• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Daarul Rahman dan upaya pengembangannya di Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan pendidikan Islam di Pondok Pesantren Daarul Rahman dan upaya pengembangannya di Jakarta Selatan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DI PONDOK

PESANTREN DAARUL RAHMAN DAN UPA YA PENGEMBANGANNY A DI JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat-syarnt Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh: SITI KHOZANAH

103011026737

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

SKRIP SI

Diajukan kcpada Falmltas llnm Tarbiyah dan Keguruan Guna Mcmenuhi Syarat··syarat JVI1mcapai

Grlar

Sarjana Pcndidikan Agama Islam

Oleh:

SITI KHOZANAH 103011026737

Dibawah Ilimbingan

{ z · m b i n g l

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKUL T AS ILMU T ARBIYAH DAN KEGURUAN

(3)

LEMBARPERNYATAAN

Denga ini saya menyatakan bahwa:

I. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenubi salab satu persyaratan memperoleb gelar Stara I di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullab J aka11a.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian bari terbukti babwa karya ini bukan basil karya asli saya atau merupakan basil jiplakan dari karya oarang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Januari 2008

(4)

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah swt., yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan umat manusia, pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam, Nabi Muhammad saw. Berka! rahmat dan hidayah Allah swt., penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kese1npurnaan.

Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan PAI Bapak Drs. Abdul Fattah Wibisono, MA., Sekretaris Jurusan PAI Bapak Drs. Safiudin, M.Ag.

3. Bapak Drs. Safiudin, M.Ag., Dasen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ors. Abdul Haris, M.Ag., Dasen Penasehat Akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis hingga akhir masa perkuliahan.

5. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan.

(5)

7. Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Rahman dan seluruh pengums Pondok Pesan!Ten Daarul Rahman yang telah membantu penulis dalam pencarian data-data, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

8. Ayahanda dan ibunda yang tercinta yang dengan bersusah µayah telah mengasuh dan mendidik penulis hingga dapat terns berkuliah, serta kepada kakak-kakakku tersayang yang dengan sabar telah membantu dan mendukung keberhasilan belajar penulis.

9. Sahabat-sahahat Kelas C Angkatan 2003 yang telah hanyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indalmya arti sebuah kebersamaan.

Akhirnya penulis herharap semoga semua pihak dan jasa-jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt. dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga sk:ripsi ini dapat bermanfaat klmsusnya bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya.

Jakarta, Maret 2008

(6)

KATA PENGANTAR.. DAFTARISL

. ... 1

... 11 BAB I PENDAHULUAN ... I

BAB II

BAB III

A. Latar Belakang Masalah dan Alas an Pemilihan Judul ... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...

C. Tujuan dan Signifikasi penulisan

D.Manfaat Penelitian ... . E.Metode Pembahasan .... .

F.Sistematika Penulisan

. .. 4 .... 5 . ... 5 . ... 6 ... 7

KAJIAN TEORITIS TENTANG PENDIDIKAN ISLAM DAN PONDOK PESANTREN

A. Pendidikan Islam ... . 1. Pengertian Pendidikan Islam

··· 8 ... 11 2. Landasan Pendidikan Islam ... I J 3. Tujuan Pendidikan Islam ... . .. 12 4. Metode Pengajaran Pendidikan Islam ... 14 B. Pondok Pesantrnn ... .

I. Pengertian dan Sejarah Pondok Pesan!Ten .. 2. Tujuan Pondok Pesantren ... . 3. Kurikulum Pondok Pesantren ... . 4. Metode Pengajaran Pondok PesantTen ..

METODOLOGI PENELITIAN ..

. ... 14 ··· 16 16 . .... 17 ... .. 20

... 21 A. Deskripsi Objek Penelitian ... 21

B. Metodologi Penelitian .... 24

C. Tahap-tahap Penelitian ... . 24

D. Proses Pencatatan Data ... . . 24

(7)

BABIV

BABY

HASIL PENELITIAN ... ... ... ... . ... 25

A. Gamba.ran Umum Pondok PesantTen Daarul Rahman.... . 25

I. Letak Geografis ... .... .... . . . . ... .... ... ... . . . .. .... ... . ... 25

2. Sejarah Singkat Berdirinya ... . ... 25

3. Sarana dan Prasarana ... . 4. Keadaan Guru dan Peserta Didik 5. Tujuan dan Kurikulum Pondok Pesantren Daarttl . .... 26

... 27

Rahman ... 32

6. Kegiatan Waktu Bela jar Mmid ... . ... 32

7. Disiplin Pondok .... 33

8. Sistem Pengajaran yang Digunakan Pondok Pesantren Daarul Ralunan ... . . ... 34

B. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Pondok PesanlTen Daarul Ralunan .. ··· 34

l. Pendidikan Modem. ... .35

2. Pendidikan PesanlTen Salaf ··· 41

C. Upaya-upaya Pengembangan yang Dilakukan Pondok PesanlTen Daarul Rahman.... . . . . ... 41

D. Kendala-kendala yang Dihadapi Pondok Pesantren Daarul Rahman ... . ··· ... 42

PENUTUP ... ··· ... 43

A. Kesimpulan ... . ... 44

B. Saran ... . ··· ··· 44

(8)

A. Latar Belakang Masalah dan Alasan Pemilihan J ndnl

Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panj ang. Dalam pengertian seluas-luasnya, pendidikan Islam berkembang dengan kemunculan Islam itu sendiri. Sebagai pendidikan yang berlabel agama, maka pendidikan Islam memiliki trnnsmisi spiritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya dibanding dengan pendidikan umum, sekalipun lembaga ini juga memilik:i muatan serupa. Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan Islam untuk rnengernbangkan keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik aspek intelektual, irnajinasi dan keilrniahan, !cultural serta kepribadian. Karena itulah pendidikan Islam memiliki beban multi paradigma, sebab berusaha memadukan unsur pro fan dan irnanen dimana dengan pemaduan 1111 akan rnembuka kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan Islam yaitu rnelahirkan rnanusia-manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya saling menunjang.

Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam yang bersamaan dengan proses pembudayaan. Proses yang dimaksud adalah dimulai dari lingkungan keluarga.

Dengan demikian jelas sekali menurut ajaran Islam, bahwa keluarga merupakan basis atau lernbaga pertama dalam pendidikan Islam.. Berbicara tentang lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut, di Indonesia mernang terdapat banyak jenis dan bentuknya. Seperti: sekolah, mesjid, majlis taklirn, dan pondok pesantTen. Akan tetapi dalam slcripsi ini penulis hanya akan menjelaskan tentang pondok pesantTen.

(9)

2

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidnp be1masyarakat sehari-hari". 1 .

Sedangkan menurut Snlthon Masyudhi dalam buku Ma11ajme11 Pondok

Pesantren pesanteren adalah:

Pesan!Ten jika disandingkan dengan lembaga pendidikan yang pemah muncul di Indonesia, merupakan sistem pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang indigenous. Pendidikan ini semula merupakan pendidikan agama Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian ("anggon ngaji"). Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar (santTi), yang kemudian disebut pesantren. Meskipun bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan pesanfren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang terslrnktur, sehingga pendidikan ini dianggap sangat bergengsi. Di lembaga inilah kaum muslimin Indonesia mendalami doktrin dasar Islam, khususnya menyangkut praktek kehidupan keagamaan.2

Lain pula menurut Zamakhsyari Dhofier dalam buku Tradisi Pesantern

mengemukakan:

Hubungan antara pengajian dan lembaga-lembaga pesantren sangatpenting dalam arti bahwa keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapal dipisahkan satu sarna lain. Keduanya senantiasa mengalami proses alamiah dan pe1juangan intensif untuk dapat hidup lebih langgeng; itulah sebabnya, dalam kenyataannya, kita senantiasa dapat menyaksikan bahwa antara pengajian dan lembaga-lembaga pesantren seringkali te1jadi suatu bandulan atau pergeseran yang tajam. Dengan kata lain, kita bisa menyimpulkan bahwa kebanyakan pesantTen tumbuh, berkembang, dan berasal dari lembaga-lembaga pengajian, dan banyak sekali pesantren-pesantren yang mati dan meninggalkan sisa-sisanya dalam bentuk lembaga-lembaga pengajian disebabkan kurm1gnya kepemimpinan setelah seorang kyainya yang masyhur meninggal dunia tanpa meninggalkan pengganti-pengganti yang memiliki kemampuan, baik dalam pengetahuan

Islam maupun dalam kepemimpinan organisasi. 3

1

f\zyumardi r\zra, Pendidikan Js/an1. Tradisi dan lvfodernisasi 1\1enuju lvfi!leniun1 Bani,

(J'tlrnrta: PT. Logos Wacana lh11U), Cet. Ke-2, h. \oi

2Sulthon Masyhud. 1\1anaje1nen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka), cet. ke-2, h.

