• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAKAN EPISIOTOMI PADA PERSALINAN PRIMIPARA YANG

BERSALIN DI BIDAN DI KELURAHAN BELA RAKYAT

KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2013

LYRIA NOVITA TANJUNG 135102129

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : Lyria Novita Tanjung

NIM : 135102129

JUDUL : Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang karya tulis ilmiah.

Medan, Juni 2014

Pembimbing

(dr. Christoffel L. Tobing, SpOG - K)

(4)

BERSALIN DI BIDAN DI KELURAHAN BELA RAKYAT KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2013

ABSTRAK Lyria Novita Tanjung

Latar belakang : Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum. Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan praktek di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel secara total sampling sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian : Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data yakni mayoritas tidak dilakukan tindakan episiotomi pada persalinan primipara yaitu sebanyak 34 responden (82,9 %).

Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak dilakukan tindakan episiotomi pada persalinan primipara, maka disarankan kepada bidan untuk lebih bersabar dalam menunggu persalinan agar tidak terjadi tindakan episiotomi.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmad-Nya yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara di yang bersalin di bidan Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten

Langkat Tahun 2013”. Penelitian ini ditujukan untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terima kasih atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Atas bantuan tersebut, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. 3. dr. Christoffel L. Tobing, SpOG (K) selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(6)

maupun material dan doa serta semangat belajar kepada penulis selama penulis mengikuti pendidikan.

6. Teman-teman mahasiswi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2013/2014 yang telah banyak memberikan dukungan terhadap penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan berharap Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Juli 2014

Penulis

(7)

7 DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR.………...………... ii

DAFTAR ISI……...………... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR SKEMA... viii

DAFTAR LAMPIRAN .………... ix

BAB I :PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...……...1

B. Perumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...3

D. Manfaat Penelitian...4

1. Manfaat Teoritis...4

2. Manfaat Aplikatif...4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tindakan... 5

B. Episiotomi... 6

1. Pengertian Episiotomi... 6

2. Prinsip Tindakan Episiotomi... 6

3. Indikasi Episiotomi... 6

4. Tujuan Episiotomi... 7

5. Waktu Episiotomi... 8

6. Klasifikasi Episiotomi... 8

7. Robekan Perineum... 9

8. Pelaksanaan Episiotomi...10

9. Resiko Episiotomi... 14

C. Persalinan... 14

(8)

2. Teori Terjadinya Persalinan... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan... 15

4. Tahapan Persalinan... 15

5. Tujuan Asuhan Persalinan... 16

D. Primipara... 17

BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep... 18

B. Definisi Operasional... 18

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 20

B. Populasi dan Sampel... 20

1. Populasi... 20

2. Sampel... 20

C. Tempat Penelitian... 20

D. Waktu Penelitian... 21

E. Etika Penelitian... 21

F. Instrumen Penelitian... 22

G. Pengumpulan Data... 22

H. Pengolahan Data……… 22

I. Analisa Data... 23

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 24

1. Analisa Univariat... 24

B. Pembahasan... 26

1. Interpretasi dan diskusi hasil... 26

2. Keterbatasan Penelitian... 29

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan... 29

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 30

(9)

9 DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu bersalin terhadap tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013... 25

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Episiotomi Pada Persalinan Primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

11 DAFTAR SKEMA

(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Penjelasan kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 3 : Lembar Checklist

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 6 : Balasan surat izin penelitian

(13)

TINDAKAN EPISIOTOMI PADA PERSALINAN PRIMIPARA YANG BERSALIN DI BIDAN DI KELURAHAN BELA RAKYAT

KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013

ABSTRAK Lyria Novita Tanjung

Latar belakang : Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum. Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan praktek di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Teknik pengambilan sampel secara total sampling sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.

Hasil penelitian : Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data yakni mayoritas tidak dilakukan tindakan episiotomi pada persalinan primipara yaitu sebanyak 34 responden (82,9 %).

Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak dilakukan tindakan episiotomi pada persalinan primipara, maka disarankan kepada bidan untuk lebih bersabar dalam menunggu persalinan agar tidak terjadi tindakan episiotomi.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum (Prawirahardjo, 2008).

Menurut Bramantyo (2006, dalam Dewi, 2007), episiotomi dikembangkan di Inggris pada tahun 1970 dan awal tahun 1980-an, di mana saat itu tindakan episiotomi dipakai sekitar 50%. Tindakan episiotomi umumnya dilakukan pada wanita yang baru pertama melahirkan. Namun kadang-kadang episiotomi dilakukan juga pada persalinan berikutnya, tergantung situasinya. Bila akan terjadi robekan maka dilakukan episiotomi.

Berdasarkan penelitian yang mulai dilakukan terhadap episiotomi sejak tahun 1970, praktik episiotomi secara rutin tanpa indikasi yang jelas, menimbulkan resiko yang justru sebaliknya dari persepsi awal tentang episiotomi. Episiotomi rutin tanpa indikasi akan memberikan efek jangka pendek maupun jangka panjang seperti terjadinya laserasi derajat III dan IV, perdarahan lebih banyak, penjahitan lebih sulit, menurunnya kekuatan otot perineum (kulit, otot antara vagina, dan anus) sehingga menyebabkan terjadinya inkontensia dan dispareunia (Lenovo, 2009).

(15)

2 penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung manfaat episiotomi. Pada kenyataaannya tindakan episitomi dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah dalam luka perineum bagian posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari-hari pertama post partum.

Meskipun praktik episiotomi secara rutin sudah mulai berkurang dalam 20 tahun terakhir, tetapi masih banyak ditemukan tenaga kesehatan (dokter dan bidan) yang melakukan episitomi dengan indikasi bayi besar (berat lebih 4000 gram), dan perineum kaku padahal sesungguhnya kedua hal tersebut bukan indikasi mutlak untuk dilakukan episiotomi (Lenovo, 2009).

Hal di atas dapat dilihat dari Angka Kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Dalam survei yang sama, lima tahun lalu, angka kematian ibu hanya 228/100.00 ribu kelahiran hidup

Sedangkan angka kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara mencapai 230/100.000 kelahiran hidup selama tahun 2012. Angka yang diperoleh melalui survei yang dilakukan Universitas Sumatera Utara (USU) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara ini masih di bawah AKI nasional yaitu 359/100.000 kelahiran hidup (Pemko Medan, 2012).

(16)

perdarahan dan infeksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor penolong persalinan, faktor tempat tinggal ibu yang kotor dan luka post episiotomi yang tidak dirawat sehingga menyebabkan infeksi. Infeksi pada ibu post partum dapat disebabkan karena luka saat persalinan, terkadang dokter melakukan episiotomi, yaitu menggunting perineum untuk mengurangi trauma yang berlebihan pada daerah perineum dan mencegah robekan perineum yang tidak beraturan. Dengan episiotomi, perineum digunting agar jalan lahir lebih luas. Luka post episiotomi harus dirawat dengan benar sehingga luka cepat sembuh dan tidak terjadi infeksi.

Menurut catatan medik yang diperoleh di RSUD Pandan Arang Boyolali pada bulan Januari – Februari tahun 2007 terdapat data sebagai berikut jumlah ibu bersalin 133 orang, dan yang dilakukan tindakan episiotomi pada primipara sebanyak 35 orang (26,32 %), pada ibu multipara sebanyak 25 orang (18,80 %).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Berapakah Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013”.

C. Tujuan Penelitian

(17)

4 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumber informasi serta bahan masukan bagi dunia kesehatan tentang persentase tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013.

