TUGAS SARJANA
SISTEM PERPIPAAN
PERANCANGAN INSTALASI PENDISTRIBUSIAN AIR
MINUM PADA PERUMNAS TAMAN PUTRI DELI,
NAMORAMBE – KABUPATEN DELI SERDANG
O L E H :
A N T H O N Y S T E R S A G A L A
N I M : 0 3 0401 032
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tidak semua daerah memiliki sumber air yang layak untuk memenuhi
kebutuhan domestik sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber air dan
sebagian lagi diakibatkan oleh tingginya pencemaran sehingga air tidak layak minum.
Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe – Kabupaten Deli Serdang
merupakan salah satu perumahan umum yang belum memiliki instalasi
pendistribusian air minum. Padahal pada kota ini terdapat banyak industri yang
nantinya bisa mengakibatkan meningkatnya desakan akan kebutuhan air yang bersih.
Oleh karena itu perlu direncanakan merancang suatu instalasi pendistribusian air
minum untuk memenuhi kebutuhan Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe –
Kabupaten Deli Serdang.
Pada dasarnya fungsi dari perpipaan adalah untuk mendistribusikan air bersih
ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup, dan yang kedua,
membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting
lainnya.
Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standard dari unit,
seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa,
penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman
ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis
pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari
bahan Cast Iron, PVC (Polyvinil Chloride), New Steel, dan lain-lain.
Pemasangan pipa dapat dilakukan pada bengkel-bengkel di lapangan atau
pada suatu tempat khusus dan kemudian dibawa ke lapangan untuk dipasang, dengan
demikian akan menguntungkan dari segi waktu, ongkos kerja dan memudahkan
pemasangan di lapangan, namun pemasangan dengan cara ini memerlukan
perhitungan teknis dan ekonomis yang lebih cermat sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pemasangan di lapangan.
Untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang perpipaan tentu bukanlah
peralatan mekanik, korosi, mekanika fluida, pemilihan material, seni merancang jalur
pipa dan banyak disiplin ilmu lain yang harus dikuasai serta yang terpenting dari
semua itu adalah pengalaman di lapangan.
Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa yang
disusun secara seri maupun paralel maka persoalan yang dihadapi belumlah begitu
rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian yang
sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga
memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Dalam perencanaan itu hal-hal yang perlu
diperhitungkan diantaranya besarnya kapasitas dan kecepatan aliran dari fluida yang
melalui jalur pipa dan hal-hal lain yang perlu diperlukan dalam hal perencanaan.
Oleh karena sistem pendistribusian air minum kepada pelanggan merupakan
hal yang penting, dan kita sebagai manusia tidak lepas dari kebutuhan akan air
minum, maka penulis mengambil bidang Sistem Perpipaan ini sebagai Tugas Sarjana
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan khusus dari perancangan ini adalah untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Strata 1 pada Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Sedangkan tujuan umum dari perancangan ini adalah :
1. Untuk lebih mengetahui dan memahami aplikasi ilmu yang diperoleh
di bangku kuliah terutama mata kuliah Sistem Perpipaan dan Mekanika
Fluida.
2. Untuk merencanakan instalasi jaringan pipa yang digunakan untuk
mendistribusikan air minum pada perumnas Taman Putri Deli,
Namorambe – Kabupaten Deli Serdang.
1.3 Batasan Masalah
Pada perencanaan ini akan dibahas mengenai perancangan dan analisa
pendistribusian air bersih ke konsumen pada suatu jaringan perpipaan di Perumnas
Taman Putri Deli, Namorambe – Kabupaten Deli Serdang.
Adapun permasalahan yang akan dibatasi dalam menganalisa distribusi aliran
pada tiap pipa antara lain kapasitas aliran fluida, kerugian head yang terjadi pada tiap
pipa, ukuran pipa yang digunakan dan tekanan yang terjadi pada ujung pipa terjauh.
Adapun permasalahan dibatasi dalam menganalisa distribusi aliran pada tiap
pipa antara lain kapasitas aliran fluida, kerugian head yang terjadi pada tiap pipa,
ukuran pipa yang digunakan dan tekanan yang terjadi pada ujung pipa terjauh. Pada
perencanaan ini juga ditentukan pemilihan spesifikasi pompa dan volume reservoir
yang akan digunakan pada perancangan ini, agar setiap masyarakat dapat memperoleh
air bersih secukupnya.
1.4 Sistematika Penulisan
Tugas Sarjana ini terdiri dari 5 bab. Bab 1 memuat latar belakang, tujuan
penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas sarjana ini. Pada bab 2
memuat pembahasan materi mengenai kecepatan dan kapasitas aliran fluida, jenis
aliran, persamaan empiris di dalam pipa dan sistem jaringan pipa.
Pada bab 3 meliputi perencanaan pipa pada sistem jaringan pipa yaitu jumlah
kapasitas pemakaian air, analisa aliran fluida meliputi kapasitas dan kerugian head.
Pada bab 4 meliputi pemilihan pompa dan tekanan pada ujung pipa terjauh..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida
Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan
untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga pengukuran
kecepatan merupakan fase yang sangat penting dalam menganalisa suatu aliran fluida.
Kecepatan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran terhadap waktu yang
dibutuhkan suatu pertikel yang dikenali untuk bergerak sepanjang jarak yang telah
ditentukan.
Besarnya kecepatan aliran fluida pada suatu pipa mendekati nol pada dinding
pipa dan mencapai maksimum pada tengah-tengah pipa. Kecepatan biasanya sudah
cukup untuk menempatkan kekeliruan yang tidak serius dalam masalah aliran fluida
sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya adalah pada penampang aliran. Bentuk
kecepatan yang digunakan pada aliran fluida umumnya menunjukkan kecepatan yang
sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yang disebutkan.
Gambar 2.2 Profil Kecepatan pada saluran terbuka Gambar 2.1 Profil Kecepatan pada saluran tertutup
Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir dalam
suatu pipa. Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume, berat atau
massa fluida dengan masing-masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume
Kapasitas aliran (Q) untuk fluida yang inkompressible menurut [1], yaitu :
Q = A. v
dimana : Q = laju aliran volume (m3/s)
A = Luas penampang aliran (m2)
v = Kecepatan aliran fluida (m/s)
Laju aliran berat fluida (G) menurut [2] dirumuskan sebagai :
G = . A . v
dimana : G = laju aliran berat fluida (N/s)
= berat jenis fluida (N/m3)
Laju aliran massa (M) menurut [2] dinyatakan sebagai :
M = . A . v
dimana : M = Laju aliran massa fluida (kg/s)
= massa jenis fluida (kg/m3)
2.2 Energi dan Head
Energi biasanya didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Kerja merupakan hasil pemanfaatan tenaga yang dimiliki secara langsung pada suatu
jarak tertentu. Energi dan kerja dinyatakan dalam satuan N.m (Joule).
Setiap fluida yang sedang bergerak selalu mempunyai energi. Dalam menganalisa
masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan adalah mengenai Energi potensial,
energi kinetik dan energi tekanan.
Energi potensial menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu aliran fluida
karena adanya perbedaan ketinggian yang dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya.
Energi potensial (Ep) menurut [3] dirumuskan sebagai :
Ep = W . z
dimana : W = Berat fluida (N)
z = beda ketinggian (m)
Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena pengaruh
kecepatan yang dimilikinya. Energi kinetik menurut [3] dirumuskan sebagai :
2 . 2 1
v m
Ek=
dimana : m = massa fluida (kg)
Energi tekanan, disebut juga dengan energi aliran adalah jumlah kerja yang
dibutuhkan untuk memaksa elemen fluida bergerak menyilang pada jarak tertentu
dan berlawanan dengan tekanan fluida.
