• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH KECAMATAN POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH KECAMATAN POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN GARIS BILANGAN

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH

KECAMATAN POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

SKRIPSI

OLEH: NANIK NUR AINI. I

X7109073

PROGRAM SI TRANSFER PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

(3)
(4)

commit to user

iv ABSTRAK

Nanik Nur Aini Itsnaningrum. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH KEC. POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan Penelitian Tindakan kelas ini adalah : untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat melalui garis bilangan pada siswa kelas IV SDN 2 Sidowayah.

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah : hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah garis bilangan.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasi), refleksi (reflecting). Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Sidowayah. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model deskriptif interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

(5)

commit to user

ABSTRACT

Nanik Nur Aini Itsnaningrum. THE EFFORTS TO IMPROVE RESULTS OF OPERATIONS CALCULATE ADDITIVE LEARNING ROUND NUMBERS ON NUMBERS LINE WITH CLASS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH.. POLANHARJO KLATEN YEAR 2010 / 2011, Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta, June 2011.

The objective of this class action is this class action to is improve learning outcomes summation integer arithmetic operations through a number line on fourth grade students of SDN 2 Sidowayah.

Variables that were targeted changes in this study were: learning outcomes summation integer arithmetic operations, while variable measures used in this study is the number line.

Forms of this study was classroom action research using the model cycle. Each cycle consists of four phases, namely, planning (planning), execution (acting), observing (observation), reflection (reflecting). As a research subject are students of class IV SDN 2 Sidowayah. The data collection technique used observation, documentation and testing. Analysis using descriptive analysis techniques interactive model that consists of three components analysis of data reduction, data and conclusion or verification.

(6)

commit to user

vi MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap” (Terjemahan QS.Al-Insyirah : 6-8)

“Semua orang bisa menyerah, itu hal termudah yang bias dilakukan di dunia. Tetapi tetap bertahan ketika semua orang menganggap anda gagal,

itulah kekuatan yang sejati”

“Lebih baik melangkah salah karena telah mencoba daripada

Tidak pernah berani melangkah”

“Ku jalani hari in sebaik mungkin, Biar esok hari

(7)

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersenbahkan skripsi ini kepada :

• Bapak dan Ibu trecinta

Terima kasih atas segala doa, kesabaran, pengorbanan serta kasih sayang. Dengan doa dan restumu aku mampu berjuang untuk memenuhi

kebanggaanmu.

• Saudara-saudaraku (Mas Erwan dan Dik Wina)

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun proposal ini, tentunya penulis tidak lepas dari bimbingan, bantuan maupun kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Kartono, M.Pd, selaku ketua Program studi S1 PGSD 2. Bapak Drs. Samidi, M.Pd, selaku pembimbing I selaku dosen

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Ngadino Y, M.Pd, selaku pembimbing II selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Usada, M,Pd selaku Sekretaris Penguji

5. Ibu Supantu SA selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sidowayah yang telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian di SDN 2 Sidowayah. 6. Semua guru SDN 2 Sidowayah yang telah membantu selama penulis

mengadakan penelitian.

7. Bapak dan Ibu, keluarga (mas erwan dan dik wina) yang senantiasa memberikan doa restu dan bimbingan serta semangat yang begitu besar sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar.

8. Teman-teman S1 transfer PGSD angkatan 2009 khususnya kelas B, yang telah memberikan doa dan dukungan.

9. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(9)

commit to user

saran yang membangun guna penyempurnaan tugas ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya serta pembaca pada umumnya.

Surakarta, 1 juni 2011

(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Motto ... vi

Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Grafik ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah……… . 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat ... 7

a. Hakikat Hasil Belajar ... 7

b. Pengertian Belajar ... 10

c. Pengertian Matematika ... 11

d. Karakteristik Matematika ... 12

(11)

commit to user

f. Evaluasi Matematika ... 16

g. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat ... 20

1) Operasi Penjumlahan ... 20

2) Hakekat Bilangan Bulat ... 21

2. Hakikat Alat Peraga Garis Bilangan ... 22

a. Pengertian Alat Peraga ... 22

b. Peranan Alat Peraga ... 22

c. Prinsip-Prinsip Umum Penggunaan Alat Peraga ... 23

d. Alat Peraga Garis Bilangan ... 23

e. Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan ... 25

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 28

D. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

1. Tempat Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Subjek dan Bentuk Penelitian ... 31

1. Subjek Penelitian ... 31

2. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 31

C. Sumber Data ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Observasi ... 32

2. Dokumentasi ... 33

3. Tes ... 34

4. Foto dan Video ... 34

5. Validasi Data ... 34

E. Analisis Data ... 35

1. Reduksi Data ... 36

2. Penyajian Data ... 36

(12)

commit to user

xii

F. Indikator Kerja ... 38

G. Prosedur Penelitian ... 38

Siklus Pertama ... 38

Siklus Kedua ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripasi Kondisi Awal ... 43

B. Deskripsi Prosedur Penelitian ... 45

1. Siklus I ... 45

a. Perencanaan ... 45

b. Tindakan ... 46

c. Observasi ... 49

d. Refleksi ... 51

2. Siklus Kedua ... 52

a. Perencanaan ... 52

b. Tindakan ... 53

c. Observasi ... 55

d. Refleksi ... 56

C. Pembahasan Setiap Siklus ... 58

1. Siklus I ... 58

a. Data Nilai Penilaian Akhir Siswa ... 58

b. Kegiatan Siswa ... 61

2. Siklus II ... 61

a. Data Nilai Penilaian Akhir Siswa ... 58

b. Kegiatan Siswa ... 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 67

B. Implikasi ... 67

C. Saran-saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nilai Hasil Belajar Bilangan Bulat ... 3

Tabai 2 : Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 15

Tabel 3 : Jadwal Penelitian ... 31

Tabel 4 : Frekuensi Data Nilai Awal Sebelum Tindakan ... 43

Tabel 5 : Hasil Penilaian Awal... 44

Tabel 6 : Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan ... 44

Tabel 7 : Frekuensi Data Nilai Akhir pada Siklus I ... 58

Tabel 8 : Perbandingan Hasil Penilaian Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah diberikan Tindakan Siklus I ... 59

Tabel 9 : Perbandingan Prosentase Hasil Penilaian Siswa Sebelum Tindakan dan Setelah diberikan Tindakan Siklus I ... 60

Tabel 10 : Frekuensi Data Nilai Akhir pada Siklus II ... 62

Tabel 11 : Perbandingan Hasil Penilaian Siswa Sebelum Tindakan, Hasil Penilaian Tindakan Siklus I, Hasil Penilaian Tindakan Siklus II ... 63

Tabel12 : Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Penilaian Awal dan Sesudah Tindakan Siklus I dan Siklus II ... 64

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bilangan nol ... 20

Gambar 2 : Garis Bilangan ... 21

Gambar 3 : Penjumlahan dua bilangan bulat positif ... 23

Gambar 4: Penjumlahan dua bilangan bulat negatif ... 23

Gambar 5 : Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 24

Gambar 6 : Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif 24 Gambar 7 : Kerangka Berpikir ... 30

