• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Administrasi Perkantoran Pada Unit Kerja Bills Processing Center PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Administrasi Perkantoran Pada Unit Kerja Bills Processing Center PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PERANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA UNIT KERJA BILLS PROCESSING CENTER PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk MEDAN

PROPOSAL SKRIPSI MINOR

OLEH:

RIZKHA AFRIANI 052103018

D-III KESEKRETARIATAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat penelitian ... 3

D. Metode Penelitian ... 4

1. Lokasi Penelitian ... 4

2. Sumber data ... 4

3. Teknik Pengumpulan data ... 5

4. Metode Analisis ... 5

... BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk MEDAN UNIT KERJA BPC MEDAN A. Profil Perusahaan ... 6

1. Sejarah Perusahaan ... 6

2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 12

3. Visi dan Misi Perusahaan... 22

4. Nilai – Nilai Budaya Perusahaan ... 22

(3)

C. Fungsi Administrasi Perkantoran Pada Unit Kerja BPC

Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan ... 27

D. Peranan Administrasi Pada Unit Kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan ... 30

E. Kegiatan Administrasi Perkantoran Pada Unit Kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan ... 31

F. Peralatan dan Tata Ruang Kantor Pada Unit Kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan ... 48

1. Peralatan Kantor Pada Unit Kerja BPC Medan ... 48

2. Tata Ruang Kantor Pada Unit Kerja BPC Medan ... 50

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Gambar 2.1 Aliran dokumen-dokumen ekspor ... 36

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan baik itu yang bergerak dibidang jasa,

industri maupun dagang mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan

antara lain untuk mendapatkan laba (profit) yang maksimal, mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan (survival) serta bertumbuh (growth).

Agar tujuan ini tercapai, maka setiap perusahaan harus mempunyai sistem dan

prosedur yang baik dalam mengelola dan mengawasi semua kegiatan yang ada di

perusahaan tersebut. Hal ini dipenuhi dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi canggih secara optimal serta administrasi yang dijalankan oleh setiap

perusahaan tersebut.

Administrasi merupakan hal yang penting dan utama dalam suatu perusahaan

karena administrasi menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan sebelumnya.

Sebagai contoh suatu negara sangat memerlukan administrasi yang baik dan sempurna

karena hal tersebut dapat memberi sumbangan yang sangat berharga bagi

pembangunan.

Administrasi kantor yang direncanakan dengan cermat sesuai dengan

kebutuhannya, disusun dengan baik sehingga berjalan dengan lancar dan senantiasa

disempurnakan, mempunyai nilai yang penting bagi perusahaan. Administrasi kantor

yang baik akan memudahkan pelaksanaan pekerjaan pokok dalam mencapai tujuan

(6)

Pada perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta sering dijumpai

pelaksanaan pekerjaan yang kurang efektif dan efisien. Hal ini akibat administrasi

pada perusahaan tersebut kurang menjamin pencapaian sarana maupun prasarana atau

keseluruhan fasilitas yang bersangkutan dengan administrasi perkantoran.

Unit kerja Bills Processing Center (BPC) Medan di PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk. Medan adalah unit kerja yang memproses transaksi trade service,

dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap nasabah Bank Mandiri yang meliputi

transaksi ekspor Letter of Credit (L/C Ekspor) dan Surat Kredit Berdokumen Dalam

Negeri (SKBDN) dari beberapa member branch yang berada di wilayah

kerjanya.Untuk itu administrasi perkantoran harus senantiasa dipelajari sehingga

dapat selalu ditemukan cara-cara pelaksanaan yang lebih efisien dan sempurna.

Kemudian pelaksanaannya harus dibimbing dan diawasi sehingga dapat memberikan

bantuan yang efektif bagi terlaksananya tugas pekerjaan yang lainya.

Mengingat pentingnya peranan administrasi perkantoran bagi setiap

perusahaan, maka penulis memilih judul : “Peranan Administrasi Perkantoran

Pada Unit Kerja Bills Processing Center PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan”.

B. Perumusan Masalah

Masalah dapat diartikan sebagai adanya kesenjangan antara harapan dengan

kenyataan. Setiap perusahaan mempunyai masalah, masalah yang dihadapi oleh

perusahaan itu berbeda-beda satu sama lainnya, begitu juga pada unit kerja BPC PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan. Agar tidak menghambat kelancaran kegiatan

yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan, maka perlu mencari

(7)

akan dibahas dalam paper ini adalah : “Apakah administrasi perkantoran pada unit

kerja Bills Processing Center PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan sudah efektif

dan efisien ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui administrasi perkantoran dan

peranan adminstrasi perkantoran pada unit kerja Bills Processing Center PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan sudah berjalan dengan efektif dan

efisien.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi perusahaan

Yaitu sekiranya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi perusahaan khususnya mengenai peranan administrsi

perkantoran pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan Unit kerja

BPC Medan.

b. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang administrasi

sehingga penulis dapat membandingkan teori-teori yang diterima pada PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan Unit kerja BPC Medan.

c. Bagi pembaca

Penulis berharap hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi

(8)

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan paper ini adalah sebagai

berikut :

1. Lokasi Penelitian

Perusahaan yang menjadi lokasi penelitian penulis adalah PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk. Medan Unit kerja BPC Medan yang terletak di

Jalan Imam Bonjol no. 7 Medan.

2. Sumber Data a. Data Primer

Data primer ialah data dan informasi yang diterima secara langsung dari

kantor atau perusahaan yang menjadi obyek penelitian melalui hasil

wawancara penulis. Data dan informasi yang diperoleh merupakan data

yang otentik guna bahan perbandingan dengan data dan informasi yang

diperoleh dari penelitian kepustakaan.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah data dan informasi yang diperoleh dengan tidak

langsung, yakni dengan melewati orang lain atau lewat dokumen yang

diperoleh dari perusahaan. Data ini merupakan data yang otentik yang

menjadi dasar analisis dan penelitian terhadap data dan informasi yang

diperoleh dari lapangan. Contohnya : sejarah singkat perusahaan dan

struktur organisasi perusahaan.

(9)

a. Wawancara (interview) yang dilakukan secara langsung kepada

pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk mendapatkan

data–data primer.

b. Dokumentasi yang dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder

yang dimiliki perusahaan

4. Metode Analisis

Untuk memperoleh suatu kesimpulan yang baik perlu dilakukan

penganalisaan yang cepat dan akurat. Untuk itu dalam menganalisis

terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi dapat dipakai metode

analisis seperti :

a. Metode Deskriptif

Yaitu metode yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi

dengan jalan mengklasifikasikan data tersebut, sehingga dapat

memberikan gambaran yang lengkap mengenai perusahaan.

b. Metode Deduktif

Yaitu metode yang dilakukan dengan cara membandingkan data yang

ada di dalam perusahaan dengan teori-teori yang ada kemudian

mengambil kesimpulan dari perbandingan tersebut.

(10)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK MEDAN UNIT KERJA BPC MEDAN

A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari

program restrukturisasi yang dilaksanakan pemerintah Indonesia. Pada masa

kepemimpinan B. J. Habibie sebagai Presiden dicetus gagasan penggabungan

beberapa Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari Bank Negara

Indonesia, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia,

Bank Pembangunan Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.

Dari ketujuh Bank tersebut, diantaranya ada empat Bank yang memiliki sejarah yang

dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut

membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.

Bank Dagang Negara merupakan salah satu Bank tertua di Indonesia.

Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto

Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949

namanya berubah menjadi EscomptoBank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960

EscomptoBank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara,

(11)

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari

nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale HandelsBank NV, menjadi

Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya

adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak

untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank umum negara

digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank

Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan

dagang Belanda N.V.Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun

1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perBankan pada tahun 1870.

Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan

selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia

menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonsia Unit

II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II

Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, Bank Pemerintah yang

membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara

(BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri

Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu,

khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai Bank

milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.

Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional

melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,

(12)

Oleh karena dirasakan Bank tersebut terlalu banyak sehingga perlu

digabungkan untuk menjadi sebuah Bank yang besar untuk mengejar syarat skala

yang dibutuhkan oleh perBankan global. Untuk itu, diusulkan agar empat Bank dari

tujuh Bank BUMN yang ada yakni, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor

Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Bumi Daya digabung menjadi

sebuah Bank yang diharapkan nantinya dapat menjadi Bank terbesar di Asia Selatan,

serta menjadi Bank komersial yang kuat dan mandiri. Sehingga, keempat Bank

BUMN yang digabungkan menjadi satu Bank tersebut dinamakan PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk.