JZ;:unakhsyari I)hofier, Tradisi Pesantren; Studt Tentang Pandangan Hidup J(yai,

(Jakarta: LP3ES), cet. ke-6, h. 31-33

(10)

Hasbullah dalam buku Kapita selekta Pe11didikan Isa/am berpendapat: "Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok bera1ti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu, kata "pondok" mungkin juga berasal dari bahasa Arab "funduq" yang berarti hotel atau asrama".4

Salah satu pondok pesantren yang berdomisili di Kelurahan Senayan Jakarta Selatan adalah Pondok Pesanh·en Daarul Rahman. Selama ini keberadaan Pondok PesantTen Daarul Rahman dan pelaksanaan pendidikannya belum banyak diketahui orang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menelitinya yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul "PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DI PONDOK PESANTREN DAARUL RAHMAN DAN UPAYA PENGEMBANGANNY A" (JI. Senopati No. 35 A Kebayoran Barn Jakarta Selatan).

Adapun alas an pemilihan judul, yaitu:

a. Pondok PesanlTen Daarul Rahman sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengembangkan sistem pendidikan terpadu, sehingga pesantren ini berkembang dan diminati masyarakat. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Daarul Rahman.

b. Adanya dikotomi dalam penyelenggaraa.n pendidikan yang memisahkan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Karena itu, dengan penyelenggaraan pendidikan Islam terpadu diharapkan para peserta didik dapat mengantisipasi masalah dikotomi dalam penyelenggaraan pendidikan. c. Pada sebagian masyarakal, masih banyak orang yang belum memahami seluk

beluk pendidikan Islam khususnya pesantren. Mereka itu berasumsi bahwa kehidupan pesantren yang kuno itu tidal< relevan dengan tuntutan zaman, karenanya tidak sedikit orang tua yang enggan memasukkan putra-pu!Tinya ke lembaga-lembaga pendidikan Islam terutama pesantTen.

4I-Iasbullah, Kapita Selekta Pendidikan lsla1n, (Jakarta: PT. H.aja Grafindo Persada,

(11)

4

d. Karena itulah penulis terdorong untuk ikut serta memperkenalkan kepada masyarakal bahwa pondok pesanlren telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan dalam bidang pendidikan melalui pembekalan para peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan zaman.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini menjadi terarah, maka penulis memhatasi permasalahan pada:

a. Pelaksanaan pendidikan is lam di pondok pesantren Daarul Ralunan. b. Upaya-upaya pengembaugan di Pondok Pesantren Daarul Rahman.

c. Pondok Pesantren yang di maksud berlokasi di RW 02 Kelurahan Senayan Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Dari pembatasan masalah tersebut maka dirnmuskan sebagai berikut:

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan islam di Pondok PesantTen Daarul Rahman')

b. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan Pondok Pesantren Daarul Rahman dalam meningkatkan pendidikan?

C.Tujuan dan Siguifikasi Penulisan 1. Tujuan penulisan ini yaitu:

a. Menambah wawasan keilmuan khususnya tenlang pendidikan agama is lam

b. Memberikan pemahaman tentang sistem pendidikan agama islam sebagai sub-sistim dari pendidikan nasional.

c. Memberikan wacana para digma baru pendidikan agama islam dalam dunia glob al.

(12)

e. Mernberikan pernaharnan tentang relefansi kehidupan agarna islarn dengan pendidikan nasional.

2. Signifikasi pennlisan ini yaitn:

a. Hasil penulisan ini di harapkan dapat rnernberi surnbang positifbagi orang-orang yang konsen dan bergerak dalarn dunia pendidikan,khususnya pendidikan agama is lam.

b. 1-lasil penulisan ini di harapkan dapat memberi masukan konstrnktif bagi lembaga-lembaga pendidikan/sekolah untuk pengembangkan pendidikannya agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasiaonal.

c. 1-lasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan inspirasi dan masukan sebagai acuan refo1masi paradigma barn pendidikan agama islarn.

D.Manfaat Penelitian

Secara rinci basil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bahan masukan bagi para kepala sekolah dalarn mengambil keputusan yang berkenaan dengan peningkatan dan perbaikan pendidikan agama islam pada ummm1ya.

2. Bahan masukan bagi para guru dalarn meningkatkan kompetensinya,terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan is lam.

(13)

6

E. Metode Pembahasan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskripti f, yaitu metode yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan atau "field research".

Penelitian lapangan dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Rahman RW 02 Kelurahan Senayan Kebayoran Barn, dan prosedur pelaksanaannya akan diuraikan dalam Bab III tentang Metodologi Penelitian.

F. Sistematika Penulisan

lsi keseluruhan skripsi 1111 terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, pemhatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

Bab II. Kajian Teoritis tentang Pendidikan Islam dan Pondok Pesantren. Dalam bab ini dikemukakan pendidikan Islam yang terdiri dari: pengertian pendidikan Islam, landasan pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, metode pengajaran pendidikan Islam, dikemukakan juga tentang pondok pesantren yang terdiri dari pengertian dan sejarah pondok pesantren, tujuan pendidikan pondok pesantrnn, kurikulum pondok pesantren, metode pengajaran pondok pesantren.

Bab III. Metodologi Penelitian. Dalam bah ini dikemukakan deskripsi objek penelitian, metodologi penelitian, tahap-tal1ap penelitian, proses pencatatan dan analisa data.

(14)

dan upaya-upaya pengembangannya yang terdiri dari: pelaksanaan pendidikan di Pondok PesantTen Daarul Rahman, upaya-upaya pengembangan yang dilakukan Pondok Pesantren Daarul Rahman dan kendala-kendala yang dihadapi Pondok Pesantren Daarul Rahman.

(15)

A. Pendidikan Islam

BAB II KAJIAN TEORITIS

1. Pengertian Pendidikan Islam

Sebelum mengemukakan pengertian pendidikan agama islam terlebih dahulu akan penulis uraikan pengertian pendidikan. Secara etimologi pendidikan berasal dari kata (didik) yang berarti"proses pengubalrnn tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusrn melalui upaya pendidikan dan latihan. ". 1

Dalam bahasa Arab istilah ini di kenal dengan kata 'tarbiyah' dengan kata kerjanya 'Rabba'( セ@ IMセZ[NMセセIケ。ョァ@ berarti "mengasuh,mendidik,dan

n1en1elihara. ·•2

Adapun Abdurahman Shaleh mengutip dari Prof.Langevld dalam buku Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa mengatakan: " pendidikan secara terminologi adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapm kede\vasaan". 3

Dalam Kamus Bahasa Indonesia "kata "pendidikan" berasal dari kala dasar ·'ctidik", yang kemudian mendapat awalan ·pe' dan 'an'

vano-.

"

mengand ung arti perbuatan (hal, earn, dan sebagainya) mendidik". 4 Kata pendidikan ini berasal dari balrnsa Yunani yaitu 'paedagogi' yang berarti

1

JJeparte1nen Pendidikan da Kebu<layaan, Ka1nus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka. ! 990), h.204

2 Warson Munir, Ka1nus Al-Muna\vir, (Yogyakarta:Unit Pengadaan buku Il1niah

Keaga1naan, 1984 ), Cct Kc-1, h. 504

3

Abdul Raclunan Shaleh, Pendidikan Aga1na dan Pe1nbang11nan fVatak Bangsa,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2005), cet. I, h. 2.

(16)

bimbingan yang diberikan kepada anak. Kata tersebut semakna dengan kata 'education' dalam bahasa Inggris.

Ahmad Tafsir dalam buku I/mu Pendidikan Islam dalam Prespektif Islam mengemukakan: "pendidikan adalah "bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama".5

Dalam khazanah pendidikan Islam, menurut Maksum dalam buku Madrasah Sejarah dan Perkembangannya menurutnya:"terdapat sejumlah istilah yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengaJaran seperti tarbiyah, ta 'dib, ta '/im ". 6 Dari ketiga istilah tersebut, term yang popular digunakan dalam praktik pendidikan Islam ialah term a/-tarbiyah. Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan malrna tumbuh, berkembang, rnemelihara, merawat, rnengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. 7

Penggunaan term a/-tarbiyah untuk merujuk makna pendidikan Islam dapat dipahami dengan merujuk finnan Allah:

,::' ,, ,,,. "" ' ,., ,,. & ,., ,, ,,,

I · ..

·\_j·

wi ..

セᄋLLNNᄋゥNNZZ@

.. / \;;•

;;,..:_;."'q;

J,:Ui .. t.;.;:..

1 ᄋセiGM ·'

セlN[ゥM . .J セZj@ ,.J<.YJ .. ..)'

cX ..

c .

