• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK PINDAH DENGAN PERCEIVED ALTERNATIVE EMPOYMENT OPPORTUNITY (PAEO) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK PINDAH DENGAN PERCEIVED ALTERNATIVE EMPOYMENT OPPORTUNITY (PAEO) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN

PERCEIVED ALTERNATIVE EMPOYMENT OPPORTUNITY

(PAEO)

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

( Studi Pada Karyawan CV. Adi Perkasa Klaten)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

SEPTIANA LISA ARUMSARI

NIM F0207111

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK PINDAH

DENGAN

PERCEIVED ALTERNATIVE EMPOYMENT OPPORTUNITY

(PAEO)

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

( Studi Pada Karyawan CV. Adi Perkasa Klaten)

Oleh

SEPTIANA LISA ARUMSARI

NIM F 0207111

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja

dan

perceived alternative employment ooportunity

(PAEO) terhadap keinginan untuk

pindah serta untuk menguji peran moderasi

perceived alternative employment opportunity

(PAEO).

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 84 karyawan CV. Adi Perkasa

Klaten dan diambil metode sensus, dimana seluruh populasi digunakan sebagai responden.

Pengujian

hipotesis

menggunakan

Analisis Regresi Sederhana dan

Hierarchical

Regression Analysis

dengan

menggunakan program komputer

SPSS 11.5.

Dari hasil uji hipotesis, maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

kepuasan kerja berpengaruh negatif dengan keinginan untuk pindah. Kedua,

perceived

alternative employment opportunity

(PAEO) berpengaruh positif terhadap keinginan untuk

pindah. Ketiga,

perceived alternative employment ooportunity

(PAEO) memoderasi

pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah.

(3)

THE EFFECT OF JOB SATISFACTION ON TURNOVER INTENTION WITH

PERCEIVED ALTERNATIVE EMPLOYMENT OPPORTUNITY AS

MODERATOR VARIABLE

By :

SEPTIANA LISA ARUMSARI

NIM F 0207111

The main purpose of this study is to explore the effects of job satisfaction and

perceived alternative employment opportunity on turnover intention, and also to test the

moderating perceived alternative employment opportunity

Population and sampe in this study were 84 employees of CV. Adi Perkasa Klaten

and taken by the census method, which means the entire population is used as sample. The

analytical method used was simple regression analysis and hierarchical regression analysis.

Hypothetical test uses simple regression analysis and hierarchical regression

analysis with the Program of SPSS 11.5 for Windows.

The result of this study are as follows. First, job satisfaction has negatif effect on

turnover intention. Second, perceived alternative employment opportunity (PAEO) has

posistif effcet on turnover intention. Third, perceived alternative employment opportunity

(PAEO) moderates the effect of job satisfaction on turnover intention.

Keywords : job satisfaction, perceived alternative employment opportunity, tunover

(4)
(5)
(6)

Innasshalati wa nusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil’alamin..

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk A llah Tuhan

Semesta A lam...

(QS. A l A n’am: 162)

dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh

selain apa yang diusahakannya.. dan bahwasanya usahanya itu kelak akan

diperlihatkan (kepadanya).. kemudian akan diberi balasan kepadanya

dengan balasan yang paling sempurna

( Q.S A n Najm :39-41)

F a innama’al’usri yusra, innama’al’usri yusra...

M aka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan...

(7)

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk

A llah Rabb-ku

Ibu dan Bapak-ku tercinta,

Keluargaku,,

Seseorang yang ditakdirkan-Nya menjadi

pendampingku kelak..

(8)

Puji syukur setinggi tingginya penulis panjatkan kepada Allah SWT, Rabb semesta

Alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas ijin dan pertolongan-Nya, skripsi

dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Untuk Pindah Dengan

Perceived Alternative Empoyment Opportunity

(Paeo) Sebagai Variabel Pemoderasi ( Studi

Pada Karyawan CV. Adi Perkasa Klaten)” dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu

tercurah pada Uswatun Khasanah, Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini atas bantuan dari berbagai pihak. Dan

dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada :

1.

Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

2.

Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS dan Reza

Rahardian, SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNS.

3.

Dr. Asri Laksmi Riani, M.S., selaku pembimbing skripsi sekaligus pembimbing

magang yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan,

dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4.

Dra. Sri Suwarsi ,MM selaku pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan

(9)

dan mas Agus sebagai bagian kehidupan penulis yang sangat berarti. Terimakasih atas

segala doa dan dukungannya. Bangga menjadi bagian dari keluarga ini (^_^)

6.

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen FE UNS atas ilmu yang disampaikan selama penulis

menuntut ilmu di FE UNS ini.

7.

Bapak H.Riyanta, mbak Arum, bu Pranti dan seluruh karyawan CV. Adi Perkasa yang

telah berkenan membantu penelitian dan pendistribusian kuesioner skripsi ini.

8.

Mas Andy, mbak Nur, mbak AyuM, dan mbak Desi yang senantiasa selalu bersabar

memberikan pertolongan dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini. Maaf sudah

merepotkan..dan...Khamsiaaa

9.

Rini Subekti yang selalu

stand by

membantu apa saja. Terimakasih untuk hampir 7

tahun ini membatuku,,semoga Allah yang membalas semua kebaikanmu

10.

Keluarga Besar KEI FE UNS..rumah keduaku, tempatku bermertamorfosa dan

menemukan banyak cinta disana. Ekonomi Islam?? Subhanallah.

11.

Keluarga besar BPPI dan HMJM..salah satu tempatku mencari ilmu juga.

Jazakumullah.

12.

Tim “Kelompok Belajar” : Fia, Dewi Utari, Dewi Lis, Novi, Riesa, Retna, Rizal, Adhi,

Hafid, Lestyo, mbak Vita, dan mbak AyuM. Terimakasih telah mengajariku arti

persahabatan dan kebersamaan. Kapan ngebolang lagi??

13.

Sekartaji IV : mba Ciput, Tina, Novita, dek Wulan, Retna,,,terimakasih untuk

semangatnya.

(10)

selama kurang lebih 4 tahun ini dan semoga persahabatan itu akan selalu terjaga.

16.

Teman-teman Max Express : Ita, Fia, Bambang, Hira, Zifa, Purwo, Sakti, Ika, dll.

Berkat kalian juga,, “The Best Manager of Human Resource” dapat kita sabet

17.

Teman-teman NA, Rahayu, Ratih, Vika, Yana, Jeki, mbak Yuni, mbak Ipa, Istikah dan

teman-teman lain, mari tingkatkan akhlak kita.

18.

Civitas Akademika Fakultas Ekonomi UNS atas segala bantuannya.

19.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah senantiasa memberikan balasan atas segala bantuan yang telah

diberikan kepada penulis. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan

dalam penulisan skripsi ini. Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk

perbaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Surakarta, Februari 2011

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A.

...

Latar

Belakang Masalah ... 1

B.

...

Perumusan

Masalah ... 7

C.

...

Tujuan

Penelitian ... 7

(12)

A.

...

Kepuasan

Kerja ... 9

B.

...

Keinginan

untuk Pindah ... 20

C.

...

Perceived

Alternative Employment Opportunity

(PAEO) ... 24

D.

...

Penelitian

Terdahulu ... 27

E.

...

Kerangka

Teoritis ... 31

F.

...

Hipotesis

... 32

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

...

Desain

Penelitian ... 38

B.

...

Populasi

... 39

C.

...

Definisi

Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

(13)

Pengumpulan Data ... 42

F.

...

Metode

Analisis Data ... 43

1.

...

Analisis

Deskriptif ... 43

2.