Pada bulan Juli 1999 penggabungan keempat Bank BUMN tersebut disahkan

secara hukum. Seiring berjalannya waktu Bank mandiri terus tumbuh dan

berkembang sehingga Bank Mandiri kemudian menjadi perseroan terbuka (Go Public)

pada tahun 2003 untuk menjadi Universal Banking. Selanjutnya sejak tahun 2005,

Bank Mandiri mempunyai 3 tahapan transformasi yang dikenal dengan :

1. Tahapan back on track merupakan tahapan yang mencakup pembenahan budaya

perusahaan, pengelolaan kredit bermasalah, organisasi, SDM dan proses kerja

lainnya.

2. Tahapan outperform the market merupakan tahapan yang penuh tantangan,

dimana akhir tahun 2010 Bank Mandiri dituntut untuk bermain lebih lincah,

tumbuh berkembang lebih agresif dan sehat.

3. Tahapan Shaping the end game yaitu : tahapan dimana Bank mandiri diharapkan

mampu menuju Visi Regional Champion Bank.

Hasil dari keseluruhan tahapan tersebut adalah transformasi yang berhasil

dalam hal kultur, prilaku, produktifitas, daya saing dan tentunya pencapaian yang

(13)

organisasi, SDM dan proses kerja lainnya. Tanpa perubahan yang mendasar dan

dukungan dari semua insan Bank Mandiri, pencapaian tahapan ini tidak mungkin

terjadi.

Pada tahapan back on track yang berakhir pada tahun 2007 ini telah dilalui

Bank Mandiri dengan sukses, laba bersih sudah secara kontinyu meningkat secara

signifikan, cost efficiency ratio juga membaik secara tajam, secara implementasi

Good Corporate Gavernance di Bank Mandiri telah mendapatkan pengakuan melalui

award dari majalah Asiamoney dan Bank of the year 2007 for Indonesia dari The

Banker Magazine, London. Untuk itu dalam mewujudkan visi menjadi pemain di

tingkat regional yang didukung standar operasi dan standar layanan perusahaan

dengan kualitas internasional, Bank mandiri melakukan transformasi logo sebagai

bagian dari proses brand transformasion perusahaan , karena panampilan ini

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari transformasi secara keseluruhan.

Transformasi logo telah dipersiapkan dengan matang untuk melengkapi proses

transformasi yang telah berhasil selama ini, dan akan dilakukan secara bertahap,

efektif dan efisien. Pergantian segala perlengkapan atau peralatan yang ada dilakukan

secara gradual dan tidak terburu-buru sesuai dengan masa habis pakainya. Hal ini

dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan tidak mubazir dan dapat dialokasikan

sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama. Semua proses akan dilakukan sesuai

dengan kondisi perusahaan dan kebutuhan pasar serta mengacu pada internasional

Best Pracrice dan prinsip Good Corporate Governance.

Kini, Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan

keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari

ketujuh Bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam pembangunan

(14)

Arti Logo Baru Bank Mandiri

Perubahan logo Bank Mandiri tidak mengubah Legal Name (PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk.), dan Nick Name (Bank Mandiri).

Logo baru Bank Mandiri (tanpa kata bank) dengan kebijakan Bank Indonesia ke

depan akan mengizinkan bank untuk menjual produk-produk non-bank seperti

Reksadana, Bank Insurance dan lain-lain, serta sejalan dengan rencana Bank Mandiri

memiliki anak perusahaan non-bank.

Bentuk logo dengan huruf kecil melambangkan sikap ramah dan rendah hati

Ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan keinginan yang

besar untuk melayani dengan rendah hati (Customer Focus).

Warna huruf biru tua

• Biru melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini umumnya

(15)

Warisan luhur, stabilitas (Command, memimpin) dan serius (Respect) serta tahan

uji (Reliable)

• Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat

dipercaya, kehormatan yang tinggi (Trust, Integrity)

Simbol dari spesialis (Professionalism)

Bentuk gelombang emas cair sebagai symbol kekayaan finansial di Asia

Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat agile, progresif, pandangan ke

depan, fleksibilitas serta ketangguhan atas segala kemungkinan yang akan datang.

Warna kuning emas (kuning ke arah orange)

• Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan, kemakmuran

dan kekayaan

• Menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang menarik perhatian

orang), aktif, kreatif dan meriah, warna spiritual dan melambangkan hal yang luar

biasa

Warna ini juga ramah, menyenagkan dan nyaman

• Warna ini diterima sebagai warna riang, membuat perasaan Anda lebih baik di

masa depan, cemerlang dan menyala-nyala.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan hubungan formal dan informal antar anggota

suatu organisasi (Sukoco, 2006:17). Dalam rangka untuk memberikan pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab yang seimbang, maka perlu dibentuk struktur

organisasi yang baik, sehingga tugas yang diberikan dapat dikerjakan secara efisien,

(16)

Bank Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau

pelayanan yang memiliki struktur organisasi garis dan staf. Struktur ini hampir sama

dengan struktur garis, dengan satu dimensi tambahan berupa aktivitas struktur garis

dengan memfasilitasi pencapaian tujuan utama organisasi. Adapun karekteristik

wewenang langsung maupun aktivitas yang secara langsung berhubungan dengan

pencapaian tujuan utama perusahaan dari struktur garis masih ada. Yang menjadi

perbedaan utama adalah aktivitas garis berperan langsung, sementara aktivitas staf

tidak dapat berperan langsung dalam pengambilan keputusan. Keberadaan mereka

dibutuhkan sebagai supporting staff bagi manajer yang bertanggung jawab mengelola

departemen yang dipimpinnya. .Adapun struktur organisasi PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk telah disajikan di sini.

Begitu juga pada struktur organisasi unit kerja Bills Processing Center (BPC)

Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan, struktur organisasinya berbentuk

garis dan staf. Berikut ini, penulis sajikan struktur organisasi unit kerja BPC Medan

beserta tugas dan tanggung jawab masing - masing karyawannya :

(17)

Sumber : Unit kerja BPC Medan tahun 2008

Tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan unit kerja BPC Medan, yaitu :

BPC MANAGER

a. Melakukan pengawasan dan mengembangkan kegiatan serta mendayagunakan

sarana organisasi Bills Processing Center dan Melakukan koordinasi dan menjalin

hubungan yang harmonis dengan unit kerja terkait dalam penanganan transaksi

trade services. Serta melakukan kerjasama dan membina hubungan yang baik

dengan bank-bank koresponden agar penyelesaian transaksi ekspor dan impor

dapat berjalan lancar.

b. Meyakini kualitas pelayanan di bidang trade services telah dijalankan sesuai

prosedur.

c. Menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan bank-bank koresponden

berkenaan dengan kegiatan trade services.

d. Memastikan proses transaksi trade services di BPC telah dikerjakan dengan

akurat, tepat waktu dan efisien, memastikan negosiasi dokumen ekspor atas

permintaan dari cabang atau bisnis unit terkait sesuai dengan ketentuan.

Memastikan seluruh laporan, baik untuk kepentingan intern maupun ekstern telah

dilakukan dengan tertib dan tepat waktu dan memastikan bahwa semua sasaran

kerja departemen telah diintegrasikan ke dalam strategi bank.

e. Menindaklanjuti hasil audit bidang trade services dan melaksanakan tindakan

perbaikan yang diperlukan.

f. Melakukan upaya-upaya meningkatkan produktivitas dan meminimalisir biaya per

(18)

g. Memonitori trade line yang telah diberikan oleh bisnis unit atau cabang dalam

pelaksanaan negosiasi atau diskonto.

h. Mengelola Management Information System (MIS) transaksi trade service.

i. Mensupervisi dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Trade Customer

Services (termasuk yang ditempatkan di cabang-cabang).

j. Mengevaluasi dan mengembangkan langkah-langkah kerja operasional

departemen yang lebih efektif dan efisien.

k. Meyakini bahwa Service Level Agreement (SLA) telah dapat dicapai.

