• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISIS FAKTOR Y

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISIS FAKTOR Y"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

Abstrak—Semakin meningkatnya jumlah penduduk yang tumbuh setiap tahun, maka akan semakin meningkat pula jumlah tenaga kerja, akan tetapi kenaikan jumlah tenaga kerja tersebut tidak di sertai dengan adanya peningkatan jumlah lapangan kerja, sehingga timbullah pengangguran.

Salah satu cara untuk mendapatkan lapangan kerja adalah dengan menciptakan sendiri lapangan kerja tersebut, dengan memulai usaha sendiri yang memiliki modal kecil seperti Industri Kecil Rumah Tangga. Industri tersebut ternyata mampu mengurangi angka tingkat pengagguran di Indonesia dan merupakan industri yang di nilai stabil dalam guncangan ekonomi.

Salah satu industri yang mudah untuk di aplikasikan ialah industri konveksi, dimana pakaian merupakan kebutuhan primer, sehingga pasar yang ada untuk usaha ini juga cukup besar.

Kata Kunci—Industri Kecil, Industri Konveksi, Tenaga kerja.

I. PENDAHULUAN

eiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan yang terus naik dari waktu ke waktu dimana penduduk tersebut juga memiliki banyak kepentingan terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, terutama kebutuhan primer seperti tempat tinggal, makanan, dan pakaian. Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut penduduk tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, agar biaya tersebut dapat di penuhi maka hal utama yang di lakukan adalah mencari pekerjaan, mulai dari bekerja di perusahaan, industri besar, industri menengah maupun industri kecil yang tersedia pada kota tersebut.

seiring dengan semakin tingginya kebutuhan yang ingin di penuhi tidak hanya kebutuhan primer saja, akan tetapi juga kebutuhan sekunder dan tersier, maka dorongan akan untuk

mencari pekerjaan akan semakin tinggi pula, terutama pekerjaan yang memiliki upah atau gaji yang besar. Upah yang besar tersebut tentunya bergantung dengan wilayah tempat bekerja, semakin ke arah pusat kota maka gaji yang di tawarkan juga akan semakin banyak dari pada di kota pinggiran, hal ini terjaid karena perusahaan-perusahaan dan industri besar lebih memilih kota sebagai tempat yang memiliki potensi besar bagi perusahaan tersebut untuk berkembang, aksesbilitas yang mudah di perkotaan juga menentukan tempat perusahaan tersebut berdiri.

Faktanya, setiap perusahaan / industri pasti membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya tersebut, industri dan perusahaan tersebut juga menawarkan berbagai fasilitas dan upah yang sangat terjamin, sehingga para tenaga kerja pun akhirnya mulai beralih menuju pusat kota,

Semakin besar suatu perusahaan atau industri tersebut tumbuh, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan. Hukum keseimbangan pasar tenaga kerja menjelaskan, jika permintaan jumlah produksi meningkat maka penawaran terhadap tenaga kerja tersebut akan meningkat, akan tetapi upah yang diterima akan menurun untuk menekan angka pengeluaran produksi.

Dengan demikian dapat di pahami bahwa semakin semakin banyak permintaan produksi di perusahaan dan industri maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang di butuhkan, akibatnya muncul istilah pasar tenaga kerja yang bermaksud untuk hal tersebut akhirnya memancing para tenaga kerja di pinggir kota untuk mencari pekerjaan di tengah kota yang segala fasilitasnya dapat terpenuhi, sehingga muncullak istilah pasar tenaga kerja perkotaan, dimana pasar tersebut menyediakan seluruh kebutuhan tenaga kerja dan persediaan tenaga kerja.