セセj@

(H:\'fslj'lrl) "dan rendahkan/ah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua te/ah mendidik aku waktu kecil. " (QS a/-Isra ': 17; 24).

Dari beberapa pengertian di alas, diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah "usaha yang dilakukan oleh orang dewasa secara sadar

5 Ahn1ad 'fafsir,

J/111u Pendidikan Js/a111 da/a1n Perspektif Jslatn, (Bandung: PT. Rosda

Karya. 1994). Cet. Ke-2, h. 24.

6

1-L Maksum, Afadrasah; Sejarah dan Perke111bangannya, (Jakarta: Logos Wacana Iln1u,

1999), eel. 2, h. 11

7 H. San1sul Nizar,

Fi/safal Pendidikan fs/a111; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(17)

10

Dari beberapa pengertian di atas, diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah "usaha yang dilakukan oleh orang dewasa secara sadar terhadap anak didik dengan cara memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan agar mereka memiliki sikap dan nilai yang sesuai dengan cita-cita pendidikan."

Sedangkan pengertian pendidikan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

I. Menurut AD Marimba, pendidikan adalah: "bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-lmkum agama Islam menuju terbentulmya kepribadia.t1 utama menurut ukuran-ukura.t1 Islam.

2. Ki Hajar Dewa.t1lara mengemukakan pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkemba.tlgan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak-anak. Maksudnya ialah supaya kita dapat memajuka.t1 kesempumaa.t1 hidup, yaitu kehidupan dan penghidup a.tiak-anak, selm·as dengan alamnya dan masyarakatnya. 3. Menurut S. Brojonegoro, pendidikan adalah: memberi tuntutan

kepada manusia yang belum dewasa untuk menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya atau denga.t1 secara singkat: pendidikan adalah tuntutan kepada pertumbuha.tl ma.trnsia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan, dalam arti jasmaniah dan roha.t1iah. 4. Sedangkan menurut M. Noor Syam, pendidikan adalah aktivitas dan

usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu ruhani (pikir, cipta, karsa, rasa dan budi nurani) da.t1 jasmani (pengindraan serta keterampilan-keterampilan). 8

5. Dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah: usaha sadar da.t1 terencana untuk mewujudkan suasana belaja.t· dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.9

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentuka.t1 kepribadian anak didik yang

s IVladyo Ekosusilo, Dasar-dasar PencUdikan, (Se1nanu1g: Efil11:u- Offset 1990), cet. 1, h.

14-16

9

Und<mg-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung:

(18)

sesuai dengan nilai-nilai agama Islam, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, supaya kelak menjadi manusia yang seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun ruhani, sehingga tercipta kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Landasan Pendidikan Islam

Landasan pendidikan Islam adalah segala ajaran yang bersumber pada al-Qur'an, as-Sunnah dan ra'yu. Apabila suatu ajaran tidak ditemukan di dalam al-Qur' an, selaiuutnya dicari dalam as-Sunnah dan jika tidak ditemukan pada keduanya barulah digunakan ra'yu dengan syarat tidak bertentangan

dengan al-Qur'an dan as-Smmah.

Adapun menurut Langgulung, dasar operasional pendidika Islam adalah:

1. Dasar historis

Dasar yang memberikan persiapan kepada pendidik dengan pengalaman masa lain, bernpa undang-undang dan peraturan-peraturan maupun bernpa l1·adisi dan ketetapannya.

2. Dasar sosiologis

Dasar berupa kerangka budaya dimana pendidikannya itu bertolak dan bergerak, seperti memindahkan budaya, memilih dan mengembai1gkan. 3. Dasar psikologis

Dasar yang memberi informasi tentang watak peserta didik, pendidik, metode yang terbaik dalam praktik, pengukuran dan penilaian bimbingan penyuluhan.

4. Dasar filosofis

Dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arahan suatu sistem yang mengontrnl dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya. 10

10

(19)

12

3. Tujuan Pendidikan Islam

Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa. Ibara! eseorang yang bepergian tak tentu arah, maka hasilnya pun tak lebih dari pengalaman selama pe1jalanan.

Pendidikan mernpakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan, sehingga diharapkan dalarn penerapannya ia tak kehilangan arnh dan pijakan. Sebelum lebih jauh menjelaskan tujuan pendidikan Islam, terlebih dahulu dijelaskan apa sebenarnya makna dari "tujuan" tersebut. Seema etimologi, tujuan adalah "arah, maksud atau haluan". Dalam bahasa Arab, "tujuan" diistilahkan dengan maqashid. Sementara dalam bahasa lnggris, diistilahkan dengan goal, pwpose, objectives atau aim. Secara tenninologi, tujuan berarti "sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai". 11

Tujuan pendidikan Islam menurnt Quraish Shihab yang dikutip oleh Abuddin Nata dalarn buku Membumikan Al-quran mengatakan :"t11juan pendidikan islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai harnba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah swt. atau dengan kata lain yang lebih singkat sering digunakan oleh al-Qur'an untuk bertakwa kepada-Nya". 12

Menurut Samsul Nizar dalam buku Pengantar Dasar-dasar Pem.ikiran Pe11didika11 Islam mengatakan: "tujuan pendidikan islam adalah sebagai proses pengaktualan akal peserta didik yang secara telmis dengan kecerdasan terampil, dewasa, dengan tetap menjaga nilai kemanusiaan yang ada pada diri manusia untuk dikembangkan secara proporsional Islarni". 13

11 Arn1ai [|イゥ・ヲセ@ F'engantar I/Jnu dan 1\1etodologi Pendidikan l'ila1n, (Jakarta: Ciputat Pers.

::!002), cet. \, h. 15

12 Quraish Shihab, lv!enzbunlikan Al-Qur 'an, (Bandung: Mizan, 1992), cet. ke-2, h. 173

13

San1sul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pe1ni!dran Pendidikan Is/a1n, (Jafu'Uia: Gaya

(20)

Adapun menurut Nasution dalam buku Tekhnologi Pendidikan mengatakan :"tujuan pendidikan adalah menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mengabdi pada masyarakat dan sebagainya". 14

Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Prof. Zakiah Daradjat adalah (secara keseluruhan) yait11 keprihadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa. Adapun yang dimaksud insan kamil adalah manusia utuh rohani dan jasmaninya dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah swt. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan ajaran Islam dan berhuhungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti". 15 Menurut beliau pula bahwa tujuan ini adalah mernpakan tujuan yang ideal.

Menurut penulis, semua pakar pendidikan Islam be1pandangan bahwa tujuan pendidikan Islam sama dengan misi Islam, yaitu agar manusia mampu eksis di dunia tanpa menafikan nilai ukhrowi (keseimbangan antara dunia dan akhirat). Begitu urgensnya sebuah tujuan dalam setiap program yang dilakukan seseorang, kesadaran pentingnya tujuan juga nampak dalam bidang pendidikan, sehingga tujuan tidak pernah Input dari proses perjalanannya. Persoalan yang dihadapi setiap orang akan berpengaruh terhadap rumusan tujuan. Oleh karena itu, nampak banyak pendapat para tokoh tentang tujuan pendidikan seperti tertulis di atas. Akan tetapi, daTi semua yang diutarakan para tokoh, penulis menangkap kesimpulan bahwa hakikat tujuan pendidikan [slam adalah mencerdaskan aka! dan membentuk jiwa yang islami, sehingga

14 S. Nasution, Telaw/ogi Pendidikan, (Bandw1g: CV. Jemmars, 1982), cet. 1,

!1 25

15

(21)

14

akan terwujud sosok pribadi muslim sejali yang berbekal pengetahuan dalam segala aspek kehidupan dan menciptakan generasi yang lebih baik.

