i
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh Nur Alifah NIM 3101408062
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ii
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial UNNES pada : Hari : Rabu
Tanggal : 5 Desember 2012
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs YYFR. Sunarjan, M.S. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M.Hum NIP. 19551210 198803 1 001 NIP. 19730127 200604 1 001
Mengetahui: Ketua Jurusan Sejarah
iii Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Tanggal :
Penguji Utama
Dr. Suwito Eko Pramono, M.Pd. NIP. 19580920 198503 1 003
Penguji I Penguji II
Drs YYFR. Sunarjan, M.S. Insan Fahmi Siregar, S.Ag.,M.Hum NIP. 19551210 198803 1 001 NIP. 19730127 200604 1 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
iv
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 5 Desember 2012
Nur Alifah
v
Aku pasti bisa……….
Persembahan:
Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
Ibunda Solechah tercinta atas doa yang tiada henti, semangat, kasih sayang dan ketegaran yang selalu engkau ajarkan dan ayahanda Muryono tercinta atas pengorbanan dan peluhnya untuk membuat anaknya selalu bahagia serta adik Habib dan Anang yang selalu menghibur dan memberikan motivasi.
Keluarga Besarku, Nenek, Budhe, Pakdhe, Om, Bulek, Saudara Sepupu. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
Teman –teman yang telah memberikan motivasi ada Septy, Kiky, Feny, Ida, Burhan, dan Yosta. Terima kasih atas bantuannya.
Teman–teman jurusan Sejarah angkatan 2008, terima kasih untuk persahabatan dan kenangannya.
vi
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Audiovisual
Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Semarang Tahun
Ajaran 2012/2013.”
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oeh karena itu, izinkanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Sudjiono Sastroatmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan untuk mengenyam pendidikan di UNNES.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan.
4. Drs. YYFR Sunarjan, MS., selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Insan Fahmi Siregar, S. Ag., M.Hum., selaku pembimbing 2 yang telah
vii kerjasamanya yang tidak mungkin terlupakan.
8. Kepala SMA Negeri 8 Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Ibu Lestari Puji Hastuti, S.H., Guru pengampu mata pelajaran sejarah kelas XI atas bantuan dan dukungannya.
10.Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang yang telah memberikan bantuan dan dukungannya.
11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca sekalian.
Semarang, 5 Desember 2012
viii
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci : Pemanfaatan, Media Pembelajaran Sejarah, Audio Visual, Hasil Belajar Sejarah.
Permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual dalam pembelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013, bagaimana hasil belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013, dan adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil balajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audio visual dalam pembelajaran sejarah, untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI, dan pengaruh pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audio visual terhadap hasil belajar pada mata pelajaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA N 8 Semarang. Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis ekperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 8 Semarang Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 128 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cluster random sampling sehingga peneliti mendapatkan kelas XI IPS 2 sebagai kelas Eksperimen dan kelas XI IPS 1 sebagai kelas Kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes.
ix
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penulisan ... 7
D. Manfaat Penulisan ... 8
E. Batasan Istilah ... 9
BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Landasan teori ... 12
1. Pengertian Belajar ... 12
2. Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Audio Visual ... 20
3. Hasil Belajar ... 30
B. Kerangka Berpikir... 32
C. Hipotesis... 33
BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 33
B. Tempat Penelitian ... 37
C. Populasi Penelitian ... 37
D. Sampel Penelitian ... 37
E. Variabel Penelitian ... 38
F. Teknik Pengumpulan Data ... 39
G. Instrumen Penelitiaan ... 39
H. Uji Coba Instrumen ... 39
I. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 40
x BAB V PENUTUP
A. Simpulan ... 77
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xi
3.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal... 42
3.3 Hasil Perhitungan Daya Beda Soal... 44
3.4 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran………...………... 45
4.1 Analisi Data Populasi ………... 62
4.2 Hasil Uji Normalitas ………... 62
4.3 Hasil Uji Homogenitas ………... 63
4.4 Deskripsi Data Pre Test..……….……... 65
4.5 Hasil Uji Kesamaan Varians…….………... 65
4.6 Hasil Perhitungan Uji Dua Pihak Data Pre Test………..…... 66
4.7 Data Hasil Belajar Post Test………... 67
4.8 Hasil Uji Kesamaan Varians Post Test... 68
xii
4. Uji Normalitas Data Kelas XI IPS 3 ... 91
5. Uji Normalitas Data Kelas XI IPS 4 ... 92
6. Tabel Perhitungan Homogenitas ... 93
7. Uji Homogenitas Data ... 94
8. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba Soal ... 95
9. Kisi – kisi Uji Coba Soal ... 96
10. Instrumen Uji Validitas Soal ... 97
11. Kunci Jawaban ... 108
12. Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas . 109
13. Perhitungan Validitas Butir Soal ... 114
14. Perhitungan Reliabilitas Instrumen ... 115
15. Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 116
16. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 117
17. Daftar Nama Siswa Kelas Ekperimen ... 118
18. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 119
19. Kisi – kisi Soal Pre Test ... 120
20. Soal Pre Test ... 121
21. Kunci Jawaban Soal Pre Test ... 129
