DAMPAK AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG (KJA) TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTON DI DANAU TOBA – HARANGGAOL
Oleh :
Esi Lestari Hutahaean 4113220012 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus atas segala berkat dan kasih-Nya yang memberikan hikmat, kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun skripsi ini yang berjudul “Dampak Aktivitas Keramba Jaring Apung (KJA) Terhadap Kelimpahan Plankton di Danau Toba – Haranggaol.”
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini antara lain Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu atas bimbingan, kesabaran, dan waktu yang telah diberikan selama penelitian dan penulisan skripsi serta Bapak Syarifuddin, M.Sc.Ph.D, Bapak Drs. Hudson Sidabutar, M.Si, dan Ibu Dra. Riwayati, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan.
Penghargaan juga diberikan kepada Bapak Prof. Motlan Sirait, M.Sc,Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Bapak Drs. Zulkifli Simatupang M.Pd, selaku Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan, Ibu Endang Sulistyarini Gultom S.Si, Apt. M.Si, Apt selaku Sekretaris Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan, Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S, selaku Ketua Prodi Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan. Ibu Dra. Erlintan Sinaga, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan. Ibu Drs. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Kepala Laboratorium Biologi FMIPA Unimed. Bapak Fadhil Maulizandy, S.Si, Ibu Mardiani dan Ibu Sumarni selaku pegawai BARISTAND Industri Medan yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan buat teman – teman PKL di BARISTAND Industri Medan (Fahri Budiman, Marojahan dan Sriweny). Kepada semua teman-teman penulis di Jurusan Biologi Non Kependidikan FMIPA UNIMED stambuk 2011 khususnya kelas A. Terimakasih juga penulis ucapkan buat kak Lusi selalu menyemangati dalam penulisan skripsi. Terimakasih juga penulis ucapkan buat Andi Sihombing, Andi Handoko, Jasman yang telah menyediakan waktunya membantu penulis melakukan penelitian. Terima kasih juga penulis ucapkan buat teman masa kecil ku Friska, Indri, Renny, dan Senta, kalian yang selalu ada di saat tersulit, kalian yang terbaik. Untuk Beni dan Ganda terimakasih atas suuportnya selama ini.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda terkasih Edward Hutahaean, S.Pd dan Ibunda terkasihHormat Hutapea, S.PAK yang telah
melimpahkan kasih sayang, perhatian, doa, dana, dan semangat serta arahan kepada penulis selama menempuh masa pendidikan dan juga buat saudara-saudaraku Kak Tonggo Renova, S.Kep.Ners, Kak Erika, S.T adik-adik ku Erwin, Eko Rocky, dan Esrida yang selalu memberikan motivasi, dukungan, semangat serta doa restunya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan studi dan penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini dan tulisan-tulisan penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Medan, Maret 2015 Penulis,
DAMPAK AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG (KJA) TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTONDI
DANAU TOBA – HARANGGAOL
Esi Lestari Hutahaean (4113220012)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisika – kimia perairan dan kelimpahan plankton di Danau Toba Kecamatan Haranggaol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi karena data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 – Februari 2015. Sampel diambil dari tiga stasiun pengamatan. Stasiun 0 di daerah pusat keramba. Stasiun I di daerah bebas keramba. Stasiun II di daerah yang relatif alami yang tidak mendapat pengaruh keramba. Sampel plankton diambil dengan cara menarik net plankton pada jarak 50 m dan 200 m dari pusat keramba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisme plankton yang ditemukan sebanyak 24 genus yang tergolong kedalam 13 kelas. 7 kelas merupakan fitoplankton dan 5 kelas termasuk kedalam zooplankton. Keimpahan berkisar antara 0,09 – 0,97. Dari hasil penelitian didapat bahwa pada stasiun I merupakan kelimpahan plankton tertinggi dan memiliki sifat fisika – kimia yang lebih mendukung kehidupan plankton dibanding stasiun lainnya. Keadaan fisika – kimia perairan Danau Toba menurut PP No. 82 Tahun 2001 belum melewati baku mutu yang ditetapkan.
