• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GERAK SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI MIPA Semester Ganjil SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GERAK SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI MIPA Semester Ganjil SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

฀BSTR฀K

PENG฀RUH KETER฀MPIL฀N PROSES S฀INS TERH฀D฀P PENGU฀S฀฀N KONSEP GER฀K SISW฀

Oleh Erlida ฀mnie

฀enguasaan konsep dalam belajar mengajar menjadi penentu dalam keberhasilan pembelajaran fisika. Hanya saja penguasaan konsep fisika jauh dari harapan. Sebagian siswa bahkan tidak menyukai fisika karena terdapat banyak konsep dan sulit memahaminya kalau tidak memperhatikan pembelajaran dengan baik. Kondisi ini pula yang terjadi pada pembelajaran fisika di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.

฀enelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep siswa dan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan penguasaan konsep yang signifikan pada siswa. Keterampilan proses sains diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori-teori sains.

Desain penelitian ini adalah ฀ne gr฀up pretest p฀sttest design. ฀ada desain ini, hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi pembelajaran dengan menggunakan keterampilan proses sains. Kelas sampel diberikan tes awal untuk melihat pemahaman belajar siswa pada awal pertemuan dan selanjutnya diberi perlakuan, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan keterampilan proses sains. ฀enelitian ini dilaksanakan dalam waktu 12x45 menit.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Erlida Amnie฀ Lahir di Bandarjaya, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah, penulis meramaikan kehidupan keluarga sebagai anak pertama dari lima bersaudara pasangan Bapak Parlagutan Lubis dan Ibu Nursiah Nasution pada tanggal 6 Februari 1989฀

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1995 di Sekolah Dasar Negeri 2 Yukum Jaya, Kecamatan Terbanggi, Kabupaten Lampung Tengah dan pindah di kelas empat SD serta menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 5 Bandarjaya pada tahun 2001฀ Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Terbanggi Besar, dan tamat pada tahun 2004฀ Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikannya di SMA N 1 Terbanggi Besar dan tamat pada tahun 2007฀ Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa regular Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN฀

(7)

฀OTO

฀Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ”

(TQS. Ar Ra’du [13] : 11)

฀Engkau mempunyai dua perkara yang dicintai Allah yaitu bersikap dewasa, tenang, dan tidak tergesa-gesa”

(HR. Muslim)

(8)

฀eriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SW฀, ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan penjalanan amanahku kepada:

1. Bapak dan Ibu “Parlagutan Lubis, Nursiah Nasution” yang telah banyak bersabar menungguku untuk menyelesaikan tahap akhir studi.

2. Keempat adikku “Aswaja Kelamasta Lubis, Sondang Niari Bulan Lubis, Roma Siampulan Lubis, Mawaddatul Muthmainnah Lubis”, yang tiada henti memberikan dukungan dalam hidupku. ฀erima kasih untuk pengertiannya, adik-adikku.

3. Keluarga besar “Bapak dan Ibu”, terima kasih atas nasihat, do’a dan dukungannya. Khususnya Om Chairul Lubis yang begitu peduli terhadapku. 4. Sahabatku yang selalu mendukung dan mendo’akanku dalam proses akhir

(9)

ix

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap Penguasaan Konsep Gerak Siswa”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Sonny G. Saputra, ST, selaku guru mitra atas bantuan, arahan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Pembimbing I atas kesediaannya memberikan bimbingan dan arahan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini serta nasehat yang memotivasi penulis agar menjadi lebih baik lagi.

3. Bapak Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd. Selaku Pembimbing II atas kesabarannya memberikan bimbingan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan Pembahas atas arahan, bimbingan, dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

(10)

6. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.

7. Ibu Dra, Hj. Iswani selaku Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.

8. Teman-teman seangkatanku, khususnya Made, Fera Rahma, Dian Sulistia, Siti Ayu Kumala, Yudha, Gede Redasta, Dian Yustie, Ria, untuk semua perhatian dan dukungannya.

9. Siswa-siswi kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung.

10.Rekan-rekan tim Muslimah Media Center Lampung yang memberi banyak inspirasi dan dukungan: Mbak Wiwit, Evi, Lana, Iin, Riyanti, Nur, Yumna, dan Wulan. Terima kasih untuk kesediaannya berbagi rasa dalam satu tim denganku, yang tiada henti memberikan dukungan untukku dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Saudara-saudara yang menginspirasiku: Ibu Elis, Ibu Ade, Ibu Rusti, Ibu Ida, Wak Rani, Ibu Nur, Ibu Kartini, Umi Zaky, Binda, Bunda Yanti, Ibu Rezki, Mbak Novita, Mbak Sinta, Mbak Rina, Mbak Lesi, Mbak Ayati, Mbak Asri, Mbak Citra, Mbak Erika, Mbak Sri, Mbak Diani, Mbak Siska, Mbak Lika, Mbak Eta, dan Mbak Yuni Ara.