2. Manfaat Apikatif

a. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi sumber informasi yang berguna sebagai bahan masukan untuk instansi pendidikan yang kelak akan mencari persentase tindakan episiotomi di desa secara berkala.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tindakan

Teori tindakan adalah teori perilaku manusia dan disengaja bagi perantara merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara tersebut dapat berfungsi untuk menjelaskan atau memprediksi perilaku. Di lingkup praktek, aktivitas yang dipilih oleh praktisi untuk memenuhi kebutuhan khusus klien didefenisikan oleh praktisi dengan istilah yang ada dalam suatu rujukan pengetahuan khusus. Kemantapan individu melakukan suatu tindakan dalam praktek untuk tujuan khusus menjadi ciri khas individu di dalam melakukan tindakan dan sifat praktek yang digunakan. Lingkup teori tindakan pada setiap praktek profesi sangat luas karena kompleksnya kebutuhan klien dan lingkungan tempat praktek berlangsung (Dorothy, 2002).

(19)

6 B. Episiotomi

1. Pengertian Episiotomi

Episiotomi adalah suatu insisi di perenium.(Liu, 2008). Episiotomi adalah tindakan pengguntingan di daerah perineum (antara vagina dan anus) dan dilakukan sebelum bayi lahir. (Yohana, dkk, 2011)

Sedangkan menurut Mansjoer, et. Al (2005) episiotomi adalah insisi perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput vagina, cincin hymen, jaringan septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum, serta kulit sebelah depan perineum untuk melebarkan jalan lahir sehingga mempermudah proses persalinan.

2. Prinsip Tindakan Episiotomi

Pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut (Sumarah, 2008).

3. Indikasi Episiotomi

Menurut Sumarah, dkk (2008), penyebab episiotomi adalah:

a. Gawat janin (untuk menolong keselamatan janin, maka persalinan harus diakhiri segera)

b. Persalinan pervaginam dengan penyulit, misalnya presentasi letak bokong, distosia bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep atau ekstraksi vacum

c. Jaringan parut pada perenium atau vagina d. Perineum kaku dan pendek

e. Adanya ruptur yang membakat pada perineum

(20)

Menurut Rusda (2004), penyebab dilakukan episiotomi berasal dari faktor ibu maupun faktor janin, yaitu:

a. Faktor Ibu antara lain: 1) Primigravida

2) Perinium kaku dan riwayat robekan perineum pada persalinan lalu

3) Terjadi peregangan perinium berlebihan misalnya persalinan sungsang, persalinan cunam, ekstraksi vakum dan anak besar

4) Arkus pubis yang sempit.

b. Faktor Janin antara lain: 1) Janin prematur

2) Janin letak sungsang, letak defleksi 3) Janin besar

4) Keadaan di mana ada indikasi untuk mempersingkat kala II seperti pada gawat janin, tali pusat menumbung.

4. Tujuan Episiotomi

Tujuan episiotomi menurut Sumarah (2008) adalah :

a. Meluaskan jalan lahir sehingga mempercepat persalinan

b. Menghindari kemungkinan sistokele/rektokele dan inkontinensia c. Memudahkan untuk menjahit kembali

d. Bila robekan perineal iminen, sehingga dapat mencegah kerusakan yang tidak terkendali

(21)

8 f. Untuk melancarkan pelahiran jika kelahiran tertunda oleh perineum yang

kaku

g. Untuk memberikan ruangan yang adekuat untuk pelahiran dengan bantuan

5. Waktu Episiotomi

Saat yang dianggap tepat melakukan episiotomi menurut Manuaba (2007) adalah :

a. Saat kepala crowning sekitar 4 - 5 cm

b. Saat his dan mengejan sehingga rasa sakit tertutupi

c. Saat perineum telah menipis, sehingga mengurangi perdarahan

6. Klasifikasi Episiotomi

Klasifikasi menurut Mansjoer, et. al (2005) macam-macam episiotomi adalah :

a. Episiotomi Mediana

(22)

b. Episiotomi Mediolateral

Merupakan jenis insisi yang mudah dilakukan sehingga paling sering digunakan. Gunting harus dimulai pada titik tengah lipatan kulit tipis di belakang dan diarahkan ke tuberositas iskial ke bantalan iskiorektal.

