• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suryono. 2001. Ekonomi Politik Pembangunan dalam Perspektif Teori Ilmu

Sosial

Anderson, James, L. 1979. Public Policy Making, Holt, Rinehart and Winston,

New York

Arikunto. 2004. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara

Djokomono, Imam. 2004. Ruang Publik Kota, Pedagang Kaki Lima dan Publik

Transportation. 1st (Internasional Seminar) National Symposium,

Exhibition and Workshop in Urban Design, Yogyakarta

Dunn, William N. 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Grindlle, Merilee S., (ed). 1980. Politics and Apolicy Implementation in the Third

World, New Jersey: Pricetown University Press

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik: Berbasis Dynamic Policy

Analysis. Yogyakarta: Gava Media.

Kaban, Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.

Yogyakarta: Gava Media

Lester, James P dan Joseph Stewart. 2000. Publik Policy: An Evolutionary

Approach Political Science series. University of California

Mazmanian, Danil. A dan Pail A. Sabatier. 1983. Implementation and Public

Policy: Scott, Foresman Public Policy Analisys and Management Series.

University of Minnesota

Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

(2)

Parsons, Wayne. 2008. Public Policy. Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana

Samodra, Yuyun danAgus. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta : PT Raja

Grafindo

Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold

Company, New York

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka LP3ES

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : PustakaPelajar

Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik.

Yogyakarta:YPAPI dan Lukman Offset

Thomas R. Dye. 1981. Understanding Public Policy, Printice Hall inc, New

Jarsey

Tjokrowinoto, M. 1996. Pembangunan Dilema dan Tantangan. Yogyakarta:

PustakaPelajar

Tracik, Roger. 1986. Finding Lost Space. Van Nostrand Reinhold Company, New

York

Van Meter dan Van Horn, 1975. The policy Implementation Process:

AConceptual Framework. New York: Harvester-Wheatsheft

Wahab, Solichin Abdul, Dr, MA. 1997. Analisis Kebijakan. Jakarta : BumiAksara

Winarno, Budi. 20027. Kebijakan Publik: Teori dan Proses Kebijakan Publik.

(3)

Sumber Perundang-Undangan

Intruksi menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988 Tentang Penataan Ruang

Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan

Keputusan Walikota Medan Nomor 522/043k Tentang Penetapan Lokasi Hutan

Kota di Kota Medan

Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan

Pasal 3 Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 Konsep Dasar Hukum Penataan Ruang

Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 Tentang Konsep Dasar Hukum Penataan

Ruang

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun

(4)

Peraturan Daerah KotaMadya Tingkat II Medan Nomor 20 Tahun 1978 Tentang

Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan

Kota Medann

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan

Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang Terbuka Hikau Kawasan Perkotaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M2008 Tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan

Perkotan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M 2009 Tentang Pedoman

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah

Kota/Kawasan Perkotaan

Rencana Strategis (RENSTRA) Bappeda Kota Medan Tahun 2011-2015

Salinan Keputusan (SK) Walikota Nomor 640/1265.K/2010 tentang Pembentukan

dan Penetapan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)

KotaMedan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

(5)

Jurnal – jurnal :

Brahmantyo, Theodorus dan Dr. IrIwan Kustiwan, MT. Evaluasi Penyediaan

Ruang Terbuka Hijau Sebagai Infrastruktur Hijau di Kota Bogor dan

Cirebon. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V2N1:

hal.58

Joga, Nirwono.Aspek Lingkungan Dalam Pembangunan Perkotaan

Berkelanjutan. Presentasi dalam Workshop Nasional Pembangunan

Kota yang Berkelanjutan. Medan, 13 Februari 20132

Ramadhan, Afrizal dan Dr.IrIwanKustiwan, MT. Kebutuhan Ruang Terbuka

Hijau Berdasarkan Fungsi Ekologis Sebagai Penghasil Oksigen dan

Kawasan Resapan Air Sesuai Tipologi Kota studi pada Kota Bandung,

Bogor dan Cirebon. Jurnal Perencanaan Wilayah da Kota A SAPPK

VIN2

Rushayati, Siti Badriah, Hadi S. Alikodra, Endes N. Dahlan dan Herry Purnomo.

Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu

Permukaan di Kabupaten Bandung. JurnalVol 25,No 1, Juli 2011:

17-26

Puspitojati, Triyono dan Ismayadi Samsoedin. 2015. Kajian Pengembangan

Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung Jurnal Vol.12 No 1, April

2015: 55-66

Widjayanti, Wiwikwidyo. Keberadaan dan Optimasi Ruang Terbuka Hijau Bagi

(6)

Sumber Internet

Http: // www. Jurnalasia.com/ 2014/ 06/ 25/ Ruang-Terbuka-Hijau-Hanya-8-

Persen diaksespada 10 November 2015 Jam 20:30

Http: // www. Pemkomedan.go.id di aksespada 13 Oktober 2015 Jam 20:15

Http//www.Unpad.ac.id/?p=22499: Teori Hukum Prof. Mochtar Kusumaatmadja

Masih Relevan di akses pada 23 Maret 2016 jam 13:44

(7)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang

Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian

Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan

berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas

wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari

21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Sarana dan prasarana perhubungan di

Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara.

Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia

prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri

Medan (KIM) I. Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur

pelayaran Selat Malaka, Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera

Utara memiliki posisi yang strategis

3.1.1 Kondisi Demografis Kota Medan

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi

unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat-istiadat. Hal

ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat

terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang

mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses

pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian

tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin

(8)

kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan sosial

ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang

memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini

mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat

kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan

kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh

banyak faktor, antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat

pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada

aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh

membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan

masyarakat.pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun

kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk

juga cenderung untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor

migrasi atau urbanisasi. Komponen kependudukan lainnya umumnya

menggambarkan berbagai berbagai dinamika sosial yang terjadi di

masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat

kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus

perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus

ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang

(9)

3.1.2 Visi dan Misi Pemerintah Kota Medan

Kota Medan memiliki visi, yakni:

1. Jangka Panjang (Visi 2025----Perda Nomor 8 Tahun 2009): “Kota Medan

yang Maju, Sejahtera, Religius dan Berwawasan Lingkungan” (Indikasi:

Pendapatan per kapita Rp 72 juta/tahun)

2. Jangka Menengah (Visi 2015): Kota Medan Menjadi Kota Metropolitan

yang Berdaya Saing, Nyaman, Peduli dan Sejahtera”

3. Jangka Pendek (Tahun 2011): “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

yang Semakin Dinamis dan Berkualitas Guna Menciptakan Kesempatan

Kerja yang Luas, Mengurangi Kemiskinan, Meningkatkan Mutu

Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat” (Indikasi: Pendapatan

per kapita menjadi Rp 41,3 juta dari Rp 36 juta Tahun 2010)

Adapun yang menjadi Misi Pemerintah Kota Medan adalah:

1. Mewujudkan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar, dengan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha kecil,

menengah dan koperasi (UMKM), untuk kemajuan dan kemakmuran yang

berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota.

2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi yang lebih

efisien, efektif, kreatif, inovatif dan responsif.

3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial

ekonomi, membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan, serta

(10)

4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa

serta bermasyarakat.