...

Uji

Instrumen ... 44

3.

...

Uji Asumsi

Klasik ... 45

4.

...

Uji Hipotesis

... 46

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

...

Deskripsi

Objek Penelitian ... 48

B.

...

Analisis

Deskriptif ... 52

1.

...

Karakteristik

Responden ... 53

2.

...

Distribusi

Tanggapan Responden ... 56

(14)

... 69

2.

...

Uji

Reliabilitas ... 71

D.

...

Uji Asumsi

Klasik ... 72

1.

...

Uji

Heteroskedastisitas ... 72

2.

...

Uji

Normalitas ... 73

E.

...

Uji Hipotesis

... 51

1.

...

Analisis

Regresi Sederhana ... 51

2.

...

Hierarchical

Regression Analysis

... 53

F.

...

Pembahasan

... 79

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.

...

Simpulan

... 81

(15)

... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel II.1

Penelitian terdahulu ... 27

Tabel IV. 1

Distribusi Frekuensi Responden Bedasarkan Jenis Kelamin ... 53

Tabel IV. 2

Distribusi Frekuensi Responden Bedasar kan Umur ... 53

(16)

Tabel IV. 6

Klasifikasi Tingkat Kepuasan Kerja ... 62

Tabel IV. 7

Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Keinginan untuk Pindah... 63

Tabel IV. 8

Klasifikasi Tingkat Keinginan untuk Pindah...64

Tabel IV. 9

Deskripsi Tanggapan Responden terhadap PAEO... 65

Tabel IV. 10 Klasifikasi Tingkat PAEO ... 68

Tabel IV. 11 Hasil Uji Validitas ... 70

Tabel IV. 12 Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel IV. 13 Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 75

Tabel IV. 14 Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 76

Tabel IV. 15 Hasil

Hierarchical Regression Analysis

... 77

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 Model Penelitian ... 31

Gambar IV. 1 Struktur Organisasi CV. Adi Perkasa ... 50

Gambar IV. 2 Hasil Uji Heteroskodesitas ... 73

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Lampiran 2

Statistik Deskriptif

Lampiran 3

Hasil Uji Validitas

(18)
(19)

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK PINDAH

DENGAN

PERCEIVED ALTERNATIVE EMPOYMENT OPPORTUNITY

(PAEO)

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

( Studi Pada Karyawan CV. Adi Perkasa Klaten)

Oleh

SEPTIANA LISA ARUMSARI

NIM F 0207111

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan

perceived alternative employment ooportunity

(PAEO) terhadap keinginan untuk pindah serta

untuk menguji peran moderasi

perceived alternative employment opportunity

(PAEO).

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 84 karyawan CV. Adi Perkasa Klaten

dan diambil metode sensus, dimana seluruh populasi digunakan sebagai responden.

Pengujian hipotesis menggunakan Analisis Regresi Sederhana dan

Hierarchical

Regression Analysis

dengan

menggunakan program komputer

SPSS 11.5.

Dari hasil uji hipotesis, maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

kepuasan kerja berpengaruh negatif dengan keinginan untuk pindah. Kedua,

perceived

alternative employment opportunity

(PAEO) berpengaruh positif terhadap keinginan untuk

pindah. Ketiga,

perceived alternative employment ooportunity

(PAEO) memoderasi pengaruh

kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah.

(20)

VARIABLE

By :

SEPTIANA LISA ARUMSARI

NIM F 0207111

The main purpose of this study is to explore the effects of job satisfaction and perceived

alternative employment opportunity on turnover intention, and also to test the moderating

perceived alternative employment opportunity

Population and sampe in this study were 84 employees of CV. Adi Perkasa Klaten and

taken by the census method, which means the entire population is used as sample. The analytical

method used was simple regression analysis and hierarchical regression analysis.

Hypothetical test uses simple regression analysis and hierarchical regression analysis

with the Program of SPSS 11.5 for Windows.

The result of this study are as follows. First, job satisfaction has negatif effect on turnover

intention. Second, perceived alternative employment opportunity (PAEO) has posistif effcet on

turnover intention. Third, perceived alternative employment opportunity (PAEO) moderates the

effect of job satisfaction on turnover intention.

Keywords : job satisfaction, perceived alternative employment opportunity, tunover intention

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat yang berkembang, sumber daya manusia

mempunyai peranan penting dimana sumber daya manusia adalah potensi

yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal di dalam organisasi

bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan

non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi. Pada setiap

organisasi/perusahaan faktor tenaga kerja manusia merupakan bagian yang

cukup penting dalam pencapaian tujuan perusahaan baik itu perusahaan

besar maupun kecil. Jadi bagaimanapun suatu perusahaan memiliki suatu

peralatan yang modern dengan teknologi tinggi tetapi menusia merupakan

motor penggerak, tanpa manusia perusahaan tidak akan berfungsi.

Organisasi dibuat berdasarkan visi dan misi untuk mencapai tujuan

yang telah digariskan dalam rangka memenuhi keinginan semua

pemangku kepentingan. Organisasi, dalam pelaksanaannya, direncanakan

untuk memenuhi kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya misi

organisasi dikelola dan diurus oleh manusia. Dengan demikian sumber

daya manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan

(22)

lingkungan organisasi. Hal ini berarti manajemen organisasi sangat terkait

dengan fungsi manajemen itu sendiri, yaitu : (1) perencanaan, (2)

pengorganiasasian/pengaturan, (3) penggiatan/motivasi, dan (4)

pengawasan. Untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi, dibutuhkan

sumber daya manusia yang kompeten sesuai kemampuannya. Allen, Louis

A (dalam As’ad, 2001) menyatakan bahwa betapapun sempurnanya

rencana-rencana, organisasi dan pengawasan serta penelitiannya, bila

karyawan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira

maka suatu organisasi tidak dapat mencapai hasil sebanyak yang

sebenarnya dapat dicapainya. Dari uraian Allen tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa faktor manusia ternyata cukup berperan dalam

mencapai hasil sesuai dengan tujuan organisasi.

Salah satu sasaran penting dalam manajemen sumberdaya manusia

pada suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja anggota organisasi

yang bersangkutan. Dengan kepuasan kerja tersebut diharapkan

pencapaian tujuan organisasi akan lebih baik dan akurat. Ada berbagai

definisi terkait dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah sejauh mana

karyawan menyukai pekerjannya (Hwang & Huei Kuo, 2006). Selain itu,

kepuasan kerja juga dapat didefinisikan sebagai perasaan pekerja terhadap

pekerjaannya secara umum serta kepuasan dengan aspek-aspek khusus,

seperti pengawasan, gaji, kesempatan untuk kemajuan, dan semangat

(McNeese-Smith, 1997; Kangas et al., 1999). Pendapat lainnya

(23)

menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan

memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2001: 193). Sementara Luthan

(1998) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja karyawan merupakan hasil

persepsi kerja karyawan tentang bagaimana pekerjaan mereka dapat

memberikan sesuatu yang dianggap penting. Ini berarti bahwa kepuasan

kerja akan tercapai apabila karyawan merasa apa yang didapat dalam

bekerja sudah memenuhi hal yang dianggap penting. Karena hal ini adalah

masalah persepsi, maka kepuasan kerja yang ditunjukkan seseorang

berbeda dengan orang lain, karena hal yang dianggap penting oleh

masing-masing orang berbeda.