Besarnya energi tekanan (Ef) menurut [4] dirumuskan sebagai :
Ef = p . A . L
dimana : p = tekanan yang dialami oleh fluida (N/m2)
A = Luas penampang aliran (m2)
L = panjang pipa (m)
Besarnya energi tekanan menurut [4] dapat juga dirumuskan sebagai berikut :
γ
W p
Ef =
dimana : = Berat jenis fluida (N/m3)
Total energi yang terjadi merupakan penjumlahan dari ketiga macam energi
diatas, menurut [4] dirumuskan sebagai :
γ
Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan head (H)
dengan membagi masing-masing variabel di sebelah kanan persamaan dengan W
(berat fluida), menurut [4] dirumuskan sebagai :
γ
2.3 Persamaan Energi
Hukum Kekekalan Energi menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan namun dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Energi yang
ditunjukkan dari persamaan energi total di atas, atau dikenal sebagai head pada suatu
titik dalam aliran steady adalah sama dengan total energi pada titik lain sepanjang
aliran fluida tersebut. Hal ini berlaku selama tidak ada energi yang ditambahkan ke
Konsep ini dinyatakan ke dalam bentuk persamaan yang menurut [5] disebut
dengan persamaan Bernoulli, yaitu :
2
Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan tidak ada kehilangan energi
antara dua titik yang terdapat dalam aliran fluida, namun biasanya beberapa head
losses terjadi diantara dua titik. Jika head losses ini tidak diperhitungkan maka akan
menjadi masalah dalam penerapannya di lapangan. Jika head losses dinotasikan
dengan “hl” maka persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis menjadi persamaan baru,
dimana menurut [6] dirumuskan sebagai :
hl
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak permasalahan
type aliran, biasanya untuk fluida inkompressible tanpa adanya penambahan panas
atau energi yang diambil dari fluida. Namun, persamaan ini tidak dapat digunakan
untuk menyelesaikan aliran fluida yang mengalami penambahan energi untuk
menggerakkan fluida oleh peralatan mekanik, misalnya pompa, turbin dan peralatan
h2 Head Loses
g v
2 2
1
g v
2
2 2
Total Energi
γ
1
P
γ
2
P
Total Energi
At Point 1 At Point 2
Z1
Z2
Reference Datum
Direction Of Flow
Gambar 2.3 Illustrasi persamaan Bernoulli
2.4 Aliran Laminar dan Turbulen
Aliran fluida yang mengalir di dalam pipa dapat diklasifikasikan kedalam dua
type aliran yaitu “laminar” dan “turbulen”. Aliran dikatakan laminar jika
partikel-partikel fluida yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak
dengan kecepatan sama. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak
mengikuti lintasan sembarang di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-ratanya saja
yang mengikuti sumbu pipa.
Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan untuk pipa silindris
merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re). Dalam menganalisa aliran di dalam
saluran tertutup, sangatlah penting untuk mengetahui type aliran yang mengalir dalam
pipa tersebut. Untuk itu harus dihitung besarnya bilangan Reynold dengan
mengetahui parameter-parameter yang diketahui besarnya. Bilangan Reynold (Re)
menurut [7] dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
µ ρdv =
dimana : = massa jenis fluida (kg/m3)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
= viskositas dinamik fluida (Pa.s)
Karena viskositas dinamik dibagi dengan massa jenis fluida merupakan
viskositas kinematik ( ) maka bilangan Reynold menurut [7] dapat juga dinyatakan :
υ ρ
µ
υ = sehinggaRe = dv
Menurut [7], Aliran akan laminar jika bilangan Reynold kurang dari 2000 dan
akan turbulen jika bilangan Reynold lebih besar dari 4000. Jika bilangan Reynold
terletak antara 2000 – 4000 maka disebut aliran transisi.
2.5 Kerugian Head (Head Losses) A. Kerugian Head Mayor
Aliran fluida yang melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head . Hal ini
disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau
perubahan kecepatan yang dialami oleh aliran fluida (kerugian kecil).
Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu
dari dua rumus berikut , yaitu :
1. Persamaan Darcy - Weisbach, menurut [8] yaitu :
g v d
L f hf
2 2
=
dimana : hf = kerugian head karena gesekan (m)
f = faktor gesekan (diperoleh dari diagram Moody)
d = diameter pipa (m)
L = panjang pipa (m)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa (m/s)
Tabel 2.1 Nilai kekasaran dinding untuk berbagai pipa komersil
Kekasaran
Bahan
ft m
Riveted Steel 0,003-0,03 0,0009-0,009
Concrete 0,001-0,001 0,0003-0,003
Wood Stave 0,0006- 0,003 0,0002-0,0009
Cast iron 0,00085 0,00026
Galvanized Iron 0,0005 0,00015
Asphalted Cast Iron 0,0004 0,0001
Commercial steel or wrought iron 0,00015 0,000046
Drawn brass or copper tubing 0,000005 0,0000015
Glass and plastic “smooth” “smooth”
(Sumber : Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill, New York.
1987, hal. 100.)
2. Persamaan Hazen – Williams.
Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head dalam
pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum.
Bentuk umum persamaan Hazen – Williams menurut [9], yaitu :
L d C
Q
hf 1,85 4,85
85 , 1 666 , 10
=
dimana : hf = kerugian gesekan dalam pipa (m)
Q = laju aliran dalam pipa (m3/s)
L = panjang pipa (m)
C = koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams
(diperoleh dari Tabel 2.2)
d = diameter pipa (m)
Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran
fluida di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus Darcy -
Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynold kurang dari 2000, faktor
gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynold, menurut [10] dinyatakan dengan
rumus :
hubungan antara bilangan Reynold, faktor gesekan dan kekasaran relatif menjadi
lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari
hasil eksperimen, antara lain :
1. Untuk daerah complete roughness, rough pipes menurut [10], yaitu :
=
2. Untuk pipa sangat halus seperti glass dan plastik, hubungan antara bilangan
Reynold dan faktor gesekan menurut [11] dirumuskan sebagai :
a. Blasius : 0,25
3. Untuk pipa kasar, menurut [12], yaitu :
Von Karman : 1 =2log +1,74
ε
d
f
dimana harga f tidak tergantung pada bilangan Reynold.
B. Kerugian Head Minor
Selain kerugian yang disebabkan oleh gesekan, pada suatu jalur pipa juga
terjadi kerugian karena kelengkapan pipa seperti belokan, siku, sambungan, katup dan
sebagainya yang disebut dengan kerugian kecil (minor losses).
Besarnya kerugian minor akibat adanya kelengkapan pipa menurut [13] dirumuskan
sebagai :
g v k n hm
2 . .
2
=
dimana : n = jumlah kelengkapan pipa
k = koefisien kerugian (dari lampiran koefisien minor losses peralatan
pipa)
v = kecepatan aliran fluida dalam pipa.
Menurut [14],minor losses dapat diabaikan tanpa kesalahan yang cukup berarti
bila, secara rata – rata terdapat pipa yang panjang (L/d >>> 1000) pada jaringan pipa.
