• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Pelajar Terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan Iklan Indomie Goreng Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-Tebakan yang ditayangkan di Televisi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Pelajar Terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan Iklan Indomie Goreng Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-Tebakan yang ditayangkan di Televisi)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PELAJAR TERHADAP

FENOMENA INDOMIE GORENG CABE IJO

(Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta

Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan Iklan Indomie Goreng

Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-tebakan yang ditayangkan di Televisi)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

Denni Sulastri Tarihoran

110922017

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Denni Sulastri Tarihoran

NIM : 110922017

Departemen : Ilmu Komunikassi

Judul Skripsi : Persepsi Pelajar Terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo

(Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta

Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan Iklan Indomie Goreng

Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-Tebakan yang ditayangkan di

Televisi)

Medan, Juni 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Safrin, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 196100011987011001 NIP. 195102191987011001

Dekan FISIP USU

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Denni Sulastri Tarihoran

NIM : 110922017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Persepsi Pelajar Terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo

(Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta

Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan Iklan Indomie Goreng

Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-Tebakan yang ditayangkan di

Televisi)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Nip.

Penguji : ( )

Nip.

Penguji Utama : ( )

Nip.

Ditetapkan di :

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

berrsedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Denni Sulastri Tarihoran NIM : 110922017

Tanda Tangan: ………. Tanggal: Juni 2013

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Persepsi Pelajar terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo (Studi Deskriptif

Mengenai Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta Budi Murni 2 Medan Terhadap

Tayangan Iklan Indomie Goreng Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-tebakan yang

ditayangkan di Televisi).

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pegetahuan dan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran

yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna pada waktu yang akan

datang.

Dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini penulis

mendapat banyak dukungan, bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai

pihak. Ucapan terima kasih dari hati yang terdalam penulis persembahkan kepada

kedua orangtua saya, yaitu ayah saya Amran Tarihoran dan ibunda saya Dorita br.

Pardede yang selalu ada untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan

kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang

baik. Terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada saudara penulis

yaitu Bang Hotlan, Kak Mitha, Yesy dan Titin yang telah banyak memberikan

kebaikan, dukungan dan semangat untuk membantu peneliti menggapai gelar

sarjana. Buat Kak Linda juga, Grace Anabella dan adek Jegess terimakasih buat

motivasinya.

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu

(6)

3. Bapak Drs. Safrin, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

membantu saya, meluangkan waktu, memberi masukan dan saran sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Seluruh dosen / staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, khususnya para Dosen Departemen Ilmu

Komunikasi. Terima kasih yang tulus penulis sampaikan atas jasa-jasa

yang telah diberikan selama perkuliahan.

5. Kak Maya dan Kak Icut yang telah membantu segala sesuatu yang

berhubungan dengan proses administrasi perkuliahan penulis.

6. Bapak Kepala Sekolah dan Bapak Wakil Kepala Sekolah SMA Swasta

Budi Murni 2 Medan, beserta para siswa-siswi yag telah mengisi

kuesioner.

7. Sahabat-sahabat ekstensi 2011 Illmu Komunikasi Kak Rossa, Lidya,

Lenwi Nency, Kak Indah, Tere, Nurwelis, Atoy, Bang Haris, Bg Agus,

Hanafi, Wuri, Tira, Nayla, Iin, Marta, kak Ita, Kak Nabila, Ando. Terima

kasih atas semua dukungan dan semangatnya.

8. Kakanda Alex Unedo Pakpahan, terimakasih atas semua bantuan,

semangat dan dukungannya.

9. Sahabat tersayang dan seperjuangan Siska, Triyanti, Helen, Mei, Dwi,

Efin, Tyara, Efni, Marlina, Mardyana terimakasih atas waktu, canda tawa

dan motivasinya.

10.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah turut membantu kelancaran penyelasaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Medan, Juni 2013

Penulis

(7)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan

di bawah ini:

Nama : Denni Sulastri Tarihoran

NIM : 110922017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive

Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Persepsi Pelajar

Terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo (Studi Deskriptif Mengenai

Persepsi Siswa-Siswi SMA Swasta Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan

Iklan Indomie Goreng Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-Tebakan yang ditayangkan di

Televisi) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas

Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database),

(8)

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : Juni 2013

Yang Menyatakan

(9)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Persepsi Pelajar terhadap Fenomena Indomie Goreng Cabe Ijo (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa-siswi SMA Swasta Budi Murni 2 Medan Terhadap Tayangan Iklan Indomie Goreng Rasa Cabe Ijo Versi Tebak-tebakan yang ditayangkan di televisi). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dikalangan pelajar khususnya siswa-siswi SMA Budi Murni 2 Medan terhadap tayangan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo versi tebak-tebakan di televisi.

Teori-teori yang digunakan dan dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Teori Media Massa, Teori S-O-R dan Teori persepsi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Perancangan alat ukur adalah Kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Budi Murni 2 Medan yang terdaftar aktif di kelas X dan kelas XI yang berjumlah 539 orang. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 84 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Proportional Stratifiet Random Sampling dan Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, yaitu teknik penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan mereka tertarik pada tayangan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo versi tebak-tebakan di televisi. Lebih dari setengah responden pernah menonton dan menyaksikan tayangan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo di televisi dengan persentase (58,3%) dan menyatakan sering menonton dan menyaksikan tayangan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo sebesar (36,9%). Kebanyakan responden juga menyatakan bahwa responden memberikan perhatian khusus ketika menonton iklan Indomie Goreng Cabe Ijo.

