LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowchart perancangan sistem
Mulai
Identifikasi data inventaris traktor dan lahan, unsur
produksi traktor
Merancang Sistem
Merancang interface
Merancang Basis Data Merancang Proses
Programming
Menguji sistem
Benar
Menguji program dengan data
Benar
Dokumentasi Program
Selesai Ya
Tidak
Ya
Lampiran 2. Data Pengujian Simulasi 1. Inventaris Traktor
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor
Daya
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor
Daya
2. Inventaris Lahan
No Nama Desa Kelompok Tani Musim Tanam
3. Kebutuhan Traktor
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor Daya motor (HP)
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor
Lama
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor
No Nama Desa Kelompok Tani Jenis traktor
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai 2012. Statistik Daerah Kecamatan Perbaungan 2012.
Butler, L.D., 1996. Understanding Internal Rate of Return and Net Present Value. Grazing Lands Technology, Washington DC.
Elisa, 2010. Mesin Pengolah Tanah, UGM repository diakses dari
Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Halim, A., 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta. Haming, M. dan S. Basalamah, 2003. Studi Kelayakan Investasi Proyek & Bisnis.
Penerbit PPM, Jakarta.
Himateta, 2010. Traktor diakses dari Indraawan, 2010. Sistem, Model dan Simulasi diakses dari
Kadariah., 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomis. Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.
Kadir, A., 1998. Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Kementan, 2015. Modul Traktor Roda Dua (Hand Tractor), Jakarta. Kemendikbud, 2014. Sejarah Perkembangan Traktor, Jakarta.
Kusrini, 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Mahrini, A., 2013. Tahapan-Tahapan Pengolahan Tanah Sawah. Agroekoteknologi, Jakarta.
Purba, R., 1997. Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit Analysis). Rineka Cipta, Jakarta.
Ritung, S., A. Mulyani, B. Kartiwa dan H. Suhardjo, 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Departemen Pertanian, Bogor.
Winarno, E. dan A. Zaki, 2015. VB.NET untuk Skripsi. Kompas Gramedia, Jakarta.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2016 bertempat di Desa Melati II, Desa Lubuk Bayas dan Kelurahan Tualang Kabupaten Serdang Bedagai.
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel analisis pengelolaan traktor berupa data traktor yaitu spesifikasi, jumlah, kapasitas kerja, konsumsi BBM dan data lahan sawah yaitu luas lahan tanam tersedia serta data petani.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Perangkat keras berupa komputer pribadi
2. Perangkat lunak untuk pemrograman dan desain sistem informasi menggunakan Microsoft Visual Basic 2010 dan Microsoft Office Access 2007.
Metode Penelitian
Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Analisis Sistem
Sistem yang ada dalam pengelolaan traktor ialah secara konvensional sehingga sistem ini kurang memberikan manfaat yang lebih bagi petani. Sistem ini berlangsung dengan cara petani melakukan suatu kegiatan pengelolaan traktor tanpa mengetahui analisa ekonominya. Sistem ini tidak efektif karena sistem ini membuat petani tidak dapat mengelola transaksi pengoperasian traktor dan mengetahui pengolahan lahan maksimum untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis ekonomi dan penjadwalan dengan membuat suatu simulasi yang dapat melakukan suatu analisis ekonomi tersebut secara otomatis dengan memasukkan input-input yang diperlukan agar dapat menghasilkan suatu kesimpulan dari analisis-analisis tersebut.
2. Perancangan Sistem
Pada tahap ini diperlukan beberapa kebutuhan software dan hardware yang terdiri dari :
- Software berupa Microsoft Visual Basic 2010 sebagai media untuk membuat program simulasi dengan bahasa pemrograman BASIC, Microsoft Access 2007 sebagai media untuk membuat database pada program simulasi.
- Hardware, berupa komputer pribadi
Perancangan Subsistem Model
Pada tahap ini, akan dilakukan perancangan model sistem yang sesuai dengan perhitungan dan analisis sebenarnya dalam sistem pengelolaan traktor. Perancangan Subsistem Dialog (user interface)
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan subsistem dialog yang sesuai dengan sasaran sistem yaitu karakteristik dan kemampuan pengguna serta mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh pengguna.
1. Perancangan Masukan
waktu sewa hingga selesai, jumlah alat pengolah tanah yang akan disewa, harga sewa traktor dan luas olahan sawah yang akan diolah.
2. Perancangan Database
Perancangan database diperlukan agar memiliki basis data yang efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data. Adapun relasi antar tabel yang dibuat untuk mengetahui hubungan antara satu tabel dengan tabel lainnya yang ada didalam basis data adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Relasi antar tabel 3. Perancangan Keluaran
memperoleh nilai BEP, B/C, NPV dan IRR dan harga sewa traktor. Pada penjadwalan yaitu untuk memperoleh total biaya yang akan dikenakan kepada penyewa traktor. Adapun Data Flow Diagram dari sistem ini yaitu :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Sistem
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai masih menggunakan sistem yang manual dalam pengelolaan traktor sehingga petani kurang mendapatkan informasi yang optimum dalam mengelola alsintan terutama traktor roda dua (handtractor). Program simulasi yang dikembangkan ini untuk memberikan informasi kepada petani penyedia jasa alsintan dalam mengelola traktor roda dua untuk pengolahan tanah sawah di Kabupaten Serdang Bedagai. Informasi yang disampaikan antara lain biaya sewa traktor, analisis kelayakan usaha jasa traktor roda dua dan penjadwalan traktor untuk pengolahan tanah.
Pengujian program simulasi dengan menggunakan data dari tiga daerah yang menjadi wilayah penelitian yaitu desa Melati II, desa Lubuk Bayas dan Kelurahan Tualang. Hal ini disebabkan karena ketiga desa tersebut merupakan desa yang memiliki luas wilayah sawah yang cukup besar dan keadaan traktor roda dua yang cukup baik di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Program simulasi ini dibuat dalam bentuk aplikasi untuk desktop komputer karena perkembangan komputer dewasa ini sudah sangat banyak digunakan oleh masyarakat.
