• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. GORIP NANDA GUNA LUMAJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. GORIP NANDA GUNA LUMAJANG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT.

GORIP NANDA GUNA LUMAJANG

SKRIPSI

Disusun oleh :

Mohammad Yossela Setiawan

20111016031117

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MOHAMAD YOSSELA SETIAWAN

Nim : 201110160311117

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas Akhir Dengan Judul

PENGARUH PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. GORIP NANDA GUNA,LUMAJANG

adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya

ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun

keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan

dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan

GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN.

Serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK

BEBAS ROYALTI NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan

sebagaimana mestinya.

Malang, Januari 2016

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pelaksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna disusun untuk

memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang

Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin

namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan

pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Marsudi, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Uci Yuliati, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sudi

meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang

(5)

4. Dra. Tri Ningsih, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, November 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 11

B. Landasan Teori ... 12

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 12

2. Syarat Keselamatan Kerja ... 14

3. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ... 14

4. Alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 16

5. Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 17

6. Kecelakaan Kerja ... 19

7. Kinerja karyawan ... 20

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 21

9. Tujuan Penilaian Kinerja ... 22

10. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan ... 23

11. Kerangka Pikir ... 24

12. Hipotesis... 25

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 26

B. Jenis Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 26

D. Definisi Operasional Variabel ... 27

E. Populasi dan Sampel ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

(7)

H. Uji Instrumen ... 32

I. Metode Analisis Data ... 34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 38

2. Tujuan perusahaan ... 39

3. Lokasi perusahaan ... 40

4. Struktur Organisasi ... 41

B. Hasil Temuan ... 44

C. Hasil Uji Instrumen ... 47

D. Hasil Analisis Data ... 50

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 50

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

3. Uji Analisis ... 61

4. Pembahasan ... 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 6

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Kinerja ... 25

Gambar 4.1 Hasil Kurva Uji F ... 41

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Karyawan PT. Gorip Nanda Guna ... 7

Tabel 1.2 Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna Pasirian kabupaten Lumajang ... 8

Tabel 3.1 Rentang Skala Penilaian keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja ... 35

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ... 48

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 49

Tabel 4.7 Variabel Keselamatan Kerja ... 50

Tabel 4.8 Variabel Kesehatan Kerja ... 53

Tabel 4.9 Variabel Kinerja Karyawan... 56

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 59

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian

2. Skor Hasil Penelitian

3. Hasil Distribusi Frekuensi

4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Reability

6. Hasil Analisis Regresi

(11)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara , 2004 , Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto,S,2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi revisi.

Kelima. Penerbit Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Edisi Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta.

Dharma. 2002. Produktivitas dan Pengukuran. Jakarta: LP3S

Gomes, Faustino Cardoso. 2003 . Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. Penerbit

Andi

Mankunegara A.A P. 2002. Manajemen sumber daya manusoa perusahaan.

catatan ke empat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mangkunegara A,A, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Cetakan kedelapan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Salemba Empat.

Megginson, Leon C. 2003. Personal Management A Human Resources Approach.

Homewood. Richard D Irwin. Inc.

Mondy, R. Wayne. & Noe, Robert M. 2005. Human Resources Management,

Edisi ke-9. New Jersey: Penerbit Prentice Hall.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.

(12)

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Sunyoto, Drs. Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Penerbit CAPS.

Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

Fatmawati, 2004 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan PT. Cahaya Surya Tunas Tapioka

Wonogiri.

Khaerurahman,2007 Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu

organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset yang perlu diperhatikan

dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus mendapatkan perhatian yang

khusus dari perusahaan. Manusia sebagai aset utama dalam organisasi atau

perusahaan, harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola dengan sebaik mungkin.

Hal ini dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan mampu

memberikan kontribusi yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Dalam pengelolaan sumber daya manusia inilah diperlukan manajemen yang mampu

mengelola sumber daya secara efekti dan efisien. Salah satu hal yang harus menjadi

perhatian utama bagi manajer sumber daya manusia ialah sistem keselamatan dan

kesehatan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja termasuk salah satu program yang ada di

perusahaan. Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan

sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan

kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan

lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan.

Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih

minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja tahun 2013 dengan jumlah

96.400 kecelakaan. Dari 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 2.144

diantaranya tercatat meninggal dunia dan 42 lainnya cacat. Sampai September 2014

(14)

kerja. Data Internasional Labor Organization (ILO) menghasilkan kesimpulan bahwa

dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan

70% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup (Detik

Finance, Oktober 2014).