12.Sahabatku, Desi Nurhayati. Terima kasih untuk setiap nasehatmu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

(11)

xi 14.Seorang teman yang tepat Allah berikan di saat aku membutuhkan, Fortina Delana. Terima kasih untuk setiap nasehat, motivasi, dan segala hal yang dilakukan untuk membuatku bangkit dan semangat menyelesaikan draft skripsi.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Termasuk yang telah memberikan banyak proses pendewasaan hidup padaku. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Desember 2014

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis ... 6

1. Keterampilan Proses Sains ... 6

2. Penguasaan Konsep ... 13

B. Kerangka Pemikiran ... 17

C. Hipotesis Penelitian ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 22

B. Sampel Penelitian ... 22

C. Desain Penelitian ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

1. Teknik Tes ... 24

2. Teknik Observasi ... 25

F. Langkah-langkah Penelitian ... 29

G. Data Penelitian ... 30

(13)

xiii

1.Validitas ... 31

2. Reliabilitas ... 32

I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33

1. Analisis Data ... 33

2. Pengujian Hipotesis ... 34

a. Hipotesis Statistik ... 34

b. Regresi Linear ... 35

c. Paired Sample T-Test ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Data Kuantitatif ... 38

a. Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 39

b. Data Kognitif Siswa ... 40

2. Hasil Uji Penelitian ... 42

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

b. Hasil Uji Normalitas ... 45

c. Hasil Uji Korelasi ... 47

d. Hasil Uji Regresi ... 48

e. Hasil Uji Paired Sample T-Test ... 49

f. Hasil Uji Hipotesis ... 51

B. Pembahasan ... 54

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A1 Silabus ... 68

A2 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ... 71

A3 Buku Siswa ... 76

A4 Lembar kerja siswa (LKS ... 118

A5 Instrumen Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 135

A6 Kunci Jawaban Instrumen KPS ... 145

A7 Instrumen Penguasaan Konsep (PK) ... 159

A8 Kunci Jawaban Instrumen PK ... 169

A9 Kisi-kisi Soal Fisika SMA ... 182

A10 Lembar Observasi KPS ... 186

A11 Pedoman Penilaian Penguasaan Konsep Siswa ... 188

(14)

B2 Pearson correlation KPS ... 194

B3 Data Skor Instrumen PK ... 203

B4 Pearson correlation PK ... 208

B5 Reliability Skor KPS ... 218

B6 Reliability Instrumen PK ... 220

B7 Data Skor KPS PK1 PK2 ... 221

B8 Hasil Uji Normalitas Skor KPS PK1 PK2 ... 222

B9 Hasil Uji Regresi Skor KPS PK2 ... 223

B10 Hasil Uji Paired Sample T-Test PK1-PK2 ... 224

C1 Tabel Nilai r Product Moment ... 225

C2 Data Hasil Observasi KPS Siswa ... 226

C3 Hasil Tes Instrumen KPS ... 227

C4 Hasil Tes Instrumen PK ... 228

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator keterampilan proses sains ... 12

2. Distribusi Siswa XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung 22 3. Data uji/tes tiap indikator ... 25

4. Contoh lembar pengamatan keterampilan proses sains siswa terhadap kegiatan pembelajaran ... 26

5. Kriteria Validitas Butir Soal ... 31

6. Kriteria nilai Cronbach’s alpha ... 33

7. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ... 39

8. Data keterampilan proses sains dan skor penguasaan konsep ranah kognitif pretest (PK1) dan posttest (PK2) ... 41

9. Klasifikasi Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ... 42

10. Klasifikasi Instrumen Penguasaan Konsep Siswa (PK2) ... 42

11. Hasil Uji Validitas Soal Keterampilan Proses Sains ... 43

12. Hasil Uji Validitas Soal Kognitif Penguasaan Konsep ... 43

13. Hasil Uji Reliabilitas Soal Keterampilan Proses Sains ... 44

14. Hasil Uji Reliabilitas Soal Kognitif Penguasaan Konsep ... 45

15. Hasil Uji Normalitas One sample Kolmogorov-Smirnov ... 46

16. Hasil Uji Korelasi ... 47

17. Hasil Hitung Koefisien Determinasi ... 48

18. Hasil Uji Regresi Pengaruh Keterampilan Proses Sains Siswa Terhadap Hasil Tes Instrumen Penguasaan Konsep (PK2) ... 48

19. Nilai Konstanta Koefisien Persamaan Regresi ... 49

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 19

2. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ... 20

3. One-group pretest-postest design ... 24

(17)

฀._PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai

dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang ataupun sekelompok orang

demi perubahan prilaku dan keadaan yang lebih baik.

