objektif dan sesuai dengan komponen-komponen yang perlu

dinilai dalam sebuah karangan.

Sementara itu, untuk mengatasi masalah pada siswa yang kurang berminat

mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, guru sebaiknya memberikan arahan dan

pengertian kepada siswa bahwa pentingnya pelajaran Bahasa Indonesia dalam

kehidupan mereka. Tak kalah pentingnya penggunaan teknik dan strategi yang

baru yang dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi

dan memudahkan siswa dalam menuangkan ide-ide dalam menulis.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) RPP belum menggunakan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis;

(2) Belum menerapkan teknik yang bervariasi dalam pembelajaran menulis

karangan narasi, cara guru membelajarkan materi pelajaran kurang kreatif,

hanya menggunakan metode ceramah akibatnya siswa merasa jenuh belajar,

aktivitas belajarnya masih rendah, dan keterampilan siswa dalam menulis

(18)

(3) Belum adanya format evaluasi yang tepat dalam pembelajaran menulis narasi;

(4) Nilai pencapaian keterampilan menulis siswa masih rendah (di bawah KKM).

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut ini.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran kemampuan menulis karangan

narasi dengan teknik mind mapping?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran kemampuan menulis karangan narasi

dengan teknik mind mapping dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran?

3. Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran kemampuan menulis karangan

narasi dengan teknik mind mapping?

4. Bagaimanakah peningkatan nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa

dengan menggunakan teknik mind mapping?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi

dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa dengan

menggunakan teknik mind mapping sebagai stimulus bagi siswa dalam

membuat kerangka karangan yang akan menjadi blue print karangan siswa.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada

kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi

(19)

3. Mendeskripsikan sistem evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia pada

kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi

siswa dengan teknik mind mapping.

4. Mendeskripsikan peningkatan nilai pembelajaran Bahasa Indonesia pada

kompetensi dasar menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi

siswa dengan teknik mind mapping.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat

praktis.

1. Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat

a. memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian

lebih lanjut berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam

usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar

mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis karangan narasi;

b. menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran

menulis karangan narasi; dan

c. menerapkan teori pembelajaran menulis karangan narasi dengan

menggunakan teknik mind mapping.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,

guru, dan sekolah.

a. Manfaat penelitian ini bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan

1. kemampuan menulis pada umumnya dan menulis karangan narasi pada

(20)

2. kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir serta menuangkannya ke

dalam tulisan.

b. Manfaat penelitian ini bagi guru, yaitu

1. untuk memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran

menulis;

2. untuk dapat memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan;

3. agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak

membosankan; serta

4. dapat mengembangkan keterampilan guru kelas dalam membelajarkan mata

pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran

menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik mind mapping.

c. Manfaat penelitian ini bagi sekolah, yakni dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam rangka memajukan dan meningkatkan prestasi sekolah yang dapat

disampaikan dalam pembinaan untuk meningkatkan kualitas guru melalui

pelatihan tentang teknik mind mapping dalam pembelajaran.

Gambar

Tabel 1.1  Nilai Rerata Bahasa Indonesia Semester 1 Siswa Kelas V b SDN 1
Tabel 1.3  Nilai Rerata Kompetensi Dasar Menulis Mata Pelajaran Bahasa                    Indonesia Semester 1 Kelas Vb SDN 1 Pahoman Tahun Pelajaran                    2009/2010

Referensi

Dokumen terkait

(2012), “ The impact of trust and perceived risk on internet banking adoption in India: an extension of technology acceptance model ” , International Journal of Bank Marketing ,

Batuan yang digunakan dalam penelitian adalah topas dengan rumus molekul AI2SiO4(F,OH)2,sedangkan metodanya menggunakan analisis XRD dan metoda SEM. HasH analisis XRD menunjukkan

Tujuan dari kegiatan litbang diklat ini adalah untuk menyediakan sistem pencacah berbasis komputer yang dapat digunakan untuk kegiatan praktikum pencacahan radiasi secara

media/buku gambar untuk dikreasi sedemikian rupa. Penyelenggarakan bimbingan belajar Biologi bagi anak-anak SD dan SMP di Dusun Keruk IV dengan materi sebagai berikut..

Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siap dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan

Sahabat MQ/ Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah KUKM telah melakukan berbagai upaya penyaluran kredit usaha rakyat KUR/ agar dapat mencapai 10

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat,

Proses penjadwalan adalah suatu proses untuk menerapkan event yang berisi komponen mata kuliah, dosen, kelas dan semester pada time slot yang berisi komponen