Robins (2001) menyatakan bahwa keluaran yang diharapkan dari

studi perilaku organisasional adalah produktivitas, tingkat kemangkiran

yang rendah serta kepuasan kerja. Pada dasarnya kepuasan kerja

merupakan hal yang yang bersifat individu. Setiap individu akan memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang

berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada

masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan

yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi

tingkat kepuasan yang dirasakannya, begitu juga sebaliknya. (As’ad,

2001). Hal ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan

dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Dengan kata

(24)

kepuasan individu dengan semua aspek terkait pekerjaannya saat ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung. (Chang & Chang, 2007).

Kepuasan kerja memiliki hubungan yang erat dengan keinginan

untuk pindah (Hwang & Hue Kuo, 2006). Keinginan karyawan untuk

meninggalkan organisasi meliputi pemikiran untuk keluar dan pernyataan

oleh karyawan bahwa dia benar-benar menginginkan untuk meninggalkan

organisasi (Park & Kim, 2009). Turnover terjadi pada saat tenaga kerja

meninggalkan organisasi dan harus digantikan. Menurut Mathis dan

Jackson (2002) turnover dibedakan menjadi dua, yaitu: voluntary turnover

(sukarela) dan involuntary turnover (tidak sukarela). Voluntary turnover

terjadi pada saat tenaga kerja meninggalkan organisasi atas permintaan

sendiri. Sedangkan involuntary turnover terjadi pada saat tenaga kerja

diberhentikan oleh organisasi.

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa kepuasan kerja dan

turnover memiliki hubungan yang negatif dan konsisten. Sebuah studi

menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara kepuasan kerja dengan

keinginan untuk pindah karena bagaimanapun kepuasan kerja menjadi

bagian dalam faktor keinginan untuk pindah (Hwang & Huei Kuo, 2006).

Menurut Hom & Griffeth dalam Hwang & Huei Kuo (2006), keinginan

untuk pindah berpengaruh buruk terhadap efektivitas organisasional

karena organisasi tersebut akan mengalami kekosongan dalam struktur

(25)

Prediktor lain keinginan untuk pindah adalah perceived alternative

employment opportunity (PAEO). Perceived Alternative Employment

Opportunity (PAEO) berarti persepsi individu atas kesempatan

mendapatkan pekerjaan alternatif. Jika organisasi gagal menyediakan

peluang pertumbuhan substansial, karyawan akan aktif mencari pekerjaan

lain. Ketika seorang karyawan sudah memutuskan untuk meninggalkan

pekerjaannya, maka ia harus mempertimbangkan sikap mereka terhadap

pekerjaannya yang akan datang dan juga mengevaluasi kemungkinan yang

ada di lingkungan eksternal, yaitu perlu mengetahui kesempatan kerja

alternatif di pasar tenaga kerja. Kesempatan kerja adalah keadaan yang

menggambarkan lapangan kerja untuk diisi oleh pencari kerja. Menurut

Price dan Muller (dalam Hwang &Huei Kuo, Jyh, 2006), PAEO lebih

besar ketika pasar tenaga kerja sedang ketat dan PAEO lebih kecil ketika

tidak ada pengangguran. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa PAEO

dan kondisi pasar tenaga kerja berhubungan positif dengan keinginan

untuk pindah (Hulin et al, 1985; Steel & Griffeth dalam Khatir, Naresh et

al., 2001). Selain itu penelitian oleh Mahmood & Hameed (2008) juga

menyatakan hal yang sama, bahwa Perceived Alternative Employment

Opportunity (PAEO) berhubungan positif dengan keinginan untuk pindah.

Hal yang sama disampaikan pula dalam Rahman & Ismail (2006) bahwa

PAEO berubungan positif dengan keinginan untuk pindah. Lebih lanjut,

(26)

(PAEO) dan kepuasan kerja akan berpengaruh negatif terhadap keinginan

untuk pindah.

Pada penelitian ini peneliti memilih CV. Adi Perkasa untuk

dijadikan obyek penelitian. CV.Adi Perkasa memiliki misi dalam

memberdayakan masyarakat sekitar percetakan untuk mengurangi angka

pengangguran. CV. Adi Perkasa bermula dari usaha rumahan yang

memberdayakan masyarakat sekitar tempat tinggal pemiliknya. Kemudian

berkembang menjadi sebuah badan usaha yang berbentuk CV.

Perkembangan yang cukup pesat dari CV.Adi Perkasa ini tentunya tidak

terlepas dari perhatian CV. Adi Perkasa terhadap sumber daya

manusianya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai pengaruh

kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah dengan Perceived

Alternative Employment Opportunity (PAEO) sebagai variabel

pemoderasi, sehingga perusahaan dapat mengevaluasi sejauh mana

kepuasan dan PAEO dalam pengaruhnya terhadap keinginan untuk pindah

karyawan dalam perusahaan untuk menghadapi persaingan bisnis yang

semakin ketat di era globalisasi saat ini.

Tertarik dalam meneliti pengaruh kepuasan kerja yang dialami oleh

karyawan perusahaan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul :

PENGARUH KEPUASAN KERJA PADA KEINGINAN UNTUK

(27)

OPPORTUNITY (PAEO) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

(Studi pada Karyawan CV. Adi Perkasa Klaten)

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kepuasan kerja berpengaruh pada keinginan untuk pindah?

2. Apakah Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO)

berpengaruh pada keinginan untuk pindah?

3. Apakah Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO)

memoderasi pengaruh kepuasan kerja pada keinginan untuk pindah?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji apakah kepuasan kerja berpengaruh pada keinginan untuk

pindah.

2. Untuk menguji apakah Perceived Alternative Employment Opportunity

(PAEO) berpengaruh pada keinginan untuk pindah.

3. Untuk menguji apakah Perceived Alternative Employment Opportunity

(PAEO) memoderasi pengaruh kepuasan kerja pada keinginan untuk

(28)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi perusahaan, diharapkan mengetahui pengaruh kepuasan kerja pada

keinginan untuk pindah serta adanya efek moderasi dari Perceived

Alternative Employment Opportunity (PAEO) pada hubungan ini.

Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan yang akan

datang terkait hal tersebut.

2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

pengembangan untuk materi kepuasan kerja, keinginan untuk pindah, dan

Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO) di dalam proses

pembelajaran Manajemen Sumber Daya Manusia.

3. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah

wawasan ilmu yang berhubungan dengan kepuasan kerjs, keinginan untuk

pindah dan Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO).

4. Bagi penelitian selanjutnya, penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan

referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian pada bidang

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Kerja

1. Definisi Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2001) menyatakan bahwa kepuasan kerja

sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaanya.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap

yang positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang yang tidak puas

dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negative terhadap

pekerjaan itu. Pekerjaan disini menuntut interaksi dengan rekan sekerja

dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi, memenuhi

standard kinerja dan kondisi kerja. Definis lain disampaikan oleh

Hwang & Hue Kuo (2006) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja

adalah sejauh mana karyawan menyukai pekerjannya. Hal yang sama

disampaikan pula oleh Handko (2001) bahwa kepuasan kerja adalah

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

dimana karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang tehadap pekerjaannya. Ini terlihat

pada sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu

(30)

Selain itu, kepuasan kerja juga dapat didefinisikan sebagai

perasaan pekerja terhadap pekerjaannya secara umum serta kepuasan

dengan aspek-aspek khusus, seperti pengawasan, gaji, kesempatan untuk

kemajuan, dan motivasi (McNeese-Smith, 1997; Kangas et al., 1999).