2.6 Persamaan Empiris untuk aliran di dalam pipa
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa permasalahan aliran fluida
dalam pipa dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Bernoulli, persamaan
Darcy dan diagram Moody. Penggunaan rumus empiris juga dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan aliran. Dalam hal ini digunakan dua model rumus yaitu
persamaan Hazen-Williams dan persamaan Manning.
1. Persamaan Hazen-Williams dengan menggunakan satuan Internasional
menurut [15], yaitu ;
= 0,8492 C R0,63 s0,54
dimana = kecepatan aliran (m/s)
C = korfisien kekasaran pipa Hazen-Williams
R = jari – jari hidrolik
= d untuk pipabundar
4
s = slope dari gradient energi (head losses/panjang pipa)
=
l hl
Tabel 2.2 Koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams
Extremely smooth and straight pipes 140
New Steel or Cast Iron 130
Wood; Concrete 120
New Riveted Steel; vitrified 110
Old Cast Iron 100
Very Old and corroded cast iron 80
(Sumber : Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill, New York.
1987, hal. 161.)
2. Persamaan Manning dengan satuan Internasional, menurut [15] yaitu :
2 / 1 3 / 2 0 , 1
s R n =
υ
dimana : n = koefisien kekasaran pipa Manning
Menurut [16], Persamaan Hazen – Williams umumnya digunakan untuk
menghitung headloss yang terjadi akibat gesekan (Amerika Serikat). Persamaan ini
tidak dapat digunakan untuk liquid lain selain air dan digunakan khusus untuk aliran
yang bersifat turbulen. Persamaan Darcy – Weisbach secara teoritis tepat digunakan
untuk semua rezim aliran dan semua jenis liquid. Persamaan Manning biasanya
digunakan untuk aliran saluran terbuka (open channel flow).
2.7 Pipa yang dihubungkan Seri
Pipa yang dihubungkan secara sejajar dimana laju aliran yang mengalir
didalamnya sama-sama dialiri aleh aliran yang sama dapat dikatakan pipa yang
dibungkan secara seri dimana keuntungan dari sambungan pipa model ini adalah
2
3
B 1
Gambar 2.4 Pipa yang dihubungkan seri
Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa akan
dialiri oleh aliran yang sama. Total kerugian head pada seluruh sistem adalah jumlah
kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa, menurut [17] dirumuskan sebagai :
Q0 = Q1 = Q2 = Q3
Q0 = A1V1 = A2V2 = A3V3
hl = hl1 + hl2 + hl3
Persoalan aliran yang menyangkut pipa seri sering dapat diselesaikan dengan
mudah dengan menggunakan pipa ekuivalen, yaitu dengan menggantikan pipa seri
dengan diameter yang berbeda-beda dengan satu pipa ekuivalen tunggal. Dalam hal
ini, pipa tunggal tersebut memiliki kerugian head yang sama dengan sistem yang
digantikannya untuk laju aliran yang spesifik.
2.8 Pipa yang dihubungkan Paralel
Pipa yang dihubungkan secara bercabang dimana laju aliran masuk sama
dengan total laju aliran pipa dihunbkan tersebut dapat dikatakan pipa yang memiliki
3
A 2
1
B
Gambar 2.5 Pipa yang dihubungkan secara paralel
Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara paralel, total laju aliran sama
dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan rugi head pada sebuah
cabang sama dengan pada yang lain,menurut [18] dirumuskan sebagai :
Q0 = Q1 + Q2 + Q3
Q0 = A1V1 + A2V2 + A3V3
hl1 = hl2 = hl3
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa persentase aliran yang melalui setiap
cabang adalah sama tanpa memperhitungkan kerugian head pada cabang tersebut.
Rugi head pada setiap cabang boleh dianggap sepenuhnya terjadi akibat
gesekan atau akibat katup dan perlengkapan pipa, diekspresikan menurut panjang pipa
atau koefisien losses kali head kecepatan dalam pipa. Menurut [18] dirumuskan
diperoleh hubungan kecepatan :
2.9 Sistem Jaringan Pipa
Pada loop dibawah ini dimana laju aliran massa yang masuk sama dengan
total laju aliran massa yang keluar . Dapat diasumsikan seperti gambar dibawah ini
B
Gambar 2.6 Jaringan Pipa
Jaringan pipa pengangkut air yang kompleks dapat dianalisis dengan cepat
menggunakan persamaan Hazen-Williams atau rumus gesekan lain yang sesuai.
Perhitungan distribusi aliran pada suatu jaringan biasanya rumit karena harus
memecahkan serangkaian persamaan hambatan yang tidak linear melalui prosedur
yang iteratif. Kesulitan lainnya adalah adanya kenyataan bahwa kebanyakan jaringan,
arah aliran pipa tidak diketahui sehingga losses antara dua titik menjadi sukar untuk
ditentukan. Dalam perancangan sebuah jaringan, aliran dan tekanan di berbagai titik
menjadi persyaratan utama untuk menentukan ukuran pipa, sehingga harus
diselesaikan dengan cara berurutan dan iterasi.
Sebuah jaringan yang terdiri dari sejumlah pipa mungkin membentuk sebuah
loop, dimana pipa yang sama dipakai oleh dua loop yang berbeda, seperti terlihat pada
gambar di atas. Ada dua syarat yang harus diperhatikan agar aliran dalam jaringan
1. Aliran netto ke sebuah titik harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa laju
aliran ke sebuah titik pertemuan harus sama dengan laju aliran dari titik
pertemuan yang sama.
2. Head losses netto di seputar sebuah loop harus sama dengan nol. Jika
sebuah loop ditelusuri ke arah manapun, sambil mengamati perubahan head
akibat gesekan atau losses yang lain, kita harus mendapatkan aliran yang
setimbang ketika kembali ke kondisi semula (head dan tekanan) pada
kondisi awal.
Prosedur untuk menentukan distribusi aliran dalam suatu jaringan meliputi
penentuan aliran pada setiap pipa sehingga kontinuitas pada setipa pertemuan
terpenuhi (syarat 1). Selanjutnya head losses dari setiap loop dihitung dan jika tidak
sama dengan nol maka aliran yang telah ditetapkan harus dikoreksi kembali dengan
perkiraan dan metode iterasi yang disebut metode Hardy Cross.
Untuk sebuah loop tertentu dalam sebuah jaringan misalkan Q adalah laju
aliran sesungguhnya atau laju aliran setimbang dan Qo adalah laju aliran yang
diandaikan sehingga Q = Qo + Q. Dari persamaan Hazen-Williams hl = nQX, maka
fungsi Q dapat dikembangkan dalam deret Taylor sebagai :
....
jika hanya orde pertama yang digunakan, kemudian Q dihitung dengan f(Q) = hl,
maka :
Harga x adalah eksponen dalam persamaan Hazen-Williams apabila digunakan untuk
menghitung hl dan besarnya adalah 1,85
terdapat dalam persamaan yang menggunakan satuan British, yaitu : 14,85,734,87
d C
L
n= .
Cara lain yang dapat digunakan ialah dengan persamaan Darcy-Weisbach
dengan x = 2 dan 82 5
gesekan selalu berubah untuk setiap iterasi.
Prosedur pengerjannya sebagai berikut :
1. Andaikan distribusi aliran yang paling wajar, baik besar maupun arahnya
mempunyai jumlah aljabar nol. Ini harus ditunjukkan dari diagram
jaringan pipa yang bersangkutan.
2. Buat sebuah tabel untuk menganalisa setiap loop tertutup dalam jaringan
yang semi-independent.
