• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE FINANCIAL ANALYSIS OF POULTRY

IN GADINGREJO DISTRICT ON PRINGSEWU REGENCY

by

Agung Adi Rudiyanto1, Umi Kalsum2, and Hanung Ismono2

The objective of the research were to : 1. Know the financial feasibility of the poultry by using DOC (day old chick) and grower in Gadingrejo district; 2. Know the sensitivity of layer poultry by using DOC and grower in Gadingrejo district towards decreasing prices and increasing cost.

The data collection was done on July 2009. Gadingrejo district was purposively chosen as a place of research considering that it has the highest production and the largest population in Pringsewu Regency. The respondents are farmers in

Gadingrejo district there were 34 farmers. The data were analyzed by calculating the NPV (Net present value), the IRR (internal rate return), the Gross B/C ratio, the Net B/C ratio, and the payback period.

The result showed that : 1. Based on the calculation of the analysis financial with the discount rate of bank 14 % in poultry by using DOC and grower are obtained the result that poultry is feasible to do. The poultry which use grower better than poultry that use DOC; 2. The poultry still feasible to do tough decrease price of eggs and increase production cost influence toward NPV, IRR, Gross B/C, Net B/C, and payback period. The result of sensitivity analysis shows that poultry is not sensitive towards the decrease price of eggs but it sensitive towards the increase production cost.

Keywords : financial analysis

(2)

ABSTRAK

ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

Agung Adi Rudiyanto1, Umi Kalsum2, Hanung Ismono2

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kelayakan secara finansial usaha peternakan ayam ras petelur dengan menggunakan bibit DOC (day old chick) dan ayam dara di Kecamatan Gadingrejo; 2. Mengetahui sensitivitas usaha peternakan ayam ras petelur dengan menggunakan bibit DOC dan ayam dara di Kecamatan Gadingrejo terhadap penurunan harga dan kenaikan biaya.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada bulan Juli 2009. Kecamatan Gadingrejo dipilih sebagai tempat penelitian secara sengaja(purposive)dengan pertimbangan bahwa kecamatan tersebut memiliki produksi paling tinggi dengan populasi ayam ras terbanyak bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang berada di Kabupaten Pringsewu. Responden penelitian adalah peternak di Kecamatan Gadingrejo yang berjumlah 34 orang peternak yang terdiri dari 14 orang peternak DOC dan 20 orang peternak dara(KCD Peternakan Kecamatan Gadingrejo, 2009). Alat analisis yang

digunakan adalah Analisis Finansial dengan perhitungan NPV, IRR,GrossB/C Ratio,NetB/CRatio, danPayback Periode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Berdasarkan perhitungan analisis

finansial dengan tingkat suku bunga 14 persen pada usaha ternak ayam ras petelur yang menggunakan bibit DOC dan ayam dara diperoleh hasil bahwa usaha ternak ayam ras petelur layak untuk dilakukan. Usaha ternak ayam ras petelur yang menggunakan ayam dara lebih baik berdasarkan nilai NPV, IRR,NetB/C,Gross B/C dan Pp yang lebih besar dari usaha ternak ayam ras petelur dengan bibit DOC; 2. Penurunan harga telur dan kenaikan biaya memberikan pengaruh terhadap NPV, IRR,Net B/C,Gross B/Cdan Pp, namun usaha peternakan tetap layak untuk dikerjakan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ternak ayam ras petelur tidak sensitif pada penurunan harga namun sensitif pada kenaikan biaya.

(3)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kelayakan secara finansial usaha peternakan ayam ras petelur

dengan menggunakan bibit DOC (day old chick) dan ayam dara di

Kecamatan Gadingrejo.

2. Mengetahui sensitivitas usaha peternakan ayam ras petelur dengan

menggunakan bibit DOC dan ayam dara di Kecamatan Gadingrejo

terhadap penurunan harga dan kenaikan biaya.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat berguna bagi:

1. Pengusaha ternak ayam ras petelur, sebagai pertimbangan dalam

mengembangkan usaha ternak ayam ras petelur yang dimilikinya, terutama

peternak di Kecamatan Gadingrejo.

2. Dinas atau instansi terkait, sebagai bahan informasi dan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan bagi perencanaan pengembangan

peternakan ayam ras petelur.