Gambar 8 : Model Siklus ... 32

Gambar 9 : Siklus observasi ... 34

(15)

commit to user

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Grafik Hasil Penilaian Awal ... 44 Grafik 2 : Frekuensi Daftar Nilai Akhir Pada Siklus I ... 59 Grafik 3 : Perbandingan Hasil Penilaian Awal Dan Hasil Penilaian Siklus I .... 60 Grafik 4 : Perbandingan Prosentase Hasil Belajar Penilaian Awal dan Sesudah

Tindakan Siklus I ... 60 Grafik 5 : Frekuensi Daftar Nilai Akhir Pada Siklus II ... 63 Grafik 6 : Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pada Penilaian Awal, Siklus I dan

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ... 73

Lampiran 2 : Lembar Wawancara ... 74

Lampiran 3 : RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 77

Lampiran 4 : RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 81

Lampiran 5 : RPP Siklus II Pertemuan I ... 85

Lampiran 6 : RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 89

Lampiran 7 : Lembar Diskusi Pertemuan 1 Siklus I ... 93

Lamipran 8 : Lembar Diskusi Pertemuan II Siklus I ... 94

Lampiran 9 : Lembar Diskusi Pertemuan 1 Siklus II ... 95

Lampiran 10 : Lembar Diskusi Pertemuan II Siklus II ... 96

Lampiran 11 : Lembar Evaluasi Pertemuan 1 Siklus I ... 97

Lampiran 12 : Lembar Evaluasi Pertemuan II Siklus I ... 99

Lampiran 13 : Lembar Evaluasi Pertemuan 1 Siklus II ... 101

Lampiran 14 : Lembar Evaluasi Pertemuan II Siklus II ... 103

Lampiran 15 : Lembar Penilaian Diskusi ... 105

Lampiran 16 : Kriteria Penilaian ... 106

Lampiran 17 : Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan I Siklus I ... 107

Lampiran 18 : Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan II Siklus I ... 108

Lampiran 19 : Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan I Siklus II ... 109

Lampiran 20 : Kunci Jawaban Evaluasi Pertemuan II Siklus II ... 111

Lampiran 21 : Lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan Pertemuan II ... 113

Lampiran 22 : Lembar observasi kegiatan guru dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan Pertemuan II ... 114

Lampiran 23 : Perbandingan Hasil kegiatan guru dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 ... 115

(17)

commit to user

Lampiran 25 : Lembar observasi kegiatan Siswa dalam pembelajaran siklus II

pertemuan 1 dan Pertemuan II ... 117

Lampiran 26 : Perbandingan Hasil kegiatan Siswa dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 ... 118

Lampiran 27 : Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Sebelum Tindakan ... 119

Lampiran 28 : Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Siklus I ... 120

Lampiran 29 : Rekapitulasi Hasil Ulangan Harian Siklus II... 121

Lampiran 30 : Perbandingan Nilai Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II ... 122

Lampiran 31 : Daftar Nilai Kelompok Pada Siklus I ... 123

Lampiran 32 : Daftar Nilai Kelompok Pada Siklus I ... 124

Lampiran 33 : Dokumentasi pembelajaran siklus I ... 125

(18)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua siswa mulai dari

Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Matematika diberikan untuk

membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis,

dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Diperlukan penguasaan matematika

yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar menjadi

bermakna. (Nyimas Aisyah, dkk, 2007: 1-3).

Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir

rasional, logis, cermat, jujur, dan sistematis. Pola pikir yang demikian perlu

dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan matematika

akan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Karso, dkk (2006: 2.13) matematika sebagai ilmu yang

mempunyai objek berupa fakta, konsep-konsep, dan operasi serta prinsip.

Keempat objek tersebut harus dipahami secara benar oleh siswa, karena materi

tertentu dalam matematika bisa merupakan prasyarat untuk menguasai materi

matematika lainnya. Operasi hitung Penjumlahan bilangan bulat terdapat pada

mata pelajaran matematika kelas IV yang diajarkan pada semester 2.(Buku silabus

kelas IV). Bilangan bulat banyak digunakan dalam pengukuran-pengukuran dan

perhitungan keuangan. Aplikasi bilangan bulat langsung dipakai dalam kehidupan

sehari-hari. bilangan bulat juga merupakan prasyarat dalam perhitungan

prosentase hitungan satuan, perhitungan luas, perhitungan keuangan dan lain-lain.

Banyak isu yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika

merupakan mata pelajaran yang susah untuk dimengerti, Sehingga sebagian besar

siswa dan orang tua siswa memandang bahwa pelajaran matematika merupakan

pelajaran yang sulit atau bahkan menakutkan. Dan sebagian orang tua lainnya

(19)

memaksa mereka untuk rajin belajar melalui les privat, bimbingan belajar,

maupun membimbing sendiri anak mereka tanpa memperhatikan keinginan

mereka. Hal itulah yang menyebabkan siswa merasa tidak senang belajar

matematika atau bahkan merasa terpaksa apabila belajar matematika. Oleh karena

itu, hasil belajar siswa cenderung kurang memuaskan. Terutama pada perolehan

nilai ulangan harian yang rata-rata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Hal

tersebut dirasakan oleh guru, orang tua, dan siswa itu sendiri. Seperti di SD

Negeri 2 Sidowayah dimana KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 62.

Berdasarkan observasi dapat disimpulkan bahwa masalah di atas

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah (1) Siswa tidak mampu

menguasai hubungan antar konsep, (2) siswa kurang memperhatikan materi yang

disampaikan, (3) Pembelajaran masih bersifat teacher center, (4) konsep yang

diberikan guru masih bersifat abstrak terbukti dalam pembelajaran bilangan bulat

anak hanya menggunakan ingatan saja untuk memahaminya.

Apabila permasalahan tersebut tidak di atasi, akan berdampak pada

siswa terutama untuk menguasai materi selanjutnya. Penjumlahan bilangan bulat

menjadi dasar untuk menghitung operasi hitung bilangan bulat lainnya seperti

pengurangan. Karena operasi ini merupakan dasar dari bilangan-bilangan yang

lebih rumit. Maka dari itu, perlu diadakan pembelajaran kembali yang dapat

menarik siswa dan memudahkan siswa dalam belajar. Menurut teori belajar bruner

dalam Nyimas Aisyah, dkk (2007: 7-22) pembelajaran matematika di Sekolah

Dasar sangat diperlukan benda kongkrit yang dapat diamati dan dipegang

langsung oleh siswa ketika melakukan aktivitas belajar. Karena itu, peranan alat

peraga dalam pembelajaran matematika realistik tidak boleh dilupakan. Dalam hal

ini alat peraga dapat menjembatani konsep abstrak matematika dengan dunia

nyata. Di samping itu alat peraga juga dapat membantu siswa menemukan strategi

pemecahan masalah. Dari penggunaan alat peraga ini siswa dapat membangun

sendiri pengetahuannya, memahami masalah, dan menemukan strategi pemecahan

(20)

commit to user

gunakan garis bilangan. Karena dengan garis bilangan ini akan memudahkan anak

dalam memahami pengerjaan hitung. Alat peraga garis bilangan merupakan alat

peraga yang murah dan dapat dibuat sendiri oleh guru. Melalui alat peraga garis

bilangan akan menjadikan anak memecahkan masalah sendiri melalui

pengamatan, penganalisisan, dan penemuan hingga konsep. Sehingga

penjumlahan bilangan bulat dapat diselesaikan oleh siswa.