3.1.3 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Medan

3.1.4 Unit Kerja Pemerintah Kota Medan

1) Dinas Daerah:

a. Dinas Pendidikan

b. Dinas Kesehatan

c. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

d. Dinas Perhubungan

e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

f. Dinas Kebudayaan dan Periwisata

(11)

h. Dinas Perumahan dan Pemukiman

i. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

j. Dinas Pertamanan

k. Dinas Kebersihan

l. Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran

m. Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah

n. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

o. Dinas Pertanian dan Kelautan

p. Dinas Pendapatan

q. Dinas Pemuda dan Olahraga

r. Dinas Komunikasi dan Informatika

2) Inspektorat/Badan/Kantor:

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

b. Badan Penelitian dan Pengembangan

c. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat

d. Badan Lingkungan Hidup

e. Badan Ketahanan Pangan

f. Badan Penanaman Modal

g. Badan Pemberdayaan Masyarakat

h. Badan Pengelola Keuangan Daerah

i. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

j. Badan Kepegawaian Daerah

k. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

(12)

m. Kantor Arsip

n. Kantor Pendidikan dan Pelatihan

o. Kantor Sandi Daerah

3.2 Dinas Pertamanan Kota Medan

3.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan

Dinas Pertamanan adalah Dinas yang berwenang dalam mengelola seluruh

taman-taman yang ada di Kota Medan. Begitu juga dengan penghijauan di

pinggir-pinggir jalan kota Medan ataupun pulau-pulau jalan.

Dinas ini terletak di Jalan Pinang Baris No. 114 B di Kota Medan. Lokasi

Dinas Pertamanan berdekatan dengan beberapa Dinas lain yaitu Dinas

Perhubungan, Dinas Kebersihan dan Dinas Bina Marga. Dimana ketiga Dinas

tersebut saling berkaitan dalam menciptakan Kota Medan yang indah, bersih dan

nyaman bagi seluruh warga Kota Medan.

Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam

bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris daerah.

Terbentuknya Dinas Pertamanan Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah

Kotamadya Tingkat II Medan No. 20 Tahun 1978 Tentang Pembentukan Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan dan pelaksanaannya

berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan tanggal 2 Juli 1979 No.

207/SK/1979 dan kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kodya Daerah

Medan No. 8 Tahun 1987 dan Pelaksanaannya dengan Surat Keputusan Walikota

(13)

tanggal 27 Juli 1987. Yang kemudian bentuk organisasi dan Tata Kerja Dinas

Pertamanan Kota Medan yang berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam

Negeri dan Otonomi Derah No. 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah dibentuk dalam Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan dengan

Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas daerah dilingkungan Pemerintahan Kota

Medan. Dalam melakasanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam

bidang pertamanan berkaitan dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip

koordinasi integrasi dan sinkronasi secara vertikal maupun horizontal untuk

memenuhi hal tersebut maka tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota

Medan diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Medan No. 18

Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.

Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi

diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatera Utara, sedangkan pejabat

lainnya dilingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas

usul Kepala Dinas. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan menjalankan tugasnya,

maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya

berdasarkan daftar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur

lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan ini

(14)

1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/Retribusi Reklame, Pajak/Retribusi

Pemakaman dan Pajak/Retribusi Lapangan.

2. Keindahan kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan

umum, taman/tempat rekreasi.

3. Pelayanan masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum

yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Pertamanan Kota Medan

a. Visi Dinas Pertamanan

Adapun Visi dari Dinas Pertamanan Kota Medan adalah

“Terwujudnya Kota Medan Yang Bersih Dan Indah Dengan Pelayanan

Prima”.

b. Misi Dinas Pertamanan

Sedangkan misi dari Dinas Pertamanan Kota Medan adalah :

1. Meningkatkan Pelayanan Dalam Bidang Kebersihan, Pertamanan dan

Dekorasi Kota untuk Mewujudkan Kota Medan yang Bersih, Indah

dan Nyaman.

2. Meningkatkan Penataan Pemeliharaan dan Penambahan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Menuju Kota Medan Sebagai “Green City”.

3. Mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Taman Kota, Jalur Hijau,

Lapangan Olahraga, Dekorasi Kota, Penghijauan dan Pemakaman.

4. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Penerangan Jalan Umum

(15)

3.1.3 Tujuan dan Sasaran Dinas Pertamanan Kota Medan

a. Tujuan Dinas Pertamanan

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan

merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu

tertentu kedepan. Adapun tujuan Dinas Pertamanan Kota Medan adalah

sebagai berikut :

a) Menciptakan aparat yang berkualitas, aktif, bersih dan

berwibawa

b) Meningkatkan kinerja aparat dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat

c) Meningkatkan profesionalisme aparat dan proses kaderisasi

d) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan

penyediaan sarana dan prasarana baik untuk keperluan

rekreasi maupun kegiatan ekonomi

e) Menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang

peranan Dinas Pertamanan bagi masyarakat

f) Mewujudkan Kota Medan sebagai kota taman yang

memberikan kenyamanan bagi masyarakat

g) Mewujudkan Kota Medan sebagai kota yang indah, rapi

dan asri melalui penataan taman dan periklanan

h) Mewujudkan rasa aman bagi masyarakat yang ada di Kota

Medan

(16)

j) Mengoptimalkan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Daerah

dan Kota

k) Mengoptimalkan manajemen dan sistem administrasi Dinas

Pertamanan

b. Sasaran Dinas Pertamanan

Sebagai implementasi dan misi yang telah dirumuskan maka

sasaran Dinas Pertamanan Kota Medan pada dasarnya lebih diorientasikan

kapan tujuan tersebut dapat tercapai.

Fokus sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya yang

dimiliki dengan menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai dan hasilnya

dalam jangka waktu tahunan, semesteran dan seterusnya.

Sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pertamanan Kota Medan

adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya aparat dinas yang berkualitas, aktif, bersih dan

berwibawa

2. Meningkatnya kinerja aparat dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat

3. Terciptanya aparat yang professional dan kader-kader yang siap

mewujudkan visi dan misi Dinas Pertamanan Kota Medan

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana untuk

kegiatan masyarakat baik untuk rekreasi, kegiatan olah raga

maupun kegiatan ekonomi

5. Terjalinnya arus informasi antara masyarakat dengan dinas guna

(17)

6. Terwujudnya Kota Medan sebagai kota taman yang nyaman bagi

masyarakat baik lokal maupun pendatang

7. Terwujudnya Kota Medan yang rapi, indah dan asri dengan dihiasi

papan reklame dan periklanan yang proporsional

8. Terwujudnya rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang ada di

Kota Medan

3.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan

Berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun 2002

Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, berikut

adalah rinciannya :

a. Tugas Pokok

1. Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan

dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah

tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta

melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya

b. Fungsi Dinas

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang

pertamanan dan keindahakan kota

2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi

(18)

rangka usaha meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan

keindahan

3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan

pengangkutan jenazah, melayani penguburan serta merawat

kuburan-kuburan umum milik pemerintah daerah

4. Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota,

pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum,

lampu-lampu penerangan jalan/taman, jalur hijau, lapangan olag raga

berikut bangunannya

5. Mengelola izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan

reklame untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis

kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan

6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

tugasnya

7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah

3.1.5 Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Dinas Pertamanan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan

tugas/urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota

serta melaksanakan tugas pembantu sesuai dengan tugasnya.