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memberikan

kesadaran baru bahwa guru bukanlah sumber informasi utama bagi

masyarakat umumnya, dan para murid khususnya. Menanggapi hal tersebut,

maka dibutuhkan suatu pendekatan dengan strategi belajar mengajar yang

berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkannya agar terlibat secara

langsung sekaligus aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada pembelajaran, peserta didik dapat hanya mengetahui IPA sebagai

kumpulan pengetahuan yang harus dihapal berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Selama proses pembelajaran, siswa

seharusnya ikut terlibat secara langsung agar siswa memperoleh pengalaman

(18)

Fisika merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran IPA di sekolah.

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam

dan interaksi di dalamnya. Mata pelajaran fisika di SMA merupakan

pengkajian lebih mendalam dari pembelajaran fisika di SMP. Oleh karena itu,

dibutuhkan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menguasai konsep fisika.

Penguasaan konsep merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu

bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat

mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni

melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga bersifat lebih dinamis

(Arikunto, 2007).

฀enguasaan konsep dalam belajar mengajar menjadi penentu dalam

keberhasilan pembelajaran. Termasuk fisika. ฀enguasaan konsep fisika masih

jauh dari harapan. Sebagian siswa bahkan tidak menyukai fisika karena

terdapat banyak konsep dan sulit memahaminya kalau tidak memperhatikan

pembelajaran dengan baik. Hal ini tentu saja membutuhkan sebuah strategi

pembelajaran tertentu melalui sebuah model pembelajaran.

Keterampilan proses sains merupakan salah satu keterampilan yang

digunakan untuk memahami fenomena apa saja. Keterampilan ini

diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan

konsep-konsep, prinsip hukum dan teori- teori sains. Keterampilan proses sains

dibedakan dalam dua bagian besar. ฀ertama, keterampilan dasar proses

(19)

3 terpadu proses sains, dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling

kompleks, yaitu eksperimen.

Menurut Nuh (20฀0), beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan proses

sains yang juga dituntut untuk dimiliki siswa. Hal-hal yang berpengaruh

terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan

siswa secara genetik, kualitas guru, dan perbedaan strategi guru dalam

mengajar.

Keterampilan proses sains menjadi satu kesatuan pembelajaran jika

diterapkan, dimana siswa diajak untuk memikirkan mencari jawaban terhadap

permasalahan yang dipelajari. Dengan demikian, diharapkan penguasaan

konsep pembelajaran fisika siswa semakin membaik. Pelaksanaan kurikulum

20฀3 serentak di seluruh sekolah pada tahun ajaran ini bertujuan menjadikan

siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran. Masing-masing guru

memperoleh kebebasan untuk memilih model pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan keadaan siswa dan sarana

prasarana sekolah.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pelaksanaan kurikulum 20฀3 di

SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung masih dalam proses adaptasi

peralihan kurikulum. Hal ini membutuhkan kejelasan bagaimana pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Berdasarkan pertimbangan

tersebut, penelitian dengan keterampilan proses sains dilakukan pada siswa

kelas XI Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) semester ganjil

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

฀. Apakah terdapat pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan

konsep siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung?

2. Apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep yang signifikan pada

siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung setelah

mengalami pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan

maka tujuan penelitian ini adalah:

฀. Untuk mengetahui adanya pengaruh keterampilan proses sains terhadap

penguasaan konsep siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar

Lampung.

2. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep yang signifikan pada

siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung setelah

mengalami pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

฀. Dapat menjadi metode pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan di

(21)

5 2. Dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan proses

sains siswa.

3. Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih

baik lagi untuk meningkat kualitas pembelajaran yang diterima siswa.

4. Dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada pembelajaran fisika.

5. Dapat menjadi pengalaman bagi peneliti dalam mempersiapkan diri

sebagai calon pendidik.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

฀. Keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan

pada kemampuan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan

percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, memprediksi,

menerapkan konsep, berkomunikasi.

2. Penguasaan konsep dalam penelitian ini diambil melalui nilai hasil belajar

pada ranah kognitif peserta didik

3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.

4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah gerak dua dimensi (gerak lurus

dan gerak parabola) dan gerak melingkar.

(22)

6

II._TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoretis

1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan menjadi suatu penekanan tersendiri dalam pembelajaran sains. Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran sangat penting karena menumbuhkan pengalaman selain proses belajar.

(23)

7 Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge dalam Wikipedia (2014) menyatakan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa mampu menemukan fakta-fakta, membangun konsep dan teori dalam pembelajaran yang diterima. Siswa diarahkan untuk melibatkan diri dalam kegiatan ilmiah dalam pembelajaran.

(24)

8 proses sains, siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat.