Hasil penelitian juga menggambarkan kebanyakan responden menyatakan bahwa mereka tertarik setelah menyaksikan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo versi tebak-tebakan di televisi. Sebagian besar responden menyatakan musik atau jingle iklan Indomie Goreng Cabe Ijo yang ditampilkan di televisi menarik, durasi penayangan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo versi tebak-tebakan selama 30 detik sudah menarik. Dan responden mampu serta dapat menginterpretasikan adegan dalam tayangan iklan Indomie Goreng Cabe Ijo versi tebak-tebakan di televisi.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

(11)

II.1.5 Iklan ... 29 III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

III.1.1 Sejarah Yayasan SMA Budi Murni 2 Medan ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 58

IV.1.1 Tahap Awal ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 90

V.2 Saran ... 91

(12)
(13)

4.34 Ketertarikan Setelah Menyaksikan Iklan di Televisi 83

4.35 Kemampuan Mengingat Iklan 84

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Empat Elemen Dasar Marketing Communicatin Mix 19

2.2 Teori S-O-R 41

2.3 Kerangka Konsep 45

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuisoner Lampiran II Fotron Cobol

Lampiran III Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lampiran IV Surat Balasan dari SMA Swasta Budi Murni 2 Medan Lampiran V Biodata

(16)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Fenomena dewasa ini menunjukkan dunia periklanan Indonesia semakin

terus berkembang. Hal ini terbukti dari konsumen yang terlalu banyak disuguhi

iklan, bahkan dapat dikatakan informasi produk dan jasa yang diterima konsumen

sangat banyak. Berbagai macam konsep dan kreatifitas iklan disuguhkan

diantaranya untuk mencuri kesadaran konsumen atas suatu produk/jasa,

menumbuhkan sikap terhadap iklan maupun merek dan lain sebagainya.

Iklan adalah suatu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak

dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga

menjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan

yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan pada masyarakat luas

(Morissan, 2010:18).

Iklan juga merupakan sarana yang menyediakan informasi dan alasan

untuk membantu mereka memutuskan cara untuk menikmati kemakmuran

mereka. Iklan juga dapat memperkenalkan efisiensi ke dalam ekonomi dengan

cara menciptakan perbandingan alternatif-alternatif barang dagangan. Efisiensi

juga muncul ketika iklan memberitahu konsumen tentang adanya produk dan jasa

yang unggul dan lebih murah (Vivian, 2008:365-366). Pada dasarnya iklan

bertujuan untuk mengubah atau mempengaruhi khalayak dalam mengambil

keputusan untuk membeli suatu produk. Iklan yang baik dapat menciptakan

ketertarikan, persepsi yang baik dan citra yang baik, bahkan dapat

mem-positioning-kan produk kita di tengah-tengah persaingan (Rangkuti, 2001:172).

Periklanan seringkali menjadi perhatian karena selain posisinya yang

strategis yang mampu menjangkau konsumen secara luas juga memerlukan biaya

yang cukup besar. Iklan adalah salah satu cara untuk mengajarkan atau

menginformasikan kepada orang-orang tentang produk kita. Melalui iklan ini kita

dapat mengkomunikasikan apa dan bagaimana produk kita tersebut, bagaimana

(17)

dapat diperoleh. Iklan ini dapat kita gunakan sebagai alat untuk mendiferensiasi

produk dan mengembangkan citra di mata konsumen (Rangkuti, 2001:171).

Iklan juga menggunakan banyak jasa selebriti guna untuk menarik

perhatian konsumen, memperkuat kredibilitas dan membangun citra sebuah

merek. Promosi sebuah produk oleh selebriti adalah metode efektif untuk

menciptakan nilai, pengakuan, dan meningkatkan value pada konsumen. Dalam

iklan televisi, selebriti sering digunakan untuk membujuk anak mencoba makanan

tertentu, ternyata anak-anak pun tak luput terkena pengaruhnya. Promosi selebriti

terhadap produk makanan mendorong anak lebih banyak menyantap produk

tersebut, anak-anak juga cenderung memakan produk tersebut lebih banyak ketika

mereka melihat sang selebriti di TV dalam konteks berbeda / artis di luar konteks

promosi(http://food.detik.com/read/2013/03/11/160518/2191573/1345/terbuktipro

mosi-produk-oleh-selebriti-dorong-anak-ngemil-junk-food?d991104284top).

Sebagian besar orang menilai iklan itu membosankan. Kita boleh saja

membenci iklan, karena iklan dianggap sebagai pengganggu ketika sedang serius

menikmati suatu acara atau program maupun berita. Namun iklan juga ibarat

darah yang menghidupi suatu media massa, karena iklanlah yang memuat media

massa dapat tetap hidup dan bertahan, khususnya pada media televisi.

Pemasaran harus di barengi dengan kegiatan promosi. Promosi merupakan

salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran, dan arus informasi

satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada

tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swatsha,1996:237).

Melalui promosi konsumen menyadari adanya suatu produk (product) dengan

harga tertentu (price). Serta mendapatkan informasi mengenai tempat dimana

produk tersebut dapat diperoleh (place). Dan melalui promosi (promotion),

konsumen dapat terlebih dahulu mempertimbangkan segala aspek mulai dari segi

harga hingga kualitas produk yang akan dibeli. Merek sebagai salah satu atribut

produk dipandang penting karena dapat menyampaikan atribut, makna dan

manfaat yang diperoleh dengan menggunakan produk bersangkutan serta pada

saat yang bersamaan dapat menciptakan image bagi produk tersebut (Morissan,

(18)

Salah satu peran penting dari iklan yang terkait dengan strategi merek

adalah fungsinya yang penting dalam penciptaan dan pemeliharaan brand

extension. Brand extension adalah segala usaha yang digunakan untuk

menyukseskan penggunaan brand/merek (Prisgunanto, 2006:90). Brand Extension

juga dapat melebarkan merek dari produk yang sudah ada atau layanan yang kita

miliki untuk dibuat merek-merek baru yang sejalan dengan merek induknya. Jadi,

prinsipnya bukan meninggalkan apa yang sudah ada untuk mencapai apa yang

belum pasti, tetapi dipertahankan apa yang sudah ada, kemudian dari situ

kembangkan sesuatu yang jauh lebih besar ini disebut sebagai “Brand Extension

(http://erryk-kusbandhono.blogspot.com/2012/03/brand-extension.html).

Keberadaan merek dalam ingatan konsumen yaitu dengan tujuan

membedakan produk satu dengan produk yang lain atau produk-produk pesaing.