Menurut informasi yang diperoleh melalui guru kelas IV SDN 2

Sidowayah, proses belajar mengajar belum menggunakan alat peraga yang sesuai,

terutama pada pelajaran matematika operasi hitung penjumlahan bilangan bulat.

Sehingga hasil belajar siswa untuk pelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan

bulat sangat rendah. Dalam pembelajaran siswa terpancang oleh pejelasan guru

dan sejumlah tugas yang diberikan guru. Hasil belajar siswa dapat disajikan pada

tabel 1.

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Bilangan Bulat

No Rentang Nilai Frekuensi Presentasi

1. 27 – 37 1 4,76%

2. 38 – 48 4 19,05%

3. 49 – 59 7 33,33%

4. 60 – 70 6 28,57%

5. 71 – 80 3 14,29%

Jumlah 21 100%

Menurut Permendinas No : 20 tahun 2006 (2006: 172) matemetika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan

mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya

pikir manusia. Untuk mengetahui dan menciptakan teknologi di masa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat. Namun kenyatannya matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. Matematika

dianggap sulit dan banyak rumus-rumus yang harus dihafalkan. Selain itu juga

banyak hitungan yang rumit. Siswa yang menyenangi matematika hanya sebagian

(21)

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

bilangan bulat akan meningkat, jika dalam pembelajarannya menggunakan alat

peraga, salah satu alat peraga yang tepat untuk pelajaran matematika adalah alat

peraga garis bilangan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul

penelitian “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan

Bilangan Bulat Melalui Garis Bilangan pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sidowayah

Kecamatan Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2010 / 2011.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa karena

nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat belum mencapai

KKM.

3. Guru berkewajiban untuk menanamkan rasa senang terhadap materi

pelajaran matematika.

4. Banyaknya guru belum menggunakan alat peraga gairs bilangan dalam

penyampaian materi pelajaran Matematika.

5. Banyaknya guru yang menyampaikan pembelajaran Matematika hanya

menggunakan metode ceramah.

6. Belum tercapainya nilai berhitung sesuai KKM yang telah ditentukan.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya identifikasi permasalahan yang cukup banyak, maka

penelitian ini menitik beratkan pada :

1. Banyaknya guru belum menggunakan alat peraga garis bilangan dalam

penyampaian materi pelajaran matematika.

(22)

commit to user

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan

adalah sebagai berikut:

x Apakah dengan garis bilangan dapat meningkatkan hasil belajar operasi

hitung penjumlahan bilangan bulat siswa kelas IV SDN 2 Sidowayah tahun

pelajaran 2010 / 2011?

E. Tujuan Penelitian

x Untuk meningkatkan hasil belajar operasi hitung penjumlahn bilangan bulat siswa kelas IV SDN 2 Sidowayah tahun pelajaran 2010 / 2011.

F. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis. Adapun manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada

pembelajaran matematika, umumnya pada peningkatan mutu pendidikan

matematika melalui alat peraga garis bilangan.

b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan

datang.

c. Dapat memberikan sumbangan pada sekolah dalam meningkatkan

kemampuan operasi hitung bilangan bulat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

1) Pembelajaran matematika dengan garis bilangan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam penjumlahan operasi hitung.

2) Mendapat pengalaman dalam menggunakan alat peraga garis bilangan.

b. Bagi siswa

1) Mendapat peningkatan dalam hasil belajar operasi hitung bilangan

bulat.

(23)

c. Bagi sekolah

Dapat memberikan masukan kapada sekolah dalam usaha perbaikan proses

(24)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan TentangHasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan

Bilangan Bulat

a. Hakikat Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari

seberapa jauh hasil belajar yang dikuasai siswa. Hasil belajar menurut Dimyati

dalam Ranti (2007 dalam: http://one.indoskripsi.com adalah hasil proses

belajar di mana pelaku aktif dalam belajar adalah siswa dan pelaku aktif dalam

pembelajaran adalah guru. Menurut Nana Sudjana (2010: 3) hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui proses pembelajaran.

Semua perubahan dari proses belajar merupakan suatu hasil belajar dan

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil

yang dicapai oleh seorang siswa setelah melakukan suatu usaha untuk

memenuhi kebutuhannya. Usaha tersebut dipengaruhi kondisi dan situasi

tertentu, yaitu pendidikan dan latihan dalam suatu jenjang pendidikan.

Dalam sistem pendidikan nasional, baik tujuan kurikulum maupun

tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin

Bloom meliputi ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik (Nana

Sudjana, 2010: 22)

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan kemampuan mengenal atau mengingat materi

yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang

(25)

b) Pemahaman

Pemahaman merupakan kemampuan memahami makna materi. Aspek

pemahaman satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat

berfikir yang rendah.

c) Penerapan

Penerapan merupakan kemampuan menggunakan atau menerapkan

materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut

penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan

berpikir yang lebih tinggi dari pada pemahaman.

d) Analisis

Analisis merupakan kemampuan menguraikan materi ke dalam

komponen-komponen atau faktor penyebab dan mampu memahami

hubungan di antara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya,

sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis

merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada

aspek pemahaman maupun penerapan.

e) Sintesis

Sintesis merupakan kemampuan memadukan konsep atau

komponen-komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur dan

bentuk baru. Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis

merupakan kemampuan tingkat berpikir yang lebih tinggi daripada

kemampuan sebelumnya.

f) Evaluasi

Evaluasi merupakan kemampuan memberikan pertimbangan terhadap

nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat

kemampuan berpikir yang tinggi.

2) Aspek afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

(26)

commit to user

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai

guru dan teman-teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar.

Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai

tingkah laku yang kompleks.

a) Reciving/attending.

kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang

datang pada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

Dalan tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban

Mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab

stimulus dari luar yang datang pada dirinya.

c) Valuing (penilaian)

Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai,

latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan

terhadap nilai.

d) Organisasi

Pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk

hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas

nilai -nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai

Keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi nilai kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Aspek psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan

kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu:

(1) gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), (2)

Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar, (3) kemampuan perseptual,

termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris,

(27)

keharmonisan, dan ketepatan, (5) gerakan-gerakan skill, mulai dari

keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks, (6)

kemampuan berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan

ekspresif dan interpretatif.

b. Pengertian Belajar

Isitilah belajar banyak dibahas oleh berbagai kalangan ahli pendidik.