Ditinjau dari segi proses, maka IPA memiliki berbagai keterampilan sains misalnya:

a) Mengidentifikasi dan menentukan variabel bebas dan terikat b) Menentukan apa yang diukur

c) Keterampilan mengamati menggunakan sebanyak mungkin indera, mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan, serta mengklasifikasikan.

d) Keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan seperti mencatat secara terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat menghubunghubungkan hasil pengamatan

e) Keterampilan menemukan suatu pola dalam seri pengamatan

f) Keterampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi berdasarkan hasil-hasil pengamatan

g) Keterampilan menggunakan alat atau bahan dan mengapa alat atau bahan itu digunakan.

h) Keterampilan dalam berkomunikasi seperti: menyusun laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan.(BNSP, 2006)

Keterampilan proses sains dibedakan dalam dua bagian besar, yaitu keterampilan dasar proses sains, dimulai dari observasi sampai dengan meramal, dan keterampilan terpadu proses sains, dari identifikasi variable sampai dengan yang paling kompleks, yaitu eksperimen. (Putri, 2014)

Daftar keterampilan proses sains secara individu menurut Dawson yaitu: 1) Keterampilan Pengenalan Masalah

a) mengidentifikasikan masalah b) mengenali adanya perbedaan

c) mengenali apakah masalah bisa dipecahkan secara ilmiah atau tidak

d) mengidentifikasi apa yang sudah diketahui dari suatu masalah e) mengidentifikasi hal lain yang perlu dikumpulkan

(25)

9 a) membuat hipotesis yang masuk akal

b) menentukan dimana informasi bisa dicari c) mendesain percobaan

d) perencanaan untuk mengontrol variabel e) Keterampilan Pengumpulan Informasi f) menyusun alat-alat laboratorium

g) menggunakan alat laboratorium secara benar dan aman h) mengukur secara tepat berbagai instrument

i) membuat perkiraan yang layak

j) mengamati aspek yang spesifik dari objek k) mengamati dan menjelaskan perubahan

l) mencari informasi yang berhubungan dalam buku

m)mengumpulkan informasi dari orang yang berpengetahuan 3) Keterampilan Mencatat dan Memproses Informasi

a) memilihih cara yang layak untuk mencatat informasi b) mencatat data secara akurat

c) mengelompokkan data dalam bentuk yang berbeda d) menggunakan grafik, carta secara layak

e) menggunakan proses matematika untuk memani-pulasi data secara jujur dan akurat

4) Keterampilan Menginterpretasi

a) membuat kesimpulan dari data yang ada b) mengklasifikasi pengamatan

c) mengidentifikasi pola dari data yang ada d) menghindari generaliasi yang berlebihan

e) mengenali keterbatasan dari informasi yang ada

f) menggabungkan informasi dari sumber-sumber yang beragam 5) Keterampilan Komunikasi

a) menjelaskan secara oral atau tertulis berbagai tahapan dalam penelitian

b) mempresentasikan penemuan kepada berbagai pihak dalam bentuk yang layak

c) berargumentasi hubungan antara bukti dan hasil penemuan

d) memperlihatkan hubungan antara hasil dengan permasalahan awal e) menyarankan berbagai bentuk penelitian lanjutan (Bambang, 2005)

(26)

10 Jika rumusan tujuan berikut siswa mampu melakukan percobaan tentang arus listrik, energi dan sumber energi listrik serta mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rumusan tujuan tersebut tujuan utamanya adalah keterampilan proses (mampu melakukan percobaan, menerapkan pengetahuan) tentang konsep (arus listrik, energi, dan seterusnya). Dari kedua contoh rumusan tujuan tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keterampilan proses sains harus melalui pembelajaran konsep dan menghasilkan pengalaman belajar siswa (Rustaman, 2003).

Menurut Semiawan (1992), terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa.

2. Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret, 3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak

bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relatif.

4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

(27)

11 objek berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran.

Penilaian keterampilan proses sains merupakan pendekatan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas atau dalam mempertunjukkan kegiatan. Kinerja merupakan tanggapan aktif siswa secara langsung atau tidak langsung yang berupa proses atau prosedur atau hasil.

Menurut Nuh (2010), beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan proses sains yang dituntut untuk dimiliki siswa. Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi guru dalam mengajar.

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan intelektual dan kognitif terlibat karena dengan melibatkan keterampilan proses siswa menggunakan pemikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusun atau perakitan alat. Dengan keterampilan proses dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

(28)

12 Tabel 1. Indikator keterampilan proses sains

(Indrawati, 1999)

Keterampilan proses

sains Indikator

Melakukan pengamatan (observasi)

 Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda

 Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa

 Membaca alat ukur

 Mencocokan gambar dengan uraian tulisan / benda

Menafsirkan pengamatan (interpretasi)

 Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan

 Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis

Mengelompokkan (klasifikasi)

 Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan.

Meramalkan (prediksi)  Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/ pola yang sudah ada.

Berkomunikasi  Mengutarakan suatu gagasan

 Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian

 mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

Berhipotesis  Hipotesis merupkan dugn sementara tentang pengaruh variabel amnipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.

Merencanakan percobaan/ penyelidikan

 Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.

Menerapkan sub konsep/ prinsip

(29)

13 2. Penguasaan Konsep

Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Materi pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runut dan sistematis. Untuk memperoleh kompetensi dalam pembelajaran, diperlukan penguasaan konsep oleh siswa.