3. Hitung head losses pada setiap pipa.
4. Untuk tiap loop, anggap bahwa laju aliran Qo dan head losses (hl) positif
untuk aliran yang searah dengan jarum jam dan negatif untuk aliran yang
berlawanan arah jarum jam.
5. Hitung jumlah aljabar head losses ( hl) dalam setiap loop.
6. Hitung total head losses persatuan laju aliran
Qo hl
untuk tiap pipa. Tentukan
jumlah besaran nxQo0,85 Qo
hl
= . Dari defenisi tentang head losses
dan arah aliran, setiap suku dalam penjumlahan ini harus bernilai positif.
7. Tentukan koreksi aliran dari tiap loop, menurut [19] dirumuskan sebagai
berikut :
Qo hl n
hl Q
/
− = ∆
dimaana : Q = koreksi laju aliran untuk loop
hl = jumlah aljabar kerugian head untuk semua pipa dalam
loop.
n = harga yang bergantung pada persamaan yang digunakan
untuk menghitung laju aliran.
n = 1,85 bila digunakan persamaan Hazen-Williams.
n = 2 bila digunakan persamaan Darcy dan Manning.
Koreksi diberikan untuk setiap pipa dalam loop. Sesuai dengan
kesepakatan, jika Q bernilai positif ditambahkan ke aliran yang searah
jarum jam dan dikurangkan jika berlawanan arah jarum jam. Untuk pipa
yang dugunakan secara bersama dengan loop lain, maka koreksi aliran
untuk pipa tersebut adalah harga netto dari koreksi untuk kedua loop.
8. Tuliskan aliran yang telah dikoreksi pada diagram jaringan pipa seperti
pada langkah 1. Untuk memeriksa koreksi pada langkah 7 perhatikan
9. Ulangi langkah 1 sampai 8 sampai koreksi aliran = 0.
Prosedur di atas dapat digambarkan pada sebuah tabel berikut.
Tabel 2.2 Prosedur pengerjaan iterasi
1 2 3 4 5 6 7
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Diagram
pipa
2.10 Pipa yang dipasang pada Pompa dan Turbin
Pipa-pipa yang dipasang dengan pompa atau turbin tentunya akan ada energi
yang bertambah dan berkurang. Bila pipa dipasangkan dengan pompa maka akan ada
penambahan energi sebesar Hp dan bila dipasangkan dengan turbin akan ada
pengurangan energi sebesar HT . Untuk menyelesaikan persoalan di atas digunakan
persamaan Bernoulli.
1. Pipa yang dipasang dengan pompa.
Pompa termasuk ke dalam kelompok mesin kerja yaitu mesin fluida yang
berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi fluida. Head pompa adalah
energi yang harus ditambahkan pompa ke dalam fluida untuk memindahkan fluida
tersebut dari tempat yang memiliki head rendah ke tempat dengan head yang tinggi.
Head yang dibutuhkan tersebut, menurut [18] dirumuskan sebagai :
L
Untuk menghitung besarnya daya yang dibutuhkan pompa, menurut [18] adalah
sebagai berikut : P = . Q . Hp
2. Pipe yang dipasang dengan turbin.
Turbin merupakan salah satu mesin tenaga yaitu mesin fluida yang berfungsi
untuk mengubah energi fluida menjadi energi mekanik poros. Head turbin adalah
energi yang dipindahkan fluida untuk menghasilkan energi mekanik poros turbin.
Head yang dibutuhkan tersebut, menurut [19] dirumuskan sebagai :
L
adalah perbedaan head tekanan
Untuk menghitung besarnya daya yang dibutuhkan turbin, menurut [20] adalah
sebagai berikut : P = . Q . HT
dimana : P = daya turbin (W)
= Berat jenis fluida (N/m3)
Q = Laju aliran fluida (m3/s)
BAB III
PERENCANAAN PIPA PADA SISTEM JARINGAN PIPA
3.1 Jumlah Pemakaian Air
Dalam merencanakan suatu sistem jaringan pipa yang dipergunakan untuk
mendistribusikan air bersih pada Perumnas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu kebutuhan air secara keseluruhan yang meliputi kebutuhan perumahan itu
sendiri dan fasilitas lainnya. Dalam hal ini perumahan yang direncanakan terdiri dari
1270 kepala keluarga dan fasilitas penunjang lainnya.
3.1.1 Kebutuhan air bersih pada perumahan
Adapun jumlah anggota keluaga setiap rumah berkisar antara 4 – 8 orang.
Dalam perencanaan ini diasumsikan setiap rumah berjumlah 5 orang yang terdiri dari
1 ayah, 1 ibu dan 3 anak. Dari hasil survey diperoleh jumlah rumah yang terdapat
pada Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe – Kabupaten Deli Serdang = 1270
rumah sehingga jumlah penduduk yang terdapat pada perumahan adalah 1270 x 5
orang = 6350 orang.
Tabel 3.1 Pemakaian air rata-rata untuk rumah tangga.
No Jenis gedung Pemakaian
air rata-rata
sehari
(liter)
Jangka waktu
pemakaian air
rata-rata sehari
(liter)
Perbanding
an luas
lantai
efektif/total
Keterangan
1 Perumahan
mewah
250 8 - 10 42 - 45 Setiap
penghuni
2 Rumah biasa 160 -250 8 - 10 50 - 53 Setiap
penghuni
Sumber : “Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing”, Sofyan
Noerbambang. Pradnya Paramitha, Jakarta 1996.
Dengan standard kebutuhan air penduduk rata-rata sebesar 250 liter/hari.orang
(untuk keperluan rumah tangga) maka kebutuhan air penduduk dapat dihitung dengan
Kebutuhan air penduduk = Jumlah penduduk x Kebutuhan air rata-rata
= 6350 orang x 250 liter/hari.orang
= 1587500 liter/hari.
= 1587,5 m3/hari
3.1.2 Kebutuhan air bersih untuk sekolah.
Pada perumahan ini tersedia 5 buah sekolah yang terdiri dari 2 buah sekolah
TK, 2 buah SD, dan 1 buah SMP. Dari data survey diperoleh jumlah siswa dan
kebutuhan air untuk ketiga sekolah tersebut, yaitu :
1. Sekolah TK
Jumlah siswa = 150 orang
Jumlah sekolah = 2 buah
Kebutuhan air rata-rata per hari = 40 liter/hari.orang
Kebutuhan air = 150 orang x 2 x 40 liter/hari.orang
= 12000 liter/hari.
= 12 m3/hari 2. Sekolah SD
Jumlah siswa = 300 orang
Jumlah sekolah = 2 buah
Kebutuhan air rata-rata per hari = 40 liter/hari.orang
Kebutuhan air = 300 orang x 2 x 40 liter/hari.orang
= 24000 liter/hari.
= 24 m3/hari
3. Sekolah SMP
Jumlah siswa = 160 orang
Kebutuhan air rata-rata per hari = 50 liter/hari.orang
Kebutuhan air = 160 orang x 50 liter/hari.orang
= 8000 liter/hari.