Pengertian belajar yang cukup komperhensif diberikan oleh Bell-Gredler

dalam Udin S.Winataputra, dkk (2008: 1.5) menyatakan bahwa belajar adalah

proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam

Kemampuan, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan

berkelanjutan mulai masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses

belajar sepanjang hayat. Seperti dikemukakan Fatona dalam Udin

S.Winataputra, dkk(2008: 1.8) menyatakan belajar adalah suatu proses

perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari

pengalaman.

Gagne dalam Udin S.Winataputra, dkk (2008: 1.8) menyatakan bahwa

belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan

bukan berasal dari proses pertumbuhan. Learning is a change in human

disposition or capability that persists over a periode of time and is not simply

ascribable to processes of growth. Sedangkan menurut Bower dan Hilgrad

dalam udin S.Winataputra, M.A (2008: 1.8) belajar adalah perubahan perilaku

atau potensi individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan perilaku

tersebut tidak oleh insting kematangan atau kelelahan dan kebiasaan.

Dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar tidak hanya

berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh

kemampuan individu. Pendapat dari para ahli tersebut memusatkan

pengertiannya pada tiga hal: (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya

(28)

commit to user

buah dari pengalaman. Perubahan yang terjadi pada diri individu karena

adanya interaksi antar dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa

interaksi fisik. Misalnya seorang anak mengetahui bahwa api itu panas setelah

ia menyentuh api yang menyala pada lilin. Selain interaksi fisik, perubahan

kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya

seorang anak akan berhati-hati menyebrang jalan setelah ia melihat ada orang

yang tertabrak kendaraan. Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena

adanya interaksi individu dengan lingkungan. (3) Perubahan tersebut relatif

menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang

lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet

dapat melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat

tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak

bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat permanen.

(4) Perubahan tersebut dilakukan dengan sengaja. Perubahan perilaku yang

disebabkan karena ketidaksengajaan tidak dapat dikatakan sebagai hasil

belajar.

c. Pengertian Matematika

Salah satu unsur pokok dalam pembelajaran matematika termasuk di

SD adalah matematika itu sendiri. Seorang guru di SD yang tentunya akan

mengajarkan matematika kepada siswanya, haruslah mengetahui objek yang

akan diajarkannya itu, yaitu matematika. Dalam mempelajari matematika

tentunya wajar kalau diantara siswa bertanya ”Apakah matematika itu”

Andika Hakim Nasution dalam Karso, dkk (2006: 1.39) istilah

matematika berasal dari bahasa yunani mathein atau manthenein yang artinya

mempelajari, namun diduga kata itu erat hubungannya dengan kata

sangsekerta medha atau widya artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi.

Ruseffendi dalam Karso, dkk (2006: 1.39) menyatakan bahwa

matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan,

(29)

dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika

sering disebut ilmu deduktif.

Johnson dan Rising dalam Karso, dkk (2006: 1.39) menyatakan

bahwa matematika adalah pola berpikir, pola pengorganisasikan pembuktian

yang logik, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah

yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan

simbul dan padat, dapat berupa bahasa simbul mengenai arti dari pada bunyi.

Reys dalam Karso, dkk (2006: 1.40) matematika adalah telaahan

tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu

bahasa, dan suatu alat. Sedangkan Kline dalam karso, dkk (2006: 1.40)

menyatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat

sempurna karena dirinya sendiri tetapi beradanya itu terutama untuk

membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,

ekonomi, dan alam.

Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas dapat dikatakan bahwa

matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan

bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di antara

hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya

diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam

matematika. Hal ini berarti belajar matematika adalah belajar konsep dan

struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari, serta

mencari hubungan diantara konsep dan struktur tersebut.

d. Karakteristik Matematika

Pembelajaran matematika di SD tidak terlepas dari sifat-sifat

matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang masih

kongkret. Menurut teori Piaget dalam Karso, dkk (2006: 2.16) bahwa siswa

usia SD belum berpikir secara formal, mereka berada pada tingkat operasi

(30)

commit to user

1) Pembelajaran matematika adalah jenjang bertahap.

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau

bertahap, yaitu dimulai dari konsep yang sederhana menuju konsep yang

lebih sukar. Pembelajaran matematika harus dimulai dari yang kongkret,

ke semi kongkret, dan berakhir pada yang abstrak. Di SD penggunaan

benda-benda konkret masih diperlukan untuk mempermudah pemahaman

siswa terhadap objek matematika. Penggunaan gambar dapat dipandang

sebagai semi konkret dan termasuk kepada salah satu usaha untuk

memahami konsep yang abstrak sebagai wujud dari berjenjangnya

pembelajaran matematika

2) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu

memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya.

Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari, dan

sekaligus untuk mengaitkannya kembali. Pengulangan konsep dalam

bahan ajar dengan memperluas dan memperdalamkannya adalah perlu

dalam pembelajaran matematika. Metode spiral bukanlah mengajarkan

konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada

peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan spiral datar.

3) Pembelajaran matematika menekankan pola pendekatan induktif

Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara

deduktif aksiomatik. Namun sesuai dengan perkembangan intelektual

siswa SD, maka dalam pembelajaran matematika perlu ditempuh pola

pikir atau pola pendekatan induktif. Misalnya dalam pengenalan suatu

bangun datar, tidak diawali oleh definisi bangun datar tersebut, tetapi

diawali dengan memperhatikan bangun-bangun tersebut dan mengenali

namanya. Setelah memahami nama-nama bangun datar yang bersesuaian,

siswa dapat memperkaya dalam situasi khusus. Pemahaman

konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh tentang sifat-sifat yang

sama yang memiliki dan yang tidak memiliki oleh konsep-konsep tersebut

(31)

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsisten

Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif

aksiomatiknya. Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya

merupakan kebenaran konsisten, tidak ada pertentangan antara kebenaran

suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila

didasarkan atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima

kebenarannya. Dalam pembelajaran matematika di SD, meskipun

ditempuh pola induktif, tetapi tetap bahwa generalisasi suatu konsep

haruslah bersifat deduktif. Kebenaran konsisten tersebut mempunyai nilai

didik yang sangat tinggi dan amat penting untuk pembinaan sumber daya

manusia dalam kehidupan sehari-hari.

e. Tujuan Pembelajaran Matematika Di SD

Pembelajaran matematika di SD memiliki tujuan kurikulum yang

harus dipahami oleh siswa. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(2006: 173) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tujuan

kurikulum untuk mata pelajaran matematika adalah agar siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan

penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika dan menafsirkan solusi

yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5)

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

(32)

commit to user

[image:32.612.152.515.136.684.2]

Kelas IV, Semester I

Tabel 2. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami dan

menggunakan operasi

hitung bilangan dalam

pemecahan masalah

1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung

1.2 Mengurutkan bilangan

1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian

1.4 Melakukan operasi hitung campuran

1.5 Melakukan penafsiran dan pembulatan

1.6 Memecahkan masalah yang melibatkan uang

2. Memahami dan

menggunakan faktor

dan kelipatan dalam

pemecahan masalah

2.1 Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan

2.2 Menentukan kelipatan dan faktor bilangan

2.3 Menentukan kelipatan persekutuan terkecil

(KPK) dan faktor persekutuan terbesar

(FPB)