SECTION HEAD EKSPOR

a. Melakukan pengawasan dan mengembangkan kegiatan serta mendayagunakan

sarana organisasi Bills Processing Center.

b. Memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan ekspor, khususnya advising L/C

dan SKBDN, dan administrasi pembayaran ekspor serta checking document.

c. Meyakini kualitas pelayanan di bidang tarde services (advis L/C dan SKBDN,

pengkreditan cabang dan monitoring jatuh tempo wesel berjangka) dan checking

document telah dijalankan sesuai prosedur.

d. Menyelesaikan masalah yang timbul dengan bank-bank koresponden, nasabah dan

Bisnis Unit berkenaan dengan kegiatan advising, pengkreditan dan monitoring

maturity profile serta kegiatan pengecekan dokumen ekspor atau SKBDN.

e. Memastikan bahwa pengecekan transaksi advising, pengkreditan dan monitoring

maturity profile dan kesesuaian dokumen ekspor atau SKBDN di BPC

dilaksanakan secara akurat dan tepat waktu.

f. Memastikan otentikasi L/C ekspor maupun perubahannya dilakukan sesuai

(19)

g. Memastikan advis L/C atau perubahannya ke nasabah melalui member business

unit atau pihak ketiga lainnya dilaksanakan sesuai ketentuan.

h. Memastikan pelaksanaan pengkreditan rekening Kantor Pusat dan rekening nostro

atau hasil ekspor sesuai ketentuan.

i. Memastikan pelaksanaan perhitungan ke member business unit atas pendebetan

rekening Kantor Pusat berkaitan dengan transaksi ekspor sesuai dengan ketentuan.

j. Melaksanakan MIS advising, pengkreditan dan monitoring maturity profile.

k. Memastikan pelaksanaan penerimaan, penelitian asli dokumen ekspor atau

SKBDN maupun dalan bentuk imaging documents sesuai ketentuan.

l. Memastikan pelaksanaan proses negosiasi/akseptasi/diskonto/rediskonto wesel

ekspor atau SKBDN sesuai ketentuan.

m. Memastikan pelaksanaan pembebanan biaya-biaya berkaitan dengan transaksi

ekspor termasuk regress negosiasi atau diskonto sesuai ketentuan.

n. Memonitor penyelesaian transaksi ekspor dan SKBDN.

o. Memonitor outstanding transaksi ekspor dan SKBDN.

p. Melaksanakan MIS transaksi ekspor dan SKBDN yang telah ditetapkan.

q. Meyakinkan bahwa Service Level Agreement (SLA) yang telah disepakati telah

dijalankan dengan baik.

r. Membuat laporan produktivitas.

s. Menindaklanjuti hasil temuan audit.

t. Melaksanakan fungsi control terhadap pelaksanaan kerja yang benar, akurat dan

efisien.

(20)

a. Memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan ekspor, advising L/C dan

SKBDN, maturity profile ekspor dan administrasi pembayaran ekspor serta

checking document.

b. Meyakini kualitas pelayanan di bidang trade sevices (advis L/C dan SKBDN,

pengkreditan cabang dan monitoring jatuh tempo wesel berjangka) dan

pengecekan dokumen telah dijalankan sesuai prosedur atau ketentuan.

c. Melakukan koordinasi dan menjalin hubungan yang harmonis dengan unit kerja

terkait dalam penanganan transaksi advising, pengkreditan dan monitoring

maturity profile serta pengecekan dokumen ekspor dan SKBDN.

d. Menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan bank-bank koresponden,

nasabah dan Bisnis Unit berkenaan dengan kegiatan advising, pengkreditan dan

monitoring maturity profile serta kegiatan pengecekan dokumen ekspor atau

SKBDN dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dengan bank-bank

koresponden, nasabah dan Bisnis Unit berkenaan dengan melakukan pengecekan

kesesuaian dokumen ekspor atau SKBDN dengan L/C atau SKBDN di BPC

secara akurat dan tepat waktu.

e. Melakukan pengecekan transaksi advising, pengkreditan dan monitoring maturity

profile di BPC secara akurat dan tepat.

f. Memastikan pelaksanaan pengkreditan rekening Kantor Pusat dan rekening nostro

atas hasil ekspor serta pengkreditan rekening nasabah atau rekening Kantor Pusat

terhadap hasil negosiasi atau diskonto wesel ekspor atau SKBDN, pelaksanaan

perhitungan ke member business unit atas pendebetan rekening Kantor Pusat

berkaitan dengan transaksi ekspor sesuai ketentuan, pelaksanaan proses

(21)

ketentuan dan pelaksanaan pembebanan biaya-biaya berkaitan dengan transaksi

ekspor termasuk regress negosiasi atau diskonto.

g. Memonitor penyelesaian transaksi ekspor dan SKBDN dan outstanding transaksi

ekspor dan SKBDN.

Payment & Monitoring

a. Memastikan pelaksanaan administrasi transaksi ekspor atau SKBDN, khususnya

payment dan monitoring sesuai ketentuan. Memastikan pelaksanaan proses

transakasi pengkreditan dan monitoring maturity profile di BPC secara akurat dan

tepat waktu, memastikan pelaksanaan pengkreditan rekening nasabah atau

rekening Kantor Pusat dan rekening nostro atas hasil ekspor atau SKBDN sesuai

ketentuan. Memastikan pelaksanaan perhitungan ke member business unit atas

pendebetan rekening Kantor Pusat dan biaya lainnya yang berkaitan dengan

transaksi ekspor atau SKBDN sesuai ketentuan. Memastikan pelaksanaan jurnal

on balance yang berhubungan dengan akseptasi wesel ekspor atau SKBDN sesuai

ketentuan.

b. Memelihara ketertiban maturity profile dan administrasi pembayaran ekspor atau

SKBDN.

c. Meyakini bahwa proceeds ekspor atau SKBDN sudah merupakan final payment

dari issuing bank.

d. Memelihara ketertiban pelaksanaan pembukuan payment, akseptasi dan

monitoring.

(22)

a. Memastikan pelaksanaan transaksi ekspor dan SKBDN, khususnya checking

dokumen sesuai ketentuan dan memastikan pembebanan biaya-biaya yang

berkaitan dengan pemeriksaan dan pengiriman dan negosiasi atau doskonto

dokumen, termasuk regress negosiasi atau diskonto sesuai ketentuan. Serta

memastikan pembebanan biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeriksaan dan

pengiriman dan negosiasi atau doskonto dokumen, termasuk regress negosiasi

atau diskonto sesuai ketentuan.

b. Memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan checking dokumen.

c. Meneliti kembali, mencocokkan dan meyakini kesesuaian dokumen ekspor dan

SKBDN atau imaging document dengan syarat-syarat L/C dan SKBDN, serta

dengan peraturan lain yang berlaku.

d. Meyakini proses negosiasi, diskonto wesel ekspor atau SKBDN apabila seluruh

persyaratan telah terpenuhi atau atas dasar penegasan Bisnis Unit dilaksanakan

sesuai ketentuan. Serta meyakini kualitas pelayanan di bidang pengecekan

dokumen telah dijalankan sesuai prosedur atau ketentuan.

e. Mengupayakan penyelesaian outstanding transaksi ekspor dan SKBDN.

f. Meneliti Schedule of Remittance, dokumen-dokumen, surat yang akan dikirim ke

Bank Koresponden.

PELAKSANA EKSPOR Ekspor & SKBDN Advising

a. Memastikan pelaksanaan pengadministrasian dan memproses L/C ekspor dan

SKBDN yang diterima serta perubahannya dari member atau bisnis unit, baik

(23)

b. Meneliti dan mempelajari klausul-klausul L/C ekspor dan SKBDN serta

perubahannya sebelum diadviskan.

c. Memastikan pelaksanaan pengadministrasian seluruh proses advising L/C dan

SKBDN di dalam software atau program trade.

d. Memeriksa ketersediaan credit line dengan issuing bank, dan menyampaikan

kepada unit kerja terkait apabila credit line dimaksud belum disetup.

e. Memastikan penerusan L/C ekspor dan SKBDN serta perubahannya ke nasabah

atau member dilaksanakan dengan baik.

f. Memastikan pembuatan nota atau advis debet pembebanan advising fee atas

penerusan L/C dan SKBDN untuk bank lain atau pihak ketiga dilaksanakan

dengan baik. Pelaksanaan pengadministrasian dan memproses semua berita-berita

masuk baik melalui SWIFT maupun mail berkaitan dengan L/C ekspor atau

SKBDN maupun perubahannya. Serta memastikan pembuatan nota jurnal

penyelesaian nota debet dari bank lain dan meneruskan pembebanannya kepada

cabang atau nasabah.

g. Memelihara ketertiban pelaksanaan pembukuan transaksi advising L/C ekspor dan

SKBDN serta perubahannya.

h. Membuat dan memeriksa laporan yang berhubungan dengan advising L/C ekspor

dan SKBDN serta perubahannya.

i. Meyakini kualitas pelayanan advising L/C ekspor dan SKBDN serta

perubahannya telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.