= 8 m3/hari
Diperoleh jumlah kebutuhan air total untuk ketiga sekolah tersebut adalah
3.1.3 Kebutuhan air bersih untuk rumah ibadah 1. Mesjid
Jumlah rata-rata jemaah per hari = 500 orang
Jumlah gedung = 3 buah
Kebutuhan air perhari = 500 orang x 3 x 10 liter/hari.orang
= 15000 liter/hari
= 15 m3/hari
2. Gereja
Jumlah rata-rata umat = 500 orang
Jumlah gereja = 1 Buah
Jumlah gedung = 1 buah
Kebutuhan air per hari = 500 orang x 1 x 10 liter/hari.orang
= 5000 liter/hari
= 5 m3/hari
3.1.4 Kebutuhan air bersih untuk Balai Kesehatan.
Sebagai tempat pertolongan pertama dan sarana informasi kesehatan
khususnya untuk pasien yang berobat jalan pada perumahan, dibangun sebuah balai
kesehatan. Pemakaian air bersih diambil rata-rata 500 liter/hari.
3.1.5 Kebutuhan air bersih untuk Perkantoran.
Pada kompleks perumahan terdapat sebuah kantor instansi yaitu Pos
SATPAM Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe – Medan.
Jumlah pegawai = 12 orang.
Pemakaian air rata-rata per hari = 100 liter/hari.orang
Kebutuhan air per hari = 12 x 100 liter/hari.orang
= 1200 liter/hari.
= 1,2 m3/hari
3.1.6 Kebutuhan air bersih untuk fasilitas lainnya. a. Kebutuhan air bersih untuk Taman Bermain
Diperumahan ini terdapat 2 taman.Dari data survey pemakaian air bersih
Kebutuhan air per hari = 2 x 600 liter/hari
= 1200 liter/hari
= 1,2 m3/hari
b. kebutuhan air bersih untuk Lapangan Olah Raga.
Diperumahan ini terdapat 1 lapangan olah raga.Dari data survey pengunjung
diperkirakan setiap harinya 30 orang dan pemakaian air bersih per hari nya setiap
orang 20 lt.
Kebutuhan air per hari = 30 orang x 20 lt/hari
= 600 liter/hari
= 0,6 m3/hari
Sehingga total keperluan air bersih pada Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe –
Medan adalah :
Qtotal = 1587500 liter/hari + 44000 liter/hari + 15000 liter/hari + 5000
liter/hari + 500 liter/hari + 1200 liter/hari + 1200 liter/hari + 600
liter/hari
= 1655000 liter/hari
= 1655 m3/hari
3.2 Kapasitas Aliran Fluida Keluar Jaringan Pipa
Kapasitas aliran fluida yang keluar dari jaringan pipa yaitu berdasarkan jumlah
pelanggan yang akan dilayani guna memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk
mempermudah dalam penganalisaan selanjutnya, maka pipa yang digunakan untuk
mengalirkan air ke masing- masing pelanggan dibuat menjadi satu. Akan tetapi
kapasitas aliran air yang keluar adalah penjumlahan dari kebutuhan air per pelanggan.
QB
Q3 QA
Q2 Q1
Q1 +Q2 + Q3
QB QA
Gambar 3.1. Kapasitas Aliran Keluar Dari Jaringan Pipa
Dari gambar 3.1 di atas dapat diketahui bahwa besarnya kapasitas fluida yang
masuk ke dalam jaringan pipa sama dengan jumlah kapasitas fluida yang keluar dari
jaringan pipa tersebut.
Besar kapasitas aliran keluar dari jaringan pipa adalah :
= ( Jumlah rumah yang dilayani x kebutuhan air bersih setiap rumah )
+ Fasilitas umum yang dilayani
Besar kapasitas aliran keluar dari jaringan pipa setelah dilebihkan 10% adalah:
= Besar kapasitas aliran keluar dari jaringan pipa + (10% x Besar kapasitas
aliran keluar dari jaringan pipa)
Dari hasil survey, diperoleh bahwa untuk kapasitas total aktual , maka
kapasitas total tersebut harus ditambahkan sebesar 10 - 20%, hal ini dilakukan untuk
mengatasi losses yang terjadi selama pendistribusian air.
Dalam perencanaan ini diambil faktor koreksi sebesar 10% sehingga kapasitas total
air bersih yang masuk Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe – Medan, sebesar :
= 10% (1655000 liter/hari) + 1655000 liter/hari
= 165500 liter/hari + 1655000 liter/hari
= 1820500 liter/hari
= 1820,5 m3/hari
= 54615 m3/bulan
0,004372779
0,001324884 0,001062930 0,001262006 0,000891848
0,000703616 0,000603539
Hasil analisa besar kapasitas aliran yang keluar dari jaringan pipa adalah
sebagai berikut :
mendistribusikannya melalui suatu sistem jaringan pipa. Dalam merencanakan suatu
jaringan pipa untuk penditribusian air bersih hal yang penting dilakukan terlebih
dahulu adalah menentukan besarnya kapasitas aliran fluida yang mengalir pada
masing-masing pipa dan besarnya kapasitas aliran fluida yang keluar dari jaringan
pipa tersebut dengan cara menaksir. Metode ini dikenal dengan nama metode
0.02790486
3.3 Pemilihan Jenis Pipa
Pemakaian pipa pada instalasi plumbing ada dua macam, yaitu pipa yang
terbuat dari logam dan pipa yang terbuat dari PVC. Bahan PVC untuk pipa plumbing
merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat efisien dari segi biaya.
Adapun keunggulan yang dimiliki pipa PVC dibandingkan pipa jenis lain ialah
1. Kelenturan yang tinggi (kekuatan tarik 22 MPa dan kelenturan 400%).
• Memiliki kemampuan untuk menahan “beban kejut” (impact strenght) yang
tinggi.
• Tahan terhadap temperatur yang rendah.
2. Ringan (mengapung di air), dengan massa jenis (density) 0,94 kg/m3 sehingga
mudah untuk handling dan transportasi.
• Mudah dan cepat pada penyambungan dan pemasangan.
• Tahan karat serta tahan abrasive
3. Permukaannya halus sehingga pengaruh kehilangan tekanannya sangat kecil
• Tidak mengandung zat-zat beracun sehingga direkomendasikan sangat aman
untuk sistem distribusi air minum (environmental technology)
• Usia pipa (life time) dapat mencapai 50 tahun.
Satu-satunya kelemahan pipa PVC ialah rawan bocor apabila sistem
pengelemannya kurang rapi. Meski demikian, pipa PVC merupakan alternatif yang
paling banyak dipakai masyarakat luas saat ini. Soal harga tergantung pada ketebalan
pipa yang jadi pilihan.
Ukuran pipa yang digunakan pada perencanaan ini adalah pipa PVC dengan
diameter 2 inci, 3 inci, 4 inci dan 6 inci. Penentuan diameter pipa diperoleh dari data
hasil survey.
3.4 Analisa Kapasitas Aliran Fluida
Setelah menentukan besarnya kapasitas aliran fluida yang mengalir di dalam
pipa-pipa pada suatu jaringan pipa dengan cara menaksirnya, maka persoalan di atas
belum dapat dianggap selesai dengan begitu saja. Langkah selanjutnya ialah dengan
mencari harga kerugian head perpanjang pipa untuk memperoleh kesetimbangan
aliran fluida pada setiap pipa.
Head losses (kerugian head) yang terjadi sepanjang pipa dapat ditentukan
1. Dengan rumus empiris.
Untuk pipa no. 1 pada loop I, diperoleh :
Q = laju aliran (ditaksir)
= 0.006869695 m3/s.
C = Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams
= 140 (untuk pipa PVC)
d = diameter pipa
= 0,1524 m (6 in)
L = panjang pipa
= 27 m (dari data site plan hasil survey)
Sehingga diperoleh :
m
2. Dengan menggunakan Diagram Pipa.
Diagram pipa Hazen-Williams juga dapat digunakan untuk menentukan
besarnya kerugian head sepanjang pipa. Pada literatur hanya terdapat diagram pipa
untuk nilai C = 100, 110, 120, dan 130. Sehingga, nilai kapasitas pada aliran harus
dikonversi terlebih dahulu karena untuk pipa PVC nilai C = 140.