IMPACT OF FISH CAGE CULTURE ON THE ABUNDANCE OF PLANKTON IN LAKE TOBA – HARANGGAOL
Esi Lestari Hutahaean (4113220012)
Abstract
The aim of this research to determine the physical – chemical of water and abundance of plankton in Lake Toba District Haranggaol. Data collection techniques used were observation techniques because data obtained from direct observations. This research has been done in December 2014 to January 2015. Samples was taken from three observation stations. Station 0 in center of fish cage culture. Station I in free area of fish cage culture. Station II in natural water didn’t contain of fish cage culture. Samples of plankton were pulled by using net plankton with spacing 50 m and 200 m from center of fish cage culture. The result showed that plankton organisms found as many as 24 genera that classified to 13 classes of phytoplankton and 5 classes of zooplankton. The abundance ranged from 0,09 – 0,97. From the result obtained that station I is the higher plankton abundance and physic – chemical espouse life of plankton when compared to other stations. The quality of water based on physical – chemical of Lake Toba Waterway according to PP No.82 year 2001 didn’t pass standard quality.
DAFTAR ISI
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Batasan Masalah 3
1.3Rumusan Masalah 3
1.4Tujuan Penelitian 4
1.5Manfaat Penelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Danau 5
2.1.1 Profil Danau Toba di Kecamatan Haranggaol 5
2.2 Keramba Jaring Apung (KJA) 6
2.2.1 Dampak Keramba Jaring Apung 6
2.3 Plankton 11
2.3.1 Fitoplankton 12
2.3.2 Zooplankton 12
2.4 Faktor Fisik-Kimia yang Mempengaruhi Kelimpahan Plankton 14
2.4.1 Faktor Fisik 14
2.4.2 Faktor Kimia 15
BAB III METODE PENELITIAN 21
3.1 Waktu dan Tempat 21
3.4 Pengukuran Parameter Fisika – Kimia Perairan 22
3.5 Prosedur Kerja 22
3.5.1 Pengambilan Sampel Kimia Air 22
3.6 Rancangan Penelitian 23
3.7 Teknik Pengumpulan Data 24
3.8 Teknik Analisis Data 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27
4.1 Hasil Penelitian 27
4.1.1 Faktor Fisika Perairan 27
4.1.2 Faktor Kimia Perairan 27
4.1.3 Kelimpahan Plankton 28
4.2 Pembahasan 28
4.2.1 Faktor Fisika Terhadap Kelimpahan Plankton 28 4.2.1 Faktor Kimia Terhadap Kelimpahan Plankton 30 4.2.3 Kelimpahan, Keanekaragaman, dan Dominansi 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 38
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tabel Filum Hewan yang Mewakili Zooplankton 13 3.1 Tabel Pengukuran Parameter Fisika – Kimia 22 4.1 Tabel Hasil Pengukuran Faktor Fisika Perairan
Danau Toba pada Tiga Stasiun Pengamatan 27 4.2 Tabel Hasil Pengukuran Faktor Kimia Perairan
Danau Toba pada Tiga Stasiun Pengamatan 27 4.3 Tabel Hasil Pengamatan Kelimpahan Plankton Perairan
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kondisi KJA di Kecamatan Haranggaol 5
Gambar 2.2. Skema Dampak KJA 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kualitas Air Danau
Toba Haranggaol 42
Lampiran 2. Data Pengamatan Uji Kualitas Air
secara Fisika 46
Lampiran 3. Rata-Rata Individu Plankton dan Indeks
Kelimpahanpada 1000 Kotak Pengamatan 47 Lampiran 4. Data Pengamatan Plankton dan Hasil Analisis
Kelimpahan, Keanekaragaman, Keseragaman,
serta Dominansi Plankton 50
Lampiran 5. Perhitungan Kelimpahan, Keanekaragaman,
Keseragaman dan Dominansi Plankton 52
Lampiran 6. Uji Anova dan Uji Tukey 54
Lampiran 7. Plankton yang Terdapat di Danau Toba –
Haranggaol 58
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian 60
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Keramba jaring apung (KJA) banyak menuai perhatian masyarakat, terkait
kontroversi antara kebutuhan sosial ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan,
serta antara pencapaian produksi dan daya dukung perairan. Kegiatan budidaya ikan
dalam jaring apung ternyata menghasilkan limbah organik yang tinggi dan pada
akhirnya akan menghasilkan senyawa nitrit yang tinggi pada perairan melalui proses
nitrifikasi (Badjoeri, 2010).
