• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Hugo Chavez di Venezuela dalam melawan hegemoni Amerika Serikat (2002-2005)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Hugo Chavez di Venezuela dalam melawan hegemoni Amerika Serikat (2002-2005)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

di Venezuela Dalam Melawan

Hegemoni Amerika Serikat

(2002-2005)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ilmu Sosial

oleh:

Benardy Ferdiansyah

NIM. 106083002712

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Hugo Chavez merupakan seorang mantan letnan kolonel militer, yang pergerakannya didasarkan pada filosofi dan ideologi dari Simon Bolivar, yang merupakan seorang pembebas besar di Amerika Latin, yang berusaha untuk menyatukan kawasan Amerika Latin agar menjadi kekuatan besar melawan kekuatan kapitalisme. Chavez berusaha untuk menerapkan ide-ide serupa dengan mendorong penyatuan politik di kawasan Amerika Latin melalui penciptaan kawasan yang berdaulat dan blok ekonomi yang kuat. Konsep tersebut diterima baik oleh rakyat dikarenakan penderitaan rakyat akibat dari sebuah agenda neoliberal yang telah melumpuhkan ekonomi dan peningkatan kemiskinan secara drastis. Sehingga konsep tersebut dinamakan sebagai Revolusi Bolivarian.

Penelitian kualitatif ini ditujukan untuk membahas pengaruh kebijakan Hugo Chavez di Venezuela dalam melawan hegemoni Amerika Serikat. Penulis mencoba menjabarkan tentang sikap perlawanan Hugo Chavez terhadap George Bush Jr. sehingga membuat hubungan kedua negara menjadi renggang. Ini dilandaskan atas kebijakan-kebijakan Hugo Chavez yang berani menentang kepentingan Amerika Serikat. Perlawanan Chavez tersebut didasarkan atas dasar-dasar politik luar negeri Venezuela yang Non-Blok (Non-Alignment), yaitu penghapusan kolonialisme-imperialisme, hak bangsa untuk menentukan nasib sendiri, dan non intervensi. Dasar-dasar politik luar negeri tersebut mencerminkan Venezuela yang anti kolonialisme dan imperialisme dan telah ditunjukkan dengan politik luar negeri anti Amerika Serikat, sebagai negara imperialisme utama.

Penelitian kualitatif ini juga menggunakan konsep dan teori yang bertujuan mempermudah penulis untuk dalam menjawab penelitian skripsi ini. Konsep yang digunakan penulis adalah konsep kebijakan luar negeri. Kemudian penulis mencoba merumuskannya lagi melalui sumber-sumber utama kebijakan luar negeri yang menjadi input dalam kebijakan luar negeri. Sedangkan teori-teori yang digunakan penulis adalah teori hegemoni, teori pengambilan keputusan politik luar negeri, dan teori kebijakan. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena bermaksud untuk memahami fenomena tentang hal-hal yang dialami oleh subjek penelitian.

(6)

v

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan begitu banyak karunia dan telah memberikan jaminan untuk mengangkat beberapa derajat bagi orang yang berilmu sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kebijakan Hugo Chavez di Venezuela Dalam Melawan Hegemoni Amerika Serikat (2002-2005).”

Penulisan skripsi ini mengalami begitu banyak kendala dan halangan hingga terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan motivasi hingga skripsi ini dapat dirampungkan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan secara moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak ketinggalan untuk Kak Tiwi yang tercinta, terima kasih telah membantu penulis untuk mencari bahan-bahan skripsi.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dina Afrianty Ph.D. selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional, Bapak Ali Munhanif Ph.D. selaku Penasehat Akademik, Bapak Agus Nilmada Azmi M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Hubungan Internasional, serta seluruh staf Dosen pada jurusan Hubungan Internasional yang sudah mendedikasikan ilmunya selama ini kepada penulis.

Selain itu juga, pemulis sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Kiky Rizky, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang telah memberikan ilmu, saran, arahan, motivasi dan benar-benar membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Suatu kehormatan bagi penulis bisa berada di bawah bimbingan Bapak.

Terima kasih juga untuk Gilang Rizka Aristia yang selalu memberikan semangat dan nasehat bagi penulis dalam keadaan susah maupun senang. Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk orang tua dari Gilang yang selalu berdoa untuk kesuksesan skripsi ini.

(7)

vi awal hingga akhir kuliah ini.

Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat terbaik penulis sejak SMA: Adip, Rendy, Janul, dan Kotak serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas dukungannnya

Akhirnya, penulis menyadari bahwa terdapat begitu banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kendati demikian penulis berharap bahwa karya ini bisa menjadi bagian dari kekayaan khasanah intelektual, Amin.

Jakarta, 28 November 2011

(8)

vii

ABSTRAKSI ……… iv

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR SINGKATAN ……….. ix

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ……….. xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Pertanyaan Penelitian ………... 6

C. Kerangka Pemikiran ………... 7

D. Metode Penelitian ……… 18

E. Sistematika Penulisan ………... 19

BAB II. SUMBER-SUMBER UTAMA KEBIJAKAN LUAR NEGERI YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN LUAR NEGERI HUGO CHAVEZ A. Sumber Sistemik (Systemis Source) ……….. 21

B. Sumber Masyarakat (Societal Source) ……….. 22

C. Sumber Pemerintahan (Governmental Source) ……… 24

D. Sumber Idiosinkretik (Idiosyncratic Sources) ……….. 25

BAB III. HEGEMONI DAN INTERVENSI AMERIKA SERIKAT TERHADAP VENEZUELA A. Awal Munculnya Hegemoni Amerika Serikat ……….... 30

A.1. Penerapan Doktrin Monroe Terhadap Venezuela ……….... 31

(9)

viii

Chavez ... 42 B.1. Intervensi Sebagai Alat Politik Kebijakan Luar Negeri

AS ke Venezuela ... 48 B.1.1. Kudeta April 2002 ... 50 B.1.2. Pemilu Parlemen 2005 ... 59

Bab IV. KEBIJAKAN HUGO CHAVEZ DALAM MELAWAN

HEGEMONI AMERIKA SERIKAT

A. Program-Program Strategis Pemerintah ChavezDalam

Melawan Hegemoni AS ……….. 65 A.1. Pembentukan Identitas Gerakan MBR 200 ………. 65 A.2. Pembentukan Lembaga-Lembaga Regional di Amerika

Latin ………. 68 A.3. Kebijakan Energi Venezuela Pada Masa Hugo Chavez ….. 71 A.3.1. Nasionalisasi Perusahaan Minyak Asing di

Venezuela ………. 75 A.3.2. Perluasan Pasar Ekspor Global Minyak Venezuela dan Axis of Oil ……….……….. 78

A.3.3. Kebijakan Energi Untuk Program Sosial …………... 82 B. Analisis Atas Kepemimpinan Hugo Chavez Dalam Melawan

Hegemoni AS ……… 85 BAB V. Penutup

Kesimpulan……… 92

(10)

ix

ABP Alianza Bravo Pueblo

ACAC Asociation Civil Accion Campesina

ACAdE Asociation Civil Asamblea de Educacion

ACILS the American Center for International Labor Solidarity ACS Association of Caribbean States Summit

AFL-CIO American Federation of Labor-Congress of Industrial Organizations

AD Accion Democratica

AID Agency for International Development

ALBA Alternativa Bolivariana para las Américas BCV Banco Central de Venezuela

BR Bandera Roja

CEDICE Center for the Dissemination of Economic Information

CIA Central Intelligence Agency

CIPE the Center for International Private Enterprise

COHA Council on Hemisphere Affairs

COPEI Comite de Organization Politica Electoral Independent

CNE Consejo Nacional Electoral

CNN Cable News Network

CNPC China National Petroleum Corporation CSIS Center for Strategic and International Studies CTV Confederación de Trabajadores de Venezuela

DAI Development Alternative Incorporated.

FARC Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia FEDECAMARAS Federación de Cámaras y Asociaciones de Comercio y

Producción de Venezuela

FTAA Free Trade Area of the Americas

GDP Gross Domestic Product

HAM Hak Asasi Manusia

ID Izquierda Democratica

(11)

x

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

MAS Movimiento al Socialismo

MBR 200 Movimiento Bolivariano Revolucionario 200

MVR Movimento Quinta República

NDI the National Democratic Institute NGO non-Governmental Organization

NED the National Endowment for Democracy

OAS Organization of American States

OPEC Organization of the Petroleum Exporting Countries PdVSA Petróleos de Venezuela Sociedad Anónima

PETROBRAS Petroleo Brasileiro

PLAV People's Liberation Army of Venezuela

PPT Patria Para Todos

RCTV Radio Caracas Televisión Internacional REPSOL YPF Refineria de Petróleos de Escombreras Oil

-Yacimientos Petrolíferos Fiscales

SAP Structural Adjustmet Program

TELESUR La Nueva Televisora del Sur

USAID United States Agency for International Development

UNT Un Nuevo Tiempo

UNTC Un Nuevo Tiempo Contigo

WTO World Trade Organization

(12)

xi

Tabel 1.1. Perolehan Suara pada Pemilihan Presiden Venezuela 1998 ... 4 Tabel 1.2. Butir-Butir Penalaran Penting dari Bolivarianisme Chavez ... 5 Tabel 1.3. Pengambilan Keputusan Politik Luar Negeri Hugo Chavez ……... 14 Tabel 3.1. Kekayaan Minyak dan Kemiskinan Massal di Venezuela ……… 39 Tabel 3.2. Tingkat Kemiskinan di Venezuela (1998-2005) ... 41 Tabel 3.3. Daftar NGO di Venezuela yang Pernah Menerima Pendanaan

dari NED ... ... 44 Tabel 3.4. Pendanaan Publik Amerika Serikat untuk “Promosi Demokrasi” di Venezuela ... 46 Tabel 4.1. Bantuan Dana yang Ditujukan Oleh Venezuela ke

Negara-Negara ALBA (2005-2008) ………. 70

(13)

xii

Buku:

Barrett, Patrick. dkk, ed., The New Latin American Left: Utopia Reborn. London: Pluto Press, 2008.