Dengan adanya keberadaan merek dalam ingatan konsumen, maka yang

diharapkan konsumen lebih mengerti akan merek, tetapi dengan berjalannya

waktu konsumen juga akan ingin lebih mengerti mengenai merek, karena merek

hanya suatu identitas, yang lebih penting adalah mengenai nilai produk dan

kualitas yang ada produk tersebut untuk pemenuhan kebutuhan konsumen yang

diharapkan. Nilai suatu produk juga berkaitan erat dengan manfaat fungsional,

praktek pembelian, dan penggunaan merek tersebut. Suatu perusahaan untuk

mencapai keberhasilan dengan menjaga citra dan meningkatkan kualitas produk

yang dihasilkan, sehingga dapat mencapai tujuan dengan baik.

Media massa adalah media yang paling sering digunakan dalam

penyebaran informasi kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat

komunikasi. Seperti halnya televisi, memiliki kelebihan dalam menyampaikan

pesan dibanding dengan media massa lainnya. Televisi diibaratkan seperti

menyihir banyak orang, baik tua maupun muda yang bersedia menghabiskan

waktunya untuk berlama-lama duduk di depan layar kaca untuk melihat berbagai

program acara yang ditayangkan, seperti film, sinetron, hiburan, berita, talkshow,

iklan masyarakat dan sebagainya.

Televisi sebagai salah satu media massa elektronik selain radio saat ini

dipandang memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan media massa lainnya.

(19)

suara sekaligus, sehingga televisi memiliki potensi yang cukup praktis sebagai

media iklan yang sangat besar karena diminati oleh orang banyak, karena hampir

keseluruhan aktivitas dan kegiatan khalayak selalu dipengaruhi oleh televisi yakni

dengan menonton program-program acara yang dikemas oleh pihak televisi. Saat

khalayak sedang menyaksikan program-program acara tersebut maka disinilah

iklan mengambil kesempatan dalam menampilkan produk yang akan dipasarkan.

Apalagi semenjak bermunculannya televisi swasta di Indonesia dengan segudang

program acara tersaji secara khusus dihadapan pemirsanya, seperti RCTI, SCTV,

MNC TV, ANTV, TRANS TV, TRANS 7, INDOSIAR, METRO TV, GLOBAL

TV, TV ONE semakin memberikan jalan bagi kegiatan periklanan.

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi

sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom

(hitam - putih) maupun berwarna. Televisi dapat diartikan sebagai “alat

komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan”

(http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi).

Televisi mempunyai sifat istimewa, karena merupakan gabungan dari

media dengar dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan.

Dengan layar yang relatif kecil diletakkan disudut ruangan rumah, televisi

menciptakan suasana tertentu dimana para pemirsanya duduk dengan santai tanpa

kesengajaan untuk mengikutinya. Informasi yang disampaikan mudah dimengerti

karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual (Kuswandi,

1996:5).

Belanja iklan media di Indonesia sepanjang tahun 2012 mencapai angka

Rp 107 triliun menurut Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia

(P3I) Harris Thajeb. Diperkirakan belanja iklan di media massa hingga akhir

tahun 2013 mencapai angka Rp 124 triliun atau mengalami peningkatan sekitar

16% menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I). Menurut Harris,

belanja iklan yang diperkirakan mencapai Rp124 triliun, diperkirakan akan

diserap media TV sebesar 65%-67%, koran 28%-30%, dan sisanya media lain

termasuk iklan luar ruang. Persentase target peningkatan belanja iklan media di

(20)

pemilu 2014. Untuk itu, katanya, P3I memperkirakan persentase belanja iklan di

tahun 2014 akan lebih tinggi dari 2013. Apalagi di tahun 2014 juga ada ajang

piala dunia. Pemicunya adalah mulai banyak iklan kampanye. Mendekati pemilu

akan lebih banyak lagi dan apalagi ada piala dunia,” kata Harris Thajeb

(http://www.bisnis.com/belanja-iklan-2013).

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempunyai kebutuhan yang

bermacam-macam. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk

makan. Pada umumnya makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi.

Perkembangan zaman yang membuat sesuatu yang serba cepat menimbulkan

keinginan–keinginan untuk mengganti nasi dengan alternatif lain yang dianggap

lebih praktis, instant dan murah misalnya roti, sereal atau mie instant.

Mie instant merupakan salah satu makanan yang sudah tidak asing bagi

masyarakat Indonesia, khususnya dikalangan pelajar. Mie instant sering

dikonsumsi para pelajar sebagai makanan alternatif pengganti makanan pokok.

Sejalan dengan perkembangan produksi mie instant, produksi tepung terigu juga

mengalami peningkatan. Hal ini karena bahan baku dasar mie instan adalah

tepung terigu. PT Indofood Sukses Makmur (Indofood) menjadikan mutu dan

kepuasan pelanggan sebagai basis bagi perencanaan yang dilakukan oleh

perusahaan. Oleh karena itu keinginan dan kebutuhan konsumen harus

diperhatikan oleh produsen karena kebutuhan ini akan senantiasa berubah.

Perkembangan produk mie instan yang sudah dianggap sebagai makanan cepat

saji dan bahkan sebagai makanan pokok, menyebabkan tingkat persaingan pada

industri mie instant ini semakin tinggi. Dalam suasana persaingan yang semakin

ketat, mie instant sebagai salah satu alternatif berusaha memasarkan produknya

dengan melakukan promosi yang gencar dalam menawarkan keunggulan

produknya. Saat ini merek mie instant sedang bersaing besar-besaran di pasaran.

Hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu

menembus pasar Internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan "Indomie" sudah

umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mie instan

(http://id.wikipedia.org/wiki/Indomie).

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) merupakan produsen

(21)

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah

bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan

operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari

produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia

di rak para pedagang-pedagang eceran. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

(Indofood) juga merupakan salah satu pelaku usaha yang terbesar dalam industri

mie instan, yang telah terbukti memiliki pangsa pasar produk lebih dari

50%(http://th4r1e.blogspot.com/2013/01/monopoli-pt-indofood-sukses-makmur-tbk.html).