Gambar 1.

Episiotomi Medio-lateral

c. Episiotomi Lateral

Jenis insisi ini memiliki keuntungan insisi medial dan memberikan akselerasi lebih baik daripada insisi mediolateral. Insisi lateral dibuat ke arah bagian anus yang berwarna coklat. Teknik ini paling sering digunakan oleh dokter bedah yang berpengalaman. Sehingga insisi ini tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan sedikit relaksasi introitus, pendarahan lebih banyak, dan sukar direparasi.

7. Robekan Perenium

(23)

10 Derajat Robekan Jaringan Terkena Keterangan

Pertama

-Fourchette - Kulit perineum - Mukosa vagina

- Mungkin tidak perlu dijahit - Menutup sendiri

Kedua

- Fascia + muskulus badan perineum

- Perlu dijahit

Ketiga

- Ditambah dengan sfincter ani

- Harus dijahit legeartis

sehingga tidak menimbulkan inkontinensia

Keempat

- Ditambah dengan mukosa rektum

- Teknik menjahit khusus

sehingga tidak menimbulkan fistula

8. Pelaksanaan Episiotomi

Cara melakukan episiotomi menurut Prawirahardjo (2006) :

a. Persiapan

b. Prosedur utama (persalinan) c. Aseptik/antiseptic

d. Episiotomi e. Anastesi lokal

1) Jelaskan pada ibu tentang apa yang dilakukan dan agar ibu merasa tenang. 2) Pasanglah jarum no. 22 pada spuit 10 ml, kemudian isi spuit dengan bahan

(24)

3) Letakkan 2 jari telunjuk dan jari tengah diantara kepala dan perineum. Masuknya bahan anastesi (secara tidak sengaja) dalam sirkulasi bayi, dapat menimbulkan akibat yang fatal, oleh sebab itu gunakan jari – jari penolong sebagai pelindung kepala bayi.

4) Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah komisura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah vulva.

5) Arahkan jarum dengan membuat sudut 45 derajat kesebelah kiri (atau kanan) garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh darah (terlihat cairan dalam spuit). 6) Sambil menarik mundur jarum suntik, infiltrasikan 5-10 ml lidokain 1 %. 7) Tunggu 1-2 menit agar efek anastesi bekerja maksimal, sebelum episiotomi

dilakukan.

8) Jika kepala janin tidak segera lahir, tekan insisi episiotomi diantara his sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan.

9) Jika selama melakukan penjahitan robekan vagina dan perineum, ibu masih merasakan nyeri, tambahkan 10 ml Lidokain 1 % pada daerah nyeri.Penyuntikan sampai menarik mundur, bertujuan untuk mencegah akumulasi bahan anastesi hanya pada satu tempat dan mengurangi kemungkinan penyuntikan kedalam pembuluh darah.

f. Tindakan episiotomi

1) Pegang gunting yang tajam dengan satu tangan.

(25)

12 3) Tunggu fase acme (puncak his) kemudian selipkan gunting dalam keadaan

terbuka antara jari telunjuk dan tengah.

4) Gunting perineum, dimulai dari fourchat (komissura posterior) 45 derajat ke lateral (kiri atau kanan).

g. Lanjutkan Pimpinan Persalinan h. Melahirkan Bayi

i. Melahirkan Plasenta j. Menjahit luka episiotomi

1) Atur posisi ibu dan menjadi posisi litotomi dan arahkan cahaya lampu sorot pada aderah yang benar.

2) Keluarkan sisa darah dari dalam lumen vagina, bersihkan daerah vulva dan perineum.

3) Kenakan sarung tangan yang bersih/DTT. Bila perlu pasanglah tampon atu kasa ke dalam vagina untuk mencegah darah mengalir ke daerah yang akan dijahit.

4) Letakkan handuk untuk kain bersih di bawah bokong ibu.

5) Uji efektifitas anastesi local yang diberikan sebelum episiotomi masih bekerja (sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka). Jika terasa sakit, tambahkan anastesi local sebelum penjahitan dilakukan.

6) Atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa dan aman dari cemaran.

(26)

dalam vagina. Ikat dan potong salah satu ujung dari benang dengan menyisakan benang kurang lebih 0,5 cm.

8) Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahit jelujur dengan jerat ke bawah sampai lingkaran sisa himen.

9) Kemudian tusukkan jarum menembus mukosa vagina di depan hymen dan keluarkan pada sisi dalam luka perineum. Periksa jarak tempat keluarnya jarum di perineum dengan batas atas irisan episiotomi.

10)Lanjutkan jahitan jelujur dengan jerat pada lapisan subkutis dan otot sampai ke ujung luar luka (pastikan setiap jahitan pada kedua sisi memiliki ukuran yang sama dan lapisan otot tertutup dengan baik).

11)Setelah mencapai ujung luka, balikkan arah jarum ke lumen vagina dan mulailah merapatkan kulit perineum dengan jahitan subkutikuler.

12)Bila telah mencapai lingkaran hymen, tembuskan jarum ke luar mukosa vagina pada sisi yang berlawanan dari tusukan terakhir subkutikuler.

13)Tahan benang (sepanjang 2 cm) dengan klem, kemudian tusukkan kembali jarum pada mukosa vagina dengan jarak 2 mm dari tempat keluarnya benang dan silangkan ke sisi berlawanan hingga menembus mukosa pada sisi berlawanan.

14)Ikat benang yang dikeluarkan dengan benang pada klem dengan simpul kunci.

15)Lakukan kontrol jahitan dengan pemeriksaan colok dubur (lakukan tindakan yang sesuai bila diperlukan).

(27)

14 9. Resiko Episiotomi

Menurut Mochtar (2005), resiko dari episiotomi adalah : a. Kehilangan darah yang lebih banyak

b. Pembentukan hematoma

c. Kemungkinan infeksi lebih besar d. Introitus lebih besar

e. Luka lebih besar terluka

C. Persalinan

1. Defenisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (plasenta dan uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2007).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir. (Sumarah, dkk, 2008)

Persalinan adalah keluarnya atau lahirnya janin dan plasenta dari rahim (Yohana, dkk, 2011)

Persalinan (partus=labor) adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan lahir biasa. (Mochtar, 2005)

(28)

2. Teori Terjadinya persalinan

Menurut Hidayat (2010), teori terjadinya persalinan adalah: a. Penurunan kadar progesterone

b. Teori oksitosin

c. Peregangan otot-otot uterus yang berlebihan (destended uterus) d. Pengaruh janin

e. Teori prostaglandin

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Sumarah, dkk (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah:

a. Power b. Passage c. Passanger

4. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: (Mochtar, 2005) a. Kala I (Kala Pembukaan)

Dimulai dari awal his sampai pembukaan lengkap (10 cm). Ada 2 fase dalam kala I, yaitu:

1) Fase Awal (Fase Laten)

- Serviks memipis dan membuka sampai sekitar 3 cm

(29)

16 2) Fase Aktif

Dibagi 3 fase, yaitu:

- Fase akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

- Fase dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

- Fase deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 11/2-2 jam pada primigravida dan 1/2- 1 jam pada multigravida.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV (Kala Pengawasan)

Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

5. Tujuan Asuhan Persalinan

Menurut Hidayat (2010), tujuan asuhan persalinan adalah:

a. Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi.

(30)

c. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu.

d. Memberikan dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi.

D. Primipara

Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan sebanyak satu kali. (Manuaba, 2007)

(31)

18 BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Skema 3.1 Kerangka konsep B. Defenisi Operasional

No .

Variabel Defenisi Operasional

(32)

proses persalinan

(33)

20 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif yang artinya penelitian ini dilakukan dengan melihat kembali ke belakang dari catatan bidan tahun 2013 untuk mengetahui prevalensi tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang berrsalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Labupaten Langkat Tahun 2013.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat sebanyak 41 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total sampling yaitu semua ibu bersalin primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Labupaten Langkat sebanyak 41 orang.