II STUDI KASUS

Kota merupakan salah satu kota yang terletak di propinsi Jawa Timur, kota malang berada pada daerah dataran

Critical Review :

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN

TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KONVEKSI KOTA

MALANG

Atikah 3214205005

Bidang Keahlian Magister Manajemen Pembangunan Kota Jurusan Arsitektur,

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 2014

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: atikah14@mhs.arch.its.ac.id

(2)

2

tinggi di selatan Surabaya, kota malangi ini merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah kota Surabaya. Salah satu hal yang terkenal di kota malang ialah jumlah fasilitas pendidikan yang cukup dominan sehingga kota ini di kenal sebagai kota pendidikan. Persentase tingkat pertumbuhan penduduk di kota Malang sebesar 3,9%, sesuai dengan tingkat pertumbuhan yang terus meningkat maka lapangan kerjapun semakin banyak, sektor lapangan kerja yang paling banyak di kota Malang ialah industri, seperti industri manufaktur, industri kecil dan mikro, hinggaadanya kompleks industri. Industri yang pertumbuhannya sangat maju ialah industri kecil dan mikro, sedangkan industri manufaktur besar yang ada sebagian kecil saja.

Berdasarkan data tenaga kerja dan transmigrasi kota malang pada tahun 2014, jumlah pengangguran berdasarkan lapangan usaha cukup tinggi, sebesar 44.459 orang, hal ini terjadi karena jumlah pencari kerja dan lowongan kerja tidak sebanding, lowongan kerja hanya dapat menampung 2.326 orang, sedangkan pencari kerja yang terdaftar sebesar 51.168 orang.

No Uraian Satuan s/d Juni 2014

1 Lowongan kerja Orang 2.326

2 Pencari kerja terdaftar Orang 51.168 3 Penempatan tenaga kerja Orang 1.926 4 Tenaga Kerja Pemuda Mandiri

Profesional

Orang -

5 Kesempatan Kerja berdasarkan lapangan Usaha

Orang 1.926

6 Pengangguran berdasarkan Lapangan Usaha

Orang 44.459

7 Penempatan TKS Orang 0

8 Pemutusan Hubungan Kerja Orang 16

9 Pengiriman TKI Orang 1.921

10 Pemulangan TKI Ilegal Orang -

11 Tenaga Kerja Asing Orang 7

12 Jml KK Terdaftar Calon Transmigrasi Orang 10 13 Jml KK Diberangkatkan Transmigrasi Orang 0

Tabel 1. Perkembangan Bursa Tenaga Kerja 2014 Sumber : http://disnaker.malangkab.go.id

Dari data tersebut dimana lowongan kerja tidak dapat menampung keseluruhan dari tenaga kerja maka ada beberapa alternatif yang dapat di lakukan oleh tenaga kerja (1) mereka akan bekerja pada industri konveksi kecil yang jumlahnya begitu banyak di kota Malang, akan tetapi upah yang di dapat tidak sebanding dengan bekerja pada perusahaan industri besar (2) tenaga kerja akan membuat usaha sendiri (3) tenaga kerja akan mencari kerja di luar dari kotanya yang memiliki upah dan fasilitas sebanding dengan kota asal. Berbagai alternatif tersebut di lakukan para tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

III. REVIEW LITERATUR

A. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. (MT Rionga & Yoga Firdaus, 2007:2)

Menurut Sumitro Djojohadikusumo (1987) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.

Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Secara umum tenaga kerja di kalsaifikasian menjadi 4 golongan yaitu (1) tenaga kerja terdidik (2) tenaga kerja terlatih (3) tenaga kerja terdidik dan terlatih (4) tenaga kerja tidak terdidik dantidak terlatih.

B. Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja adalah tarik-menarik antara permintaan tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang di tawarkan. Prinsip antara tenaga kerja dan pemberi kerja akan berlaku hukum ekonomi, yaitu dimana pekerja harus berusaha mendapatkan hasil upah yang sebesar-besarnya untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari. Demikian juga dengan pemberi kerja akan berusaha mengeluarkan upah yang serendah-rendahnya dengan maksud untuk meminimkan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.