Dari uraian diatas sangat penting bagi perusahaan untuk menerapkan k3 demi

berlansungnya suansana kerja yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi kinerja

karyawan agar tercapainya visi dan misi perusahaan. Hal inilah yang harus

diperhatikan oleh perusahaa apabila ingin memberikan rasa kenyamanan kepada

karyawan. Dan juga yang harus di perhatikan oleh perusahaan adalah adanya ganti

rugi atau pemberian bantuan yang ditujukan kepada karyawan yang mengalami

kecelakaan dalam bekerja.

Berikut definisi keselamatan dan kesehatan kerja menurut para ahli:

Keselamatan kerja menurut (Mondy dan Noe, 2005:360) adalah perlindungan

karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan

pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang

dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,

keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan

kerja adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan

faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,

lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Menurut (Mangkunegara, 2002:163) keselamatan dan kesehatan kerja adalah

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Bagi

(15)

kenyaman para karyawan dalam melakukan proses produksi. Hal ini yang

mempengaruhi perusahaan untuk wajib mempunyai sistem ini agar karyawan merasa

terjamin dalam bekerja. Berikut ini prngertian kinerja menurut para ahli: Menurut

(Rivai, 2004:309) kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa keselamatan

dan kesehatan kerja merupakan suatu upaya yang dilakukan perusahaan untuk

memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dari bahaya sakit kecelakaan dan

kerugian akibat melakukan pekerjaan, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan

selamat. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan akan

meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha

seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi

tertentu.

Menurut Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa: “Kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau

kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi

batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada

organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu

keluaran, dan kehadiran di tempat kerja (Mathis dan Jackson, 2000:78).

Keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa aman dan

(16)

kualitas bekerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri tenaga kerja, apakah dia

nyaman dengan peralatan keselamatan kerja, perlatan yang dipergunakan, tata letak

ruang kerja dan beban kerja yang didapat saat bekerja. Menurut Dharma (2002:164)

ukuran-ukuran kinerja bagi seorang manajer pabrik dapat dilihat dari beberapa item,

salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, atau seberapa besar

kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Dapat disimpulkan bahwa

keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja dan memiliki

pengaruh pada kinerja karyawan.

PT. Gorip Nanda Guna merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada

bidang konstruksi, dalam pelaksanannya membutuhkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang baik agar mampu menciptakan suansana kerja

yang nyaman dan dapat menciptakan suanasana kerja yang aman. Untuk memenuhi

kebutuhan produksinya perusahaan ini menerapkan kerja yang bergantian seperti

berikut :

1. Mulai jam 7.00 sampai jam 14.00 dengan 42 karyawan yang terbagi menjadi 7

orang di setiap alat.

Pada shif ini karyawan keseluruhan menggunakan alat perlindungan diri

seperti jaket,helm,sepatu,masker dan sebagainya. Namun dengan adanya

kelengkapan pemakaian alat keselamatan dan kesehatan kerja tidak menjamin

karyawan terhindar dari kecelakaan kerja disebabkan oleh kelelaian dalam bekerja

seperti salah perhitungan kecepatan pada penggunaan stone crauser.

2. Mulai dari jam 15.00 sampai jam 21.00 dengan 42 karyawan yang terbagi menjadi

7 orang di setiap alat.

Pada shif ini karyawan banyak sekali yang tidak menggunakan alat

(17)

gerah/panas sehingga mereka tidak mau menggunakan jaket,masker atau pun yang

lain. Sehingga pada shif ini para pekerja banyak yang mengalami kecelakaan kerja

yang menimbulkan cedera. Hal iini yang harus menjadi perhatian khusus bagi

perusahaan.

3. Mulai dari jam 22.00 sampai jam 05.00 dengan 42 karyawan yang terbagi menjadi

7 orang disetiap alat.

Pada shif ini banyak pekerja yang tidak menggunakan alat perlindungan diri

dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap pemakaian alat keselamatan dan

juga masih ada karyawan yang mengantuk dalam bekerja, sehingga pada shif ini

banyak sekali pekerja yang mengalami. Pada shif perlu mendapat perhatian

khusus bagi perusahaan hal ini dikarenakan begitu banyak karyawan yang

mengalami cidera pada shif ini, hal ini dapat dilihat dari daftar kecelakaan kerja

pada setiap shif.