Dengan kata lain, kepuasan kerja tidak hanya mencakup tingkat perasaan

terhadap individu dan kepuasan terhadap pekerjaannya saat ini, tetapi

juga tingkat kepuasan individu dengan semua aspek terkait pekerjaannya

saat ini, baik secara langsung maupun tidak langsung (Chang & Chang,

2007). Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi. Secara umum tahap

yang diamati adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji,

pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja, dan

kesempatan untuk maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas

secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri, namun pekerjaan juga

mempunyai definisi yang berbeda bagi orang lain.

Luthans (1998) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja karyawan

merupakan hasil persepsi kerja karyawan tentang bagaimana pekerjaan

mereka dapat memberikan sesuatu yang dianggap penting. Ini berarti

bahwa kepuasan kerja akan tercapai apabila karyawan merasa apa yang

didapat dalam bekerja sudah memenuhi hal yang dianggap penting.

Karena hal ini adalah masalah persepsi, maka kepuasan kerja yang

ditunjukkan seseorang berbeda dengan orang lain, karena hal yang

(31)

Menurut Rivai (2005) kepuasan kerja pada dasarnya merupakan

sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat

kepuasan yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada

dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai

dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap

kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang

menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak

senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Terdapat 3 dimensi

kepuasan kerja seperti yang diungkapkan Luthans (1998), yaitu :

a. Kepuasan kerja adalah suatu emosi yang merupakan respon terhadap

situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat, tetapi diduga, atau tidak

dapat dinyatakan tetapi tercermin dalam sikap karyawan.

b. Kepuasan kerja yang dinyatakan dengan perolehan hasil yang sesuai

atau bahkan melebihi apa yang diharapkan. Misalnya apabila seorang

karyawan bekerja sebaik yang mampu dilakukannya dan berharap

mendapat imbalan atau penghargaan yang sepadan. Dan pada

kenyataannya ia mendapat gaji yang sesuai dengan pekerjaannya dan

atasannya memberinya pujian atas kinerjanya, maka karyawan akan

puas dalam bekerja.

c. Kepuasan kerja biasanya dinyatakan dalam sikap seseorang yang

tercermin dalam tingkah lakunya seperti meningkatkan loyalitas

(32)

mematuhi peraturan yang telah ditetapkan serta sikap-sikap positif

lainnya.

2. Teori tentang kepuasan kerja

Menurut Wexley dan Yukl dalam As’ad (2001) ada tiga macam

teori kepuasan kerja yang lazim dikenal, yaitu :

a. Teori Selisih (Discrepancy Theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan

menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan

yang dirasakan. Kemudian Locke (dalam As’ad, 2001)

menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung kepada

discrepancy antara yang seharusnya (harapan, kebutuhan atau

nilai) dengan apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah

diperoleh atau dicapai melalui pekerjaan. Dengan demikian orang

akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan

dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang

diinginkan telah terpenuhi.

b. Teori Keadilan (Equity Theory)

Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas

atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan

(equity) atau tidak atas suatu situasi, khususnya situasi kerja.

Perasaan adil atau tidak adil diperoleh orang dengan cara

membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor

(33)

teori keadilan adalah input hasil keadilan atau ketidakadilan. Input

adalah faktor bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung

pekerjaannya seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah

tugas dan peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk

melakukan pekerjaannya. Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap

bernilai oleh seorang karyawan yang diperoleh dari pekerjaannya

seperti upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol, status,

penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri.

c. Teori Dua Faktor (Two Factory Theory)

Prinsip dari teori ini adalah kepuasan kerja dan

ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda. Artinya

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak

merupakan suatu variabel yang kontinyu. Teori ini merumuskan

karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau

motivator dan disatisfies. Satisfies adalah faktor-faktor atau situasi

yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari :

pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk

berprestasi, kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi.

Disatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi sumber

ketidakpuasan, yang terdiri dari : gaji/upah, pengawasan, hubungan

(34)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Robbins (2001) menyatakan terdapat faktor yang mendorong kepuasan

kerja seseorang, diantaranya adalah :

a. Kerja yang secara mental menantang

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang

memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan

dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas,

kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka

mengerjakan pekerjaan mereka. Karakteristik seperti ini membuat

kerja secara mental menantang.

b. Imbalan yang pantas

Karyawan menginginkan sistem penggajian yang mereka anggap

tidak ambigu, dan sejalan dengan harapan mereka.

c. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan merasa peduli akan lingkungan kerja, baik untuk

keamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik.

d. Rekan kerja yang mendukung

Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang atau

prestasi-prestasi berwujud, bagi sebagian karyawan kerja juga

(35)

tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerjja yang

suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja

mereka.

e. Kesesuaian kepribadian-pekerjaan

Menurut Holldan dalam Robbins (2001) kecocokan yang tinggi

antara kepribadian seorang karyawan dan pekerjaan akan

menghasilkan individu yang lebih terpuaskan. Logikanya pada

hakikatnya adalah orang-orang yang tipe kepribadiaannya sama

dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan

bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk

memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereeka, dengan demikian lebih

besar kemunginan mereka untuk berhasil pada pekerjaan-pekerjaan

tersebut.

Sedangkan menurut Burt dalam As’ad (2001) kepuasan kerja

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

a. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain :

1) Hubungan antara manajer dengan karyawan

2) Faktor fisik dan kondisi kerja

3) Hubungan sosial di antara karyawan

4) Sugesti dari teman sekerja

(36)

b. Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan :

a.Sikap orang terhadap pekerjaannya

b. Umur orang sewaktu bekerja

c.Jenis kelamin

c. Faktor luar (eksternal), yang berhubungan dengan :

1) Keadaan keluarga karyawan

2) Rekreasi

3) Pendidikan (training, up grading, dan sebagainya)

Pendapat lain dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown dalam As’ad

(2001) mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan kepuasan

kerja, yaitu :

a. Kedudukan (posisi)

b. Pangkat (golongan)

c. Umur

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial

e. Mutu pengawasan

4. Fungsi kepuasan kerja

Fungsi kepuasan kerja menurut Luthans (1998) adalah :

a. untuk meningkatkan disiplin karyawan dalam menjalankan tugasnya.

Karyawan akan datang tepat waktu dan akan menyeleseikan

tugasnya sesuai dengan waktu yng telah ditentukan. Kedisiplinan

(37)

yang penting bagi suatu organisasi sebab dengan kedisiplinan akan

membuat pekerjaan yang dilakukan semakin efektif dan efesien. Bila

kedisiplinan tidak dapat ditegakkan, kemungkinan tujuan yang telah

ditetapkan oleh suatu organisasi tidak akan tercapai.

Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan

yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi

oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri

waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya

dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai

kedisiplinan akan memtaati peraturan yang ada dalam lingkungan

kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa adanya paksaan. Pada

akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi

akan mempunyai kinerja yang baik karena waktu dimanfaatkan

sebaik mengkin untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengna target

yang telah ditetapkan. Menurut Rivai (2005) Kedisiplinan

merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang

terpenting. Semakin baik disiplin karyawan pada sebuah perusahaan,

semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Sebaliknya tanpa

disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan mencapai hasil

yang maksimal.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab

(38)

perusahaan, karyawan, serta masyarakat pada umumnya. Melalui

disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang

yang berhasil dalam karyanya, studinya biasanya adalah mereka

yang memiliki disiplin yang tinggi (Rivai, 2005).

b. untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dan loyalitas karyawan

terhadap perusahaan

5. Pengaruh ketidakpuasan kerja

Robbins (2001) mengetengahkan 4 respon yang dilakukan karyawan

ketika mereka merasa tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu :

a. Keluar (exit)

Perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi. Mencakup

pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti

b. Suara (voice)

Dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi.