Abdurrahman (2003), konsep menunjukkan pemahaman dasar. Siswa mengembangkan konsep ketika mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasi suatu nama dengan kelompok benda tertentu.

Sedangkan Sagala (2006), mengatakan bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan melalui prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Kegunaan konsep adalah untuk menjelaskan dan meramalkan.

(30)

14

Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Oleh karena itu, orang yang mengalami stimulus yang berbeda-beda akan membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan stimulus yang diterimanya. Hal ini dikarenakan konsep merupakan abstraksi berdasarkan pengalaman dan karena tidak ada dua orang yang memiliki pengalaman yang sama persis, maka konsep yang dibentuk seseorang akan berbeda - beda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep memiliki arti yaitu gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan hasil pemikiran manusia yang diperoleh melalui fakta-fakta dan peristiwa yang dinyatakan dalam definisi, teori-teori dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

(31)

15 Secara singkat, dapat dikatakan bahwa suatu konsep merupakan suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas stimulus. Kita menyimpulkan bahwa suatu konsep telah dipelajari bila yang diajar dapat menampilkan perilaku perilaku tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penguasaan berarti pengetahuan atau kepandaian. Berdasarkan pengertian konsep yang telah dibahas sebelumnya, maka yang dimaksud penguasaan konsep adalah pengetahuan mengenai hasil pemikiran manusia yang diperoleh melalui fakta-fakta dan peristiwa yang dinyatakan dalam definisi, teori-teori dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

Penguasaan konsep merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga bersifat lebih dinamis (Arikunto, 2007).

(32)

16 menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki.

Penguasaan konsep siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Raw input, yaitu karakteristik khusus siswa, baik fisiologi maupun

psikologi.

2. Instrumental input, yaitu faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi.

3. Environmental input, yaitu faktor lingkungan dan faktor sosial.

Selain itu, faktor psikologis (internal) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Sekurang kurangnya ada tujuh elemen yang termasuk ke dalam faktor psikologis (internal), yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kelemahan.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor sekolah (eksternal). Faktor sekolah (eksternal) yang mempengaruhi hasil belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, palajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(33)

17

Melalui hasil tes tersebut maka dapat diketahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa. Tingkat penguasaan konsep oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa 66 maka dikategorikan baik, bila 55 nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup baik, dan bila nilai siswa < 55 maka dikategorikan kurang baik (Arikunto, 2007).

Penilaian merupakan proses pemberian atau penentuan nilai kepada objek berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian keterampilan proses sains merupakan pendekatan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas atau dalam mempertunjukkan kegiatan. Kinerja merupakan tanggapan aktif siswa secara langsung atau tidak langsung yang berupa proses atau prosedur atau hasil.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian melalui proses pembelajaran fisika siswa kelas XI MIPA1 di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, hal yang menjadi objek penelitian adalah mengetahui pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep siswa dalam ranah kognitif.

(34)

18

Keterampilan proses sains sebagai keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Dengan melakukan keterampilan proses sains, siswa menggunakan pikirannya.

(35)

19

[image:35.842.81.763.149.510.2]

Bagan kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

19

HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF KOGNITIF

UJI/TES UJI/TES

KETERAMPILAN PROSES SAINS

Langkah-langkah :

1. Melakukan pengamatan (observasi)

2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi)

3. Mengelompokkan (klasifikasi)

4. Meramalkan (prediksi)

5. Berkomunikasi

6. Berhipotesis

7. Merencanakan percobaan/penyelidikan

(36)

20 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains dan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep. Hubungan antara variabel bebas dan terikat dapat dilihat dalam paradigma pemikiran berikut.

Keterangan :

X : Keterampilan proses sains

Y : Penguasaan Konsep dalam ranah kognitif

R : Keterampilan proses (X) terhadap penguasaan konsep (Y)

[image:36.595.205.410.200.260.2]

Keterampilan berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif dalam mencapai suatu hasil tertentu. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori sains. Dengan melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, siswa diharapkan mampu mempertajam penguasaan konsep yang dimiliki siswa dalam pembelajaran. Sehingga keterampilan proses sains dapat berpengaruh pada penguasaan konsep siswa dalam ranah kognitif.

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat R

(37)

21 C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“keterampilan proses sains berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa”.

Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah :

Keterampilan proses sains berpengaruh terhadap penguasaan konsep pada ranah kognitif siswa.

(38)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

[image:38.595.134.436.455.522.2]

Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri atas 2 kelas berjumlah 60 siswa.

Tabel 2. Distribusi Siswa XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung

No Kelas Banyak siswa Guru Mitra

1 XI MIPA1 29 Sonny G Saputra

2 XI MIPA2 31 Suharti Ningsih

Sumber: SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung TP 2014/2015

Kelas yang digunakan dalam penelitian adalah XI MIPA1 (6 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan).