Bruce, Ian. The Real Venezuela: Making Socialism in the Twenty-first Century. London: Pluto Press, 2008.

Coplin, William D. Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis, Penerjemah: Marsedes Marbun, 2nd ed. Bandung: Sinar baru, 1992.

Creswell, W. John. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage Publication, 1994.

Crooker, Richard A. Modern World Nations: Venezuela. New York: Chelsea House Publishers, 2006.

Dunn, William. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Terjemahan: Drs. Somodra Wibawa, MA, dkk. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994.

Ellner, Steve & Daniel Hellinger, ed., Venezuelan Politics in the Chavez Era: Class, Polarization, and Conflict. Colorado: Lynne Rennier Publishers, 2004

Golinger, Eva. The Chavez Code: Cracking US Intervention in Venezuela. London: Pluto Press, 2007.

Giddens, Anthony. Beyond and Left Right: Tarian Ideologi Alternatif di Atas Pusaran Sosialisme dan Kapitalisme. Yogyakarta: Ircisod, 2002.

Handoko, T. Hani. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1999.

Harnecker, Marta. Memahami Revousi Venezuela: Perbincangan Hugo Chávez dengan Marta Harnecker. Jakarta: Aliansi Muda Progresif dan Institute for Global Justice, 2006.

Harper, Charles L. dan Kevin T. Leicht. Exploring Social Change: America and the World, 5th ed. New Jersey: Prentice Hall, 2006.

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993

. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI Press, 1990.

Kozloff, Nikolas. Hugo Chavez: Oil, Politics, and The Challenge to the United States. New York: Palgrave Macmillan Press, 2007.

(14)

xiii York: Monthly Review Press, 2006.

Levin, Judith. Modern World Leaders “Hugo Chavez”. New York: Chelsea House Publishers, 2007.

Livingstone, Grace. America’s Backyard: The Unites States and Latin America from the Doctrine Monroe to the War on Teror. London and New York: Zed Book, 2009.

Lynch, John. Simon Bolivar A Life. New Haven & London: Yale University Press, 2006.

Mas’oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES, 1990.

Nitiprawiro, Francis Wahono. Teologi Pembebasan: Sejarah, Metode, Praksis dan Isinya. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS), 2000.

Patria, Nezar dan Andi Arief, Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Reid, Michael. Forgotten Continent: The Battle for Latin America’s Soul. Connecticut: Yale University Press, 2007.

Renehan, Edward J. The Monroe Doctrine: The Cornerstone of American Foreign Policy (Milestones in American History), New York: Chelsea House Publishing, 2007.

Rosenau, James N. dkk. The World Politics: An Introduction. New York: The Free Press, 1976.

Rutledge, Ian. Addicted to Oil : America's Relentless Drive for Energy Security. London & New York: I.B.Tauris & Co Ltd, 2005.

Sigmund, Paul E. Liberation Theology at the Crossroads, Democracy or Revolution? New York: Oxford University Press, 1990.

Simanjuntak, D. Danny. Ahmadinejad Menentang Amerika:Dari Nuklir Iran, Zionisme, hingga Penyangkalan Holocaust. Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2007.

Soyomukti, Nurani. Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal. Yogyakarta: Resist Book, 2007.

(15)

xiv 2006.

Jurnal:

Akhtar, Prof. Salem, ed. “USA Policy of Intervention: A Critical Analysis.” Journal India Quarterly, No. 1&2 (Jan-Jun 2003).

Anggara, Lutfi. “Fenomena Anti-Liberalisme di Amerika Latin pada Awal Abad-21,” Jurnal Global Vol. 9, No.1 (Mei -November 2007).

Corrales, Javier & Michael Penfold, “Venezuela: Crowding Out the Opposition.” Journal of Democracy, Vol. 18, No. 2, (April 2007).

Ellner, Steve. “Revolutionary and Non-Revolutionary Paths of Radical Populism: Directions of the Chavista Movement in Venezuela”, Science and Society, Vol. 69, No.2 (April 2005).

Hawkins, Kirk “Populism in Venezuela: The Rise of Chavismo”, Third World Quarterly, Vol. 24, No. 6, (2003).

Mahon Jr, James E. “Good-Bye to the Washington Consensus?”, Current History, Vol. 102, No. 661, Februari 2003.

Shifter, Michael. “In Search of Hugo Chavez.” Foreign Affairs, Vol. 85, No. 3, (May/June 2006).

“Military populism in Venezuela: The persistence of a regional tradition,” The International Issues of Strategic Studies, Vol. 5, Issue 6 (July 1999).

Surat Kabar dan Multimedia:

“Rusia Perkuat Pengaruh di Amerika Latin.” Media Indonesia, Senin, 5 April 2010. Agee, Philip. “How United States Intervention Againts Venezuela Works.” Artikel

diakses pada 31 Oktober 2010 pukul 09.19 dari http://venezuelanalysis. com/analysis/1350

Baribeau, Simon. “Only 10% of Candidates Withdrew from Elections.” Artikel diakses pada 21 Januari 2011 pukul 22.08 dari http://www.venezuelanalysis. com/news.php?newsno=1836

“US Denies Any Role in Venezuela Election Boycott.” Artikel diakses pada 21 Januari 2011 pukul 21.52 dari http://www.voanews.com/ english/2005-12/2005-12-01-voa2.cfm.CFID=134280687&CFTOKEN=4643 7187

(16)

xv

diakses pada 21 Januari 2011 pukul 22.21 dari http://www.venezuelanalysis. com/articles.php?artno=1624

Buxton, Julia. “How Venezuela’s Primero Justicia Has Blown Its Greatest Opportunity.” Artikel diakses pada 22 Januari 2011 pukul 10.17 dari http:// www.venezuelanalysis.com/articles.php?artno=1619

Dieterich, Heinz. “Interview of Venezuela’s Chief of the Military, Raul Baduel, US Attacks on Venezuela.” Artikel diakses pada 20 Januari 2011 pukul 17.10 dari http://www.rebelion.orghttp://www.venezuelanalysis.com/articles.php?artno= 1137

Economides, Michael J. “An Axis of Energy Militants, World Energy Source.” Artikel diakses pada 6 Juli 2011 pukul 20.45 dari http://www.worldenergy source.com/wemr/cover.cfm?ci=4&pid=1

Golinger, Eva. “CIA Classifies as Top “Potential Unstable Country.” Artikel diakses pada 19 Januari 2011 pukul 16.40 dari http://venezuelanalysis.com/analysis/ 944

“The CIA Was Involved In the Coup Againts Venezuela’s Chavez.” Artikel diakses pada 19 Januari 2011 pukul 15.38 dari http://www.venezuel analysis.com/articles.php?artno=1321

Harnecker, Marta. “The Military in the Revolution and the Counter-Revolution.” Artikel diakses pada 9 Juni 2011 pukul 20.23 dari http://venezuelanalysis. com/analysis/174 Januari 2011 pukul 14.17 dari http://www.venezuelanalysis.com.php?artno= 1139

(17)

xvi

“Venezuela accuses US of links with election boycott.” Artikel diakses pada 21 Januari 2011 pukul 21.47 dari http://english.people. com.cn/200512 /01/eng20051201_224 942.html

Kessler, Glenn and Peter Baker. “Bush’s ‘Axis of Evil’ Comes Back to Haunt United States.” Artikel diakses pada 15 Juli 2011 pukul 18.30 dari http://www. washingtonpost.com/wpdyn/content/article/2006/10/09/AR2006100901130.ht ml

Kreeker, David T. “Venezuela: Change of Government.” Artikel diakses pada 19 Januari 2011 pukul 15.31 dari http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2002/9316.htm Landsberg, Martin Hart. “ALBA and the Promise of Cooperative Development.” Artikel diakses pada 8 Juli 2011 pukul 09.16 dari http://venezuelanalysis. com/analysis/5855

LeGrand, Geoff. “The Growning Influence of Iran on Latin America’s ‘New Left’ Governments.” Artikel diakses pada 15 Juli 2011 pukul 17.35 dari http://www.thecuttingedgenews.com/index.php?article=31615&pageid=&pag ename=

Manwaring, Max G. “Venezuela’s Hugo Chávez, Bolivarian Socialism, and Asymmetric Warfare”, hugo_chavez_asymmetric warfare.pdf, October 2005.” Artikel diakses pada 23 September 2011 pukul 16.35 dari http://www. strategicstudiesinstitute.army.mil/