22. Data Hasil Belajar (Pre Test) antara kelas Eksperimen dan Kontrol ... 130
23. Uji Normalitas Data Nilai Hasil Belajar Pre Test kelas Eksperimen ... 131
24. Uji Normalitas Data Nilai Hasil Belajar Pre Test kelas Kontrol ... 132
25. Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Belajar Pre Test ... 133
26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Hasil Belajar Pre Test ... 134
27. Rencana Pelaksanaan Kelas Eksperimen ... 135
28. Rencana Pelaksanaan Kelas Kontol ... 143
29. Materi Bahan Ajar ... 149
30. Kisi – kisi soal Pos Test ... 155
31. Soal Pos Test ... 156
32. Kunci Jawaban Soal Pos Test ... 164
33. Data Nilai Hasil Belajar Pos Test ... 165
34. Uji Normalitas Data Nilai Hasil Belajar Pos Test kelas Eksperimen ... 166
35. Uji Normalitas Data Nilai Hasil Belajar Pos Test Kelas Kontrol ... 167
36. Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai hasil Belajar Pos Test ... 168
37. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Hasil Belajar Pos Test ... 169
38. Daftar nama kelompok kelas eksperimen ... 170
39. Daftar nama kelompok kelas kontrol ... 171
40. Tabel nilai-nilai r Product Moment ... 172
41. t Tabel ... 173
42. Foto – Foto Dokumentasi ... 174
43. Surat Ijin Penelitian ... 178
1 A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat mempergunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Media komunikasi yang digunakan bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik (Wina, 2006: 160).
Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses belajar mengajar, karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat diserderhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik akan lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. Di sini nilai praktis media terlihat, yang bermanfaat bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar (Djamarah, 2010:120).
bukan hanya sekedar alat bantu mengajar, tetapi lebih merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran selain dapat menggantikan sebagian tugas guru sebagai penyaji materi, media juga memiliki potensi-potensi yang unik yang dapat membantu siswa dalam belajar (Hamalik, 2008: 200).
Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media merupakan perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau berupa kegiatan meliputi diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah pengetahuan (Wina, 2006; 161).
Menurut Rossi dan Breidle (dalam Wina, 2006: 161 ), mengemukakan bahwa:
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum wajarlah bila peranan seorang guru yang menggunakan media pembelajaran sangat berbeda dari peranan seorang guru biasa. Penggunaan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran di kelas, nampaknya mutlak adanya.
Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara, serta sadar untuk menjawab untuk apa ia dilahirkan. Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa. Pengajaran sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara.
Mata pelajaran sejarah merupakan bagian-bagian dari ilmu pengetahuan sosial yang mempunyai peranan sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme, hal ini karena sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas. Proses belajar mengajar (PBM) khususnya sejarah sering kali dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan dipahami oleh siswa. Pada hakekatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan yang berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal, dalam pembelajaran tersebut ada kalanya siswa berhasil dan ada kalanya tidak berhasil atau gagal. Kegagalan itu disebabkan oleh gangguan yang menjadi penghambat komunikasi. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima sehingga berakibat pada hasil yang dicapai (Daryanto, 2011:4).
didalam memilih media yang tepat untuk setiap pokok bahasan, bahkan untuk setiap tujuan pengajaran dirumuskan (Hamalik, 2008: 200).
Atas berbagai alasan yang dikemukakan, maka sejarah mutlak harus diajarkan mengingat asas kemanfaatan yang bisa didapat dari sejarah. Di Indonesia pelajaran sejarah sudah mulai diajarkan kepada siswa sejak Sekolah Dasar (SD) dan sekolah Menengah tingkat Pertama (SMP )yang tergabung dengan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kemudian memasuki Sekolah Menengah tingkat Atas (SMA) barulah sejarah diajarkan secara tersendiri.
berkaitan dengan pengajaran sejarah dengan pemanfaatan media audiovisual sebagai media pembelajaran sejarah, diharapkan akan mampu dirumuskan alternatif pemecahan masalah tentang pembelajaran sejarah yang mampu mengembangkan pola pikir kritis peserta didik dalam memahami sebuah peristiwa sejarah yang ditampilkan ulang melalui media audiovisual.
Pada saat ini antusiasme siswa untuk belajar mata pelajaran Sejarah masih rendah, apalagi mata pelajaran sejarah tidak dijadikan kriteria lagi untuk meneruskan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu kurangnya keterampilan guru dalam mengembangkan model pembelajaran, sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada guru (teacher centered), dan kurang ada partisipasi siswa yang berarti. Faktor-faktor tersebut di atas merupakan penyebab menurunnya kualitas pembelajaran sejarah.
Dalam pelaksanaannya, kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini keadaan pengajaran sejarah di sekolah-sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah, sangat memprihatinkan. Banyak peserta didik yang menganggap pelajaran sejarah itu tidak sulit, tetapi ternyata hasil yang dicapai dari proses pembelajaran sejarah sangat tidak memuaskan. Kondisi seperti ini telah menempel pada pelajaran sejarah sejak lama, dan saat ini telah demikian buruk sehingga perlu penanganan serius.
faktor terpenting dari semakin memburuknya pengajaran sejarah tersebut. Kebanyakan guru sejarah ketika mengajar hanya memberikan cerita yang diulang-ulang, membosankan, menyebalkan, dan guru sejarah dianggap siswa sebagai guru yang memberikan pelajaran yang tidak berguna (Suharso, 1992: 23).
