• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Ustad Abu Deedat Syihab Dalam Mengantisipasi Gerakan Pemurtadan Melalui Fakta : forum anti gerakan pemurtadan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Ustad Abu Deedat Syihab Dalam Mengantisipasi Gerakan Pemurtadan Melalui Fakta : forum anti gerakan pemurtadan"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

GERAKAN PEMURTADAN MELALUI FAKTA

(Forum Anti Gerakan Pemurtadan)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Ratna Sari

NIM: 104051001873

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(2)

Dengan ini saya nyatakan bahwa:

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di UIN Syarif I-Iidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 03 Maret 2008

(3)

MELALUI FAKTA

(Forum Anti Gerakan Pemurtadan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.1)

Oleh

Raina Sari

NIM: 104051001873

Di Bawah Bimbingan

Dr. Murodi, MA NIP 150254102

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

Ratna Sari

Peran Ustad Abu Deedat Syihab Dalam Menghadapi Gerakan Pemurtadan Melalui FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan)

Upaya pemurtadan melalui kristenisasi bukan merupakan isu, tetapi sebuah fakta. Telah banyak umat Islam yang berhasil di murtadkan, mulai dengan cara menikahi wanita muslimah dengan berpura-pura masuk Islam, menulis buku, artikel, brosur dan lain sebagainya yang berisikan penyesatan aq id ah dengan memotong ayat-ayat Al-Qur'an, hingga mengaku sebagai mantan ustad dan meniru tata cara beribadah umat Islam. Strategi pemurtadan ini di ungkapkan oleh seorang missionaris keturunan Yahudi bernama Samuel Zwemer yang mengatakan bahwa untuk memurtadkan untuk Islam harus digunakan dua cara, yaitu melalui pembinaan dan penghancuran.

Berdasarkan fakta-fakta gerakan pemurtadan yang ada, maka seorang da'i dituntut untuk dapat membentengi akidah umat. Untuk mengatasi ha! ini, diperlukan para da'i yang menguasai bidang kristologi (ilmu tentang Kristen). Salah satu da'I yang berusaha untuk mengantisipasi gerakan pemurtadan adalah Ustad Abu Deedat Syihab, beliau adalah ketua umum FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan).

(5)

Segala puji hanya milik Allah Rabbul Izzati yang telah memberikan nikmat kasih sayang-Nya, yang dengannya penulis memiliki kekuatan dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan para generasi penerus hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Do'a, perhatian, semangat atau dalam bentuk apapun adalah suatu ha! yang sangat berharga bagi penulis dalam meraih cita. Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan untaian terima kasih kepada:

I. Bapak Dr. Murodi, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Dasen Pembimbing yang dengan tekun dan sabar dalam memberikan nasihat dan menyempatkan waktu untuk membimbing penulis.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.Ag dan !bu Umi Musyarrofah, MA atas segala perhatian dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

3. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN SyarifHidayatullah dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.

4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, atas kesabaran selama memberikan ilmu yang sangat berharga.

5. Ustad Abu Deedat Syihab beserta !bu Hidayati Qurtubi, atas waktu, kesabaran, dan dukungan yang diberikan, untuk Zahra, Sabrina, Deedat dan

(6)

lainnya, yang telah mmberikan kesempatan, dan kemudahan dalam

penyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orangtua tercinta, Bapak Bakri dan !bu Zubaedah.tercinta, kakakku Murliana dan Darmayanti serta adikku tersayang Kamal dan Bari, atas doa

dan dukungan yang diberikan unluk mewujudkan cila-cila.

8. Seluruh teman-teman KP! A,B,C,D,E Angkalan 2004, alas dukungan dan semangatnya.

9. Keluarga Besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Jakarta, RAMA Al-Hidayah dan RISKA (Remaja Islam Sunda Kelapa), anugerah yang begilu indah dapal mengenal dan bersama kalian di jalan dakwah. 10. Keluarga Besar PSBR (Panli Sosial Bina Remaja) Cawang, para pengasuhku

!bu Upi, Pak Johan, !bu Sili, !bu Poni dan !bu Rini, alas kesabaran dalam memberi bimbingan, dukungan, dan motivasi. Serta sahabatku Damay,

Amel, dan Erva, banyak kisah selama bersama yang menjadi bagian dari

perjalanan hidup penulis.

11. Sahabal berbagi cerita Melly, semoga Allah meridhoi persahabalan kita. 12. Sahabal yang selia menemani dihari-hari perkuliahan Ulufia, Ulfa, Yuli,

Nida, Eka, Dede, Dian, Irfa, Arul, Alif, dan masih banyak lagi yang lidak

dapat diluliskan satu per satu.

13. Sahabat-sahabal "Falhinah Mujahidah" yang lelah menjadi keluarga dalam

(7)

Jakarta, 03 Maret 2008

(8)

ABSTRAK. ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR 181 ... ix

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masai ah ... I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Da'i dan Peran Da'i ... I 0 B. Dakwah ... 14

I. Pengertian Dakwah ... 14

2. Unsur-unsur Dakwah ... 16

C. Aktivitas Dakwah ... 23

D. Organisasi Dakwah ... 24

E. Murtad dan Pemurtadan ... 25

BAB III PROFIL USTAD ABU DEEDAT 1$YIHAB DAN FAKTA A. Sekilas Tentang Ustad Abu Deedat Syihab ... 29

1. Latar Belakang Keluarga ... 29

2. Latar Belakang Pendidikan ... 30

3. Aktifitas Dakwah Ustad Abu Deedat Syihab ... 31

(9)

2. VisidanMisiFAKTA ... 38 3. Struktur Organisasi FAKTA ... 39 4. Kegiatan Umum FAKTA ... 41

BAB lV DAKWAH DAN FORUM ANTI GERAKAN PEMURTADAN (Analisis Gerakan dakwah Ustad Abu Deedat)

A. Peran Ustad Abu Deedat Syihab Dalam Mengantisipasi Gerakan Pemurtadan Melalui F AKT A ... 44 B. Metode Dakwah Ustad Abu Deedat Syihab ... 47 C. Materi Dakwah Ustad Abu Deedat.. ... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran-saran ... 65

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, tantangan dakwah semakin beragam. Salah satunya banyak

aliran sesat yang mengatasnamakan Islam bermunculan. Munculnya aliran-aliran sesat yang mengacak-acak ajaran Islam, serta upaya penghancuran akidah, mengindikasikan adanya usaha memperburuk citra Islam, baik dari dalam maupun dari luar. Pencitraan negatif dari pihak luar biasanya dilakukan oleh kelompok tertentu, bisa dalam bentuk kristenisasi ataupun bentuk lainnya. Hal inilah yang menjadi problem dam tantangan umat Islam dewasa ini.

Problematika umat saat ini tidak hanya sebatas akidah, tetapi juga masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Karena itu, kegiatan dakwah tidak hanya sebatas tabligh, tetapi lebih dari itu, aktivitas dakwah harus menyentuh ke persoalan-persoalan subtansial, aktivitas ini sering disebut sebagai dakwah bil-hal. Untuk itu, seorang da'i tidak cukup hanya menyampaikan apa yang dipahami, juga hams memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan yang luas, sehingga ia dapat menjalankan tugas dakwahnya dengan baik.

Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar,1 seorang da'i dikatakan dapat menjalankan tugasnya dengan baik, apabila telah memenuhi beberapa syarat.

Pertama, juru dakwah hams memiliki pengetahuan yang sempurna, dan memahami sepenuhnya kemana umat akan· diarahkan. Paham sepenuhnya tentang al-Qur'an, sunah Rasulullah, sejarah para sahitbat dan tabi'in. Kedua, juru dakwah

1

(11)

harus memiliki pengetahuan tentang pendidikan dan tingkat pemahaman masyarakat.. Ketiga, seorang juru dakwah harus memiliki pengetahuan tentang ilmu jiwa, agar dapat memahami psikologi masyarakat. Keempat, seorang juru dakwah harus memiliki pengetahuan tentang sosiologi dan sebagainya.

Dengan kata lain, seorang da'i harus mamahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, sehingga dakwah yang disampaikan mudah dimengerti dan dapat di terima. Bila demikian, maka persoalan-persoalan yang dihadapi

masyarakat, baik persoalan akidah, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, dapat dengan mudah di atasi. Oleh karena itu, sekali lagi dikatakan disini, bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi umat harus diselesaikan secara komprehensif malalui kegiatan dakwah bi/ ha/, bi/ lisan dan bi/ qalam, dengan pendekatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, akan dapat menangkal upaya pendangkalan aqidah akidah umat Islam oleh kelompok lain.

Maraknya upaya pendangkalan akidah melalui Kristenisasi, tampaknya

semakin gencar dilakukan para missionaris. Oleh karena itu, diperlukan peran da'i yang benar-benar fokus untuk mengatasi upaya kristenisasi tersebut.