C. Tempat Penelitian

(34)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat pada bulan Maret – Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian mengingat penelitian akan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini sebelum peneliti mendatangi calon responden untuk meminta kesediaan menjadi responden penelitian. Peneliti harus melalui beberapa tahap pengurusan perizinan sebagai berikut; peneliti meminta persetujuan dari lurah Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala, setelah mendapat persetujuan dari pihak kelurahan kemudian peneliti mendatangi calon responden dan meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika-etika dalam melakukan penelitian yaitu:

1. Informed Consent

(35)

22

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Merupakan etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan etika dalam penelitian untuk menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua responden yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diambil dari data bidan yang ada di Kelurahan Bela Rakyat kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian lembar checklist yang dibuat sendiri oleh peneliti. Instrumen penelitian dapat dibagi 2, yaitu:

1. Data pertama tentang data demografi, berupa: umur, pekerjaan dan pendidikan. 2. Data kedua berisi pertanyaan tentang tindakan episiotomi pada persalinan

primipara.

H. Pengolahan Data

(36)

1. Pengeditan (Editing)

Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data yang telah dikumpul, jika terdapat penjelasan dan kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan pemeriksaan dan akan dilakukan pendataan ulang terhadap responden.

2. Pengkodean (Coding)

Pemberian kode dalam bentuk angka pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan data kedalam data tabel.

3. Pemasukan data (Entry)

Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base computer.

4. Tabulasi (Tabulating)

Memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

I. Analisa Data

(37)

24 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013.

A. Hasil Penelitian

Dari hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan di Kelurahan Bela Rakyat kecamatan Kuala Kabupaten Langkat dengan jumlah responden 41 orang, maka hasil penelitian akan diuraikan dalam bentuk analisa univariat.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk mengetahui angka/jumlah tindakan episiotomi pada persalinan primipara. Berikut ini akan dijabarkan hasil identifikasi karakteristik responden serta tindakan episiotomi pada persalinan primipara.

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi umur, pekerjaan dan pendidikan. Karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel berikut.

(38)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi

Ibu Bersalindi Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala

Kabupaten Langkat Tahun 2013

Karakteristik N %

Umur

- < 20 tahun 14 34,1

- 20 – 35 tahun 22 53,7

- > 35 tahun 5 12,2

Pekerjaan

- Ibu Rumah Tangga 21 51,2

- Pegawai Negeri 4 9,8

- Pegawai Swasta 9 22,0

- Petani 7 17,1

Pendidikan

- Dasar 7 17,1

- Menengah 12 29,3

- Atas 22 53,7

(39)

26 Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Episiotomi

Pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidandi Kelurahan

Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat

Tahun 2013

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

a. Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik ibu bersalin, sebagian besar responden berada pada rentang umur yang produktif, berpendidikan atas dan mayoritas pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga.

(40)

kemampuan kognitif terus berkembang selama masa dewasa. Bertambahnya umur seseorang akan meningkatkan kemampuan berfikirnya. Kemampuan untuk menentukan suatu tindakan akan semakin matang.

Berdasarkan pekerjaan diperoleh 21 orang (51,2%) tidak bekerja (ibu rumah

tangga) dan 4 orang (9,8%) bekerja sebagai pegawai negeri. Seseorang yang tidak bekerja

maupun bekerja dapat mempengaruhi pengetahuan yang mereka punya karena lingkungan

kerja yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka karena lingkungan adalah

segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biolologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

Tingkat pendidikan sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang

atas yaitu 22 orang (53,7%), sehingga akses untuk memperoleh informasi atau memahami

suatu informasi lebih mudah dan informasi didapatkan dari petugas kesehatan. Menurut

Notoadmodjo (2007) pendidikan mempengaruhi proses belajar, dimana makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak

pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula dan

pengalaman. Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan dan pengalaman, itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sehingga semakin banyak

pengalaman yang dimiliki seseorang, informasi yang didapatkan akan semakin baik.

b. Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primigravida

(41)

28 orang, dan yang dilakukan tindakan episiotomi pada primipara sebanyak 32 orang (33,33 %), pada ibu multipara sebanyak 15 orang (15,62 %).