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA N 8 Semarang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru belum menggunakan media yang relevan atau sesuai dengan materi dan sarana yang telah disediakan sekolah. Guru juga belum dapat mendekatkan siswa dengan pengalaman belajarnya dan siswa masih kurang dalam hal kemampuan bekerjasama, berpikir kritis, sikap sosial, serta mengkonstruksi pengetahuannya, dimana kemampuan tersebut dapat berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar. Sarana dan prasaranya yang tersedia seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik demi mendorong tercapainya tujuan pembelajaran.
Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Sejarah Berbasis Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang muncul adalah:
1. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual dalam pembelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013?
2. Bagaimana hasil belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013?
3. Adakah pengaruh pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil balajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual dalam pembelajaran sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui hasil belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil balajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara teoritis dan praktis sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Secara teoritis kegunaan yang diperoleh dari penelitian tentang pengaruh media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang adalah dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan sosial khususnya pada mata pelajaran sejarah dan memberikan sumbangan informasi bagi peneliti yang akan meneliti permasalahan yang sama.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi Guru
Menambah masukan bagi guru sejarah dalam penyampaian materi agar mengacu pada tujuan pembelajaran, dan agar guru lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran dengan harapan siswa dapat menguasai dan memahami materi pelajaran yang diajarkan.
b. Bagi Siswa
Media pembelajaran yang digunakanakan dalam pembelajaran dapat memperluas pengetahuan siswa dan lebih melek teknologi, mengatasi kebosanan siswa terhadap proses pembelajaran yang monoton sehingga dapat meningkatakan hasil belajar siswa dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar sejarah.
E. Batasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda mengenai judul penelitian, arah penelitian dan tujuan yang ingin dicapai menjadi jelas, maka perlu memberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “pengaruh”
berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/ benda) yang berkuasa atau berkekuatan.
Hindu-Budha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013 maksudnya adalah daya yang ada atau timbul dari pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.
Terdapat pengaruh yang signifikan pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang.
2. Pemanfaatan
Pemanfaatan berasal dari kata manfaat berarti guna atau faedah (Poerwadarminta, 2002: 630). Sementara Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar (Seels dan Richey, 1994: 50).
Penulisan ini pemanfaatan media diartikan sebagai sebuah perbuatan atau berkegiatan memanfaatkan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2012/2013.
3. Media pembelajaran sejarah
Widja (1989), pembelajaran sejarah merupakan suatu aktifitas belajar mengajar, di mana seorang guru menerangkan pada siswanya tentang gambaran kehidupan masyarakat masa lampau yang menyangkut peristiwa-peristiwa penting dan memiliki arti khusus.
Media pembelajaran sejarah merupakan alat atau bahan yang digunakan dalam pembelajaran sejarah.
4. Audio visual
Audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik sebab selain bisa didengar juga bisa dilihat (Wina, 2006: 170).
5. Hasil belajar
12 BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang telah mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis (Suprijono, 2009: 3).
Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur yang utama (dalam Chatarina Tri Anni, 2004: 2) yaitu: belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanent.
Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat pelbagai unsur-unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik yang dapat diartikan sebagai peserta didik, warga belajar, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar.
2) Rangsangan (stimulus) seperti suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar peserta didik dapat belajar optimal, maka ia harus mampu memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
3) Memori, yang berada pada peserta didik berisi pelbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.
disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance).
Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Brings dalam Sugandi, 2000:10). Senada dengan pengertian pembelajaran tersebut (Darsono, 2002:24) menegaskan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus adalah sebagai berikut:
a) Menurut Teori Kognitif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang di pelajari.
sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya menjadi pola yang bermakna serta memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dalam lingkungannya.
Menurut Darsono (2000 : 25) ciri-ciri pembelajaran adalah: pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis, pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siwa dalam belajar, pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa. pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menyenangkan bagi siswa, dan pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yakni:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni 1). Aspek fisiologis (keadaan/ kondisi jasmani), 2). dan aspek psikologis (rohani siswa). a) Aspek fisikologis yaitu kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera penglihatan dan indera pendengaran, sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
(1) Tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa pada umumnya diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
(2) Sikap siswa, merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk merespon atau mereaksi (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
(3) Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseoranguntuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
(4) Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
2) Faktor ekteranal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
a) Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
b) Lingkungan non sosial misalnya gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran (Muhibbin Syah, 2007:144).
c. Pembelajaran Sejarah
Sejarah dapat dikatakan sebagai sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan, serta memahami nilai dan makna budaya yang terkandung dalam peristiwa – perisiwa masa lampau (Dudung.A 2007:14). Terkait dengan pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampu tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
pengalaman kolektif di masa lampau. Setiap pengungkapannya dapat dipandang sebagai suatu aktualisasi atau pementasan pengalaman masa lampau. Menceritakan suatu kejadian ialah cara membuat hadir kembali (dalam kesadaran) peristiwa tersebut dengan pengungkapan verbal.
Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa. Lebih jauh lagi pengajaran sejarah merupakan sumber inspirai terhadap hubungan antar bangsa dan negara (Kasmadi, 1996:13).
Mata pelajaran sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata pelajaran sejarah memilki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, (Depdiknas, 2004. Kurikulum SMA) Materi sejarah meliputi :
1) Mengandung nilai-nilai kepahlawan, keteladanan dan juga kepeloporan, patriotismen nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. 2) Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk
3) Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa.
4) Syarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memlihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.
2. Media Pembelajaran Sejarah berbasis Audio Visual a. Pengertian Media Pembelajaran
Pengertian media mengarah kepada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Marshall McLuhan berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia ( Hamalik, 2008: 201).
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”,
yang berarti perantara atau pengantar. AECT (Association of Education and Comunikation Technologi) menyatakan sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi (Sadiman, 2009:6).
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampian, dan sikap.
b. Kegunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa penyebab orang menggunakan media antara lain adalah: a. Bermaksud mendemonstrasikannya; b.merasa sudah akrab dengan media tersebut; c. ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret; d. merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa diakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Dasar pertimbangan pemilihan media tersebut dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan Teknologi Pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Ungkapan ini dipilih untuk memberikan tekanan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Belajar dapat terlihat dengan adanya perubahan pada pengetahuan, keterampilan ataupun sikap, merupakan kriteria atau ukuran pembelajaran(Seel dan Richey, 1994:13).
Menurut Arif Sadiman,(2009:17) secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru mengalami banyak kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal itu akan lebih sulit bila latar belakang guru dengan siswa juga berbeda. Masalah itu dapat dapat diatasi dengan kemampuanya dalam:
a) Memberiakan perangsang yang sama b) Mempersamakan pengalaman
c) Menimbulkan persepsi yang sama
memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa, menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya kemampuan berbahasa, memberikan pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami siswa, dan kemungkinan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. Selain itu siswa juga lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melkukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
c. Kriteria Media Pembelajaran
Guru dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteri sebagai berikut.
1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan.
3) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh.
4) Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampat penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
5) Tersedianya waktu untuk menggunaknnya; sehingga media tersebut dapat bermnfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa (Sudjana, 2010: 5).
Kriteria pemilihan media di atas dapat mempermudah guru menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam pengajaran jangan dipaksakan sehinggan mempersulit tugas guru tetapi sebaliknya mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Penggunaan media pada waktu berlangsungnya pengajaran setidaknya-tidaknya digunakan guru pada situasi sebagai berikut.
hadirnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa.
b) Bahan pelajaran yang dijelaskan kurang dipahami siswa. Sangat bijaksana apabila guru dapat menampilkan video atau gambar-gambar hasil kebudayaan Hindhu Budha pada kompetensi dasar menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia sehingga mudah dipahami.
c) Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua bahan pengajaran terdapat dalam buku sumber. Misalnya dalam menjelaskan perbedaan hasil kebudayaan Hindu Budha di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidah mungkin siswa diajak langsung mengamati karena keterbatasan waktu, dalam bentuk video siswa dapat dijadikan sumber belajar.
d) Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui kata-kata (verbal) akibat akibat terlalu lelah disebabkan terlalu lama mengajar. Dalam situasi ini guru dapat menggunakan media seperti video dan siswa diminta untuk menganalisis atau menjelaskan apa yang tersirat dalam video (Sudjana, 2010: 6).
d. Audio Visual
1) Sejarah Singkat Media Audio Visual
[image:37.595.165.513.252.505.2]bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak itu, alat bantu audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media dari pemberi pesan (guru, penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan (siswa/pelajar), (Sadiman, 2009: 9).
Sebagai pembawa pesan, media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting lagi dapat pula digunakan oleh siswa. Sebagai penyaji dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru menyampaikan informasi secara teliti, jelas, dan menarik. Guru dan media pendidikan hendaknya bahu membahu dan memberikan kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individu dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media pendidikan.
2) Video Sebagai Media Pembelajaran berbasis Audio Visual Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran dan diyakini dapat lebih menggairahkan animo siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran Media video juga merupakan salah satu sarana alternatif dalam melakukan proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, dikarenakan beberapa aspek, yaitu: a. mudah dikemas dalam proses pembelajaran. b. Lebih menarik dalam pembelajaran. c. dapat di-edit (diperbaiki) setiap saat. Dengan memanfaatkan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran yang lebih menarik dan lebih interaktif di kalangan siswa (Haryoko, 2009: 2).
memerlukan ruang gelap, dapat di perlambat dan di percepat, serta dapat enyajikan gambar dan suara secara jelas.
Menurut Nana Sudjana (dalam Djamarah, 2006: 134), media Audio-visual sebagai media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, sebagai pelengkap proses belajar supaya menarik, mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertia yang diberikan guru, dan hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi.