Maka peran da'i dalam pembinaan umat harus dilakukan secara intensif agar umat agar menjadi orang-orang yang kuat iman, taqwa, dan keislamannya. Dengan demikian, aktifitas dakwah dapat menghimpun mejadi sebuah kekuatan yang mengusung tugas dakwah di tengah umat manusia serta mampu memutar roda dakwah agar manusia mau tunduk kepada syariat Allah SWT.

Hal ini berarti bahwa kegiatan dakwah tidaklah dapat dilakukan tanpa

(12)

Salah seorang da' i yang sangat peduli terhadap upaya kristenisasi adalah ustad Abu Deedat. Beliau adalah ketua umum FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan). Hampir sebagian besar aktifitas dakwahnya difokuskan untuk menghadang gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh kelompok lain, dalam bentuk kristenisasi. Meskipun tidak sedikit tantangan yang dihadapi, ustad Abu Deedat tetap pada pendiriannya bahwa umat Islam harus di bentengi akidahnya dari upaya-upaya pemurtadan, yang sering dilakukan oleh kelompok-kelompok non muslim.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka judul yang akan penulis angkat dan diteliti adalah: "Peran Ustad Abu Deedat Syihab Dalam Mengantisipasi Gerakan Pemurtadan Melalui Fakta (Forum Anti Gerakan Pemurtadan)".

B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah

I. Pembatasan Masalah

Melihat banyak ha! yang terkait dengan Ustad Abu Deedat Syihab dan organisasi F AKTA, maka agar penelitian ini dapat lebih fokus, penulis hanya meneliti dakwah ustad Abu Deedat Syihab dalam mengantisipasi gerakan pemurtadan melalui FAKTA yang mencakup peran, metode, dan strategi dakwah.

2. Perumusan Masalah

(13)

a) Bagaimana peranan Ustad Abu Deedat Syihab dalam mengantisipasi gerakan pemurtadan melalui FAKTA?

b) Metode dakwah apa saja yang digunakan ustad Abu Deedat Syihab

melalui FAKTA dalam mengatasi kristenisasi?

c) Materi dakwah apa saja yang dipakai ustad Abu Deedat Syihab?

C. Tuj uan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan Penelitian a) Tujuan Khusus

I). Mengetahui peran yang dilakukan ustad Abu Deedat Syihab dalam mengantisipasi gerakan pemurtadan melalui F AKT A. 2). Mengetahui metode dakwah ustad Abu Deedat Syihab dalam

mengatasi upaya kristenisasi melalui F AKT A.

3). Mengetahui materi yang dipakai ustad Abu Deedat dalam berdakwah.

b) Tujuan Umum

Memberikan informasi kapada para mahasiswa Dakwah dan Komunikasi khususnya, dan umat Islam pada umumnya mengenai

kip rah salah satu da' i di Indonesia. 2. Manfaai Penelitian

a) Segi Teoritis

(14)

b) Segi Praktis

Sebagai inforniasi mengenai aktifitas dakwah da'i, serta

gambaran metode dakwah yang cocok untuk mengantisipasi bahaya

Kristenisasi.

D. Metodologi Penelitian

I. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui pendekatan

keilmuan antropologi sosial. Pendekatan ini penting, mengingat tokoh

yang akan dikaji merupakan salah seorang da'i yang memiliki wawasan

penetahuan dan keterampilan berdakwah dalam bentuk bi/ /isan, bi/

qalam, dan bi/ ha/.

2. Subjek, Objek dan Sumber data Penelitian

a) Subjek dalam penelitian ini adalah profil ustad Abu Deedat Syihab

b) Objek penelitian ini adalah metode dakwah ustad Abu Deedat Syihab

melalui organisasi FAKTA.

c) Sumber Data Penelitian pada penelitian ini adalah kata-kata dan

kegiatan Ustad Abu Deedat Syihab dalam berdakwah, data tertulis

seperti arsip, dokumen pribadi maupun karya-karya beliau.

3. Tehnik Pengumpulan Data

a) Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi secara

langsung dari ustad Abu Deedat Syihab dan beberapa pengurus

FAKTA. Penulis memberkan beberapa pertanyaan, dan akan dijawab

[image:14.528.77.432.169.582.2]
(15)

b) Observasi

Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek yang

akan diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan dalam observasi ini adalah Tape Recorder, Kamera, yang akan digunakan selama observasi berlangsung.

c) Dokumentasi

Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis, flim maupun foto, penulis menggunakan dokumentasi untuk memperoleh data yang tidak didapat melalui catatan hasil wawancara.

4. Tehnik Analisis Data

Analisis Data Kualitatif menurut Bogdan & Biklen, seperti dikutip Lexi J. Moeleong, adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi saham yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kapada orang lain.2

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif, dengan cara menggambarkan hasil temuan di lapangan

mengenai peran, metode, dan materi dakwah yang dipakai ustad Abu Deedat Syihab dalam berdakwah melalui FAKTA untuk mengantisipasi

2

(16)

gerakan pemurtadan. Penulis mencoba memaparkan semua data yang

diperoleh dari berbagai literatur, wawancara langsung yang kemudian

data-data yang terkumpul dianalisa yang berpedoman pada

sumber-sumber tertulis.

E. Tinjanan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji beberapa penelitian sebelumnya

terkait peranan dan strategi dakwah yang dilakukan F AKTA (Forum Anti

Gerakan Pemurtadan). Penelitian sebelumnya berupa skripsi yang ditulis oleh:

I) Edi Kusnadi, Strategi Dakwah da/am Menghadapi Kristenisasi

Terhadap Umat Islam: Studi Kasus di FAKTA, (Bogor Jurusan

manajemen Dakwah Islam, Fakultas Studi Islam, Universitas Djuanda,

2004)

2) Misnan, Peranan FAKTA dalam menghadapi Kristenisasi Berkedok

Islam di Indonesia, (Jakarta: Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Oa'wah Mohammad Natsir, 2005)

Dari penelitian yang ditulis oleh Edi Kusnadi, dengan judul "Strategi

Dalovah dalam menghadapi Kristenisasi Terhadap Umat Islam, Studi Kasus di

FAKTA", membahas mengenai konsep dakwah, konsep lcristenisasi berkedok

Islam, strategi dakwah FAKTA dalam menghadapi kristenisasi berkedok Islam,

berbagai terapi terhadap orang yang dimurtadkan, serta dampak negatif dari

kristenisasi berkedok Islam.

Pada penelitian selanjutnya, yang ditulis oleh Misnan, dengan judul

(17)

Indonesia". Penelitian tersebut meneliti peranan FAKTA dalam mengantisipasi pemurtadan berkedok Islam, program-program yang dilakukan FAKTA, terapi yang dilakukan FAKTA dalam menyadarkan murtadin, serta faktor penghambat dan pendukung dakwah FAKTA.

Berdasarkan analisis penulis, antara penelitian yang dilakukan Edi Kusnadi dan Misnan tidak jauh berbeda. Kedua penelitian tersebut hampir sama, mengungkapkan beberapa fakta kristenisasi berkedok Islam, strategi dan peranan F AKT A dalam menghadapi kristenisasi berkedok Islam, serta terapi bagi orang-orang yang di murtadkan.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang lebih fokus kepada Organisasi FAKTA, maka pada kali ini penulis meneliti salah satu da'i di dalam FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan), yaitu ustad Abu Deedat Syihab sebagai ketua umum FAKTA. Penelitian ini membahas mengenai peranan ustad Abu Deedat dalam mengantisipasi gerakan pemurtadan melalui organisasi F AKTA, dan meneliti metode apa yang dipakai ustad Abu Deedat, serta meneliti materi yang digunakan dalam berdakwah. Oleh sebab itu, penelitian yang dilakukan penulis kali ini berjudul "Peran ustad Abu Deedat Syihab dalam mengantisipasi gerakan pemurtadan Melalui FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan)".

F. Sistematika Penulisan

(18)

BAB!

BAB II

BAB Ill

BABIV

BAB V

PENDAHULUAN

Memuat: latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.

TINJAUAN TEORITIS

Memuat: da'i dan peran da'i dalam dakwah, aktifitas dakwah, unsur-unsur dakwah, dan organisasi dakwah, serta murtad dan pemurtadan.

PROFIL USTAD ABU DEEDAT SYIHAB DAN FAKTA

Memuat: profil ustad Abu Deedat Syihab mulai dari latar belakang keluarga, pendidikan, aktifitas dakwah serta karya-karya beliau, dan profil organisasi F AKTA mulai dari sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, hingga kegiatan umumnya.