Monroe, James. “Seventh Annual Message to Congress, December 2, 1823.” Artikel diakses pada 13 November 2010 pukul 10.42 dari http://www.ushistory.org/ documents/monroe.html

Mcllroy, Jim &Coral Wynter. “Interview with Eva Golinger, Washington’s “Three Fronts of Attack” on Venezuela.” Artikel diakses pada 17 Januari 2011 pukul 10.19 dari http://www.venezuelanalysis.com/articles.php?artno=1883

Navarrete, Pablo. “Why Venezuela’s Opposition Boycotted Today’s Election.” Artikel diakses pada 22 Januari 2011 pukul 10.25 dari http://redpepper. blogs.com/venezuela/2005/12/why_venezuela_.html

(18)

xvii

http:// www.rethinkvenezuela.com/downloads/vionedfinal.htm

“NED fundings in Venezuela.” Artikel diakses pada 15 Januari 2011 pukul 18.45 dari http://www.venezuelafoia.info/ned-english.html

Sparks, Willis. “Hugo Chavez at the edge reason.” Artikel diakses pada 18 Februari 2011 pukul 19.36 dari http://eurasia.foreignpolicy.com/posts/2010/07/27/ hugo_chavez_ at_the_edge_of_reason

Weisbrot, Mark and Luis Sandoval. “Update: The Venezuelan Economy in the Chavez Years,” Center for Economic and Policy Research, Washington, February 2008, h 7.” Artikel diakses pada 5 Juli 2011 pukul 16.30 dari http://www.cepr.net/index.php/publications/reports/update-the-venezuelan-economy-in-the-chavez-years/

Wingeter, Eric “As Elections Loom, Venezuela’s Opposition Won’t Commit to Participation.” Artikel diakses pada 21 Januari 2011 pukul 21.42 dari http://www.venezuelanalysis.com/articles.php?artno=1295

“Chavez’s Party wins 68% of Seats in Venezuela’s Parliament.” Artikel diakses pada 21 Januari 2011 pukul 22.15 dari http://www.venezuela solidarity.org.uk/ven/web/articles/election_victory_2005.html

“1826 Panama Congress.” Artikel diakses pada 21 Januari 2010 pukul 18.43 dari http:// www.historycentral.com/AntPanama2.html

“A Report to Congress on United States Policy Towards Colombia and Other Related Issues.” Artikel diakses pada 4 Juni 2011 pukul 20.44 dari http://www.state.gov/p/wha/rls/rpt/17140.htm

“CIA SEIB on April 6th 2002.” Artikel diakses pada 17 Januari 2011 pukul 07.27 dari http://www.venezuelafoia.info/CIA/SEIB_04-06-02-pre-Coup-conditions -ripen/CIA-04-06-02.htm

“Chavez tells UN Bush is ‘devil’”. Artikel diakses pada 11 September 2011 pukul 20.17 dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/5365142.stm

“Country Analysis Brief: Venezuela.” Artikel diakses pada 4 Juli 2011 pukul 21.22 dari http://www.eia.doe.gov/emeu/cabs/Venezuela/pdf.pdf

“Cuánto cuesta el alba 28/9/2008 Caracas.” Artikel diakses pada 27 Januari 2011 pukul 14.18 dari http://www.eluniversal.com

“Cuban News Agency, “Cuba and Venezuela Strengthen Bilateral Cooperation despite Media Smear Campaigns.” Artikel diakses pada 8 Juli 2011 pukul 09.30 dari http://venezuelanalysis.com/news/6056

(19)

xviii

leum Data.” Data diakses pada 5 Juli 2011 pukul 07.23 dari http://www. eia.doe.gov/iea/pet.html

“Model for Mixed Companies Approved.” no. 5, March 2006, h. 8. Artikel diakses pada 6 Juli 2011 pukul 08.20 dari http://www.pdvsa.com/interface.en/data base/fichero/publicacion/1421/62.PDF

“Press Briefing by Ari Fleischer.” Artikel diakses pada 19 Januari 2011 pukul 15.18 dari http:// www.whithouse.gov/news/releases/2002/04/20020412-1.html “Statement of the Electoral Observer Mission of the Organization of American

States in Venezuela.” Artikel diakses pada 21 Januari 2011 pukul 21.35 dari http://www.venezuelanalysis.com/articles.php?artno=1618

“The Fundamentals of ALBA: Interview with Executive Secretary Amenothep Zambrano.” Artikel diakses pada 9 Juli 2011 pukul 09.35 dari http://venezuel analysis.com/analysis/6025

“US Total Crude Oil and Products Imports: Energy Information Administration.” Data diakses pada 5 Juli 2011 pukul 07.23 dari http://tonto.eia.doe.gov/ dnav/pet/pet_move_impcus_a2_nus_ep c0_im0_mbblpd_m.htm

“Venezuela’s National Statistic Institute (INE, Republica Bolivariana de Venezuela). Oil Wars Blog. Chavez Fights Poverty, and Succeeds-Part III.” Artikel diakses pada 6 Juli 2011 pukul 17.42 dari http://www.venezuelanalysis.com/articles. php?artno=1594

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Amerika Serikat (AS) menerapkan standar ganda dalam politik luar negerinya di Amerika Latin.1 Dasar kebijakan intervensi AS yang pertama adalah Doktrin Monroe2 pada 1823, yakni bahwa AS telah menetapkan Amerika Latin sebagai halaman belakangnya (backyard) yang merupakan bagian dari dunia barat (Western Hemisphere). Doktrin ini dimaksudkan untuk mencegah intervensi negara-negara Eropa ke wilayah Amerika Latin, namun di sisi lain AS memiliki hak intervensi terhadap negara-negara Amerika Latin dengan cara yang bervariasi sepanjang Abad XIX dan awal Abad XX. Artinya, wilayah Amerika Latin dilindungi secara ketat untuk mencegah pengaruh lain yang merugikan kepentingan AS.

Dasar yang lain kebijakan intervensi AS adalah Roosevelt Corollary yang merupakan pidato tahunan Presiden Roosevelt tahun 1904. Roosevelt Corollary ini memperkuat Doktrin Monroe. Esensinya adalah AS mendeklarasikan diri sendiri sebagai polisi internasional sehingga menyediakan justifikasi unilateral untuk meningkatkan intervensi ke negara-negara Amerika Latin. Doktrin Monroe bersama

1

Prof. Salem Akhtar, ed., “USA Policy of Intervention: A Critical Analysis”,JournalIndia Quarterly, No. 1&2 (Jan-Jun 2003): h. 93.

2

Pada bulan Desember 1823, Presiden Monroe menggunakan kesempatan pidato tahunnya ke Kongres guna menyampaikan penolakan untuk montolerir perluasan lebih lanjut dominasi Eropa di Amerika: “Tanah Amerika… mulai sekarang tidak boleh lagi dijadikan ajang kolonisasi oleh negara-negara Eropa… Kita harus menganggap setiap usaha mereka untuk memperluas sistem politik di bagian manapun di benua ini sebagai bahaya bagi kedamaian dan keselamatan kita.“ Doktrin ini melarang negara Eropa mengkolonialisasi atau mencampuri urusan negara-negara di benua Amerika. Segala upaya dan pengaruh politik negara Eropa terhadap negara di benua Amerika akan dianggap sebagai ancaman terhadap Amerika Serikat. Lihat James Monroe, “Seventh Annual Message to Congress, December 2, 1823,” artikel diakses pada 13 November 2010 pukul 10.42 dari http://www. ushistory.org/documents/monroe.html

(21)

dengan Roosevelt Corollary ini juga menjadi landasan kebijakan intervensionis AS di Dunia ke Tiga. Doktrin-doktrin intervensionis AS berkembang dengan munculnya Doktrin Johnson, Doktrin Eisenhower, Doktrin Reagan, sehingga intervensi menjadi tindakan legal yang diperbolehkan bagi AS.3

Sejarah menunjukkan, bahwa pada masa Perang Dingin, kebijakan intervensionis ini seringkali dipakai AS sebagai pilihan instrumen politik luar negerinya untuk mengadakan perubahan pemerintahan di berbagai negara. Dalam konteks bipolaritas Perang Dingin, keterlibatan AS dalam proses perubahan rezim di negara lain dapat dijelaskan dalam kerangka politik pembendungan (containment), yaitu sebagai usaha AS untuk menangkal persebaran pengaruh ideologi dan kepentingan Uni Soviet.4 Hal ini terlihat dari fakta bahwa seluruh rezim yang berusaha dilemahkan atau bahkan digulingkan AS selama periode Perang Dingin adalah rezim yang berbasiskan sosialisme dan memiliki hubungan yang erat dengan blok Uni Soviet.

Agresivitas AS terhadap Amerika Latin ini dipertegas oleh Bush Jr. dalam pidato kampanyenya, pada tanggal 26 Agustus 2000, di depan warga Kuba-Amerika di International University Florida, Miami. Bush mendeklarasikan Amerika Latin sebagai kepentingan vital AS, dan ia menyiratkan intervensi militer di Timur Tengah dan Balkan dapat terulang di wilayah yang disebut Western Hemisphere ini.5 Salah satu negara Amerika Latin yang kini menjadi perhatian AS adalah Venezuela, yaitu sebuah negara kaya minyak di bawah pimpinan Hugo Chavez yang kritis terhadap AS.