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamataan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013 yang dilakukan tindakan episiotomi sebanyak 7 responden (17,1 %) dan responden yang tidak dilakukan tindakan episiotomi sebanyak 34 responden (82,9 %).

Hasil Penelitian dari 41 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak dilakukan tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan yaitu sebanyak 34 responden (82,9 %).

Responden yang tidak dilakukan episiotomi tersebut rata-rata berusia 20-35 tahun dan bekerja sebagai IRT. Dari usia, dapat kita lihat bahwa saat melahirkan anak pertamanya, responden memiliki usia yang reproduktif sehingga tindakan episiotomi tidak dilakukan. Sedangkan 7 responden yang dilakuakn tindakan episiotomi tersebut rata-rata memiliki usia < 20 tahun dan bekerja sebagai IRT/petani serta berpendidikan dasar. Dari usia, dapat kita lihat bahwa usia dapat dikatakan belum cukup umur untuk menikah dan melahirkan.

Data dari 41 responden tersebut diambil dari 13 bidan yang ada di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat. 7 responden yang dilakukan tindakan episiotomy tersebut dilakukan oleh 3 bidan senior. Tidak ada bidan pemula yang melakukan episiotomi di tempat tersebut.

(42)

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah keterbatasan waktu penelitian dan aspek lain yang menghambat penelitian. Jumlah sampel yang kecil telah dipertimbangkan sebelumnya oleh peneliti. Waktu penelitian yang terbatas menjadi alasan peneliti mengambil jumlah sampel yang kecil.

C. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan

(43)

30 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tingkat pelaksanaan episiotomi oleh bidan pada persalinan primipara yang bersalin di bidan sejumlah 7 orang (17,1 %) dari 41 persalinan primipara di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat karena:

1. Pelaksanaan episiotomi pada ketujuh kasus di atas tidak dapat menetapkan ketegasan indikasi untuk melaksanakan episiotomi.

2. Melalui penelitian ini, tidak diperoleh data dari tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan dari bidan untuk melakukan tindakan episiotomi.

3. Hasil akhir dari tindakan episiotomi dan tanpa episiotomi dalam hal kejadian komplikasi pada jalan lahir pada penelitian ini belum dapat disimpulkan.

Pemantauan mutu episiotomi dan tanpa episiotomi tidak diperoleh pada penelitian ini, sehingga tidak disimpulkan.

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

a. Perlu dilakukan kegiatan yang menyangkut peningkatan dan pengetahuan ketrampilan bidan dalam melakukan episiotomi secara baik dan benar yang didukung oleh kelengkapan peralatan yang dibutuhkan. Bentuk kegiatan berupa lokakarya atau pelatihan.

(44)

2. Bagi Instansi Pendidikan

Peningkatan ketrampilan mahasiswi kebidanan selama masa pendidikan dan kesempatan melakukan tindakan episiotomi pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan mewujudkan SDM yang mampu melakukan episiotomi yang baik dan benar. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(45)

32

DAFTAR PUSTAKA

Liu, D. (2008). Manual Persalinan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2012). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Retrieved December 09, 2013, fro _ kesehatan_ Indonesia _ tahun _ 2012.pdf

Dewi, R. K. (2007). Asuhan Keperawatan Klien dengan Pasca Partum Episiotomi pada Ny. T di Irna B3-Obs RSUP Dr. Karyadi Semarang Tahun 2007. Program D-III Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 1-3.

Dorothy, R. (2002). Pengajaran Klinis dalam Pendidikan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hidayat, A., & Sujiyatini.(2010). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Muha Medika.