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit

Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) merupakan produsen berbagai jenis

didirikan pada ta

Intikusuma yang pada ta

bahan makanannya hingga

mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu,

aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi,

rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas

perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mulai bergerak dipasar

Internasional dengan mengekspor mie instant ke beberapa Negara ASEAN, Timur

Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan

negara-negara di Afrika. PT Indofood CBP Sukses Makmur Cabang Bandung

didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang

merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd.

yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada

tahun 1993 penggunaan mesin meningkat menjadi 8 line dan pada tahun 1994

meningkat menjadi 10 line mesin. Sampai saat ini telah beroprasi 14 line. Pada

tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di

(22)

Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di

15 kota diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung,

Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung,

Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan

Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan

kewilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh

konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui

pemerataan tenaga kerja lokal. Adanya permintaan yang semakin meningkat

menyebabkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengeluarkan kebijakan

untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik II pada

September 2007 dengan jumlah produksi 2 line yang memiliki kapasitas 2 kali

lebih besar dibandingkan kapasitas mesin produksi yang terdapat dipabrik I.

Pada akhir tahun 2008 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memproduksi

seperti Pop Mie dengan mengganti salah satu line Pabrik I dengan mesin yang

dapat memproduksi. Standarisasi yang berlaku di semua pabrik tersebut telah

disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard Operation (ISO)

termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain itu PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk juga memiliki Sertifikat Hazard Analysis Critical Control

Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk

Internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001yang diserahkan di

Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk diperoleh sertifikasi ISO9001:2000 (ISO 9001 versi 2000)

dari badan akreditasi SGS Internationalof Indonesia. Hal ini ditunjukan melalui

slogan yang terdapat pada logo Indofood “The Symbol of Quality Foods” atau

“Lambang Makanan Bermutu” yang mengandung konsekuensi hanya produk

bermutulah yang dihasilkan. Produk bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku

pilihan, tetapi diproses secara higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan

halal. Logo menggunakan dua warna dasar, yakni warna merah dan warna biru,

dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Warna merah melambangkan semangat

(23)

Kepulauan(http://dikapratiwirh.blogspot.com/2012/09/sejarah-ptindofood-cbp-sukses-makmur-tbk.html).

Salah satu produk PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang melakukan

promosi besar-besaran dan berhasil terkenal luas hingga mancanegara adalah

Indomie. Rasanya yang enak dan gurih merupakan salah satu daya tarik utama

mengapa produk ini dapat dikenal luas. Indomie memiliki tagline yang sangat

sederhana namun sangat pas dan enak didengar telinga dan diingat oleh

masyarakat yaitu, “Indomie seleraku” sedangkan nama atau merk indomie

menjadi salah satu keberhasilan dari memilih nama produk sehingga produk

tersebut banyak dikenal khususnya oleh masyarakat Indonesia. Nama yang

singkat, sederhana namun unik, mudah diingat, menjadi beberapa faktor dari

keberhasilan tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri beranggapan bahwa nama

atau merk Indomie berasal dari kepanjangan Indonesia-mie sehingga

menimbulkan asumsi bahwa Indomie membawa jati diri bangsa.

Produk Indofood banyak dipromosikan melalui media elektronik dan cetak yang

menarik, papan bilboard di jalan-jalan besar, menjadi sponsor acara, mengadakan

ajang lomba membuat jingle untuk indomie. Salah satu promosi Indomie yang

cukup unik adalah dengan mengajak konsumen untuk bercerita seputar

pengalamannya bersama Indomie. Cara ini juga merupakan cara yang tergolong

cara yang cukup sukses dilihat dari antusiasme masyarakat dalam mengirim

cerita-ceritanya tersebut dan dimuat dalam media elektronik yaitu iklan televisi.

(http://dikapratiwirh.blogspot.com/2012/09/sejarah-pt.indofood-cbp-sukses-makmur-tbk.html).

Indomie secara tidak langsung terpromosikan karena sering menjadi salah

satu bantuan makanan untuk korban bencana alam baik di dalam negeri maupun

di luar nengeri. Banyak warga negara Indonesia di negara lain yang sering

membawa produk ini ke negara mereka tinggal sebagai salah satu makanan instant

favorit. Indomie kini bukan hanya dapat dijumpai di Indonesia, tetapi juga di

Amerika Serikat, Australia, berbagai negara di Asia, Afrika bahkan Eropa

(24)

seperti energi, mineral zat besi,

yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie mengandung pewarna

panja

Indomie untuk saat ini merupakan market leader dalam medan persaingan

berbagai produk mie instant di Indonesia. Posisinya yang kuat disebabkan oleh

faktor Indomie sebagai produk mie instant yang pertama kali hadir di Indonesia

serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang

digunakan adalah terutama melalui iklan di media elektronik dan cetak,

mensponsori berbagai acara, serta instalasi iklan billboard secara luas. Indomie

sangat dikenal dengan taglinenya, "Indomie Seleraku" ini pada tahun 2008 Indomie melakukan inovasi dalam promosinya dengan mengadakan event

Indomie Jingle Dare, sebuah ajang kompetisi bagi pelajar tingkatan SMA untuk

membuat jingle bagi iklan Indomie (http://id.wikipedia.org/wiki/Indofood Sukses

Makmur).

Salah satu produk Indomie keluaran terbaru yang lagi fenomenal, gencar dan

sensasional adalah Indomie Goreng Cabe Ijo yang diproduksi oleh PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk (Indofood). Produk ini muncul di akhir tahun 2012. Produk

Indomie goreng cabe ijo yang diluncurkan baru-baru ini diproduksi sesuai dengan

standar keamanan pangan yang telah ditentukan oleh Badan Pengawasan Obat dan

Makanan (BPOM). Pabrik mie instan PT ICBP juga telah mendapat sertifikasi

Standar Nasional Indonesia (SNI) serta standar Internasional ISO 9001 dan ISO

22000. PT Indofood CBP Sukses Makmur menegaskan bahwa produk Indomie

Goreng Cabe Ijo aman untuk dikonsumsi. Warna hijau dari Indomie Goreng Cabe

Ijo berasal dari bahan baku alami, yaitu cabe hijau dan klorofil (zat hijau daun).