Ronald Anderson (1994:102) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaraan mengunakan media video, antara lain:
a) Untuk tujuan kognitif
(1)Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak dan serasi.
(2)Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekominis. (3)Melalui video dapat pula diajarkan pengetahuaan tentang
(4)Video dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa.
b) Untuk tujuan afektif :
(1)Video merupakan media yang baik sekali untuk menyampaikan informasi dalam matra afektif.
(2)Dapat menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
c) Untuk tujuan psikomotorik :
(1)Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh ketrampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini dijelaskan, baik dengan cara memperlambat maupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.
(2)Melalui video siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba ketrampilan yang menyangkut gerakan tadi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didik yang merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi. Perumusan tujuan peserta didik itu yakni hasil belajar yang diinginkan.
Dalam kegiatan belajar, tujuan yang harus dicapai setiap individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting yaitu:
a. Memberikan arah pada kegiatan peserta didikan.
b. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta didikan pembinaan bagi peserta didik (remidial teaching).
c. Sebagai bahan komunikasi
Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu
1) ranah kognitif (cognitif domain) berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).
dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujuan peserta didik afektif adalah peneriman (receiving), penanggapan (responding), pengorganisasian (organization), pembentukan pola hidup (organization by a value complex).
3) Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpon adalah persepsi (perseption), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreatifitas (originality).
B. Kerangka Pikir
Gambar. Kerangka Pikir C. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dikemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut : ada pengaruh signifikan hasil belajar sejarah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pemanfaatan media pembelajaran sejarah berbasis audiovisual terhadap hasil belajar mata pelajaran sejarah pada siswa skelas XI SMA Negeri 8 Semarang.
Media Pembelajaran sejarah berbasis audiovisual (X)
33 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2009:72) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Randomized Control Group Pretes-Postest Design, yaitu terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2009: 112).
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen
Kelompok Pre test Treatment Post tes
Experimen Tes Media Audio
Visual
Tes
Kontrol Tes - Tes
1. Mengambil 2 kelas penelitian, yaitu 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen, dengan cara cluster random sampling satu populasi. 2. Menyusun instrumen penelitian yang meliputi Perangkat Pembelajaran,
lembar kerja siswa, lembar observasi, dan soal. Melakukan uji coba perangkat test, serta menghitung validitas dan reliabilitas.
3. Memberikan soal pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4. Memberikan perlakuan sebanding, pada kelompok eksperimen pembelajaran ditambah dengan media audio visual.
5. Memberikan soal Post-tes pada kedua kelompok..
6. Hitung perbedaan antara hasil soal Pretest dan soal Posttest untuk masing-masing kelompok.
7. Perbandingan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok eksperimental.
8. Kenakan Uji-t untuk menentukan apakah perbedaan dalam hasil tes itu signifikan.
Tahap-tahap dalam penelitian antara lain: a. Tahap pra lapangan
dan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar kinerja guru,dan kisi-kisi soal,.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap lapangan ini meliputi: memahami latar penelitian dan persiapan diri, melakukan uji coba tes. Melakukan penelitian, yaitu memberikan perlakuan kepada satu kelas sampel untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakn media audio visual. Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu :
1) Kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru sesuai RPP yang telah disusun
2) Kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer c. Tahap pelaksanaan tes hasil belajar
Setelah semua materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan tugas-tugas untuk pembelajaran proyek telah dilaksanakan oleh siswa, maka langkah selanjutnya adalah pengukuran hasil tes belajar melalui post-test.
d. Tahap analisis data
e. Membuat simpulan
Tahapan ini merupakan tahapan terakhir, yaitu menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan. Simpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah diilakukan.
B. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SMA Negeri 8 Semarang yang terletak di Jalan Raya Tugu Semarang, Jawa Tengah.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah “keseluruhan obyek peneliti”. Populasi adalah keseluruhan individu dalam wilayah penelitian yang menjadi subyek penelitian (Arikunto, 2002: 102).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS di SMA N 8 Semarang yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1 sampai dengan XI IPS 4 dengan jumlah 128 siswa.
D. Sampel Penelitian
dalam penelitian ini adalah cluster random sampling karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu yaitu dengan mengambil dua kelas dari populasi. Populasi tersebut telah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dan diperoleh populasi yang normal dan homogen. Pada penelitian ini, peneliti memilih secara acak dua kelas sebagai kelas Kontrol dan kelas eksperimen maka sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPS sebagai kelas kontrol dan XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2002:3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual kepada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran tanpa menggunakan media atau dengan ceramah biasa. 2. Variabel Terikat (dependent variable)
F. Teknik Pengumpulan Data
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan (Sudjana, 2007:100). Tes merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh siswa, sehingga data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa.
Pada penelitian ini tes digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil belajar. Tes yang peneliti gunakan berupa tes objektif.