DAKWAH USTAD ABU DEEDAT SYIHAB MELALUI

FAKTA

Memuat: peran dakwah Abu Deedat Syihab, metode dakwah yang digunakan ketika berdakwah.melalui FAKTA.

PENUTUP

(19)

A. Da'i dan Peran Da'i

Da'i ialah penyeru dakwah, sebagai penyambung dakwah yang dilakukan Rasul, serang da'i memiliki tugas dan amanah untuk mengajak umat kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Untuk menjadi seorang da'i yang handal, diperlukan beberapa persiapan, seperti:

I). Persiapan Seorang Dai

Mengingat pentingnya pelaksanaan dakwah, seorang dai memerlukan persiapan dan persenjataan yang kuat, antara lain :

a. Memahami secara mendalam ilmu, makna-makna, serta hukum-hukum yang terkandung dalam Al Quran dan As Sunnah. Bentuk pemahaman ini dapat dirinci lagi ke dalam tiga hal, yakni :

a) Pemahaman terhadap akidah Islam dengan baik dan benar, berpegang teguh pada dalil-dalil Al Quran, Sunnah, dan ljma ulama Ahlus Sunnah Wal Jama' ah.

b) Pemahaman terhadap tujuan hidup dan posisinya diantara manusia.

c) Pemahaman terhadap ketergantungan hidup untuk akhirat dengan tidak meninggalkan urusan dunia.

b. Iman yang dalam yang melahirkan cinta kepada Allah takut pada siksa-Nya, optimis akan rahmat-Nya, dan mengikuti segala petunjuk Rasul-Nya.

c. Selalu berhubungan dengan Allah dalam rangka tawakal ataupun meminta pertolongan. Selain itu, juga harus ikhas dan jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. 1

Dengan ad an ya bekal dan persiapan sebelum berdakwah, seorang da' i dapat menyampaikan dakwah lebih tersusun dan tertata rapi, karena telah memiliki bekal dan kesiapan yang matang sebelum berdakwah.

1

Al-Said Ali Bin Wahif Al-Qhathani, Da'wah Islam Da ·wah Bijak. (Jakarta: GIP, 1994),

(20)

2). Sifat Seorang Dai

Sebagai gambaran umum, ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang dai, sifat-sifat tersebutl adalah sebagai berikut :

a) Pertama dan paling utama adalah sifat ikhlas, sebab tanpa keikhlasan segala amal dan usaha akan sia-sia

b) Harus dapat memperkirakan besarnya tu gas yang akan diemban sehingga dapat memberikan perhatian secara proporsionala dengan tetap mengharapkan balasan-Nya yang agung.

c) Bersikap hati-hati dalam memilih metode pendekatan, memberi nasehat yang baik dan beragumentasi dengan ahsan ( cara yang terbaik)

d) Bersikap lembut dan berakhlak mulia ; penyabar, dapat menahan diri (tidak emosional), dan terhadap segala kesulitan di jalan dakwah, perhitungannya langsung diserahkan kepada Allah SWT demikian ini, karena meneladani Rosulullah SAW dan orang-orang yang mengikutinya di jalan dakwah.

e) Hendaknya memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang masyarakat tempat dan aktivitas dakwahnya berlangsung. Mengetahui segala permasalahan dan aliran yang berkembang ditengah-tengahnya dan berusaha mengetahui lebih banyak tentang orang yang didakwahi.

f) Dai harus memiliki pemahaman agama yang mendalam dan senantiasa menimba ilmu agar pemberiannya dapat sempurna.

g) Hendaknya mengkaji sirah Rosulullah SAW dan sahabat-sahabatnya yang mulia, juga mengkaji tarikh Islam secara mendalam agar dapat dijadikan bekal dan bantuan ketika ada permasalahan di jalan dakwah. Demikianlah sikap para pelopor dakwah pendahulu kita.

h) Hendaklah menghafal Al Quran sesuai dengan kemampuan agar dapat digunakan sebagai dasar-dasar dalam dakwahnya. Bahkan metode penceritaan Al Quran mempunyai kesan yang kuat dalamjiwa manusia. i) Dalam pembicaraanya jangan hanya bermuatan rasional tetapi harus

dipadukan dengan muatan emosional, karena sentuhan terhadap unsur emosi dapat mempersiapkan jiwa manusia menerima apa yang diterima oleh aka!, uahkan kesannya mendalam.2

Dari penjelasan diatas, menurut penulis, hendaknya setiap da'i harus memiliki sifat ikhlas, Jemah kmbut, bijaksana, memiliki pengetahuan yang Juas, baik ilmu agama maupun umum, serta hafal ayat-ayat al-Qur'an.

2

(21)

Peran dalam kamus ilmiah popular mempunyai arti sebagai fungsi; kedudukan.3Untuk pengertian peranan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sebagai perangkat tingkah yang dihadapkan oleh orang yang mempunyai kedudukan di masyarakat.4

Dalam perspektif ilmu sosial, peranan diartikan dengan suatu prilaku atau tindakan yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang memiliki suatu

status di dalam kelompok tertentu.5

Dari beberapa definisi di atas, peran dapat diartikan sebagai suatu prilaku yang harus dilakukan karena memiliki sebuah kedudukan dalam sebuah kelompok masyarakat, tindakan yang dilakukan sesuai dengan harapan semua yang terlibat di dalam kelompok, tentunya harapan tersebut merupakan hasil dari kesepakatan bersama. Berikut adalah bentuk-bentuk dari sebuah peran, antara lain:

I. Role Position: ialah kedudukan social yang sekaligus menjadikan status atau kedudukan dan berhubungan dengan rendahnya pisisi orang tersebut dalam struktur sosial tertentu;

2. Role Behavior: adalah cara seseorang memainkan perannya;

3. Role Perception: ialah bagaimana seseorang memandang peranan sosialnya, serta bagaimana dia harus bertindak dan berbuat atas dasar pandangannya tersebut.

4. Role expection: adalah peranan seseorang terhadap peranan yang dinamakan bagi sebagian besar warga masyarakat.6

Peran seorang da'i dalam dakwah adalah sebagai penyeru, penyampai dan pengajak kepada ajaran agama Islam, agar objek dakwah dapat menerima dan mengikuti seruan dakwah yang ia sampaikan, seorang dai harus melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas yang telah ditentukan.

3

Pios A Partanto, Kamus //miah Populer, (Surabaya: Arkola, 1996), h. 585

4 Departemcn Pendidikan Nasional,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakaita: Balai

Pustaka, 2002), h. 854

'W.AGcrungan, Psiko/ogi Sosial, (Bandung: PT Ercsso, 1998), h. 135 6 Ahmad Sutannadi,

Al-Tirn1idzi; Peranannya dalam Pengan1bangan fladits dan Fiqh,

(22)

Peran seorang da'i ialah meneruskan dakwah yang disampaikan Rasulullah

dan para sahabat, menyeru dan mengajak manusia untuk menerima kebenaran

Islam sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah, serta mau mengikuti segala

aturan agama.

Dalam konteks ini, al Qhathani mengatakan bahwa umat Islam saling

membantu para Rasul dalam menjalankan tugas dakwah di jalan Allah SWT.

Ayat-ayat yang memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk berdakwah, tidak

terbatas hanya untuk kaumnya saja, melainkan untuk seluruh kaum muslimin.

Pada dasarnya kitab Allah ditujukan pada Rosul, maka kitab tersebut juga

ditujukan untuk seluruh umatnya, kecuali hal-hal yang memang dikhususkan

untuk Rasul saja. Namun perintah yang tidak mengandung pengecualian. Allah

SWT berfirman:

,. ,. ,. • J セ@ ,. セ@ " ,. • ,,. ' l" ,,. i A .J .J

[Iセ@

... /&ii

.Y-1

Z[Qセ@

)J

[N|Aセ@

;)t.j;.J

§'.::ii

j-

セNI@ N⦅ZNNjヲZjセ@ [Ijセエ@ \1"8! セスMi@

:C:I ;.;;.

r:K

,, , ,. .,. ,. , ,. ,. ,, ,. ,. ,. "

) ,..

.

,..,.

.

,.

セ|[I|セ[ウGウ@

セ⦅|ェQ@

セ@ セ@

9-Artinya "Kamu adaiah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." ( Q.S Ali Imron : I I 0 )7

Menurut Quraish Shihab8, bahwa umat Nabi Muhammad dari dulu hingga

yang akan datang, adalah umat terbaik, karena adanya sifat-sifat yang

menghiasinya. Si fat yang terus mengajak kepada yang makruf dan mencegah yang

mungkar, sesuai dengan cara dan kandungan yang diajarkan Allah dan Rasul.