Dalam hal ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur (PT ICBP) dengan ini

menegaskan bahwa kepuasan dan keselamatan konsumen adalah prioritas utama

perusahaan(http://www.indofoodcbp.com/corporate/MediaCommunity/Berita/tabi

(25)

Produk Indomie Goreng Cabe Ijo ini terinspirasi dari makanan tradisional

daerah Padang yang populer di lidah orang Indonesia, PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk (Indofood) menciptakan Indomie Goreng Cabe Ijo yang terbuat dari

cabe ijo asli dengan bumbu yang kaya rasa, dan yang pertama di Indonesia

(http://www.indofood.com/id-id/mediacommunity/newproductlaunch/id.aspx).

Keunggulan dari Indomie goreng cabe ijo ini adalah memiliki cita rasa asli

cabe ijo, sensasi cabe ijo dan yang pertama di Indonesia dengan cabe ijo asli, serta

berbeda dari produk-produk mie instant lainnya. Muncullah persepsi di kalangan

pelajar khususnya anak sekolah yang menyaksikan tayangan iklan di televisi atau

pesan apa yang diserap dari iklan tersebut. Karena iklan tersebut menawarkan

konsep berbeda dari produk mie instant lainnya serta warna ijo yang menarik

sekali dan menggugah selera.

Agar Indomie goreng cabe ijo dapat terus bersaing ditengah maraknya

merek mie instant lainnya maka PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood)

melakukan berbagai usaha, salah satu diantaranya yaitu dengan memasang

iklan-iklan yang menarik dengan berbagai kreativitas tinggi yang hadir menyapa para

konsumen dan sering kita jumpai di lingkungan kita maupun di berbagai media

cetak dan elektronik.

Penampilan iklan Indomie goreng cabe Ijo hadir dengan membawa slogan

yang berfungsi sebagai daya tarik khalayak terhadap suatu produk agar dapat

diingat dengan cepat dan jelas yaitu “Ijo.. Mantap.. Hot “. Beberapa minggu belakangan ini mungkin slogan ini sudah tidak asing ditelinga kita dan membuat

penasaran. Ternyata slogan iklan ini merujuk pada inovasi terbaru yang

dikeluarkan Indofood, yaitu Indomie goreng cabe ijo. Ini merupakan kedua

kalinya Indofood menggebrak pasar mie instan dengan rasa original Indonesia

dengan promosi fantastis setelah Indomie Goreng Rendang.

Dalam penelitian ini saya meneliti tentang iklan indomie goreng cabe ijo

di televisi. Iklan ini bermanfaat untuk memberikan makanan yang praktis, mudah

di dapat dan bisa dikonsumsi kapan saja secara instan. Iklan tersebut berdurasi 30

detik. Dalam durasi 30 detik tersebut, iklan Indomie goreng cabe ijo menawarkan

(26)

siang dan iklan Indomie goreng cabe ijo memberikan keunggulan akan produk

tersebut. Keunggulan dalam iklan Indomie goreng cabe ijo adalah bisa di dapat

dengan mudah dan produk ini terinspirasi dari makanan tradisional daerah Padang

yang populer di lidah orang Indonesia, aromanya kaya rasa dan hadirkan

kelezatan luar biasa dengan asli cabe ijo alami pertama di Indonesia.

Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis sangat

tertarik untuk meneliti bagaimana persepsi pelajar SMA Swasta Budi Murni 2

Medan terhadap iklan Indomie goreng cabe ijo yang ditayangkan di televisi.

Alasan penulis memilih persepsi pelajar karena anak SMA masih remaja yang

sifatnya masih labil dalam menyerap semua iklan yang ada di televisi, terpaan

iklan itu sendiri yang paling mudah ditanggkap anak pelajar dalam mengikuti

trend atau zaman. Selain itu para pelajar sekarang ini memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi untuk mencoba suatu produk baru yang diiklankan di media televisi.

Dan terdapatnya 2 Swalayan Indomaret yang berdekatan sekali dengan sekolah

ini, yang menjual produk Indomie goreng cabe ijo. Lingkungan disekitar itu juga

terdapat grosir, penjualan eceran, toko-toko dan dekat juga ke pajak.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah

persepsi pelajar SMA Swasta Budi Murni 2 Medan mengenai penayangan iklan

Indomie Goreng Cabe Ijo versi tebak-tebakan di televisi?”

I.3 Pembatasan Masalah

Sebuah penelitian memerlukan pembatasan masalah untuk menghasilkan

uraian yang sistematis dan tidak melebar. Guna menghindari lingkup penelitian

yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti perlu

membatasi masalah agar menjadi lebih jelas, yaitu:

1. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara

sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat

(27)

2. Penelitian terbatas hanya pada tayangan iklan Indomie goreng cabe ijo

versi tebak-tebakan di berbagai stasiun televisi swasta (stasiun televisi

tidak dibatasi).

3. Objek penelitian adalah siswa-siswi kelas 1 dan kelas 2 yang

mengetahui dan pernah menonton iklan Indomie goreng cabe ijo versi

tebak-tebakan di televisi.

4. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013 dengan lama penelitian

akan disesuaikan kebutuhan peneliti.

I.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran umum dan tanggapan siswa-siswi SMA

Swasta Budi Murni 2 Medan terhadap keberadaan iklan Indomie goreng

cabe ijo versi tebak-tebakan yang ditayangkan di televisi.

2. Untuk mengetahui persepsi dikalangan pelajar khususnya siswa-siswi

SMA Swasta Budi Murni 2 Medan terhadap tayangan iklan Indomie

goreng cabe ijo versi tebak-tebakan di televisi.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan

memperkaya bahan referensi, bahan penelitian dan sumber bacaan khususnya

di lingkungan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Secara Teoritis, penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diterima oleh

peneliti sebelum menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta

menambah wawasan peneliti dan menguji pengalaman teoritis peneliti.

3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi

(28)

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu

kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk menggunakan

dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerangka teori

membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian akan disoroti (Nawawi, 2003:39).

Menurut Kerlinger (Rahmat 2004: 6) teori adalah himpunan konstruk

(konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis

tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan

dan meramalkan gejala tersebut. Fungsi teori itu sendiri adalah adalah membantu

peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang yang menjadi

pusat perhatiannya. Dengan adanya kerangka teori ini, peneliti akan memperoleh

landasan dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya. Adapun teori-teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

II.1.1 Komunikasi

II.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia

perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah

berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya.

Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya

membawa orang kehilangan kesimbangan jiwa. Oleh sebab itu, menurut Dr.

Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan

bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia

ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi. Banyak pakar menilai bahwa

komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang

(29)

Apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan

manusia lainnya, yaitu teori dasar biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni

kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi atau

communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang

berarti “sama”, communico, communicatio atau communicare yang berarti

“membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah

yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan

akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa

suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana,

2005:41).

Onong Uchyana mengatakan komunikasi sebagai proses komunikasi pada

hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang

(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,

informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa

keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,

kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati (Bungin, 2006:31).

Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan dalam

penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran komunikasi

kepada komunikan yang tertuju (Prisgunanto, 2006: 1).

Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, komunikasi merupakan

transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan

menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya.

Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi

(Mulyana, 2005:62).

Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Laswell, bahwa cara yang

tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan

(pesan), melalui saluran apa (media), kepada sapa (komunikan) dan apa

(30)

(biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah

laku orang lain (komunikate) (Purba dkk, 2006:29-30).

Menurut Everett M. Rogers mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

dimana suatu ide diahlikan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2005:62).

Menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981) bahwa komunikasi

adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan

pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba

pada saling pengertian yang mendalam. Proses ini meliputi adanya suatu

pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap

dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari

orang-orang yang ikut serta dalam prosees komunikasi (Cangara, 2006:19).

Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia,

baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk

mengatur tatakrama pergaulan antara manusia, sebab berkomunikasi dengan baik

akan memberikan pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang

dalam bermasyarakat.

II.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Unsur-unsur komunikasi dalam Cangara (2006:23) antara lain:

a. Sumber, yaitu sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source,sender atau encoder.

b. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, informasi, hiburan, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggrisnya pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message,content atau information.

c. Media, yaitu alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

d. Penerima, yaitu pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan atau dalam bahasa Inggrisnya disebut audience atau receiver.

(31)

Pengaruh atau efek juga merupakan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan.

f. Umpan balik (feed back), yaitu salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.

g. Lingkungan, yaitu faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.

II.1.1.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian (Effendy, 1993:

11-12), yaitu:

a. Proses komunikasi secara primer, yaitu: proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

(32)

II.1.1.4 Tujuan Komunikasi

Berdasarkan tujuannya komunikasi terbagi empat dalam (Bungin, 2006:35)

yakni sebagai berikut:

a. Perubahan sikap (attitude change)

b. Perubahan pendapat (opinion change)

c. Perubahan perilaku (behavior change)

d. Perubahan sosial (social change)

II.1.1.5 Model Komunikasi

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication

menjelaskan 3 model komunikasi dalam (Bungin, 2006:253) yaitu:

a. Pertama, model komunikasi linier yaitu model komunikasi satu arah

(one-way view of communication). Dimana komunikator memberikan suatu

stimulus dan komunikan memberikan respon atau tanggapan yang diharapkan tanpa yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.

b. Kedua, model komunikasi dua arah adalah model komunikasi

interaksional, merupakan kelanjutan dari pendekatan linier. Pada model ini, terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim

(sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon balik terhadap pesan dari pengirim (sender).

c. Ketiga, model komunikasi transaksional yaitu komunikasi hanya dapat

dipahami dalam konteks hubungan (relationship) diantara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi.

II.1.2 Komunikasi Pemasaran

II.1.2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh

pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam

pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkankan pertukaran

agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih

baik (Swastha, 1996:234).

Komunikasi pemasaran, secara luas disebutkan berguna untuk membantu

(33)

keberadaan komunikasi pemasaran terletak pada perpaduan antara komunikasi

organisasi dan komunikasi antarpribadi (Prisgunanto, 2006:4).

Secara ringkas, komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran

informasi tentang perusahan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada

pasar sasaran. Perannya sangat vital mengingat peran komunikasi dalam

memfasilitasi hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan pembeli

prospektif. Berkat perkembangan ilmu pemasaran, tujuan komunikasi tidak lagi

terbatas untuk mendorong pembelian pertama, namun juga memastikan kepuasan

paska pembelian sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pembelian

berulang dan pembeli tersebut menjadi pelanggan yang loyal (Sulaksana, 2003:

23).

Defenisi lain dikemukakan oleh William J. Stanton sebagai berikut,

pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikandan mendistribusikan barang

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun

pembeli potensial (Swastha, 1996:10).

Banyak akademisi dan praktisi mendefenisikan komunikasi pemasaran

sebagai:

“Semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan

komunikasi antarorganisasi dan target audience pada segala bentuknya yang

ditujukan untuk performance pemasaran” (Prisgunanto, 2006:8).

William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication and

Promotion (1984) mendefenisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: proses

pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran

dapat berjalan secara efektif dan efesien. Sedangkan Sutisna dalam bukunya

Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (2002) menyatakan, komunikasi

pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama

konsumen mengenai perbedaan produk di pasar (Purba dkk, 2006:126).

Istilah komunikasi pemasaran sering disamaartikan dengan promosi.

Bahkan, marketing communication mix disamaartikan dengan promotion mix atau

(34)

disamaartikan karena terdapat konteks pijakan dasar 4P (price, place, placements

dan promotion (Prisgunanto, 2006:9).

Pada dasarnya, marketing communication mix memiliki 4 elemen dasar,

yang dirumuskan oleh Belch tahun 1995. Ada 4 kegiatan dasar tersebut, yaitu:

Gambar 1

Empat Elemen Dasar Marketing Communication Mix

Saat ini banyak perusahaan mulai menyadari perlunya upaya

mengintegrasikan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang selama ini

dilakukan secara terpisah-pisah. Kegiatan komunikasi pemasaran itu mencakup:

1.Memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising), 2.Pemasaran

langsung (direct marketing), 3.Promosi penjualan (sales promotion), 4. Penjualan

personal (personal selling), 5. Pemasaran interaktif dan 6. Hubungan masyarakat

(public relations) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif

(Morrisan, 2010:7).