4. Metode Pengajaran Pendidikan Islam

Muhammad Al-Toumi Al-Syaibani menyodorkan pembagian metode dalam pendidikan Islam, yakni metode yang umumnya pernah digunakan dalam pendidikan Islam antara lain:

a. Metode Induksi (Pengambilan Keput11san)

Metode ini digunakan untuk mendidik agar anak didik dapal mengetalmi fakta-fakta dan kaedah-kaedah umum dengan cara menyimpulkan pendapat.

b. Metode Perbandingan

M etode ini digunakan untuk mendidik agar anak dapat membandingkan kaedah umnm atau teori dan kemudian menganalisisnya dalam bentuk

r1ncian-rincian.

c. M etode Kuliah

M etode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat mengambil materi yang diberikan secara benar, sesuai dengan kemampuan masing-masing.

d. Metode Dialog dan Perbincangan

Metode ini digunakan untuk mendidik anak didik agar mereka dapat mengungkapkan kritik-kritik terhadap materi yang diberikan. Ksitik dilalrnkan secara lisan melalui dialog antara guru dan anak didik. 16

B. Pondok Pesantren

1. Pengertian dan Sejarah Pondok Pesantren

Pondok berasal dari bahasa Arab yaitu: fimduq yang berarti ruang tidur, wisma atau hotel, sederhana karena pondok mernpakan tempat sederhana bagi para pelajar yangjauh dari tempat asalnya".17

(22)

Pengertian pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe- dan akhiran -an, berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja juga menjelaskan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar agama Islam, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam Ada juga yang mengartikan pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat "trndisional" untuk mendalarni ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian". 18

Dengan demikian bahwa pengertian pondok pesantren adalah tempat pengajaran dan pendidikan bagi santri untuk mencari ilmu-ilmu agarna. Pondok pesantren merupakan lembaga sosial di bidang pendidikan dan keagamaan yang mengajarkan, mengembangkan serta menyebarluaskan agarna Islam

Sejauhmana tinjauan sejarah mengenai asal-usul pesantren, tidak dapat memberikan jawaban kapan dan dimana sebenarnya pesantren pertama kali berdiri. Pondok pesanlTen yang merupakan "bapak" dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari pe1jalanan historisnya, bahwa sesunggulmya pesan!Ten dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan da'i.

Tentang kehadiran pesantren secara pasti di Indonesia pertama kalinya, di mana dan siapa pendirinya, tidak dapat diperoleh keterangan yang pasti. Berdasarkan hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Departemen Agama pada tahun 1984-1985 diperoleh keterangan bahwa pesantren tertua didirikan pada talum 1062 di Pamekasan Madura, dengan nama Pesantren Jan Tarnpes IL Akan tetapi ha! ini juga diragukan, karena tentunya ada pesanh·en Jan Tampes I yang lebih tua. Kendatipun demikian, pesantren merupakan

17

Manfred Zan1ick, Pesantren dalan1 Perubahan Sosia/, (Jakarta: P3M, 1986), cet. ke-1.

h. 86

18

I-I. FJaidar Putra J)aulay. [>endidikan ls/an1 dala1n Siste1n Pendidikan Nasional di

(23)

16

lembaga pendidikan !shun tertua di Indonesia yang pesan sertanya tidak diragukan lagi, adalah sangat besar bagi perkembangan Islam di Nusantara.

Pada masa penjajahan colonial Belanda, yaitu sekitar abad ke-18-an, nama pesantren sebagai lembaga pendidikan rakyat terasa sangat berbobot terulama dalam bidang penyiaran agama Islam. Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiaran agama dan sosial keagamaan. Dengan sifatnya yang lentur (fleksibel), sejak awal kehadirannya, pesantTen ternyata mampu mengadaptasikan diri dengan masyarakat serta memenuhi tuntutan masyarakat.

Walaupun pada masa pe1tjajahan, pondok pesantren mendapat tekanan dari pemerintah kolonial Belanda, pondok pesantTen masih bertahan terns dan tetap tegak berdiri, walaupun sebagian besar berada di daerah pedesaan. Penman mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa tetap diernbannya. Telah banyak kader-kader bangsa dan tokoh-tokoh peijuangan nasional dilahirkan oleh pesantren. Bahkan pada saat pe1juangan kemerdekaan, banyak tokoh pejuang dan pahlawan kernerdekaan yang berasal dari pesantTen".19

Tanpa menyebutkan kapan dan dimana persisnya pesantTen pertama didirikan, yang pasti pesantren berdiri setelah rnasulmya Islam ke Indonesia. Sejak abad ke-11 Masehi dipastikan Islam telah rnasuk ke pulau Nusantara melalui kota-kota pantai. Selaitjutnya bukti-bukti sejarah menunjukkan penyiaran dan pendalaman Islam secara intensif telah te1jadi sejak ab ad ke-13 Masehi.

2. Tu.iuan Pendidikan Pondok Pesantren

Sekalipun tujuan pendidikan di pesanll·en belum secara nnc1 dijabar·kan dalam suatu sistem pendidikan yang lengkap dan konsisten, tetapi secara sistematis tujuarl-lujuan pendidikan di pesantren jelas menghendaki produk lulusan yang mandiri dar1 berakhlak baik serta bertakwa.

19

l-Iasbullah, Kapita Selekta Pendidikan l'lla111 di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

(24)

Menurut Nurcholish Madjid berpendapat:"tujuan pendidikan pesantTen adalah: Membentuk manusia yang memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam merupakan welstanchaung yang bersifat menyeluruh. Selain itu produk pesan!Ten juga diharapkan memiliki kemampuan tinggi untuk mengadakan responsi terhadap tantangan dan tuntutan hidup dalam konteks ruang dan waktu yang ada (Indonesia dan dunia abad sekarang)".20

Walaupun tujuan pendidikan pesan!Ten kemungkinan ada perbedaan, tapi sebenarnya secara asasi sama. Pada dasamya tujuan pendidikan haruslah komprehensif yang mencalmp pendidikan intelektual, jasmani, dan yang terutama adalah akhlak sehingga harapan menjadikan manusia paripuma dapat terwujud dengan baik Pondok pesanlTen sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat merealisasikan harapan ini.

3. Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren

lstilah kurikulum awal mulanya digunakan dalam dunia olallfaga pada zaman Yunani kuno. Curriculum dalam bal1asa Yunani berasal dari kata curir; artinya pelari, dan curere artinya tempat berpacu; curriculum dim·tikan "jm·ak" yang hams "ditempuh" oleh pelm'i. Mengmnbil malrna yang terkandung dalam rumusan di alas, k:urikulum dalmn pendidikan diartikan, sejumlah mata pelajaran yang hm·us ditempuh atau diselesaikan oleh anak didik untuk memperoleh ijazah". 21 Atau kurikulum dalmn arti sempit yaitu sejumlah mata pelajaran yang diajarkan di dalmn kelas. Kurikulum selanjutnya mengalmni perkembangan yang isi kurikulum ini tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi juga semua pengalaman belajar yang diterima anak dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.

Macmn-macam definisi yang diberikan tentang kurikulum. Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun unt:uk melancm·kan

20 Nurcholish Ivlacljid, Bilik-bilik Pesantren, (Jakarta: Paran1adina,

1997), cet. ke-1, h. 18

21

Nana Sudjana, F1e111binaan dan F1e11gemba11gan Kurikulun1 di Sekolah, (Bandung: Sinar

(25)

18

proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lemb aga pendidikan beserta staf pengajamya ". 22

Dalam Islam, kurikulum pendidikan hams berdasarkan akidah Islam. Apabila akidah Islam sudah menjadi asas yang mendasar bagi kehidupan seorang muslim, asas bagi negaranya, asas bagi hubungan antar sesama muslim, asas bagi aturan dan masyarakat umumnya, maka seluruh pengetahuan yang diterima seorang muslim harus berdasarkan akidah Islam pula, baik hal itu berupa pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, hubungan antara sesama muslim, masalah-masalah politik, dan kenegaraan atau masalah apapun yang ada kaitannya dengan kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat.

Dari pengertian di alas, dapat penulis pahami bahwa kurikulum adalah segala usaha sekolah dalam sejumlah mata pelajaran yang dapat mempengaruhi belajar anak didik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah segenap pengalarnan dan kegiatan belajm yang direncanakan da:n diorganisasikan untuk diatasi oleh para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu sekolah atau lembaga pendidikan.

Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa kurikulum adalah dasar dari pendidikan, sedangkan tujuan pendidikan merupakan sasaran yang dimaksud, dengan kata lain kmikulum pendidikan berkaitan dengan mata pelajaran, sedangkan tujuan pendidikan berkaitan dengan sistem penyampaian pelajaran tersebut.

Tujuan kurikulum dan pendidikan Islam adalah membekali akal dengan pemikiran ide-ide yang sehat, baik itu mengenai akidah maupun lmkum. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu dan membekali dirinya dengan pengetahuan.

Jadi kurikulum pondok pesantren adalah keseluruhan usaha lembaga pendidikan pondok pesantren yang telah direncanakan dan diorga:nisasikan

22

(26)

untuk mempengaruhi kegiatan belajar mengajar para santTi dalam mencapai tujuan pendidikan pondok pesantTen yang telah ditetapkan.

4. Metode Pengajaran Pondok Pesantren

Pola pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren erat kaitannya dengan tipologi pondok pesantren sebagaimana yang dituangkan dalam ciri-ciri pondok pesantren.