Salah satu faktor utama naik turunnya permintaan dan penawaran tenaga kerja adalah upah / gaji yang di dapat, menurut teori klasik, permintaan tenaga kerja akan seimbang dengan penawaran tenaga kerja maka tidak ada kemungkinan timbulnya pengangguran. Artinya ketika tenaga kerja bersedia di bayar dengan upah yang telah di tetapkan maka mereka akan memperoleh pekerjaan, sedangkan pengangguran terjadi ketika tenaga kerja tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku

C. Industri

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Secara etimologi industri berasal dari bahasa inggris

“industry” yang berasal dari bahasa Prancis kuno “industrie”

yang memiliki arti “aktivitas” yang kemudian berasal dari

(3)

3

Jika di lihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan industri dapat dibedakan menjadi (1) industri rumah tangga (2) industri kecil (3) industri sedang (4) industri besar.

Sedangkan klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian yaitu (1) industri kecil (2) industri menengah (3) industri besar

D. Industri Kecil

Industri kecil ini muncul pada tahun 1998 dimana pada saat itu pemerintah melihat bahwa industri kecil memiliki kestabilan terhadap goncangan ekonomi. 99,97% total usaha di Indonesia berada pada industri kecil hal ini di sebabkan karena ternyata industri kecil dapat menyerap tenaga kerja sebesar 99,5%.

Industri kecil ini merupakan industri berbasis masyarakat, produksi dan pengelolaannya di lakukan oleh masyarakat sendiri, hasilnya juga akan kembali ke masyarakat. Dengan pengembangan industri kecil yang baik maka perekonomian masyarakat akan meningkat, sehingga pendapatan daerah juga akan mengalami peningkatan, industri kecil ini nantinya akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

Industri kecil merupakan industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, ciri-ciri industri ini ialah memiliki modal yang relatif kecil, anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.

IV. CRITICAL REVIEW

Salah satu masalah yang terjadi pada tenaga kerja adalah pengangguran, dimana di Indonesia pengangguran merupakan masalah pokok, pengangguran yang tinggi memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung, seperti kemiskinan, kriminalitas dan masalah sosial politik

pengangguran ini terjadi akibat tingkat pendidikan atau kompetensi tenaga kerja yang minim sehingga sulit untuk mengusai ilmu dan teknologi, penyebab lainnya adalah belum memadainya lapangan pekerjaan yang ada dengan jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat.

Dengan adanya pengangguran maka dapat mengakibatkan perekonomian negara menurun, terutama jika di lihat dari segi produktivitas dan pendapatan masyarakat yang dapat mengakibatkan kemiskinan serta masalah sosial. Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik dan keamanan sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota. Akibat jangka panjangnya ialah menurunnya GNP dan perndapatan perkapita di suatu negara.

Salah satu cara mengatasi pengangguran ialah dengan meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan seperti industri, khususnya industri kecil seperti industri rumah tangga, dimana jenis industri ini tergolong mudah untuk di aplikasikan kepada masyarakat, dengan menggunakan tenaga kerja yang memiliki hubungan kekeluargaan dan modal yang di butuhkan juga lebih sedikit. Adanya industri kecil terbukti telah menyumbangkan sebagian besat total usaha di Indonesia.

Data BPS menunjukan jumlah industri kecil rumah tangga di Indonesia sebesar 34.316 juta orang, 15.635 juta pengusaha kecil mandiri, 18.227 juta pengusaha kecil dengan bantuan tenaga kerja anggota keluarga dan 54 ribu pengusaha kecil dengan tenaga kerja tetap. Industri kecil rumah tangga juga telah menyerap banyak tenaga kerja dengan pertumbuhan industri kecil rumah tangga yang baik maka jumlah tenaga kerja akan meningkat, jumlah kemiskinan akan semakin berkurang, terjadinya pemerataan distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi di desa.

Salah satu industri kecil yang populer di kota Malang ialah industri konveksi, hal ini di sebabkan karena pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga pasar untuk industri ini selalu ada. Selain itu modal awal untuk industri konveksi juga tidak terlalu besar seperti dengan bermodalkan dua atau tiga mesin jahit, dimana mesin jahit sendiri merupakan salah satu mesin produksi termurah.

Terdapat beberapa hal yang mendukung adanya bisnis konveksi terus berkembang yaitu (1) semakin bertambahnya jumlah penduduk (2) banyaknya event atau organisasi yang memanfaatkan kaos sebagai alat bantu pemasaran (3) adanya perusahaan dan acara kampanye yang membuat permintaan produksi konveksi semakin meningkat.