(24)

a. Memastikan pengadministrasian dan memverifikasi serta memproses semua

berita-berita masuk baik melalui SWIFT maupun mail berkaitan dengan payment

dan akseptasi wesel ekspor dan SKBDN.

b. Memonitor hasil pengkreditan wesel ekspor dari Bank Koresponden.

Checking Document

a. Memastikan secara langsung pelaksanaan transaksi ekspor dan SKBDN,

khususnya checking document dilaksanakan sesuai ketentuan.

b. Meneliti kembali, mencocokkan dan meyakini kesesuaian dokumen ekspor dan

SKBDN atau imaging document dengan syarat-syarat L/C dan SKBDN, serta

dengan peraturan lain yang berlaku.

c. Meyakini bahwa trade line negosiasi atau diskonto nasabah sudah tersedia baki

debet trade line dimaksud belum terlampaui.

d. Memastikan proses negosiasi atau diskonto wesel ekspor atau SKBDN apabila

seluruh persyaratan telah terpenuhi atau atas dasar penegasan Bisnis Unit

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

e. Mengupayakan penyelesaian outstanding transaksi ekspor dan SKBDN.

3. Visi dan Misi Perusahaan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memiliki visi untuk menjadi “Bank

Terpercaya Pilihan Anda”.

Sedangkan misi Bank Mandiri ialah :

• Berorientasi pada pemeliharaan kebutuhan pasar

• Mengembangkan sumber daya manusia profesional

(25)

• Melaksanakan manajemen terbuka

• Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

4. Nilai-nilai Budaya Perusahaan

Bank Mandiri juga memiliki nilai-nilai budaya perusahaan yang harus dijunjung

tinggi oleh setiap karyawannya, antara lain sebagai berikut :

a. Trust (Kepercayaan), bermakna membangun keyakinan dan sangka baik di antara

stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.

Diwujudkan dengan perilaku saling menghargai dan bekerja sama; jujur, tulus dan

terbuka.

b. Integrity (Integritas), bermakna setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku

terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi. Diwujudkan

dengan perilaku disiplin dan konsisten; berpikir, berkata dan bertindak terpuji.

c. Profesionalism (Profesionalisme), bermakna berkomitmen untuk bekerja tuntas

dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.

Diwujudkan dengan perilaku kompeten dan bertanggungjawab; memberikan

solusi dan hasil terbaik.

d. Costumer Focus (Fokus pada pelanggan), bermakna senantiasa menjadikan

pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara

berkesinambungan. Dapat diwujudkan dengan perilaku inovatif, proaktif dan

cepat tanggap; mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan.

e. Excellence (Kesempurnaan), bermakna mengembangkan dan melakukan

perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil

terbaik secara terus-menerus. Diwujudkan dengan perilaku berorientasi pada nilai

(26)

B. Konsep-Konsep Administrasi Perkantoran 1. Pengertian Administrasi Perkantoran

Sebagian besar literatur menggunakan istilah administrasi perkantoran dan

manajemen dengan pengertian yang sama. Hal ini dipertegas oleh pernyataan PBB

(1969), bahwa keduanya sama, walaupun istilah administrasi lebih banyak digunakan

untuk hal-hal yang berhubungan dengan negara, sedangkan manajemen lebih banyak

berhubungan dengan perusahaan (Sukoco, 2006 : 3).

Berikut ini beberapa pengertian administrasi perkantoran, yang dikemukan

oleh beberapa ahli :

a. Menurut Gie (2007: 3) yaitu :

“ Office management can be defined as the planning, controlling and organizing of

office work and actuating those performing it so as to achieve the predetermined

objectivities. It deals with the life cycle of business information and data form their

creation through their maintenance, distribution and retention, if of permanent

value or destruction if obsolete ”.

( Manajemen perkantoran dapat didefenisikan sebagai perencanaan, pengendalian,

dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakkan mereka yang

melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu.

Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dri

sejak penciptaannya melalui pemeliharaan, penyebaran dan penyimpanannya kalau

memiliki nilai tetap atau pemusnahannya kalau usang ).

b.Menurut Mills (2001:4) yaitu: Bagian dari proses manajemen yang berhubungan

(27)

mengkomunikasikan program dan perkembangan kegiatan diatur dan dicek

berdasarkan target dan rencana.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen perkantoran merupakan rangkaian

aktivitas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi dan

mengendalikan hingga menyelenggarakan secara tertib pekerjaan administrasi

perkantoran untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi.

2. Ruang Lingkup Tugas Administrasi Perkantoran

Ruang lingkup tugas administrasi perkantoran dapat dikatakan tugas

pelayanan disekitar keterangan-keterangan yang berwujud 6 (enam) pola perbuatan

(Gie, 2007 :16), yakni :

a. Menghimpun

yaitu : kegiatan-kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya segala keterangan

yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap untuk

dipergunakan bilamana diperlukan.

b. Mencatat

Yaitu : kegiatan yang mebubuhkan dengan berbagai peralatan tulis

keterangan-keterangan yang diperlukan sehingga berwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim

dan disimpan. Dalam perkembangan teknologi modern sekarang ini termasuk pula

memateri keterangan-keterangan itu dengan alat-alat perekam suara sehingga dapat

didengar, pencatatan dengan pita rekaman.

c. Mengelola

Yaitu : bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan dengan

maksud menyajikannya dalam bentuk yang berguna.

(28)

Yaitu : kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah

yang diperlukan.

e. Mengirim

Yaitu : kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari satu pihak

kepihak lain.

f. Menyimpan

Yaitu : kegitan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang

aman.

Hal atau sasaran yang terkena oleh 6 (enam) pola perbuatan menghimpun,

mencatat, mengolah, mengganda, mengirim dan menyimpan itu ialah keterangan

(informasi). Yang dimaksud dengan keterangan atau informasi ialah pengetahuan

tentang suatu hal atau peristiwa yang diperoleh terutama melalui pembacaan atau

pengamatan.

Dewasa ini , informasi dapat berupa : surat, panggilan telepon, pesanan, faktur

dan laporan mengenai berbagai kegiatan bisnis. Semuanya diterima, direkam

(direcord), diatur, disebarkan dan dilindungi agar tugas kantor dapat terlaksana

dengan efisien dan efektif.

Pada unit kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan memiliki

ruang lingkup tugas administrasi seperti :

1. Melaksanakan fungsi back office untuk memproses transaksi ekspor member

business unit atau cabang anggotanya.

2. Melaksanakan advising L/C kepada nasabah ekspor melalui member business unit

[kantor-kantor cabang atau business unit yang menjadi anggota (menggunakan

BPC Medan) sebagai unit kerja yang memproses transaksi trade service nasabah

(29)

3. Melaksanakan tugas pemeriksaan dokumen ekspor, negosiasi, diskonto, collection

dan wesel ekspor kepada member business unit.

4. Melaksanakan penagihan atas wesel ekspor kepada koresponden.

5. Melaksanakan pengkreditan atas hasil ekspor kepada nasabah melalui member

business unit.

6. Memonitor dan mentraser tagihan atas dasar transaksi ekspor yang masih

outstanding.

7. Melakukan transaksi re-diskonto kepada Bank Indonesia atau kepada bank

koresponden melalui Overseas Office Development and Supervision Department

atau Treasury Department Kantor Pusat Bank Mandiri

8. Memelihara sistem atau database transaksi ekspor member business unit.

9. Menyajikan pelaporan untuk kepentingan intern maupun ekstern.

10.Melaksanakan pembebanan selisih pengkreditan rekening Bank Mandiri dengan

nasabah serta biaya-biaya yang timbul atas transaksi ekspor nasabah.

11.Menangani dan menindaklanjuti temuan audit bidang ekspor.

12.Menyusun target dan rencana kerja bidang ekspor serta realisasinya.