Mencakup saran perbaikan, membahas masalah-masalah dengan

atasan dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.

c. Kesetiaan (loyalty)

Pasif tetapi optimis menunggu membaiknya kondisi. Mencakup

berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan

mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan hal

(39)

d. Pengabaian (neglect)

Secara pasif membiarkan kondisi memburuk, termasuk kemangkiran

atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi dan

tingkat kekeliruan yang meningkat.

Sedangkan Luthans (1998) mengemukakan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh terhadap :

a. Produktivitas

Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi produktivitasnya

akan meningkat walaupun hasilnya tidak langsung.

b. Keinginan untuk pindah

Jika karyawan tidak puas dengan pekerjannya maka besar

keinginannya untuk berpindah atau keluar dari perusahaan

walaaupun demikian, tingkat kepuasan kerja yang tinggi tidak

menjamin karyawan yang bekerja di organisasi tersebut tidak ingin

pindah.

c. Tingkat kehadiran

Ketika tingkat kepuasan kerja tinggi maka tingkat ketidakhadiran

rendah. Sebaliknya, ketika tingkat kepuasan rendah maka tingkat

(40)

d. Faktor-faktor lain

Karyawan dengan tingkat kepuasan yang tinggi akan mempunyai

kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, lebih cepat untuk

mempelajari tugas-tugas, tidak banyak kesalahan yang dibuat, dan

tidak banyak keluhan

B. Keinginan untuk Pindah (Turnover Intention)

1. Pengertian

Keinginan untuk pindah atau turnover intention adalah

kecenderungan sikap atau tingkat dimana seorang karyawan memiliki

kemungkinan untuk meninggalkan organisasi atau mengundurkan diri

secara sukarela dari pekerjaanya (Bluedorn, 1982 dalam Grant et al.,

2001). Lebih lanjut menurut Mobley (1979), Horner dan Hollingsworth,

(dalam Grant et al., 2001) keinginan untuk pindah dapat dijadikan gejala

awal terjadinya turnover dalam sebuah perusahaan. Menurut Mobley

dalam Muchinsky (1993) tentang employee turnover, pikiran untuk

berhenti bekerja dimulai dari adanya pikiran dan intense untuk berhenti

bekerja serta melakukan usaha-usaha untuk mencari pekerjaan baru.

Sedangkan menurut Elci et al., (2007), turnover intention adalah

kemungkinan bahwa seseorang akan meninggalkan pekerjaannya di

masa datang. Keinginan untuk pindah atau turnover intention adalah

kecenderungan sikap atau tingkat dimana seorang karyawan memiliki

kemungkinan untuk meninggalkan organisasi atau mengundurkan diri

(41)

Lebih lanjut menurut Mobley (1979), Horner dan Hollingsworth (dalam

Grant et al., 2001) keinginan untuk pindah dapat dijadikan gejala awal

terjadinya turnover dalam sebuah perusahaan.

2. Indikasi Terjadinya Keinginan untuk Pindah (Turnover Intention) :

Menurut Harnoto (2002:2) turnover intentions ditandai oleh

berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan, antara lain: absensi

yang meningkat, mulai malas kerja, naiknya keberanian untuk

melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau protes

kepada atasan, maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua tanggung

jawab karyawan yang sangat berbeda dari biasanya. Indikasi-indikasi

tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk memprediksikan turnover

intentions karyawan dalam sebuah perusahaan.

a. Absensi yang meningkat

Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, biasanya

ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat tanggung

jawab karyawan dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan

sebelumnya.

b. Mulai malas bekerja

Karyawan yang berkeinginan untuk melakukan pindah kerja, akan

(42)

tempat lainnya yang dipandang lebih mampu memenuhi semua

keinginan karyawan bersangkutan.

c. Peningkatan terhadap pelanggaran tatatertib kerja

Berbagai pelanggaran terhadap tata tertib dalam lingkungan

pekerjaan sering dilakukan karyawan yang akan melakukan turnover.

Karyawan lebih sering meninggalkan tempat kerja ketika jam-jam

kerja berlangsung, maupun berbagai bentuk pelanggaran lainnya.

d. Peningkatan protes terhadap atasan

Karyawan yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, lebih

sering melakukan protes terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan

kepada atasan. Materi protes yang ditekankan biasanya berhubungan

dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sependapat dengan

keinginan karyawan.

e. Perilaku positif yang sangat berbeda dari biasanya

Biasanya hal ini berlaku untuk karyawan yang karakteristik positif.

Karyawan ini mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap

tugas yang dibebankan, dan jika perilaku positif karyawan ini

meningkat jauh dan berbeda dari biasanya justru menunjukkan

(43)

3. Jenis-jenis Turnover

Menurut Mathis dan Jackson (2002) turnover dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a. Voluntary Turnover (Sukarela)

Voluntary turnover terjadi pada saat tenaga kerja meninggalkan

organisasi atas permintaan sendiri yang disebabkan oleh beberapa

faktor. Faktor alasan termasuk kurang tantangan, kesempatan yang

lebih baik di tempat lain, gaji, pengawasan, letak georgrafis dan

tekanan. Menurut Mowday, et al., (dalam Nipha, 1997) voluntary

turnover memiliki konsekuensi positf dan negatif pada tiga

analisis, yaitu individual, kelompok kerja, dan organisasi.

Pengaruh paling negatif akibat voluntary turnover adalah

meningkatnya biaya administratif yang berhubungan dengan

turnover, diantaranya biaya rekruitmen, seleksi, pelatihan

(training), dan pengembangan. Karenanya, konsekuensi negatif ini

telah mempercepat pencarian informasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi turnover karyawan, yang diharapkan kedepannya

dapat dijadikan panduan program pengembangan terkait penyebab

turnover di dalam organisasi.

b. Involuntary Turnover (Tidak Sukarela)

Turnover tidak sukarela terjadi pada saat tenaga kerja

(44)

4. Penyebab Terjadinya Turnover

Menurut Cotton dan Tuttle dalam Foreman (2009), ada tiga kategori

penyebab turnover karyawan, yaitu :

a. Faktor pekerjaan, misalnya kepuasan kerja, gaji, kinerja, dan

komitmen organisasional.

b. Faktor individu, misalnya umur, pendidikan, jenis kelamin, dan

masa kerja.

c. Faktor eksternal. misalnya tingkat pengangguran, persepsi kerja

dan serikat kerja.

C. Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO)

1. Pengertian Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO)

Istilah PAEO mengandung pengertian kesempatan untuk

mendapatkan pekerjaan alternatif. Dengan demikian pengertian PAEO

adalah mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua

lapangan pekerjaan yang masih lowong (Indra, 2009). Price dan Muller

(dalam Hwang & Huei Kuo, 2006) menyatakan bahwa Perceived

Alternative Employment Opportunity (PAEO) berarti persepsi individu

atas ketersedianya pekerjaan alternatif di lingkungan organisasi. Hal

yang sama disampaikan pula dalam Price (2001) bahwa Perceived

Alternative Employment Opportunity (PAEO) adalah variabel lain pasar

tenaga kerja. Kesempatan kerja alternatif yang lebih besar ada di

(45)

mengevaluasi analisis biaya dan keuntungan dan memiliki keinginan

(niat) untuk beralih pekerjaan. Dari lapangan pekerjaan yang masih

lowong tersebut (yang mengandung arti adanya kesempatan), kemudian

timbul kebutuhan akan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata

diperlukan oleh perusahaan/lembaga menerima tenaga kerja pada tingkat

upah, posisi, dan syarat kerja tertentu.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perceived Alternative

Employment Opportunity (PAEO)

Pada suatu daerah di mana tingkat kesempatan kerjanya tinggi, hal

tersebut akan mengurangi tingkat pengangguran dan sebaliknya jika

kesempatan kerja itu rendah maka pengangguran akan meningkat.