3

Akhtar, ed., “USA Policy of Intervention: A Critical Analysis”, h. 93. 4

Ibid., h. 94. 5

(22)

Venezuela terletak di pantai utara Amerika Selatan dengan ibukota Caracas. Venezuela adalah salah satu negara eksportir minyak terbesar di dunia dengan kemampuan penyulingan 150.000 barel perhari.6 Sektor minyak beroperasi melalui perusahaan milik negara Petróleos de Venezuela Sociedad Anónima (PdVSA), yang mengklaim hasil produksi minyak Venezuela adalah sebesar 3,3 juta barel perhari.7 Venezuela adalah eksportir terbesar ke lima dunia dan pemasok minyak bumi terbesar ke empat bagi AS.

Ekspor minyak Venezuela ke AS berkisar 15% dari total impor minyak AS. Caracas memiliki 6,5% cadangan minyak global dan mengekspor 60% hasil produksinya ke Amerika Serikat. Mayoritas minyak bumi Venezuela dibawa ke penyulingan milik PdVSA di Amerika Serikat, yaitu Cities Service Go (CITGO)8, dengan lebih 14.000 pompa bensin di AS.9 Oleh karena itu, AS memiliki kepentingan yang besar agar Venezuela bersikap kooperatif terhadap AS, namun itu tidak dilakukan oleh rezim Chavez dari Venezuela.

Masyarakat Venezuela saat ini sedang mengalami suatu perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut bersumber dari terjadinya krisis ekonomi dan kekecewaan politik masyarakat selama empat puluh tahun, yang berujung pada suksesi, yaitu naiknya Hugo Chavez Frias menjadi presiden pada pemilu tahun 1998. Hugo

6

Richard A. Crooker, Modern Worl Nations: Venezuela (New York: Chelsea House Publishers, 2006), h. 70-71.

7

Javier Corrales & Michael Penfold, “Venezuela: Crowding Out the Opposition”, Journal of Democ racy, Vol. 18 (April 2007) : h. 110.

8

CITGO merupakan salah satu produsen oli terbesar di AS, khususnya AS bagian timur (east coast). CITGO Petroleum Corporation berdiri sejak tahun 1910 di Amerika Serikat. Pendirinya adalah Henry L. Doherty. Kisah pendirian CITGO bermula ketika Henry mendirikan Cities Service Company. Kemudian pada tahun 1965, Henry baru memperkenalkan nama CITGO ke publik. Henry mempertahankan suku kata pertama dari nama yang lama lalu ia menambahkan dengan akhiran “GO” untuk menyiratkan daya, energi, dan progresif. Artikel diakses pada 31 Oktober 2010 pukul 09.15 dari http://www.citgo.com/AboutCITGO/CompanyHistory.jsp

9

(23)

Chavez adalah tokoh beraliran “kiri”10 yang bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah AS.

Tabel 1.1.

Perolehan Suara pada Pemilihan Presiden Venezuela 1998

Nama Suara Persentase

Hugo Chavez 3.673.685 56,20%

Henrique Salas 2.613.161 39,97%

Pemilih 6.988.291 63,76%

Abstain 3.971.239 36,24%

Sumber: Judith Levin, Modern World Nations: Hugo Chavez (New York: Chelsea House Publishers, 2007), h. 81.

Chavez, pemimpin Movimento Quinta República (MVR) menjabat presiden Venezuela pada tahun 1998 dengan mengungguli Henrique Salas. Chavez kemudian membuat kebijakan “Revolusi Bolivarian”. Revolusi ini terkait dengan warisan perjuangan Amerika Selatan pada Abad ke-19 yang berasal dari Venezuela, Simon Bolivar11 untuk meningkatkan standar hidup dan martabat rakyat Venezuela. Dalam pengertian yang lain, Revolusi Bolivarian merupakan sebuah respon terhadap proses globalisasi neoliberal yang memperbesar jurang kesenjangan kaya-miskin dalam konteks negara Utara-Selatan.12

Revolusi Bolivarian di Venezuela menggunakan jalur parlemen dan referendum dengan partisipasi rakyat yang damai. Chavez menggunakan kewenangan dan posisinya sebagai presiden untuk memajukan kebijakan yang

10

Istilah “kiri” secara umum merupakan suatu ideologi yang menginginkan perubahan radikal atau dapat juga bersifat menyeluruh (revolusi), perubahan dimaksudkan untuk mengubah keadaan sekitar yang menyangkut kesejahteraan dan kebebasan yang diinginkan masyarakat pada umumnya. Arti “kiri” disini mengacu pada sosialisme, pengertian sosialisme itu sendiri mengacu pada sosialisme reformis yang anti-revolusi, hal ini dimaksudkan agar sosialisme tidak terjatuh ke dalam sistem otoritarian, sosialisme juga mengacu pada perubahan tatanan baru (sosial, ekonomi, dan politik) dari tatanan yang telah ada sebelumnya, selain itu sosialisme bersifat demokratis yang dapat diterima oleh masyarakat, dalam Anthony Giddens, Beyond and Left Right: Tarian Ideologi Alternatif di Atas Pusaran Sosialisme dan Kapitalisme (Yogyakarta: Ircisod, 2002), h. 100.

11

Simon Bolivar pada tahun 1819-1830 memimpin perang yang sekarang dinamakan Venezuela, dan juga membebaskan Ekuador, Peru, dan Bolivia. Cita-cita Simon Bolivar pada waktu itu adalah membangun United States of Latin America, yang meliputi wilayah dari Rio Grande (Mexico) sampai Tierra del Fuego (Argentina) di dekat kutub Selatan, dalam John Lynch, Simon Bolivar A Life (New Haven and London: Yale University Press, 2006), h. 175-176.

12

(24)

radikal dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Program pentingnya antara lain meloloskan Konstitusi Bolivarian 199913, melaksanakan misi-misi sosial Bolivarian seperti Plan Bolivar 200014, serta sikap penolakannya terhadap kapitalisme dan Konsesus AS serta mempromosikan model pembangunan ekonomi dan alternatif dan kerja sama ekonomi diantara negara-negara miskin.

Tabel 1.2.

Butir-Butir Penalaran Penting dari Bolivarianisme Chavez

1 Kedaulatan ekonomi dan politik Venezuela (anti imperialisme)

2 Partisipasi politik akar rumput dari populasi rakyat melalui pemilihan umum, referendum, dan kebebasan berorganisasi

3 Swasembada ekonomi (pangan,daya konsumsi, dll) 4 Memicu sentimen nasional dan pelayanan politik 5 Distribusi merata dari hasil pendapatan minyak

6 Menghapus korupsi dan menghapus puntofijismo15 dengan cara konstitusional Sumber: Judith Levin, Modern World Nations: Hugo Chavez (New York: Chelsea House Publishers, 2007), h. 79.

Sebagai contoh, Chavez memperkuat kedudukan Venezuela di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk menangkal pengaruh AS di OPEC.16 Selain itu Chavez juga memanfaatkan keuntungan minyaknya dengan menasionalisasi perusahaan minyak PdVSA untuk membiayai program-program

13

Konstitusi Bolivarian 1999 adalah sebuah visi kerakyatan yang diamanatkan dengan tegaknya kedaulatan ekonomi dan politik rakyat Venezuela yang anti imperialisme, demokrasi partisipatif, swadaya ekonomi, distribusi yang adil dari pendapatan pertambangan minyak Venezuela dan pengha- pusan tindakan korupsi, dalam Edgardo Lander, “Venezuela Populism and the left: alternatives to neo-liberalism,” dalam Patrick Barrett dkk, ed., The New Latin American Left: Utopia Reborn (Lon don: Plutpo Press, 2008), h. 79-80.

14

Plan Bolivar 2000 menerjunkan 100.000 tentara tanpa senjata bekerja melaksanakan program-program sosial seperti lingkungan, pendidikan, dan kesehatan. Plan ini bertujuan meningkatkan standar hidup rakyat miskin, antara lain membangun sekolah, meningkatkan kelestarian lingkungan, memperbaiki infrastruktur sosial baik di perkotaan maupun di pedesaan, dan membangun perumahan. Artikel Marta Harnecker, “The Military in the Revolution and the Counter-Revolution,” diakses pada 9 Juni 2011pukul 20.23 dari http://venezuelanalysis.com/analysis/174

15

Pada pemilu 30 November 1952 kandidat dari pemerintah yang di dukung pihak militer kolonel Marcos Perez Jiminez menjadi presiden dan memerintah sampai tahun 1958 karena di gulingkan oleh kelompok kiri dan demokrat. Setelah jatuhnya pemerintahan militer kolonel Marcos Perez Jiminez terjadi perundingan antara dua partai besar yaitu Accion Democratica (AD) dan Partai Kristen Demokrat yaitu Comite de Organization Politica Electoral Independent (COPEI). Perundingan ini di kenal dengan nama “puntofijismo” dan pakta ini bertujuan mengontrol perpolitikan Venezuela dan membuat partai AD dan COPEI berbagi kekuasaan yang menyebabkan dominasi kedua partai ini selama beberapa tahun kedepan, dalam Crooker, Modern World Nations: Venezuela, h. 60.