Namun, bukan berarti Allah pilih kasih, karena jika Ahlul kitab, yaitu Yahudi dan

7

Al-Said Bin Ali lbn Wahf Al-Qhathani, Menjadi dai Yang Sukses, (Jakarta: Qisthi Press, 2005), h. 97

8

(23)

Nasrani beriman, sebagaimana orang Islam beriman, tenntulah itu baik untuk mereka, sehingga meraih kebaikan untuk menyeru kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran, dan menjadi bagian dari sebaik-baik umat, tetapi jumlah mereka yang beriman sedikit, kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik, yaitu keluar dari ketaatan kepada Allah.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Kata "dakwah" berasal dari bahasa Arab yang berarti ajakan, panggilan, undangan, jadi definisi dakwah secara umum ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujuai, melaksanakan suatu ideologi pendapat-pendapat

k . 9

e erJaan tertentu.

Dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.10

Dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana

kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.

Dari pengertian di atas, makna dakwah adalah aktifitas menyeru dan mengajak ke dalam ajaran Islam, yang sesuai dengan tuntunan yang telah dicontohkan. oleh Rasululah dan para sahabat. Sebagaimana tujuan dakwah adalah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia akhirat.

9

(24)

Menurut Jasiman, dalam buku Syarah Tarbiyah, secara bahasa dakwah berasal dari kata da'a -yad'u- du'aan-dakwah berarti mengudang, mengajak, atau menyeru. Secara terminologi, dakwah berari mengajak orang kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik hingga mereka rneninggalkan taghut dan beriman kepada Allah, agar mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.11

Selain itu, Jum'ah Amin Abdul Azis dalam bukunya Fikih Dakwah, menuliskan pengertian dakwah adalah :

a. An-nida artinya memanggil : da'!! Fulanun iii! Fulanah, artinya si fulan mengundang si fulanah

b. Ad - du 'g i/g Syai 'i, artinya menyeru dan mendorong pada sesuatu. c. Ad - da 'wat ilg qadhiyat, artinya menegaskannya atau membelanya,

baik terhadap yang hak atau yang batil, yang positif maupun yang negatif.12

Dakwah merupakan amanah yang harus dilakukan oleh setiap da'i, maka agar dakwah yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan target, ada beberapa unsur prinsip yang harus dipenuhi dalam dakwah :

a. Dakwah, bermakna aktifitas mengajak. Dakwah identik dengan para aktifis dakwah untuk melakukan kebaikan. Dakwah dilakukan dengan pendekatan persuasive menggunakan argumentasi yang jelas agar orang menerima dakwah dengan kesadaran alas dasar pengetahuan.

b. Annas, manusia sebagai objek dakwah. Dakwah ditujukan kepada

seluruh manusia tanpa kecuali baik yang sudah menerima dakwah (mukminin) maupun yang belum (kafirin dan musyrikin)

c. Ila Allah, kepada Allah. Lafazh ini mengandung orientasi dakwah yaitu untuk mendapat ridho Allah, tidak diorientasikan kepada selain Allah. Termasuk disorientasi dalam dakwah adalah apabila dimaskudkan mendapatkan materi, menanamkan fanatisme pribadi I golongan, atau seseorang yang dicintai.

d. Metodelogi yang dipakai adalah dengan hilanah (kebenaran manhaj, arif dalam pendekatan, metodelogi, sarana, porsi, dan pentahapan) dan

Mau 'izhah (nasehat) yang baik. Lafazh ini mengandung makna

ketulusan para aktifis dalam menyampaikan nilai-nilai dakwah kepada

11

Jasiman, Syarah Tarbiyah, (Solo: Au Ii ya Press,2005), cct. Kc- I, h.3 I 0

12

(25)

para mad'u sehingga mereka menerima dakwah dengan senang hati dan lapang dada.

e. Target dakwah yaitu agar mad'u memiliki sikap yang jelas dalam menolak thagut dan beriman kepada Allah sebagaimana kandungan dua kalimat syahadat. Hasilnya dalah mereka terbebas dari kegelapan jahiliyah dan mendapat cahaya Islam yang terang benderang.13

Dengan dipenuhi beberapa prinsip diatas, diharapkan setiap da'i dapat lebih siap dalam menjalankan amanah dakwah, karena apabila da'i belum memenuhi prinsip-prinsip dakwah, maka dakwah yang dilakukan akan sulit diterima oleh objek dakwah.

2. Unsur-Unsur Dakwah

Sebelum dakwah dilakukan, seorang da'i hendaknya terlebih dahulu memahami beberapa unsur-unsur dalam dakwah, hal ini dapat membantu seorang da'i ketika akan melakukan dakwah, agar dakwah yang dilakukannya dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Allah swt berfirman dalam al-Qur' an surat Yusuf ayat I 08 :

Artinya: Katakanlah: "lnilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". Seorang dai harus memahami siapa dirinya, objek dakwahnya, sarana apa yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan dakwahnya, serta metode dan materi dakwah apa yang akan digunakan dalam berdakwah, berikut adalah beberapa unsur-unsur dakwah, antara lain:

a. Materi Dakwah

Materi dakwah menurut al-Qhathani, adalah aJaran agama islam. Seperti yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits secara lengkap bahwa rukun-rukun

13

(26)

Islam ialah kita bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad

utusan Allah, mendirikan shalat, melaksanakan zakat, berpuasa di bulan

Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji jika mampu. Sedangkan rukun-rukun

iman ialah kita percaya kepada Allah, malaikatNya, Kitab-kitabNya,

Rasul-RasulNya, hari akhir dan percaya dengan ketentuan baik dan buruk. Ihsan adalah

kita menyembah Allah seakan-akan kita melihatNya. Jika kita tidak dapat

melihatNya maka sesungguhnya Dia melihat kita.14

Dari keterangan di alas, dapat disimpulkan bahwa materi dakwah juga

mencakup rukun Islam yang mengajarkan aspek ketauhidan, ibadah, muamalah,

ibadah, dan lain sebagainya. Seorang da'i juga dituntut untuk mengerti tentang

tujuan-tujuan ajaran agama Islam.

Serang da'i dituntut untuk mengerti tentang tujuan-tujuan ajaran agama

Islam, adapun tujuan dari ajaran agama Islam ialah mewujudkan kemaslahatan

umat, menghindari kemudharatan, serta meminimalisirnya. Secara garis besar,

Syariat Islam tepusat pada tiga kemaslahatan, yaitu menolak kerusakan,

mendatangkan kemaslahatan, dan menetapkan akhlak mulia. Hali ini seperti yang

diktakan leh al-Qhathani di dalam buku Dakwah Islam dakwah Bijak, sebagai

berikut:

Seorang dai seharusnya memahami tujuan-tujuan Islam yang telah dijelaskan oleh syariat Islam itu sendiri. Diantara tujuan-tujuan tersebut ialah menciptakan kemashalatan umat dan menghindari segala kemudharatan dan bahaya dari mereka, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. lbnu Taimiyah mengatkan, Syariat Islam datang untuk meraih kemashalatan dan menyempurnakannya serta menghind&ri kemudharatan dan meminimalisirnya.15

Secara garis besar, syariat Islam terpusat dalam tiga kemashalatan : Pertama, menolak kerusakan demi memelihara ; agama, jiwa, akal, keturunan, kehormatan diri, dan harta. Kedua, mendatangkan kemashalatan. Al Quran adalah pembawa

14

Al-Said Bin Ali Jbn Wahf Al-Qahthani, Menjadi Dai Yang Sukses, (Jakarta:Qisthi Press, 2005), cet.ke-1, h. 81-82

15 Ibid,

(27)

kemashalatan dan penangkal kerusakan. Ketiga, menetapkan akhlak mulia dan mentradisikan kebaikan. Al Quran menawarkan pemecahan segala problema yang tidak mampu diatasi manusia. Tidak ada satu aspek kebutuhan manusia di dunia dan akhirat yang diabaikan Al Quran. Kitab Allah ini memberikan kaidah-kaidah dan petunjuk dengan cara paling bijak dan lurus. 16

Dengan kata lain, bahwa ajaran Islam telah mengatur berbagai urusan dalam kehidupan manusia. Dalam kitab suci al-Qur'an, terdapat solusi dari berbagai permasalahan kehidupan manusia. Oleh karena itu, semua materi dakwah ada di dalam al-Qur'an.

b. Dai

Da'i ialah penyeru dakwah, sebagai penyambung dakwah yang dilakukan Rasul, serang da' i memiliki tugas dan amanah untuk mengajak umat kepada

kebaikan dan mencegah kemungkaran. Selengkapnya mengenai da'i telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

c.Metode Dakwah

Ada beberapa metode yang dapat dilakukan oleh seorang da'i di dalam berdakwah, di antaranya yaitu hikmah, Mau 'izatil Hasanah dan Mujadalah. Hal ini dapat kita lihat pada al-Qur'an surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut:

ᄋNイセQ@

· ·

di'

'·.1 ,_. •

! ·

MNQカZNQセウNZ@ ;i,L;J\ :\be.'