2.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan KPK dan FPB

3. Menggunakan

pengukuran sudut,

panjang, dan berat

dalam pemecahan

masalah

3.1 Menentukan besar sudut dengan satuan tidak

baku dan satuan derajat

3.2 Menentukan hubungan antar satuan waktu,

antar satuan panjang, dan antar satuan berat

3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan satuan waktu, panjang, dan berat

3.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan satuan kuantitas

4. Menggunakan konsep

keliling dan luas

bangun datar

sederhana dalam

pemecahan masalah

4.1 Menentukan keliling dan luas jajarangenjang

dan segitiga

4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan keliling dan luas jajarangenjang

(33)

Kelas IV, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menjumlahkan dan

mengurangkan bilangan

bulat

5.1 Mengurutkan bilangan bulat

5.2 Menjumlahkan bilangan bulat

5.3 Mengurangkan bilangan bulat

5.4 Melakukan operasi hitung campuran

6. Menggunakan pecahan

dalam pemecahan masalah

6.1 Menyelesaikan arti pecahan dan

urutannya

6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk

pecahan

6.3 Menjumlahkan pecahan

6.4 Mengurangkan pecahan

6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pecahan

7. Menggunakan lambang

bilangan romawi

7.1 Mengenal lambang bilangan romawi

7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai

bilangan romawi dan sebaliknya

8. Memahami sifat bangun

ruang sederhana dan

hubungan antar bangun

datar

8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang

sederhana

8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus

8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun

datar simetris

8.4 Menentukan hasil pencerminan suatu

bangun datar

Dalam penelitian ini standar kompetensi (SK) yang diambil adalah 5.

menjumlahkan dan mengurangakan bilangan bulat dengan kompetensi dasar

(KD) 5.2 menjumlahkan bilangan bulat.

(34)

commit to user

kompetensi dan kompetensi dasar. Menurut Nabisi Lapono, dkk (2008: 5-174)

menyatakan bahwa untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar

peserta didik dapat dilakukan dengan teknik, baik berhubungan dengan proses

belajar maupun hasil belajar. Penilaian satu kompetensi dasar dilakukan

berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan,

yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian

proyek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian diri.

1) Penilaian unjuk kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini

cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut

peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek dilaboratorium,

praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, dan lain-lain. Di dalam

merencanakan penilaian pembelajaran dengan teknik penilaian unjuk kerja

perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik

untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja

tersebut.

c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

d) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga

semua dapat dipahami.

e) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan

pengamatan.

2) Penilaian Sikap

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif.

Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau

penilaiannya terhadap suatu objek. Komponen kognitif adalah

(35)

konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan

cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Objek sikap yang dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata

pelajaran adalah Sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap guru atau

pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan dengan nilai

atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.

Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan

langsung, dan laporan pribadi.

a) Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan

seseorang dalam suatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi

dapat dipahami sebagai kecenderungan yang senang kepada kopi. Oleh

karena itu, guru dapat melakukan observasi kepada peserta didik yang

dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan umpan balik dalam

pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan

menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan

dengan peserta didik selama di sekolah.

b) Pertanyaan langsung

Guru dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang

berkaitan dengan suatu hal.

c) Laporan pribadi

Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta

membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang

suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap.

3) Penilaian tertulis

Penilaian tertulis dapat dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis

merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta

(36)

commit to user

sebagainya. Penilaian pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk

penilaian tertulis dapat menggunakan bentuk soal yaitu:

a) Soal dengan memilih jawaban

ƒ Pilihan ganda

ƒ Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)

ƒ Menjodohkan

b) Soal dengan mensuplai-jawaban

ƒ isian singkat atau melengkapi ƒ Uraian terbatas

ƒ Uraian obyektif ƒ Uraian terstruktur

4) Penilaia proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat

digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengamplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan

menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

5) Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas

suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta

didik membuat produk-produk teknologi dan seni.

6) Penilaian portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan

pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kamampuan

peserta didik dalam proses pembelajaran untuk satu periode tertentu.

7) Penilaianm diri

Perencanaan penilaian yang mendidik dalam bentuk penilaian diri didasari

pemikiran bahwa bentuk penilaian diri ini sebagai teknik penilaian dimana

peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan

(37)

Teknik penilain yang digunakan pada penelitian operasi hitung

penjumlahan bilangn bulat adalah penilaian sikap khususnya observasi,

penilaian unjuk kerja dan penilaian tertulis berupa instrumen dan laporan

pelaksanaan dilampirkan.

g. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat

1) Operasi Penjumlahan

Operasi penjumlahan dalam matematika dilambangkan dengan

tanda positif ( + ). penjumlahan adalah suatu proses untuk menemukan

jumlah dua bilangan atau lebih. (http:// karya-ilmiah.um.ac.id diunduh

tanggal 5 mei 2011). Dalam KBBI (1990: 369) penjumlahan adalah

proses, perbuatan, cara menjumlahkan, hitungan. Sedangkan dalam

pengertian lain penjumlahan merupakan operasi matematika yang

menjumlahkan suatu angka lainnya sehingga menghasilkan angka yang

baru. Jadi penjumlahan dapat diartikan sebagai menghitung dengan

menjumlahkan suatu angka dengan angka lainnya untuk menemukan

jumlahnya.

(http://opi.110mb.com/faraidweb/2_DasarMatematika.htm diunduh 5 mei

2011)

Operasi penjumlahan pada bilangan bulat sering pula disebut

sebagai pengerjaan hitung penjumlahan bilangan bulat. Dalam

penjumlahan bilangan bulat seperti halnya penjumlahan pada bilangan asli

dan bilangan cacah, yaitu kita gunakan tanda tambah atau plus dengan

notasi (+) dan tanda kurung atau selisih minus dengan notasi (-).

Karso, dkk (2006: 6.18) menyatakan bahwa operasi hitung

penjumlahan bilangan bulat sering disebut sebagai pengerjaan hitung

penjumlahan bilangan bulat atau penjumlahan bilangan bulat. Dalam

penjumlahan bilangan bulat seperti halnya penjumlahan pada bilangan asli

(38)

commit to user

2) Hakekat Bilangan Bulat

Sistem bilangan bulat tercipta sebagai perluasan sistem bilangan

cacah untuk mendapatkan sistem bilangan yang tertutup terhadap semua

operasi hitung. Menurut Tim Bina Karya (2006: 136) bilangan bulat

adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, nol, dan bilangan

positif. Bilangan positif adalah bilangan yang lebih besar dari bilangan

nol. Bilangan negatif adalah bilangan yang kurang dari bilangan nol dan

nol adalah bilangan bulat yang letaknya mendahului 1 dan mengikuti -1.

Menurut Teguh Purwantari, Untung Basuki, Suharno dan Widodo (2006:

45) bilangan bulat terdiri dari bilangan negatif (-1, -2, -3,...) serta

bilangan cacah (1, 2, 3,...). Pada bilangan bulat bilangan yang berada

disebelah kanan nol disebut bilangan bulat positif dan bilangan yang

berada di sebelah kiri nol disebut bilangan negatif.