16

(25)

sosial Venezuela.17 Kebijakan luar negeri Chavez yang independen adalah kebalikan dari rezim klientalis18 terdahulu di Venezuela yang patuh pada kebijakan internasional AS.

Atas tindakan-tindakan kritis Chavez tersebut, AS bereaksi dengan mengecam pemerintahan Chavez sebagai ancaman terhadap demokrasi dan memasukkan negaranya dalam daftar negara yang tidak kooperatif dalam perang melawan terorisme. Porter Goss, direktur Central Intelligence Agency (CIA) AS pada tahun 2005 menyebut Venezuela sebagai negara yang harus diwaspadai. Dalam kesaksian di depan komite intelijen Senat AS berjudul “Global Intelligence Challenges 2005: Meeting Long-Term Challenges with a Long-Term Strategy”.19 Goss mengklasifikasikan Venezuela sebagai “potential area for instability”. Direktur CIA tersebut menuduh Presiden Chavez mengkonsolidasikan kekuatannya menggunakan taktik yang secara teknis legal untuk melawan oposisinya dan berkuasa di wilayah. Goss juga menyatakan kalau Chavez didukung oleh Fidel Castro.20

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka muncul suatu pertanyaan penelitian yang nantinya akan dibahas, yakni: Bagaimana pengaruh kebijakan-kebijakan Hugo Chavez dalam proses kebangkitan Venezuela melawan hegemoni AS pada tahun 2002-2005?

17

Ibid. 18

Klientalis mengacu pada konsep patron-klien. Patron mengacu pada aktor yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi tindakan kliennya. Sedangkan klien berada posisi subordinat, dalam Koenjtaraningrat, Sejarah Teori Antropologi (Jakarta: UI Press), h. 160-161.

19

Eva Golinger, “CIA Classifies as Top “Potential Unstable Country,” artikel diakses pada 31 Oktober 2010 pukul 16.40 dari http://venezuelanalysis.com/analysis/944

(26)

C. Kerangka Pemikiran

Melihat permasalahan di atas penulis akan mencoba mendeskripsikannya dengan teori. Teori adalah upaya memberi makna pada fenomena yang terjadi. Pernyataan yang disebut teori itu berwujud sekumpulan generalisasi dan karena generalisasi itu terdapat konsep-konsep, bisa juga diartikan bahwa teori adalah pernyataan yang menghubungkan konsep-konsep secara logis. 21Pada dasarnya teori berfungsi membantu kita mengorganisasikan dan menata fakta-fakta yang kita teliti.

James N. Rosenau menyatakan konsep kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour).22 Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada dalam tingkat yang lebih empiris, yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan eksternal. Langkah-langkah tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum yang dianut serta dikembangkan berdasarkan komitmen dan sasaran yang lebih spesifik.

Rosenau kemudian merumuskan sumber-sumber utama yang menjadi input dalam perumusan kebijakan luar negeri, yaitu:23

1. Sumber Sistemik (Systemis Source), merupakan sumber yang berasal dari lingkungan eksternal suatu negara. Sumber ini menjelaskan struktur hubungan di antara negara-negara besar, pola-pola aliansi yang terbentuk diantara negara-negara dan faktor situasional eksternal yang dapat berupa isu area atau krisis. Yang dimaksud dengan struktur hubungan antara negara besar adalah jumlah negara besar yang ikut andil dalam struktur hubungan internasional danm bagaimana pembagian kapabilitas di antara mereka.

21

Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Displin dan Metodologi, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES, 1990), h. 186-187.

22

James N. Rosenau, dkk., World Politics: An Introduction (New York: The Free Press, 1976), h. 16-17.

23

(27)

2. Sumber Masyarakat (Societal Source), merupakan sumber yang berasal dari lingkungan internal. Sumber ini mencakup faktor kebudayaan dan sejarah, pembangunan ekonomi, struktur sosial dan perubahan opini publik. Kebudayaan dan sejarah mencakup nilai, norma, tradisi, dan pengalaman masa lalu yang mendasari hubungan antara anggota masyarakat.

3. Sumber Pemerintahan (Governmental Source), merupakan sumber internal yang menjelaskan tentang pertanggungjawaban politik dan struktur dalam pemerintahan. Pertanggungjawaban politik seperti pemilu, kompetisi partai dan tingkat kemampuan dimana pembuat keputusan dapat secara fleksibel merespon situasi eksternal. Sementara dari struktur kepemimpinan dari berbagai kelompok dan individu yang terdapat dalam pemerintahan.

4. Sumber Idiosinkretik (Idiosyncratic Sources), merupakan sumber internal yang melihat nilai-nilai pengalaman, bakat serta kepribadian elit politik yang mempengaruhi persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka terhadap kebijakan luar negeri.24 Di sini tercakup juga persepsi seorang elit politik tentang keadaan alamiah dari arena internasional dan tujuan nasional yang hendak dicapai.

Penulis mengunakan sumber-sumber kebijakan luar negeri diatas untuk menjelaskan pengaruh nilai-nilai-nilai pengalaman dan pengaruh kepribadian Hugo Chavez yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri dari Hugo Chavez sendiri. Artinya, dalam merumuskan suatu kebijakan, Hugo Chavez tidak akan terlepas dari pengaruh sumber kebijakan luar negeri tersebut. Pengaruh dari sumber-sumber tersebut yang nantinya sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of

24

(28)

behaviour) dari Hugo Chavez sehingga Chavez akan membuat langkah-langkah nyata dalam kebijakan luar negerinya.

Hegemoni menurut Antonio Gramsci adalah melalui kepemimpinan intelektual dan moral, proses hegemoni dicapai oleh sebuah rantai kemenangan yang didapat melalui mekanisme konsensus ketimbang melalui penindasan, seperti halnya melalui institusi yang ada di masyarakat.25 Hegemoni juga merujuk pada kedudukan ideologis satu atau kelompok atau kelas dalam masyarakat sipil yang yang lebih tinggi dari lainnya. Sebagai contoh dalam situasi kenegaraan, upaya kelas dominan (pemerintah) untuk merekayasa kesadaran kelas bawah (masyarakat) adalah dengan melibatkan para intelektual dalam birokrasi pemerintah serta intervensi.26

Gramsci beragumentasi bahwa ada dua perangkat kerja dalam melakukan intervensi di suatu negara.27 Pertama, adalah perangkat kerja yang mampu melakukan tindak kekerasan yang bersifat memaksa atau dengan kata lain kekuasaan membutuhkan perangkat kerja yang bernuansa law enforcement. Perangkat kerja yang pertama ini biasanya dilakukan oleh pranata negara (state) melalui lembaga-lembaga seperti hukum, militer, polisi dan bahkan penjara. Ke dua, adalah perangkat kerja yang mampu membujuk masyarakat beserta pranata-pranata untuk taat pada mereka yang berkuasa melalui kehidupan beragama, pendidikan, kesenian dan bahkan juga keluarga. Perangkat ini biasanya dilakukan oleh pranata masyarakat sipil (civil society) melalui lembaga-lembaga masyarakat seperti LSM, organisasi sosial dan keagamaan, paguyuban-paguyuban dan kelompok-kelompok kepentingan (interest groups).28

25

Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 119.

26

Ibid., h. 120. 27

Ibid., h. 142. 28

(29)

Penulis mencoba menjelaskan tentang proses penguasaan yang dilakukan oleh AS terhadap Venezuela dengan melakukan hegemoni dan intervensi kepada Venezuela. Sebelum Hugo Chavez menjadi presiden, AS melakukan perluasan kebijakan ekonomi neoliberalnya di kawasan Amerika Latin termasuk Venezuela melalui lembaga-lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Namun, kebijakan ekonomi yang dilakukan AS tersebut gagal terlaksana di Venezuela dan bahkan membuat Venezuela mengalami krisis ekonomi di akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Akibat dari kegagalan tersebut, segera setelah Hugo Chavez menjabat sebagai presiden pada tahun 1998 melalui program Revolusi Bolivariannya, Chavez berani menentang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh AS. Salah satunya adalah penolakan Chavez atas IMF dan World Bank.

Seiring dengan kebijakan-kebijakan Chavez yang selalu menentang kepentingan AS, maka AS pun tidak tinggal diam. Salah satu cara yang dilakukan AS untuk mengisolasi pemerintahan Chavez adalah dengan melakukan intervensi politik dan militer. Program intervensi politik AS melibatkan secara luas pemerintah, non-governmental organization (NGO), institusi finansial, agen multilateral, dan perusahaan swasta. Program intervensi tersebut, yaitu pendanaan Amerika Serikat terhadap kelompok oposisi di Venezuela. Sedangkan melalui intervensi militer, pemerintah AS mencoba memabantu pelatihan terhadap milisi paramiliter yang beroposisi terhadap Chavez.

(30)

negeri) bertindak tanpa pertimbangan (konsiderasi). Tetapi sebaliknya tindakan politik tersebut dipandang sebagai akibat dari tiga konsiderasi yang mempengaruhi para pengambil kebijakan luar negeri.”29

Pertama, kondisi politik dalam negeri termasuk faktor budaya yang mendasari tingkah laku politik manusianya. Ke dua, kemampuan ekonomi dan militer negara tersebut termasuk faktor geografis yang selalu menjadi pertimbangan utama dalam pertahanan dan keamanan. Ke tiga, konteks internasional atau situasi di negara yang menjadi tujuan politik luar negeri serta pengaruh dari negara-negara lain yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.30

Berikut ini dapat digambarkan dalam skema pengambilan keputusan politik luar negeri menurut William D. Coplin.