H. Uji Coba Instrumen
I. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Setelah diadakan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba instrumen butir demi butir. Berdasarkan data hasil uji coba soal kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
1. Validitas
Validitas dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu validitas isi dan validitas butir soal.
a) Validitas Isi
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran sejarah kelas XI semester I pada materi Proses Masuk dan Berkembangnya Kebudayaan dan Agama Hindu Budha di Indonesia. Sebelum menyusun soal tes terlebih dahulu menyusun kisi-kisi soal tes yang disesuaikan dengan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, selanjutnya instrumen yang telah disusun dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru pengampu.
b) Validitas butir soal
rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:145). Pengujian validitas internal dapat menggunakan dua cara, yaitu analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis butir dengan menskor yang kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus korelasi product momen, dengan rumus :
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi x dan y N = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skor total yang benar
Hasil perhitungan rxy yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga rxy> rtabel maka item soal yang di uji bersifat valid (Arikunto, 2002:81). Hasil perhitungan validitas soal adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Validitas Soal
Kriteria No Butir soal Jumlah
Vaild 1,2,4,5,6,8,10,11,1315,16,18,20,22,23, 25,27,28,30,31,32,33,34,35,36,38,39,40, 41,42,43,44,46,47,48,49
36
Tidak Valid 3,7,9,12,14,17, 19,21,24,26, 29,37,45,50 14
Perhitungan validitas soal dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 114. 2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan di subjek
yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat
kesejajaran hasil (Arikunto, 2009:90). Suatu tes dikatakan reliabel jika
dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau
dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes
pilihan ganda adalah rumus :
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir
p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar p = Banyaknya subyek yang skornya 1
N
q = Proporsi subyek yang mendapat skor 0
s(q = 1-p)
Vt = Varians total (Arikunto, 2006: 188). Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r
11 sebesar 0.877 dengan r tabel = 0,329, karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan realibilitas selengkapnya dapat dilihat di lampiran 14 halaman 115.
t
V
pq
Vt
k
k
r
3. Daya Pembeda
Menurut Arikunto, 2005: 212 untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat digunakan rumus sebagai berikut:
A B A JS JB JB
DP atau
B B A JS JB JB DP Keterangan: A
JB = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
B
JB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
A
JS = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah.
B
JS = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah.
Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
DP = 0,00 adalah sangat jelek 0,00 < DP ≤ 0,20 adalah jelek
0,21 < DP ≤ 0,40 adalah cukup 0,41 < DP ≤ 0,70 adalah baik
0,71 < DP ≤ 1,00 adalah sangat baik
[image:54.595.147.513.192.539.2]Hasil perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal
Kriteria DP No Butir Soal Jumlah
Sangat Jelek --- 0
Jelek 3,9,12,14,17,24,26,29,37,45,50 11
3,39,40,41,42,43,44,46
Sangat baik 25 1
Soal yang dipakai untuk pre test yaitu soal yang masuk kategori cukup, baik, dan sangat baik yaitu soal
1,2,4,6,8,10,11,13,15,16,18,20,22,23,25,27,28,30,31,32,33,34,35,36,38,39,40, 41,42,43,44,46,47,48,49. Perhitungan tentang daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 116.
4. Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto, 2005:210 untuk mengetahui tingkat kesukaranan atau indeks kesukaran butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
TK =
B A
B A
JS JS
JB JB
Keterangan :
TK : Tingkat kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: IK = 0,00 ≤ 0.10adalah soal terlalu sukar
P ≥ 0.90 adalah sangat mudah
Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran
Kriteria No. Butir Soal Jumlah
Sukar 3,5,7, 3
Sedang 1,2,4,6,8,10,13,15,16,17,18,19,20,21,22,25,27, 30,31,32,33,34,35,36,39,40,41,42,43,44,46,47
32 Mudah 9,11,12,14, 23,24,26,28,29,37,38,45,48,49,50 15
Perhitungan tingakat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 117.
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal maka jumlah soal yang memenuhi kriteria sebagai alat ukur sebanyak 35 butir yaitu soal nomor 1,2,4,6,8,10,11,13,15,16,18,20,22,23,25,27,28,30,31,32,33,34,35,36,38,39, 40,41,42,43,44,46,47,48,49.
J. Analisis Data
Dalam penelitian yang dilaksanakan, analisis data terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, dan tahap akhir yang mencakup nilai hasil. sebelum melalukan analisis data tersebut dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai uji persyaratan.
1. Uji Persyaratan
populasi. Data yang digunakan adalah nilai ujian akhir semester sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang.
a. Uji Normalitas Populasi
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk normalitas data adalah rumus chi-kuadrat yaitu:
Keterangan :
= harga chi-kuadrat
= frekuensi hasil pengamatan = frekuensi yang diharapkan
Jika x
2
hitung < x
[image:57.595.175.467.265.508.2]2
tabel dengan derajat kebebasan dk = k-3 maka data berdistribusi normal (Sudjana, 2005:273).
b. Uji Homogenitas Populasi
Uji ini untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini jumlah kelas yang diteliti ada dua kelas. Setelah data homogen baru diambil sampel dengan teknik random sampling. Uji kesamaan varians dari k buah kelas (k>2) populasi dilakukan dengan menggunakan uji Barlett.
Ho:
Ha: paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (Sudjana, 2005:261).
Langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut: 1) Menghitung s2 dari masing-masing kelas
2) Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:
3) Menghitung harga satuan B dengan rumus
4) Menghitung nilai statistik chi kuadrat (X2) dengan rumus:
Keterangan: s
i 2
= variansi masing-masing kelompok
s 2
= variansi gabungan B = koefisien Bartlet n
i = jumlah siswa dalam kelas
2. Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal adalah analisis nilai pre test kelas eksperimen dan kelas control yang diambil pada awal pertemuan. Analisis ini bertujuan untuk membuktikan bahwa rata-rata nilai pre test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan atau dapat dikatakan kedua kelompok berawal dari titik tolak yang sama.
a. Uji Kesamaan Varians
Uji varians dilakukan untuk mengetahui apakah varians data tes kelas eksperimen sama dengan kelas control. Hipotesis yang digunakan adalah :
Ho :( 12 = 22) berarti kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol mempunyai varians yang sama
Ha :( 12 22) berarti kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol mempunyai varians yang berbeda
Rumus yang digunakan dalam uji hipotesis adalah:
F = varians terbesar
varians terkecil (Sudjana, 2005: 250)
Peluang yang digunakan ½ ( adalah signifikasi dalam hal ini adalah 5%). dk untuk pembilang n1-1 dan dk untuk penyebut n2-1. Kriteria yang digunakan, terima Ho jika 12 1 1
2 1 n
n hitung F
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji Dua Pihak)
Uji dua pihak digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar pada materi proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah :
Ho : ( 1 = 2)= berarti nilai rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimen sama dengan nilai rata-rata kelompok control. Ha : ( 1 ≠ 2)= berarti nilai rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimen tidak sama dengan nilai rata-rata kelompok kontrol.
Hipotesis tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t. Uji t ini dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians.
Jika varians kedua kelompok sama maka rumus uji t yang digunakan: 2 1 2 1
1
1
n
n
s
x
x
t
;2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s Keterangan: 1
x = nilai rata-rata kelompok kontrol
2
x = nilai rata-rata kelompok eksperimen
2 1
s = variansi data pada kelompok kontrol
2 2
2
s = variansi gabungan.
1
n = banyak subyek pada kelompok kontrol
2
n = banyak subyek pada kelompok ekperimen. (Sudjana, 2005: 239)
Derajad kebebasan (dk ) untuk tabel distribusi t yaitu (n1 + n2 -2) dengan peluang (1-1/2 ), =5%. Kriteria yang digunakan yaitu jika thitung ttabel, maka Ha diterima.
Jika diperoleh simpulan bahwa kedua varians tidak sama, maka rumus yang digunakan:
2 2 2 1 2 1 2 1
'
n
s
n
s
x
x
t
Kriteria yang digunakan, tolak Ho jika:
2 1 2 2 1 1 ' w w t w t w t dengan ) 1 1 ( ), 2 / 1 1 ( 1 1 2 1
1
,
t
t
nn
s
w
dan ) 1 2 ( ), 2 / 1 1 ( 2 2 2 22
,
t
t
nn
s
w
3. Analisis Tahap akhir
Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diadakan tes akhir (post test). Dari tes akhir diperoleh data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, apakah H0 yang diterima atau Ha yang diterima. Tahapan analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal namun data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi perlakuan. Tahapan tersebut adalah a. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian yang akan dilakukan menggunakan uji dua pihak . Uji dua pihak ini menggunakan uji t dengan menggunakan data yang berdistribusi normal.
Uji Dua Pihak
Uji dua pihak digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : ( 1 = 2)= berarti nilai rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimen sama dengan nilai rata-rata kelompok kontrol. Ha : ( 1 ≠ 2)= berarti nilai rata-rata hasil belajar kelompok
Hipotesis tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t. Uji t ini dipengaruhi oleh hasil uji kesamaan dua varians . (Sudjana, 2005: 239) Jika varians kedua kelompok sama maka rumus uji t yang digunakan: 2 1 2 1
1
1
n
n
s
x
x
t
;2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s Keterangan: 1
x = nilai rata-rata kelompok kontrol
2
x = nilai rata-rata kelompok eksperimen
2 1
s = variansi data pada kelompok kontrol
2 2
s = variansi data pada kelompok ekperimen
2
s = variansi gabungan.
1
n = banyak subyek pada kelompok kontrol
2
n = banyak subyek pada kelompok ekperimen.
Derajad kebebasan (dk ) untuk tabel distribusi t yaitu (n1 + n2 -2) dengan peluang (1-1/2 ), =5%. Kriteria yang digunakan yaitu jika thitung ttabel, maka Ha diterima.
Jika diperoleh simpulan bahwa kedua varians tidak sama, maka rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan, tolak Ho jika: 2 1 2 2 1 1 ' w w t w t w t
Dengan 1 (1 1/2 ),( 1 1) 1
2 1
1
,
t
t
nn
s
w
dan ) 1 2 ( ), 2 / 1 1 ( 2 2 2 22
,
t
t
nn
s
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 8 Semarang adalah Sekolah Menengah Atas yang didirikan tanggal 3 September 1979 dan terletak di Jalan Raya Tugu Semarang, Jawa Tengah. Sekolah ini didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nomor: 0188/0/1070 tanggal 3 September 1979 dengan Nomor Induk Sekolah 530, Nomor Statisik Sekolah (NSS) 301036301008 dan diberi nama SMA Negeri 8 Semarang yang berstatus Negeri.