Tabel 1.1

Data Karyawan PT. Gorip Nanda Guna

Jabatan Jumlah

Inspector 11 Material Control 2

HSE 11 Foreman 8

Mentors 4 Mechanic 9

Engineering 126 Electrical 6

Total 191 Total 49

Total Jumlah Karyawan 240

Sumber: PT. Gorip Nanda Guna, 2014

Adapun alat yang digunakan adalah stone crauser yaitu alat yang memecah

(18)

yang berputar secara terus menerus dan ditutupi oleh tabung besi yang berbentuk

seperti jala. Dalam sistem kerjanya menimbulkan hawa panas serta angin yang tidak

berarah sehingga dapat menimbulkan polusi udara,dan juga tidak menutup

kemungkinanan adanya batu yang loncat dari dalam alat yang bisa membahayakan

karyawan disekitar tempat produksi dan juga dalam sekali produksi perusahaan

menggunakan 6 alat sekaligus.

Apabila dikaitkan dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh karyawan

dapat diketahui bahwa terjadi permasalahan terkait dengan pencapaian hasil produksi

dari aktivitas operasional yang dilakukan. Adapun data produksi selama 4 tahun

terakhir dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Target dan Realisasi Produksi

Pada PT. Gorip Nanda Guna Tahun 2009 Sampai 2014

Tahun Target Realisasi Deviasi

Jumlah %

2011 125 122 3 2,4%

2012 130 125 5 3,84%

2013 135 129 6 4,44%

2014 140 127 13 9,28%

Sumber: PT. Gorip Nanda Guna

Berdasarkan tabel 11. Menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir

menunjukkan adanya penurunan atas kemampuan perusahaan dalam penyelesaian

proyek kerja. Kondisi ini memberikan gambaran mengenai pencapain kinerja yang

dihasilkan oleh karyawan diperusahaan.

Apabila dikaitkan dengan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan,

menunjukkan bahwa seperti yang di alami oleh beberapa karyawan yang harus

mendapatkan perawatan medis setelah beberapa batu-batu kecil yang berada dalam

stone crauser keluar dari tabung besi dikarenakan adanya konsleting dan kelalaian

(19)

keselamatan kerja sepeti sepatu safety,masker, dan helm proyek dengan berbagai

alasan. Hal ini perlu adanya tindakan serius oleh perusahaan demi kenyamanan dan

perlindungan bagi setiap karyawan. Berikut tabel kecelakan kerja pada PT. Gorip

Nanda Guna mulai tahun 2009 samapi 2014.

Tabel 1.2

Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna Pasirian kabupaten Lumajang

-malam hari -2 karyawan

2012 3 pekerja tidak memakai

pelindung

-malam hari -3 karyawan

2013 6 pekerja tidak memakai

-malam hari -4 karyawan

jumlah 23 23

Sumber: PT. Gorip Nanda Guna tahun 2009-2014

Tabel 1.2 menjelaskan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya

disebabkan oleh karyawan tidak memenuhi aturan kerja yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dan tidak mengunakan pelindung. Dari enam periode terahkir tahun

2009-2014 kecelakaan kerja selalu mengalami fluktuasi disetiap tahunnya. Data kecelakaan

kerja yang terjadi dapat menujukkan bahwa belum maksimalnya upaya perusahaan

dalam memberikan jaminan keselamatan kerja karyawan. Adapun terkait dengan

kesehatan kerja karyawan dapat diketahui bahwa beberapa penyakit yang dialami oleh

karyawan yaitu sesak nafas, flu dan pusing kepala dikarenakan debu dan suara

(20)

Berdasarkan uraian di atas, maka begitu pentingnnya alat-alat keselamatan dan

kesehatan kerja untuk memberikan kenyaman karyawan dalam melakukan kegiatan

produksi tanpa adanya kecelakaan kerja, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

lanjut dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaaan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Gorip Nanda Guna”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja karyawan PT.

Gorip Nanda Guna?

2. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Gorip Nanda

Guna?

3. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Gorip Nanda Guna?

4. Apakah antara keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Gorip Nanda Guna?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, tujuan yang akan

dicapai pada penelitian ini adalah:

a. Untuk mesdeskripsikan bagaimana kondisi keselamatan dan kesehatan kerja

dan kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna.

b. Untuk mesdeskripsikan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada

PT. Gorip Nanda Guna .

c. Untuk mesdeskripsikan bagaimana kondisi kinerja karyawan pada PT. Gorip

(21)

d. Untuk menguji dan menganalisis keselamatan dan kesehatan kerja

berpengaruh kinerja karyawan PT. Gorip Nanda Guna.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan untuk

lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan.

b. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan mengenai pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan dalam melakukan proses

(22)

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu, ada dua penelitian yang meneliti

tentang analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan

terhadap kinerja karyawan, seperti yang dilakukan oleh Fatmawati (2004).

Fatmawati mealkukan penelitian dengan judul “ Pengaruh keselamatan dan

kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Cahaya Surya Tunas tapioka

wonogiri. Hasil uji F sebesar 24,120 menunjukan bahwa keselamatan dan

kesehatan kerja serta lingkungan kerja mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan sebesar, hasil uji t sebesar 4,260 menunjukan

bahwa kesalamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan sebesar 4,98

menunjukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja karyawan dan koefisien determinan sebesar 0,556 menunjukan

bahwa variabel bebas (keselamatan dan kesehatan kerja) dapat menjelaskan

56,6% terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).

Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Khaeruramhan

(2007) meneliti judul “analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

kinerja karyawan pada PT. Sinar Sosro Cabang Gresik”. Hasil uji F

menunjukan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengaruh

signifikan terhadap inerja karyawan sebesar 19,642 koefisien determinasi (R

(23)

2

kesehatan kerja) dapat menjelaskan 40% terhadap variabel terikat (kinerja

karyawan).

B. Landasan Teori

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut (Mondy dan Noe, 2005:360) adalah perlindungan

karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait

dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari

lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran

listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,

penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja adalah kebebasan dari

kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam

lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan,

lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Menurut (Mangkunegara, 2002:163) keselamatan dan kesehatan

kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada

khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan (Mathis dan Jackson,

2002:245) menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang

terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum

(24)

3

Sedangkan pendapat Leon C Meggison (2000:161) bahwa istilah

keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko

kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu

Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah

tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu

sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik

dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan

latihan.

Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang

dikemukakan oleh Mangkunegara (2002), bahwa secara umum

keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang

berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara

melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset

perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya.

Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD),

(25)

4

2. Syarat Keselamatan Kerja

Pada dasarnya syarat-syarat keselamatan kerja seperti tersebut

pada Pasal 3 (1) UU Keselamatan kerja yang di kutip oleh Tarkawa (2008)

dimaksud untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Memberi kesempatan atau jalan penyelamatan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang membahayakan.

d. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

e. Memberi alat pelindung diri pada para pekerja.

f. pencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembahan, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara cuaca, sinar

radiasi, kebisingan dan getaran.

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

i. baik, fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan,

ii. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai Menyelenggarakan

suhu kan kelembahan udara yang baik.

3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang

juga disebut Sistem Manejemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen

organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, penerapan

pencapaian, pengkajian, pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

(26)

5

kegiatan kerja guna terciptanya suasana kerja yang aman.

(PER.05/MEN/1996:2)

Sasaran Sistem Manajemen K3 adalah terciptanya Sistem

Manajemen K3 di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga

dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan

terciptanya tempat kerja yang aman,efisien, dan produktif. Karena Sistem

Manajemen K3 bukan hanya tuntutan pemerintah, masyarakat, pasar, atau

dunia internasional saja tetapi juga tanggungjawab pengusaha untuk

menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerjanya. Tujuan dari

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini antara

lain:

a) Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai manusia.

b) Meningkatkan komitmen pimpinan dalam melindungi tenaga kerja.

c) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi

globalisasi.

d) Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.

e) Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem.

Selain itu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja juga mempunyai banyak manfaat bagi industri kita, selain

manfaat secara langsung juga terdapat manfaat secara tidak

(27)

6

a) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.

b) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

c) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga

kerja merasa aman dalam bekerja

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga

memiliki banyak manfaat secara tidak langsung diantaranya :

a) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

b) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan

perusahaan.

c) Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga

membuat umur alat semakin lama.

4. Alasan Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Sunyoto (2012:242) ada tiga alasan pentingnya

keselamatan dan kesehatan kerja:

a. Berdasarkan Perikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas

dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan

demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit, dan

pekerja yang menderita luka serta keluarganya sering diberi

penjelasan mengenai akibat kecelakaan.

b. Berdasarkan undang-undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal,

(28)

7

keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi mereka yang melanggar

dijatuhkan denda.

c. Ekonomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena

biaya kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan.

5. Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Departemen tenaga kerja republik indonesia mengharapkan bahwa

upaya pencegahan kecelakaan adalah merupakan program terpadu

koordinasi dari berbagai aktivitas, pengawasan yang terarah yang

didasarkan atas sikap, pengetahuan, dan kemampuan. Beberapa ahli telah

mengembangkan teori pencegahan kecelakaan dikenal 5 tahapan atau

pendekatan pokok menurut Sunyoto (2012:242):

a) Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja

Pada era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan

penerapan prinsip manajemen modern, masalah usaha pencegahan

kecelakaan tidak mungkin dilakukan oleh orang per orang atau secara

pribadi, namun memerlukan banyak orang, berbagai jenjang dalam

organisasi yang memadai.

b) Menemukan fakta dan masalah dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan

melalui survei, inspeksi, observasi, investigasi, dan review of record.

c) Analisis Tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau masalah

ditemukan dapat dicari solusinya. Fase ini, analisis harus dapat

(29)

8

tingkat kekerapannya, loksi, kaitannya dengan manusia maupun

kondisi. Analisis ini bisa saja menghasilkan satu atau lebih alternatif

pemecahan.

d) Pemilihan atau penetapan alternatif (pemecahan) Dari berbagai

alternatif pemecahan perlu diadakan seleksi untuk ditetapkan satu

yang benar-benar efektif dan efisiensi serta dipertanggungjawabkan.

e) Pelaksana Jika sudah dipilih alternatif pemecahan maka harus diikuti

dengan tindakan dari keputusan penetapan tersebut. Dalam proses

pelaksanaan dibuthkan adanya kegiatan pengawasan agar tidak terjadi

penyimpangan.

6. Kecelakaan Kerja

Lalu Husni (2006:142) menyatakan bahwa Keselamatan Kerja

bertalian dengan Kecelakaan Kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di

tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri. Kecelakaan

industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak

diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah

diatur dari suatu aktivitas. Lalu Husni secara lebih jauh mengklasifikasikan

faktor penyebab kecelakaan kerja menjadi empat, yaitu:

a) Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau

pengetahuanntentang industri dan kesalahan penempatan tenaga kerja.

b) Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya

dibuat dari besi dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga

(30)

9

c) Faktor sumber bahaya, meliputi:

1) Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja

yang teledor serta tidak memakai alat pelindung diri.

2) Kondisi/keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja yang tidak

aman serta pekerjaan yang membahayakan.

d) Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya kurangnya

cahaya,ventilasi, pergantian udara yang tidak lancar dan suasana yang

sumpek.Selain ada sebabnya, maka suatu kejadian juga akan

membawa akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

1. Kerugian yang bersifat ekonomis, yaitu

2. Kerusakan/ kehancuran mesin, peralatan, bahan dan

bangunan.

3. Biaya pengobatan dan perawatan korban.

4. Tunjangan kecelakaan.

5. Hilangnya waktu kerja.

6. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi.

f). Kerugian yang bersifat non ekonomi

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang

bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cidera berat, maupun

luka ringan.

(31)

10

Menurut Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa:

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Pendapat dari ahli yang

lain, Bernandin dan Russell yang dikutip oleh (Gomes, 2003:135),

kinerja adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan

tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. Maka kesimpulan

dari pengertian diatas adalah kinerja merupakan prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seorang karyawan.

Menurut (Mathis dan Jackson, 2000:78) Kinerja mengacu pada

prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang

ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi

batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu

pekerjaan. Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan

memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas

keluaran, kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di

tempat kerja.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2004:134) menyatakan bahwa faktor

yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability)

dan faktor motivasi (motivation).

(32)

11

Secara psikologi kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

potensi(IQ) dan kemampuan realita (knowlage/skill). Artinya

pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan keterampilan dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the

rightman in the place, the right man on tha right job).

b) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai

dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan

kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan kondisi

mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai

prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seseorang pegawai

harus sikap mental yang siap secara psikologis (siap secara mental,

fisik, tujuan, dan situasi).

9. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2004:312), tujuan penilaian kinerja karyawan pada

dasarnya meliputi :

a. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini.

b. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan

(33)

12

c. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.

d. Meningkatkan motivasi kerja.

e. Meningkatkan etos kerja.

f. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui

diskusi tentang kemajuan kerja mereka.

g. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk

memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karier

selanjutnya.

h. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.

i. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karier

dan keputusan perencanaan sukses.

j. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai

untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh.

10. Hubungan antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan

Keselamatan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasa

aman dan nyaman, dengan perlakuan yang didapat dari lingkungan dan

berpengaruh pada kualitas bekerja. Perasaan nyaman mulai dari dalam diri

tenaga kerja, apakah dia nyaman dengan peralatan keselamatan kerja,

perlatan yang dipergunakan, tata letak ruang kerja dan beban kerja yang

didapat saat bekerja. Menurut Dharma (2002:164) ukuran-ukuran kinerja

bagi seorang manajer pabrik dapat dilihat dari beberapa item, salah

(34)

13

besar kecelakaan yang dilakukan oleh para karyawan. Dapat disimpulkan

bahwa keselamatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam

bekerja dan memiliki pengaruh pada kinerja karyawan.

Perhatian terhadap keselamatan kerja pada mulanya lebih

menekankan pada perlindungan pekerja dari kerugian atau luka yang

disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja. Kemudian seiring dengan

kemajuan industri, perusahaan mulai memperhatikan keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan dalam arti luas yaitu terbebasnya pekerja dari

kesakitan fisik maupun psikis. Karyawan tidak hanya memerlukan

pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan, tapi karyawan juga perlu

mendapatkan jaminan K3. Jaminan itu berguna apabila dalam suatu

kondisi karyawan terjadi kecelakaan, sakit atau sesuatu yang dapat

membahayakan jiwa karyawan. Disini perusahaan biasanya bekerjasama

dengan rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan. Dalam jaminan K3

tersebut karyawan akan lebih merasa tenang apabila sesuatu keadaan yang

tidak diinginkan terjadi. Segala bentuk uoaya perusahaan terkait secara

langsung dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh karyawan

dalam hal ini upaya memaksimalkan kinerja karyawan.

Peningkatan kinerja karyawan banyak merupakan hasil dari

perencanaan yang tepat dari investasi yang bijaksana, teknologi baru,

teknik yang lebih baik dan dari efisiensi yang tinggi. Produktivitas sangat

tergantung pada kesadaran dari tiap-tiap karyawan dan peningkatan

(35)

14

Dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan wajib

untuk menjaga keberadaan sumber daya manusia dengan mengefektifkan

dan mengefisienkan sumber daya manusia yang telah dimilikinya, dimana

salah satu kebijakan yaitu dengan memberikan keselamatan dan kesehatan

kerja para karyawan (Sinungan, 2000:24)

11. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dibuat sebagai dasar pelaksanaan penelitian, dimana

dalam penelitian ini salah satunya tentang keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan yang diterapkan, atau seberapa besar kecelakaan yang dilakukan

oleh para karyawan. Pembuatan kerangka pikir yang dipakai dalam penelitian

ini diambil dari teori buku Handoko (2000:191-192) dia menyatakan tingkat

keselamatan kerja dapat diukur dri kondisi kerja yang aman, pendidikan dan

pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan kesehatan kerja dapat

dilihat dari lingkungan yang sehat serta pelayan kebutuhan karyawan apabila

terjadi kecelakaan. Sedangkan pada kinerja menggunakan teori Mathis dan

Jackson 2000:78) Kinerja mempengaruhi seberapa banyak karyawan

memberikan kontribusi kepada organisasi, antaralain yaitu kualitas keluaran,

kuantitas keluaran, jangka waktu keluaran, dan kehadiran di tempat kerja.

(36)

15

Gambar 2.1

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Kinerja

H1

H2

12.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Keselamatan dan

kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Gorip Nanda

Gambar

Gambar 4.2 Hasil Kurva Uji t ...................................................................................
Tabel 1.1 Data Karyawan PT. Gorip Nanda Guna
Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Produksi
Tabel 1.2 menjelaskan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi pada umumnya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Variabel lingkungan kerja dan keselamatan kesehatan kerja dinyatakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan, hal ini dikarenakan nilai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dan karyawan, perlu kerja sama yang baik untuk menerapkan K3, karena jika terjadi

Konektra Mandiri Palembang menunjukkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh karyawan masih kurang baik, hal ini terlihat dari kualitas kerja yang dihasilkan oleh karyawan masih

variabel keselamatan kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel keselamatan kerja maka

Maka didapatkan kesimpulan bahwa peristiwa yang terjadi berkaitan dengan keselamatan kerja dikarenakan kurangnya pengawasan dari perusahaan terhadap karyawan, yang

Menururt Rivai (2006 : 309), kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

Hal ini disebabkan oleh karena adanya sikap yang baik dari karyawan tentang disiplin dalam bekerja, fasilitas kerja yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan kerja, kreatifitas yang

Dengan diterapkanya budaya perusahaan akan meningkatkan keberhasilan perusahaan dalam mendorong motivasi kerja dan kinerja yang dapat dicapai oleh karyawan dalam melakukan tugas sesuai