Tinggi rendahnya tingkat kesempatan kerja dipengaruhi oleh beberapa

komponen pokok, komponen tersebut di suatu negara jenisnya

berbeda-beda. Menurut Simanjuntak dalam Indra (2009), faktor yang

mempengaruhi PAEO, yaitu:

a. Kondisi perekonomian

Pesatnya roda perekonomian suatu daerah mencerminkan aktivitas

produksi yang tinggi, kapasitas produksi yang tinggi membutuhkan

tingginya faktor produksi diantaranya adalah tenaga kerja. Jadi

banyak perusahaan yang menambah tenaga

(46)

Kualitas pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh tingginya

angka pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu semakin tinggi

jumlah penduduk akan mengurangi kesempatan orang untuk

bekerja.

c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia

Tingginya produktivitas dan kualitas sumber daya seseorang akan

mendorong tingginya tingkat kesempatan kerja, dan sebaliknya

kualitas sumber daya manusia yang rendah akan kesulitan untuk

mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya.

d. Tingkat upah

Kenaikan upah yang tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas

produksi akan menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi

jumlah karyawannya, hal tersebut akan menurunkan tingkat

kesempatan kerja.

e. Struktur umur penduduk

Semakin besar struktur umur penduduk yang digolongkan mudah,

(47)
[image:47.612.135.556.183.708.2]

D. Penelitian Terdahulu

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti (tahun) dan Judul

Variabel Responden/ Sampel

Hasil Penelitian

1 Park & Kim

(2009) Do Types of Organizational Culture Matter in Nurse Job Satisfaction and Turnover Intention? 1. Budaya Organisasi 2. Kepuasan kerja 3. Keinginan untuk pindah 527 perawat Rumah Sakit di Korea

1. Kepuasan kerja

perawat Rumah Sakit di Korea akan lebih tinggi dengan adanya consesnsual culture

2. Keinginan untuk

pindah perawat Rumah Sakit di Korea akan lebih rendah dengan adanya consesnsual culture

3. Kepuasan kerja

berhubungan negatif terhadap keinginan untuk pindah

2 Foreman, W.T

(2009)

Job Satisfaction and Turnover in the Chinese Retail Industry 1. Kepuasan kerja 2. Keinginan untuk pindah Karyawan pada dua perusahaan ritel di China Ditemukan adanya hubungan yang kuat antara kepuasan kerja dan keinginan untuk pindah

3 Nazim et.al (2010)

Measuring the Level of Job Satisfaction, Commitment and Turnover Intentions of Private Sector Universities Teachers of NWFP, Pakistan 1. Kepuasan kerja 2. Perceived Alternative Employment Opportunities 3. Komitmet pekerjaan 4. Keinginan untuk pindah Dosen Universitas NWFP, Pakistan

1. Ada korelasi yang

positif antara kepuasan kerja dan komitmen 2. Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO) tidak memiliki hubungan dengan Komitmen

3. Kepuasan kerja

(48)

No Peneliti (tahun) dan Judul Variabel Responden/ Sampel Hasil Penelitian pindah

4. PAEO dan keinginan

untuk pindah memiliki korelasi yang positif

5. Ada korelasi negatif

antara komitmen dan keinginan untuk pindah

4 Hwang & Hue

Kuo (2006) The Relationship Between Organizational Commitment, Job satisfaction, and Turnover Among New sales People

1. Kepuasan kerja 2. Keinginan untuk pindah 3. Perceived Alternative Employment Opportunities (PAEO) Staf pemerintaha n dan eksekutif

1. Kepuasan kerja

berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk pindah

2. PAEO berpengaruh

positif terhadap keinginan untuk pindah

3. PAEO memoderasi

pengaruh kepuasan kerja dan keinginan untuk pindah

5 Mahmud dan

Hameed (2008) Controllable vs. Uncontrollable Factors of Employee Turnover Intentions: An Empirical Evidence from Textile sector of Pakistan

1. Kepuasan

kerja

2. Komitmen

organisasional

3. Job stress

4. Keinginan untuk pindah 5. Perceived alternative employment opportunity (PAEO) 6. Job hopping 252 manajer lini pertama dan pengawas tekstil di Pakistan

1. Kepuasan kerja dan

komitment organisasional berhubungan negatif dengan keinginan untuk pindah

2. Job stres, job

hopping dan (PAEO)

berhubungan positif dengan keinginan untuk pindah

Park & Kim pada tahun 2009 melakukan penelitian yang berjudul

Do Types of Organizational Culture Matter in Nurse Job Satisfaction and

Turnover Intention?. Penelitian tersebut menguji pengaruh budaya

(49)

perawat yang bekerja pada dua rumah sakit di Korea. Hasil penelitian

tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara kepuasan kerja

dan keinginan untuk pindah.

Foreman pada tahun 2009 melakukan penelitian yang berjudul Job

Satisfaction and Turnover in the Chinese Retail Industry. Penelitian tersebut

menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah

karyawan perusahaan retail di China. Hasilnya menyatakan bahwa kepuasan

kerja berpengaruh negatif dengan keinginan untuk pindah.

Nazim et.al. pada tahun 2010 melakukan penelitian yang berjudul

Measuring the Level of Job Satisfaction, Commitment and Turnover

Intentions of Private Sector Universities Teachers of NWFP, Pakistan.

Penelitian tersebut menguji pengaruh kepuasan kerja, keinginan untuk

pindah, PAEO dan komitmen organisasional. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan negatif dengan keinginan

untuk pindah serta PAEO berhubungan positif terhadap keinginan untuk

pindah.

Pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah dengan

PAEO pemoderasi merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Hubungan

ketiga variabel tersebut telah menjadi penelitian Hwang & Huei Kuo pada

tahun 2006. Penelitian mereka berjudul Effect of Job Satisfaction and

Perceived Alternative Employment Opportunities on Turnover Intention (An

(50)

kesempatan kerja sebagai pemediasi hubungan antara kepuasan kerja dan

keinginan untuk pindah (turnover intention). Hasil penelitian dari 259

eksekutif dan staf pemerintahan Taiwan ini menunjukkan bahwa kepuasan

kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap keinginan untuk

pindah sedangkan hubungan antara kepuasan kerja dan PAEO memiliki

hubungan yang negatif terhadap keinginan untuk pindah. Selain itu, hasil

penelitian ini juga menunjukkan bahwa PAEO memiliki hubungan yang

positif terhadap keinginan untuk pindah.

Mahmud dan Hameed pada tahun 2008 juga melakukan penelitian

yang berjudul Controllable vs. Uncontrollable Factors of Employee

Turnover Intentions: An Empirical Evidence from Textile sector of Pakistan

terhadap 252 manajer lini pertama dan pengawas tekstil di Pakistan.

Penelitian ini bertujuan mengukur faktor-faktor yang menyebabkan

keinginan untuk pindah. Dalam penelitian ini, faktor-faktor penyebab

keinginan untuk pindah dibedakan menjadi dua, yaitu faktor terkendali yang

terdiri dari dari kepuasan kerja; komitmen organisasi serta stres kerja, dan

faktor tidak terkendali yang terdiri dari kesempatan kerja alternatif dan

harapan pekerjaan. Hasilnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki

hubungan yang negatif dengan keinginan untuk pindah, akan tetapi

Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO) memiliki hubungan

(51)

E. Kerangka Penelitian

Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan

dengan penyusunan teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor

yang dianggap penting untuk suatu masalah (Sekaran, 2006:114). Penelitian

ini menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah

dengan Perceived Alternative Employment Opportunity (PAEO) sebagai

variabel pemoderasinya. Berdasarkan uraian tersebut, maka model penelitian

[image:51.612.157.506.212.592.2]

yang diajukan adalah sebagai berikut :

Gambar II.1.