Skema Pengambilan Keputusan Politik Luar Negeri

Sumber: William D. Coplin. Pengantar Politik Internasional: Telaah dan Teoritis, terjemahan: Marsedes Marbun, 2nd ed. (Bandung: Sinar Baru, 1992), h. 30.

Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan alasan Venezuela keluar dari keanggotaan IMF dan World Bank dan membuat suatu sikap yang kontroversi. Tindakan tersebut dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: kondisi politik dalam negeri,

29

William D. Coplin, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis, penerjemah: Marsedes Marbun, 2nd ed. (Bandung: Sinar baru, 1992), h. 30.

30

Ibid., h. 30.

Kondisi Politik Dalam Negeri

Pengambilan Keputusan

Kemampuan Ekonomi dan Militer

Tindakan Politik Luar Negeri

(31)

kemampuan ekonomi dan militer, serta konteks internasional sangat berpengaruh terhadap pembuat keputusan dalam menentukan kepentingan luar negerinya.

1. Kondisi Politik Dalam Negeri

Kondisi politik dalam negeri Venezuela pada masa pemerintahan Hugo Chavez diikuti oleh lahirnya Konstitusi Bolivarian 1999 yang menjadi dasar utama bagi seluruh kebijakan pemerintahan dalam banyak bidang. Pembaharuan-pembaharuan yang dijalankan atas dasar Konstitusi Bolivarian disebut sebagai perubahan Revolusioner Bolivarian.31 Perubahan Revolusioner Bolivarian ditandai oleh visi kerakyatan yang diamanatkan oleh Konstitusi Bolivarian 1999 yakni tegaknya kedaulatan ekonomi dan politik rakyat Venezuela yang anti imperialisme, demokrasi partisipatif, swadaya ekonomi, distribusi yang adil dari pendapatan pertambangan minyak Venezuela dan penghapusan tindakan korupsi.32

2. Kemampuan Ekonomi dan Militer

Venezuela merupakan sebuah negara yang kaya sumber daya alam minyak bumi di kawasan Amerika Latin. Didukung dengan kekayaan sumber daya alam yang besar, pada masa pemerintahan Hugo Chavez, Venezuela melakukan sebuah perubahan dengan melaksanakan program nasionalisasi perusahaan minyak negara PdVSA yang hasilnya didistribusikan kepada rakyat melalui subsidi kesehatan, pendidikan, harga minyak dan bensin murah untuk rakyatnya.

Sebagai negara yang cukup kaya dengan sumber minyak, setengah dari pendapatan negara Venezuela adalah dari minyak bumi. Produksi minyak mentah tiap harinya sekitar 3 juta barel dan 75%-nya diekspor.33 Pendapatan devisa dari hasil ekspor minyak berkisar antara 3 sampai 4 miliar dolar Amerika setahunnya.

31

Lander, “Venezuela Populism and the left: alternatives to neo-liberalism,” h. 81. 32

Ibid., h. 81. 33

(32)

Venezuela adalah negara eksportir minyak nomor satu di kawasan Amerika Latin dan terbesar ke lima di dunia. Jadi jelas bahwa minyak bumi mendominasi ekonomi Venezuela dan merupakan sumber utama pemasukan negara.34

Militer Venezuela juga tidak memainkan peran negatif. Venezuela memiliki personel militer yang karakteristiknya berbeda dengan personel lainnya di kawasan Amerika Latin, di antaranya militer Venezuela sangat dipengaruhi oleh filosofi Simon Bolivar, figur paling terhormat di Amerika Latin dalam perjuangan pembebasan nasional dari penjajahan Spanyol.35

Ketika partai-partai kaum oposisi atas dukungan pemerintahan AS menggerakkan kudeta untuk melawan Hugo Chavez pada 2002, militer Venezuela dan rakyat pendukungnya telah mengembalikan Hugo Chavez kembali ke jabatannya sebagai presiden Venezuela.

3. Konteks Internasional

Konteks internasional Venezuela menerapkan kebijakan politik luar negeri hapusnya kolonialisme-imperialisme, hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasib sendiri, non-intervensi, penyelesaian persengketaan antar negara secara damai, solidaritas terhadap pemerintahan-pemerintahan yang demokratis, pengembangan industri dan pertanian untuk meningkatkan taraf hidup bangsa dan kerjasama ekonomi internasional.

Dalam pelaksanaan konteks internasional, Venezuela melakukan hubungan kerjasama dengan IMF. Hubungan tersebut berlangsung pada masa pemerintahan Carlos Andres Perez di tahun 1989. Hubungan yang dilakukan pemerintah Carlos Andres Perez melalui negosiasi persetujuan struktural dengan IMF sebesar 4,5 miliar dolar Amerika digunakan untuk memulihkan kondisi negara Venezuela yang pada

34

Ibid., h. 32. 35

(33)

saat itu mengalami krisis ekonomi.36 Selanjutnya hubungan kerjasama antara Venezuela dengan IMF juga berlangsung kembali pada masa pemerintahan Rafael Caldera di tahun 1994. Atas persetujuan IMF, Venezuela pada masa pemerintahan Rafael Caldera memperoleh pinjaman keuangan sebesar 1,5 miliar dolar Amerika.37

Tabel 1.3.

Pengambilan Keputusan Politik Luar Negeri Hugo Chavez

Pertimbangan Faktor Perspective,’ artikel diakses pada 21 Juni 2011 pukul 07.52 dari http://www.pol.mq.edu.au/apsa/ papers/Refereed%20papers/Jones%20The%20Emergence%20of%20Hugo%20Chavez%20and%20Bo livarianism.pdf

Dari tabel pengambilan keputusan politik luar negeri di atas penulis dapat melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi landasan dari kebijakan politik luar negeri Venezuela. Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan kondisi politik dalam negeri, kemampuan ekonomi dan militer serta konteks internasional, keputusan mengenai keluarnya Venezuela dari keanggotaan IMF dan World Bank merupakan keputusan yang tepat apabila dilandasi oleh faktor-faktor pendukung Venezuela. Dengan

36

Ibid., h. 46. 37

(34)

adanya keputusan tersebut kedaulatan ekonomi dan politik Venezuela juga dapat tercapai kembali, karena tidak ada lagi pengaruh dari intervensi kebijakan neoliberal yang menjadi faktor penghambat dalam pengambilan kebijakan suatu negara.

William Dunn membagi siklus pembuatan teori kebijakan dalam lima tahap, yaitu: tahap pertama ialah tahap penyusunan agenda, tahap ke dua melalui formulasi kebijakan, tahap ke tiga berupa adopsi kebijakan, tahap ke empat merupakan tahapan implementasi kebijakan, dan tahap ke lima adalah tahap penilaian atau evaluasi kebijakan. Kelima tahap yang menjadi urut-urutan (hierarki) kesemuanya perlu dikelolan dan dikontrol oleh pembuat yang sekaligus pelaksana kebijakan publik. Tanpa adanya kepemimpinan yang profesional dan bertanggung jawab maka bukan kesuksesan yang diperoleh melainkan kebijakan yang membawa kerugian bagi publik.

Grafik 1.1.

Siklus Pembuatan Kebijakan

Penyusunan Agenda

Formulasi Kebijakan

Adopsi Kebijakan

Implementasi Kebijakan

Penilaian/Evaluasi Kebijakan

(35)

1. Penyusunan Agenda

Agenda Hugo Chavez dalam merebut kekuasaan di Venezuea dimulai pada tahun 1982. Ketika itu, Chavez bersekongkol dengan teman-temannya di Akademi Militer mendirikan sebuah gerakan. yaitu Movimiento Bolivariano Revolucionario-200 (MBR-Revolucionario-200). Gerakan MBR-Revolucionario-200 kemudian melakukan kudeta terhadap Carlos Andres Perez yang dekat dengan Barat pada tahun 1992. Namun, usaha Chavez gagal dan ia dicebloskan ke penjara selama dua tahun. Setelah kegagalan tersebut, agenda Chavez pun menjadi berubah. Ia akhirnya memutuskan untuk terlibat dalam proses demokrasi elektoral (pemilu) dengan berbendera organisasi MVR dan partai Chavez tersebut memenangkan pemilu pada tahun 1998 dan Hugo Chavez pun naik menjadi presiden.

2. Formulasi Kebijakan

Formulasi dari kebijakan Hugo Chavez adalah untuk melakukan perubahan ekonomi dan sosial secara substansial dan signifikan di Venezuela. Perubahan tersebut dapat diterima oleh mayoritas masyarakat Venezuela dalam kurun waktu di mana mereka telah mengalami penurunan drastis standar hidup dan penurunan harga minyak sebagai negara utama komoditi ekspor akibat dari krisis yang ditimbulkan oleh program IMF yang diterapkan di Venezuela sebelum Chavez memimpin Venezuela.