Perancangan Sistem
Perancangan Masukan
Perancangan masukan (input) merupakan perancangan data–data yang dibutuhkan dalam memperoleh informasi menggunakan simulasi ini. Pada halaman awal terdapat menu inventaris yang terdiri dari submenu inventaris traktor dengan input yaitu nama desa, jenis dan daya traktor, jumlah, harga, tahun, lebar dan jumlah bajak, lebar dan jumlah garu, lebar dan jumlah gelebek. Pada inventaris lahan, input yang harus diisi yaitu nama desa, musim tanam, waktu tanam, waktu pengolahan, luas lahan tersedia, luas lahan sudah diolah, luas lahan akan diolah dan luas lahan belum diolah. Pada menu kebutuhan traktor, input yang harus diisi yaitu jenis dan daya traktor, nama desa, musim tanam, luas lahan tanam, waktu tanam, waktu olah, jam kerja, sistem pengolahan tanah yaitu kapasitas pembajakan, kapasitas pengglebekan pertama dan kapasitas pengglebekan kedua.
Perancangan Keluaran
Setelah perancangan masukan selesai kemudian dilakukan perancangan keluaran (output) sistem. Adapun output dari program simulasi ini yaitu
1. Laporan inventaris traktor dan lahan 2. Laporan jumlah kebutuhan traktor 3. Laporan unsur produksi
4. Laporan analisis biaya produksi yaitu biaya pokok
5. Laporan evaluasi investasi berupa Break Even Point (BEP), Net Present
Value (NPV) dan internal Rate of Return (IRR) dan harga sewa traktor.
6. Laporan identitas petani penyewa traktor
7. Laporan penjadwalan berupa waktu penyewaan traktor beserta alat pengolah tanah dan total keseluruhan biaya pengolahan.
Perancangan Database
Suatu database dapat diartikan sebagai sekumpulan data yang disusun dalam urutan tertentu dan mengandung/menyimpan definisi struktur. Perancangan database diperlukan agar memiliki basis data yang efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data. Database yang digunakan pada program ini adalah Microsoft Access 2007.
Pembuatan Program
perancangan masukan dan perancangan keluaran dengan menggunakan Microsoft
Visual Basic 2010. Simulasi ini terdiri dari form mengenai pengelolaan traktor
yang di dalamnya terdapat inventaris traktor dan lahan, kebutuhan traktor, transaksi serta penjadwalan dalam penyewaan traktor roda dua untuk pengolahan tanah sawah.
Deskripsi Tampilan
Menu Start Up
Menu start up merupakan tampilan awal yang akan terlihat pada saat membuka program simulasi pengelolaan traktor. Menu start up ini secara otomatis akan aktif bersamaan dengan dijalankannya program simulasi.
Gambar 2. Menu Start Up
Menu Utama
Menu utama merupakan menu pembuka sebelum menggunakan program simulasi pengelolaan traktor.
Gambar 3. Menu Utama
Pada menu utama terdapat pilihan opsi dan tampilan login. Pada form ini terdapat tiga tombol yaitu tombol opsi, tombol log in dan tombol exit.
Menu Log In
Menu log in merupakan menu yang harus diisi oleh admin untuk membuka dan mengoperasikan program simulasi.
Pada menu log in terdapat username dan password yang harus diisi oleh pengguna. Pada menu ini dilengkapi dua tombol yaitu tombol login untuk melanjutkan penggunaan program dan tombol exit apabila ingin keluar dari program.
Menu Inventaris
Submenu Inventaris Traktor
Submenu inventaris traktor merupakan submenu yang berfungsi untuk memasukkan data-data yang berhubungan dengan pengelolaan traktor dan alat pengolah tanah.
Gambar 5. Submenu Inventaris Traktor
box alat pengolah tanah, pengguna memasukkan data lebar bajak, lebar garu dan
lebar gelebek serta jumlah dari masing-masing alat pengolah tanah tersebut. Pada form ini tersedia beberapa tombol yaitu:
a. Tombol tambah berfungsi untuk membuka kolom data yang akan diisi. b. Tombol simpan berfungsi untuk menyimpan data yang telah dimasukkan. c. Tombol edit berfungsi untuk mengubah data yang sudah dimasukkan. d. Tombol hapus berfungsi untuk menghapus data yang telah disimpan. e. Tombol bersih berfungsi untuk membersihkan seluruh data pada kolom
tampilan.
f. Tombol show berfungsi untuk membuka data yang telah disimpan. g. Tombol print berfungsi untuk mencetak data yang telah disimpan. Submenu Inventaris Lahan
Submenu inventaris lahan merupakan submenu yang berfungsi untuk memasukkan data-data yang berhubungan dengan pengelolaan lahan sawah.
Pada submenu inventaris lahan akan ditampilkan beberapa kolom data yang terdiri dari nama desa, musim tanam, waktu tanam, waktu pengolahan, luas lahan tanam tersedia, luas lahan sudah diolah, luas lahan akan diolah dan luas lahan belum diolah. Submenu ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung luas lahan yang belum diolah pada musim tanam di desa tersebut.
Menu Kebutuhan Traktor
Menu kebutuhan traktor merupakan menu yang berfungsi untuk memasukkan data-data yang akan digunakan untuk menghitung jumlah traktor yang dibutuhkan untuk mengolah luas lahan sawah yang tersedia.
Gambar 7. Menu Kebutuhan Traktor
rentang waktu, waktu olah dan jam kerja. Pada group box kapasitas kerja terdapat kolom kapasitas pembajakan, pengglebekan pertama dan pengglebekan kedua.