C. Fungsi Administrasi Perkantoran

Administrasi perkantoran umumnya berfungsi untuk menentukan tujuan

organisasi dan merumuskan kebijakan umum, sedangkan manajemen berfungsi untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat operasional, karena kegiatan-kegiata

yang bersifat operasional dilaksanakan oleh kelompok pelaksana.

Banyak penulis yang kerap mempergunakan fungsi manajemen sebagai fungsi

administrasi perkantoran (Mills, 2001:4). Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah

(30)

1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan berarti penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di

masa depan dan penetapan tugas-tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan

untuk mencapai sasaran organisasi. (Daft, 2006:8)

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian melibatkan penetapan tugas, pengelompokan tugas-tugas

kedalam departemen dan alokasi bermacam-macam sumber daya ke dalam

berbagai departemen. (Daft, 2006:9)

3. Leading (Kepemimpinan)

Kepemimpinan merupakan fungsi manajemen yang melibatkan penggunaan

pengaruh untuk memotivasi karyawan meraih sasaran organisasi. (Daft, 2006:10)

4. Controlling (Pengendalian)

Pengendalian adalah fungsi keempat yang mempunyai arti memantau aktivitas

karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan

membuat koreksi bila diperlukan. (Daft, 2006 :11)

Lain halnya dengan Quible dalam Sukoco (2006 : 4), yang menulis ada 5 jenis

office support functions dalam administrasi perkantoran, fungsi tersebut yaitu :

1. Fungsi Rutin

Yakni fungsi administrasi perkantoran yang membutuhkan pemikiran minimal

mencakup pengarsipan, pengggandaan dan lainnya. Biasanya fungsi ini

dilaksanakan oleh staf administrasi yang bertanggung jawab atas kegiatan

sehari-hari.

(31)

Yakni fungsi yang membutuhkan pendapat, keputusan dan ketrampilan

perkantoran yang memadai, seperti familieritas dengan sofware. Fungsi ini

biasanya dilakukan oleh staf admnistrasi yang tergabung dalam departemen

Teknologi Informasi (TI) suatu organisasi.

3. Fungsi Analisis

Yakni fungsi yang membutuhkan pemikiran yang kritis dan kreatif disertai

kemampuan untuk mengambil keputusan, seperti membuat dan menganalisis

laporan maupun membuat keputusan pembelian. Fungsi ini biasanya dilakukan

oleh seorang asisten manajer yang bertanggung jawab mensupport keputusan yang

akan dibuat oleh atasan.

4. Fungsi Interpersonal

Yakni fungsi yang membutuhkan penilaian dan analisais sebagai dasar

pengambilan keputusan serta ketrampilan berhubungan dengan orang lain, seperti

mengoordinasikan tim proyek. Fungsi ini biasanya dilakukan oleh staf

administrasi sebagai jenjang karir sebelum naik menjadi manajer pada suatu

organisasi.

5. Fungsi Manajerial

Yakni fungsi yang membutuhkan perencanaan, pengorganisasian , pengukuran

dan pemotivasian seperti pembuatan anggaran, staffing dan mengevaluasi

karyawan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh staf setingkat manajer yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem dan prosedur administrasi dalam

suatu organisasi.

Pada unit kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan, fungsi

yang dijalankan pada administrasi perkantorannya sangat mendekati dengan

(32)

Operasional Prosedur (SOP) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Unit kerja BPC Medan

yang merupakan petunjuk pelaksanaan rutinitas kerja karyawan sehari-hari, adanya

struktur organisasi dan pembagian tugas, motivasi, pelaihan dan pengembangan

karyawan dan sebagainya.

D. Peranan Administrasi Perkantoran Pada Unit BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Peranan utama administrasi perkantoran adalah untuk melayani dan membantu

memudahkan pelaksanaan tugas pekerjaan pokok lainnya. Administrasi perkantoran

dilaksanakan disetiap organisasi, dari instansi pemerintahan, perusahaan maupun

pabrik yang tidak hanya pada satu tempat organisasi saja.

Pada dasarnya administrasi perkantoran memiliki peranan yang sangat penting

bagi perusahaan , karena dapat membantu perusahaan dalam memberikan data atau

informasi yang diperlukan oleh pimpinan perusahaan dan memudahkan pimpinan

dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan tugas selanjutnya.

Unit kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan merupakan

unit kerja yang memproses transaksi trade service, dalam rangka peningkatan

pelayanan terhadap nasabah Bank Mandiri yang meliputi transaksi ekspor Letter of

Credit (L/C Ekspor) dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dari

beberapa member branch yang berada di wilayah kerjanya. Untuk itu administrasi

perkantoran selalu berperan aktif didalamnya.

Adapun peranan administrasi parkantoran unit kerja BPC Medan PT Bank

Mandiri (Persero) Tbk Medan adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan atau menyajikan keterangan-keterangan/pelaporan yang diperlukan

(33)

2. Mampu menetapkan dan menyatakan maksud dan tujuan atau sasaran organisasi.

3. Membantu kelancaran perkembangan kantor sebagai suatu kesatuan.

4. Menyediakan kelengkapan untuk kepanitiaan dan pertemuan yang diperlukan bagi

kegiatannya agar tercapai koordinasi yang baik antara para karyawan baik yang

tinggi maupun yang rendah tahap fungsionalnya.

5. Menetapkan rencana yang luas bagi organisasi.

6. Melatih dan menyusun staf pelaksanaan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

pembuatan rencana.

7. Mengadakan evaluasi yang teliti terhadap keseluruhan hasil dalam hubungannya

dengan tujuan yang nyata.

8. Melihat kedepan dan meramalkan dengan baik mengenai tujuan organisasi

maupun cara dan saran untuk merealisasikannya.

E. Kegiatan Administrasi Perkantoran Pada Unit BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Medan

Kegiatan administrasi pada unit kerja BPC Medan terdiri dari :

1. Surat Menyurat

Dalam hal ini Tugas General Affairs (GA) dijalankan oleh seorang karyawan

NonClerk (NCL) yang menangani tugas-tugas support (pendukung) bagi unit kerja

BPC di luar aktivitas ekspor dan advising L/C yang berhubungan langsung dengan

comput er system dan dimonitori oleh seorang Officer Ekspor yang dinamakan

General Services (GS) sedangkan kepala General Services dipegang oleh Kantor

(34)

administrasinya. Adapun prosedur administrasi yang dijalankanya ialah sebagai

berikut :

a. Prosedur Penerimaan dan Pendistribusian Memo/SWIFT Masuk

• Tugas General Affairs :

a. Terima surat atau memo dari ekspedisi dan SWIFT dari mesin SWIFT.

b. Catat pada buku agenda masuk.

c. Serahkan pada General Services.

• Tugas Kepala General Services :

a. Memeriksa kebenaran pencatatan pada buku agenda masuk.

b. Kembalikan kepada petugas General Affairs untuk didistribusikan kepada unit

yang terkait.

• Tugas General Affairs :

a. Menerima dari General Services.

b. Mendistribusikan kepada unit terkait yang menangani transaksi dimaksud.

Wewenang General Affairs atau General Services :

a. Melaksanakan kegiatan kesekretariatan, filling, kekaryawanan dan administrasi

untuk mendukung lancarnya transaksi atau pekerjaan di BPC.

b. Membantu bagian-bagian pada BPC, menyusun target, rencana kerja dan

anggaran perusahaan.

c. Mengkomplikasi target dan rencana kerja seluruh Trade Service Operation (TSO).

d. Melakukan verifikasi atas test key, pencocokan tanda tangan pada L/C atau

SKBDN masuk.

(35)

• Tugas Kepala General Affairs :

a. Menerima surat/memo/SWIFT dari unit kerja di BPC.

b. Memberikan nomor surat apabila belum ada.

c. Mengirimkan surat atau memo menggunakan ekspedisi dan menggunakan mesin

SWIFT bisa juga melalui internet.

d. Mengadministrasikan bukti pengiriman dan memberikan copy

surat/memo/SWIFT ke unit kerja terkait.

2. Prosedur Pengadaan Alat Tulis dan Kantor (ATK)

• Tugas General Affairs :

a. Mengiventarisasi surat keperluan ATK di BPC.

b. Membuat surat atau memo permintaan pengadaan ATK di BPC.

c. Menyerahkan kepada General Services.

• Tugas Kepala General Services :

a. Menerima surat atau memo dari petugas General Affairs.

b. Meneliti dan menandatangani surat atau memo permintaan ATK.

c. Menyerahkan kembali ke petugas General Affairs.