3. Peneliti lain, sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan dalam

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki

potensi sumber daya alam yang besar untuk dikembangkan terutama dalam

sektor pertanian. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman pangan dan

hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Pendapatan

dari sektor pertanian masih mendominasi PDRB. Hal ini dibuktikan oleh

besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Propinsi Lampung tahun

2008 atas dasar harga konstan 2000, yaitu 14,327 triliun rupiah atau 41,63

persen dari total PDRB Propinsi Lampung. Dari total pendapatan sektor

pertanian, sub sektor peternakan memberikan kontribusi yang cukup besar,

yaitu 10,36 persen (PDRB Propinsi Lampung, 2009).

Menurut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung (2008),

sub sektor peternakan di Propinsi Lampung berpotensi menampung 1,38 juta

satuan ternak. Dari potensi tersebut, saat ini populasi ternak baru mencapai

444.861 satuan ternak, artinya baru 32,24 persen potensi peternakan yang

sudah dimanfaatkan. Potensi peternakan yang ada sekarang sudah didukung

oleh sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Propinsi Lampung, diantaranya

pasar, baik lokal maupun internasional, pelabuhan Panjang yang berskala

(5)

Pengkajian Teknologi Pertanian dan lain sebagainya

(www.disnakkeswan-lampung.go.id, 2008).

Komoditas peternakan di Propinsi Lampung terbagi menjadi komoditas

unggulan dan prospektif. Komoditas unggulan terdiri dari sapi potong,

kambing, ayam ras petelur, dan ayam ras pedaging. Komoditas prospektif

terdiri dari ayam kampung, babi, sapi perah, itik, kerbau, domba dan burung

puyuh (www.disnakkeswan-lampung.go.id, 2008).

Salah satu produk komoditas ungulan sub sektor peternakan yang memiliki

prospek yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah telur ayam. Telur

merupakan produk peternakan yang dikenal sebagai sumber protein, vitamin,

energi, mineral dan zat gizi lainnya. Komposisi zat gizi telur dibandingkan

dengan bahan makanan sejenis (sumber protein) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi zat gizi telur ayam, daging kambing dan ikan segar per 100 gram bahan makanan

Zat gizi Telur ayam Daging kambing Ikan segar

Air (g %) Energi (kal) Protein (g %) Lemak (g %) Kalsium (mg %) Karbohidrat (g %) Pospor (mg %) Besi (mg %)

Vitamin A (SI/100g) Vitamin B1(mg %)

Berat yang dapat dimakan (g %)

74,00 163,00 12,80 11,50 54,00 0,70 180,00 2,70 900,00 0,10 90,00 70,00 154,00 16,60 9,20 11,00 0 124,00 1,00 0,00 0,09 100 76,00 113,00 17,00 4,50 20,00 0 200,00 1,00 150,00 0,05 80,00

Sumber : Sedroetawa, 2000

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa telur mengandung energi, lemak,

(6)

kambing dan ikan segar, walaupun proteinnya lebih rendah daripada daging

kambing dan ikan segar. Kandungan zat gizi telur yang lengkap dan didukung

dengan harga yang relatif terjangkau membuat telur dapat menjadi pilihan

utama sebagai bahan makanan sumber zat gizi untuk meningkatkan kualitas

tubuh dan kesehatan manusia.

Kandungan zat gizi telur yang lebih tinggi dan harganya yang relatif

terjangkau membuat telur banyak dikonsumsi oleh masyarakat, namun tingkat

konsumsi tersebut tidak diimbangi dengan produksi yang cukup, seperti yang

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan produksi dan konsumsi telur ayam nasional tahun 2004-2008

Tahun Produksi (kg) Konsumsi (kg)

2004 666.359.000 - 894.461.000

-2005 681.144.000 2,22 1.051.649.000 17,57

2006 816.833.000 19,92 1.269.140.000 20,68

2007 944.136.000 8,01 1.353.878.000 6,68

2008 1.027.588.000 8,84 1.498.151.000 10,66

Rata-rata 827.212.000 9,75 1.213.455.800 13,89

Keterangan : perubahan

Sumber : Dirjen Peternakan, 2009

Berdasarakan Tabel 2 dapat diketahui bahwa baik produksi maupun konsumsi

telur cenderung meningkat setiap tahunnya, akan tetapi peningkatan produksi

belum dapat mencukupi kebutuhan konsumsi. Pertumbuhan produksi telur

ayam sebesar 9,75 persen per tahun belum mampu mengimbangi konsumsi

telur ayam yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,89 persen per tahun.