Pada gruop box ketiga merupakan output yang dihasilkan yaitu jumlah traktor yang dibutuhkan untuk mengolah lahan sawah dengan luas yang telah ditentukan dalam rentang waktu pengolahan dan kapasitas kerja traktor. Pada menu ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung kebutuhan jumlah traktor dalam mengolah lahan sawah di desa tersebut.
Menu Transaksi
Submenu Unsur Produksi
Submenu unsur produksi merupakan submenu yang berfungsi untuk memasukkan data-data spesifikasi traktor dalam pengoperasiannya.
Gambar 8. Submenu Unsur Produksi
desa, jenis traktor, harga awal, nilai akhir, umur ekonomis, jam kerja, kapasitas alat, suku bunga, suku bunga coba, persentase pajak, konsumsi bahan bakar, daya traktor, harga bahan bakar, konsumsi pelumas, harga pelumas, upah operator dan luas olahan lahan.
Submenu Analisis Biaya Produksi
Submenu analisis biaya produksi merupakan submenu yang berfungsi untuk menghitung biaya pokok yang dihasilkan berdasarkan unsur produksi traktor tersebut.
Gambar 9. Submenu Analisis Biaya Produksi
form ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung total biaya tetap, biaya tidak tetap serta biaya pokok traktor.
Submenu Evaluasi Investasi
Submenu evaluasi investasi merupakan submenu yang berfungsi untuk menganalisis kelayakan usaha dan menentukan harga sewa traktor.
Gambar 10. Submenu Evaluasi Investasi
Pada submenu ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung keluaran data yang telah dimasukkan pengguna. Kemudian output yang dihasilkan akan muncul pada aliran kas masuk dan keluar serta pada grup box evaluasi investasi yaitu Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (B/C),
Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan harga sewa.
Menu Petani
Menu petani merupakan menu yang berfungsi untuk mengelola data diri petani yang akan menyewa traktor untuk mengolah lahan sawah.
Gambar 11. Menu Petani
Pada menu petani terdapat beberapa kolom input data yaitu id petani, nama, umur, alamat dan nomor HP. Data yang telah disimpan juga dapat dilihat pada tampilan form dan pengguna juga dapat mencari data tersebut.
Pada form ini tersedia beberapa tombol yaitu:
b. Tombol simpan berfungsi untuk menyimpan data yang telah dimasukkan. c. Tombol edit berfungsi untuk mengubah data yang sudah dimasukkan. d. Tombol hapus berfungsi untuk menghapus data yang telah disimpan. e. Tombol bersih berfungsi untuk membersihkan seluruh data pada kolom
tampilan.
f. Tombol refresh berfungsi untuk mengembalikan tampilan pencarian seperti semula.
g. Tombol print berfungsi untuk mencetak data yang telah disimpan.
Menu Penjadwalan
Menu penjadwalan merupakan menu yang berfungsi untuk mengelola jadwal penyewaan traktor dan alat pengolah tanah serta menghitung biaya jasa yang dikenakan untuk penyewaan traktor dengan luas olahan sawah tertentu.
Gambar 12. Menu Penjadwalan
nama desa, jenis traktor, daya motor, tanggal sewa dan tanggal selesai. Pada grup box alat pengolah tanah terdapat jumlah alat pengolah tanah seperti bajak, garu dan gelebek yang tersedia dan jumlah bajak, garu, gelebek yang dapat disewa petani. Pada form ini dilengkapi dengan tombol hitung yang berfungsi untuk menghitung total biaya yang akan dikenakan kepada penyewa traktor tersebut.
Menu Opsi
Submenu Petunjuk
Submenu petunjuk merupakan submenu yang berfungsi untuk menampilkan penjelasan mengenai setiap menu yang ada di dalam program simulasi pengelolaan traktor ini.
Gambar 13. Submenu Petunjuk
Submenu Tentang
Submenu tentang merupakan submenu yang berfungsi untuk memberikan informasi singkat mengenai isi dari program simulasi dan beberapa informasi mengenai analisis kelayakan usaha yang digunakan.
Gambar 14. Submenu Tentang
Pada submenu ini terdiri dari materi singkat mengenai program simulasi dan pengertian-pengertian dari analisis kelayakan usaha, antara lain Break Even
Point, Benefit Cost ratio, Net Present Value, dan Internal Rate Return.
Submenu Keluar
Gambar 15. Submenu Keluar
Pengujian Data
Analisa Keragaan Teknis Alat Pengolah Tanah di Desa Melati II
Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Melati II pada Kelompok Tani Harapan Jaya memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Makmur memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 9 Jam/Ha atau sebesar 0,111 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Dahlia memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Yanmar Revo (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam.
Perbedaan kemampuan kerja dari masing-masing traktor pada kelompok tani juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan operator dalam mengoperasikan traktor tersebut. Sistem pengolahan tanah sawah sendiri terdiri dari pembajakan, pengglebekan sebanyak dua kali dan terakhir adalah perataan tanah. Adapun inventaris alat yang digunakan dalam pengolahan lahan sawah untuk tiap tipe traktor di desa Melati II yaitu bajak singkal untuk pengolahan tanah primer dan bajak rotari/gelebek untuk pengolahan tanah kedua.
dua pada kelompok tani Makmur yaitu sebanyak 5 unit sedangakan pada kelompok tani Dahlia memiliki kebutuhan traktor roda dua sebanyak 3 unit.
Analisa Keragaan Ekonomis
Dari data yang diperoleh di Desa Melati II pada kelompok tani Harapan Jaya dengan traktor jenis Kubota Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap sebesar Rp 3.564.000/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.769.000/tahun, biaya pokok sebesar Rp41.665/jam atau Rp 8.333.000/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 624.975 /Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 9,22 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,2 dengan nilai NPV sebesar Rp 13.957.584/tahun dan nilai IRR sebesar 24,89%.
Dari data yang diperoleh di Desa Melati II pada kelompok tani Makmur dengan traktor jenis Kubota Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap sebesar Rp 3.415.500/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.259.700/tahun, biaya pokok sebesar Rp 42.640/Jam atau Rp 7.675.200/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 581.454/Ha.Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 9,95 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,13 dengan nilai NPV sebesar Rp 9.560.032/tahun dan nilai IRR sebesar 24,55%.
sebesar Rp41.665/jam atau Rp 8.333.000/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 624.975 /Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 9,22 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,2 dengan nilai NPV sebesar Rp 13.957.584/tahun dan nilai IRR sebesar 24,89%.
Analisa Keragaan Teknis Alat Pengolah Tanah di Kelurahan Tualang
Berdasarkan data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok tani Mbok Sri Unggul memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Yanmar (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 9,5 Jam/Ha atau sebesar 0.105 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Pelangi memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Sri Unggul memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick Vaganza (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam.
Sistem pengolahan tanah sawah sendiri terdiri dari pembajakan, pengglebekan sebanyak dua kali dan terakhir adalah perataan tanah. Lama proses pengolahan tanah umumnya dilakukan selama 17-20 hari setelah dilakukan semai bibit. Adapun inventaris alat yang digunakan dalam pengolahan lahan sawah untuk tiap tipe traktor di kelurahan Tualang yaitu bajak singkal untuk pengolahan tanah primer dan bajak rotari/gelebek untuk pengolahan tanah kedua.
Tani Sri Unggul yaitu seluas 42 Ha. Dengan menggunakan analisa perhitungan kebutuhan traktor untuk pengolahan lahan sawah selama satu musim tanam pada setiap kelompok tani maka diperoleh hasil kebutuhan traktor roda dua pada kelompok tani Mbok Sri Unggul yaitu sebanyak 1 unit, kebutuhan traktor roda dua pada kelompok tani Pelangi yaitu sebanyak 3 unit sedangakan pada kelompok tani Sri Unggul memiliki kebutuhan traktor roda dua sebanyak 2 unit.
Analisa Keragaan Ekonomis
Dari data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok tani Mbok Sri Unggul dengan traktor jenis Yanmar YST Pro (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap sebesar Rp 3.564.000/tahun, biaya tidak tetap Rp 4.097.000/tahun, biaya pokok sebesar Rp 38.305/Jam atau Rp 7.661.000/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 547.214/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 10,12 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,28 dengan nilai NPV sebesar Rp 17.625.700/tahun dan nilai IRR sebesar 24,96%.
9,69 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,2 dengan nilai NPV sebesar Rp 13.432.643/tahun dan nilai IRR sebesar 24,86 %.
Dari data yang diperoleh di Kelurahan Tualang pada kelompok tani Sri Unggul dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap sebesar Rp 3.564.000 /tahun, biaya tidak tetap Rp 3.043.000/tahun, biaya pokok sebesar Rp 33.035/jam atau Rp 6.607.000/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 495.525/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 10,38 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,275 dengan nilai NPV sebesar Rp 15.613.404/tahun dan nilai IRR sebesar 24,92%.
Analisa Keragaan Teknis Alat Pengolah Tanah di Desa Lubuk Bayas
Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Lubuk Bayas pada Kelompok Tani Tunas Baru memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 9 Jam/Ha atau sebesar 0,111 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Subur memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10 Jam/Ha atau sebesar 0,1 Ha/Jam. Pada Kelompok Tani Sri Murni memiliki keragaan teknis dengan jenis traktor yaitu Quick G1000 (8,5 HP) dengan kemampuan kerja yaitu 10,5 Jam/Ha atau sebesar 0,095 Ha/Jam.
untuk tiap tipe traktor di desa Lubuk Bayas yaitu bajak singkal untuk pengolahan tanah primer dan bajak rotari/gelebek untuk pengolahan tanah kedua.
Inventaris lahan pada setiap kelompok tani tersebut berbeda-beda. Adapun luas lahan tersedia Kelompok Tani Tunas Baru yaitu seluas 78 Ha, lahan tersedia Kelompok Tani Subur yaitu seluas 51 Ha dan lahan tersedia Kelompok Tani Sri Murni yaitu seluas 70 Ha. Dengan menggunakan analisa perhitungan kebutuhan traktor untuk pengolahan lahan sawah selama satu musim tanam pada setiap kelompok tani maka diperoleh hasil kebutuhan traktor roda dua pada kelompok tani Tunas Baru yaitu sebanyak 4 unit, kebutuhan traktor roda dua pada kelompok tani Subur yaitu sebanyak 3 unit sedangakan pada kelompok tani Sri Murni memiliki kebutuhan traktor roda dua sebanyak 4 unit.
Analisa Keragaan Ekonomis
Dari data yang diperoleh di Desa Lubuk Bayas pada kelompok tani Tunas Baru dengan traktor jenis Quick G1000 (8,5 HP) maka diperoleh biaya tetap sebesar Rp 3.564.000 /tahun, biaya tidak tetap Rp 3.099.600/tahun, biaya pokok sebesar Rp 37.020/jam atau Rp 6.663.600/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 504.818/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 10,23 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,21 dengan nilai NPV sebesar Rp 12.179.851/tahun dan nilai IRR sebesar 24,82%.
38.762,5/Jam atau Rp 7.752.500/tahun. Keuntungan yang diharapkan sebesar 50% dari biaya pokok maka petani dapat menyewakan traktornya sebesar Rp 581.437/Ha. Dengan menggunakan perhitungan analisa kelayakan usaha yang digunakan yaitu BEP, B/C ratio, NPV, dan IRR diperoleh hasil yaitu BEP sebesar 9,78 Ha/tahun, B/C ratio yaitu 1,125 dengan nilai NPV sebesar Rp 9.152.209/tahun dan nilai IRR sebesar 23,73%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah Di Lahan Sawah dapat menjadi referensi solusi untuk mempermudah proses pengelolaan traktor roda dua.
2. Aplikasi ini bersifat user friendly untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan tampilan dan mekanisme penggunaan yang sederhana dan mudah dimengerti.
3. Simulasi yang dihasilkan dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2010 dan digunakannya database Microsoft Acces 2007 yang mempermudah pengguna dalam melakukan perubahan dan penyimpanan data.
4. Sasaran dari sistem ini adalah bagi pihak pelaku usaha tani dalam hal ini petani yang bergerak di bidang penyewaan handtractor dalam pengolahan tanah sawah sehingga diperoleh informasi yang optimum bagi pengelolaan jasa alsintan tersebut.
Saran
1. Untuk menyempurnakan program simulasi ini, diperlukan penambahan beberapa fitur-fitur yang dapat menambah kualitas kinerja sistem dan memperkaya substansi informasi pada program simulasi ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Kabupaten Serdang Bedagai
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 20 57’’ Lintang Utara, 30 16’’ Lintang Selatan, 980 33’’ - 990 27’’ Bujur Timur dengan ketinggian berkisar 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km2 (190.022 Ha) yang terdiri dari 17 Kecamatan dan 243 Desa/Kelurahan, Ibukota Kabupaten Sedang Bedagai terletak di Kecamatan Sei Rampah yaitu Kota Sei Rampah.
Batas-batas wilayah Serdang Bedagai secara administratif adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun
- Sebelah barat dengan kabupaten Deli Serdang.
menjadi andalan bagi Kabupaten Serdang Bedagai sebagai lumbung beras (Bappeda Sergai, 2012).
Sejarah Traktor
Kata traktor diambil dari bahasa Latin, trahere yang berarti “menarik”. Awalnya dipakai untuk mempersingkat penjelasan “suatu mesin atau kendaraan yang menarik gerbong atau bajak, untuk menggantikan istilah “mesin penarik” (traction engine). Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk menarik trailer atau instrumen yang digunakan dalam pertanian. Instrumen pertanian bermesin pertama adalah mesin portabel di tahun 1800an, yaitu mesin uap yang bisa digunakan untuk mengendalikan instrumen mekanis pertanian. Sekitar tahun 1850, mesin penarik dikembangkan dari mesin tersebut dan digunakan secara luas di bidang pertanian (Kemendikbud, 2014).
Pada tahun 1898 Rudolf Diesel seorang Insinyur Jerman berhasil membuat motor diesel dan sejak itu traktor berkembang terus. Traktor pertama adalah mesin bajak bermesin uap. Di indonesia sendiri penggunaan traktor kecil dan besar pada tahun 1970-an mulai berkembang. Traktor tersebut semuanya masih diimpor. Pada periode 1980-an ada beberapa perusahaan di Indonesia mulai memproduksi traktor tangan dengan konstruksi sederhana dan harga yang murah dengan desain yang dicontoh dari Jepang maupun IRRI di Philipina. Pada awal abad ke-20, mesin pembakaran dalam menjadi pilihan utama sumber tenaga traktor. (Himateta, 2010).
Klasifikasi Traktor
pertanian dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : traktor besar, traktor mini, dan traktor tangan.
1. Traktor besar didefinisikan sebagai suatu kenderaan yang mempunyai dua buah poros roda (beroda empat atau lebih), panjangnya antara 2.650 - 3.190 mm, lebar berkisar antara 1.740 - 2.010 mm dan daya tariknya antara 20 - 120 Hp.
2. Traktor mini mempunyai dua buah poros roda (beroda empat), mempunyai panjang berkisar 1.790-2.070 mm, lebar berkisar antara 995-1.020 mm, berat 385-535 kg dan daya 12,5 Hp - 20 Hp.
3. Traktor Tangan merupakan traktor pertanian yang hanya mempunyai sebuah poros roda (beroda dua). Traktor ini berukuran panjang 1.740 - 2.290 mm, lebar 710 - 880 mm dan daya berkisar 6 - 10 Hp.
(Kementan, 2015).
Berdasarkan konstruksinya traktor tangan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu traktor tangan sempurna dengan ciri yaitu mempunyai 6 verseneling maju dan 2 verseneling mundur, kopling utama tipe kering, sistem transmisi dari penggerak utama ke gardan atau roda menggunakan gear. Sedangkan traktor tangan sederhana mempunyai ciri-ciri yaitu hanya mempunyai verseneling mundur, kopling utama menggunakan pulley dan belt, sistem transmisi dari penggerak utama ke gardan menggunakan rantai (Kementan, 2015).
Macam-Macam Alat Pengolah Tanah Sawah
merupakan alat pengolah tanah pertama yang berfungsi untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah. Bajak ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan cangkul. Menurut Elisa (2010) menyatakan bahwa tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang terolah dilakukan pengolahan tanah kedua menggunakan glebek. Fungsi gelebek adalah menggemburkan tanah dengan sistem mata pisau yang melingkar, gelebek dipasangkan dengan traktor, mata pisau gelebek akan memotong bongkahan-bongkahan tanah.
Sedangkan pada penggunaan gelebek bergantung pada komoditas tanaman yang akan ditanam. Apabila proses penanaman yang memerlukan genangan air yang cukup banyak seperti pada komoditas padi, maka sebelum dilakukan proses penggemburan sebaiknya terlebih dahulu lahan digenangi air untuk mempercepat proses penghancuran tanah. Namun, tanah yang telah dilakukan proses penggemburan dengan gelebek masih harus dilakukan penggaruan tanah untuk tekstur tanah lebih baik (Elisa, 2010).
Sawah
Macam-Macam Sawah
Berdasarkan sumber air yang digunakan dan keadaan genangannya, sawah dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
- Sawah irigasi adalah sawah yang sumber airnya berasal dari tempat lain melalui saluran-saluran yang sengaja dibuat untuk itu. Sawah irigasi dibedakan atas sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah (semi) teknis, dan sawah irigasi sederhana.
- Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber airnya berasal dari curah hujan tanpa adanya bangunan-bangunan irigasi permanen. Ini umumnya terdapat pada wilayah yang posisinya lebih tinggi dari sawah irigasi atau sawah lainnya sehingga tidak memungkinkan terjangkau oleh pengairan.
- Sawah pasang surut adalah sawah yang irigasinya tergantung pada gerakan pasang dan surut serta letaknya di wilayah datar tidak jauh dari laut.
- Sawah lebak adalah sawah yang diusahakan di daerah rawa dengan memanfaatkan naik turunnya permukaan air rawa secara alami, sehingga di dalam sistem sawah lebak tidak dijumpai sistem saluran air.
(Ritung dkk, 2004).
Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah sawah bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar
lapisan yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Kegiatan tersebut akan
menyebabkan gulma akan mati dan membusuk menjadi humus. Pada pengolahan
tanah sawah ini dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta
selokan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah
tanaman. Pengolahan tanah sawah pada umumnya terdiri dari tiga proses yaitu :
penggenangan tanah dengan air sampai tanah jenuh air, membajak sebagai awal
pemecahan bongkah dan membalik tanah, menggaru untuk menghancurkan dan
melumpurkan tanah (Mahrini, 2013).
Menurut BPS (2011) Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2010 memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915 ton dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha dan hal ini menyebabkan Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Pada umumnya penduduk pada daerah ini menggantungkan pekerjaannya dari hasil pertanian dan daerah ini juga sangat subur sehingga peran sektor ini sangat penting. Hasil pertanian tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat.
Analisa Kelayakan
Break Even Point (BEP)
Menurut Halim (2009) analisis break even point adalah suatu teknik
analisis untuk memelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan
dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Break even merupakan
adalah suatu keadaan dimana total revenue persis sama dengan total cost.
Sehingga pada kondisi tersebut suatu usaha tidak memperoleh keuntungan
maupun kerugian. Analisis ini juga dapat digunakan untuk merencanakan berapa
besarnya produk minimal yang harus dihasilkan untuk memperoleh keuntungan.
Adapun BEP dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
N =
F
Dalam hal ini :
N = Jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas
F = Biaya tetap per tahun (Rp)
R = Penerimaan dari tiap unit produksi (Rp)
V = Biaya tidak tetap per unit produksi (Rp)
Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit cost ratio (B/C) merupakan suatu analisa pemilihan proyek yang
biasa dilakukan yaitu perbandingan antara benefit dengan cost. Kalau nilainya < 1 maka proyek itu tidak ekonomis, dan kalau > 1 berarti proyek itu feasible atau layak untuk dijalankan. Kalau B/C ratio = 1 dikatakan proyek itu marginal (tidak rugi dan tidak untung). Menurut Giatman (2006) Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode yang digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan
suatu investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka menvalidasi hasil
evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Adapun metode ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
B/C = PWB
PWC ... (2)
Dalam hal ini :
B/C = Benefit Cost Ratio
PWB = Present Worth Benefit (Rp)
PWC = Present Worth Cost (Rp)
Analisis biaya dan keuntungan adalah cara untuk mengevaluasi kebaikan
relatif dari alternatif investasi proyek untuk umum, untuk mencapai alokasi yang
dengan biaya netto dan hasilnya disebut BCR (Benefit Cost Ratio) yang
digunakan untuk evaluasi investasi untuk proyek bagi kepentingan umum.
Analisis B/C adalah salah satu cara digunakan dibanyak tempat untuk
evaluasi-evaluasi kepantasan relatif dari alternatif investasi proyek, untuk mencapai alokasi
yang efektif dari sumber daya milik pemerintah.Ukuran penerimaan dinyatakan
oleh B/C >1.00 (Waldiyono, 2008).
Kadariah (2001) menyatakan bahwa untuk menentukan net present value
dari benefit dan cost maka harus ditetapkan terlebih dahulu discount rate yang
akan digunakan untuk menghitung present value untuk biaya dan benefit. Jika B/C
ratio dipengaruhi oleh tingginya discount rate yang dipakai. Makin tinggi
discount rate, makin kecil B/C ratio dan jika discount rate tinggi sekali, B/C ratio
dapat turun sampai menjadi lebih kecil dari satu. Jika B/C lebih kecil dari satu
maka the present value dari benefit lebih kecil dari the present value dari cost. Hal
ini menunjukkan bahwa proyek tidak menguntungkan.
Net Present Value (NPV)
Menurut Giatman (2006) Net Present Value (NPV) adalah suatu teknik
yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu investasi dengan menghitung
nilai bersih (netto) suatu cash flow investasi pada waktu sekarang (present).
Metode NPV pada dasarnya memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang
umur investasi ke waktu awal investasi atau kondisi present. Model teknik NPV
adalah sebagai berikut:
CIF – COF > 0 ... (3) Dalam hal ini :
COF = Cash out flow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bunga modal dalam perhitungan:
Penerimaan (CIF) = pendapatan (P ⁄ ,i, n) nilai akhir (P ⁄ ,i, n) Pendapatan (COF) = investasi pembiayaan (P ⁄ ,i, n)
Terdapat kriteria dalam menetukan suatu investasi dianggap layak atau tidak dengan menggunakan metode ini yaitu apabila diperoleh nilai NPV lebih atau sama dengan nol maka usaha layak untuk dijalankan, sedangkan jika NPV kurang dari nol maka investasi tidak layak untuk dijalankan (Halim, 2009).
Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat bunga majemuk yang akan
kembali berdasarkan nilai yang disediakan. Jika nilai IRR sama dengan tingkat bunga biaya modal , maka usaha tersebut tidak untung ataupun rugi, jika nilai IRR lebih besar, maka usaha akan menguntungkan. Cara yang mudah untuk melihat apakah IRR lebih besar dari bunga biaya modal adalah berdasarkan NPV. Jika nilai NPV lebih besar dari nol, maka IRR akan memiliki nilai yang lebih besar dari bunga biaya modal (Butler, 1996).
Untuk menentukan harga IRR maka dicari nilai NPV yang bernilai positif dan negatif pada tingkatan discount rate tertentu. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) pada discount rate p% dan NPV = Y (negatif) pada discount rate q% maka dihitung nilai IRR dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
IRR = q% + �
�+� (q% - p%) atau IRR = p% + �
�+� (q% - p%) ... (4)
P% = suku bunga pada saat NPV bernilai positif q% = suku bunga pada saat NPV bernilai negatif x = NPV perkiraan yang bernilai positif
Y = NPV perkiraan bernilai negatif (Purba,1997).
Simulasi
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah. Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan karakteristik asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat digunakan untuk melakukan eksperimen yang memerlukan biaya yang sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara riil.
Microsoft Visual Basic 2010
Menurut Winarno (2015) menyatakan bahwa Microsoft Visual Basic 2010 merupakan suatu bahasa pemrograman dari Microsoft Visual Studio yang digunakan untuk membuat suatu program komputer dengan menuliskan kode program, uji coba/testing dan debugging serta evaluasi kode program tersebut. Bahasa pemrograman VB.NET adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kata “Visual” menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI) sehingga tidak perlu lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris hanya untuk membuat sebuah Design Form/Aplikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan drag and
drop object-object yang digunakan. VB.NET merupakan pemrograman berbasis
NET Framework dan hanya dapat dijalankan pada sistem operasi windows.
Microsoft Visual Basic 2010 merupakan pemrograman visual yang artinya
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai luas wilayah 190.000 Ha, diantaranya 100.000 Ha lahan perkebunan dan 41.981 Ha adalah lahan sawah. Penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai 60% mata pencahariannya adalah sektor pertanian. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah penyumbang surplus beras di Provinsi Sumatera Utara. Sampai saat ini Kabupaten Serdang Bedagai surplus beras rata - rata setiap tahunnya. Kabupaten Serdang Bedagai termasuk kedalam lima kabupaten penghasil beras terbesar di Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang (BPS, 2012).
Memasuki era teknologi tinggi penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Salah satu alat yang umum dan paling sering digunakan adalah traktor roda dua atau handtractor. Traktor roda dua sudah lama dikenal oleh petani di Indonesia. Jenis traktor ini semakin banyak digunakan khususnya dalam pengolahan tanah oleh para petani sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas. Fungsi traktor sekarang telah menggantikan fungsi tenaga hewan seperti sapi dan kerbau dalam pengolahan tanah. Proses pengolahan tanah dengan menggunakan traktor dapat mempercepat proses pengerjaan lahan dengan skala yang luas. Hal ini sangat membantu petani dalam mengolah lahan sawah dengan waktu yang lebih cepat.
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah dengan luas potensi tanam padi sawah sebesar 23.508 Ha dan ketersediaan traktor roda dua di kabupaten ini yaitu sebanyak 1.903 unit dengan tingkat kecukupan sebesar 84%. Hal tersebut menunjukkan ketersediaan traktor roda dua di Kabupaten Serdang Bedagai adalah cukup. Dengan tingkat kecukupan traktor roda dua di kabupaten ini dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas lahan sawah dalam menghasilkan padi dan membantu kesejahteraan petani (Kementan, 2015).
bagaimana cara mengatur jadwal pemakaian traktor tangan dengan alat pengolah tanah untuk lahan sawah seperti bajak singkal dan gelebek, mengetahui nilai ekonomi dari traktor yang digunakan berdasarkan analisa kelayakan yaitu Benefit
Cost Ratio (B/C), Net Present Value (NPV), Break Even Point (BEP), Internal
Rate Return (IRR) dan biaya sewa traktor yang layak bagi petani.
Tujuan Penelitian
1. Membuat program simulasi pengelolaan traktor untuk pengolahan tanah di lahan sawah beserta analisa ekonominya.
2. Memberi informasi bagi kelompok tani dalam usaha pengelolaan traktor yang optimum untuk pengolahan tanah sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai program simulasi pengelolaan traktor. 3. Bagi masyarakat, untuk membantu petani dalam mengelola traktor
SERINITA BARUS : Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai), dibimbing oleh TAUFIK RIZALDI dan SAIPUL BAHRI DAULAY
Penentuan biaya sewa traktor di Kecamatan Perbaungan masih menggunakan cara yang manual sehingga petani yang menyediakan jasa penyewaan traktor untuk pengolahan lahan sawah tidak dapat menentukan biaya sewa yang sesuai dan melakukan analisis kelayakan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu simulasi berbasis komputer yang dapat membantu petani untuk memperoleh informasi dalam pengelolaan traktor tangan untuk pengolahan lahan sawah. Simulasi ini dirancang berorientasikan pada user menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2010 dan sistem basis data
Microsoft Access 2007. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Agustus 2016 di Desa Melati II, Tualang dan Lubuk Bayas.
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh biaya sewa untuk tiga kelompok tani di Desa Melati II yaitu sebesar Rp. 624.975/Ha, Rp. 581.454/Ha dan Rp. 624.975/Ha. Desa Tualang sebesar Rp. 547.214/Ha, Rp. 591.938/Ha dan Rp. 495.525/Ha. Desa Lubuk Bayas sebesar Rp. 504.818/Ha, Rp. 581.437/Ha dan Rp. 660.489/Ha.
Kata kunci : simulasi, traktor tangan, biaya sewa
ABSTRACT
SERINITA BARUS : Simulation Program of Tractor Management for Paddy
Fields Tillage (Case Study : Perbaungan District Serdang Bedagai Regency), supervised by TAUFIK RIZALDI and SAIPUL BAHRI DAULAY.
Rent cost determination of hand tractor in Perbaungan District is still in manual system that will make farmer who serve rental tractor service for paddy fields tillage can’t determine the appropriate rent cost and do feasibility analysis for this business . This research was aimed to get a simulation program based computer that will help farmer finds informations of hand tractor management for paddy field tillage. This simulation was designed oriented to the user, using Visual Basic 2010 programming language and Microsoft Access 2007 database system. This research was done in Mei until August 2016 in Melati II, Tualang and Lubuk Bayas villages.
Based the result of calculation, it was found that rent cost of hand tractor for three farm group in Melati II village are Rp. 624.975/Ha, Rp. 581.454/Ha and
Rp. 624.975/Ha. In Tualang are Rp. 547.214/Ha, Rp. 591.938/Ha and Rp. 495.525/Ha. In Lubuk Bayas are Rp. 504.818/Ha, Rp. 581.437/Ha and Rp. 660.489/Ha.
(Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
OLEH :
SERINITA BARUS
120308012
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM SIMULASI PENGELOLAAN TRAKTOR UNTUK
PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN SAWAH
(Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
OLEH :
SERINITA BARUS
120308012/KETEKNIKAN PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Dr. Taufik Rizaldi, STP,MP ) (
Ketua Anggota
Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si)
PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
SERINITA BARUS : Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai), dibimbing oleh TAUFIK RIZALDI dan SAIPUL BAHRI DAULAY
Penentuan biaya sewa traktor di Kecamatan Perbaungan masih menggunakan cara yang manual sehingga petani yang menyediakan jasa penyewaan traktor untuk pengolahan lahan sawah tidak dapat menentukan biaya sewa yang sesuai dan melakukan analisis kelayakan usaha tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu simulasi berbasis komputer yang dapat membantu petani untuk memperoleh informasi dalam pengelolaan traktor tangan untuk pengolahan lahan sawah. Simulasi ini dirancang berorientasikan pada user menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2010 dan sistem basis data
Microsoft Access 2007. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai
Agustus 2016 di Desa Melati II, Tualang dan Lubuk Bayas.
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh biaya sewa untuk tiga kelompok tani di Desa Melati II yaitu sebesar Rp. 624.975/Ha, Rp. 581.454/Ha dan Rp. 624.975/Ha. Desa Tualang sebesar Rp. 547.214/Ha, Rp. 591.938/Ha dan Rp. 495.525/Ha. Desa Lubuk Bayas sebesar Rp. 504.818/Ha, Rp. 581.437/Ha dan Rp. 660.489/Ha.
Kata kunci : simulasi, traktor tangan, biaya sewa
ABSTRACT
SERINITA BARUS : Simulation Program of Tractor Management for Paddy
Fields Tillage (Case Study : Perbaungan District Serdang Bedagai Regency), supervised by TAUFIK RIZALDI and SAIPUL BAHRI DAULAY.
Rent cost determination of hand tractor in Perbaungan District is still in manual system that will make farmer who serve rental tractor service for paddy fields tillage can’t determine the appropriate rent cost and do feasibility analysis for this business . This research was aimed to get a simulation program based computer that will help farmer finds informations of hand tractor management for paddy field tillage. This simulation was designed oriented to the user, using Visual Basic 2010 programming language and Microsoft Access 2007 database system. This research was done in Mei until August 2016 in Melati II, Tualang and Lubuk Bayas villages.
Based the result of calculation, it was found that rent cost of hand tractor for three farm group in Melati II village are Rp. 624.975/Ha, Rp. 581.454/Ha and
Rp. 624.975/Ha. In Tualang are Rp. 547.214/Ha, Rp. 591.938/Ha and Rp. 495.525/Ha. In Lubuk Bayas are Rp. 504.818/Ha, Rp. 581.437/Ha and Rp. 660.489/Ha.
Penulis bernama Serinita Barus dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1995 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sepakat Barus dan Ibu Siti Maryam br Ginting. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Brigjen Katamso Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota dan pernah menjadi Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) pada tahun 2015-2016. Pada tahun 2015 penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Teknik Pengolahan Pangan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Program Simulasi Pengelolaan Traktor Untuk Pengolahan Tanah di Lahan Sawah (Studi Kasus : Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Taufik Rizaldi, STP, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang banyak membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Agustus 2016
DAFTAR ISI
Keadaan Umum Kabupaten Serdang Bedagai ... 4Sejarah Traktor ... 5
Klasifikasi Traktor ... 5
Macam-Macam Alat Pengolah Tanah Sawah ... 6
Sawah ... 7
Internal Rate Return (IRR) ... 12
Simulasi ... 13
Microsoft Visual Basic 2010 ... 14
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 15
Bahan dan Alat ... 15
Metode Penelitian... 15
Tahapan Penelitian ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem ... 20
Perancangan Sistem ... 20
Pembuatan Program ... 22
Deskripsi Tampilan ... 23
Menu Start Up ... 23
Menu Utama ... 24
Menu Login ... 24
Menu Inventaris ... 25
Menu Kebutuhan Traktor ... 27
Menu Transaksi ... 28
Menu Petani ... 31
Menu Opsi ... 33
Pengujian Data ... 36
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 43
Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
DAFTAR GAMBAR
Hal.
1. Relasi antar tabel ... 18
2. Tampilan Menu Start Up ... 23
3. Tampilan Menu Utama ... 24
4. Tampilan Menu Login ... 24
5. Tampilan Submenu Inventaris Traktor ... 25
6. Tampilan Submenu Inventaris Lahan ... 26
7. Tampilan Menu Kebutuhan Traktor ... 27
8. Tampilan Submenu Unsur Produksi ... 28
9. Tampilan Submenu Analisis Biaya Produksi... 29
10. Tampilan Submenu Evaluasi Investasi ... 30
11. Tampilan Menu Petani ... 31
12. Tampilan Menu Penjadwalan ... 32
13. Tampilan Submenu Petunjuk ... 33
14. Tampilan Submenu Tentang ... 34
DAFTAR LAMPIRAN
Hal. 1. Flowchart perancangan sistem ... 46