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling digunakan jika populasi tidak

(39)

23 Penelitian ini mengambil satu kelas sebagai sampel. Pada penelitian ini, sampel penelitian yang digunakan adalah kelas XI MIPA1 yang berjumlah 29 siswa (6 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi eksperimen dengan menggunakan sebuah kelas yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian. Penelitian dilakukan secara langsung dalam aktivitas pembelajaran siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung.

Penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains dan variabel terikat pada penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa dalam ranah kognitif.

Desain penelitian ini adalah One-group pretest-postest design. Pada desain ini, hasil perlakuan dapat lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi keterampilan. Kelas yang menjadi populasi dan sampel diberikan tes awal untuk melihat pemahaman belajar awal siswa pada awal pertemuan sub bahasan, kemudian diberikan perlakuan. Perlakuan tersebut melalui keterampilan proses sains.

(40)

24

X = Keterampilan dalam proses pembelajaran Keterangan:

O1 = pretest O2 = postest

D. Instrumen Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data kuantitatif pada ranah kognitif siswa. Ini diperoleh dari tes hasil belajar. Hasil belajar diperoleh ketika siswa telah mengerjakan tes mengenai pembelajaran gerak melingkar beraturan dalam pilihan jamak. Tes dilakukan sebelum dan setelah pembelajaran usai. Tes ini pula yang menjadi indikator meningkat atau tidaknya penguasaan konsep yang dimiliki siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti. Pada penelitian ini, pemberian tes diberikan dalam bentuk uji tes untuk mendapatkan data tentang penguasaan konsep siswa kelas XI MIPA SMA pada mata pelajaran fisika. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data dari skor uji/tes. Adapun bentuk pengumpulan data berupa tabel dijelaskan pada sebagai berikut.

[image:40.595.230.374.106.160.2]

O1 X O2

(41)
[image:41.595.136.532.109.396.2]

25 Tabel 3. Data uji/tes tiap indikator

No Nama Siswa

Soal Ke-

Skor Kategori

1 2 3 4 5

1

2

3

Skor Tertinggi

Skor Terendah

Jumlah Skor

Skor rata-rata

siswa

Keberadaan tes sangat penting dalam penelitian ini. Siswa diberikan tes awal dan tes akhir berupa soal keterampilan proses sains untuk mendapatkan data kognitif tentang keterampilan proses sains siswa melalui pembelajaran keterampilan proses sains.

2. Teknik observasi

(42)
[image:42.595.143.548.125.345.2]

26 Tabel 4. Contoh lembar pengamatan keterampilan proses sains siswa

terhadap kegiatan pembelajaran

No. Nama

Siswa

Keterampilan Proses

Sains yang diamati

Skor %

Keterampilan

Proses Sains

Nilai

keteram

pilan

Kategori

1 2 3 4 5 ..

Keterampilan proses sains yang diamati (melakukan percobaan) : 1. Mengamati

2. Merumuskan hipotesis 3. Merencanakan percobaan 4. Melakukan percobaan 5. Menginterpretasi data 6. Memprediksi

7. Menerapkan konsep 8. Berkomunikasi

Pada Tabel 4, masing- masing item keterampilan proses sains siswa diberi nilai rentang antara 1 sampai dengan 4. Dengan rincian sebagai berikut. Prediktor :

1) Keterampilan mengamati

(43)

27 c. Memiliki sendiri informasi yang relevan dengan masalah yang

sedang dihadapi dan diamati 2) Keterampilan merumuskan Hipotesis

a. Menjelaskan mengapa sesuatu terjadi atau alasan-alasan yang menjadi dasar pengamatan

b. Menggunakan pengetahuan sebelumnya

c. Menunjukkan bahwa ada beberapa kemungkinan penjelasan pada beberapa hal yang diamati

3) Keterampilan merencanakan percobaan

a. Menentukan alat, bahan, dan sumber yang akan digunakan dalam penelitian.

b. Menentukan apa yang harus diamati, diukur dan ditulis c. Menentukan cara dan langkah- langkah kerja

4) Keterampilan melakukan percobaan

a. Melaksanakan prosedur kerja yang telah dibuat b. Mampu menggunakan alat dan bahan

c. Mengumpulkan data

5) Kemampuan menginterprestasi data

a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah b. Menghubungkan hasil pengamatan dengan teori c. Membuat simpulan dari data

6) Keterampilan memprediksi

a. Menggunakan pengalaman yang lalu

(44)

28 c. Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian

berdasarkan observasi

7) Keterampilan menerapkan konsep

a. Menentukan bagaimana mengolah pengamatan b. Menganalisis konsep hasil pengamatan

c. Menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

8) Keterampilan berkomunikasi a. Menggambar sketsa percobaan

b. Menulis hasil diskusi dan pembahasan c. Menjelaskan data secara lisan

Dengan deskriptor sebagai berikut:

4 = Jika 3 atau semua indikator setiap aspek dilaksanakan 3 = Jika 2 indikator setiap aspek dilaksanakan

2 = Jika 1 indikator setiap aspek dilaksanakan

1 = Jika tidak satupun indikator setiap aspek dilaksanakan tetapi peserta didik melakukan kegiatan keterampilan

(45)

29

Pada penelitian digunakan data keterampilan proses sains siswa sebagai data utama hasil observasi untuk dianalisis. Proses analisis data keterampilan proses sains siswa adalah sebagai berikut:

a. Skor yang diperoleh dari masing- masing siswa adalah skor dari setiap aspek keterampilan .

b. Persentase setiap siswa diperoleh dengan rumus :

% keterampilan siswa =

c. Nilai keterampilan setiap siswa = % keterampilan (% nya dihilangkan) d. Nilai rata- rata keterampilan siswa secara keseluruhan dihitung

menggunakan rumus :

Nilai rata- rata keterampilan siswa =

F. Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal, melihat tempat diadakan penelitian , seperti pembagian siswa dalam kelas, ketersediaan alat praktikum, dan proses pembelajaran yang terjadi.

2. Menentukan kelas sampel untuk penelitian 3. Merencanakan penelitian

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(46)

30 4. Menyiapkan instrumen penelitian seperti membuat kisi-kisi soal tes

penguasaan konsep fisika, kemudian membuat soal yang hendak diujikan. 5. Melakukan validasi instrumen.

6. Melakukan uji coba instrumen dalam bentuk pretest. 7. Menghitung reliabilitas soal tes.

8. Melakukan perbaikan instrumen.

9. Melaksanakan proses belajar mengajar kepada seluruh siswa yang dijadikan sampel.

10. Melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan proses sains siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

11. Mengadakan posttest.

12. Melakukan pengumpulan data. 13. Menganalisis data.

14. Membuat kesimpulan.

G. Data Penelitian

(47)

31 H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

(Arikunto, 2007)

Adapun validitas item butir soal dapat diketahui dengan merujuk pada nilai dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 5. Kriteria Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80 < < 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < < 0,80 Tinggi

0,40 < < 0,60 Cukup 0,20 < < 0,40 Rendah

< 0,20 Sangat Rendah

(48)

32 Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α =

0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

(Masrun dalam Sugiyono, 2010: 188).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriterium uji bila correlated item total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan

construck yang kuat (valid).

2. Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2007) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

(49)

33 Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan metode Cronbach’s alpha yang diukur berdasarkan skala Cronbach’s alpha 0 sampai 1.

[image:49.595.149.516.373.559.2]

Menurut Sayuti dan Saputri dalam Nuh (2010), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut.

Tabel 6. Kriteria nilai Cronbach’s alpha

Nilai Cronbach’s alpha Kriteria

0,00 – 0,20 Kurang reliabel

0,21 – 0,40 Agak reliabel

0,41 – 0,60 Cukup reliabel

0,61– 0,80 Reliabel

0,81 – 1,00 Sangat reliabel

I.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

(50)

34 menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov. Uji ini memiliki kriteria sebagai berikut :

(1) Jika nilai sig atau siginifikansi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak normal

(2) Jika nilai sig atau siginifikansi atau probabilitas > 0,05 maka distribusi data normal

Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. H0 : Data berdistribusi normal H1: Data berdistribusi normal

Kriteria pengujian yang digunakan adalah :

Terima H0 jika Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik diperoleh berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan dalam hipotesis penelitian. Adapun penyusunannya sebagai berikut.

Jika nilai sig > (0,05) maka H0 diterima Jika nilai sig < (0,05) maka H0 ditolak

(1) H0 : Tidak terdapat pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep pada ranah kognitif siswa

(51)

35 H1 : Terdapat pengaruh keterampilan proses sains

terhadap penguasaan konsep pada ranah kognitif siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar

Lampung

(2) H0 : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar sains ranah kognitif siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains.

(3) H1 : Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil

belajar sains ranah kognitif siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains.

b. Regresi Linier

Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan proses sains dengan penguasaan konsep siswa digunakan analisis regresi linear pada SPSS 16.0.

Analisis regresi linier adalah hubungan secara linear antara independent variable (variabel bebas) dengan dependent variable

(52)

36 mengetahui arah hubungan antara independent variable dan dependent variable apakah masing – masing independent variable berhubungan positif atau negatif.

Persamaan linier yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

Y : independent variable (variabel bebas) yang diprediksikan X : dependent variable (variabel terikat)

: konstanta, harga Y jika X = 0

b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

c. Paired Sample T-Test

Dalam statistik pendidikan, satu masalah yang penting adalah apakah proses pembelajaran telah memberikan tambahan pengetahuan kepada siswa. Hal ini sangat penting karena terkait dengan keberhasilan kerja seorang guru. Jika setelah mengikuti proses belajar mengajar, siswa-siswa tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda adanya peningkatan pemahaman, ini mengindikasikan bahwa ada yang salah dengan proses pembelajarannya.

(53)

37 apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa-siswa sebelum dan setelah mengikuti proses pembelajaran dilakukan paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis beda dua rata-rata yang saling berhubungan. Perolehan nilai signifikan uji paired sample t-test menjadi dasar diterima atau ditolaknya hipotesis kedua dalam penelitian ini, yaitu terdapat peningkatan yang signifikan pada ranah kognitif siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung setelah mengalami pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains.

(54)

฀. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa.

1. Terdapat pengaruh keterampilan proses sains siswa terhadap penguasaan

konsep siswa pada ranah kognitif dengan nilai kontribusi sebesar 30,5%.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil belajar sains pada ranah

kognitif siswa kelas XI MIPA SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung

dengan rata-rata perubahan skor sebesar 28.31% setelah mengalami

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan

juga analisis terhadap hasil pengamatan, maka saran-saran yang dapat

diberikan sebagai berikut.

1. Bagi guru fisika khususnya guru fisika kelas XI MIPA SMA

Muhammadiyah 2 Bandar Lampung agar dapat menjadikan keterampilan

proses sains sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil

(55)

฀5

meningkatkan hasil belajar siswa dari ranah afektif dan psikomotor

siswa.

2. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru hendaknya mampu

menciptakan interaksi pembelajaran yang baik sehingga siswa aktif

mengikuti jalannya pembelajaran. Dengan adanya interaksi yang baik

maka akan lebih memotivasi dalam belajar dan lebih mudah menguasai

(56)

฀bdurrahman, Mulyono. 2003. ฀endidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

฀bimanyu, Soli. 2008. Strategi ฀embelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

฀rikunto, Suharsimi. 2007. ฀enilaian ฀rogram ฀endidikan. Jakarta: Bumi ฀ksara.

฀waluddin. 2008. Statistika ฀endidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Bambang. 2005. Daftar Keterampilan ฀roses Dalam Sains (secara individu). Jakarta: Rineka Cipta

BSNP. 2006. ฀anduan ฀enyusunan Kurikulum Tingkat Satuan ฀endidikan Jenjang ฀endidikan dasar Dan Menengah, Standar Isi, Standar Kelulusan. Jakarta: Depdiknas.

Devi, K. P., Renny, S., & Yayan, R. 2011. ฀endekatan Keterampilan ฀roses ฀ada ฀embelajaran I฀A(Online) .

(http://www.bpptkpu-jabar.com/materi/0109_SM฀_ 05.pdf, diakses 21 Maret 2011).

Ibrahim, M. 2005. Strategi ฀embelajaran Inovatif untuk ฀embelajaran Fisika. Makalah. Disampaikan pada Symposium Fisika Regional Kalimantan. Surabaya: University Press.

Indrawati. 1999. Keterampilan ฀roses Sains: Tinjauan Kritis dari Teori ke ฀raktis. Bandung: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Memes, Wayan. 2001. Model ฀embelajaran Fisika di SM฀. ฀royek ฀engembangan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Nuh, Usep. 2010. Keterampilan ฀roses Sains (Online). ( http://fisikasma

online.blogspot.com/2010/03/keterampilan-proses-sains.html, diakses 21 Maret 2011)

(57)

Putri, Larasati Rizky. 2014. Metode ฀embelajaran Fisika Klasik (Online). (http://larasatirizkyputri.weebly.com/metode-pembelajaran-fisika-klasik.html, diakses 3 September 2014)

Rustaman, Nuryani. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta: Penerbit JIC฀. .

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna ฀embelajaran. Bandung: CV. ฀LF฀BET฀.

Semiawan, Conny. 1992. ฀endekatan Keterampilan ฀roses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Suchaini. 2008. ฀embelajaran Berbasis Masalah (Online).(http://suchaini. wordpress.com., diakses 4 Desember 2010)

Sujana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode ฀enelitian ฀endidikan. Bandung : ฀lfabeta

Trianto. 2009. Mendesain Model ฀embelajaran Inovatif ฀rogresif. Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel 1.  Indikator keterampilan proses sains
Gambar 1.  Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Tabel 2.  Distribusi Siswa XI MIPA SMA Muhammadiyah  2             Bandar Lampung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran Gambaran foto foto toraks toraks menunjukkan menunjukkan infiltrat infiltrat atau atau abses abses Terapi Terapi yang yang diberikan diberikan antibiotika antibiotika

[r]

Kemampuan berpikir matematis pada pelajaran matematika merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam membangun daya kreatif dan inovatif siswa. Oleh karena itu

Sedangkan menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model Advance Organizer dalam pembelajaran untuk materi

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui pengembangan materi PPKn sesuai dengan prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan; (2) untuk mengetahui kendala

[r]

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana ( Strata-1) Jurusan Teknik Sipil Ekstensi Fakultas Teknik..