Gambar 3.4 Perhitungan Head Losses dengan Diagram Pipa
Sehingga head loss sepanjang pipa No. 1
0.021070602
0.000810995
Dari perhitungan secara rumus empiris dan grafik di atas dapat dilihat bahwa
kedua nilainya tidak jauh berbeda. Penentuan head loss sepanjang pipa dengan
metode grafik harus dikoreksi lebih lanjut dikarenakan penggunaan dan pembacaan
alat ukur. Sehingga untuk memudahkan penentuan losses sepajang pipa dilakukan
dengan rumus empiris.
Perhitungan besar kapasitas dengan menggunakan metode Hardy – Cross, meliputi
perhitungan koreksi kapasitas untuk masing-masing loop, seperti diuraikan pada
perhitungan berikut.
Tabel 3.3 Iterasi perhitungan untuk mencari koreksi kapasitas dan kapasitas sebenarnya.
ITERASI 1
Gambar 3.5 Loop 1 Iterasi 1
Loop 1 ( BLOK A )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl/ Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris h1x L
1 27 0.1524 0.006869695 0.001043571 0.028176411 4.101552028
2 60 0.1524 0.006869695 0.001043571 0.062614248 9.114560062
3 47 0.1524 0.003814140 0.000351375 0.016514645 4.329847663
4 37 0.1524 -0.000631022 -0.000012597 -0.000466092 0.738630392
5 55 0.1524 -0.003029350 -0.000229448 -0.012619635 4.165789759
6 40 0.1524 -0.006869695 -0.001043571 -0.041742832 6.076373374
Gambar 3.6 Loop 2 Iterasi 1
Loop 2 ( BLOK B )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris h1x L
3 47 0.1524 -0.003814140 -0.000351375 -0.016514645 4.329847663
7 75 0.1524 0.003814140 0.000351375 0.026353157 6.909331377
8 30 0.1524 0.001059189 0.000032839 0.000985167 0.930114298
9 80 0.1524 -0.004445162 -0.000466423 -0.037313815 8.394253192
-0.026490136 20.563546529
Loop 3 ( BLOK C )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris h1x L
8 30 0.1524 -0.001059189 -0.000032839 -0.000985167 0.930114298
10 73 0.1524 0.001059189 0.000032839 0.002397239 2.263278126
11 34 0.1524 -0.001798906 -0.000087489 -0.002974625 1.653574400
12 63 0.1016 -0.004393529 -0.003261634 -0.205482930 46.769448846
-0.207045482 51.616415671
Gambar 3.8 Loop 4 Iterasi 1
Loop 4 ( BLOK D )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris h1x L
4 37 0.1524 0.000631022 0.000012597 0.000466092 0.738630392
9 80 0.1524 0.004445162 0.000466423 0.037313815 8.394253192
12 63 0.1016 0.004393529 0.003261634 0.205482930 46.769448846
13 68 0.1016 0.001798906 0.000625167 0.042511342 23.631774959
14 101 0.1524 -0.000631022 -0.000012597 -0.001272305 2.016261339
0.000810995
Gambar 3.9 Loop 5 Iterasi 1
Loop 5 ( BLOK E )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan
Diketahui Diketahui Ditaksir Rumus Empiris h1x L
5 55 0.1524 0.003029350 0.000229448 0.012619635 4.165789759
15 55 0.1524 0.000631022 0.000012597 0.000692839 1.097964096
16 75 0.1524 -0.000954490 -0.000027087 -0.002031543 2.128406429
17 80 0.1524 -0.001908980 -0.000097650 -0.007811963 4.092218195
18 140 0.1524 -0.003029350 -0.000229448 -0.032122708 10.603828476
-0.028653738 22.088206954
Loop 6 ( BLOK F )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
14 101 0.1524 0.000631022 0.000012597 0.001272305 2.016261339
15 55 0.1524 -0.000631022 -0.000012597 -0.000692839 1.097964096
19 60 0.1524 -0.000948938 -0.000026796 -0.001607788 1.694302830
20 55 0.1016 -0.000156182 -0.000006799 -0.000373947 2.394303786
21 60 0.1016 -0.000074944 -0.000001748 -0.000104868 1.399290285
22 55 0.1016 0.000818696 0.000145716 0.008014379 9.789199684
0.006507240 18.391322020
Gambar 3.11 Loop 7 Iterasi 1
Loop 7 ( BLOK G )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
16 75 0.1524 0.000954490 0.000027087 0.002031543 2.128406429
19 60 0.1524 0.000948938 0.000026796 0.001607788 1.694302830
23 80 0.1524 -0.000954490 -0.000027087 -0.002166979 2.270300191
24 75 0.1524 0.000156182 0.000000951 0.000071362 0.456914794
Gambar 3.12 Loop 8 Iterasi 1
Loop 8 ( BLOK H )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
20 55 0.1016 0.000156182 0.000006799 0.000373947 2.394303786
24 75 0.1524 -0.000156182 -0.000000951 -0.000071362 0.456914794
25 55 0.1016 -0.001110672 -0.000256191 -0.014090509 12.686472115
26 75 0.1016 -0.000555336 -0.000071065 -0.005329909 9.597628750
-0.019117833 25.135319445
Loop 9 ( BLOK I )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
21 60 0.1016 0.000074944 0.000001748 0.000104868 1.399290285
26 75 0.1016 0.000555336 0.000071065 0.005329909 9.597628750
27 60 0.1016 -0.000555336 -0.000071065 -0.004263927 7.678103000
28 75 0.1016 0.000446820 0.000047531 0.003564813 7.978186914
0.004735664 26.653208949
Gambar 3.14 Loop 10 Iterasi 1
Loop 10 ( BLOK J )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
28 75 0.1016 -0.000446820 -0.000047531 -0.003564813 7.978186914
29 81 0.0762 -0.000142781 -0.000023245 -0.001882818 13.186756222
30 75 0.0508 0.000260232 0.000504247 0.037818497 145.326082540
82 81 0.0762 0.000446820 0.000191835 0.015538656 34.776096701
Gambar 3.15 Loop 11 Iterasi 1
Loop 11 ( BLOK K )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan
Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
30 75 0.0508 -0.000260232 -0.000504247 -0.037818497 145.326082540
31 57 0.0508 0.000233567 0.000412845 0.023532161 100.751222527
32 75 0.0508 0.000233567 0.000412845 0.030963369 132.567398062
33 57 0.0508 -0.000233567 -0.000412845 -0.023532161 100.751222527
-0.006855128 479.395925657
Gambar 3.16 Loop 12 Iterasi 1
Loop 12 ( BLOK L )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
22 55 0,1016 -0,000818696 -0,000145716 -0,008014379 9,789199684
83 81 0,0508 -0,000818696 -0,004202451 -0,340398521 415,781341247
34 58 0,0508 -0,000216419 -0,000358527 -0,020794581 96,084819892
82 81 0,0762 -0,000446820 -0,000191835 -0,015538656 34,776096701
Gambar 3.17 Loop 13 Iterasi 1
Loop 13 ( BLOK M )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
33 57 0.0508 0.000233567 0.000412845 0.023532161 100.751222527
34 58 0.0508 0.000216419 0.000358527 0.020794581 96.084819892
35 58 0.0508 0.000467134 0.001488307 0.086321790 184.790209925
36 57 0.0508 0.000216419 0.000358527 0.020436053 94.428185067