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melalului

Sekretaris Daerah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan urusan

(19)

perencanaan dan pelaksanaan pendapatan daerah. Untuk

melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas mempunyai fungsi :

a. Mengkoordinasi pengelolaan administrasi umum meliputi

ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, dan urusan rumah

tangga dinas.

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang

diperintahakan oleh atasan.

c. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis, dalam rangka

perencanaan, pembinaan, dan pengembangan pendapatan

daerah.

d. Mengkoordinasi perencanaan, penertiban, penyelenggaran, dan

pengelolaan pungutan pasar (Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah).

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan evaluasi tata

cara pemungutan pajak, retribusi dan pemungutan-pemungutan

lainnya yang telah ada.

2. Sekretariat

Bidang Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

Sekretariat yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Sekretariat

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas

(20)

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, dan urusan umum

lainnya.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Sekretariat

mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.

c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta

rencana penyusunan laporan keuangan.

d. Mengelola urusan perlengkapan kerumahtanggaan

dan pengadaan barang.

e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat-menyurat dan

urusan umum lainnya.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas pokok dinas dibidang kesekretarisan dibantu oleh

Sub-sub Bagian. Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sekretariat

(21)

1 Sub Bagian Umum. Sub Bagian Umum ini mempunyai

tugas mengelola surat-menyurat dan urusan umum

lainnya.

2 Sub Bagian Kepegawaian . Sub Bagian Kepegawaian

ini mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang

kepegawaian.

3 Sub Bagian Keuangan . Sub Bagian Keuangan ini

mempunyai tugas mengelola administrasi keuangan dan

perbendaharaan serta menyusun rencana laporan

keungan.

3. Bidang Perencanaan

Bidang Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang

dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas. Bidang Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas dinas dibidang perencanaan.

Bidang Perencanaan mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang perencanaan

taman/makam, penerangan, dan reklame

c. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan

pengembangan taman dan makam ditinjau dari sudut teknis

(22)

d. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu

penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari

sudut teknis dan keindahan kota.

e. Melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap

penempatan reklame, gambar-gambar reklame yang akan

dipasang.

f. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk

tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan, dan lapangan

olahraga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.

g. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk

tempat pemakaman umum.

h. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan dibidang taman,

makam, penerangan, dan reklame.

i. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan penelitian

perencanaan pengembangan.

j. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Perencanaan terdiri dari :

1. Seksi Perencanaan Taman/Makam

Seksi perencanaan Taman/Makam ini mempunyai tugas

(23)

taman/makam,menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka

untuk tempat-tempat rekreasi, penghijauan, pembibitan, lapangan

olahraga, dan tempat pemakaman umum ditinjau dari sudut

teknis dan keindahan kota.

2. Seksi Perencanaan Penerangan

Seksi Perencanaan Penerangan ini mempunyai tugas

melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu

penerangan jalan, lampu taman ditinjau dari sudut teknis dan

keindahan kota

3. Seksi Perencanaan Reklame

Seksi Perencanaan Reklame ini mempunyai tugas

melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan

reklame, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.

4. Bidang Taman/Makam

Bidang Taman/Makam dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan

bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang taman/makam

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang

taman/makam.

Bidang Taman/Makam mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang

(24)

c. Melaksanakan kegiatan pembibitan pohon

peghijauan taman hias.

d. Melaksanakan pelayanan pemakaman untuk lokasi

perkuburan milik Pemerintah Kota.

e. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan

dibidang taman/makam.

f. Melaksanakan perawatan taman, lapangan olahraga

dan pulau-pulau jalan.

g. Menyelenggarakan perawatan areal makam.

h. Melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum

dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu.

i. Melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan,

sungai, dan perawatan pohon-pohon tua dan muda.

j. Melaksanakan penyingkiran sampah-sampah taman.

k. Melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah.

l. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang

taman/makam.

m. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas

n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

(25)

Bidang Taman/Makam terdiri dari :

1. Seksi Pembibitan/Penghijauan

Seksi Pembibitan/Penghijauan ini mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pembibitan pohon

penghijauan taman hias, melaksanakan penghijauan

kota termasuk tepi jalan, sungai, perawatan

pohon-pohon tua dan muda serta melaksanakan

inventarisasi, jenis, umur, dan jumlah pohon

penghijauan milik Pemerintah Kota Medan.

2. Seksi Taman/ Dekorasi

Seksi Taman/Makam ini mempunyai tugas

melaksanakan perawatan taman, lapangan olahraga

dan pulau-pulau jalan serta menjaga kebersihan dari

sampah-sampah taman, melaksanakan kegatan

dekorasi kota secara umum dan dekorasi secara luas,

jumlah dan jenis tanaman yang terdapat pada

taman-taman milik Pemerintah Kota Medan.

3. Seksi makam

Seksi Makam ini mempunyai tugas melaksanakan

pelayanan pengangkutan jenazah, melayani

pemakaman untuk lokasi perkuburan milik

(26)

melaksanakan inventarisasi kumlah makam, luas

areal disetiap lokasi makam milik Pemerintah Kota

Medan.

5. Bidang Penerangan

Bidang Penerangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas. Bidang penerangan mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang penerangan.

Bidang Penerangan mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja.

b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang

penerangan.

c. Melakasanakan pengadaan/perawatan lampu-lampu

penerangan di jalan/taman, jalur hijau, lapangan

olahraga dan bangunan-bangunan milik Pemerintah

Daerah agar tetap berfungsi

d. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang

penerangan

e. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian

listrik.

f. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kerja

(27)

g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

kepada Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Penerangan terdiri dari :

a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A

Sektor ini mempunyai tugas mengadakan,

merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan

pada sektor A.

b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B

Sektor ini mempunyai tugas mengadakan,

merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan

pada sektor B.

c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C

Sektor ini mempunyai tugas mengadakan,

merawat dan mengontrol lampu penerangan jalan

pada sektor C.

6. Bidang Pengawasan

Bidang Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas. Bidang pengawasan mempunyai tugas

(28)

Bidang Pengawasan mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan

pembangunan taman, makam, penerangan dan

reklame.

c. Melaksanakan pengawasan terhadap

bangunan-bangunan yang mengandung nilai sejarah.

d. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang

pengawasan.

e. Mengumpulkan bahan dan data dibidang

pengawasan taman, makam, penerangan dan

reklame.

f. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan

dibidang pengawasan.

g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Dinas sesuai dengan tugasnya.

Bidang Pengawasan terdiri dari :

a. Seksi Pengawasan Taman/Makam

Seksi Pengawasan Taman/Makam ini mempunyai tugas

(29)

pengawasan terhadap kegiatan pembangunan

taman/makam.

b. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi

Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi ini mempunyai

tugas mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan

pengawasan terhadap kegiatan pembangunan listrik/air

sirkulasi

c. Seksi Pengawasan Reklame

Seksi Pengawasan Reklame ini mempunyai tugas

mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan

(30)
(31)

3.1.7 Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan

Gambaran data pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan berdasarkan jenis

kelamin, golongan, jumlah struktur dan staf serta tingkat pendidikan dapat kita

[image:31.595.219.460.279.398.2]

lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 285 Orang

Perempuan 134 Orang

Jumlah 419 Orang

Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai

laki-laki mendominasi yaitu sebanyak 285 orang, Sedangkan pegawai

berjenis kelamin perempuan hanya sebanyak 134 orang dari total

[image:31.595.216.463.557.727.2]

jumlah keseluruhan pegawai yaitu sebanyak 419 orang.

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Golongan Jumlah

IV (Empat) 8 Orang

III (Tiga) 191 Orang

II (Dua) 183 Orang

I (Satu) 37 Orang

Jumlah 419 Orang

(32)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai dengan

golongan II (dua) mendominasi yaitu sebanyak 191 orang disusul

dengan pegawai golongan III (tiga) sebanyak 183 orang,

Sedangkan pegawai dengan golongan I (satu) berjumlah 37 orang

dan kemudian golongan IV (empat) berjumlah 8 orang dari total

[image:32.595.217.482.306.423.2]

jumlah keseluruhan pegawai.

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah

Struktur atau Staf

Jumlah struktur/Staf Jumlah

Struktur 21 Orang

Staf 398 Orang

Jumlah 491 Orang

Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan

Dari Tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai

yang menempati posisi struktural sebanyak 21 orang dan yang

(33)

3.3 Dinas Tata Ruang dan dan Tata Bangunan Kota Medan

3.2.1 Sejarah Singkat Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 tahun

2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota

Medan maka lahirlah Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sebagai

perubahan dan pengganti Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan disertai dengan

beberapa perubahan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi).

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan adalah unsur pelaksana Pemerintah

Kota Medan dalam bidang tata ruang dan tata bangunan yang dipimpin oleh

seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Berdasarkan Pasal 3 Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 maka Dinas

Tata Ruang dan Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan, antara lain

menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota,

pengurusan perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat

dan terarah sesuai dengan rencana tata ruang kota dan pola kebijakan yang

ditetapkan oleh Pemerintah Kota serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai

dengan bidang tugasnya.

3.2.2 Visi dan Misi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

Rencana Strategis Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan merupakan

penjabaran RPJMD Pemerintahan Kota Medan 2011-2015. Oleh sebab itu,

perumusan visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan Dinas Tata Ruang dan Tata

(34)

tujuan, strategi dan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Pemerintah Kota

Medan tahun 2011-2015

a. Visi

Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana instansi

pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara

umum visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diujudkan oleh

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Penetapan visi

mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus

strategis yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya

diharapkan mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan kantor Dinas

Tata Ruang dan Tata Bangunan.

Dengan berpedoman pada visi RPJMD Pemko Medan 2011-2015

dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata

Bangunan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan

tahun 2011-2015, maka visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Tahun

2011-2015 ditetapkan sebagai berikut:

”Terwujudnya Kota Medan Yang Tertata, Nyaman, Modern, Dan

Berdaya Saing”.

b. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh

organisasi sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat

terlaksana dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut di atas,

maka Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan menjabarkannya dalam

(35)

1. Menyusun dan mengevaluasi rencana tata ruang dan kebijakan

penataan ruang dan penataan bangunan secara berkualitas dan

berkesinambungan dengan melibatkan stakeholder

2. Mengembangkan menejemen organisasi SDM, program kerja dan

sarana serta prasarana yang berkelanjutan;

3. Memberikan pelayanan dan informasi yang prima dengan

mengembangkan teknologi sistem informasi;

4. Mengendalikan kebijakan penataan ruang dan bangunan melalui

pengawasan, pembinaan, penertiban dan koordinasi pembangunan;

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang kota dan

bangunan.

3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

Kota Medan

Berdasarkan peraturan daerah kota medan Nomor 3 tahun 2009 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah lingkungan kota medan

fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan kota medan adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang penataan ruang

dan penataan bangunan;

b. Mengadakan kegiatan-kegiatan penelitian dalam rangka perumusan,

pengembangan dan penetapan rencana tata ruang kota dan kebijakan

penataan ruang kota dan bangunan yang berlaku;

c. Mengevaluasi dan merevisi rencana tata ruang kota dan kebijakan

(36)

dengan peraturan perundang-undangan serta norma-norma penataan kota

dan bangunan yang berlaku;

d. Menghimpun data dan informasi, mengadakan pengukuran dan pemetaan

dalam rangka penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota dan

kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan;

e. Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan, penyuluhan dan

pembinaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Kepala Daerah dan

Peraturan yang berlaku;

f. Melaksanakan pola dan pengembangan rencana tata ruang kota dan

kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah

ditetapkan;

g. Memberikan pelayanan terhadap permohonan Keterangan Rencana

Peruntukan (KRP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pelayanan

lainnya serta memungut retribusi atas pemberian KRP, IMB dan pelayanan

lain tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

h. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap penataan ruang kota

dan penataan bangunan serta teknis konstruksi yang telah ditetapkan

bekerja sama dengan instansi terkait;

i. Merumuskan kebijakan dan pengawasan terhadap pelestarian dan

konservasi bangunan;

j. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

tugasnya;

(37)

Adapun tugas dan fungsi dinas tata ruang dan Tata Bangunan Kota medan

berdasarkan Peraturan daerah Kota Medan No. 3 Tahun 2009 disebutkan bahwa:

a) 3.a. Sekretariat : bertugas menyelnggarakan pengelolaan administrasi

umum, keuangan dan penyusunan program dengan fungsi

1. Penyusunanan rencana, program kegiatan kesekretariatan

2. Pengkordinasi penyusunan perencanaan program dinas

3. Pelaksana dan penyelenggara pelayanan administrasi kesekretariatan

dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian keuangan dan

kerumahtanggaan dinas

4. Pelaksana kordinasi penyelenggaraan tugas dinas

5. Pengelolaann dan pemberdayaan sumber daya manusia,

pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas

dan fungsinya

b) Bidang Pengukuran dan pemetaan : bertugas melaksanakan tugas dinas

lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem dengan

fungsi

1. Penyusunan rencana, program kegiatan bidang pengukuran dan

pemetaan

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan,

(38)

3. Pengumpulan pengolahan data yang berhubungan dengan

bidang tugas pengukuran dan pemetaan

4. Penyelenggarana kegiatan pengukuran pemetaan dan

fotogrametri rencana kota

5. Penyelengaraan kegiatan di bidang pengukuran tanah dan

ketinggian bangunan untuk rencana pengembangan data ruang

kota

6. Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dan pemabaharuan

peta dasar, foto udara dan dokumentasi, serta pemetaan GIS

dalam pemetaan

7. Pelaksanaan monotoring, evaluasi dan pelaporan lingkup

bidang pengukuran dan pemetaan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai

dengan tugas dan Fungsinya

c) 3.b. Bidang Tata Ruang

Mempunyai tugas dinas lingkup penelitian rencana tata ruang dan letak,

evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang dengan fungsi

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang tata ruang

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan,

pengembangan data dan system

3. Pelaksanaan pengendalian rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan

teknis penataan ruang dan bangunan malalui mekanisme advis plan

4. Pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana

(39)

dengan rencana Tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penata ruang

dan bangunan

5. Perencanaan dan penelitian Kelayakan site plan (tata letak) pada

permohonan IMB agar sesusi dengan rencana Tata ruang kota dan

kebijaksanaan teknis penata ruang dan bangunan

6. Perencanaan kebutuhan fasilitas sosial pada suatu kawasan atau

lingkungan

7. Penyusunan advis plan

8. Penyusunan perencanaan penelitian/ survei dalam rangka penyusunan

evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota kawasan

strategis dan kebijaksanaan teknis penataan runag kota dan bangunan yang

telah ditetapkan

9. Penyususnan dan penyebarluasan ketentuan norma-norma, standar

pedoman dan manual bagi pelaksanaan ketentuan yang berlaku

10.Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan lingkup tata ruang

11.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan

Fungsinya

d) 3.c. Bidang Tata Bangunan

Mempunyai tugas perancangan kontruksi, konservasi bangunan dan kawasan,

dengan fungsi

1. Penyusunan rencana program dan kegiatan bidang tata bangunan

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata bangunan

(40)

4. Penelitian setiap permohonan ijin mendirikan bangunan menyangkut

desain dan kontruksi bangunan sesuai dengan advis plan

5. Pemberian bimbingan kepada masyarakat menyangkut desain arsitektur,

fasilitas bangunan dan kontruksi bangunan

6. Pengawasan, menfasilitasi dan membina upaya-upaya pelestarian dan

konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota serta memberikan

usulan-usulan peningkatan pelestarian bangunan

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata

banguna

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala sesuai dengan tugas dan

fungsinya

e) 3.d. Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Mempunyai tugas pengawasan, penyuluhan dan pengaduan dengan fungsi

1. Penyusunan rencana dan kegiatan bidang pengendalian dan

pemanfaatan ruang

2. Penyusunan petunjuk teknis pengawasan, penyuluhan dan

pengaduan

3. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan

mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB

4. Pelaksanaan kordinasi dengan instansi lain terkait penertiban

bangunan yang menyimpang

5. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat yang

(41)

6. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat

3.2.4 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota

Medan

Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan dipimpin oleh 1 (satu) orang

Kepala Dinas yang membawahi 4 (empat) orang Kepala Bidang dengan

12 (dua belas) Kepala Seksi dan 1 (satu) orang Sekretaris dengan 3 (tiga)

orang Kepala Sub Bagian serta Kelompok Jabatan Fungsional yang saat

[image:41.595.187.575.305.564.2]

ini masih belum terbentuk.

Gambar : 3.2.4 : Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata

Bangunan Kota Medan

3.2.5 Gambaran Data Kepegawaian Dinas Tata Ruang dan Tata

Bangunan Kota Medan

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata

(42)

didukung oleh Sumber Daya Manusia sebanyak 148 orang dengan

[image:42.595.216.467.164.364.2]

komposisi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Jabatan

Jenis Jabatan Jumlah

Kepala Dinas 1 Orang

Sekretaris 1 Orang

Kepala Bidang 4 Orang

Kepala Sub Bagian 3 Orang

Kepala Seksi 12 Orang

Total 21 Orang

(43)
[image:43.595.216.467.112.450.2]

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Magister (S2) Teknik 8 Orang

Magister (S2) Non Teknik 2 Orang

Sarjana (S1) Teknik 26 Orang

Sarjana (S1) Non Teknik 29 Orang

Diploma (D3) Teknik 1 Orang

Diploma (D3) Non Teknik 5 Orang

SMK Teknik 12 Orang

SMK Non Teknik 1 Orang

SMA 40 Orang

SMP 6 Orang

Total 127 Orang

[image:43.595.216.466.531.729.2]

Sumber: Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Golongan Jumlah

Golongan I 1

Golongan II 28

Golongan III 93

Golongan IV 5

Non PNS 21

Total 148

(44)
[image:44.595.136.490.110.481.2]

Tabel 3.4 Komposisi Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional

Jabatan Jumlah

Kepala Dinas 1

Sekretaris 1

Kepala Bidang 4

Kepala Sub Bagian 3

Kepala Seksi 12

Tenaga Fungsional 0

Staf Bagian Tata Ruag 23

Staf Bidang Tata Ruang 22

Staf Bidang Tata Bangunan 13

Staf Bidang Pengukuran dan Pemetaan 23

Staf Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan ruang 46

Total 148

(45)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan data dilapangan maka

diperoleh data yang terdapat kaitannya dengan Implementasi Kebijakan

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan

Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan

Tahun 2013-2031. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk

analisis data dan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian akan

diinterprestasikan.

Penyajian data didapatkan melalui wawancara, penyebaran kuesioner yang

dijawab oleh responden dan juga hasil-hasil data sekunder. Pihak-pihak yang

diwawancarai sebanyak tiga orang yaitu dengan Kepala Dinas Pertamanan Kota

Medan, Kepala Seksi Taman dan Dekorasi dan Bagian Tata Ruang Dinas Tata

Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan. Peneliti juga mengambil

sebanyak 25 orang responden yang berada di Komplek Perumahan Tasbi Setia

Budi yang sedang berada di taman-taman ruang terbuka hijau untuk melihat

frekuensi distribusi masyarakat tentang pemahaman nya terhadap kebijakan

penyediaan ruang terbuka hijau berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan

Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota

Medan Tahun 2011-2031.

Adapun data-data yang di sajikan terdiri dari 2 bagian, yaitu data identitas

(46)

4.1. Karakteristik Informan

Penyajian data karakteristik informan bertujuan untuk mengidentifikasi

ciri-ciri khusus yang dimiliki informan, sehingga memudahkan penulis dalam

mengadakan analisis penelitian. Karakteristik informan dapat dilihat di bawah ini:

4.1.1. Identitas Informan Kunci

Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah identitas

informan kunci dalam penelitian ini adalah dengan Bapak Ir. H. Zulkifli Sitepu,

MM Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan

4.1.2. Identitas Informan Utama

Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dengan interaksi

sosial yang diteliti. Mereka adalah.

1. Ibuk Ir Susy Agustina, M.si Kepala Bidang Taman dan Makam

2. Bapak Yudi Amri Kepala Seksi Taman dan Dekorasi

4.1.3. Identitas Informan Tambahan

Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Berikut adalah identitas informan tambahan dalam penelitian : yaitu dengan

Ibu Indri Meiyanti selaku bagian Tata Ruang Dinas Tata dan Tata

(47)

4.2. Penyajian Data Tentang Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031

4.2.1. Hasil Wawancara (Variabel Implementasi)

Penelitian dilakukan di dinas pertamanan Kota Medan dan Dinas Tata

Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan selama ± 3 Bulan. Dalam pengumpulan

data yang diperlukan untuk menjawab permasalah penelitian, ada beberapa tahap

yang dilakukan peneliti, yang pertama peneliti diawali dengan pengumpulan

dokumen tertulis, Dinas Pertamanan Dan Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Kota Medan dan data lain yang bersangkutan. Kedua, peneliti melakukan

observasi, melihat kondisi dan keadaan kantor Dinas Pertaman dan Dinas Tata

Ruang Dan Bangunan Kota Medan tersebut. Ketiga, peneliti melakukan

wawancara kepada informan kunci sebanyak 1 orang yaitu Kepala Dinas

Pertaman Kota Medan, serta wawancara dengan informan utama sebanyak 2

orang yaitu Kepala Bidang Taman dan Makam dan Kepala Seksi Taman Dan

Dekorasi aera wawancara kepada informan tambahan sebanyak 1 orang yaitu

Bagian Tata Ruang dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Medan.

Tipe wawancara yang dipilih peniliti yaitu wawancara terstruktur dimana

sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun draf

pertanyanaan yang hendak diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas

berhubungan dengan Implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 Tentang

(48)

didalam prosesnya sendiri peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya

pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para

informan.

Adapun indikator yang digunakan untuk menganalisis implemetasi

kebijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan Isi Kebijakan/Undang-Undang

Pada dasarnya suatu kebijakan diformulasikan dengan maksud

untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kebijakan tersebut

dirumuskan secara rinci dan disusun secara jelas sesuai dengan

kepentingannya. Kejelasan isi kebijakan berarti isi dan tujuan dari

kebijakan mudah dipahami implementor dan dapat diterjemahkan pada

pengimplementasiaanya.

Hasil wawancara peneliti dengan informan kunci yaitu dengan

bapak Zulkifli Sitepu, informan menyatakan bahwa pemahaman beliau

tentang ruang terbuka hijau itu sendiri adalah ruang yang mana ruangan itu

mempunyai unsur penghijauannya baik karena taman maupun karena

penghijauannya harus mendukung dari taman itu. Kemudian peneliti juga

menanyakan hal yang sama kepada Kepala Bidang Taman dan Makam

Dinas Pertaman Kota Medan yaitu dengan Ibuk Ir Susy Agustina, M.si,

pemahaman beliau sendiri tentang ruang terbuka hijau adalah ruang

terbuka yang sifatnya bisa aktif atau pasif yang fungsinya

bermacam-macam seperti untuk lingkungan, edukasi, keberadaan ruang dll. Dalam

(49)

jalur hijau tepi sungai. Lebaran jalur hijau tergantung dengan lebaran

sungai. Selain itu jalur kiri-kanan rel kereta api, RTH kiri-kanan jalan.

RTH aktif adalah taman-taman kota, taman-taman perumahan, dan taman

pekarangan rumah.

Berikutnya peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Indri

Meiyanti selaku bagian Tata Ruang Dinas Tata dan Tata

Bangunan(TRTB) Kota Medan. Beliau menyatakan bahwa ruang terbuka

hijau di dalam RDTR itu adalah RTH terbagi atas 6 RTH 1: Taman

kelurahan, RTH 2: Taman Kota. RTH 3: TPU, RTH 4: Kawasan wisata,

RTH 5: Hutan Kota, RTH 6: Lapangan olahrahraga. Itulah pembagian

RTH dari RDTR Dinas Tata Ruang dan Wilayah Kota Medan

Kemudian peneliti juga menanyakan apa yang menjadi dasar di

keluarkannya Kebijakan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Medan Tahun 2011-2031 adalah Peraturan Daerah Nomor

10 Tahun 2013 Tentang Kekayaan Daerah. Peraturan ini dikeluarkan agar

masyarakat dapat menikmati ruang terbuka hijau karena memang ruang

terbuka hijau itu merupakan ruang publik, hanya saja kalau masyarakat itu

akan menggunakan ruang terbuka hijau dalam acara yang sifatnya

komunitas atau event maka masyarakat itu harus mengikuti ketentuan

sesuai dengan Perda. Jika umpamanya perorangan berekreasi atau

berolahraga maka pemanfaatan ruang terbuka hijau itu disediakan tidak

(50)

Kepala bidang Taman dan Makam menyatakan bahwa dalam

pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau, Dinas Pertamanan berpedoman

terhadap peraturan pusat yang sudah ada yaitu berdasarkan

Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 dimana di dalam UU

tersebut secara jelas menyatakan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada

wilayah kota paling sedikit adalah 30% dari luas wilayah kota dimana dari

yang 30% tersebut 20% adalah RTH publik dan 10% adalah RTH privat

dan juga Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang tentang Pedoman

penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dikawasan perkotaan .

Kepala Seksi Taman dan Dekorasi menambahkan bahwa perda tth

RTH memang harus ada karena fungsi-fungsi RTH itu sangat banyak dan

untuk menampung semua fungsi tersebut agar bisa berjalan maka harus di

buat Perda, 30% dari luas kota harus hijau jika mau tingkat polusi kota itu

tidak tinggi. Hal yang sama juga di nyatakan oleh informan tambahan jika

dia RTRW luas RTH itu 30% dan di RDTR juga tidak boleh kurang dari

30% namun dalam penyusunan RDTR RTH 30% di bagi menjadi RTH

publik 22,26% dan RTH privat 6,5%. Disini RTH publik yang di bagi

menjadi 6 RTH dan sisanya adalah di perumahan

Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi target dan tujuan dari

kebijakan atau peraturan tersebut. Informan kunci menyatakan

mengatakan bahwa yang menjadi target dan tujuannya adalah menguatkan

kepada masyarakat bahwa ruang terbuka hijau itu ada Perda dan

ketentuannya apabila masyarakat secara komunitas membuat acara maka

(51)

menyatakan targetnya adalah 30% itu harus karena dimanapun nanti

rencana kota medan itu harus menyediakan 30% dan peta nya sudah di

tarok dimana-mana. Jika ada yang memohon izin namun kawasan tersebut

adalah RTH maka izin tidak akan dikeluarkan untuk melakukan

pembangunan.

Kemudian peneliti juga menanyakan kepada informan kunci siapa

yang menjadi pelaku dari pelaksanaan kebijakan ini Perda ini, beliau

menyatakan bahwa pelaku dalam pelaksaan Perda ini adalah Pemerintah

Kota medan yaitu Dinas Pertamanan itu sendiri. Informan tambahan juga

menambahkan bahwa dalam mengeluarkan izinnya adalah Dinas TRTB

tapi untuk kebijakannnya adalah Bappeda, dan untuk pelaksnaan

kebijakannya taman-tamannya adalah Dinas Pertamanan Kota Medan.

Peneliti juga menanyakan apakah kebijakan dalam pelaksanaan

nya memiliki hubungan dengan dinas-dinas lainnya. Kepala seksi taman

dan dekorasi menyatakan ada yaitu pada bagian jalur hijau ada koordinasi

dengan dinas Pekerjaan umum karena bagian trotoar dan paret adalah

tanggung jawab dari dinas pekerjaan umum. Dengan dinas tata ruang

hanya menetapkan dimana jalur hijau yang harus di buat menurut perda

orang itu.TRTB hanya bersifat global dan konsep-konsep saja. Menurut

informan tambahan yang menjadi indikator pelaksanaan perda ini adalah

pada saat penentuan peta RTRW dan konsisi di lapangan dan

kajian-kajian hkusus dan kajian-kajian lapangan dalam menentukan suatu kawasan itu

(52)

Peneliti juga menyakan berapa persen ruang terbuka hijau yang

sudah terealisasi, beliau menyatakan ruang terbuka hijau yang sudah

terealisasi hampir sekitar 17%, memang sesuai dengan amanat Perda Tata

Ruang yang mestinya 30% namun Dinas Pertamanan sendiri berupaya

terus meningkatkan persentase ruang terbuka hijau di Kota Medan

Semaksimal mungkin.

Peneliti juga menanyakan apakah dinas pertamanan sendiri

memiliki target yang harus dicapai, beliau menyatakan secara bertahap

upaya ini terus dilakukan dengan memanfaatkan ruang-ruang yang selama

ini barangkali dari segi kerapatan tanaman kemudian lahan-lahan yang

dianggap memungkinkan di bangun ruang terbuka hijau seperti lokasi

pemakaman dengan mengupayakan penghijauan di sekitar makan tersebut.

Informan juga menyatakan dalam rangka memenuhi yang 30% ini dengan

memaksimalkan kondisi yang ada dengan meminta kepada Pemko medan

mengadakan lahan yang mana lahan tersebut nantinya oleh Dinas Tata

Ruang dan Tata bangunan yang menyediakannya, dan lahan yang telah

tersedia tetap dimanfaatkan semaksimal mungkin dan mengupayakan

lahan-lahan baru sehingga untuk mencapai 30% tersebut bisa

dilaksanakan.

Peneliti juga mendapatkan informasi dari informan tambahan

mengapa pemerintah kota medan hanya bisa menargetkan hanya 17%,

beliau menjawab karena yang ingin di bebaskan itu lahan masyarakat.

Kita hanya bisa menetukan kawasan tersebut harus RTH tapi lahan

(53)

30% itu adalah lahan yang sudah milik pemko medan, memang belum

sampai 30%, masih beberapa seperti taman beringin, taman gajah mada,

taman ahmad yani dll. Yang di hitung 30% adalah yang telah menjadi

milik pemko medan. Pemko medan sudah merencanakan tempat tempat

yang menjadi RTH hanyasaja masalahnya untuk pembebasan lahan

tersebut belum ada dananya. Karena dana yang di butuhkan untuk

pembebasan itu Miliayaran untuk membebaskan lahan masyarakat

tersebut.

Peneliti juga menyakan apa yang menjadi hambatan sehingga

ruang terbuka hijau yang 30% tidak bisa tercapai. Beliau menyatakan yang

namanya pilar pembangunan itu ada tiga yaitu pemerintah, swasta dan

masyarakat. Jadi yang menjadi hambatan itu sendiri adalah kesadaran dari

masyarakat itu sendiri yang menjadi hambatannya, harapan nya supaya

masyarakat bisa mendukung penghijauan tersebut antara lain dengan

memanfaatkan pekarangan dengan melakukan penghijauan dengan

menanam pohon produktif dan membuat taman-taman di sekitar

pekarangan. Jika umpamanya lahan lingkungan nya tidak ada ruko maka

bisa di buat yang namanya Vertikal garden. kemudian dari pihak swasta

atau pengusaha-pengusaha atau lintas instansi atau kampus Negeri maupun

Swasta kami juga berharap agar sama-sama mengejar persentase 30%

ruang terbuka hijau tersebut karena tidak cukup pemerintah saja yang

berupaya dalam meningkatkan ruang terbuka hijau.

Menurut kepala seksi dekorasi dan taman hambatannya adalah

(54)

mahal. Kendala nya sangat banyak dan berat. Informan juga

menambahkan hambatan lainnya adalah dari segi lahan. Dan sejauh ini

hambatannya juga dari segi keuangannya.

Pendapat yang sama juga di nyatakan oleh informan tambahan

hambatannya adalah dana, pemko belum bisa mengganti rugi semua

tanah-tanah itu. TRTB sudah menentukan lokasinya namun pemko belum bisa

mengganti rugi untuk taman. Tidak bisa dalam satu tahun langsung

mengganti rugi namun dilakukan secara bertahap karena banyak izin-izin

IMB yang tidak bisa terbit karena berada di kawasan zona taman RTH,

Pemko Medan belum bisa mengganti rugi itu secepatnya karena harus di

anggarkan terlebih dahulu. Kita hanya bisa menetapkan 30% nya saja dan

menentukan tempatnya dimana saja tapi tanah tersebut belum milik

pemerintah namun masih milik masyarakat.

Peneliti juga menyakan apa upaya dari pemerintah sendiri dalam

meningkatkan ruang terbuka hijau. Informan menyatakan disamping

menganggarkan lahan kemudian memanfaatkan ruang supaya

volume/kerapatan tanaman dan keanekaragaman tanaman di tingkatkan

dan menghimbau pihak swasta dan masyarakat supaya ikut berperan aktif

dalam rangka meningkatkan ruang terbuka hijau.

b. Komunikasi dan Koordinasi

Komunikasi merupakan hal penting yang mempengaruhi

keberhasilan dalam suatu pengimplementasian kebijakan. Sementara itu,

(55)

kebijakan dari pembuat kebijakan (policy makers) kepada pelaksana

kebijakan (policy implementors). Agar suatu kebijakan dapat

diimplementasikan dengan baik, diperlukan pemahaman terhadap hal-hal

strategis yang hendak diaturnya. Hal ini terjadi dengan persepsi dari

individu-individu yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan

kebijakan. Setiap individu tentunya memiliki cara pandang yang

berbeda-beda dalam memahami suatu kebijakan. Oleh karena itu perlu adanya

kejelasan tujuan dan sasaran suatu kebijakan yang perlu dikomunikasikan

secara tepat dengan para pelaksana kegiatan.

Menurut para informan, komunikasi dan pola interkasi perda ini

yang diwadahi oleh BKPRD (badan koordinasi penataan ruang daerah)

bersaman dengan dengan dinas pertamanan, TRTB, dinas bina marga,

dinas pekerjaan umum dan dinas kebersihan yang semuanya merupakan

anggota dari BKPRD dimana BKPRD ini berada di bawah di bawah

BAPPEDA dimana apabila terdapat masalah dalam pengimplementasian

perda ini maka semua anggota BKPRD akan di panggil untuk membahas

permasalahan tersebut. Informan juga menyatakan bahwa yang menangani

ruang terbuka hijau ini adalah bidang taman dan makam jadi kita tetap

menyarankan supaya untuk turun langsung ke lapangan.

Selanjutnya peneliti juga menanyakan sosialisasi yang dilakukan

terkait dengan Perda ini. Beliau menyatakan ada yaitu dengan membuat

surat-surat edaran. Informan tambahan menambahkan bahwa Pemko

Medan pernah melakukan kegiatan-kegiatan seperti hutan kota yang

(56)

pembebasan lahan, ada juga perluasan TPU karena termasuk RTH juga.

Memaksimalkan dan mempertahankan RTH yang ada dan tidak

mengeluarkan izin IMB untuk kawasan RTH yang sudah di tetapkan dan

untuk kawasan2 perumahan diharuskan untuk menyediakan RTH 15%,

jika misalnya izin IMB privat juga tetap harus penyediakan KDH

(Koefisien Dasar Hijau) zona hijau minimal sebesar 15% dan komplek

perumahan juga harus menyediakan taman-taman di setiap rumahnya.

Pendapat lain dinyatakan oleh Kepala Bidang Taman dan Makam bahwa

sosialisasi dilakukan dengan sosialisasi ke lurah-lurah maupun ke

kecamatan-kecamatan dan selanjutnya bentuk sosialisasi dilakukan oleh

Bappeda dengan anggota SKPD nya. Pendapat serupa juga dikatakan oleh

kepala seksi taman dan dekorasi bahwa dinas pertamanan sendiri pernah

melakukan sosialisasi ke kecamatan-kecamatan dan memberikan

penjelasan kepada masyarakat tentang pemanfaatan ruang terbuka hijau.

Peneliti juga menanyakan siapa yang paling bertanggung jawab

dalam pelaksanaan perda ini, informan kunci menyatakan bahwa di dalam

Tupoksinya ada dua dinas yang terkait dalam menjalankan Perda ini yaitu

dinas pertamanan yang menyangkut tentang pertamanan dan pohon

penghijauan yang berada di bahu jalan dan juga ada Dinas Pertanian

dimana mereka dari sisi pohon-pohon yang berkaitan dengan pertanian

seperti Palawija kemudian pengembangbiakan pohon-pohon produktif

karena dinas pertaman sendiri tidak mengerti dengan namanya bibit-bibit

unggul yang bagus untuk di tanam, dan dinas pertamanan tidak mengerti

(57)

dalam pelaksanaan perda ini yaitu dinas Tata Ruang dan Tata bangunan

yaitu masalah pengadaan lahan. Informan tambahan juga menyatakan

kalau misalnya kewenangan nya berada di Bappeda karena di Bappeda lah

yang menjadi pemegang kendali dalam pelaksanaan perda ini, namun

secara teknis lapangan adalah dinas Pertamanan Kota Medan

c. Disposisisi atau Kecendrungan Pelaksana

Disposisi implementor dalam hal ini merupakan kecenderungan

perilaku, sikap, karakter atau watak dari agen pelaksana kebijakan

(peraturan). Setiap Dinas dan Badan harus memahami dan mengetahui apa

yang menjadi wewenang, fungsi, dan tanggung jawabnya masing-masing

di dalam implementasi kebijakan tersebut dalam mencapai standar dan

sasaran kebijakan. Hal ini mencakup respon implementor, pemahaman,

dan nilai yang dimiliki oleh implementor.

Menurut informan kunci, yang menjadi komitmen dari pelaksanaan

perda ini kedapannya adalah sedapat mungkin apa yang menjadi petunjuk,

aturan dan teknis pelaksaannya Dinas Pertamanan berupaya semaksimal

mungkin bisa mengituti aturan dari Perda tersebut maupun turunan

Perwalnya yaitu dibagian teknisnya. Informan tambahan menambahkan

komitmen pemerintah kota medan adalah pertaman, komitmen kami

adalah tetap menjaga yang 30% tetap harus terpenuhi. Kedua, setiap

kawasan-kawasan perumahan harus menyediakan RTH. Apapun

ketentuannya, yang sudah menjadi RTH yang sudah di tetapkan di RDTR

(58)

untuk membangun yang lain. Setiap rumah pun juga harus menyediakan

minimal 15% KDH (Koefisien Dasar Hijau), tidak 100% rumah itu boleh

di bangun.

Peneliti juga menanyakan bagaimana tanggapan dari setiap dinas

terhadap Perda tersebut. Informan kunci menyatakan bahwa tanggapannya

adalah positif dan menyutujui dengan adanya Perda ini. Pendapat serupa di

nyatakan oleh informan tambahan Pemerintah harus mendukung karena

karena RTRW tidak boleh terbit jika RTH tidak sampai 30%. Pemerintah

pusat, Kementrian tata ruang pada saat ingin menerbitkan RTRW apabila

RTH kota Medan kurang dari 30% maka RTRW tidak akan di terbitkan

dan tidak akan di sahkan. Itulah keawajiban yang harus di penuhi.

Peneliti juga menanyakan bentuk transparansi dalam pelaksaan

kebijakan ini. Informan menyatakan bahwa dinas pertamanan telah

membuat SOP (Standar Operational Prosedur) yang bisa dilihat langsung

oleh masyarakat sehingga apabila ada masyarakat yang ingin mengetahui

bagaimana ketentuan-ketentuan mengurus izin seperti penebangan pohon,

pemakaian ruang terbuka hijau itu semua sudah ada SOP nya dan bersifat

transparan yang dipantau langsung oleh lembaga pelayanan publik.

Menurut informan kunci masyarakat kota Medan belum

memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau secara keseluruhannya, namun

informan menyatakan bahwa masyarakat perlu mengetahui RTH itu

banyak sekali manfaatnya, disamping paru-paru kota, RTH juga bisa untuk

(59)

telah menyediakan hootspoot speedy dan masyarakat bisa mengakses

internet secara gratis di RTH tersebut. Dan juga saat ini disetiap taman

sudah di bangun mushalla untuk beribadah. Jadi tinggal masyarakatnya

saja bagaimana memanfaatkan RTH secara maksimal.

Hal serupa juga di nyatakan informan tambahan Masyarakat Kota

Medan belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam meningkat RTH di

Kota Medan seperti misalnya di keluarkan kebijakan untuk membangun

RTH di lahan masyarakat maka tidak jarang masyarakat marah dan

memprotes bahwasannya itu tanah hak milik pribadi dan ada sertifikat hak

milik tanah dan menganggap pemerintah seenaknya nya saja menetapkan

lahan tersebut sebagai zona RTH.

Peneliti juga menanyakan kepada informan kunci tentang upaya

pemerintah kota Medan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

Informan menyatakan bahwa dinas pertamanan tetap melakukan

sosialisasi, website dinas pertamanan pun juga sudah ada sehingga

masyarakat bisa mengakses RTH dan Ruang terbuka Publik yang bisa di

manfaatkan oleh masyarakat.

d. Sumber Daya

Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung

oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun

sumber daya finansial. Berikut ini merupakan kriteria sumber daya yang

dibutuhkan dalam proses implementasi Kebijakan Penyediaan Ruang

(60)

Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun

2011-2031:

a. Su

Gambar

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah
Gambar : 3.2.4 : Struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Jabatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

REKAPITULASI DATA KOPERASI BERDASARKAN KELOMPOK USAHA YANG DIKELOLA PROVINSI SUMATERA BARAT. POSISI : 30

Selain memastikan diagnosis dan membina komunikasi dengan para ahli, orangtua anak autis hendaknya juga memperkaya pengetahuan tentang autisme, terutama pengetahuan mengenai terapi

Apabila ada sanggahan, maka dapat disampaikan secara tertulis kepada Pokja Pengadaan Konstruksi Pokja Pengadaan Konstruksi ULP MIN Mila / Ilot Kantor

Jika pada pemikiran Kant dalam Kritik atas rasio murni ditegaskan bahwa kita hanya dapat mengetahui objek sejauh dalam fenomen melalui persepsi inderawi, maka

Respon Kalus Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) pada Kondisi Cekaman Salinitas (NaCl) secara In Vitro. Institut Teknologi

Berdasarkan hasil analisis tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pelaksanaan tindakan penelitian

Untuk mengantisipasi pencurian data seperti itu diperlukan enkripsi, gunakan certificate key yang telah ada untuk mengenkripsi semua data yang melintas melewati port

Pembuatan Larutan Hara pada Larutan Ohki (1987) Ditimbang semua bahan yang digunakan sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan.. Ditambahkan 1000 mL akuades steril ke