.·.1r

:i.klw

セM 1.: . セ@ •

:,1

!'"'"' .J'> . .) u <.Y=-

<#

r.r- -

('1t". • J . . . .,,.... J . . . . .) U#'"' CS")

t

'- LGNGNGNilLGNイセエBᄋ@

.u.u:.,·.-

'r.·c·

Ll:!-4-"' - !'"'"' .J'> J . ,,. UC CJ.'-" ()A!.

Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." ( QS. An-Nahl : 125 )

Perkataan hikmah dalam bahasa Indonesia berarti bijaksana atau kebijaksnaan. Para ahli dalam mendefinisikan hikmah ini bermacam-macam, antara lain Syeikh Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manar memberikan definisi

(28)

hikmah adalah memahamkan rahasia dan faedah tiap-tiap sesuatu. Ditempat lain

dalam tafsir Al-Manar itu juga Syeikh Muhammad Abduh memberikan pengertian

hikmah sebagai Ilmu yang shahih (benar dan sehat) yang menggerakkan kemauan

untuk melakukan sesuatu perbuatan yang bermanfaat. Didalam kamus "Lisanul

Arab", hikmah diartikan sebagai hakim, adalah seorang yang paham benar tentang

seluk beluk kaifiat (tehnik) mengerjakan sesuatu dan dia mahir didalamnya.17 Dari pengertian diatas, dapatlah disimpulkan bahwa perkataan hikmah

berarti memahami rahasia sesuatu secara mendalam, sehingga menjadi pendorong

untuk langkah yang tepat. Jadi, yang dimaksud dengan da'wah bi/ hilanah adalah

dakwah yang dilakukan dengan terlebih dahulu memahami secara mendalam

segala persoalan yang berhubungan dengan proses da'wah, yang meliputi

persoalan sasaran da'wah, tindakan-tindakan yang akan ciilakukan, masyarakat

yang menjadi objek da'wah situasi tempat dan waktu dimana da'wah akan

dilaksanakan dan lain sebagainya.18

Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa dakwah bi/ hikmah adalah segala

hal yang mencakup proses kegiatan dakwah, yang membutuhkan sebuah

pemahaman yang mendalam mengenai apapun yang berhubungan dengan

dakwah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dan menentukan cara-cara da 'wah,

diantaranya yaitu sasaran dakwah, tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan serta situasi dan kondisi masyarakat. Cara berdakwah untuk setiap

lingkungan, golongan, usia, latar belakang pendidikan, atau pada setiap objek

dakwah, pastilah berbeda-beda. Hal ini dikarenakan keberagaman pada diri

17

Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Da 'wah Islam, (Jakaita: Bulan Bintang, 1997) cet. Ke-1, h. 73

(29)

manusia, setiap orang memiliki sesuatu hal yang membedakan dengan orang lain.

Oleh sebab itu, dakwah yang dilakukan pada suatu lingkungan masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu, akan berbeda caranya bilamana dilaksanakan pada masyarakat yang lain pula, meskipun misalnya sasaran yang hendak dicapai adalah sama. Untuk dapat menentukan metode dakwah yang tepat memang diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang objek dakwah yang dihadapi, baik mengenai alam pikirannya, kepercayaan yang dianutnya, latar belakang

pendidikan dan kehidupan sosial ekonominya, dan sebagainya.19

Al-mau'idzatil Hasanah, kata mau'izhah berasal dari kata wa'adza-ya'idzu-wa 'dzan- 'idzatan yang berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi 'ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.20

Mau' idzatil Hasanah, dapat diartikan kata-kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam perasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar atau membeberkan kesalahan orang lain sebab kelemah-lembutan dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar, ia lebih mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.21

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Mau 'idzatil Hasanah adalah sebuah nasihat dan bimbingan yang baik, yang mengarahkan kepada kebaikan.

Metode selanjutnya, yaitu Al-mujadalah Bi-al-lati Hiya Ahsan, dari secara bahasa lafazh mujadalah terambil dari kata ''jadala" yang bermakna memintal, me/i/it. Jika ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan faa ala, "ajaa dala" dapat bermakna berdebat, dan "Mujadalah" Perdebatan.22

19

Ibid, h.73-74 20

M. Munir, Met ode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003) eel. Ke- I, h. 16 21

Ibid, h. 18

22

(30)

Sedangkan pengertian dari segi istilah, Mzljadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permasalahan di antara keduanya. Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah, sesuatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.23

d. Objek Dakwah (Mad'u)

Objek dakwah adalah target yang akan diberikan pemahaman, serta diajak kepada ajaran Islam yang sempurna, ada beberapa objek dakwah yang berbeda,

oleh karena itu diperlukan suatu metode yang tepat ketika berdakwah, seperti yangtelah dijelaskan pada metode dakwah diatas.

Mad'u adalah isim maf'ul dari da 'a, berarti orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Mad'u adalah objek dan sekaligus subjek dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad'u dalam dakwah Islam. Dakwah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi orang-orang diluar Islam, baik mereka atheis, penganut aliran kepercayaan, pemeluk agama-agama lain, semua adalah mad'u.24

Hal ini disebabkan oleh karena misi kedatangan Islam adalah sebagai rahmat bagi alam semesta. Islam tidak akan terealisir sebagai rahmat bagi semesta alam

apabila dakwah dibatasi hanya pada kalangan tertentu saja. Allah Ta'ala berfirman

Artinya "Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Qs. Al-Anbiya: I 07)25

Demikian pula firman Allah swt mengenai misi kerasulan:

23 Ibid, h. 19 24

Cahyadi Takariawan, Yang Tegar di Ja/an Dakwah, (Talcnta, ), h. 33

25

(31)

· .. UY""':! GNセMᄋN@ ll LI" WI . y-;

·""I

U'" '·.<r \' :,:;· \' ,. J Y-. J -»-'! LI" .

ill!

セQUN@ lll , セオイN[@ .)

l

c.; J.

Artinya "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (Qs. Saba':28).

Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah, menjelaskan ayat diatas, bahwa

Allah mengutus Nabi Muhammad dengan membawa bukti kebenaran yaitu

al-Qur'an, kemudian Allah mengarahkan firman-Nya kepada Nabi Muhammad saw

dengan menyatakan bahwa Allah swt telah menganugerahkan keutamaan kepada

Nabi Daud, dan Allah pun menganugerahkan kepada Nabi Muhammad dengan

banyak keutamaan, antara Iain berdakwah untuk seluruh umat manusia sebagai

pembawa berita gembira bagi yang mau mengikuti dan pemberi peringatan bagi

ynag enggan mengikuti. Tetapi sebagian besar manusia tidak mengetahuinya.26

Objek dakwah adalah semua manusia, tanpa terkecuali. Ajaran Islam yang

sempurna merupakan rahmat bagisemesta alam, setiap orang berhak mendapat

kesempatan untuk menerima seruan dakwah.

e. Media Dakwah

Peran media sangatlah penting dalam dakwah, media sebagai penyampai

pesan-pesan dakwah agar dapat dengan mudah diterima oleh objek dakwah.

Dilihat dari asal katanya, media berasal dari bahasa latin yaitu median yang

berarti "alat perantara". Sedangkan kata media merupakan jamak dari kata median

tersebut. Pengertian semantik media berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai alat (perantara) untuk mencapai tujuan tertentu. 27

26

Ibid. Quraish Syihab, vol 11, h.386 27

Asmuni Syukir. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-lkhlas, 1983 ),

(32)

Jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongkan menjadi dua

golongan, yaitu:

I). Media tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang secara tradisional dipentaskan didepan umum terutama sebagai hiburan yang memiliki sifat komunikasi seperti: drama, pewayangan, ketoprak humor, dan lain-lain.

2). Media modern, yaitu media yang dihasilkan dari teknilogi yang antara lain: televisi, radio, surat kabar, majalah, dll.28

Hendaknya, media yang digunakan dalam dakwah lebih kreatif dan canggih lagi, agar dapat bersaing untuk melawan pengaruh-pengaruh negatif yang

ditimbulkan oleh pihak-pihak yang ingin merusak moral masyarakat.

C. Aktivitas Dakwah

Aktivitas dalam kamus Besar bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Aktifitas berarti kreatifitas; kegiatan; kerja; atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalan tiap bagian.29

Menurut ilmu sosiologi, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat seperti; gotong royong atau kerja bakti disebut sebagai

aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan tetangga ataupun hubungan kekerabatan. 30

Sedangkan aktifitas dakwah adalah salah satu aktivitasyang berkaitan dengan agama yaitu dakwah yang bertujuan untuk menyeru dan mengajak orang lain ke arah yang sesuai dengan tuntunan Islam.