• Tugas General Affairs :

a. Kembali menerima surat atau memo yang sudah ditandatangani dari General

Services.

b. Melaksanakan pembelian atau order ATK.

c. Menyimpan dan mengadministrasikan ATK yang dimiliki.

(36)

a. Membuat rekapitulasi Bulanan absensi karyawan untuk dilaporkan ke Manager

BPC.

b. Membuat dan mengadministrasikan surat keputusan mutasi.

c. Memelihara arsip personil yang ada di BPC.

d. Menyerahkan laporan-laporan dan surat atau memo kekaryawanan kepada

General Services.

• Tugas Kepala General Services :

a. Memeriksa berkas yang diserahkan oleh petugas administrasi personil.

b. Menandatangani dan meneruskan kepada Manager BPC sesuai kewenangan yang

berlaku.

c. Mengembalikan kepada petugas administrasi personil untuk ditindaklanjuti.

Tugas Administrasi Personil (Sekretariat Unit)

a. Menerima berkas dari Kepala general Services atau Manager BPC.

b. Meneruskan ke unit kerja atau divisi yang terkait.

c. Mengadministrasikan arsip dengan baik.

4. Prosedur Pendistribusian Alat Tulis dan Kantor

a. Menerima dan memeriksa memo permintaan ATK dari unit kerja di BPC.

b. Memberikan ATK sesuai permintaan.

c. Mengarsipkan tanda terima barang dari unit kerja yang memerlukan ATK.

5. Prosedur Pelaksanaan Tugas Lainnya

• Tugas General Affairs :

a. Mengadministrasikan nomor surat edaran.

(37)

c. Membuat surat perjalanan dinas.

d. Mengurus permintaan kendaraan dinas dari unit kerja lain.

e. Mengkomplikasi laporan yang dibuat unit kerja lain di BPC.

f. Menerima dan membuat rekapitulasi konduite karyawan di BPC.

g. Memelihara arsip yang ada di BPC.

• Tugas Kepala General Services :

a. Menerima berkas laporan dari petugas General Affairs.

b. Memberikan disposisi atau tanda tangan.

c. Meneruskan kepada Kepala Manager BPC sesuai kewenangannya.

d. Menyerahkan kepada petugas General Affairs untuk ditindaklanjuti.

• Tugas General Affairs :

a. Menerima dari General Services atau manager BPC berkas laporan.

b. Melaksanakan sesuai disposisi.

6. Prosedur aliran dokumen dalam unit kerja BPC Medan

Prosedur aliran dokumen dalam unit kerja BPC terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:

a. Aliran dokumen-dokumen ekspor

Aliran dokumen ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. Aliran dokumen-dokumen ekspor

(38)

5 4

Sumber : Unit kerja BPC Medan 2008

Keterangan :

1. Dokumen diterima dari nasabah melalui unit kerja Trade servicing Center (TSC)

2. NCL mencatatnya kedalam buku penerimaan dokumen (registrasi).

3. Export Officer memastikan dokumen tersebut telah sesuai dengan ketentuan dan

kemudian didistribusikan kepada masing-masing Clerk untuk diproses.

4. Clerk memproses dokumen tersebut.

5. Bila sudah selesai diproses, dokumen kembali diserahkan kepada Export Officer

untuk diperiksa dan diverifikasi,

6. Dokumen tersebut diserahkan kepada Section Head untuk direlease (diotorisasi

secara sistem komputer) sesuai wewenang Section Head

7. Apabila melampaui wewenang diserahkan ke BPC Manager. Selanjutnya

diserahkan kepada Clerk untuk diproses kembali.

b. Aliran advising L/C ekspor

Advising L/C ekspor yaitu proses menerima dan mengadministrasikan L/C

yang masuk (incoming L/C) yang dibuka oleh issuing bank untuk

diadministrasikan kepada nasabah eksportir. Alat komunikasi yang digunakan

adalah melalui SWIFT dan mail. Adapun aliran advising L/C dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Aliran Advising L/C Ekspor

(39)

PROCESSOR OFFICER SECTION HEAD

Sumber :Unit Kerja BPC Medan 2008

Keterangan :

1. L/C bisa masuk melalui SWIFT atau mail. L/C yang diterima harus di otentifikasi

terlebih dahulu. Keotentikan L/C dapat dilihat dari :

• SWIFT, dilihat dengan kode Message Type (MT).

Jika L/C menunjukan MT kepala 7 contohnya MT 700 atau MT 701, L/C

tersebut bisa dipastikan otentik karena MT 700 atau MT 701 otomatis tunduk

pada Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP DC) atau

disingkat dengan nama UCP saja, yaitu pedoman dan ketentuan yang Start

Menerima incoming L/C (SWIFT,MAIL)

Otentifikasi L/C

Input eximbills

Cetak out put

Split dokumen

Kirim dokumen ke nasabah, cabang,

BPC

Finish

Approval

Otorisasi dan tanda tangan out

(40)

mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan Kredit Dokumenter

(L/C) yang disusun oleh International Chamber of Commerce (Kamar Dagang

Internasional) yang dilaksanakan oleh negara-negara di seluruh dunia

sehingga tidak perlu mencantumkan klausul tunduk pada UCP 600, sedangkan

jika ada L/C menggunakan MT 799 (free format message type) harus

menyatakan tunduk pada UCP 600.

• L/C melalui mail dapat diteliti otentikasinya dengan memverifikasi wewenang

tanda tangan pejabat issuing banknya. Verifikasi ini dilakukan dengan

membandingkan tanda tangan di L/C dengan spesimen pejabat issuing bank

yang berwenang yang dikelola oleh Central Operation kantor pusat.

2. Meneliti hubungan koresponden dengan issuing bank terkait dengan commercial

line (pelapon bisnis yang ditetapkan pada bank koresponden) dari issuing bank

tersebut.

3. L/C diadministrasikan dan dilakukan pemeriksaan syarat-syaratnya. Hal ini

dilakukan untuk melihat klausul-klausul di L/C yang mungkin dapat memberatkan

beneficiary maupun bank penegosiasi. Adapun klausul-klausul L/C yang harus

diperhatikan antara lain:

• Jenis L/C harus irrevocable (tidak dapat dibatalkan sepihak). Bank Mandiri

tidak menerima L/C revocable sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kalau

dalam L/C tidak dinyatakan bahwa L/C tersebut irrevocable, maka L/C

tersebut adalah irrevocable.

• Expiry date L/C, L/C yang diterima oleh bank harus belum expired jika sudah

expired, maka advising bank wajib memberitahukan kepada beneficiary untuk

menghubungi applicant untuk merubah tanggal berlakunya L/C melalui

(41)

• Presentation documents, yaitu waktu dimana dokumen sudah harus diterima

oleh negotiating bank.

4. Karyawan bagian ekspor akan melakukan input data yang ada di L/C ke dalam

Eximbills. Output dari proses ini adalah nomor registrasi, surat pemberitahuan

kepada cabang dan advis debet. Advis debet ini berfungsi sebagai pemberitahuan

biaya-biaya administrasi yang dikenakan kepada nasabah.

5. Proses selanjutnya adalah rechecking oleh Export Officer atas syarat-syarat L/C

dan kebenaran input pada Eximbills.

6. Kemudian jika tidak ada kesalahan, maka Section Head akan melakukan proses

release di Eximbills. Section Head kemudian menandatangani surat advis L/C.

7. Melakukan distribusi L/C, dimana nasabah akan mendapatkan copy L/C, surat

pemberitahuan dan advis debet. Asli L/C disimpan oleh BPC, kecuali jika

beneficiary bukan merupakan nasabah Bank Mandiri, maka akan dikirimkan

dokumen aslinya kepada bank beneficiary tersebut melalui kurir dan biayanya

dibebankan melalui kliring.

7. Tata Kearsipan Pada Unit Kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan

Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata

usaha, yang banyak dilakukan oleh suatu badan usaha, baik badan usaha

pemerintahan maupun badan usaha swasta. Kegiatan kearsipan menyangkut pekerjaan

yang baerhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen kantor

lainnya.