1. Metode pengajaran yang bersifat trndisional

a. Sorogan

Sistem pengajaran dengan pola sorogan dilaksanakan dengan jalan santTi yang biasanya pandai menyodorkan sebuah lcitab kepada kyai untuk dibaca dihadapan kyai.

b. Weto11a11

Sistem pengajaran dengan jalan wetonan dilaksanakan dengan jalan kyai membaca suatu ldtab dalam waktu tertentu dan santri dengan membawa kitab yang sama mendengarkan dan menyimak bacaan kyai.

c. Ba11(/ongan

Sistem pengajaran yang serangkaian dengan sistem sorogan dan wetonan adalah bandongan yang dilakukan saling kait mengkait dengan sistem yang sebelumnya.

2. Metode pengajaran yang bersifat modem a. Sistem klasikal

Pola penerapan sistem klasikal ini adalah dengan pendirian sekolah-sekolah baik kelompok yang mengelola pengajaran agama maupun ilmu yang dimasukkan dalam kategori umum dalam arti termasuk di dalam disiplin ihnu-ilmu kauni (ijtihad hasil perolahan manusia) yang berbeda dengan agama yang sifatnya tauqifi (dalam arti kata langsung ditetapkan bentuk dan wujud ajarannya).

b. Sistem kursus

(27)

20

terbinanya kemampuan psikomotorik seperti kursus mengetik komputer dan sablon.

c. Sistem pelatihan

Metode pelatihan yang menekankan pada kemampuan psikomotorik, pola pelatihan yang dikembangkan adalah termaksud membutuhkan kemampuan praktis seperti: pelatihan pertukangan, perkebunan, perikanan, manajemen koperasi dan kerajinan-kerajinan yang mendukung terciptanya kemandirian integratif.23

23

iVL Bahri (ihazali, Pendidikan Pesantren Berivalvasan Lingkungan, (Jakarta: Pedon1an

(28)

A. Deskl'ipsi Objek Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih Pondok Pesantren Daarul Rahman sebagai objek penelitian dengan menekankan atau fokus yang diteliti adalah sistem pendidikan Islam yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Daarul Rahman serta upaya-upaya pengembangannya.

Penetapan objek tersebut di atas, berdasarkan atas pengamatan penulis bahwa Pondok Pesantren Daarul Rahman Kelurahan Senayan cukup menarik dan dianggap tepat untuk dijadikan objek penelitian karena sistem pendidikan yang dilaksanakannya adalah mengembangkan sistem terpadu, yaitu perpaduan antara sistem yang ada di Pondok Modem Gontor Ponorogo dengan sistem pondok pesantren salafiyah yang mengajarkan kitab-kitab kuning. Hal ini kemudian menjadi alasan pemilihan Pondok Pesantren Daarul Rahman sebagai objek penelitian dalrun penulisan skripsi ini, karena penulis berpendapat bahwa pondok pesantren seperti ini yang dapat dijadikan sebagai contoh untuk pesantren yang lain, juga sebagai alternatif pendidikan masa depan.

B. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu rnetode penelitian non-hipotesis yang langkah penelitiannya tidak perlu rnerumuskan hipotesis. Sifat dari metode deskriptif, menurut Winarno Surahmad adalah menuturkru1 dan menafsirkan data yang ada". 1 Karena penulis akan menggambarkan mengenai sistem pendidikan yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Daarul Rahman Kelurahan Senayan.

Untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini, digunakan dua macam metode, yaitu:

I. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

1

Winurno Surah1na<l, Pengantar Penelitian lbniah, (Bm1dung: Torito, 1990), Cet. Ke-6,

(29)

22

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data atau teori dari berbagai surnber seperti buk:u, majalah, atau sumber-sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam shipsi ini, yaitu: Studi Pustaka adalah dengan mengumpulkan atau mencari data mengenai hal-hal yang merupakan catatan, arsip, dan lain-lain. Sebelum dan selama te1jun k:e lokasi penelitian, peneliti akan melakukan studi pustaka dan dokumentasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu tentang pelaksanaan pendidikan. S tudi ini dimak:sudkan agar data tentaug pendidikan bis a diperkuat dengan teori-teori yang ada.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke objek penelitian yaitu Pondok Pesanlren Daarul Rahman. Untuk mendapatkan data di lapangan ini, penulis menggunak:an beberapa telmik pengumpulan data yailu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dapal disebut pula dengan pengamatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap sualu objek dengan menggunakan seluruh panca indra. Adapun jenis observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisan, yaitu pengamatan yang dilakuk:an tidak dengan melibatkan peneliti dalarn kegiatan-kegiatan yang dijadikan objek penelitian.

b. Interview

(30)

yang telah disusun sebelumnya tetapi tidak mengikat atau bebas disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat wawancara tengah berlangsung. Dengan kala lain, ketika penulis menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada informan, penulis tidak sepenuhnya terkait kepada pedoman wawancara (interview guide) yang telah penulis susun sebelumnya.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan data yang penulis dapatkan setelah penulis melakukan observasi. Adapun data-data yang penulis cantumkan dalam dokumen ini berupa: sejarah dan latar belakang Pondok Pesantren Daarul Rahman, jadwal kegiatan santri dan jumlah guru serta jumlah siswa.

C. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian memberikan gambaran tentang keseluruhai1 perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, airnlisis dan penafsiran data (lemuan) sarnpai pada penulisan laporan. Tahap-tahap penelitian itu ada tiga sebagaimana penulis kutip dalain buku "Metode Penelitian Kualitatif' karangan Dr. Lexy J. Moleong, M.A. adalah sebagai berikut:

I. Tahap Pralapai1ga11

Ada enam kegiatan yang dilakukan dalarn tahap ini dan ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Kegiatan tersebut yaitu:

a. Menyusun rancangan penelitian b. Memilih lapangan penelitian c. Mengurns perizinan

d. M enjajaki dan menilai keadaan lapangan e. Memilih dai1 memanfaatkan informan

f M enyiapkan perlengkapan penelitian g. Etika penelitian lapai1gan

2. Tahap kegiatan lapangan

(31)

24

b. Memasuki lapangan, seperti keakraban hubungan, mempelajari bahasa, dan peranan peneliti.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data. 3. Tahap analisis data

Tahap analisis data ini meliputi tiga pokok persoalan, yaitu:

a. Konsep dasar analisis data, maksudnya adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

b. Menemukan tema, maksudnya adalah catatan lapangan yang sudah ada diteliti kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah dan latar penelitian.

c. Menganalisis data".2 D. Proses Pencatatan I. Proses Pencatatan Data

Setelah diketalrni alau dirancang alat pengumpul data, maka perlu dirancang pula ialah pencatatan data yang pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi dimensi yaitu ketepatan dan slrnktur. "Ketepatan" maksudnya adalah kemampuan peneliti untuk bisa menghasilkan data "setepat" apa adanya. Dan slruklur maksudnya adalah dalam pencatatan data dilakukan dengan cm-a terprogram alau leratur dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.

E. Analisa Data

Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen (arsip-arsip) dan lain-lain, kemudian data tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah secara cennat. Langkah selanjut11ya adalah mengolah data yang telah terkumpul dengan menguraikan data tersebut ke dalam bahasa yang mudah dipahami dan logis sesuai dengan penelitian yang dibahas, lalu dihubungkan dengan hipotesis-hipotesis untuk memperoleh kesimpulan yang objektif

(32)

A. Gambaran Umnm Pondok Pesantren Daarnl Rahman

1. Letak Geografis Pondok Pesantren Daarnl Rahman

Pondok Pesantren Daarnl Rahman terletak di Kelurahan Senayan Kecamatan Kebayoran Barn Jakarta Selatan. Pondok Pesantren Daarul Rahman adalah sala11 satu lembaga pendidikan Islam: tempat mendidik pemuda/pemudi belajar ilmu agama (pelajaran pokok) dan ilmu pengetahuan umum (sebagai pelengkap).

Pondok ini didirikan oleh Bapak Kyai Haji Syukron Ma'mun dengan dibantu kawan-kawannya, antara lain adalah Ustadz Antung Ghozali, BA., H. Masyhuri Baedlowi MA., Nurhazim BA., H. Abdul Kadir Ralnnan, keluarga Almarhum Bapak H. Abdurrahman bin Naidi dan para dermawan seperti Bapak H. Mochammad Noor Mughni serta para masyarakat.

Pondok pesantren ini dibangun di atas tanah wakaf yang luasnya

±

7.800 m2, terletak di Jin. Senopati Dalam II, di belakang Kompleks Mantan

Wal,il Presiden RI Bapak Soedharmono SH., atau lebih jelasnya pondok pesantren tersebut beralamatkan: Jin. Senopati No. 35A Kebayoran Barn Jakarta Selatan Telp. 5226928.

Status Pondok Pesantren Daarnl Rahman adalah swasta penuh, berdiri sendiri tanpa ada ikatan dari organisasi atau partai politik apapun.