28

Adi Sasono, Solusi lslatn atas Problematika Un1at: Ekonon1, Pendidikan, dan Dalovah,

(Jakarta: Gema lnsani Press, 1998), cet. Ke-I, h. 154

29 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Kan1us Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), cet. Ke 3, h.17

30

Soyogyo dan Pujiawati Sayogyo, Sosiologi Pedesaan Kiunpulan Bacaan, (Yogyakarta:

(33)

D. Organisasi Dakwah

Organisasi dakwah ialah wadah berkumpul para aktivis dakwah yang memiliki tujuan, mereka menyatukan visi dan misi, dan merancang langkah-langkah untuk mencapai mjuan tertentu. Di dalam dakwah, organisasi· merupakan sarana mempererat ukhuwah, tali ikatan, sebagai penguat antara satu dengan yang lainnya. Seperti halnya dengan organisasi pada umumnya, dalam organisasi dakwah terdapat beberapa struktur jabatan dan aturan-aturan yang harus di patuhi oleh setiap masing-masing individu.

Dalam konteks ini, Zaini Muchtaram, mengatakan bahwa organisasi berasal dari kata "organisme" yang berarti bagian-bagian yang terpadu dimana hubungan satu sama lain diatur oleh hubungan terhadap keseluruhannya. Oleh karena itu

organisasi terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, tentu didorong oleh kehendak atau motif untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. 31

Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efoktif dan efisian. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga ke dalam suatu kerangka stuktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.32

Setiap kegiatan dakwah betapapun sederhananya mengandung unsur-unsur organisasi yang lengkap, yaitu sekurang-kurangnya terdiri dari da'i atau mubaligh (pihak yang menyampaikan seruan), mad'u (pihak penerima seruan),penyedia sarana dan fasilitas melalui pembagian fungsi dan tugas kesemuanya berkehendak bekerjasama untuk menampilkan pesan dakwah kearah tercapainya tujuan berupa aktualisasi isi pesn dakwah. Dengan demikian organisasi dakwah baik disadari atau tidak selalu hadir (inherent) dalam setiap kegiatan dakwah, karenanya berlangsung kegiatan dakwah melibatkan banyak orang yang melakukan berbagai

31 Zaini Muchtarom, d。ウ。イセ、。ウ。イ@ Manaje111en Dakwah, (Yogyaka11a: lkatan Keluarga

Fakultas Adab, 1996), cet.ke-1, h. 11

32

(34)

jenis pekerJaan baik pada tahap persiapan, pelaksanaan maupun tindak lanjut kemudian.3

Saal ini, organisasi dakwah di luntut agar semakin mengembangkan segala program-program dakwah, menjadi sebuah lembaga yang professional dalam mengalasi masalah umat. Memperluas jaringan dengan organisasi dakwah lainnya

maupun organisasi umum, agar dakwah dapat masuk ke berbagai sendi kehidupan. Hal ini merupakan lantangan bagi para aktivis dakwah yang tergabung dalam organisasi dakwah, unluk dapal lebih krealif dan lerbuka dalam berdakwah.

Organisasi dakwah semakin akan menjadi semakin kompleks apabila pelaksanaan dakwah ilu memerlukan dukungan sarana komunikasi dan publikasi serta alal perlengkapan lainnya sehingga diperlukan banyak fungsi dan lugas pekerjaan yang saling lerkait. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan leknologi yang membawa kemajuan kehidupan masyarakal yang pada gilirannya menunlul adanya organisasi dakwah yang semakin kompleks. Oleh karena itu keberadaan organisasi dakwah merupakan keharusan dalam setiap pelaksanaan dakwah. 34

E. Murtad dau Pemurtadau

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murtad ialah berbalik, kafir, membuang iman berganli menjadi ingkar. Sedangkan pemurtadan ialah proses, cara, perbualan memurtadkan.35

Menurul Hartono, murtad adalah orang yang meninggalkan agama Islam

keiiada agama lain, seperti nasrani, Yahudi, atau beralih kepada aliran yang bukan

agama, seperti mulhid (mengingkari agama) dan komunisme atas dasar keinginan

sendiri.36

Dari pengertian di alas, dapal simpulkan pengertian murtad adalah keluar, berbalik dari keyakinan lerhadap ajaran Islam kepada keyakinan di luar Islam,

n Ibid,, h. 16 34 Ibid,,

h. 15-16

35

Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 765 36

Hartono Ahmad jaiz, Ada Pemurtadan di IAIN, (Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2005), cet 3,

(35)

sehingga menyembah tuhan selain Allah swt. Sedangkan pemurtadan adalah perbuatan mengajak orang lain keluar dari keyakinan Islam kepada keyakinan di luar Islam.

Untuk mengetahui beberapa indikasi seseorang dapat di katakan murtad, ad a I ah sebagai berikut37:

1. Mencaci Allah, Rasul dan Malaikat.

2. Mengingkari Rububiyyah (hanya Allah yang menciptakan dan

memelihara alam semesta), atau uluhiyyah (hanya Allah dzat yang

berhak di sembah), atau mengingkari risalah dari salah satu Rasul Allah,

atau mempunyai keyakinan bahwa akan ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw.

3. Mengingkari salah satu ha! yang telah diwajibkan, seperti shalat, zakat, puasa, haj i, dan berbuat baik kepada kedua rang tua, jihad, dan lain sebagainya.

4. Membolehkan segala macam yang telah diharamkan agama, seperti zina, minuman keras, mencuri, membunuh, dan sihir.

5. Mengingkari salah satu surat, ayat, atau huruf dalam a!Qur'an.

6. Mengingkari salah satu sifat Allah, seperti sifat hidup, Maha mengetahui, Maha mendengar, maha melihat, dan Maha penyayang. 7. Meremehkan ajaran agama Islam, mempermainkan, menghina,

melempari a!Qur'an dengan kotoran, menginjak untuk menghina dan

merendahkannya.

37

(36)

5. Membantu korban pemurtadan agar kembali kepada !slam 6. Menyemarakan kegiatan keislaman di berbagai tempat.

(37)

A. Sekilas Tentang Ustad Abu Deedat Syihab 1. La tar Belakang Keluarga

Ustad Abu Deedat Syihab, memiliki nama asli Abud Syihabbuddin Ahmad. Akrab disapa Abud. Lahir di Tasikmalaya 28 Juni 1960. Sebagai anak ketujuh dari 13 bersaudara dari pasangan Mahfudz dan Hanafiyah. Abud memiliki latar belakang keluarga yang mengerti tentang ilmu-ilmu keislaman, dibesarkan di Pesantren Al-Hikmah, salah satu pesantren milik NU (Nahdatul Ulama), dari SD (Sekolah Dasar) hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Tasikmalaya. Tetapi beliau lebih condong pada Persis, karena orang tuanya sering berinteraksi dengan aktivis Persis. Abud banyak berguru dan menambah pengalaman dari para aktivis Persis, terutama mengenai cara berdialog. Hal ini disebabkan karena wilayah tempat tinggalnya berada diantara Persis dan Ahmadiyah. Orang tua Abud adalah tokoh agama di daerah, yang memiliki beberapa Pondok Pesantren. Sejak orang tua Abud meninggal dunia, Pondok Pesantren banyak diteruskan oleh adik-adiknya.1

Ustad Abu Deedat pindah ke Jakarta sekitar tahun 1982. Meskipun begitu, beliau tetap melanjutkan menuntut ilmu khususnya dibidang keagamaan. Pada bulan Oktober 1989, ustad Abu Deedat menikah dengan seorang akhwat, puteri dari salah seorag Guru agama di SMUN I Tanggerang, bernama Hidayati Qurtubi. Setelah menikah dikaruniai anak, namun anak pertama dan kedua mcninggal, dan

1

Abu Deedat, Ketua Umum FAKTA, Waivancara Pribadi, Tanggal 23 Desember 2007, di

(38)

kini beliau memiliki empat orang putera dan puteri, di antaranya; Tazkia Azzahra

Syihab, Ahmad Deedat Haqqani Syihab, Nur Shabrina Hassyati Syihab, dan

Nazwa Fauziah Syihab. Ustad Abu Deedat memiliki harapan anaknya yang

keempat Ahmad Deedat, dapat meneruskan perjuangannya dalam membentengi

aqidah umat khususnya di bidang Kristologi, mengikuti jejak Kristolog terkenal

asal Afrika, yaitu Ahmed Deedat. 2

2. Latar Belakang Pendidikan

Ustad Abu Deedat mendapat pendidikan formal dari SD (Sekolah Dasar)

hingga Perguruan Tinggi. Beliau bersekolah di salah satu sekolah dasar di wilayah