0.151084585 476.054437411
Gambar 3.18 Loop 14 Iterasi 1
Loop 14 ( BLOK N )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
36 55 0.0508 -0.000216419 -0.000358527 -0.019718999 91.114915415
37 57 0.0508 0.000250715 0.000470662 0.026827744 107.004941722
38 57 0.0508 -0.000250715 -0.000470662 -0.026827744 107.004941722
Gambar 3.19 Loop 15 Iterasi 1
Loop 15 ( BLOK O )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
11 34 0,1016 0,001798906 0,000625167 0,021255671 11,815887479
13 68 0,1016 -0,001798906 -0,000625167 -0,042511342 23,631774959
83 81 0,0508 0,000818696 0,004202451 0,340398521 415,781341247
38 57 0,0508 0,000250715 0,000470662 0,026827744 107,004941722
39 55 0,0508 0,000250715 0,000470662 0,025886420 103,250382363
40 61 0,0508 0,000501429 0,001696732 0,103500637 206,411349993
41 41 0,0508 0,002006927 0,022075428 0,905092530 450,984281001
42 145 0,0762 0,000595325 0,000326196 0,047298376 79,449671729
43 45 0,1016 0,001190651 0,000291361 0,013111248 11,011831377
1,440859804 1409,341461870
Loop 16 ( BLOK P )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan
Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
43 45 0.1016 -0.001190651 -0.000291361 -0.013111248 11.011831377
44 15 0.0762 -0.000595325 -0.000326196 -0.004892935 8.218931558
45 25 0.0762 0.001552427 0.001921117 0.048027923 30.937315076
46 15 0.1016 0.001190651 0.000291361 0.004370416 3.670610459
0.034394156 53.838688470
Gambar 3.21 Loop 17 Iterasi 1
Loop 17 ( BLOK Q )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
42 145 0.0762 -0.000595325 -0.000326196 -0.047298376 79.449671729
44 15 0.0762 0.000595325 0.000326196 0.004892935 8.218931558
76 68 0.0762 0.001590750 0.002009771 0.136664460 85.911965936
77 101 0.0762 0.000229532 0.000055943 0.005650208 24.616212418
78 67 0.0762 0.001411602 0.001611205 0.107950733 76.473916110
Gambar 3.22 Loop 18 Iterasi 1
Loop 18 ( BLOK R )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
45 25 0.0762 -0.001552427 -0.001921117 -0.048027923 30.937315076
47 30 0.1016 -0.000361776 -0.000032162 -0.000964862 2.667013870 48
39 0.0762 0.000361776 0.000129807 0.005062456 13.993343631
75 87 0.0762 0.000285058 0.000083524 0.007266560 25.491512454
76 68 0.0762 -0.001590750 -0.002009771 -0.136664460 85.911965936
-0.173328229 159.001150967
Loop 19 ( BLOK S )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
10 73 0.1524 -0.001059189 -0.000032839 -0.002397239 2.263278126
46 15 0.1016 -0.001190651 -0.000291361 -0.004370416 3.670610459
47 30 0.1016 0.000361776 0.000032162 0.000964862 2.667013870
49 76 0.1016 0.000723551 0.000115944 0.008811741 12.178466279
50 54 0.1524 0.001059189 0.000032839 0.001773300 1.674205737
0.004782248 22.453574471
Gambar 3.24 Loop 20 Iterasi 1
Loop 20 ( BLOK T )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
7 75 0.1524 -0.003814140 -0.000351375 -0.026353157 6.909331377
50 54 0.1524 -0.001059189 -0.000032839 -0.001773300 1.674205737
51 76 0.1016 0.000865343 0.000161446 0.012269932 14.179269734
52 72 0.1524 0.001538387 0.000065503 0.004716192 3.065673367
53 11 0.1524 -0.001538387 -0.000065503 -0.000720529 0.468366764
0.021070602
Gambar 3.25 Loop 21 Iterasi 1
Loop 21 ( BLOK U )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
1 27 0.1524 -0.006869695 -0.001043571 -0.028176411 4.101552028
2 60 0.1524 -0.006869695 -0.001043571 -0.062614248 9.114560062
53 11 0.1524 0.001538387 0.000065503 0.000720529 0.468366764
54 83 0.1524 0.003076775 0.000236137 0.019599402 6.370112365
55 25 0.1524 0.006869695 0.001043571 0.026089270 3.797733359
-0.044381457 23.852324578
Loop 22 ( BLOK V )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
52 72 0.1524 -0.001538387 -0.000065503 -0.004716192 3.065673367
54 83 0.1524 -0.003076775 -0.000236137 -0.019599402 6.370112365
56 72 0.1524 0.003076775 0.000236137 0.017001891 5.525880606
57 35 0.1016 0.001339458 0.000362284 0.012679937 9.466468836
58 35 0.1016 0.000669729 0.000100495 0.003517318 5.251852414
0.008883552 29.679987588
Gambar 3.27 Loop 23 Iterasi 1
Loop 23 ( BLOK W )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
57 35 0.1016 -0.001339458 -0.000362284 -0.012679937 9.466468836
59 21 0.1016 0.001339458 0.000362284 0.007607962 5.679881302
60 48 0.1016 0.001339458 0.000362284 0.017389628 12.982585832
61 53 0.1016 -0.000669729 -0.000100495 -0.005326224 7.952805085
Gambar 3.28 Loop 24 Iterasi 1
Loop 24 ( BLOK X )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
58 35 0.1016 -0.000669729 -0.000100495 -0.003517318 5.251852414
61 53 0.1016 0.000669729 0.000100495 0.005326224 7.952805085
62 53 0.1016 0.002009187 0.000767040 0.040653109 20.233611406
63 89 0.1016 -0.000865343 -0.000161446 -0.014368736 16.604671136
0.028093279 50.042940042
Loop 25 ( BLOK Y )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
51 76 0.1016 -0.000865343 -0.000161446 -0.012269932 14.179269734
63 89 0.1016 0.000865343 0.000161446 0.014368736 16.604671136
64 69 0.1016 0.002230317 0.000930483 0.064203325 28.786636645
65 38 0.1016 0.001115159 0.000258109 0.009808145 8.795288733
68 49 0.1016 -0.000723551 -0.000115944 -0.005681254 7.851905890
0.070429020 76.217772139
Gambar 3.30 Loop 26 Iterasi 1
Loop 26 ( BLOK Z )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
48 39 0.0762 -0.000361776 -0.000129807 -0.005062456 13.993343631
49 76 0.1016 -0.000723551 -0.000115944 -0.008811741 12.178466279
67 76 0.0762 0.001838710 0.002627439 0.199685341 108.600780617
68 49 0.1016 0.000723551 0.000115944 0.005681254 7.851905890
Gambar 3.31 Loop 27 Iterasi 1
Loop 27 ( BLOK A1 )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
65 38 0.1016 -0.001115159 -0.000258109 -0.009808145 8.795288733
66 76 0.1016 0.001115159 0.000258109 0.019616291 17.590577466
67 76 0.0762 -0.001838710 -0.002627439 -0.199685341 108.600780617
70 38 0.0762 -0.000480284 -0.000219258 -0.008331788 17.347627978
-0.198208984 152.334274793
Gambar 3.32 Loop 28 Iterasi 1
Loop 28 ( BLOK B1 )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