Tujuan didirikanya sekolah tersebut antara lain: mencerdaskan siswa, menumbuhkan motivasi, mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencakup etika, logika, estetika, sehingga tercipta siswa yang utuh, mandiri dan berakar budaya bangsa. Adapun visi dan misinya adalah sebagai berikut:
a. Visi
Terwujudnya sekolah berkualitas untuk memberdayakan seluruh warga sekolah menjadi pribadi unggul yang berakhlak mulia, berprestasi, berbudaya, menjunjung tinggi azas kekeluargaan dan berwawasan lingkungan.
b. Misi
1) Menumbuh kembangkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai luhur Pancasila bagi seluruh warga sekolah sehingga dalam perilaku menjadi manusia yang luhur dalam berbudi berguna bagi bangsa dan negara.
2) Menumbuh kembangkan Pemahaman dan Penghayatan Agama bagi seluruh warga sekolah sehingga dalam berperilaku menjadi arif dan bijaksana.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara optimal.
4) Mendayagunakan Sarana Prasarana secara optimal untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ).
5) Menumbuh kembangkan masyarakat ilmiah melalui Penelitian. 6) Menumbuh kembangkan motivasi seluruh warga sekolah agar
dapat berkembang sesuai dengan kemampuan.
7) Meningkatkan prestasi akademik melalui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien.
8) Meningkatkan apresiasi seni, ketrampilan, berbahasa & olahraga. 9) Menumbuh kembangkan Manajemen partisipatif dari seluruh
warga sekolah dan stoke holder ( pelangga/sekolah). 10) Menumbuhkembangkan kesadaran lingkungan hidup.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat di SMA Negeri 8 saat ini adalah: Laboratorium Kimia, Laboratorium Fisika, Laboratorium Biologi, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Laboratorium Multimedia, Ruang Perpustakaan, Ruang UKS, Ruang Koperasi, Ruang BP/BK, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang TU, Ruang OSIS, Kamar Mandi/WC Guru, Kamar Mandi/WC Siswa, Ruang Kesenian, Gudang, Ruang Ibadah, dan Rumah Penjaga Sekolah.
Kondisi siswa SMA Negeri 8 Semarang adalah sebagai berikut:
No Kelas L P Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 Kelas X
Kelas XI IPA Kelas XI IPS Kelas XI BHS Kelas XII IPA Kelas XII IPS Kelas XII BHS
108 40 43 6 42 31 9 201 101 85 8 95 98 11 309 141 128 14 137 129 20
Total 279 599 878
AP, tahun 1999 – 2001 yaitu Drs. Sri Handoyo, tahun 2001 – 2004 yaitu Drs. Widodo, tahun 2004 – 2005 yaitu Drs. Totok Widyanto, tahun 2005 – 2009 yaitu Hj. Kastri Wahyuni, S.Pd,.M.M, dan pada tahun 2009 – sampai sekarang yaitu Drs. Haryoto, M.Ed (http//sman8-smg.sch.id).
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pembelajaran pada kelas Eksperimen
Pada penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas XI IPS 2. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka guru mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan pada saat pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil dari pre test tersebut, diperoleh untuk kelas eksperimen mendapat nilai tertinggi 77 dan nilai terendah 48 dengan rata-rata 64,66.
Pada pertemuan kedua, menggunakan metode pembelajaran jigsaw. Guru mengawali kegiatan dengan memberi salam pembuka dan do‟a, dilanjutkan memeriksa daftar hadir siswa. Kemudian Guru
satu topik yang berbeda, kemudian siswa yang memiliki soal yang sama berkumpul dalam satu kelompok (tim ahli) untuk berdiskusi. Setelah selesai berdiskusi siswa kembali kekelompok asal dan secara bergantian menjelaskan kepada temannya. Kemudian siswa diminta secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Guru bertanya kepada siswa bila ada yang belum dimengerti. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan. Penyampaian salam penutup.
Keenam, Guru bertanya kepada siswa apabila ada yang belum dimengerti. Ketujuh, Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dilanjutkan penyampaian salam penutup.
Pada pertemuan keempat diadakan post test atau evaluasi akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa dan mengetahui kemampuan siswa memahami pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Alokasi waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal evaluasi adalah 30 menit. Siswa terlihat serius dalam mengerjakan soal pos test. Setelah waktu yang diberikan habis, maka siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
b. Pembelajaran pada kelas Kontrol
Pada penelitian ini yang menjadi kelas Kontrol adalah kelas XI IPS 1. Kelas kontrol tidak menggunakan media audio visual. Seperti yang dilakukan pada kelas eksperimen, sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka guru mengadakan pre test dan angket awalterlebih dahulu. Pre test ini dilakukan pada saat pertemuan pertama. Set