Tasikmalaya, lulus tahun 1973. Beliau juga tinggal di Pondok Pesantren dibawah

yayasan milik NU (Nahdatul Ulama) yaitu pesantren Al-Hikmah. Setelah itu,

melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP (Sekolah Menengah Pertama)

Galunggung, mandapatkan ijazah pada tahun 1977. Semenjak SMP beliau

memiliki prestasi yang dapat dibanggakan, hal ini dapat dibuktikan dengan

seringnya beliau mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan seperti lomba

pelajar teladan, karya tulis ilmiah dan sebagainya. Karena prestasi dan

keaktifannya di sekolah, seperti di OSIS (Organisas Siswa) dan ROHIS (Rohani

Islam), Ustad Abu Deedat sering mewakili sekolah untuk mengikuti berbagai

perlombaan. Setelah tamat SMP, beliau melanjutkan ke SMU swasta di

Tasikmalaya, dan tamat pada tahun 1980. Ketika duduk di kelas satu hingga dua

SMU, beliau masih mempunyai prestasi yang menonjol, namun saat di kelas tiga

prestasi beliau menurun. Saal itu kegiatan Ustad Abu Deedat sangat banyak, mulai

2

(39)

dari ekstrakulikuler hingga berbagai kursus beliau ikuti. Setelah tamat SMU, beliau melanjutkan ke Perguruan Tinggi lnstitut Agama Islam Al-Ghuraba (IAIA) Jurusan Penyiaran Agama, di Fakultas Ushuluddin, dan mendapatkan ijazah tahun

1995.3

Selain pendidikan formal, Ustad Abu Deedat mengikuti berbagai kursus mulai dari keterampilan, seperti mengetik, akuntansi, dakwah, al-kitab dan sebagainya. Ustad Abu Deedat mengikuti kursus-kursus dan pelatihan dakwah di antaranya di Ibnu Sina pada tahun 1983 di Kampung Melayu Jakarta Timur, Yayasan Akbar pada tahun 1992 di Pulo Asem Jakarta Timur, kemudian sempat juga di Islamic College pada tahun 1991, di Cipondoh Tanggerang, dan masih banyak lagi diberbagai tempat lainnya.4

Untuk kursus-kursus al-Kitab (Bibel), Ustad Abu Deedat pernah mengikuti kursus di Pelita Hidup, pada tahun 1992 di Solo, PA (Pendalaman Kitab di Adventis) tahun 1995 di MT. Hartono. Kemudia Yayasan Jalan ar-Rahmat pada tahun 1985.5

3. Aktivitas Dakwah Ustad Abu Deedat Syihab. MH

Aktivitas dakwah ustad Abu Deedat dimulai sejak remaja, terutama di

Masjid Al-Amin di Bekasi, hingga membawa Remaja Masjid Al-Amin mengikuti perlombaan hingga tingkat Jabotabek. Setelah itu, beliau menjadi pengurus Masjid (DKM), beliau mengajar mengaji di berbagai tempat dan bergabung di lembaga-lembaga keislaman lainnya, seperti Korps Mubaligh Akbar, mengajar

3

Ibid 4

Abu Deedat, Ketua Umum FAKTA, Wawancara Pribadi, Tanggal 23 Januari 2008, di Bekasi

5

(40)

sebagai dosen di berbagai Perguruan Tinggi antara Jain Sekolah Tinggi Agama Akbar, !AJA (Institut Agama Islam al-Ghuraba), dan Al-Hikmah untuk ilmu-ilmu perbandingan agama. Kemudian beliau pun aktif di Bina JMTAQ (Iman dan Taqwa) dan termasuk salah satu dewan pendiri, kemudian di Birrul Ummah dan Dewan Dakwah lslamiyah Indonesia (DDII) Bekasi. Namun saat ini beliau Jebih fokus di FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan), Komisi Dakwah MUI

(Majelis Ulama Indonesia), dan menjadi narasumber pada seminar-seminar, dialog-dialog tentang Orientalisme, Kristologi, baik itu di kampus-kampus hampir di seluruh Indonesia maupun di berbagai perkantoran dan instansi pemerintah. Ustad Abu Deedat juga sering meiayani konsultasi untuk kasus-kasus pemurtadan di rumahnya. 6

Selain itu, beliau aktif dalam membentuk Jembaga-lembaga untuk

membentengi aqidah umat yang merupakan bagian dari program F AKTA, mengisi rublik-rublik di majalah seperti Sabili, Tabliq, Ghaib, dan Radio seperti Multhazam (sekarang tidak lagi) dan Radio Dakta I 07 FM Bekasi.7

4. Karya-karya Ustad Abu Deedat Syihab

Dari banyaknya aktivitas yang dilakukan Ustad Abu Deedat, menghasilkan beberapa karya tulis, baik dalam bentuk makalah maupun buku. Karya-karya

dalam bentuk makalah dapat dilihat di internet berupa artikel-artikel maupun dalam bentuk makalah untuk acara seminar dan pelatihan.

Karya ustad Abu Deedat dalam bentuk buku, hingga saat ini kurang Jebih berjumlah 13 buah buku, diantaranya: Pemurtadan dan Pengenalan Al-Kitab (ada

6

Walvancara Pribadi, Tanggal 23 Desember 2007

(41)

dua seri), Isa Al-Masih bukan Pulera Allah, Kontroversi Penyaliban Yesus, Nubuat Nabi Muhammad di Dalam Bibel, Membongkar Gerakan Salibiyah di Indonesia, Membongkar Gerakan Pemurtadan Umat Islam, Bibel dalam Sorotan Al-Qur'an, Dialog Islam VS Kristen, Agresifitas Gerakan Salibiyah, Kristologi sebagai Alat Meluruskan Kesalahpahaman Ajaran, Madu dan Racun Dalam Al-Kitab ( ditulis bersama TIM FAKTA), Senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam (ditulis bersama TIM FAKTA), Dialog Islam Kristen, Siapa Anak Ibrahim yang Dikorbankan, Ismail or lshaq?, dan Al-Qur'an Mengoreksi Bibel.8

B. Sekilas Tentang FAKTA

1. Sejarah Berdirinya FAKTA

FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan) adalah forum umat Islam yang berfungsi sebagai fasilisator dan penggerak dakwah dari berbagai lembaga dakwah, majelis ta'lim, aktivis masjid, kampus, dan lain-lain untuk mengantisipasi berbagai aktivitas pemurtadan dan pendangkalan akidah, baik dari dalam maupun dari luar. FAKTA bekerjasama dengan seluruh anggota forum untuk mengembangkan institusi secara lebih professional dengan spesialisasi dalam penanganan kasus-kasus pemurtadan dan penyebaran kajian perbandingan agama (Comparative religion) dalam perspektif Al-Qur'an untuk kepentingan dakwah. Akhir-akhir ini gerakan pemurtadan yang dilancarkan oleh para missionaris semakin agresif, mulai dari cara yang halus sampai kepada cara yang

kasar yaitu dengan menggunakan dalil-dalil Al-Qur'an maupun Hadist yang dipotong-potong atau dipenggal-penggal dengan tujuan untuk meyakinkan kepada

8

(42)

kaum muslimin bahwa Al-Qur'an maupun Hadist Nabi itu membenarkan dan mendukung kebenaran Alkitab Bibel.9

Maka missionaris dalam menyampaikan "dakwahnya" itu adalah dengan

cara melunturkan akidah Islam terlebih dahulu, yaitu harus meragukan keyakinan umat Islam terhadap Al-Qur'an, baru kemudian diarahkan kepada pemahaman mereka (Kristen). Sebagaimana pernah diungkapkan oleh seorang missionaries dunia asal Amerika keturunan Yahudi, seperti dikutip FAKTA, yaitu Samuel Zwemer yang mengatakan untuk memurtadkan umat Islam harus digunakan

dengan dua cara yaitu pembinaan dan penghancuran. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah bagaimana umat Islam itu supaya masuk ke dalam agama Kristen, dengan cara diberikan bantuan sembako, beasiswa, pengobatan secara gratis, pembukaan Japangan pekerjaan dan lain-lain. Konsepnya yaitu diciptakan hutang budi terlebih dahulu, sedangkan yang dimaksud penghancuran adalah sebagaimana melepaskan akidah umat Islam yaitu jauhkan umat Islam dari ajaran Islam dengan cara dirusak pola pikirnya dan dirusak akhlaknya supaya tercabutnya budi pekerti yang dimiliki.10

Berawal dari maraknya pemurtadan berkedok Islam yang sudah menasional,

maka gerakan ini sudah pada tingkatyang membahayakan. Indonesia adalah bangsa dengan komunitas muslim terbesar di dunia. Dengan kebesaran kuantitas yang disandangnya, umat Islam dihadapkan kepada permasalahan yang sangat serius, yaitu gerakan pemurtadan. Di tengah semarak dan kemajuan aktivitas dakwah oleh lembaga, yayasan, organisasi massa, individu dan instansi baik