3. Adopsi Kebijakan

(36)

kawasan Amerika Selatan melalui penciptaan yang berdaulat dan blok ekonomi yang kuat. Konsep tersebut diterima baik oleh rakyat dikarenakan penderitaan rakyat akibat dari sebuah agenda neoliberal yang telah melumpuhkan ekonomi dan peningkatan kemiskinan secara drastis. Sehingga konsep tersebut dinamakan sebagai Revolusi Bolivarian.

4. Implementasi Kebijakan

Dalam mengimplementasikan gerakan Revolusi Bolivarian, Chavez dan para pendukungnya melakukan perubahan undang-undang (konstitusi) Venezuela guna menjamin berjalannya revolusi di Venezuela. Dibawah pimpinan Hugo Chavez, Revolusi Bolivarian telah melahirkan konstitusi baru yang menjadi landasan konstitusional bagi kebijakan-kebijakan yang membawa perubahan struktural di Venezuela. Konstitusi Venezuela disusun pada tahun 1999 oleh Majelis Konstitusional yang dipilih melalui referendum rakyat. Konstitusi 1999 diadopsi pada bulan Desember 1999 yang menggantikan konstitusi 1961. Konsekuensi pertama dari konstitusi 1999 adalah perubahan nama resmi Venezuela menjadi “Republik Bolivarian Venezuela.

5. Penilaian/Evaluasi Kebijakan

(37)

dilakukan oleh Hugo Chavez dilandaskan pada upaya untuk mengembalikan hak-hak ekonomi, politik, dan budaya kepada rakyat. Salah satu program penting pemerintahan Chavez adalah menasionalisasikan Petroleros de Venezuela, S.A (PDVSA), merupakan perusahaan minyak BUMN, yang awalnya dikuasai oleh para pemodal Chevron Corps; Royal Dutch Shell, Repsol, dan Exxon. Dengan melakukan nasionalisasi terhadap PDVSA, berarti dapat mengontrol keuntungan yang didapat dari hasil ekspor minyak.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif. Creswell mendefinisikan metoda pendekatan kualitatif sebagai38sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia. Metoda kualitatif dipilih karena penulis ingin menganalisis dasar pemikiran yang melatarbelakangi kebijakan Hugo Chavez di Venezuela dalam melawan hegemosi AS.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian bersifat deskriptif. Tujuan dari penelitian yang bersifat deskriptif yaitu untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.39 Penelitian ini sendiri bertujuan untuk menjelaskan kebijakan Hugo Chavez dalam melawan hegemoni AS.

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis data kualitatif. Teknik analisis data sendiri memiliki kaitan erat dengan pengumpulan dan interpretasi data. Proses pengolahan data dimulai dengan mengkaji berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber. Data-data yang terkumpul

38

John W. Creswell, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches (California: Sage Publication, 1994), h. 1.

39

(38)

kemudian dianalisis secara kualitatif. Dalam penelitian mengenai kebijakan Hugo Chavez dalam melawan hegemoni AS ini, penulis tidak menggambarkan semua temuan yang didapat di lapangan, melainkan hanya data, gambaran, dan analisa yang menurut penulis penting dan relevan untuk dipaparkan dalam penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Pertanyaan Penelitian C. Kerangka Pemikiran D. Metode Penelitian E. Sistematika Penulisan

BAB II. SUMBER-SUMBER UTAMA KEBIJAKAN LUAR NEGERI

YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN LUAR NEGERI

HUGO CHAVEZ

A. Sumber Sistemik (Systemis Source) B. Sumber Masyarakat (Societal Source)

C. Sumber Pemerintahan (Governmental Source) D. Sumber Idiosinkretik (Idiosyncratic Sources)

BAB III. HEGEMONI DAN INTERVENSI AMERIKA SERIKAT

TERHADAP VENEZUELA

A. Awal Munculnya Hegemoni Amerika Serikat di Venezuela A.1. Penerapan Doktrin Monroe Terhadap Venezuela

A.2. Penerapan dan Kondisi Venezuela di bawah Naungan IMF B. Intervensi Politik Amerika Serikat Terhadap Venezuela: Bush Jr.

(39)

B.1. Intervensi Sebagai Alat Politik Kebijakan Luar Negeri AS ke Venezuela

B.1.1. Kudeta April 2002 B.1.2. Pemilu Parlemen 2005

BAB IV. KEBIJAKAN HUGO CHAVEZ DALAM MELAWAN HEGEMONI AMERIKA SERIKAT

A. Program-Program Strategis Pemerintah Chavez Dalam Melawan Hegemoni AS

A.1. Pembentukan Identitas Gerakan Movimiento Bolivariano Revolucionario-200 (MBR-200)

A.2. Pembentukan Lembaga-Lembaga Regional di Amerika Latin A.3. Kebijakan Energi Venezuela Pada Masa Hugo Chavez

A.3.1. Nasionalisasi Perusahaan Minyak Asing di Venezuela

A.3.2. Perluasan Pasar Ekspor Global Minyak Venezuela dan Axis of Oil

A.3.3. Kebijakan Energi Untuk Program Sosial

B. Analisis Atas Kepemimpinan Hugo Chavez Dalam Melawan Hegemoni AS

(40)

BAB II

SUMBER-SUMBER UTAMA KEBIJAKAN LUAR NEGERI YANG

MEMPENGARUHI KEBIJAKAN LUAR NEGERI HUGO CHAVEZ

A. Sumber Sistemik (Systemis Source)

Sumber Sistemik merupakan sumber yang berasal dari lingkungan eksternal suatu negara. Sumber dari lingkungan eksternal tersebut terjadi ketika Venezuela melakukan hubungan kerjasama dengan IMF. Sumber dari penerapan IMF tersebut adalah dari sebuah negara besar, yaitu AS yang pada akhir tahun 1980-an gencar mempromosikan kebijakan IMF di Amerika Latin, termasuk di Venezuela.

Pada 1989 melalui Washington Consensus,40 program IMF diterapkan di Venezuela. Pada tahun itu reformasi ekonomi neoliberal dijalankan yang berisi: suku bunga mengambang, kenaikan pajak pada sektor pelayanan publik, kenaikan upah sebesar 5%; penghapusan tarif impor secara progresif, pengurangan 4% dalam defisit anggaran pendapatan dan belanja negara; pelemahan buruh dengan membuat sistem ikatan kerja yang lebih fleksibel dan membentuk Dekrit Eksekutif. Dekrit Eksekutif mengizinkan perusahaan asing untuk membayarkan 100% keuntungan mereka ke negara asalnya.41 Saat menguntungkan tentunya, bagi investasi asing di tengah iklim investasi global dan pasar bebas, namun berbeda dengan posisi rakyat Venezuela yang semakin dilemahkan, dan terkena imbas buruknya

40

Washington Consensus adalah butir-butir kesepakatan ketentuan ekonomi yang harus dijalankan oleh negara-negara penghutang yang isinya meliputi: 1.Mengurangi pengeluaran publik, 2. Liberalisasi keuangan, 3.Liberalisasi perdagangan, 4.Mendorong investasi langsung asing, 5.Privatisasi BUMN, 6.Deregulasi ekonomi, 7.Nilai tukar yang kompetitif untuk perkonomian berbasis ekspor, 8.Menjamin disiplin fiskal, 9. Reformasi pajak, 10.Perlindungan hak cipta. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat dalam James E. Mahon Jr, “Good-Bye to the Washington Consensus?”, Current History, Vol. 102, No. 661, Februari 2003, h. 59.

41 Ibid.

(41)

Hubungan tersebut berlangsung pada masa pemerintahan Carlos Andres Perez di tahun 1989. Hubungan yang dilakukan pemerintah Carlos Andres Perez melalui negosiasi persetujuan struktural dengan IMF sebesar 4,5 miliar dolar Amerika digunakan untuk memulihkan kondisi negara Venezuela yang pada saat itu mengalami krisis ekonomi.42 Selanjutnya hubungan kerjasama antara Venezuela dengan IMF juga berlangsung kembali pada masa pemerintahan Rafael Caldera di tahun 1994. Atas persetujuan IMF, Venezuela pada masa pemerintahan Rafael Caldera memperoleh pinjaman keuangan sebesar 1,5 miliar dolar Amerika.43

B. Sumber Masyarakat (Societal Source)

Sumber Masyarakat yang ingin penulis jabarkan adalah kondisi perkenomian masyarakat Venezuela ketika penerapan program IMF di Venezuela. Namun, program IMF tersebut gagal membawa kesejahteraan bagi rakyat Venezuela. Carlos Andres Perez yang beraliran neoliberal dan menganut kebijakan IMF membawa Venezeula ke sebuah era timpangnya ekonomi antara kelompok kaya dan rakyat miskin Venezuela. Sebagai contoh, Daniel Hellinger mengutip sebuah statistik yang mengungkapkan bahwa persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat dari 36% di tahun 1984 menjadi 66% di tahun 1995.44

Pada tahun 1981, empat puluh persen penduduk pada tingkat paling bawah hanya memperoleh 19,1% dari kesejahteraan dimana pada tahun 1997 menjadi hanya 14,7% kesejahteraan. Sepuluh persen penduduk negara tersebut menikmati kenaikan kesejahteraan dari tahun 1981-97 dari 21,8% menjadi 32,8%.45 Tarif yang melindungi industri kunci domestik dari kompetisi asing dihapuskan. Disinyalir hal

42

Ibid., h. 46. 43

Ibid. 44

Daniel Hallinger, “Political Overview: The Breakdown of Puntofijismo and The Rise of Chavis mo,” dalam Steve Ellner & Daniel Hellinger, ed., Venezuelan Politics in the Chavez Era: Class, Polarization, and Conflict (Colorado: Lynne Rennier Publishers, 2004), h. 27-28.