Menurut karso (2007 : 6.4) bilangan bulat adalah penggabungan

dari bilangan-bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3, ... dan seterusnya dengan

bilangan-bilangan asli yang negatif yaitu -1, -2, -3, -4, ... dan seterusnya.

Jadi bilangan bulat yaitu ...,-4,-3,-2,-1 0, 1, 2, 3, 4, ...

bilangan-bilangan bulat negatif yaitu ...,-4,-3,-2,-1 dan bilangan-bilangan nol (0) yaitu

bilangan yang tidak positif dan tidak pula negatif (netral).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat

adalah penggabungan bilangan-bilangan yang utuh dari bilangan cacah

dan dari bilangan asli yang negatif. (lihat gambar I)

Bilangan cacah

Dst... -4 , -3 , -2 , -1 , 0 , 1 , 2 , 3 , 4 , ...dst

Bilangan bulat negatif Bilangan bulat positif

Nol

(39)

2. Hakikat Alat Peraga Garis Bilangan

a. Pengertian Alat Peraga

Bila ditinjau dari segi usia menurut tahap perkembangan jean piaget

dalam usia 7-12 tahun disebutkan periode operasi kongkret. Dalam periode ini

anak berpikirnya sudah dikatakan menjadi operasional. Periode ini disebut

periode kongkret sebab berpikir logiknya didasarkan atas manipulasi fisik dari

objek-objek. (Nyimas Aisyah dkk, 2007: 2-4). Disebutkan juga bahwa

pembelajaran matematika di sekolah dasar sangat memerlukan benda kongkrit

yang dapat diamati dan dipegang langsung oleh siswa ketika melakukan

aktivitas belajar. Karena itu, peranan alat peraga dalam pembelajaran

matematika realisik tidak boleh dilupakan. Dalam hal ini alat peraga dapat

menjembatani konsep absrak matematika dengan dunia nyata. Di samping itu,

alat peraga juga dapat membantu siswa menemukan strategi pemecahan

masalah. Dari alat peraga ini siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya,

memahami masalah, menemukan strategi pemecahan masalah.

Menurut Depdikbud (1985: 28) alat peraga adalah alat Bantu atau

pelengkap yang digunakan guru dalam berkomunikasi dengan para siswa.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 21) alat peraga

adalah alat Bantu untuk mendidik atau mengajar supaya apa yang diajarkan

mudah dimengerti oleh peserta diddik. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu yang digunakan untuk

mengajar siswa supaya siswa mudah mengerti. Alat peraga dapat berupa

benda maupun perilaku.

b. Peranan alat peraga dalam pembelajaran

Peranan alat peraga dalam pembelajaran matematika sangat penting

bagi guru daam menyampaikan materi. Menurut Depdikbud (1985: 28) alat

(40)

commit to user

memungkinkan pendidikan lebih sesuai dengan perorangan dimana para siswa

belajar dengan kemungkinan dan sumber-sumber sehingga belajar lebih

menyenangkan, (3) belajar lebih cepat segera bersesuaian antara yang ada di

kelas dengan di luar kelas, (4) Belajar lebih merata, (5) mengajar lebih

sistematis.

c. Prinsip-prinsip umum penggunaan alat peraga

prinsip-prinsip umum dalam penggunaan alat peraga, diantaranya

sebagai berikut: (1) tidak ada alat peraga yang dapat dipergunakan untuk

menggantikan kedudukan guru sepenuhnya, (2) tidak ada alat peraga tunggal

yang digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pendidikan, (3) alat peraga

merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, (4) penggunaan alat

peraga hendaknya mempunyai tujuan yang jelas, (5) penggunaan alat peraga

yang bervariasi dan berimbang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar atau hasil belajar,

(6) penggunaan alat peraga menuntut partisipasi aktif dari anak-anak.

d. Alat Peraga Garis Bilangan

Secara geometris sistem bilangan real dapat digambarkan dengan garis

lurus, selanjutnya buat titik 0 sebagai titik awal, tuliskan bilangan positif

disebelah kanan 0, dan bilangan negatif disebelah kiri 0.

( http://mathematica.com/?=157,25: januari 2011).

Teguh Purwantari, dkk (2004: 46) menyatakan bahwa Bilangan bulat

dapat digambarkan dalam garis bilangan seperti pada gambar 2.

[image:40.612.134.508.216.457.2]

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Gambar 2. Garis Bilangan

Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser ke kanan

1 satuan, maka ia berada dititik 1. Jika seseorang berada dititik 0 kemudian

(41)

berada di titik 0 kemudian bergeser ke kanan 2 satuan, maka ia berada

dititik 2. Jika seseorang berada dititik 0 kemudian bergeser ke kiri sejauh 2

satuan maka ia berada dititik -2. Bilangan -1 disebut lawan dari 1, dan 1 lawan

dari -1. Demikian juga -2 adalah lawan dari 2 dan 2 lawan dari -2.

Menurut Gatot Muhsetyo, dkk (2009: 5.22) bahwa prinsip kerja

penggunaan garis bilangan adalah (1) posisi harus dimulai dari bilangan nol. (2)

Jika bilangan pertama dalam operasi hitung bertanda positif, maka ujung anak

panah diarahkan ke bilangan positif dan bergerak maju dengan skala yang

besarnya sama dengan bilangan pertama sedangkan pangkal anak panahnya

mengarah pada bilangan negatifnya. Sebaliknya jika bilangan pertamanya

bertanda negatif, maka ujung anak panahnya diarahkan ke bilangan negatif dan

gerakan skalanya dengan besaran yang sama dengan bilangan pertama

sedangkan pangkal anak panahnya mengarah kebilangan positif. (3) Jika anak

panah bergerak maju, maka dalam prinsip operasi hitung istilah maju dapat

diartikan sebagai penjumlahan. Sebaliknya, jika anak panahnya bergerak

mundur maka istilah mundur maka dapat diartikan sebagai pengurangan.

Menurut Tim Bina Karya Guru (2006: 140) pada garis bilangan,

bilangan yang letaknya disebelah kanan selalu lebih dari bilangan yang

letaknya disebelah kiri, atau sebaliknya, bilangan-bilangan yang letaknya

disebelah kiri nilainya selalu kurang dari bilangan yang letaknya disebelah

kanannya.

Dalam pengerjaan bilangan bulat, anak panah yang panjang dan

mempunyai arah digunakan untuk menunjukkan sebuah bilangan bulat.

Panjang anak panah menunjukkan banyaknya satuan dan mata panah

menunjukkan arah. Jika mata panah menunjukkan kearah kanan, maka anak

panah itu menunjukkan bilangan positif. Jika mata panah menuju ke arah kiri

maka anak panah itu menunjukkan bilangan negatif.

(42)

commit to user

b

a

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Tentukan bilangan bulat yang ditunjukkan oleh anak panah diatas !