70 38 0.0762 0.000480284 0.000219258 0.008331788 17.347627978
71 86 0.0762 0.001595443 0.002020754 0.173784863 108.925773479
72 38 0.0762 -0.000232385 -0.000057236 -0.002174962 9.359304498
73 86 0.0762 -0.000480284 -0.000219258 -0.018856152 39.260421213
Gambar 3.33 Loop 29 Iterasi 1
Loop 29 ( BLOK C1 )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q no
(m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
69 36 0.0762 -0.000480284 -0.000219258 -0.007893273 16.434594926
73 86 0.0762 0.000480284 0.000219258 0.018856152 39.260421213
74 35 0.0762 -0.000229532 -0.000055943 -0.001957993 8.530370640
75 87 0.0762 -0.000285058 -0.000083524 -0.007266560 25.491512454
0.001738327 89.716899234
Loop 30 ( BLOK D1 )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
72 38 0.0762 0.000232385 0.000057236 0.002174962 9.359304498
74 35 0.0762 0.000229532 0.000055943 0.001957993 8.530370640
80 123 0.0762 -0.000229532 -0.000055943 -0.006880947 29.978159678
81 95 0.0762 0.001382226 0.001549724 0.147223780 106.512090065
0.144475788 154.379924881
Gambar 3.35 Loop 31 Iterasi 1
Loop 31 ( BLOK E1 )
Pipa Panjang (L) Diameter(d) Laju aliran (Qo) Unit head loss Head Loss(hl) hl / Q
no (m) (m) (m3/s) h1 (m)
Ditentukan Diketahui Diketahui Ditaksir
Rumus
Empiris h1x L
77 101 0.0762 -0.000229532 -0.000055943 -0.005650208 24.616212418
79 76 0.0762 0.001611758 0.002059149 0.156495332 97.096048076
80 123 0.0762 0.000229532 0.000055943 0.006880947 29.978159678
Dari perhitungan iterasi I di atas, diperoleh koreksi kapasitas untuk tiap loop :
Σ Σ − = ∆
Q hl n
hl Q
Loop hl hl/Q Q
1 0,052476745 28,526753277 -0,000994358
2 -0,026490136 20,563546529 0,000696329
3 -0,207045482 51,616415671 0,002168234
4 0,284501874 81,550368727 -0,001885765
5 -0,028653738 22,088206954 0,000701212
6 0,006507240 18,391322020 -0,000191255
7 0,001543714 6,549924244 -0,000127397
8 -0,019117833 25,135319445 0,000411133
9 0,004735664 26,653208949 -0,000096042
10 0,047909521 201,267122377 -0,000128670
11 -0,006855128 479,395925657 0,000007729
12 -0,384746136 556,431457525 0,000373758
13 0,151084585 476,054437411 -0,000171550
14 -0,045605418 408,375181222 0,000060365
15 1,440859804 1409,341461870 -0,000552629
16 0,034394156 53,838688470 -0,000345317
17 0,207859961 274,670697752 -0,000409060
18 -0,173328229 159,001150967 0,000589247
19 0,004782248 22,453574471 -0,000115126
20 -0,011860863 26,296846979 0,000243804
21 -0,044381457 23,852324578 0,001005771
22 0,008883552 29,679987588 -0,000161790
23 0,006991429 36,081741054 -0,000104739
24 0,028093279 50,042940042 -0,000303451
25 0,070429020 76,217772139 -0,000499486
26 0,199385671 159,059091344 -0,000677585
27 -0,198208984 152,334274793 0,000703322
28 0,161085537 174,893127168 -0,000497866
29 0,001738327 89,716899234 -0,000010473
30 0,144475788 154,379924881 -0,000505863
Adapun koreksi kapasitas aliran untuk tiap pipa dalam setiap loop :
Loop 1
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
1 0,006869695 -0,000994358 - 0,001005771 0,004869566
2 0,006869695 -0,000994358 - 0,001005771 0,004869566
3 0,00381414 -0,000994358 - 0,000696329 0,002123453
4 -0,000631022 -0,000994358 - (-0,001885765) 0,000260384
5 -0,00302935 -0,000994358 - 0,000701212 -0,00472492
6 -0,006869695 -0,000994358 - 0,000000000 -0,007864053
Loop 2
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
3 -0,00381414 0,000696329 - (-0,000994358) -0,002123453
7 0,00381414 0,000696329 - 0,000243804 0,004266665
8 0,001059189 0,000696329 - 0,002168234 -0,000412716
9 -0,004445162 0,000696329 - 0,001885765 -0,001863068
Loop 3
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
8 -0,001059189 0,002168234 - 0,000696329 0,000412716
10 0,001059189 0,002168234 - (-0,000115126) 0,00334255
11 -0,001798906 0,002168234 - (-0,000552629) 0,000921957
12 -0,004393529 0,002168234 - (-0,001885765) -0,00033953
Loop 4
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
4 0,000631022 -0,001885765 - (-0,000994358) -0,000260384
9 0,004445162 -0,001885765 - (0,000696329) 0,001863068
12 0,004393529 -0,001885765 - (0,002168234) 0,00033953
13 0,001798906 -0,001885765 - (-0,000552629) 0,000465771
14 -0,000631022 -0,001885765 - (-0,000191255) -0,002325532
Loop 5
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
5 0,00302935 0,000701212 - (-0,000994358) 0,00472492
15 0,000631022 0,000701212 - (-0,000191255) 0,001523488
16 -0,00095449 0,000701212 - (-0,000127397) -0,000125881
17 -0,00190898 0,000701212 - 0,000000000 -0,001207768
Loop 6
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
14 0,000631022 -0,000191255 - (-0,001885765) 0,002325532
15 -0,000631022 -0,000191255 - 0,000701212 -0,001523488
19 -0,000948938 -0,000191255 - (-0,000127397) -0,001012796
20 -0,000156182 -0,000191255 - 0,000411133 -0,00075857
21 -0,000074944 -0,000191255 - (-0,000096042) -0,000170157
22 0,000818696 -0,000191255 - 0,000373758 0,000253683
Loop 7
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
16 0,00095449 -0,000127397 - 0,000701212 0,000125881
19 0,000948938 -0,000127397 - (-0,000191255) 0,001012796
23 -0,00095449 -0,000127397 - 0,000000000 -0,001081887
24 0,000156182 -0,000127397 - 0,000411133 -0,000382348
Loop 8
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
20 0,000156182 0,000411133 - (-0,000191255) 0,00075857
24 -0,000156182 0,000411133 - (-0,000127397) 0,000382348
25 -0,001110672 0,000411133 - 0,000000000 -0,000699539
26 -0,000555336 0,000411133 - (-0,000096042) -4,81612E-05
Loop 9
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
21 0,000074944 -0,000096042 - (-0,000191255) 0,000170157
26 0,000555336 -0,000096042 - 0,000411133 4,81612E-05
27 -0,000555336 -0,000096042 - 0,000000000 -0,000651378
28 0,00044682 -0,000096042 - -0,000128670 0,000479448
Loop 10
Pipa Laju aliran (Qo) m3/s Koreksi Kapasitas ( Q) Laju aliran (Q) m3/s
no mula - mula m3/s akhir
28 -0,00044682 -0,000128670 - (-0,000096042) -0,000479448
29 -0,000142781 -0,000128670 - 0,000000000 -0,000271451
30 0,000260232 -0,000128670 - 0,000007729 0,000123833