Pada tahun 1999 di perairan Danau Toba tercatat terdapat sekitar 2.400 unit
KJA telah beroperasi dan direncanakan akan dikembangkan lagi menjadi 55.375 unit
(Arifin, 2004 dalam Badjoeri, 2010). Di Haranggaol sendiri jumlah KJA sudah
mencapai sekitar 4200 unit. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 200 ton ikan nila keluar
setiap hari dengan pemilik 351 kepala keluarga. Rata-rata ukuran keramba yang
terdapat di Haranggaol adalah sebesar 4x4 m2(Anonim, 2014). Pada tahun 2000 luas
pengembangan KJA di Haranggaol adalah sekitar 100 hektar dari 113.000 hektar
kawasan perairan Danau Toba (Anonim. 2007).
Secara kasat mata di beberapa kawasan Danau Toba kita sudah bisa melihat
tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan air terutama jenis eceng gondok yang telah
menutupi lapisan pemukaan danau. Hal ini terjadi akibat proses eutrofikasi
(pengayaan) yang merupakan suatu gejala peningkatan unsur hara, terutama fosfor
dan nitrogen di suatu ekosistem air. Peningkatan unsur hara tersebut akan
meningkatkan proses pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan air yang sangat cepat
sehingga terjadi ledakan populasi vegetasi yang sering disebut sebagai blooming
(Barus, 2007).
Beban masukan yang nyata biasanya akan membawa partikel tersuspensi,
nutrien serta bahan organik terlarut yang akan mendukung terjadinya eutrofikasi
Hasil analisis laboratorium terhadap sampel air danau yang diambil pada
waktu terjadinya kematian massal ikan mas di Perairan Haranggaol Danau Toba pada
bulan November 2004 menunjukkan bahwa nilai kelarutan oksigen atau Dissolve
Oxygen (DO) telah turun pada nilai yang sangat rendah yaitu sebesar 2,95 mg/l. Hal
ini menunjukkan bahwa ketersediaan oksigen sudah sangat terbatas. Selanjutnya nilai
Biochemical Oxygen Demand (BOD) sebesar 14 mg/l memberikan indikasi tingginya
bahan organik dalam air. Bahan organik tersebut kemungkinan berasal dari sisa pakan
yang tidak habis konsumsi oleh ikan budidaya. Demikian juga konsentrasi zat-zat
nutrisi seperti fosfor dan nitrogen telah jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan
(Barus, 2004).
Penguraian bahan organik oleh mikroorganisme memerlukan oksigen dalam
jumlah yang banyak. Oksigen tersebut berasal dari oksigen bebas (O2), namun bila
oksigen tersebut tidak cukup maka oksigen tersebut diambil dari senyawa nitrat yang
pada akhirnya senyawa nitrat berubah menjadi senyawa nitrit. Menurut Bahri, 2006
dalam Hendrawati, 2007, nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan dan
merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat
mudah larut dalam air dan bersifat stabil.
Permasalahan utama yang dialami ekosistem danau Toba adalah penurunan
kualitas air sebagai akibat dari limbah budidaya perikanan dalam keramba jaring
apung sehingga menimbulkan pencemaran.
Zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan dapat berupa partikel-partikel,
sedimen dan materi organik. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut di dalam air
maka air akan semakin keruh, sehingga produktivitas primer menurun dan juga
meningkat. Dengan meningkatnya pertumbuhan fitoplankton maka nutrisi yang
dibutuhkan organisme akuatik akan terpenuhi dan nilai produktivitas primer juga
meningkat, sebaliknya jika pertumbuhan fitoplankton menurun yang disebabkan oleh
limbah buangan yang berasal dari keramba jaring apung, maka nilai produktivitas
Unsur Nitrogen (total N) dan Fosfat (total F) yang dikandung pakan ikan
merupakan sumber pencemaran air yang dapat mendorong terjadinya eutrofikasi,
disamping BOD yang menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Selain itu juga
hasil penguraiannya yang menyebabkan timbulnya nitrit, amonia dan sulfida akan
menyebabkan pencemaran air apabila jumlahnya berlebihan sehingga melempaui
daya dukung danau yang berakibat bloomingnya alga (Machbub, 2010).
Keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya
perubahan lingkungan perairan yang disebabkan ketidakseimbangan suatu ekosistem
akibat pencemaran (Oxbrough, 1997 dalam Ferianita, 2008). Analisis kelimpahan
fitoplankton dapat memberikan gambaran kondisi perairan danau Toba (Fachrul,
2003 dalam Ferianita, 2008).
Penelitian mengenai kelimpahan plankton suatu badan perairan maka dapat
diketahui tingkat kesuburan dari perairan tersebut (Lehmusluoto, 1997). Pengetahuan
kategori trofik penting hubungannya dengan pemanfaatannya (Russel, 1970).
Kawasan danau Toba beserta sumber daya alam dan ekosistemnya merupakan
kekayaan alam yang perlu dilestarikan untuk menunjang pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup bagi kepentingan Nasional dan Daerah. Pada
kenyataannya saat ini, mutu lingkungan kawasan danau Toba semakin menurun
sebagai akibat dari pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta akibat kegiatan
yang kurang mengindahkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan (LeTEMP, 2006
dalam Moriye, 2013).
Pengembangan perairan akan bernilai positif selama memperhatikan aspek
keseimbangan ekologisnya berada dalam batas kapasitas daya dukungnya
(Muhhammad Badjoeri, 2010). Dengan bertitik tolak dari permasalahan yang
ditimbulkan oleh KJA, maka peneliti akan melakukan riset mengenai kelimpahan
plankton di perairan danau Toba Haranggaol pada lokasi yang banyak mendapat
1.2 Batasan Masalah
Dari judul penelitian tersebut peneliti akan membahas mengenai kelimpahan
plankton di perairan danau Toba Haranggaol yang mendapat pengaruh dari aktifitas
keramba jaring apung (KJA) dan di daerah yang bebas KJA dalam hubungannya
dengan kualitas sifat fisik – kimia perairan.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sifat fisik – kimia perairan Danau Toba Haranggaol?
2. Bagaimanakah kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi
plankton di perairan Danau Toba?
1.4 Tujuan
1. Mengetahui sifat fisik – kimia perairan Danau Toba Haranggaol.
2. Mengetahui kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi
plankton di perairan Danau Toba.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini diharapkan akan
bermanfaat untuk:
1. Memberikan kontribusi atau pertimbangan kepada pemkab Simalungun dalam
pengembangan atau pengendalian keramba jaring apung (KJA).
2. Sebagai acuan atau referensi bagi peneliti lain yang memiliki keterkaitan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kelimpahan plankton dan
keterkaitannya dengan kualitas air di perairan Danau Toba Haranggaol dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sifat fisik – kimia Perairan Danau Toba berdasarkan PP No.82 Tahun 2001
masih dalam kondisi yang baik, yaitu masuk ke dalam perairan Kelas I, karena
tidak melewati baku mutu yang sudah ditetapkan
2. Plankton yang ditemukan pada keenam stasiun tersebut terdiri dari 13 kelas yang
terdiri dari 7 kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Chyanophyceae,
Chlorophyceae, Euglenophyceae, Xanthophyceae, Zygnemataceae,
Aphanochaeceae, Cyanophyceae, Florideophyceae dan 5 kelas zooplankton yaitu
Crustaceae, Turbellaria, Gastropoda, Ciliophora, dan Rhizopoda.