Jadi, secara umum komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi

yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang

membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan

pada pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak

untuk berbuat lebih baik. Komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang

dilakukan oleh perusahaan dengan cara tatap muka ataupun bermedia yang

sifatnya membujuk serta membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian dalam usaha meningkatkan penjualan produk dan jasa.

Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan, bukan hanya menjual tapi

sebagai pembujukan, promosi, publikasi juga merupakan kegiatan pemasaran.

Saat ini semua yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran

melakukan cara yang sama, yaitu mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai

tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan–

Public Relation

Advertising Sales Promotion

(35)

penjelasan yang bersifat membujuk, dan negosiasi merupakan seluruh bagian dari

proses tersebut. Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan

pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran;

menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan

pertuaran lebih efisien; dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai

persetujuan pertukaran yang memuaskan (Swastha, 1996:234).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran

memudahkan/membantu pembeli dan penjual dengan:

a. menciptakan hubungan pertukaran,

b. mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya

pertukaran,

c. menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar

mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan,

d. memperbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga

seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien (Swastha,

1996:235).

II.1.2.2 Sarana-Sarana Komunikasi Pemasaran

Sarana-sarana pemasaran dalamPrisgunanto (2006:58-59), yaitu:

a. Penjualan personal (antar pribadi)

b. Periklanan

c. Promosi penjualan

d. Public relation

e. Penjualan langsung

f. Desain pemasaran

II.1.2.3 Peran Komunikasi Pemasaran

Begitu besar peran komunikasi inilah yang menjadi klaim bahwa

pemasaran itu pada dasarnya adalah komunikasi. Ada 2 alasan besar mengapa

komunikasi pemasaran begitu powerful dalam proses bisnis perusahaan, yakni

(36)

a. Komunikasi pemasaran begitu berkuasa dalam menciptakan perubahan

sikap dan pandangan khalayak karena menyentuh aspek empati dan

simpati dari perasaan manusia dan oleh sebab itu, perlu hati-hati membuat

target dan segmentasinya. Bila tidak, komunikasi pemasaran mampu

membutakan mata masyarakat bahkan membodohi khalayak.

b. Komunikasi pemasaran memiliki efek langsung kepada khalayak dan

efeknya lebih nyata apabila praktik komunikasi langsung antarpribadi dari

mulut ke mulut (lisan) berjalan dimana penerima tertuju (yang biasanya

opinion leader) akan menginterpretasikan dan menyebarkan informasi

tersebut kepada orang-orang yang tidak menjadi target pasar.

II.1.3 Komunikasi Massa

II.1.3.1 Pengartian Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,

baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola

oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan pada sejumlah

besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen (Mulyana,

2005:75).

Secara sederhana, komunikasi massa didefenisikan sebagai proses

menggunakan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang

luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur atau membujuk (Vivian,

2008:450).

Secara teori, konsep komunikasi massa mengandung pengertian sebagai

suatu proses di mana institusi media massa memproduksi dan menyebarkan pesan

kepada publik secara luas, namun pada sisi lain komunikasi massa merupakan

proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi oleh audience. Fokus

kajian dalam komunikasi massa adalah media massa (Bungin, 2006:258).

Merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri (1991) pengertian

komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran

(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,

berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan

(37)

Komunikasi massa juga dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi

yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan

untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian

unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah komunikator, media massa,

informasi (pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik) dan umpan balik (Bungin,

2006:71).

Defenisi lain dikemukakan oleh Josep A. Devito yaitu “Pertama,

komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada

khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah

komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.

Komunikasi akan lebih mudah dan logis bila didefenisikan menurut bentuknya

(televisi, radio, surat kabar, majalah, film dan buku (Nurudin, 2011:12).

Oleh karena itu, komunikasi massa sangat berperan penting dalam

kehidupan kita sehari-hari. Komunikasi menjadi mata dan telinga bagi

masyarakat. Komunikasi massa memberi masyarakat sarana untuk mengambil

keputusan dan membentuk opini kolektif yang bisa digunakan untuk bisa lebih

memahami diri mereka sendiri. Ia merupakan sumber utama untuk

mengembangkan nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan demikian, lingkup

komunikasi massa menyangkut sumber pemberitaan, pesan komunikasi,

hubungan komunikan dan komunikator dan dampak pemberitaan terhadap

masyarakat.

Agar tidak terjadi salah pengertian, sekaligus membedakan bentuk

komunikasi massa dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi massa bisa

didefenisikan dalam tiga cara:

a. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

b. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

c. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Werner J dan James, 2005:4).

Bidang komunikasi sekarang ini sedang mengalami perubahan besar.

(38)

komunikasi massa butuh penyesuaian dan beradaptasi berkaitan dengan

perubahan-perubahan itu (Werner J dan James, 2005:19). Teori komunikasi massa

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap kinerja komunikasi

massa. Teori komunikasi massa berusaha untuk merumuskan dan menguji secara

ilmiah berbagai macam fenomena yang terjadi didalamnya. Pada dasarnya teori

komunikasi massa berusaha untuk menjawab pertanyaan tentang fungsi

komunikasi massa itu sendiri. Beberapa pertanyaan yang lebih penting yang

berkaitan dengan pengaruh komunikasi massa. Yang lebih berkaitan dengan

bagaimana masyarakat menggunakannya untuk kepentingan mereka sendiri.

Teori komunikasi massa dapat digunakan untuk membantu praktisi media agar

bisa berkomunikasi dengan lebih baik. Ia juga dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi kepada para pelanggan serta pihak terkait yang lain

tentang pengaruh komunikasi massa (Werner J dan James, 2005:20).

II.1.3.2 Proses Komunikasi Massa

Menurt (Bungin, 2006:74-75) sebagaimana yang telah disinggung,

komunikasi massa memiliki proses yang berbeda, karena sifat komunikasi massa

yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan

rumit. Menurut McQuail (1992:33), proses komunikasi massa terlihat berproses

dalam bentuk:

a. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa yang besar pula.

b. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator.

c. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara.

d. Prroses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non pribadi) dan tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan.