Lenovo, J. K., Cunningham, F.G., Gant, N. F., Alexander, J. M., Bloom, S. L., Casey, B. M., et al. (2009). Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A., Suprohaota, W., Ika, W., & Setiowulan, W. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba, I. B. G. (2007). Buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Pemprov Sumut. (2012). Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012.

Retrieved December 09, 2013, from http:/www.pemkomedan.go.id/diskes.php

Rusda, M. (2004). Anastesi Infiltrasi pada Episiotomi Universitas Sumatera Utara.

Retrieved November 14, 2013, from

Sumarah., Widyastuti, Y., & Wiyati, N. (2008). Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.

Sumiati. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Post Partum dengan Episiotomi pada Ny. S di Ruang Fatimah RS.Roemani Semarang Tahun 2012. Program D-III Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 1-2.

(46)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat,

Nama saya Lyria Novita Tanjung, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013”.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir (Sumarah, dkk, 2008) . Sedangkan episiotomi adalah tindakan pengguntingan di daerah perineum (antara vagina dan anus) dan dilakukan sebelum bayi lahir. (Yohana, dkk, 2011)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa tindakan episiotomi pada persalinan primipara yang bersalin di bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013.

Saya akan memberikan lembar checklist kepada ibu yang merupakan instumen saya untuk mendapatkan data yang berguna untuk kepentingan penelitian saya. Lembar checklist saya berisi:

1. Data pertama tentang data demografi, berupa: umur, pekerjaan dan pendidikan. 2. Data kedua berisi pertanyaan tentang tindakan episiotomi pada persalinan

(47)

34 Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini ibu tidak dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : LYRIA NOVITA TANJUNG

Alamat : Jl. Sempurna No. 10 Sisingamangaraja, Medan

No. Hp : 085371487692

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, 2014

Peneliti

(48)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

No. Responden :

Umur :

Alamat :

Telepon/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan di Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2013”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapa dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014

(49)

36 Lampiran 3

Tindakan Episiotomi pada Persalinan Primipara yang Bersalin di Bidan

di Kelurahan Bela RakyatKecamatan Kuala Kabupaten Langkat

Tahun 2013

Lembar Checklist

Petunjuk :

Checklistlah salah satu kotak di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

A. Data Demografi No. Responden :

Umur :

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pegawai Negeri

Pegawai Swasta

Petani

Pendidikan : Dasar

Menengah

(50)

B. Data

1. Apakah ibu melahirkan untuk pertama kali ?

Ya Tidak

2. Apakah dilakukan episiotomi saat persalinan ?

(51)
(52)
(53)

Gambar

Gambar 1. Episiotomi Medio-lateral
Tabel 5.1
Tabel 5.3

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang; Efisiensi kerja yang optimal dapat tercapai dengan adanya keseimbangan yang menguntungkan dari faktor beban kerja, beban tambahan akibat lingkungan

09.15 304 BAJ102 Bahasa Jepang Pemula LIE001 Introduction to Linguistics BAD204 Bahasa Melayu Lama SSD201 Sastra Jawa SJT101 Museologi.

Quantification results of the flow cytometric (FCM) of the effects of mucoxin application on the proliferation of T47D cells of each exposure hour group are presented in Table 1..

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pemalang AKBP Kingkin Winisuda, SH., SIK., yang telah memberi ijin Penulis untuk menyelesaikan studi di Program Magister Ilmu Hukum

Karena pengontrolan hanya dapat menurunkan kapasitas (tidak pernah ak&#34; men'mh2h kapasitas), sifat sistem pengontiolan yang dirancang ditujukan untuk mempft+alkal

selanjutnya berubah dengan adanya Organisasi Perangkat Daerah tanggal 5 Juli 2011 menjadi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Peserta didik diminta melakukan observasi tentang tanaman obat yang ada di wilayah setempat agar dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanaman obat berdasarkan

Tidak ada penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pengadaan Makan Jaga Kawal (Ulp Non Organik/Jaga Fungsi) Polres Badung dan