Selain kemudahan di dalam mendirikan industri konveksi, ternyata terdapat kendala yang di hadapi oleh industri konveksi seperti mutu produk yang dihasilkan masih kurang memuaskan untu menembus pasar bebas, adanya ketergantungan pada komponen impor terutama untuk memproduksi produk kualitas ekspor, industri konveksi masih berpesan sebagai “tukang jahit” bagi pialang internasional, ketergantungan industri konveksi terhadap “konglomerat” yang mengusai sebagian besar pasar, inovasi terhadap produk masih dinilai kurang serta pemasaran yang juga masih minim.

V.ISU YANG DIBAHAS

Jumlah tingkat pengangguran yang semakin bertambah di kota Malang akibat dari tidak sebandingnya lapangan kerja yang ada terhadap jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat setiap tahun. Salah satu solusi terhadap permasalah pengagguran adalah dengan menciptakan lapangan kerja baru seperti industri kecil dimana untuk memulai usaha tersebut modal yang di butuhkan sedikit, sehingga dapat modal awalnya dapat menggunaka uang sendiri, berdasarkan hasil penelitian modal terkecil yang dapat dipakai ialah Rp 3.000.000.

Sebenarnya lembaga keuangan sendiri tidak mau memberikan pinjaman terhadap industri kecil akibat beberapa hal (1) pemberian pinajam kepada industri kecil di nilai tidak menguntungkan (2) lembaga keuangkan kesulitan memperoleh informasi yang memadai terhadap industri kecil, akibat tidak adanya laporan keuangan dalam pengajuan kredit.

(4)

4

pun kebanyakan berada pada usia matang sekitar 41 – 45 tahun. Akan tetapi tingkat pendidikan terbanyak para tenaga kerja industri tersebut ialah SMA ke bawah dengan upah rata-rata Rp 730.000 perbulan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja yaitu, upah, modal dan volume penjualan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fuad. 2013. Analisi Faktor yang Memperngaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Konveksi Kota Malang,Jurnal FEB : Universitas Brawijaya Malang

[2] Kirana; Dewanti; Amalia, 2011. Strategi Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan IKM Konveksi Sebagai Salah Satu Industri Kecil Menengah di Indonesia. J@TI Undip : Biro Penerbit Teknik dan Manajemen Industri ITB Bandung

[3] Ratna. 2013. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Melalui Pendekatan Klaster. Jurnal Undip : Biro Universitas Diponegoro Semarang

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Bursa Tenaga Kerja 2014

Referensi

Dokumen terkait

dari tradisi adat kedua negeri yang berbeda. 49 Penerimaan Ibn H>>>}anbal terhadap hadis yang lemah ketika ia mendapatkan hadis tersebut pada kenyataannya

Sumber-sumber daya alam banyak sekali macamnya merupakan bahan dasar bagi pengelolaan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Sumber daya alam akan benar-benar berguna apabila

Hal ini memungkinkan dicapai untuk tahun 2016 jika peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 tahun 2015 tentang larangan pengoperasian pukat hela ( trawls )

Penyelidikan tanah pada proyek Apartemen Kemang View yang kami dapat juga merupakan data hasil wawancara dan tidak melalui penyelidikan langsung dikarenakan

Sehubungan dengan Pelaksanaan Pelelangan Umum Secara Elektronik (LPSE) dengan Metode Pasca Kualifikasi : Kegiatan : Pembangunan PLTS Komunal di Desa

Hasil pengujian tarik sambungan dengan berbagai arah gaya terhadap arah serat didapatkan bahwa kekuatan lem lebih tinggi dari kekuatan bahan (kayu kamper) dan kerusakan yang

5.2 Gambaran Perilaku Siswa, Kepala Sekolah, Guru, dan Penajaga Sekolah di Sekolah Dasar Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Penyuluhan Cuci Tangan Pakai

Faktor alami merupakan pencemaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam atau identik dengan teradinya bencana alam. Kerusakan tanah selain diakibatkan oleh sinar