Jawab

1) Anak panah a panjangnya 3 satuan dan mata panah menuju kearah kanan.

Jadi bilangan bulat yang ditunjukkan bilangan 3

2) Anak panah b panjangnya 4 satuan dan mata panah menuju kearah kiri.

Jadi bilangan bulat yang ditunjukkan -4.

Penjumlahan bilangan-bilangan bulat dapat ditunjukkan dengan anak-anak

panah pada garis bilangan.

b. Penggunaan Garis Bilangan dalam Pembelajaran Penjumlahan Bilangan

Bulat

Menururt Karso, dkk (2007: 6.18) untuk menjelaskan sebagian pengerjaan

hitung pada bilangan bulat, khususnya bilangan bulat negatif akan kita

gunakan garis bilangan. Karena dengan garis bilangan ini akan memudahkan

anak dalam memahami pengerjaan hitung. Dalam penjumlahan ditunjukkan

dengan melangkah ke sebelah kanan atau maju dan melangkah pada garis

bilangan dengan arah panah ke kanan.

Menurut nur Akhsin, Heny K, Thoyibah H (2004: 180) Penjumlahan

bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai berikut:

1) Penjumlahan dua bilangan bulat positif

Penjumlahan dua bilangan bulat positif dapat dicari dengan bantuan garis

bilangan.

(43)

3 5

[image:43.612.143.509.116.483.2]

-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 4 : Penjumlahan dua bilangan bulat positif

a. Lakukan 3 langkah kekanan dari 0 sampai ke bilangan 3.

b. Kemudian lanjutkan 5 langkah lagi ke kanan dari 3 sampai ke 8

Jadi 3 + 5 = 8

2) Penjumlahan dua bilangan bulat negatif.

Menjumlahkan dua bilangan negatif dengan menggunakan garis bilangan.

Contoh: -5 + (- 4) = .

-4 -5

-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 5 : Penjumlahan Dua Bilangan Bulat Negatif.

a. Lakukan 5 langkah ke kiri dari 0 sampai ke bilangan -5

b. Kemudian, lanjutkan 4 langkah ke kiri lagi dari -5 sampai ke bilangan -9.

Jadi -5 + (-4) = -9

3) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan penjumlahan bilangan bulat

negatif.

Contoh: 9 + ( -5) = ..

9

-5

[image:43.612.146.511.575.647.2]

-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 6 : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat 8

9

(44)

commit to user

b.Kemudian lanjutkan 5 langkah ke kiri dari 9 sampai ke bilangan 4.

Jadi 9 + (-5) = 4

4) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan penjumlahan bilangan bulat

positif.

Contoh: (-5) + 9 =

9

-5

[image:44.612.150.503.194.458.2]

-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 7 : Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif Dengan Bilangan Bulat

Positif

a. Lakukan 5 langkah ke kiri dari 0 sampai ke bilangan -5.

b. Kemudian lanjutkan 5 langkah ke kanan dari -5 sampai ke bilangan 4.

Jadi (-5) + 9 = 4

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang

hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang terdahulu yang relevan

dengan subtansi yang teliti. Fungsinya untuk memposisikan penelitian yang sudah

ada dengan peneliti yang akan dilakukan.

Penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah : Sugianton

(2007) yang mengadakan penelitian tentang studi peningkatanPrestasi Belajar

Matematika melalui media Dekak-dekak studi kasus pada siswa kelas III SD

Tlogolele 2 Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2006/2007.

Terbukti bahwa dengan alat peraga dekak-dekak maka prestasi belajar matematika

siswa kelas III dapat meningkat.

Sulis (2007) mengadakan penelitian tentang studi hasil belajar matematika

ditinjau dari kamampuan berhitung, sumber bahan ajar dan suasana kelas di SLTP

N 1 Ngrampal Sragen. Terbukti dengan kemampuan berhitung, sumber bahan ajar

(45)

Sugianton (2007) mengadakan penilaian tentang studi peningkatan prestasi

belajar matematika melalui media dekak-dekak, Sulis (2007) mengadakan

penelitian tentang studi hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan

berhitung, sumber bahan dan suasana kelas. Sugianto meneliti tentang

Peningkatan prestasi belajar matematika melalui media dekak-dekak dengan

variabel prestasi belajar dan media dekak-dekak, Sulis meneliti tentang studi hasil

belajar matematika ditinjau dari kemampuan berhitung, sumber bahan ajar dan

suasana kelas dengan variabel hasil belajar dan kemampuan berhitung, sumber

bahan ajar dan suasana kelas sedangkan pada penelitian ini mengadakan

penelitian tentang upaya meningkatan hasil belajar operasi hitung penjumlahan

bilangan bulat melalui garis bilangan dengan variabel hasil belajar dan garis

bilangan.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidowayah, Kecamatan

Polanharjo Klaten rendah disebabkan dalam pembelajaran berhitung masih

bersifat konvensional. Jadi guru lebih aktif dari pada siswa.

Dengan pembelajaran yang menggunakan alat peraga yang sesuai

dengan materi dan tingkat perkembangan siswa, maka siswa mendapatkan

pengalaman langsung dalam mempelajari matematika. Menurut Karso (2007:

6.18) untuk menjelaskan bilangan bulat kita gunakan garis bilangan. Garis

bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan titik-titik yang bertuliskan

bilangan secara berurutan dari bilangan negatif terkecil sampai bilangan positif

terbesar. Kelebihan alat peraga garis bilangan : 1) Anak mendapat pengalaman

langsung, 2) Menarik perhatian siswa, 3) Mudah dibuat dan dipergunakan.

Dalam pembelajaran, jika menggunakan alat peraga garis bilangan

diprediksi nilai sebelum PTK dan setelah PTK diharapkan dapat meningkat

antara 60% sampai dengan 90%. Dalam pembelajaran operasi hitung

(46)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

[image:46.612.130.516.132.568.2]

digambarkan seperti gambar 7

Gambar 7: Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukakan

hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : dengan garis bilangan

dapat meningkatkan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat siswa kelas IV SD

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sidowayah, Kecamatan

Polanharjo Klaten, dengan alasan : di SD Negeri 2 Sidowayah belum pernah

menjadi tempat penelitian tindakan kelas, nilai rata-rata mata pelajaran

matematika lebih rendah dari mata pelajaran lain.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2010/2011 selama 5 bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2011

[image:47.612.128.510.208.687.2]

dengan pembagian waktu penelitian seperti tabel 3 :

Tabel 3: Waktu Penelitian

N

O Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei

1

.

Penyusunan

Proposal

2

.

Pelaksanaan

tindakan

3

.

Analisis data

4

.

Penyusunan dan

penyerahan

laporan

(48)

commit to user

B. Subjek dan Bentuk Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah Sesuatu orang, benda, atau lembaga yang akan

diteliti. (Subliyanto.blogspot.com: 22 April 2011)

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidowayah

Kecamatan Polanharjo Klaten tahun pelajaran 2010/2011 semester genap,

sebanyak 21 siswa, terdiri dari putra 9, putri 12. Jumlah siswa berdasarkan

daftar kelas siswa kelas IV SDN 2 Sidowayah tahun 2010 / 2011.