Model Penelitian

Dari kerangka pemikiran di atas dapat dilihat bahwa kepuasan

kerja berpengaruh terhadap keinginan untuk pindah secara langsung.

Perceived Alternative Emloyment Opportunity (PAEO) juga berpengaruh Kepuasan Kerja

Keinginan untuk Pindah

Perceived Alternative

Emloyment

(52)

Alternative Emloyment Opportunity (PAEO) juga sebagai variabel

pemoderasi yang dapat memperkuat ataupun memperlemah pengaruh

kepuasan kerja terhadap keinginan untuk pindah. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen, dependen dan moderasi di dalam

penelitian ini secara berurutan adalah kepuasan kerja, keinginan untuk

pindah dan Perceived Alternative Emloyment Opportunity (PAEO).

F. Hipotesis

1. Pengaruh Kepuasan Kerja pada Keinginan untuk Pindah

Hubungan antara kepuasan kerja dan turnover adalah salah satu

topik penelitian yang paling menyeluruh di dalam literatur turnover

(Khatri et al., 2001). Beberapa peneliti telah meneliti apakah

ketidakpuasan pekerjaan mempengaruhi turnover karyawan (dalam

Beatrice et al., 2009). Suatu penelitian terdahulu tentang kepuasan

kerja menyatakan bahwa kebanyakan dari studi telah meneliti

pengaruh kepuasan kerja secara keseluruhan pada turnover hanya

dengan beberapa pertanyaan tentang hubungan antara turnover dan

aspek dari kepuasan kerja seperti gaji, supervisi, lingkungan

pekerjaan ( Khatri et al., 2001).

Penelitian yang dilakukan oleh Porter dan Steers (dalam

Hwang & Huei Kuo, 2006) menyatakan bahwa kepuasan kerja

karyawan / karyawan mencerminkan tingkat kumulatif “bertemu

harapan pekerja”. Hal itu mencerminkan bahwa harapan pekerja

adalah pekerjaan mereka akan menghasilkan gaji, promosi jabatan,

(53)

tertentu. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan Busg et al., (dalam

Hwang & Huei Kuo, 2006) meyatakan bahwa karyawan yang relatif

puas dengan pekerjaannya cenderung akan tinggal lebih lama dalam

organisasinya tersebut.

Luthans (1998) mengemukakan bahwa ada hubungan erat

antara kepuasan kerja dan turnover. Kepuasan kerja yang tinggi akan

cenderung menurunkan tingkat turnover karyawan dan sebaliknya

ketidakpuasan kerja akan meningkatkan turnover. Mobley dalam

(Poon, 2003) menyatakan bahwa ketidakpuasan kerja diartikan ke

dalam pikiran untuk berhenti. Ketidakpuasan kerja biasanya

didefinisikan sebagai penilaian negatif atau positif terhadap situasi

pekerjaan seseorang (Weiss & Cropanzano dalam Poon, 2003).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketidakpuasan kerja

memberikan kontribusi bagi turnover karyawan (Poon, June , 2003).

Selain itu, Blau dalam Poon (2003) mengamati ada hubungan negatif

antara kepuasan kerja dan turnover karyawan.

Penelitian serupa dilakukan oleh Arnold dan Feldman (1982)

mengambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan kerja

karyawan mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan semakin

tinggi tingkat niat untuk bertahan dalam perusahaan. Seorang

(54)

menyebabkan rendahnya niat untuk keluar dari perusahaan (intention

to quit) (Raabe & Beehr,2003; Ramaswami & Singh, 2003). Busch et

al. dalam Hwang dan Huei Kuo (2006) menjelaskan bahwa seseorang

yang relatif puas terhadap pekerjaannya akan tetap tinggal dalam

perusahaan lebih lama, dan dapat menurunkan angka keluar masuk

karyawan dan mengurangi keabsenan.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Mowday (1981);

Michele dan Spector (1982); Arnold dan Fieldman (1982)

menunjukkan bahwa tingkat turnover dipengaruhi oleh kepuasan

kerja seseorang. Mereka menemukan bahwa semakin tidak puas

seseorang terhadap pekerjaannya akan semakin kuat dorongannya

untuk melakukan turnover. Ketidakpuasan tersebut memiliki banyak

aspek, diantara aspek-aspek itu adalah ketidakpuasan terhadap

manajemen perusahaan, kondisi kerja, mutu pengawasan,

penghargaan, gaji, promosi, dan hubungan interpersonal.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memiliki hipotesis :

H1 : Kepuasan kerja berpengaruh negatif pada keinginan

untuk pindah

2. Pengaruh Perceived Alternative Emloyment Opportunity (PAEO)

pada Keinginan untuk Pindah

Penelitian terdahulu menyatakan bahwa PAEO dan kondisi

(55)

sama ditemukan oleh Stepnia & Boyle dalam Rahman & Ismail

(2008) yang telah melakukan penelitian tentang turnover karyawan

teknologi informasi dan menemukan korelasi positif yang kuat antara

PAEO dengan turnover.

Temuan Hwang & Huei Kuo (2006) mengungkapkan ada

hubungan yang signifikan antara PAEO dengan keinginan untuk

pindah. Menurut Hwang dan Huei Kuo (2006) Perceived Alternative

Emloyment Opportunity (PAEO) tidak selalu sama dengan kondisi

pasar. Tapi bagaimana karyawan harus bisa memahami kondisinya

untuk merubah pekerjaannya ketika sudah memiliki keinginan untuk

pindah. Selain itu penelitian oleh Mahmood & Hameed (2008) juga

menyatakan hal yang sama, bahwa Perceived Alternative Employment

Opportunity (PAEO) berhubungan positif dengan keinginan untuk

pindah. Evaluasi terhadap berbagai alternatif pekerjaan, pada

akhirnya akan mewujudkan terjadinya turnover karena individu yang

memilih keluar organisasi akan mengharapkan hasil yang lebih

memuaskan di tempat lain. Alasan untuk mencari pekerjaan alternatif

lain di antaranya adalah kepuasan atas gaji yang diterima.

Oleh karenanya, peneliti memiliki hipotesis :

H2 : Perceived Alternative Emloyment Opportunity (PAEO)

(56)

3. Moderasi Perceived Alternative Emloyment Opportunity (PAEO)

terhadap Pengaruh Kepuasan Kerja pada Keinginan untuk

Pindah

Kepuasan kerja dihubungkan negatif dengan keluarnya

karyawan (turnover intention) tetapi faktor-faktor lain seperti kondisi

pasar kerja, kesempatan kerja alternatif, dan panjangnya masa kerja

merupakan kendala yang penting untuk meninggalkan pekerjaan yang

ada (Robbins, 2001). Jika organisasi gagal menyediakan peluang

pertumbuhan substansial, karyawan akan mulai aktif mencari

pekerjaan alternatif dan pencarian mereka didasarkan pada peluang

yang dirasakan di pasar eksternal (Negrin & Tzafir, 2004). Penelitian

yang dilakukan Hom et al., (dalam Hwang & Huei Kuo, 2006)

menyatakan bahwa ada efek yang lebih kuat antara keinginan untuk

pindah dengan kepuasan kerja ketika adanya alternatif pekerjaan lain.