(39)

melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu.

2.1.3.3 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa, berfungsi untuk menyebarluaskan informasi,

meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan

kegembiraan dalam hidup seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi

komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media

pandang dengar (audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami

banyak perubahan.

Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO

(1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran

berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai

pertukaran data, fakta dan ide (dalam Cangara, 2006:57-58). Karena itu

komunikasi massa dapat berfungsi untuk:

a. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan sehingga orang bias mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional dan internasional. b. Sosialisasai, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan

bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

c. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.

d. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

e. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan.

f. Memajukan kebudayaan, yakni media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara serta mempertinggi kerjasama hubungan antar negara.

(40)

h. Integrasi, yakni banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncangkan oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.

Sedangkan menurut Karlinah, dkk (1999) mengemukakan fungsi

komunikasi massa secara umum (Ardianto, 2004:19) adalah:

a. Menyiarkan (to inform), yaitu media massa merupakan penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi disekitarnya. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, menonton televisi atau mendengarkan radio karena mereka ingin mendapatkan informasi atas apa yang diucapkan, dilakukan dan dilihat orang.

b. Mendidik (to educate), yaitu media massa sebagai sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskuksi dan artikel.

c. Menghibur (to entertain), yaitu media massa seperti televisi yang mengutamakan sajian hiburan. Melalui berbagai program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan.

d. Mempengaruhi (to influence), yaitu media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar, seperti contoh: Keluarga petani yang hidup di desa mempunyai kebiasaan mencuci rambutnya dengan air rendaman sapu merang yang telah dibakar terlebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut memiliki pesawat televisi dan menonton tanyangan iklan sampo yang dibintangi artis favoritnya? Kebiasaan yang sudah lama, sekarang mengalami perubahan. Mengganti dengan menggunakan sampo yang ada dalam iklan televisi.

2.1.3.4 Jenis-jenis Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara

sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian

dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua,

efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan

sikap) dan (perubahan perilaku menerima dan memilih) (Nurudin, 2011:206).

a. Efek Primer

(41)

Akan lebih bagus lagi jika audience tersebut memperhatikan pesan-pesan media massa. Sama seperti kita memperhatikan orang yang sedang berbicara, ketika kita memperhatikan berarti ada efek primer yang terjadi pada diri kita. Ketika di radio diberitakan tentang kecelakaan beruntun dijalan tol dan kita tertarik untuk mendengarkannya, efek primer juga melekat pada diri kita. Bahkan jika kita memahami apa yang disiarkan media massa itu sama saja semakin kuat efek primer terjadi.

b. Efek Sekunder

Dalam efek sekunder itu yang termasuk di dalamnya adalah perilaku penerima yang ada di bawah control langsung komunikator. Efek ini akan membahas efek kegunaan dan kepuasan. Efek ini diyakini lebih menggambarkan realitas konkret yang terjadi di masyarakat. Menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah tidak hanya bagaimana media mempengaruhi audience, tetapi juga bagaimana audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya.

II.1.4 Media Massa

II.1.4.1 Pengertian Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari

sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2006:122).

Menurut Nurudin (2011:9) media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas

dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan dengan jenis

komunikasi lain adalah media massa dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu.

Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu

yang tak terbatas.

Sedangkan menurut Ardianto (2004:155) media massa sebagai suatu

sarana komunikasi, keberadaannya telah melahirkan berbagai teori komunikasi

massa, seperti pemanfaatan media massa oleh khalayak dan efek media massa

terhadap khalayaknya.

Media massa dianggap sebagai sumber berita dan hiburan. Media massa

juga membawa pesan yang bersifat persuasif. Media massa dapat menjadi

entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan begitu banyak

audiens. Kebayakan media massa adalah campuran dari informasi, entertainment

(42)

membeli makanan ringan atau mie instant, mobil atau beli pasta gigi. Public

relations adalah persuasi yang lebih halus, berusaha membujuk tetapi biasanya

tidak mengajak untuk melakukan tindakan langsung. Public relations berusaha

membentuk sikap, biasanya dengan mengajak audiens media massa untuk melihat

suatu institusi atau aktivitas tertentu dari sudut pandang tertentu (Vivian,2008:4).

Media massa sangat berpengaruh pada kehidupan manusia karena media

massa yang merupakan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih

bisa meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi dengan

pengaruh sosial yang cukup besar. Dengan adanya alat-alat komunikasi massa

yang canggih, maka alat-alat tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia pada zaman sekarang ini.

II.1.4.2 Karakteristik Media Massa

Karakteristik media massa menurut Cangara (2006:122-123), yaitu:

a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.

b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik biasanya memerlukan waktu dan tertunda. c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,

karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh bayak orang pada saat yang sama.

d. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan sejenisnya.

e. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

II.1.4.3 Peran Media Massa

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu

sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.

Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan menurut Bungin

(2006:85-86) berperan sebagai berikut:

Gambar

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3 Kerangka Konsep
Tabel 1 Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun aplikasi yang dapat dijadikan sebagai media panduan pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan berbasis

Dengan kata lain bahwa ada hubungan bermakna antara faktor pengetahuan, sikap dan peran petugas kesehatan dengan perilaku responden/masyarakat dalam pemberantasan

• Namun perbedaanya dengan salep adalah kandungannya; secara umum persentase bahan padat pada pasta lebih besar dibanding salep, oleh karena itu pasta lebih kental dan kaku,

Website E-Learning saat ini sudah banyak digunakan pada dunia pendidikan, baik sekolah tingkat atas hingga perguruan tinggi.

Freud berpedoman bahwa mimpi adalah perwujudan hasrat (Minderop, 2013:70). Dengan demikian, metode interpretasi mimpi dapat digunakan untuk mengetahui proses penciptaan

c) Memiliki saluran pengeluaran udara ke lingkungan yang memadai atau memiliki sistem penyaringan udara yang efisien sebelum udara disirkulasikan ke ruang lain.

Perlakuan A2B3 (priming pelembaban dan pemberian larutan fungisida 200 gram daun mindi / 2L air) dapat menekan intensitas penyakit karat puru pada bibit sengon