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Daarnl Rahman

Pondok Pesantren Daarnl Rahman berdiri tepatnya pada tanggal 11 Januari 1975, secara resmi berdirilah pondok pesantren ini yang dipimpin oleh KH. Syukron Ma ·mun dengan jumlah santri laki-laki dan perempuan sekitar 40 orang.

(33)

26

sengaja dibikin dengan konstruksi beton dan berlantai tiga mengingat areal tanah yang sangat terbatas.

Dengan didasari ayat al-Qur'an nomor 7 surat Ibrahim:

/ / ) / / /

lゥNQセ@

oJ

Hセ@

qi,,

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan

menambah (nikmat) kepadamu ''. (QS al-Ibrahim: 7). Berbekal kesungguhan dan keyakinan, dari jumlah santri laki-laki dan

perempuan sekitar 40 orang, kini pondok pesantren Daarul Rahman telah mencapai perkembangan yang demikian pesat dengan jumlah santri mencapai 759 orang putra-putri. 3. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daarnl Rahman

Sarana-sarana yang terdapat di Pondok Pesantren Daarul Rahman adalah sebagai berikut:

l. Gedung sekolah pennanen 3 lantai 2. Mesjid pesantren

3. Sarana olahraga

4. Asrama santri putra-putri 5. Koperasi santri

6. Posketren (Pos Kesehatan Pesantren) 7. Lab Komputer

8. Lab Bahasa Arab dan lnggris 9. Aula Serbaguna

(34)

4. Keadaan Guru dan Peserta Didik a. Keadaan Guru

セM No. I. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. I 0. 11. 12. 13. 14. 15.

[image:34.521.42.464.54.613.2]

Gurn mernpakan unsur yang hams ada dalam proses belajar mengajar. Tanpa guru, maka proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar. Jumlah gum yang mengajar di Pondok Pesan!Ten Daarul Rahman sebanyak 60 orang guru. Pendidikan terakhir dewan guru di Pondok PesantTen Daarul Ralunan antara lain (!PD Gontor Ponorogo, UIN, Medinah, UHAMKA, Al-Azhar, Al-Aqidah, !PB, UNISBA, STIAS Al-Ayyubi, Kairo Mesir, LIPIA, MIPA, Yaman Hadramaut, dan lain-lain). Adapun untuk mengetahui lebih lengkap tentang daftar guru di Pondok Pesan!Ten Daarul Rahman baik guru di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, dapat dilihat pada tab el di bawah ini:

Tabel 1

Data Guru Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Pondok Pesantren Daarul Rahman

MセBGᄋᄋMセセMM

-Nama Guru Pendidikan Terakhir Jabatan

KH. Syukron Ma'mun !PD Gontor Ponorogo Pengasuh

KH. Asmuni Rahman Pesantren Wk. Pengasuh

KH. Drs. Lamberi Jiddy Sl IAIN Gurn

KH. Ma'mun Mahbub Pesantren Gontor Bid. Kurikulum KH. DR. Abd. Muhith Fatah S3 Madinah Guru

Ust. Ah. Qosim Susilo S2 UHAMKA Kep. Sek. Aliyah Us!. Ah. Kholiddin Sholeh Pesanh·en Rembang Guru

Ust. Mu'izzuddin Pesan!Ten Lirboyo Gurn

Ust. HM. Noer Dedy, M.Ed. S2 Al-Azhar Bid. Kurikulum Ust. Ah. Zarkasyi Z uh di, Le. Sl Madinah Guru

Ust. Ah. Dhofir Pesantren Daarul Rahman Guru Ust. Ah. Shobari Pesanh·en Daarul Rahman Guru

Ust. Ah. Fauzi Bukhori Sl IAIN Gurn

Ust. H. Moh. Tafsir Pesantren Daarul Rahman Guru

(35)

28

16. Ust. Ah. Zen Fikri PesantTen Daarul Rahman Kep. Koperasi 17. Ust. Abd. Mu 'in Muhyi Pesantren Daarul Rahman Gum

18. Ust. Drs. lmadHamdi SI UHAMKA Gum

19. UsL Drs. Anwar Wahdi Hasyi SI IAIN Guru

20. UsL Ah. Zaenal Ridlo SM. Pesantren Daarul Rahman Pengasuh Santri 21. Ust. Drs. Ukar Rohili SI IAIN Sekretaris

22. Ust. H.M. Taqwim SI Al-Aqidah Guru

23. Ust. Salman Al-Parisi PesanlTen Gontor Guru 24. Ust. Drs. Hadi Musthofa SI IAIN Guru 25. Ust. Drs. Abd. Syakur SJ !PD Gontor Guru 26. Ust. Moh. Naufal Pesantren Daarul Rahman Bendahara

27. Ust. Halwani SMA Gurn

28. Ust. H. Ah. Muchtar, Le. SI Al-Azhar Bid. Kurikulum

29. Ust. M. Sidup BAIPB Guru

30. UsL M. Sahrul Arif Pesantren Gum

31. Ust. Isma'il SJ Al-Aqidah Guru

32. Ustz. Dra. Hj. Umi Afifah SJ UNISBA Guru

33. Ustz. St. Rahmah Pesan!Ten Guru

34. Ust. Drs. Syihabuddin Q. SI IAIN Gum 35. Ust. Moh. Kholili Ridwan Pesantren Guru

36. UsL M. Umar SJ STIA S Al-Ayubi Gurn

37. Ust. Ors. Zubair Dimyati SJ IAIN Guru

38. Ustz. SL Tarwiyah SJ IAIN Guru

39. Ust. Nasir Yahya Pesantren Guru

40. KH. Hulaimi Hatami S2 Kairo Mesir Guru

41. Ust. lsma'il Pesanl1·en Guru

42. Ust. H. AR. Musyaffa Basya BA IAIN Wakasek Tsanawiyah

43. Ust. Ah. Baijuri Pesantren Guru

44. Ustz. SL Romlah Asmuni IID Guru

45. Ust. Susanto Eling Waspodo BAIPB Gum

46. Ust. Suandi SJ Al-Aqidah Guru

(36)

47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.

Ust. Doni Romdhoni Pesan!Ten Guru

UsL M. Hi dayatullah LIP IA Guru

Ust. M. Rafi Affani SI UIN Guru

Ust. Abdul Hasyim Pesan!Ten Daarul Rahman Gum

UsL Ah. Syatibi Salafiyah Sarang Guru

Ust. Abdul Khoir SI MIPA Guru

UsL Kurdi Rahman SI S Al-Ayubi Guru

Ust Ah. Hafidz Pesantren Gontor Gum

Ust. Ghufron Fatieh MA Gum

Ust. Abd. Hakim Ya'kub Yarnan Hadramaut Guru

UsL Abd. Aziz Yarnan Hadramaut Guru

Ustz. Maimun Zakiah PesanlTen Daarul Rahman Gum Ust. Bukhori Muslim Pesanh·en Daarnl Rahman Guru UsL Abd. Aziz Pesanh·en Daarul Rahman Guru

Diantara guru-guru di Pondok Pesanh·en Daarul Rahman ada yang tinggal di Pondok sebagai pembimbing dan mengawasi san11·i selama 24 jam. 1

b. Peserta Didik

Faktor anak didik (santri) merupakan salah satu faktor pendidikan yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan faktor-faktor lainnya karena tanpa adanya faktor tersebutpendidikan tidak akan berlangsung.

Jumlah san!Ti yang belajar di Pondok Pesan11·en Daarul Rahman adalah b e1jumlah 3 98 santri pu11·a dan 361 santri pu!Ti. 2

Berikut ini penulis akan jelaskan keberadaan san!Ti Pondok PesanlTen Daarul Rahman dalarn bentuk label:

1

\Vcnv::u1cara penulis dengan J(epala ivladrasah Aliyah Pondok Pesantren Da;:uul R.ahnian.

2

(37)

No. Kelas

1. I

' 2.

I

11

3.

I

Ill

!

[image:37.519.66.405.53.482.2]

Jumlah

Tabel II

Data Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Daarul Rahman

I

Jenis

Jumlah

MᄋMᄋMMᄋセM

Laki-laki Perempuan

119 95 214

'

41 35 76

45 33 78

205 163 368

30

(38)
[image:38.522.33.406.51.472.2]

Tabel III

Data Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Daarul Rahman

.

I

Jenis

I

Jumlal1

I I

No.

I

Kelas I I

I \ Laki:iaki- Perempuan

I

I I

- ᄋセᄋセMMM

" I

I_;

68 141

--2--!-

MQMQMセ@

35 - 40 - .• 75

3 . I Ill

I

85 90 175

I

Jumlah

I

193 198 391

BセMMMM

Melihat dari table di alas murid Aliyah sekolah Daarnl Rahman tersebut te1masuk dalam katagori "sangat maju"karena letak geografisnya di tengah-tengah penduduk kola Jakarta sehingga kapasitas kelas dan jumlah muridnya sangat banyak dan kelasnya pun dapat menan\mpung murid-murid yang ada.Dengan jumlah murid-murid Aliyah laki-laki dari kelas satu,dua,tiga be1jumlah 193 siswa sedangkan untuk jumlah siswi Aliyah perempuan dari kelas satu,dua,tiga berjumlah 198 siswi,jadi jumlah keseluruhannya adalah 398 murid.