3. Nilai kelimpahan tertinggi berada pada stasiun I dan kelimpahan terendah berada
pada stasiun II.
4. Indeks keanekaragaman tertinggi berada pada stasiun 0 dan yang terendah berada
pada stasiun I.
5. Indeks keseragaman tertinggi berada pada stasiun 0 dan yang terendah berada
pada stasiun I.
6. Indeks Dominansi tertinggi berada pada stasiun I dan yang terendah berada pada
stasiun 0 .
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap kelimpahan dan keanekaragaman
plankton pada siang dan malam hari. Hal ini bertujuan untuk melihat lebih lanjut
kelimpahan dan keanekaragaman plankton berdasarkan perbedaan waktu siang dan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI
Agustiningsih, Dyah. (2012)., Analisis Kualitas Air dan Beban Pencemaran Berdasarkan Penggunaan Lahan di Sungai Blukar Kabupaten Kendal.
Semarang: FT. Universitas Diponegoro. Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Anonim. (2007). Haranggaol Belum Ada Alternatif, Siapa Peduli?.
http://ernagirsang.wordpress.com. Diakses tanggal 20 Desember 2014. Anonim. 2014. Keramba Jaring Apung Dongkrak Ekonomi Masyarakat Haranggaol.
Medanbisnisdaily.com. Diakses tanggal 16 Desember 2014.
Aslianti, Titiek. (2010). Pemeliharaan Gelondongan Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus) dengan Persentase Pergantian Air yang Berbeda. Bali: Balai Riset
Perikanan Budidaya Laut. Volume 2, Nomor 2, Hal.26-33.
Astuti, Rina. (2012). Kelimpahan Beberapa Jenis Mikroalga Diatom di Perairan
Pulau Gumilamo-Magaliho, Halmhera Utara. Bali: Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Budidaya Laut.
Auldry. (2010). Kajian Parameter Kimia Fosfat di Perairan Danau Sentani
Berwawasan Lingkungan. Jayapura: FMIPA Universitas Cendrawasih
Badjoeri, Muhhammad. 2010. Distribusi dan Kelimpahan Populasi Bakteri Heterotrofik di Danau Toba. LIPI: Laboratoruin Mikrobiologi Pusat. LIMNOTEK (2010) 17(2):181-190
Barus, Ternala., (1996). Metode Ekologis untuk Menilai Kualitas suatu Perairan
Lotik. Medan: FMIPA USU
.(2004). Faktor-faktor Lingkungan Abiotik dan Keanekaragaman
Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan Danau Toba. Yogyakarta: UGM
Basmi, J.(1992). Ekologi Plankton. Bogor: Fakultas Perikanan Bogor
Brahmana, Pembela. (2001). Ekologi Laut. Jakarta: Universitas Terbuka
Diana, Kadek. (2007). Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan Limbah Domestik di Lingkungan Kumuh. Bali: FT Universitas Udayana. 5(2): 62-108
Effendi, Hefni. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kansius
Effendi, Sagala. (2012). Penuntun Praktikum Planktonologi. Palembang: FMIPA
Efrizal. (2006). Hubungan Beberapa Parameter Kualitas Air dengan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pulau Penyengat Kota Tanjung Pinang Provinsi
Kepulauan Riau. Tanjungpinang: Maritim University of Raja Ali Haji
Erlania. (2010). Dampak Manajemen Pakan dari Kegiatan Budidaya Ikan Nila (Oreochromis nilpticus) di Keramba Jaring Apung Terhadap Kualitas
Perairan Danau Maninjau. Jakarta: Pusat Riset Perikanan Budidaya
Ferianita, Melati. (2008). Komposisi dan Model Kelimpahan Fitoplankton di Perairan
Sungai Ciliwung, Jakarta.Jakarta: Universitas Trisakti. 9(4): 296-300.
Handayani, Sri. (2005). Komunitas Zooplankton di Perairan Waduk Krenceng,
Cilegon, Banten.Depok. Universitas Indonesia. 9(2): 75-80.