9

Tim FAKTA, Compani Profile

(43)

pemerintah maupun swasta, gerakan pemurtadan dan pendangkalan akidah senantiasa menjadi ganjalan dakwah yang belum pernah terselesaikan.11

Gerakan pemurtadan terhadap umat Islam Indonesia dilancarkan oleh para

missionaries (avangelis) secara gencar dan agresif. Tak terbilang sudah, berapa banyak tumpukan pengaduan kasus gerakan pemurtadan, baik melalui buku-buku bacaan, brosur, majalah, leaflet, televisi, internet, maupun melalui pacaran dan nikah beda agama.12

Ditambah lagi dengan maraknya pemurtadan berkedok Islam yang sudah menasional, maka gerakan ini sudah pada tingkat yang membahayakan. Strategi pemurtdan denganberkedok Islam ini sangat efektif dan telah banyak memurtadkan umat Islam dari agamanya. Ancaman serius bagi aqidah umat Islam.13

Di satu sisi, SKB dua menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/1979 sudah tidak diabaikan bahkan diserang untuk tidak diberlakukan lagi. Di sisi lain umat Islam belum memiliki organisasi yang secara khusus dan serius menspesialisasikan diri untuk menghadang gerakan pemurtadan dan pendangkalan aqidah.14

Sementara itu, umat Islam termasuk juga pada da'inya, sedikit sekali yang

mcnguasai wawasan perbandinagan agama, suatu kajian tentang agama lain dalam perspektif Al-Qur'an. Padahal wawasan ini sangat diperlukan untuk jembatan

(44)

dialog dalam rangka membentebgi diri dan umat dari bahaya pemurtadan dan

pendangkalan aqidah.15

Kenyataan ini menghadirkan tantangan bagi umat Islam untuk segera

mencetak dai-dai plus yang memiliki wawasan perbandingan agama. Untuk itu

sangatlah sangat dibutuhkan suatu institusi professional yang mengkaji

perbandingan agama dalam perspektif Al-Qur'an dan mengkader dai untuk

menjadi dai-dai plus, dan yang pada gilirannya nanti akan mendakwahkan

pengetahuannya kepada masyarakat luas. Berangkat dari keprihatinan terhadap

maraknya gerakan pemurtadan, maka para tokoh dan aktivis Islam berkumpul dan

bermusyawarah di Cimanggis pada hari Selasa tanggal 25 April 1998 M,

bertepatan dengan 28 Dzul-Hijjah 1418 H. maka sejak diikrarkan pendirian

FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), untuk jangka waktu yang tidak

ditentukan lamanya.16

Berdasarkan hasil keputusan musyawarah Pusat F AKT A bersama Dewan

Pendiri yang diadakan di Jakarta pada tanggal 15 Rajab 1426 H (20 Agustus

2005) kepanjangan FAKTA dirubah, dari "Forum Antisipasi Kegiatan

Pemurtadan" menjadi "Forum Anti Gerakan Pemurtadan". Hadir pula dalam

musyawarah ini pengurus dari daerah. Hasil keputusan musyawarah ini kemudian

ditanfidzkan dalam Surat Keputusan Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan

(Fakta) Pusat nomor: 008/KEP/I.O/B/1426-2005 tentang: Perubahan Nama

"Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA)" Menjadi "Forum Anti

JS !bid

(45)

Gerakan Pemurtadan (FAKTA)" tertanggal 24 Rajab 1426 H bertepatan dengan tanggal 29 Agustus 2005 M.17

Alasan yang paling menonjol pada perubahan tersebut adalah pertimbangan terminologis kata "antisipasi" dan kata "kegiatan." Kata "antisipasi" secara bahasa mengandung pengertian ganda, bisa berarti menyambut secara positif, dan bisa juga berarti sambutan secara negatif (melawan, menentang, menolak) terhadap sesuatu hal. Sedangkan kata "kegiatan" konotasinya adalah aktivitas yang biasa-biasa saja, padahal "pemurtadan" adalah aktivitas yang berkonotasi jahat, sistematis dan sarat gesekan antarumat beragama. Maka kata "kegiatan" diganti menjadi "gerakan". Dengan pertimbangan bahwa kata "Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan" sudah tidak relevan, maka diganti dengan kata "Forum Anti Gerakan Pemurtadan," yang dalam bahasa Arab dipakai nama: "al-Hay 'ah al-Islaamiyyah li-muqaawamati al-Harakaat at-Tanshiiriyyah.

Secara resmi, perubahan nama tersebut mulai berlaku sejak dikeluarkannya Surat Keputusan, yaitu tanggal 24 Rajab 1426 H (29 Agustus 2005 M).

Perkembangan berikutnya, secara legal formal nama FAKT A dibakukan dalam

sebuah lembaga bernama "Badan Dakwah lslamiyah FAKTA" pada akte notaris Achmad Sulomo SH nomor 13 pada tanggal 17 Desember 2007. Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan belum pernah dinotariatkan. Untuk aturan forum pada waktu itu, cukup dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang disepakati oleh Musyawarah Pusat bersama para Dewan Pendiri.18

(46)

2. Visi dan Misi FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan)

a. Visi

Para pendiri dan pengurus F AKT A (Forum Anti Gerakan Pemurtadan)

menyadari dan terpanggil untuk membentengi aqidah umat Islam dari bahaya

pemurtadan dan menegakkan dakwah baik internal maupun eksternal kapada Ahli Ki tab kepada kalimat Tauhid dengan Hikmah, pelajaran yang baik (mau 'izhah hasanah), dialog/debat yang baik (mujadalah allatii hiya ahsan) sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Quran:

Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" (Qs. An-Nahl

125).

(47)

Dewan Penasehat

DewanPakar

Dewan Pengurus Harian

Ketua Umum Ketua I Ketua II Sekretaris Bendahara DIVISI-DIVISI Keorganisasian

Pendidikan, pelatihan dan

Pengkaderan

Syarifuddin Djosan

Indra L. Soepono

KH. Kholil Ridwan

KH. Abdullah Wasi'an

Masyhud SM.

M. Zahir Khan

Adian Husaini

1-Iartono Ahmad J aiz

: Abud Syihabuddin Ahmad

Eddy Rosnaedi

Abd. Rohman

Mulyadi Abdul Gani

Rosita Amellia

Syariffuddin

Ahmad Syaikhu

Saepul 1-lidayat

A wang Mahmud

Penelitian & Pengembangan : Widiarto

(Litbang) Trisno Widodo

Publikasi dan Penerbitan

Pembinaan Muallaf

Nurdin

M. Jordan

Komaruddin

Awang Mahmud

(48)

Divisi Khusus

Advokasi Med is

Divisi Muslimah

4. Kegiatan Umum FAKTA

Muhammad Azhari M. Shofwan

Abu Iqbal El-Gumanty Darmawan Hamzah Ayu Fadlun Shahab AbuAqila

Udin Syamsuddin Dr. Hendra Hj. Nelfida

Hj. Endang Pujiastuti

Aisyah Kamilah 21

Lembaga FAKTA mempunyai bentuk kegiatan yang menjadi tujuan utama yaitu:

a). Melakukan pembinaan umat Islam secara terpadu dengan membentengi aqidah umat Islam dari perilaku menyimpang.

b). Mengungkap fakta dan mengi

Gambar

gambaran metode dakwah yang cocok untuk mengantisipasi bahaya

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan Dampak pada Kuantitas Air permukaan Akibat adanya pembatasan secara fisik terhadap kawasan perumahan dan

bakteri dari cincaluk pada media agar MRS setelah dilakukan pemurnian sebanyak 4 kali ditemukan sebanyak 12 isolat kandidat bakteri asam laktat dengan ukuran,

Penyusunan paper ini adalah untuk mengidentifikasi jenis layanan, kebutuhan sistem informasi dan arsitektur sistem jaringan informasi pada unit KPP Bekasi..

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Profil Protein Ekstrak Biji

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “APLIKASI PEMBELAJARAN GAME IQRO’ DAN GHORIB PADA PERANGKAT ANDROID” yang dibuat untuk memenuhi

Pernyataan tersebut didukung oleh bukti empiris dalam penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa meskipun keadilan prosedural dan keadilan interaksional memiliki

Berdasarkan tabel 4 tersebut maka dapat dilihat bahwa hasil dari pengujian berdasarkan persepsi kemanfaatan penggunaan layanan mobile banking BCA di Kota Surakarta pada generasi Z

Dalam Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menentukan pemicu biaya, mengelompokkan biaya, menghitung tarif dan menganalisis harga Tarif SPP dengan