Sebuah studi dilakukan oleh Lambert & Barton (2001) dalam

studi yang difokuskan pada dampak kepuasan kerja terhadap maksud

turnover. Hasilnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki

dampak terbesar terhadap keinginan untuk pindah dan perceived

alternative employment opportunity (PAEO) memiliki korelasi positif

pada keinginan untuk pindah. Selain itu juga Hullin et.al dalam Rita

(2006) mengakui bahwa PAEO dan kepuasan kerja dapat memiliki

pengaruh yang substansial pada keinginan untuk pindah pekerja pada

(57)

kepuasan kerja diharapkan akan menurunkan maksud dan tujuan

karyawan untuk meninggalkan organisasi. Temuan itu diperkuat oleh

Hwang & Hue Kuo (2006) bahwa PAEO memoderasi pengaruh

kepuasan kerja pada keinginan untuk pindah. Lebih lanjut, karyawan

yang tidak puas dengan aspek-aspek pekerjaannya akan lebih

mungkin mencari pekerjaan pada organisasi yang lain.

Oleh karena itu, peneliti memiliki hipotesis :

H3 : Perceived Alternative Emloyment Opportunity (PAEO)

memoderasi pengaruh kepuasan kerja pada keinginan untuk

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain survei yaitu penelitian yang hasil

pengukuran sampelnya akan digeneralisasikan untuk populasinya (Wahyuni,

2003). Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:86), secara umum yang perlu

ditentukan di dalam desain penelitian adalah karakteristik-karakteristik dari

penelitiannya meliputi : tujuan studi, tipe hubungan antar variabel, lingkungan

(setting) studi, unit analisis, horison waktu dan pengukuran construct.

1. Tujuan Studi

Tujuan studi terbagi dalam tiga kategori, yaitu studi eksplori, studi

deskriptik dan hypoyhesis testing (pengujian hipotesis). Sedangkan tujuan

studi ini adalah hypothesis testing (pengujian hipotesis), yaitu penelitian

yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keterikatan kepuasan kerja,

keinginan untuk pindah dan perceived alternative employment opportunity

(PAEO).

2. Tipe Hubungan Variabel

Tipe hubungan variable dalam penelitian ini adalah hubungan sebab-akibat

(59)

variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Dalam

penelitian ini variabel independennya adalah,kepuasan kerja, variabel

independennya adalah keinginan untuk pindah dan variabel

pemoderasinya adalah perceived alternative employment opportunity

(PAEO)

3. Lingkungan (Setting) Studi

Lingkungan penelitian ini adalah karyawan CV. Adi Perkasa Klaten.

4. Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis berdasarkan

pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dan merupakan elemen

penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan,

pengumpulan, dan analisis data. Unit analisis penelitian ini adalah tingkat

individual yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap individual

karyawan.

5. Horison Waktu

Penelitian ini merupakan studi satu tahap (one shot study) yaitu penelitian

yang datanya dikumpulkan sekaligus dapat berupa data dari satu atau

beberapa subyek penelitian yang mencakup satu atau beberapa periode

waktu.

6. Pengukuran Construct

(60)

diukur. Skala interval yang digunakan dinyatakan dengan angka 1 sampai

4.

B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok, orang, kejadian, atau hal

minat yang ingin diinvestigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh karyawan CV. Adi Perkasa Klaten sebanyak 86

karyawan. Metode yang digunakan metode sensus dimana seluruh

populasi dijadikan responden.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen, baik secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel

independen, variabel dependen juga hadir dan dengan setiap unit kenaikan

dalam variabel independen, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam

variabel dependen. Dengan kata lain, varians variabel dependen ditentukan

oleh variabel independen (Sekaran, 2006). Variabel independen dalam

(61)

kerja dalam penelitain ini adalah cara karyawan CV.Adi Perkasa

memandang pekerjaannya itu menyenangkan atau tidak.

Variabel ini diukur dengan 15 item pertanyaan yang diadaptasi dari

Job Diasnotic Survey yang dikembangkan Hackman & Oldham (1975).

Skala terdiri dari jangkauan tanggapan dari 1=sangat tidak setuju, 2=tidak

setuju, 3= setuju, dan 4=sangat setuju.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian

utama peneliti. Dengan kata lain variabel dependen merupakan variabel

utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui

analisis terhadap variabel dependen adalah mungkin untuk menentukan

jawaban atau solusi atas masalah (Sekaran, 2006). Variabel dependen

dalam penelitain ini adalah keinginan untuk pindah.

Definisi operasional keinginan untuk pindah dalam penelitian ini

adalah kecenderungan sikap atau tingkat dimana karyawan CV. Adi

Perkasa memiliki kemungkinan untuk meninggalkan organisasi atau

mengundurkan diri secara sukarela dari pekerjaanya. Variabel keinginan

untuk pindah diukur dengan 3 item pertanyaan yang diadaptasi dari

Cummann et al. (1979). Skala terdiri dari jangkauan tanggapan dari

1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju dan 4=sangat setuju.

(62)

Variabel moderasi adalah variabel yang memperlemah atau

memperkuat hubungan atau dampak dari hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen (Sekaran, 2006). Variabel moderasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived alternative

employment opportunity (PAEO).

Definisi operasional perceived alternative employment opportunity

(PAEO) adalah persepsi individu/karyawan Cv. Adi Perkasa terhadap

adanya ketersediaan pekerjaan alternatif di luar lingkungan organisasi

tersebut. Variabel Perceived alternative employment opportunity (PAEO)

diukur dengan 6 item pertanyaan berdasarkan literatur dari Arnold &

Fieldman (1982). Skala terdiri dari jangkauan tanggapan dari 1=sangat

tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju dan 4=sangat setuju.

D. Sumber Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang mengacu pada informasi informasi

yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan

variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006). Data ini

diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden.

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan CV. Adi Perkasa Klaten.

Data inilah yang nantinya akan dianalisis lebih lanjut dengan

menggunakan metode analisis yang telah ditentukan.

(63)

Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data atau

informasi yang dikumpulkan orang atau pihak lain yang digunakan

peneliti untuk penelitiannya (Sekaran, 2006). Data ini diperoleh langsung

dari lembaga / instansi yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu

sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif

yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.1
Gambar II.1.
Gambaran Umum Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui secara empiris faktor atribut produk dan promosi berpengaruh terhadap perpindahan merek konsumen dalam pembelian produk kosmetik wardah pada

UJI ANTIPIRETIK PATCH EKSTRAK ETANOL BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) DENGAN ENHANCER SPAN-80 DAN MATRIKS HPMC TERHADAP TEMPERATUR TIKUS PUTIH.. FITRI ILLA KHOLI SOTUN

Target sasaran sendiri sebagai pengguna smartphone juga lebih menghabiskan waktu mereka dengan smartphone mereka berjam-jam dan merasa banyak beban dalam hidupnya karena

Pada fase sub akut masalah yang terjadi adalah adanya kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas dan berlangsung setalah fase awal teratasi.

Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2018.Dari table tersebut juga kita dapat melihat nilai Odd Ratio (OR) yaitu sebesar3,000.Nilai OR > 1 yang berarti ibu dengan

Dengan kebutuhan akan tanah yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan keadaan tanah yang ada. Sementara tanah sebagai sumberdaya yang memiliki peran penting

karena siswa belum dapat menguba h informasi dari soal ke dalam bentuk matematika dengan benar, serta siswa salah dalam menggunakan tanda operasi hitungan,

Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), 10.. untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena