BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Hukum Internasional jika dilihat secara normatif adalah sekumpulan kaidah yang
mengatur perilaku dari negara-negara didunia ini dan juga menunjukkan mana yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh negara-negara tersebut.1 Dalam bahasa yang berbeda hukum
internasional juga dipahami sebagai suatu aturan yang mengatur hubungan antara negara dengan
negara, negara dengan aktor bukan negara dan aktor bukan negara satu sama lainnya.
Dalam kenyataannya ternyata hukum internasional tidaklah sama dengan apa yang kita
pahami sebagai suatu aturan. Namun, hukum internasional dalam fora internasional digunakan
oleh negara-negara atau aktor non negara didunia ini sebagai instrumen politik untuk mencapai
kepentingannya masing-masing. Dalam realitanya hukum internasional digunakan oleh suatu
negara atau aktor non negara untuk menekan negara lain atau juga sebagai sarana intervensi
urusan domestik negara lain tanpa dianggap sebagai sebuah pelanggaran.2
Realitas hukum internasional sebagai instrumen politik suatu negara atau aktor non
negara dalam mencapai kepentingannya inilah yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini
sebagai alat analisis untuk melihat attitude dari suatu negara dalam mencapai kepentingannya
dalam fora internasional. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisa secara lebih mendalam
mengenai kepentingan Prancis di era Sarcozy dengan menggunakan instrumen Resolusi 1973
DK PBB dalam intervensi militer NATO di Libya.
Prancis di era Nicolas Sarkozy sebagai salah satu anggota tetap Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menurut peneliti merupakan negara yang sangat
1
Hikmahanto, Juwana. Hukum Internasional sebagai instrument politik: Beberapa Pengalaman Indonesia Sebagai Studi Kasus, Tahun 2012, HAL: 1
berkepentingan dalam intervensi militer NATO di Libya atas nama kemanusiaan (Humanitarian
Intervention) tersebut. Pendapat ini peneliti dasarkan pada perbedaan attitude yang ditunjukkan
oleh Prancis ketika dihadapkan pada situasi yang hampir sama ketika Amerika Serikat sedang
menggalang dukungan dalam rangka perang melawan terorisme Amerika Serikat mengajak
Perancis untuk turut serta mendukung Amerika Serikat dalam perang di Irak dan Afghanistan.
Namun, pada waktu itu Perancis menghindari keterlibatan militernya dalam membantu pasukan
Amerika Serikat.
Kepentingan Perancis di era Sarkozy dalam intervensi militer NATO di Libya sebenarnya
dapat dilihat dari proses keluarnya resolusi 1973 DK PBB mengenai zona larangan terbang di
Libya. jika kita menganalisa pada proses perumusan resolusi tersebut. Perancis dibantu Inggris
pada waktu itu mendorong masyarakat Internasional untuk mendukung intervensi militer di
Libya.sebagai penginisiasi munculnya resolusi tersebut Presiden Perancis waktu itu Nicolas
Sarcozy menyatakan mendukung secara penuh setiap kebijakan yang diambil oleh pihak oposisi
di Libya.3
Pada akhir Februari Presiden Perancis Nicolas Sarcozy menjadi aktor utama yang
menyarankan agar diberlakukan zona larangan terbang di Libya dan pada tanggal 10 Maret 2011
Perancis menjadi negara pertama yang mengakui Pemerintahan sementara yang dijalankan oleh
Dewan Transisi Nasional (NTC) yang ada di Libya (Pihak oposisi). Kebijakan Perancis tersebut
akhirnya menyebabkan kemarahan dari beberapa negara Uni Eropa karena diambil sehari
sebelum di lakukannya rapat bersama di Uni Eropa yang membahas nasib Libya.4
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Perancis tersebut menjadi sesuatu hal yang
menurut peneliti menjadikan penelitian ini menarik untuk diteliti karena terlihat sekali bahwa
3
Madelene Lindström dan Kristina Zetterlund,2012, Setting the Stage for the Military Intervention in Libya, swedia: FOI, hal. 17.
Perancis di era Sarcozy memiliki kepentingan untuk mencapai kekuasaan dengan dikeluarkannya
Resolusi 1973 DK PBB tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai
berikut: Bagaimana Resolusi 1973 DK PBB digunakan oleh Perancis di era Sarcozy untuk
meraih kekuasaannya dalam intervensi militer NATO di Libya?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Dengan melihat permasalahan yang ada serta rumusan masalah yang diajukan di
atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana resolusi 1973 DK
PBB digunakan oleh Prancis di era Sarcozy untuk meningkatkan kapabilitas
Perancis sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan digunakan Sarcozy
untuk meningkatkan jumlah suaranya dalam PilPres 2012.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis manfaat dari penelitian ini berguna untuk memperkaya
pengetahuan akan kepentingan Perancis di Era Sarcozy melalui Resolusi DK PBB
1973 dalam krisis Libya.
2. Secara praktis manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah agar mengetahui
serta mampu untuk mendeskripsikan lebih dalam tentang kepentingan Perancis di
1.4. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam mengawali penelitian ini, akan ada beberapa penelitian terdahulu sebagai sarana
pembanding bagi penelitian diantaranya adalah penelitian yang ditulis oleh dr Sally khalifa Isaac
yang berjudul “NATO’s Intervention in Libya: Assessment and Implications”5
memaparkan
mengenai upaya NATO melalui legitimasi internasional untuk melegalkan tindakannya dalam
melengserkan rezim Moammar Khadafi di Libya. penelitian ini banyak membahas mengenai
bagaimana tindakan NATO dalam intervensinya di Libya merupakan tindakan yang legal, hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Kalangan internasional telah memandang konflik Libya ini sebagai bencana
kemanusiaan, dimana rezim berkuasa Moammar Khaddafi berkuasa secara
diktator dan hampir tak tergoyahkan, telah melakukan serangan secara brutal
kepada masyarakat sipil
2. Liga Arab telah mengeluarkan kebijakan yang tidak biasa yaitu menangguhkan
keanggotaan Libya dan memperbolehkan intervensi internasional dalam
mengahiri konflik di kawasan Arab guna melindungi masyarakat Libya
3. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 dimana Negara-negara Anggota harus
bertindak secara nasional atau melalui organisasi regional,"untuk mengambil
semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga sipil yang di bawah
5
dr Sally khalifa Isaac, 2013“NATO’s Intervention in Libya: Assessment and
ancaman rezim diktator." Adapun resolusi yang disediakan untuk melindungi
warga sipil adalah pelarangan zona terbang, embargo senjata, pembekuan asset.
Dr Sally khalifa Isaac juga membahas mengenai tuduhan para analis lain yang
menganggap bahwa intervensi NATO di Libya hanya bertujuan untuk melengserkan Khaddafi
melalui dalih perlindungan kemanusiaan yang dibuktikan dengan tindakan NATO yang
mengabaikan upaya UNI Afrika dalam mengelola konflik Libya dengan langsung melakukan
over-offensive maupun mempersenjatai pemberontak Libya untuk mengahiri konflik tersebut
sehingga menyebabkan tingkat destruktif dan kekacauan di Libya semakin meningkat, dalam hal
ini penulis membantah bahwa jika NATO tidak melakukan intervensinya, maka hingga kini
konflik Libya akan mengalami stagnasi seperti yang terjadi di Suriah saat ini. Namun, penulis
juga menekankan mengenai ketimpangan dari penerapan kebijakan NATO di Libya dan di
Suriah, dimana NATO masih terlalu selektif dalam menerapkan sikapnya yang tentunya didasari
pada kepentingan dari NATO itu sendiri, dan hal tersebut terlihat dari bagaimana NATO
bersikap pada kasus Suriah, dimana NATO tidak terlihat agresif seperti yang ditunjukannya pada
kasus Libya.
Dr Sally khalifa Isaac, membahas juga pada perbedaan sikap NATO di Libya dan Suriah
dilandasi pada pertimbangan kepentingan Uni Eropa yang memandang bahwa Libya lebih
memiliki potensi kuntungan yang lebih tinggi, yaitu secara geostrategis dan geopolitik, dimana
selain karena faktor minyak, Libya juga merupakan jalur penting bagi masuknya imigran gelap
di Eropa, selain itu operasi militer yang dilakukan di Libya memiliki potensi keberhasilan yang
tinggi. Sedangkan hal yang kontras terjadi di Suriah dimana suriah lebih memiliki komplektifitas
yang tinggi dengan dukungan rezim internasional yang terpecah menjadi 2 golongan besar dan
Sedangkan dalam penelitian yang berjudul “Resolusi 1973 DK PBB sebagai Instrumen
Kekuasaan Perancis di era Sarcozy dalam Intervensi Militer NATO di Libya” menganalisa
mengenai alasan serta latar belakang Perancis dalam intervensinya di Libya melalui Resolusi
1973 DK PBB. Kepentingan Sarcozy dalam menaikkan popularitasnya dalam pemilu di tahun
berikutnya merupakan sorotan utama dari penelitian ini, selain itu Perancis juga memiliki
kepentingan lain dalam tataran internasional, yaitu Perancis ingin meningkatkan kapabilitasnya
sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), hal tersebut
terindikasi dengan bagaimana Perancis terlihat aktif berusaha untuk mengajak negara-negara
yang tergabung dalam NATO dan Uni Eropa untuk bersatu dalam menyetujui rencana intervensi
NATO di Libya.
Penelitian berikutnya adalah paper yang ditulis oleh Steven Livingston yangberjudul
“CLARIFYING THE CNN EFFECT:An Examination of Media Effects According to Type of
Military Intervention”. Penelitian ini membahas mengenai peran media sebagai alat penentu
kebijakan politik luar Negeri. Dalam hal ini media memiliki andil yang besar sebagai penentu
suatu kebijakan, selain itu media juga dimanfaatkan untuk mengetahui respon masyarakat
internasional mengenai tingkat kepopuleran suatu kebijakan maupun manjadi alat propaganda
untuk pencapaian suatu kebijakan.Lebih lanjut dalam hal intervensi militer yang merupakan
suatu kebijakan yang sulit untuk diputuskan, karena intervensi militer merupakan suatu
kebijakan yang melibatkan pelanggaran kemanusian, tapi dengan adanya media kesulitan dapat
diatasi.
Sedangkan dalam penelitian yang berjudul“Resolusi 1973 DK PBB sebagai Instrumen
Kekuasaan Perancis di era Sarkozy dalam Intervensi Militer NATO di Libya” justru mengenai
Libya sebagai kesempatan untuk mendapatkan popularitas di mata masyarakat yang akan
digunakan sebagai modal untuk pencaloanan presiden di tahun berikutnya, tepatnya pada 2012.
dan yang kedua adalah intervensi militer di Libya dimanfaatkan Perancis untuk meningkatkan
kapabilitasnya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Penelitian selanjutnyan adalah paper yang ditulis oleh Jayshree Bajoria dan Robert
McMahon yang berjudul “ The Dilemma of Humanitarian Intervention”,6 dalam papernya
penulis membahas mengenai aktor-aktor besar yang memanfaatkan prinsip Humanitarian
Intervention. Dilema dalam penerapan prinsip Humanitarian Intervention dengan penjagaan
perdamaian. Hal ini diperkuat dengan adanya doktrin yang dikeluarkan oleh resolusi 1973 DK
PBB mengenai no-fly zone di sekitar Libya dengan tujuan melindungi rakyat sipil. Serangan
udara dari pasukan yang dipimpin oleh negara barat mendorong kritik dari anggota dewan
keamanan Russia yang mengatakan bahwa doktrin dari resolusi 1973 DK PBB merupakan
penutup strategi dari perubahan rezim. Kekhawatiran akan pemanfaatan prinsip Humanitarian
Intervention ini membawa lagi pada memori yang pernah terjadi seperti kegagalan untuk
menghentikan pembantaian di Rwanda dan kasus Sebrenica.
Sedangkan dalam penelitian yang berjudul “Resolusi 1973 DK PBB sebagai Instrumen
Kekuasaan Perancis di Era Sarcozy Dalam Intervensi Militer NATO di Libya” justru mengenai
kepentingan Sarkozy yang ingin memanfaatkan momen rencana intervensi militer Perancis ke
Libya sebagai kesempatan untuk mendapatkan popularitas di mata masyarakat yang akan
digunakan sebagai modal untuk pencalonan presiden di tahun berikutnya, tepatnya pada 2012.
dan yang kedua adalah intervensi militer di Libya dimanfaatkan Perancis untuk meningkatkan
kapabilitasnya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
6
Jayshree Bajoria and Robert McMahon, The Dile a of Hu a itaria I terve tio , dalam
Penelitian selanjutnya adalah Paper yang ditulis oleh Manoli Jindasa yang berjudul
“Humanitarian Intervention: Is it Camoulflge for Conquest?”, 7dalam Papernya penulis
membahas mengenai penyalahgunaan prinsip Humaniarian intervention sebagai alat untuk
menguasai negara lain guna memenuhi kepentingan Politik maupun ekonomi Negara Penguasa
Sebagai contoh, Manoli Jinadasa memaparkan mengenai intervensi Amerika Serikat di
Somalia, dimana pada 1993 di bawah presiden Bush Negara tersebut mengirimkan 28.000
tentararanya untuk mengintervensi krisis dalam negeri negara tersebut melalui hukum
internasional tepatnya prinsip huminatarian intervention. Pada kenyataannya Amerika justru
ingin mencari kepentingan minyak dan politik dalam aksi penyerangan tersebut dan keluar dari
tujuan utamanya yaitu ingin menegakkan keadilan dan HAM.
Hal tersebut diperkuat oleh ucapan Mantan penasihat militer Amerika serikat “David evans, There’s also speculation that Somalia could be rich in natural oil and gas, So if we are
looking at the eventual depletion of our proven oil reserves, Somalia could take on immense importance.”
Lebih lanjut penelitian Manoli Jinadasa, menjelaskan bahwaAmerika beserta sekutunya
seringkali sengaja menciptakan suatu konflik melalui propaganda maupun intelijen terhadap
target negaranya yang dinilai memiliki potensi yang menguntungkan bagi Amerika beserta
sekutu, kemudian mereka memanipulasi dan mengintervensi melalui dalih intervensi
kemanusiaan.
Selain itu Manoli Jinadasa juga banyak memberi paparan mengenai contoh kasus
penyalahgunaan prinsip hukum humanitarian intervention di Negara lainnya namun masih sama
dengan konteks dengan kasus di Somalia.
7
Sedangkan dalam penelitian yang berjudul “Resolusi 1973 DK PBB sebagai Instrumen
Kepentingan Perancis di era Sarcozy dalam Intervensi Militer NATO di Libya” peneliti ingin
memfokuskan mengenai upaya Sarcozy melalui Resolusi 1973 DK PBB untuk meningkatkan
kapabilitas Prancis sebagai anggota tetap dewan keamanan PBB serta disisi lain digunakan oleh
Sarcozy untuk meningkatkan popularitasnya menjelang pemilihan presiden di negaranya.
Perbedaan antara penelitian saya dan peneltian di atas adalah mengani objek yang diteliti,
penelitian saya mengenai kepentingan prancis di era Sarcozy, sedangkan penelitian yang
berjudul “CLARIFYING THE CNN EFFECT:An Examination of Media Effects According to
Type of Military Intervention” lebih menyoroti mengenai pemanfaatan media sebagai alat untuk
pencapaian suatu kebijakan suatu negara khususnya dalam hal intervensi militer.
Tabel 1
Dalam penelitian ini tentunya memerlukan suatu konsep ataupun teori agar penelitian ini
dapat dirumuskan secara sistematis dan terfokus pada pembahasan yang jelas antara fenomena
yang diangkat dengan teori maupun konsep yang dijadikan sebagai acuan.oleh karena itu sesuai
dengan masalah yang sudah dijelaskan pada penelitian ini mengenai Resolusi 1973 DK PBB
sebagai instrumen kepentingan perancis di era Sarcozy maka ada beberapa konsep yang akan
peneliti gunakan diantaranya adalah: perspektif realis dalam politik hukum internasional adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut:
1.5.1 Political Power
Penelitian ini menggunakan konsep Political Power dari Morgenthau untuk
menggambarkan usaha dari Perancis untuk mencapai kepentingannya melalui resolusi 1973 DK
PBB. Adapun makna political power tersebut dijabarkan oleh Morgenthau sebagai berikut :
“ International power, like all politics, is a struggle for power. Whatever the ultimate aims of international politics, power is always the immediate aim. Statesmen and peoples may ultimately seek freedom, security, prosperity, or power itself. They may define their goals in terms of a religious, philosophic, economic, or social ideal. They may hope that this ideal will materialize through its own inner force, through divine intervention, or through natural development of human affairs. But whenever they strive to realize their goal by means of international politics, they do so by striving for power. The crusaders wanted to free the holy places from domination by the infidels; Woodrow Wilson wanted to make the world safe for democracy; the National Socialists wanted to open Eastern Europe to german colonization, to dominate Europe, and to conquer the world. Since they chose power to achieve these end,
they were actors on the scene of international politics.”8
Secara singkat penjabaran Morgenthau di atas menunjukkan bahwa dalam fora internasional
tujuan utama dari para aktornya adalah untuk mencapai kekuasan apapun alasan yang digunakannya.
Apakah karena alasan agama, ekonomi ataupun sosial. Disini juga dijelaskan bahwa semua aktor dapat
meraih kepentingannya masing-masing, apapun kepentingan itu. Tetapi, dalam hal mencapai
kepentingannya dengan menggunakan politik internasional hal ini selalu bertujuan langsung pada
kekuasaan. Mereka secara langsung berjuang untuk mencapai kekuasaannya. Hal yang sama juga
8
dilakukan oleh perancis dalam mencapai kekuasaan (kepentingan) nya dalam kasus yang terjadi di Libya.
Political Power dapat digunakan untuk mengetahui bahwa Perancis di Era Sarcozy berusaha untuk
mecapai kepentingannya yaitu untuk meraih kekuasaan yaitu dari kepentingan individu Sarcozy dan
Negara Perancis sendiri.
Dalam intervensinya ke Libya Perancis menggunakan alasan kemanusiaan dengan menyebut
bahwa apa yang dilakukan oleh Khadafi telah melanggar aspek Hak Asasi Manusia dan menyebut bahwa
apa yang terjadi di Libya merupakan tanggung jawab dari masyarakat internasional. Inisiasi Perancis
sehingga dikeluarkan Resolusi 1973 DK PBB terhadap Libya sebenarnya merupakan instrument Perancis
untuk mencapai kepentingannya di Era Sarcozy yaitu Perancis ingin meningkatkan kapabilitasnya sebagai
negara anggota tetap DK PBB dan Sarcozy memanfaatkannya untuk memenangkan Pemilihan Presiden di
tahun selanjutnya.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Tipe Penelitian
Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif karena
penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan bagaimana resolusi 1973 DK PBB digunakan
oleh Perancis pada era Sarcozy untuk mencapai kekuasaannya.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan
data-data yang diperoleh secara tidak langsung di lapangan. Data sekunder dapat diperoleh
dengan mempelajari dan memahami literatur-literatur, majalah, artikel, internet dan karya-karya
1.6.3 Ruang Lingkup penelitian
Penelitian ini sendiri peneliti batasi pada proses keluarnya resolusi 1973 DK PBB dan
analisis mengenai kepentingan Prancis di era Sarcozy melalui resolusi tersebut
1.7 Argumen Dasar
Resolusi 1973 DK PBB mengenai zona larangan terbang di Libya menunjukkan
kepentingan yang sangat besar dari Perancis di Era Sarcozy karena diketahui bahwa Perancis di
Era Sarcozy merupakan penginisiasi dari keluarnya resolusi tersebut. Adapun kepentingan
Perancis melalui resolusi tersebut adalah untuk menaikkan kapabilitasnya sebagai anggota tetap
Dewan Keamanan PBB dan bagi Sarcozy sendiri ini menjadi ajang kampanye terselubung agar
Ia dapat terpilih kembali sebagai Presiden Perancis pada pemilihan presiden berikutnya.
1.8 Sistematika Penulisan
Bab I (Pendahuluan)
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, Akhir dari Bab ini berisi
tentang metodologi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu di antaranya: Ruang
lingkup penelitian yang terbagi dalam dua batas yaitu batasan waktu dan batasan materi, jenis
penelitian, variable penelitian, teknik pengumpulan data, Metode Analisa Data, Argument dasar,
sistematika penulisan, serta alur penelitian.
Bab II (Internasionalisasi Krisis Libya)
Bab ini akan menguraikan mengenai konflik di Libya yang menjadi Isu internasional dan
proses dari keluarnya resolusi 1973 DK PBB bagi Libya yang diinisiasi oleh Perancis di era
2.1 Fenomena Arab Spring
Di dalam point ini akan dijelaskan awal dari krisis Libya itu terjadi. Revolusi Arab
Spring ini menyebar pada tahun yang sama yaitu pada 2011
2.1.1 Krisis Libya dan Dunia Internasional
Dalam point ini akan dibahas tentang kasus krisis kemanusiaan di Libya. krisis Libya
posisinya sebagai isu Internasional karena mengandung Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
sangat besar. Kasus ini memicu campur tangan (intervensi) dari NATO beserta anggotanya.
2.2 Urgensi Krisis Libya bagi perancis
Di dalam poin ini akan dijelaskan pentingnya krisis Libya bagi Perancis untuk mencapai
kepentingannya.
2.3 Proses Keluarnya resolusi DK PBB 1973
Di dalam point ini akan dijelaskan proses keluarnya resolusi DK PBB 1973. Gagalnya
resolusi pertama yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB 1970 membuat resolusi 1973 ini
dikeluarkan. Resolusi 1973 tersebut berisi zona larangan terbang di Libya.
Bab III (Resolusi 1973 DK PBB Sebagai Instrument Untuk Mencapai Kekuasaan Oleh Perancis di Era Sarcozy)
Bab ini akan menjelaskan mengenai kepentingan dari Perancis di era Sarcozy sebagai
penginisiasi dari keluarnya resolusi 1973 DK PBB tersebut. Ada 2 point bagian di dalam
pembahasan ini yaitu :
3.1 Resolusi DK PBB 1973 sebagai peningkat suara Sarcozy dalam PilPres di
tahun 2012.
Dalam poin ini akan dibahas usaha-usaha Sarcozy untuk menyelamatkan
Lewat resolusi DK PBB 1973 itulah Sarcozy memanfaaatkan momentum
Libya demi kepentingannya
3.2 Resolusi DK PBB sebagai peningkat kapabilitas Perancis sebagai anggota
Dewan Keamanan PBB
Dalam point ini akan dibahas berbagai macam usaha Perancis lewat Krisis
Libya dan adanya resolusi DK PBB 1973 sebagai ajangnya untuk
meningkatkan kapabilitas sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang
memegang hak veto.
BAB IV (Penutup)
Bab ini merupakan akhir dari penelitian ini yang berisi kesimpulan peneliti dalam
menganalisa kepentingan Perancis di era Sarcozy pada keluarnya resolusi 1973 DK PBB. Dan
RESOLUSI DK PBB 1973 SEBAGAI INSTRUMEN MERAIH
KEKUASAAN PERANCIS ERA SARCOZY DALAM INTERVENSI NATO
DI LIBYA
Di susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik ( S, Ip ) strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh
Desi Sri Wulandari NIM : 09260105
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
2014
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Desi Sri Wulandari
NIM : 09260105
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Hubungan Internasional
Judul Skripsi : Resolusi DK PBB 1973 sebagai Instrumen Meraih Kekuasaan Perancis Era Sarkozy dalam Intervensi NATO di Libya
Disetujui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Hevi Kurnia Hardini, MA, Gov M. Syaprin Zahidi, MA
Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan FISIP – UMM Hubungan Internasional
Dr. Asep Nurjaman, M.Si Gonda Yumitro, MA
LEMBAR ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Desi Sri Wulandari
Tempat, Tanggal Lahir :Jakarta, 21 Desember 1991
NIM : 09260105
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul :
“RESOLUSI DK PBB 1973 SEBAGAI INSTRUMEN KEPENTINGAN PERANCIS DI ERA SARCOZY DALAM INTERVESI NATO DI LIBYA”
Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali
dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku
Malang, 10 Juli 2014
Yang menyatakan,
( Desi Sri Wulandari )
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji Syukur pada Allah S.W.T atas kemudahan yang diberikan dalam penyelesaian penelitian ini.
Terimakasih kepada kedua orang tua saya yaitu Bpk. Sri Sasongko dan Ibu Sumiaty yang telah berhasil memberikan pendidikan pada saya hingga jenjang S-1 ini. Saya persembahkan pada
keduanya keberhasilan skripsi yang telah diselesaikan berkat doa dan semangat yang
diberikannya. Maaf jika saya masih belum bisa jadi yang terbaik, termasuk skripsi saya yang
masih belum sempurna ini. Love you “mom” and “dad”, semoga diberikan kesehatan dan umur
panjang untuk menjadikan saya sebagai orang yang sukses dunia akhirat. Amien!
Terimakasih untuk dosen pembimbing skripsi saya yaitu Ibu Hevy Kurnia Hardini MA, Gov. dan Bapak Syaprin Zahidi MA, terimakasih atas support dan bimbingannya selama proses skripsi saya berlangsung dan maaf jika penelitian ini masih belum sempurna adanya.
Terimakasih pada dosen penguji skripsi saya, Ibu Demiati Nur Kusumaningrum ,M.A dan
Bapak Hafidz Ageng P., M.A, telah menyempurnakan kesalahan-kesalahan dari skripsi saya dengan ide – ide yang telah diberikan.
Terimakasih juga untuk saudara Arief Burhanuddin S.Ip, anda bukan sekedar teman tapi saudara bagi saya. Support anda membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya
untuk Sahabat terbaik saya Ummah S.Sos dan Ayun solihah Hubungan Internasional 2011, kalian berdua GOKILL always make me Smile saat saya sedang galau dan penat.
Untuk teman-teman di “MBAMBEZ COFFEE” terimakasih telah menginspirasi saya dengan semangat kalian, saya mendapatkan pelajaran terbaik dalam persaudaraan yang asyik dan indah.
Terimakasih untuk “Mr.Z”, anda masih menjadi pendobrak semangat saya. Mungkin kesan yang ditinggalkan tidak seperti yang diharapkan tetapi anda telah memberikan pengalaman sekaligus
pembelajaran bagi saya dalam banyak hal. Anda tetap yang terbaik. Unforgetable!
Terimakasih untuk kalian semua yang telah menyupport saya, maaf jika saya masih banyak
kekurangan karena saya bukan manusia yang sempurna. Semoga kita semua dijadikan manusia
yang sukses dunia akhirat, Amin!!!
“ Jangan Takut Untuk Melangkah, Karena Waktu Adalah Senjata Untuk meraih Kesuksesan
Tentunya Dengan Semangat Dan Usaha “.
“ Cinta, Cita-Cita akan sukses pada akhirnya dengan usaha yang kita tempuh, jika jatuh
jangan pernah takut dan malu untuk bangkit, kegagalan dalam hal apapun merupakan
pelajaran berharga dari awal kesuksesan”.
“diremehkan, dihina, bukan akhir dari kesuksesan tetapi mereka adalah bumbu kebangkitan
kita untuk berusaha lebih baik lagi untuk jadi yang terbaik”.
“pilih hidup kita, baik atau buruk semua ada konsekuensi nya. Choose your life, love ure
choice”.
Thank you all, saya “0” tanpa kalian semua. Semoga Allah memberkati kalian dengan
kesuksesan dan kelancaran dalam berbagai hal yang baik. Amien!
Malang, 21 Agustus 2014
Desi Sri Wulandari
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Resolusi 1973 DK PBB Sebagai Instrumen Meraih Kekuasaan Perancis Era Sarkozy Dalam Intervensi NATO Di Libya.
Kasus Krisis Kermanusiaan di Libya merupakan kasus yang sangat sensitive di dunia
Internasional, karena menyangkut pelanggaran Hak Asasi Manusia. Dalam intervensinya di
Libya oleh NATO, Perancis sebagai pemegang hak veto menyempatkan kesempatan tersebut
dalam upayanya untuk meraih kekuasaan. Hal tersebut terbukti dengan adanya dua kepentingan
Perancis di Era Sarkozy yang dibahas dalam penelitian ini.
“ Tidak Ada Gading Yang Tak Retak “, begitulah ungkapan untuk segala sesuatu yang
dianggap masih belum sempurna. Dalam Penelitian ini, peneliti menyadari masih adanya
kekurangan di dalamnya. Peneliti berharap adanya ide yang didapat dari penelitian
selanjutnya oleh mahasiswa dengan tujuan menyempurnakan penelitian ini. Mohon maaf dan
maklum adanya.
Malang, 21 Agustus 2014
Penulis
Desi Sri Wulandari
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Desi Sri Wulandari
NIM : 09260105
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : “RESOLUSI DK PBB 1973 SEBAGAI INSTRUMEN
KEPENTINGAN PERANCIS DI ERA SARCOZY DALAM INTERVESI NATO DI LIBYA
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari Senin 14 juli 2014,
Tempat : Lab. Hubungan Internasional
Pembimbing I Pembimbing II
( Hevi Kurnia Hardini, MA, Gov ) ( M. Syaprin Zahidi, MA. )
Ketua Jurusan Hubungan Internasional Dekan FISIP UMM
( Gonda Yumitro, MA. ) ( Dr. Asep Nurjaman, M. Si )
ABSTRAKSI
Desi sri Wulandari, 09260105, Universitas Muhammadyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Resolusi 1973 DK PBB sebagai Instrument Kepentingan Perancis di Era
Sarcozy, Hevi Kurnia Hardini,M.A,Gov,M.Syaprin Zahidi,M.A
Kasus Krisis Kemanusiaan pada akhir Februari 2011 merupakan kasus internal yang di
Intervensi oleh NATO. Perancis merupakan salah satu negara yang mendorong adanya Intervensi
di Libya dengan alasan kemanusiaan. Dengan menggunakan konsep “Political Power” dari
Morghentau , disini akan dijelaskan bagaimana resolusi 1973 DK PBB digunakan oleh Perancis
di era Sarcozy untuk mencapai kekuasaannya. Dengan menggunakan data sekunder yaitu data
yang didapat secara tidak langsung dari lapangan.
Resolusi 1973 DK PBB “No-Fly Zone”, menunjukkan adanya kepentingan Perancis di
era Sarcozy karena Perancis merupakan inisiasi dari keluarnya resolusi tersebut. Kepentingan
Perancis di era Sarcozy tersebut adalah untuk kepentingan individu Sarcozy yaitu sebagai ajang
kampanye terselubung dan dari negara Perancis sendiri adalah untuk meningkatkan
kapabilitasnya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Kata kunci :Krisis Kemanusiaan Libya, Sarcozy, Pemilihan Presiden Perancis 2012, Resolusi
1973 DK PBB dan Perancis di era Sarcozy.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
( Hevi Kurnia Hardini .M.A, Gov) ( M. Syaprin zahidi M.A )
ABSTRACT
Desi sri Wulandari, 09260105, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social
and Political Sciences, 1973 Resolution of the UN Security Council as an Instrument of French
Interest in the Era Sarcozy, Hevi Kurnia Hardini,M.A,Gov,M.Syaprin Zahidi,M.A
Cases of Humanitarian Crisis in Libya at the end of February 2011, is the international
case in intervention by NATO. France is one country that supported the intervention in Libya on
Humanitarian grounds. By using the concept of “political Power” by Morghentau, here is
explained how to use the UN Council Resolution 1973 in the era of French Sarcozy to achieve
power. this study uses secondary data, obtained indirectly from the field.
“No-Fly Zone” by UNSC 1973 resolution, showed interest in the era Sarcozy French
because French is the initiation of the discharge this resolution. French interest in the Sarcozy era
is for the benefit of individuals Sarcozy is a covert campaign event and of the French state itself
is to increase the capabilities as a permanent member of the UN Security Council.
Key Words : Human Crises in Libya, UNSC 1973 resolution, Sarcozy, French Presidential
Election 2012, French Sarkozy era.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
( Hevi Kurnia Hardini .M.A, Gov) ( M. Syaprin zahidi M.A )
DAFTAR ISI
Lembar Sampul Cover Dalam ... i
Lembar Persetujuan Skripsi ... ii
Lembar Orisinalitas ... iii
Lembar Persembahan ... iv
Lembar Kata Pengantar ... vi
Lembar Pengesahan Skripsi ... vii
Abstraksi Indonesia ... viii
Abtraksi Inggris ... ix
Daftar isi... x
Daftar Tabel Daftar Tabel Posisi Penelitian ... 11
Daftar Tabel Time Line’s Krisis Libya ... 57
Daftar Gambar Peta ... 23
Daftar Pustaka ... 60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan penelitian ... 3
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 4
1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 4
1.5 Landasan Teori dan Konsep... 12
1.5.1. political power ... 13
1.6 Metode Penelitian ... 14
1.6.1 Tipe penelitian ... 14
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data... 14
1.6.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 15
1.7. Argumen Dasar ... 15
1.8. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II INTERNASIONALISASI KRISIS LIBYA 2.1. Fenomena Arab Spring ... 19
2.2. Urgensi Krisis Libya bagi Perancis ... 27
2.3. Proses Keluarnya DK PBB 1973 ... 29
BAB III
RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB 1973 SEBAGAI INSTRUMEN KEKUASAAN
3.1. Resolusi DK PBB 1973 sebagai peningkat suara Sarcozy dalam Pemilihan Presiden di
Tahun 2012 ... 36
3.2. Resolusi DK PBB 1973 sebagai peningkat kapabilitas Perancis sebagai anggota Dewan Keamanan PBB ... 42
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan ... 50
4.2. Saran Penelitian ... 55
Time Line’s Krisis Libya …...……… 57
DAFTAR PUSTAKA ……… 60
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Hikmahanto Juwana, 2012. Hukum Internasional sebagai instrument politik: Beberapa Pengalaman Indonesia Sebagai Studi Kasus,Kampus UI, Depok
Morgenthau, H. J. (1951). In Defense of the National Interest: A Critical Examination of American Foreign Policy.
New York: University Press of America.
Bogdan, Robert C. Qualitative Research for Education; An introduction To Theory and Methods; Allyn and Bacon. Dalam Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D, Alfabeta Bandung
Madelene Lindström dan Kristina Zetterlund,2012, Setting the Stage for the Military Intervention in Libya,
Elaine Sciolino, “Divided, France Welcomes and Condemns Qaddafi”, New York Times,11 December 2007, and “Sarkozy’s moral test”, The Economist, 13 December 2007. Dalam Madelene Lindström dan Kristina Zetterlund,2012, Setting the Stage for the Military Intervention in Libya, swedia: FOI, hal. 22
Bernard-Henri, Lévy, ” La Guerre sans l’aimer: Journal d’un écrivain au coeur du printemps libyen”, Bernard Grasset, Paris, 2011. See for example Mathieu von Rohr, ”New Film Depicts Bernard-Henri Lévy’s Role in Libya”, Spiegel Online International, 4 April 2012. Dalam Madelene Lindström dan Kristina Zetterlund,2012, Setting the Stage for the Military Intervention in Libya, swedia: FOI, hal.22
Ipsos, ”Military action in Libya – Ipsos polling in Great Britain, USA, France, Italy: Topline results 12th April 2011”,http://www.ipsos-mori.com/Assets/Docs/Polls/Reuters-Libya-topline-Apr11.PDF. dalam Dalam Madelene Lindström dan Kristina Zetterlund,2012, Setting the Stage for the Military Intervention in Libya, swedia: FOI, hal 22
Hans J. Morgenthau, 1948, Politics among Nations, The Struggle for Power and Peace, New York: Alfred A. Knopf, hal 13
Alex Mintz & Karl DeRouen, 2010, Understanding Foreign Policy Decision Making, UK: Cambridge University Press , hal. 97
Internet:
“Kanada Ikut Menolak Rencana Serangan Militer AS”dalam http://news.liputan6.com/read/48462/kanada-ikut-menolak-rencana-serangan-militer-as. diakses pada 20 Februari 2014
Dr Sally khalifa Isaac, 2013“NATO’s Intervention in Libya: Assessment and Implications”dalam,http://www.iemed.org/observatori-en/arees-danalisi/arxius
adjunts/anuari/med.2012/Khalifa_en.pdf. Diakses pada 27 Januari 2014
Jayshree Bajoria and Robert McMahon,2013“The Dilemma of Humanitarian Intervention” dalam http://www.cfr.org/humanitarian-intervention/dilemma-humanitarian-intervention/p16524. diakses pada 24 Februari 2014.
Steven Livingston, 1997” CLARIFYING THE CNN EFFECT:An Examination of Media Effects According to Type of Military Intervention” dalam http://www.genocide-watch.org/images/1997ClarifyingtheCNNEffect-Livingston.pdf. diakses pada 18 Februari 2014.
Manoli Jinadas, “Humanitarian Intervention: Is it Camoulflge for Conquest?”, dalam
http://www.island.lk/2007/12/05/midweek3.html. diakses pada 18 Februari 2014.
“intervensi Hukum Internasional Resolusi Dewan Keamanan”, dalam ,http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32565. Diakses pada 1 Januari 2014.
Andrew Reeve, Individual Interest, dalam : http://www2.warwick.ac.uk/fac/soc/pais/people/reeve/, diakses pada 5 Maret 2014.
Richard A. Lindsey, 2013"What the Arab Spring Tells Us About the Future of Social Media in Revolutionary Movements" dalam http://smallwarsjournal.com/jrnl/art/what-the-arab-spring-tells-us-about-the-future-of-social-media-in-revolutionary-movements. diakses pada 07 Mei 2014.
Primoz Manfreda, 2011"Definition of the Arab Spring" dalam
http://middleeast.about.com/od/humanrightsdemocracy/a/Definition-Of-The-Arab-Spring.htm. diakses
pada 09 Mei 2014.
Stephan Rosiny, 2012"The Arab Spring: Triggers, Dynamics and Prospects" dalam http://www.giga hamburg.de/de/system/files/publications/gf_international_1201.pdf. diakses pada 07 Mei 2014
Anonymous, 2013"The Arab Spring’s Bittersweet Anniversary" dalam http://thehiddentranscript.com/2013/02/28/the-arab-springs-bittersweet-two-year-anniversary/. Diakses pada 07 Mei 2014.
B Kunto Wibisono, 2011"Resolusi DK PBB Atas Libya" dalam http://www.antaranews.com/berita/250831/resolusi-dk-pbb-atas-libya. diakses pada 07 Mei 2014
David Wolman, 2013"Facebook, Twitter Help the Arab Spring Blossom" dalam http://www.wired.com/2013/04/arabspring/. Diakses pada 08 Mei 2014.
CNN Wire Staff, ‘A Timeline of the Conflict in Libya’,CNN World (online), 21 Agustus 2011, http://articles.cnn.com/2011-08-21/world/libya.timeline_1_quryna-benghazi-
moammargadhafi?_s=PM:WORLD, diakses pada 12 mei 2014 .
http://www.lensaindonesia.com/2011/09/07/prancis-tolak-hentikan-bantuan-militer-ke-libya.html diakses pada 13 Mei 2014
http://m.kompas.com/otomotif/read/2011/02/25/15582395/Tiga.Sanksi.untuk.Libya diakses pada 13 Mei 2014 http://m3.eramuslim.com/berita/dunia-islam/prancis-berjanji-tingkatkan-serangan-udara-ke-libya.htm diakses pada
13 mei 2014
http://www.un.org/News/Press/docs/2011/sc.10200.doc.htm diakses pada 30 juni 2014
http://internasional.kompas.com/read/2011/03/19/03130418/Warga.Benghazi.Gembira. diakses pada 30 juni 2014 http://www.bbc.co.uk diakses 30 juni 2014
Security Council members vote on Libya – 10 states supported, five abstained. http://www.bbc.co.uk diakses pada 10 april 2014
http:/m.inilah.com/read/detail/21808/kala-diplomat-prancis-dipermalukan diakses pada 14 mei 2014
http:/www.suaramedia.com/eropa/2011/03/21/demi-tingkatkan-pamor-sarkozy-memanfaatkan-krisis-libya diakses pada 14 mei 2014
http://m.kompas.com/entertainment/read/2012/04/20/0207194/Hollande.Versus.Sarkozy diakses 13 Mei 2014 http://m.kompas.com/otomotif/read/2011/02/25/15582395/Tiga.Sanksi.untuk.Libya diakses pada 13 Mei 2014 http://m3.eramuslim.com/berita/dunia-islam/prancis-berjanji-tingkatkan-serangan-udara-ke-libya.htm diakses pada
13 mei 2014
http://www.suaramedia.com/eropa/2011/04/13/banyak-dikecam-perancis-desak-nato-tingkatkan-serangan-di-libya diakses pada 9 april 2014
http://jakarta45.wordpress.com/2011/06/06/krisis-libya-helikopter-tempur-nato-dan-dpr-as-tegor-obama/ diakses 9 april 2014
CNN Wire Staff, 2011"A timeline of the conflict in Libya" dalam
http://www.cnn.com/2011/WORLD/africa/08/18/libya.timeline/. Diakses pada 09 Mei 2014.