Sebelum sebuah institusi memulai proses pengelolaan arsip, harus terlebih

(42)

Archives dalam Sukoco (2006:82), dokumen adalah informasi yang dikumpulkan dan

bisa diakses serta digunakan. Adapun The International Standard Organization (ISO

on Records Management-ISO 15489) mendefinisikan records (dokumen) sebagai

informasi yang diciptakan, diterima, dan dikelola sebagai bukti maupun informasi

yang oleh atau perorangan digunakan untuk memenuhi kewajiban hukum atau

transaksi bisnis. Dokumen ini mempunyai awal dan akhir yang dapat berupa teks,

data, peta digital, spreadsheet, database, gambar dan data suara. Sedangkan arsip

didefinisikan oleh Deserno dalam Sukoco (2006:82) sebagai dokumen dalam semua

media yang mepunyai nilai historis atau hukum sehingga disimpan secara permanen.

Odgers dalam Sukoco(2006:82) mendefinisikan manajemen arsip sebagai

proses pengawasan, penyimpanan dan pengamanan dokumen serta arsip, baik dalam

bentuk kertas maupun media elektronik. Adapun Charman mendefimisikannya

sebagai proses yang menitikberatkan pada efisiensi administrasi perkantoran,

pengelolaan dan pemusnahan dokumen apabila tidak diperlukan lagi.

Menurut Basuki dalam Sukoco (2006:84), dokumen yang harus memenuhi

syarat yang ditentukan, lengkap, cukup, bermakna, komprehensif, tepat dan tidak

melanggar hukum. Dokumen dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Kategori yang

lazim digunakan meliputi :

1. Dokumen administratif meliputi dokumentasi prosedur, formulir , dan

korespondensi. Contohnya, buku log yang menyangkut tugas pemeliharaan dan

pembukuan perjalanan.

2. Dokumen akuntansi meliputi laporan, formulir dan korespondensi terkait.

Contohnya : tagihan , invoice, arsip dinamis rekening bank, laporan penagiahan

(43)

3. Dokumen proyek meliputi korespondensi, nota, dokumentasi pengembangan

produk, dan sebagainya yang berkaitan dengan proyek tertentu.

4. Berkas kasus meliputi dokumen nasabah, asuransi, kontrak, dan berkas tuntutan

hukum.

Jika ditinjau dari sudut perundang-undangan, arsip dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu

:

1. Arsip otentik, yang di atasnya terdapat tanda tangan sah dengan tinta sebagai

tanda keabsahan dari isi arsip bersangkutan.

2. Arsip tidak otentik, yang di atasnya tidak terdapat tanda tangan sah dengan tinta.

Berdasarkan kegunaannya, Menurut Deserno dalam Sukoco (2006:84)

dokumen dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Dokumen aktif yaitu dokumen yang digunakan secara kontinyu minimal 12 kali

dalam setahun. Dokumen ini mencakup berkas karyawan yang masih bekerja,

dokumen pembelian bahan baku pada tahun anggaran yang sedang berjalan, dan

korespondensi yang dilakukan organisasi dengan pihak eksternal.

2. Dokumen inaktif, yaitu dokumen jangka panjang dan dokumen semi aktif.

Dokumen disebut semi aktif bila hanya digunakan minimal 5 kali dalam setahun.

Dokumen jangka panjang memiliki nilai bersinambungan bagi pelaksanaan

perusahaan dan disimpan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan jadwal

retensi dokumen. Contoh dokumen inaktif adalah berkas karyawan yang sudah

pensiun, pembelian bahan baku yang sudah dibayar pada tahun anggaran yang

lalu, dan dokumen lain yang telah berlalu.

(44)

Organisasi memerlukan sistem manajemen dokumen yang dimiliki sistem

pelacakan berkas dan atau dokumen yang efektif. Pengelola perlu mengetahui di mana

dokumen atau berkas berada, apakah pada tangan pemakai, dirak penyimpanan atau

ditempat lain.

Menurut Basuki dalam Sukoco(2006:85), untuk keperluan sistem pelacakan dapat

menggunakan :

1. Sistem manual (hastawi)

Sistem ini digunakan untuk mengendalikan dokumen-dokumen yang belum

masuk ke berkas ataupun untuk surat menyurat yang belum masuk berkas tertentu.

Sistem ini mencakup:

• Pemakaian buku agenda yang mencatat dokumen yang dipinjam, dan disusun

berdasarkan tanggal peminjaman atau tanggal dokumen dikeluarkan dari rak

penyimpanan. Walaupun sistem ini relatif mudah digunakan, namun kurang

efisien dikarenakan sulit melacak kembali siapa yang meminjam berkas.

• Pemakaian kartu kendali yang akan dipasangkan pada masing-masing dokumen

yang dipinjam. Kartu ini disusun menurut nama dokumen atau menurut nomor

yang digunakan.

• Pemakaian kartu keluar yang diletakkan di tempat dokumen bila dokumen itu

dipinjam seorang pengguna. Apabila dokumen tertentu dipinjam, maka sebagai

pengganti dokumen tersebut akan diberi kartu, atau sulih (dummy) yang

menunjukkan bahwa berkas sedang dipinjam keluar. Kartu ini akan berisikan

kolom pemakai, tanggal peminjaman, dan tanggal pengembalian.

• Pemakaian sistem terotomatisasi yang mencakup kegiatan sebagai berikut :

~ Perekaman dokumen yang dipinjam beserta catatan penggunaannya

(45)

~ Perekaman secara elektronik atas dokumen dapat dilakukan secara terpusat

atau terdesentralisasi.

~ Dengan menggunakan sensor, perekaman dapat dilakukan dari jarak jauh dan

dapt mengurangi metode lain yang kurang efisien, karena sistem ini

memungkinkan pemberitahuan kepada pusat dokumen bahwa sebuah

dokumen telah dipinjamkan kepada seorang pemakai. Adapun cara

sebelumnya ialah dengan telepon, pemberitahuan lisan, ataupun mengirm slip

transfer berkas.

2. Sistem Barcoding

Dengan memberikan tandaberupa garis atau balok secar vertikal pada berkas

atau dokumen. Setiap lokasi atau berkas memperoleh sandi balok yang unik, dan

untuk membacanya digunkan barcode scanner. Alat baca sandi balok jinjing (portable

barcode reader) dapat digunakan untuk melaksanakan sensor berkas atau audit

berkas. Manajer dokumen dapat memeriksa setiap ruangan portable barcode reader

yang dapat memindai sandi balok pemakai atau lokasi, dan informasi kemudian

dikirim ke sistem pelacakan otomatis, sehingga pemantauan gerakan dokumen lebih

aktual.

Sangat lazim ditemui sebuah organisasi mengalami berkas yang hilang atau

salah tempat dikarenakan staf menyerahkannya kepada orang lain tanpa mencatatnya

pada buku peminjaman. Dengan melakukan sensus barcode, berkas akan dapat lilacak

dimanapun berkas itu berada. Keuntungan lain dari sistem ini adalah mudah

di-upgrade ketika sistem lama tidak dapat memenuhi kebutuhan organisasi.

(46)

Penggunaan nomor seri pada dokumen sangat penting dan dilakukan dengan

menyusunnya menurut sistem berkas atau disusun sebagai satu unit tunggal karena

dokumen tersebut berkaitan dengan fungsi khusus organisasi, seperti berasal dari

aktivitas yang sama, memiliki bentuk khusus, atau karena hubungan lainnya yang

timbul akibat penciptaan atau pengunaan dokumen tersebut. Manajer dokumen pada

tahap perencanaan akan menentukan nilai masing-masing seri bagi kepentingan

instansi atau lembaga berdasarkan nilai guna administratif, fiskal, hukum, dan

historis.

Sistem pengindeksan

Sistem pengindeksan adalah sistem yang mengatur urutan unit-unit atau

bagian-bagian dari kata-kata kunci yang disusun menurut abjad, sebagai tanda

pengenal untuk memudahkan penentuan tempat penyimpanan dan penemuan kembali

arsip. Bentuk indeks ini dapat berupa kartu, daftar, atau buku yang disusun

sedemikian rupa agar nantinya tidak mendapat kesulitan dalam menemukan kembali

arsip yang dibutuhkan.(Sukoco, 2006:88)

Ada beberapa sistem yang digunakan dalam mengindeks dokumen maupun

arsip menurut Gie dalam Sukoco (2006:88), yaitu:

1. Sistem kronologis

Sistem yang menggunakan kalender sebagai patokan pengineksan. Dalam

bidang administrasi, tanggal dapat menunjukan :

• Saat ditandatanganinya sebuah surat atau dokumen atau arsip.

• Saat dimulai ketentuan yang ada dalam surat atau dokumen atau arsip.