2. Bentuk dan Strategi Penelitian

a. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian, maka jenis

penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (TPK). Menurut IGAK

Wardhani, Kuswaya Wihardit (2003:1.3) Penelitian tindakan kelas

merupakan terjemahan dari Classroom Actioan Research, yaitu Actioan

Research yang dilakukan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dengan menggunakan

bentuk penelitian ini, peneliti berharap akan mendapatkan informasi untuk

meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang lebih professional.

b. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas dengan model

[image:48.612.146.551.563.672.2]

siklus seperti pada gambar 8.

(49)

Setiap siklus terdiri dari empat tahap. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Perencanaan yang meliputi : membuat RPP, membuat media

pembelajaran, membuat lembar observasi dan evaluasi.

b. Pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai

dalam RPP.

c. Observasi yaitu melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan lembar atau instrument observasi.

d. Refleksi : Data yang diperoleh dalam observasi dikumpulkan dan

dianalisis untuk perencanaan perbaikan berikutmya.

C. Sumber Data

Data atau informasi dalam penelitian ini sebagian besar berupa kualitatif.

Menurut St.Y Slamet, Suwarto WA (2007:50) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan. Adapun data dalam penelitian ini meliputi :

1. Data Utama terdiri dari : informan siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidowayah,

Kecamatan Polanharjo klaten. Proses pembelajaran Matematika dengan alat

peraga garis bilangan, dan foto.

2. Data Tambahan terdiri dari : Ruang kelas IV SD Negeri 2 Sdidowayah,

Kecamatan Polanharjo Klaten, kurikulum KTSP, daftar nilai dan tes hasil

belajar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Amir (2007: 134) Tehnik pengumpulan data meliputi

observasi, dokumentasi, tes, foto dan video, validitas data. Teknik pengumpulan

data tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran

(50)

commit to user

guru dan siswa dalam kelas sejak kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir pembelajaran.

Hasil observasi didiskusikan bersama dengan guru pengamat untuk

kemudian dianalisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan atau

kelebihan dalam menggunakan alat peraga garis bilangan dalam pembelajaran

operasi hitung penjumlahan bilangan bulat untuk kemudian diupayakan

solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama dapat direncanakan dan

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Selain itu observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak

pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar

lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan

pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya

(Amir, 2007 : 134).

Langkah-langkah observasi meliputi : (1) perencanaan (planning), (2)

pelaksanaan observasi kelas (class room), (3) pembahasan balikan (Feed back)

[image:50.612.142.512.206.559.2]

(lihat gambar 9).

Gambar 9 : Siklus observasi (David Hoplins)

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh sesuatu

dengan melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan

orang-orang yang diteliti. Menurut St.Y Slamet, Suwarto WA (2007:52)

(51)

menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Kajian dokumen dilakukan

terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada. Kajian antara lain dilakukan

terhadap :

a. Arsip : kurikulum KTSP 2006 tentang ruang lingkup materi.

b. Dokumen berupa nilai formatif untuk memperoleh data tentang hasil

belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat pada siswa.

3. Tes

Pada penelitian di SDN 2 Sidowayah pemberian tes dimaksudkan

untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah diadakan

tindakan. Tes diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi

kelemahan siswa dalam penjumlahan bilangan bulat dan setiap akhir siklus

untuk mengetahui hasil belajar operasi hitung penjumlahan bilangan bulat pada

siswa kelas IV SDN 2 Sidowayah. Tes disusun dan dilakukan untuk

mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar operasi hitung penjumlahan

bilangan bulat pada siswa sesuai dengan siklus yang ada.

4. Foto dan Video

Perekaman berupa alat kamera atau foto yang digunakan untuk

memperjelas deskripsi berbagai situasi pembelajaran dalam siklus-siklus yang

ada.

5. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian teknik pengembangan validitas data yang biasa

digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi. Adapun triangulasi

yang digunakan peneliti adalah triangulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan

data yang sejenis dari sumber yang berbeda. Data yang dikumpulkan anatara lain

bersumber dari wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV SDN

2 Sidowayah, Observasi aktivitas siswa yaitu dari aspek keaktifan dan kreativitas

siswa selama mengikuti pembelajaran, lembar observsi terhadap guru yang

(52)

commit to user

dapat memberikan inspirasi yang lebih tepat sesuai keadaan siswa. Dengan

berbagai sumber yang ada maka data yang diperoleh akan valid.

Sedangkan pengujian validitas data tes dilakukan dengan uji validitas isi.

Validitas isi merupakan pengujian validitas yang dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes

kognitif. Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar operasi hitung penjumlahan

bilangan bulat. Proses validasi data tes dilakukan dengan membandingkan isi tes

dengan kurikulum atau silabus mata pelajaran matematika kelas IV semester 2

yang dikonsultasikan dengan guru kelas IV SDN 2 Sidowayah Kecamatan

Polanharjo Klaten. Adapun silabus matematika kelas IV semester 2 sebagai

berikut:

Standar Kompetensi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat.

Kompetensi Dasar Menjumlahkan bilangan bulat .

Indikator 5.2.1 Melakukan penjumlahan bilangan bulat positif

dengan bilangan bulat positif

5.2.2 Melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif

dengan bilangan bulat negatif.

5.2.3 Melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif

dengan bilangan bulat positif.

5.2.4 Melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif

dengan bilangan bulat positif.

Apabila isi tes yang diujikan telah sesuai dengan domain yang terdapat

dalam kurikulum atau silabus yang tercantum di atas mak

Gambar

Tabel 13 : Perbandingan Skor Penilaian Kegiatan Siswa Pada
Gambar 1 : Bilangan nol ...................................................................................
Grafik 1 : Grafik Hasil Penilaian Awal .............................................................
tabel 1. Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Bilangan Bulat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk. mengukur ada atau tidaknya korelasi

Dari beberapa ungkapan kebahasaan yang penulis ulas dalam makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal, bahwa (1) Secara bentukan bahasa, ungkapan-ungkapan

Analisis Pelatihan Terhadap Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Serta Dampaknya Terhadap Prestasi Belajar Siswa: Studi Pada Guru Matematika Smp Di Kota Makassar..

Peneliti hanya membatasi masalah yang menurut peneliti cukup menarik untuk diteliti yaitu masalah kualitas pelayanan dalam hubungan dengan kepuasan pelanggan dalam

(2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Bagian Tata.. Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau

9.4.3 Mengenal pasti alat pengubah tenaga yang lain dengan menyatakan perubahan bentuk tenaga yang berlaku menggunakan persembahan multimedia melalui aktiviti dalam

Pen di dik an ke aga ma an yang diberikan kepada anak jalanan secara khusus belum ada, karena anak jalanan yang menjadi sasaran pe ne li ti an di Kota Medan, me re- ka

Pembuktian dihadiri oleh direktur utama/pimpinan perusahaan, atau Kepala Cabang/Perwakilan, atau karyawan resmi perusahaan atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama