DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suryono. 2001. Ekonomi Politik Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu
Sosial
Anderson, James, L. 1979. Public Policy Making, Holt, Rinehart and Winston,
New York
Arikunto. 2004. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara
Djokomono, Imam. 2004. Ruang Publik Kota, Pedagang Kaki Lima dan Publik
Transportation. 1st (Internasional Seminar) National Symposium,
Exhibition and Workshop in Urban Design, Yogyakarta
Dunn, William N. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Grindlle, Merilee S., (ed). 1980. Politics and Apolicy Implementation in the Third
World, New Jersey: Pricetown University Press
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik: Berbasis Dynamic Policy
Analysis. Yogyakarta: Gava Media.
Kaban, Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.
Yogyakarta: Gava Media
Lester, James P dan Joseph Stewart. 2000. Publik Policy: An Evolutionary
Approach Political Science series. University of California
Mazmanian, Danil. A dan Pail A. Sabatier. 1983. Implementation and Public
Policy: Scott, Foresman Public Policy Analisys and Management Series.
University of Minnesota
Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
Parsons, Wayne. 2008. Public Policy. Pengantar Teori dan Praktik Analisis
Kebijakan. Jakarta: Kencana
Samodra, Yuyun danAgus. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT Raja
Grafindo
Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold
Company, New York
Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES
Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : PustakaPelajar
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik.
Yogyakarta:YPAPI dan Lukman Offset
Thomas R. Dye. 1981. Understanding Public Policy, Printice Hall inc, New
Jarsey
Tjokrowinoto, M. 1996. Pembangunan Dilema dan Tantangan. Yogyakarta:
PustakaPelajar
Tracik, Roger. 1986. Finding Lost Space. Van Nostrand Reinhold Company, New
York
Van Meter dan Van Horn, 1975. The policy Implementation Process:
AConceptual Framework. New York: Harvester-Wheatsheft
Wahab, Solichin Abdul, Dr, MA. 1997. Analisis Kebijakan. Jakarta : BumiAksara
Winarno, Budi. 20027. Kebijakan Publik: Teori dan Proses Kebijakan Publik.
Sumber Perundang-Undangan
Intruksi menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan
Keputusan Walikota Medan Nomor 522/043k Tentang Penetapan Lokasi Hutan
Kota di Kota Medan
Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan
Pasal 3 Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 Konsep Dasar Hukum Penataan Ruang
Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 Tentang Konsep Dasar Hukum Penataan
Ruang
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun
Peraturan Daerah KotaMadya Tingkat II Medan Nomor 20 Tahun 1978 Tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan
Kota Medann
Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2009 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Terbuka Hikau Kawasan Perkotaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M2008 Tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M 2009 Tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan
Rencana Strategis (RENSTRA) Bappeda Kota Medan Tahun 2011-2015
Salinan Keputusan (SK) Walikota Nomor 640/1265.K/2010 tentang Pembentukan
dan Penetapan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
KotaMedan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Jurnal – jurnal :
Brahmantyo, Theodorus dan Dr. IrIwan Kustiwan, MT. Evaluasi Penyediaan
Ruang Terbuka Hijau Sebagai Infrastruktur Hijau di Kota Bogor dan
Cirebon. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V2N1:
hal.58
Joga, Nirwono.Aspek Lingkungan Dalam Pembangunan Perkotaan
Berkelanjutan. Presentasi dalam Workshop Nasional Pembangunan
Kota yang Berkelanjutan. Medan, 13 Februari 20132
Ramadhan, Afrizal dan Dr.IrIwanKustiwan, MT. Kebutuhan Ruang Terbuka
Hijau Berdasarkan Fungsi Ekologis Sebagai Penghasil Oksigen dan
Kawasan Resapan Air Sesuai Tipologi Kota studi pada Kota Bandung,
Bogor dan Cirebon. Jurnal Perencanaan Wilayah da Kota A SAPPK
VIN2
Rushayati, Siti Badriah, Hadi S. Alikodra, Endes N. Dahlan dan Herry Purnomo.
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu
Permukaan di Kabupaten Bandung. JurnalVol 25,No 1, Juli 2011:
17-26
Puspitojati, Triyono dan Ismayadi Samsoedin. 2015. Kajian Pengembangan
Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung Jurnal Vol.12 No 1, April
2015: 55-66
Widjayanti, Wiwikwidyo. Keberadaan dan Optimasi Ruang Terbuka Hijau Bagi
Sumber Internet
Http: // www. Jurnalasia.com/ 2014/ 06/ 25/ Ruang-Terbuka-Hijau-Hanya-8-
Persen diaksespada 10 November 2015 Jam 20:30
Http: // www. Pemkomedan.go.id di aksespada 13 Oktober 2015 Jam 20:15
Http//www.Unpad.ac.id/?p=22499: Teori Hukum Prof. Mochtar Kusumaatmadja
Masih Relevan di akses pada 23 Maret 2016 jam 13:44
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kota Medan
Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang
Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian
Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan
berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas
wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari
21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Sarana dan prasarana perhubungan di
Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara.
Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia
prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri
Medan (KIM) I. Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur
pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera
Utara memiliki posisi yang strategis
3.1.1 Kondisi Demografis Kota Medan
Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi
unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat-istiadat. Hal
ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat
terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang
mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses
pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian
tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin
kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan sosial
ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang
memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.
Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini
mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat
kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan
kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh
banyak faktor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat
pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada
aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh
membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan
masyarakat.pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.
Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun
kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk
juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor
migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya
menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di
masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat
kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus
perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus
ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang
3.1.2 Visi dan Misi Pemerintah Kota Medan
Kota Medan memiliki visi, yakni:
1. Jangka Panjang (Visi 2025----Perda Nomor 8 Tahun 2009): “Kota Medan
yang Maju, Sejahtera, Religius dan Berwawasan Lingkungan” (Indikasi:
Pendapatan per kapita Rp 72 juta/tahun)
2. Jangka Menengah (Visi 2015): Kota Medan Menjadi Kota Metropolitan
yang Berdaya Saing, Nyaman, Peduli dan Sejahtera”
3. Jangka Pendek (Tahun 2011): “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
yang Semakin Dinamis dan Berkualitas Guna Menciptakan Kesempatan
Kerja yang Luas, Mengurangi Kemiskinan, Meningkatkan Mutu
Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat” (Indikasi: Pendapatan
per kapita menjadi Rp 41,3 juta dari Rp 36 juta Tahun 2010)
Adapun yang menjadi Misi Pemerintah Kota Medan adalah:
1. Mewujudkan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar, dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil,
menengah dan koperasi (UMKM), untuk kemajuan dan kemakmuran yang
berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.
2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi yang lebih
efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsif.
3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial
ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan, serta
4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa
serta bermasyarakat.
3.1.3 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Medan
3.1.4 Unit Kerja Pemerintah Kota Medan
1) Dinas Daerah:
a. Dinas Pendidikan
b. Dinas Kesehatan
c. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
d. Dinas Perhubungan
e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
f. Dinas Kebudayaan dan Periwisata
h. Dinas Perumahan dan Pemukiman
i. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
j. Dinas Pertamanan
k. Dinas Kebersihan
l. Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran
m. Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah
n. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
o. Dinas Pertanian dan Kelautan
p. Dinas Pendapatan
q. Dinas Pemuda dan Olahraga
r. Dinas Komunikasi dan Informatika
2) Inspektorat/Badan/Kantor:
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Badan Penelitian dan Pengembangan
c. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
d. Badan Lingkungan Hidup
e. Badan Ketahanan Pangan
f. Badan Penanaman Modal
g. Badan Pemberdayaan Masyarakat
h. Badan Pengelola Keuangan Daerah
i. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
j. Badan Kepegawaian Daerah
k. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
m. Kantor Arsip
n. Kantor Pendidikan dan Pelatihan
o. Kantor Sandi Daerah
3.2 Dinas Pertamanan Kota Medan
3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan
Dinas Pertamanan adalah Dinas yang berwenang dalam mengelola seluruh
taman-taman yang ada di Kota Medan. Begitu juga dengan penghijauan di
pinggir-pinggir jalan kota Medan ataupun pulau-pulau jalan.
Dinas ini terletak di Jalan Pinang Baris No. 114 B di Kota Medan. Lokasi
Dinas Pertamanan berdekatan dengan beberapa Dinas lain yaitu Dinas
Perhubungan, Dinas Kebersihan dan Dinas Bina Marga. Dimana ketiga Dinas
tersebut saling berkaitan dalam menciptakan Kota Medan yang indah, bersih dan
nyaman bagi seluruh warga Kota Medan.
Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam
bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris daerah.
Terbentuknya Dinas Pertamanan Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah
Kotamadya Tingkat II Medan No. 20 Tahun 1978 Tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan dan pelaksanaannya
berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan tanggal 2 Juli 1979 No.
207/SK/1979 dan kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kodya Daerah
Medan No. 8 Tahun 1987 dan Pelaksanaannya dengan Surat Keputusan Walikota
tanggal 27 Juli 1987. Yang kemudian bentuk organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pertamanan Kota Medan yang berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam
Negeri dan Otonomi Derah No. 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah dibentuk dalam Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan dengan
Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas daerah dilingkungan Pemerintahan Kota
Medan. Dalam melakasanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam
bidang pertamanan berkaitan dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip
koordinasi integrasi dan sinkronasi secara vertikal maupun horizontal untuk
memenuhi hal tersebut maka tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota
Medan diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Medan No. 18
Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi
diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatera Utara, sedangkan pejabat
lainnya dilingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas
usul Kepala Dinas. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya,
maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya
berdasarkan daftar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur
lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan ini
1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/Retribusi Reklame, Pajak/Retribusi
Pemakaman dan Pajak/Retribusi Lapangan.
2. Keindahan kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan
umum, taman/tempat rekreasi.
3. Pelayanan masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pertamanan Kota Medan
a. Visi Dinas Pertamanan
Adapun Visi dari Dinas Pertamanan Kota Medan adalah
“Terwujudnya Kota Medan Yang Bersih Dan Indah Dengan Pelayanan
Prima”.
b. Misi Dinas Pertamanan
Sedangkan misi dari Dinas Pertamanan Kota Medan adalah :
1. Meningkatkan Pelayanan Dalam Bidang Kebersihan, Pertamanan dan
Dekorasi Kota untuk Mewujudkan Kota Medan yang Bersih, Indah
dan Nyaman.
2. Meningkatkan Penataan Pemeliharaan dan Penambahan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Menuju Kota Medan Sebagai “Green City”.
3. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Taman Kota, Jalur Hijau,
Lapangan Olahraga, Dekorasi Kota, Penghijauan dan Pemakaman.
4. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Penerangan Jalan Umum
3.1.3 Tujuan dan Sasaran Dinas Pertamanan Kota Medan
a. Tujuan Dinas Pertamanan
Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan
merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu
tertentu kedepan. Adapun tujuan Dinas Pertamanan Kota Medan adalah
sebagai berikut :
a) Menciptakan aparat yang berkualitas, aktif, bersih dan
berwibawa
b) Meningkatkan kinerja aparat dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
c) Meningkatkan profesionalisme aparat dan proses kaderisasi
d) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan
penyediaan sarana dan prasarana baik untuk keperluan
rekreasi maupun kegiatan ekonomi
e) Menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang
peranan Dinas Pertamanan bagi masyarakat
f) Mewujudkan Kota Medan sebagai kota taman yang
memberikan kenyamanan bagi masyarakat
g) Mewujudkan Kota Medan sebagai kota yang indah, rapi
dan asri melalui penataan taman dan periklanan
h) Mewujudkan rasa aman bagi masyarakat yang ada di Kota
Medan
j) Mengoptimalkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Daerah
dan Kota
k) Mengoptimalkan manajemen dan sistem administrasi Dinas
Pertamanan
b. Sasaran Dinas Pertamanan
Sebagai implementasi dan misi yang telah dirumuskan maka
sasaran Dinas Pertamanan Kota Medan pada dasarnya lebih diorientasikan
kapan tujuan tersebut dapat tercapai.
Fokus sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya yang
dimiliki dengan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai dan hasilnya
dalam jangka waktu tahunan, semesteran dan seterusnya.
Sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pertamanan Kota Medan
adalah sebagai berikut :
1. Terciptanya aparat dinas yang berkualitas, aktif, bersih dan
berwibawa
2. Meningkatnya kinerja aparat dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
3. Terciptanya aparat yang professional dan kader-kader yang siap
mewujudkan visi dan misi Dinas Pertamanan Kota Medan
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana untuk
kegiatan masyarakat baik untuk rekreasi, kegiatan olah raga
maupun kegiatan ekonomi
5. Terjalinnya arus informasi antara masyarakat dengan dinas guna
6. Terwujudnya Kota Medan sebagai kota taman yang nyaman bagi
masyarakat baik lokal maupun pendatang
7. Terwujudnya Kota Medan yang rapi, indah dan asri dengan dihiasi
papan reklame dan periklanan yang proporsional
8. Terwujudnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang ada di
Kota Medan
3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan
Berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002
Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, berikut
adalah rinciannya :
a. Tugas Pokok
1. Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan
dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah melalui Sekretaris Daerah.
2. Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta
melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya
b. Fungsi Dinas
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang
pertamanan dan keindahakan kota
2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi
rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan
keindahan
3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan
pengangkutan jenazah, melayani penguburan serta merawat
kuburan-kuburan umum milik pemerintah daerah
4. Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota,
pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum,
lampu-lampu penerangan jalan/taman, jalur hijau, lapangan olag raga
berikut bangunannya
5. Mengelola izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan
reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis
kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan
6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah
3.1.5 Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Dinas Pertamanan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan
tugas/urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota
serta melaksanakan tugas pembantu sesuai dengan tugasnya.
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melalului
Sekretaris Daerah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan urusan
perencanaan dan pelaksanaan pendapatan daerah. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasi pengelolaan administrasi umum meliputi
ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, dan urusan rumah
tangga dinas.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang
diperintahakan oleh atasan.
c. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis, dalam rangka
perencanaan, pembinaan, dan pengembangan pendapatan
daerah.
d. Mengkoordinasi perencanaan, penertiban, penyelenggaran, dan
pengelolaan pungutan pasar (Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah).
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan evaluasi tata
cara pemungutan pajak, retribusi dan pemungutan-pemungutan
lainnya yang telah ada.
2. Sekretariat
Bidang Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
Sekretariat yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Sekretariat
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas
kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, dan urusan umum
lainnya.
Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta
rencana penyusunan laporan keuangan.
d. Mengelola urusan perlengkapan kerumahtanggaan
dan pengadaan barang.
e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat-menyurat dan
urusan umum lainnya.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pokok dinas dibidang kesekretarisan dibantu oleh
Sub-sub Bagian. Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sekretariat
1 Sub Bagian Umum. Sub Bagian Umum ini mempunyai
tugas mengelola surat-menyurat dan urusan umum
lainnya.
2 Sub Bagian Kepegawaian . Sub Bagian Kepegawaian
ini mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang
kepegawaian.
3 Sub Bagian Keuangan . Sub Bagian Keuangan ini
mempunyai tugas mengelola administrasi keuangan dan
perbendaharaan serta menyusun rencana laporan
keungan.
3. Bidang Perencanaan
Bidang Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. Bidang Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang perencanaan.
Bidang Perencanaan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang perencanaan
taman/makam, penerangan, dan reklame
c. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan
pengembangan taman dan makam ditinjau dari sudut teknis
d. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu
penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari
sudut teknis dan keindahan kota.
e. Melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap
penempatan reklame, gambar-gambar reklame yang akan
dipasang.
f. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk
tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan, dan lapangan
olahraga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
g. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk
tempat pemakaman umum.
h. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan dibidang taman,
makam, penerangan, dan reklame.
i. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan penelitian
perencanaan pengembangan.
j. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Perencanaan terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Taman/Makam
Seksi perencanaan Taman/Makam ini mempunyai tugas
taman/makam,menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka
untuk tempat-tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan, lapangan
olahraga, dan tempat pemakaman umum ditinjau dari sudut
teknis dan keindahan kota.
2. Seksi Perencanaan Penerangan
Seksi Perencanaan Penerangan ini mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu
penerangan jalan, lampu taman ditinjau dari sudut teknis dan
keindahan kota
3. Seksi Perencanaan Reklame
Seksi Perencanaan Reklame ini mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan
reklame, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.
4. Bidang Taman/Makam
Bidang Taman/Makam dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang taman/makam
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang
taman/makam.
Bidang Taman/Makam mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang
c. Melaksanakan kegiatan pembibitan pohon
peghijauan taman hias.
d. Melaksanakan pelayanan pemakaman untuk lokasi
perkuburan milik Pemerintah Kota.
e. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan
dibidang taman/makam.
f. Melaksanakan perawatan taman, lapangan olahraga
dan pulau-pulau jalan.
g. Menyelenggarakan perawatan areal makam.
h. Melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum
dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu.
i. Melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan,
sungai, dan perawatan pohon-pohon tua dan muda.
j. Melaksanakan penyingkiran sampah-sampah taman.
k. Melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah.
l. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang
taman/makam.
m. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Bidang Taman/Makam terdiri dari :
1. Seksi Pembibitan/Penghijauan
Seksi Pembibitan/Penghijauan ini mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pembibitan pohon
penghijauan taman hias, melaksanakan penghijauan
kota termasuk tepi jalan, sungai, perawatan
pohon-pohon tua dan muda serta melaksanakan
inventarisasi, jenis, umur, dan jumlah pohon
penghijauan milik Pemerintah Kota Medan.
2. Seksi Taman/ Dekorasi
Seksi Taman/Makam ini mempunyai tugas
melaksanakan perawatan taman, lapangan olahraga
dan pulau-pulau jalan serta menjaga kebersihan dari
sampah-sampah taman, melaksanakan kegatan
dekorasi kota secara umum dan dekorasi secara luas,
jumlah dan jenis tanaman yang terdapat pada
taman-taman milik Pemerintah Kota Medan.
3. Seksi makam
Seksi Makam ini mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan pengangkutan jenazah, melayani
pemakaman untuk lokasi perkuburan milik
melaksanakan inventarisasi kumlah makam, luas
areal disetiap lokasi makam milik Pemerintah Kota
Medan.
5. Bidang Penerangan
Bidang Penerangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Bidang penerangan mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang penerangan.
Bidang Penerangan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang
penerangan.
c. Melakasanakan pengadaan/perawatan lampu-lampu
penerangan di jalan/taman, jalur hijau, lapangan
olahraga dan bangunan-bangunan milik Pemerintah
Daerah agar tetap berfungsi
d. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang
penerangan
e. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian
listrik.
f. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kerja
g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
kepada Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Penerangan terdiri dari :
a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A
Sektor ini mempunyai tugas mengadakan,
merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan
pada sektor A.
b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B
Sektor ini mempunyai tugas mengadakan,
merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan
pada sektor B.
c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C
Sektor ini mempunyai tugas mengadakan,
merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan
pada sektor C.
6. Bidang Pengawasan
Bidang Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Bidang pengawasan mempunyai tugas
Bidang Pengawasan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan
pembangunan taman, makam, penerangan dan
reklame.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap
bangunan-bangunan yang mengandung nilai sejarah.
d. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang
pengawasan.
e. Mengumpulkan bahan dan data dibidang
pengawasan taman, makam, penerangan dan
reklame.
f. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan
dibidang pengawasan.
g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas sesuai dengan tugasnya.
Bidang Pengawasan terdiri dari :
a. Seksi Pengawasan Taman/Makam
Seksi Pengawasan Taman/Makam ini mempunyai tugas
pengawasan terhadap kegiatan pembangunan
taman/makam.
b. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi
Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi ini mempunyai
tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan
pengawasan terhadap kegiatan pembangunan listrik/air
sirkulasi
c. Seksi Pengawasan Reklame
Seksi Pengawasan Reklame ini mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan
3.1.7 Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan
Gambaran data pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan berdasarkan jenis
kelamin, golongan, jumlah struktur dan staf serta tingkat pendidikan dapat kita
[image:31.595.219.460.279.398.2]lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 285 Orang
Perempuan 134 Orang
Jumlah 419 Orang
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai
laki-laki mendominasi yaitu sebanyak 285 orang, Sedangkan pegawai
berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 134 orang dari total
[image:31.595.216.463.557.727.2]jumlah keseluruhan pegawai yaitu sebanyak 419 orang.
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah
IV (Empat) 8 Orang
III (Tiga) 191 Orang
II (Dua) 183 Orang
I (Satu) 37 Orang
Jumlah 419 Orang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai dengan
golongan II (dua) mendominasi yaitu sebanyak 191 orang disusul
dengan pegawai golongan III (tiga) sebanyak 183 orang,
Sedangkan pegawai dengan golongan I (satu) berjumlah 37 orang
dan kemudian golongan IV (empat) berjumlah 8 orang dari total
[image:32.595.217.482.306.423.2]jumlah keseluruhan pegawai.
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah
Struktur atau Staf
Jumlah struktur/Staf Jumlah
Struktur 21 Orang
Staf 398 Orang
Jumlah 491 Orang
Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari Tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai
yang menempati posisi struktural sebanyak 21 orang dan yang
3.3 Dinas Tata Ruang dan dan Tata Bangunan Kota Medan
3.2.1 Sejarah Singkat Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun
2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Medan maka lahirlah Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai
perubahan dan pengganti Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan disertai dengan
beberapa perubahan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi).
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan adalah unsur pelaksana Pemerintah
Kota Medan dalam bidang tata ruang dan tata bangunan yang dipimpin oleh
seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Berdasarkan Pasal 3 Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 maka Dinas
Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan, antara lain
menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota,
pengurusan perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat
dan terarah sesuai dengan rencana tata ruang kota dan pola kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai
dengan bidang tugasnya.
3.2.2 Visi dan Misi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Rencana Strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan merupakan
penjabaran RPJMD Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu,
perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Tata Ruang dan Tata
tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Pemerintah Kota
Medan tahun 2011-2015
a. Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi
pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara
umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diujudkan oleh
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Penetapan visi
mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus
strategis yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya
diharapkan mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan kantor Dinas
Tata Ruang dan Tata Bangunan.
Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015
dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan
tahun 2011-2015, maka visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Tahun
2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:
”Terwujudnya Kota Medan Yang Tertata, Nyaman, Modern, Dan
Berdaya Saing”.
b. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
organisasi sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut di atas,
maka Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menjabarkannya dalam
1. Menyusun dan mengevaluasi rencana tata ruang dan kebijakan
penataan ruang dan penataan bangunan secara berkualitas dan
berkesinambungan dengan melibatkan stakeholder
2. Mengembangkan menejemen organisasi SDM, program kerja dan
sarana serta prasarana yang berkelanjutan;
3. Memberikan pelayanan dan informasi yang prima dengan
mengembangkan teknologi sistem informasi;
4. Mengendalikan kebijakan penataan ruang dan bangunan melalui
pengawasan, pembinaan, penertiban dan koordinasi pembangunan;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang kota dan
bangunan.
3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan
Kota Medan
Berdasarkan peraturan daerah kota medan Nomor 3 tahun 2009 tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah lingkungan kota medan
fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan kota medan adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang penataan ruang
dan penataan bangunan;
b. Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka perumusan,
pengembangan dan penetapan rencana tata ruang kota dan kebijakan
penataan ruang kota dan bangunan yang berlaku;
c. Mengevaluasi dan merevisi rencana tata ruang kota dan kebijakan
dengan peraturan perundang-undangan serta norma-norma penataan kota
dan bangunan yang berlaku;
d. Menghimpun data dan informasi, mengadakan pengukuran dan pemetaan
dalam rangka penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota dan
kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan;
e. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan, penyuluhan dan
pembinaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Kepala Daerah dan
Peraturan yang berlaku;
f. Melaksanakan pola dan pengembangan rencana tata ruang kota dan
kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah
ditetapkan;
g. Memberikan pelayanan terhadap permohonan Keterangan Rencana
Peruntukan (KRP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pelayanan
lainnya serta memungut retribusi atas pemberian KRP, IMB dan pelayanan
lain tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
h. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap penataan ruang kota
dan penataan bangunan serta teknis konstruksi yang telah ditetapkan
bekerja sama dengan instansi terkait;
i. Merumuskan kebijakan dan pengawasan terhadap pelestarian dan
konservasi bangunan;
j. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya;
Adapun tugas dan fungsi dinas tata ruang dan Tata Bangunan Kota medan
berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 disebutkan bahwa:
a) 3.a. Sekretariat : bertugas menyelnggarakan pengelolaan administrasi
umum, keuangan dan penyusunan program dengan fungsi
1. Penyusunanan rencana, program kegiatan kesekretariatan
2. Pengkordinasi penyusunan perencanaan program dinas
3. Pelaksana dan penyelenggara pelayanan administrasi kesekretariatan
dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian keuangan dan
kerumahtanggaan dinas
4. Pelaksana kordinasi penyelenggaraan tugas dinas
5. Pengelolaann dan pemberdayaan sumber daya manusia,
pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan
6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas
dan fungsinya
b) Bidang Pengukuran dan pemetaan : bertugas melaksanakan tugas dinas
lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem dengan
fungsi
1. Penyusunan rencana, program kegiatan bidang pengukuran dan
pemetaan
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan,
3. Pengumpulan pengolahan data yang berhubungan dengan
bidang tugas pengukuran dan pemetaan
4. Penyelenggarana kegiatan pengukuran pemetaan dan
fotogrametri rencana kota
5. Penyelengaraan kegiatan di bidang pengukuran tanah dan
ketinggian bangunan untuk rencana pengembangan data ruang
kota
6. Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dan pemabaharuan
peta dasar, foto udara dan dokumentasi, serta pemetaan GIS
dalam pemetaan
7. Pelaksanaan monotoring, evaluasi dan pelaporan lingkup
bidang pengukuran dan pemetaan
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai
dengan tugas dan Fungsinya
c) 3.b. Bidang Tata Ruang
Mempunyai tugas dinas lingkup penelitian rencana tata ruang dan letak,
evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang dengan fungsi
1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang tata ruang
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan,
pengembangan data dan system
3. Pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan
teknis penataan ruang dan bangunan malalui mekanisme advis plan
4. Pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana
dengan rencana Tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penata ruang
dan bangunan
5. Perencanaan dan penelitian Kelayakan site plan (tata letak) pada
permohonan IMB agar sesusi dengan rencana Tata ruang kota dan
kebijaksanaan teknis penata ruang dan bangunan
6. Perencanaan kebutuhan fasilitas sosial pada suatu kawasan atau
lingkungan
7. Penyusunan advis plan
8. Penyusunan perencanaan penelitian/ survei dalam rangka penyusunan
evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota kawasan
strategis dan kebijaksanaan teknis penataan runag kota dan bangunan yang
telah ditetapkan
9. Penyususnan dan penyebarluasan ketentuan norma-norma, standar
pedoman dan manual bagi pelaksanaan ketentuan yang berlaku
10.Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan lingkup tata ruang
11.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
Fungsinya
d) 3.c. Bidang Tata Bangunan
Mempunyai tugas perancangan kontruksi, konservasi bangunan dan kawasan,
dengan fungsi
1. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang tata bangunan
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata bangunan
4. Penelitian setiap permohonan ijin mendirikan bangunan menyangkut
desain dan kontruksi bangunan sesuai dengan advis plan
5. Pemberian bimbingan kepada masyarakat menyangkut desain arsitektur,
fasilitas bangunan dan kontruksi bangunan
6. Pengawasan, menfasilitasi dan membina upaya-upaya pelestarian dan
konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota serta memberikan
usulan-usulan peningkatan pelestarian bangunan
7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata
banguna
8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan
fungsinya
e) 3.d. Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Mempunyai tugas pengawasan, penyuluhan dan pengaduan dengan fungsi
1. Penyusunan rencana dan kegiatan bidang pengendalian dan
pemanfaatan ruang
2. Penyusunan petunjuk teknis pengawasan, penyuluhan dan
pengaduan
3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan
mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB
4. Pelaksanaan kordinasi dengan instansi lain terkait penertiban
bangunan yang menyimpang
5. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat yang
6. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
3.2.4 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota
Medan
Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dipimpin oleh 1 (satu) orang
Kepala Dinas yang membawahi 4 (empat) orang Kepala Bidang dengan
12 (dua belas) Kepala Seksi dan 1 (satu) orang Sekretaris dengan 3 (tiga)
orang Kepala Sub Bagian serta Kelompok Jabatan Fungsional yang saat
[image:41.595.187.575.305.564.2]ini masih belum terbentuk.
Gambar : 3.2.4 : Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan
3.2.5 Gambaran Data Kepegawaian Dinas Tata Ruang dan Tata
Bangunan Kota Medan
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata
didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 148 orang dengan
[image:42.595.216.467.164.364.2]komposisi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Jabatan
Jenis Jabatan Jumlah
Kepala Dinas 1 Orang
Sekretaris 1 Orang
Kepala Bidang 4 Orang
Kepala Sub Bagian 3 Orang
Kepala Seksi 12 Orang
Total 21 Orang
Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
Magister (S2) Teknik 8 Orang
Magister (S2) Non Teknik 2 Orang
Sarjana (S1) Teknik 26 Orang
Sarjana (S1) Non Teknik 29 Orang
Diploma (D3) Teknik 1 Orang
Diploma (D3) Non Teknik 5 Orang
SMK Teknik 12 Orang
SMK Non Teknik 1 Orang
SMA 40 Orang
SMP 6 Orang
Total 127 Orang
[image:43.595.216.466.531.729.2]Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah
Golongan I 1
Golongan II 28
Golongan III 93
Golongan IV 5
Non PNS 21
Total 148
Tabel 3.4 Komposisi Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional
Jabatan Jumlah
Kepala Dinas 1
Sekretaris 1
Kepala Bidang 4
Kepala Sub Bagian 3
Kepala Seksi 12
Tenaga Fungsional 0
Staf Bagian Tata Ruag 23
Staf Bidang Tata Ruang 22
Staf Bidang Tata Bangunan 13
Staf Bidang Pengukuran dan Pemetaan 23
Staf Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan ruang 46
Total 148
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan data dilapangan maka
diperoleh data yang terdapat kaitannya dengan Implementasi Kebijakan
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan
Tahun 2013-2031. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk
analisis data dan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian akan
diinterprestasikan.
Penyajian data didapatkan melalui wawancara, penyebaran kuesioner yang
dijawab oleh responden dan juga hasil-hasil data sekunder. Pihak-pihak yang
diwawancarai sebanyak tiga orang yaitu dengan Kepala Dinas Pertamanan Kota
Medan, Kepala Seksi Taman dan Dekorasi dan Bagian Tata Ruang Dinas Tata
Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan. Peneliti juga mengambil
sebanyak 25 orang responden yang berada di Komplek Perumahan Tasbi Setia
Budi yang sedang berada di taman-taman ruang terbuka hijau untuk melihat
frekuensi distribusi masyarakat tentang pemahaman nya terhadap kebijakan
penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota
Medan Tahun 2011-2031.
Adapun data-data yang di sajikan terdiri dari 2 bagian, yaitu data identitas
4.1. Karakteristik Informan
Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi
ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam
mengadakan analisis penelitian. Karakteristik informan dapat dilihat di bawah ini:
4.1.1. Identitas Informan Kunci
Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah identitas
informan kunci dalam penelitian ini adalah dengan Bapak Ir. H. Zulkifli Sitepu,
MM Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan
4.1.2. Identitas Informan Utama
Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dengan interaksi
sosial yang diteliti. Mereka adalah.
1. Ibuk Ir Susy Agustina, M.si Kepala Bidang Taman dan Makam
2. Bapak Yudi Amri Kepala Seksi Taman dan Dekorasi
4.1.3. Identitas Informan Tambahan
Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.
Berikut adalah identitas informan tambahan dalam penelitian : yaitu dengan
Ibu Indri Meiyanti selaku bagian Tata Ruang Dinas Tata dan Tata
4.2. Penyajian Data Tentang Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031
4.2.1. Hasil Wawancara (Variabel Implementasi)
Penelitian dilakukan di dinas pertamanan Kota Medan dan Dinas Tata
Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan selama ± 3 Bulan. Dalam pengumpulan
data yang diperlukan untuk menjawab permasalah penelitian, ada beberapa tahap
yang dilakukan peneliti, yang pertama peneliti diawali dengan pengumpulan
dokumen tertulis, Dinas Pertamanan Dan Dinas Tata Ruang Dan Bangunan
(TRTB) Kota Medan dan data lain yang bersangkutan. Kedua, peneliti melakukan
observasi, melihat kondisi dan keadaan kantor Dinas Pertaman dan Dinas Tata
Ruang Dan Bangunan Kota Medan tersebut. Ketiga, peneliti melakukan
wawancara kepada informan kunci sebanyak 1 orang yaitu Kepala Dinas
Pertaman Kota Medan, serta wawancara dengan informan utama sebanyak 2
orang yaitu Kepala Bidang Taman dan Makam dan Kepala Seksi Taman Dan
Dekorasi aera wawancara kepada informan tambahan sebanyak 1 orang yaitu
Bagian Tata Ruang dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Medan.
Tipe wawancara yang dipilih peniliti yaitu wawancara terstruktur dimana
sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun draf
pertanyanaan yang hendak diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas
berhubungan dengan Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang
didalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya
pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para
informan.
Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis implemetasi
kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kejelasan Isi Kebijakan/Undang-Undang
Pada dasarnya suatu kebijakan diformulasikan dengan maksud
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kebijakan tersebut
dirumuskan secara rinci dan disusun secara jelas sesuai dengan
kepentingannya. Kejelasan isi kebijakan berarti isi dan tujuan dari
kebijakan mudah dipahami implementor dan dapat diterjemahkan pada
pengimplementasiaanya.
Hasil wawancara peneliti dengan informan kunci yaitu dengan
bapak Zulkifli Sitepu, informan menyatakan bahwa pemahaman beliau
tentang ruang terbuka hijau itu sendiri adalah ruang yang mana ruangan itu
mempunyai unsur penghijauannya baik karena taman maupun karena
penghijauannya harus mendukung dari taman itu. Kemudian peneliti juga
menanyakan hal yang sama kepada Kepala Bidang Taman dan Makam
Dinas Pertaman Kota Medan yaitu dengan Ibuk Ir Susy Agustina, M.si,
pemahaman beliau sendiri tentang ruang terbuka hijau adalah ruang
terbuka yang sifatnya bisa aktif atau pasif yang fungsinya
bermacam-macam seperti untuk lingkungan, edukasi, keberadaan ruang dll. Dalam
jalur hijau tepi sungai. Lebaran jalur hijau tergantung dengan lebaran
sungai. Selain itu jalur kiri-kanan rel kereta api, RTH kiri-kanan jalan.
RTH aktif adalah taman-taman kota, taman-taman perumahan, dan taman
pekarangan rumah.
Berikutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Indri
Meiyanti selaku bagian Tata Ruang Dinas Tata dan Tata
Bangunan(TRTB) Kota Medan. Beliau menyatakan bahwa ruang terbuka
hijau di dalam RDTR itu adalah RTH terbagi atas 6 RTH 1: Taman
kelurahan, RTH 2: Taman Kota. RTH 3: TPU, RTH 4: Kawasan wisata,
RTH 5: Hutan Kota, RTH 6: Lapangan olahrahraga. Itulah pembagian
RTH dari RDTR Dinas Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan
Kemudian peneliti juga menanyakan apa yang menjadi dasar di
keluarkannya Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 adalah Peraturan Daerah Nomor
10 Tahun 2013 Tentang Kekayaan Daerah. Peraturan ini dikeluarkan agar
masyarakat dapat menikmati ruang terbuka hijau karena memang ruang
terbuka hijau itu merupakan ruang publik, hanya saja kalau masyarakat itu
akan menggunakan ruang terbuka hijau dalam acara yang sifatnya
komunitas atau event maka masyarakat itu harus mengikuti ketentuan
sesuai dengan Perda. Jika umpamanya perorangan berekreasi atau
berolahraga maka pemanfaatan ruang terbuka hijau itu disediakan tidak
Kepala bidang Taman dan Makam menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau, Dinas Pertamanan berpedoman
terhadap peraturan pusat yang sudah ada yaitu berdasarkan
Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 dimana di dalam UU
tersebut secara jelas menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada
wilayah kota paling sedikit adalah 30% dari luas wilayah kota dimana dari
yang 30% tersebut 20% adalah RTH publik dan 10% adalah RTH privat
dan juga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang tentang Pedoman
penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dikawasan perkotaan .
Kepala Seksi Taman dan Dekorasi menambahkan bahwa perda tth
RTH memang harus ada karena fungsi-fungsi RTH itu sangat banyak dan
untuk menampung semua fungsi tersebut agar bisa berjalan maka harus di
buat Perda, 30% dari luas kota harus hijau jika mau tingkat polusi kota itu
tidak tinggi. Hal yang sama juga di nyatakan oleh informan tambahan jika
dia RTRW luas RTH itu 30% dan di RDTR juga tidak boleh kurang dari
30% namun dalam penyusunan RDTR RTH 30% di bagi menjadi RTH
publik 22,26% dan RTH privat 6,5%. Disini RTH publik yang di bagi
menjadi 6 RTH dan sisanya adalah di perumahan
Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi target dan tujuan dari
kebijakan atau peraturan tersebut. Informan kunci menyatakan
mengatakan bahwa yang menjadi target dan tujuannya adalah menguatkan
kepada masyarakat bahwa ruang terbuka hijau itu ada Perda dan
ketentuannya apabila masyarakat secara komunitas membuat acara maka
menyatakan targetnya adalah 30% itu harus karena dimanapun nanti
rencana kota medan itu harus menyediakan 30% dan peta nya sudah di
tarok dimana-mana. Jika ada yang memohon izin namun kawasan tersebut
adalah RTH maka izin tidak akan dikeluarkan untuk melakukan
pembangunan.
Kemudian peneliti juga menanyakan kepada informan kunci siapa
yang menjadi pelaku dari pelaksanaan kebijakan ini Perda ini, beliau
menyatakan bahwa pelaku dalam pelaksaan Perda ini adalah Pemerintah
Kota medan yaitu Dinas Pertamanan itu sendiri. Informan tambahan juga
menambahkan bahwa dalam mengeluarkan izinnya adalah Dinas TRTB
tapi untuk kebijakannnya adalah Bappeda, dan untuk pelaksnaan
kebijakannya taman-tamannya adalah Dinas Pertamanan Kota Medan.
Peneliti juga menanyakan apakah kebijakan dalam pelaksanaan
nya memiliki hubungan dengan dinas-dinas lainnya. Kepala seksi taman
dan dekorasi menyatakan ada yaitu pada bagian jalur hijau ada koordinasi
dengan dinas Pekerjaan umum karena bagian trotoar dan paret adalah
tanggung jawab dari dinas pekerjaan umum. Dengan dinas tata ruang
hanya menetapkan dimana jalur hijau yang harus di buat menurut perda
orang itu.TRTB hanya bersifat global dan konsep-konsep saja. Menurut
informan tambahan yang menjadi indikator pelaksanaan perda ini adalah
pada saat penentuan peta RTRW dan konsisi di lapangan dan
kajian-kajian hkusus dan kajian-kajian lapangan dalam menentukan suatu kawasan itu
Peneliti juga menyakan berapa persen ruang terbuka hijau yang
sudah terealisasi, beliau menyatakan ruang terbuka hijau yang sudah
terealisasi hampir sekitar 17%, memang sesuai dengan amanat Perda Tata
Ruang yang mestinya 30% namun Dinas Pertamanan sendiri berupaya
terus meningkatkan persentase ruang terbuka hijau di Kota Medan
Semaksimal mungkin.
Peneliti juga menanyakan apakah dinas pertamanan sendiri
memiliki target yang harus dicapai, beliau menyatakan secara bertahap
upaya ini terus dilakukan dengan memanfaatkan ruang-ruang yang selama
ini barangkali dari segi kerapatan tanaman kemudian lahan-lahan yang
dianggap memungkinkan di bangun ruang terbuka hijau seperti lokasi
pemakaman dengan mengupayakan penghijauan di sekitar makan tersebut.
Informan juga menyatakan dalam rangka memenuhi yang 30% ini dengan
memaksimalkan kondisi yang ada dengan meminta kepada Pemko medan
mengadakan lahan yang mana lahan tersebut nantinya oleh Dinas Tata
Ruang dan Tata bangunan yang menyediakannya, dan lahan yang telah
tersedia tetap dimanfaatkan semaksimal mungkin dan mengupayakan
lahan-lahan baru sehingga untuk mencapai 30% tersebut bisa
dilaksanakan.
Peneliti juga mendapatkan informasi dari informan tambahan
mengapa pemerintah kota medan hanya bisa menargetkan hanya 17%,
beliau menjawab karena yang ingin di bebaskan itu lahan masyarakat.
Kita hanya bisa menetukan kawasan tersebut harus RTH tapi lahan
30% itu adalah lahan yang sudah milik pemko medan, memang belum
sampai 30%, masih beberapa seperti taman beringin, taman gajah mada,
taman ahmad yani dll. Yang di hitung 30% adalah yang telah menjadi
milik pemko medan. Pemko medan sudah merencanakan tempat tempat
yang menjadi RTH hanyasaja masalahnya untuk pembebasan lahan
tersebut belum ada dananya. Karena dana yang di butuhkan untuk
pembebasan itu Miliayaran untuk membebaskan lahan masyarakat
tersebut.
Peneliti juga menyakan apa yang menjadi hambatan sehingga
ruang terbuka hijau yang 30% tidak bisa tercapai. Beliau menyatakan yang
namanya pilar pembangunan itu ada tiga yaitu pemerintah, swasta dan
masyarakat. Jadi yang menjadi hambatan itu sendiri adalah kesadaran dari
masyarakat itu sendiri yang menjadi hambatannya, harapan nya supaya
masyarakat bisa mendukung penghijauan tersebut antara lain dengan
memanfaatkan pekarangan dengan melakukan penghijauan dengan
menanam pohon produktif dan membuat taman-taman di sekitar
pekarangan. Jika umpamanya lahan lingkungan nya tidak ada ruko maka
bisa di buat yang namanya Vertikal garden. kemudian dari pihak swasta
atau pengusaha-pengusaha atau lintas instansi atau kampus Negeri maupun
Swasta kami juga berharap agar sama-sama mengejar persentase 30%
ruang terbuka hijau tersebut karena tidak cukup pemerintah saja yang
berupaya dalam meningkatkan ruang terbuka hijau.
Menurut kepala seksi dekorasi dan taman hambatannya adalah
mahal. Kendala nya sangat banyak dan berat. Informan juga
menambahkan hambatan lainnya adalah dari segi lahan. Dan sejauh ini
hambatannya juga dari segi keuangannya.
Pendapat yang sama juga di nyatakan oleh informan tambahan
hambatannya adalah dana, pemko belum bisa mengganti rugi semua
tanah-tanah itu. TRTB sudah menentukan lokasinya namun pemko belum bisa
mengganti rugi untuk taman. Tidak bisa dalam satu tahun langsung
mengganti rugi namun dilakukan secara bertahap karena banyak izin-izin
IMB yang tidak bisa terbit karena berada di kawasan zona taman RTH,
Pemko Medan belum bisa mengganti rugi itu secepatnya karena harus di
anggarkan terlebih dahulu. Kita hanya bisa menetapkan 30% nya saja dan
menentukan tempatnya dimana saja tapi tanah tersebut belum milik
pemerintah namun masih milik masyarakat.
Peneliti juga menyakan apa upaya dari pemerintah sendiri dalam
meningkatkan ruang terbuka hijau. Informan menyatakan disamping
menganggarkan lahan kemudian memanfaatkan ruang supaya
volume/kerapatan tanaman dan keanekaragaman tanaman di tingkatkan
dan menghimbau pihak swasta dan masyarakat supaya ikut berperan aktif
dalam rangka meningkatkan ruang terbuka hijau.
b. Komunikasi dan Koordinasi
Komunikasi merupakan hal penting yang mempengaruhi
keberhasilan dalam suatu pengimplementasian kebijakan. Sementara itu,
kebijakan dari pembuat kebijakan (policy makers) kepada pelaksana
kebijakan (policy implementors). Agar suatu kebijakan dapat
diimplementasikan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap hal-hal
strategis yang hendak diaturnya. Hal ini terjadi dengan persepsi dari
individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan
kebijakan. Setiap individu tentunya memiliki cara pandang yang
berbeda-beda dalam memahami suatu kebijakan. Oleh karena itu perlu adanya
kejelasan tujuan dan sasaran suatu kebijakan yang perlu dikomunikasikan
secara tepat dengan para pelaksana kegiatan.
Menurut para informan, komunikasi dan pola interkasi perda ini
yang diwadahi oleh BKPRD (badan koordinasi penataan ruang daerah)
bersaman dengan dengan dinas pertamanan, TRTB, dinas bina marga,
dinas pekerjaan umum dan dinas kebersihan yang semuanya merupakan
anggota dari BKPRD dimana BKPRD ini berada di bawah di bawah
BAPPEDA dimana apabila terdapat masalah dalam pengimplementasian
perda ini maka semua anggota BKPRD akan di panggil untuk membahas
permasalahan tersebut. Informan juga menyatakan bahwa yang menangani
ruang terbuka hijau ini adalah bidang taman dan makam jadi kita tetap
menyarankan supaya untuk turun langsung ke lapangan.
Selanjutnya peneliti juga menanyakan sosialisasi yang dilakukan
terkait dengan Perda ini. Beliau menyatakan ada yaitu dengan membuat
surat-surat edaran. Informan tambahan menambahkan bahwa Pemko
Medan pernah melakukan kegiatan-kegiatan seperti hutan kota yang
pembebasan lahan, ada juga perluasan TPU karena termasuk RTH juga.
Memaksimalkan dan mempertahankan RTH yang ada dan tidak
mengeluarkan izin IMB untuk kawasan RTH yang sudah di tetapkan dan
untuk kawasan2 perumahan diharuskan untuk menyediakan RTH 15%,
jika misalnya izin IMB privat juga tetap harus penyediakan KDH
(Koefisien Dasar Hijau) zona hijau minimal sebesar 15% dan komplek
perumahan juga harus menyediakan taman-taman di setiap rumahnya.
Pendapat lain dinyatakan oleh Kepala Bidang Taman dan Makam bahwa
sosialisasi dilakukan dengan sosialisasi ke lurah-lurah maupun ke
kecamatan-kecamatan dan selanjutnya bentuk sosialisasi dilakukan oleh
Bappeda dengan anggota SKPD nya. Pendapat serupa juga dikatakan oleh
kepala seksi taman dan dekorasi bahwa dinas pertamanan sendiri pernah
melakukan sosialisasi ke kecamatan-kecamatan dan memberikan
penjelasan kepada masyarakat tentang pemanfaatan ruang terbuka hijau.
Peneliti juga menanyakan siapa yang paling bertanggung jawab
dalam pelaksanaan perda ini, informan kunci menyatakan bahwa di dalam
Tupoksinya ada dua dinas yang terkait dalam menjalankan Perda ini yaitu
dinas pertamanan yang menyangkut tentang pertamanan dan pohon
penghijauan yang berada di bahu jalan dan juga ada Dinas Pertanian
dimana mereka dari sisi pohon-pohon yang berkaitan dengan pertanian
seperti Palawija kemudian pengembangbiakan pohon-pohon produktif
karena dinas pertaman sendiri tidak mengerti dengan namanya bibit-bibit
unggul yang bagus untuk di tanam, dan dinas pertamanan tidak mengerti
dalam pelaksanaan perda ini yaitu dinas Tata Ruang dan Tata bangunan
yaitu masalah pengadaan lahan. Informan tambahan juga menyatakan
kalau misalnya kewenangan nya berada di Bappeda karena di Bappeda lah
yang menjadi pemegang kendali dalam pelaksanaan perda ini, namun
secara teknis lapangan adalah dinas Pertamanan Kota Medan
c. Disposisisi atau Kecendrungan Pelaksana
Disposisi implementor dalam hal ini merupakan kecenderungan
perilaku, sikap, karakter atau watak dari agen pelaksana kebijakan
(peraturan). Setiap Dinas dan Badan harus memahami dan mengetahui apa
yang menjadi wewenang, fungsi, dan tanggung jawabnya masing-masing
di dalam implementasi kebijakan tersebut dalam mencapai standar dan
sasaran kebijakan. Hal ini mencakup respon implementor, pemahaman,
dan nilai yang dimiliki oleh implementor.
Menurut informan kunci, yang menjadi komitmen dari pelaksanaan
perda ini kedapannya adalah sedapat mungkin apa yang menjadi petunjuk,
aturan dan teknis pelaksaannya Dinas Pertamanan berupaya semaksimal
mungkin bisa mengituti aturan dari Perda tersebut maupun turunan
Perwalnya yaitu dibagian teknisnya. Informan tambahan menambahkan
komitmen pemerintah kota medan adalah pertaman, komitmen kami
adalah tetap menjaga yang 30% tetap harus terpenuhi. Kedua, setiap
kawasan-kawasan perumahan harus menyediakan RTH. Apapun
ketentuannya, yang sudah menjadi RTH yang sudah di tetapkan di RDTR
untuk membangun yang lain. Setiap rumah pun juga harus menyediakan
minimal 15% KDH (Koefisien Dasar Hijau), tidak 100% rumah itu boleh
di bangun.
Peneliti juga menanyakan bagaimana tanggapan dari setiap dinas
terhadap Perda tersebut. Informan kunci menyatakan bahwa tanggapannya
adalah positif dan menyutujui dengan adanya Perda ini. Pendapat serupa di
nyatakan oleh informan tambahan Pemerintah harus mendukung karena
karena RTRW tidak boleh terbit jika RTH tidak sampai 30%. Pemerintah
pusat, Kementrian tata ruang pada saat ingin menerbitkan RTRW apabila
RTH kota Medan kurang dari 30% maka RTRW tidak akan di terbitkan
dan tidak akan di sahkan. Itulah keawajiban yang harus di penuhi.
Peneliti juga menanyakan bentuk transparansi dalam pelaksaan
kebijakan ini. Informan menyatakan bahwa dinas pertamanan telah
membuat SOP (Standar Operational Prosedur) yang bisa dilihat langsung
oleh masyarakat sehingga apabila ada masyarakat yang ingin mengetahui
bagaimana ketentuan-ketentuan mengurus izin seperti penebangan pohon,
pemakaian ruang terbuka hijau itu semua sudah ada SOP nya dan bersifat
transparan yang dipantau langsung oleh lembaga pelayanan publik.
Menurut informan kunci masyarakat kota Medan belum
memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau secara keseluruhannya, namun
informan menyatakan bahwa masyarakat perlu mengetahui RTH itu
banyak sekali manfaatnya, disamping paru-paru kota, RTH juga bisa untuk
telah menyediakan hootspoot speedy dan masyarakat bisa mengakses
internet secara gratis di RTH tersebut. Dan juga saat ini disetiap taman
sudah di bangun mushalla untuk beribadah. Jadi tinggal masyarakatnya
saja bagaimana memanfaatkan RTH secara maksimal.
Hal serupa juga di nyatakan informan tambahan Masyarakat Kota
Medan belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam meningkat RTH di
Kota Medan seperti misalnya di keluarkan kebijakan untuk membangun
RTH di lahan masyarakat maka tidak jarang masyarakat marah dan
memprotes bahwasannya itu tanah hak milik pribadi dan ada sertifikat hak
milik tanah dan menganggap pemerintah seenaknya nya saja menetapkan
lahan tersebut sebagai zona RTH.
Peneliti juga menanyakan kepada informan kunci tentang upaya
pemerintah kota Medan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.
Informan menyatakan bahwa dinas pertamanan tetap melakukan
sosialisasi, website dinas pertamanan pun juga sudah ada sehingga
masyarakat bisa mengakses RTH dan Ruang terbuka Publik yang bisa di
manfaatkan oleh masyarakat.
d. Sumber Daya
Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung
oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya finansial. Berikut ini merupakan kriteria sumber daya yang
dibutuhkan dalam proses implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun
2011-2031:
a. Su