5. Tujuan dan Kurikulum Pondok Pesantren Daarul Rahman

Pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Rahman semuanya diarahkan pada satu tujuan yaitu menciptakan generasi yang bertaqwa, berakhlak karimah dan berwawasan luas serta mandiri.

Dalam pembangunan manusia seutuhnya ini, klmsusnya dalam bidang mental, moril dan spiritual, maka hanya agamalah yang mampu menjawab. Justru karena itulah pondok pesantren ini akan menjawab tantangan-tantangan kemajuan teknologi.

(39)

32

Maka di sinilah ajaran Islam menduduki tempat utama sebagai dasar pembangunan seutulmya dengan arah pendidikan sebagai berikut:

a. Keikh las an

Pondok pesantTen harus selalu dalam suasana keikhlasan, ikhlas dalam nasehat menasehati, ikhlas memimpiu dau dipimpin, gum ikhlas mengajar, murid ikhlas dalam belajar dan diajar, dan seterusnya.

b. Kemasyarakatan

Segala apa yang akan ditemui di masyarakat, itulah yang dididikkan di pondok, mereka dari masyarakat untuk masyarakat; yaitu untuk berbakti dan beramal di masyarakat, maka masyarakatlah yang akan menilai kita. c. Tholabul 'ibni

Menuntut ilmu adalah perintah agama yang diwajibkan kepada semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan.

Daarul Rahman merupakan lembaga pendidikan dengan sistem terpadu. Kurikulum yang digunakan adalah perpaduan antara sistem yang ada di Pondok Modem Gontor Ponorogo dengan sistem pondok pesanlTen Salafiyah yang mengajarkan kitab-kitab kuning.

6. Kegiatan Waktu Belajar Siswa

Waktu belajar sebagai berikut:

a. Pagi dari jam 7 .20 s/d 12.40 semua santri belajar di dalam kelas

b. Siang dari jam 14.00 s/d 15.00 Kelas I dan Kelas II Tsanawiyah kursus bahasa Arab dan bahasa lnggris

c. Sore darijam 16.00 s/d 17.30 Kelas III s/d VI belajar kitab kuning (kitab salafiyah)

d. Habis Maghrib sampai dengan waktu shalat lsya', Kelas II sampai dengan Kelas VI belajar kitab kuning

e. Kelas I, setelah Maghrib dan Sub uh membaca Al-Qur' an

(40)

7. Disiplin Pondok

Dirnana saja rnanusia ini hidup dan tinggal, pasti akan terikat dengan peraturan/disiplin: apalagi dunia pendidikan seperti Pondok PesanlTen Daarul Rahman yang letaknya di kota metropolitan Jakarta.

Apa jadinya kira-kira, seandainya disiplin ini tidak diperketat rnisalnya: santri bebas pulang ke rumah semaunya, pergi ke pasar, keluar masuk kornpleks tanpa ijin, bebas bergaul dengan pernuda atau pernudi di luar pondok.

Maka dibuatlah peraturan-peraturan seperti:

a. Anak laki-laki boleh pulang ke rumah sebulan sekali dengan membawa surat ijin dari kearnanan.

b. Anak putTi tidak boleh pulang kecuali dijemput oleh orang tua/wali murid. c. Apabila ada siswa atau siswi pulang ke rumah dengan tidak membawa

surat ijin dari keamanan, maim orang tua hams segera mengantarkan kembali ke pondok.

d. Lain-lain disiplin dan sunah pondok yang tidak tertulis.

8. Sistem Pengajaran yang Digunakan Pondok Pesantren Daarul Rahman Sistem pengajaran yang digunakan di Pondok PesantTen Daarul Rahman adalah perpaduan antara sistem yang ada di Pondok Pesantren Modem Gontor Ponorogo dengan sistem pondok pesantTen salafiyah yang mengajarkan kitab-kitab hming.

(41)

34

Dengan sistem ini diharapkan siswa tidak hanya memiliki bekal pengetahuan umum namun juga memiliki dasar-dasar yang kuat dalam bidang keagamaan. Sehingga akan tercipta generasi yang berkualitas dalam !MT AQ dan IPTEK.

Baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan agama, maka sumbemya adalah dua unsur pokok. llmu pengetahuan umum yang sumbemya dari Barnt dapat kita gali dengan memakai bahasa lnggris, dan ilmu pengetalman agama dapat kita gali dengan memakai bahasa Arab. Maka dua bahasa inilah yang ditekankan pimpinan pondok kepada anak didiknya untuk diperdalam, dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

Dengan sistem ini diharapkan siswa tidak hanya memiliki bekal pengetahuan umum saja, namun juga memiliki dasar-dasar yang !mat dalam bidang keagamaan.

B. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Daarul Rahman

Sejarah mencatat bahwa pada awalnya sistem pendidikan pondok pesantren adalah dengan menggunakan sistem sorogan dan sistem bandungan atau wetonan. Kedua sistem tersebut biasa dipakai pada lembaga pendidikan pesantren tradisional atau salafiyah. Ada beberapa pondok pesantren yang tetap bertahan dengan menggunakan metode mengajar kedua jenis sistem pendidikan tersebut, tanpa ada variasi dan pernbahan. Ada pula beberapa pondok pesantren dewasa ini mengadakan perubahan atau variasi pada metode atau sistem pengajarannya dan pendidikannya yailu dengan menggunakan metode klasikal.

Dalam hal ini, pelaksanaan pendidikan Pesantren Daarul Rahman adalah mengembangkan sistem pendidikan terpadu antara sistem modem Gontor Ponorogo dengan sislem pondok pesantren salafiyah (tradisional), yang lebih mengutamakan bahara Arab dan bahasa lnggris serta penekanan pada pemahaman dan pengkajian kitab-kitab kuning (salafiyah), dengan maksud agar kekurangan sistem yang satu akan terpenuhi dengan kelebihan sistem yang lainnya.

(42)

pendidikan pesantren, yang mana pendidikan dan pengajarannya mengacu pada silabus pondok pesantTen. Kedua, sistem pendidikan yang bersifat umum yang pendidikan dan pengaja.rannya mengacu kepada Departemen Agama dan Depdiknas

Selama 1111 orang sering membuat kategorisasi pesanlTen di Indonesia secara sederhana ke dalam dua bentuk, yaitu pesantren salaf dan pesa.ntTen modern. PesantTen salaf sering juga diidentikkan dengan pesantren tradisional, sehingga pesantren yang tidak tergolong salaf dikategmikan sebagai pesantren modern.

Penyebutan istilah trndisional bagi pesanlTen salaf dan modem bagi pesantren non salaf sebetulnya tidak memadai lagi, sebab pada perkemba.ngan pesantren selama ini, banyak terjadi perubahan yang mengaldbatkan munculnya saling keterkaitan antara nilai trndisionalitas dan modernitas pada diri pesantren.

Meskipun masyarakat sering menyederhanakan tipologi pesantren ke dalam dua bentuk, yaitu pesantren salaf dan pesantren modern, secara lebih terinci, sesungguhnya terdapat tipologi pesantTen".3

1. Pendidikan Modern

Menyikapi realitas pendidikan sekarang, Nurcholish Madjid tampil memodernisasi pendidikan Islam. Usaha ini dimaksudkan untuk menemukan format pendidikan ideal sebagai sistem pendidikan alternatifbangsa Indonesia masa depan. Kelebihan dan keunggulan lembaga pendidikan masa lampau dijadikan sebagai kerangka acuan untuk merekonstt·uksikan konsep pendidikan yang dimaksudkan. Sedangkan sebagai bentuk sistem pendidikan yang lama tidak relevan lagi untuk ruang dan waktu, akan ditinggalkan.

Usaha-usaha ke arah modernisasi pendidikan Islam pada awal abad ke-20, nampaknya masih relatif terbatas, usaha-usaha pembaman dalam dunia

3

Saifullah l'vla'shunt, Dinatnika [Jesantren, Telaah Kritis Keberadaan F>esantren Saal Ini,

(43)

36

pendidikan ini terilhami oleh wacana modernisasi yang te1jadi di berbagai belahan dunia Islam lainnya". 4

Secara lebih luas, te1jadi integrasi sistem pendidikan yang dilaksanakan sehingga benar-benar terwujud pondok pesantTen komprehensif. Disebut komprehensif karena merupakan sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan yang modern. Artinya di dalamnya ditetapkan pendidikan dan pengajaran kitab laming dengan metode sorogan, wetonan, atau bandongan dan hapalan, namun secara reguler sistem persekolahan terns dikembangkan, bahkan pendidikan keterampilan pun diaplikasikan sehingga menjadikannya berbeda daii pesan!Ten yang tradisional maupun yang modern.