45

(42)

ini memainkan peran dalam menghancurkan sektor pertanian. 600.000 orang meninggalkan pedesaan menuju kota antara tahun 1989 dan 1992. Persentase tenaga kerja yang bekerja di sektor ekonomi informal yang tidak stabil meningkat dari 34,5% pada tahun 1980 menjadi 53% pada tahun 1999.46

Atas krisis tersebut, ribuan orang turun ke jalan untuk melakukan protes terhadap pemerintah. Bentrokan dengan polisi pun tidak bisa dihindarkan dan banyak korban berhatuhan. Peristiwa ini dikenal dengan El Caracazo (27-28 Februari 1989), ledakan kemarahan rakyat saat terjadi kenaikan harga minyak, ditumpas oleh tentara. Menurut data organisasi Hak Asasi Manusia (HAM), kurang lebih 500 orang tewas terbunuh. Negara dikepung oleh militer dan jam malam diberlakukan di beberapa kota di Venezuela.47

Akibat dari krisis tersebut membuat perubahan opini publik di sebagian besar rakyat Venezuela. Mereka tidak lagi mempercayai pemimpin yang menjadi budak kepentingan AS di Venezuela. Dalam hal ini pemimpin yang tergiur dengan bantuan AS dengan kebijakan IMF-nya. Namun, kebijakan tersebut gagal membuat masyarakat Venezuela sejahtera dan justru Venezuela jatuh ke dalam krisis ekonomi. Rakyat Venezuela mulai mengenal Chavez saat terjadi pemberontakan militer yang dipimpin oleh Hugo Chavez Frias pada tanggal 4 Februari 1992. Chavez merebut barak militer di Caracas namun gagal menguasai istana Miraflores. Presiden Kemudian Carlos Andrez Perez melarikan diri. 48

Chavez merasa merasa bahwa dengan bernaung di bawah IMF membawa dampak negatif bagi e k o n o m i n e g a r a n y a , d e n g a n k e y a k i n a n H u g o C h a v e z k e m u d i a n m e m u t u s k a n h u b u n g a n dengan IMF, dan tidak

46

Ibid., h. 43-44. 47

Ibid., h. 25. 48

(43)

mengikuti arus liberalisme, karena dianggapnya membawa ketimpangan antara kaum borjuis dan rakyat jelata.

C. Sumber Pemerintahan (Governmental Source)

Sumber Pemerintahan disini berkaitan erat dengan kondisi politik dalam negeri Venezuela pada masa pemerintahan Hugo Chavez diikuti oleh lahirnya Konstitusi Bolivarian 1999 yang menjadi dasar utama bagi seluruh kebijakan pemerintahan dalam banyak bidang. Pembaharuan-pembaharuan yang dijalankan atas dasar Konstitusi Bolivarian disebut sebagai perubahan Revolusioner Bolivarian.49 Perubahan Revolusioner Bolivarian ditandai oleh visi kerakyatan yang diamanatkan oleh Konstitusi Bolivarian 1999 yakni tegaknya kedaulatan ekonomi dan politik rakyat Venezuela yang anti imperialisme, demokrasi partisipatif, swadaya ekonomi, distribusi yang adil dari pendapatan pertambangan minyak Venezuela dan penghapusan tindakan korupsi.50

Revolusi Bolivarian di Venezuela menggunakan jalur parlemen dan referendum dengan partisipasi rakyat yang damai. Chavez menggunakan kewenangan dan posisinya sebagai presiden untuk memajukan kebijakan yang radikal dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Program pentingnya antara lain meloloskan Konstitusi Bolivarian 199951, melaksanakan misi-misi sosial Bolivarian seperti Plan Bolivar 200052, serta sikap penolakannya terhadap kapitalisme dan Konsesus AS serta mempromosikan model pembangunan ekonomi dan alternatif dan kerja sama ekonomi diantara negara-negara miskin.

Sebagai contoh, Chavez memperkuat kedudukan Venezuela di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk menangkal pengaruh AS di

49

Lander, “Venezuela Populism and the left: alternatives to neo-liberalism,” h. 81. 50

Ibid., h. 81.

51

Lander, “Venezuela Populism and the left: alternatives to neo-liberalism,” dalam Patrick Barrett dkk, ed., The New Latin American Left: Utopia Reborn (London: Plutpo Press, 2008), h. 79-80. 52

(44)

OPEC.53 Selain itu Chavez juga memanfaatkan keuntungan minyaknya dengan menasionalisasi perusahaan minyak PdVSA untuk membiayai program-program sosial Venezuela.54

D. Sumber Idiosinkretik (Idiosyncratic Sources)\

Penulis mengunakan sumber idiosinkretik untuk menjelaskan pengaruh nilai-nilai-nilai pengalaman dan pengaruh kepribadian Hugo Chavez yang dapat mem- pengaruhi kebijakan luar negeri dari Hugo Chavez sendiri. Penulis mencoba menganalisis tentang pengaruh idiosinkretik Chavez dari pengaruh agama, Simon Bolivar serta militer dan politik.

Pertama, penulis mencoba menjabarkan tentang pengaruh agama dan teologi pembebasan terhadap pemikiran Hugo Chavez. Pada mulanya istilah “teologi pembebasan” atau liberation theology diperkenalkan oleh para teolog Katolik di Amerika Latin pada pertengahan abad lalu.55 Teologi pembebasan adalah teologi yang memperhatikan nasib dan solidaritas kepada mereka yang menderita ketidakadilan, kalah, miskin, dan ditindas.

Teologi pembebasan di Amerika Latin muncul akibat dua situasi: pertama adalah keterbelakangan, ketergantungan, keterpinggiran, ketertindasan dan kemiskinan yang diakibatkan oleh proses industrialisasi sejak tahun 1950-an di seluruh benua di bawah arahan modal multinasional; dan ke dua meningkatnya perjuangan sosial, gerakan-gerakan gerilya, pergantian pemerintah melalui kudeta

53

Reid, Forgotten Continent: The Battle for Latin America’s Soul, h. 160. 54

Ibid. 55

(45)

militer dan krisis keabsahan sistem politik, sejak meletusnya revolusi Kuba tahun 1959.56

Pada saat ini Hugo Chavez juga menggunakan pengaruh dari teologi pembebasan tersebut untuk program-program sosialismenya melalui Revolusi Bolivarian-nya. Revolusi Bolivarian Venezuela sebenarnya bergandengan tangan dengan gagasan teologi pembebasan Katolik yang khas Amerika Latin tersebut. Ini berkaitan dengan kebijakan-kebijakan anti neoliberalismenya. Revolusi ini bertujuan membebaskan Venezuela dari sistem kapitalisme dan neoliberalisme karena sistem ini terbukti membawa Venezuela jatuh dalam krisis sehingga rakyat Venezuela banyak yang hidup dalam garis kemiskinan.

Revolusi ini juga bertujuan memperbaiki sistem-sistem sosial yang selama ini di anggap buruk sebelum Chavez menjabat sebagai presiden. Chavez menjanjikan perubahan radikal dalam ekonomi dan politik untuk memberikan bagian yang lebih banyak pada rakyat miskin dari hasil keuntungan Revolusi Bolivarian tersebut. Salah satu contohnya adalah keuntungan dari hasil nasionalisasi perusahaan minyak PdVSA untuk membiayai program-program sosial Revolusi Bolivarian.

Ke dua, penulis mencoba menjabarkan tentang pengaruh ketokohan Simon Bolivar terhadap pemikiran Hugo Chavez. Simon Bolivar adalah tokoh yang sangat fenomenal di Amerika Latin. Perjuangannya ketika membebaskan Amerika Latin dari kaum penjajah membuat banyak orang menjadikannya sebagai inspirasi termasuk Hugo Chavez. Selama era Bolivarian, Venezuela diberikan pengaruh yang besar di panggung internasional. Pada tahun 1819, kemerdekaan Venezuela tercapai

56

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Grafik 1.1.
Tabel 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hal ini sesuai dengan pendapat Slavin (Harsono, 2008:13) menyatakan bahwa guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa untuk melakukan aktivitasnya. Berdasarkan hasil observasi

Dengan adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa, tentunya kepala SMK dapat mengambil kebijakan untuk mengembangkan pembelajaran melalui penerapan model

Proses (pengolahan) adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu sistem.. Suatu

Rangkaian resistor seri dan paralel, (c) Resistor untuk mengatur arus, (d) Resistor untuk pengatur tegangan, (e) Potensio pengatur arus dan tegangan, (f) Mengamati pengisian dan

perkotaan baik yang bersifat teknis dan nonteknis. Pemantauan pengelolaan sistem drainase perkotaan dilakukan oleh.. penyelenggara pengelolaan sistem drainase perkotaan

Belajar akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa datang merupakan faktor penting yang

Hasil tabulasi antara perawatan tali pusat menggunakan teknik kassa alkohol terhadap lama lepas menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden (75 %) pelepasan tali