Hendrawati. (2007). Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo,
Jawa Timur. Jakarta Timur: Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Junaidi, Endri. (2013). Komunitas Plankton di Perairan Sungai Ogan Kabupaten
Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Palembang: FMIPA Sriwijaya.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013.
Lehmusluoto, P.O. (1977). Introduction To Phytoplankton Primary Productivity in
Waters. United Nations Development Programme OTC/SE.
Luthfia. (2013). Keanekaragaman Zooplankton di Perairan Sungai Telo Kecamatan
Selat Kabupaten Kapuas. Jurnal Wahana-Bio Volume X, Desember 2013.
Machbub, Badruddin. 2012. Model Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran
Air Danau dan Waduk.6(2):103-204.
Michael, P. 1995. Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI
Press
Moriye, Eko. (2013). Penentuan Kelas Kemampuan Lahan Daerah Tangkapan Air Danau Toba Menggunakan Metode Scoring. Medan: Fakultas Pertanian USU. 1(3).2013
Nurfadillah. (2012). Komunitas Fitoplankton di Perairan Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Banda Aceh: Universitas Syah Kuala. ISSN 2089-7790.
Pontoh, Otniel. (2012). Analisa Usaha Budidaya Ikan Dalam Jaring Apung di Desa Tandengan Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2(7): 1424-1428.
Peraturan Pemerintah. No 82. Tahun 2001. Pengelolaan Kualitas ai dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Priadie, Bambang. (2012). Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Bandung: Pusat Litbang Sumber Daya Air. 10(1): 38
Purwanti, Sri. (2011). Komunitas Plankton pada saat Pasang dan Surut di Perairan
Muara Sungai Demaan Kabupaten Jepara. Semarang: Laboratorium
Rahayu, Sri. (2013). Struktur Komunitas Zooplankton di Muara Sungai Mempawah
Kabupaten Pontianak Berdasarkan Pasang Surut Air Laut. Pontianak:
FMIPA Universitas Tanjungpura. 2(2):49-55
Russel, W.D. (1970). A Life of Invertebrates. New York: Mac Millan, Publishing
Co.Inc
Salam, Apdus. (2010). Analisis Kualitas Air Situ Bungur Ciputat Berdasarkan Indeks
Keanekaragaman Fitoplankton. Jakarta: Skripsi Departemen Biologi UIN
Syarif Hidayatullah
Silalahi, Juliana. (2010). Analisi Kualitas Air dan Hubungannya dengan Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Balige Danau Toba. Medan:
Tesis Pascasarjana Biologi USU
Situmorang, Manihar. (2007). Kimia Lingkungan. Medan: FMIPA Unimed
Sukadi. (1999). Pencemaran Sungai Akibat Buangan Limbah dan Pengaruhnya
Terhadap BOD dan DO. Bandung: FT. IKIP Bandung
Sudrajat, Achmad. (2010). Evaluasi Perairan Waduk Cirata sebagai Kawasan Budidaya Ikan dalam Mendukung Peningkatan Ketahanan Pangan. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Thoha, Hikmah. (2004)., Kelimpahan Plankton di Perairan Bangka-Belitung dan Laut
Cina Selatan, Sumatera, Mei-Juni 2002. Jakarta: Pusat Penelitian
Oseanografi, LIPI. 8(3): 96-102
,. (2011)., Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan
Kalimantan Selatan. Kalimantan: Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI.
37(2):37-382
Wijaya, Trian. (2009). Struktur Komunitas Fitoplankton sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Danau Rawapening Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
Bandung: Laboratorium Ekologi dan Biosistematika FMIPA Undip, Hal
55-61
Yazwar. (2008). Keanekaragaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas Air
di Parapat Danau Toba. Tesis Pascasarjana Biologi USU
Yudo, Satmoko. (2010). Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta ditinjau dari Parameter Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen dan Bakteri Coli. Jakarta: Pusat Teknologi Lingkungan. 6(1).2010
Yusuf, Chandika. 2011. Budidaya Ikan Kerapu, Sistem Keramba Jaring Apung dan