Lebih jauh daripada itu pendidikan masyarakat pun menjadi garapannya, dalam arti yang sedemikian rupa dapat dikatakan bahwa pondok pesai1tTen telah berkiprah dalam pembangunan sosial kemasyarakatan. Pai·a santTi pesantren modern dituntu! untuk lebih mainpu dalain memahami aspek-aspek keagamaan dan keduniawian agar dapat menyesuaikan diri secara lebih baik dengan kehidupan modem.

Di dalam sistem pengajarannya menggunakan bahasa pengantar di dalam kelas yaitu bahasa Arab untuk pelajaran agama dan bahasa Arab, dan bahasa lnggris untuk pelajai·an bahasa lnggris. Untuk pelajaran umum lainnya digunakan bahasa Indonesia.

Program pendidikan Daai·ul Rahman adalah 6 tahun dengan pembagian menjadi dua tahapan dimana setiap tahapan tersebut, para santTi mempelajari pelajai·an sesuai dengan silabus yang diolah oleh Pondok Pesan!Ten Daarul Ralnnan yang mencakup:

I. Madrasah Tsanawiyah (MTs), setai·af dengaI1 Kelas I s.d 3 SMP, memakai kurikulum pesantren yang telah dipadukai1 dengan Depag.

2. Madrasah Aliyah, setai·af dengan Kelas 1 s/d SMU menggunakan kurikulum pesantTen yang telah dipadukan dengan Depag.

4f)rs. Yasn1acli, Ivf.A. lvlodern;sasi Pesantren, (Jakiuta: Ciputat Press, 2002), Cet. l(e-1,

(44)

Pondok pesantren ini menggunakan sistem asrama sebagaimana pondok pesanlTen lainnya, karena dengan sistem ini diharapkan agar tujuan dan asas pendidikan dapat dibina dan dikembangkan secara lebih efisien dan efektif, maka memungkinkan penambahan jam-jam pelajaran dan juga penambahan jumlah materi yang dipelajari di kelas-kelas. Penambahan tersebut dilaksanakan di pagi hari atau sore hari bahkan pada malam hari.

2. Pendidikan Pesantren Salaf

Di kalangan masyarakat pesanlTen masih tetap kukuh keyakinan bahwa ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab kuning tetap merupakan pedoman hidup dan kehidupan yang sah dan relevan. Sah, artinya ajaran-ajaran itu diyakini bersumber pada kitab Allah dan Smmah Rasulnya, dan tidak ketinggalan sebagai unsur pelengkap adalah daTi ulama-ulama salafyang saleh. Relevan artinya bahwa ajaran-ajaran itu masih tetap cocok dan berguna untuk meraih kebahagiaan hidup kini, maupun nanti. Di sinilah letak perbedaan antara masyarakat pesantren yang oleh sementara pengamat disebut "trndisional" dan masyarakat Islam lain yang disebut "modern". Masyarakat pesanll·en, pengikut kitab laming mempercayai bahwa pedoman hidup adalah Kilabullah dan Sunnah Rasulullah, tapi mereka hanya mempedomaninya melalui tafsiran-lafsiran dan penjabaran-penjabaran yang telah diupayakan oleh ulama-ulama yang dinilai terpercaya". 5

Dalam ha! ini, pelaksanaan pendidikan Pondok PesantTen Daarul Rahman adalah mengembangkan sistem pendidikan terpadu dengan maksud agar kekurangan sistem yang satu akan terpenuhi dengan kelebihan sistem yang lainnya.

Kitab laming sebagai khazanah keilmuan dan wansan para ulama terdahulu, sangat akrab di lingkungan pesantJ·en. Kitab yang sejatinya hasil karya tulis para ulama masa lampau itu bahkan menjadi ikon yang khas untuk

5Nl.

Da\varn Rahardjo, Pergulatan Durlia F1esantren; 1\Ie1nbangun Dari Baivah, (Jakarta:

(45)

38

bagi para pesantren. Misalnya pesantren tanpa kitab kuning seakan lubuk l>mpa ada ikannya. Melalui kitab kuning inilah santri belajar dan mempelajari pengetahuan Islam diwarisi dari generasi muslim sebelumnya". 6

Kitab kuning merupakan salah satu sarana keiimuan untuk mempelajari ajaran agama Islam. Pada umumnya, kitab ini di Indonesia diajarkan dalam lingkungan pendidikan pondok pesan!Ten dan selalu dijadikan sebagai kepustakaan para kyai dan ulama.

Adapun kitab ktming yang dikaji di Pondok Pesantren Daarul Rahman dapat dilihat pada label berikut:

TabeI IV

Kitab-kitab Kuning yang Dikaji di Pondok Pesantren Daarul Rahman

No. Bidang-bidang NamaKitab

I Aqoiduddiniyyah

2 Qotrul Ghoits

3 Aqidah Tij an Darory

セ@

4 Fatlrnl Majid

f--- MᄋᄋᄋᄋᄋMMMMセᄋᄋMMMMM

5 Diyanah

6 Fiqhul Wadih

; .

-7 Safinatun Naja

; .

-8 Nailul Roja

セ@

9 Fathul Qonb

セ@ Fiqih & Ushul Fiqih

10 Fathul Mu'in

セ@

1 1 Kifayatul Akhyar

; .

-12 Diyanah

セ@

13 Ushul Fiqih

14 Akhlaq Akhlaq Lil Banin & Lil Banat

MMMMセ@ ·-·

··-15 Washoya

6

Muha111nmd Ivl. Basyuni, Revitalisasi Spirit Pesantren, (Jakarta: Direktorat Pendidikan

(46)

16 Nashoilml '!bad

'

-17 Nashoih Diniyyah

- - - - '

18 Ta'limul Muta'alim

19 Amtsilah Tashrifiyyah

-20 Matan Bina

'

-21 Kailani

-22 Al-Mathlub

-23 Nahwu Wadih

- A dab

24 Jurumiyah

-25 Imriti

'

-26 Alfiyah lbnu Malik

-27 Al-Mantiq

セMM

28 Balaghah Wadihah

29 Tafsir Jalalain

-30 Tafsir Ayatul Ahkam

セ@ Tafsir Qur' an &

31 Musthalahnl Hadits

- Hadits

32 Mukhtarul Hadits

'

-33 Bulughul Maram

34 Khulashoh Nurul Yaqin

Tarikh (Sejarah)

[image:46.525.65.405.8.603.2]

35 Tarikh Tasyri'

Tabel V

Aktivitas Santri Pondok Pesantren Daarul Rahman

Aktivitas Harian

Waktu Aktivitas

03

Gambar

Tabel 1 Data Guru Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Pondok Pesantren
Tabel II Data Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah
Tabel III Data Siswa-Siswi Madrasah Aliyah
Tabel V Aktivitas Santri Pondok Pesantren Daarul Rahman

Referensi

Dokumen terkait

Syukur al h amdulill ā h , skripsi yang berjudul “ Perbandingan Model Pendidikan Karakter Pondok Pesantren Darusy Syahadah Berbasis Multikultural dan Pondok Pesantren

misalnya mengenai kurikulum, sarana-prasarana, tenaga kependidikan (pegawai administrasi), guru, manajemen (pengelolaan), sistem evaluasi dan aspek-aspek lainnya dalam

Karena Pondok Pesantren Darul Falah sangat menekankan pada kedisiplinan santrinya, seorang pengasuh tidak hanya memberikan amanah kepada pengurus dalam mengingatkan santri untuk

Penelitian ini mendeskripsikan manajemen pondok pesantren dalam pendidikan moral masyarakat yang fokus kajiannya adalah di pondok pesantren Raudiatul Muta’allimin di

Syaifur Rahman, Pendidikan Pesantren Dalam Meningkatkan Life Skill Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Roudlatul Ulum As-Syabrowiy), Skripsi, Pendidikan Agama

Alasan memilih pondok pesantren putri Annuriyah Blok-U Nurul Furqon sebagai objek penelitian adalah bahwa di pondok pesantren Annuriyyah Blok-U Nurul Furqon menerapkan

2 Faktor penghambat Secara umum dalam penerapan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran fiqih kelas ula di pondok pesantren Daarul Muttaqiin Jotang Beru tidak terlalu

Motivasi Orang Tua Memilih Pondok Pesantren Sebagai Sarana Pembinaan Moral Anak Studi Kasus Wali Santri di Pondok Pesantren Nurul Muslim Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara, Skripsi..