Tingkat produksi yang rendah menyebabkan pemerintah perlu melakukan

(7)

penerimaan devisa negara. Pada tahun 2008 tercatat total nilai impor untuk

telur mencapai 1.360.742 US dollar. Telur tersebut didatangkan dari negara

luar, seperti Cina, India, Amerika, Belanda, Perancis, dan Jerman (Statistik

Perdagangan Luar Negri Indonesia, 2009).

Defisit produksi telur ayam juga terjadi di Propinsi Lampung. Tingkat

konsumsi masyarakat yang tinggi belum diimbangi dengan peningkatan

produksi sehingga produksi tidak mencukupi kebutuhan konsumsi telur. Hal

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produksi dan konsumsi telur di Propinsi Lampung, tahun 2008

Jenis telur Produksi (Kg)

Jumlah penduduk

Konsumsi (Kg/Kap/th)

Konsumsi total (Kg/th)

Ayam buras 9.985.593 7.391.128 0,69 5.099.878,32

Ayam petelur 26.082.010 7.391.128 3,69 27.273.262,32

Itik 2.962.509 7.391.128 0,29 2.143.427,12

Burung puyuh 154.053 7.391.128 0,02 147.822,56

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Lampung, 2009

Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi telur ayam petelur di

Propinsi Lampung (yaitu 3,69 kg/kap/th) belum mampu dipenuhi oleh

produksinya (yang hanya sebesar 26.082.010 kg). Untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap telur, pemerintah daerah Propinsi

Lampung telah mengadakan impor telur. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak

2.176.000 kg telur yang telah didatangkan dari luar daerah. Impor telur yang

cukup besar tentu sangat merugikan bagi daerah (Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Propinsi Lampung, 2008).

Usaha peternakan, khususnya ayam ras petelur, telah diusahakan pada setiap

(8)

produksi dalam negeri dapat tercapai. Jumlah populasi ayam ras petelur yang

besar juga menghasilkan produksi telur yang tinggi. Populasi ayam ras

petelur per kabupaten/kota di Propinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat populasi dan produksi telur ayam ras Propinsi Lampung menurut kabupaten/kota, tahun 2008

No Kabupaten/Kota Populasi (ekor) Produksi (kg)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Lampung Selatan Lampung Tengah Tanggamus Lampung Timur Metro Lampung Utara Way Kanan Bandar Lampung Tulang Bawang Lampung Barat Pesawaran 2.346.159 296.605 168.215 141.877 80.050 53.100 33.415 29.529 12.050 -166.847 6.537.110 3.985.730 4.144.300 3.831.540 2.737.560 1.054.290 416.980 287.420 285.450 -2.801.620

Jumlah 3.327.847 26.082.010

Rata-rata 302.532 2.371.092

Produktivitas rata-rata 7,84 (kg/ekor)

Sumber : Statistik Peternakan, 2009

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa rata-rata produktivitas ayam ras

petelur di Propinsi Lampung adalah sebesar 7,84 kg per ekor per tahun.

Angka tersebut masih di bawah standar produksi ayam ras petelur yang

mencapai 15 kg per ekor per tahun (Rasyaf, 1990).

Populasi ayam ras dan produksi telur terbesar di Propinsi Lampung

berada di Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah populasi sebanyak

2.346.159 ekor dan produksi 6.537.110 kg, sedangkan kabupaten yang

tidak memiliki populasi ayam ras petelur adalah Kabupaten Lampung

Barat. Tingkat produksi telur pada setiap kabupaten/kota sebanding

(9)

produksi telur ayam ras ke 2 di Propinsi Lampung dengan populasi ayam

sebanyak 168.215 dan produksi sebanyak 4.144.300 kg. Penyebaran

populasi ayam ras dan produksi telur ayam per kecamatan di Kabupaten

Tanggamus dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Penyebaran populasi ayam ras dan produksi telur ayam

masing-masing kecamatan di Kabupaten Tanggamus, tahun 2008

Kecamatan Populasi

(ekor)

Produksi (kg)

Produktivitas (kg/ekor) Gisting

Sukoharjo Adiluwih Pringsewu Gadingrejo

35.115 18.550 5.000 23.500 72.000

264.679 145.723 37.688 177.131 542.700

7,5375 7,8557 7,5376 7,5375 7,5375

Jumlah 168.215 1.167.921

-Rata-rata 33.643 233.584 7,6012

Sumber : Tanggamus Dalam Angka, 2009

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa Kecamatan Gadingrejo merupakan sentra

produksi telur ayam ras di Kabupaten Tanggamus dengan populasi dan

produksi paling besar. Menurut Rasyaf (1990), produktivitas dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya bibit ayam yang dipelihara, asupan ternak,

dan lingkungan yang kondusif.

Tingginya konsumsi telur ayam ras memberikan peluang yang cukup bagus

terhadap perkembangan usaha ternak ayam ras petelur yang akhirnya dapat

memacu peternak untuk meningkatkan produktivitas ternaknya. Usaha ternak

ayam ras petelur merupakan usaha yang membutuhkan modal yang cukup

besar, terutama jika dibandingkan dengan usaha peternakan ayam ras

pedaging. Usaha peternakan ayam ras petelur mempunyai resiko yang cukup

(10)

petelur lebih rentan terhadap berbagai penyakit serta terdapat fluktuasi harga

telur dan harga saprodi (Abidin, 2003). Terjadinya fluktuasi harga telur ayam

ras dan harga saprodi memberikan pengaruh terhadap perkembangan usaha

peternakan ayam ras petelur.

Berdasarkan fakta-fakta yang diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan yang akan dikaji melalui penelitian ini, yaitu :

1. Apakah usaha ternak ayam ras petelur di Kecamatan Gadingrejo secara

finansial layak untuk dikembangkan?

2. Bagaimana sensitivitas usaha peternakan ayam ras petelur di Kecamatan

(11)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kelayakan secara finansial usaha peternakan ayam ras petelur

dengan menggunakan bibit DOC (day old chick) dan ayam dara di

Kecamatan Gadingrejo.

2. Mengetahui sensitivitas usaha peternakan ayam ras petelur dengan

menggunakan bibit DOC dan ayam dara di Kecamatan Gadingrejo

terhadap penurunan harga dan kenaikan biaya.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat berguna bagi:

1. Pengusaha ternak ayam ras petelur, sebagai pertimbangan dalam

mengembangkan usaha ternak ayam ras petelur yang dimilikinya, terutama

peternak di Kecamatan Gadingrejo.

2. Dinas atau instansi terkait, sebagai bahan informasi dan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan bagi perencanaan pengembangan

peternakan ayam ras petelur.

3. Peneliti lain, sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan dalam

Gambar

Tabel 1. Komposisi zat gizi telur ayam, daging kambing dan ikan segarper 100 gram bahan makanan
Tabel 2.  Perkembangan produksi dan konsumsi telur ayam nasionaltahun 2004-2008
Tabel 3.  Produksi dan konsumsi telur di Propinsi Lampung, tahun 2008
Tabel 4. Tingkat populasi dan produksi telur ayam ras Propinsi Lampungmenurut kabupaten/kota, tahun 2008
+2

Referensi

Dokumen terkait

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA

Sementara itu, perubahan kebijakan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka pengelolaan sampah terjadi secara paradigmatik, dari paradigma konvensional yang memosisikan

Penting Pemanfaatan eks PLTU terhadap Sosial dan Kesehatan Masyarakat : Pada awal tahap Pasca Operasi, karyawan PLTU yang kehilangan pekerjaan akan mengalami guncangan ( shock

dianggap penting karena ada kecenderungan yang kuat bahwa reflesi teks berpihak pada.. ideologi yang berada di belakang pemikiran

The result of the study shows that by doing peer assessment on the speaking and writing skills, the students are able to express their ideas by analyzing their friends' mistakes

Hasil penelitian pada taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa: (1) Iklan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Handphone Dual Simcard buatan Cina pada Mahasiswa

lecanii , penerapan AP trips, penerapan AP penyakit embun tepung serta penggunaan pestisida selektif dapat mengurangi penggunaan pestisida sebesar 84,60%, residu pestisida pada

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa, (1) Ada pengaruh antara kepribadian guru terhadap prestasi siswa mata pelajaran PAI di SMPN 1 Mlarak Ponorogo Tahun Ajaran 2017/2018