(47)

• Saat yang menunjukan hari, bulan dan tahun berlangsungnya suatu peristiwa atau

ditulisnya surat atau dokumen atau arsip.

2. Sistem Abjad

Sistem ini digunakan untuk menyimpan dokumen yang ada berdasarkan

urutan abjad dan nama dokumen yang bersangkutan. Nama dapat terdiri dari dari 2

jenis, yaitu : nama orang (nama lengkap dan nama tunggal); dan nama badan (nama

badan pemerintah, nama badan swasta, nama organisasi). Sistem ini juga disebut

direct filling system, diman petugas dapat langsung menuju file penyimpanan dalam

mencari dokumen tanpa melalui alat bantu (indeks).

3. Sistem Subjek

Sistem ini didasarkan pada isi dari dokumen yang bersangkutan,

misalnyaperihal, pokok masalah, permasalahan, pokok surat dan lain-lain. Sistem ini

juga disebut dengan topical filling atau data filling dan dikenal sulit dalam

pengelolaannya.

4. Sistem Numerik

Sistem ini merupakan sistem penyimpanan warkat yangberdasarkan kode

nomor sebagai pengganti dari nama orang atau badan, yang disebut juga indirect

filing system ( kareana penentuan nomor yang digunakan memerlukan

pengelompokan masalahnya terlebih dahulu).

5. Sistem Geografis

Sistem ini didasarkan pada pengelompokan menurut nama tempat. Sisitem ini

dapat dikelola menurut 3 (tiga) tingkatan, yaitu :

• Nama negara, surat atau dokumen yang diterima nantinya dikelompokkan

(48)

• Nama wilayah administrasi negar setingkat propinsi

• Nama wilayah administrasi khusus

• Nama wilayah administrasi negara setingkat kabupaten.

Tata kearsipan di unit kerja BPC Medan menggunakan sistem alfabet,

berdasarkan nama nasabah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, sehingga mudah mencari

dan mendapatkan informasi atau data yang diperlukan pada waktu tertentu.

Unit kerja tersebut memiliki arsip manual yang disimpan di lemari arsip

merupakan arsip dokumen trade service yang berasal dari aktivitas penanganan L/C

ekspor atau SKBDN dan arsip pendukung kerja para karyawan di unit kerja BPC

Medan. Selain arsip manual unit kerja BPC Medan juga memiliki arsip elektronik

yang disimpan di dalam komputer.

Lamanya proses penyimpanan arsip sampai ke lemari arsip antara 1 sampai

dengan 3 bulan. Sedangkan lama penyimpanan di lemari arsip selama 1 sampai

dengan 2 tahun. Selanjutnya bila lemari arsip sudah penuh, arsip dipindahkan ke

gudang arsip di Jalan Jend. Gatot Subroto Medan. Retensi arsip dokumen-dokumen

ekspor disimpan selama 30 tahun.

F. Peralatan dan Tata Ruang Kantor Pada Unit Kerja BPC Medan PT Bank Mandiri (persero) Tbk

1. Peralatan Kantor Pada Unit Kerja BPC Medan

Peralatan kantor yang dipergunakan pada unit kerja BPC Medan adalah :

Mesin ketik

Fungsinya untuk mengetik surat, maupun laporan secara manual.

(49)

Fungsinya untuk menerima dan mengirim email yang bermanfaat untuk via

elektronik : surat, laporan, data, informasi, chatting dan sebagainya.

Mesin SWIFT (Societe Worldwide Interbank Financial Transaction)

fungsinya untuk menerima L/C nasabah dan mengirim korespondensi

(komunikasi) dengan pihak-pihak bank dalam dan luar negeri yang khusus

menyangkut komunikasi financial yang berasal dari transaksi ekspor nasabah.

Mesin photocopy

Mesin yang berfungsi untuk merangkapkan atau menduplikasikan setiap L/C

ekspor maupun dokumen pendukung lainnya.

Printer

Fungsinya untuk menduplikasi data yang berasal dari komputer, dapat berupa:

surat dan dokumen-dokumen tertentu.

Mesin Faximile

Fungsinya untuk mengirimkan photocopy dokumen-dokumen yang dibutuhkan

oleh nasabah dan kantor cabang-kantor cabang yang terkait dalam kegiatan

transaksi ekspor nasabah.

Filling Cabinet (lemari arsip)

Dipergunakan sebagai tempat menyimpan arsip-arsip nasabah dan arsip karyawan

yang penting seperti formulir L/C ekspor, SKBDN dan sebagainya.

Telepon

Fungsinya untuk berkomunikasi kepada pihak-pihak yang diperlukan oleh BPC

Medan.

Internal phone (IP)

fungsinya untuk berkomunikasi lokal dan interlokal antar sesama karyawan Bank

(50)

Scanner

fungsinya untuk mengirimkan photocopy dokumen yang diperlukan yang berasal

dari nasabah dan dari bank kepada nasabah melalui komputer.

Berkas kotak (Box file)

Tempat penyimpanan segala warkat kantor.

File yang dapat dilihat

Yakni berupa file yang diletakkan diatas meja yang akan segera diproses dan

ditanda tangani oleh pimpinan.

Meja

Tempat untuk meletakan telepon , kalender, komputer dan berkas-berkas

pendukung.

Kursi

Tempat para karyawan duduk yang telah disediakan sesuai dengan kebutuhan

kantor.

Kalkulator

Merupakan mesin hitung yang dipergunakan pihak BPC untuk menghitung

angka-angka dalam jutaan rupiah.

2. Tata Ruang Kantor Pada Unit Kerja BPC Medan

Ruangan kantor BPC merupakan ruangan yang bergabung dengan unit kerja

lain yaitu unit kerja Trade Servicing Center (TSC). TSC ialah unit yang langsung

menangani nasabah yang ingin melakukan transakasi ekspor maupun SKBDN, oleh

(51)

Ruangan kerja karyawan BPC Medan terletak pada lantai tiga gedung Bank

Mandiri. Ruang kantor gedung Bank Mandiri merupakan gabungan antara bentuk tata

ruang kantor berkamar, terbuka dan berhias, sehingga bentuk tata ruang kantor

gabungan ini dapat mencegah atau mengurangi kerugian yang ditimbulkan dari salah

satu jenis tata ruang tersebut.

Tata ruang kantor BPC terdiri dari :

Ruang BPC Manager

Ruangan kerja BPC Manager terpisah dan tertutup, terpisah dengan ruangan kerja

karyawan lainnya (bawahan).

Ruang Section Head

Ruangan kerja Section Head terpisah dengan ruangan kerja karyawan pelaksana

dan berdampingan dengan ruangan kerja Officer Ekspor dan BPC Manager dan

hanya dipisahkan oleh dinding dan partisi atau sekat.

Ruang Export Officer

Ruangan kerja Officer Ekspor terpisah dengan ruangan kerja karyawan pelaksana

dan berdampingan dengan ruangan kerja Section Head yang dibatasi oleh partisi

atau sekat.

Ruang Clerk ( Pelaksana ekspor)

Ruangan kerja karyawan pelaksana berada di satu ruangan tanpa menggunakan

partisi atau sekat.

sehingga proses komunikasi diantara karyawan pelaksana dapat berlangsung

dengan cepat dan mudah.

Gambar

Gambar
Gambar 2.1. Aliran dokumen-dokumen ekspor
Gambar 2. 2 Aliran Advising L/C Ekspor

Referensi

Dokumen terkait

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Zainul Arifin untuk mengolah data akuntansi dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan operasional perusahaan

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Zainul Arifin untuk mengolah data akuntansi dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan operasional perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Penulis di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Unit Mikro Mandiri, maka dapat diambil kesimpulan upaya bank dalam

Bagaimana Penilaian Tingkat Kesehatan Bank pada PT Bank Mandiri.

Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Zainul Arifin telah menerapkan komputerisasi untuk mengolah data akuntansi?. Seberapa besar kebutuhan komputer

Penelitian ini menggambarkan Sistem Pemrosesan Transaksi (SPT) Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama USU Medan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadap kinerja bisnis pada PT Bank Mandiri (Persero).. Tbk Cabang Simpang

Bank Mandiri Persero Tbk Laporan Keuangan 2016-2020 Kinerja Keuangan PT Bank Mandiri Persero Tbk Rasio Profitabilitas Net Profit Margin dan Return On Asset Rasio Likuiditas